5
Kemudian ia bergabung dengan Wang hingga pemilihan presiden Yuan pada bulan Desember, ketika ia menyusun sendiri pemerintahannya dan mengumpulkan pengikut, hal ini menjadi ancaman serius bagi pemerintahan Chiang. Maka pemerintahan Cina pun terbagi dua. Berdasarkan perjanjian, bangsa Jepang berkuasa di daerah teritori Kwangtung, zona kereta api dan bertanggung jawab atas orang-orang Korea di Manchuria. Mereka beranggapan Chang Hsueh-liang sulit diatasi. Ia memperselisihkan Nanking, di samping fakta bahwa surat perintah Kuomintang tidak dijalankan pada Tiga Provinsi. Para anggota militer sebagai agen utama Jepang di Manchuria gusar akibat berbagai macam perselisihan yang tak berujung. Lalu mereka membuat tiga rencana: memeras konsesi dari Chang; menggantikan Chang dengan kandidat yang lebih disukai Jepang; atau menduduki militer Manchuria. Singkatnya, mereka tidak mengakui Nanking sebagai bagian keseimbangan kekuatan di Manchuria. Sementara itu, Shidehara bekerja dengan arah yang cukup berlainan dengan menterinya, Shigemitsu (1931-1932), beserta konsulnya di Manchuria. Hal ini menjadi perselisihan yang lebih serius, karena mereka bernegosiasi mengenai pembebasan dengan pemerintah Nanking tanpa tunduk pada diplomasi revolusioner Cina. Untuk itulah Shigemitsu dan T. V. Soong mengunjungi Manchuria. Saat Soong berusahan membujuk Chang di Beijing untuk menghindari jalan kekerasan, Shigemitsu juga berdiskusi dengan penguasa Jepang di Dairen. Kunjungan Soong dan Shigemitsu berikutnya untuk menjalankan resolusi perselisihan direncanakan pada 20 September. (3)

178-180

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jepang

Citation preview

Kemudian ia bergabung dengan Wang hingga pemilihan presiden Yuan pada bulan Desember, ketika ia menyusun sendiri pemerintahannya dan mengumpulkan pengikut, hal ini menjadi ancaman serius bagi pemerintahan Chiang. Maka pemerintahan Cina pun terbagi dua.

Berdasarkan perjanjian, bangsa Jepang berkuasa di daerah teritori Kwangtung, zona kereta api dan bertanggung jawab atas orang-orang Korea di Manchuria. Mereka beranggapan Chang Hsueh-liang sulit diatasi. Ia memperselisihkan Nanking, di samping fakta bahwa surat perintah Kuomintang tidak dijalankan pada Tiga Provinsi. Para anggota militer sebagai agen utama Jepang di Manchuria gusar akibat berbagai macam perselisihan yang tak berujung. Lalu mereka membuat tiga rencana: memeras konsesi dari Chang; menggantikan Chang dengan kandidat yang lebih disukai Jepang; atau menduduki militer Manchuria. Singkatnya, mereka tidak mengakui Nanking sebagai bagian keseimbangan kekuatan di Manchuria. Sementara itu, Shidehara bekerja dengan arah yang cukup berlainan dengan menterinya, Shigemitsu (1931-1932), beserta konsulnya di Manchuria. Hal ini menjadi perselisihan yang lebih serius, karena mereka bernegosiasi mengenai pembebasan dengan pemerintah Nanking tanpa tunduk pada diplomasi revolusioner Cina. Untuk itulah Shigemitsu dan T. V. Soong mengunjungi Manchuria. Saat Soong berusahan membujuk Chang di Beijing untuk menghindari jalan kekerasan, Shigemitsu juga berdiskusi dengan penguasa Jepang di Dairen. Kunjungan Soong dan Shigemitsu berikutnya untuk menjalankan resolusi perselisihan direncanakan pada 20 September. (3)

Begitu Cina mendapati Manchuria diduduki pasukan Jepang, Cina pun mengusung masalah ini pada konsul Liga tanggal 19 September. Delegasi Jepang yang tidak senang akan hal ini, Yoshizawa Kenkichi, menjawab bahwa Jepang telah megnambil segala kemungkinan untuk mencegah insiden lokal ini yang akan memicu hambatan yang tidak diinginkan. Kemudian ia mengungkapkan tentara Jepang telah ditarik dari daerah utama dan zona rel kereta api dan hanya sedikit yang masih dipertahankan di luar kedua daerah itu dan sedang tidak dalam masa penugasan; hal ini akan menarik kesimpulan siuasi telah membaik. Pemerintah Jepang yang berhadapan dengan reaksi permusuhan dunia dan keputusan bahwa Liga akan turut campur akhirnya terbagi pada tanggal 18 September, menutup barisan dan memutuskan untuk menyelesaikan masalah dengan Cina. Konsul Liga menerima jaminan Jepang bahwa tidak akan ada lagi teritori di Manchuria dan mempertemukan kedua kubu untuk mempercepat restorasi hubungan normal di antara keduanya.

