14
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten Letak Geografis Provinsi Banten berada antara 5 o 7'50" 7 o 1'11" LS dan 105 o 1'11" 106 o '7’12" BT, dengan luas wilayah 9.160,70 Km 2 . Wilayah terluas adalah Kabupaten Pandeglang dengan luas 3.746,90 Km 2 . Di bagian Utara, wilayah Provinsi Banten berbatasan dengan Laut Jawa. Batas sebelah Barat adalah Selat Sunda, sebelah Timur adalah Samudera Hindia dan batas sebelah Timur adalah Provinsi Jawa Barat. Provinsi Banten dikelilingi oleh laut, oleh karena itu memiliki sumber daya laut yang potensial. Salah satunya yaitu berada di daerah Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten (www.bantenprov.go.id). Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan berada di sebelah Utara Kabupaten Pandeglang, dan terletak di Desa Teluk, Kecamatan Labuan (Anonymous 2000 in Rakhmania 2008). Volume produksi hasil tangkapan didaratkan di PPP Labuan pada tahun 2005 adalah 2.150,2 ton yang merupakan produksi PPP terbesar dibanding PPP-PPP lainnya di Kabupaten Pandeglang; yaitu sekitar 71,4% dari jumlah volume produksi hasil tangkapan Kabupaten Pandeglang. Nilai produksi PPP ini juga tertinggi diantara PPP-PPP lainnya pada tahun yang sama yaitu sebesar Rp 13.336,8 juta atau sekitar 82,3% dari jumlah nilai produksi hasil tangkapan kabupaten ini (Rakhmania 2008). 2.2 Sumberdaya Ikan Sumberdaya adalah sesuatu yang berguna dan bernilai pada kondisi kita menemukannya. Secara umum sumberdaya alam dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu (1) sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dengan contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara), (2) sumberdaya alam mengalir dengan contohnya adalah energi matahari dan gelombang laut, dan (3) sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan contohnya adalah hutan dan ikan (Randal 1987 in Ruslan 2005). Ikan termasuk kelompok ketiga sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. Sifat kelompok ini apabila telah dipanen masih akan tumbuh

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

  • Upload
    lydiep

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten

Letak Geografis Provinsi Banten berada antara 5o7'50" – 7

o1'11" LS dan

105o1'11" – 106

o'7’12" BT, dengan luas wilayah 9.160,70 Km

2. Wilayah terluas

adalah Kabupaten Pandeglang dengan luas 3.746,90 Km2.

Di bagian Utara,

wilayah Provinsi Banten berbatasan dengan Laut Jawa. Batas sebelah Barat

adalah Selat Sunda, sebelah Timur adalah Samudera Hindia dan batas sebelah

Timur adalah Provinsi Jawa Barat. Provinsi Banten dikelilingi oleh laut, oleh

karena itu memiliki sumber daya laut yang potensial. Salah satunya yaitu berada

di daerah Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten (www.bantenprov.go.id).

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan berada di sebelah Utara

Kabupaten Pandeglang, dan terletak di Desa Teluk, Kecamatan Labuan

(Anonymous 2000 in Rakhmania 2008). Volume produksi hasil tangkapan

didaratkan di PPP Labuan pada tahun 2005 adalah 2.150,2 ton yang merupakan

produksi PPP terbesar dibanding PPP-PPP lainnya di Kabupaten Pandeglang;

yaitu sekitar 71,4% dari jumlah volume produksi hasil tangkapan Kabupaten

Pandeglang. Nilai produksi PPP ini juga tertinggi diantara PPP-PPP lainnya pada

tahun yang sama yaitu sebesar Rp 13.336,8 juta atau sekitar 82,3% dari jumlah

nilai produksi hasil tangkapan kabupaten ini (Rakhmania 2008).

2.2 Sumberdaya Ikan

Sumberdaya adalah sesuatu yang berguna dan bernilai pada kondisi kita

menemukannya. Secara umum sumberdaya alam dikelompokkan menjadi tiga

bagian yaitu (1) sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dengan

contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara), (2)

sumberdaya alam mengalir dengan contohnya adalah energi matahari dan

gelombang laut, dan (3) sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan

contohnya adalah hutan dan ikan (Randal 1987 in Ruslan 2005).

