17 Rev. Mahasiswa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

forensik

Citation preview

SILABUS BLOK 17

KEDOKTERAN FORENSIK DAN ETIKOMEDIKOLEGAL

Pedoman umum untuk Mahasiswa

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG2014

Disusun oleh:Tim MEDU

Penanggung jawab :dr. Aisyah Lahdji, MM, MMR

DISIPLIN ILMU DAN NARASUMBER NODISIPLIN ILMUNARASUMBER/PENGAMPUKODE

1. Ilmu Kedokteran Forensikdr. Gatot Suharto, SpF, SHdr. Santoso, SpFGSST

2. Medikolegal dr Siti Moetmainnah Prihadi, MARS, SpOG(K)dr. Gatot Suharto, SpF, SHdr. Arief Tajally, M.HKesSMPGSAT

3. Etika Kedokterandr Wahju Budi Martono, SpTHT, MsiMeddr Siti Moetmainnah Prihadi, MARS, SpOG(K)WBMSMP

4. Evidence Based Medicine dr. M. Riza SetiawanRZ

5. Kedokteran Islamdr. Affandi Ichsan Sp. PK (K), M.Agdr. M. Naharuddin jenie, Sp.S (K)dr. Noor Yazid, SpPA(K)AINJNY

A. DESKRIPSI BLOKBlok Kedokteran Forensik dan Etikomedikolegal merupakan Blok ke 17 pada semester VI tahun ke 3 di FK UNIMUS. Blok ini berisi tentang penerapan ilmu kedokteran dalam membantu penegakan keadilan pada kasus-kasus hukum dan kaitannya dengan hukum kesehatan dan etik kedokteran yang sesuai dengan Standard Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan kegiatan pembekalan, diskusi tutorial, praktikum ketrampilan dan belajar mandiri.

B. Kompetensi blokMahasiswa diharapkan setelah melalui proses pembelajaran, mahasiswa memiliki kemampuan seperti tercantum tabel berikut di bawah ini. Detail dari setiap kompetensi dijabarkan lebih lanjut Rencana Kegiatan Proses Pembelajaran.

Tabel 1. Area Kompetensi dan Kompetensi Inti1. Profesionalitas yang LuhurMahasiswa memahami aspek-aspek agama Islam dan keMuhammadiyahan dalam praktik kedokteran yang profesional.Mahasiswa mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan nilai dan prinsip moral luhur, etika, disiplin, hukum, dan sosial budaya. 2. Mawas Diri dan Pengembangan DiriMahasiswa menyadari keterbatasan, mengatasi masalah personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi keselamatan pasien.3. Komunikasi EfektifMahasiswa mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.4. Pengelolaan InformasiMahasiswa mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan dalam praktik kedokteran.5. Landasan Ilmiah Ilmu KedokteranMahasiswa mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.6. Ketrampilan KlinisMahasiswa mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan keselamatan orang lain : Melakukan tindakan medis dengan pendekatan etikomedikolegal terhadap masalah kesehatan / kecederaan yang berhubungan dengan hukum7. Pengelolaan Masalah KesehatanMahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat : Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien Mengkonsultasikan dan/ merujuk sesuai dengan standard pelayanan medis yang berlaku Membuat instruksi medis tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat dibaca Membuat surat keterangan medis seperti surat keterangan sakit, sehat, kematian, laporan kejadian luar biasa, laporan medikolegal serta keterangan medis lain sesuai kewenangannya termasuk visum et repertumdan identifikasi jenasah

C. Topik, Materi, dan Strategi PembelajaranC. 1 Topik dan Materi Topik dan materi blok ini disusun berdasarkan daftar masalah, baik individu ataupun komunitas, daftar penyakit dan ketrampilan klinik beserta tingkat kemampuan yang harus dimiliki; yang banyak dijumpai pada tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi sebagai dokter di tingkat pelayanan primer. Selama pendidikan dokter, mahasiswa perlu dipaparkan pada berbagai masalah, keluhan, atau gejala tersebut; serta bagaimana menyelesaikan masalah tersebut untuk selanjutnya mampu dengan terampil menerapkan ketrampilan kliniknya secara komprehensif. Dengan semakin banyak terpapar oleh berbagai jenis masalah, keluhan atau gejala yang bakal dijumpai di pelayanan kesehatan primer lulusan dokter FK UNIMUS diharapkan memiliki kemampuan penyelesaian masalah yang baik. Daftar masalah, penyakit, dan ketrampilan klinik minimal yang harus dikuasai mahasiswa, yang terkait blok ini, dihimpun dan disusun minimal berdasarkan Standar kompetensi dokter di Indonesia (oleh Konsil Kedokteran Indonesia) demikian pula level kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa.

