34
PROPOSAL RANCANGAN BERMAIN PADA ANAK PRA SEKOLAH A. Latar Belakang Anak adalah individu yang dilihat tumbuh dengan kepolosan pribadi, kesederhanaan pikiran, dan proses belajar mereka dalam menangkap realitas sosial yang tidak dapat dipaksakan. Proses belajar tersebut adalah perilaku yang sering dilakukan anak adalah perilaku imitasi, selain merupakan proses untuk mengerti dan belajar bagaimana berperilaku, juga proses untuk tumbuh dewasa dengan belajar dari perilaku orang lain. Ketika bermain, anak biasanya melakukan perilaku imitasi dan peniruan tersebut terjadi karena adanya tokoh idola” yang menarik perhatiannya ketika bermain apakah dalam bentuk fisik maupun segala sesuatu yang melekat pada diri tokoh tersebut. Bahwa seorang anak bukanlah miniatur dari orang dewasa karena seorang anak memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang secara alami. Terdapat banyak faktor yang melatarbelakangi pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satunya adalah nutrisi. Dalam kehidupan mereka, nutrisi memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan-perkembangan. Pemberian nutrisi yang baik kepada anak banyak dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, kebiasaan makan, dan faktor psikologis. Menurut Rose Mini (2008) dalam Redaksi Buntet Pesantren (2008), hasil penelitian 1

1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

PROPOSAL RANCANGAN BERMAIN PADA ANAK PRA SEKOLAH

A. Latar Belakang

Anak adalah individu yang dilihat tumbuh dengan kepolosan pribadi, kesederhanaan

pikiran, dan proses belajar mereka dalam menangkap realitas sosial yang tidak dapat

dipaksakan. Proses belajar tersebut adalah perilaku yang sering dilakukan anak adalah

perilaku imitasi, selain merupakan proses untuk mengerti dan belajar bagaimana

berperilaku, juga proses untuk tumbuh dewasa dengan belajar dari perilaku orang lain.

Ketika bermain, anak biasanya melakukan perilaku imitasi dan peniruan tersebut terjadi

karena adanya tokoh idola” yang menarik perhatiannya ketika bermain apakah dalam

bentuk fisik maupun segala sesuatu yang melekat pada diri tokoh tersebut. Bahwa seorang

anak bukanlah miniatur dari orang dewasa karena seorang anak memiliki kemampuan

untuk tumbuh dan berkembang secara alami. Terdapat banyak faktor yang

melatarbelakangi pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satunya adalah nutrisi.

Dalam kehidupan mereka, nutrisi memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan-

perkembangan. Pemberian nutrisi yang baik kepada anak banyak dipengaruhi oleh faktor

sosial ekonomi, kebiasaan makan, dan faktor psikologis. Menurut Rose Mini (2008) dalam

Redaksi Buntet Pesantren (2008), hasil penelitian membuktikan otak anak–anak pada usia

emas yakni 1-3 tahun mampu menyerap pengetahuan dengan mudah. Bila spons adalah

otak anak, stimulasi lingkungan adalah air yang bisa diserap dengan cepat.

Akan tetapi banyak orang tua yang menganggap masa bermain pada anak tidaklah

mendapat perhatian secara khusus sehingga banyak sekali orang tua yang membiarkan

anak tanpa memberikan pendidikan terhadap permainan yang dimiliki anak (Abdul A.A.H,

2005).

Selain itu, banyak ditemukan anak pada masa tumbuh kembang mengalami

perlambatan yang dapat disebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan pada diri anak

1

Page 2: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

termasuk di dalamnya adalah kebutuhan bermain, yang seharusnya masa tersebut

merupakan masa bermain yang diharapkan menumbuhkan kematangan dalam

pertumbuhan dan perkembangan karena masa tersebut tidak digunakan sebaik mungkin

maka tentu akhirnya mengganggu tumbuh(AbdulA.A.H,2005).

Dampak hosptalisasi pada anak adalah merupakan pengalaman yang penuh

dengan stres yang mana akan menimbulkan reaksi pada anak yang sesuai dengan

perkembangannya, diantaranya anak akan merasa cemas dan akan timbul

ketakutan akibat perpisahan dengan keluarga ataupun linkungan terutama pada

anak yang di rawat lama.

