Upload
tika
View
214
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
yuhuu
Citation preview
1 1. Mahasiswa Teknik Sipil UPP PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (UPP)2. Dosen Teknik Sipil UPP
PENGOLAHAN AIR BERSIH DILINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS PASIR PENGARAIANMENGGUNAKAN METODE PENYARINGAN DOWN FLOW
KABUPATEN ROKAN HULUPROPINSI RIAU
ARI AKBAR1
Anton Ariyanto, M.Eng2 dan Bambang Edison, S.pd. MT2
Program Studi Teknik SipilFakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Air merupakan unsur yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup termasuk manusia.Pemenuhan kebutuhan akan air haruslah memenuhi dua syarat, yaitu kuantitas dan kualitas. Di kampus Universitas PasirPengaraian Kabupaten Rokan Hulu menggunakan air kolam yang keadaan airnya masih keruh,kotor yang belum bisadipakai untuk kepeluan dan belum memenuhi standar air bersih. Sehingga diperlukan adanya suatu metode yang efektifdalam mengatasi keadaan air baku yang belum bersih yang dipergunakan di Universitas Pasir Pengaraian pada saatsekarang ini.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen, yang menjadi objek penelitian adalah air baku kampus Unipersitas PasirPengaraian dengan perlakuan menggunakan metode penyaringan Down Flow dengan ketebalan pasir 40 cm, kerikil 30 cmdan ijuk 5 cm. Pengujian dilakukan melakukan penyaringan, perhitungan kecepatan air melewati saringan danpemeriksaan debit air. Kemudian dilakukan pemeriksaan kadar air di Laboratorium sebelum dan sesudah penggunaanpenyaringan Down Flow.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air baku yang terdapat di lingkungan kampus Universitas Pasir Pengaraianbelum memenuhi standar air bersih dimana dari hasil penelitian di Laboratorium (LABKESDA) Kabupaten Rokan Huluterdapat nilai kandungan air yang melewati batas nilai rujukan maksimal. Syarat Fisika yaitu kekeruhan 5 Skala NTU,kandungan Kimia An Organik yaitu kandungan Flurida 1,7 mg/l, Kromium 0,07 mg/l, Mangan 0,6 mg/l, Selenium0,4 mg/l,Timbal 0,08 mg/l dan air sesudah dilakukan penyaringan menggunakan metode penyaringan Down Flow mampumenghasilkan air bersih yang memenuhi persyaratan air bersih sesuai Permenkes No: 416/Menkes/PER/IX/1990.Menhasilkan debit air 0,0000896 m3/detik dengan kecepatan penyaringan 0,2195002 m/detik .
Kata kunci: Pengolahan Air, Down Flow
1. PENDAHULUANDalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan
akademik di lingkungan kampus Universitas PasirPengaraian maka kebutuhan air bersih merupakan salahsatu faktor penunjang yang tidak bisa di abaikan.Disamping itu air juga salah satu sarana untukmengukur derajat kualitas sumber daya manusia (SDM)yang melakukan aktivitas di lingkungan kampus.
Peningkatan kuantitas air adalah merupakansyarat utama karena semakin maju tingkat hidupmasyarakat, maka akan semakin tinggi pula tingkatkebutuhan air dari masyarakat tersebut. Jadi untuknegara-negara yang sudah maju kebutuhan akan airpasti lebih besar dari kebutuhan untuk negar-negarayang sedang berkembang (Sutrisno dkk, 2006). Sumberair baku yang ada di Universitas Pasir Pengaraiankurang memadai, musim kemarau sumber air kering,jika musim hujan air baku akan bertambah keruh, bau,berasa, dikarena sumber air baku berasal dari kolamtadah hujan, sehingga air tidak layak untuk dipakai dansecara langsung berdampak terhadap aktivitaspenunjang di lingkungan kampus. Sehingga diperlukanusaha untuk memperbaikinya.
