Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9 Universitas Kristen Petra
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1 Tijauan Literatur tentang Buku
2.1.1 Pengertian Buku
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia buku merupakan lembaran kertas
berjilid, dapat berisi tulisan maupun kosong (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 152).
Buku merupakan suatu bentuk atau media komunikasi massa pertama yang telah
dirangkai menjadi satu atau beberapa unit dengan tujuan penyajian yang sistematis
dan terlindung oleh bahan yang tahan lama.
Berdasarkan isinya buku dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu fiksi dan nonfiksi.
Buku fiksi merupakan buku yang isinya berasal dari hasil imajinasi penulis,
sedangkan isi buku nonfiksi bersumber dari informasi hal yang nyata (fakta) dari
kehidupan.
2.1.2 Perkembangan Buku
Sebelum ditemukannya buku, masyarakat zaman dulu memiliki buku kuno
yaitu tulisan yang tercetak di atas keping-keping batu (prasasti) atau daun papyrus.
Terkadang papyrus yang digunakan dapat mencapai kepanjangan berpuluh-puluh
meter, sehingga gulungan papyrus ada yang dipotong-potong. Akibat dari kesulitan
yang dialami tersebut memberi perkembangan terhadap bentuk buku yang awalnya
berupa gulungan menjadi codex pada awal abad pertengahan.
Gambar 2.1 Kertas Papyrus
Sumber : http://9j-farhanhibatur.blogspot.co.id/2016/01/bab-1-berbagai-jenis-
peralatan.html
10 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.2 Codex
Sumber : https://allenvandermeulen.org/2016/02/03/a-message-for-all-ages-
the-codex/
Perkembangan buku yang signifikan dimulai dari ditemukannya kertas oleh
orang Cina bernama Ts’ai Lun. Sebagai tindak lanjut dari penemuan kertas, pada
abad ke-15 seorang berkebangsaan Jerman bernama Johanes Gensleich Zur Laden
Zum Gutenberg membuat sebuah mesin cetak untuk pertama kalinya. Mesin cetak
tersebut bekerja dengan huruf-huruf logam yang terpisah dan dapat dibentuk
menjadi kata atau kalimat. Meskipun demikian, pengerjaan untuk satu buah buku
tetap saja memakan waktu yang cukup lama karena mesin yang kecil dan jumlah
huruf yang terbatas. Teknik cetak yang ditemukan oleh Gutenberg ini semakin
disempurnakan menjadi pencetakan offset pada pertengahan abad ke-20. Dari abad
ke-20 hingga saat ini perkembangan teknologi yang semakin canggih menciptakan
banyaknya mesin offset yang mampu mencetak hingga ratusan ribu eksemplar buku
dalam waktu yang singkat. Hal tersebut diikuti pula dengan ditemukannya
komputer sehingga pembuatan buku dapat dikerjakan dengan lebih mudah dalan
penyusunan huruf (setting) dan tata letak halaman.
Penerbitan buku di Indonesia menurut Ajib Rosidi secara garis besar dibagi
menjadi tiga jalur, yaitu usaha penerbitan buku pelajaran, usaha penerbitan buku
bacaan umum, dan usaha penerbitan buku agama. Pada masa penjajahan Belanda
penerbitan buku di Indonesia pada saat itu umumnya dikerjakan oleh orang Belanda
dan kaum pribumi hanya sekedar membantu saja. Namun karena pemerintah
Belanda khawatir dengan perkembangan penerbitan tersebut, akhirnya didirikan
penerbitan Buku Bacaan Rakyat yang bertujuan untuk mengimbangi usaha
11 Universitas Kristen Petra
penerbitan yang dilakukan oleh kaum pribumi. Pada tahun 1908 penerbit ini
namanya diubah menjadi Balai Pustaka. Lima tahun kemudian, pemerintah
Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan
Belanda di Indonesia yang sebelumnya masih diijinkan berusaha di Indonesia
setelah penyerahan kedaulatan di tahun 1950. Pemerintah berusaha mendorong
pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku di Indonesia dengan cara
memberikan subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional
sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya dengan harga murah.
Pemerintah juga mendirikan Yayasan Lektur yang bertugas untuk mengatur
bantuan pemerintah kepada penerbit dan mengendalikan harga buku sehingga
pertumbuhan dan perkembangan penerbitan nasional dapat meningkat dengan
cepat. Pada tahun 1965 terjadinya perubahan situasi politik di Indonesia membuat
subsidi bagi penerbit dihapus. Oleh karena itu situasi perbukuan mengalami
kemunduran dan hanya 25% penerbit yang bertahan. Pada masa orde baru itu
pemerintah memberikan hak kepada Balai Pustaka untuk mencetak buku-buku yang
dibutuhkan di pasaran bebas dan para penerbit swasta diberikan kesempatan untuk
menerbitkan buku-buku pelengkap dengan persetujuan tim penilai. Selain itu,
seluruh buku yang akan diterbitkan pada masa itu harus melalui sensor dan
persetujuan kejaksaan agung.
Didukung dengan adanya peralatan teknologi yang canggih seperti komputer,
laptop, smartphone dan tablet, kini buku telah berkembang menjadi electronic book
(e-book), yaitu buku digital, dalam kata lain buku ini bisa dibaca dari layar
komputer/gadget.
Gambar 2.3 Ilustrasi e-book pada tablet
Sumber : https://www.geckoandfly.com/11871/download-40-free-ebook-
epub-reader-creator/
12 Universitas Kristen Petra
2.1.3 Fungsi dan Peranan Buku dalam Kehidupan Sosial
Buku merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat dekat dengan
bidang edukasi. Buku dapat memberikan pengetahuan atau wawasan tambahan
mengenai suatu topik sebagai pegangan pembelajaran. Sebuah buku memiliki
fungsi dan peran untuk menambah penguasaan kosakata yang lebih banyak
sekaligus memperluas pengetahuan. Dengan beragamnya buku yang terbit, tentu
beragam pula topik yang dibahas dan hal tersebut dapat memberikan informasi-
infomasi baru dan membuka pemahaman hingga perubahan sudut pandang
seseorang. Sebuah buku dapat memberikan inspirasi untuk melakukan suatu hal,
selain itu juga dapat melatih otak untuk berpikir karena menggunakan konsentrasi
dan pemahaman.
