Upload
ngomien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
- 2 -
Republik Indonesia Tahun 1945 sehingga tidak
mempunyai hukum mengikat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang
Pengawasan Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan
Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah;
Mengingat : Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6109);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
TENTANG PENGAWASAN PENDAFTARAN, VERIFIKASI, DAN
PENETAPAN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu
adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk
memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden
dan untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945.
- 3 -
2. Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya disingkat
DPR adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945.
4. Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang
menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi
Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu
kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk memilih
Anggota DPR, Anggota Dewan Perwakilan Daerah,
Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih
Anggota DPRD secara langsung oleh rakyat.
5. Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut
Bawaslu adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang
mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Badan Pengawas Pemilu Provinsi yang selanjutnya
disebut Bawaslu Provinsi adalah badan yang mengawasi
Penyelenggaraan Pemilu di wilayah daerah provinsi.
7. Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disebut Bawaslu Kabupaten/Kota adalah
badan untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di
wilayah kabupaten/kota.
8. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU
adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan
Pemilu.
9. Komisi Pemilihan Umum Provinsi yang selanjutnya
disebut KPU Provinsi adalah lembaga Penyelenggara
Pemilu di provinsi.
- 4 -
10. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disebut KPU Kabupaten/Kota adalah
lembaga Penyelenggara Pemilu di kabupaten/kota.
11. Peserta Pemilu adalah partai politik untuk Pemilu
anggota DPR, anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD
Kabupaten/Kota, perseorangan untuk Pemilu anggota
DPD, dan pasangan calon yang diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik untuk Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden.
12. Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional
dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia
secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-
cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan
politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
13. Verifikasi adalah penelitian/pemeriksaan terhadap
kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen
persyaratan Partai Politik calon Peserta Pemilu.
14. Temuan adalah hasil pengawasan aktif Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kccamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN,
dan Pengawas TPS pada setiap tahapan Penyelenggaraan
Pemilu.
Pasal 2
Pengawasan pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan Partai
Politik Peserta Pemilu berpedoman kepada prinsip:
a. mandiri;
b. jujur;
c. adil;
d. berkepastian hukum;
e. tertib;
f. terbuka;
g. proporsional;
h. profesional;
- 5 -
i. akuntabel;
j. efektif;
k. efisien; dan
l. integritas.
Pasal 3
Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, pengawas Pemilu memastikan Partai Politik calon
Peserta Pemilu memperoleh hak, kesempatan, serta perlakuan
yang adil dan setara dalam Verifikasi, penetapan dan
pengundian nomor urut Partai Politik Peserta Pemilu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 4
(1) Pengawasan pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan
Partai Politik Peserta Pemilu untuk memastikan:
a. pendaftaran, Verifikasi Partai Politik calon Peserta
Pemilu, dan penetapan Peserta Pemilu dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. keterpenuhan, kebenaran, dan keabsahan syarat
Partai Politik sebagai Peserta Pemilu yang ditetapkan
sebagai Peserta Pemilu;
c. keterpenuhan kebutuhan kepemilikan dokumen
dalam setiap proses tahapan pelaksanaan
pendaftaran, Verifikasi Partai Politik calon Peserta
Pemilu, dan penetapan Peserta Pemilu, untuk
kepentingan dokumentasi Bawaslu; dan
d. Partai Politik calon Peserta Pemilu yang ditetapkan
oleh KPU telah memenuhi syarat menjadi Peserta
Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dan disamakan
dengan semua tahapan yang diatur dalam ketentuan
mengenai tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan
Pemilu yang ditetapkan oleh KPU.
- 6 -
Pasal 5
Pengawasan pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan Peserta
Pemilu meliputi:
a. pendaftaran Partai Politik calon Peserta Pemilu oleh KPU;
b. pemeriksaan kelengkapan, keabsahan, dan kebenaran
dokumen persyaratan Partai Politik calon Peserta Pemilu
oleh KPU, dengan memperhatikan kelengkapan bukti dan
keaslian kelengkapan persyaratan;
c. pengumuman hasil Verifikasi; dan
d. penetapan Peserta Pemilu.
BAB II
PELAKSANAAN PENGAWASAN
Pasal 6
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan/atau Bawaslu
Kabupaten/Kota mengawasi pendaftaran, Verifikasi, dan
penetapan Partai Politik calon Peserta Pemilu.