Ikan termasuk kelompok ketiga sebagai sumberdaya alam yang dapat

diperbaharui. Sifat kelompok ini apabila telah dipanen masih akan tumbuh

Page 2: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

6

kembali dalam waktu dan dengan kecepatan tertentu. Sifatnya dapat diperbaharui.

Tetapi juga punya batas, apabila eksploitasi melebihi batas maksimum, maka

perkembangan dan pertumbuhan akan terganggu dan akan mengakibatkan

kepunahan. Jadi dalam usaha eksploitasi diperlukan manajemen yang bijaksana

(Muzakir 2008).

Potensi sumberdaya perikanan terdiri dari sumberdaya perikanan tangkap,

budidaya pantai (tambak), budidaya laut, dan bioteknologi kelautan (Dahuri 2001

in Tangke 2010). Potensi perikanan laut sesungguhnya merupakan asset yang

sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia namun masih belum banyak

yang digarap secara optimal karena informasinya belum ditempatkan dalam suatu

sistem basis data yang terpadu sehingga menyulitkan dalam pencariannya

(Tangke 2010).

Salah satu sifat sumberdaya ikan adalah sangat dinamis yang dapat

berubah dengan cepat sesuai dengan ruang dan waktu dan dengan kondisi lautan

yang sangat luas, maka untuk pengelolaan sumberdaya ikan diperlukan informasi

yang lebih spesifik baik secara temporal maupun secara spasial. Masih banyak

informasi mengenai sumberdaya perikanan yang belum tersedia misalnya dimana

ikan berada, kapan, jenis apa saja, berapa banyak, daerah mana yang belum

dimanfaatkan, bagaimana pengaruh kondisi oseanografi terhadap sumberdaya dan

sebagainya (Tangke 2010).

2.3 Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus)

Klasifikasi ikan kurisi menurut FAO (2001) in Rahayu (2012) adalah

sebagai berikut :

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Super kelas : Osteichthyes

Kelas : Actinopterygii

Sub Kelas : Actinopterygii

Super ordo : Acanthopterygii

Ordo : Perciformes

Sub ordeo : Percoidei

Page 3: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

7

Family : Nemipteridae

Genus : Nemipterus

Spesies : Nemipterus japonicus (Bloch 1791)

Nama Internasional : Japanese threadfine bream

Nama Indonesia : Kurisi

Ciri-ciri umum ikan kurisi menurut Russel 1990 in Fitriyanti 2000 antara

lain sirip dada sangat panjang yaitu 1,0-1,3 kali panjang kepala dan hampir

mencapai sirip dubur, sirip perut cukup panjang dan hampir mencapai anus. Sirip

ekor menyerupai garpu dengan bagian cuping sirip ekor lebih panjang dari bagian

bawah dan membentuk filamen yang cukup panjang. Terdapat 4-5 gigi taring

yang kecil pada bagian anterior rahang atas. Warna ikan pada bagian atas merah

muda dan keperakan dibawahnya, bagian atas kepala di belakang mata berwarna

keemasan, serta mempunyai 11-12 garis berwarna kuning di sepanjang tubuh

yang dimulai dari belakang kepala sampai dasar sirip ekor. Berikut Gambar 2

disajikan gambar ikan kurisi (Nemipterus japonicus).

Gambar 2. Ikan Kurisi Nemipterus japonicus

Sumber : www.fishbase.org

Ikan kurisi merupakan ikan demersal, namun ada juga yang hidup di dasar

dan kolom air pada saat matahari terbenam. Ikan kurisi merupakan hewan

karnivora. Makanan ikan ini terdiri dari ikan kecil, crustacea, molusca (terutama

cephalopoda), polychaeta dan echinodermata (De Bruin et al. In Fitriyanti 2000).

Berdasarkan penelitian yang terdahulu dapat diketahui bahwa pola pertumbuhan

ikan kurisi adalah alometrik negatif dengan b = 2.664 (Raeisi et al. 2012). Untuk

Page 4: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

8

ukuran pertama kali matang gonad ikan kurisi Nemipterus japonicus menurut

Kizhakudan (2008) sebesar 141 mm.

