57
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hematologi adalah cabang kedokteran internal, fisiologi, patologi, pekerjaan laboratorium klinis, dan pediatri yang berkaitan dengan studi tentang darah, organ pembentuk darah, dan penyakit darah. Hematologi meliputi studi tentang etiologi, diagnosis, pengobatan, prognosis, dan pencegahan penyakit darah. Pekerjaan laboratology yang masuk ke studi tentang darah sering dilakukan oleh teknolog medis. Dokter ahli darah juga sangat sering melakukan studi lebih lanjut di onkologi-pengobatan medis kanker. Darah penyakit mempengaruhi produksi darah dan komponen-komponennya, seperti sel-sel darah, hemoglobin, protein darah, mekanisme koagulasi, dll. Dokter spesialis dalam hematologi dikenal sebagai Ahli Darah. pekerjaan rutin mereka terutama mencakup perawatan dan pengobatan pasien dengan penyakit hematologi, meskipun beberapa juga dapat bekerja di laboratorium hematologi darah dan melihat film slide sumsum tulang di bawah mikroskop, menafsirkan berbagai hasil tes hematologi. Di beberapa lembaga, Ahli Darah juga mengelola laboratorium hematologi. Dokter yang bekerja di laboratorium hematologi, dan paling sering mengelola mereka, adalah patolog spesialis dalam diagnosis penyakit hematologi, disebut sebagai 1

163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hematologi adalah cabang kedokteran internal, fisiologi, patologi, pekerjaan

laboratorium klinis, dan pediatri yang berkaitan dengan studi tentang darah, organ

pembentuk darah, dan penyakit darah. Hematologi meliputi studi tentang etiologi,

diagnosis, pengobatan, prognosis, dan pencegahan penyakit darah. Pekerjaan

laboratology yang masuk ke studi tentang darah sering dilakukan oleh teknolog medis.

Dokter ahli darah juga sangat sering melakukan studi lebih lanjut di onkologi-pengobatan

medis kanker.

Darah penyakit mempengaruhi produksi darah dan komponen-komponennya,

seperti sel-sel darah, hemoglobin, protein darah, mekanisme koagulasi, dll.

Dokter spesialis dalam hematologi dikenal sebagai Ahli Darah. pekerjaan rutin

mereka terutama mencakup perawatan dan pengobatan pasien dengan penyakit

hematologi, meskipun beberapa juga dapat bekerja di laboratorium hematologi darah dan

melihat film slide sumsum tulang di bawah mikroskop, menafsirkan berbagai hasil tes

hematologi. Di beberapa lembaga, Ahli Darah juga mengelola laboratorium hematologi.

Dokter yang bekerja di laboratorium hematologi, dan paling sering mengelola mereka,

adalah patolog spesialis dalam diagnosis penyakit hematologi, disebut sebagai

hematopathologists. Ahli Darah dan hematopathologists umumnya bekerja bersama untuk

merumuskan diagnosa dan memberikan terapi yang paling tepat jika diperlukan.

Hematologi adalah subspesialisasi berbeda penyakit dalam, yang terpisah dari terapi

tumpang tindih dengan subspesialisasi onkologi medis. Ahli Darah mungkin spesialisasi

lebih lanjut atau memiliki kepentingan khusus, misalnya dalam:

Mengobati gangguan perdarahan seperti hemofilia dan purpura idiopatik

thrombocytopenic

Mengobati malignacies hematologi seperti limfoma dan leukemia

Mengobati hemoglobinopathies

Dalam ilmu transfusi darah dan pekerjaan bank darah

Dalam sumsum tulang dan transplantasi sel induk

1

Page 2: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan

zat sisa metabolisme. Berbagai proses metobolisme menghasilkan sampah (sisa) yang

harus dikeluarkan oleh tubuh.

Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti oksigen

maupun hasil metabolisme dan sisa-sisanya dilakukan oleh sistem peredaran atau sistem

sirkulasi. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan ke seluruh

jaringan tubuh, sedangkan sisa-sisa metabolisme diangkut dari seluruh jaringan tubuh

menuju organ-organ pembuangan oleh darah.

Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh darah.

Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah karena pengaruh zat

kandungannya, terutama kadar oksigen dan karbondioksida. Apabila kadar oksigen tinggi

maka warna daranya menjadi merah muda, tetapi bila kadar karbondioksidanya tinggi

maka warna darahnya menjadi merah tua. Volume darah pada manusia adalah 8% berat

badannya.

2

Page 3: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

BAB II

PEMBAHASAN

Darah berasal dari kata haima, yang berasal dari akar kata hemo atau hemato. Darah

adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan dibawa dalam

matriks cairan (plasma). Darah terdiri dari 45% korpuskula dan 55% plasma darah. Darah

lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas,

serta PH 7,4 (7,35 - 7,45). Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua

kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah. Volume darah total

sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata, dan kurang sedikit pada perempuan

dewasa. Volume ini bervariasi sesuai dengan ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan

jumlah jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai dengan perubahan

cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya.

A. KOMPOSISI DAN STRUKTUR SEL DARAH MANUSIA

Darah memiliki komposisi yang terdiri atas sekitar 55% cairan darah (plasma)

dan 45% sel-sel darah. Elemen pembentuk darah meliputi tiga macam sel darah, yaitu

sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).

Ketiga sel-sel darah tersebut tergolong dalam unsur padat yang disebut korpuskuler.

1. Plasma Darah

Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama

dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kmpleks

zat organik dan anorganik.

Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma

yang tidak dapat menembus membran kapiler untuk mencapai sel. Ada 3 jenis protein

plasma yang utama yaitu:

a. Albumin

Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55% sampai

dengan 60%, Tetapi ukurannya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan

bertanggung jawab untuk Tekanan Osmotik koloid darah.

3

Page 4: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Koloid adalah zat yang berdiameter 1nm sampai 100nm, sedangkan

kristaloid adalah zat yang berdiameter kurang dari 1nm. Plasma mengandung

koloid dan kristaloid.

Tekanan osmotik koloid (tekanan onkotik) ditentukan berdasarkan jumlah

partikel koloid dalam larutan. Tekanan ini merupakan suatu ukuran “daya tarik”

plasma terhadap difusi air dari cairan ekstraseluler yang melewati membran

kapiler.

b. Globulin

Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma. Alfa dan beta globulin

disintesis di hati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa

hormon, berbagai substrat, dan zat penting tubuh lainnya.

Gamma globulin (imunoglobulin) adalah antibodi. Ada 5 jenis

imunoglobulin yang diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi dalam imunitas.

Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis dihati dan merupakan

komponen essensial dalam mekanisme pembentukan darah.

Plasma juga mengandung nutrien, gas darah, elektrolit, mineral, hormon,

vitamin dan zat-zat sisa.

a. Nutrien meliputi asam amino, gula, dan lipid yang diabsorpsi dari saluran

pencernaan.

b. Gas darah meliputi oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen.

c. Elektrolit plasma meliputi ion natrium, kalium, magnesium, klorida, kalsium,

bikarbonat, fosfat, dan ion sulfat.

Fungsi Darah

1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)

Sebagai alat pengangkut yaitu:

Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh

jaringan tubuh.

Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.

Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh

jaringan/ alat tubuh.

4

Page 5: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan

melalui ginjal dan kulit.

2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)

Menyebarkan panas keseluruh tubuh.

3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)

Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan

perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.

4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)

Zat-zat yang diangkut oleh darah diantaranya:

a. Zat makanan seperti: Glukosa, asam lemak dan vitamin

b. Hasil-hasil metabolisme

c. Gas-gas pernafasan

d. Hormon

Komposisi Darah dan Fungsinya :

Plasma 55% Sel-sel darah

Kandungan Fungsi utamaJenis & jumlah/

mm3

Fungsi

utama

Air Pelarut bagi zat-zat lainSel darah merah

(4,5 sampai 5 juta)

Mengangkut

O2 dan CO2

(pertukaran

gas)

Garam

Sodium

Kalium

Kalsium

Magnesium

Klorida

Mempertahankan

tekanan osmotik

Mempertahankan

PH dan regulasi

Permeabilitas

membrane

Sel darah putih

(5000 – 10.000)

Pertahanan

tubuh dan

kekebalan

Plasma protein

Albumin

Imunoglobulin

Fibrinogen

mempertahankan

tekanan osmotik dan

PH

proses pembekuan

Keping darah

(250.000 –

400.000)

Pembekuan

darah

5

Page 6: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

darah

pertahanan tubuh

(antibodi)

a. Plasma Darah

Sekitar 91% plasma darah terdiri atas air. Selebihnya adalah zat terlarut yang

terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi), garam

mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa metabolisme gas-gas, dan

hormon). Fibrinogen yang ada dalam plasma darah merupakan bahan penting untuk

pembekuan darah jika terjadi luka.

b. Sel-Sel Darah

Sel-sel darah pada manusia, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih

(leukosit), dan keping darah (trombosit). Dalam sel-sel darah, kandungan sel darah putih

dan keping darah sebanyak 1%, sedangkan sel darah merah sebanyak 99%.

B. Kandungan Darah

Kandungan dalam darah:

Air: 91%

Protein: 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)

Mineral: 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium,

kalsium, dan zat besi).

Bahan organik: 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam

amino).

2.1 Sel-sel Darah

B. Elemen Pembentuk Darah

1) Sel Darah Merah (Eritrosit)

Darah berwarna merah karena adanya sel-sel darah merah. Sel darah merah

berbentuk bulat gepeng yang kedua permukaannya cekung. Sel darah merah tidak

memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan protein

yang mengandung zat besi. Fungsi hemoglobin adalah untuk mengikat oksigen dan

karbondioksida dalam darah. Hemoglobin berwarna merah, karena itu sel darah merah

6

Page 7: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

berwarna merah.

Jumlah sel darah merah yang normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah.

Sel darah merah dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup hingga

120 hari. Jika sel darah merah rusak atau sudah tua maka sel ini akan dirombak dalam

limfa. Hemoglobin dari sel darah merah yang dirombak akan terlepas dan dibawa ke

dalam hati untuk dijadikan zat warna empedu. Sel darah merah baru akan dibentuk

kembali dengan bahan zat besi yang berasal dari hemoglobin yang terlepas.

Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya

dan berdiameter 7,65 µm

Erirosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas yang tinggi. Membran

ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler (pembuluh darah

terkecil).

Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin sejenis pigmen

pernafasan yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel.

(1) Struktur kimia hemoglobin

a. Hemoglobin adalah molekul yang tersusun dari suatu protein, globin. Globin

terdiri dari 4 rantai polipeptida yang melekat pada 4 gugus hem yang mengandung zat besi.

Hem berperan dalam pewarnaan darah.

b. Pada hemoglobin orang dewasa (HgA), rantai polipeptidanya terdiri dari 2 rantai

alfa dan 2 rantai beta yang identik. Masing-masing membawa gugus hemnya.

c. Hemoglobin janin (Hgf) terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai ngamma. HgF

memiliki afinitas yang sangat besar terhadap oksigen dibandingkan HgA.

(2) Fungsi hemoglobin

Jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan bergabung dengan

rantai alfa dan beta, untuk membentuk oksihemoglobin.

(a) Oksihemoglobin berwarna merah terang. Jika oksigen dilepas ke jaringan,

maka hemoglobinnya disebut deoksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi. Hemoglobin ini

terlihat lebih gelap atau bahkan kebiruan, saat vena terlihat dari permukaan kulit.

(b) Setiap gram HgA membawa 1,3ml oksigen. Sekitar 97% oksigen dalam darah

yang dibawa dari paru-paru bergabung dengan hemoglobin, sisanya yang 3% larut dalam

plasma.

7

Page 8: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Hemoglobin berikatan dengan karbondioksida dibagian asam amino pada globin.

Karbaminohemoglobin yang terbentuk hanya memakai 20% karbondioksida yang terkandung

dalam darah, 80% sisanya dibawa dalam bentuk ion bikarbonat.

1. Jumlah

a. Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat berukuran rata-rata adalah 4,2

sampai 5,5 juta sel permilimeter kubik (mm3). Pada perempuan sehat rat-rata,

jumlah sel darah merahnya antara 3,2 sampai 5,2 juta sel per mm3.

b. Hematokrit adalah persentase volume darah total yang mengandung eritrosit.

Persentase ini ditentukan dengan melakukan sentrifugasi sebuah sampel darah

dalam tabung khusus dan mengukur kerapatan sel pada bagian dasar tabung.

(a) Hematokrit pada laki-laki berkisar antara 42% sampai 54% dan pada

perempuan 38% samapai 48%.

(b) Hematokrit dapat bertambah atau berkurang, bergantung pada jumlah eritrosit

atau faktor-faktor yang mempengaruhi volume darah, seperti asupan cairan

atau air yang hilang.

(c) Kecepatan sedimentasi adalah kecepatan sel darah merah untuk sampai kedasar

tabung tanpa melalui sentrifugasi.

2. Fungsi

a. Sel-sel darah merah menstransfor oksigen keseluruh jaringan melalui

pengikatan hemoglobin terhadap oksigen.

b. Hemoglobin sel darh merah berikatan dengan karbon dioksida untuk ditransfor

ke paru-paru, tetapi sebagian besar karbon dioksida yang dibawa plasma

berada dalam bentuk ion bikarbonat. Suatu enzim (karbonat anhidrase) dalam

eritrosit memungkinkan sel darah merah bereaksi dengan karbon dioksida

untuk membentuk ion bikarbonat. Ion bikarbonat berdifusi keluar dari sel

darah merah dan masuk ke dalam plasma.

c. Sel darah merah berperan penting dalam pengaturan PH darah karena ion

bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer asam-basa.

3. Pengaturan produksi sel darah merah

8

Page 9: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

a. Produksi eritrosit diatur eritropoietin, suatu hormon glikoprotein yang

diproduksi terutama oleh ginjal. Kecepatan produksi eritropoietin berbanding

terbalik dengan persediaan oksigen dalam jaringan.

b. Faktor apapun yang menyebabkan jarinagan menerima volume oksigen yang

kurang (anoksia) akan mengakibatkan peningkatan produksi eritropoietin,

sehingga semakin menstimulasi produksi sel darah merah. Sebagai berikut :

(1) Kehilangan darah akibat hemoragi mengakibatkan peningkatan produksi sel

darh merah.