Pasal 7
(1) Pengawasan proses tahapan pelaksanaan pendaftaran
dan Verifikasi Partai Politik calon Peserta Pemilu
dilaksanakan melalui pencegahan dan penindakan.
(2) Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan melakukan tindakan, langkah, dan
upaya optimal mencegah secara dini terhadap potensi
pelanggaran dan/atau indikasi awal pelanggaran serta
pengawasan secara langsung.
(3) Penindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan berdasarkan prinsip cepat dan tepat atas
temuan dan laporan dugaan pelanggaran Pemilu
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bawaslu mengenai
penanganan temuan dan laporan Pelanggaran Pemilu.
- 7 -
Pasal 8
Pencegahan pelanggaran dalam tahapan pendaftaran,
Verifikasi, dan penetapan Partai Politik calon Peserta Pemilu
dilakukan dengan cara:
a. melakukan sosialisasi bagi masyarakat yang
menitikberatkan pada pemahaman dan pelibatan
masyarakat dalam penyelenggaraan pengawasan;
b. melakukan sosialisasi dengan penyelenggara Pemilu
dan pemangku kepentingan mengenai peraturan
perundang-undangan Pemilu, termasuk pola
pengawasan;
c. melakukan sosialisasi kepada Partai Politik calon
Peserta Pemilu mengenai aturan dan sanksi terhadap
pelanggaran dalam pelaksanaan pendaftaran dan
Verifikasi Partai Politik calon Peserta Pemilu;
d. melibatkan semua pihak untuk berperan aktif
mengawasi penyelenggaraan pengawasan;
e. melakukan koordinasi dengan menyampaikan
peringatan dini identifikasi dan peta potensi kerawanan
pelanggaran Pemilu kepada KPU dan jajarannya serta
pemangku kepentingan;
f. melakukan publikasi melalui media massa terkait
indikasi pelanggaran dalam pelaksanaan pendaftaran
dan Verifikasi Partai Politik calon Peserta Pemilu;
g. melakukan sosialisasi langkah penindakan yang akan
dilakukan oleh Pengawas Pemilu kepada semua pihak
yang terindikasi melakukan pelanggaran dalam
pelaksanaan pendaftaran dan Verifikasi Partai Politik
calon Peserta Pemilu;
h. menyampaikan saran perbaikan kepada KPU dan
jajarannya apabila terdapat kekeliruan atau kelalaian;
dan
i. melakukan kegiatan lain sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- 8 -
BAB III
TATA CARA PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pengawasan Pendaftaran Partai Politik Calon Peserta Pemilu
Pasal 9
Bawaslu melakukan pengawasan pelaksanaan pendaftaran
Partai Politik calon Peserta Pemilu meliputi:
a. ketepatan waktu pendaftaran dan penyerahan syarat
pendaftaran Partai Politik calon Peserta pemilu
dilakukan selama 14 (empat belas) hari dengan jadwal:
1. hari pertama sampai dengan hari ketiga belas
dilaksanakan mulai pukul 08.00 sampai dengan
pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat; dan
2. hari terakhir pendaftaran dilaksanakan mulai
pukul 08.00 sampai dengan pukul 24.00 Waktu
Indonesia Barat;
b. keterpenuhan persyaratan Partai Politik Peserta Pemilu
yang meliputi:
1. berstatus badan hukum sesuai dengan ketentuan
dalam Undang-Undang tentang Partai Politik;
2. memiliki kepengurusan di seluruh daerah provinsi;
3. memiliki kepengurusan paling sedikit 75% (tujuh
puluh lima persen) jumlah daerah kabupaten/kota
di provinsi yang bersangkutan;
4. memiliki kepengurusan paling sedikit 50% (lima
puluh persen) jumlah kecamatan di daerah
kabupaten/kota yang bersangkutan;
5. menyertakan paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
keterwakilan perempuan pada kepengurusan Partai
Politik tingkat pusat, dan memperhatikan 30% (tiga
puluh persen) keterwakilan perempuan pada
kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi dan
kabupaten/kota;
6. memiliki anggota paling sedikit 1.000 (seribu) orang
atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah Penduduk
- 9 -
pada kepengurusan Partai Politik sebagaimana
dimaksud dalam angka 3 yang dibuktikan dengan
kepemilikan kartu tanda anggota dan kartu tanda
penduduk elektronik atau surat keterangan;
7. memiliki kantor tetap untuk kepengurusan pada
tingkatan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota
sampai berakhirnya tahapan Pemilu;
8. mengajukan nama, lambang, dan tanda gambar
Partai Politik kepada KPU; dan
9. menyerahkan nomor rekening atas nama Partai
Politik tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota
kepada KPU;
c. kelengkapan dokumen persyaratan pendaftaran yang
terkait dengan:
1. salinan Berita Negara Republik Indonesia yang
menyatakan bahwa Partai Politik terdaftar sebagai
badan hukum dan telah dilegalisasi oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
2. surat pernyataan pimpinan Partai Politik tingkat
pusat yang menyatakan memiliki kepengurusan,
alamat dan kantor tetap kepengurusan Partai Politik
tingkat pusat, povinsi, kabupaten/kota, dan
kecamatan;
3. surat keputusan pengurus Partai Politik mengenai
kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi,
kabupaten/kota, dan kecamatan;
4. surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia mengenai kepengurusan Partai Politik
tingkat pusat;
5. surat pernyataan pimpinan Partai Politik tingkat
pusat yang menyatakan memiliki anggota paling
sedikit 1.000 (seribu) orang atau 1/1.000 (satu
perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap
kepengurusan Partai Politik tingkat
kabupaten/kota;
6. surat pernyataan pimpinan Partai Politik tingkat
pusat yang menyatakan penyertaan keterwakilan
- 10 -
perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
dari jumlah kepengurusan Partai Politik Tingkat
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota;
7. surat keterangan domisili kantor tetap untuk
kepengurusan Partai Politik di tingkat pusat,
provinsi, dan kabupaten/kota dari camat atau
lurah/kepala desa atau sebutan lain, dilampiri
dengan surat pernyataan pimpinan Partai Politik
yang menyatakan bahwa keberadaan kantor tetap
dipergunakan sampai dengan berakhirnya tahapan
Pemilu;
8. surat keterangan mengenai pendaftaran nama,
lambang, dan/atau tanda gambar Partai Politik dari
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
9. salinan bukti kepemilikan nomor rekening atas
nama Partai Politik tingkat pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota;
10. salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
Partai Politik; dan
11. nama dan tanda gambar Partai Politik ukuran 10x10
(sepuluh kali sepuluh) centimeter berwarna
sebanyak 2 (dua) lembar; dan
d. pengawasan nama, lambang dan tanda gambar
sebagaimana dimaksud huruf b angka 8 dilarang sama
dengan:
1. bendera atau lambang negara Republik Indonesia;
2. lambang lembaga negara atau lambang pemerintah;
3. nama, bendera, lambang negara lain atau
lembaga/badan internasional;
4. nama, bendera, lambang organisasi gerakan
separatis atau organisasi terlarang;
5. nama atau gambar seseorang; atau
6. sesuatu yang mempunyai persamaan pada pokoknya
atau keseluruhannya dengan nama, lambang,
dan/atau tanda gambar Partai Politik lain.
- 11 -
Pasal 10
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
melakukan pengawasan terhadap pendaftaran Partai Politik
calon Peserta Pemilu dengan cara:
a. mendapatkan salinan dokumen persyaratan dan akses ke
dalam sistem informasi Partai Politik; dan
b. memeriksa kesesuaian data salinan dokumen yang
dimasukkan ke dalam sistem informasi Partai Politik
dengan dokumen persyaratan yang diserahkan Partai
Politik calon peserta Pemilu pada saat pendaftaran.
Pasal 11
Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan
penyerahan bukti keanggotaan Partai Politik, meliputi:
a. ketepatan waktu penyerahan bukti syarat keanggotaan
Partai Politik dilakukan selama 14 (empat belas) hari
dengan jadwal:
1. hari pertama sampai dengan hari ketiga belas
dilaksanakan mulai pukul 08.00 sampai dengan
pukul 16.00 waktu setempat; dan
2. hari terakhir pendaftaran dilaksanakan mulai pukul
08.00 sampai dengan pukul 24.00 waktu setempat.
b. kelengkapan dokumen persyaratan Partai Politik peserta
Pemilu yang meliputi:
1. salinan kartu tanda anggota Partai Politik paling
sedikit 1.000 (seribu) orang atau 1/1.000 (satu
perseribu) dari jumlah Penduduk pada setiap
kabupaten/kota yang disampaikan oleh Pengurus
Partai Politik tingkat kabupaten/kota atau sebutan
lain melalui petugas penghubung; dan
2. daftar nama dan alamat anggota Partai Politik paling
sedikit 1.000 (seribu) orang atau 1/1.000 (satu
perseribu) dari jumlah Penduduk pada setiap
kabupaten/kota yang disampaikan oleh pengurus
Partai Politik tingkat kabupaten/kota atau sebutan
lain melalui petugas penghubung.