C. 2 Strategi PembelajaranSebelumnya perlu dipahami istilah-istilah sebagai berikut: Tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa interaksi antara peserta didik dengan pendidik Tugas terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian tugas ditentukan oleh pendidik. Tugas mandiri/belajar mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian diatur sendiri oleh peserta didik.a. PEMBEKALANPembekalan diawali dengan pre-test, untuk melihat kesiapan mahasiswa dan post test untuk evaluasi proses kuliah. Pre-test dan post-test dilakukan tertulis dan/atau lisan, tergantung dosen pengampu. Lama pembekalan disesuaikan dengan level kompetensi materi ajar. Semakin besar level kompetensinya dan/atau makin banyak materi yang harus diberikan maka jam mengajar diberikan lebih banyak. Pembekalan dilakukan di ruang pembekalan (classical room). Detail dari pelaksanaan pembekalan terdapat pada rencana strategi proses pembelajaran dan satuan ajar pokok.b. TUTORIALTutorial dilakukan dalam rombongan belajar-rombongan belajar. Setiap rombongan belajar (rombel) terdiri dari 8-10 mahasiswa dan setiap rombel dibimbing oleh seorang tutor. Tutor harus menguasai topik diskusi agar dapat mengarahkan arah diskusi dan membimbing mahasiswa sesuai kebutuhan. Bahan diskusi merupakan suatu naskah scenario, dimana di dalamnya mengandung bahasan berbagai bidang ilmu yang saling terkait. Topik bahasan diskusi tutorial diangkat dari daftar masalah (individu dan komunitas) dan daftar penyakit sesuai standar kompetensi berdasarkan besar level kompetensinya, berturut-turut prioritas dari kompetensi terbesar ke yang lebih kecil.Topik bahasan dipersiapkan untuk mendukung ke arah blok selanjutnya.Setiap satu skenario dilaksanakan 2x pertemuan, dimana setiap pertemuan masing-masing adalah 2 TM / 2x 50 menit1. Pertemuan pertama :a. Diskusi diawali dengan memotivasi mahasiswa/memberikan komentarb. Diskusi membahas masalah dalam skenario (step 1-5): c. Mengevaluasi jalannya hasil diskusi

2. Pertemuan kedua:a. Ujian mini-kuis:b. Diskusi membahas sasaran belajar (step 7)c. Mengevaluasi jalannya hasil diskusi

Tugas mandiri Berupa belajar mandiri dengan cara penelusuran berbagai sumber pembelajaran (kepustakaan, internet, pakar) untuk mencari jawaban dari sasaran belajar pada pertemuan pertama Tugas terstruktur Tugas berupa laporan hasil diskusi pertemuan kedua bagi setiap kelompok yang ditulis dengan cara penulisan baku tulisan ilmiah yang disertai dengan kepustakaan. Pada setiap akhir blok diadakan temu pakar untuk presentasi hasil diskusi tutorial masing-masing kelompok. Topik temu pakar adalah diprioriaskan untuk scenario yang paling kompleks dan sulit dipecahkan. Temu pakar menghadirkan pakar-pakar sesuai bidang ilmu terkait.Dalam temu pakar ini mahasiswa dapat pula menanyakan hal-hal yang belum dapat dipecahkan.

