61
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS) KATA PENGANTAR Direktorat Pembinaan SMA telah melaksanakan program rintisan Sekolah Kategori Mandiri (SKM) sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Program tersebut dimulai tahun 2007 di 441 SMA, jumlah ini kemudian bertambah menjadi 2.625 SMA pada tahun 2008, dan menjadi 3.252 SMA pada tahun 2009. Selain itu, Direktorat PSMA juga telah melaksanakan rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di 100 sekolah dan rintisan Pusat Sumber Belajar (PSB) di 33 sekolah. Jumlah ini tersebar di 33 Provinsi dan 463 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Pada tahun 2010 dilakukan verifikasi terhadap sejumlah SMA yang menjadi rintisan SKM, PBKL, dan PSB yang disebutkan diatas, dan telah terpilih 132 sekolah yang dijadikan SMA Model SKM-PBKL-PSB. SMA model SKM-PBKL-PSB bukan merupakan pengkategorian sekolah, tetapi merupakan alternatif strategi pembinaan untuk mempercepat pemenuhan SNP. Program pembinaan SMA Model SKM-PBKL-PSB dilaksanakan bersama oleh Direktorat Pembinaan SMA dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota baik secara teknis maupun manajerial. Selanjutnya untuk memudahkan semua pihak terkait dalam pelaksanaan program-program tersebut, Direktorat Pembinaan SMA mempersiapkan berbagai bahan pendukung berupa naskah rujukan dalam pemenuhan SNP, baik berupa konsep, pedoman, panduan, maupun petujuk teknis. Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) merupakan salah satu panduan yang dikembangkan dan dijabarkan dari Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kerja Sekolah yang telah disusun terlebih dahulu, serta mengacu kepada Pedoman Penyusunan Program Sekolah yang telah diterbitkan oleh Direktorat PSMA sebelumnya. Panduan ini terbuka untuk dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Sekolah sesuai dengan kebutuhan. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam keseluruhan proses 2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 1-61

2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

KATA PENGANTAR

Direktorat Pembinaan SMA telah melaksanakan program rintisan Sekolah Kategori Mandiri

(SKM) sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (SNP). Program tersebut dimulai tahun 2007 di 441

SMA, jumlah ini kemudian bertambah menjadi 2.625 SMA pada tahun 2008, dan

menjadi 3.252 SMA pada tahun 2009. Selain itu, Direktorat PSMA juga telah

melaksanakan rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di 100 sekolah

dan rintisan Pusat Sumber Belajar (PSB) di 33 sekolah. Jumlah ini tersebar di 33

Provinsi dan 463 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2010 dilakukan verifikasi terhadap sejumlah SMA yang menjadi rintisan

SKM, PBKL, dan PSB yang disebutkan diatas, dan telah terpilih 132 sekolah yang

dijadikan SMA Model SKM-PBKL-PSB. SMA model SKM-PBKL-PSB bukan merupakan

pengkategorian sekolah, tetapi merupakan alternatif strategi pembinaan untuk

mempercepat pemenuhan SNP.

Program pembinaan SMA Model SKM-PBKL-PSB dilaksanakan bersama oleh Direktorat

Pembinaan SMA dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

baik secara teknis maupun manajerial. Selanjutnya untuk memudahkan semua pihak

terkait dalam pelaksanaan program-program tersebut, Direktorat Pembinaan SMA

mempersiapkan berbagai bahan pendukung berupa naskah rujukan dalam

pemenuhan SNP, baik berupa konsep, pedoman, panduan, maupun petujuk teknis.

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) merupakan salah

satu panduan yang dikembangkan dan dijabarkan dari Petunjuk Teknis Penyusunan

Rencana Kerja Sekolah yang telah disusun terlebih dahulu, serta mengacu kepada

Pedoman Penyusunan Program Sekolah yang telah diterbitkan oleh Direktorat PSMA

sebelumnya. Panduan ini terbuka untuk dikembangkan oleh Dinas Pendidikan

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Sekolah sesuai dengan kebutuhan.

Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam keseluruhan proses

pengembangan dan pembahasan panduan penyusunan RKAS ini, kami

menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Harapan kami seluruh dokumen yang telah kami persiapkan bermanfaat bagi

semua pihak yang memerlukan.

Jakarta, Agustus 2010

Direktur Pembinaan SMA,

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 1-50

Page 2: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Dr. Sungkowo M.

NIP. 195008191979031001

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Landasan Hukum

C. Landasan Operasional

D. Landasan Empiris

E. Tujuan

2

3

4

5

F. Hasil yang Diharapkan

G. Sasaran

5

5

BAB II RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH

A. Pengertian 6

B. Komponen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah 6

C. Prinsip Penyusunan/Pengembangan RKAS 7

D. Keterkaitan antar Komponen 8 SNP dalam Penyusunan RKAS 8

E. Mekanisme Penyusunan RKAS 16

F. Penentuan dan Penyusunan Besaran Biaya Kegiatan dan Anggaran Sekolah

18

G. Kerangka Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah 18

CONTOH

1. Penentuan rencana kegiatan

2. Perhitungan biaya operasional peserta didik

3. Penghitungan biaya In House Training

4. Penghitungan biaya kebutuhan administrasi guru

5. Rencana Kerja Jangka Menengah

6. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

20

22

23

24

25

27

BAB III PENUTUP 28

Lampiran : Contoh Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 2-50

Page 3: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amanat Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mendorong satuan

pendidikan untuk memenuhi 8 (delapan) SNP dalam kurun waktu yang ditentukan. Ketentuan

Peraturan Peralihan pasal 94 butir b, menyatakan bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri

dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 tersebut paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya. Selain

itu UU Sisdiknas dan PP tersebut memberikan pula dorongan kepada satuan pendidikan untuk dapat

melaksanakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), penerapan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK), baik dalam pembelajaran maupun manajemen sekolah.

Merespon amanat tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

(Dit. PSMA) sejak tahun 2007 telah melakukan rintisan Sekolah Kategori

Mandiri/Sekolah Standar Nasioanal (SKM/SSN) di 441 SMA tersebar di 33

provinsi 220 kab/kota dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di 100

SMA, tersebar di 33 provinsi 90 kab/kota. Pada tahun 2008 jumlah SMA rintisan

SKM/SSN bertambah menjadi 2.625 SMA untuk rintisan SKM/SSN, sedangkan

untuk SMA rintisan PBKL, jumlahnya tetap. Pada tahun 2008 Dit. PSMA juga

merintis Pusat Sumber Belajar (PSB) dengan fokus program adalah sebagai

media informasi dan pengembangan bahan ajar/bahan uji di 33 SMA, walaupun

secara faktual PSB sudah dimulai sejak tahun 2005 dengan diadakannya

kegiatan pelatihan penyusunan pengembangan bahan ajar/bahan uji. Jumlah

rintisan SKM/SSN pada tahun 2009 bertambah lagi menjadi 3.252 SMA. Selain

program rintisan SKM, PBKL dan PSB, Dit.PSMA juga secara intensif dan

berkelanjutan melaksanakan Bintek KTSP dimulai tingkat nasional, provinsi,

maupun tingkat kabupaten/kota/sekolah.

Dalam melaksanakan berbagai kegiatan rintisan tersebut, Dit.PSMA membuka

peluang bagi sekolah-sekolah yang memiliki potensi dan sumber daya dapat

melaksanakan beberapa program rintisan secara sekaligus, dengan tetap

memprioritaskan pemenuhan SNP. Dengan demikian sekolah dapat membuat

perencanaan program yang memuat program pemenuhan SNP, ataupun

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 3-50

Page 4: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

program-program lainnya dalam bentuk perencanaan program kerja sekolah

sesuai dengan kondisi dan kesanggupan sekolah masing-masing.

Perencanaan program sekolah merupakan hasil analisis dan tindak lanjut dari

kesenjangan antara kondisi riil sekolah dengan kondisi ideal sesuai dengan

tuntutan SNP, dan program-program sekolah lainnya yang diharapkan.