2.1.4 Bentuk dan Jenis Buku
a. Ensiklopedia
Ensiklopedia adalah buku yang bersi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu
pengetahuan. Biasanya tersusun berdasarkan abjad atau berdasarkan ketegori
secara singkat dan padat.
b. Kitab
Kitab adalah sebuah buku yang berisi ajaran-ajaran sebagai inspirasi umat
beragama.
c. Kamus
Kamus adalah buku acuan yang memuat kata atau ungkapan, buku yang
menerangkan makna berbagai kata yang disusun berdasarkan abjad. Selain
menerangkan maksud kata, kamus juga memiliki pedoman pelafalan suatu kata
dan contoh penggunaan kata untuk memperjelas makna kata.
d. Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi naratif dalam bentuk cerita. Penulis novel
disebut dengan nama novelis. Kata novel itu sendiri berasal dari bahasa Itali
‘novella’ yang berarti sebuah kisah, sepotong cerita. Panjang isi novel biasanya
sebanyak 40.000 kata dan ceritanya lebih kompleks dari cerpen, umumnya
bercerita tentang seorang tokoh dan kelakuannya dalam kehidupan sehari-hari.
13 Universitas Kristen Petra
e. Novelet
Novelet merupakan cerita tanggung, lebih panjang dari cerpen, dan terlalu
pendek untuk di sebut sebagai novel. Jumlah halaman novelet biasanya hanya
sekitar 40-50 halaman, namun batasan tersebut tidak mutlak.
f. Antologi
Antologi berasal dari kata Yunani yang berarti ‘karangan bunga’ atau
‘kumpulan bunga’. Antologi merupakan sebuah kumpulan dari karya-karya
sastra. Pada awalnya antologi hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair
dan pantun) yang dicetak dalam satu volume, namun saat ini antologi juga
termasuk cerpen, novelet, prosa, dan lain-lain.
g. Dongeng
Dongeng merupakan buku yang berisi kisah fiktif (khayalan atau imajinasi),
sesuatu yang mustahil terjadi dalam dunia nyata).
h. Cergam (cerita bergambar)
Cergam merupakan tulisan narasi yang disertai ilustrasi.
i. Komik
Komik merupakan gabungan antara karya ilustrasi dan tulisan yang disusun
sedemikan rupa untuk membentuk sebuah jalan cerita. Dapat dimuat dalam
majalah atau dicetak dalam bentuk buku tersendiri.
j. Nomik (novel komik)
Nomik merupakan gabungan antara novel yang digabungkan dengan sedikit
komik.
k. Naskah
Naskah merupakan rancangan manuskrip/dokumen.
l. Majalah
Majalah adalah buku yang berisi bermacam-macam artikel dalam subjek yang
bervariasi. Diterbitkan secara berkala, ada yang mingguan, dwimingguan,
bulanan, hingga tahunan.
m. Biografi
Biografi merupakan buku yang menceritakan kisah hidup seseorang. Sebuah
biografi dapat ditulis oleh tokohnya sendiri, dinamakan autobiografi. Isi
biografi tidak hanya sekedar tanggal lahir cerita kegiatan kesehariannya, namun
14 Universitas Kristen Petra
juga menceritakan tentang perasaan tokoh yang terlibat dalam setiap kejadian
yang dialaminya.
n. Catatan Harian
Catatan harian merupakan buku yang dibuat dari catatan harian (kejadian harian
yang dialami).
o. Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan buku yang berupa laporan suatu penelitian atau
percobaan seperti thesis dan skripsi.
p. Panduan
Panduan adalah buku yang berisi panduan atau tata cara mengenai suatu hal
tertentu.
2.1.5 Basis Media Buku
Basis media buku terdiri atas dua jenis, yaitu cetak dan digital. Media buku
cetak menggunakan kertas dan mesin cetak untuk mencetak tulisan, sedangkan
media buku digital hanya menggunakan perangkat elektronik seperti komputer,
laptop, atau smartphone untuk mengolah, menghasilkan, dan menampilkan buku
tanpa perlu proses cetak.
2.1.6 Elemen Buku
a. Tema/Ide
Tema/ide merupakan elemen buku yang paling penting karena menjadi topik
pembahasan isi buku. Ide untuk membuat buku dapat didapatkan dari manapun
dan kapanpun, entah tentang pengetahuan atau fiktif.
b. Riset
Rancangan buku yang baik tidak terlepas dari riset. Dengan melakukan riset,
maka data atau informasi yang ada pada isi buku dapat diandalkan dan
terpercaya.
c. Teknik Penulisan
Teknik penulisan sebuah buku dapat mempengaruhi tingkat minat pembaca.
Penulisan yang dapat menjelaskan maksud penulis dengan baik belum tentu
menarik minat pembaca, begitu pula penulisan yang bertele-tele belum tentu
15 Universitas Kristen Petra
menjelaskan maksud penulis dengan baik. Teknik penulisan yang baik biasanya
memiliki diksi yang unik, kalimat yang luwes dan jelas maksudnya, terkadang
terdapat ungkapan yang baru. Sebuah buku hendaknya ditulis secara bertahap
dari topik yang paling mendasar hingga yang rumit agar tidak membingungkan
pembaca.
d. Kreativitas Menulis
Kreatif berarti suatu karya yang unik, berbeda, sekaligus mempunyai nilai yang
menarik. Buku yang ditulis dengan kreativitas akan memiliki nilai yang berbeda
dari buku lainnya meskipun bukan ciptaan yang baru. Kreativitas dapat berarti
melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dari pandangan mayoritas.
2.1.7 Prosedur Proses Perancangan Buku
a. Menentukan ide atau gagasan
Sebuah ide dapat membahas topik apapun, misalkan suatu hal yang belum
terekspos atau fenomena yang sedang berlangsung di lingkungan sekitar. Ide
atau gagasan yang telah ditentukan selanjutnya dipelajari lebih dalam seluk
beluknya dengan data referensi pendukung yang bisa didapatkan dari sumber
yang lain.
b. Membuat kerangka rancangan
Kerangka rancangan dibuat agar penulisan dapat terarah dan tetap fokus pada
gagasan yang ingin disampaikan, serta membuat penulis lebih mudah karena
sudah ada poin-poin yang telah direncanakan untuk ditulis.
c. Penulisan isi buku
Tulisan pertama yang dibuat masih berupa tulisan kasar, yang artinya masih
perlu dipelajari dan dibenahi ulang agar menjadi tulisan yang lebih baik di mana
informasi isi buku dapat tersampaikan dengan baik. Biasanya dalam
mempelajari tulisan kembali, akan ditemukan banyak kesalahan yang
sebelumnya tidak sadar terbuat. Terkadang penulis bisa pula meminta tolong
orang lain membaca buku yang dirangkai untuk mengoreksi isi buku agar lebih
jeli menemukan kesalahan. Selain mencari kesalahan dan mempelajari ulang
hasil tulisan pertama, terkadang ada beberapa hal yang kurang tepat untuk
ditulis di dalam buku sehingga harus dihilangkan. Pemilihan kosakata dan cara
16 Universitas Kristen Petra
pengemasan tulisan merupakan hal yang penting dalam merancang sebuah buku
agar tidak membingungkan pembaca.
d. Editing
Proses editing dilakukan untuk membenahi tulisan atau penggunaan kosakata
yang salah, juga untuk membenahi tata letak penyusunan tulisan agar memiliki
estetika yang dapat menarik minat pembaca.
e. Layout
Tak cuma isi buku, tentunya tampilan fisik buku baik dari luar maupun dalam
juga mempengaruhi penyampaian informasi yang terkandung di dalamnya.