c. PRAKTIKUM KETRAMPILANPraktikum ketrampilan pada blok ini dilaksanakan dengan model role-play suatu simulasi/ sandiwara dokter-pasien. Dalam pelaksanaan praktikum mahsiswa dibagi dalam rombel, dimana setiap rombel terdiri dari 8-10 orang. Praktikum dibimbing oleh dokter sebagai instruktur pembimbing/ trainer. Trainer telah dilatih ketrampilannya melalui training of trainer (ToT). Pada praktikum ketrampilan blok ini terdapat 5 topik ketrampilan. Satu topik ketrampilan dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan. (1 pertemuan = 2 TM /2x50 menit) Dalam pelaksanaannya dibagi lagi menjadi :1. Pertemuan pertama :a. Skill lab diawali dengan melakukan feedback and reflection terhadap mahasiswa dengan cara memberi kesempataan kepada salah seorang mahasiswa untuk mencoba topik ketrampilan yang akan dipelajari. Setelah itu memberi motivasi kepada mahasiswa tentang pentingnya topik yang akan dipelajari. b. Memberi penjelasan dan contoh tentang topik ketrampilan yang di ajarkanc. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mencoba ketrampilan yang diajarkan Setiap selesai pertemuan pertama mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengulangi latihannya dalan kegiatan belajar mandiri dan diberikan kewajiban untuk melakukan refleksi diri dengan cara menuliskan kekurangan dan kelemahan masing-masing individu dalam melakukan ketrampilan yang telah diajarkan, ditulis di buku refleksi diri 2. Pertemuan kedua:a. Kegiatan diawali dengan membacakan refleksi diri masing-masing:b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki hasil refleksi dirinya masing-masing.Ruangan dan sarana-prasarana yang lain diseting sesuai topik simulasi. Secara detail akan diurai pedoman Rencana Kegiatan Proses Pembelajaran Praktikum Ketrampilan.d. PRAKTIKUM BIOMEDIKPraktikum biomedik pada blok ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai pendalaman terhadap materi pembekalan yang telah disampaikan. Dilaksanakan di laboratorium biomedik dengan dibimbing oleh dosen pembimbing dan dibantu oleh laboran. e. PENUGASANPenugasan dalam bentuk tinjauan pustaka atau laporan kasus (dengan dilampirkan landasan teori secara singkat). Metode belajar ini ditujukan untuk membiasakan mahasiswa untuk menelusuri berbagai sumber belajar dan menulis secara ilmiah.

Tabel 2. Daftar masalah Kedokteran Forensik dan EtikomedikolegalDAFTAR MASALAH

1. Kematian yang tidak jelas Penyebabnya2. Kekerasan tumpul3. Kekerasan tajam4. Trauma kimia5. Luka tembak6. Luka listrik dan petir7. Barotrauma8. Trauma suhu9. Asfiksia10. Tenggelam11. Pembunuhan anak sendiri12. Pengguguran kandungan13. Kematian mendadak14. Keracunan15. Jenasah yang tidak teridentifikasi16. Kebutuhan visum di layanan primer17. Bunuh diri

Tabel 3. Daftar masalah terkait profesi dokterDAFTAR MASALAH

1. Melakukan praktik kedokteran tidak sesuai dengan kompetensinya 2. Melakukan praktik tanpa izin (tanpa SIP dan STR) 3. Melakukan praktik kedokteran lebih dari 3 tempat (Melanggar ketentuan Undang-Undang untuk tidak melakukan praktik dilebih dari 3 tempat praktik (3 SIP) dengan tetap memperhatikan pengecualiannya)4. Mengiklankan/mempromosikan diri dan institusi kesehatan yang tidak sesuai dengan ketentuan KODEKI 5. Memberikan Surat Keterangan Sakit atau Sehat yang tidak sesuai kondisi sebenarnya 6. Bertengkar dengan tenaga kesehatan lain atau dengantenaga non-kesehatan di insitusi pelayan kesehatan 7. Tidak melakukan informed consent dengan semestinya 8. Tidak mengikuti Prosedur Operasional Standar atau Standar Pelayanan Minimal yang jelas 9. Tidak membuat dan menyimpan rekam medik sesuai dengan ketentuan yang berlaku 10. Membuka rahasia medis pasien kepada pihak yang tidak berkepentingan dan tidak sesuai denga ketentuan yang berlaku 11. Melakukan tindakan yang tidak seharusnya kepada pasien, misalnya pelecehan seksual, berkata kotor, dan lain-lain 12. Meminta imbal jasa yang berlebihan 13. Menahan pasien di rumah sakit bukan karena alasan medis 14. Memberikan keterangan/kesaksian palsu di pengadilan 15. Tidak menangani pasien dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia16. Melakukan tindakan yang tergolong malpraktik 17. Tidak memperhatikan keselamatan diri sendiri dalam melakukan tugas profesinya 18. Melanggar ketentuan institusi tempat bekerja (hospital by laws, peraturan kepegawaian, dan lain-lain) 19. Melakukan praktik kedokteran melebihi batas kewajaran dengan motivasi yang tidak didasarkan pada keluhuran profesi dengan tidak memperhatikan kesehatan pribadi (pelanggaran KODEKI)20. Tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran (pelanggaran KODEKI)21. Melakukan kejahatan asuransi kesehatan secara sendiri atau bersama dengan pasien (misalnya pemalsuan hasil pemeriksaan, dan tindakan lain untuk kepentingan pribadi)22. Pelanggaran disiplin profesi (Pelanggaran kedisiplinan profesi dijelaskan dalam buku pedoman profesi kedokteran yang dikeluarkan oleh Majelis Kehormatan dan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI))23. Menggantikan praktik atau menggunakan pengganti praktik yang tidak memenuhi syarat (pelanggaran KODEKI dan Hukum)24. Melakukan tindakan yang melanggar hukum (termasuk ketergantungan obat, tindakan kriminal/perdata, penipuan, dan lain-lain)25. Merujuk pasien dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi, baik kepada dokter spesialis, laboratorium, klinik swasta, dan lain-lain26. Peresepan obat tidak rasional27. Melakukan kolusi dengan perusahaan farmasi, meresepkan obat tertentu atas dasar keuntungan pribadi (pelanggaran KODEKI)