Terapi bermain ini sangat dibutuhkan oleh seorang anak, dimana ini

merupakan kebutuhan psikososial anak baik keadaan sehat maupn sakit.Bermain

pada anak yang di hospitalisasi dapat meningkatkan kecerdasannya dalam berfikir

dan membantu anak untuk mengembangkan imajinasinya serta melatih daya

motorik halus dan kasar pada anak. Pada anak prasekolah umumnya

perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya sudah baik pula dalam

berkomunikasi verbal dan non verbal.

Dengan mengerti tentang dunia anak terutama usia anak prasekolah, maka

dengan ini kami bermaksud untuk melaksanakan program terapi bermain karena

dengan bermain akan membuat anak menjadi lebih rileks. Adapun tempat

pelaksanaan terapi bermain pada anak yaitu di ruang anak lantai 4 dan ruang anak

tersebut memiliki kapasitas tempat tidur: 64 bed dengan jumlah pasien minggu ini

dari tanggal 19 sampai dengan 22 November 2012 sebanyak 44 orang dengan

beberapa kasus penyakit: GE: 7 orang, Kejang Demam: 4 orang, Febris: 8 orang,

2

Page 3: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Thypoid: 5 orang, DBD: 9 orang, DHF: 3 orang, GED: 1 orang, KP: 2 orang.

Thalasemia : 1 orang, Anemia: 1 orang, Susp. BP: 1 orang, Gangguan Asidosis

Metabolik : 1 orang, Gizi buruk : 1 orang.

Di ruang Anak jika dilihat menurut umur terbagi menjadi : Usia infant ( 0-1

tahun ): 9 orang, usia toddler ( 1-2 tahun ): 12 orang, Pra sekolah (3-5 tahun) 11

orang. Dan sekolah (6-12 tahun) 12 orang. Alasan kelompok kami mengadakan

therapy kelompok bermain pada anak usia prasekolah karena lebih kooperatif dan

memungkinkan untuk diajak bermain dan alasan kelompok kami mengadakan

therapy bermain menyusun puzzle gambar pada usia prasekolah adalah untuk

mengembangkan motorik halus, intelektual, keterampilan kognitif dan kemampuan

berbahasa, selain itu pada usia ini merupakan usia awal dalam berimajinasi serta

sudah lebih kooperatif untuk dii ajak bermain.

B. TUJUAN

1. Tujuan instruksional umum

Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia preschool (3-6

tahun) selama kurang lebih 45 menit diharapkan anak dapat mengekspresikan

perasaaannya dan menurunkan kecemasannya serta dapat melanjutkan tumbuh

kembang anak yang normal atau sehat.

2. Tujuan instruksional khusus

Tujuan dari program bermain ini yaitu agar :

a. Dapat menambah wawasannya

b. Dapat merangsang imajinasi anak

c. Dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak

3

Page 4: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

d. Dapat merangsang rasa kreatif anak

e. Dapat mengembangkan kepercayaan dirinya

C. RANCANGAN TEORI

a. Pengrtian bermain

Bermain merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti

utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang

dilakukan untuk kesengan yang ditimbulkan, tanpa memeperrtimbangkan hasil

akhir.  Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan tekanan dari

luar atau kewajiban.

Piaget menjelaskan bahwa bermain terdiri atas tanggapan yang berulang

sekedra untuk kesenangan fungsional. Menurut Bettelheim kegiatan bermain

adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan

pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar.

Bermain secara garis besar dibagi nkedalam 2 kategori, yaitu aktif dan

pasif(hiburan):

1. Bermain aktif

Dalam bermain aktif kesenangan timbul dari apa yang dilakukan individu.

Apakah dalam bentuk kesenangan berlari atau membuat sesuatu dengan lilin

atau cat. Anak-anak kurang melakukan kegiatan bermain secara aktif ketika

mendrekati masa remaja dan mempunyai tanggung jawab lebih besarc

dirumah dan di sekolah serta kurang bertenaga karena pertumbuhan pesat

dan perubahan tubuh.