2.4 Sebaran Frekuensi Panjang

Metode pendugaan pertumbuhan berdasarkan data frekuensi panjang

sering digunakan jika metode lain seperti metode penentuan umur tidak dapat

dilakukan (Sparre and Venema 1999). Menurut Pauly 1983 in Sinaga 2010 bahwa

hasil dari pengukuran panjang ikan yang dijadikan contoh dan analisa dengan

benar dapat menduga parameter pertumbuhan yang digunakan dalam pendugaan

stok spesies tunggal. Parameter pertumbuhan tersebut diantaranya kelompok

ukuran ikan yang penentuannya didasarkan pada frekuensi panjang individu

dalam suatu spesies dengan kelompok umur yang sama akan bervariasi mengikuti

sebaran normal (Effendie 2005) dan untuk melihat komposisi tangkapan.

Setelah komposisi umur diketahui melalui analisis frekuensi panjang, maka

parameter pertumbuhan, mortalitas penangkapan dan laju eksplotasi dapat

ditentukan dengan metode-metode estimasi yang sesuai (Syakila 2009). Boer

1996 bahwa penggunaan histogram frekuensi panjang sering dianggap teknik

yang paling sederhana diterapkan untuk mengetahui tingkatan stok ikan, tetapi

yang perlu dicatat bahwa struktur data panjang sangat bervariasi tergantung

letaknya baik secara geografis, habitat, maupun tingkah laku. Selain itu dapat

disebabkan oleh beberapa kemungkinan seperti perbedaan lokasi pengambilan

ikan contoh, keterwakilan ikan contoh yang diambil dan kemungkinan tekanan

penangkapan yang tinggi terhadap ikan (Syakila 2009)

2.5 Pertumbuhan

Pertumbuhan suatu individu merupakan pertambahan ukuran panjang atau

berat dalam suatu waktu (Effendie 2005). Sedangkan menurut Affandi 2002

bahwa pengertian pertumbuhan populasi merupakan proses perubahan jumlah

individu atau biomasa pada periode waktu tertentu. Secara umum pertumbuhan

ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal pada

umumnya faktor yang sukar dikontrol diantaranya yaitu keturunan (genetik), jenis

Page 5: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

9

kelamin, umur, parasit dan penyakit. Namun faktor eksternal yang mempengaruhi

pertumbuhan diantaranya makanan dan suhu perairan (Effendie 2005).

Pentingnya pendugaan pertumbuhan dalam dinamika populasi yaitu laju

pertumbuhan mempengaruhi kapan ikan pertama kali bertelur (kematangan),

rekruitment, komposisi umur stok dan mortalitas (Aziz 1989). Effendie 2005

mengatakan pola pertumbuhan ikan terdiri atas isometrik dan allometrik.

Isometrik adalah pertumbuhan pada ikan yang terjadi terus menerus dimana

penambahan berat proporsional terhadap perubahan panjang. Sedangkan

allometrik adalah pertambahan berat tidak proposional terhadap perubahan

panjang.

2.6 Hubungan Panjang-Berat

Analisis hubungan panjang dengan berat bertujuan untuk mengetahui pola

pertumbuhan ikan di alam yang selanjutnya akan berguna bagi kegiatan

pengelolaan perikanan (Ricker 1975 in Effendie 2005). Dari pola pertumbuhan

akan dihasilkan nilai regresi antara panjang dengan berat serta akan didapatkan

nilai a dan b. Apabila nilai b=3 disebut pola pertumbuhan isometrik yaitu

pertumbuhan panjang dengan berat sebanding. Ketika b <3 ditafsirkan bahwa

pertambahan beratnya tidak secepat pertambahan panjang (pola pertumbuhan

allometrik negatif) dan sebaliknya b> 3 ditafsirkan bahwa pertambahan beratnya

lebih cepat dibandingkan pertambahan panjangnya yang disebut pola

pertumbuhan allometrik positif (Effendie 2005). Raesi et al. 2012 mengatakan

bahwa nilai b dapat menggambarkan bentuk tubuh.

2.7 Nilai L∞, K, dan t0

Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy 1938 in Aziz 1989 adalah satu

dari kebanyakan model yang digunakan secara luas untuk menduga panjang atau

berat ikan pada titik waktu mendatang. Model ini menjelaskan perubahan panjang

(Lt) sepanjang waktu sebagai suatu fungsi dari panjang maksimum (L∞) dan

koefisien pertumbuhan (K). Metode Ford Walford dapat digunakan untuk

menduga panjang maksimum (L∞) ikan dan koefisien pertumbuhan (K) dari

Page 6: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

10

persamaan Von Bartalanffy (Aziz 1989). L∞ yaitu nilai rata-rata panjang ikan

yang sangat tua. Koefisien pertumbuhan (K) didefinisikan sebagai parameter

yang menyatakan kecepatan kurva pertumbuhan dalam mencapai panjang

asimtotiknya (L∞) dari pola pertumbuhan ikan. Jadi semakin tinggi nilai koefisien

pertumbuhan, maka ikan semakin cepat mencapai panjang asimtotik dan beberapa

spesies kebanyakan diantaranya berumur pendek. Sebaliknya ikan yang memiliki

nilai koefisien pertumbuhan rendah maka umurnya semakin tinggi karena lama

untuk mencapai nilai panjang asimtotiknya (Spare & Venema 1999).

