Upload
budiman-wr-cuterrpilar
View
35
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas Pendahuluan Irigasi
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam
dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman
dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber
mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun
demikian, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah
kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di
Indonesia biasa disebut menyiram. Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini
sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung
sejak Mesir Kuno.
A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita telah ketahui bahwa Negara Agraris merupakan Negara yang
sebagian besar masyarakatnya bertani. Seperti di Indonesia mrupakan negara agraris
dimana pembangunan dibidang pertanian menjadi prioritas utama, oleh sebab itu
infrastruktur pertanian sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan bertani, irigasi
merupakan hal yang penting untuk mmendukung kegiatan tersebut.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertaniannya.
Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia.
Pada zaman dahulu jika persedian air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai
atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan
pertanian, namun demikian irigasi juga bisa dilakukan dengan membawa air dengan
menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu persatu. Untuk irigasi
dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut dengan menyiram. Sebagaimana telah
di ungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk
melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak zaman Mesir kuno.
Sejarah Irigasi
Irigasi yang kuno tercatat dengan baik secara tertulis dalam sejarah manusia, pada
awalnya tercatat Raja Ampharaphel dari Shinar sejaman dengan Ibrahim yang identik
dengan Hammurabi raja ke-6 dari dinasti Babilon I, ia membuat undang-undang yang
1Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
berlandaskan nama Hammurabi menyatakan bahw apabila seseorang mengabaikan untuk
memperkuat tanggul salurannya dan air mengahnyutkan padang rumput yang diakibatkan
padatanggul tersebut terdapat lubang terbuka, maka orang tersebut harus mengembalikan
jagung yang hilang akibat bobolnya tanggul.
Irigasi Mesir Kuno dan Tradisional Nusantara
Sejak Mesir Kuno telah dikenal dengan memanfaatkan Sungai Nil. Di Indonesia, irigasi
tradisional telah juga berlangsung sejak nenek moyang kita. Hal ini dapat dilihat juga
cara bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Dengan
membendung kali secara bergantian untuk dialirkan ke sawah. Cara lain adalah mencari
sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang bersambung. Ada juga dengan
membawa dengan ember yang terbuat dari daun pinang atau menimba dari kali yang
dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang juga.
Waduk Jatiluhur 1955 di Jawa Barat dan Pengalaman TVA 1933 di Amerika
Serikat
Tennessee Valley Authority (TVA) yang diprakasai oleh Presiden AS Franklin D. Waduk
Jatiluhur terletak Roosevelt pada tahun 1933 merupakan salah satu Waduk Serba Guna
yang pertama dibangun di dunia. Resesi ekonomi (inflasi) tahun 1930 melanda seluruh
dunia, sehingga TVA adalah salah satu model dalam membangun kembali ekonomi
Amerika Serikat.
Isu TVA adalah mengenai: produksi tenaga listrik, navigasi, pengendalian banjir,
pencegahan malaria, reboisasi, dan kontrol erosi, sehingga di kemudian hari, Proyek
TVA menjadi salah satu model dalam menangani hal yang mirip. Oleh sebab itu, Proyek
Waduk Jatiluhur mirip dengan TVA di AS tersebut. di Kecamatan merupakan tiruan yang
hampir Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan
itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang
luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal
Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3/tahun dan merupakan
waduk serbaguna pertama di Indonesia.
2Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
Jenis Irigasi
Irigasi Permukaan
Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai
melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake)
kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian.
Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan
pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.
Saluran primer sistim irigasi Bendung Bila, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan
Pintu air yang berfungsi membagi saluran primer menjadi tiga buah saluran sekunder
Irigasi Lokal
Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di
mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya
terbatas sekali atau secara lokal.
Irigasi dengan Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkle. Air yang disemprot
akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih
dahulu, kemudian menetes ke akar.
3Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
Irigasi Tradisional dengan Ember
Di sini diperlukan tenaga kerja secara perorangan yang banyak sekali. Di samping itu
juga pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.
