Upload
payungfantasi
View
341
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Ujian Akhir Semester - Political Marketing
Dosen: Drs. Eep Saefulloh Fatah, MA
1.Catatan Penting perihal Kemenangan Barack Obama dalam Pemilu
Presiden AS Tahun 2008 (Mengapa Barack Obama dapat
mengalahkan Hillary Clinton dan John McCain?)
Jawab:
Kemenangan Barrack Hussein Obama pada Pemilu AS 2008 bukan hanya
sekedar kepiawaian dalam negosiasi politik, namun juga karena Obama
berhasil menerapkan secara prinsip-prinsip marketing dalam perjuangan
politiknya menuju Gedung Putih. Tim suksesnya membuat perencanaan
positioning, differentiating dan branding dengan seksama dan menjalankan
program-program political marketing dengan optimal.
Political Marketing:
… the application of marketing principles and procedures in political campaigns by various individuals and organizations.The procedures involved include the analysis, development, execution, and management of strategic campaigns by candidates, political parties, governments, lobbyists and interestgroups that seek to drive public opinion, advance their own ideologies, win elections, and pass legislation and referenda in response to the needs and wants of selected people and groups in a society.1
Dalam konteks aktivitas politik, political maketing dimaksudkan untuk
menyebarluaskan infomasi tentang kandidat, partai dan program yang
dliakukan oleh aktor-aktor poliitk (komunikator) melalui saluran-saluran
tertentu yang ditujukan kepada segmen (sasaran) tertentu dengan tujuan
mengubah wawasan, pengetahuan, sikap, dan perilaku calon pemilih sesuai
dengan keinginan si pemberi informasi.2
Ada beberapa faktor yang membuat Obama sukses besar dalam
pertarungan mengalahkan lawan-lawan politiknya. Kemenangannya ini juga
akhirnya berimbas pada keunggulan Partai Demokrat atas Partai Republik di
Kongres, di Senat maupun di Dewan Perwakilan Rakyat.
1 Bruce Newman dan Richard Perloff. “Political Marketing: Theory, Research, and Applications.” Dalam Lynda Lee Kaid. Handbook of Political Communication Research. New York: Routledge. 2004.2 Cangara, Hafied. Komunikasi Politik : Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta: 2009. Hal. 277
Pendatang Baru di Panggung Politik Washington (newcomer)
ada benarnya kata pepatah “Lebih sulit merebut dari pada
mempertahankan.”
Obama datang ke Capitol Hill, Washington DC tahun 2005 sebagai
senator tingkat federal mewakili negara bagian Illionois.3 Saat itu banyak
politisi yang tidak yakin kalau Obama sanggup bertahan di kancah
perpolitikan di Washington DC yang penuh intrik dan siasat, apalagi dengan
usianya yang saat itu masih di awal 40 tahun dan keturunan Afro-Amerika,
dengan nama yang tidak lazim diucapkan. Nama Obama baru mulai dikenal
publik Amerika secara nasional saat dia tampil membawakan pidato pembuka
di acara pengukuhan John Kerry sebagai kandidat dari Partai Demokrat
menantang Presiden George W. Bush pada pemilu 2004. Pidato Obama
berjudul "The Audacity of Hope" (yang kemudian menjadi judul
otobiografinya) mampu menggugah emosi masyarakat Amerika saat itu.
Namun saat itu tak ada satupun stasiun televisi utama nasional, apakah itu
ABC, NBC, dan CBS yang menayangkan pidato Obama secara langsung.4
Jika dibandingkan dengan nama-nama lain yang menjadi para pesaing
Obama di pemilu AS 2008 saat itu, John McCain, Hillary Clinton, John Edwards,
dan lain-lain yang sudah lama malang-melintang di Capitol Hill. Bahkan,
mantan pesaing Obama yang kini menjadi pendampingnya sebagai wakil
presiden, Joe Bidden, sudah berkiprah di Kongres selama lebih dari 20 tahun.
