38
 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan masalah berharga dan sangat penting dalam  berbagai tatanan kehidupan manusia. Perhatian masyarakat terhadap kesehatan saat ini semakin besar, sehingga meningkatkan tuntutan masyarakat terhadap  perawatan yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang ilmu bedah saat ini sangat pesat. Hal ini juga harus didukung dengan peningkatan pemberian  perawatan pada pasien penderita penyakit bedah. Salah satunya adalah penyakit Hernia yang paling sering ditemui di RS Graha Husada. Hernia adalah tonjolan yang timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang.  Hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui  jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin atau lubang. Lubang itu dapat timbul karena lubang embrional yang tidak menutup atau melebar, dan akibat tekanan rongga perut yang meninggi.  Menurut keluhan pasien, sakit dirasakan di perut kanan bawah (inguinalis) dan dibagian skrotum ketika pasien mengangkat beban yang berat dan akan hilang ketika pasien beristirahat.  Menurut data dari  National Center for Health Statistics, Hernia Inguinalis menduduki peringkat pertama lima besar tindakan

2. askep HERNIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan hernia

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKesehatan merupakan masalah berharga dan sangat penting dalam berbagai tatanan kehidupan manusia. Perhatian masyarakat terhadap kesehatan saat ini semakin besar, sehingga meningkatkan tuntutan masyarakat terhadap perawatan yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang ilmu bedah saat ini sangat pesat. Hal ini juga harus didukung dengan peningkatan pemberian perawatan pada pasien penderita penyakit bedah. Salah satunya adalah penyakit Hernia yang paling sering ditemui di RS Graha Husada.Hernia adalah tonjolan yang timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang.Hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin atau lubang. Lubang itu dapat timbul karena lubang embrional yang tidak menutup atau melebar, dan akibat tekanan rongga perut yang meninggi.Menurut keluhan pasien, sakit dirasakan di perut kanan bawah (inguinalis) dan dibagian skrotum ketika pasien mengangkat beban yang berat dan akan hilang ketika pasien beristirahat. Menurut data dariNational Center for Health Statistics, Hernia Inguinalis mendudukiperingkat pertama lima besar tindakan operasi yang paling banyak dilakukan oleh ahli bedah Amerika pada tahun 1991 yaitu sebanyak 680.000 kasus (Eubanks, 2001). Menurut Ilham (2008) dalam Nurlaili Hidayati (2009), di Indonesia diperkirakan 102.000 anak menderita penyakit Hernia. Untuk data di Jawa Tengah, mayoritas usia penderita selama Januari-Desember 2007 berkisar antara 2-5 tahun, dengan rincian umur kurang dari 1 tahun sebanyak 51-211 penderita, dan umur 5 tahun berkisar antara 10.214 penderita.Resiko yang ditimbulkan dari penyakit Hernia kebanyakan dialami oleh pria dewasa, ada juga resiko Hernia pada anak-anak. Jika Hernia sudah menyebabkan infeksi didalam tubuh, kebanyakan penderita akan terserang resiko nyeri. Untuk menghindari terjadinya komplikasi, maka diperlukan tindakan bedah Herniotomi. Pembedahan traktus gastrointestinal sering kali mengganggu proses fisiologi normal pencernaan dan penyerapan. Mual, muntah dan nyeri dapat terjadi selama pembedahan ketika menggunakan anestesi spinal. Selain itu, nyeri pada luka operasi timbul akibat terputusnya kontinuitas jaringan sehingga terjadi penekanan pada pembuluh darah yang mengakibatkan metabolisme anaerob. Hal ini mengakibatkan terjadinya gangguan pergerakan sehingga aktivitas sehari-hari dapat terganggu. Kondisi yang seperti ini mengharuskan adanya Asuhan Keperawatan yang tepat agar dapat mencapai kesehatan yang optimal serta untuk menghindari komplikasi pada pasien dengan post operasi Hernia Ingunalis.

1.2. TUJUAN PENULISAN1.2.1. Tujuan UmumPerawa t mampu mendiskripsikan dan melaporkan Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan post operasi Hernia Inguinalis di RS Graha Husada dengan pendekatan proses keperawatan dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.1.2.2. Tujuan Khusus Mampu melakukan pengkajian pada Tn. D dengan post operasi Hernia Inguinalis. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada Tn. D dengan post operasi Hernia Inguinalis. Mampu mengidentifikasi rencana tindakan keperawatan pada Tn. D dengan post operasi Hernia Inguinalis.. Mampu mendokumentasikan Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Tn. D dengan post operasi Hernia Inguinalis.