Irigasi Pompa Air
Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudian dialirkan
dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini
dapat terus mengairi sawah.
Irigasi Tanah Kering dengan Terasisasi
Di Afrika yang kering dipakai sustem ini, terasisasi dipakai untuk distribusi air.
Pengalaman Penerapan Jenis Irigasi Khusus
Irigasi Pasang-Surut di Sumatera, Kalimantan, dan Papua
Dengan memanfaatkan pasang-surut air di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Papua
dikenal apa yang dinamakan Irigasi Pasang-Surat (Tidal Irrigation). Teknologi yang
diterapkan di sini adalah: pemanfaatan lahan pertanian di dataran rendah dan daerah
rawa-rawa, di mana air diperoleh dari sungai pasang-surut di mana pada waktu pasang air
dimanfaatkan. Di sini dalam dua minggu diperoleh 4 sampai 5 waktu pada air pasang.
Teknologi ini telah dikenal sejak Abad XIX. Pada waktu itu, pendatang di Pulau
Sumatera memanfaatkan rawa sebagai kebun kelapa. Di Indonesia terdapat 5,6 juta Ha
dari 34 Ha yang ada cocok untuk dikembangkan. Hal ini bisa dihubungkan dengan
pengalaman Jepang di Wilayah Sungai Chikugo untuk wilayah Kyushu, di mana di sana
dikenal dengan sistem irigasi Ao-Shunsui yang mirip.
Irigasi Tanah Kering atau Irigasi Tetes
Di lahan kering, air sangat langka dan pemanfaatannya harus efisien. Jumlah air irigasi
yang diberikan ditetapkan berdasarkan kebutuhan tanaman, kemampuan tanah memegang
air, serta sarana irigasi yang tersedia.
Ada beberapa sistem irigasi untuk tanah kering, yaitu:
(1) irigasi tetes (drip irrigation),
(2) irigasi curah (sprinkler irrigation),
(3) irigasi saluran terbuka (open ditch irrigation), dan
(4) irigasi bawah permukaan (subsurface irrigation).
4Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
Untuk penggunaan air yang efisien, irigasi tetes [3] merupakan salah satu alternatif. Misal
sistem irigasi tetes adalah pada tanaman cabai.
Ketersediaan sumber air irigasi sangat penting. Salah satu upaya mencari potensi sumber
air irigasi adalah dengan melakukan deteksi air bawah permukaan (groundwater) melalui
pemetaan karakteristik air bawah tanah. Cara ini dapat memberikan informasi mengenai
sebaran, volume dan kedalaman sumber air untuk mengembangkan irigasi suplemen.
Deteksi air bawah permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan Terameter.
Pengalaman Sistem Irigasi Pertanian di Niigata Jepang
Sistem irigasi pertanian milik Mr. Nobutoshi Ikezu di Niigata Prefecture. Di sini
terlihat adanya manajemen persediaan air yang cukup pada pengelolaan pertaniannya.
Sekitar 3 km dari tempat tersebut tedapat sungai besar yang debit airnya cukup dan tidak
berlebih. Air sungai dinaikan ke tempat penampungan air menggunakan pompa
berkekuatan besar. Air dari tempat penampungan dialirkan menggunakan pipa-pipa air
bawah tanah berdiameter 30 cm ke pertanian di sekitarnya. Pada setiap pemilik sawah
terdapat tempat pembukaan air irigasi tersebut. Pembagian air ini bergilir berselang
sehari, yang berarti sehari keluar, sehari tutup. Penggunaannya sesuai dengan kebutuhan
sawah setempat yang dapat diatur menggunakan tuas yang dapat dibuka tutup secara
manual. Dari pintu pengeluaran air tersebut dialirkan ke sawahnya melalui pipa yang
berada di bawah permukaan sawahnya. Kalau di tanah air kita pada umumnya air
dialirkan melalui permukaan sawah. Sedangkan untuk mengatur ketinggian air dilakukan
dengan cara menaikan dan menurunkan penutup pintu pembuangan air secara manual.
