Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
12
Universitas Kristen Petra
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1. Tinjauan Literatur tentang Buku
2.1.1. Pengertian Buku
Buku adalah sebuah lembaran-lembaran kertas yang tersusun secara
sitematis dan teratur. Dari sebuah buku, seorang bisa mendapatkan banyak
pengetahuan dan informasi yang berharga. Buku sering disebut jendela dunia,
karena semakin banyak orang membaca makin banyak pengetahuan yang di
dapatkan.
Buku dapat didefinisikan sebagai kumpulan lembaran kertas persegi
panjang yang satunya dijilid bersama-sama; sebagai depan dan belakang kertas-
kertas ini di lindungi oleh sampul yang terbuat dari bahan yang lebih tahan
gesekan, kelembapan dan lain-lain. Sedangkan dari fungsinya, buku dapat
didefinisikan sebagai alat komunikasi tulisan yang dirakit dalam satu susunan atau
lebih, agar pemaparannya lebih bersistem, dan isi maupun perangkat kerasnya
dapat lebih lestari (Ensiklopedia Nasional Indonesia 3;517).
2.1.2. Sejarah Perkembangan Buku
2.1.2.1. Sejarah Perkembangan Buku di Dunia
Menurut Dameria, percetakan ditemukan dan berkembang pertama kali di
Cina dan Korea. Teknik cetak kayu (woodblack) primitif telah di gunakan pada
abad ke 9 di Cina. Dokumen tertua yang hingga kini masi ada, yaitu naskah
agama Buddha yang baru ditemukan di Korea, berasal dari tahun 751, buku tertua
yang dihasilkan lewat percetakan woodblack yang lebih canggih adalah di
Chinese Dimong Sutra (naskah agama Buddha) yang berasal dari tahun 868.
Cetak type movable berasal dari bahan keramik ditemukan pada tahun
1041 oleh Bi Sheng. Pada masa dinasti Shong. (960-1269), sementara type
movable berbahan metal ditemukan pada tahun 1234 di Korea oleh Chwe Yoon
Eye pada masa dinasti Goryeo, 216 tahun sebelum Gutenberg menemukan mesin
cetak, pada abad ke 12 dan 13 ditemukan ribuan buku tercetak di perpustakaan-
13
Universitas Kristen Petra
perpustakaan di Cina. Buku hasil type movable yang masih ada hingga kini adalah
buku yang berjudul Jikji yang dicetak pada tahun 1377 di Korea (11-12).
2.1.2.2. Sejarah Perkembangan Buku di Indonesia
Menurut Dameria hadirnya percetakan di Indonesia bermula dari hadirnya
Belanda yang tiba di Indonesia pada tahun 1596 dan erat hubungannya dengan
VOC. Pada tahun 1976 di daerah pemerintahan VOC surat kabar Venu News yang
di terbitkan oleh L. Dominikus adalah surat kabar pertama yang bersentuhan
langsung dengan orang Indonesia. Pada tahun 1910 sampai 1949 perkembangan
percetakan di Jakarta bisa dikatakan semakin maju, karena pada tahun 1910 di
Jakarta terbit surat kabar pertama yaitu Medan Prijaji dan memiliki pabrik kertas
pertama, N,V, paper Fabriek padalarang dengan kapasitas produksi 9 ton per hari,
dan pada tahun 1949 warga pribumi memiliki mesin percetakan sendiri dan
membuat percetakan milik warga asing hanya berproduksi untuk kepentingan
tertentu saja.
Saat ini percetakan besar di Indonesia sudah mulai mengadopsi teknologi
Computer to press berupa direct imaging (tanpa master) dan lebih banyak
mengunakan teknologi digital printing, bahkan percetakan-percetakan kini sudah
melengkapi peralatan tidak hanya urusan pre-press, tetapi juga untuk post-press
(proses finishing), sehingga percetakan menjadi bisnis yang semakin berkembang
di Indonesia (10-11).
2.1.3. Bentuk dan Jenis Buku
2.1.3.1. Pengertian Buku Panduan
Buku panduan adalah buku yang digunakan untuk memandu. Kata
‘panduan’ berasal dari kata ‘pandu’ yang kemudian berkembang menjadi
‘memandu’ dan ‘dipandu’. Pihak yang memandu disebut sumber panduan, dapat
berupa orang atau benda (seperti buku) atau gabungan keduanya. Dapat di
simpulkan bahwa, buku panduan adalah buku yang didesain agar dapat
dipergunakan oleh peserta panduan untuk memandu diri sendiri (Rusli 5).
Buku panduan biasanya memiliki ciri-ciri khusus yang membuat buku ini
dibedakan buku yang lain, yaitu :
14
Universitas Kristen Petra
a. Dalam hal isi, terdapat rumusan tujuan yang jelas untuk setiap babnya
sebelum memasuki materi biasanya diberi rangkuman, dan isi disusun
secara sistematis dan sedapat mungkin disajikan secara sederhana, jelas,
dan ringkas.
b. Dalam hal kebahasaan, bahasa yang digunakan biasanya tidak formal,
melainkan bahasa yang familiar atau bahasa lisan.
c. Dalam hal sumber bacaan, buku panduan biasanya dilengkapi dengan
sumber-sumber bacaan atau referensi yang digunakan.
2.1.3.2. Fungsi Buku Panduan
Belajar merupakan proses yang rumit dan berkepanjangan. Maka dalam
menyusun buku panduan harus dipertimbangkan berbagai faktor, antara lain
waktu yang dipergunakan untuk proses belajar, kebutuhan belajar, pengetahuan
awal, serta tipe belajar. Buku panduan berfungsi sebagai sebuah alat yang dapat
digunakan tidak hanya untuk menyampaikan materi pelajaran kepada pembaca
tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk mengikuti instruksi yang di
sampaikan buku panduan. Dengan demikian, pengguna buku panduan mempunyai
kesempatan lebih dalam menentukan tujuan yang nyata, membuat rencana,
mengembangkan strategi untuk menangani situasi yang baru dan tak terduga.
2.1.3.3. Isi Buku Panduan
Pada saat menyusun sebuah buku panduan, sebelumnya harus diketahui
terlebuh dahulu tujuan atau sasaran dari buku panduan tersebut. Di dalam tujuan
ini disebutkan secara umum apa yang pembaca harapkan dari buku panduan
setelah membacaya. Buku panduan dibuat sederhana dan sepraktis mungkin
sehingga memudahkan pembaca untuk mempelajarinya (Rusli 6).
2.1.3.4. Buku Jenis Middle grade
Untuk usia 8-12 tahun, merupakan usia emas anak untuk membaca.
Naskahnya lebih panjang (100-150 halaman), cerita mulai kompleks (bagian-
bagian sub-plot menampilkan banyak karakter tambahan berperan penting dalam
jalinan cerita) dan tema-temanya cukup modern. Anak-anak di usia ini mulai
15
Universitas Kristen Petra
tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita. Kelompok fiksinya beragam
mulai dari fiksi kontemporer, sejarah hingga science fiction atau petualangan
fantasi yang masuk kelompok nonfiksi antara lain biografi, iptek dan topik-topik
multibudaya (“mata bacawebsite”).
2.1.4. Elemen Desain Buku
2.1.4.1. Gambar
Dalam suatu desain terdapat gambar dan gambar itu sendiri terdiri dari
beberapa elemen. Berikut adalah elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam
suatu gambar.
a. Warna
Pernyataan Sanyoto tentang warna secara objektif atau fisik adalah sebagai
sifat cahaya yang dipancarkan atau secara subjektif atau psikologis sebagai bagian
dari pengalaman indra penglihatan. Secara objektif atau fisik, warna dapat
diperkirakan dari panjang gelombang. Cahaya yang tampak oleh mata merupakan
satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang
elektromaknetik (13). Terdapat lima klasifikasi warna, yaitu warna primer,
sekunder, intermediate, tersier dan kuarter (Sanyoto, 28-31).
1. Warna primer
Warna primer disebut warna pertama karena warna tersebut tidak dapat di
bentuk dari warna lain. Disebut warna pokok karena warna tersebut dapat
digunakan sebagai bahan pokok percampuran untuk memperoleh warna-
warna yang lain. Warna primer terdapat tiga kenis yaitu biru (cyan), merah
(magenta), dan kuning (lemon yellow).
2. Warna sekunder atau warna ke dua adalah warna jadian dari percampuran
dua warna primer, nama-nama sekunder adalah jingga (percampuran
warna merah dengan kuning), ungu atau violet (percampuran warna merah
dan biru), dan hijau (percampuran warna kuning dengan biru).
3. Warna intermediate
Warna intermediate adalah warna perantara, yaitu warna yang ada di
antara warna primer dan sekunder pada lingkaran warna. Nama-nama
16
Universitas Kristen Petra
warna intermediate adalah kuning-hijau, kuning-jingga, merah-ungu, biru-
violet, biru-hijau.
4. Warna tersier
Warna tersier atau warna ke tiga adalah warna hasil percampuran dari dua
warna sekunder atau ke dua. Nama-nama warna tersier adalah coklat-
kuning, coklat-merah, coklat-biru.
5. Warna kuarter
Warna kuarter atau warna ke empat yaitu warna hasil percampuran dari
warna tersier atau warna ke tiga. Nama-namanya antara lain coklat jingga,
coklat-hijau, coklat-ungu.
b. Bentuk
Benda apa saja di dalam dunia ini, juga karya seni ataupun desain, tentu
mempunyai bentuk (form). Bentuk apa saja yang ada akan dapat disederhanakan
menjadi titik, garis bidang, kerikil, pasir, kelereng dan semacamnya yang relatif
kecil dan “tidak berdimensi” dapat dikategorikan sebagai titik. Kawat, tali, galah
dan semacamnya yang hanya berdimensi memanjang, dapat disederhanakan
menjadi garis. Selembar kertas, karton, papan triplek dan semacamnya yang
memiliki dimensi panjang dan lebar dapat disederhanakan sebagai bidang. Kotak,
tangki minyak rumah dan semacamnya yang memiliki dimensi panjang, lebar dan
tinggi, dapat disederhanakan menjadi gempal atau volume (93).
c. Raut
Menurut Sanyoto raut adalah ciri khas suatu bentuk, bentuk apa saja di
dalam ini tentu memiliki raut yang merupakan ciri khas dari bentuk tersebut.