Rencana kerja sekolah yang disusun bersama-sama oleh warga sekolah dan

stakeholder sekolah bersifat unik, dan berbeda antara satu sekolah dengan

sekolah lainnya, baik dalam melaksanakan program pelayanan terhadap

warganya, maupun pihak lain yang berkepentingan.

Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan pasal 51 ayat 1 menyatakan, bahwa satuan

pendidikan harus membuat kebijakan tentang perencanaan program dan

pelaksanaannya secara transparan dan akuntabel. Kebijakan pendidikan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh satuan pendidikan anak usia dini,

satuan pendidikan dasar, dan satuan pendidikan menengah dituangkan dalam:

a. rencana kerja tahunan satuan pendidikan;

b. anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan; dan

c. peraturan satuan atau program pendidikan

Sementara itu Permendiknas nomor 19 Tahun 2007 menyatakan, bahwa

sekolah harus membuat Rencana Kerja Sekolah yang terdiri atas Rencana

Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam

kurun waktu empat tahun dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dituangkan

dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), yang disusun dan

dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka Menengah. Untuk selanjutnya

glosarium nomor 10 pada Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa RKT

adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana

kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari

Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-S/M).

Meskipun peraturan ini telah digulirkan pada tahun 2007, tetapi sampai saat

ini masih banyak sekolah yang tetap menggunakan istilah RAPBS dari pada

RKAS. Untuk itulah perlu adanya penjelasan dan sosialisasi lebih lanjut tentang

penggunaan istilah RKAS tersebut agar sekolah dapat memahaminya. Untuk

kepentingan tersebut dan untuk memberikan kemudahan bagi sekolah dalam

menyusun RKAS, maka Dit. Pembinaan Sekolah Menengah Atas menyusun

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), yang

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 4-50

Page 5: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah dalam menjalankan program-

programnya.

B. Landasan Hukum

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

3. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 tentang Pendanaan Pendidikan

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

5. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan

6. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

7. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

8. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 dan No. 6 Tahun 2007 tentang

Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan

9. Permendiknas No.25 Tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di

Lingkungan Ditjen Mandikdasmen.

10.Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah

11.Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru

12.Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

13.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

14.Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana

Pendidikan

15.Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

16.Permendiknas No. 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru

dan Pengawas Satuan Pendidikan, dan penjabarannya dalam Pedoman

Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas yang diterbitkan oleh Ditjen PMPTK,

Agustus 2009

17.Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan

C. Landasan Operasional

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 5-50

Page 6: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 94 butir b menyatakan, bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan mengenai 8 (delapan) SNP paling lambat 7 (tujuh) tahun setelah berlakunya PP tersebut.

2. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, Lampiran Bagian B butir 1 a menyatakan, bahwa dalam pelaksanaan rencana kerja, sekolah/madrasah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.

3. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 pasal 1 menyatakan bahwa standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

4. Permendiknas No. 22 tahun 2006 pada Pendahuluan Lampiran menyatakan, bahwa peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

5. Permendiknas No.13 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 2.1 menyatakan kompetensi kepala sekolah menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

6. Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian A:

a. butir 1: Perencanaan Program meliputi Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah/Madrasah, serta Rencana Kerja Sekolah

b. butir 4 d: Sekolah/Madrasah membuat:

1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang

akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun, berkaitan dengan mutu

lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung

peningkatan mutu lulusan;

2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan

rencana jangka menengah.

7. Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 8 b

menyatakan, bahwa Pedoman pengelolaan biaya investasi dan

operasional Sekolah/ Madrasah mengatur:

a) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;

b) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar

dana investasi dan operasional;

c) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah dalam

membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya;

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 6-50

Page 7: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

d) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan

anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta

institusi di atasnya.

D. Landasan Empiris

1. Masih ada sekolah yang menganggap bahwa Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai barang baru yang esensinya berbeda

dengan Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah (RAPBS),

sehingga perlu adanya sosialisasi tentang RKAS yang merupakan istilah lain

dari RAPBS.

2. Masih ada sekolah yang mengalami kesulitan dalam menyusun Rencana

Kerja Sekolah (RKS), baik Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) maupun

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) sesuai dengan tuntutan

dalam memenuhi SNP dan program-program lainnya

3. Strategi sekolah dalam pencapaian SNP bervariasi, tergantung pada

kemampuan sekolah menganalisis kebutuhan sekolah berdasarkan kondisi

riil, serta kesiapan dan kemampuan sekolah dalam mengelola dan

mengoptimalkan seluruh sumber daya di sekolah.

4. Belum adanya panduan atau petunjuk teknis yang lebih operasional

yang dapat dijadikan acuan oleh sekolah dalam penyusunan RKAS.

E. Tujuan

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) ini disusun dengan tujuan:

1. Menyamakan pemahaman tentang konsep dan substansi RKAS

2. Memberikan rambu-rambu kepada sekolah dalam menyusun dan mengembangkan RKAS,

sesuai dengan kondisi riil sekolah dengan mengacu pada tuntutan SNP

F. Hasil yang Diharapkan

1. Setiap sekolah memiliki pemahaman yang sama tentang konsep dan substansi RKAS

2. Adanya acuan bagi sekolah dalam menyusun RKAS, sehingga sekolah dapat menyusun

substansi RKAS sesuai dengan kondisi riil sekolah

G. Sasaran Panduan ini dapat digunakan oleh seluruh SMA dalam menyusun Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk memenuhi SNP.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 7-50

Page 8: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

BAB IIRENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH

A. Pengertian

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan menyatakan

bahwa Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS) meliputi:

1. Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan

dicapai dalam kurun waktu empat tahun berkaitan dengan mutu lulusan

yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung

peningkatan mutu lulusan;

2. Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M), dilaksanakan berdasarkan

rencana jangka menengah.

Selanjutnya Glosarium butir 10 Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa:

“RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada

rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 8-50

Page 9: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah

(RAPB-S/M).

Dalam hal ini juga Muhaimin, et al (2009:185) mengungkapkan bahwa:

“Rencana program dikembangkan dengan tujuan untuk memperjelas

bagaimana suatu visi dapat dicapai. Rencana program pada dasarnya

merupakan upaya untuk implementasi strategi utama organisasi.

Rencana program merupakan proses penentuan jumlah dan jenis

sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu

rencana”.

B. Komponen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

PP Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah (RKAS) pada dasarnya harus mencakup substansi yang

telah ditetapkan, sesuai dengan tuntutan SNP. Sementara itu, Permendiknas

No. 19 Tahun 2007 secara rinci mengatakan bahwa RKAS harus memuat

secara jelas tentang;

1. kesiswaan

2. kurikulum dan kegiatan pembelajaran

3. pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya

4. sarana dan prasarana

5. keuangan dan pembiayaan

6. budaya dan lingkungan sekolah

7. peranserta masyarakat dan kemitraan

8. rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan

pengembangan mutu.

Kedua peraturan tersebut pada dasarnya tidak bertentangan, tetapi saling melengkapi dan

menguatkan. Komponen pada Permendiknas No. 19 Tahun 2007 terakumulasi pada 8 (delapan)

SNP yang dimaksud oleh PP No. 19 Tahun 2005. Dengan demikian komponen kegiatan pada

RKAS mengacu kepada delapan standar nasional pendidikan.

C. Prinsip Penyusunan/Pengembangan RKAS

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 9-50

Page 10: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

RKAS disusun berdasarkan hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil sekolah dengan kondisi

ideal yang diharapkan dengan memperhatikan skala prioritas. Menurut Muhaimin (2009; 196)

RKAS disusun dengan tujuan sebagai berikut:

1. menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang ditetapkan dapat dicapai dengan tingkatan

kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil;

2. mendukung koordinasi antar pelaku sekolah;

3. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku

sekolah dan/atau antara sekolah dan Dinas Pendidikan;

4. menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,

dan pengawasan;

5. mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat;

6. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,

berkeadilan, dan berkelanjutan.