Obama seperti mengalami dua kali pemilu, karena ia harus menghadapi
senior-seniornya secara bersamaan.
Segmentasi, Targetisasi, Branding, Positioning dan Differentiation
Segmentasi adalah proses penyusunan profil pemilih berdasarkan
klasifikasi tertentu. Targetisasi adalah pemilihan segmen pemilih mana yang
akan menjadi target kampanye. Harus berhadapan dengan para
pendahulunya tidak membut Obama ciut. Ia sadar, justru ini peluang
besarnya.
Logo Para Calaon Presiden Amerika Serikat 2008 5
3 Barack Obama.Menerjang Harapan: dari Jakarta menuju Gedung Putih (diterjemahkan dari The Audacity of Hop: Thought on Reclaming The American Dream). Jakarta: 20074 Renne R.A Kawilarang, Nenden Novianti. Analisis Pemilu AS: Lima Kunci Kesuksesan Obama. Diunduh melaluihttp://dunia.vivanews.com/news/read/7586-lima_kunci_kesuksesan_obama) 24 mei 2010
5 diunduh melalui http://www.thelogofactory.com/logo_blog/index.php/presidential-campaign-logos-how-the-candidates-designs-stack-up/ pada 25 mei 2010
Saat sejumlah jajak pendapat jelang pemilu menunjukkan bahwa
banyak warga-pemilih yang tampaknya sudah bosan dengan muka lama yang
sampai detik ini belum membawa kemajuan bagi Amerika. Barrack Obama
mengerti sekali, bahwa masyarakat AS menginkan suatu perubahan (change).
Jargon "Change" yang diusungnya di setiap kampanye, Obama
melakukan aktivitas brand-building (branding) dengan sangat baik, sehingga
dirinya dipersepsikan baik oleh warga AS dapat menumbuhkan loyalitas di
kalangan para pemilihnya.
Melalui positioning Obama berhasil menempatkan diri di benak massa
calon pemilihnya.6 Yes We Can. Obama berjanji merubah ekonomi Amerika
yang sudah hancur lebur ditimpa krisis. Sebagai agen perubahan, untuk
mengubah dan memperbaiki kebijakan George W. Bush yang selama delapan
tahun memanjakan kaum pengusaha mapan dengan tidak menerapkan pajak
yang sepantasnya bagi mereka dan di saat yang sama tidak memedulikan
kepentingan kelas pekerja dan kaum menengah ke bawah yang susah payah
mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan dengan harga terjangkau.7
Agar positioning kuat, ia harus didukung oleh diferensiasi yang kokoh.
Keberanian Obama menjamah banyak isu, mulai dari persoalan irak,
pemulihan krisis ekonomi, hingga pelayanan kesehatan, membuatnya terlihat
berbeda dan istmewa, his making his mark.
6 Firmanzah. Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta: Yayasan Obor.2008. Hal. 1987 Renne R.A Kawilarang, Nenden Novianti. Analisis Pemilu AS: Lima Kunci Kesuksesan Obama. Diunduh melaluihttp://dunia.vivanews.com/news/read/7586-lima_kunci_kesuksesan_obama) 24 mei 2010
Allen Adamson, managing director dari The New York office for Landor
Associates (sebuah global branding firm)menyampaikan penilaiannya akan
hal ini:
“I don’t think since Kennedy used television,and maybe Reagan, has there been a candidate as well-branded as Obama,” As a presidential candidate, Barack Obama and his team created a bold brand and a slogan focused on one word: change. They created a well targeted, consistent brand identity with a modern, clean, approachable style, and abrand message that conveys both functionaland emotional benefits. And they garnereda legion of brand ambassadors who helped spread Obama’s brand message. “He had a very simple strategy, but he executed relentlessly and flawlessly against that,”
“The best brands have very simple ideas … and often they are successful because, A, it was the right idea for the right time and, B, they are spectacular at execution.”8
Lihai Mengandalkan Teknologi Internet (Pull Political Marketing)
Salah satu rahasia kemenangan Obama terletak pada pemanfaatan
teknologi internet dalam menjaring dukungan dan dana. Obama adalah