Untuk mengatasi hal tersebut, salah satualternatif yang sederhana serta teknologi yang murah
untuk pengolahan air tersebut adalah menggunakanteknologi pengolahan air dengan “Penyaringan DownFlow”. Pengolahan dengan penyaringan Down Flowmerupakan teknologi pengolahan air yang sangat sederhanadengan hasil air bersih dengan kualitas yang baik (GordonM, New York 1981).
1.1 Pengolahan AirPengolahan air yaitu suatu usaha menjernihkan air dan
meningkatkan mutu air agar dapat dipergunakanseperlunya. Proses pengolahan air meliputi empat tahapyaitu :
1. Proses purifikasi (penjernihan) air.2. Proses desinfeksi (meniadakan kuman penyakit),
merupakan suatu proses atau usaha agar kumanpathogen yang berada didalam air dipunahkan.
3. Proses pengaturan pH air, pH air normal berkisar6,5-9,2. Apabila pH kurang dari 6,5 atau lebihbesar dari 9,2 akan mengakibatkan pipa air yangterbuat dari logam mengalami korosif sehinggapada akhirnya air tersebut akan menjadi racunbagi tubuh manusia. Kalau pH berkisar antara6,0-8,0 merupakan keadaan yang sangat baikbagi pertumbuhan mikroba.
2 1. Mahasiswa Teknik Sipil UPP PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (UPP)2. Dosen Teknik Sipil UPP
4. Proses pengaturan mineral air(Gabriel,J.F.2001).Adapun usaha pengolahan air dengan prosespurifikasi (penjernihan) dapat dapatditerapkan dalam bentuk saringan pasir,dimana Penyaringan (Filtrasi) filtrasi adalahproses penyaringan untuk menghilangkan zatpadat tersuspensi (yang diukur dengankekeruhan) dari air melalui media berpori-pori (Ditjen PPM & PLP, 1998).
1.2 Saringan Pasir Cepat Down flow (kebawah)Saringan pasir cepat Down flow umumnya
dipergunakan untuk menyaring material yang tidaklarut, yang terdiri dari pasir dan kerikil, pasir berfungsiuntuk menyaring partikel-partikel dalam air kemudiankotoran atau partikel akan tersaring dan masuk kedalam saringan dengan menempati rongga-ronggadiantara pasir (Gordon M, New York 1981). Adapunmaterial dasar yang digunakn pada saringan pasir DownFlow yaitu :1. Pasir
Pasir yang sering digunakan adalah pasir silika yaitupasir yang dapat temukan dikawasan sungai-sungai,bendungan, dan perairan bebatuan. Diameter pasiryang digunakan untuk saringan pasir cepat berkisarantara 0.25 – 0.3 mm dengan tinggi lapisan Pasir 20- 70 cm, (Barnes, 1981). Dalam penelitian lain jugadipakai butiran pasir 0.5-3 mm. (PDAM Pontianak,2007)
2. KerikilKerikil yang digunakan yaitu kerikil lokal, yangbiasa dipakai untuk keperluan pembangunanjembatan, gedung, campuran pembuatan bes danaspal pada jalan, biasanya dapat ditemukan kawasansungai berukuran besar yang perairannya derasberbatuan. Lapisan kerikil pada sringan pasirberkisar antara 20-40 cm, dengan diameter 3-4 mmdan 10-30 mm (SNI3981-2008)
1.3 Saringan Pasir Cepat Upflow (keatas).Material Saringan pasir upflow ini sama dengan
sringan pasir down flow, perbedaannya terletak padaarah aliran air penyaringannya.1.4 Saringan pasir aliran Orizontal
Selain menggunakan pasir dan kerikil saringanpasir sering kali dimodofikasi dengan tambahan ijukdan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalammenghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku,arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atauarang batok kelapa, ntuk hasil yang lebih baik dapatdigunakan arang aktif.
