6

17763

Embed Size (px)

Citation preview

5/17/2018 17763 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/17763 1/6

Jurnal Penelitian Enjiniring

Vol. 12 , No.2, Tahun 2009

ISSN: 1411-6243

hal. 159-164

Analisa Cutting dan Pengukuran Elektrikal Logging pada Pemboran Air

Tanah untuk Irigasi Sawah di Daerah Garongkong Desa Lempang Kec.

Tanete Riaja Ka. Barru Prov. Sulawesi Selatan

Asran I1yas

Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

JI . Perin tis Kemerdekaan Km.1 0 Tamalanrea Makassar 90245 Telp.!Fax: (0411 )580202

e-mail: [email protected]

Abstrak: Menggunakan metode analisa culling dan pengukuran elektrik logging ini bertujuan untuk melihat

kondisl dan lapisan batuan secara vertikal di daerah Garongkong untuk menentukan konstruksi sumur bor

yang akan dipakai. Dimana letak serta kedalaman pipa saringan, pipa buta dan lapisan yang harus digrouting

atau tidak. Pemboran pilot hole mencapai kedalaman 66,5 meter dan analisa cutting sampai Analisa cutting

pemboran menunjukan variasi litologi : pasir halus, pasir lempungan, batulanau, batulanau kompak; batulanau

pasiran, batupasir lanauan, batulanau kompak, batulanau sis/pan pasir, batupasir, batupasir kompak dan

batuan vulkanik keras. Analisis cutting dan pengukuran elektrikal logging memperkirakan yang bertindak

sebagai lapisan pembawa air tanah (lapisan akuifer) adalah : J 6-21 m Batulanau pasiran, 36,5-41,5 m

Batulanau, 41,5-48,5 m Batupasir dan 48,5-58 m Batupasir kompak. Berdasarkan analisis CUllingpemboran,

dan interpretasi data logging geofisika pada sumur bar di Daerah Garongkong Desa Lempang KecamatanTanete Rioja; dibuat konstruksi sumur bar sebagai berikut: Pipa jambang (pipa selubung) dan pipa casing (6

inchi) jenis PVC type A W dipasang dari permukaan tanah-kedalaman 38 m dan dari kedalaman 58 - 65 m.

Pipa saringan (screen) dipasang di kedalaman 38-58 meter (20 meter). Pipa casing yang muncul kepermukaan

setinggi 70 em untuk Appron Sumur bar. Diantara pipa konstruksi dengan lubang bar di pasang gravel pack

dari dasar sumur sampai kedalaman sekitar 15 m. Dari permukaan kedalaman 15 m dibuat grouting semen

untuk mencegah merembesnya air permukaan masuk kedalam sumur bar di daerah ini.

Kala kuncl: cutting, elektrikal logging, Garongkong, akuifer, pipa saringan.

1. PENDAHULUAN

Air tawar yang dibutuhkan untuk memenuhi keperluan makhluk hidup di dunia ini berasal dari siklus

air (daur hidrologi) secara alami, namun untuk rnendapatkan air tidaklah rnudah. Kebutuhan air semakin

meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, untuk

memaksimalkan potensi suatu sumur bar maka perlu mengadakan penafsiran yang tepat, mengembangkan ke

arah yang benar, hemat dalam pemakaian air serta melindungi sumber-sumber yang ada demi keberlanjutan dan

kelestarian sumberdaya alam tesebut.

Metode analisa cutting dan pengukuran elektrikal logging sistem Potensial dan Tahanan Jenis

(resistivitas) merupakan salah satu gabungan analisa metode geologi dan rnetode geofisika yang bisa digunakan

untuk melihat potensi penyebaran lapisan tanah secara vertikal untuk melihat secara detail kondisi penyebaran

vertikal susunan lapisan tanah dan batuan yang merupakan lapisan pembawa air tanah (akuifer) atau bukan

lapisan pembawa air. Metode analisa cutting dimungkinkan, karena setiap jenis batuan yang dilalui oleh bor

akan menghasilkan cutting bor yang berbeda serta bervariasi tergantung jenis batuan. Perbedaan ini, dapat

dilihat dari cutting pemboran berupa ukuran material yang naik, wama material, kandungan dan konsentrasi

material serta mineral yang dapat dianalisis secara kasat mata. Pengukuran dengan metode elektrikal logging

dimungkinkan karena lapisan batuan yang terisi oleh air mudah mengalirkan arus listrik atau bersifat konduktif

dan mempunyai nilai potensial yang dialirkan. Lapisan tanah konduktif seperti inl biasanya memiliki harga

resistivitas tertentu (nilai resistivitinya rendah) serta nilai potensial yang cukup tinggi 400-500 mvolt.

