12

1a.sejarah Gender

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 1/12

Page 2: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 2/12

Target MDGs

(1)Memberantas kemiskinan dan kelaparan,(2) Mewujudkan pendidikan dasar,

(3)Meningkatkan persamaan gender dan pemberdayaanperempuan,

(4) Mengurangi angka kematian bayi,(5) Meningkatkan kesehatan ibu,

(6) Memerangi HIV/AIDS,malaria, dan penyakitlainnya,

(7) Pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan,(8) Mengembangkan kemitraan global dalam

pembangunan.

Page 3: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 3/12

Alasan perlunya para pejabat

memahami gender:y Kesetaraan gender menjadi salah satu agenda tujuan

milenium

y Setiap warga negara laki-laki dan perempuanmempunyai hak yang sama untuk mendapatkanperlindungan, kesempatan berusaha, kesempatanmendapatkan pendidikan, sesuai dengan Undang-

Undang Dasar 1945y Banyak kesenjangan gender yg terjadi.

Page 4: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 4/12

Sejarah Perkembangan pergerakan perempuan

y bidang pendidikan dimulai oleh RA Kartini sejak Tahun 1908

y Kongres Perempuan Indonesia tanggal 22 Desember 1928 yangkemudian ditetapkan sebagai Hari Ibu.

y Di Era Orde Baru (Orba), pada Tahun 1978 dibentuk KementrianUrusan Peranan Wanita dalam kabinet.

y Kegiatan PKK (Pembinaan KesejahteraanKeluarga) sebagaiorganisasi mandiri yang sudah dibentuk sejak 1957, diselipkan dibawah asuhan Menteri Dalam Negeri. Ideologinya adalah PancaDharma Wanita, yaitu perempuan sebagai pendamping setiasuami, ibu pendidik anak, pengatur rumah tangga, sebagai

pekerja penambah penghasilan keluarga, dan sebagai anggotamasyarakat yang berguna.

y  jargon Kemitrasejajaran perempuan dan lakilaki, yangtercantum wacana Peranan wanita dalam pembangunan dalamsetiap Repelita produk Orde Baru.

Page 5: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 5/12

Sejarah Perkembangan pergerakan perempuan

y UU 1/74 ttg perkawinan

y gerakan perempuan kontemporer mulai bersemidikalangan menengah intelektual.Gerakan NGO

y Komisi Nasional Perlindungan Kekerasan terhadapPerempuan, atau yang lebih dikenal dengan Komnas

Perempuan 1999

y Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2000 tentangProgram Pengarusutamaan Gender (PUG). KementerianNegara Pemberdayaan Perempuan mulai gencar

menggemakan kampanye isu kesetaraan dan keadilangender (KKG).

y Undang-undang Pemilihan Umum yang baru pada Pasal 65kuota 30 %

Page 6: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 6/12

Pergerakan internasional

y Badan ekonomi sosial PBB (ECOSOC) yang diakomodasiPemerintah Indonesia dengan dibentuknyaKomiteNasional Kedudukan Wanita Indonesia (KNK WI).

y Konferensi Dunia yang Pertama di Mekico city tentangPerempuan World Conference International Year of Women

oleh PBB dan diperkenalkan tema perempuan dalampembangunan (WID). Diperoleh gambaran bahwa dinegara manapun status perempuan lebih rendah dari padalaki-laki dan terbelakang dalam berbagai aspek kehidupanbaik sebagai pelaku maupun penikmat hasilpembangunan.

Page 7: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 7/12

y Untuk meningkatkan status dan kualitas perempuan telahdilakukan berbagai program dan kegiatan pemberdayaanperempuan, namun hasilnya masih belum memadai.

Kesempatan kerja perempuan belum membaik, beban kerjamasih berat, dan pendidikan masih rendah. Dari keadaantersebut lahir pemikiran bahwa hubungan/relasi yang timpangantara perempuan dan laki-laki di dalam dan diluar keluargaperlu dirubah. Artinya, diperlukan serangkaian perubahan

struktural yaitu perubahan relasi sosial dari yang timpangkerelasi sosial yang setara dimana keduanya merupakan faktorpenting dalam menentukan berbagai hal yang menyangkutkehidupan keluarga.

y 1980, Konferensi Dunia tentang perempuan yang kedua World Conference UN Mid-Decade of Women di Kopenhagen, untuk 

melihat kemajuan dan evaluasi tentang upaya berbagai negarapeserta, tentang keikutsertaan perempuan dalam pembangunan.Kemudian dalam konferensi tersebut disahkan UN ConventionOn The Elimination Of All Forms Of Discrimination AgainstWomen (CEDAW).

