Upload
yuliaa-ikaa
View
47
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ggggg
Citation preview
RANCANGAN PERCOBAAN
1) Alat dan Bahan
Alat :1. Tabung reaksi
2. Cawan porselin
3. Sendok porselin
4. Pembakar bunsen
5. Penjepit kayu
6. Kawat platina
7. Kaca arloji
8. Gelas kimia
9. Gelas ukur
10. Pengaduk gelas
11. Pipet tetes
Bahan :
1. Kristal NaOH, KOH
2. H2SO4 0,1 M
3. Larutan KI 0,1 M
4. Natrium peroksida
5. Logam natrium
6. Garam glauber, Na2SO4.10H2O
7. HCl pekat dan 0,1 M
8. Larutan KCl 0,1 M, 1M
9. Larutan NaCl 1 M
10. Larutan amilum
11. Larutan phenolptalein
12. Benang wol
13. Abu kayu dan kawat
Asam sulfat encer
dimasukkan ke dalam cawan yang berisi seujung sendok kecil natrium peroksida+ beberapa tetes amilum+ beberapa tetes larutan KIdicatat
Larutan biru kehitaman
2) Alur Kerja
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
Percobaan 4
Sedikit logam Na
- diletakkan pada kertas saring - diletakkan mengapung diatas permukaan air
dalam gelas kimia- ditutup gelas kimia secara cepat dg kaca arloji- diamati reaksi yang terjadi- diuji larutannya dg indikator PP
Larutan merah muda
Sepotong kecil NaOH
- diletakkan diatas cawan porselin- diamati yang terjadi- cawan diisi dg air secukupnya dan
dilarutkan- dituang sebagian larutan ke dalam tabung
reaksi- + HCl pekat setets demi setetes
Lar keruh → Lar jernih
Percobaan 5
Kawat platina
dicelupkan ke dalam HCl pekatdipijarkan sampai nyala tidak berwarnadicelupkan kawat ke dalam larutan NaCldiperiksa nyala apinya
Nyala api : merah kuning
Percobaan 6
Percobaan 7
Percobaan 8
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- + beberapa helai benang wol- dipanaskan
dibagi
Sesendok kecil garam glauber
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- dipanaskan diatas nyala api kecil
Garam lebih putih, bersih
Sepotong kecil KOH
- disiram dengan beberapa mL air- diperhatikan reaksi ini (ditandai dengan
keluarnya panas)- setets larutan digosokkan pada ujung jari- diamati perubahan yang terjadi
Jari terasa licin
1-2 mL larutan
- diencerkan dengan air- + air brom- dicatat perubahannya- diasamkan
Larutan kuning
Larutan percobaan 6
Sisa larutan
Benang murai-murai
Sedikit abu kayu
Abu (hasil perc. 8)
dimasukkan ke dalam tabung reaksiditeteskan beberapa tetes HCl pekat
Hasil
KCl 0,1 M
dimasukkan ke dalam tabung reaksi+ larutan asam tartrat pekat (2M)diamati
Hasil
Larutan KCl 1M
dimasukkan ke dalam tabung reaksidiuji warna nyala dengan kawat
Nyala api ungu
Percobaan 9
Percobaan 10
Percobaan 11
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- + sedikit air- dikocok selama beberapa menit- disaring- diperiksa filtratnya dengan PP
Larutan merah muda
Oksidasi0 +1
+1 0Reduksi
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan 1
Percobaan pertama Natrium-Kalium bertujuan untuk mengetahui sifat logam natrium
(Na) jika direaksikan dengan air. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan sedikit
logam Na lalu diletakkan diatas kertas saring. Kemudian diletakkan kertas saring yang
diatasnya terdapat logam Na ke dalam gelas kimia yang berisi air. Sesaat setelah dimasukkan,
gelas kimia segera ditutup dengan kaca arloji dan usahakan tidak ada udara yang masuk. Hal
ini dikarenakan secara teori logam Na akan bereaksi hebat dengan air sehingga berdampak
pada sekitar apabila tidak diisolasi dalam suatu wadah.