1.5 Persyaratan Kualitas AirPeraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990. Ditinjau darisegi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harusdipenuhi yaitu :
1. Syarat fisik, antara lain:a. Jernih atau tidak keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanyabutiran-butiran koloid dari tanah liat.
Semakin banyak kandungan koloid maka airsemakin keruh.
b. Tidak berwarnaAir untuk keperluan rumah tangga harus jernih.Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
c. Tidak berasaSecara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Airyang terasa asam, manis, pahit atau asinmenunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asindisebabkan adanya garam-garam tertentu yanglarut dalam air, sedangkan rasa asamdiakibatkan adanya asam organik maupunasam anorgani
d. Tidak berbauAir yang baik memiliki ciri tidak berbau biladicium dari jauh maupun dari dekat. Air yangberbau busuk mengandung bahan organik yangsedang mengalami dekomposisi (penguraian)oleh mikroorganisme air.
e. Temperaturnya normalSuhu air sebaiknya sejuk atau tidak panasterutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimiayang ada pada saluran/pipa, yang dapatmembahayakan kesehatan dan menghambatpertumbuhan mikro organisme.
f. Tidak mengandung zat padatan
2. Syarat kimiawi, antara lain:a. pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karenakeasaman air pada umumnya disebabkan gasOksida yang larut dalam air terutamakarbondioksida. Pengaruh yang menyangkutaspek kesehatan dari pada penyimpanganstandar kualitas air minum dalam hal pH yanglebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akantetapi dapat menyebabkan beberapa senyawakimia berubah menjadi racun yang sangatmengganggu kesehatan. Air sebaiknya tidakasam dan tidak basa (netral) untuk mencegahterjadinya pelarutan logam berat dan korosijaringan distribusi air.
b. Besi (Fe)Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas(1,0 mg/l) menyebabkan berkurangnya fungsiparu-paru dan menimbulkan rasa, warna(kuning), pengendapan pada dinding pipa,pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan. Airyang mengandung banyak besi akan berwarnakuning dan menyebabkanrasa logam besidalam air, serta menimbulkan korosi padabahan yang terbuat dari metal. Besi merupakansalah satu unsur yang merupakan hasilpelapukan batuan induk yang banyakditemukan diperairan umum. Batas maksimalyang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/ldan kandungan mangan adalah 0.5 mg/l
c. Aluminium
3 1. Mahasiswa Teknik Sipil UPP PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (UPP)2. Dosen Teknik Sipil UPP
Batas maksimal yang terkandung didalamair menurut Peraturan Menteri KesehatanNo 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yangmengandung banyak aluminiummenyebabkan rasa yang tidak enak apabiladikonsumsi
d. Zat organikLarutan zat organik yang bersifat kompleksini dapat berupa unsur hara makananmaupun sumber energi lainnya bagi floradan fauna yang hidup diperairan
e. SulfatKandungan sulfat yang berlebihan dalamair dapat mengakibatkan kerak air yangkeras pada alat merebus air (panci /ketel)selain mengakibatkan bau dan korosipada pipa. Sering dihubungkan denganpenanganan dan pengolahan air bekas.
f. KloridaKlorida adalah senyawa halogen klor (Cl).Dalam jumlah banyak, klor (Cl) akanmenimbulkan rasa asin, korosi pada pipasistem penyediaan air panas.
g. Tembaga (Cu)Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagiperkembangan tubuh manusia. Tetapi,dalam dosis tinggi dapat menyebabkangejala GI, SSP, ginjal, hati; muntaber,pusing kepala, lemah, anemia, kramp,konvulsi, shock, koma dan dapatmeninggal. Dalam dosis rendahmenimbulkan rasa kesat, warna, dan korosipada pipa, sambungan, dan peralatan dapur.