BAB 2TINJAUAN TEORI

(1) (2) 2.1. PengertianHernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal (Lewis,SM, 2003).Hernia adalah kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah segmen dari perut atau struktur abdominal yang lain yang menonjol. Hernia dapat juga menembus melewati beberapa defect yang lain di dalam dinding abdominal, melewati diafragma, atau melewati struktur lainnya di rongga abdominal. (Ignatavicius, Donna, et.All.Medical Surgical Nursing.Philadelphia: W.B SaundersCompany,2000)Hernia mungkin terjadi di beberapa bagian tubuh, tetapi biasanya itu terjadi di rongga abdominal. Itudiketahui sebagai penurunan. Jika Hernia tidak dapat ditempatkan kembali di rongga abdominal, maka hal itu diketahui sebagaiincarcerated. Dalam situasi ini aliran mungkin menjadi obstruksi. Ketika Hernia ireduksi dan aliran intestinal dan supply darah obstruksi, Hernia menjadi terjepit. Ini akibat dari obstruksi intestinal akut. (Lewis, Heitkemper, Dirksen.MedicalSurgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem. Volume 2.Fifth Edition.Mosby,2000)

2.2. Klasifikasi(1) Menurut Tofografinya: Hernia Inguinalis, Hernia Umbilikalis, Hernia Femoralis dan sebagainya.(2) Menurut isinya: Hernia usus halus, Hernia omentum, dan sebagainya.(3) Menurut terlibat/tidaknya: Hernia eksterna (Hernia ingunalis, Hernia serofalis dan sebagainya).(4) Hernia inferna tidak terlihat dari luar (Hernia Diafragmatika, Hernia Foramen Winslowi, Hernia Obturatoria).(5) Causanya : Hernia Kongenital, Hernia Traumatika, Hernia Visional dan sebagainya.(6) Keadaannya: Hernia responsibilis, Hernia irreponibilis, Hernia inkarserata, Hernia skrotalis dan Hernia strangulata.2.3. Etiologi(1) Kongenital disebabkan kelemahan pada otot merupakan salah satu factor resiko yang berhubungan dengan faktor peningkatan tekanan intra abdomen. Kelemahan otot tidak dapat dicegah dengan cara olahraga atau latihan-latihan.(2) Obesitas adalah salah satu penyebab peningkatan tekanan intra-abdomen karena banyaknya lemak yang tersumbat dan perlahan-lahan mendorong peritoneum. Hal ini dapat dicegah dengan pengontrolan berat badan.(3) Pada Ibu hamil biasanya ada tekanan intra-abdomen yang meningkat terutama pada daerah rahim dan sekitarnya.(4) Mengedan juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra-abdomen.(5) Terlalu seringnya mengangkat beban berat.2.4. PatofisiologiMenurut Long C, Barbara,Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,1996.Hernia diklasifikasikan menurut lokasi di mana mereka muncul. Sekitar 75% dari Hernia terjadi di pangkal paha. Ini juga dikenal sebagai Hernia Inguinalis atau Femoralis. Sekitar 10% adalah Hernia Ventral atau insisional dinding abdomen, 3% adalah Hernia Umbilikalis.Hernia Inguinalis dibagi lagi menjadi Hernia direct dan Hernia indirect. Hernia Inguinalis indirect yang paling jenis umum dan biasanya mempengaruhi laki-laki. Hernia Inguinalis indirect disebabkan oleh penutupan saluran yang berkembang sebagai testis turun ke dalam skrotum sebelum kelahiran. Sebuah kantung yang berisi peritoneum, usus, atau omentum muncul melalui cincin Inguinalis dan mengikuti spermatika kabel melalui Kanalis Inguinalis. Sering turun ke dalam skrotum. Meskipun tidak langsung Hernia inguinalis cacat bawaan, mereka seringkali tidak menjadi jelas sampai dewasa, ketika peningkatan tekanan intra-abdomen dan pelebaran dari cincin inguinalis memungkinkan isi perut untuk memasuki saluran tersebut.Hernia Inguinalis direct selalu cacat yang diperoleh hasil dari kelemahan dinding Inguinal posterior. Hernia Inguinalis langsung terjadi lebih sering pada orang dewasa yang lebih tua. Hernia Femoral cacat juga diperoleh di mana kantung peritoneal menonjol melalui cincin femoral. Hernia ini biasanya terjadi pada obesitas atau wanita hamil.Hernia Inguinalis seringkali tidak menghasilkan gejala dan ditemukan selama pemeriksaan fisik rutin. Hanya mungkin menghasilkan benjolan, bengkak, atau tonjolan di selangkang, terutama dengan mengangkat atau tegang. Pasien laki-laki biasanya terdapat pengalaman baik nyeri atau rasa nyeri yang memancar\Collaborative Care ke dalam skrotum, meskipun hanya dapat dirasakan dengan peningkatan tekanan intra-abdomen (seperti yang terjadi selama batuk) dan dalam vagina dari skrotum ke arah