Hasil pengamatan yang kami dapatkan adalah terjadi ledakan kecil didalam gelas kimia
saat logam Na mulai bereaksi dengan air. Hal ini sesuai dengan teori dimana logam-logam
golongan I seperti Na bersifat sangat reaktif, sehingga reaksinya dengan air dapat
menimbulkan suatu ledakan. Hal itu pula yang menjadi alasan mengapa logam Na tidak boleh
secara langsung direaksikan dengan air, melainkan melalui perantara berupa kertas saring
seperti pada percobaan ini. Selain ledakan kecil dimana logam Na mulai bereaksi dengan air,
dapat diamati pula nyala api yang terjadi diatas permukaan air. Nyala api yang terjadi adalah
kuning dan sesuai dengan warna uji nyala api logam Na.
Reaksi antara logam Na dengan air ini sangat cepat dan spontan, dimana molekul air
akan direduksi sehingga menghasilkan gas H2 disertai pembentukan basa. Terbentuknya gas
hidrogen dapat diamati dari terbentuknya gelembung gas atau asap putih yang keluar dari
wadah tempat reaksi karena reaksi ini disertai pelepasan kalor yang menyebabkan sebagian air
mengalami penguapan. Gelas kimia yang merupakan wadah reaksi terasa panas, sehingga
membuktikan bahwa reaksi yang terjadi memang reaksi eksoterm (pelepasan kalor). Dalam
percobaan kami, hanya asap putih yang dapat kami amati saat terjadinya reaksi. Namun hal
tersebut sudah cukup membuktikan bahwa terbentuk gas H2 dalam reaksi tersebut.
Reaksi antara logam Na dengan air sebagai berikut :
2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)
Melihat dari persamaan reaksi diatas, kita sudah mendeteksi bahwa reaksi antara logam
Na dan air dalam percobaan ini dihasilkan gas H2. Sedangkan hasil samping reaksi ini berupa
larutan NaOH yang merupakan suatu larutan basa dan dapat dideteksi dengan menggunakan
indikator PP. Digunakan indikator ini karena rentang perubahan warnanya berada pada pH
basa (8,3-10). Diambil sedikit larutan dalam gelas kimia setelah terjadi reaksi kemudian
ditetesi dengan indikator PP. Hasil yang didapatkan adalah perubahan warna larutan dari tidak
berwarna menjadi merah muda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil reaksi logam Na dan
air menghasilkan gas H2 dan natrium hidroksida (NaOH).
Percobaan 2
Percobaan kedua bertujuan untuk mempelajari sifat kimia salah satu senyawa natrium,
yaitu NaOH. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil sedikit padatan NaOH yang
berwujud pellet/butir berwarna putih. Padatan NaOH tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
cawan porselen dan dibiarkan diudara keadaan terbuka. Secara teori, Na dan senyawanya
dapat bereaksi dengan CO2 di udara membentuk lapisan putih (karbonat) dan terkadang reaksi
dapat disertai dengan terjadinya nyala atau ledakan. Hasil dari percobaan kami adalah NaOH
padatan mulai meleleh saat dibiarkan kontak terus-menerus dengan udara terbuka. Lelehan
yang dihasilkan padatan NaOH berwarna putih dimana lama kelamaan akan membentuk suatu
lapisan putih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan yang kami dapatkan sesuai
teori, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
NaOH(aq) + CO2(g) → Na2CO3(s) + H2O(l)
Lapisan putih karbonat
Langkah selanjutnya adalah mengencerkan hasil percobaan dalam cawan porselen
dengan sedikit akuades. Hasil yang didapatkan adalah lelehan NaOH larut dalam air dan
terbentuk larutan putih keruh. Pengamatan lain yang kami dapatkan adalah cawan porselen
tempat mereaksikan lelehan NaOH dengan akuades terasa panas. Hal ini menandakan reaksi
lelehan NaOH dengan air bersifat eksoterm (melepaskan kalor). Reaksinya ditunjukkan
sebagai berikut :
Na2CO3(l) + H2O(l) → Na2CO3 (aq)
(lelehan) (larutan)
-1 -2
-2 -1
Reduksi
Oksidasi