Oengan menampilkan kondisi gambaran penampang litologi hasil cutting pemboran dan kondisi

gambaran penampang potensial serta resistivitas soft dan resistivitas long kondisi bawah permukaan basil

pengukuran elektrikal logging maka dapat diprediksikan lapisan tanah/batuan yang tersaturasi air dan dapat

memprediksi lokasi dan kedalaman tempat lapisan yang mengandung air tawar yang baik atau lapisan yang

tidak mempunyai porositas/permeabilitas yang baik di daerah sumur bor ini.

Oengan menggunakan metode analisa cutting dan pengukuran elektrikal logging inilah maka kondisi

dan lapisan batuan secara vertikal di daerah sumur bor di daerah Garongkong ini diinterpretasikan untuk

159

5/17/2018 17763 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/17763 2/6

Asran Ilyas

Analisa Cutting dan Pengukuran ...

Jurnal Penelitian Enjiniring

Vol. 12, No.2, Tahun 2009

konstruksi sumur bor yang akan dipakai. Dimana letak serta kedalaman pipa saringan, pipa buta maupun

lapisan yang harus digrouting atau tidak pada daerah ini. Dengan konstruksi sumur yang tepat ini maka

diharapkan sumur di daerah ini memberikan potensi air tanah yang ada di daerah in i maksimal serta dapat

digunakan untuk mengairi areal persawahan yang ada di daerah ini, sehingga secara kuanitas dan kuantitas serta

kontinuitas dapat memenuhi kebutuhan lahan persawahan yang ada di daerah ini.

2. TEORI DASAR

2.1. Analisa Cutting PemboranAnalisa cutting pemboran merupakan salah setu metode analisa yang dapat membantu interpretasi

jenis batuan atau lapisan tanah yang dilalui oleh mata bor saat pelaksanaan pemboran. Analisa cutting ini

biasanya dilakukan setiap 0,5 sampai I meter atau bisa juga saar terjadi perubanan Iitologi pemboran, dengan

melihat deskripsi wama, ukuran material serta jenis material dan dominasinya yang naik. Analisa cutting ini

biasanya dilakukan oleh seorang geologist untuk mengontrol kondisi pemboran yang sedang berlangsung di

suatu daerah atau untuk keperluan eksplorasi jenis tertentu.

2.2. Pengukuran Logging GeofisikaPengukuran logging geofisika dengan menggunakan metode Potensial (mYolt) dan Resistivity (nm)

berupa short and long resistivity yang menggambarkan kondisi resistivity pada daearah lubang bor dengankondisi resistivity daerah agak jauh sekeliling lubang bor. Metode ini cukup baik dikaitkan dengan keberadaan

saturasi air pada lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan. Hal in i dimungkinkan karen a lapisan tanah dan

batuan yang berisi air sangat mudah mengalirkan arus listrik atau bersifat konduktif, lapisan tanah seperti ini

biasanya memiliki harga resistivitas tertentu. Dengan mengetahui nilai resistivitas lapisan tanah atau batuan di

bawah permukaan pada daerah lubang bor dan daerah sekitar lobang bor, maka dapat diprediksikan lapisan-

lapisan tanah atau batuan secara vertikal yang tersaturasi air terse but. Hal ini cukup bermanfaat untuk

memprediksi jenis lapisan tanah atau batuan serta ukuran butiran tanah atau baruan yang menyusun daerah ini

pada kedalaman tertentu.

2.3. Dasar InterpretasiSecara teoritis setiap batuan memiliki daya hantar listrik, resistivity (tahanan jenis) dan harga potensial

rnasing-masing lapisan. Batuan yang sama belum tentu mempunyai nilai tananan jenis dan potensial yang sama.