(2) Tinggal didataran tinggi dengan kandungan oksigen yang rendah dalam

jangka waktu yang lama akan mengakibatkan peningkatan produksi sel dara

merah.

(3) Gagal jantung, yang mengurangi darah ke jaringan, atau penyakit paru, yang

mengurangi volume oksigen yang diabsorpsi darah, mengakibatkan

peningkatan produksi sel darh merah.

c. Hormon lain, seperti kortison, hormon tiroid, dan hormon pertumbuhan, juga

mempengaruhi produksi sel darh merah.

4. Faktor diet esensial untuk produksi sel darah merah

a. Zat besi penting untuk sintesis hemoglobin oleh eritrosit. Zat ini diabsorpsi

dari makanan sehari-hari dan disimpan diberbagai jaringan, terutama dihati.

b. Tembaga merupakan bagian esensial dari protein yang diperlukan untuk

mengubah besi feri (Fe3=-) menjadi besi fero (Fe2=).

c. Vitamin tertentu, seperti asam folat, vitamin c, dan vitamin B12+, berperan

penting dalam pertumbuhan normal dan pematangan sel darah merah.

(1) Vitamin B12+ tidak dapat disintesis dalam tubuh dan harus didapat dari

makanan. Agar vitamin B12 tidak dapat diabsorpsi dari saluran pencernaan,

lapisan lambung harus memproduksi faktor instrinsik.

(2) Jika faktor instrinsik tidak ada, maka vitamin B12 tidak dapat diabsorpsi, sel

darah merah tidak matang dengan sempurna, dan mengakibatkan anemia

pernicious (defisiensi sel darah merah), injeksi vitamin B12 digunakan

untuk pengobatan.

5. Umur dan destruksi eritrosit

9

Page 10: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

a. Sel darah merah biasanya bersikulasi selama 120 hari sebelum menjadi

rapuh dan mudah pecah. Walaupun sel darah merah matang tidak memiliki

nuklei, mitokondria ataupun retikulum endoplasma, enzim sitoplasmanya

mampu memproduksi ATP untuk waktu yang terbatas ini.

b. Fragmen sel darah merah yang rusak atau terdisintegrasi akan mengalami

fagositosis oleh makrofag dalam limpa, hati, sumsum tulang, dan jaringan

tubuh lain.

(1) Globin (bagian protein) HgA terdegradasi menjadi asam amino, yang

kemudian akan diperbaharui untuk sintetis protein selular.

(2) Hem (bagian yang mengandung zat besi) diubah menjadi Biliverdin

(pigmen hijau) dan kemudian menjadi bilirubin (pigmen kuning), yang

dilepas kedalam plasma. Bilirubin diserap hati dan disekresi dalam

empedu.

(3) Sebagian besar Zat besi yang dilepas oleh Hem akan diambil untuk

diperbaharui dalam proses sintesis HgA selanjutnya.

6. Pertimbangan klinis

a. Anemia adalah defisiensi sel darah merah atau kekurangan hemoglobin. Hal ini

mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah, atau jumlah sel darh merah

cept normal tetapi jumlah hemoglobinnya subnormal. Karena kemampuan darh

untuk membawa oksigen berkurang. Maka individu akan terliht pucat atau

kurang tenaga.

Berikut merupakan beberapa jenis anemia :

(1) Anemia hemografi terjadi akibat kehilangan darh akut. Sumsum tulang secara

bertahap akan memproduksi sel darh merah baru untuk kembali ke kondisi

normal.

(2) Anemia defisiensi zat besi terjadi akibat penurunan asupan makanan,

penurunan daya absorpsi, atau kehilangan zat besi secara berlebihan.

(3) Anemia aplastik (sumsum tulang tidak aktif), ditandai dengan penurunan sel

darah merah secara besar-besaran. Hal ini dapat terjadi karena pajanan radiasi

yang berlebihan, keracunan zat kimia atau kanker.

(4) Anemia pernicious karena tidak ada vitamin B12.

10

Page 11: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

(5) Anemia sel sabit (sickle cel anemia) adalah penyakit keturunan diman molekul

hemoglobin yang berbeda dari hemoglobin normalnya karena penggantian

salah satu asam amino pada rantai polipeptida beta. Akibatnya, sel darah merah

terdistorsi menjadi berbentuk sabit dalam kondisi konsentrasi oksigen yang

rendah. Sel-sel terdistorsi ini menutup kapiler dan mengganggu aliran darah.

b. Polisitemia adalah peningkatan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi, yang

mengakibatkan peningkatan viskositas dan volume darah. Aliran darah yang

mengalir melalui pembuluh darah terhalang dan aliran kapiler dapat tertutup.

a. Polisitemia kompensatori (sekunder) dapat terjadi akibat hipoksida

(kekurangan oksigen) karena hal berikut:

(1) kediaman permanen didataran tinggi

(2) aktivitas fisik berkepanjangan

(3) penyakit paru atau penyakit jantung.

Polisitemia vera adalah gangguan pada sumsum tulang

Eritrosit (Sel Darah Merah)

Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc

darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Berbentuk Bikonkaf, warna merah

disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya adalah untuk mengikat Oksigen. Kadar 1 Hb

inilah yang dijadikan patokan dalain menentukan penyakit Anemia.

Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa 4. Hemoglobin

dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).

11

Page 12: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Sel darah merah (Eritrosit) Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf

dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat

bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan,

karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan

bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Fungsi sel darah merah

adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan

mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru.

Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah

bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi

oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di

jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa

dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-

karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru. Sel

darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses

pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi

nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan

nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam

tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari

eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang

berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam

eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Jumlah normal pada

12

Page 13: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan

laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam

amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi. Di dalam

tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin

dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia,

yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan

tempat pembuatan eritrosit terganggu.

Sel Darah Merah

Sel Darah Merah Manusia

Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel darah

yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah

dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah

biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-

paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler.

Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya

adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu

membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah

merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.

13

Page 14: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani,

yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)

Eritrosit Vertebrata

Dari kiri ke kanan: eritrosit, trombosit, dan leukosit

Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang

mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung

secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul

oksigen ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat

membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan

seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut

dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang

terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.

Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin.

Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan

berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit

akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna

lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit.

Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur

kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.

Pengurangan jumlah oksigen yang membawa protein di beberapa sel tertentu

(daripada larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap penting dalam evolusi makhluk hidup

bertulang belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang

memiliki viskositas rendah, dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih

14

Page 15: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

baik dari sel darah ke jaringan tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies

vertebrata. Lebar eritrosit kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter pembuluh kapiler

dan telah disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan pertukaran oksigen dari eritrosit dan

jaringan tubuh.

Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familia

Channichthyidae. Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang

mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah

mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat

ditemui di genom mereka.

