2. UU NO.2 POLRI

TUPOKSI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA

TUJUAN KEPOLISIAN DALAM UU No. 2 THN 2002

POLRI

MASY

MEWUJUDKAN KEAMANAN DALAM NEGERI

MELIPUTI:

• TERPELIHARANYA KAMTIBMAS;

• TERTIB DAN TEGAKNYA HUKUM;

• TERSELENGGARANYA PERLINDUNGAN, PENGAYOM & PELAYAN MASY.

DGN JUNJUNGTINGGI HAM

SUMBER:

1) KONSIDERANS MENIMBANG HURUF b UU N. 2 TH. 20022) PASAL 4 UU NO. 2TH. 2002

FUNGSI KEPOLISIAN(Pasal 2 UU No. 2 Tahun 2002)

FUNGSI KEPOLISIAN ADALAH SALAH SATU FUNGSI PEMERINTAHAN NEGARA DI BIDANG PEMELIHARAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT, PENEGAKAN HUKUM, PERLINDUNGAN PENGAYOMAN DAN PELAYANAN KPD. MASYARAKAT

SUSUNAN & KEDUDUKAN POLRI

•PENYELENGGARAAN F.KEPOLISIAN DILAKUKAN OLEH POLIRI SELAKU ALAT NEGARA .DI BANTU OLEH MASYARAKAT .

•POLRI ADALAH KEPOLISIAN NASIONAL DAN MERUPAKAN SATU,KESATUAN DALAM MELAKSANAKAN FUNGSI DAN PERANANNYA MELIPUTI SELURUH WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

•WILAYAH NEGARA RI DIBAGI MENJADI DALAM DAERAH HUKUM MENURUT KEPENTINGAN PELAKSANAANTUGAS KEPOLISIAN NEGARA REPOBLIK INDONESIA.

1.a. Menjamin keamanan dan memelihara ketertiban umum. b. Mencegah dan memberantas menjalarnya penyakit-penyaki msyrkt. c. Memelihara keselamatan Negara terhadap gangguan dari dalam. d. Memelihara keselamatan orang, benda dan masyarakat, termasuk memberikan perlindungan dan pertolongan. e. Mengusahakan ketaatan warga Negara dan masyarakat terhadap peraturan-peraturan Negara.

2.Dalam bidang peradilan mengadakan penyelidikan atas kejahatan dan pelanggaran menurut ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan lain-lain peraturan Negara.

3.Mengawasi aliran-aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masy & negara.

4.Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan kepadanya oleh suatu peraturan negara.

TUGAS KEPOLISIAN(Pasal 13 UU No. 2 Tahun 2002)

TANGGUNG JAWAB KEPOLISIAN(POLICE ACCOUNTABILITY)

TG JAWAB POLITIK (PASAL 28)

TG JAWAB HUKUM(PASAL 29)

TG JAWAB MORAL(PASAL 23)

TG JAWAB PROPESI(PASAL 34)

TG JAWAB KEDINASAN(PASAL 27)

• NETRAL DLM KEHIDUPAN POLITIK

• TDK MELIBATKAN DIRI PADA GIAT POLITIK PRAKTIS

• TDK GUNAKAN HAK MEMILIH DAN DIPILIH

• TUNDUK PADA KEKUASAAN PERADILAN UMUM

• SUMPAH ATAU JANJI ANGGOTA POLRI

• KODE ETIK PROPESI

• PP NO. 2 TH 2003 (PERATURAN DISIPLIN POLRI)

WEWENANG KEPOLISIAN (POLICE AUTHORITY)

• HAK & KEWAJIBAN UTK BERTINDAK DAN TDK BERTINDAK SESUAI LINGKUNGAN KUASA HUKUM.