cincin inguinal. Jika Hernia Inguinalis dapat dikembalikan, isi kantung kembali ke rongga perut, baik secara spontan sebagai tekanan intra-abdomen berkurang (seperti dengan berbaring) atau dengan tekanan manual. Beberapa komplikasi yang terkait dengan Hernia direduksi. Bila isi hernia tidak dapat dikembalikan ke rongga perut, itu dikatakan dapat diminimalkan atau dipenjara. Isi Hernia yang dipenjara terjebak, biasanya dengan leher yang sempit atau membuka ke hernia. Penahanan meningkatkan risiko komplikasi, termasuk obstruksi dan cekikan. Obstruksi terjadi ketika lumen usus yang terkandung dalam hernia menjadi tersumbat, sangat mirip dengan Crimping dari sebuah selang.Jika suplai darah ke isi Hernia terganggu, hasilnya adalah Hernia terjepit. Komplikasi ini dapat mengakibatkan infark usus yang terkena bencana dengan rasa sakit yang parah dan perforasi dengan kontaminasi dari rongga peritoneal. Perwujudan dari sebuah Hernia terjepit meliputi nyeri dan distensi perut, mual, muntah, takikardia, dan demam.Pembedahan sering dilakukan terhadap Hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi untuk terjadi inkarserasi. Suatu tindakan Herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam Fascia. Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan Hernia Inguinal indirek. Komplikasi ini sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri (Long C, Barbara,Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,1996)2.5. Manifestasi KlinisMenurutOswari E. Pada bukuBedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993. Manifestasi klinik yang terdapat pada Hernia Inguinalis adalah:(1) Terdapat benjolan didaerah vaginal dan atau scrotal yang hilang dan timbul. Timbul bila terjadi peningkatan tekanan peritonela misalnya mengedan, batuk-batuk, menangis. Jikapasien tenang dan berstirahat, maka benjolan akan hilang secara spontan.(2) Pada pemeriksaan terdapat benjolan dilipat paha atau sampai scrotum, pada bayi bila menangis atau mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimaksudkan kembali rongga abdomen.(3) IsiHernia dapat kembali kerongga peritorium disebutHerniaInguinal reponibilitas, bila tidak dapat kembali disebutHerniaInguinal ireponbilitis. Bila usus tidak kembali karena jepitan olehAnnulusInguinali,maka akanterjadi gangguan pembuluh darah dan gangguan pasase segmen usus yang terjepit. Keadaan ini disebutHerniaStrangulata.(4) Hernia strangulata lebih sering terjadiHernia sebelah kanan. Insiden tertinggi pada usia sekolah dibawah 1 tahun (31 %), namunrata-rata terjadi pada 12 %kasusHernia.(5) Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan mual.Bila terjadi Hernia Inguinalis Stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.(6) Hernia Femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di bawah sela paha.(7) Hernia Diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak nafas.(8) Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan Hernia akan bertambah besar.2.6. Komplikasi(1) Hernia berulang,(2) Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki.(3) Pendarahan yang berlebihan / infeksi luka bedah.(4) Luka pada usus (jika tidak hati-hati).(5) Setelah Herniografi dapat terjadi Hematoma(6) Fostes urin dan feses.(7) Residip,.(8) Komplikasi lama merupakanatropi testis karena lesi.

2.7. Penatalaksanaan(1) Konservatif Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali. Celana penyangga Istirahat baring Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.(2) Pembedahan (Operatif) : Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.2.8. Konsep Asuhan KeperawatanA. Pengkajian Keperawatan(1) Identitas: Hernia bisa terjadi pada anak, dewasa yan melakukan aktifitas berlebihan , melakukan pengangkatan benda berat.(2) Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama: Nyeri dan ada benjolan.b. Riwayat penyakit sekarang: Klien mengeluh nyeri, ada benjolan ,mual muntah.c. Riwayat penyakit dahulu:Wawancara di tunjukan untuk mengetahui penyakit yang di derita klien.d. Riwayat penyakit keluarga: Dalam keluarga apakah ada penyakit seperti yang di derita klien.e. Riwayat psiko social: Pada pasien hernia akan mengalami Anxietas atau kecemasan(3) Pemeriksaan Fisika. Keadaan Umum Pasien Keadaan umum lemah, kesadaran menurun sampai syok, hipovolemik