Bentuk, titik, garis bidang, dan gempal masing-masing memiliki raut. Raut
merupakan ciri untuk membedakan masing-masing bentuk dari titik, garis, bidang,
gempal tersebut (93).
d. Karakter dan simbolisasi garis atau bahasa rupa garis.
Karakter garis menurut Sanyoto merupakan sebuah bahasa rupa dari unsur
garis, baik untuk garis nyata maupun untuk garis semu. Bahasa garis ini sangat
penting untuk dalam penciptaan karya seni atau desain untuk menciptakan
karakter yang diinginkan. Bentuk tugu misalnya, dapat diterjemahkan dalam
17
Universitas Kristen Petra
bentuk garis vertikal, bangunan rumah yang mendatar dapat diterjemahkan ke
dalam bentuk garis mendatar (107). Berikut beberapa karakter garis tersebut :
1. Garis horizontal
Garis horizontal atau garis mendatar mengasosiasikan cakrawala laut
mendatar, pohon tumbang dan benda lain yang panjang mendatar,
mengesankan keadaan istirahat, garis horizontal memberi karakter tenang,
damai, pasif, kaku. Garis ini melambangkan ketenangan dan kedamaian.
2. Garis vertikal
Garis vertikal atau garis tegak mengasosiasikan benda-benda yang berdiri
tegak lurus seperti , batang pohon, orang berdiri, tugu, dan lain-lain. Garis
vertikal mengesankan keadaan tak bergerak sesuatu yang meleset menusuk
langit, mengesankan agung, jujur, tegas, cerah, cita-cita atau pengharapan.
Garis vertikal memberikan karakter seimbang (stabil), megah, kuat tetapi
statis dan kaku.
3. Garis diagonal
Garis diagonal atau garis miring ke kanan atau ke kiri mengasosiasikan
orang lari, kuda meloncat, pohon doyong, dan lain-lain yang mengesankan
objek tidak seimbang dan menimbulkan gerakan akan jatuh. Garis
diagonal menimbulkan karakter gerakan (movement), gerak mengetarkan.
4. Garis lengkung
Garis lengkung meliputi lengkung mengapung. Kubik, lengkung busur,
memberi kualitas mengapung seperti pelampung mengasosiasikan
gumpalan asap, buih sabun, balon dan semacamnya mengesankan gaya
mengapung (bouyancy), ringan dan dinamis.
e. Bentuk berupa bidang
Menurut Sanyoto bidang adalah suatu bentuk raut pipih, datar sejajar
dengan dimensi panjang dan lebar serta menutup permukaan. Bentuk-bentuk yang
pipih seperti triplek, kertas karton, seng, papan tulis dan semacamnnya walaupun
memiliki ketebalan, tetapi relatif sangat tipis sehingga dianggap sebagai bidang.
Bidang dapat diartikan sebagai bentuk yang menempati ruang. Bentuk bidang
sebagai ruangnya sendiri disebut ruang dwimatra (117).
18
Universitas Kristen Petra
f. Ukuran
Sanyoto menyatakan setiap bentuk (titik, garis, bidang, gempal) tentu
memiliki ukuran, bisa besar, kecil, panjang, pendek, tinggi, rendah. Ukuran
tersebut tidak mempunyai nilai mutlak atau tetap, yakni bersifat relatif atau
tergantung pada area dimana bentuk tersebut berada. Suatu bentuk dikatakan besar
mana kalah bentuk tersebut di letakkan pada area sempit, dan bentuk dengan
ukuran sama dikatakan kecil manakala diletakkan pada area yang luas. Demikian
pula untuk ukurang panjang-pendek, dan tinggi rendah (132).
2.1.4.2. Layout
Dalam mendesain sebuah buku, dikenal istilah layout. Layout dapat di
artikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan elemen-elemen dalam desain
menjadi satu dalam suatu area untuk dapat menciptakan interaksi antara satu sama
lain sehingga dapat mengkomunikasikan suatu pesan. Pesan-pesan tersebut dapat
disampaikan melalui berbagai macam elemen yang ada dalam layout itu sendiri,
antara lain fotografi, grafik, ilustrasi yang digabungkan dalam kombinasi kuat
hitam, putih dan warna. Menurut Rustan, layout dapat diartikan sebagai tata letak
elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk
mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Definisi layout dalam
perkembangan sudah sangat luas dan melebar dengan definisi desain itu sendiri,
sehingga banyak orang mengatakan me-layout itu sama dengan mendesain.
Bentuk yang paling umum dari penataan sebuah layout adalah sebuah
bidang gambar berbentuk persegi panjang dengan kedua sisi lebih panjang di
bandingkan dengan kedua sisi yang lainnya baik itu mendatar ataupun tegak.
Akan tetapi subjek dari gambar yang akan digambar akan menentukan gambar
yang dikehendaki, jika menggambarkan pemandangan alam maka bidang
berbentuk datar atau memanjang secara horizontal, hal ini dikarenakan kesan luas
atau lebar akan berkesan lebih dramatis sesuai dengan apa yang menjadi
objeknya. Sedang untuk penggambaran lukisan untuk potret maka menggunakan
bidang gambar yang tegak atau berdiri secara vertikal. Hal ini dikarenakan
penggambaran potret yang berdiri membutuhkan bidang yang tegak, juga untuk
menghindari banyaknya ruang yang kosong.
19
Universitas Kristen Petra
Kekuatan dari sebuah warna juga sangat menentukan dalam pembuatan
suatu komposisi yang menarik. Pengunaan warna netral dengan area yang
bertekstur cenderung mengurangi berat dari komposisi. Sebuah area yang luas
dapat diseimbangkan dengan menggunakan area yang sempit, tetapi dengan
menggunakan warna yang mempunyai suatu intensitas yang pekat dan kontras
tinggi.
Berdasarkan majalah concept menurut Steven Andersen, ilustrasi untuk
anak tidak harus selalu bagus, melainkan tidak membosankan bagi anak-anak,
tidak terikat dengan format yang sudah ada, tidak terjebak dengan aturan-aturan,
jangan membatasi diri, dan bebaskan imajinasi seluas-luasnya. Ini memberikan
sebuah pengertian pula dalam membuat layout ilustrasi grafis tentang anak-anak
bahwa layout harus lebih berekspresiv dan tidak cepat membosankan.
2.1.4.3. Illustrasi
Berdasarkan Ensiklopedia Indonesia III, ilustrasi berasal dari bahasa latin,
illustrare yang berarti menerangi, menghias. Suatu bentuk penghiasan buku; dapat
berupa ornamen-ornamen abstrak, ragam-ragam hias yang berasal dari dunia
tumbuhan dan hewan, vignette atau penggambaran berdasarkan naskah yang
menyertainya.
Secara garis besar, ilustrasi memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:
a. Pengertian secara umum
Gambar-gambar dan foto-foto yang menyertai naskah dalam buku,
majalah atau media massa untuk lebih menjelaskan masalah naskah tersebut.
b. Pengertian secara khusus
Ilustrasi di luar naskah maupun diantaranya juga berfungsi untuk
menyemarakkan halaman-halaman buku itu sebagai karya cetak, yang mempunyai
keindahan sendiri dalam kombinasi dengan jenis huruf cetak yang dipakai.
c. Pengertian yang lebih khusus dan histories
Dulu dipergunakan istilah iluminasi yaitu gambar-gambar hiasan yang
keseluruhannya dikerjakan dengan tangan sebelum seri cetak dibukukan (1388).
20
Universitas Kristen Petra
2.1.4.4. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi
Dalam buku pedoman ini, foto digunakan sebagai informasi penjelas
sekaligus untuk menambah nilai estetis. Jadi fotografi yang digunakan adalah:
a. Fotografi dokumenter, yaitu jenis kegiatan memotret suatu kejadian atau
peristiwa yang akan diabadikan, merupakan suatu dokumentasi untuk di
simpan informasinya. Dalam hal ini yang diutamakan adalah unsur
informatif.
b. Fotografi pictorial, yaitu jenis foto yang lebih mengutamakan segi estetis
dari suatu objek yang difoto harus memiliki bentuk dan komposisi
sedemikian rupa sehingga memunculkan nilai estetisnya.
Saat ini seiring kemajuan jaman, manfaat fotografi tidak lepas dari
berbagai aktivitas kehidupan manusia, diantaranya:
1. Untuk sekedar merekam peristiwa-peristiwa penting seperti ulang tahun,
pernikahan dan foto keluarga, dimana keterampilan teknik dasar saja
sudah cukup memadai.
2. Sebagai bahan informasi, contohnya foto-foto untuk berita yang
menekankan moto “sebuah gambar bernilai ribuan kata”.
3. Sebagai pelengkap data dalam suatu karya, usaha atau pekerjaan yang
lebih menekankan pada ketajaman dan kejelasan pengutaraan.
4. Untuk keperluan promosi, contohnya untuk foto iklan, foto brosur wisata,
dan foto fashion. Foto-foto tersebut dibuat semenarik mungkin sesuai
dengan maksud dan tujuannya, jikalau perlu dibuat lebih menarik daripada
aslinya.
5. Sebagai hiburan untuk mencari kesenangan semata.
6. Untuk mengekspresikan diri, dimana sebuah objek dapat difoto dengan
berbagai macam pendekatan yang menghasilkan berbagai hasil yang
berbeda pula dalam waktu yang relatif singkat. Sesuai dengan kesan,
pandangan, dan tujuan masing-masing.
Untuk menghasilkan foto yang baik, perlu diperhatikan antara lain:
1. Teknik (keterampilan menggunakan peralatan)
2. Artistik (rasa keindahan yang ingin di tampilkan)
3. Isi (makna/cerita/isi/kesan yang ingin di sampaikan)
21
Universitas Kristen Petra
2.1.5. Tinjauan Anak
Menurut Asmani, perkembangan anak pada usia dini tentunya merujuk
pada kegiatan bermain dan pendidikan yang menentukan perjalan hidup anak.