Situasi semakin buruk ketika dilaksanakan pertemuan konsul Liga. Terlepas dari pembebasan, tentara Kuangtung telah tersebar ke berbagai penjuru. Bahkan mereka mengebom Chinchow pada rel kereta api Beijing-Mukden, yakni sejauh 50 mil dari wilayah rel kereta api Jepang. Pada 17 Oktober Tokyo dikejutkan dengan terungkapnya penangkapan sepuluh petugas yang berencana membunuh perdana menteri Wakatsuki, perdana menteri Shidehara dan count Makino, penjaga Privy Seal, para pejabat negara tersebut dianggap sebagai oposisi yang melawan gagasan pihak militer yang mulai berkuasa. Ditambah lagi Liga menyetujui dukungan moral Amerika Serikat. Sekretaris negara, Stimson, memaknai masalah ini menolong Shidehara yang berada pada sisi kanan dan tidak berpihak pada agitator nasionalis.

Pada 24 Oktober konsul memanggil Jepang agar segera memindahkan tentaranya ke wiayah rel kereta api Jepang pada tanggal 16 November. Akan tetapi Jepang berdalih tentang dibutuhkannya tekad yang bulat, melalui hak vetonya, akhirnya keputusan itu dibatalkan. Briand, sang ketua konsul, berargumen masih diperlukannya dukungan moral. Ketika diadakannya pertemuan konsul pada November, tentara Kwantung tengah bentrok di Jembatan Nonni di Utara. Ini merupakan bentuk ketidakpedulian yang mencolok dari kelompok Wakatsuki-Shidehara yang tengah diyakinkan bahwa tentara Jepanglah yang memicu insiden Mukden. Wakatsuki telah menyampaikan pada menteri peperangan yang sebelumnya meminta tambahan tentara di Manchuria, tentara Kwantung harus berhenti dan menuju ke sebelah selatan dari rel kereta api Cina bagian timur;Sejauh ini saya telah berupaya untuk memperbaiki muka negara ini dengan menjelaskan seputar apa yang patutnya dilakukan tentara Kwangtung yang mungkin cukup lemah, dan hanya bisa berharap sedikit. Tetapi jika tentara harus diposisikan di luar rel kereta api Cina bagian timur dan menyerang Tsitsihar, saya tidak bisa bertanggung jawab akan aksi tersebut.Tentara menggunakan hal itu sebagai dalih untuk melakukan kejahatan di wilayah itu dan bertahan di sana, menyerang Tsitsihar pada 18 November dan memenangkannya. Wakatsuki tidak diberhentikan, karena diragukan ada orang yang lebih kompeten dari dirinya yang dapat menggantikan posisinya saat itu dalam hal militer. (4)

Tujuan Wakatsuki termasuk pertimbangan akan diadakannya pos parit terakhir. Hal ini adalah agar semua terfokus di kota Chinchow, ibu kota administratif Manchuria si utara Tembok Besar, dan cukup jauh dari wilayah rel kereta api Jepang yang telah dibom pada Oktober. Pada akhir Novermber, jenderal Jepang mengirim pasukannya untuk menyerang kota. Shidehara menerima jaminan dari kepala staf, Jenderal Kanaya, bahwa dia akan melarang penyerangan terhadap Chinchow; hal ini mengejutkan bangsa Cina, pasukan tersebut ditarik ke sebelah timur sungai Liao. Kemenangan bagi masyarakat ini dijamin oleh dukungan kaisar yang memanggil Jenderal Kanaya dan memerintahkan untuk mengeluarkan pasukannya. Ini merupakan keberanian Kanaya yang baru saja digantikan oleh Pangeran Kanin. Ini merupakan percobaan Kabinet untuk menunjukkan kekuatannya, tidak hanya menghindari kritik dari asing, tapi juga untuk membatasi ketidakdisiplinan tentara. Setelah dibaginya Kabinet, Wakatsuki mengundurkan diri pada 10 Desember dan digantikan oleh kandidat dari tim lawan Seiyuukai, yang merupakan veteran Inukai.

Penunjukan Inukai tidak direstui oleh para Pejabat Negara Senior, karena ia merupakan kaki tangan militer, meskipun hasilnya ditujukan untuk melemahkan oposisi mereka. Inukai ditugaskan untuk mengatur percobaan tentara dengan peraturan lokal dan luar negeri; ia juga ingin bernegosiasi mengenai pembebasan dengan Cina melalui koleganya di sana. Tetapi pemilihan anggota Kabinetnya ditujukan pada jalan yang lain. Untuk mendamaikan dan mendisiplinkan tentara, ia menunjuk Jenderal Araki Sadao sebagai menteri perang, yang digambarkan sebagai kesayangan dari anggota tentara muda, ia ditunjuk untuk menjalankan cara yang ekstrim. Ia juga ditempatkan di posisi kunci Sekretaris Kabinet, Mori Kaku, seorang warga sipil yang dekat dengan tentara Kwangtung. Meskipun tujuan baik Inukai diragukan, tetapi ada pertimbangan mengenai kekuatannya mengontrol kolega-koleganya. Tidak hanya ambisinya mengenai solusi perdamaian dengan Nanking yang tidak berdampak apa pun, namun kemenangan masyarakat pada November juga dinyatakan gagal.

Pada tanggal 29 Desember tentara Cina mengevakuasi tentaranya dari Chinchow dan dalam waktu satu minggu tentara Jepang telah menduduki kota tersebut. Sebuah kota di luar wilayah rel kereta api telah direbut dan semua simbol Kuomintang hilang dari Manchuria.