h. Mangan (Mn)Mangan (Mn) adalah metal kelabu-kemerahan. Keracunan seringkali bersifatkhronis sebagai akibat inhalasi debu danuap logam. Gejala yang timbul berupagejala susunan syaraf: insomnia, kemudianlemah pada kaki dan otot muka sehinggaekspresi muka menjadi beku dan mukatampak seperti topeng (mask). Bilapemaparan berlanjut maka bicaranyamelambat dan monoton, terjadihyperrefleksi, clonus pada patella dantumit, dan berjalan seperti penderitaparkinsonism.
i. Seng (Zn)Di dalam air minum akan menimbulkanrasa kesat dan dapat menyebakan gejalamuntaber. Seng (Zn) menyebabkanwarnaair menjadi opalescent dan biladimasak akan timbul endapan seperti pasir.Kadar maksimum seng (Zn) yangdiperbolehkan dalam air bersih adalah 15mg/l.
3. Syarat mikrobiologiTidak mengandung kuman-kuman dan bakterilainnya.
1.6 Perhitungan SaringanAdapun rumus yang digunakan untuk menentukandimensi saringan (SNI 3981:2008) adalah :
1. Luas permukaan saringan,dapat dihitung denganrumus:
A= ................................................. 1)
Dengan:Q = Debit air baku (m3/jam)V = Kecepatan penyaringan (m/jam)A = Luas permukaan bak (m2)
Dimana luas permukaan saringanA = P.xL............................................. 2)
Dengan:A = Luas permukaan saringan (m2)P = Panjang bak (cm)L = Lebar bak (cm)
1. Rumus menentukan kecepatan air melewatisaringan adalah
v =
Q = Debit air baku (m3/jam)v = Kecepatan penyaringan (m/jam)A = Luas permukaan bak (m2)
2 . Menentukan debit air dapat dihitung denganrumus
Q = v.AQ = Debit air baku (m3/jam)v = Kecepatan penyaringan (m/jam)A = Luas permukaan bak (m2)
2. METODE PENELITIAN2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni 2013yang bertempat dilingkungan kampus Universitas PasirPengaraian, analisis sampel dan pengujian dilakukan diLaboratorium teknik Universitas Pasir Pengaraian danbekerja sama dengan Dinas Kesehatan LaboratoriumKesehatan Daerah (LABKESDA) Kabupaten Rokan Hulu.
2.2 Metode PenelitianJenis metode penelitian yang diterapkan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitianyang bertujuan untuk menyelidiki membandingkanhasilnya. Sampel diperoleh dari sumber air dilingkungankampus dan pengujian yang dilakukan dalam penelitian inimeliputi pengujian air sebelum disaring dan sesudahdisaring. penyaringan dilakukan menggunakan metodepenyaringan Down Flow, dengan bahan digunakan berupapasir, kerikil dan ijuk.
4 1. Mahasiswa Teknik Sipil UPP PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (UPP)2. Dosen Teknik Sipil UPP
2.3 Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilaksanakanadalahsebagai berikut :
Gambar 2.3 Skema langkah-langkah penelitian
2.4 Mekanisme PenyaringanAir baku dialirkan kedalam bak penampung tanpa
memakai zat kimia. Selanjutnya air dialirkan kebakpenyaringan sehingga kotoran-kotoran yang ada padaair akan tertahan pada media pasir dan kerikil karenapenyaringan sehingga kotoran-kotoran yang ada padaair akan tertahan pada media pasir dan kerikil karenaadanya akumulasi kotoran baik dari zat organik maupunanorganik, kemudian diperoleh air hasil penyaringanyang dialirkan ke bak penampungan air bersih.