Paduan warna, jenis tipografi yang dipilih, dan unsur grafis lainnya menentukan
kualitas buku yang dibuat. Tampilan isi buku yang menarik akan merangsang
indera pembaca agar tidak bosan saat membaca buku, sehingga isi buku dapat
tersampaikan dengan baik.
f. Desain buku
Tampilan fisik luar buku (cover) juga harus dirancang semenarik mungkin
sesuai dengan isi buku untuk menarik minat pembaca untuk mengetahui isi
buku lebih lanjut.
g. Finishing
Setelah perancangan buku selesai maka buku siap dijilid. Jenis penjilidan buku
ada bermacam-macam, ada yang menjilid dengan lem (perfect binding) dan
menjilid dengan benang sesuai dengan keinginan.
2.2 Tinjauan Literatur tentang Ilustrasi
2.2.1 Pengertian Ilustrasi
Ilustrasi awalnya berasal dari kata latin illustrare yang dalam kamus The
American Heritage of The English Language berarti memperjelas atau memberi
kejelasan melalui contoh, analogi atau perbandingan, mendekorasi. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia ilustrasi merupakan gambar (foto atau lukisan)
untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya. Inti dari ilustrasi
adalah ide dan konsep yang ingin dikomunikasikan dalam bentuk visual.
17 Universitas Kristen Petra
2.2.2 Perkembangan Ilustrasi
Perkembangan ilustrasi selalu mengikuti perkembangan buku. Pada zaman
prasejarah masyarakat menggambar menggunakan papyrus atau di batu kapur
dengan menggunakan beberapa tinta warna. Ketika Cina telah memproduksi kertas,
buku ilustrasi pertama yang terbit adalah Diamond Sutra (868 Masehi).
Gambar 2.4 Diamond Sutra
Sumber : http://www.cuke.com/Cucumber%20Project/
suzuki%20stories/diamond-sutra.htm
Ilustrasi buku modern pada saat itu berasal dari teknik cetak dari balok kayu
yang diukir dengan tulisan dan ilustrasi yang diberikan pewarna, lalu ditekan di atas
permukaan papyrus. Teknik ini kemudian terkenal di Eropa setelah abad ke-12
Masehi dan disebut dengan grafika. Sebuah buku yang dicetak oleh Albrecht Pfister
dari Bamberg kemungkinan merupakan buku ilustrasi pertama yang dihasilkan
dengan teknik cetak yang kemudian disebar luaskan ke negara lain pada tahun
1460-1465. Teknik pewarnaan yang digunakan masih manual, diolesi dengan
menggunakan tangan langsung pada cetakan sehingga pewarnaannya masih
cenderung kasar.
18 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.5 Buku ilustrasi pertama oleh Albrecht Pfister
Sumber : http://www.historygraphicdesign.com/a-graphic-renaissance/the-
german-illustrated-book/686-albrecht-pfister
Di awal tahun 1456, industri percetakan kembali berkembang dengan
dicetaknya Injil Gutenberg atau yang lebih dikenal dengan nama Injil sebanyak 42
baris. Injil Gutenberg merupakan hasil penemuan mesin cetak huruf oleh Johannes
Gutenberg pada tahun 1450 yang merubah cetakan dari kayu menjadi cetakan besi.
Gambar 2.6 Mesin cetak pertama oleh Johannes Gutenberg
Sumber : http://www.alamy.com/stock-photo-johann-gutenberg-s-printing-
press-mainz-germany-1450s-3755997.html
Pada akhir abad ke-16 mulai muncul pembagian kerja dalam membuat buku
ilustrasi, ada yang menggambar bentuk tanaman, ada yang mentransferkan gambar
19 Universitas Kristen Petra
tersebut ke balok kayu, dan ada yang mengukir balik kayu tersebut. Pada akhir abad
ke-18 muncul teknik lithography dan etching yang menggeser teknik ukir pada
balok kayu. Lithography merupakan teknik yang menggunakan zat kimia dalam
proses mencetak, sedangkan etching adalah teknik ukir yang memberikan dimensi
atau kedalaman pada material. Kedua teknik ini digeser oleh teknik yang lebih baru
lagi yaitu proses photomechanical pada abad ke-19 yang memperkaya teknik
reproduksi ilustrasi. Setelah masa perang dunia 2, teknik cetak semakin
berkembang menjadi teknik offset printing yang memiliki kualitas dan kecepatan
yang bagus serta harga yang lebih ekonomis dibandingkan teknik sebelumnya
sehingga semakin memudahkan proses pembuatan ilustrasi yang juga didukung
dengan munculnya perangkat berteknologi seperti komputer.
Di Indonesia sendiri ilustrasi sudah ada sejak zaman prasejarah, dan
dipengaruhi juga dengan masuknya Hindu Budha ke Indonesia. Pada saat itu relief
menjadi salah satu media komunikasi yang menceritakan ajaran agama, kisah-kisah
melalui visualisasi ilustrasi. Memasuki era kolonialisasi dimana buku telah
berkembang, majalah atau surat kabar menjadi media ilustrasi baik secara teknis
maupun gagasan dari illustrator asing ke illustrator pribumi. Di era tahun 1945
muncul karya poster karya kolaborasi dari S. Soedjojono, Affandi, dan Dullah, serta
Chairil Anwar sebagai penyumbang copywriter-nya, yang dikenal dengan ‘Boeng
Ajo Boeng’ dari headline-nya.
Gambar 2.7 Poster Boeng Ajo Boeng
Sumber : http://asalmangap.blogspot.co.id/2009_10_01_archive.html
20 Universitas Kristen Petra
Saat ini, ilustrasi dapat dibuat secara digital dengan adanya alat bantu komputer.
Dari yang sebelumnya hanya manual menggunakan cat dan pensil, kini dengan
komputer beserta software pembantu seperti Adobe Photoshop atau CorelDraw
seseorang dapat membuat ilustrasi secara digital. Tak hanya komputer, berbagai
perangkat yang dapat membantu memudahkan pengerjaan ilustrasi dengan
komputer juga muncul dan semakin canggih, contohnya Wacom.