Sehingga merencanakan dan melaksanakan pendidikan menjadi sebuah
keniscayaan yang tidak boleh disepelehkan dan ditelantarkan. Karena jika hal ini
tadak diperhatikan masa depan kualitas penerus bangsa akan semakin mundur,
kalah jauh dibanding negara-negara lain yang selalu sigap dan cepat
mempersiapkan kader-kader andalannya di era kompetisi global sekarang (15).
Aristoteles menyebutkan bahwa anak dari lahir sampai dewasa
digolongkan dalam 3 periode yaitu:
- Masa anak kecil bermain 0,7-5,9
- Masa belajar 6,0-14,0
- Masa pubertas menuju dewasa 14-20
2.1.5.1. Tinjauan Psikologi Anak
Menurut Kadarmanto, perkembangan setiap anak berbeda antara satu dan
yang lainnya. Ada anak yang berkembang lebih cepat dari pada anak lain, tetapi
ada juga yang perkembangannya lebih lambat (42).
Langeveld menyebutkan bahwa:
a. Perkembangan anak itu dipengaruhi oleh alam lingkungannya.
b. Dalam usaha mendidik anak, pendidikan yang bertanggung jawab oleh
karena itu pendidikan harus merumuskan sebaik-baiknya.
c. Dalam usaha mendidik belum ada usaha sempurna yaitu dalam usaha
mengembangkan yang positif yang ada pada anak.
Tahap-tahap perkembangan psikologi anak menurut umurnya terbagi
dalam beberapa tahap (Kadarmanto, 42-54):
a. Usia 6-8 tahun
Terdiri dari anak-anak yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-
beda. Pada usia ini anak berada pade pergumulan antara keinginan untuk
melakukan sesuatu dengan perasan takut gagal.
22
Universitas Kristen Petra
b. Usia 9-14 tahun
Salah satu hal yang menonjol pada anak usia ini adalah persiapan dirinya
menuju remaja. Mereka sangat menghargai apa yang selama ini mereka peroleh
dari orang tua, dan dari lingkugan sekitarnya. Dalam usia ini anak-anak
mengalami kebimbangan antara membutuhkan orang tuanya dan rasa ingin
mandiri.
2.1.6. Tinjauan Manfaat Olahraga untuk Anak
Saat ini banyak orang tua yang memprioritaskan anak pada kegiatan
belajar dan belajar. Tidak hanya puas dengan kegiatan belajar mengajar yang ada
di sekolah, seorang anak masih harus mengikuti berbagai macam les lainnya
untuk menunjang prestasinya di sekolah. Sekarang ini dalam upaya untuk
mengembangkan kecerdasan anak dapat ditempuh dengan berbagai macam cara,
salah satunya dengan berolahraga. Menurut Dini Safitri, olahraga dapat
mengembangkan dan menstimulasi kecerdasan anak. Anak diberikan ruang dan
waktu untuk bergerak dan bermain semau mereka. Hal ini dapat meningkatkan
keterampilan gerak anak dan kebugaran jasmani mereka.
Melalui olahraga anak dapat mengembangkan kemampuan persepsi
motoriknya. Dengan menguasai kemampuan motorik tersebut, diharapkan dalam
diri seorang anak akan timbul rasa senang dan percaya diri. Dengan olahraga anak
juga belajar untuk bersaing, sehingga prestasi akademiknya juga ikut berpengaruh.
Selain itu dengan berolahraga anak mampu meningkatkan harga diri dan
keterampilan sosialnya. Bahkan dengan berolahraga anak dapat mengurangi
perilaku negatif pada dirinya. Dengan demikian dengan berolahraga dapat
membuat anak hidup secara seimbang. Dan anak-anak yang mendapat lingkungan
yang kondusif akan menjadikannya sebagai anak-anak yang aktif, bugar, kreatif
dan terampil.
Dengan tetap melakukan aktivitas olahraga diharapkan seorang anak
menjadi anak sehat. Selain dari segi menyenangkannya, olahraga atau aktivitas
untuk anak haruslah bersifat menantang dan dapat meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan anak, yaitu dengan tetap memberikan pola gerak dasar, seperti
jalan, lari, lompat, dan loncat.
23
Universitas Kristen Petra
Dengan aktif melakukan latihan jasmani, anak telah memulai lebih awal gaya
hidup sehat yang akan melindunginya dari penyakit kurang gerak seperti penyakit
jantung, diabetes, kegemukan, osteoporosis dan lain-lain. Berdasarkan kesiapan
motorik dan kognitif (Sherman), latihan jasmani bagi anak adalah dengan
melakukan keterampilan motorik sederhana, misalnya melompat, melempar,
menangkap, berlari. Tetapi ingat, anak fun itu lebih penting, jangan memaksakan
anak untuk mengikuti gerakan yang menurutnya aneh. Selain itu imbangi dengan
pemberian asupan gizi seimbang pada anak.
Dampak positif dari latihan jasmani (olahraga) bagi pertumbuhan anak:
1. Tumbuh dengan baik, dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi
badan secara teratur, dan proporsional.
2. Tangkas, gesit dan gembira.
3. Mata bersih dan bersinar.
4. Nafsu makan baik, pencernaan baik, bibir dan lidah segar, pernafasan tidak
berbau.
5. Senang melakukan olahraga dan menikmati masa istirahatnya secara
teratur.
6. Kulit dan rambut bersih dan tidak kering.
7. Tidak mempunyai perasaan tertekan dan mudah menyesuaikan diri dengan
orang lain dan lingkungnnya.
8. Perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan umur dan
kelamin.
2.1.7. Tinjauan Bola Basket
2.1.7.1. Sejarah Olahraga Bola Basket
Pada tahun 1891, Dr. Luther Gullick, guru olahraga pada Sekolah Guru
Pendidikan Jasmani di Young Mens Christian Association (YMCA - sebuah
wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachussetts, Amerika, meminta
guru agama (pastor) Dr. James Naismith, teman sejawatnya di YMCA, untuk
membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada
masa liburan musim dingin di New England.
24
Universitas Kristen Petra
Gagasan awal Naismith ialah permainan yang hendak diciptakan itu harus
menarik, mudah dipelajari, tidak ada unsur menendang atau menjegal serta harus
menghilangkan gawang sebagai sasaran tembakan. Sebab unsur terakhir ini akan
merangsang timbulnya unsur penggunaan kekuatan. Untuk mengganti gerakan
bola, sebagai pengganti lari dengan bola seperti dalam permainan rugby, maka
gerakan bola hanya dilakukan dengan mengoper atau mendribel. Untuk
menjinakkan tembakan ke arah sasaran yang merupakan tujuan utama, maka
sasaran pun harus lebih sempit atau kecil dan terletak di atas para pemain. Dengan
demikian bukan unsur kekuatan yang menonjol, tetapi unsur ketepatan.
Kejadian itu terjadi pada 15 Desember 1891. Sejak itu pula Naismith
memberi nama permainan yang masih dalam proses penciptaannya itu dengan
sebutan basketball, atau bola basket. Setelah itu, seiring perjalanan waktu,
Naismith pun terus menyempurnakan konsep, lengkap dengan peraturan-
peraturannya. Sebulan kemudian, Naismith berhasil menyempurnakan permainan
ini. Maka, pada tanggal 20 Januari 1892, permainan ini secara resmi untuk
pertama kalinya digelar dan oleh salah seorang murid YMCA disebut "Basket
ball" atau bola basket.
Sejak itu, "Basketball" sangat popular di Amerika dengan pertandingan
demi pertandingan digelar di berbagai Negara bagian. Pada Agustus 1936, saat
menghadiri Olimpiade Berlin 1936, ia dinobatkan sebagai Presiden Kehormatan
Federasi Bola Basket Internasional. Naismith meninggal dunia 28 November
1939, ketika olahraga ciptaannya sudah menjadi favorit dunia internasional.
2.1.7.2. Perkembangan Bola Basket di Indonesia
Permainan bola basket mengalami perkembangan pada tahun 1930 di
Indonesia, yaitu dengan terbentuknya perkumpulan-perkumpulan bola basket di
kota-kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan
Surabaya.
Bersamaan dengan diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) I
pada tanggal 9 September 1948 di Solo, bola basket termasuk salah satu cabang
olahraga yang dipertandingkan dan diikuti oleh beberapa regu peserta, antara lain
PORI Solo dan Yogyakarta.
25
Universitas Kristen Petra
Organisasi bola basket Indonesia dibentuk pada tanggal 23 Oktober 1951
dengan nama “Persatuan Basketball Seluruh Indonesia” (PERBASI). Pada tahun
1955 namanya diubah dan disesuaikan dengan pembendaharaan Bahasa
Indonesia, menjadi “Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia” dengan singkatan
yang sama, yaitu “PERBASI”.
Terbentuknya PERBASI diupayakan agar dapat membina dan
mengembangkan perbolabasketan di Indonesia dalam menghadapi berbagai
hambatan terutama yang datang dari perkumpulan Tionghwa, yang ketika itu
mereka telah mempunyai perkumpulan bola basket sendiri dan tidak bersedia
untuk bergabung dengan PERBASI. Dalam menghadapi masalah tersebut
PERBASI pada tahun 1955 menyelenggarakan Konferensi Bola Basket di
Bandung yang dihadiri utusan-utusan dari Yogyakarta, Semarang, Jakarta dan
Bandung. Konferensi tersebut menghasilkan suatu keputusan yaitu PERBASI
merupakan satu-satunya organisasi induk olahraga bola basket di Indonesia
dengan demikian tidak ada lagi sebutan Bon Bola Basket Tionghwa dan
sebagainya. Pada waktu itu juga dibicarakan persiapan penyelenggaraan Kongres
PERBASI yang pertama.
Pada tahun 1953 PERBASI telah diterima menjadi anggota FIBA dan
tahun 1954, yaitu pada waktu Asian Games di Manila, untuk pertama kalinya
PERBASI mengirim regunya untuk bermain di luar negeri.
Pada tahun 1982 diselenggarakan Kompetisi Bola Basket Utama yang
disingkat KOBATAMA yang diikuti oleh perkumpulan-perkumpulan bola basket
terkemuka di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Kegiatan
KOBATAMA ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi bola basket melalui
pembinaan dan latihan serta pertandingan yang teratur dan terus-menerus
sepanjang waktu. (Marta:2-19).