4

Page 5: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Macam-macam bermain aktif:

- Bermain bebas dan spontan atau eksplorasi

Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang

diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut. Anak

akan terus bermain dengan permainan tersebut selama permainan

tersebut menimbulkan kesenangan dan anak akan berhenti apabila

permainan tersebut sudah tidak menyenangkannya. Dalam permainan ini

anak melakukan eksperimen atau menyelidiki, mencoba, dan mengenal

hal-hal baru.

- Drama

Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan, menirukan

karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang nyata, atau dalam mass

media.

- Bermain music

Bermain musik dapat mendorong anak untuk mengembangkan tingkah

laku sosialnya, yaitu dengan bekerja sama dengan teman-teman

sebayanya dalam memproduksi musik, menyanyi, berdansa, atau

memainkan alat musik.

- Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu

Kegiatan ini sering menimbulkan rasa bangga, karena anak mempunyai

koleksi lebih banyak daripada teman-temannya. Di samping itu,

mengumpulkan benda-benda dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi

5

Page 6: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

dan sosial anak. Anak terdorong untuk bersikap jujur, bekerja sama, dan

bersaing.

- Permainan olah raga

Dalam permainan olah raga, anak banyak menggunakan energi fisiknya,

sehingga sangat membantu perkembangan fisiknya. Di samping itu,

kegiatan ini mendorong sosialisasi anak dengan belajar bergaul, bekerja

sama, memainkan peran pemimpin, serta menilai diri dan

kemampuannya secara realistik dan sportif.

2. Bermain pasif(hiburan)

Dalam permainan pasif atau hiburan kesenangan diperoleh dari kegiatan

orang lain, pemain menghabiskan sedikit energi. Anak yang menikmati

temannya bermain, memandang orang atau hewan ditelevisi, menonton

adegan lucu atau membaca bukuadalh bermain tanpa mengeluarkan banyak

tenaga tetapi kesenagnannya hampir seimbang dengan anak yang

menghasilkan di tempat olah raga atau bermain.

Macam-macam bermain pasif (hiburan):

a. Membaca

Membaca merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan memperluas

wawasan dan pengetahuan anak, sehingga anakpun akan berkembang

kreativitas dan kecerdasannya.

b. Mendengarkan radio

Mendengarkan radio dapat mempengaruhi anak baik secara positif

maupun negatif. Pengaruh positifnya adalah anak akan bertambah

6

Page 7: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

pengetahuannya, sedangkan pengaruh negatifnya yaitu apabila anak

meniru hal-hal yang disiarkan di radio seperti kekerasan, kriminalitas,

atau hal-hal negatif lainnya.

c. Menonton televise

Pengaruh televisi sama seperti mendengarkan radio, baik pengaruh

positif maupun negatifnya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi permainan anak

1. Kesehatan

Anak-anak yang sehat mempunyai banyak energi untuk bermain

dibandingkan dengan anak-anak yang kurang sehat, sehingga anak-anak

yang sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain yang membutuhkan

banyak energi.

2. Intelegensi

Anak-anak yang cerdas lebih aktif dibandingkan dengan anak-anak yang

kurang cerdas. Anak-anak yang cerdas lebih menyenangi permainan-

permainan yang bersifat intelektual atau permainan yang banyak

merangsang daya berpikir mereka, misalnya permainan drama, menonton

film, atau membaca bacaan-bacaan yang bersifat intelektual.

3. Jenis kelamin

Anak perempuan lebih sedikit melakukan permainan yang menghabiskan

banyak energi, misalnya memanjat, berlari-lari, atau kegiatan fisik yang lain.

Perbedaan ini bukan berarti bahwa anak perempuan kurang sehat dibanding

7

Page 8: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

anak laki-laki, melainkan pandangan masyarakat bahwa anak perempuan

sebaiknya  menjadi anak yang lembut dan bertingkah laku yang halus.

4. Lingkungan

Anak yang dibesarkan di lingkungan yang kurang menyediakan peralatan,

waktu, dan ruang bermain bagi anak, akan menimbulkan aktivitas bermain

anak berkurang.