b. Tanda-Tanda Vital Nadi : ( >100x/ menit) Suhu : ( > 37,5c ) TD : ( < 100/80 mmHg) RR : ( > 24x/ menit)c. Sistem Gastrointestinal perut tampak kembung, adanya benjolan, bentuk perut kadang asimetris, distensi dan nyeri tekan pada epigastrium dan umbilikus, hiper timpanid. Sistem PernapasanTerjadi peningkatan frekuensi napas.e. Sistem KardiovaskulerHipovolemik Tekanan darah rendah, Nadi cepat (tachicardi), Metabolisme terganggu. f. Sistem MuskuloskeletalKlien tampak lemah, mobilitas terganggu akibat dari proses penyakit g. Sistem Perkemihan Produksi urine menurun berwarna kuning pekat Anuria, bila terjadi dehidrasi yang berat.h. Sistem IntegumenTurgor kulit buruk, mata cowong, kulit lengket dan lembab, selaput mukosa mulut kering.i. Sistem Persarafan Klien tampak lemah, kesadaran composmentis

j. Pola Fungsional Gordon Aktivitas/istirahatGejala :- Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat berat, duduk, mengemudi dan waktu lama- Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur- Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian tubuh- Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.Tanda : Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan dalam berjalan EliminasiGejala : konstipasi dan adanya inkartinensia/retensi urine Integritas EgoGejala : ketakutan akan timbulnya hernia yg lebih parah, ansietas, masalah pekerjaan finansial keluargaTanda : tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga NeurosensoriGejala : kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kakiTanda : penurunan reflek tendon dalam, kelemahan otot, hipotonia. Nyeri tekan/spasme otot paravertebralis, penurunan persepsi nyeri KenyamananGejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang menjalar ke kaki, bokong, bahu/lengan, kaku pada leher. (Doenges, 1999 : 320-321)

B. Diagnosa Keperawatan1. Pre operasi. Nyeri berhubungan dengan peritonium teregang. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang tindakan operasi.2. Post operasi. Nyeri berhubungan dengan terputusnya intergitas jaringan. Kurang prawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik sekunder terhadap pembedahan. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka pembedahan.C. Intervensi.1. Pre operasi.DX I. Berikan penjelasan tentang penyebab dan cara mengatasi nyeriR/Dengan penjelasan klien lebih kooperatif dalam tindakan Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.R/ Dapat menggurangi rasa nyeri Berikan posisi yang nyaman R/Dapat melancarkan peredaran darah Kaji skala nyeriR/Menentukan tingkatan nyeri dan tindakan yang dilakukan Observasi tanda-tanda vitalR/Menggetahui keadaan klien secara dini Kolaborasi dengan tim medisR/Melaksanakan fungsi interdependentDX II Intervensi : Berikan informasi tentang pemeriksaan diagnostik. R/ Informasi akan mendorong partisipasi klien dalam pengambilan keputusan dan kemandirian maximum. Kaji tingkat kecemasan klien R/menentukan tindakan yang akan dilakukan Beri dukungan mental klien R/Klien akan lebih tegar dalam mengghadapi masalahnya Anjurkan keluarga memberikan dukungan moral R/Keluarga merupakan orang terdekat yang dapat dipercaya untuk memberi support untuk kesembuhanya Observasi ttv R/Menggetahui keadaan klien secara dini2. Post OperasiDX I. Beri penjelasan tentang penyebab dan cara mengatasi nyeri R/Dengan penjelasan klien lebih kooperatif Kaji skala nyeri R/Menentukan tindakan yang akan dilakukan Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi. R/ Mengurangi rasa nyeri yang ada dengan pengalihan perhatian. Observasi TTV. R/ Mengetahui perkembangan dan tanda tanda penurunan /peningkatan kesehatan klien. Kolaborasi dengan tim medis R/Melaksanakan fungsi interdependentDX II Berikan penjelasan tentang pentingnya perawatan diri R/Dengan pemjelasan klien lebih kooperatif Memberikan HE pada keluarga tentang perawatan klien. R/ Memberikan rasa nyaman pada klien. Observasi TTV. R/ Mengetahui kegawatan / penurunan kesehatan klien. DX III. Inspeksi kulit untuk adanya iritasi / robekan / luka. R/ Deteksi tanda mulanya peradangan. Memberikan perawatan pasien sesuai protap. R/ memberikan perawatan yang profesional dan mencegah terjadinya mal praktek. Lakukan rawat luka R/Menghindari terjadinya infeksi Observasi ttv R/Menggetahui keadaan klien secara dini Kolaborasi dengan tim medis R/Melaksanakn fungsi interdependent