Sebaliknya harga tanahan jenis dan potensial yang sama bisa dimiliki oleh batuan yang berbeda jenis. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai tahanan jenis dan nilai potensial batuan dalam pengukuran elektrikal

logging antara lain: kornposisi minaral pada batuan, kondisi batuan, komposisi benda cair pada batuan, dan

faktor eksternal lainnya, Beberapa aspek yang berpengaruh terhadap nilai tahanan jenis dan potensial terhadap

suatu jenis batuan atau lapisan tanah, bisa digambarkan sebagai berikut:

a. Batuan sedimen yang bersifat urai mempunyai nilai tahanan jenis lebih kecil bila dibandingkan dengan

batua sedimen kompak (nilai potensial agak tinggi).

b. Batuan beku dan metamorf (ubahan) mempunyai nilai tanahan jenis yang tergolong tinggi dan nilai

potensial arus yang sedang ,

c. Batuan yang basah dan mengandung air, nilai tahanan jenisnya rendah, dan semakin !ebih rendah Iagi

bila air yang dikandungnya bersifat payau atau asin namun dari segi potensial agak tinggi.

Da!am pengambilan data lapangan perlu diperhitungkan faktor luar yang sering berpengaruh seperti:

adanya casing permukaan pada lubang bor, jenis lumpur bor yang digunakan maupun akurasi penurunan kabel

logger saat pengukuran elektrikal logging karena dapat mernpengaruh i akurasi data pengukuran di lapangan.

3. METODEPENELITIAN

Kegiatan pekerjaan analisis cutting dan pengukuran logging di daerah ini dibagi menjadi beberapa

tahap dan metode sebagai berikut.

3.1. Pengamatan Geologi Daerah PenelitianKondisi geologi regional dan geologi setempat (lokal) daerah penelitian sangat menentukan dalam hal

melihat potensi air tanah di daerah tersebut. Dengan demikian maka diperlukan kajian dan telaah kondisi

160

5/17/2018 17763 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/17763 3/6

Jumal Penelitian Enjiniring

Vol. 12, No.2, Tahun 2009

ISSN: 1411-6243

hal. 159-164

geologi regional serta pengamatan langsung kondisi geologi setempat untuk mendukung data-data geofisika

khususnya geolistrik resistivity yang akan dilakukan di daerah ini.

3.2. Analisa Cutting PemboranSetelah ada titik bor yang ditentukan dan sudah dilaksanakan pemboran pilot hole, maka kegiatan

analisa cutting ini dilakukan dengan mengambil contoh cutting pemboran setiap perubahan kedalaman 50 em

(0,5 meter). Kegiatan ini untuk melihat kondisi susunan dan lapisan batuan secara vertikal di lubang bor

terse but.

3.3. Pengukuran Elektrikal Logging

Pengukuran elektrikal logging geofisika yang dilakukan di sumur bor di daerah Garongkong

Kecamatan Tanete Riaja Barru ini dengan cara:

a. Pengukuran data lapangan di dalam sumur bor dengan kedalaman penetrasi logger masuk ke sumur

adalah sesuai kedalaman pemboran sumur yang dilaksanakan di daerah ini.

b. Metode pengukuran elektrikal logging menggunakan potensial (mvolt) dan short resistivity dan long

resistivity (ohm meter) yang terekam di pengukuran sumur.

3.4. Pengolahan Data dan InterpretasiPengolahan Data dilakukan di Laboratorium Geofisika Jurusan Teknik Geologi Universitas

Hasanuddin dengan melakukan pengolahan dan analisa dari keseluruhan data yang didapatkan di lapangan yang

berasal dari Daerah Garongkong.Prosedur pengolahan data elektrikallogging yang dilaksanakan adalah meliputi :

a. Data yang diperoleh dari pengukuran logging geofisika berupa harga besar Short Resistivity dan Long

Resistivity (ohm.meter) dan besar potensial (mVolt) pada kedalaman titik pengamatan.

b. Harga Short resistivitas dan Long Resistivity di dapat langsung saat pengukuran dengan nilai yang

tercatat berupa ohm meter.

c. Harga potensial aliran listrik yang mengaliri lapisan tanah atau lapisan batuan sebesar mvolt didapat

langsugnjuga dari hasil pengukuran.

d. Besar nilai resistivity dan potensial ini kemudian di plot ke grafik pengukuran logging yang

dikorelasikan dengan kedalaman saat pengukuran, sehingga secara langsung akan menggambarkan

kondisi lapisan tanah atau batuan serta diinterpretasikan jenis litologi dan potensi kandungan aimya.

e. Hasil interpretasi kondisi litologi dari daya hantar dan resistivity lapisan dikorelasikan dengan kondisi

log cutting hasil pemboran di sumur ini akan menghasilkan data analisa yang lebih akurat.