contoh sukses pertama kali teknologi diintegrasikan dengan model perubahan
organisasi politik yang menekankan partisipasi sukarelawan dan umpan balik
dalam skala yang luas, meningkat dengan cepat, dan menyebabkan
8 Elisabeth A. Sullivan. “Marketing In Chief : A slate of top political marketing experts rate the president;s marketing prowess in The White House” dalam Marketing News edisi 15 Oktober 2009
antusiasme yang tak pernah terjadi sebelumnya pada hari-hari terakhir
menjelang hari pemilu (versi Majalah Wired edisi 29 Oktober 2009).9
Chris Hughes, satu dari dua pendiri jaringan Facebook, membuat
teknologi informasi sebagai strategi perang. Hughes adalah anak muda
berusia 24 tahun yang kuliah di Harvard University. Ia direkrut Obama
sebagai koordinator komunikasi Internet. Konsep jejaring sosial seperti
"Facebook" dan "MySpace" dikombinasikan dengan database yang akurat dan
selalu diperbarui akhirnya berhasil menggerakan para sukarelawan
pendukung Obama untuk bergerak di lapangan dengan efektif. Obama
mengerti sekali bagaimana harus memanfaatkan dan mengendalikan media
massa.
Scott Shamberg, senior vice president of marketing and media Critical
Mass Inc. (sebuah agensi digital marketing di Chicago) menyatakan
pendapatnya bahwa Obama sangat well-schooled in social media:
“He was a social [(candidate), Obama reached out to his core audience where they spend their time and allowed voters to connect with the campaign in their chosen channels, understanding “the potential of a channel to tell [his] brand story.” He also understood that success in social media requires a willingness to be transparent, and “that transparency played well for him.”10
Tim kampanye Obama berani menolak jatah dana kampanye dari
pemerintah sebesar US$85 juta karena percaya diri mampu meraup dana
secara swadaya, salah satunya melalui teknologi internet dalam menggalang
dana, menjual pernak-pernik, kaus, topi, dan lain-lain. Hasilnya tidak
percuma, kubu Obama sanggup meraup dana kampanye lebih dari US$ 650
juta. Disaat McCain masih melakukan pendekatan konvensional dengan
mengambil jatah dana US$ 85 juta dengan risiko tidak boleh mencari dana
lagi, dan akhirnya kelabakan karena dana yang sudah tipis pada hari-hari
akhir kampanye, Obama di saat yang sama masih bisa menghabiskan
puluhan juta dolar untuk menayangkan iklan kampanye berdurasi 30 menit di
semua jaringan televisi nasional.11
Sukses Menjaring Pemilih Pemula dan Kaum Muda (melalui Push dan
Pass Marketing dan penerapan praktek kampanye Post-Modern)
9 Op.Cit10 Elisabeth A. Sullivan. “Marketing In Chief : A slate of top political marketing experts rate the president;s marketing prowess in The White House” dalam Marketing News edisi 15 Oktober 200911 Op. Cit
Dukungan kuat dari pemilih muda (young voters) dan pemilih minoritas
melapangkan jalan Barack Obama menuju Gadung Putih. Kelompok ini sangat
berpengaruh pada telaknya kemenangan Obama atas McCain.
Para pemilih yang berusia antara 18 tahun sampai 24 itu menyumbang
68 persen suara bagi Obama dan hanya menyisakan 30 persen saja untuk
John McCain, demikian menurut hasil perhitngan sementara tersebut.
Sementara kaum muda berusia 25 sampai 29 tahun memberikan 69 persen
berbanding 29 persen suara untuk kemenangan Obama. Didukung usianya
yang masih tergolong muda di gelanggang politik dan lihai memanfaatkkan
teknologi internet dalam berkampanye membuat Obama dianggap tokoh
yang mewakili kaum muda. Dan kaum minoritas betul-betul memberi
kemenangan telak bagi kubu Obama. Kulit hitam, 96 persen Obama
ketimbang 3 persen McCain; Latin, 67 persen Obama berbanding 30 persen
McCain; dan Asia, 63 persen Obama berbanding 34 persen McCain. Obama
mengerti berhasil meraih kantong pemilu yang ada ditengah.