Gambar 2.8 Wacom Cintiq
Sumber : https://us-store.wacom.com/Product/Cintiq-22HD-S01#/undefined1
2.2.3 Fungsi dan Peranan Ilustrasi dalam Kehidupan Sosial
a. Ilustrasi sebagai alat informasi
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan pendidikan, ilustrasi
turut mengambil peran dalam dunia pendidikan untuk memperjelas maksud dari
tulisan yang dibuat oleh penulis. Pada abad ke-19 banyak peneliti dan ilmuwan
yang menggunakan ilustrasi untuk membantu menjelaskan detail subjek yang
diteliti. Ilustrasi sebagai alat informasi berperan sebagai instruktur yang baik
karena membimbing pembaca untuk mencerna informasi lebih mudah dengan
visual.
b. Ilustrasi sebagai media opini dan berekspresi
Ilustrasi dapat menjadi media opini dan berekspresi oleh seseorang tehadap
topik yang ada di lingkungan seperti isu politik atau gaya hidup. Ilustrasi
semacam ini biasanya dapat merangsang pemikiran pembaca dan
21 Universitas Kristen Petra
memungkinkan munculnya pernyataan dan argumen terhadap topik yang
diusung.
c. Ilustrasi sebagai alat untuk bercerita
Ilustrasi untuk bercerita merupakan rangkaian ilustrasi yang
berkesinambungan. Seringkali ditemui pada buku anak-anak, novel grafis, dan
komik.
d. Ilustrasi sebagai alat persuasi
Ilustrasi memiliki peran yang cukup besar sebagai alat persuasi dalam dunia
komersil periklanan. Ilustrasi diolah berdasarkan konsep yang telah
direncanakan secara detail agar pesan dari produk/kampanye dapat tersapaikan
ke audience yang dituju.
e. Ilustrasi sebagai identitas
Saat ini ilustrasi juga digunakan sebagai identitas pengenal sebuah produk atau
perusahaan. Tujuannya untuk membuat ciri khas yang membedakan
produk/perusahaan dari pesaing lainnya.
f. Ilustrasi sebagai desain
Ilustrasi dapat menjadi desain untuk sebuah produk dan meningkatkan nilai
jualnya, seperti kaos, totebag, figurine, dan lain-lain.
2.2.4 Bentuk dan Jenis Gambar Ilustrasi
a. Non-realis
Jenis ilustrasi non-realis memiliki ciri khas di mana ilustrasi yang dibuat tidak
harus sesuai dengan realita yang ada. Ada dua macam ilustrasi non-realis:
Kartun
Ilustrasi kartun biasanya memiliki cerita bersifat menghibur, tokohnya dapat
berupa manusia ataupun hewan.
22 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.9 Kartun Mickey Mouse
Sumber : http://photobucket.com/images/png%20kartun
Karikatur
Karikatur merupakan bentuk ilustrasi yang dibuat dengan sifat atau ciri khas
yang dilebih-lebihkan, unik, lucu, dan terkadang bisa mengandung kritikan.
Gambar 2.10 Karikatur Mr. Bean
Sumber : http://www.flickriver.com/photos/122434938@N08/
14903668697/
b. Realistik
Jenis ilustrasi realis merupakan ilustrasi yang dibuat sesuai dengan realita.
23 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.11 Ilustrasi realistik
Sumber : https://www.demilked.com/realistic-colored-pencil-drawings-
morgan-davidson/
c. Dekoratif
Ilustrasi dekoratif adalah ilustrasi yang berfungsi sebagai penghias atau untuk
memperindah sesuatu. Bentuknya dapat sederhana atau dilebih-lebihkan.
Gambar 2.12 Ilustrasi dekoratif daun
Sumber : https://id.pinterest.com/pin/164311086381788399/
d. Kolase
Ilustrasi kolase dibuat dengan cara menempelkan suatu objek untuk dibentuk
menjadi suatu gambar.
24 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.13 Ilustrasi kolase
Sumber : https://googs.me/kultur/seni/yogi-muhammad-israk-ketertarikan-
dengan-kolase-dan-seni-untuk-bayat/
e. Digital
Ilustrasi digital adalah ilustrasi yang dibuat dengan menggunakan software
melalui perangkat elektronik seperti komputer dan alat pembantu seperti
wacom.
Gambar 2.14 Ilustrasi digital
Sumber : https://www.inspirationde.com/image/10802/
2.2.5 Basis Media Ilustrasi
a. Kertas
Kertas merupakan bahan dasar untuk menggambar. Berat kertas yang sering
digunakan adalah 70 gsm, 8 gsm, 100 gsm, 120 gsm, 150 gsm, dan 210 gsm.
25 Universitas Kristen Petra
Berdasarkan jenisnya kertas memiliki tekstur permukaan yang berbeda,
misalkan Art Paper memiliki permukaan yang licin, Fancy Paper atau kertas
yang dibuat dengan bahan yang spesial memiliki tekstur yang unik, salah satu
contohnya adalah kertas daur ulang, dan masih banyak lagi jenis kertas yang
dapat digunakan. Namun pada umumnya untuk isi buku adalah HVS.
b. Pensil
Saat ini pensil memiliki beragam tingkat kepekatan arang yang dikandung,
berdasarkan tingkatannya itu pensil dapat digolongkan menjadi pensil lunak,
pensil sedang, dan pensil keras. Pensil lunak adalah pensil yang memiliki kode
huruf B (dari B hingga 8B). Semakin tinggi angkanya maka warna yang dimiliki
semakin pekat dan sangat cocok untuk membuat blok tingkat kegelapan objek
ilustrasi. Pensil sedang merupakan perpaduan pensil lunak dan keras sehingga
memiliki kode huruf HB. Tingkat kegelapannya di bawah pensil B, biasanya
digunakan untuk membuat sketsa. Pensil keras memiliki kode dengan huruf H
(dari H hingga 4H). Semakin tinggi angkanya maka warna yang dimiliki
semakin tipis.
c. Cat Air
Teknik cat air adalah teknik yang lebih banyak menggunakan air daripada cat,
di mana pewarnaan tampak semi-transparan dan hasil dari teknik ini biasanya
tampak lembut.
d. Cat Poster
Warna yang dimiliki cat poster tampak lebih solid dan pekat apabila
dibandingkan dengan cat air sehingga permukaan kertas sama sekali tidak
terlihat.
e. Cat Akrilik
Cat akrilik adalah cat plastik yang terbuat dari polimer inactilic. Cat ini
cenderung kering dengan cepat dan sangat sulit dihapus. Dalam penggunaannya
cat akrilik dapat dicampur dengan air sebagai pengencer, tetapi ketika kering
cat menjadi kedap air.
f. Ekolin
Ekolin merupakan semacam zat pewarna dalam bentuk tinta siap pakai. Tinta
ini memiliki warna yang sangat cemerlang.