5. Status sosial ekonomi

Anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang status sosial

ekonominyatinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang lengkap

dibandingkandengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang status

ekonominya rendah

6. Perkembangan motorik

Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik . apa saja

yang akan dilakukan dan waktu bermainnya tergantung pada perkembang

motor mereka. Pengendalian motorik yang baik memungkinkan anak terlibat

dalam bermain aktif

7. Intelegensi

Pada setiap usia, anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang kuarang

pandai, dan permainan mereka lebih menunjukan kecerdikan. Dengan

bertambahnya usia, mereka lebih menunjukan perhatian dalam permainan

kecerdasan, dramatik, kontruksi, dan membaca. Anak yang pandai

menunjukan keseimbangan perhatian bermain yang lebih besar, termasuk

upaya menyeimbangkan faktor fisik dan intelektual yang nyata.

8

Page 9: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

8. Jumlah waktu bebas

Jumlah waktu bermain terutama bergantung pada status ekonomi keluarga.

Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu luang

mereka, anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan

tenaga yang besar.

9. Peralatan bermain

Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainanya. Misalnya,

dominasi boneka dan binatang buat mendukung permain pura-pura;

banyaknya balok, kayu, cat air, dan lilin men dukung permainan yang

sifatnya konstruktif.

c. Pengaruh Permainan Bagi Perkembangan Anak

1. Perkembangan fisik

Bermain aktif penting bagi anak untuk mengembangkan otot dan melatih

seluruh bagian tubuhnya. Bermain juga berfungsi sebagai penyaluran tenaga

yang berlebihan yang bila terpendam terus akan membuat anak tegang,

gelisah, dan mudah tersinggung.

2. Dorongan berkomunikasi

Agar dapat bermain dengan baik bersama yang lain, anak harus belajar

berkomunikasi dalam arti mereka dapat mengerti dan sebaliknya mereka

harus belajar mengerti apa yang dikomunikasikan anak lain.

3. Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam

Bermain merupakan sarana bagi anak untuk menyalurkan ketegangan yang

disebabkan oleh pembatasan lingkunagn terhadap perilakun mereka.

9

Page 10: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

4. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan

Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat terpenuhi denagn cara lain sering

kali dapat dipenuhi dengan bermain. Anak yang tidak mampu mencapai

peran pemimpin dalam kehidupan nayta mungkin akan nayta memperoleh

pemenuhan keinginan itu denagn menjadi pemimpin tentara mainan.

5. Sumber belajar

Bermain memberi kesempatan untuk mempelajari berbagai hal melalui

buku,televisi natau menjelajah lingkunagan yang tidak dipeoleh anak dari

belajar di ruamh atau di sekolah.

6. Rangsangan bagi kreatifitas

Rangsangan melalui ekperimentasi dalam bermain, anak-anak menemukan

bahwa merancang sesuatu yang baru dan berbeda dapat menimbulkan

kepusaan. Selanjutnay mereka dapat mengalihkan minat kreatifnya ke

situasi di luar dunia bermain.

7. Perkembangan wawasan diri

Denagan bermain anak mengetahui tingkat kemampuannya dibandingkan

dengan temannya bermain. Ini memungkinkan mereka untuk

mengembangkan konsep dirinya denagn lebih pasti dan nyata.

8. Belajar bermasyarakat

Denagn bermain bersama anak lain, mereka belajar bagaiman membentuk

hubungan sosial dan bagaiman menghadapi dan memecahkan masalah

yang timbul dalam hubungan tersebut.

10

Page 11: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

9. Standar moral

Walaupun anak belajar di rumah dan di sekolah tentang apa saja yang di

anggap baik dan buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan standar moral

paling teguh selain dalam kelompok bermain.

10.Belajar bermain seseuai peran jenis kelamin

Anak belajar di rumah dan di sekolah mengenai apa saja peran jenis kelamin

yang disetujui. Akan tetapi, mereka segera menyadari bahwa mereka juga

harus menerimanya bila ingin menjadi anggota kelompok bermain.

11.Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan

Dari hubungan dengan anggota kelompok teman sebaya dalam bermain,

anak belajar bekerjasama, murah hati, jujur, sportif, dan disukai orang.

d. Mainan yang Baik

1. Usia 0-2 bulan

Mainan untuk dilihat dan didengar, seperti mobil-mobilan, kincringan dan

kecrekan kain. Tikar dan alat senam mainan merupakan kesenangan

inderawi yang besar, namun perhatikan tali, benang, atau manik-manik yang

mungkin memaparkan bahaya tercekik atau tersedak.