Model Triangulasi Dick Morris12
Obama mendapat dukungan kuat dari warga Latin yang tak setuju
dengan kinerja Presiden Bush yang telah menyebabkan mereka banyak
kehilangan pekerjaan, demikian dikatakan analis politik senior CNN, Bill
Schneider. Sebenarnya, Push Political marketing Barack Obama dan Hillary
hampir sama, ini yang membuat mereka bersaing ketat, tetapi Hillary
menggunakan kendaraan terbaik abad-20, hanya saja Obama menggunakan
kendaraan terbaik abad 21, Barack Obama mengerti benar bagaimana
memanfaatkan dan menghadapi media.
12 Handout kuliah Political marketing: Kampanye, media, dan kelompok Kepentingan oleh Eep Saefulloh Fatah
Diuntungkan oleh Kesalahan Lawan
Kubu Obama patut bersyukur saat mendengar pernyataan McCain
jauh-jauh hari sebelum pemilu bahwa kandidat Partai Republik mendukung
visi dan kebijakan-kebijakan George W. Bush. Belakangan, saat krisis
keuangan muncul, McCain menelan kembali ucapannya itu dengan
menyatakan bahwa dia berbeda dari Bush. Namun publik sudah terlanjur
menyamakan McCain dengan Bush. Maka muncullah logika, apa mau nanti AS
terus-terusan hidup dalam krisis keuangan seperti saat diperintah Bush?
Lagi-lagi McCain melakukan kesalahan ketika ia menolak mendukung
kebijakan pemerintah untuk menggulirkan anggaran US$700 miliar untuk
mengatasi krisis keuangan yang bersumber dari kredit macet. Penolakan itu
membuat McCain dianggap tidak peka dengan kondisi ekonomi yang diancam
krisis keuangan dan harus segera diselamatkan dengan bantuan darurat dari
pemerintah. Kesalahan lain yang dibuat kubu McCain adalah penunjukkan
Sarah Palin sebagai kandidat wakil presiden. Awalnya kehadiran Sarah Palin
diharapkan sanggup menandingi Obama untuk merebut perhatian kaum
muda dan perempuan. Sayangnya dengan pengalaman berpolitik yang sangat
minim yang tak ditunjang dengan penampilan yang karismatik, membuat
kapabilitas Palin kian hari kian diragukan, bahkan di kalangan pendukung
Republik. Apalagi selama berkampanye Palin direpotkan dengan isu
penyalahgunaan jabatan sebagai gubernur Alaska sehingga turut
mempengaruhi konsentrasi tim sukses McCain.
Kredibilitas Hillary Clinton jatuh dkarena diduga berlindung dibalik
nama besar Bill Clinton.
Berjuang Bersama Orang yang Tepat
Dibalik kesusksesan seseorang tidak terlepas dari bantuan orang lain,
dalam pemilihan presiden AS Tahun 2008, selain bersama Partai Demokrat,
Obama memilih berjuang bersama orang-orang yang tepat. Adalah David
Axelrod, David Plouffe, dan Michelle LaVaughn Robinson yang berperan
sangat besar.
David Axelrod adalah konsultan politik yang bermarkas di Chicago,
Illinois. 13Di sebelah Obama, ia adalah ahli strategi khusus dan penasehat
media. Mantan reporter inilah orang di belakang sebuah tagline paling
terkenal Obama, yes we can. Tema perubahan (change) untuk kampanye ini
13 Vina rahmita. Tokoh dibalik sukses Obama diakses melalui http://www.inilah.com/news/read/politik/2008/11/08/60448/tokoh-di-balik-sukses-obama/ pada 26 Mei 2010
merupakan ide briliannya. Mengenai lawan Obama, Axelord punya strategi
sederhana untuk menyerang John McCain. Apa? Menstigma McCain sebagai
kepanjangan tangan kebijakan kacau balau (radikal) presiden George W.