2.1.7.3. Perlengkapan dan Peralatan Olahraga Bola Basket
a. Kostum
Kostum bola basket sangat sederhana yaitu kaos berlengan pendek atau
kaos tanpa lengan, celana pendek, kaos kaki dan sepatu. Karena permainan ini
sangat cepat dan energik, akan lebih baik jika mengenakan kostum yang terbuat
26
Universitas Kristen Petra
dari bahan yang dapat menyerap keringat. Pada masing-masing kostum seragam
itu tercantum nomor punggung dan nomor dada pemain agar memudahkan wasit
untuk memberi tanda ketika terjadi gol atau juga untuk bisa mengenali pemain
yang mendapatkan hukuman.
Pada awalnya peraturan yang diberlakukan tentang kostum adalah; nomor
untuk angka 1, 2 dan 3 tidak diperbolehkan. Nomor paling rendah untuk seragam
kostum dimulai dari angka 4 sampai 15. Akan tetapi dalam perkembangannya
nomor punggung kostum pemain mulai bebas asal tidak lebih dari nomor angka
99. Tentunya setiap anggota tim harus menggunakan nomor yang berbeda. Dan
dalam sebuah pertandingan, tim tuan rumah biasanya mengenakan kostum warna
terang sementara tim tamu mengenakan kostum yang berwarna gelap.
b. Setelan Kostum
Kostum tambahan diperlukan guna menjaga agar tubuh tetap hangat
sewaktu tidak turun ke lapangan atau duduk di bangku cadangan. Kostum
tambahan ini juga berguna pada saat sedang latihan serta pemanasan sebelum
turun dalam permainan. Setelan kostum tambahan itu misalnya dengan
mengenakan sweater dan celana panjang. Apapun jenis kostum tambahan tersebut,
yang jelas hal itu dapat mencegah pemain dari rasa kedinginan ketika duduk di
bangku cadangan dengan keringat bercucuran.
c. Sepatu
Dalam permainan, seorang pemain basket akan terus berlari lalu berhenti,
kemudian berlari lagi, melompat, mendarat dan merubah arah. Untuk mendukung
gerakan-gerakan tersebut maka penting sekali untuk mengenakan sepatu yang pas
dan nyaman. Bisa juga bermain dengan menggunakan sepatu biasa, namun
memakai sepatu yang khusus untuk basket tentu akan lebih baik. Hal ini
dikarenakan sepatu khusus ini mempunyai bantalan sepatu yang empuk dengan
solnya yang tidak licin.
d. Bola
Bola Basket memiliki ukuran keliling 750 - 780 mm dan memiliki berat
600 - 650 gram. Walaupun telah ditetapkan secara internasional, namun ternyata
ada beberapa perbedaan tentang peraturan bola basket yang ditetapkan oleh FIBA,
NBA dan NCAA. Untuk ukuran dan berat bola basket yang disetujui oleh FIBA
27
Universitas Kristen Petra
adalah bola dengan berat antara 567 - 650 gram dengan keliling bola mencapai
749 - 780 mm. Sedangkan untuk ukuran dan berat bola basket yang digunakan
dalam pertandingan NBA, memiliki berat 623, 7 gram dengan kelilling 749,3 -
755,65 mm yang diukur dari garis bola. Dan bila diukur dari permukaan bola,
maka keliling bola basket harus mencapai 752,5 – 758,8 mm. Sedangkan NCAA
menetapkan ukuran bola basket yang digunakan dalam sebuah pertandingan harus
mencapai berat antara 567 – 623,7 gram dengan keliling bola antara 749,3 – 762
mm di ukur dari permukaan bola.
Pada pertandingan resmi ada berbagai macam ukuran bola basket yang
digunakan yaitu berukuran 5, 6 dan 7. Bola basket berukuran 7 digunakan pada
pertandingan resmi pria tingkat SMP hingga tingkat profesional, bola basket
berukuran 6 digunakan pada pertandingan resmi wanita tingkat SMP hingga
tingkat profesional, sedangkan ukuran bola basket 5 digunakan pada pertandingan
resmi tingkat SD.
Pantulan dari bola ini sangat penting untuk bisa mengukur seberapa
banyak tekanan ketika memompa bola. Peraturan umum adalah saat dijatuhkan
dari ketinggian 1,8 meter, bola tersebut memantul dalam ketinggian kurang lebih
1,3 meter. Ketinggian bola saat dijatuhkan diukur dari bawah bola, sedangkan
ketinggian saat bola memantul diukur dari atas bola tersebut.
Gambar 2.1. Ukuran Bola basket anak-anak
Sumber:
http://belanjanyaman.com/index.php?route=product/product&product_id=86
Keliling: 749,3 – 762 mm
Berat: 567 – 623,7 gram
28
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.2. Ukuran Bola basket wanita
Sumber: http://iniatinta.com/basket/bola-basket-molten-gr6-
12455145.html
Gambar 2.3. Ukuran Bola basket pria
Sumber: http://rtp-streetball.blogspot.com/2011/05/komponen-yang-ada-
di-dalam-permaianan.html
e Lapangan
Permainan bola basket dimainkan di atas lapangan dengan permukaan
yang keras. Ini berlaku untuk lapangan yang ada dalam maupun di luar ruangan.
Sementara itu untuk pertandingan kelas internasional dimainkan di lapangan
dalam ruangan dengan permukaannya berasal dari bahan kayu sehingga bola pasti
memantul dengan konsisten.
Lapangan bola basket berbentuk persegi panjang dengan dua standar
ukuran, yakni panjang 28,7 meter dan lebar 15,2 meter untuk standar National
Basketball Association dan panjang 26 meter dan lebar 14 meter untuk standar
Federasi Bola Basket Internasional. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam
lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80 meter.
Setiap papan belakang berjarak 1,05 meter di dalam garis akhir. Ring
basket terbuat dari bingkai, jaring dan papan bantu. Bingkai terbuat dari logam
yang melingkar dengan garis tengah 45 cm dan ketebalan logam tidak lebih dari
20 mm. Bingkai ditempelkan ke sebuah piring logam berbentuk seperti huruf L
Keliling: 749 - 780 mm
Berat: 567 - 650 gram
Keliling: 750 - 780 mm
Berat: 600 - 650 gram
29
Universitas Kristen Petra
yang terpasang pada papan hingga ring basket tersebut menjadi parallel dengan
lantai dan berjarak 3,05 m diatasnya. Papan ring basket terbuat dari serat gelas
atau logam. Jaring terbuat dari bahan katun atau bahan sintetis yang dipasang pada
bingkai dan memiliki lubang di bawahnya yang mencukupi untuk jalan jatuhnya
bola.
Gambar 2.4. ukuran lapangan bola basket
Sumber: http://www.answers.com/topic/basketball
2.1.7.4. Tim
Satu tim basket terdiri dari 10-12 pemain dengan hanya 5 orang yang
turun bermain di lapangan. Sementara pemain sisanya berfungsi sebagai
cadangan. Para pemain dibagi menjadi tiga kategori yaitu pemain tengah (center),
pemain depan (forward) dan penjaga belakang (guard).
Pemain tengah atau pemain Center bermain dekat dengan ring basket.
Kebanyakan pemain dalam posisi ini adalah para anggota tim yang mempunyai
postur tubuh tinggi. Pemain tengah yang baik akan bisa mendominasi permainan
dengan mencetak skor dan dapat menghalangi para pemain lawan yang berusaha
untuk menembak ke arah ring.
Pemain depan atau Forward atau juga disebut sebagai penyerang
menghabiskan sebagian besar waktunya dengan bermain di sisi batas wilayah di
bawah ring basket lawan. Pemain pada posisi ini harus merupakan pelempar bola
yang cepat dan akurat, serta seorang penembak yang baik. Mereka akan terus
30
Universitas Kristen Petra
melakukan gerakan menembak dari jarak dekat ke ring basket, juga mampu
menggiring atau mendribel bola secara baik.
Penjaga belakang atau Guard biasanya diambil dari pemain yang
mempunyai postur lebih pendek tetapi gesit. Tugas dari pemain guard adalah
menggiring bola dan melempar bola dengan cepat untuk memulai satu serangan
ke daerah lawan. Dalam situasi tertentu pemain belakang ini juga dapat
mengambil kesempatan untuk mencetak skor dengan cara menembak dari jarak
jauh. Tanpa harus mempermasalahkan pada posisi di mana pun, yang pasti para
pemain harus mempunyai kemampuan untuk menyerang serta bertahan. Pemain
itu harus bisa menembak, menggiring, melempar atau mengoper, menangkap,
bertahan dan menyerang.
Setiap pemain yang sedang bertanding di lapangan bisa digantikan oleh
pemain cadangan. Pergantian pemain baru bisa dilakukan ketika bola mati dan
jam permainan juga dihentikan. Tidak ada batasan jumlah pemain yang digantikan
dalam satu permainan atau berapakali seorang pemain diperbolehkan sebagai
pemain cadangan. (Agus: 17-28).
2.1.7.5. Waktu Permainan
Pertandingan professional terdiri dari 4 paruh perempatan waktu
(quarter), masing-masing selama 12 menit. Pada pertandingan universitas terdiri
dari 4 paruh perempatan waktu (quarter) dengan 10 menit tiap paruh. Periode
perpanjangan waktu pertandingan (overtime periods) digunakan pada waktu
hasilnya seri. Jam pengukur waktu dihentikan antara perempatan atau paruh
waktu, selama istirahat, ketika bola keluar dan ketika lemparan bebas dilakukan.
Penghentian jam tersebut bervariasi tergantung pada tingkatan, yaitu apakah
professional, internasional, mahasiswa/i dan pelajar. (Has Wissel: 3)
Pelatih tim bisa meminta penghentian waktu dengan cara memintakan hal
itu kepada pencatat skor untuk memintakan penghentian waktu (time out). Pada
saat time out, waktu pertandingan dihentikan selama 1 menit. Time out dilakukan
untuk berbagai sebab, seperti pelatih ingin mendiskusikan perubahan taktik atau
strategi, melakukan beberapa pergantian pemain atau hanya sekedar untuk
memberikan istirahat singkat bagi para pemainnya. Terkadang time out dilakukan
31
Universitas Kristen Petra
oleh pelatih dengan maksud untuk mengubah alur dan irama permainan agar bisa
mencetak skor yang lebih tinggi (Agus: 30).