- 12 -
Bagian Kedua
Pengawasan Verifikasi
Pasal 12
(1) Bawaslu melakukan pengawasan Verifikasi terhadap
Partai Politik calon Peserta Pemilu yang telah melengkapi
dokumen persyaratan keanggotaan Partai Poltik yang
dilakukan oleh KPU.
(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud
ayat (1), meliputi:
a. kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen
persyaratan Partai Politik calon Peserta Pemilu yang
dilakukan oleh KPU;
b. jangka waktu pelaksanaan dilakukan paling lama 30
(tiga puluh) hari setelah batas akhir waktu
pendaftaran;
c. kegandaan anggota Partai Politik; dan
d. anggota Partai Politik yang tidak memenuhi syarat,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Bawaslu memastikan penyampaian salinan berita acara
hasil Verifikasi kepada Partai Politik paling lama 2 (dua)
hari setelah Verifikasi berakhir.
Pasal 13
(1) Bawaslu Provinsi melakukan supervisi terhadap
pelaksanaan pengawasan Verifikasi terhadap Partai
Politik calon Peserta Pemilu yang telah melengkapi
dokumen persyaratan keanggotaan Partai Poltik yang
dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota.
(2) Bawaslu Provinsi menyampaikan laporan sebagaimana
dimaksud ayat (1) kepada Bawaslu.
Pasal 14
(1) Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan
Verifikasi terhadap Partai Politik calon Peserta Pemilu
yang telah melengkapi dokumen persyaratan
- 13 -
keanggotaan Partai Poltik yang dilakukan oleh KPU
Kabupaten/Kota.
(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud
ayat (1), meliputi:
a. kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen
persyaratan Partai Politik calon Peserta Pemilu yang
dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota;
b. jangka waktu pelaksanaan dilakukan paling lama 30
(tiga puluh) hari setelah batas akhir waktu
pendaftaran;
c. kegandaan anggota Partai Politik; dan
d. anggota Partai Politik yang tidak memenuhi syarat,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Bawaslu Kabupaten/Kota memastikan penyampaian
salinan berita acara hasil Verifikasi kepada Partai Politik
paling lama 2 (dua) hari setelah Verifikasi berakhir.
Pasal 15
(1) Bawaslu dan Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan
pengawasan Verifikasi yang dilakukan oleh KPU terhadap
penyampaian perbaikan dokumen persyaratan Partai
Politik calon Peserta Pemilu yang dinyatakan belum
lengkap dan/atau belum memenuhi syarat dan/atau
tidak memenuhi syarat.
(2) Bawaslu Provinsi melakukan supervisi terhadap
pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota.
(3) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud
ayat (1), meliputi:
a. jangka waktu penyampaian perbaikan dilakukan
paling lama 14 (empat belas) hari setelah KPU
Kabupaten/Kota menyampaikan hasil Verifikasi;
b. perbaikan dokumen persyaratan yang dinyatakan
belum lengkap dan/atau belum memenuhi syarat
dan/atau tidak memenuhi syarat; dan
c. penyerahan tanda terima perbaikan dokumen
persyaratan bagi Partai Politik calon Peserta Pemilu
- 14 -
yang telah memenuhi kelengkapan perbaikan
dokumen persyaratan.
Pasal 16
(1) Bawaslu dan Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan
pengawasan Verifikasi terhadap perbaikan persyaratan
yang disampaikan oleh Partai Politik.
(2) Bawaslu Provinsi melakukan supervisi terhadap
pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota.
(3) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud
ayat (1) dengan memastikan:
a. jangka waktu perbaikan persyaratan yang dilakukan
oleh Partai Politik paling lama 10 (sepuluh) hari
setelah batas akhir waktu perbaikan dokumen
persyaratan; dan
b. kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen
persyaratan yang dinyatakan belum lengkap
dan/atau belum memenuhi syarat dan/atau tidak
memenuhi syarat.