• WEWENANG POLRI DLM UU NO. 2 2002

1. WEWENANG SECARA UMUM (PSL 15 AYAT (1) (BERSUMBER DSRI KEWAJIBAN UMUM KEPOLISIAN)

2. WEWENANG SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN LAINNYA (PSL 15 AYAT (2)

3. WEWENANG DLM PROSES PIDANA (PSL 16 AYAT (1) DAN (2)

4. LINGKUNGAN KUASA TEMPAT PSL. 7

5. DISKRESI (PSL 18 AYAT (1) DAN (DUA)

UNDANG-UNDANG TENTANG POLRI

UNDANG-UNDANG KEPOLISIAN DARI MASA KE MASA

1945-1950 1950-1959 1959-1965

a. Aturan peralihan UUD 1945 menyatakan: “peraturan yang ada namun belum ada gantinya masih dianggap berlaku”

Untuk Kepolisian:

1) Staatsblad 1918 No. 125








9) Staatsblad 1941 No. 125 (HIR)


b. Peraturan per-UU-an

1) Indische Staatsregeling (IS)

2) HIR

3) Wetboek van Strafrecht (KUHP)

a. UUDs RI Tahun 1950 pasal 130: “untuk memelihara ketertiban dan keamanan umum diadakan suatu alat kekuasaan kepolisian yang diatur dengan Undang-undang ”Untuk Kepolisian:Ordonansi yang termuat dalam:1) Staatsblad 1918 No. 1252) Staatsblad 1918 No. 1263) Staatsblad 1925 No. 5054) Staatsblad 1927 No. 1445) Staatsblad 1927 No. 1456) Staatsblad 1927 No. 1577) Staatsblad 1927 No. 2788) Staatsblad 1927 No. 5369) Staatsblad 1941 No. 125 (HIR)

10) Staatsblad 1934 No. 210b. Peraturan per-UU-an

1) Indische Staatsregeling (IS)2) HIR3) Wetboek van Strafrecht (KUHP)

1. Dlm gakkum polisi adl pembantu jaksa (help magistrd).

2. UU No. 13 Thn 1961 mengatur tugas-tugas represif dan Prev-Kepol.

3. HIR & KUHP

4. UU No. 11/PNPS/1963

UNDANG-UNDANG KEPOLISIAN DARI MASA KE MASA

1981-1984 1997-2000 2001-2003

1. Diversifikasi kewenangan Gakkum

2. Berlaku UU No. 8/1981



5. UU No. 11/PNPS/1963

6. PP No. 27 tahun 1983

7. Doktrin Hankamneg

1. Perubahan kedua UUD 1945

2. UU No. 28/1997

3. TAP MPR NO. VI/MPR/2000

4. TAP MPR NO. VII/MPR/2000

5. UU No. 8/1981

6. UU No. 26/1999 Ttg Pencabutan UU No. 11/PNPS/1963

7. INPRES 02 Thn 1999

8. KEPRES No. 89 Thn 2000

9. UU No. 31 Thn 1999

10. UU No. 43 Thn 1999

KEPPRES No. 54 Thn 2001KEPPRES No. 77 Thn 2001KEPPRES No. 97 Thn 2001UU No. 20/2001 Ttg

Perubahan UU No. 31 Thn 1999UU No. 2/2002 Ttg

Kepolisian Negara RIUU No. 30 Thn 2003 Ttg

Komisi Pemberantasan KorupsiUU No. 15 Thn 2002 Ttg

TP Pencucian Uang.

LINGKUNGANLINGKUNGAN

INDUSTRIINDUSTRI

EKSIM EKSIM

HAKI HAKI

BANKU BANKU

FALAS FALAS

MEJAKAI MEJAKAI

LAMYATI LAMYATI

NAKERKIM

NAKERKIM

DIKBUD

DIKBUD

HUB TEL

HUB TEL

1. UU No2 Th 1981 Ttg METROLOGI LEGAL2. UU No3 Th 1984 Ttg WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN3. UU No5 Th 1985 Ttg PERINDUSTRIAN4. UU No15 Th 1985 Ttg KETENAGA LISTRIKAN5. UU No7 Th 1992 Ttg USAHA PERASURANSIAN6. UU No1 Th 1995 Ttg PERSEROAN TERBATAS