2.1.7.6. Pelanggaran (Fouls)
Pelanggaran dihukum oleh wasit dengan tujuan untuk menghindarkan
permainan kasar. Jika seorang pemain melakukan kesalahan 5 kali, ia dikeluarkan
dari pertandingan. Jika pemain melakukan kesalahan terhadap lawan yang akan
menembakkan bola ke keranjang, maka lawan mendapat 2 kali tembakan bebas.,
terhadap kesalahan bentuk lainnya, lawan diberi lemparan bebas dari luar
lapangan. Jika tim melakukan kesalahan lebih dari sejumlah tertentu (team fouls)
pada perempatan atau paruh waktu, tim lawan akan mendapat kesempatan untuk
menembak bebas sebanyak 2 kali.
Beberapa jenis pelanggaran adalah sebagai berikut:
a. Pelanggaran individu:
● Memegang, mendorong, menyerang, memotong gerakan atau menghalangi
laju gerak lawan. Memanjangkan suatu bagian tubuh lebih dari posisi
normal atau memakai taktik kasar.
● Menggunakan tangan anda terhadap lawan, sehingga menghalangi
kebebasan gerakannya.
● Memanjangkan lengan sehingga mengganggu lawan, baik sepenuhnya
atau sebagian selain arah vertikal ke atas sehingga gerakan lawan
terhalang ketika bersinggungan dengan lengan anda.
● Menghalangi secara tidak sah (illegal screen), ketika membentuk suatu
halangan, pemain yang bertahan tetap membuat kontak fisik ketika pemain
yang menyerang sedang bergerak.
b. Pelanggaran memegang bola:
● Bola keluar garis pinggir lapangan (Out of bounds).
● Bola kembali ke backcourt setelah melintas ke frontcourt (Over and back
atau backball).
● Travelling, melangkah lebih dari satu langkah ketika mulai mendrible, atau
melangkah 2 atau lebih sebelum mengoper atau menembakkan bola.
32
Universitas Kristen Petra
● Double Dribble, kembali mendrible bola setelah berhenti mendrible atau
mendrible dengan kedua tangan secara bersamaan.
● Charging, berlari ke, atau mendorong lawan yang diam.
c. Pelanggaran waktu :
● 5 seconds to inbound, gagal menangkap bola dalam 5 detik setelah tim
lawan memasukkan bola ke dalam ring atau setelah bola diberikan wasit
kepada inbounder.
● 8 seconds in backcourt, dalam menyerang pemain tidak boleh membawa
bola melewati garis tengah lebih dari 8 detik.
● 3 seconds in lane, pemain berada pada daerah free throw lane lawan
selama 3 detik atau lebih tanpa ada anggota tim yang sedang menembak.
(Has Wissel: 4-5)
2.1.7.7. Pemanasan (Stretching)
Pemanasan (Stretching) merupakan fase pertama sebelum melakukan
kegiatan bola basket. Hal tersebut berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi darah
dan secara bertahap menyiapkan tubuh untuk tuntutan yang lebih besar.
● Peregangan Leher
Berdiri pada posisi seimbang demgam kepala tegak. Sandarkan kepala ke
arah kanan, telinga ke bahu, perlahan hitung hingga 10 kemudian tegakkan
kembali. Sandarkan kepala ke arah kiri, telinga ke bahu, perlahan hitung
hingga 10 kemudian tegakkan kembali. Ulangi gerakan tersebut sebanyak
tiga kali.
● Peregangan Dada dan Bahu
Kedua tangan berpegangan di belakang punggung dan perlahan angkat ke
atas. Jika kedua tangan tidak dapat berpegangan, cukup mencapai posisi
belakang sejauh mungkin. Ulangi gerakan tersebut sebanyak tiga kali.
● Peregangan Punggung belakang, bahu dan lengan
Dengan tangan kanan, pegang siku kiri dan tarik perlahan melewati dada
ke arah bahu kanan. Rasakan peregangan sepanjang sisi luar bahu dan
lengan kiri. Setelah itu ulangi dengan sisi bahu yang lain. Dengan tangan
33
Universitas Kristen Petra
kiri, pegang siku kanan dan tariklah perlahan melewati dada ke arah bahu
kiri. Ulangi gerakan tersebut sebanyak tiga kali.
● Peregangan Bahu dan Triseps
Angkat kedua lengan melewati kepala dan pegang siku kiri dengan tangan
kanan. Tekukkan lengan kiri pada siku dan biarkan tangan kiri bersandar
pada bahu kanan. Tarik dengan tangan kanan secara perlahan sampai
terasa adanya peregangan. Ulangi dengan lengan satunya. Ulangi gerakan
tersebut sebanyak tiga kali.
● Penekukan sisi badan (Side Bends)
Kedua kaki terentang selebar bahu, kedua tangan berpegangan di atas
kepala dan tekuk poros tubuh ke kiri, membuat bahu dan pinggul
melengkung. Ulangi pada sisi yang berlawanan. Ulangi gerakan tersebut
sebanyak tiga kali.
● Peregangan Paha Belakang dengan Berdiri (Standing Hamstring Stretch)
Berdiri tegak dengan kedua kaki terentang selebar bahu, perlahan tekuk
tubuh ke depan pada pingggang. Usahakan agar jari menyentuh lantai
sambil menjaga agar lutut tidak terlalu tertekuk. Setelah beberapa detik
merasakan peregangan pada urat lutut di belakang lutut, secara perlahan
kembalikan tubuh ke posisi semula. Ulangi sebanyak tiga kali. Bisa juga
dengan menempatkan satu kaki di depan yang lain.
● Peregangan pangkal paha (groin) pinggul dan belakang kaki.
Rentangkan kaki kanan ke samping dengan menekuk lutut sebelah kiri
serta memindahkan beban tubuh pada kaki sebelah kiri. Rasakan
peregangan pada bagian dalam kaki, pinggul dan groin. Lakukan hal yang
sama pada arah yg berlawanan.
● Peregangan Paha depan (Quadriseps)
Dengan menggunakan tembok atau obyek untuk menjaga keseimbangan,
peganglah kaki kanan dengan tangan kiri dan tarik sehingga tumit
menyentuh belakang pantat dan tahan selama 10 detik. Ulangi dengan kaki
kiri dan tangan kanan.
34
Universitas Kristen Petra
● Peregangan pangkal paha dengan duduk
Duduk dengan menekukkan kaki sehingga kedua telapak kaki saling
menyentuh. Gunakan siku untuk menekan ke bawah pada bagian dalam
lutut. Tahan selama 10 detik.
● Peregangan Paha belakang dengan duduk (Sitting Hamstring Stretch)
Duduk dengan kaki lurus ke depan, perlahan tekuk pinggang hingga badan
membungkuk seperti gerakan mencium lutut dan tangan menyentuh jari-
jari kaki. Tahan selama 10 detik.
● Peregangan Punggung dan Pinggul
Duduk dengan kaki kanan lurus. Tekuk dan silangkan kaki kiri, tempatkan
pada bagian luar lutut kanan. Tekan bagian luar kaki kiri dengan siku
tangan kanan, lalu tempatkan tangan kiri di belakang pantat, perlahan
putar tubuh dan kepala ke arah kiri. Tahan selama 10 detik. Rasakan
peregangan pada punggung, pinggul dan pantat. Lakukan pada arah yang
berlawanan.
● Pendinginan (Cooling Down)
Pada akhir latihan basket, sediakan waktu sekitar 5 menit untuk proses cool
down (pendinginan). Ini adalah waktu yang tepat untuk peregangan, karena
otot-otot telah terpakai dan membuat jantung berdenyut lebih cepat
sehingga perlu dinetralkan kembali. Pilih sedikitnya satu latihan
peregangan untuk setiap bagian tubuh.
2.1.7.8. Teknik Dasar (Fundamental) dalam Bermain Bola Basket
Untuk melatih seorang pemain dalam usia dini atau dari pemula, mereka
harus kuat dalam segi teknik dasar. Apabila seorang pelatih tidak memberikan
sebuah materi latihan dasar penguatan teknik, maka untuk melakukan sebuah
gerakan atau sistem latihan yang lebih rumit pemain tersebut tidak akan bisa
mengikuti instruksi dari pelatih.
a. Dasar Body Control
Body control atau penguasaan tubuh merupakan fundamental bagi setiap
orang yang ingin menjadi pemain basket. Fungsi dari body control sendiri yaitu
agar pemain mampu mengefisiensikan setiap gerakan dilapangan tanpa
35
Universitas Kristen Petra
membuang tenaga dengan percuma. Dalam latihan body control terdapat 6 dasar
gerakan yang harus dipelajari, antara lain:
1. Cara berdiri (Stance)
Pemain perlu belajar untuk siap bergerak kapan pun, gerakan ini perlu
dilatih agar memiliki kebiasaan yang baik di dalam basic basketball position.
Posisinya adalah posisi lutut jongkok (seperti duduk), siku ditekuk dan semua
persendian harus siap. Latihan dilakukan agar pemain dapat melompat lebih tinggi
dan lebih explosive ke arah ring basket, lebih cepat dalam deffense maupun
offense, serta baik dalam melakukan penguasaan bola di udara ataupun di bawah.
Ada 4 posisi yang perlu dilatih:
● Posisi kaki
- Slightly staggered stance (salah satu telapak kaki berada di depan).
- Parallel stance (kedua telapak kaki sejajar dan selebar bahu).
● Distribusi berat tubuh
Pendistribusian berat tubuh penting untuk menjaga keseimbangan.
pada Slightly stance berat tubuh akan berada 60-80% di telapak kaki
belakang sedangkan Parallel stance berat tubuh akan seimbang.
● Posisi kepala dan badan
Kepala adalah kunci keseimbangan tubuh, karena letaknya berada pada
diatas tubuh. Dianjurkan agar pemain melakukan quick stance dengan
membentuk segitiga dari kepala dan kedua telapak kakinya.
● Lengan dan tungkai
lengan ditekuk agar dapat dengan cepat melakukan gerakan triple threat.
2. Mulai bergerak (Start)
Gerakan ini akan lebih efektif bila telah menguasai quick stance. Pemain
harus menempatkan berat tubuhnya dengan tepat. Contohnya jika kita akan slide
ke kiri maka kita harus menempatkan sebagian berat tubuh pada kaki kiri.