2.8 Mortalitas dan Laju Eksploitasi

Laju mortalitas total (Z) adalah penjumlahan laju mortalitas alami (M) dan

laju mortalitas penagkapan (F). Mortalitas alami yaitu mortalitas yang terjadi

karena berbagai sebab selain penangkapan seperti pemangsaan, penyakit, stres

pemijahan, kelaparan dan usia tua (Sparre & Venema 1999).

Nilai laju mortalitas alami berkaitan dengan nilai parameter pertumbuhan

Von Bartalanffy yaitu K dan L∞. Ikan yang pertumbuhannya cepat (nilai k tinggi)

mempunyai nilai “M” tinggi dan sebaliknya. Nilai “M” berkaitan dengan L∞

karena pemangsa ikan besar lebih sedikit dari ikan kecil. Sedangkan mortalitas

penangkapan yaitu mortalitas yang terjadi akibat adanya aktivitas penangkapan.

Tingginya laju mortalitas penangkapan dan menurunnya laju mortalitas alami juga

dapat menunjukkan dugaan terjadi growth overfishing yaitu sedikitnya jumlah

ikan tua di alam (Sparre dan Venema 1999).

Laju eksploitasi (E) merupakan jumlah ikan yang ditangkap dibandingkan

dengan jumlah total ikan yang mati karena semua faktor baik alami maupun

penangkapan (Pauly 1984 in Sinaga 2010). Menurut Pauly 1984 in Sinaga 2010

bahwa menduga stok yang dieksploitasi optimum, laju eksploitasi (E) sama

dengan 0.5. Semakin tinggi tingkat eksploitasi di suatu daerah maka mortalitas

penangkapannya semakin besar (Lelono 2007 in Syakila 2009).

Page 7: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

11

2.9 Model Surplus Produksi

Pengkajian stok mencakup suatu estimasi tentang jumlah atau kelimpahan

(abundance) dari sumberdaya. Selain itu, mencakup pula pendugaan terhadap laju

penurunan sumberdaya yang diakibatkan oleh penangkapan serta sebab-sebab

lainnya, dan mengenai berbagai tingkat laju penangkapan atau tingkat kelimpahan

stok yang dapat menjaga dirinya dalam jangka panjang (Widodo & Suadi 2006).

Pada prinsipnya kelestarian sumberdaya akan terjamin jika jumlah volume

ikan yang ditangkap sama dengan jumlah ikan akibat pertumbuhan populasi.

Konsep ini kemudian berkembang menjadi model pengelolaan perikanan tangkap

yang disebut model surplus produksi. Hal tersebut bertujuan untuk induk-induk

berkembang biak secara alamiah (Susilo 2009).

Model surplus produksi merupakan model-model stok tunggal yang

dikarakteristikkan tidak memerlukan data struktur umur namun menggunakan

hasil tangkapan dan upaya penangkapan (Aziz 1989). Tujuan penggunaan model

surplus produksi untuk meningkatkan upaya optimum ( effort MSY atau fmsy),

yaitu upaya yang menghasilkan suatu hasil tangkapan yang maksimum lestari

tanpa mempengaruhi stok secara jangka panjang atau yang sering disebut

Maximum Sustainable Yield/MSY serta jumlah tangkapan yang diperbolehkan

(JTB/TAC) (Sinaga 2011). Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB/TAC)

adalah 80% dari potensi maksimum lestarinya (MSY) (Susilo 2009).

2.10 Sistem Informasi Perikanan

Sistem dapat didefinisikan sebagai kesatuan elemen yang saling terkait

(Rochim 2002). Elemen-elemen tersebut saling berhubungan dan bekerja bersama

untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input/masukan serta

menghasilkan output/keluaran dalam proses yang terjadi (O’Brien 2008).