BAB 3ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN HERNIA

2. 3. 3.1. PENGKAJIANTanggalPengkajian:15 Juli2014TanggalMasuk: 14Juli2014Ruang/Kelas:Dahlia 2B/BPJS 1Nomor Register:201407145066DiagnosaMedis:Hernia Inguinalis dexstra

3.2. Identitas KlienNama: Tn.DJenis Kelamin:Laki-lakiUsia: 32 TahunStatus Perkawinan:MenikahAgama: IslamSuku/Bangsa:jawa/IndonesiaPendidikan: SMABahasa yang digunakan: IndonesiaPekerjaan:wiraswastaAlamat: jl. Sunangiri 13B/11 rt 01/01 SidomuktiSumber Biaya:BPJS Sumber Informasi:Pasien dan Keluarga3.3. ResumeSakit dirasakan pasien pada bulanApril 2014yang lalu saat membantu mengangkat beban berat.Tiba-tiba pasien meringis kesakitan.Oleh tetangganya, pasien dibawa kerumahnya dan diberi obat ramuan tradisional dengan istirahat yang cukup. Namun,bertahapselama 2 bulankemudianpasien merasakan adanya benjolan pada lipatan paha tepatnya pada skrotum. Disertai dengan keluhan batuk dan bersin.Akhirnya,keluarga membawa pasien ke RSPG, dan dari diagnosa medis, pasien dinyatakan harus segera dioperasi.

3.4. Riwayat Keperawatana.Riwayatkesehatan sekarang1) Keluhan Utama:Nyeri dan ada benjolan2) Kronologis Keluhana)Faktor Pencetus:Pasien sering mengangkat beban yang berat.b)Timbul Keluhan: ( ) Mendadak() Bertahapc)Lamanya:1 tahund)Upaya mengatasi:Rasa nyeri dan benjolan berkurang/hilang.b.Riwayat masa lalu1) Riwayat Penyakit sebelumnya :Pasien sebelumnya pernah operasi hill sinistra 7 tahun yang lalu2) Riwayat Alergi: Tidak ada alergi.3) Riwayat pemakaian obat: Hanya bila merasakan sakit, pasien meminum obat. Tetapi pasien mengatakan, ia lebih baik istirahat daripada meminum obat. Kecuali benar-benar membutuhkan.4) Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko: Tidak ada.5) Riwayat Psikososial dan Spiritual1)Adakah orang yang terdekat denganklien:Istri dan anak pertamanya.2)Interaksi dalam keluargaa)Pola Komunikasi: Baikb)Pembuatan Keputusan: Istri dan anak pertamac)Kegiatan Kemasyarakatan: Baik3)Dampak penyakit klien terhadap keluargaPasien masih bekerja, keluarga mengandalkan pasien. Maka, keluarga kehilangan orang yang mencari nafkah.4)Masalah yang mempengaruhi klien:Pasien sedikit keberatan terhadap penambahan biaya sebesar Rp 500.000 untuk pembayaran mess dan benang operasi.5)Mekanisme Kopingterhadap stress:() Pemecahan masalahPasien menghadapi masalah dengan tenang,semua masalah diatasi bersama oleh keluarga.()MakanPola makan pasien dirumah cukup baik,3x dalam sehari dengan lauk yang beragam dan dirumah sakit pasienhanya mampu menghabiskan setengah porsi karena tidak adanya nafsu makan.() TidurPola istirahat atau tidur pasiendirumahcukup baik, namun pasien kurang tidur siang karena pasienbekerja hingga sore hari.Tidur malam antara7-8jam permalam..() Lain-lain(Diam)Dalam menghadapi masalah, pasien lebih banyak diam dan memikirkan jalan keluar dari masalah tersebut.