3. Langkah pergerakan kaki (Step)
Pergerakan dasar yang memungkinkan pemain bergerak dengan
menggunakan kecepatan dan sesuai dengan keperluan strategi bermain bolabasket.
36
Universitas Kristen Petra
4. Berputar (Turn)
Perputaran tubuh dengan satu kaki sebagai tumpuan yang tidak boleh
berpindah tempat.
5. Berhenti (Stop)
Pemain harus dapat bergerak secara cepat dan seimbang, pemain juga
harus dapat berhenti dalam posisi seimbang yang disebut quick stop.
6. Melompat (Jump)
Jumping adalah kemampuan pemain untuk meloncat setelah melakukan
latihan yang bertingkat.
b. Ball Handling
Ball Handling merupakan dasar dalam permainan olahraga bola basket,
perlu di ketahui permainan bola basket bukan sekedar dribbel dan menembak,
juga membutuhkan keterampilan dalam mengolah bola. Sesungguhnya
mengontrol bola tidak hanya terbatas pada satu tangan saja melainkan melibatkan
seluruh bagian tubuh. beragam keterampilan kontrol dan olah bola (ball handling
basketball) dibutuhkan karena bola basket adalah olahraga yang bersifat sangat
dinamis dan selalu berubah.
Perubahan keterampilan ball handling tergantung pada unsur-unsur
tertentu seperti posisi bola terhadap badan, tim lawan dan kawan, serta terhadap
posisi pemain itu sendiri di dalam lapangan. Memainkan bola dalam posisi diam
kemudian menambah gerakan, dan berlanjut dengan berinteraksi dengan pemain
lain merupakan langkah-langkah yang harus dilatih dalam meningkatkan
kemampuan ball handling bola basket.
Sebelum kita mendalami teknik-teknik dalam bermain bola basket yang
lain, kita harus mendalami dulu dasar-dasar bermain bola basket yang benar atau
belajar basic dari permainan bola basket tersebut yaitu ball handling. Dibawah ini
adalah macam-macam latihan Ball Handling:
1. Tap Drill: Memperpanjang tangan di atas kepala dan memindahkan bola
atau menepuk-nepukkan bola dari kanan-kiri-kanan-kiri dan seterusnya
dengan cepat antara ujung-ujung jari.
37
Universitas Kristen Petra
2. Neck Circles: Memindahkan bola di sekitar leher dalam gerakan
melingkar.
3. Waist Circles: Memindahkan bola dalam gerakan melingkar di sekitar
pinggang.
4. Leg Circles: Memindahkan bola dengan gerakan melingkar di sekitar lutut
kanan saat berdiri dengan kaki selebar bahu terpisah. Kemudian
melakukan hal yang sama di sekitar lutut kiri. Gerakan ini juga dapat
dilakukan dengan posisi kaki berdekatan dan menggerakkan bola secara
melingkar di sekitar kedua kaki.
5. Around The World: Menggabungkan 3 penanganan latihan bola
sebelumnya menjadi satu (Neck Circles, Waist Circles dan Leg Circles).
Berdirilah dengan kedua kaki sejajar dengan bahu. Mulai di pergelangan
kaki dan bola berputar di sekitar kaki. Kemudian beralih ke lutut,
kemudian pinggang, naik ke sekitar leher dan kemudian turun ke
pinggang, lalu kembali ke pergelangan kaki lagi. Geraka tersebut dapat
juga di mulai dari leher dan bola berputar di sekitar leher, kemudian
beralih ke pinggang, kemudian lutut, naik lagi ke pinggang, lalu kembali
ke leher lagi.
6. Wall Drill: Pegang bola di atas kepala dengan kedua tangan berdiri sekitar
tiga meter dari dinding. Bola memantul dari dinding 10 kali dengan tangan
kanan dan kemudian 10 kali dengan tangan kiri menggunakan atas, daerah
bantalan jari-jari seperti gerakan tangan ketika hendak melakukan
shooting. Hal ini mungkin agak sulit ketika pertama kali mencoba, tetapi
akan membantu mendapatkan feel terhadap bola
7. Straddle Flip: Pegang bola dengan kedua tangan di depan kaki sambil
berdiri dengan kaki selebar bahu. Menjatuhkan bola, ayunan tangan ke
bagian belakang kaki dan tangkap bola sebelum dapat mencapai lantai.
Lalu menjatuhkan bola sekali lagi, ayunkan tangan ke depan dan
menangkap di sana. Ulangi latihan penanganan bola ini berulang-ulang
secepat mungkin.
8. Figure Eight: Berdirilah dengan lutut tentang selebar bahu dan
membungkuk sedikit. Dengan bola di tangan kanan, melewati di antara
38
Universitas Kristen Petra
kaki dalam sebuah angka delapan gerakan tangan kiri. Ayunan bola ke
depan dan kemudian dari tangan kiri ke tangan kanan melalui kaki. Seperti
penanganan seluruh bola latihan, mulailah pelan pelan dan meningkatkan
kecepatan ketika mendapatkan lebih nyaman.
9. Typewriter Dribble: gerakan mendribel bola dengan menggunakan satu
jari. Ulangi latihan penanganan bola ini dengan semua jari-jari, baik jari-
jari tangan kanan mapun jari-jari tangan kiri.
10. Front and Back: Berdirilah dengan kaki selebar bahu dan mendribel bola
bolak-balik antara kaki dengan menggunakan tangan yang sama. Ulangi
penanganan latihan bola ini dengan tangan yang lain.
c. Dribble
Prinsip dalam mengajarkan teknik dribble antara lain:
● Kontrol pada jari-jari tangan
● Mempertahankan tubuh tetap rendah
● Kepala tegak (heads up)
● Melatih kedua tangan agar sama-sama memiliki dribble yang bagus
● Lindungi bola (protect the ball)
Gerakan- gerakan Drible :
1. Crossover dribble
Crossover dribble adalah gerakan memindahkan bola dari tangan yang
satu ke arah tangannya yang lain. Gerakan ini sangat bagus untuk
memperdaya pemain bertahan. Namun bola bisa dicuri bila dribble tidak
dilakukan dengan baik, karena posisi bola tidak terjaga.
2. Behind the back dribble
Jenis dribble ini digunakan ketika pemain mengganti arah supaya terbebas
dari pemain bertahan. Bola digerakkan dari satu sisi tubuh ke sisi tubuh
yang lain dengan mengayunkannya di belakang tubuh.
39
Universitas Kristen Petra
3. Between the legs dribble
Dribble ini adalah cara yang cepat untuk memindahkan bola dari satu
tangan ke tangan yang lain melewati sela kaki. Digunakan ketika
pendribble bola dijaga dengan ketat atau ingin mengganti arah.
4. Spin dribble
Dribble ini dilakukan untuk mengganti arah dan memantulkan bola dari
satu tangan ke tangan yang lain ketika dijaga dengan ketat. Dribble ini
harus dilakukan dengan cepat. Saat dribble, dorong bola ke lantai dan
berputar mengelilingi pemain bertahan.
5. Back-up dribble dan crossover
Back-up dribble sangat berguna untuk menghindari trap dari defender.
Dribble mundur ke belakang dan selanjutnya lakukan crossover dengan
cepat (atau behind the back atau through the legs dribble).
d. Passing
Passing berarti mengoper, sedangkan catching artinya menangkap. Setiap
pemula harus belajar mengenai cara mengoper dan menangkap bola dengan sama
baiknya, tidak boleh hanya mahir sebagian. Dalam passing terdapat beberapa
teknik antara lain :
1. Chest pass (operan setinggi dada)
Operan ini dimulai dari memegang bola di depan dada, kemudian bola
dilempar lurus dengan telapak tangan ke arah luar.
2. Bounce pass (operan pantul)
Sama dengan chest pass, bedanya hanya lemparan diarahkan ke lantai,
usahakan titik pantulnya berada di 3/4 jarak dari pengoper bola.
3. Overhead pass (operan diatas kepala)
Operan dilakukan dengan kedua tangan berada di atas. Penerima bola juga
menangkap dengan posisi tangan di atas.
4. Behind the back pass
Teknik gerakan behind the back pass merupakan gerakan yang rumit
untuk para pemula. Butuh latihan tekun dan berulang-ulang untuk bisa
melakukan gerakan ini dengan baik dan benar. Operan ini sekarang sudah
40
Universitas Kristen Petra
menjadi senjata menyerang yang umum. Keunggulan umpan ini yaitu
lawan tidak mengetahui sasaran yang ingin dituju.
e. Shooting
Shooting adalah gerakan memasukkan bola ke ring. Dalam bermain
basket ada beberapa jenis shooting, antara lain:
1. Set shoot
Tembakan ini jarang dilakukan pada permainan biasa. Karena jika
penembak tidak melompat, maka tembakannya akan mudah dihalangi.
Umumnya tembakan ini dilakukan saat lemparan bebas atau bila
memungkinkan untuk menembak tanpa rintangan (free throw).
2. Lay-up shoot
Lay-up dilakukan di akhir dribble. Pada jarak beberapa langkah dari ring,
penggiring bola secara serentak mengangkat tangan dan lutut ke atas
ketika melompat ke arah keranjang.
3. Jump shoot
Tembakan ini sering dilakukan saat pemain menyerang tidak bisa
mendekati keranjang. Tembakan ini sangat sulit dihalangi karena dilakukan
pada titik tertinggi lompatan vertikal penembak.
f. Rebound
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat rebound yaitu make contact, box
out, dan jump to the ball. Dalam era basket modern sekarang ini diperlukan
gerakan rebound dalam suatu pertandingan. Apabila sebuah tim tidak mempunyai
keinginan untuk melakukan defensive rebound maupun offensive rebound, dapat
dipastikan tim itu akan kehilangan banyak kesempatan kedua untuk melakukan
score pada saat pertandingan.