Oleh sebab itu, dalam penyusunan RKAS juga harus menerapkan prinsip-

prinsip berikut:

1. demand driven (berdasarkan kebutuhan)

2. data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis konteks

3. dapat memperbaiki prestasi belajar peserta didik

4. membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/ pengembangan)

5. sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadan), dan menyeluruh

6. tanggap terhadap perubahan

7. bersifat partisipasif, keterwakilan, dan transparansi,

8. berdasarkan pada hasil review dan evaluasi.

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

pada lampiran bagian A butir 4.d menyatakan bahwa Rencana Kerja Tahunan

dijadikan dasar pengelolaan sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan

kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

D. Keterkaitan antar Komponen 8 SNP dalam penyusunan RKAS

Satuan pendidikan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Oleh sebab itu analisis

konteks terhadap satuan pendidikan dan lingkungannya merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan sebelum menyusun RKAS. Program dan kegiatan sekolah yang dituangkan dalam

RKAS, pelaksanaan, dan pengawasannya akan dapat menentukan keberhasilan sekolah tersebut

baik dalam peningkatan mutu pendidikan maupun dalam kedudukannya di masyarakat/lingkungan

tempat sekolah itu berada. Selain itu semua program dan kegiatan yang dicanangkan oleh sekolah

merupakan jembatan yang akan dijalani sekolah dalam menyongsong masa depan yang diinginkan.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 10-50

Page 11: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Dalam hal ini Smith (2001; 18) berpendapat bahwa analisis lingkungan merupakan hal yang sangat

penting dalam penentuan program sekolah, karena:

Schools are a subset of society and as such are reflective and dependent upon it

An examination of past trends allows us to understand the present and anticipate the future

Schools have been called upon by society to solve many of its problems. A thorough understanding of such problems provides an opportunity for taking appropriate action with regard to program and personnel development

Schools and the school staff are part of this culture. An understanding of the culture helps us understand and meet staff needs

Dari pernyataan di atas jelas terlihat bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

lingkungannya, dan dapat memberikan warna kepada lingkungannya, serta adanya ketergantungan

sekolah terhadap lingkungannya. Selain itu evaluasi terhadap apa yang sudah dikerjakan dapat

memberikan masukan dan bahan bagi masa depannya, sehingga sekolah dapat menjadi tumpuan

masyarakat dalam membawa mereka ke arah peningkatan dan kemajuan.

Keterkaitan antar komponen yang menjadi dasar dalam penyusunan RKAS terlihat pada pada

bagan 1 berikut;

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 11-50

1. Perencanaan

Analisis Konteks

Analisis Lingkungan Analisis SNP dan Satdik

Dukungan Ekternal

KTSP

1. SI

2. SKL

Page 12: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Bagan 1 Keterkaitan antar komponen dalam penyusunan RKAS

(dimodifikasi dari Model Smith)

Penjelasan Bagan 1

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 12-50

Strategi Perencanaan

Visi & Misi

Tujuan Anaslisis Kesenjangan

n

Strategi

8. St. Pengelolaan

Rencana Kerja Sekolah (RKS)

RKJM RKAS

2. Pelaksanaan

3. Pengawasan

4. St. Proses

7. St.Pembiayaan Pembiayaan

6. St. Sarana Prasarana

5. St. Pend. & Tendik

3. St. Penilaian

Page 13: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Keseluruhan proses kegiatan yang terjadi di sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan harus mengacu kepada berbagai ketentuan yang diatur dalam PP No.17 Tahun 2010

tentang Standar Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Permendiknas No. 19 Tahun 2007

tentang Standar Pengelolaan.

a. Perencanaan

Proses perencanaan dimulai dengan melakukan analisis konteks dan menelaah hasilnya,

dilanjutkan dengan merumuskan/menyusun visi, misi, tujuan, sasaran dan hasil yang

diharapkan, serta strategi pelaksanaan.

1) Melakukan analisis konteks meliputi:

(a) Analisis konteks 8 SNP

(b) Analisis kondisi satuan pendidikan

(c) Analisis Kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan

(Untuk melakukan analisis konteks sangat dianjurkan membaca Petunjuk

Teknis Analisis Konteks yang telah dikembangkan oleh Direktorat

Pembinaan SMA).

2) Menelaah hasil analisi konteks untuk mendapatkan kesenjangan yang

dihadapi sekolah

Hasil analisis konteks dimaksud, pada dasarnya merupakan acuan utama

bagi sekolah dalam penyusunan program kerja sekolah, sebagai contoh:

hasil pemetaan standar Isi, SKL, dan Standar Penilaian merupakan bahan

dasar dalam penyusunan KTSP yang akan dilaksanakan dalam proses

pembelajaran. Analisis terhadap pendidik dan tenaga kependidikan,

sarana dan prasarana, serta pembiayaan akan sangat diperlukan dalam

menunjang keberlangsungan proses pembelajaran. Untuk dapat

melaksanakan pemetaan dan analisis standar – standar ini dapat dibaca

di Seri Petunjuk Teknis penyusunan KTSP.

3) Mendata hasil kesenjangan dan menetapkan skala prioritas penanganan

program sekolah.

4) Merumuskan/menyusun Visi

Wibisono (2006) menyatakan bahwa visi merupakan rangkaian kalimat

yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau

perusahaan yang ingin dicapai di masa depan, atau dapat dikatakan

bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau

perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat “genting” bagi

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 13-50

Page 14: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.

Pernyataan visi harus selalu berlaku pada semua kemungkinan

perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu visi hendaknya

mempunyai sifat fleksibel.

Sementara itu Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar

Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran bagian A butir 1.b menyatakan

bahwa visi sekolah/ madrasah;

(a) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan

segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;

(b) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga

sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;

(c) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga

sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras

dengan visi institusi diatasnya serta visi pendidikan nasional;

(d) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala

sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite

sekolah/madrasah;

(e) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak

yang berkepentingan;

(f) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan

perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Memperhatikan kedua pernyataan tersebut, maka ada beberapa

persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi, yaitu;

(a) Berorientasi pada masa depan

(b) Tidak dibuat berdasarkan kondisi atau trend saat ini

(c) Mengekspresikan kreativitas

(d) Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi

setiap warga sekolah

(e) Memperhatikan sejarah, kultur, dan nilai sekolah meskipun ada

perubahan

(f) Mempunyai standar yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggota

lembaga sekolah

(g) Memberikan klarifikasi bagi manfaat sekolah serta tujuan-tujuannya

(h) Memberikan semangat dan mendorong timbulnya dedikasi setiap

warga sekolah

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 14-50

Page 15: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

(i) Menggambarkan keunikan/ciri khas sekolah dalam kompetisi serta

citranya

(j) Dirumuskan bersama seluruh warga dan dijadikan pedoman atau

cita–cita bersama, dan ditetapkan melalui rapat sekolah

5) Merumuskan/menyusun misi sekolah

Setelah visi ditetapkan, maka untuk mencapainya dirumuskan misi yang

merupakan pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah.

Dalam operasionalnya seluruh personil yang terlibat berpedoman pada

pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi visi. Misi juga

merupakan serangkaian aktivitas yang akan dilakukan oleh sekolah dalam

rangka mewujudkan visi jangka panjangnya. Misi dapat dimaknai juga

sebagai sebuah deskripsi alasan bagi eksistensi suatu sekolah yang

mencerminkan tujuan fundamentalnya. Misi merupakan prinsip yang

mengarahkan dan merangsang proses perumusan tujuan dan strategi.