26 Universitas Kristen Petra
g. Tinta Cina
Tinta cina memiliki kandungan zat asam yang kuat sehingga sangat mudah
merusak kuas. Saat ini kebanyakan tinta cina sudah dikemas dalam kemasan
jadi, namun masih ada juga tinta cina cair yang perlu digerus sebelum dipakai.
h. Kuas
Kuas memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingan menggambar. Jenisnya pun beragam, ada kuas untuk cat air
dan ada kuas untuk cat minyak. Biasa kuas untuk cat air memiliki bentuk ujung
bulu yang runcing, sedangkan kuas untuk cat minyak memiliki bulu yang agak
kaku.
i. Pena
Pena Hindu
Pena hindu memiliki hasil goresan yang sangat jelas. Pada zaman dulu
digunakan untuk menulis, namun saat ini sering kali digunakan untuk
membuat rendering.
Pena Redis
Pena redis memiliki goresan garis yang sangat tebal merata dan tetap.
Biasanya digunakan untuk membuat blok.
Pena Tulis Indah (Rondschrift)
Pena tulis indah menghasilkan dua goresan sekaligus. Pena jenis ini sangat
cocok untuk menulis indah (kaligrafi).
j. Digital
Yang dimaksud dengan media digital adalah pembuatan ilustrasi yang
menggunakan teknologi contohnya komputer hingga alat pembantu seperti
wacom. Ilustrasi dapat dibuat dengan scan gambar ke dalam komputer terlebih
dahulu kemudian baru diolah secara digital dengan menggunakan program
software yang bersangkutan untuk editing seperti Adobe Photoshop, atau
menggunakan wacom untuk membuat ilustrasi secara langsung.
27 Universitas Kristen Petra
2.2.6 Elemen Ilustrasi
a. Garis
Garis merupakan unsur utama dalam membuat sebuah ilustrasi. Sebuah garis
dapat membentuk sebuah bentuk, menciptakan gerak, irama, tekstur, suasana,
dan menyatakan gelap terang suatu ilustrasi yang dibuat.
b. Irama
Irama adalah aksen atau tekanan yang diwujudkan melalui garis dan warna
sebagai penghidup dari kekakuan garis dan warna yang ada.
c. Bentuk/Masa
Bentuk adalah susunan atau rancangan aspek visual, wujud suatu hasil karya
seni. Sedangkan masa merupakan suatu ruang yang terisi.
d. Warna
Warna merupakan pelengkap dan pembantu sebuah ilustrasi tampak lebih nyata
dan berdimensi.
e. Kesatuan
Kesatuan ilustrasi yang dimaksud adalah kesatuan elemen-elemen di atas yang
dimiliki oleh sebuah ilustrasi.
2.2.7 Kategori Teknik Cara Pembuatan Ilustrasi
a. Teknik Manual
Teknik manual adalah teknik yang pengerjaannya menggunakan alat-alat
tradisional. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam teknik manual:
Teknik Kering
Dalam teknik kering media yang digunakan dengan media yang kering
tanpa membutuhkan pengencer air atau minyak, seperti pensil, arang,
krayon, dan bolpen.
Teknik Basah
Dalam teknik basah, media yang digunakan antara lain cat air, cat minyak,
tinta, dan media lainnya yang memerlukan air atau minyak sebagai
pengencer.
b. Teknik Fotografi
Teknik fotografi adalah teknik ilustrasi yang menggunakan kamera.
28 Universitas Kristen Petra
c. Teknik Kolase
Teknik kolase menggunakan potongan-potongan kertas atau material lain yang
disusun dan ditempel untuk membentuk suatu ilustrasi.
d. Teknik Digital
Teknik Digital adalah teknik ilustrasi yang pengerjaannya menggunakan alat-
alat berteknologi seperti komputer/laptop atau wacom yang memerlukan
program ilustrasi seperti Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, CorelDraw, dan
lain-lain.
e. Teknik Gabungan
Teknik gabungan merupakan gabungan antara teknik manual atau digital
dengan teknik fotografi yang menggunakan foto sebagai ilustrasinya.
2.2.8 Prosedur Proses Perancangan Ilustrasi
a. Ide/Gagasan
Proses perancangan ilustrasi dimulai terlebih dahulu dengan menentukan
ide/gagasan tema yang akan diilustrasikan. Dari ide yang telah ditentukan dapat
melakukan brainstorming untuk menyederhanakan ide untuk mempermudah
proses pembuatan ilustrasi, misalkan tema lingkungan disederhanakan menjadi
pohon.
b. Sketsa
Setelah menentukan ide yang akan digambar, hal selanjutnya yang dilakukan
adalah membuat sketsa atau rancangan gambar. Sketsa dapat berupa goresan
kasar yang tidak begitu sempurna, disebut dengan thumbnail. Kemudian bisa
diberi corak atau detail kecil dan disebut dengan tightissue.
c. Pemilihan Media dan Pewarnaan
Pemilihan media dan pewarnaan disesuaikan dengan ide yang dicetuskan.
Misalkan ide awal membuat ilustrasi bunga, dan ingin menampilkan efek
suasana yang lembut dan feminism, maka dapat menggunakan kertas
watercolor dan cat air, apabila ingin membuat ilustrasi bunga yang terlihat kuat
dan tajam, dapat menggunakan cat poster, cat minyak atau dengan digital untuk
hasil yang halus.
29 Universitas Kristen Petra
d. Gambar Final
Setelah sketsa selesai dan telah menentukan media beserta teknik
pewarnaannya, gambar final dibuat pada media yang digunakan, lalu diwarna
sesuai dengan konsep ide yang dibentuk.
2.3 Tinjauan Literatur tentang Tanaman Kelor (Moringa Oleifera)
2.3.1 Pengertian dan Perkembangan Tanaman Kelor
Tanaman kelor (Moringa Oleifera) adalah salah satu spesies dari genus
Moringacae. Tanaman ini diduga berasal dari Agra dan Oudh, di barat laut India
wilayah pegunungan Himalaya bagian selatan. Masyarakat India pada umumnya
memanfaatkan kelor untuk pakan ternak atau sayuran. Sumber lain juga ada yang
menyebutkan bahwa kelor merupakan tanaman asli dari wilayah barat dan sekitar
sub-Himalaya, India, Pakistan, Asia Kecil, Afrika dan Arabia). Meskipun demikian,
kelor juga hadir di beberapa negara seperti Timur Tengah, dan hampir seluruh
daerah tropis. Kelor diperkenalkan di Afrika oleh India pada awal abad ke-20. Pada
tahun 1920 tanaman kelor diperkenalkan di Nikaragua dan dikenal dengan nama
Marango sebagai tanaman hias dan pagar hidup. Saat ini kelor telah didistribusikan
di Filipina, Kamboja, Amerika Tengah, Amerika Utara dan Selatan serta Kepulauan
Karibia (Morton, 1991).