4. HASIL DAN BAHASAN

4.1. Kondisi Geologi

Daerah Garongkong Desa Lempang berdasarkan keadaan bentang alamnya dapat dibagi atas 3 satuan

morfologi, yaitu: daerah perbukitan, daerah bergelombang, dan daerah Pedataran. Morfologi Daerah Perbukitan

mempunyai sifat-sifat relief topografi sedang - agak tinggi dan tekstur topografi sedang - agak kasar, lereng

agak landai-agak terjal. Batuan penyusunnya adalah batuan batuan gunungapi, sebarannya di daerah bagian

Dusun Garongkong bagian timur. Puncak-puncak bukitnya berada pada ketinggian 335 m dpl di Bulu Samege.

Pola aliran sungai didominasi oleh pola aliran dendritik. Sungai pada wilayah ini yang diwakil oleh Sungai

Lipukasi mempunyai bentuk lembah yang relatif luas dengan erosi vertikal yang masih lebih kecil daripada

erosi lateral, sehingga stadia sungai yang berkembang menunjukkan stadia dewasa ,Morfologi Daerah Bergelombang mempunyai sifat-sifat relief topografi sedang dan tekstur topografi

sedang, lereng landai. Batuan penyusunnya adalah batuan sediment dan batuan gunungapi, menyebar di daerah

bagian tengah Dusun Kampung Baru. Puncak-puncak bukitnya berada pada ketinggian 25 m dpl. Pola aliran

sungai didominasi oleh pola aliran dendritik. Sungai pada wilayah ini mempunyai bentuk lembah yang relative

lebar dengan bentuk bukit yang renggang, erosi lateral lebih besar daripada erosi vertical, sehingga stadia

sungai yang berkembang adalah stadia dewasa.

Morfologi Daerah Pedataran mempunyai sifat-sifat relief topografi rendah tekstur topografi halus.

Batuan penyusunnya adalah endapan Alluvium yang terdiri dari material lepas, merupakan hasil pelapukan

batuan yang berukuran lempung sampai bongkah. Sebarannya menyebar luas di daerah penelitian yang berupa

persawahan dan pemukiman penduduk, umumnya berada di Daerah Sikapa . Daerahnya berada pada ketinggian

(0-10) m dpl. Pola aliran sungai yang berkembang adalah pola dendritik dengan bentuk lembah yang lebar dan

161

5/17/2018 17763 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/17763 4/6

Asran Ilyas

Analisa Cutting dan Pengukuran ...

Jurnal Penelitian Enjiniring

Vol. 12, No.2, Tahun 2009

datar, erosi lateral cenderung mendominasi dan terbentuk meander (belokan sungai) dan endapan sungai,

sungainya menunjukkan stadia dewasa yang diwakili oleh Sungai Lipukasi, Arah umum fisiografioya berarah

utara selatan. Sungai utama yang mengalir di daerah ini adalah Sungai Lipukasi.

Susunan stratigraf Daerah Desa Lernpang didasarkan atas ciri litologi yang dikompilasikan dengan hasil

pemetaan geologi yang dilakukan oleh Rab Sukamto (1975 dan 1982), dapat dikelompokkan dalam 3 satuan batuan

yakni: Formasi Camba, Batuan Gunungapi Formasi Camba, dan Endapan Alluvium. Formasi Camba tersusun dari

batuan sediment laut, berselingan batuan gunungapi. Batupasir tufaan berselingan dengan tufa, batupasir, batulanau,

dan batulempung. Umumnya mengeras kuat dan sebagian kurang padat, tebal perlapisan 4-\00 cm, tufanya berbutir

halus hingga lapilli , mengandung fosil Formainifera kecil yang menunjukkan umur Miosen Tengah sampai Miosen

Atas dan diendapkan dalam lingkungan laut neritik. Formasi ini tebalnya sekitar 5.000 m, menyebar setempat-

setempat di daerah tersebut, berbeda fasies dengan kondisi yang diperlihatkan oleh Batuan Gunungapi Camba,