Tabel 4. Daftar ketrampilan klinik, level kompetensi, dan materi praktikum ketrampilan dan biomedikNo.DaftarKetrampilan LoCMateri Praktikum Ketrampilan dan Biomedik

KEDOKTERANFORENSIKDANMEDIKOLEGALPraktikum Biomedik :1. Penentuan golongan darah2. Forensic pemeriksaan CO (karbon monoksida)3. Pemeriksaan laboratorium forensic cairan mani dan spermatozoa4. Pemeriksaan forensic paru 5. 6. Praktikum Ketrampilan :1. Pemeriksaan tanda, waktu, dan penyebab kematian2. Pemeriksaan kasus trauma dan tenggelam3. Pembuatan visum et repertum4. Pembuatan surat keterangan medis

Medikolegal

1. Prosedurmedikolegal4

2. PembuatanVisumetRepertum4

3. Pembuatansuratketeranganmedis4

4. PenerbitanSertifikatKematian4

5. ForensikKlinik

6. Pemeriksaanselaputdara3

7. Pemeriksaananus4

8. Deskripsiluka4

9. Pemeriksaanderajatluka4

KorbanMati

10. Pemeriksaanlabelmayat4

11. Pemeriksaanbajumayat4

12. Pemeriksaanlebammayat4

13. Pemeriksaankakumayat4

14. Pemeriksaantanda-tandaasfiksia4

15. Pemeriksaangigimayat4

16. Pemeriksaanlubang-lubangpadatubuh4

17. Pemeriksaankorbantraumadandeskripsiluka4

18. Pemeriksaanpatahtulang4

19. Pemeriksaantandatenggelam4

20. TeknikOtopsi

21. Pemeriksaanronggakepala2

22. Pemeriksaanronggadada2

23. Pemeriksaanronggaabdomen2

24. Pemeriksaansistemurogenital2

25. Pemeriksaansaluranluka2

26. Pemeriksaanujiapungparu2

27. Pemeriksaangetahparu2

TeknikPengambilanSampel

28. Vaginalswab4

29. Buccalswab4

30. Pengambilandarah4

31. Pengambilanurine4

32. Pengambilanmuntahanatauisilambung4

33. Pengambilanjaringan2

34. Pengambilansampeltulang2

35. Pengambilansampelgigi2

36. Pengumpulandanpengemasanbarangbukti2

37. PemeriksaanPenunjang/LaboratoriumForensik

38. Pemeriksaanbercakdarah3

39. Pemeriksaancairanmani3

40. Pemeriksaansperma3

41. Histopatologiforensik1

42. Fotografoforensik3

Tingkat kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan menjelaskan Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien/klien dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian tulisTingkat kemampuan 2 (Knows How): Pernah melihat atau didemonstrasikan Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/ masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test).Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisiLulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga dan/atau standardized patient. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 dengan menggunakan ObjectiveStructured Clinical Examination (OSCE) atau Objective Structured Assessment of Technical Skills (OSATS).Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara mandiriLulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan, komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 dengan menggunakan Workbased Assessment misalnya mini-CEX, portfolio, logbook, dsb.4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)Dengan demikian di dalam Daftar Keterampilan Klinis ini tingkat kompetensi tertinggi adalah 4A.Tabel 5. Daftar Penyakit dan Level KompetensiILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN ETIKOMEDIKOLEGAL