2.5 Perencanaan model Saringan Pasir Down FlowAdapun perencanaan Penyaringan Down Flow dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.5 Permodelan Saringan Down Flow
3. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Pemeriksaan Debit Air Bak Penampung
Pemeriksaan debit bak penampung yang penulislakukan, dilakukan tiga kali dengan menampung air yangkeluar dari pipia ¾ yang dipasang pada bak penampung.Pemeriksaan dilakukan menggunakan penampung berupatabung dengan dengan tinggi 16,5 cm diameter 16 cm,dengan menghitung lamanya air memenuhi tabungmenggunakan stopwath sehingga diperoleh waktu dan bisadihitung debit air yang jatuh dari bak penampung tersebutdalam tiap detiknya. Hasil pemeriksaan debit air bakpenampung dapat dilihat pada tabel 5.1.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Pemeriksaan debit air bak penampung
No Pengujian WaktuVolume
tabung (m3)Debit
123
IIIIII
7 detik7 detik6 detik
0,0033158 m3
0,0033158 m3
0,0033158 m3
0.0004737 m3
0.0004737 m3
0.0005526 m3
Sumber : Hasil penelitian 2013.
Bak
Pengendapan
Pipa ϕ 3/4Penentuan Model
Saringan Saringan
Persiapan Alat dan Bahan
Uji coba proses penyaringan
Star
Penempatan Lokasi
Uji Fisika
Pelaksanaan Pekerjan Pembuatan InstalasiSaringan Pasir Cepat
Hasil dan Pembahasan
Analisa HasilPenyaringan
Kesimpulan
Finish
Uji Kimia
-
Bak
Penyaringan
Kerikil : 30 cm
Pasir : 40 cm
Ijuk : 5 cm
Pasir : 20 cm
50
80
50
50 cm 50 cm 50 cm
5 1. Mahasiswa Teknik Sipil UPP PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (UPP)2. Dosen Teknik Sipil UPP
3.2 Pemeriksaan Debit Air Bak PenyaringanPemeriksaan debit bak penyaringan penulis lakukan tigakali dengan menampung air yang keluar dari pipia ¾yang dipasang pada bak penyaringan. Pemeriksaandilakukan menggunakan penampung berupa tabungdengan tinggi 16,5 cm diameter 16 cm, denganmenghitung lamanya air memenuhi tabungmenggunakan stopwath sehingga diperoleh waktu danbisa dihitung debit air yang jatuh dari bak penampungtersebut dalam tiap detiknya. Hasil pemeriksaan debitair bak penyaringan dapat dilihat pada tabel 5.1.2sebagai berikut :
Tabel 5.1.2 Pemeriksaan debit air bak penyaringan
No Pengujian WaktuVolume
tabung (m3)Debit
123
IIIIII
37 detik36 detik37 detik
0,0033158 m3
0,0033158 m3
0,0033158 m3
0.0000896 m3
0.000092 m3
0.0000896 m3
Sumber : Hasil Penelitian 2013.
3.3Analisa Laboratorium3.3.1Pengujian fisika dan kimia air Olahan DanBaku
Pengujian Fisika dan Kimia pada air setelahpenyaringan dan sebelum penyaringan ini penulislakukan di Laboratorium (LABKESDA) KabupatenRokan Hulu, di uji oleh tenaga ahli denganmengambilan sampel lansung dari lapangan dibawakelokasi pengujian dan mengatur suhu air sebelum diuji, pengujian dilakukan untuk membuktikan keadaanair setelah penyaringan, meliputi sifat fisika yaitukekeruhan, bau, rasa dan sifat Kimia yaitu kandungankimia Organik, kimia An Organik dan kandunganMikrobiologi.