PIDANA SENDAK

PIDANA SENPI

PIDANA HANDAK

PIDANA RAS VICE

PIDANA TEROR-CULIK

PIDANA BAJAK

PIDANA KAMNEG

PIDANA TIBUM

PIDANA POLKAR

PIDANA PALSU

PIDANA DOKPAL

PIDANA UPAL PIDANA SUS DAG ANAK

BAB XIBAB XIIBUKU II KUHP

BAB X

BUKU II KUHP

BAB V

BUKU II KUHP

BAB I

BUKU II KUHP

BAB XIV

BUKU II KUHP

BAB XIVBAB XIXBAB XIXABUKU IIKUHP

BAB XIV

BUKU II KUHP

BAB VII

BUKU II KUHP

Psl 500KUHP

UU No12/DRT/1951

PSIKOTROPIKA NARKOTIKA

PSIKOTROPIKA

OBAT KERAS

BAHAN BERBAHAYA

ALAM SYNTETIS

BAHAN BAKU

MAKANANMINUMAN

UU No. 23/1992Ttg KESEHATANUU No. 22/1997Ttg NARKOTIKA


UU No. 23/1992Ttg KESHT



UU No. 23/1992Ttg KESHT

DANAPEMERIN

TAH

DANAPEMERIN

TAH

APBN APBN

NON APBN

NON APBN

DANANEGARA

DANANEGARA

BUMN BUMN

SWASTA SWASTA

DANA KREDITBANTUAN

DANA KREDITBANTUAN

USAHAKECIL

USAHAKECIL

KOPERASI

KOPERASI

UU No3/71 DIUBAH UU No31/91Ttg KORUPSIUU No28/99 Ttg PENYELENGGNEG YG BERSIH/BEBAS KKN



UU No3/71 DIUBAH UU No31/91Ttg KORUPSI

UU No28/99 Ttg PENYELENGGNEG YG BERSIH/BEBAS KKN

UU No3/71 DIUBAH UU No31/91Ttg KORUPSIUU No28/99 Ttg PENYELG NEGYG BERSIH/BEBAS KKNUU No 9/1995 Ttg USAHA KECIL

UU No3/71 DIUBAH UU No31/91Ttg KORUPSIUU No28/99 Ttg PENYELG NEGYG BERSIH/BEBAS KKNUU No 25/1992 Ttg KOPERASI

1. UU No6 Th 1984 Ttg P O S2. UU No3 Th 1989 Ttg TELEKOMUNIKASI3. UU No13 Th 1992 Ttg PERKERETA APIAN4. UU No14 Th 1992 Ttg LALU LINTAS & ANGKUTAN JALAN RAYA5. UU No15 Th 1992 Ttg PENERBANGAN6. UU No21 Th 1985 Ttg PELAYARAN

1. UU No22 Th 1959 Ttg UNDIAN2. UU No2 Th 1989 Ttg SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL3. UU No4 Th 1990 Ttg SERAH SIMPAN KIRIMAN CETAK - REKAM4. UU No8 Th 1992 Ttg PERFILMAN5. UU No24 Th 1992 Ttg PENYIARAN6. UU No8 Th 1999 Ttg PERLINDUNGAN KONSUMEN

1. UU No3 Th 1951 Ttg BERLAKU UU No29/1948 Ttg WAS BRH2. UU No9 Th 1992 Ttg KEIMIGRASIAN3. UU No25 Th 1997 Ttg KETENAGAKERJAAN4. UU No22 Th 1957 Ttg PENYELESAIAN PERSELISIHAN BRH5. UU No12 Th 1964 Ttg P H K DI PERUSAHAAN SWASTA6. UU No1 Th 1970 Ttg KESELAMATAN NAKER7. UU No3 Th 1972 Ttg TRANSMIGRASI8. UU No7 Th 1981 Ttg WAJIB LAPOR NAKER DI PABRIK9. UU No3 Th 1992 Ttg JAMSOSTEK

1. UU No24 Th 1992 Ttg PENATAAN RUANG2. UU No23 Th 1997 Ttg LINGKUNGAN HIDUP3. UU No5 Th 1967 Ttg KETENTUAN POKOK KEHUT4. UU No21 Th 1970 Ttg USAHA & PUNGUT HSL HUTAN5. UU No5 Th 1992 Ttg BENDA CAGAR ALAM BUDAYA 6. UU No9 Th 1990 Ttg KEPARIWISATAAN