NoDaftarPenyakitLoC

1Kekerasantumpul4

2Kekerasantajam4

3Traumakimia3A

4Lukatembak3A

5Lukalistrikdanpetir2

6Barotrauma2

7Traumasuhu2

8Asfiksia3A

9Tenggelam3A

10Pembunuhananaksendiri3A

11Penggugurankandungan3A

12Kematianmendadak3B

13Toksikologiforensic3A

Tingkat kemampuan yang harus dicapai/Level of Competency (LoC) :Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskanLulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujukLulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudahkembali dari rujukan.Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk3A. Bukan gawat daruratLulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapipendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.3B. Gawat daruratLulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntasLulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan / atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A

Tabel 6. Materi PembekalanNo.TOPIK DAN MATERINARASUMBERTATAP MUKADISIPLIN ILMU

1. Pendahuluan Ilmu Kedokteran Forensik dan MedikolegalGS1 x 100Ilmu Kedokteran Forensik

2. Ilmu forensic dasar : Thanatologi, Traumatologi, ToksikologiGS1 x 100

3. Ilmu forensik patologi : Asfiksia (gantung, tenggelam, jerat, cekik ), Kejahatan Seksual, pengguguran kandungan, pembunuhan bayiGS2 x 100

4. Identifikasi RagawiGS1 x 100

5. Forensik klinikST1 x 100

6. Otopsi dan pemeriksaan laboratoriumST1 x 100

7. Pelayanan Ekstamura;ST1 x 100

8. Visum et RepertumST1 x 100

9. Hospital bylaws : hubungan dokter, perawat, tenaga kesehatan, pasien, dan keluarga pasien di Rumah Sakit (MSBL)SMP1 x 100Medikolegal

10. Hospital bylaws : hubungan pemilik, manajemen, dan pelaksana (CBL)SMP1 x 100

11. Status Dokter Dalam Proses Peradilan Pidana dan PerdataGS1 x 100

12. Bantuan, kewajiban, dan fungsi dokter sebagai saksi ahli di pengadilanGS1 x 100

13. Aspek Etiko-Medikolegal hubungan terapetik dokter-pasien AT1 x 100

14. Aspek Etiko-Medikolegal pada aborsiSMP1 x 100

15. Bioetik sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuanWBM1 x 100Bioetika Kedokteran

16. Aspek Etika pada penelitian melibatkan manusia dan hewan di bidang kedokteran (Ethical Clearance) GS1 x 100

17. Aspek Etika pada fertilisasi in vitro, preservasi zygote, dan cloning SMP1 x 100

18. Aspek Etika pada kematian, pendampingan kematian dan Euthanasia aktif WBM1 x 100

19. Aspek Etik pada tranfusi dan transplantasi organWBM1 x 100

20. Kewajiban Dokter dalam Membantu Menegakkan KebenaranAI1 x 100KedokteranIslam

21. Pandangan Islam dalam menghadapi pengembangan teknologi KedokteranAI1 x 100

22. Pandangan Islam dalam transfusi dan transplantasiAI1 x 100

23. Memperlakukan jenazah dalam pendidikan kedokteranNY1 x 100

24. Sumpah dokter dalam perspektif IslamNY1 x 100

25. Tinjauan Islam dalam Pelaksanaan OtopsiMNJ1 x 100

26. Tinjauan Islam dalam penelitian manusia dan hewan di bidang kedokteranMNJ1 x 100

27. Evidence Based MedicineRZ3 x 100

28. Diskusi Tutorial8 x 100

29. Praktikum Ketrampilan8 x 120

30. Praktikum Biomedik3 x 120

31. Temu pakar1 x 100

32. Ujian 3 x 100

D. DISIPLIN ILMU terkaitDisiplin ilmu meliputi disiplin ilmu utama dan disiplin ilmu pendukung:1. Ilmu Forensik2. Etika Kedokteran3. Medikolegal 4. Kedokteran Islam

E. SKENARIOKASUS 1. TEMAN DEKATSeorang wanita 25 tahun mengeluh di perkosa 5 jam yang lalu oleh teman dekatnya. Kemudian pergi ke dokter untuk meminta visum, tetapi ditolak oleh dokter. Wanita tersebut segera lapor ke Polsek, dan ditindaklanjuti oleh Kepolisian dengan meminta Visum et Repertum pada dokter. Oleh dokter dilakukan pemeriksaan terhadap korban perkosaan, terhadap tersangka pemerkosa dan terhadap barang bukti.