Page 8: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 8/12

y Selanjutnya PBB membentuk satu badan yang disebut TheUnited Nations Fund for Women (UNIFEM), untuk melakukanstudi, advokasi, kolaborasi dan mendanai kegiatan kesetaraangender, namun hasilnya kurang memadai. Kemudian dariberbagai studi, tema WID (Women in Development) atau perempuan dalam pembangunan diubah menjadi WAD (Womenand Development) atau perempuan dan pembangunan. Padaperkembangan selanjutnya studi Anderson dan Mosermerekomendasikan bahwa tanpa keterlibatan laki-laki maka

program pemberdayaan perempuan tidak akan berhasil denganbaik sehingga dipergunakan pendekatan gender yang dikenaldengan Gender And Development (GAD).

y ICPD di Cairo tahun 1994, dan selanjutnya pada tahun 1995,konferensi dunia tentang perempuan yang keempat di Beijingtelah menyepakati 12 isu kritis yang perlu mendapat perhatian

dunia dan segera ditangani. World Conference On WomenBeijing menyepakati berbagai komitmen operasional tentang perbaikan status dan peranan perempuan dalam pembangunan yang dimulai dari perumusan kebijakan, pelaksanaan, sampaidengan menikmati hasil-hasil pembangunan (Beijing Platform for Action).

Page 9: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 9/12

Masalah perempuan di Indonesia

a. Masih banyak peraturan perundang-undangan yang diskriminatif 

terhadap kaum perempuan terutama di tempat kerja dan tingkatupah/gaji. Contoh: Undang-undangKetenagakerjaan yang masih biasgender dengan penetapan upah yang tidak sama antara laki-laki danperempuan.

b. Banyak terjadi tindak kekerasan, perkosaan, dan penyiksaan fisik

terhadap kaum perempuan tanpa mendapat perlindungan hukum yang memadai. Contoh: Terjadinya kekerasan fisik istri oleh suami,perkosaan, dan penindasan terhadap pekerja perempuan.

c. Pemahaman dan penafsiran ajaran agama yang salah atau bercampur-aduk dengan budaya yang tidak berpihak terhadap perbaikan status

perempuan. Contoh: Bapak adalah kepala rumah tangga, sehinggabapak berkewajiban memberi nafkah sebenarnya itu tidak berartibahwa ibu tidak boleh bekerja mencari nafkah.

Page 10: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 10/12

Masalah perempuan di Indonesia

d. Diskriminasi dalam kesempatan pendidikan, pelatihan dan

kesempatan kerja bagi perempuan. Contoh: Dalam keluarga yang tidak mampu/memiliki keterbatasan ekonomi, kesempatanlebih banyak diberikan kepada anak lakilaki untuk memperolehpendidikan.

e. Masih banyak anggapan yang merendahkan/meremehkan kaum

perempuan. Contoh: Ah kamu perempuan tahu apa.f. Masih ada budaya adat istiadat yang bias gender. Contoh: Laki-

laki tidak boleh melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan olehperempuan atau sebaliknya seperti mengasuh anak untuk laki-laki dan memperbaiki atap untuk perempuan.

g. Hak-hak reproduksi masih belum banyak dipahami olehmasyarakat misalnya, dalam menentukan jumlah anak,menentukan keikutsertaan dalam ber KB, masih di dominasikaum laki-laki (suami).

Page 11: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 11/12

12 isu dari beijing

a. Masalah perempuan dan kemiskinan terutama karena kemiskinan

struktural akibat dari kebijaksanaan pembangunan dan sosialbudaya yang berlaku.

b. Keterbatasan kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi kaumperempuan untuk meningkatkan posisi tawar menawar menujukesetaraan gender.

c. Masalah kesehatan dan hak reproduksi perempuan yang kurangmendapat perlindungan dan pelayanan yang memadai.

d. Kekerasan fisik/non fisik terhadap perempuan baik dalam rumahtangga maupun ditempat kerja tanpa mendapat perlindungan secarahukum.

e. Perempuan di tengah wilayah konflik militer dan kerusuhan, banyak yang menjadi korban kekejaman dan kekerasan pihak yang bertikai.Meskipun hal ini sudah dijamin oleh Konvensi Geneva, 1949.

f. Terbatasnya akses kaum perempuan untuk berusaha dibidangekonomi produktif, termasuk mendapatkan modal dan pelatihanusaha.

Page 12: 1a.sejarah Gender

5/11/2018 1a.sejarah Gender - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/1asejarah-gender 12/12

12 isu dari beijing

g. Keikutsertaan perempuan dalam merumuskan dan mengambil

keputusan dalam keluarga, masyarakat dan negara masih sangatterbatas.

h. Terbatasnya lembaga-lembaga dan mekanisme yang dapatmemperjuangkan kaum perempuan baik dalam sektor pemerintahmaupun non-pemerintah (swasta).

i. Perlindungan dan pengayoman terhadap hak-hak asasi perempuansecara sosial maupun hukum masih lemah.

 j. Keterbatasan akses kaum perempuan terhadap media massa,sehingga ada kecenderungan media informasi menggunakan tubuh

 wanita sebagai media promosi dan eksplotasi murahan.

k. Kaum perempuan paling rentan terhadap pencemaran lingkunganseperti air bersih, sampah industri, dan lingkungan lain.

l. Terbatasnya kesempatan dalam mengembangkan potensi dirinya dantindak kekerasan terhadap anak perempuan.