Pembuangan air dari sawah masuk saluran irigasi yang terbuat dari beton sehingga air
dengan mudah kembali ke sungai kecil, tanpa merembes terbuang ke bawah tanah.
Pencegahan perembesan air dilakukan dengan sangat efisien.
Pengalaman Irigasi Perkebunan Kelapa Sawit
Ketersediaan air merupakan salah satu faktor pembatas utama bagi produksi kelapa
sawit. Kekeringan menyebabkan penurunan laju fotosintesis dan distribusi asimilat
terganggu, berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman baik fase vegetatif maupun
fase generatif. Pada fase vegetatif kekeringan pada tanaman kelapa sawit ditandai oleh
kondisi daun tombak tidak membuka dan terhambatnya pertumbuhan pelepah. Pada
keadaan yang lebih parah kekurangan air menyebabkan kerusakan jaringan tanaman yang
dicerminkan oleh daun pucuk dan pelepah yang mudah patah. Pada fase generatif
5Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
kekeringan menyebabkan terjadinya penurunan produksi tanaman akibat terhambatnya
pembentukan bunga, meningkatnya jumlah bunga jantan, pembuahan terganggu, gugur
buah muda, bentuk buah kecil dan rendemen minyak buah rendah.
Manajemen irigasi perkebunan kelapa sawit, yaitu: membuat bak pembagi,
pembangunan alat pengukur debit manual di jalur sungai, membuat jaringan irigasi di
lapang untuk meningkatkan daerah layanan irigasi suplementer bagi tanaman kelapa
sawit seluas kurang lebih 1 ha, percobaan lapang untuk mengkaji pengaruh irigasi
suplementer (volume dan waktu pemberian) terhadap pertumbuhan vegetatif kelapa sawit
dan dampak peningkatan aliran dasar (base flow) terhadap performa kelapa sawit pada
musim kemarau, identifikasi lokasi pengembangan dan membuat untuk 4 buah Dam Parit
dan upscalling pengembangan dam parit di daerah aliran sungai.
B. TUJUAN PENELITIAN
Yang menjadi dasar untuk tujuan penelitian ini adalah : Dorongan untuk memberikan
informasi dari data secara menyeluruh mengenai kondisi wilayah atau kontur di
lakitan, serta tentang kondisi dan keadaan sistem irigasi tersebut kepada pembaca.
Sehingga pembaca dapat mengetahui dan mengenal sistem dalam perencanaan sebuah
saluran. Semoga dengan ini dapat memberikan sedikitnya informasi dalam sebuah
perencaaan suatu sistem irigasi di wilayahnya masing-masing.
C. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau gambaran yang
mungkin terbaik dalam mengembangkan bagaimana sistem pengairan itu. Irigasi
memiliki peranan penting bagi masyarakat sekitar dalam sistem pengairan. Selain itu
penelitian ini diharapkan dapat membantu mengenal lebih jauh tentang sistem
pengairan irigasi, manfaat irigasi, faktor-faktor yang mempengaruhi irigasi dan
perencaan irigasi.
D. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitin ini adalah : Metode perbandingan
data , dimana data yang kita miliki kita bandingan dengan objek sejenis, dengan
mengumpuli artikel-artikel tentang sistem perairan irigasi dan dikat ligasi dan
Bangunan Air sehingga diharapkan mendapatkan hasil yang akurat.
6Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN-PENGERTIAN
Bangunan Pelengkap
Adalah bangunan yang ditambahakan pada bangunan utama guna mengukur
debit air dan muka air.
Bangunan Pengatur
Adalah bangunan yang mengatur muka air di saluran tempat bangunan sadap
dan bagi.
Bangunan Peredam Energi
Struktur dari bangunan di hilir tubuh bendung yang terdiri dari berbagai type,
bentuk kiri kanannya dibatasi oleh tembok pangkal bendung dilanjutkan dengan
tembok sayap hilir denga bentuk tertentu.