Bush. Strategi ini berhasil, membuat McCain sibuk cuci tangan dan
meyakinkan bahwa dirinya bukan antek Bush. Akibatnya ia tak maksimal
dalam menjalankan rencana dan pemikirannya untuk Amerika.
Axelrod tak sendiri. Strategi hebat juga datang dari kepala David
Plouffe, manajer kampanye Obama. Organisasi politik yang ia bentuk untuk
Obama seakan tak terhentikan. "Strategi antarnegara bagian (state-by-state),
Plouffe juga mengajak Obama untuk menarik minat para suara-suara muda,
yakni mereka yang berusia di bawah 30 tahun atau yang baru pertama kali
memilih melaui dunia maya, sampai bahkan penggunaan phone-bank widget.
merupakan hasil pemikiran Plouffe.
Michelle LaVaughn Robinson tidak lain dan tidak bukan adalah isteri dari
Barack Obama. Michelle Obama selain pendukung moril, juga memiliki
kemampuan brilian membujuk suara mengambang (swing voters/floating
mass) menjatuhkan pilihan terhadap Obama, Michelle bukan sekedar gincu
politik Barack Obama.
Saya tak pernah berpartisipasi sampai level seperti sekarang dalam kampanye dengannya. Biasaya saya hanya tampil ketika diperlukan saja. 14 ~Michelle Obama
Tak heran bila diatas podium, Obama mengenalkan Michelle sebagai “my
rock” – orang yang membuatnya tetap focus dan membumi.,
2. Sinergi dari tiga strategi political marketing (push, pull, dan pass
political marketing) dalam upaya pencapaian kemenangan (beserta
contoh kasus)
Perkembangan penerapan ilmu pemasaran (marketing) melihat adanya
kemungkinan untuk mengaplikasikan aktifitas pemasaran pada kegiatan-
kegiatan politik.
14 Wasis Wibowo. Michelle Obama: lebih pintar dari Obama. Ufuk Press: Jakarta.2009.
Pemasaran politik (political marketing) merupakan konsep yang
diintroduksi dari penyebaran ide-ide sosial di bidang pembangunan dengan
meniru cara-cara pemasaran komersial, tetapi orientasinya lebih banyak pada
tataran penyadaran, sikap, dan perubahan perilaku untuk menerima hal-hal
baru. 15
Dalam tulisan Bruce L. Newman dan Richard M perloff tentang Political
Marketing: theory, Research, and Aplication dari Handbook of Political
Communication Research, Pemasaran politik didefinisikan sebagai aplikasi
prinsip-prinsip pemasaran dalam kampanye politik yang beraneka ragam
individu, organisasi, prosedur-prosedur, dan melibatkan analisis,
pengembangan, eksekusi, dan strategi manajemen kampanye oleh kandidat,
partai politik, pemerintah, pelobi, kelompok-kelompok tertentu yang bisa
digunakan untuk mengarahkan opini public terhadap ideologi mereka.16
Konsep pemasaran yang diadopsi dalam berbagai kegiatan politik,
mengikuti kaidah pemasaran pada dunia bisnis (komersil). Salah satunya
dengan menjadikan pemilih (voters) layaknya sebagai pelanggan.
Politicians have a similar orientation and are constantly trying to create value for their constituents by improving the quality of life and creating the most benefit at the lowest cost (Kotler & Kotler, 1981,1999)17
Political marketing menjadikan pemilih sebagai subyek dan bukan
sebagai obyek politik, karenanya, menjadikan permasalahan yang dihadapi
pemilih adalah langkah awal dalam menyusun program kerja yang ditawarkan
dalam kerangka masing‐masing ideologi partai. 18
Tujuan akhir pemasaran (marketing) dalam dunia bisnis adalah
kepuasan konsumen melalui produk/jasa yang dikonsumsi/digunakan.