Nukleus

Pada mamalia, eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di dalamnya (disebut anukleat),

kecuali pada hewan vertebrata non mamalia tertentu seperti salamander dari genus

Batrachoseps. Konsentransi asam askorbat di dalam sitoplasma eritrosit anukleat tidak

berbeda dengan konsentrasi vitamin C yang terdapat di dalam plasma darah.[8] Hal ini berbeda

dengan sel darah yang dilengkapi inti sel atau sel jaringan, sehingga memiliki konsentrasi

asam askorbat yang jauh lebih tinggi di dalam sitoplasmanya.

Rendahnya daya tampung eritrosit terhadap asam askorbat disebabkan karena sirnanya

transporter SVCT2 ketika eritoblas mulai beranjak dewasa menjadi eritrosit. Meskipun

demikian, eritrosit memiliki daya cerap yang tinggi terhadap DHA melalui transporter

GLUT1 dan mereduksinya menjadi asam askorbat.

Fungsi lain

Ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan

melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar.

Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga

berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah

menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen.

Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah

mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah

akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen,

serta membunuhnya.

15

Page 16: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Eritrosit pada manusia

Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm,

lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. [13] Eritrosit normal

memiliki volume sekitar 9 fL (9 femto liter ) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh

hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4

gugus heme.

Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta

eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di

dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel

darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi

dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya

memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-

400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.

Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan

lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah.

Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar

65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.

Daur Hidup

Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus,

eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per

detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi dapat

distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering

digunakan dalam aktivitas olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan

sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar

1% dari seluruh darah yang beredar. Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit

untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup

selama 100-120 hari.

Sel Darah Putih (Leukosit)

16

Page 17: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Sel darah putih sesungguhnya tidaklah berwarna putih, tetapi jernih. Disebut sel

darah putih untuk membedakannya dari sel darah merah yang berwarna merah. Sel darah

putih bentuknya tidak teratur atau tidak tetap. Tidak seperti sel darah merah yang selalu

berada di dalam pembuluh darah, sel darah putih dapat keluar dari pembuluh darah.

Kemampuan untuk bergerak bebas diperlukan sel darah putih agar dapat menjalankan

fungsinya untuk menjaga tubuh. Sel darah putih memiliki inti sel tetapi tidak berwarna

atau tidak memiliki pigmen.

Berdasarkan zat warna yang diserapnya dan bentuk intinya sel darah putih dibagi

menjadi lima jenis, yaitu basofil, neutrofil, monosit, eosinofil, dan limfosit.

Secara normal jumlah sel darah putih pada tubuh kita adalah kurang lebih 8.000

pada tiap 1 mm3 darah. Sel darah putih hanya hidup sekitar 12-13 hari. Fungsi sel darah

putih sebagai pertahanan tubuh dari serangan penyakit. Jika tubuh terluka dan ada kuman

yang masuk, sel-sel darah putih akan menyerang atau memakan kuman-kuman tersebut.

Ibarat sebuah negara, sel darah putih adalah pasukan tempur. Jika seseorang diserang

penyakit, tubuh akan memproduksi lebih banyak sel-sel darah putih untuk melawan bibit

penyakit tersebut.

Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah. Fungsi utama

dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke

dalam tubuh. Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang

masuk tubuh. Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi Þ misalnya

radang paru-paru.

Lekopeni  adalah  berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.

Lekositosis adalah bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).

Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di

luar pembuluh darah. Kemampuan lekosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler)

untuk mencapai daerah tertentu disebut Diapedesis. Gerakan lekosit mirip dengan amoeba Þ

Gerak Amuboid.

Jenis Leukosit

1. Granulosit Þ Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar

(granula). Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil.

2. Agranulosit Þ Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah

limfosit dan monosit.

17

Page 18: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

3. Eosinofil Þ mengandung granola berwama merah (Warna Eosin) disebut juga

Asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing).

4. Basofil Þ mengandung granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi

alergi.

5. Netrofil Þ (ada dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil Segmen). Disebut

juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.

6. Limfosit Þ (ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk

menyelenggarakan imunitas (kekebalan) tubuh. Sel T4 Þ imunitas seluler

sel B4 Þ imunitas humoral.

7. Monosit Þ merupakan lekosit dengan ukuran paling besar

1. Karakteristik :

a. Jumlah

1. Rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar daripada sel

darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil.

2. Dalam setiap millimeter kubik darah terdapat 6.000 – 10.000 (rata – rata

8.000) sel darah putih.

3. Infeksi atau kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah total

leukosit.

b. Fungsi

Granulosit dan monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan

badan terhadap mikroorganisme. Dengan kemampuannya sebagai fagosit, kedua

sel darah itu memakan bakteri – bakteri hidup yang masuk ke peredaran darah.

Melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10 – 20 mikroorganisme

tertelan sebutir granulosit.

Pada waktu menjalankan fungsi ini, sel darah itu disebut fagosit. Dengan

kekuatan gerakan amuboidnya, sel darah itu dapat bergerak bebas di dalam dan

dapat keluar pembuluh darah serta berjalan mengitari seluruh bagian tubuh.

Dengan cara ini sel darah dapat:

Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cedera,

Menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,

Menyingkirkan bahan lain seperti kotoran - kotoran, serpihan kayu, benang

jahitan (catgut), dan sebagainya, dengan cara yang sama, dan sebagai tambahan

18

Page 19: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

granulosit memiliki enzim yang dapat memcah protein, yang memungkinkan

merusak jaringan hidup, menghancurkan, dan membuangnya. Dengan cara ini

jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhan dimungkinkan.

Granulosit atau sel polimorfonuklear merupakan hampir 75 % dari seluruh

jumlah sel darah putih. Granulosit terbentuk dalam sumsum merah tulang. Sel itu

berisi sebuah nucleus yang berbelah benyak dan protoplasmanya berbulir,

sehingga disebut sel berbulir atau granulosit. Kekurangan granulosit disebut

granulositopenia.

Tidak adanya granulosit disebut agranulositosis, yang dapat timbul setelah makan

obat tertentu, termasuk juga beberapa antibiotika. Oleh karena itu, apabila makan

obat - obat tersebut, pemeriksaan darah sebaiknya sering dilakukan untuk

mengetahui keadaan ini seawal mungkin.

Sebagian besar aktivitas leukosit berlangsung dalam jaringan dan bukan dalam

aliran darah.

2. Klasifikasi Leukosit

a. Granulosit (Neutrofil, eusinofil, dan basofil, berdasarkan warna granula

sitoplasmanya saat dilakukan pewarnaan dengan zat warna darah wright

1. Neutrofil mencapai 60 % dari jumlah sel darah putih

Struktur. Neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda dalam

sitoplasmanya. Nukleusnya memiliki 3 – 5 lobus yang terhubungkan

dengan benang kromatin tipis. Diameternya mencapai 9 – 12 µ m.

Fungsi. Neutrofil sangat fagositik dan sangat aktif. Sel – sel ini sampai

di jaringan terinfeksi untuk menyerang, menghancurkan bakteri, virus,

atau agen penyebab cedera lainnya.

2. Eosinofil mencapai 1 – 3 % jumlah sel darah putih.

Struktur. Eosinofil memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar,

dengan pewarnaan orange kemerahan. Sel ini memiliki nukleus

berlobus 2, dan berdiameter 12 – 15 µ m.

Fungsi.