2. Usia 2-4 bulan

Mainan yang bisa diutak-atik lewat mencengkeram seperti kincringan,

mainan gigitan, mainan bertekstur, dan mainan berpegangan atau bertombol

besar. Juga, pilih mainan sebab-dan-akibat yang mengeluarkan cahaya atau

suara ketika disentuh atau ditekan.

11

Page 12: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

3. usia 4-8 bulan

Seorang bayi yang sedang belajar duduk siap untuk menjelajah dunia, maka,

carilah balok-balok bergambar berwarna cerah, lingkaran tumpuk, mainan

penyimpan, buku bergambar, bola, dan mainan tarik-dan-dorong.

4. Usia 8-12 bulan

Anak-anak pada tahap ini gemar membuat sesuatu terjadi dengan menekan

tombol, dan mendengarkan lagu, atau membuat burung nongol dari jendela.

Buku-buku karton, balok-balok besar, alat-alat musik (drum, krencengan,

trompet mainan), binatang-binatangan dari kain berspons, kotak dan papan

kegiatan, adalah pilihan-pilihan terbaik.

5. Usia 12-18 bulan

Anak-anak pada masa ini memerlukan benda untuk bermain fisik secara

aktif, seperti mainan berjalan (kereta belanja, kereta bayi, atau mobil kayuh).

Penyortir bentuk, balok-balokan, danboneka lunak juga sangat baik. Untuk

bermain di ruang terbuka yang menyenangkan, cobalah sepeda tiga roda

yang rendah atau mobil bak untuk dikayuh atau ditarik. Bola besar, mainan-

mainan yang bisa mengembang (inflatable), kolam renang, atau bak pasir

beserta perkakas menggali, menjadi pilihan-pilihan yang baik.

6. usia 18-24 bulan

Batita-batita yang lebih besar gemar berpura-pura mereka adalah orang-

orang dewasa seperti ibu dan ayah sehingga bermain tiru-tiruan adalah

penting. Makanan mainan, perkakas dan perabotan mainan, furnitur mainan

ukuran anak-anak, boneka beserta pakaiannya yang mudah diganti-ganti

12

Page 13: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

adalah baik. Batita juga bisa menikmati alat-alat musik seperti tambur, piano,

trompet tanduk, dan drum mainan, maupun juga mendengarkan kaset. Akan

tetapi, mereka masih kurang memiliki ketangkasan gerak seorang dewasa,

dan masih suka menaruh benda-benda di mulut; jadi, jangan ada barang-

barang kecil

7. Usia 2-3 tahun

Penyelarasan tangan-mata kini lebih halus sehingga mereka dapat

mengutak-atik benda-benda kecil dan mainan-mainan seperti balok-balokan,

mobil, truk, dan keretapi (dengan relnya); boneka bayi dan perabotan

pembersih rumah; makanan atau bahan makanan mainan untuk dapur-

dapuran; puzzle (hingga 30 keping); buku sederhana; buku mewarnai dan

krayon.

8. Usia Balita

Bersama dengan khayalan timbullah konsep baik dan buruk dan anak-anak

mulai takut kepada kegelapan atau monster di bawah kasur. Boneka atau

beruang teddy kesukaan, misalnya, dapat menjadi penenang besar. Anak-

anak kadang kala akan berbagi rahasia atau perasaan kepada mainan yang

mana akan mereka sembunyikan kepada orang lain. Anak-anak kecil ini juga

merasa gagasan menempuh jarak yang jauh itu mempesonakan, jadi truk,

mobil, pesawat, kereta, perahu, dan traktor semuanya menyenangkan pada

umur ini.Untuk membantu menajamkan ingatan dan kemampuan

membayangkan mereka,perkenalkan permainan yang mensyaratkan

penggunaan khayalan atau perhitungan mental. Permainan papan, mainan

13

Page 14: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

elektronik, permainan kata dan mencocokkan, semua diarahkan khusus

untuk kelompok ini

9. Usia 3-4 tahun

Permainan menjadi lebih gaul sehingga Anda menemukan anak-anak Anda

berbicara kepada mainannya atau membangun rumah untuk binatang

mainannya. Benda-benda perangsang daya cipta seperti gunting bertepi

majal, lem, kertas, dan peralatan kriya sederhana adalah taruhan- taruhan

yang baik.