SAKMAR SAKMAR

1. UU No2 Th 1961 Ttg KELUAR MASUKNYA TNM & B.TNM 2. UU No6 Th 1967 Ttg KETENT POK TERNAK & B.TERNAK

3. UU No5 Th 1990 Ttg LESTARI POKOK SDH & EKOSISTEM

4. UU No9 Th 1985 Ttg PERIKANAN5. UU No16 Th 1992 Ttg KARANTINA HWN-IKN-TBH

1. UU No10 Th 1995 Ttg KEPABEANAN2. UU No32 Th 1997 Ttg PERDAGANGAN BERJANGKA KOMUDITI3. UU No5 Th 1999 Ttg LARANGAN MONOPOLI & USH TDK SEHAT

1. UU No12 Th 1997 Ttg HAK CIPTA2. UU No13 Th 1997 Ttg PATEN3. UU No14 Th 1997 Ttg MEREK

UU No24 Th 1994 Ttg LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

1. UU No7 Th 1992 JO UU No10 Th 1998 Ttg P’BANKAN2. UU No23 Th 1997 Ttg BANK INDONESIA3. UU No 15 Th 2002 Ttg MONEY LAUNDERING

1. UU No13 Th 1985 Ttg BEA METERAI2. UU No17 Th 1997 Ttg BADAN SEL SENGKETA PJK 3. UU No11 Th 1995 Ttg CUKAI

NAKER DIKTELNAKER DIKTEL

EKONOMIEKONOMI

INDEK HAKI

INDEK HAKI

INTERDEP

TATARAN WEWENANG BBRP FUNGSI KEP DLM PER UU-AN

C J S

POLRI

KETENTUAN UMUM

PASAL 1PASAL 1

1. KEPOLISIAN ADLH SGL HAL IHWAL YG BERKAITAN DG “FUNGSI & LEMBAGA POLISI SESUAI DGN PERATURAN PER – UU”.

2. ANGGTA KEPOL. NEGARA RI ADLH “PEGAWAI NEGERI” PADA KEPOLISIAN NEGARA RI.

3. PEJABAT KEPOL. NEGARA RI ADLH “ANGGTA KEPOLISIAN NEGARA RI” YG BERDSRKAN UU MEMILIKI WE2NANG UM UM KEPOL.

4. PERATURAN KEPOL. ADLH “SGL PERATURAN” YG DIKELUARKAN OLEH KEPOL. NEGARA RI DLM RANGKA PELIHARA TERTIB & JAMIN KEAMANAN SESUAI DGN PERATURAN PER-UU-AN.

5. KAMTIBMAS ADL SUATU “KONDISI DINAMIS MASYARAKAT” SBG SALAH SATU PRASYARAT TERSELENGGARANYA PROSES PEMBANGUNAN NASIONAL DLM RANGKA TERCAPAINYA TUJUAN NASIONAL YG DITANDAI OLEH TERJAMINNYA KEAMANAN, KETERTIBAN, & TEGAKNYA HUKUM, SERTA TERBINANYA KETENTRAMAN YG MENGANDUNG KEMAMPUAN MEMBINA SERTA MENGEMBBANGKAN POTENSI & KUAT MASYARAKAT DLM MENANGKAL, CEGAH, & TANGGULANGI SEGALA BENTUK LANGGAR HUKUM & BENTUK2 GANGGUAN LAINNYA YG DPT MERESAHKAN MASYARAKAT.

6. KEAMANAN DLM NEGERI ADLH SUATU KEADAAN YG DITANDAI DGN TERJAMINNYA KEAMANAN & KETERTIBAN MASYARAKAT, TERTIB & TEGAKNYA HUKUM, SERTA TERSELENGGARANYA PERLINDUNGAN, PENGAYOMAN, & PELAYANAN KPD MASYARAKAT.