1. 2. 3. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. Pengkajian Fisika.Pemeriksaan Fisik Umum:1)Berat badan: 68kg(Sebelum sakit 72 kg)2)Tinggi badan: 174cm3)Keadaan umum:Sedang4)Pembesaran kelenjar getah bening:( ) Ya()Tidakb.Sistem Penglihatan:1)Posisi mata:()Simetris( ) Asimetris2)Kelopak mata:()Normal( ) Ptosis3)Pergerakan bola mata:()Normal( ) Abnormal4)Konjungtiva:()Merah Muda( ) Anemis5)Kornea:()Normal( ) Keruh/Berkabut6)Sklera:( )Ikterik() Anikterik7)Pupil:()Isokor( ) Anisokor8)Otot-otot mata:()Tidak ada kelainan9)Fungsi penglihatan:()Baik( ) Kabur10)Tanda-tanda radang: Tidak ada11)Pemakaian kaca mata:()Tidak( ) Ya12)Pemakaian lensa kotak:()Tidak( ) Ya13)Reaksi terhadap cahaya:Baikc.Sistem Pendengaran:1)Daun telinga:()Normal( ) Tidak2)Karakteristik serumen:a.Warna: Kuning mudab.Konsistensi:Cairc.Bau:Khas3)Kondisi telinga tengah:()Normal( ) Kemerahan4)Cairan dari telinga:()Tidak( )Ada5)Perasaan penuh di telinga:()Tidak( ) Ada6)Tinitus:( ) Ya()Tidak7)Fungsi pendengaran:( )Normal() Kurang8)Gangguan keseimbangan:()Tidak( ) Ya9)Pemakaianalat bantu:()Tidak( ) Yad.Sistem Wicara:()Normal( ) Tidake.Sistem Pernafasan:1)Jalan nafas:()Bersih( ) Ada Sumbatan2)Pernafasan:()Tidak sesak( ) Sesak3)Menggunakan otot bantu pernafasan:( ) Ya()Tidak4)Frekuensi:30x/menit5)Irama:()Teratur( ) Tidak Teratur6)Jenis pernafasan:() Spontan7)Kedalaman:( )Dalam() Dangkal8)Batuk:( ) Tidak()Ya9)Sputum:( )Tidak() Ya, Putih10)Konsistensi:() Encer( ) Kental11)Terdapat darah:( ) Ya()Tidak12)Palpasi dada:Detak jantung normal13)Perkusi dada:Tidak ada tanda-tanda nyeri14)Suara nafas:()Vesikuler( ) Ronkhi15)Nyeri saat bernafas: ( ) Ya()Tidak16)Penggunaan alat bantu nafas:()Tidak( ) Yaf.Sistem Kardiovaskular:1)SirkulasiPeriphera.Nadi: 74x/menit: Irama:()Teratur( ) Tidak TeraturDenyut :( ) Lemah() Kuatb.Tekanan darah: 130/90mmHgc.Distensi vena jugularis:Kanan: ()Tidak() YaKiri:( )Tidak() Yad.Temperature Kulit:() Hangat( )Dingine.Warna kulit:() Pucat( ) Kemerahanf.Pengisian kapiler:detikg.Edema:() Ya, Skrotalis( ) Tidak2)SirkulasiJantunga).Kecepatan denyut capital: Teraturb). Irama:()Teratur( ) Tidak Teraturc). Kelainan bunyi jantung: Tidak adad). Sakit dada:( ) Ya()Tidakg.Sistem Hematologi:Gangguan Hematologi:1). Pucat:( )Tidak() Ya2). Perdarahan:()Tidak( ) Yah.Sistem Syaraf Pusat:1). Keluhan sakit kepala:tidak ada2). Tingkat kesadaran:()ComposMentis( ) Apatis3). Glasgow coma scale:E: 4V: 5M: 64). Tanda-tanda peningkatan TIK:()Tidak( ) Ya5). Gangguan Sistem persyarafan: Tidak ada6). Pemeriksaan Refleksa. Refleks fisiologis:()Normal( ) Tidakb. Refleks Patologis:( )Tidak() Yai.Sistem Pencernaan:Keadaanmulut:1). Gigi:() Caries( )Tidak2). Penggunaan gigi palsu:( ) Ya()Tidak3). Stomatitis:( ) Ya()Tidak4). Lidah kotor:( ) Ya()Tidak5). Salifa: ()Normal( ) Abnormal6). Muntah:()Tidak( ) Ya7). Nyeri daerah perut:() Ya, luka post-op8). Skala nyeri:3 - 49). Lokasi dan Karakter nyeri:() Kanan Bawah10). Bising usus:15x/menit11). Diare:()Tidak( ) Ya12). Konstipasi:( ) Tidak() Ya, 2 hari.13). Hepar:()Teraba()Tidak Teraba14). Abdomen:( ) Distensi() Kembungj.Sistem Endokrin:a.Pembesaran Kelenjar Tiroid:()Tidak( ) Yab.Nafas berbau keton:()Tidak( ) Yac.Luka ganggren:()Tidak( ) Yak.Sistem Urogenital:a.Balance Cairan: Intake 1000 ml ;Out 500 mlb.Perubahan pola kemih:()Retensi( ) Dysuriac.B.a.k:()Kuning Jernih() Putihd.Distensi/ketegangan kandung kemih:( ) Ya()Tidake.Keluhan sakit pinggang:( ) Ya()Tidakf.Skala nyeri: 0l.Sistem Integumena.Turgor kulit:() Tidak Elastisb.Temperatur kulit:( ) Hangat()Dinginc.Warna kulit:()Pucat( ) Cyanosisd.Keadaan kulit:( )Baik() Lesi: () Insisi Operasi, lokasidaerah skrotum.e.Kelainan kulit:()Tidak( ) Yaf.Kondisi kulit yang terpasang infus: Normal, tidak ada oedemeg.Keadaan rambut:-Tekstur: Baik-Kebersihan:Yam. Sistem Muskuloskeletala.Kesulitan dalam bergerak:()Ya,terpasang infus (+)b.Sakit pada tulang:( ) Ya()Tidakc.Fraktur:( ) Ya()Tidakd.Kelainan bentuk tulang sendi: TidakAdae.Kelainan struktur tulang belakang: TidakAdaf.Keadaan otot:Baik

