Upload
rizqa-fauziyah
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 1 ayat 2 Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang selanjutnya disingkat RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:a. perencanaan;b. pemanfaatan;c. pengendalian;d. pemeliharaan;e. pengawasan; danf. penegakan hukum.
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas:
a. KLHS;b. tata ruang;c. baku mutu lingkungan hidup;d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;e. amdal;f. UKL-UPL;g. perizinan;h. instrumen ekonomi lingkungan hidup;i. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;j. anggaran berbasis lingkungan hidup;k. analisis risiko lingkungan hidup;l. audit lingkungan hidup; danm.instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan
ilmu pengetahuan.
Pendekatan kapasitas daya dukung lingkungan (carrying Capacity approach). Industri yang mengeluarkan limbah dapat dianggap selesai hanya dengan cara pengenceran terhadap limbah; pembuatan cerobong yang tinggi (pengeluaran emisi); pembuangan limbah ke lingkungan tanpa melalui proses pengolahan
Mengolah limbah yang terbentuk (end-of-pipe treatment) teknologi proses pengolahan limbah berkembang. Di negara maju telah terbukti dapat mengurangi jumlah dan jenis pencemar,
namun sangat mahal. Pemanfaatan kembali
masa peralihan dari pengendalian yang konvensional ke arah teknologi yang lebih bersih dan akrab lingkungan.
Upaya pengendalian diarahkan pada kemungkinan: daur ulang (recycle), daur guna (reuse) penangkapan kembali (recovery)
Pencegahan dan minimisasi teknologi akrab lingkungan
pencegahan dan pengendalian pencemaran teknologi pengolahan limbah dan emisi teknologi remediasi
Limbah yang dulunya dikatagorikan sebagai produk samping, saat ini dianggap sebagai indikator tidak efisiennya proses produksi
Hirarki dalam Hirarki dalam Pengelolaan lingkunganPengelolaan lingkungan
Tindakan pencegahan dan/atau mengurangi limbah dapat dilakukan Tindakan pencegahan dan/atau mengurangi limbah dapat dilakukan melalui:melalui:
aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan sikap manusia yang terlibat didalamnya.perubahan sikap manusia yang terlibat didalamnya.
Upaya pencegahan lingkungan :Upaya pencegahan lingkungan :proaktif, proaktif, intervensi pencegahan diterapkan sejak dini (memasukkan intervensi pencegahan diterapkan sejak dini (memasukkan pencegahan dampak yang timbul kedalam tahap perencanaan. pencegahan dampak yang timbul kedalam tahap perencanaan. Agar residual dampak kecil dan kerusakan lingkungan dapat Agar residual dampak kecil dan kerusakan lingkungan dapat direduksi. direduksi.
Internalisasi faktor beaya pengelolaan yang semula dianggap Internalisasi faktor beaya pengelolaan yang semula dianggap eksternal seperti beaya sosial dan beaya lingkungan dalam eksternal seperti beaya sosial dan beaya lingkungan dalam kelayakan ekonomikelayakan ekonomiminimisasi limbah (minimisasi limbah (waste minimization)waste minimization)
meminimumkan pencemar :meminimumkan pencemar :reduksi pencemar pada sumber dan reduksi pencemar pada sumber dan pemanfaatan limbah yang dikenal dengan istilahpemanfaatan limbah yang dikenal dengan istilah 3R
Minimisasi limbah adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi, Minimisasi limbah adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya yang berasal dari kegiatan toksisitas dan tingkat bahaya yang berasal dari kegiatan pembangunan dengan jalan reduksi pencemar dan pemanfaatan pembangunan dengan jalan reduksi pencemar dan pemanfaatan limbah limbah Reduksi pada sumber dapat dilakukan terhadap:Reduksi pada sumber dapat dilakukan terhadap:
bahan baku (perubahan /pemurnian)bahan baku (perubahan /pemurnian)Operasi (segregasi limbah,pencegahan kebocoran dan ceceran, Operasi (segregasi limbah,pencegahan kebocoran dan ceceran, inhouse keepinginhouse keeping, pengaturan kondisi operasi dan proses, , pengaturan kondisi operasi dan proses, perbaikan dan perawatan, pelatihan para pekerja, insentif perbaikan dan perawatan, pelatihan para pekerja, insentif managemen)managemen)Teknologi proses (modifikasi, redesain perlengkapan, Teknologi proses (modifikasi, redesain perlengkapan, otomatisasi peralatan,perubahan kondisi operasi dll)otomatisasi peralatan,perubahan kondisi operasi dll)Produk (substitusi pruduk, reformulasi produk)Produk (substitusi pruduk, reformulasi produk)
Pemanfaatan limbah :Pemanfaatan limbah :Daur ulang Daur ulang (in site, out site(in site, out site) dilaksanakan melalui:) dilaksanakan melalui:
pengolahan fisik atau kimiawi untuk menghasilkan pengolahan fisik atau kimiawi untuk menghasilkan produk yang sama atau produk lainnyaproduk yang sama atau produk lainnya
Penggunaan kembali (in site, out site)Penggunaan kembali (in site, out site)menggunakan kembali untuk keperluan yang menggunakan kembali untuk keperluan yang sama atau fungsinya sama, tanpa mengalami sama atau fungsinya sama, tanpa mengalami pengolahan atau perubahan bentuk pengolahan atau perubahan bentuk
Perolehan kembali Perolehan kembali (in site, out site,(in site, out site,) adalah upaya ) adalah upaya pemanfaatan limbahpemanfaatan limbah
memprosesnya, untuk memperoleh kembali salah memprosesnya, untuk memperoleh kembali salah satu atau lebih komponen yang terkandung satu atau lebih komponen yang terkandung didalamnyadidalamnya
Contoh IPAL dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan
Waste parameter Waste technology processesDegradable organics Aerobic biological treatment
Activated sludge
Aerated lagoon
Stabilization basin
Biological filter
Rotating biological contactor
Anaerobic treatment
Complete mix contact reactor
Up flow and down flow filter
Fluidizes bed
Up flow anaerobic sludge blanket (UASB)
Volatile Organics
Biological treatment
Air or steam stripping
Carbon adsorption
Chemical oxidation
Waste parameter Waste technology processesHeavy metals Oxidation / reduction
Chemicals precipitation
Separation and filtration
Ion exchange
Adsorption
Membrane technology
Refractory toxic organics Carbon adsorption
Chemical oxidation
Anaerobic treatment
Wet air oxidation
Membrane separation
Polymeric resins
Nitrogen Steam stripping
Bio. nitrification-denitrification
Phosphorus
Chemical precipitation
Biological phosphorus removal
Pembuangan limbah ke lingkungan(udara,air,tanah) diatur dengan baku mutu lingkungan.
Baku mutu diantaranya:
Baku mutu limbah cair (kegiatan: industri;hotel;minyak dan gas serta panas bumi;kawasan industri; usaha dan kegiatan domestik
Baku mutu emisi sumber (tidak bergerak, bergerak)
Baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan minyak dan gas bumi
Baku mutu tingkat kebisingan,
Baku mutu tingkat getaran
Baku mutu tingkat kebauan
Baku mutu air laut
Baku mutu air sungai, dll
Pembuangan limbah ke lingkungan(udara,air,tanah) diatur dengan baku mutu lingkungan.