2.2. Tinjauan Buku yang akan dirancang
2.2.1. Tinjauan dari Segi Ide dan Tema Cerita
Sebagai salah satu media informasi, buku telah dikenal keberadaannya
sejak dulu, tidak pernah surut dan terus berkembang pesat mengingat kebutuhan
41
Universitas Kristen Petra
dan tuntutan persoalan manusia modern yang semakin kompleks. Setiap buku
yang dibuat memiliki tujuan yang berbeda-beda sebagai jawaban dari
permasalahan dan fenomena yang ada di masyarakat. Setiap permasalahan
tentunya tidak mungkin dipahami dan dipikirkan oleh masyarakat luas, tetapi
memiliki range golongan masyarakat tertentu. Adapun golongan masyarakat
dengan permasalahan tersebut itulah yang menjadi target sekaligus merupakan
sasaran utama yang dituju dalam penyusunan sebuah buku. Golongan masyarakat
tersebut dapat dikategorikan berdasarkan usia, profesi, agama, kondisi
lingkungan, dan sebagainya, bergantung pada kebutuhan mereka, salah satunya
adalah atlit basket pemula dengan usia sekitar 6-14 tahun.
Permasalahan yang dihadapi oleh atlit basket pemula pada umumnya
adalah kurangnya pengetahuan tentang aturan-aturan dan teknik-teknik dalam
bermain basket, persiapan latihan hingga permasalahan atribut yang dikenakan
dalam berolahraga bola basket. Buku pedoman olahraga basket untuk pemula ini
berisi poin-poin penting yang tidak boleh dilewatkan dalam berlatih basket, mulai
dari pemanasan, teknik-teknik atau drill-drill secara individu, teknik bermain
secara garis besar hingga pendinginan seusai berlatih.
Melalui buku pedoman ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan
motivasi kepada setiap atlit pemula bola basket sehingga atlit dapat lebih
mempersiapkan diri untuk menjadi pemain yang berkualitas dan bersaing dengan
atlit-atlit lain di dalam kompetisi bola basket yang ada.
2.2.2. Tinjauan Fungsi dan Peranan Buku Sebagai Media untuk
Menyampaikan Pesan
Pada jaman modern yang serba elektronik, keberadaan buku masih
dibicarakan sebagai sarana komunikasi yang tidak pernah usang dan tidak
tergantikan karena memiliki beberapa keunikan yang tidak terdapat pada media
lain. Soepena Ps (1997) mengemukakan beberapa keunikan buku yang tidak
dimiliki oleh media lain, yaitu :
a. Buku itu mandiri, dimana untuk menggunakan buku orang tidak harus
menyediakan listrik, walaupun listrik dapat diperoleh dari baterai dan nyatanya
belum ada yang umur pemakainya tidak terbatas. Kehadiran buku tidak menuntut
42
Universitas Kristen Petra
kehadiran alat elektronik, tetapi sebaliknya penggunaan alat elektronik selalu
memerlukan buku panduan atau keterangan tertulis lainnya, terutama pada saat
masih baru dikenal. Makin canggih sebuah alat elektronika makin tebal buku
panduannya dan juga makin penting keberadaan buku panduan tersebut, bahkan
buku panduan tidak hanya terdiri dari satu jilid. Buku panduan tersebut bahkan
disimpan dengan rapi dan aman agar pada saat dikemudian hari ada masalah
dengan alat elektronika tersebut, dapat mudah diatasi dengan melihat buku
panduan tersebut.
b. Buku itu ringkas, dimana buku memiliki spesifikasi yang lebih kecil
ukurannya dibandingkan alat elektronik bahkan ada kamus yang dapat dimasukan
dalam kantong. Dengan buku orang dapat merasa lebih tenang dalam
pekerjaannya, karena setiap saat selalu dapat menyimak apa yang ingin dicarinya
dalam barang yang dapat diselipkan dalam tas atau bahkan dalam kantong.
c. Buku dapat bersifat pribadi, dimana dalam hal-hal tertentu buku dapat
dipandang sebagai penasehat pribadi. Penggunanya tidak malu, karena tidak
merasa dilecehkan atau diperbodoh oleh buku waktu mencari jawaban dalam buku
terhadap masalah yang dihadapinya. Disamping itu buku dapat disimak hampir
dimana saja, karena tidak menarik perhatian orang banyak, sehingga pengguna
tidak merasa risih. Jika dikehendaki pada buku dapat ditambahkan catatan tangan
sesuai keperluan. Catatan semacam ini biasanya bersifat pribadi, dalam arti hanya
dipahami oleh pembuatnya sendiri akan tetapi memiliki arti yang khusus.
d. Buku itu pasif, artinya pengguna tidak dipacu menurut kecepatan bunyi
suara yang seperti dihasilkan recorder, tetapi pengguna secara bebas menentukan
kecepatannya sendiri dalam membaca buku, bahkan kalau dianggap perlu buku
dapat ditinggalkan dan dibiarkan terbuka sehingga pengguna tidak susah-susah
mencari kembali pada bagian yang sama seperti yang ditinggalkan sebelumnya.
e. Urutan membacanya bebas, artinya bahwa dalam penataannya sebuah
buku disusun secara sistematis, tetapi pengguna tidak dituntut harus selalu
membaca dari awal. Pengguna bebas membaca pada bagian-bagian tertentu dalam
buku tersebut dan aktivitas tersebut dapat dengan mudah dilakukan. Kemudahan
dalam pemakaian semacam ini tidak akan dijumpai pada tape recorder yang berisi
pidato seorang tokoh yang penting. Jangankan menandai dengan garis bawah pada
43
Universitas Kristen Petra
bagian yang menarik, mencarinya kembali pun susah sekali. Bayangkan betapa
sulitnya menggunakan buku pelajaran yang diubah bentuknya menjadi rekaman
suara dalam tape recorder.
f. Buku itu lengkap, artinya tidak hanya berisi teks sebagai bahan intinya
saja, tetapi juga ada nomor halamannya, ada daftar isinya, kadang-kadang juga
berisi indeks dan atau glosarium. Dengan kata lain buku disusun menurut tujuan
tertentu. Kelengkapan buku bergantung tujuan penulisan buku. Dalam buku yang
berisi kumpulan cerpen atau puisi, misalnya indeks dan glosarium tidak
diperlukan; tetapi buku ajar yang sarat dengan informasi intelektual, indeks dan
glosarium sangat membantu pembacanya.
g. Buku sebagai sumber belajar. artinya Sifat buku sebagai sumber belajar
sudah tidak perlu diragukan lagi. Di samping dapat disimak pelan-pelan menurut
irama atau kemampuan si pengguna; buku dapat ditambahi dengan tanda atau
coretan seperti garis bawah, atau catatan tangan di mana diperlukan. Kalau buku
tertulis dalam bahasa asing, yang kurang dipahami secara lancar oleh
penggunanya dapat ditambahkan catatan terjemahannya secara sederhana yang
diambil dari kamus yang saat itu sama-sama dibuka. Kalimat pun dapat diulang-
ulang untuk menyelami makna sebenarnya. Dikemudian hari kalau pengguna
masih kurang ingat, catatan yang lama dapat membantunya. Dibanding dengan
penjelasan lisan, buku bersifat lebih stabil, dalam arti tidak berubah-ubah seperti
penuturan lisan. Kalau dianggap perlu dapat diulang-ulang penyimakannya
bahkan sampai hafal. Perujukan lebih muda diikuti karena sifatnya yang visual
atau tampak pada penglihatan sehingga kehadiran sumber rujukan di halaman lain
tidak terlalu menyulitkan pemakai. Penggunaan buku lain sebagai sumber belajar
dapat dilakukan dengan mudah bahkan buku lain ini dapat berarti dua atau tiga
buku, misalnya kamus, tabel dan peta. Hal semacam ini susah dilakukan dengan
alat elektronik tanpa buku.
Menurut Nugroho (1994) buku adalah “jendela dunia“ , dimana melalui
buku seseorang bisa melihat dunia lain yang pada kenyataannya seringkali jauh
dari dirinya. Melalui buku juga seseorang bisa belajar berbagai ilmu dan hal-hal
lain dari pengalaman tokoh-tokoh yang terkenal. Disamping itu buku juga
merupakan “ cermin “ bagi seseorang untuk melihat diri sendiri, apa keinginannya
44
Universitas Kristen Petra
dan seberapa jauh ia telah berbuat sesuatu. Jadi buku tidak hanya menguak dunia
luar, tetapi juga mampu untuk menguak diri sendiri.
Buku juga bermanfaat menciptakan kehangatan dalam keluarga, misalnya
pada saat dalam keluarga sering membicarakan buku yang pernah atau tengah
dibaca oleh anggota keluarga. Kesempatan seperti ini jelas dapat menciptakan
suasana hangat dalam keluarga. Juga akan merangsang anak aktif berpikir
sekaligus berani mengeluarkan pendapat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca buku merupakan
suatu aktivitas yang dapat memberikan nilai-nilai rekreasi, informasi dan sumber
informasi yang dapat menambah kekayaan batin, pikiran, dan memperbaiki
kepribadian atau perilaku. Buku merupakan sumber kekayaan yang mampu
memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan dan pertumbuhan
anak. Kegiatan membaca buku lebih bermanfaat dari pada membiarkan anak-anak
duduk pasif di depan televisi sambil melihat film maupun acara-acara lain yang
tidak edukatif.
2.3. Tinjauan Buku Kompetitor
2.3.1. Bola Basket: Konsep dan Teknik Bermain Bola Basket
a. Tinjauan Aspek Bentuk
Dilihat dari segi bentuk, buku ini memiliki ukuran yang tidak terlalu besar
sehingga mudah dibawa.
b. Tinjauan Aspek Ide Cerita
Buku ini menggunakan banyak teori dengan bahasa yang awam bagi usia
anak-anak sehingga anak-anak dapat merasa jenuh ketika membaca buku
ini. Hal tersebut dikarenakan anak-anak lebih menyukai melihat gambar
daripada tulisan.
c. Tinjauan Aspek Visual
Dari segi visual buku ini sudah cukup jelas dalam menggambarkan
maksud dari visual tersebut, namun visual yang digunakan kurang dapat
menarik minat anak-anak karena gambar yang digunakan terlalu biasa.
Visual yang digunakan juga tidak berwarna, hal ini sangat bertentangan
45
Universitas Kristen Petra
dengan sifat anak-anak, karena pada umumnya anak-anak menyukai
sesuatu yang berwarna.