- Eosinofil adalah fagosit lemah. Jumlahnya akan meningkat saat

terjadi alergi atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama

stress berkepanjangan.

19

Page 20: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

- Sel ini berfungsi dalam detoksitasi histamin yang diproduksi sel

mast dan jaringan yang cedera saat implamasi berlangsung

- Eosinofil mengandung feroksidase dan fosfatase, yaitu enzim yang

mampu menguraikan protein. Enzim ini mungkin terlibat dalam

detoksifikasi bakteri dan pemindahan kompleks antigen – antibody,

tetapi fungsi pastinya belum diketahui.

3. Basofil mencapai kurang dari 1 % jumlah leukosit.

a. Struktur. Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang

bentuknya tidak beraturan dan akan bewarna keunguan sampai hitam

serta memperlihatkan nukleus berbentuk S. Diameternya sekitar 12 - 15

µ m.

b. Fungsi. Basofil menyerupai fungsi sel mast. Ini mengandung histamin,

mungkin untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan

juga antikoagulan heparin, mungkin untuk membantu mencegah

penggumpalan darah intravaskular. Fungsi sebenarnya belum diketahui.

b. Agranulosit adalah leukosit tanpa granula sitoplasma yaitu limfosit dan

monosit.

1. Limfosit mencapai 30 % jumlah total leukosit dalam darah sebagian besar

limfosit dalam tubuh ditemukan di jaringan limfatik. Rentang hidupnya

dapat mencapai beberapa tahun.

Struktur. Limfosit mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang

dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi : ukuran

terkecil 5- 8 ukuran terbesar 15 µ m

Asal dan Fungsi. Limfosit berasal dari sel – sel batang, sumsum tulang

merah, tetapi melanjutkan diferensiasi dan proliferasinya dalam organ

lain. Sel ini berfungsi dalam reaksi imulogis.

2. Monosit mencapai 3-8% jumlah total leukosit.

Struktur. Monosit adalah sel darah terbesar diameternya rata-rata

berukuran 12-18 µ m. Nukleusnya besar, berbentuk seperti telur atau

seperti ginjal, yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat.

20

Page 21: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Fungsi. Monosit sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini bermigrasi

melalui pemuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah,

maka sel ini menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap).

3. Pertimbangan klinis

a. Leukimia adalah sejenis kanker yang ditandai dengan ploriferasi sel

darah putih yang tidak terkendali. Jenis leukemia ditentukan

berdasarkan jenis sel yang dominan, seperti mielositik (granulosit),

limfositik, atau leukemia monositik, dan berdasarkan durasi penyakit

dari awitannya, seperti leukemia kronik atau akut.

b. Mononukleosis infeksius, disebabkan oleh virus Epstein-Barr, yang

ditandai dengan adanya peningkatan jumlah limfosit dan

ketidakseimbangan jumlah sel yang abnormal dan tidak matang.

c. Acquired immunae deficiency syndrome (AIDS), disebabkan human

immunodeficiency virus (HIV), merusak system kekebalan tubuh

dengan cara menyerang rangkaian limfosit tertentu yang disebut sel T.

1.Karakteristik

a. Jumlah

1. Normal sel darah putih adalah 7000 sampai 9000 per mm3

2. Infeksi atau kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah total Leukosit

b. Fungsi

1. Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh tehadap invasi benda asing, termasuk

bakteri dan virus

2. Sebagian besar aktivitas leukosit berlangsung dalam jaringan dan bukan dalam

aliran darah.

c. Diapedesis.

Leukosit mempunyai sifat biapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori

membran kapilar dan masuk kedalam jaringan.

d.Gerakan Amuboid.

Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan Amuboid (gerakan seperti gerakan

amoeba). beberapa sel mampu bergerak tiga kali panjang tubuhnya dan 1 menit.

21

Page 22: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

e.Kemampuan Kemotaksis.

Pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak

mendekati (Kemotaksis positif) atau menjauhi (Kemotaksis negative) sumber zat.

f. Fagositosis.

Semua leukosit adalah fagositik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada

neutrofil dan monosit.

g. Rentang kehidupan.

Setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit bertahan kurang lebih 1 hari dalam

sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari,

beberapa minggu, atau beberapa bulan, tergantung jenis leukositnya.

Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah

mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan

perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia

dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1

mm3 darah kira-kira 6000-9000.

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/bakteri

yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya didalam

limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari

dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Sel leukosit disamping berada di dalam

pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit

disebabkan oleh masuknya kuman/infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan

lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam

kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan

penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis

dan kurang dari 6000 disebut leukopenia.

Macam-macam leukosit meliputi:

a. Agranulosit

Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:

Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe,

bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan

intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri

22

Page 23: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

yang masuk ke dalam jarigan tubuh. Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih

besar dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop

terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit

kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.

b. Granulosit

Disebut juga leukosit granular terdiri dari:

- Neutrofil

Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang

seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-

50%.

- Eusinofil

Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya

lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.

- Basofil

Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam

protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari sumsum

merah, fungsinya tidak diketahui.

3) Keping Darah (Trombosit)

Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukuran keping darah lebih kecil

daripada sel darah merah. Jumlahnya kurang lebih 300.000 pada tiap 1 mm3 darah.

Keping darah hidupnya singkat, hanya 8 hari. Keping darah berfungsi pada proses

pembekuan darah.

Saat terjadi luka, darah keluar melalui luka tersebut. Keping darah menyentuh

permukaan luka, lalu pecah dan mengeluarkan trombokinase.

Plasma darah yang mengandung zat untuk proses pembekuan darah, yaitu

protrombin dan fibrinogen. Trombokinase dibantu dengan ion kalsium akan mengubah

protrombin menjadi trombin. Trombin diperlukan untuk mengubah fibrinogen menjadi

benang-benang fibrin. Luka akan ditutup oleh benang fibrin yang berupa benang-benang

halus, sehingga darah berhenti keluar.

Trombosit disebut pula sel darah pembeku. Jumlah sel pada orang dewasa sekitar

200.000 – 500.000 sel/cc. Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku

23

Page 24: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

(Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor) Þ Jika seseorang

secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka orang tersebut menderita

Hemofili.

Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya

bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa

200.000-300.000/mm3. Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika

banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga

timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis.

Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Di dalam plasma darah terdapat

suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan

fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka

darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase.

Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi

trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk

jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian

terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan

vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.

Keping darah (trombosit) berjumlah 250.000 sampai 400.000 per mm³. Bagian ini

merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari megakariosit raksasa multinukleus

dalam sumsum tulang.

Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya

terbungkus suatu membran plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan

dengan proses koagulasi darah.

Trombosit berfungsi dalam hemostatis (penghentian perdarahan) dan perbagian

pembuluh darah yang robek.

Mekanisme homeostatis dan pembekuan darah melibatkan suatu rangkaian proses yang cepat.

Vasokonstriksi

Jika pembuluh darah terpotong, trombosit pada sisi yang rusak melepas serotonin dan

tromboksan A₂ (prostaglandin), yang menyebabkan otot polos dinding pembuluh

darah berkonstriksi. Hal ini pada awalnya akan mengurangi darah yang hilang.