Komponen-komponen atau fungsi dasar dari sistem menurut O’Brien 2008

diantaranya : input/masukan, proses, output/keluaran.

Informasi memiliki arti data yang telah diolah/terorganisir sehingga

memiliki arti dan nilai bagi penerima informasi (Stair 1992). Informasi

Page 8: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

12

merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna

bagi penerimanya dan menggambarkan suatu kejadian nyata yang digunakan

untuk pengambilan keputusan. Sumber dari informasi adalah data yang

merupakan bentuk yang masih mentah (belum dapat bercerita banyak) sehingga

perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model. Data tersebut akan ditangkap

sebagai input/masukan (Andayati 2010). Pengertian dari sistem dan informasi

dapat digabungkan menjadi sekelompok elemen yang saling berhubungan, bekerja

bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input/masukan berupa

data serta menghasilkan output/masukan berupa informasi dalam proses

transformasi yang teratur. Komponen sistem informasi menurut Stair 1992 dalam

bukunya Principle of Information Systems a Managerial Approach diantaranya :

hardware/perangkat keras, software/perangkat lunak, database, jaringan, prosedur

dan manusia.

Sistem informasi perikanan Indonesia pada dasarnya berfungsi sebagai

infrastruktur informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan berbagai

permasalahan dan juga mengakomodir semua tujuan yang diharapkan. Sistem ini

diharapkan dapat memberikan informasi yang berbasis multimedia kepada

penggunanya (Tangke 2010).

Pembentukan sistem informsi perikanan memerlukan informasi perikanan.

Informasi perikanan yang diperlukan dikelompokkan dalam informasi perikanan

tangkap dan informasi perikanan budidaya. Informasi perikanan tangkap yang

diperlukan meliputi: (1) distribusi spasial dan temporal jenis-jenis sumberdaya

perikanan, (2) potensi lestari setiap jenis sumberdaya perikanan, (3) persyaratan

ekologis bagi kehidupan dan pertumbuhan setiap jenis sumberdaya perikanan, (4)

trophodynamics (transfer energi dan materi antar trophic level) dalam suatu

ekosistem perairan dimana sumberdaya perikanan yang dikelola hidup, (5)

dinamika populasi sumberdaya perikanan, (6) sejarah hidup dari sumberdaya

perikanan, (7) kualitas perairan dimana sumberdaya hidup, dan (8) tingkat

penangkapan/pemanfaatan terhadap sumberdaya perikanan, dalam bentuk upaya

tangkap secara berkala, (9) Jumlah armada penangkapan ikan dari berbagai

ukuran baik yang artisanal maupun modern secara spasial dan temporal serta

Page 9: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

13

jumlah nelayan yang memang benar-benar melakukan kegiatan sebagai nelayan

(Soselisa 2001 in Tangke 2010).

Tantangan dalam pengembangan usaha perikanan di Indonesia adalah

lemahnya sistem basis data dan sistem informasi perikanan yang berpengaruh

terhadap akurasi dan ketepatan waktunya, kelemahan ini dapat mengakibatkan

salah perencanaan akan berakibat pada kegagalan usaha. Namun pada masa

sekarang dimana sumberdaya tersebut telah dimanfaatkan dan keadaan

lingkungan yang semakin memburuk ketepatan data dan timingnya menjadi

sangat menentukan. Tantangan lain adalah kualitas sumberdaya manusia, karena

untuk membangun suatu sistem informasi dibutuhkan sumberdaya manusia yang

berkualitas dan mampu menguasai teknologi sistem informasi serta

mengoperasikannya (Tangke 2010).

Salah satu permasalahan pembangunan perikanan Indonesia adalah

keterbatasan data dan informasi yang dapat dijadikan rujukan perencanaan dan

pengelolaan sumberdaya perikanan. Ketersediaan data dan informasi perikanan

yang akurat hingga saat ini masih dipandang sebagai hal yang tidak begitu penting

dan mendesak dalam pembangunan perikanan nasional. Hingga saat ini, belum

ada lembaga yang menangani penyediaan data dan informasi secara menyeluruh,

melainkan masih dilakukan oleh masing-masing instansi sesuai dengan

kebutuhan. Akibatnya sering terjadi perbedaan data dan informasi perikanan

(Tangke 2010).