Sementara pemasaran dalam konteks politik (political marketing) bertujuan
agar terbentuknya makna-makna politik dalam benak konsumen (voter)
melalui stimulus produk politik. Makna-makna itulah yang akhirnya
mengarahkan pilihan pemilih.
Political marketing tidak menjamin sebuah kemenangan, tapi
menyediakan tools bagaimana menjaga hubungan dengan pemilih untuk
membangun kepercayaan dan selanjutnya memperoleh dukungan suara. 19
15 Cangara, Hafied. Komunikasi Politik : Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta: 2009. Hal. 27616 Ibid, hal 27617 Bruce Newman dan Richard Perloff. “Political Marketing: Theory, Research, and Applications.” Dalam Lynda Lee Kaid. Handbook of Political Communication Research. New York: Routledge. 2004.18 Dermody, J. and Scullion, R. Delusions of grandeur? Marketing's contribution to "meaningful" Western political consumption. European Journal of Marketing,. 200119 N. O’Shaughnessy. “The Marketing of Political Marketing.” European Journal of Marketing, vol. 35,2001
Keberhasilan produk-produk politik (kandidat, partai politik, kebijakan
dan presentasi) dalam mencapai tujuan (meraih suara) sangat ditentukan
oleh strategi komunikasi pemasaran politik yang dilakukan. Terdapat tiga
strategi yang dapat digunakan dalam rangka meraih simpati pemilih:20
a. Pull Political Marketing adalah proses pemasaran produk politik melalui
media massa. Terdapat dua cara penggunaan media ini, pertama adalah
dengan membayar, yang kedua tanpa membayar. 21
Kelebihan:
penyampaian secara menyeluruh bagi masyarakat Indonesia karena
melalui media yang tersebar diberbagai tempat.
proses pembentukan citra akan terus dilakukan karena melalui media
massa.
jika melalui free media, maka akan efisiensi dana.
Kelemahan:
harus selalu dikoordinasi agar pesan tidak lepas dari positioning awal.
biaya dapat membengkak dengan tiba-tiba.
dapat terjadi kesalahan teknis.
b. Push Political Marketing adalah proses pengenalan kandidat dengan
terjun langsung kepada masyarakat atau dengan cara personal.22 Hal ini
digunakan agar produk politik dapat lebih menyentuh kepada para
pemilih.
Kelebihan :
dengan berbicara langsung akan menampilkan efek yang berbeda bagi
pemilih dan dimungkinkan lebih cepat untuk digiring menjadi
massanya.
kontak langsung sehingga pesan dapat lebih cepat masuk.
menghumaniskan kandidat.
meningkatkan antusiasme masyarkat dan media massa.
Kelemahan:
tidak dimungkinkan untuk mengunjungi semua daerah di Indonesia.
waktu yang dibutuhkan akan sangat lama.
pembentukan citranya kurang menyeluruh dan hanya kepada
kelompok tertentu saja.
c. Pass Political Marketing adalah pemasaran produk politik melalui orang
atau kelompok berpengaruh yang mampu mempengaruhi opini pemilih. 20 Adam Nursal. Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden. Jakarta: PT Gramedia. 2004.21 Abdul Gani. Pull Marketing, Push Marketing, Pass Marketing, diunduh melalui http://ganie-souza.blogspot.com/2010_02_01_archive.html pada 25 Mei 201022 ibid
Pass Political Marketing ini sedikit lebih kompleks daripada kedua
pendekatan di atas. Hal ini dikarenakan adanya pihak-pihak atau
kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap pemilih.23
Kelebihan:
dapat menekan biaya karena sudah memegang kepala kelompok
pemilih.
koordinasi lebih mudah diantara kandidat dan opinion leadernya.
untuk penggalangan isu-isu di daerah tertentu.
hampir semua tujuh alat dalam tiga pendekatan bisa digunakan
Kelemahan:
peneguhan dukungan jika tidak dikontrol dapat lepas.
tidak semua kelompok terdapat opinion leadernya dan sikap,
kedewasaan dan kesadaran politik sudah mulai tumbuh di masyarakat.