10.Usia 4-6 tahun

Masa kegilaan sesaat! Ia mungkin melewati suatu tahap dinosaurus, tahap

ruang angkasa, tahap serangga. Ini juga masa keemasan untuk belajar demi

belajar, sebelum sekolah memaksa mereka belajar demi ujian! Maka,

pastikan ia memiliki pasokan seni, buku bacaan pertama, dan bukucoret-

moret untuk kumpulan perangko, daun, koin.

e. Peran Orang Tua dalam Bermain pada anak Toddler

Anak-anak usia 3,4,dan 5 tahun mengungkapkan sederetan emosi dan mampu

menggunakan secara serasi ungkapan seperti, Gila,sedih ,bahagia, dan sudah

bisa membedakan perasaan-perasaan ereka. Dalam tahu pra sekolah ini, situasi

emosi anak-anak sanat tergantung keadaan dan bisa berubah secepat mereka

berlih dari kegiatan satu ke kegiatan yang lain. Karena anak-anak berkembng

dari anak usia 3 tahun ke anak usia 5 tahun, ada peningkatan internalisasi dn

pengaturan tehadap emosi mereka. Ketika anak-anak usia 3,4 dan 5

tahunmencapai keterampilan-keterampilan kognitif dan bahasa ang baru,

14

Page 15: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

mereka belajar untk mengatur emosi-emosi mereka dan menggnakan bahasa

untuk mengungkapkan bagaimana perasaan mereka dan perasaan orang lain.

Gejolak perasaan ini sebagian besar ada di permukaan artinya mereka mulai

mengerti brbagai perasaan berbeda yang mereka alami, namun mereka sulit

mengatur perasaan dan meggunakan ungkapan yang sesuia untuk melukiskan

perasaan itu. Gejala perasan mereka sangat berhubungan dengan peristiwa-

peristiwa perasaan yang terjadi pada saat itu. (Hyson,1994).

Melalui bermain anak dapat menumpahkan seluruh perasaannya, seperti:

marah, takut, sedih, cemas atau gembira. Dengan demikian, bermain dapat

merupakan sarana yang baik untuk pelampiasan emosi, sekaligus relaksasi.

Misalnya saja pada saat anak bermain pura-pura atau bermain dengan

bonekanya. Selain itu bermain juga dapat memberi kesempatan pada anak

untuk merasa kompeten dan percaya diri. Dalam bermain, anak juga dapat

berfantasi sehingga memungkinkannya untuk menyalurkan berbagai keinginan-

keinginannya yang tidak dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata ataupun

menetralisir berbagai emosi-emosi negatif yang ada pada dirinya seperti rasa

takut, marah dan cemas

John Mayer, psikolog dari University of New Hampshire, mendefinisikan

kecerdasan emosi yaitu kemampuan untuk memahami emosi orang lain dan

cara mengendalikan emosi diri sendiri. Lebih lanjut pakar psikologi Cooper dan

Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional kemampuan

merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan

emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan

15

Page 16: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai

perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat,

menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari

Pendidik dan Orang tua dapat mengembangkan keterampilan kecerdasan

emosional seorang anak dengan memberikan beberapa cara yaitu:

1. Mengenali emosi diri anak , mengenali perasaan anak sewaktu perasaan

yang dirasakan terjadi merupakan dasar kecerdassan emosional.

kemampuan untuk memantau peraaan dari waktu kewaktu merupakan hal

penting bagi pemahahaman anak.

2. Mengelola emosi, menangani perasan anak agar dapat terungkap dengan

tepat kemampuan untuk menghibur anak , melepasakan kecemasan

kemurungan atau ketersinggungan, atau akibat – akibat yang muncul karena

kegagalan.

3. Memotivasi anak, penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan

adalah hal yang sangat penting dalam keterkaitan memberi perhatian dan

kasih sayang untuk memotivasi anak dalam melakukan kreasi secara bebas.