KASUS 2. TAHANAN MENINGGALSeorang tahanan laki-laki umur 30 tahun, ditemukan meninggal didalam sel dalam keadaan kaku dengan posisi membungkuk dan memegang dada. Polisi mencurigai penyebab kematian yang tidak wajar dan meminta dokter ahli forensic untuk melakukan otopsi untuk mengetahi penyebab kematiannya.

KASUS 3. PERDARAHAN Seorang remaja putri umur 15 tahun datang ke UGD dalam keadaan syok akibat perdarahan hebat dari jalan lahir. Setelah dilakukan alloanamnesa, diketahui bahwa remaja tersebut sedang hamil 3 bulan dan mencoba untuk melakukan aborsi yang dibantu oleh sorang dukun. 2 jam kemudian remaja tersebut meninggal dunia, yang menyebabkan orang tuanya melaporkan dukun tersebut kepada polisi. Polisi meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan forensik terhadap remaja tersebut.

KASUS 4. KAIDAH DASAR BIOETIKDokter A adalah seorang yang taat beragama, ia menjadi dokter keluarga Pak Budi sejak mereka menikah. Budi dan istrinya telah menikah selama 12 tahun dan mereka telah dikaruniai 2 orang anak, anak pertama berumur 10 tahun dan yang kedua berumur 5 tahun. Ibu Budi sedang mengandung anak ketiga dan ia rutin memeriksakan diri kepada dokter A. Pada waktu kehamilan 25 minggu, kedua anaknya terkena penyakit rubella. Mengingat penyakit rubella dapat menyebabkan gangguan pada janin yang dikandung oleh ibu Budi, dr A menganjurkan agar kedua anaknya dirawat di RS atau di rumah nenek atau kerabat dan tidak tinggal bersama ibu Budi. Ketika pak Budi menanyakan apakah ada hubungannya dengan kehamilan istrinya, dokter A hanya menerangkan bahwa hal itu dianjurkan supaya ibu Budi tidak disibukkan mengurus kedua anaknya yang sakit, sehingga tidak kecapekan. Namun dokter A sama sekali tidak menyinggung tentang risiko penularan penyakit rubella yang sedang di derita kedua anaknya terhadap istrinya yang sedang hamil dan dapat berakibat kecacatan pada janin yang sedang di kandungnya. Ia tidak ingin menambah beban pikiran Bapak dan Ibu Budi. Sudah beberapa hari ini ibu Budi sakit meriang dan menunjukkan adanya gejala penyakit yang mirip gajala penyakit kedua anaknya, sehingga oleh bapak Budi, istrinya tersebut diajak periksa ke dokter A. Setelah diperiksa, dokter A sampai pada kesimpulan diagnosis bahwa ibu Budi terkena penyakit rubella. Ia pun memberikan perawatan yang semestinya pada ibu Budi. Namun ia tidak memberitahukan adanya kemungkinan kecacatan pada janin karena ia khawatir pasangan suami istri tersebut akan melakukan aborsi.

F. EVALUASI HASIL BELAJAREvaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan dan kondisi akhir saat ini. Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Nilai akhir yang dicapai dalam setiap akhir blok adalah berupa Nilai Blok , dengan komponen sebagai berikut :I. Evaluasi Formatif 1. Progress test (CBT)2. OSCE per Tahun 3. Nilai sikap professional (professional behavior), terdiri dari kerjasama dan tingkah laku4. Penugasan II. Evaluasi Summatif , berupa Nilai Blok yang terdiri dari :1. Nilai Kognitif (50%), terdiri dari A. Nilai MCQ : (80%)a. Ujian tengah blok (25%)b. Ujian akhir blok (25%)c. Ujian komprehensif (50%)B. Nilai Miniquis tutorial (10%)C. Pretest praktikum (10%)2. Nilai Motorik (50%), terdiri dariA. Nilai diskusi Tutorial (10%) B. Nilai kegiatan harian praktikum (10%)C. Ujian praktikum/ skill lab (80%)

18