24

Page 25: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Plug Trombosit

Trombosit membengkak, menjadi lengket, dan menempel pada serabut kolagen

dinding pembuluh darah yang rusak, membentuk plug trombosit.

Trombosit melepas ADP untuk mengaktivasi trombosit lain, sehingga mengakibatkan

agregasi trombosit untuk memperkuat plug.

Jika kerusakan pembuluh darah sedikit, maka plug trombosit mampu menghentikan

perdarahan.

Jika kerusakannya besar, maka plug trombosit dapat mengurangi perdarahan, sampai

proses pembekuan terbentuk.

2.2 Pembentukan Bekuan Darah

Mekanisme ekstrinsik pembekuan darah dimulai dari faktor eksternal pembuluh darah itu

sendiri.

Tromboplastin (membran lipoprotein) yang dilepas oleh sel-sel jaringan yang rusak

mengaktivasi protrombin (protein plasma) dengan bantuan ion kalsium untuk membentuk

thrombin.

Trombin mengubah fibrinogen yang dapat larut, menjadi fibrin yang tidak dapat larut.

Benang-benang fibrin membentuk bekuan, atau jarring-jaring fibrin, yang menangkap sel

darah merah trombosit serta menutup aliran darah yang melalui pembuluh yang rusak.

Mekanisme instrinsik untuk pembekuan darah berlangsung dalam cara yang lebih sederhana.

Setiap faktor protein berada dalam kondisi tidak aktif; jika salah satu diaktivasi, maka

aktivitas enzimatiknya akan mengaktivasi faktor selanjutnya dalam rangkaian, dengan

demikian akan terjadi suatu rangkaian reaksi (cascade of reaction) untuk membentuk bekuan.

Penguraian bekuan darah

Setelah terbentuk, bekuan akan beretraksi (menyusut) akibat kerja protein kontraktil

dalam trombosit. Jaring-jaring fibrin dikontraksi untuk menarik permulakaan yang terpotong

agar saling mendekat dan untuk menyediakan kerangka kerja untuk perbaikan jaringan.

Bersamaan dengan retraksi bekuan, suatu cairan yang disebut serum keluar dari

bekuan. Serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen dan tanpa faktor lain yang terlibat dalam

mekanisme pembekuan.

25

Page 26: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Sumber-sumber faktor pembekuan

Hati mensintesis sebagian besar faktor pembekuan, sehingga berperan penting dalam

pembekuan darah. Penyakit hati yang mengganggu sintesis ini dapat menimbulkan kesulitan

pembekuan.

Vitamin K sangat penting dalam sintesis protrombin dan faktor pembekuan lainnya

dalam hati. Absorpsi vitamin ini dari usus bergantung pada garama empedu yang diproduksi

hati. Jika duktus empedu tersumbat (misalnya, oleh batu empedu), maka kemampuan untuk

membentuk bekuan akan berkurang.

Pencegahan terjadinya bekuan darah pada pembuluh yang tidak cedera

Antikoagulan, antitrombin, dan heparin yang ada dalam sirkulasi darah menghalangi

pembekuan. Heparin, yang disekresi basofil dan sel mast, mengaktivasi antitrombin.

Antitrombin kemudian menghalangi kerja thrombin terhadap fibrinogen.

Lapisan endothelial halus pada pembuluh darah menolak trombosit dan faktor-faktor

koagulasi.

Prostasiklin (PGI₂) adalah sejenis prostaglandin yang menghambat agregasi trombosit.

Prostasiklin merupakan antagonis tromboksan, suatu jenis prostaglandin ini membantu

mengatur proses pembekuan darah.

Abnormalitas pemebkuan

Bekuan yang abnormal disebut thrombus. Trombus yang terlepas, dan ikut dalam

aliran darah disebut embolus. Kedua jenis bekuan ini dapat menyumbat aliran darah.

Kondisi yang menunjang pembentukan thrombus

Pembuluh dengan permukaan kasar akibat plak-plak kolesterol (arterosklerosis), mungkin

akan menangkap trombosit untuk memulai pemebkuan.

Aliran darah yang lambat memungkinkan terjadinya akumulasi tromboplastin. Karena aliran

darah menurun setara dengan immobilitas, maka pasien tirah baring harus sering bergerak

atau digerakkan.

Pengobatan bagi orang yang rentan terhadap pembentukkan thrombus

26

Page 27: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

a. Antikoagulan seperti senyawa coumarin menghambat aktivitas vitamin K,

sehingga menghalangi sintesis protrombin.

b. Aspirin menghalangi agregasi trombosit dan mengganggu sintesis prostasiklin.

Trombositopenia adalah suatu kondisi di mana terdapat sejumlah kecil trombosit abnormal

dalam darah yang bersirkulasi (di bawah 100.000 per mm³). Ini akan memperlama waktu

koagulasi dan memperbesar resiko terjadinya perdarahan dalam pembuluh darah kecil di

seluruh tubuh. Trombositopenia dapat disebabkan oleh reaksi awal terhadap obat-obatan,

maglinansi sumsum tulang, atau radiasi ion yang merusak sumsum tulang.

Hemofilia adalah gangguan berkaitan dengan jenis kelamin secara herediter, akibat tidak

adanya beberapa faktor pemebkuan. Transfusi perlu dilakukan untuk mengganti faktor-faktor

yang hilang jika terjadi cedera ringan yang diikuti dengan perdarahan yang berlebihan.

Proses Pembekuan Darah

Trombosit yang menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan mengeluarkan

enzim Trombokinase (Tromboplastin). Prosesnya adalah sebagai berikut; TROMBOSIT

pecah Þ TROMBOPLASTIN ion Ca PROTROMBIN Þ TROMBIN Vitamin K

FIBRINOGEN Þ FIBRIN

Pada masa embrio (janin) sel-sel darah dibuat di dalam Limpa dan Hati (extra

medullary haemopoiesis). Setelah embrio sudah cukup usia, fungsi itu diambil alih oleh

Sumsum Tulang.

Golongan Darah dan Tipe Darah

Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetic disebut antigen muncul

di permukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan

antibodi pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir.

a. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) sel darah

merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut agglutinin.

b. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A, maupun B, atau hanya mewarisi salah

satunya, atau bahkan keduanya sekaligus.

Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen

(antigen tipe A dan tipe B) yang ditentukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin

(antibodi), anti-A dan anti-B yang ditemukan dalam plasma darah.

27

Page 28: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

a. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B

b. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipe B dan aglutinin anti-A

c. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B, tetapi tidak

mengandung agglutinin anti-A dan anti-B

d. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutinin

anti-A dan anti-B

Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfuse darah karena pencampuran

golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah.

a. Dalam teknik slide biasa untuk penggolongan darah ABO, dua tetes darah yang

terpisah dari orang yang akan diperiksa golongan darahnya diletakkan pada sebuah

slide mikroskop.

b. Setets serum yang mengandung agglutinin anti-A (dari darah golongan B) diteteskan

pada salah satu tetes darah, sedangkan setets serum yang mengandung aglutinin anti-B

(dari darah golongan A) diteteskan pada tetes darah lainnya.

Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut

memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A).

Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen

tipe B (golongan darah B).

Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut

memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan darah AB).

Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan aglutinasi, maka individu

tersebut tidak memiliki aglutinogen (golongan darah O).

Transfusi Darah

Saat transfusi darah diberikan, plasma donor akan diencerkan oleh plasma resipien,

sehingga agglutinin donor tidak dapat menyebabkan aglutinasi.

Walaupun demikian, aglutinogen pada sel donor penting untuk transfusi. Jika

golongan darah donor berbeda dengan golongan darah resipien, maka aglutinin dalam plasma

resipien akan mengalugtinasi sel darah merah asing donor.

28

Page 29: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Reaksi transfusi disebabkan oleh aglutinasi sel darah merah donor.

a. Aliran darah dalam pembuluh kecil terhalang oleh gumpalan sel.

b. Hemolisis (ruptur) sel darah merah menyebabkan terlepasnya hemoglobin ke dalam

aliran darah.

c. Hemoglobin yang terbawa ke tubulus ginjal mengendap, menutup tubulus, dan

mengakibatkan ginjal tidak berfungsi.

Pencocokan silang pada golongan darah resipien dan donor dilakukan sebelum

pemebrian transfusi untuk memastikan kecocokan darah.

Konsep donor universal dan resipien universal

a. Donor universal. Darah golongan O tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi

sehingga dapat diberikan pada resipien manapun, asalkan volume transfusinya sedikit.

Golongan O disebut donor universal.

b. Resipien universal. Individudengan golongan darah AB tidak memiliki aglutinin

dalam plasmanya sehingga dapat menerima eritrosit donor apapun. Darah golongan

AB disebut resipien universal.

Sistem Rh adalah kelompok antigen lain yang diwariskan dalam tubuh manusia.

Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan Rhesus monyet. Antigen RhD adalah

antigen terpenting dalam reaksi imunitas tubuh.

Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memiliknya disebut Rh positif. Jika faktor

tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh negative. Individu dengan Rh positif

lebih banyak dibandingkan yang ber-Rh negative.s

Sistem ini berbeda dengan golongan ABO di mana individu ber-Rh negative tidak

memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya.

Jika seseorang dengan Rh negative diberikan darah ber-Rh positif maka agglutinin

anti-Rh akan diproduksi. Walaupun transfuse awal biasanya tidak membahayakan, pemberian

darah Rh positif selanjutnya akan mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.

Eritoblastosis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir dapat terjadi setelah

kehamilan pertama ibu ber-Rh negatif dengan janin ber-Rh positif.

29

Page 30: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Pada saat lahir (atau abortus spontan atau induksi), ibu akan terpapar beberapa antigen

Rh positif janin sehingga ibu akan membentuk antibodi untuk menolak antigen tersebut.

Jika antibodi lawan faktor Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan selanjutnya,

antibodi tersebut akan menembus plasenta menuju aliran darah janin dan menyebabkan

hemolisis sel darah merah janin. Bayi yang mengalaminya akan terlahir dengan anemia. Jika

ibu ber-Rh negative mendapat injeksi antibodi berlawanan dengan faktor Rh positif dalam

waktu 72 jam setelah melahirkan, keguguran, atau setelah abortus janin ber-Rh positif, maka

antigen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi antibodi lawannya.

Hematopoieses (Produk) Elemen Pembentuk

1. Area pembentukan

a. Selama perkembangan embrio, hematopoieses pertama kali berlangsung dalam

kantong kuning telur dan berlanjut dihati, limfa, nodus limfe, dan seluruh sumsum jani yang

sedang berkembang.

b. Setelah lahir dan masa kanak-kanak, sel-sel darah terbentuk dalam sumsum

semua tulang.

c. Pada orang dewasa, sel darah hanya terbentuk pada sumsum tulang merah

yang ditemukan dalam tulang membranosa seperti sternum, iga, vertebrata, dan tulang ilia

girdel pelvis. Sel-sel darah yang sudah matang masuk kesirkulasi utama dari sumsum tulang

melalui vena rangka.

2. Diferensiasi sel darah. Semua sel darah diturunkan dari Hemositoblas (sel batang

primitif) pada sumsum tulang, yang dibagi dan dibedakan menjadi 5 jenis sel yaitu:

a. Proeritroblas mengalir melalui sejumlah tahapan (eritoblas basofilik, eritroblas

kromatofilik, normoblas, dan retikulosit), dan setelah matang menjadi eritrosit.

1. Selama masa perkembangan, eritrosit mensintesis hemoglobin. Suatu pigmen

pembawa oksigen, dan melepas organelnya. Nukleus mengecil dan akhirnya keluar dari sel.

2. Setelah nukleus hilang, eritrosit tetap berada dalam sumsum tulang selama

beberapa hari sampai matang dan kemudian dilepas kedalam sirkulasi.

b. Mieloblas merupakan asal promielosit, yang mengalami penyimpangan dalam

perkembangannya dan menjadi 3 jenis sel darah yang disebut Granulosit: neutrofil, eosinofil,

dan basofil

30

Page 31: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

c. Limfoblas merupakan asal limfosit, monoblas merupakan asal monosit. Monosit

dan limfosit disebut agranulosit.

d. Megakarioblas, membentuk megakariosit, yang merupakan asal trombosit.

Jantung

Terdiri dari tiga lapisan

1. Perikardium (lapisan luar)

2. Miokardium (lapisan tengah/otot jantung)

3. Endokardium (lapisan dalam)

Jantung terdiri dari 4 ruang

1. Atrium Sinister (Serambi Kiri)

2. Atrium Dekster (Serambi Kanan)

3. Ventrikel Sinister (Bilik Kiri)

4. Ventrikel Dekater (Bilik Kanan)

Antara Atrium Sinister (Serambi Kiri) dengan Ventrikel Sinister (Bilik Kiri) terdapat

katup dua daun (Valvula Bicuspidalis), sedangkan antara Atrium Dekster (Serambi Kanan)

dengan Ventrikel Dekster (Bilik Kanan) dihubungkan katup tiga daun (Valvula Tricuspidalis).

Jantung mendapat makanan (oksigenasi) melalui pembuluh Arteri Koronaria.

Peredaran darah terbagi dua bagian yang bekerja sekaligus yaitu:

31

Page 32: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

1. Peredaran darah Pulmona/Peredaran darah pendek (jantung - paru-paru - jantung).

2. Peredaran darah Sistemik/Peredaran darah panjang (jantung - seluruh tubuh - jantung)

Denyut jatung terbagi dua fase yaitu:

1. Fase Sistolik (kontraksi).

2. Fase Diastolik (relaksasi).

Pembuluh Darah

Terdiri dari:

1. Pembuluh darah yang meninggalkan jantung Þ Arteri terdiri dari Aorta, Arteri, Arteriol.

2. Pembuluh darah yang menuju jantung Þ Vena terdiri dari Vena Kava, Vena, Venula.

3. Pembuluh antara arteri dan vena Þ Kapiler.

Struktur darah manusia berdasarkan perasaan kita (Sedih, senang, takut, dll)

Ternyata struktur sel-sel darah kita bisa berubah-ubah sesuai perasaan yang kita alami.