Pasal 17
(1) Bawaslu memastikan KPU menyampaikan salinan berita
acara hasil Verifikasi perbaikan kepada Partai Politik dan
Bawaslu paling lama 3 (tiga) hari setelah Verifikasi
perbaikan berakhir.
(2) Bawaslu Kabupaten/Kota memastikan KPU
Kabupaten/Kota menyampaikan salinan berita acara
hasil Verifikasi perbaikan kepada Partai Politik dan
Bawaslu Kabupaten/Kota paling lama 1 (satu) hari
setelah Verifikasi perbaikan berakhir.
(3) Bawaslu memastikan KPU mengumumkan hasil
Verifikasi di media cetak, elektronik dan papan laman
KPU.
- 15 -
Pasal 18
Bawaslu memastikan hasil Verifikasi Partai Politik peserta
Pemilu yang tidak lulus dituangkan dalam Berita Acara.
Pasal 19
(1) Bawaslu melakukan pengawasan Verifikasi
kepengurusan Partai Politik calon Peserta Pemilu yang
telah memenuhi persyaratan.
(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud
ayat (1) untuk membuktikan keabsahan dan kebenaran
persyaratan Partai Politik calon Peserta Pemilu yang
meliputi:
a. jumlah daftar nama dan susunan pengurus Partai
Politik di tingkat pusat;
b. kebenaran daftar nama dan susunan pengurus
Partai Politik tingkat pusat;
c. kebenaran daftar nama pengurus perempuan Partai
Politik tingkat pusat paling sedikit 30% (tiga puluh
persen); dan
d. domisili kantor tetap sesuai dengan surat
keterangan dari camat atau sebutan lain
lurah/kepala desa atau sebutan lain sampai
berakhirnya tahapan Pemilu.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
d dilakukan dengan memastikan KPU mendatangi kantor
tetap pengurus Partai Politik calon Peserta Pemilu sesuai
dengan tingkatannya untuk:
a. mencocokkan domisili kantor tetap yang tercantum
dalam surat keterangan alamat kantor tetap Partai
Politik tingkat pusat dari camat atau sebutan lain
atau lurah/kepala desa atau sebutan lain; dan
b. memastikan kebenaran surat pernyataan pimpinan
Partai Politik tingkat pusat mengenai penggunaan
kantor tetap berlaku sampai dengan tahapan
terakhir Pemilu.
- 16 -
(4) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
paling lama 3 (tiga) hari setelah penyampaian hasil
Verifikasi dokumen persyaratan.
(5) Penyampaian berita acara Verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) kepada Partai Politik, Bawaslu,
dan Bawaslu Provinsi diserahkan paling lama 1 (satu)
hari setelah Verifikasi kepengurusan berakhir.
Pasal 20
(1) Bawaslu Provinsi melakukan pengawasan Verifikasi
kepengurusan Partai Politik calon Peserta Pemilu yang
telah memenuhi persyaratan.
(2) Bawaslu Provinsi melakukan pengawasan sebagaimana
dimaksud ayat (1) untuk membuktikan keabsahan dan
kebenaran persyaratan Partai Politik calon Peserta Pemilu
yang meliputi:
a. jumlah daftar nama dan susunan pengurus Partai
Politik di tingkat provinsi;
b. kebenaran daftar nama dan susunan pengurus
Partai Politik di tingkat provinsi;
c. kebenaran daftar nama pengurus perempuan Partai
Politik tingkat provinsi memperhatikan paling sedikit
30% (tiga puluh persen); dan
d. domisili kantor tetap sesuai dengan surat
keterangan dari camat atau sebutan lain
lurah/kepala desa atau sebutan lain sampai
berakhirnya tahapan Pemilu.
(3) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
paling lama 3 (tiga) hari setelah menerima hasil Verifikasi
dokumen persyaratan.
(4) Penyampaian salinan berita acara Verifikasi
kepengurusan diserahkan paling lama 1 (satu) hari
setelah Verifikasi berakhir.
(5) Bawaslu Provinsi melakukan supervisi terhadap
pelaksanaan pengawasan Verifikasi kepengurusan yang
dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota.
- 17 -
(6) Bawaslu Provinsi melaporkan hasil pengawasan Verifikasi
kepengurusan kepada Bawaslu.
Pasal 21
(1) Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan
Verifikasi keanggotaan dan kepengurusan Partai Politik
calon Peserta Pemilu yang telah memenuhi persyaratan.