Tanaman kelor dikenal dengan nama yang beragam di berbagai negara. Dalam
bahasa inggris umumnya kelor dikenal sebagai horseradish tree, drumstick tree,
never die tree, west indian ben tree, dan radish tree (Ramachandran et al, 1980).
Kelor disebut dengan nama ‘drumstick’ karena polongnya yang memiliki bentuk
seperti stik drum, sementara di wilayah lembah Nil, kelor dikenal dengan nama
‘Shagara al Rauwaq’ yang berarti ‘pohon yang memurnikan’, dan di Pakistan
dikenal sbagai ‘Sohanjna’. Beberapa daerah di Indonesia memiliki panggilan
tersendiri untuk kelor, beberapa diantaranya adalah Kero, Wori, Keloro (Sulawesi);
Maronggih (Madura); Murong (Aceh); Kelo (Ternate); Kawona (Sumbawa); dan
Munggai (Minang).
30 Universitas Kristen Petra
Tabel 2.1 Nama Tanaman Kelor di Berbagai Negara
Sumber: treesforlife.org/moringa/names
Tanaman kelor sangat mudah pertumbuhannya, termasuk di daerah yang kering,
maupun tanah yang miskin hara. Semua bagian tanamannya pun dapat dikonsumsi
hingga diolah lebih lanjut ke dalam bentuk produk olahan seperti minyak,
suplemen, obat-obatan. Tanaman ini memiliki kandungan vitamin yang sangat
berguna bagi tubuh dalam jumlah yang cukup besar. Bagian daunnya memiliki
kandungan betakaroten melebihi wortel, protein yang lebih besar dari kacang
polong, vitamin C yang lebih besar dari buah jeruk, kandungan kalsium yang
melebihi susu, zat besi yang lebih banyak dari bayam dan kalium yang melebihi
kandungan buah pisang. Selain itu tanaman kelor juga mengandung lebih dari 40
antioksidan dan beragam mineral penting yang merupakan sumber protein yang
baik bagi tubuh. Berdasarkan kandungannya tersebut itulah tanaman kelor telah
dikenal sejak berabad-abad dahulu sebagai tanaman obat dan seiring dengan
berjalannya waktu kini kelor juga telah sukses dalam memerangi kekurangan gizi
pada anak-anak dan upaya peningkatan sistem kekebalan tubuh di berbagai negara
31 Universitas Kristen Petra
berkembang. Berkat hasil dan kandungan yang diberikannya itu, tanaman kelor
mendapatkan istilah ‘trees of life’ atau ‘miracle tree’. Beberapa organisasi dunia
juga aktif mendukung dan mempromosikan tanaman ini untuk kemanusiaan seperti
WHO (World Health Organization), National Geographic, National Institute of
Health, dan lain-lain. Hingga saat ini tanaman kelor semakin berkembang dan
semakin dikenal oleh dunia. Banyak sekali produk-produk olahan dari tanaman
kelor yang berguna bagi masyarakat contohnya makanan bergizi, obat-obatan
herbal, suplemen, kosmetik natural, dan minyak.
Gambar 2.15 Pohon kelor
Sumber : Dokumentasi Pribadi
2.3.2 Fungsi dan Peranan Tanaman Kelor dalam Kehidupan Sosial
Sebagai salah satu tanaman yang digambarkan paling bergizi di dunia, kelor
memiliki peran yang cukup besar dalam pengobatan dan medis. Sejak berabad-abad
yang lalu kelor digunakan untuk mengobati berbagai penyakit termasuk pemulihan
dari kerusakan hati, hingga pada zaman sekarang berkembang untuk melengkapi
obat-obatan modern pada penderita penyakit kronis seperti HIV/AIDS. Selain itu
tanaman ini juga berperan mengatasi malnutrisi di negara-negara miskin serta
32 Universitas Kristen Petra
menjadi ‘teman’ bagi seorang ibu karena dapat meningkatkan produksi ASI dan
mengatasi anemia.
Di beberapa negara yang telah menjadikan kelor sebagai komoditas agrobisnis,
kelor dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian petaninya. Masyarakat di
Afrika dan Amerika latin sudah menganggap tanaman kelor sebagai kebutuhan
konsumsi sehari-hari baik di pedesaan maupun perkotaan. Pada umumnya bagian
tanaman kelor yang sering dimanfaatkan adalah daun, buah, bunga, dan akarnya,
baik sebagai bahan pangan obat-obatan, pakan ternak, maupun penjernih air kotor.
Terkadang dalam skala kecil di tingkat keluarga atau kelompok tani masyarakat
membuat pembibitan kelor dan memanfaatkan tanaman kelor sebagai penahan
angin, pengendalian erosi tanah, pagar hidup, tanaman hias, atau tumpengsari
bersama tanaman lain yang tidak memerlukan sinar matahari langsung.
2.3.3 Klasifikasi Tanaman Kelor
Nama Latin : Moringa Oleifera
Nama Umum : Indonesia: Kelor
Inggris: Moringa, Ben-oil Tree, Clarifier Tree, Drumstick
Tree
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Sub-kingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Tanaman kelor tumbuh dalam bentuk pohon yang bisa mencapai tinggi hingga
7-12 meter. Ciri pohonnya berkayu tegak, berwarna putih kotor, permukaannya
kasar, arah percabangannya tegak atau miring dan cenderung tumbuh lurus
memanjang.
33 Universitas Kristen Petra
2.3.4 Morfologi Tanaman Kelor
a. Akar
Gambar 2.16 Akar tanaman kelor
Sumber : http://www.ahealthyleaf.com/product/moringa-oleifera-root-stock/
Akar dari tanaman kelor merupakan akar tunggang, berwarna putih dan
membesar seperti lobak. Memiliki garis halus tapi cukup terang dan melintang,
tidak keras, bentuknya tak beraturan, bagian kayu berwarna cokelat muda.