Bangunan Pembilas ( penguras )
Bangunan pada tubuh bendung tepat dihilir pengambilan, guna mencegah
masuknya bahan sediment kedalam jaringan saluran irigasi.
Bangunan Utama
Adalah semua bangunan yang dibangun di sungai dan di sepanjang sungai atau
termasuk bendungan, untuk membelokan air kedalam jaringan irigasi agar dapat
digunakan untuk kegiatan irigasi. Biasanya dilengkapi dengan kantong lumpur agar
bisa mengurangi kandungan sediment berlebihan serta meungkinkan untuk mengatur
debit air yang masuk.
Bangunan Bagi
Adalah bangunan yang terletak pada saluran primer yang membagi air
kesaluran-saluran sekunder atau pada saluran sekunder yang membagi air keseluruh
sekunder lainnya.
7Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
Bangunan Sadap ( tersier )
Adalah bangunan yang terletak pada saluran primer ataupun sekunder yang
memberi air kesaluran terseier.
Bendung
Adalah bangunan pelimpah melintang sungai, yang berfungsi untuk
meninggalkan muka air minimum pada bangunan pengambilan untuk keperluan
irigasi.
Bendung Gerak
Adalah banguna berpintu yang dibuka selama aliran besar dengan masalah
yang terjadi selam banjir tidak besar. Bendung gerak dapat digunakan untuk mengatur
muka air di depan pengambilan agar air yang masuk tetap sesuai dengan kebutuhan
irigasi.
Bangunan Type Gergaji
Adalah bendung denga tataletak mercu pelimpah menyerupai gigi gergaji guna
diperoleh lebar efektif pelimpah yang lebih panjang.
Bendung Saringan Bawah
Adalah bendung dengan pengambilan pada dasar sungai, dilengkapi dengan
beberapa typr saringan. Contohnya : Bendung Tyroller.
Bendungan Pengelak
Adalah Bangunan penahan buatan, jenis urugan atau jenis lainnya untuk
mengalihkan aliran selama pelaksanaan konstruksi bangunan.
Hidrometer
Adalah suatu alat pengujian berdasarkan proses sedimentasi tanah.
Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air ( IP3A )
Adalah istilah umum untuk wadah kelembagaan dari sejumlah GP3A dan
lembaga lain yang memanfaatkan fasilitas irigasi termasuk irigasi pompa, yang
sepakat bekerjasama dalam pengolahan suatu daerah pelayaran irigasi.
8Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
Intake
Adalah bangunan yang digunakan untuk membelokan air irigasi dari sungai
agar sesuai denga debit rencana dan pengelakan sediment.
Jaringan Irigasi Primer
Adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan utama, saluran
induk primer, saluran pembuangan, bangunan bagi, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.
Jaringan Irigasi Sekunder
Adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan utama, saluran
sekunder, saluran pembuangan, bangunan bagi, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.
Jaringan Irigasi Tersier
Adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi
dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter, dan saluran
pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkap.
Jaringan Irigasi Teknis
Adalah jaringan yang sudah memisahkan antara system irigasi, pembuang dan
jaringan tersier.
Jaringan Pembuang
Adalah seluruh bangunan dari saluran pembuang.
Mercu
Adalah bagian atas pelimpah atau tanggul.
Ogee
Adalah salah satu type mercu bendung yang permukaannya mengikuti
persamaan tertentu, hasil percobaan USCE.
9Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
Operasi Jaringan Irigasi
Adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan
membuka dan menutup pintu bangunan irigasi.
Patok Tetap ( BM )
Adalah Patok yang dibuat dari beton bertulang denga ukuran tertentu, sebaga
penyimpan koordinat planimetris.
Rencana Tata Tanam Detail ( RTTD )
Adalah rencana tata tanam yang menggambarkan rencana luas tanam pada
suatu dareha irigasi.