Welch dalam Nisjar dan Winardi (1997:117) menyatakan bahwa; “Misi

merupakan sebuah “... pervasive, although general, expression of the

philosophical objectives of the entreprise.” Mission should focus on “long-

range economic potentials, attitudes toward customers, product and service

quality, employees, and attitudes toward owners”. Untuk selanjutnya

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

pada Lampiran bagian A butir 2.b menyatakan bahwa misi

sekolah/madrasah;

(a) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional;

(b) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;

(c) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;

(d) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan

yang diharapkan oleh sekolah/madrasah;

(e) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan

program sekolah/madrasah;

(f) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan

satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat;

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 15-50

Page 16: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

(g) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang

berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan

oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala

sekolah/madrasah;

(h) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak

yang berkepentingan;

(i) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan

perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi maka proses

perumusannya perlu melibatkan dan memperhatikan masukan-masukan

dari berbagai pihak yang terkait khususnya seluruh warga sekolah serta

sumber-sumber lain yang secara langsung berpengaruh terhadap

kemajuan sekolah. Untuk memberikan tekanan pada faktor komprehensif

dari pernyataan misi maka pernyataan tersebut hendaknya mampu

memberikan gambaran yang menjawab pertanyaan-pertanyaan

diantaranya sebagai berikut:

(a) Apa yang akan dikerjakan oleh sekolah?

(b)Usaha apa yang akan dilaksanakan sekolah dalam meningkatkan

mutunya?

(c) Apa yang yang menjadi ciri khas dari sekolah?

(d)Pihak luar mana yang berkepentingan dengan sekolah dan mengapa?

(e)Apa nilai dasar sekolah?

(f) Apa yang berbeda pada sekolah 4 tahun yang lalu dengan sekarang?

(g)Mengapa berbeda?

(h)Cita – cita apa yang diinginkan sekolah 4 tahun yang akan datang?

(i) Apakah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan visi

sekolah?

6) Merumuskan/menyusun Tujuan Sekolah

Setelah visi dan misi ditentukan, maka kegiatan selanjutnya adalah

menentukan tujuan sekolah yang dijabarkan kedalam masing – masing

tujuan kegiatan/program. Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai

dari suatu rencana kegiatan. Tujuan ini harus terdefinisikan dengan tepat

dan dapat ditentukan atau diukur keberhasilan yang ingin dicapainya pada

satuan waktu tertentu, dengan target tertentu, mengacu pada analisis

kesenjangan.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 16-50

Page 17: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Kesenjangan merupakan hasil pengukuran terhadap perbedaan antara

kondisi riil sekolah dengan kondisi ideal yang dicita - citakan sekolah

sesuai dengan visi atau standar yang berlaku. Analisis kesenjangan

dilaksanakan untuk menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam

penentuan program dan kegiatan yang harus dicanangkan dalam RKAS

mengacu kepada visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah ditentukan.

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

pada Lampiran bagian A butir 3.b menyatakan bahwa tujuan

sekolah/madrasah:

(a) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka

menengah (empat tahunan);

(b) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan

dengan kebutuhan masyarakat;

(c) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh

sekolah/madrasah dan Pemerintah;

(d) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan

termasuk komite sekolah/madrasah, dan diputuskan oleh rapat

dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;

(e) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak

yang berkepentingan.

7) Merumuskan/menyusun Hasil dan Sasaran Yang Akan Dicapai

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh sekolah dalam

rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih

pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran.

Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran

untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran

disertai rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing. Sasaran

diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan

secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam

rencana strategik.

Dalam kaitannya dengan RKAS, penentuan sasaran untuk pencapaian

setiap tahun dituangkan dalam RKAS. Sasaran ini bisa berupa dokumen,

orang, atau kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan yang dilaksanakan.

Sebagai contoh, untuk kegiatan pelatihan yang menjadi sasaran misalnya

guru, pegawai tata usaha, atau peserta didik dengan hasil kegiatan berupa

keterampilan dan/atau dokumen.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 17-50

Page 18: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

8) Merumuskan/menyusun Strategi Pelaksanaan

Strategi merupakan rencana komprehensip yang disusun untuk mencapai

misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditentukan. Strategi harus dapat

memaksimalkan seluruh peluang dan potensi yang tersedia di dalam dan

di luar sekolah yang dapat memacu pengembangan sekolah, dan sekaligus

mampu meminimalkan permasalahan yang dapat menghambat

peningkatan mutu sekolah tersebut. Richard Vancil dalam Nisjar dan

Winardi (1997) mengemukakan bahwa: “... Strategi sebuah organisasi,

atau sub-unit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi

yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang

bersangkutan, berupa:

(a) sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi

tersebut;

(b) kendala-kendala dan kebijakan-kebijakan, yang ditetapkan sendiri oleh

pemimpin, atau yang diterima dari atasannya, yang membatasi ruang

lingkup aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan, dan

(c) kelompok rencana dan tujuan jangka pendek yang telah diterapkan

dengan harapan akan diberikannya kontribusi mereka dalam hal

mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut”

b. Pelaksanaan

RKAS disusun sebagai pedoman sekolah dalam melaksanakan program dan

kegiatan, serta pembiayaan yang telah dianggarkan. Semua warga sekolah

harus memiliki komitmen bersama untuk mencapai tujuan dan sasaran dan

mematuhi jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu, warga sekolah juga harus

mentaati semua peraturan dan membuat pelaporan untuk semua kegiatan

yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam RKAS. Apabila

ada perubahan program/kegiatan, maka harus segera dilakukan

penyesuaian, dan diberitahukan kepada seluruh warga yang berkepentingan,

agar keberlangsungan program dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

pada Lampiran Bagian B butir 3.b dan 3.c menyatakan:

1) Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah yang tidak sesuai dengan

rencana yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui

rapat dewan pendidik dan komite sekolah/madrasah.

2) Kepala sekolah/madrasah mempertanggungjawabkan pelaksanaan

pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik, dan bidang

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 18-50

Page 19: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

non akademik pada rapat komite sekolah/madrasah dalam bentuk

laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan

rencana kerja tahunan berikutnya.

c. Pengawasan

Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian

tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu

sekolah. Sahertian (2000:19) menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi

pendidikan adalah usaha memberikan layanan kepada stakeholder

pendidikan, terutama kepada para guru, baik secara individu maupun secara

kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Burhanuddin (1990:284) memperjelas hakikat pengawasan pendidikan pada

hakikat substansinya. Substansi hakikat pengawasan yang dimaksud

menunjuk pada segenap upaya bantuan supervisor kepada stakeholder

pendidikan terutama para guru yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan

pembinaan aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru harus

berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang

objektif serta mendalam, dengan acuan perencanaan program pembelajaran

yang telah dibuat. Proses bantuan yang diorientasikan pada upaya

peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu penting, sehingga bantuan

yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan yang diberikan harus

mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar.

Program pengawasan tidak hanya terbatas pada proses pembelajaran saja,

tetapi pengawasan dan kontrol dilaksanakan secara menyeluruh untuk setiap

program dan kegiatan pendidikan di sekolah. Hal ini dilakukan agar sekolah

dapat terus menerus mengevaluasi diri untuk meningkatkan kinerjanya,

sehingga peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut secara umum

dapat terlaksana.

Pengawasan juga merupakan bantuan dalam pengembangan untuk

memperoleh kondisi yang lebih baik, terutama bantuan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, pengawasan

juga merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk

membantu seseorang atau sekelompok orang agar dapat melakukan

pekerjaannya secara efektif, serta merupakan pekerjaan pembinaan yang

menggunakan sejumlah teknik atau pendekatan dalam memberikan

dorongan dan bantuan secara profesional untuk memperbaiki kinerja.

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 Standar Pengelolaan Pendidikan pada

Lampiran Bagian C butir 1.d menyatakan bahwa pengawasan pengelolaan

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 19-50

Page 20: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

sekolah/madrasah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan,

dan tindak lanjut hasil pengawasan.

Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan baik secara periodik maupun

sewaktu-waktu, tetapi dengan tetap menggunakan prinsip pengawasan

seperti yang dikemukakan oleh Sahertian & Mataheru (1982), yaitu;

(1) Ilmiah, dilakukan secara sistematis, objektif, dan menggunakan

instrumen;

(2)Demokratis, menjunjung tinggi musyawarah dan memiliki jiwa

kekeluargaan;

(3)Kooperatif, seluruh personil sekolah dapat bekerja sama,

mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar

mengajar yang lebih baik;

(4)Konstruktik dan kreatif, membina guru serta mendorong untuk aktif

menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan nyaman.

E. Mekanisme Penyusunan RKAS

Mekanisme penyusunan RKS, RKJM dan RKAS, dapat digambarkan seperti bagan 2 berikut.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 20-50

Kondisi RiilKondisi RiilSt. Pengelolaan

Page 21: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 21-50

Analisis SI, SKL,

St. Penilaian

Anslisis St.Pend & Tendik

Siap ?

Pelatihan/IHT/Workshop

Penyusunan KTSP

-Nara sumber /fasilitator-Akomodasi-Konsumsi-ATK-Honor Penugasan

-dll.

St. Sarpras

Pembenahan/optimalisasi sesuai hasil analisis

-ATK-Honor Penugasan

-Biaya operasional Pesdik/Pend/TU/Administrasi

St. Proses Sesuai?

Memenuhi, DiberdayakanDipelihara/ dirawat

Dukungan Eksternal.

Pemenuhan Pengadaan Pemanfaatan secara optimalPemeliharaan/PerawatanPenambahanPenghapusan/Hibah

-Honor/biaya jasa

-Pembelian-Pembangunan

St. Pembiayaan

Cukup?

KoordinasiKonsultasiKemitraan

-Transport-ATK-Akomodasi-Konsumsi

PembiayaanKegiatanP

Page 22: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

F. Penyusunan dan Penentuan Besaran Biaya Kegiatan dan Anggaran Sekolah

Rencana kegiatan di setiap sekolah tergantung kepada hasil analisis kesenjangan yang terjadi di

sekolah tersebut. Sedangkan besaran biaya dapat memgacu kepada ketentuan Kabupaten/Kota

masing – masing, atau ketentuan lain yang ditetapkan menurut harga pasar. Semua sumber dana

harus dicantumkan dalam RKAS, baik dana yang diterima sekolah dari Pemerintah, Pemerintah

Daerah, orang tua, masyarakat, dan sumber lainnya. Hal ini tercantum dalam Permendiknas No. 19

tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran Bagian A butir 8.b.4) yang

menyatakan; “pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, untuk

dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya”. Penghitungan dan

penentuan besaran biaya/harga mengacu kepada besaran biaya/plafon yang berlaku serta

pembayaran kewajiban pajak sesuai dengan peruntukannya.

Cara menentukan program/kegiatan berdasarkan hasil analisis kondisi dapat dilihat pada contoh 1,

sedangkan cara menentukan besaran biaya, terutama yang berkaitan dengan operasional peserta didik

dapat dilihat pada contoh 2. Untuk selanjutnya contoh 3 dan contoh 4 masing-masing adalah contoh

cara menentukan besaran biaya dalam pelaksanaan In House Training (IHT) dan cara menentukan

biaya untuk kebutuhan administrasi guru. Contoh 5 dan contoh 6 adalah contoh RKJM dan RKAS.

Contoh RKAS dapat dilihat di lampiran 1 panduan ini.

G. Kerangka Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah harus disusun secara sistematik dan

mencakup berbagai komponen yang diperlukan berikut pembiayaan (sumber

dan jumlah dana) yang dibutuhkan. Contoh sistematika RKAS sebagai berikut:

1. Cover

2. Kata Pengantar dan Daftar Isi

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 22-50

Kondisi IdealKondisi Ideal

RKJM Skala prioritas RKAS

Page 23: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

3. Identitas Sekolah dan Kepala Sekolah

4. Bab I. Pendahuluan; Latar Belakang, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

5. Bab II.Hasil Analisis Kondisi Riil Sekolah (hasil Analisis Konteks)

6. Bab III. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah untuk satu tahun dengan substansinya,

yaitu aspek dan uraian kegiatan, tanggal pelaksanaan, unsur yang terlibat, tujuan kegiatan,

hasil kegiatan dan sumber dana (format terlampir)

7. Bab IV. Penutup

Lampiran - lampiran

Guna mendukung kelengkapan informasi, maka program kerja sekolah harus dilengkapi/dilampiri

dengan :

1. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau Akte pendirian

yayasan (bagi sekolah swasta)

2. Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite Sekolah

3. Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti status Kepala

Sekolah yang definitif

4. Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas Sekolah/Madrasah (LISM)

5. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Kerja Sekolah beserta uraian tugasnya.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 23-50

Page 24: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Contoh 1: Penentuan rencana kegiatan yang didasarkan pada hasil analisis dan penentuan kebutuhan biaya dalam RKAS

No.

Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut/Kegiatan

Biaya yang dibutuhkan

Keterangan Sumber Dana

1. Semua pendidik menyusun Silabus secara mandiri

Belum semua pendidik dapat menyusun Silabus

Melakukan kegiatan pelatihan bagi guru, misalnya IHT

Honor fasilitator Konsumsi pendidik

dan fasilitator ATK

Besaran biaya sesuai dengan jumlah fasilitator dan pendidik yg ada

Komite Sekolah

..... 7. Jumlah rombel 18 Jumlah ruang

kelas 151.Penambahan ruang kelas

Biaya pembangunan RKB

Jumlah ruang yang dibangun sesuai dengan kemampu-an /rencana tahun berjalan dengan besaran biaya di-sesuaikan dengan standar yang berlaku

Komite Sekkolah

Masyarakat Pemerintah

..... 18 Semua pendidik

telah tersertifikasi Baru 50% pendidik tersertifikasi

Persiapan dan pengusulan guru unyuk disertifikasi

Transport ATK

Disesuaikan dengan ketentuan Kab./KotaMendorong Dinas Kab/Kota merealisasikan usulan

Komite sekolah

.....

.

22. Semua bangunan/ gedung difungsikan se-cara optimal dan ter-pelihara dengan

Sebagian gedung kurang terpelihara/ terawat

Pemeliharaan/pera- watan bangunan/ gedung

Pemeliharaan rutin berpe- doman pada pembiayaan pemeliharaan dan

Sesuai kebutuhan

Komite Sekolah Block Grant

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 24-50

Page 25: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

No.

Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut/Kegiatan

Biaya yang dibutuhkan

Keterangan Sumber Dana

baik rehab ringan23. Ruang kelas

dilengkapi dengan sarana TIK yang memadai

Baru sebagian ruang kelas yang dileng-kapi sarana TIK

Pemenuhan sarana TIK di ruang kelas

Pembelian sarana TIK (infocus, screen, komputer, dll)

Besaran biaya disesuaikan dengan aturan/harga yang berlaku

Block Grant

.... 30. Peserta didik

memiliki pengalaman berorganisasi

Belum seluruh peserta didik memiliki pengalaman organisasi

Kegiatan OSIS Transport ATK Konsumsi

Disesuaikan dengan ketentuan Kab./Kota

Komite Sekolah

Seluruh peserta didik menjadi anggota OSIS

Baru sebagian peserta didik memiliki kartu OSIS

Pembuatan kartu OSIS

ATK Biaya cetak

Sesuai kebutuhan

Komite Sekolah

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 25-50

Page 26: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Contoh 2: Perhitungan biaya operasional peserta didik (non inventaris)

a. Ulangan harian.