Pohon yang tumbuh dari biji akan memiliki perakaran yang dalam, membentuk
akar tunggang yang lebar dan serabut yang tebal. Biasanya akar tanaman kelor
diolah menjadi obat-obatan.
b. Batang
Gambar 2.17 Batang tanaman kelor
Sumber : http://www.campurbawurs.com/2016/01/berbagai-manfaat-bagian-
bagian-pohon.html
34 Universitas Kristen Petra
Batang tanaman kelor tergolong keras dan kuat dengan ketinggian hingga 7-12
meter. Bentuknya bulat dengan permukaan yang kasar, tumbuh lurus ke atas.
Arah percabangannya tegak karena sudut antar batang dan cabang batang
tergolong kecil, sehingga arah tumbuh cabang agak menyerong ke atas pada
pangkalnya, pertumbuhan cabang selanjutnya hampir sejajar dengan batang
pokok.
c. Daun
Gambar 2.18 Daun kelor
Sumber : http://daunkelor.org/
Daun kelor tumbuh majemuk, bertangkai panjang, tersusun selang-seling,
berbentuk bulat telur sekitar diameter 1-2 cm, helaian-nya tipis dan lemas. Saat
masih muda daunnya berwana hijau muda dan menjadi semakin tua ketika
dewasa. Daun kelor dapat diolah menjadi bubuk suplemen, makanan, obat-
obatan, dan pakan ternak.
35 Universitas Kristen Petra
d. Bunga
Gambar 2.19 Bunga tanaman kelor
Sumber : http://flowers.dermasisfreetrial.com/moringa-flowers-use/
Bunga dari tanaman kelor berwarna putih kekuning-kuningan, tumbuh secar
berkumpulan di bagian ketiak daun dan bertangkai panjang terkulai sekitar 10-
15 cm. Tiap bunga yang tumbuh memiliki 5 kelopak yang mengelilingi 5
benang sari dan 5 staminodia. Bunga kelor dapat diolah untuk kebutuhan medis.
e. Polong
Gambar 2.20 Polong tanaman kelor
Sumber : http://www.feedipedia.org/node/124
36 Universitas Kristen Petra
Polong tanaman kelor baru bisa tumbuh setelah berumur 12-18 bulan.
Bentuknya memanjang sekitar 20-60 cm, ketika muda berwarna hijau dan
ketika tua berubah menjadi cokelat. Di dalam polongnya terdapat biji kelor
sebanyak 12 hingga 35 biji. Polong tanaman kelor bisa dijadikan untuk pakan
ternak, makanan manusia, dan obat-obatan.
f. Biji
Gambar 2.21 Biji tanaman kelor
Sumber : http://www.stylecraze.com/articles/benefits-of-moringa-seeds-for-
skin-hair-and-health/#gref
Biji kelor berbentuk bulat dikelilingi sayap-sayap putih tipis yang membagi biji
menjadi tiga sisi. Biji kelor dapat diproses menjadi minyak kelor, penjernih air
kotor, obat-obatan, dan pakan ternak.
2.3.5 Fakta Kandungan Gizi Tanaman Kelor
Berdasarkan hasil penelitian Fuglie LJ, daun kelor memiliki kandungan vitamin
A, vitamin C, vitamin B, kalsium, kalium, zat besi, dan protein dalam jumlah yang
sangat tinggi namun masih mudah dicerna oleh tubuh manusia. Tak hanya itu,
tanaman kelor sendiri mengandung lebih dari 40 antioksidan dan 539 senyawa yang
dikenal dalam pengobatan tradisional Afrika dan India untuk mencegah lebih dari
300 penyakit.
37 Universitas Kristen Petra
Adapula seorang penulis, pengusaha, motivator, dan ahli kesehatan di Afrika
bernama Dr. Gary Bracy mempublikasikan kandungan serbuk daun kelor dalam
website moringadirect.com sebagai berikut:
Vitamin A, 10 kali lebih banyak dibanding Wortel
Vitamin B1, 4 kali lebih banyak dibanding daging babi.
Vitamin B2, 50 kali lebih banyak dibanding Sardines,
Vitamin B3, 50 kali lebih banyak dibanding Kacang,
Vitamin E, 4 kali lebih banyak dibanding Minyak Jagung,
Beta Carotene, 4 kali lebih banyak dibanding Wortel,
Zat Besi, 25 kali lebih banyak dibanding bayam,
Zinc, 6 kali lebih banyak dibanding almond,
Kalium, 15 kali lebih banyak dibanding pisang,
Kalsium, 17 kali dan 2 kali lebih banyak dibanding Susu,
Protein, 9 kali lebih banyak dibanding Yogurt,
Asam Amino, 6 kali lebih banyak dibanding bawang putih,
Poly Phenol, 2 kali lebih banyak dibanding Red Wine,
Serat (Dietary Fiber), 5 kali lebih banyak dibanding sayuran pada
umumnya,
GABA (gamma-aminobutyric acid), 100 kali lebih banyak dibanding beras
merah.
Dalam artikel berjudul “Moringa Oleifera: A Food Plant with Multiple
Medicinal Uses” oleh Wiley InterScience pada tahun 2016 disebutkan juga bahwa
tanaman kelor mengandung mineral penting dan merupakan sumber protein yang
baik, vitamin, β-karoten, asam amino fenolat dan berbagai asam amino essensial
lainnya. Tanaman kelor juga menyediakan kombinasi yang kaya dan langka dari
zeatin, quercetin, β-sitosterol, asam caffeoylquinic dan kaempferol.
2.4 Tinjauan Buku Ilustrasi yang akan Dirancang
2.4.1 Tinjauan dari Segi Ide dan Tema Buku
Ide dan tema buku ini didapat dari adanya fakta tentang tanaman kelor di
Indonesia yang dikenal sebagai tanaman mistis dibalik fakta kandungan gizinya
yang luar biasa. Akan amat disayangkan apabila tidak banyak masyarakat yang
38 Universitas Kristen Petra
mengetahui khasiat dari tanaman ini terhadap kesehatan tubuh, sehingga dibuatlah
perancangan buku ilustrasi yang membahas tanaman kelor.
2.4.2 Tinjauan Faktor Eksternal atau Faktor Sosial
Melihat perkembangan zaman yang semakin berpengaruh dalam kehidupan
masyarakat di Indonesia dari sisi kesehatan yang kini merupakan hal yang mahal
untuk diraih, juga dengan adanya tren makanan organik dan gaya hidup sehat yang
baru-baru saja booming di Indonesia maka dibuatlah rancangan buku edukasi
ilustrasi tentang pengenalan dan pengolahan tanaman kelor. Dengan dibuatnya
rancangan buku ini diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan tanaman kelor
dengan cara menanam sendiri di halaman rumah untuk meningkatkan kesehatannya
dan keluarganya sehari-hari.