Batuan Gunungapi Formasi Camba tersusun dari batuan gunungapi bersisipan batuan sediment laut yang terdiri dari:

breksi gunungapi, lava, konglomerat gunungapi dan tufa yang berbutir halus sampai lapilli, bersisipan batupasir

tufaan, batugamping dan napa!. Batuan ini bersusunan andesit dan basal, umunmya sedikit terpropilitkan, sebagian

terkersikan, amygdaloidal dan berlubang-lubang, diterobos oleh retas, sill dan stock bersusunan basal dan andesit

Batuannya sebagian diendapkan dalam Lingkungan neritik dan sebagian diendapkan di lingkungan darat, berbeda

fasies dengan Batugamping Formasi Camba., sebarannya di bagian timur Garongkong dan Kajuara serta sebagian

Sikapa. Endapan Aluvium Sungai tersusun dari endapan yang tidak terkonsolidasi, berukuran lempung sampai

bongkah, terbentuk dari hasil proses pelapukan batuan yang lebih tua, serta diendapkan pada daerah dataran sebagai

endapan sungai. (Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi Analisis Cutting dan Pengukuran Elektrikal Logging di

Garongkong Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

4.2. Analisis Cutting Pemboran

Pekerjaan pemboran pilot hole dan analisa cutting sampai kedalaman 65 meter dengan diamtere lubang

bor 6 inchi. Diperoleh urutan lapisan batuan berdasarkan cutting pemboran yang diambil pada setiap interval

kedalaman 0,5 meter pada saat pemboran tersebut berlangsung. Analisa cutting pemboran dikelompokkan

menurut variasi litologinya menjadi susunan batuan sebagai berikut:

- 00,0 - 01,5 m : pasir halus - 30,5 - 36,5 m: batulanau kompak

- 0 1,5 - 07,5 m: pasir lempungan - 36,5 - 41,5 m : batulanau sisipan pas ir

- 07,5 - 14,0 rn : batulanau - 41,5 - 48,5 m : batupasir

- 14,0 - \6,0 m: batulanau kompak - 48,5 - 58,0 m : batupasir kompak

- 16,0 - 21,0 m : batulanau pasiran ·58,0 - 65,0 m : batuan vulkanik keras

- 21,0 - 30,5 m : batupasir lanauan

4.3. Analisis Elektrikal LoggingPelaksanaan pekerjaan logging geofisika di daerah ini meliputi pengukuran terhadap parameter"

Spontaneous Potential (SP),' dan sifat relatif tahanan jenis batuan (resistivity) yang terdiri dari sifat short

resistivity dan long resistivity (ohm meter). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui urut-urutan litologi secara

alami sepanjang penurunan microlog pada lokasi sumur bor tersebut, Batuan berpori mempunyai nilai tahanan

162

5/17/2018 17763 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/17763 5/6

J um a l P en elitia n E njin ir in g

Vol. 12, No.2, Tahun 2009

I SS N : 1 41 1 -6 24 3

hal. 159-164

jenis lebih besar dari pada batuan rnasif, terdapat air dalarn pori batuan akan menurunkan nilai tahanan jenis dan

bila mengandung air asin akan menyebabkan nilai tahananjenisnya semakin rendah lagi,

Hasil pengukuran logging geofisika disurnur bor di daerah Garongkong Desa Lempang Kecamatan

Tanete Riaja ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut yang merupakan hubungan nilai potensial dan nilai

Resistivity dengan j enis litologi.

Analisis cutting pernboran dan pengukuran elektrikal logging memperkirakan lapisan yang dapat

bertindak sebagai iapisan pernbawa air tanah (lapisan akuifer) adalah

• Batulanau pasiran, (16-21 meter), potensinya sangat kecil.

• Batulanau sisipan pasir, (36,5-41,5 m), potensi kecil,

• Batupasir, (41,5-48,5), potensi sangat besar,

• Batupasir kompak (48,5-58,0 m), potensi besar.

Berdasarkan analisis cutting pemboran, kondisi besar butir lapisan pembawa air (lapisan akuifer) dan

interpretasi data logging geofisika pada sumur bor di Daerah Garongkong Desa Lempang Kecamatan Tanete

Riaja, maka dibuat rene ana konstruksi sumur bor yang akan digunakan di daerah ini sebagai berikut :

• Pipajambang berupa pipa selubung dan pipa casing diameter 6 inchi denganjenis pipa PVC type

AW dipasang rnulai dari permukaan tanah sampai kedalaman 38 meter dan selanjutnya dari

kedalaman 58 meter sarnpai 65 meter.

• Pipa saringan (screen) dipasang mulai pada kedalaman 38-58 meter (20 meter).