(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud
ayat (1) untuk membuktikan keabsahan dan kebenaran
persyaratan Partai Politik calon Peserta Pemilu yang
meliputi:
a. jumlah daftar nama dan susunan Pengurus Partai
Politik di tingkat kabupaten/kota;
b. kebenaran daftar nama dan susunan pengurus
Partai Politik di tingkat kabupaten/kota;
c. kebenaran daftar nama pengurus perempuan Partai
Politik tingkat kabupaten/kota memperhatikan
paling sedikit 30% (tiga puluh persen);
d. domisili kantor tetap sesuai dengan surat
keterangan dari camat atau sebutan lain
lurah/kepala desa atau sebutan lain sampai
berakhirnya tahapan Pemilu;
e. jumlah keanggotan Partai Politik paling sedikit 1000
(seribu) orang atau 1/1000 (satu perseribu) dari
jumlah penduduk pada setiap kepengurusan Partai
Politik kabupaten/kota; dan
f. kecocokan, kebenaran dan kesesuaian identitas
anggota dengan kartu tanda anggota Partai Politik.
(3) Pengawasan Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf e dilakukan dengan menggunakan sampel
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
paling lama 3 (tiga) hari setelah menerima hasil Verifikasi
dari KPU.
(5) Penyampaian berita acara Verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diserahkan paling lama 1 (satu)
hari setelah Verifikasi kepengurusan berakhir.
- 18 -
Pasal 22
(1) Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan
terhadap Verifikasi keanggotaan dan kepengurusan
Partai Politik calon Peserta Pemilu yang dilakukan oleh
KPU Kabupaten/Kota yang dilakukan dengan cara:
a. menghadirkan nama sampel anggota Partai Politik di
kantor tetap pengurus Partai Politik tingkat
kabupaten/kota; dan
b. meminta kepada nama sampel anggota Partai Politik
untuk menunjukkan kartu tanda anggota Partai
Politik dan kartu tanda penduduk elektronik atau
surat keterangan.
(2) Dalam hal pada saat ditemui anggota Partai Politik
menyatakan kebenaran keanggotaannya, keanggotaan
tersebut dinyatakan sah dan memenuhi syarat.
(3) Dalam hal pada saat ditemui anggota Partai Politik
menyatakan bukan sebagai anggota suatu Partai Politik
tertentu, keanggotaannya dinyatakan tidak memenuhi
syarat dan dicoret dari daftar anggota Partai Politik
tertentu tersebut.
(4) Dalam hal anggota Partai Politik menyatakan bukan
sebagai anggota suatu Partai Politik tertentu dan anggota
yang bersangkutan tidak bersedia mengisi formulir,
keanggotannya tetap dinyatakan sah.
(5) Dalam hal anggota Partai Politik telah mengundurkan diri
dari keanggotaan Partai Politik pada masa Verifikasi,
keanggotaan yang bersangkutan tetap dinyatakan sah.
(6) Dalam hal terdapat anggota Partai Politik tidak hadir,
KPU Kabupaten/Kota memberikan catatan dan Pengurus
Partai Politik membubuhkan tanda tangan sebagai bukti
bahwa anggota Partai Politik yang bersangkutan tidak
dapat ditemui.
(7) KPU Kabupaten/Kota meminta Pengurus Partai Politik
menghadirkan anggota Partai Politik yang tidak dapat
ditemui ke Kantor KPU Kabupaten/Kota paling lama
sampai dengan batas akhir masa Verifikasi.
- 19 -
(8) KPU Kabupaten/Kota meminta Pengurus Partai Politik
menghadirkan anggota Partai Politik yang tidak dapat
ditemui, pada suatu tempat untuk dilakukan Verifikasi
kepengurusan oleh KPU Kabupaten/Kota guna
membuktikan keanggotaannya paling lama sampai
dengan batas akhir masa Verifikasi.
(9) Dalam hal anggota Partai Politik tidak dapat dihadirkan
oleh pengurus Partai Politik, keanggotaan Partai Politik
yang bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Bagian Ketiga
Pengawasan Perbaikan Persyaratan Partai Politik
Pasal 23
Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota
melakukan pengawasan terhadap perbaikan persyaratan
kepengurusan, keterwakilan perempuan paling sedikit 30%
(tiga puluh persen) dan kantor tetap yang dilakukan oleh
Partai Politik di tingkat pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota
paling lama 5 (lima) hari setelah pemberitahuan hasil
Verifikasi.