Sebuah penelitian dilakukan oleh pakar EFT untuk menunjukkan bagaimana kondisi darah

manusia disaat normal, sedih, gembira, jatuh cinta dan saat berdoa.

Pakar EFT tersebut mengambil sampel darah seorang pasien (Rebecca) kemudian

memotretnya dengan menggunakan ‘darkfield microscope’ yang dihubungkan dengan

monitor komputer. Dan tampaklah perubahan drastis pada darah Rebecca tersebut setiap kali

emosinya berubah. Sebelum melakukan EFT (sel darah merah menggumpal oleh Lectin yang

didapat dari alergi ayam dan alpukat). Sesudah melakukan EFT (sel darah merah menjadi

normal kembali ).

Kemudian Rebecca melakukan EFT lagi dan mengundang emosi ‘sedih’. Caranya,

Rebecca memikirkan saat-saat sedih sampai dia menangis. Lalu sang pakar EFT ( Dr. Felicy)

mengambil sampel darahnya lagi.

Struktur Sel Darah Saat Sedih

32

Page 33: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Struktur sel darah saat kita sedih. Selanjutnya, Rebecca menggunakan EFT untuk

mengundang energi ‘cinta’ untuk memasuki tubuh dan darahnya. Dan seketika darahnya

kembali normal, dan sel-sel darah bergerak dengan indah dan timbul substansi yang

berkilauan dalam cairan darah.

Saat Jatuh Cinta

33

Page 34: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Struktur sel darah saat kita jatuh cinta. Satu kenyataan menarik pada sampel darah saat

‘sedih’ terjadi perubahan seperti pada sampel darah saat ‘merasakan cinta’. Jadi walaupun

darah itu sudah meninggalkan tubuh Rebecca ia tetap masih berhubungan dengan pemiliknya.

Kemudian seorang Rebecca mengundang rasa takut dan memikirkan kejadian menakutkan

yang pernah ia alami. Dan sel-sel dalam darahnya bergerak tidak beraturan dengan sangat

cepat. Mungkin ini adalah akibat dari produksi adrenalin sebagai reaksi normal atas rasa takut.

Saat Ketakutan

Struktur sel darah saat kita ketakutan. Lalu Rebecca mecoba untuk memikirkan ‘sifat

feminine Tuhan’. Dalam keyakinan agamanya ia sebut ‘divine mother’, sifat penyayang,

penyantun dan pemelihara (dalam islam disebut sifat “Jamaliah” Allah).

Dan memohon kepada-Nya untuk menyalurkan energi feminine itu kedalam tubuh dan

darahnya. Saat berdoa tersebut, Rebecca merasakan seperti ini.

“Saya merasakan gelombang energi yang begitu besarnya menyelimuti diri saya, saya

sampai menangis bahagia karenanya,” begitu Rebecca tersebut menggambarkan

pengalamannya.

34

Page 35: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

Saat sampel darah Rebecca diambil setelah berdoa dan merasakan pengalaman religius

itu, kemudian dilihatkan dibawah mikroskop yang dihubungkan dengan computer. Semua

yang hadir dilaboratorium itu seketika terdiam dan terpana karena melihat kondisi darah yang

sama sekali berbeda dengan yang lain, cairah darahnya sangat cerah, gerakan sel darah sangat

tenang seakan bergerak dengan penuh kedamaian, muncul banyak substansi yang berkilauan.

Di dalam sel darah terdapat substansi yang bercahaya dan berdenyut seperti denyutan jantung

mini.

Saat Berdoa

Mengenal Secara Singkat Fungsi dan Bagian-bagian Darah

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang

warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar

oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida

warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat

tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/

kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur

380C, dan PH 7,37-7,45. Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja

atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer,

35

Page 36: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat

dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/

sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk

transfusi darah. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira

1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang

tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.

Bila setetes darah diletakan di atas kaca objek dan ditambahkan dua macam pewarna

untuk menghitung jenis sel-sel darah, sel darah putih ini dikenal menurut sifatnya dalam

pewarnaan. Sel netrofil paling bayak dijumpai. Sel golongan ini mewarnai dirinya dengan

pewarna nertal, atau campuran pewarna asam dan basa, dan tampak bewarna ungu.

Sel eosinofil. Sel golongan ini hanya sedikit dijumpai. Sel ini menyerap pewarna yang

bersifat asam (eosin) dan kelihatan merah. Sel basofil menyerap pewarna basa menjadi biru.

Limfosit membentuk 25 % dari seluruh jumlah sel darah putih. Sel ini dibentuk di

dalam kelenjar limfe dan dalam sumsum tulang. Sel ini nongranuler dan tidak memiliki

kemampuan bergerak seperti amuba. Sel ini dibagi ladi dalam limfosit kecil dan besar. Selain

itu ada sejumlah kecil sel yang berukuran lebih besar (kira-kira sebanyak 5%) yang disebut

monosit. Sel ini mampu mengadakan gerakan amuboid dan mempunyai sifat fagosit

(pemakan)

Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama

sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah

berisi “jenazah” kawan dan lawan fagosit yang terbunuh dalam perjuangannya melawan

kuman yang menyerbu masuk disebut sel nanah. Demikian juga terdapat banyak kuman yang

mati dalam nanah itu, dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang telah mencair.

Sementara pertempuran berlangsung, kalau sel darah putih dapat mengalahkan organisme

penyerbu itu, semua bekas karusakan, bakteri-bakteri yang hidup maupun yang mati, sel

nanah dan jaringan yang meleleh, akan disingkirkan granulosit sehat yang bekerja sebagai

fagosit.

Mengenal fungsi limfosit sedikit yang diketahui. Limfosit tidak memiliki gerakan

amuboid terapung-apung di dalam aliran darah, dan juga terdapat dalam jaringan limfe dari

semua bagian badan. Limfosit tidak memakan bakteri, tetapi diduga membentuk antibody

36

Page 37: 163898967-Tugas-Anatomi-Fisiologi-Darah.doc

(bahan penangkis) penting yang melindungi tubuh terhadap infeksi kronis dan

mempertahankan tingkat kekbalan (imunitas) tertentu terhadap infeksi.

Leukosit ialah istilah untuk menunjukan penambahan jumlah keseluruhan sel putih

dalam darah, yaitu kalau penambahan melampaui 10.000 butir per millimeter kubik.

Leucopenia berarti berkurangnya jumlah sel darah putih sampai 5.000 atau kurang.

Limfositosis adalah pertambahan jumlah limfosit sedangkan Agranulositosis adalah

suatu penurunan jumlah granulosit atau sel polimorfonuklear secara mencolok.BAB III

PENUTUP

Resume ini disusun sebagai pedoman dalam pembelajaran kami sebagaimana telah

dijelaskan diatas. Penyusun sangat menyadari bahwa keberhasilan kami dalam belajar

tidak akan terwujud tanpa adanya rasa ingin tahu dan bekerja keras serta kerjasama yang

baik dengan berbagai pihak. Melalui resume ini, kami mengharap pencerahan ilmu dari

dosen demi kelancaran dan kesuksesan kami di masa yang akan datang.

Atas waktu dan perhatiannya, penyusun mengucapkan banyak terima kasih.

Semoga resume ini dapat bermanfaat. AMIN….

37