7. KEPENTINGAN UMUM ADLH KEPNTINGAN MASYARAKAT &/ATAU KEPENTINGAN BANGSA & NEGARA DEMI TERJAMINNYA KEAMANAN DLM NEGERI.

8. PENYELIDIK ADLH PEJBT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YG DIBERI WEWENANG O/ UU U/ PENYELIDIKAN.

9. PENYELIDIKAN ADLH SERANGKAIAN TINDAKAN PENYELIDIK U/ MENCARI & MENEMUKAN SUATU PERISTIWA YG DIDUGA SBG TP GUNA MENENTUKAN DPT ATAU TDK NYA LAKUKAN PENYIDIKAN MENURUT CARA YG DIATUR DALAM UU.

10. PENYIDIK ADLH PJBT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DIBERI WEWENANG O/ UU. U/ LAKUKAN PENYELIDIKAN.

11. PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) ADLH PJBT PNS TERTENTU YG BERDASARKAN PERATURAN PER-UU-AN DITUNJUK SELAKU PENYIDIK & MEMPUNYAI WEWENANG U/ LAKUKAN PENYIDIKAN TP DLM LINGKUP UU. YG MENJADI DSR HUKUMNYA MASING2.

12. PENYIDIK PEMBANTU ADLH PJBT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DIANGKAT OLEH KAPOLRI BERDASARKAN SYARAT KEPANGKATAN DAN DIBERI WEWENANG TERTENTU DLM MELAKUKAN TUGAS PENYIDIKAN YG DIATUR DLM UU.

13. PENYIDIKAN ADLH SERANGKAIAN TINDAKAN PENYIDIK DLM HAL & MENURUT CARA YG DIATUR DLM UU. U/ MENCARI SERTA MENGUMPULKAN BUKTI YG DGN BUKTI ITU MEMBUAT TERANG TENTANG TP YG TERJADI & GUNA MENEMUKAN TERSANGKANYA.

14. KEPALA KEPOLISIAN NEGARA RI YG SELANJUTNYA DISEBUT KAPOLRI ADLH PIMPINAN KEPOLISIAN NEGARA RI & PENANGGUNG JAWAB PENYELENGGARAN KEPOLISIAN .

PASAL 2

FUNGSI KEPOLISIAN ADLH SALAH SATU FUNGSI PEMERINTAHAN NEGARA DIBIDANG PEMELIHARAAN KEAMANAN & KETERTIBAN MASYARAKAT, PENEGAKAN HUKUM, PERLINDUNGAN, PENGAYOMAN, & PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT.

FUNGSI KEPOLISIAN ADLH SALAH SATU FUNGSI PEMERINTAHAN NEGARA DIBIDANG PEMELIHARAAN KEAMANAN & KETERTIBAN MASYARAKAT, PENEGAKAN HUKUM, PERLINDUNGAN, PENGAYOMAN, & PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT.

PASAL 3

(1) PENGMBAN FUNGSI KEPOLISIAN ADLH KEPOLISIAN NEGARA RI YG DIBANTU OLEH :a. Kepolisian khusus;b. Penyidik Pegawai Negeri Sipil; dan/atauc. Bentuk-bentuk pengamanan swakarsa

(2) PENGMBAN FUNGSI KEPOLISIAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) Huruf a, b, c, MELAKSANAKAN FUNGSI KEPOLISIAN SESUAI DGN PERATURAN PER-UU-AN YG MENJADI DSR HUKUMNYA MASING-MASING.

PASAL 4

KEPOLISIAN NEGARA RI BERTUJUAN U/ MEWUJUDKAN KEAMANAN DALAM NEGRI YG MELIPUTI TERPELIHARANYA KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT, TERTIB DAN TEGAKNYA HUKUM, TERSELENGGARANYA PERLINDUNGAN, PENGAYOMAN, DAN PELAYANAN MASYARAKAT, SERTA TERBINANYA KETENTERAMAN MASYARAKAT DENGAN MENJUNJUNG TINGGI HAK ASASI MANUSIA.

PASAL 5

(1) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MERUPAKAN ALAT NEGARA YG BERPERAN DALAM MEMELIHARA KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT, MENEGKKAN HUKUM, SERTA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN, PENGAYOMAN, DAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DALAM RANGKA TERPELIHARANYA KEAMANAN DALAM NEGERI.