Langkah terakhir adalah menguji gas yang terbentuk jika lelehan NaOH berupa lapisan
putih Na2CO3 direaksikan dengan asam pekat seperti HCl. Lelehan yang sudah diencerkan
menjadi larutan pada pembahasan sebelumnya diambil sebagian kemudian ditambahkan
beberapa tetes HCl pekat. Secara teori, jika Na2CO3 direaksikan dengan suatu asam akan
terjadi penguraian dengan berbuih karena gas CO2 yang dilepaskan. Hasil percobaan yang
kami dapatkan adalah perubahan larutan dari putih keruh menjadi jernih setelah penambahan
asam dan terbentuk gelembung-gelembung kecil didinding tabung reaksi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil percobaan kami sesuai dengan teori, dimana dihasilkan gelembung-
gelembung gas yang tidak lain adalah gas CO2. Jika dituliskan dalam bentuk reaksi adalah
sebagai berikut :
Na2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
larutan jernih gelembung2 gas
Dari persamaan reaksi diatas, peranan HCl dalam percobaan ini adalah sebagai zat
penghidrasi sehingga dihasilkan H2O pada produk, dimana juga menguraikan Na2CO3 menjadi
gas CO2. Sedangkan hasil samping berupa larutan garam NaCl yang dapat kita deteksi sebagai
larutan jernih yang dihasilkan.
Percobaan 3
Percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui reaksi pada natrium peroksida. Langkah
pertama yang dilakukan adalah menyiapkan seujung sendok kecil padatan natrium peroksida
(Na2O2) berwarna putih kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen. Lalu ditambahkan
beberapa tetes asam sulfat pekat sehingga padatan putih Na2O2 tersebut larut. Reaksi
berlangsung dalam keadaan eksoterm (pelepasan kalor) yang ditandai dengan cawan porselen
(wadah reaksi) yang terasa panas. Reaksi antara N2O2 dengan H2SO4 ditunjukkan sebagai
berikut :
Na2O2(s) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + H2O2(l)
Karena dalam reaksi tersebut terjadi pelepasan kalor, maka sebagian hidrogen peroksida yang
terbentuk akan terurai seperti reaksi berikut ini :
2H2O2(aq) + 2H2O(l) → O2(g)
Langkah selanjutnya adalah menambahkan larutan KI dan larutan amilum. Secara teori,
jika larutan KI dioksidasi menjadi I2 dengan indikator amilum akan menghasilkan pewarnaan
biru. Hasil percobaan kami juga menunjukkan hasil demikian dimana setelah ditambah
larutan KI dan amilum dihasilkan perubahan warna larutan dari kuning (akibat penambahan
KI) menjadi larutan biru kehitaman. Tujuan direaksikan dengan KI adalah untuk mengetahui
bahwa Na2O2 dapat dijadikan senyawa pengoksidasi atau oksidator. Kekuatan untuk
mengoksidasi ini dibuktikan dengan penambahan amilum yang bertujuan untuk mendeteksi
adanya iod yang terbentuk akibat oksidasi terhadap KI. Jika terjadi oksidasi maka larutan
akan menjadi biru karena telah terbentuk iod. Berikut reaksi oksidasi I- menjadi I2 :
Na2SO4(aq) + KI(aq) → K2SO4(aq) + 2NaOH(aq) + I2(aq)
Karena pewarnaan biru yang dihasilkan cukup pekat, maka dapat dikatakan bahwa N2O2
merupakan suatu oksidator yang cukup kuat.
Percobaan 4
Percobaan keempat bertujuan untuk mengetahui reaksi garam galauber (Na2SO4.10H2O)
jika dipanaskan diatas nyala api. Langkah yang pertama dilakukan adalah mengambil sedikit
garam glauber lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu tabung dipanaskan diatas
nyala api kecil sampai terjadi perubahan. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi, kami
membandingkan garam glauber sebelum dan sesudah dipanaskan. Hasil yang kami peroleh
adalah garam glauber yang dipanaskan memiliki warna yang lebih putih dan bersih dimana
garam glauber yang tidak dipanaskan berwarna putih pucat. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa percobaan kami sesuai karena terjadi perubahan yang dapat diamati.
-1 0Oksidasi