Baku mutu diantaranya:
Baku mutu limbah cair (kegiatan: industri;hotel;minyak dan gas serta panas bumi;kawasan industri; usaha dan kegiatan domestik
Baku mutu emisi sumber (tidak bergerak, bergerak)
Baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan minyak dan gas bumi
Baku mutu tingkat kebisingan,
Baku mutu tingkat getaran
Baku mutu tingkat kebauan
Baku mutu air laut
Baku mutu air sungai, dll
Untuk menangani dampak lingkungan dapat menggunakan pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan institusiPendekatan teknologi cara-cara atau teknologi yang dipergunakan untuk mengelola dampak lingkungan hidupPendekatan sosial ekonomi langkah-langkah yang akan ditempuh dalam upaya menanggulangi dampak melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan pada interaksi sosial, dan bantuan peran pemerintahPendekatan institusi mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak lungkungan hidup
Contoh: Dalam rangka penanggulangan limbah B3 akan ditempuh
cara: Membatasi atau mengisolasi limbah; Melakukan minimisasi limbah dengan mengurangi
jumlah/volume limbah (reduce); menggunakan kembali (reuse0 atau mendaur ulang (recycle);
Menetralisasi limbah dengan menambahkan zat kimia tertentu sehingga tidak membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya
Dalam rangka mencegah, mengurangi,atau memperbaiki kerusakan sumber daya alam akan ditempuh cara, misalnya:
Membangun terasiring atau penanaman tanaman penutup tanah untuk mencegah erosi
Mereklamasi lahan bekas galian tambang dengan pengaturan tanah atas dan penanaman tanaman penutup tanah
Dalam rangka meningkatkan dampak positip berupa peningkatan nilai tambah dari dampak positip yang telah ada.
Contoh: Melibatkan masyarakat disekitar rencana lokasi
kegiatan untuk berpartisifasi aktif dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup
Permintaan bantuan kepada pemerintah untuk turut menanggulangi lingkungan hidup karena keterbatasan kemampuan pemrakarsa
Memprioritaskan tenaga kerja setempat sesuai dengan keahlian dan ketrampilan yang dimiliki
Kompensasi atau ganti rugi atas lahan milik penduduk untuk keperluan rencana kegiatan denganprinsip saling menguntungkan kedua belah pihak
Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar guna mencegah timbulnya kecemburuan sosial
Contoh: kerjasama dengan instansi-instansi
yang berkepentingan dan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup
Pengawasan terhadap hasil unjuk kerja [engelolaan lingkungan hidup oleh instansi yang berwenang
Pelaporan secara berkala hasil pengelolaan lingkungan hidup kepada pihak yang berkepentingan
Untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan lingkungan
Untuk mengetahui tingkat ketaatan dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan
Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan
Untuk memahami fenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan mulai dari tingkat proyek hingga tingkat kawasan bahkan regional tergantung skala masalah yang dihadapi
Pemantauan berlangsung terus menerus, sistematis dan terencana
Pemantauan terhadap komponen LH yang relevan sebagai indikator untuk mengevaluasi penataan, kecenderungan dan tingkat kritis dari suatu pengelolaan LH
Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak atau komponen LH yang terkena dampak
Pemantauan LH harus layak secara ekonomi Aspek yang dipantau jenis data, lokasi,
frekuensi dan jangka waktu, metode pengumpulan data, metode analisa data
Perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan lingkungan hidup (pelaksana, pendana, pengguna dan pengawas)
PENDEKATAN PASIF sejarah perkembangan pengelolaan lingkungan industri,
tahap paling awal adalah membiarkan terbentuknya limbah dan hanya memperhatikan produknya saja.
karena akumulasi limbah menyebabkan berbagai permasalahan internal industri, misalnya estetika, kesehatan dan sebagainya.
tahap berikutnya adalah mengupayakan agar limbah tersebut tidak menumpuk di lingkungan industri dan membuangnya ke tempat lain. Biasanya pembuangan limbah ini dilakukan pada saat hujan karena dengan begitu konsentrasi polutan menjadi rendah (mengalami pengenceran) dan limbah segera hilang dari lokasi industri.
pengenceran sebenarnya bukan jalan keluar, karena beban limbah total yang diterima oleh lingkungan adalah tetap. Apalagi kalau limbah yang dibuang tersebut bersifat sulit terdegradasi, maka polutan tersebut tetap saja akan terakumulasi di suatu lokasi dan mencemarinya.