Pasal 24
Bawaslu dan Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan
pengawasan perbaikan persyaratan yang dilakukan oleh
Partai Politik tingkat pusat dan kabupaten/kota paling lama
14 (empat belas) hari setelah hasil Verifikasi.
Bagian Keempat
Pengawasan Verifikasi Hasil Perbaikan Persyaratan
Partai Politik
Pasal 25
(1) Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan
Verifikasi hasil perbaikan yang dilakukan oleh
KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan
- 20 -
perundang-undangan paling lama 1 (satu) hari setelah
batas akhir waktu perbaikan.
(2) Salinan Berita Acara Verifikasi hasil perbaikan dan
rekapitulasi hasil Verifikasi yang diberikan KPU
Kabupaten/Kota diserahkan kepada Partai Politik dan
Bawaslu Kabupaten/Kota paling lama 2 (dua) hari
setelah Verifikasi hasil perbaikan.
Pasal 26
(1) Bawaslu Provinsi melakukan pengawasan Verifikasi hasil
perbaikan terhadap persyaratan yang dilakukan oleh
KPU Provinsi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan paling lama 1 (satu) hari setelah batas akhir
waktu perbaikan.
(2) Salinan Berita Acara Verifikasi hasil perbaikan dan
rekapitulasi yang diberikan KPU Provinsi diserahkan
kepada Partai Politik dan Bawaslu Provinsi paling lama 2
(dua) hari setelah Verifikasi hasil perbaikan.
(3) Bawaslu Provinsi melakukan pengawasan rekapitulasi
hasil Verifikasi Partai Politik calon Peserta Pemilu dalam
rapat pleno terbuka yang dilakukan oleh KPU Provinsi
paling lama 2 (dua) hari setelah menerima Berita Acara
Verifikasi.
(4) Salinan Berita Acara rekapitulasi hasil Verifikasi yang
diberikan KPU Provinsi diserahkan kepada Partai Politik
dan Bawaslu Provinsi paling lama 2 (dua) hari setelah
rekapitulasi Verifikasi berakhir.
Pasal 27
(1) Bawaslu melakukan pengawasan Verifikasi hasil
perbaikan yang dilakukan oleh KPU sesuai dengan
peraturan perundang-undangan paling lama 1 (satu) hari
setelah batas akhir waktu perbaikan.
(2) Salinan Berita Acara Verifikasi hasil perbaikan yang
diberikan KPU diserahkan kepada Partai Politik dan
Bawaslu paling lama 2 (dua) hari setelah Verifikasi
perbaikan.
- 21 -
(3) Bawaslu melakukan pengawasan rekapitulasi hasil
Verifikasi Partai Politik calon Peserta Pemilu dalam rapat
pleno terbuka yang dilakukan oleh KPU paling lama 3
(tiga) hari setelah menerima berita acara Verifikasi.
(4) Salinan Berita Acara rekapitulasi hasil Verifikasi yang
diberikan KPU diserahkan kepada Partai Politik dan
Bawaslu paling lama 3 (tiga) hari setelah menerima berita
acara hasil Verifikasi dari KPU Provinsi dalam rapat pleno
terbuka.
Pasal 28
(1) Bawaslu melakukan pengawasan rekapitulasi nasional
hasil Verifikasi yang dilakukan oleh KPU setelah
menerima berita acara hasil rekapitulasi dari KPU
Provinsi.
(2) Bawaslu menerima berita acara rekapitulasi nasional
hasil Verifikasi yang dijadikan dasar dalam menetapkan
Partai Politik menjadi Peserta Pemilu.
Pasal 29
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
melakukan pengawasan terhadap laporan tertulis dari
masyarakat yang disampaikan kepada KPU, KPU Provinsi,
dan/atau KPU Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti
sebelum penetapan Partai Politik Peserta Pemilu.
Bagian Kelima
Pengawasan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu
Pasal 30
(1) Bawaslu melakukan pengawasan terhadap pleno
penetapan Partai Politik Peserta Pemilu.
(2) Bawaslu melakukan pengawasan pengumuman hasil
penetapan Partai Politik Peserta Pemilu.
(3) Bawaslu melakukan pengawasan penyampaian
pemberitahuan kepada Partai Politik yang tidak
- 22 -
memenuhi persyaratan dan tidak ditetapkan sebagai
Peserta Pemilu.