(2) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA A/ KEPOLISIAN NASIONAL YG MERUPAKAN SATU KESATUAN DLM MELAKSANAKAN PERAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1)

BAB IISUSUNAN DAN KEDUDUKAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PASAL 6

(1) KEPOLISIAN NEGARA RI DLM MELAKSANAKAN PERAN & FUNGSI KEPOLISIAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 2 & PASAL 5 MELIPUTI SELURUH WILAYAH NEGARA RI.

(2) DLM RANGKA PELAKS. PERAN & FUNGSI KEPOLISIAN, WILAYAH NEGARA RI DIBAGI DLM DAERAH HKM MENURUT KEPENTINGAN PELAKS. TUGAS KEPOLISIAN NEGAR RI.

(3) KETENTUAN MENGENAI DAERAH HKM SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (2) DIATUR DGN PERATURAN PEMERINTAH.

PASAL 6

(1) KEPOLISIAN NEGARA RI DLM MELAKSANAKAN PERAN & FUNGSI KEPOLISIAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 2 & PASAL 5 MELIPUTI SELURUH WILAYAH NEGARA RI.

(2) DLM RANGKA PELAKS. PERAN & FUNGSI KEPOLISIAN, WILAYAH NEGARA RI DIBAGI DLM DAERAH HKM MENURUT KEPENTINGAN PELAKS. TUGAS KEPOLISIAN NEGAR RI.

(3) KETENTUAN MENGENAI DAERAH HKM SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (2) DIATUR DGN PERATURAN PEMERINTAH.

SUSUNAN ORGANISASI & TATA KERJA KEPOLISIAN NEGARA RI DISESUAIKAN DGN KEPENTINGAN PELAKS. TUGAS & WEWENANGNYA YG DIATUR LEBIH LANJUT DGN KEPRES.

PASAL 8(1) KEPOLISIAN NEGARA RI BERADA DIBAWAH PRESIDEN(2) KEPOLISIAN NEGARA RI DIPIMPIN O/ KAPOLRI YG DLM PELAKSANAAN TUGASNYA

BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN SESUAI DGN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.

PASAL 7

PASAL 9

(1) KAPOLRI MENETAPKAN, MENYELENGGARAKAN, DAN MENGENDALIKAN KEBIJAKAN TEKNIS KEPOLISIAN.

(2) KAPOLRI MEMIMPIN KEPOLISIAN NEGARA RI DLM MELAKSANAKAN TUGAS & TANGGUNG JAWAB ATAS :a. PENYELENGGARAAN GIAT OPERASIONAL KEPOLISIAN DLM RANGAK PELAKS.

TUGAS KEPOLISIAN NEGARA RI; DANb. PENYELENGGARAAN PEMBINAAN KEMAMPUAN KEPOLISIAN NEGARA RI

PASAL 10

(1) PIMPINAN KEPOLISIAN NEGARA RI DIDAERAH HUKUM SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 6 AYAT (2), BERTANGGUNG JAWAB ATAS PELAKSANAAN TUGAS & WEWENANG KEPOLISIAN SECARA HIERARKI.

(2) KETENTUAN MENGENAI TANGGUNG JAWAB SCR HIERARKI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) DIATUR LEBIH LANJUT DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PASAL 11

(1) KAPOLRI DIANGKAT & DIBERHENTIKAN O/ PRESIDEN DGN PERSETUJUAN DPR(2) USUL PENGANGKATAN & PEMBERHENTIAN KAPOLRI DIAJUKAN O/ PRESIDEN

KEPADA DPR DISERTAI DGN ALSANNYA.(3) PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN DPR TERHADAP USUL PRESIDEN SEBAGAIMANA

DIMAKSUD DLM AYAT (2) HRS DIBERIKAN DLM JANGKA WAKTU PALING LAMBAT 20 (DUA PULUH) HARI TERHITUNG SEJAK TGL SURAT PRESIDEN DITERIMA O/ DPR .

(4) DALAM HAL DPR TIDAK MEMBERIKAN JAWABAN DLM WAKTU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (3), CALON YG DIAJUKAN O/ PRESIDEN DIANGGAP DISETUJUI OLEH DPR.