2.11 Sistem Penunjang Keputusan

Sistem penunjang keputusan (SPK) atau Decision Support System adalah

sistem yang bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan

prediksi, serta mengarahkan pengguna informasi agar dapat melakukan

pengambilan keputusan dengan lebih baik dan berbasis fakta (Kusumadewi &

Hermaduanti 2008). SPK yang baik harus mampu menggali informasi dari

database, melakukan analisis, serta memberikan interprestasi dalam bentuk yang

mudah dipahami dengan format yang mudah untuk digunakan (user friendly).

Menurut Turban 2001 in Trisnawarman & Erlysa 2007 tujuan dari

pembuatan sistem penunjang keputusan yaitu:

Page 10: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

14

a. Membantu membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang

sepenuhnya terstruktur dan tidak terstruktur

b. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya. Komputer

dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah yang terstruktur. Untuk

masalah yang tidak terstruktur, pengguna bertanggung jawab untuk

menerapkan penilaian, dan melakukan analisis. Komputer dan manajer

bekerja sama sebagai tim pemecahan masalah

Suatu sistem penunjang keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem sesuai yang

pernyataan oleh Ekasari dan Husnul 2007, yaitu:

a. Subsistem Manajemen Basis Data

Sumber data untuk SPK (Sistem penunjang keputusan) berasal dari luar dan

dari dalam (basis data), terutama untuk proses pengambilan keputusan pada level

manajemen puncak. Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen basis data

SPK adalah:

Mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan

ekstraksi data

Menambahkan sumber data secara cepat dan mudah

Menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian

pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat

menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan

Mengelola berbagai variasi data.

b. Subsistem Manajemen Basis Model

Model-model yang banyak digunakan dalam proses pengambilan

keputusan dibagi dalam dua jenis, yaitu:

Model matematika, yang mempresentasikan sistem secara simbolik

dengan menggunakan rumus-rumus atau abstrak, selanjutnya akan

dijabarkan dalam operasi matriks, algoritma iteratif dan model-model

keputusan matematika lainnya.

Model informasi, yang mempresentasikan sistem dalam format grafik

atau tabel. Model informasi akan mendeskripsikan apa dan bagaimana

objek secara rinci (bentuk tabel atau daftar), merepresentasikan

Page 11: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

15

hubungan antar objek (bentuk grafis), menunjukkan urutan tugas atau

proses yang dilakukan objek (peta proses operasi atau diagram alur)

c. Subsistem Penyelenggara Dialog

Komponen dialog suatu SPK (Sistem Penunjang Keputusan) adalah sarana

antarmuka/interface antara pemakai dengan SPK (Sistem Penunjang Keputusan).

Komponen dialog menyajikan output/keluaran SPK (Sistem penunjang

keputusan) pada pemakai dan mengumpulkan input/masukan ke dalam SPK

(Sistem Penunjang Keputusan). Beberapa jenis gaya dialog, diantaranya:

Dialog tanya jawab: sistem bertanya pemakai menjawab, seterusnya

hingga sistem menghasilkan jawaban yang diperlukan untuk mendukung

keputusan.

Dialog perintah: adalah perintah untuk menjalankan fungsi-fungsi SPK

(Sistem Penunjang Keputusan).

Dialog menu: pemakai memilih salah satu dari beberapa menu yang

disediakan.

Dialog form masukan/keluaran: sistem menyediakan form input

(masukan) untuk pemakai memasukkan data atau perintah dan form

output (keluaran) sebagai bentuk tanggapan dari sistem.

2.12 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru

untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki

sistem yang telah ada. Salah satu siklus pengembangan sistem yaitu systems

development life cycle (SDLC) dengan salah satu model yang sering digunakan

dalam mengembangkan sistem yaitu model Waterfall. Model Waterfall adalah

sebuah metode pengembangan software yang bersifat sekuensial dan sangat

populer untuk membangun atau mengembangkan sebuah software. Model

Waterfall ini terbagi menjadi 5 tahapan yang terdiri dari tahap investigasi,

analisis, desain, implementasi, uji coba dan perawatan (Stair & George 2010).

Model Waterfall tidak dapat dilaksanakan sebelum tahapan sebelumnya selesai,

Page 12: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

16

sehingga harus dilaksanakan secara berurutan (Jumadi dan Widiadi 2009). Berikut

disajikan Gambar 3 siklus pengembangan sistem model waterfall.