Ulangan harian diperhitungkan dari jumlah SK/KD untuk setiap mata

pelajaran. Sebagai contoh untuk mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut:

Kelas Jumlah SK

Jumlah

KD

Banyak Ulangan

Harian

Kebutuhan

Kertas

X 6 24 8 kali 24 lembar

XI IPA 6 21 7 kali 21 lembar

XI IPS 3 14 5 kali 15 lembar

XI BHS 2 6 4 kali 12 lembar

XII IPA 5 20 6 kali 18 lembar

XII IPS 4 12 4 X 12 lembar

XII BHS 3 8 4 X 12 lembar

Dari daftar di atas, jika dirata–rata setiap mata pelajaran melaksanakan 6 kali

Ulangan Harian setiap yahunnya (diperhitungkan terhadap banyaknya

SK/KD), maka kebutuhan Ulangan Harian dapat dihitung sebagai berikut;

18 MP x 6 UH x 3 lbr kertas = 324 lembar ≈ 0, 67 rim kertas

Tinta 1 tube untuk 800 lembar, sehingga kebutuhan tinta adalah 0,438

tube, dan

Master 1 lembar untuk 100 kertas, maka kebutuhannya adalah 3,24

lembar.

Jumlah biaya untuk kebutuhan Ulangan Harian /peserta didik/tahun adalah

Jenis

kebutuh

an

volume

Harga

satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Keterangan

Kertas 0,67 40.000,00 26.800,00 Harga disesuaikan

dengan plafon/

ketentuan/ harga

pasar

Tinta 0,4378 300.000,00 131.250,00

Master 3,24 3.000,00 9.700,00

Jumlah 167.750,00

b. Praktikum

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 26-50

Page 27: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Rata–rata pelaksanaan praktikum untuk 1 mata pelajaran adalah 4 kali/tahun

(disesuaikan dengan SK/KD mapel yang relevan), maka perhitungan biaya

adalah sebagai berikut:

10 MP x 4 x Rp 5.000,00 = Rp 200.000,00

c. Pembinaan Prestasi

1) Ekstra kurikuler ± Rp 60.000,00

2) Akademik ± Rp 60.000,00

Jumlah kebutuhan Rp 120.000,00/peserta didik/tahun

d. Ulangan Akhir Semester/ Ujian

2 x Rp 30.000,00 = Rp 60.000,00

e. Buku Teks

18 MP x Rp 30.000,00 = Rp 540.000,00/3 tahun, sehingga menjadi

Rp 180.000,00/peserta didik/tahun

f. Administrasi (kartu OSIS, Perpustakaan, dll) Rp 30.000,00

Jumlah kebutuhan operasional /peserta didik/Tahun adalah;

No. Jenis kegiatan

Biaya yang

dibutuhkan

(Rp)

Keterangan

a. Ulangan Harian 167.750,00 Harga/besaran biaya

disesuaikan dengan

ketentuan yang berlaku

b. Praktikum 200.000,00

c. Pembinaan

Prestasi

120.000,00

d. Ulangan Akhir

Semester/ Ujian

30.000,00

e. Buku Teks 180.000,00

f. Administrasi 30.000,00

Jumlah 727.750,00

Contoh 3: Penghitungan biaya In House Training

In House Training (IHT), merupakan pelatihan yang dilakukan di sekolah. Waktu disesuaikan dengan

banyaknya/luasnya substansi materi pelatihan, sedangkan pembiayaan disesuaikan dengan peraturan

yang berlaku, misalnya sesuai dengan plafon biaya Pemerintah Daerah setempat. Berikut contoh

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 27-50

Page 28: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

perhitungan pembiayaan untuk IHT tentang pelaksanaan dan penyusunan hasil analisis konteks

dilaksanakan selama 2 hari dengan jumlah peserta 50 orang:

No. Jenis Pembiayaan Volume Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1. Honor

a. Nara Sumber/fasilitator 16 jam 50.000,00 800.000,00

b. Pengarah 2 orang 500.000,00 1.000.000,00

2. Konsumsi 55org x 2 hr 30.000,00 3.300.000,00

3. ATK 55 pkt 25.000,00 1.375.000,00

Jumlah 6.475.000,00

Contoh 4: Penghitungan biaya kebutuhan administrasi guru

Pembiayaan kebutuhan administrasi guru dalam pembelajaran berhubungan dengan ATK dan honor

penugasan. Penghitungan untuk ATK dapat dilakukan dengan mempertimbangkan banyaknya guru dan

program (IPA, IPS, dan Bahasa) yang ada di sekolah. Penugasan penyusunan administrasi (Silabus,

RPP, dan pedoman/program kegiatan lainnya) dapat dilakukan per mata pelajaran. Sebagai contoh untuk

sekolah dengan banyak guru 55 orang dan hanya ada jurusan IPA dan IPS saja, serta penugasan

dilakukan per kelompok mata pelajaran, maka penghitungan pembiayaan dapat dilakukan sebagai

berikut:

1. Honor Penugasan: 18 mapel x Rp 200.000 = 3.600.000 /semester

2. ATK diperkirakan

a. Kertas: 1 rim/orang/semester, sehingga kebutuhan ATK keseluruhan menjadi 55 orang x 1 rim

x Rp 40.000 = Rp 2.200.000/semester

b. Tinta; 55 rim x 500 lembar = 27.500 lembar, maka kebutuhan tinta menjadi (27.500 : 800) x Rp

300.000,00 = Rp 10.312.500,00/semester

c. Master; (27.500 : 100) x Rp 3000,00 = Rp 825.000,00/semester

Dengan demikian maka kebutuhan biaya untuk administrasi guru dalam satu Tahun

adalah sebagai berikut;

No. Jenis Kebutuhan Biaya per semester

(Rp)

Biaya yang diperlukan dalam

satu Tahun (Rp)

1. Honor Penugasan 3.600.000,00 7.200.000,00

2. ATK

a. Kertas 2.200.000,00 4.400.000,00

b. Tinta 10.312.500,00 20.625.000,00

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 28-50

Page 29: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

c. Master 825.000,00 1.650.000,00

Jumlah 33.875.000,00

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 29-50

Page 30: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Contoh 5: Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)

RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH (RKJM) - PERIODE TAHUN 2010-2013SMA ........ KAB./KOTA : .........PROVINSI: ..........

NO. KOMPONEN KEGIATANURAIAN KEGIATAN (DISESUAIKAN DENGAN HASIL ANALISIS KESENJANGAN)

SASARANTAHUN

2010 2011 2012 2013

1. Standar Isi dan Standar

1.1 Penyusunan/ 1.1.1 Penyusunan program kerja ... naskah

Kompetensi Lulusan

Penyempurnaan Dokumen kurikulum

1.1.2 Penyusunan/penyempurnaan dokumen KTSP

... naskah

1.1.3 Penyusunan/penyempurnaan komponen KTSP

...naskah

1.1.4 Penyusunan/pengembangan silabus

22 naskah 6 6 6 4

2. Standar Proses 2.2 Penyusunan perangkat

2.2.1 Penyusunan RPP 22 MP ... .... ...-

pebelajaran 2.2.2 Penyusunan/pengembangan bahan ajar

5 judul/MP 2 judul/MP

2 judul/MP

2 judul/MP

3. Standar Pendidik dan

3.1 Pemenuhan Kualifikasi

3.1.1 Pendidikan S1 bagi guru 10 orang - 5 orang

5 orang

Tenaga Kependidikan

akademik pendidik dan

3.1.2 Sertifikasi profesi guru ... orang ....-orang

... orang

.... orang

tenaga kependidikan

3.1.3 Peningkatan kompetensi guru dalam pengembangan bahan ajar berbasis TIK, melalui workshop/pelatihan eksternal dan IHT(internal)

....orang ..... .... ....

3.1.5 Peningkatan kompetensi tenaga laboran melalui workshop/pelatihan eksternal

.... orang ... orang

... orang

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 30-50

Page 31: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

NO. KOMPONEN KEGIATANURAIAN KEGIATAN (DISESUAIKAN DENGAN HASIL ANALISIS KESENJANGAN)

SASARANTAHUN

2010 2011 2012 2013dan IHT(internal)

4. Standar Sarana dan Prasarana

4.1 Pemenuhan standar ruang kelas

4.1.1 Penambahan ruang kelas .... ruang ... ruang

... ruang

... ruang

4.1.2 Pemenuhan sarana ruang kelas ... ruang ....ruang

... ruang

... ruang

4.2 Pemenuhan ruang perpustakaan

4.2.1 Perluasan ruang perpustakaan .... unit

4.2.4 Pengembangan perpustakaan berbasis TIK

1 paket

4.3 Pemenuhan Laboratorium

4.3.1 Pembangunan ruang laboratorium komputer

1 unit

Komputer 4.3.2 Pemenuhan sarana 1 paket

dst .....