Rap-Rap
Adalah susunan bongkahan batu alam atau blok-blok beton buatan dengan
ukuran dan volume tertentu, sebagai peredam energi di hilir bendung sebagai perisai
untuk mengurangi kedalam penggerusan setempat.
Saluran Pembuang Alamiah
Adalah saluran alami yang digunakan untuk mengalirkan air.
Siaran
Adalah penghubung batu belah antara satu dengan yang lainnya, yang
merupakan tampilan dekoratif dari material saluran irigasi.
Sistem Golongan
Adalah suatu cara untuk menekan beban puncak kebutuhan air pada waktu
pengolahan tanah, sehingga dapat mendekati debit maksimum ketesediaan air di
bendung, dengan mengatur jadwal waktu mulai pengolahan tanah tiap golongan
dengan menyesuaikan debit sungai.
10Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
Tinggi jagaan Minimum
Tinggi jagaan yang di tetapkan minimum berdasarkan besaran debit saluran.
Turap
Adalah konstruksi yang dapat menahan tekanan tanah di sekelilingnya,
mencegah terjadinya kelongsoran, dan biasanya terdiri dari dinding turap dan
penyangganya.
B. DEFINISI IRIGASI
Irigasi adalah sistem penggunaan air pda tanah untuk keperluan penyediaan
cairan yang di butuhkan untuk tanaman atau lahan pertanian.
Beberapa kegunaan sistem irigasi yaitu sebagai berikut :
1. Menambah air di dalam tanah untuk menyediakan cairan.
2. Menyediakan jaminan panen.
3. Untuk mendinginkan tanah atau atmosfer, sehingga timbul lingkungan yang baik
guna pertumbuhan tanam.
4. Mengurangi bahaya pembekuan.
5. Mencuci kadar garam dalam tanah.
6. Mengurangi bahaya erosi dalam tanah.
7. Melunakan pembajakan tanah atau gumpalan.
C. TUJUAN DAN MANFAAT IRIGASI
Irigasi memberi manfaat denga tujuan memberikan hal yang menguntungkan
dan meminimalisir hal yang merugikan, sehingga membantu manusia dalam menjaga
keberlangsungan hidupnya.
1. Membasahi tanah yang curah hujan di tempatnya kurang.
2. Mengaliri daerah pertanian sepanjang waktu.
3. Membantu penyuburan tanah.
4. Membantu Kolmaltase, yaitu meninggikan tanah yang rendah (rawa) dengan
endapan lumpur yang dikandung air irigasi.
11Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
D. KUALITAS AIR IRIGASI
Air yang kurang baik untuk irigasi biasanya mengandung :
1. Air mengandung bahan kimia yang mengandung racun bagi manusia dan
tumbuhan.
2. Air mengandung bahan kimia yang mengandung racun bagi tanah.
3. Tingkat keasaman air ( Ph )
4. Tingkat keragaman air.
5. Air yang mengandung bakteri berbahaya bagi manusia dan tanaman, ketika
manusia mengkonsumsi tanaman yang airnya di aliri air tersebut.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IRIGASI
1. Perkolasi, yaitu gerakan ke bawah tanah dari zona tidak jenuh letaknya antara
permukaan tanah sampai muka air tanah ( Zona jenuh ).
2. Evaporasi merupakan hal yang penting dalam studi pengembangan sumber daya
air, evaporasi mempengaruhi debit sungai dan kapasitas waduk. Beberapa faktor
yang mempengaruhi evaporasi yaitu :
a. Radiasi matahari.
b. Angin
c. Kelembaban
d. Suhu
F. BANGUNAN-BANGUNAN PENDUKUNG
1. Bangunan Irigasi
a. Bangunan Bagi
b. Bangunan sadap
2. Banguna Pelengkap
a. Tanggul
b. Pintu
c. Siphon
d. Talang
e. Gorong-gorong
f. Bangunan-bangunan lain
12Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
BAB III
PERMASALAHAN
A. PERENCANAAN SALURAN
1. Perencanaan Pendahuluan
Rencana pendahuluan dari saluran irigasi harus menunjukna antara lain :
a. Trase jalur saluran pada peta tata letak.