3.5. 3.6. Data Penunjanga. Laboratorium:HB= 15.6Lekosit= 6.80Hematokrit = 42,0Trombosit = 278000Eritrosit = 5,23Hbsag = NegatifHasil radiologi yaitu nampak Hernia Inguinalis Dextra3.7. PenatalaksanaanTanggalWaktuJenisDosisCara Pemberian

15-07-1405.0005.0005.3006.0006.00

Infus RLSkin testCeftriaxonranitidinondansentron

500 cc0,5 cc1 gr1 amp4 mg

20 tts/mntICIVIVIV

Tx di ok09.0009.00SantagesikMorfin1 amp1 ampIVIM

Tx post op17.0021.00TramadolSantagesik1 amp1 ampDripIV

16-07-1405.0005.0013.00Inf RLSantagesiksantagesik500cc1 amp1 amp14tpmIVIV

3.8. Data FokusTanggalData SubjektifData Objektif

15 Juli 2014Jam 13.00

17.00Pasien mengatakan ada rasa nyeri di perut kanan bawah di bkas operasi

Pasien mengatakan bekas operasi masih nyeri mual berkurang,sudah mulai minum sedikit2Pasien tampak meringis kesakitan, terdapat luka postopPx masih puasa dikarenakan msih mual,akral HKMS: 36C N: 72x/mnt RR: 20x/mnt TD: 120/90 mmHg,Px tidak mau mobilisasi takut nyeri,terdapat bekas luka operasi, mual berkurang, akral HKMS: 36C N: 80x/mnt RR:20x/mnitTD 110/80 mmhg

16 Juli 2014Jam 05.00

13.00Pasien mengatakan rasa nyeri berkurang

Px KRSK/U baik, makan/minum + infus RL 14 tpm + skala nyeri 2, mukosa bibir lembabS: 36C , N: 80 x/mnt , RR: 24 x/mnt TD: 120/70 mmHg, oedeme(-), BAB (-), BAK (+)kuningjernih, Flatus (-)Obat terapi pulangCefadrosil 2x1Ketoprofen 2x1

3.9. Analisa DataNoDatadiagnosa keperawatanEtiologi

1DS: Pasien mengeluh nyeri bagian luka post-op.DO: k/u sedang, kesadaran composmentis, pasien tampak meringis kesakitan, dan berhati-hati saat bergerak.S: 36C , N: 80 x/mnt , RR: 20 x/mnt TD: 120/70 mmHg, mual (-) Flatus (-)Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (insisi bedah)Terputusnya kontuinitas jaringan kulit pada post-op, yang menstimulasi saraf nyeri dan menimbulkan rasa nyeri.

2.DS: Pasien mengatakan nyeri bagian operasi berkurang, namun pasien merasa mual dan lemas.DO: k/u cukup.S: 36C, N: 82 x/mnt , RR 22 x/mnt, TD: 130/70 mmHg, oedeme (-) , mual (+) muntah (-) flatus (+) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.Efek luka operasi yang menimbulkan rasamual yang memicu terjadinya intoleransi aktifitas terhadap respon tubuh.