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 31-50

Page 32: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Contoh 6: Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) - TAHUN 2010/2011

SMA ......KABUPATEN/KOTA: .......PROVINSI: .......

NO

ASPEK DAN URAIAN

KEGIATAN

TGL PELAKSA

NAAN

UNSUR YG TERLIBAT

TUJUAN KEGIATAN

HASIL KEGIATAN SUMBER DANA

JABATAN

PERANURAIANOUT PUT

JUMLAHSEKOLAH

(Rp)BLOCK GRANT

(Rp)

LAIN-NYA(Rp)

1. Standar isi dan standar kompetensi lulusan1.1 Penyusunan/

Penyemp. dok. Kurikulum

1.1.1 Penyempur-naan doku-men KTSP

23-25 Agust

Kasek 3 Wa-

kasek 4

Guru 2 TU

Narasum-berPenyusun

Panitia

Menyempur nakan dokumen KTSP

Dokumen KTSP yang disempu-rnakan melalui analisis konteks

1 naskah

1.800.000 - -

2. Standar Sarana dan Prasarana2.1 Pengadaan 1

unit RKB 18 Juli s.d. 18 Oktober 2010

Panitia pemba-ngunan

Pelaksana Memenuhi kebutuhan ruang kelas

Ruang kelas baru

1 unit 25.000.000

90.000.000.

-

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 32-50

Page 33: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

dst

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 33-50

Page 34: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH(RKAS)

TAHUN PELAJARAN …….

SMA ......

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA ......

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT kami warga SMA … telah dapat menyusun Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk tahun pelajaran …./... yang dilakukan oleh semua

unsur yang ada di SMA … sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

LOGO SEKOLAH ATAULOGO

KABUPATEN /KOTA

Page 35: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

RKAS ini disusun sebagai dasar dan acuan dalam pelaksanaan semua kegiatan di SMA …,

sehingga mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, menuju pencapaian Standar

Nasional Pendidikan seperti yang disyaratkan dalam PP nomor 19 tahun 2005.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh

pendidik dan tenaga kependidikan, serta Komite Sekolah dan pihak lain, yang telah membantu

penyusunan RKAS ini.

Kami menyadari bahwa RKAS ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang

sifatnya membangun demi perbaikan di masa yang akan datang sangat kami harapkan.

....., Juli 20....

Kepala,

ttd

Nama

NIP

DAFTAR ISI

Kata PengantarDaftar Isi

Page 36: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Lembar PengesahanData SekolahBab I PendahuluanA. Latar Belakang

B. Visi

C. Misi

D. Tujuan

E. Sasaran

Bab II Analisis Kondisi Riil SekolahBab III Rencana Kegiatan dan Anggaran SekolahBab IV PenutupA. Kesimpulan

B. Saran

Lampiran

Lembar Pengesahan

Rncana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) Tahun Ajaran ........ disusun berdasarkan hasil analisis konteks dan Rencana Kegiatan Jangka Menengah (RKJM) yang

disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum SMA ..... berdasarkan hasil pertimbangan Komite Sekolah dan disyahkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten ..... untuk dilaksanakan

dengan penuh tanggung jawab.

Mempertimbangkan, Menetapkan,

Komite Sekolah Kepala Sekolah

Page 37: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Mensyahkan Memverifikasi,

Kepala Dinas Pengawas Pembina

DATA SEKOLAHSMA …

Nama Sekolah : SMA …Alamat Sekolah : Jl …Telepon/Fax : … / …Nama Kepala Sekolah : …NIP : …Nama Bank : …Alamat Bank : …Nomor Rekening : …N P W P : …Nama Ketua Komite Sekolah : …

BAB I

Page 38: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Visi reformasi pembangunan dan kehidupan nasional tertera dalam garis-

garis besar haluan negara yakni terwujudnya masyarakat Indonesia yang

damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia

Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, cinta

tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, serta

berdisiplin. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi

tanggungjawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta

didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan

dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya

masing-masing.

Dalam kepentingan inilah pemerintah mengangkat gagasan perlu adanya

kebijakan pendidikan yang berbasis pada masyarakat luas dengan

orientasi kecakapan untuk hidup. Pendidikan yang berorientasi pada

kecakapan atau keterampilan hidup, memberikan kesempatan kepada

setiap anak untuk meningkatkan potensinya dan bahkan memberikan

peluang pada anak untuk memperoleh bekal keahlian/keterampilan yang

dapat dijadikan sebagai sumber penghidupan. Untuk mencapai kondisi

tersebut, sekolah dituntut untuk mampu memberikan pelayanan

pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik dan mampu

memberikan layanan yang memuaskan kepada guru, kepada sekolah,

staf tata usaha, orang tua peserta didik dan komponen sekolah lainnya.

Sekolah akan berfungsi dengan baik dan benar apabila setiap kegiatan

direncanakan dengan matang, dilaksanakan dan dikelola dengan baik,

serta selalu dikontrol dan dilakukan evaluasi dan supervisi yang

berkesinambungan. Dengan demikian semua program dan rencana dapat

dilaksanakan dan diukur sampai dimana keberhasilan atau kendala apa

Page 39: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

yang dihadapi dalam mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu, fungsi

sekolah sebagai unit pelayanan teknis harus dapat melakukan pelayanan

prima terhadap peserta didik dan orang tua, serta masyarakat, melalui

berbagai kegiatan sebagai proses pembelajaran. Proses pembelajaran

yang baik memerlukan personel, sarana dan prasarana, pembiayaan, dan

dukungan yang memadai, sehingga diharapkan dapat memberikan

pelayanan sesuai dengan kebutuhan warga sekolah maupun masyarakat

di luar sekolah yang dilayaninya guna menghadapi persaingan global dan

tantangan pendidikan di masa depan.

Personel sekolah sebagai pengelola pendidikan yang menekankan dan

mengutamakan kemandirian dan kreativitas peserta didik hingga dapat

membangun dirinya menuju masa depan yang lebih baik, sebagaimana

dituangkan dalam tujuan program pembangunan pendidikan menengah

yang dituangkan dalam rencana strategis pendidikan Kabupaten/Kota …..

tahun …. s.d. .... sebagai berikut:

(tujuan renstra Kabupaten/kota ….);

Oleh karena itu, dalam hal ini SMA …. dalam tahun pelajaran …./...

mencoba mewujudkan idealisme tersebut sesuai dengan tantangan,

peluang sekaligus potensi dasar yang dimiliki, baik bersumber dari kondisi

lingkungan yang ada pada sekitar tempat tinggal peserta didik dan

sekolah, maupun kondisi sumber daya pada SMA ….. itu sendiri.

Perwujudan idealisme tersebut berupa peningkatan mutu pendidikan

melalui berbagai program dan kegiatan serta pembiayaan yang

dituangkan dalam Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) maupun

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

RKAS merupakan rencana dan kegiatan, serta pembiayaan yang

merupakan hasil musyawarah dan disusun berdasarkan skala prioritas

dari hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil dan kondisi yang ingin

dicapai sekolah dalam jangka waktu satu tahun.

Page 40: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

B. VISI SMA …..

Terwujudnya SMA yang CANTIK dengan Lulusan yang Cerdas, Lingkungan

yang Asri, Aman dan Nyaman, Warga Sekolah yang Taqwa, Inovatif, dan

Kreatif dalam mempertahankan seni dan budaya lokal, serta mampu

bersaing di era globalisasi melalui peningkatan penguasaan terhadap Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi.