2.3.2. Buku Pintar Bola Basket
a. Tinjauan Aspek Bentuk
Dilihat dari segi bentuk, buku ini memiliki ukuran yang tidak terlalu besar
sehingga mudah dibawa.
b. Tinjauan Aspek Ide Cerita
Buku ini menggunakan banyak teori dengan bahasa yang awam bagi usia
anak-anak sehingga anak-anak dapat merasa jenuh ketika membaca buku
ini.
c. Tinjauan Aspek Visual
Dari segi visual buku ini sudah cukup jelas dalam menggambarkan
maksud dari visual tersebut, namun visual yang digunakan kurang dapat
menarik minat anak-anak karena gambar yang digunakan terlalu biasa.
Visual yang digunakan juga tidak berwarna, hal ini sangat bertentangan
dengan sifat anak-anak, karena pada umumnya anak-anak menyukai
sesuatu yang berwarna.
2.3.3. Fundamental Basketball : First Step to Win
a. Tinjauan Aspek Bentuk
Dilihat dari segi bentuk, buku ini memiliki ukuran yang tidak terlalu besar
sehingga mudah dibawa.
b. Tinjauan Aspek Ide Cerita
Buku ini menggunakan banyak teori dengan bahasa yang awam bagi usia
anak-anak sehingga anak-anak dapat merasa jenuh ketika membaca buku
ini.
c. Tinjauan Aspek Visual
Dari segi visual buku ini sudah cukup jelas dalam menggambarkan
maksud dari visual tersebut, namun visual yang digunakan kurang dapat
menarik minat anak-anak karena gambar yang digunakan terlalu biasa.
Visual yang digunakan juga tidak berwarna, hal ini sangat bertentangan
46
Universitas Kristen Petra
dengan sifat anak-anak, karena pada umumnya anak-anak menyukai
sesuatu yang berwarna.
2.4. Analisis Data Lapangan
a. Tentang ketersediaan buku pedoman olahraga bola basket di pasaran
Dari fakta di lapangan, buku-buku panduan tentang bermain basket
(buku Bola Basket: Konsep dan Teknik Bermain Bola Basket, Buku Pintar
Bola Basket dan Fundamental Basketball:First Step to Win) belum mampu
mengakomodasi kebutuhan teknik bermain basket untuk anak-anak. Hal
tersebut dikarenakan buku-buku yang beredar di pasaran terlalu terlalu
tinggi tingkatnya, baik dari segi visual, tata bahasa, serta desain dari buku
tersebut. Sejatinya buku tersebut dibuat untuk dikonsumsi oleh pemain
yang sudah berpengalaman (tingkat advance hingga tingkat pro), tidak
untuk pemain usia anak-anak lagi (tingkat pemula atau tingkat beginner).
b. Wawancara
Dari wawancara oleh pelatih dan pemilik Glory Basketball
Surabaya, yaitu Bapak Gunawan Budi Setianto atau yang akrab dipanggil
dengan Ko Gun didapat hasil sebagai berikut:
Hal pertama yang dilakukan untuk melatih anak-anak atau kelas
pemula adalah membuat anak merasa fun, senang, enjoy dan nyaman
ketika berlatih bola basket. Apabila anak sudah merasa nyaman dan enjoy,
perlahan akan timbul minta dan ketertarikan anak terhadap olahraga bola
basket. Pada saat minat anak mulai muncul barulah dimulai pembentukan
karakter dalam bermain basket. Anak mulai dilatih dengan lebih keras dan
lebih disiplin sehingga akan terbentuk karakter bermainnya.
Menurut beliau, usia ideal pemain basket tingkat pemula dapat
berkisar antara usia 7-13 tahun karena pada masa tersebut anak sedang
mengalami proses belajar sehingga rasa ingin tahunya juga besar. Seorang
pemain basket harus dilatih sejak dini karena pada tahap awal latihan
untuk pemula, hal yang paling penting adalah kekuatan fisik. Apabila fisik
kuat, maka skill juga akan meningkat dengan sendirinya karena dengan
fisik yang kuat maka segala jenis teknik-teknik dalam berlatih pun dapat
47
Universitas Kristen Petra
dilakukan dengan mudah. Perbandingannya adalah 60% fisik : 40% skill.
Namun ketika seorang pemain sudah dapat dikatakan pemain professional,
maka perbandingannya menjadi 40% fisik : 60% skill.
Untuk jenis teknik yang dapat diajarkan untuk anak-anak
sebaiknya gunakan teknik yang simple, kreatif dan menyenangkan untuk
anak-anak. Jika perlu, teknik-teknik tersebut dapat dimodifikasi sesuai
dengan usia anak tetapi tetap tidak membuang unsur-unsur dalam berlatih
basket seperti latihan fisik, kecepatan dan kelincahan.
Sedangkan hasil wawancara dengan pelatih dari Sekolah Bola
Basket Show Basketball Club (SBB SBC), Madya Firman A. mengatakan
bahwa dalam melatih anak-anak, sebaiknya diajarkan latihan untuk
individu terlebih dahulu. Mulai dari latihan penguasaan bola (ball
handling),teknik-teknik drible, serta pemantapan gerakan-gerakan dalam
lay up atau shooting. Hal tersebut harus selalu dilakukan agar anak
terbiasa melakukan gerakan-gerakan dalam olahraga bola basket dengan
benar. Karena pada saat mereka menginjak bangku SMA atau Universitas
(lebih tinggi tingkatnya daripada pemula), porsi latihan untuk individu
akan lebih sedikit daripada secara tim, karena pada masa tersebut lebih
dimaksimalkan pada latihan tim (pattern ). Sama dengan pendapat dari Ko
Gun, bahwa untuk mengajarkan teknik-teknik bermain basket kepada
anak-anak sebaiknya gunakan teknik yang simple dan menyenangkan
untuk anak-anak.
2.4.1. Analisis Profil Pembaca
Melihat buku yang sudah ada di pasaran (buku Bola Basket: Konsep dan
Teknik Bermain Bola Basket, Buku Pintar Bola Basket dan Fundamental
Basketball:First Step to Win) dan melihat potensi pembaca, buku-buku tersebut
sangat didominan oleh usia remaja.
Buku pedoman olahraga bola basket ini dibuat mengingat fakta di
lapangan bahwa buku-buku yang menjadi panduan bagi usia anak (tingkat
beginner) sangat jarang ditemui. Adapun analisis profil pembacanya adalah
sebagai berikut:
48
Universitas Kristen Petra
1. Masa usia 6 dan 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat
anak-anak pada masa ini antara lain sebagai berikut:
● Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan
prestasi.
● Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
● Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
● Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain.
● Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak
penting.
● Pada masa ini, terutama usia 6-8 tahun, anak menghendaki nilai yang baik,
tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau
tidak. (24)
2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 sampai
umur 12 atau 13 tahun (Yusuf 25). Beberapa sifat khas anak-anak pada
masa ini ialah:
● Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini
menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang praktis.
● Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.
● Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya anak
tidak lagi terikat kepada peraturan permainan tradisional (yang sudah ada),
mereka membuat peraturan sendiri.
2.4.2. Analisis 5W+1H
a. What: Konsep dari perancangan buku pedoman olahraga basket untuk
anak usia 6-14 tahun adalah dengan menciptakan buku pedoman yang
berciri khas desain untuk anak-anak, bahasa yang ringan dan mudah
dimengerti serta di pahami oleh anak-anak.
b. When: Perancangan buku pedoman olahraga basket untuk anak usia 6-14
tahun ini dilakukan dari bulan Januari hingga bulan Juni tahun 2013.
49
Universitas Kristen Petra
c. Where: Analisa data dan observasi perancangan buku pedoman olahraga
basket untuk anak usia 6-14 tahun ini dilakukan di Surabaya, Jawa Timur.
Adapun lokasi penelitiannya juga dilakukan di sekolah-sekolah basket atau
klub-klub basket untuk anak-anak (pemula atau beginner) di Surabaya.
Pengerjaan perancangan buku pedoman olahraga basket untuk anak usia 6-
14 tahun ini juga dilakukan di Surabaya, Jawa Timur.
d. Who: Perancangan buku pedoman olahraga basket untuk anak usia 6-14
tahun ini diperuntukan bagi anak usia 6-14 tahun yang termasuk dalam
kategori pemula (beginner) yang ingin belajar dan lebih memperdalam
pengetahuan tentang olahraga bola basket
e. Why: Perancangan buku pedoman olahraga basket untuk anak usia 6-14
tahun dibuat karena buku-buku panduan tentang bermain basket yang
sudah beredar di pasaran belum mampu mengakomodasi kebutuhan teknik
bermain basket untuk anak-anak. Hal tersebut dikarenakan buku-buku
yang beredar di pasaran terlalu terlalu tinggi tingkatnya, baik dari segi
visual, tata bahasa, serta desain dari buku tersebut. Sejatinya buku tersebut
dibuat untuk dikonsumsi oleh pemain yang sudah berpengalaman (tingkat
advance hingga tingkat pro), tidak untuk pemain usia anak-anak lagi
(tingkat pemula atau tingkat beginner).
f. How : Perancangan buku pedoman olahraga basket untuk anak usia 6-14
tahun dibuat dengan desain yang sesuai dengan karakter dan sifat anak-
anak.
2.4.3. Simpulan
Dari data-data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa pemain
basket pemula dengan usia 6-14 tahun, memerlukan program latihan yang
mumpuni dalam segi usianya. Namun buku-buku panduan tentang bermain basket
yang sudah beredar di pasaran belum mampu mengakomodasi kebutuhan teknik
bermain basket untuk anak-anak. Sehingga perancangan buku pedoman usia 6-14
tahun ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengetahuan dalam berolahraga
bola basket dan cocok sebagai media pembelajaran mereka.
50
Universitas Kristen Petra
2.4.4. Usulan Pemecahan Masalah
Dari data yang didapat dan hasil analisa yang ada maka pemecahan
masalah yang baik digunakan untuk mengatasi kurangnya akomodasi kebutuhan
teknik bermain basket untuk anak-anak, maka perlu dibuat buku pedoman tentang
olahraga bola basket untuk anak-anak. Dengan adanya buku ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan pengetahuan anak dalam berolahraga bola basket sebagai
atlit tingkat pemula. Selain itu buku ini juga mengajarkan anak untuk tidak
melupakan budaya membaca.