4. Memahami emosi anak.

5. Membina hubungan dengan anak, Setelah kita melakukan identifikasi

kemudian kita mampu mengenali, hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat

mengembangkan kecerdasan emosional yaitu dengan memelihara

hubungan.Berkomunikasi “dengan jiwa “, Tidak hanya menjadi pembicara

terkadang kita harus memberikan waktu lawan bicara untuk berbicara juga

dengan demikian posisikan diri kita menjadi pendengar dan penanya yang

16

Page 17: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

baik dengan hal ini kita diharapkan mampu membedakan antara apa yang

dilakukan atau yang dikatakan anak dengan reaksi atau penilaian.

menurut J.Cpaing ( 1992 ) adalah cara unik bagi anak memahami dan

mempelajari dunianya. Bermain yang merupakan cara anak untuk memenuhi

kebutuhannya, sedangkan menurut Chaterine Garvey ( 1997 ) bermain adalah

cara anak lebih sering berperan aktif, berkaitan dengan sisi dari kehidupannya

seperti untuk melanjutkan perkembangan social dan meningkatkan kreatifitasnya

bermain merupakan media untuk belajar karena melalui bermain anak akan:

1. Berkomunikasi

2. Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan

3. Melakukan apa yang dapat dilakukan

4. Mengenal waktu, warna dan jenis, dsb

Tujuan bermain pada usia prasekolah:

1. Menyalurkan emosi / peran anak

2. Mengembangkan keterampilan berbahasa dan kognitif

3. Melatih motorik halus kasar

4. Mampu menyusun gambar yang sudah ditentukan

5. Meningkatkan kemampuan berbahasa

6. Dapat melanjutkan tumbang yang normal

7. Dapat mengekspresikan perasaan,keinginan dan fantasi /ide-ide

8. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah

9. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat

Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain :

17

Page 18: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

1. Tahap perkembangan anak

2. Jenis kelamin anak

3. Status kesehatan anak

4. Lingkunan yang mendukung

5. Alat dan jenis permainan yang cocok

Jenis permainan

1. Sepeda

2. Mobil-mobilan

3. Alat-alat olahraga

4. Berenang

5. Balok besar

Adapun program bermain adalah:

1. Perkembangan sensorik dan motorik

bermain aktif sangat penting untuk berkembangnya fungsi otot

2. Perkembangan intelektual

melatih kemampuan memecahkan masalah

3. Perkembangan Sosial

a. Bermain dengan anak, belajar untuk memberi dan memnerima

b. Bermain dengan oranglain membantu untuk mengembangkan hubungn social

dan belajar memecahakan masalah dari hubungan

c. Dengan bermain anak belajar bertanggung jawab terhadap tindakan

d. Kesadaran diri:

anak mengenal kemamapuannya dan membandingkan dengan orang lain

18

Page 19: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Manfaat dari program bermain pada anak pra sekolah:

1. Belajar mandiri dan kooperatif

2. Bermain dalam tim: menolong anak untuk belajar bersaing

3. Bermain untuk perilaku yang dapat diterima lingkungan

4. Bermain tidak hanya mengikuti keterampilan pisik, intelektual terapy membantu

perasaan terlibat dalam tim : anak mulai membentuk kelompok

5. Melatih keterampilan motorik anak.

D. Sasaran

1. Kriteria Klien

a. Anak yang berumur usia prasekolah ( 3-5 tahun )

b. Anak kooperatif

c. Anak dengan komunikasi verbal baik

d. Anak dengan kondisi membaik

2. Proses seleksi

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu anak mengekpresikan ide-ide atau

perasaan secara optimal dan bersosialisasi dengan efektif seperti kriteria diatas

3. Nama klien yang mengikuti

a. An. M umur 4 tahun

b. An. R umur 4 tahun

c. An. H umur 4 tahun

d. An. E umur 4 tahun

e. An. A umur 3 tahun

f. An. B umur 3 tahun

19

Page 20: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

E. Orientasi dan uraian kerja

1. Struktur organisasi

a. Leader : Rika Setiawan, S.Kep

b. Co. Leader : Irwan Kiki, S.Kep

c. Fasilitator :