• Pipa casing yang muncul keperrnukaan setinggi 70 em untuk Appron Sumur bor.

• Diantara pipa konstruksi dengan lubang bor di pasang gravel paek dari dasar sumur sampaikedalaman sekitar 15 meter.

• Dad permukaan sampai kedalaman 15 meter dibuat grouting semen untuk mencegah

merembesnya air permukaan masuk kedalam sumur bor di daerah ini.

I ' " ,,'

" r " . . .

" '"

G am bar 2. H ubungan nilai potensial dan nilai R esistivity dengan jenis litolog i di sum ur

b or d ae ra h G ar on gk on g h as il p en gu ku ra n e le ktr ik al lo gg in g,

163

5/17/2018 17763 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/17763 6/6

Asran IlyasAnalisa Cutting dan Pengukuran ...

Jurnal Penelitian Enjiniring

Vol. 12, No.2, Tahun 2009

4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis cutting, pengukuran elektrikal logging serta kondisi geologi daerah

Garongkong maka dapat hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut:

• Urutan lapisan batuan berdasarkan cutting pemboran yang diambil pada setiap interval kedalaman 0,5

meter dikelompokkan menurut variasi litoiogi terdiri dari: 0-01,5 m pasir hal us, 1,5-7,5 m pasir

lempungan, 7,5-14 m batulanau, 14-16 m batulanau kompak, 16-21 m: batulanau pasiran, 21- 30,5 mbatupasir lanauan, 30,5-36,5 m batulanau kompak, 36,5-41,5 m batulanau sisipan pasir, 41,5-48,5 m

batupasir, 48,5-58 m: batupasir kompak dan 58- 65 m batuan vulkanik keras ,

• Hasil analisis cutting pemboran dan pengukuran elektrikal logging memperkirakan lapisan yang dapat

bertindak sebagai lapisan pembawa air tanah (lapisan akuifer) adalah: Lapisan Batulanau Pasiran, (16-

21 m) potensinya sangat kecil, Batulanau sisipan Pasir, (36,5-41,5 m) potensi kecil, Batupasir, (41,5-

48,5 m) potensi sangat besar dan lapisan Batupasir kompak (48,5-58,0 m) potensi besar.

• Berdasarkan analisis cutting, kondisi besar butir lapisan akuifer dan interpretasi data elektrikal logging

pada sumur bor di Daerah Garongkong konstruksi sumur bor yang akan digunakan di daerah ini

adalah: Pipa jambang (pipa seluoung dan pipa casing) diameter 6 inchi, jenis PVC type AW dipasang

dari permukaan tanah-kedalaman 38 meter dan dari kedalaman 58-65 meter. Pipa saringan (screen)

dipasang mulai pada kedalaman 38-58 meter (20 meter). Pipa casing yang muncul kepermukaan

setinggi 70 em untuk Appron Sumur bor. Diantara pipa konstruksi dengan lubang bor di pasang gravel

pack dari dasar sumur sarnpai kedalaman sekitar 15 meter. Dari permukaan sampai kedalaman 15

meter dibuat grouting semen untuk mencegah merembesnya air permukaan masuk kedalam surnur bor

di daerah ini.

DAFT AR PUS TAKA

Berkman, D., A.,1989, Field Geologists' Manual (3,d Ed.), Monograph No.9, The Australasian Institute of

Mining and Metallurgy, Victoria.

Billings, M., P., 1990, Structural Geology, (3rtl Ed.), Prentice-Hall of India, Private Limited, New Delhi.

Harsono, Adi, 1997, Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log, Schlumberger Oil field Services, Jakarta.

Loke, M., H., 1999a, Electrical Imaging Surveys for Environmental & Engin. Studies: A practical quide to 2-D

and 3-D survey, Malaysia: Penang,

Rab Sukamto, 1982, Geologi Lembar Pangkajene dan Watangpone Bagian Barat, Sulawesi, P3G, Dir. JPert.

Umum, Dep. Pert. & Energi, Bandung.

Telford, W., M., et at., 1976, Applied Geophysics, Cambridge University Press, London, lnggris.

Todd, D., K., 1980, Groundwater Hydrology, Second Edition, John Willey, New York, USA.

Van Nostrand, Robert, G., & Kenneth, L., Cook. 1966, Interpretation of Resistivity Data. Washington:

Geologica.

164