Masing-masing kandungan tersebut memilikinilai rujukan maksimal. Air yang memenuhi syaratsebagai air bersih direkomondasikan tidak bolehmelewati nilai rujukan maksimal tersebut dansebaliknya air yang melewati nilai rujukan maksimaldianggap tidak memenuhi persyaratan dan standar airbersih. Adapun pengujian fisika dan kimia air dilakukan di Laboratorium sebelum penyaringan dansetelah penyaringan dapat dilihat pada tabel 3.3.1 dantabel 3.3.2 sebagai berikut :
1.Tabel 3.3.1 Hasil analisa laboratorium air sebelumpenyaringan
No Parameter SatuanNilai
RujukanHasilUji Ket
A Sifat Fisika
123
4
RasaBauKekeruhan
Zat padat terlarut
--
SkalaNTU
-
--5
1500
Tdk brsaTdk brbau
5,1
141
Tdk brasaTdk brbau
Mlbhi bts max
B Sifat Kimia
1Kimia An Organik
123456789
1011121314
pHBesi (Fe)Mangan (Mn)NitratNitritFluridaKadmiumKhloridaKromiumValensi 0.6SeleniumSianidaSulfatTimbalKesadahan(CaCo3)
-mg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/l
mg/lmg/lmg/lmg/lmg/l
6,5 -9,01,00,5101,01,5
0,0056000,05
0,010,14000,05500
7,01,00,6
3,250,051,7
0,0052450,07
0,40,197
0,08189
Mlbhi bts max
Mlbihi bts max
Mlbhi bas max
Mlbihi bts mx
Mlbh bts mx
2 Kimia Organik
1 Zat Organik(KMno4)
mg/l 10
C Mikro biologi
1 E. Coli Jlh/100ml 0 0
2 Total Koliforrm(MPN) Jlh/100
ml
a. 50 19Bukan AirPerpipaan
b. 10 0 Air perpipaan
Sumber: Hasil analisa laboratorium LABKESDA airsetelah penyaringan 2013.
6 1. Mahasiswa Teknik Sipil UPP PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (UPP)2. Dosen Teknik Sipil UPP
2. Tabel 3.3.2 Hasil analisa laboratorium air setelah
penyaringan
No Parameter SatuanNilai
RujukanHasil
uji KET
A Sifat Fisika
123
45
RasaBauKekeruhan
Zat padat terlarutTemperatur
--
SkalaNTU
-oc
--5
1500Suhu
udra*3oc
TdkTdk
2,5
12924,50 c
Tdk Tdk
B Sifat Kimia
1 Kimia An Organik
123
456789
1011121314
pHBesi (Fe)Mangan(Mn)NitratNitritFluridaKadmiumKhloridaKromiumValensi 0,6SeleniumSianidaSulfatTimbalKesadahan(CaCo3)
-mg/lmg/l
mg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/l
mg/lmg/lmg/lmg/lmg/l
6,5 -9,01,00,5
101,01,5
0,0056000,05
0,010,14000,05500
6,51,00,3
0,190,031,0
0,031870,04
0,010,175
0,03123
2 Kimia Organik
1 Zat Organik(Kmno4) mg/l
10 -
C Mikro biologo
1 E. Coli Jlh/100ml
0 0
2 Totalkoliform(MP)
Jlh/100ml
a. 50 19Bkn air
perpipaan
b. 10 0Air
perpipaan
Hasil analisa laboratorium LABKESDA air sebelumpenyaringan 2013.
3.4 Perhitungan Hasil Bak PenyaringanDari hasil pengujian penyaringan diperoleh debit
air 0.0000896 m3 dalam 37 detik, dengan takaran literberbentuk tabung dengan diameter 16 cm, tinggi 16.5cm. Sehingga dapat dihitung kecepatan air melewatisaringan sebagai berikut :
Diketahui :Waktu = 37 detikDiameter tabung = 16 cmTinggi tabung = 16.5 cm
Maka A =
Q = A . v
volume tabung = π. r .t= 3.14 x 0.082 x 0.165= 0.0033158 m3
Q =
=.
= 0.0000896 m3
Diameter 3 4= 2.28 cm = 0.0228 mLuas pipa = π. r
= 3.14 x 0.01142
= 0.0004082 m2
Q = A . v
v =
=..
= 0.2195002 m/detik
3.5 Perhitungan Hasil Bak PenampungUntuk perhitungan bak penampung air baku adalah
sebagi berikut :
Diketahui :Waktu = 7 detikDiameter tabung = 16 cmTinggi tabung = 16.5 cm
Maka A =
Q = A . vvolume tabung = π. r .t
= 3.14 x 0.082 x 0.165= 0.0033158 m3
Q =
=.