Gambar 3. Siklus Pengembangan Sistem dalam Model Waterfall

Sumber : Stair & George 2010

Tahap investigasi yaitu tahap pengembangan sistem di mana masalah dan

peluang diidentifikasi dan dipertimbangkan. Tahap ini biasanya menjawab

pertanyaan dari “permasalahan apa yang ada dan apa solusinya”. Tahap analisis

yaitu pengembangan sistem yang menentukan apa yang harus dilakukan sistem

informasi untuk memecahkan masalah dengan mempelajari sistem dan proses

yang ada untuk mengidentifikasi kelemahan, kekuatan dan peluang untuk

diperbaiki. Tahap desain terdiri dari sistem input, output, dan tampilan pengguna;

spesifik perangkat keras, lunak, database, telekomunikasi, dan komponen

prosedur; dan menunjukkan bagaimana komponen saling berhubungan (Stair &

George 2010). Tahap uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah program sudah

berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tujuan pengujian

adalah untuk mengetahui cacat dan penyebabnya dari program tersebut sedini

mungkin (Jangra et al. 2011). Tahap perawatan dilakukan ketika sistem informasi

Tahap Investigasi

Tahap Desain

Tahap Uji Coba dan

Perawatan

Tahap Analisis

Tahap Implementasi

Page 13: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

17

sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan proses pemantauan, evaluasi dan

perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008).

2.13 Microsoft .NET Framework

Microsoft .NET Framework merupakan komponen yang dapat

ditambahkan ke sistem operasi Microsoft Windows atau telah terintegrasi ke

dalam Windows. Kerangka kerja ini menyediakan sejumlah besar solusi-solusi

program untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum suatu program baru, dan

mengatur eksekusi program-program yang ditulis secara khusus untuk framework

ini (Nugraha 2009).

Sekumpulan bahasa yang mendukung pengembangan aplikasi dengan

.NET framework pada .NET framework telah ter-embed beberapa bahasa official

yang dikembangkan oleh Microsoft seperti C#, VB, J#, Managed C++, dan juga

Jscript.NET. Visual Studio .NET yang bukan merupakan bagian dari .NET

Framework, akan tetapi hanya berupa IDE (Integrated Development Environment)

yang membantu pengembang agar lebih mudah mengembangkan aplikasi (Abror

2011).

2.14 Bahasa Pemrograman C#

C# (dibaca: C sharp) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang

berorientasi objek yang dikembangkan oleh Microsoft. Bahasa pemrograman ini

dibuat berbasiskan bahasa C++ yang telah dipengaruhi oleh aspek-aspek ataupun

fitur bahasa yang terdapat pada bahasa-bahasa pemrograman lainnya seperti Java,

Delphi, Visual Basic, dan lain-lain) dengan beberapa penyederhanaan (Abror

2011).

2.15 Basis Data

Database atau basis data merupakan himpunan kelompok data yang saling

berkaitan. Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa agar tidak terjadi

duplikasi yang tidak perlu, sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat

Page 14: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten · ... dan terletak di Desa ... contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara ... sebaran normal (Effendie 2005)

18

dan mudah untuk menghasilkan informasi. Sistem atau perangkat lunak yang

secara khusus dibuat untuk memudahkan pemakai dalam mengelola basis data

disebut Database Management System (DBMS) (Sutedjo 2002 in Andayati 2010).

Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti MS. Access, MS. SQL, XML dan

masih banyak lagi.

2.16 XML

XML (extensible Markup Language) semacam database manajemen

sistem (DBMS) (Kumar et al. 2010). XML dikembangkan oleh World Wide Web

Consortium (W3C), dengan tujuan utamanya adalah untuk mengatasi sejumlah

keterbatasan yang terdapat pada Hyper Text Markup Language (HTML). HTML

hanya digunakan untuk mendiskripsikan web pages. Tetapi XML adalah language

yang digunakan untuk mendiskripsikan dan memanipulasi struktur dokumen, serta

menawarkan beberapa mekanisme untuk memanipulasi informasi yang bebas

platform (Dweib 2009).

XML berkonsentrasi pada struktur informasi, tetapi tidak berkonsentrasi

untuk menampilkan dokumen informasi (Widodo 2003). Keuntungan

menggunakan XML yaitu akses multi-user, pertukaran data dan dapat

diintegrasikan dengan database lain (Dweib 2009).