C. MISI    :

1. Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi

standar yang ditetapkan.

2. Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya tertib, dan

budaya kerja

3. Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya dan seni daerah

sehingga menjadi salah satu sumber kearifan berperilaku dan

bermasyarakat

4. Menumbuhkan inovasi dalam kehidupan sehari hari yang dapat

menunjang pengembangan profesionalisme

5. Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan

sumber daya sekolah dalam mengembangkan potensi peserta didik

secara optimal.

D. TUJUAN SEKOLAH

• menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memadai,

• melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien,

berdasarkan semangat keunggulan lokal dan global

• meningkatkan kinerja masing-masing komponen sekolah (Kepala

sekolah, guru, karyawan, peserta didik, dan komite sekolah) untuk

bersama-sama melaksanakan kegiatan yang inovatif sesuai dengan

Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing;

Page 41: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

• meningkatkan program ekstrakurikuler agar lebih efektif dan efisien

sesuai dengan bakat dan minat peserta didik sebagai salah satu

sarana pengembanmgan diri peserta didik;

• mewujudkan peningkatkan kualitas dan jumlah tamatan yang

melanjutkan ke perguruan tinggi;

• menyusun dan melaksanakan tata tertib dan segala ketentuan yang

mengatur operasional warga sekolah;

• meningkatkan kualitas semua Sumber Daya Manusia baik guru,

karyawan dan peserta didik yang dapat berkompetisi baik lokal

maupun global

(contoh ini diambil dari Visi, misi, dan tujuan SMA Negeri 1 Cimalaka

Kabupaten Sumedang – Jawa Barat)

E. SASARAN

Berdasarkan visi, misi, dan tujuan sekolah yang diuraikan diatas, sasaran

SMA ….. tahun pelajaran …/… adalah sebagai berikut:

Sasaran 1 : Peningkatan pemahaman dan keterampilan seluruh

warga sekolah terhadap 8 SNP dan implementasinya

dalam proses pendidikan di sekolah

Sasaran 2 : Peningkatan perolehan hasil belajar peserta didik, baik

untuk KKM mata pelajaran maupun perolehan nilai

Ujian Nasional sehingga mencapai minimal 75%

Sasaran 3 : Peningkatan disiplin seluruh warga sekolah (guru, tata

usaha, dan karyawan lainnya, serta peserta didik)

ditandai dengan terciptanya 7 K dan kehadiran minimal

95%

Sasaran 4 : Peningkatan partisipasi masyarakat dan orang tua, baik

dalam dukungan moril maupun materil dengan

Page 42: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

pencapaian kehadiran pada rapat komite sekolah dan

kemampuan membayar sumbangan masing - masing

mencapai minimal 90%

Sasaran 5 : Penambahan sarana dan prasarana, terutama

pemenuhan IT sehingga minimal 75% ruang dilengkapi

perangkat IT yang terhubung dengan jaringan internet

Sasaran 6 : Peningkatan proses pembelajaran melalui

permbelajaran berbasis IT minimal untuk 8 mata

pelajaran

Sasaran 7 : Peningkatan mutu lulusan dan jumlah lululsan yang

diterima di Perguruan Tinggi terakreditasi sehingga

menacapai minimal 75%

Sasaran 8 : Peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan SMP, PT,

Dinas/Instansi terkait, dan Dunia Usaha/Dunia Industri

dalam bentuk kesepakatan tertulis (MoU)

Sasaran 9 : Dst.

Page 43: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

BAB II

ANALISIS KONDISI RIIL SEKOLAH

(lampirkan hasil Analisis Konteks)

Page 44: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Page 45: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

BAB III

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

SMA ......KABUPATEN/KOTA: .......PROVINSI: .......

NO

ASPEK DAN

URAIAN KEGIATAN

TGL PELAKSA-NAAN

UNSUR YG TERLIBAT

TUJUAN KEGIATA

N

HASIL KEGIATAN SUMBER DANA

JABATAN

PERAN

URAIAN OUT PUT

JUMLAH

SEKOLAH

(Rp)

BLOCK GRANT

(Rp)

LAIN-NYA

(Rp)

1. Standar isi dan standar kompetensi lulusan1.1

Penyusun-an/ penyemp. dokumen kurikulum

1.1.1 Penyem-purnaan dokumen KTSP

23-25 Agust

Kasek 3 Wa-

kasek 4

Guru

Nara-sumber

Penyu

Menyempur nakan dokumen KTSP

Dokumen KTSP yang disempur-nakan melalui

1 naskah

1.800.000 - -

Page 46: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

2 TU -sun

Panitia

analisis konteks dan analisis peluang dan tantangan

1.1.2 Dst2. Standar

Proses2.1 ....2.1.1 ....2.1.2 Dst

3 Standar Sarana dan Prasarana3.1

Pengadaan 1 unit RKB

18 Juli s.d. 18

Oktober 2010

Panitia pemba-ngunan

Pelak- sana

Memenuhi kebutuhan ruang kelas

Ruang kelas baru

1 unit 25.000.000 90.000.000

Catatan :

Kolom–kolom pada RKAS ini diisi dengan jenis kegiatan dan pembiayaan yang telah ditentukan mengacu kepada hasil analisis kebutuhan dan penentuan jenis kegiatan, serta penghitungan biaya seperti pada contoh 1 s.d. contoh 4 panduan penyusunan RKAS.

Page 47: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Page 48: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

Bab IV

PENUTUP

Demikianlah Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah ini kami susun sebagai acuan

dan dasar dalam pelaksanaan program dan kegiatan sekolah, serta pembiayaannya

agar proses pendidikan di sekolah kami berjalan lancer.

Besar harapan kami, semua pihak akan berkontribusi memberikan dukungan bagi

terwujudnya SMA ….dengan visi yang telah dirumuskan bersama melalui berbagai

kegiatan yang telah dijabarkan dalam RKAS ini. Semua kegiatan tersebut dirancang

berdasarkan kesenjangan kondisi riil sekolah dengan kondisi yang diatrgerkan sesuai

dengansasaran sekolah yang diwujudkan pada tahun pelajaran ini.

Mudah – mudahan dengan adanya RKAS ini menjadi control bagi kami, terutama dalam

pengukuran kinerja dan hasil capaian sekolah dalam memenuhi tuntutan 8 (delapan)

Standar Nasional Pendcidikan.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen xlviii-ii

Page 49: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

Lampiran –lampiran:

1. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)

2. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau Akte pendirian

yayasan (bagi sekolah swasta)

3. Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite Sekolah

4. Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti status Kepala Sekolah

yang definitif

5. Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas Sekolah/Madrasah (LISM)

6. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Kerja Sekolah beserta uraian tugasnya.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen xlix-ii

Page 50: 2 Panduan Penyus Rkas Kt Peng 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

BAB III

PENUTUP

1. Semua SMA berkewajiban untuk terus berupaya meningkatan kuantitas

dan kualitasnya secara proporsional melalui berbagai kegiatan yang

dituangkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), agar

pada saatnya dapat memenuhi SNP.

2. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah merupakan pedoman dan acuan

bagi sekolah dalam pelaksanaan proses pendidikan yang harus ditaati

oleh seluruh warga sekolah.

3. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah merupakan rencana yang

komprehensif untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya

yang ada dan yang mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang

diinginkan di masa mendatang. RKAS juga harus berorientasi ke depan

dan dapat menjembatani antara kondisi saat ini dan kondisi ideal.

4. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah memiliki komponen dan

cakupan yang harus dilaksanakan sesuai dengan hasil analisis kondisi,

serta memperhatikan peluang dan tantangan dari lingkungan eksternal,

kekuatan dan kelemahan internal, dalam rangka pemenuhan SNP.

5. Panduan Penyusunan RKAS ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah

dalam menyusun rencana kerjanya untuk memenuhi SNP.

Untuk selanjutnya kritik, saran, dan masukan demi perbaikan naskah ini sangat diharapkan.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen l-ii