1. Siti Marjianti, S.Kep

2. Herawati, S.Kep

d. Observer : Nurdin, S.Kep

2. Uraian Tugas

a. Leader

1. Menjelaskan tujuan bermain

2. Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok

3. Menjelaskan aturan bermain pada anak

4. Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan

b. Co.Leader

Membantu leader dalam mengorganisasi anggota

c. Fasilitator

Menyiapkan alat-alat permainan

Memberi motivasi kepada anak untuk menyusun gambar

Mempertahankan kehadiran anak

Mencegah gangguan / hambatan terhadap anak baik luar maupun

dalam

d. Observer

20

Page 21: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

- Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal

- Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku

- Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain

F. Pelaksanaan

Hari : Senin, 23 November 2012

Waktu : 10.00-10.45 WIB

Tempat : Anak Perawatan Anak

Jumlah anggota : 6 orang

Alat Bantu : Puzzle Gambar

Pengorganisasian

Leader menyebutkan dan menjelaskan aturan permainan

Fasilitator menyiapkan puzzle gambar yang telah diacak

Fasilitator memberikan motivasi kepada masing-masing anak untuk menyusun

gambar yang telah ditentukan.

Observer mengamati jalannya kegiatan dan respon selama bemain

1. Fase orientasi

a. salam terapeutik

- Leader : mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dan anggota

kelompok lain peserta memperkenalkan diri satu persatu.

b. menjelaskan tujuan dan aturan bemain

- Tujuan : Tujuan dari program bermain ini supaya anak dapat

bersosialisasi dengan orang lain dan dapat mengekpresikan imajinasi

21

Page 22: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

anak.

Aturan bermain:

Keterangan:

L : Leader

Co : Coleader

O : Observer

F 1 & 2 : Fasilitator

: Peserta

STRATEGI PELAKSANAAN

No Terapis Waktu Subjek terapi

1 Persiapan 10 menit Ruangan, alat, anak dan

22

L

CO

O

F1 F2

Page 23: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

a.    Menyiapkan ruangan.

b.   Menyiapkan alat-alat.

c.    Menyiapkan anak dan keluarga

keluarga siap

2 Proses :

1) Membuka proses terapi

bermain dengan

mengucapkan salam,

memperkenalkan diri.

2) Menjelaskan pada anak dan

keluarga tentang tujuan dan

manfaat bermain,

menjelaskan cara permainan.

3) Mengajak anak bermain .

4) Mengevaluasi respon anak

dan keluarga.

2 menit

10 menit

15 menit

3 menit

Menjawab salam,

Memperkenalkan diri,

Memperhatikan

Bermain bersama

dengan

antusias

Dan mengungkapkan

perasaannya

3 Penutup Menyimpulkan,

mengucapkan

Salam

5 menit Memperhatikan dan

menawab salam

a. Leader menyebutkan dan menjelaskan aturan permainan

b. Anggota diatur dalam bentuk huruf U

c. Leader meminta anak untuk menyusun puzzle gambar yang telah di

acak

d. Waktu untuk menyusun puzzle gambar tersebut adalah 10 menit

e. Jika puzzle gambar telah selesai disusun, leader meminta anak untuk

menyebutkan dan menceritakan kembali

23

Page 24: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

f. Bila anak-anak tersebut dapat menyebutkan dan menceritakan gambar

tersebut lebih cepat maka akan diberi hadiah dan dialah juara

pertamanya.

g. Pemenang dibagi menjadi tiga yaitu juara 1, 2 dan 3

h. Jika ada peserta yang ingin keluar harus mengacungkan tangan dan

memberitahukan fasilitator

i. Jika ada peserta yang drop out fasilitator menanyakan alasan kalau

mungkin motivasi kembali kegiatan

j. Peserta harus hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung

2. Fase kerja

a. Leader berdiri di depan

b. Leader mengatur posisi klien

c. Fasilitator menyiapkan peralatan bermain

d. Fasilitator memberi motivasi kepada anak untuk menyusun puzzle gambar

e. Observer mengamati jalannya kegiatan dan respon selama program

bermain

3. Fase terminasi

a. Evaluasi respon subyektif

Leader menanyakan perasan klien setelah mengikuti program bermain.

b. Evaluasi respon obyektif

24

Page 25: 1proposal Rancangan Bermain Pada Anak Pra Sekolah

Observer mengobservasi prilaku peserta selama kegiatan terkait dengan

tujuan

c. Tindak lanjut

Menganjurkan kepada masing- masing anak untuk menebak gambar yang

telah disusun.

25