= 0.0004737 m3
Diameter pipi 3 4 = 2.28 cm = 0.0228 mLuas pipa = π . r
= 3.14 x 0.01142
= 0.0004082 m2
Q = A . v
v =
=..
= 1.1604606 m/detik
7 1. Mahasiswa Teknik Sipil UPP PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (UPP)2. Dosen Teknik Sipil UPP
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KesimpulanDari hasil penelitian dan pengujian yang telah
penulis lakukan maka dapat ditarik kesimpulansebagai berikut :
1. Diketahui bahwa setelah dilakukan pengujian diLaboratorium LABKESDA Kab. Rokan Hulusumber air baku yang berasal dari kolam tadahhujan di Univeritas Pasir Pengaraian belummemenuhi syarat sebagai air bersih.
2. Diketahui bahawa saringan yang telah di disainpeneliti yang dibuat dalam bentuk bak terdiri daritiga bak yaitu bak penampung air baku panjang50 cm, lebar 50 cm, tinggi 50 cm, bakpenyaringan dengan panjang 50 cm, lebar 50 cm,tinggi 80 cm dan bak penampung air bersihdengan panjang 50 cm, lebar 50 cm, tinggi 50 cmdengan tebal lapisan pasir pada sringan 40 cmberdiameter 0.25 – 0.3 mm, lapisan kerikil 30 cmberdiameter 3-4 mm dan 10-30 mm dan teballapisan Ijuk 5 cm. Setelah penyaringan sudahefektif menghasilkan air yang bersih danmemenuhi standar berdasarkan hasil pengujianyang dilakukan di Laboratoriaum LABKESDAdan sesuai dengan persyaratan air bersihPermenkes No: 416/Menkes/PER/IX/1990
4.2 SaranDari hasil penelitian ini perlu disarankan
sebagai berikut :1. Menurut penulis Metode penyaringan Down
Flow bisa diterapkan di kampus Universitaspasir Pengaraian tentunya dengan dimensisaringan yang lebih besar sesuai kebutuhan airyang diperlukan.
2. Perlu diperhatikan lagi perawatan (pencucian)dan material saringan yang digunakan untukmenghasilkan air yang jauh lebih bersih.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut danpengujian yang lebih mendasar untukmenghasilkan air bersih yang bisa diminumatau dikosumsi lansung, demi kesempurnaanpenelitian ini dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts G dan Santika, 1987, Metode Penelitian Air,Usaha Nasional Surabaya,
Azwar A, 1981, Pengantar Ilmu KesehatanLingkungan, Mutiara Jakarta.
Daud A an Rosman, 2001, Penyediaan Air Bersih,Jurusan Kesehatan Lingkungan FKM Unhas,Makassar.
Hadi F, 1982, Teknik Penyehatan, Departemen Pendidikandan Kebudayaan RI, Jakarta.
Kusnoputranto H, 1983 Kesehatan Lingkungan, FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,Jakarta.
Mukono. HJ. 2000, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan,Airlangga University Press, Surabaya.
Purwana R, 1983 Air Minum dan Kesehatan, FKM,Universitas Indonesia, Jakarta.
Saparuddin, 2001, Kondisi Kualitas Air Sumur Gali untukAir Minum Kaitannya dengan Kejadian Diarepada Masyarakat, Tugas Tesis Tidakdipublikasikan, Program Pascasarjana UniversitasHasanuddin.
Saparuddin Dkk, 2004, Identifikasi Desa Rawan Air /Kekeringan di Propinsi Sulawesi Tengah, LaporanAkhir Pekerjaan, Elevasi Consultan Palu,
Surbakti, 1987,Teknologi Terapan Air Minum Sehat,Mutiarasalo, Surakarta.
Warsito D 1994, Sumber Daya Air dan Lingkungan, PusatPengembangan Tenaka Pertambangan, Bandung.