(4) Bawaslu melakukan pengawasan pengundian nomor urut
Partai Politik Peserta Pemilu dalam rapat pleno terbuka.
(5) Bawaslu mendapatkan salinan berita acara pengundian
nomor urut Partai Politik Peserta Pemilu.
(6) Bawaslu melakukan pengawasan pengumuman hasil
pengundian nomor urut Partai Politik Peserta Pemilu
melalui media elektronik, media cetak, papan
pengumuman dan laman KPU.
Pasal 31
Bawaslu melakukan pengawasan penetapan Partai Politik
Peserta Pemilu yang telah memenuhi persyaratan sebagai
peserta pemilu dilakukan oleh KPU berdasarkan hasil
pengawasan Bawaslu.
Pasal 32
Sengketa proses pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan Partai
Politik Peserta Pemilu merupakan sengketa yang timbul
antara Partai Politik calon Peserta Pemilu dengan KPU yang
terjadi akibat diterbitkannya Keputusan KPU.
BAB IV
TINDAK LANJUT DAN LAPORAN HASIL PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Pasal 33
(1) Dalam hal saran perbaikan yang disampaikan oleh
Pengawas Pemilu sesuai dengan tingkatanya tidak
ditindaklanjuti oleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau KPU
Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkatannya, Pengawas
Pemilu menindaklanjuti sebagai dugaan pelanggaran.
(2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dituangkan dalam formulir laporan hasil
- 23 -
pengawasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Dalam hal laporan hasil pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mengandung temuan dugaan
pelanggaran dan/atau tindak pidana Pemilu akibat
kesengajaan dan kelalaian oleh KPU, KPU Provinsi,
dan/atau KPU Kabupaten/Kota, Pengawas Pemilu
menindaklanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Dalam hal laporan hasil pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mengandung unsur sengketa
Pemilu atau berdasarkan permohonan penyelesaian
sengketa Pemilu, Pengawas Pemilu menindaklanjuti
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Bagian Kedua
Laporan Hasil Pengawasan
Pasal 34
(1) Pengawas Pemilu menyampaikan laporan pengawasan
tahapan pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan Partai
Politik calon Peserta Pemilu kepada Bawaslu secara
berjenjang.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. laporan periodik atau insidentil; dan
b. laporan akhir tahapan,
pelaksanaan kegiatan pencalonan.
(3) Laporan periodik atau insidentil sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a memuat:
a. laporan hasil kegiatan pengawasan; dan
b. permasalahan dan analisa hasil pengawasan.
- 24 -
(4) Laporan akhir tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b memuat:
a. hasil kegiatan pengawasan tahapan pendaftaran,
Verifikasi, dan penetapan Partai Politik calon Peserta
Pemilu;
b. permasalahan atau kendala kegiatan pengawasan
tahapan pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan
Partai Politik calon Peserta Pemilu;
c. penilaian kegiatan pengawasan tahapan
pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan Partai Politik
calon Peserta Pemilu; dan
d. rekomendasi kegiatan pengawasan tahapan
pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan Partai Politik
calon Peserta Pemilu.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 35
Pengawasan pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan Partai
Politik lokal calon Peserta Pemilu di Aceh, dilakukan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 36
(1) Dalam hal Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kecamatan dan Panwaslu Kelurahan/Desa belum
terbentuk pada saat tahapan Verifikasi Partai Politik
calon Peserta Pemilu dilaksanakan, Bawaslu atau
Bawaslu Provinsi dapat mengangkat petugas pelaksana
pengawasan dari unsur masyarakat.
(2) Pengangkatan petugas pelaksana pada pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan surat keputusan Bawaslu atau Bawaslu
Provinsi.
- 25 -
(3) Petugas pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilengkapi dengan surat tugas yang dikeluarkan oleh
Bawaslu atau Bawaslu Provinsi.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37
Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pengawasan Atas Pendaftaran, Verifikasi Partai Politik
Calon Peserta Pemilihan Umum, dan Penetapan Partai Politik
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1110),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 38
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-26-
Agar setiaP orang mengetaiuinya' memerintahkan
pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia'
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Januari 2018
KRTUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA,
LU
ttd
ABHAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Januari 2018
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG.UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 176
Sesuai dengan naskah aslinya
SEKR TARIAT JENDERAL
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
Biro H Humas
ttd
i-
N^. #ry
Ferdinarld Eskol Tiar Sirait
, dan Pengawasa.n Intemal,