b. Ketinggian tanah pada jalur trase saluran.
c. Lokasi bangunan tersier, sekunder dengan tinggi air.
d. Bangunan-bangunan lainnya yang akan dibangun dengan perkiraan kehilangan
energi.
e. Luas daerah layanan pada bangunan sadap dan debit yang digunakan.
f. Debit rencana dan kapasitas saluran.
g. Perkiraan kemiringan dasar saluran dan potongan melintang.
h. Ruas-ruas ke jaluran dan bangunan-bangunan permanent yang ada.
2. Klasifikasi Jaringan Irigasi
Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke jaringan sekunder dan
petak-petak tersier yang di aliri. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan
bagi yang terakhir, saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke oetak
tersier yang dilayani saluran tersebut. Batas saluran sekunder adalah pada
bangunan sadap terakhir.
Sauran pemabawa, membawa air irigasi dari sumber air lain ( bukan sumber
yang memberi air pada bangunan air pada bangunan utama )kejaringan irigasi
primer. Saluran muka tersier mambawa air dari bangunan sadap tersier kepetak
yang terletak diseberang petak tersier lainnya.
Untuk menghubungakan petak bagian-bagian dari suatu jaringan irigasi dibuat
suatu peta, yang disebut peta petak. Peta petak dibuat berdasarkan pea topografi
dengan skala yang disesuaikan, dilengkapi dengan garis-garis kontur. Umunya
peta petak irigasi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
13Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
1. Petak Primer, petak ini di layani oleh saluran primer yang mengambil
langsung dari banguan penyadap, petak primer mempunyai beberapa saluran
sekunder.
2. Petak Sekunder, petak sekunder tersiri dar beberapa petak tersier yang
kesemuanya di layani oleh satu petak saluran sekunder. Dimana petak
sekunder mendapat aliran air dari petak primer.
3. Petak ini menerima air irigasi yang dialiri dan diukur pada bangunan sadap
( Off take ) tersier. Petak tersier harus berbatasan langsung dengan saluran
sekunder ataupun saluran primer, kecuali petak-petak tidak secara langsung
terletak sepanjang jaringan saluran irigasi utama.
3. Daerah Irigasi
Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu jaringan irigasi
disebut daerah irigasi.
4. Trase Jalur Saluran
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam perencanaan trase saluran, antara
lain :
a. Trase saluran berupa garis lurus sejauh mungkin, jika memang harus belok
maka di buat lengkung-lengkung yang bulat.
b. Tinggi muka air di usahakan menedakati ketinggian medan atau lebih
tinggi dari medan sekelilingnya.
c. Jumlah galian dan cut di usahakan seimbang untuk meminimalkan biaya
konstruksi saluran.
5. Geometri Penampang saluran
Penampang saluran diharapkan bisa mengaliri debit tertentu denga luas
penampang basah yang sekecil-kecilnya ( minimum ) penampang demikian biasa
diisebut penampang efisien atau penampang ekonomis. Dari analisis penampang
melintang saluran.
Dengan debit yang besar dibuat dengan melihat perbandingan lebar dasar dengan
kedalaman h yang tinggi, hal ini untuk menghidari agar kecepatan rencana tidak
melebihi batas kecepatan maksimum yang diizinkan.
14Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil
6. Kemiringan Dinding Saluran
Untuk memperkecil biaya pembebasan lahan maka dinding saluran dibuat
lebih curam, dan termasuk pada galiannya juga, jadi pembebasan lahan lebih
kecil.
7. Tinggi Jagaan
Meningginya muka air di dalam saluran sampai melebihi tinggi rencana bisa di
sebabkan oleh penutupan pintu air di hilir secara tiba-tiba serta akibat pengaliran
buangan yang masuk kedalam saluran.
15Tugas Irigasi dan Bangunan Air. 1 _Univ. Bung Karno_Tek. Sipil