Sinergi ketiganya menjadi ramuan mujarab untuk menggaransi
kemenangan. Produk dalam marketing politik yaitu: kandidat, partai, dan
kebijakan memerlukan penggunaan ketiga strategi ini dalam kadar yang
berbeda. Sinergi antara Push, Pass, dan Pull political marketing dapat
disesuaikan sesuai kebutuhan. Untuk para kandidat misalnya, penggunaan
sinergi ketiga strategi harus imbang. Diperlukan push political marketing
untuk meminimalisir kesenjangan antara kandidat dengan voters; strategi pull
digunakan untuk membentuk kesadaran dan pengenalan publik terhadap
kandidat sekaligus program-program yang diajukannya; sementara strategi
pass digunakan untuk memperoleh dukungan dari tokoh dan kelompok
masyarakat serta umtuk menggerakan massa kearah yang diinginkan.
Sementara itu bagi partai politk, tendensi diberikan pada push dan
pass political marketing agar kader dan partai dalam berkativitas senantiasa
melibatkan partisipasi masyarakat. Selagi strategi lain bekerja, pull political
marketing yang dijalankan melalui media massa digunakan untuk membentuk
pemahaman mengenai program-program partai serta ideologinya.
Bagi produk politik berupa kebijakan, penekanan pada pull dan pass
political marketing dapat memperlebar peluang keberhasilan. Pull political
marketing digunakan untuk melakukan sosialisasi dengan jangkauan yang
luas terhadap publik. Pass political marketing diterapkan dalam lobbying
kepada para tokoh masyarakat, terutama yang berkaitan dengan kebijakan
tersebut untuk menggalang dukungan, sementara Push political marketing
23 ibid
dipergunakan untuk sosialisasi langsung, walaupun hasilnya nanti tidak
terlalu signifikan.
Contoh kasus keberhasilan sinergi Push, Pull dan Pass political
marketing ini terjadi belum lama ini, terpilihnya Anas Urbaningrum (AU)
menjadi Ketua Umum Partai Demokrat mewakili sekian kasus keberhasilan
sinergi ketiga strategi political marketing tadi. Sebagai produk politik, AU
secara berimbang menerapkan Pull, Pass dan Pull political marketing strategi.
Seperti Obama, AU mencoba menyentuh dunia maya (twitter,
facebook) untuk memperbesar keberhasilan tanpa perlu terlalu mengeluarkan
biaya berlebih pada umbul-umbul, bendera-bendera yang dipasang dijalan,
dan iklan televisi yang tidak tepat sasaran Pull Political Marketing. Ada
sebuah ungkapan dalam politik Illinois: “poster tidak memilih” yang berarti,
Anda tidak dapat menilai sebuah pertarungan dengan melihat seberapa
banyak poster yang dimiliki seorang kandidat.24 Kunjungannya ke daerah-
daerah (DPC) mengidikasikan usahanya untuk membentuk kekuatan “akar
rumput “secara baik Push Political Marketing. Melalui jabatan ketua HMI, AU
menggunakan networknya untuk menggalang dukungan. Dan disinyalir
dengan dukungan penuh dari HMI, maka Anas Urbaningrum berhasil
memenangkan posisi ketua umum Partai Demokrat, selain itu digandengnya
Ibu Sunarti Sri Hadiyah (mertua SBY) dan Mastuti Rahayu (Istri Hadi Utomo)
tampaknya membuktikan bahwa Pass Political marketing yang ia lakukan
memberikan hasil SEMPURNA!
24 Barack Obama.Menerjang Harapan: dari Jakarta menuju Gedung Putih (diterjemahkan dari The Audacity of Hop: Thought on Reclaming The American Dream). Jakarta: 2007. hal. 390.