2.4.3 Tinjauan Fungsi dan Peranan Buku Ilustrasi sebagai Media untuk
Menyampaikan Pesan
Buku ilustrasi dapat menyajikan informasi verbal yang dilengkapi dengan
gambar visual sebagai pelengkap agar memperjelas dan memudahkan pembaca
untuk mengerti informasi yang disajikan. Dengan menggunakan media buku yang
merupakan media yang paling tepat untuk memberikan edukasi, diharapkan
informasi mengenai tanaman kelor, bagaimana cara pengolahan tanaman kelor agar
dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari dapat lebih mudah dimengerti oleh
target audience dan diharapkan dapat menginspirasi mereka untuk tidak hanya
sekedar mendapatkan informasi itu melainkan berlanjut ke sebuah tindakan entah
mencoba mengikuti informasi dari buku atau mengolah tanaman kelor lebih lanjut.
2.5 Tinjauan Buku Ilustrasi Pesaing
Dari banyaknya buku pesaing yang membahas tentang kelor, ada satu buku
yang isinya hampir serupa dengan buku pengenalan dan pengolahan tentang
tanaman kelor yang akan dirancang. Buku yang berjudul ‘Khasiat Dahsyat Daun
Kelor’ ditulis oleh Dr. Erna Nucahyati ini terbit pada tahun 2014.
39 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.22 Cover Buku Khasiat Dahsyat Daun Kelor
Membasmi Penyakit Ganas
Sumber :
http://www.bukabuku.com/browses/product/9786027649675/khasiat-dahsyat-
daun-kelor.html
Gambar 2.23 Isi Buku Khasiat Dahsyat Daun Kelor
Membasmi Penyakit Ganas
Sumber : https://play.google.com/books/reader?printsec=frontcover&
output=reader&id=X-M1CwAAQBAJ&pg=GBS.PT73
Buku pesaing menggunakan teknik ilustrasi fotografi yaitu ilustrasi dalam
bentuk fotografi dan teknik digital. Konten di dalamnya seperti buku pengetahuan
pada umumnya yang terkesan cukup formal. Berbeda dengan buku pengenalan dan
pengolahan tanaman kelor yang akan dirancang menggunakan teknik ilustrasi
manual watercolor dan isi konten ditulis dengan bahasa yang santai.
40 Universitas Kristen Petra
Kelebihan dari buku pesaing menyajikan informasi yang cukup lengkap
mengenai pengenalan tanaman kelor dan fakta kandungan gizi yang dimiliki oleh
tanaman kelor, namun sayang nya hanya membahas tentang cara pengobatan
penyakit diabetes. Selain itu, teknik layout dan desain yang diterapkan kurang
menarik karena menggunakan typeface yang cukup sulit untuk dibaca dan
penggunaan warna yang kurang tepat di beberapa bagian buku.
2.6 Analisis Data Lapangan
Data lapangan diperoleh melalui hasil wawancara singkat kepada 10 responden
wanita. Dari wawancara tersebut didapati bahwa 6 dari 10 responden tidak
mengetahui tanaman kelor, dan 4 responden sisanya tau akan tanaman kelor dan
fungsinya sebagai pengusir jin atau hal-hal berbau mistis juga sebagai makanan di
pedesaan. Meskipun begitu, keempat responden tersebut masih belum mengetahui
akan kandungan yang dimiliki oleh tanaman kelor. Hampir dari seluruh responden
pada saat ini mulai memperhatikan kesehatan dan mengonsumsi asupan yang
bergizi seperti bahan makanan organik atau berserat, vitamin, dan suplemen.
Tujuan utama mereka adalah untuk tampil menarik dan tentunya menjaga kesehatan
di tengah banyaknya penyakit yang merajalela di zaman berkembang ini. Dari
kesepuluh responden tersebut, hanya 4 responden yang memiliki niat tinggi
terhadap kegiatan bercocok tanam, sedangkan sisanya kurang berniat tapi masih
mau melakukan apabila tidak memerlukan waktu yang banyak. Bagi seluruh
responden, hal pertama yang menjadi daya tarik dari sebuah buku adalah
pengemasannya (warna, ilustrasi, dan judul). Dengan cara pengemasan yang
menarik, mereka akan merasa ‘terpanggil’ untuk membaca sebuah buku. Hal kedua
yang menjadi daya tarik sebuah buku adalah topik yang dibahas, kemudian teknik
penulisannya. Hampir seluruh responden menyukai ilustrasi, di mana 7 dari 10
responden menyatakan bahwa mereka menyukai warna yang halus, seperti yang
ada pada teknik watercolor, sedangkan sisanya cenderung netral.
2.7 Simpulan
Sampai saat ini kandungan tanaman kelor masih belum banyak diketahui di
Indonesia. Terlebih lagi sebagian besar dari masyarakat masih berpikir bahwa
41 Universitas Kristen Petra
tanaman tersebut untuk mengusir hal-hal gaib, padahal kandungan yang dimiliki
oleh tanaman kelor sangat berguna bagi kesehatan tubuh. Hal ini sangat
disayangkan apabila manfaat kelor tidak dikenali oleh masyarakat, padahal di
zaman berkembang saat ini kesehatan menjadi hal yang mahal karena pola hidup
yang kurang sehat. Masyarakat perlu diberitahu mengenai cara menjadi sehat yang
murah dan bisa didapatkan dari halaman rumah, yaitu dengan belajar dan menanam
kelor.
2.8 Usulan Pemecahan Masalah
Dengan adanya masalah di mana kelor hanya dikenal sebagai tanaman mistis
dan kurang dikenal sebagai tanaman berkhasiat obat di kalangan masyarakat
perkotaan Indonesia, maka dibutuhkan suatu perancangan yang dapat memecahkan
masalah tersebut. Terlebih lagi di zaman yang serba maju sekarang, kesehatan
merupakan hal yang sangat penting dan mahal terutama di daerah perkotaan. Oleh
karena itu perancangan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat di perkotaan
tentang tanaman kelor agar dapat meningkatkan kesehatan dengan mengonsumsi
kelor untuk keseharian. Terlebih lagi tanaman kelor sangat mudah pertumbuhannya
tanpa memerlukan perawatan dan perhatian khusus, bahkan tanaman ini dapat
tumbuh liar di beberapa daerah pelosok Indonesia.
Media yang digunakan adalah buku ilustrasi karena buku merupakan media
yang paling dekat dengan tujuan mengedukasi, selain itu mudah dibawa dan tidak
repot penggunaannya. Dengan menggunakan ilustrasi, buku ini diharapkan dapat
menarik perhatian target audience dan mempermudah konten buku untuk dicerna
dan lebih mudah diingat.