3.10. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NoDiagnosa KeperawatanTanggal ditemukanTanggal TeratasiNama Jelas

2.Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op(insisi bedah)15-07-201415-07-2014

3.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.15-07-201416-07-2014

3.11. PERENCANAAN KEPERAWATANTglNoDiagnosa KeperawatanTujuandanKriteria HasilRencana TindakanParaf& nama jelas

15-07 20141Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)Tujuan: Nyeri berkurang/hilang (1- 5 hari)Kriteria Hasil: Keluhan nyeri berkurang, pasien rileks, dan skala nyeri 0.a.Mengkaji pengalaman nyeri pasien, tentukan tingkat nyeri yang dialami.b.Memantau keluhan nyeri.c.Mengjarkan tehnik relaksasi.d.Menganjurkan mobilisasi dini.e.Kolaborasi dalam pemberian terapi.

15-07- 20142.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.Tujuan: Aktifitas dapat maksimal terjadi.Kriteria Hasil: Memperlihatkan kemajuan aktifitas s.d mandiri dan ada respon positif terhadap aktifitas.a.Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisib.Meningkatkan aktifitas secara bertahap.c.Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal.d.Memotivasi peningkatan dan beri penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.

3.12. EVALUASI (CATATAN PENGEMBANGAN)No.DKTgl/JamEvaluasi Hasil (SOAP)Paraf dan Nama jelas

118 Juni 2012S: Pasien mengeluh nyeri bagian luka post-op.O: , kesadaran CM, pasien tampak meringis kesakitan, berhati-hat saat bergerak.S: 36C , N: 80 x/mnt , RR: 34 x/mnt TD: 160/70 mmHg, oedeme(-), BAB (-), BAK (+)kuningjernih, Flatus (-)A: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)P:a.Mengkaji pengalaman nyeri pasien, dan menetukan tingkat nyeri yang dialami.b.Memantau keluhan nyeri.c.Mengajarkan tehnik relaksasi.d.Menganjurkan mobilisasi dini.e.Kolaborasi dalam pemberian terapi.

319 Juni 2012S: Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang, namun ada rasa lemas, dan mual.O: Pasien telihat lemas.S: 37C, N: 82 x/mnt , RR 32 x/mnt, TD: 130/70 mmHg, oedeme (-) , mual (+) muntah (-) flatus (+) BAB (+) agak keras kecoklatan, BAB (+) kuning jernih.A: Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.P:a.Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi.b.Meningkatkan aktifitas secara bertahap.c.Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal.d.Memotivasi peningkatan dan memberi penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.

BAB 4PENUTUP

4. 4.1. KESIMPULANHernia adalah: tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana organ tersebut seharusnya berada didalam . Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/sebagiandariorganmelaluilubangpadastrukturHerniainguinalisadalahpenonjolanherniayangterjadi pada kanalis inguinal (lipaan paha). Operasi herniaadalah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengembalikan isihernia pada posisi semula dan menutup cincin hernia.PengertianHerniaadalahmenonjolnyasuatuorganataustrukturorgan dan tempatnyayangnormalmalaluisebuah defek konsenital atau yang didapat. (Long, 1996 : 246). Hernia adalahsuatukeadaanmenonjolnyaisiusussuaturongga melalui lubang(Oswari, 2000:216). Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (regio inguinalis).

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan Kartono,dkk. 1995.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara.Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta : EGCdr. JanTambayong,2000.Patofisiologi untuk Keperawatan.Jakarta : EGC.dr. Taufan Nugroho, 2011.Kumpulan Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit Dalam. Jakarta:Hand out. 2007.hospitalisasi. Prodi keperawatan, Semarang.http:// nugealjamela.blogspot.com, diakses 12 agustus 2010Ignatavicius, Donna, et.All. 2000.Medical Surgical Nursing.Philadelphia: W.B SaundersCompany.John L. Cameron. 1997.Current Surgical Therapy. Jakarta: Binarupa Aksara.LeMone, and Burke, M.K. 2000.Medical Surgical Nursing:Critical Thinking in ClientCare. Second Edition.New Jersey: Prentie-Hall,Inc.Lewis, Heitkemper, Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem. Volume 2.Fifth Edition. Mosby.Lewis, Heitkemper, Dirksen. 2000.MedicalSurgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem. Volume 2.Fifth Edition.Mosby.Long C, Barbara, 1996.Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2.Jakarta: EGCMansjoer, Arief, 2000.Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta: EGCOswari E. 1993. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia.Seymour I. Schwartz, et.All 2000.Principles of Surgery. Companion handbook.Jakarta: EGC.Syamsuhidayat, et.al. 2002.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah.Jakarta : EGC.Syamsul Hidayat R. dan Wim De Jong, 2005.Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta: EGCTambayong,dr. Jan.2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGCWong, 2004.Wongs nursing care of infant and children.St. Louis.

38