PENDEKATAN REAKTIF Setelah disadari bahwa upaya pengelolaan pasif
ternyata tidak memperbaiki keadaan lingkungan mulai disadari pentingnya melakukan upaya
untuk menangani limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
Bahan organik yang dikandung oleh limbah cair industri, misalnya, diolah dahulu dalam suatu instalasi penanganan biologis sehingga berubah menjadi gas (terbuang ke atmosfir) dan biomas (sludge) dan menyisakan air limbah yang sudah relatif bersih dari polutan dan aman dibuang ke lingkungan.
upaya penanganan (end-of-pipe treatment) seperti ini memerlukan biaya yang cukup besar sehingga menjadi beban bagi industri.
PENDEKATAN PROAKTIF Meningkatnya biaya perusahaan akibat
penanganan limbah industri telah memacu berbagai pemikiran untuk melakukan upaya-upaya efisiensi pada berbagai aspek produksi.
Sebagai ilustrasi, air limbah yang telah mengalami penanganan (treatment) ternyata dapat didaur ulang (recycle) untuk keperluan lain yang tidak menuntut kualitas air yang sangat baik.
sedikit input teknologi tambahan, air tersebut malahan dapat digunakan kembali (reuse) untuk proses produksi.
potensi daur ulang yang lain, misalnya, pemanfaatan energi panas yang selama ini terbuang untuk digunakan dalam suatu unit proses atau operasi, sehingga ton bahan bakar yang diperlukan untuk menghasilkan setiap ton produk menjadi lebih sedikit.
Ilustrasi Teknik Modifikasi produk
Substitusi produk, tingkatkan umur pakai, ganti bahan (baku), modifikasi desain produk, gunakan bahan yang dapat didaur ulang, hindari komponen kritis, upayakan kemungkinan pengembalian produk
Good Housekeeping Ubah dosis/konsentrasi, tingkatkan kapasitas proses, atur interval
pembersihan/pemeliharaan, hindari kehilangan akibat penguapan dan kebocoran, perbaiki sistem pengadaan, penyimpanan dan pengiriman, telusuri aliran bahan
Substitusi material Ganti pelarut organik dengan pelarut berbasis air, ganti pelarut terhalogenasi,
ganti produk petrokimia dengan biokimia, pilih bahan dengan tingkat kemurnian tinggi, manfaatkan residu sebagai bahan baku, gunakan bahan-bahan yang “biodegradable”, kurangi jumlah komponen, gunakan energi alternatif, gunakan bahan-bahan bebas logam berat
Modifikasi Teknologi Ganti proses termokimia dengan alternatif proses mekanik, gunakan teknik
“counter current”, pisahkan pengelolaan limbah padat dan limbah cair, perbaiki kondisi proses, tingkatkan efisiensi energi, gunakan limbah panas, recovery dan gunakan kembali bahan (air), tingkatkan daya pakai bahan/bahan kimia, kurangi kemungkinan kontaminasi dengan “impurities”
Daur ulang internal Penggunaan kembali material, penggunaan lebih lanjut material, recovery
Hasil samping berbagai industri/komoditi pertanian Industri
Pertanian
Komoditi utama Produk Hasil samping
1. Tahu
2. Kelapa
3. Rumah potong hewan
4. Pengalengan dan
pembekuan ikan
5. Pengalengan buah-
buahan
6. Tapioka
7. Pembekuan Udang
8. Peternakan ayam
9. Kelapa sawit
Tahu
Kopra, minyak goreng
Daging
Ikan kaleng, ikan beku
Buah kaleng
Tapioka
Udang
Ayam, Telur
Minyak goreng
Ampas tahu, whey
Sabut, tempurung, air
kelapa
Darah, kotoran, tulang,
kulit, jeroan , Ikan kecil
dan mutu rendah,
tulang, kepala ikan
Kulit, biji, serat/jerami
Onggok, kulit
Kulit, kepala
Bulu ayam, darah, cakar,
cangkang
Tandan kosong