(5) DALAM KEADAAN MENDESAK, PRESIDEN DPT MEMBERHENTIKAN SEMENTARA KAPOLRI & MENGANGKAT PELAKSANA TUGAS KAPOLRI & SELANJUTNYA DIMINTAKAN PERSETUJUAN DPR.

(6) CALON KAPOLRI ADLH PERWIRA TINGGI KEPOLISIAN NEGARA RI YG MASIH AKTIP DGN MERMPERHATIKAN JENJANG KEP[ANGKATAN & KARIER.

(7) TATA CARA PENGUSULAN ATAS PENGANGKATAN & PEMBERHENTIAN KAPOLRI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1), (2) DAN (6) DIATUR LEBIH LANJUT DGN KEPRES

(8) KETENTUAN MENGENAI KEPANGKATAN & PEMBERHENTIAN DLM JABATAN SELAIN YG DIMAKSUD DLM AYAT (1) DIATUR LEBIH LANJUT DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PASAL 12

(1) JABATAN PENYIDIK & PENYIDIK PEMBANTU ADLH JABATAN FUNGSIONAL YG PEJABATNYA DIANGKAT DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

(2) JABATAN FUNGSIONALNYA LAINNYA DILINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA RI DITENTUKAN DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PASAL 14(1) DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POKOK SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13,

KEPOLISIAN NEGARA RI BERTUGAS :a. MELAKSANAKAN PENGATURAN, PENJAGAAN, PENGAWALAN DAN PATROLI TERHADAP KEGIATAN MASYARAKAT & PEMERINTAHSESUAI KEBUTUHAN;b. MENYELENGGARAKAN SEGALA KEGIATAN DLM MENJAMIN KEAMANAN, KETERTIBAN DAN KELANCARAN LALU LINTAS DIJALAN;c. MEMBINA MASYARAKAT U/ MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT, KESADARAN HUKUM MASYARAKAT SERTA KETAATAN WARGA MASYARAKAT TERHADAP HUKUM & PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN;d. TURUT SERTA DLM PEMBINAAN HUKUM NASIONAL;e. MEMELIHARA KETERTIBAN & MENJAMIN KEAMANAN UMUM;

BAB IIITUGAS DAN WEWENANG

PASAL 13TUGAS POKOK KEPOLISIAN NEGARA RI ADALAH :a. MEMELIHARA KEAMANAN DAN KETERTIBANMASYARAKAT;b. MENEGAKAN HUKUM ; danc. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN, PENGAYOMAN, DAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT

f. MELAKUKAN KOORDINASI, PENGAWASAN DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLISIAN KHUSUS, PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL, DAN BENTUK2 PENGAMANAN SWAKARSA;g. MELAKUKAN PENYELIDIKAN & PENYIDIKAN TERHADAP SEMUA TP SESUAI DGN HUKUM ACARA PIDANA & PERATURAN PER-UU-AN LAINNYA;h. MENYELENGGARAKAN IDENTIFIKASI KEPOLISIAN, KEDOKTERAN KEPOLISIAN, LABORATORIUM FORENSIK & PSIKOLOGI KEPOLISIAN U/ KEPENTINGAN TUGAS KEPOLISIAN;i. MELINDUNGI KESELAMATAN JIWA RAGA, HARTA BENDA, MASYARAKAT, DAN LINGKUNGAN HIDUP DARI GANGGUAN KETERTIBAN DAN / ATAU BENCANA TERMASUK MEMBERIKAN BANTUAN & PERTOLONGAN DGN MENJUNJUNG TINGGI HAK ASASI MANUSIA;j. MELAYANI KEPENTINGAN WARGA MASYARAKAT U/ SEMENTARA SEBELUM DITANGANI O/ INSTANSI DAN/ ATAU PIHAK YG BERWENANG;k. MEMEBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT SESUAI DGN KEPENTINGANNYA DLM LINGKUP TUGAS KEPOLISIAN; SERTAl. MELAKSANAKAN TUGAS LAIN SESUAI DGN PERATURAN PER-UU-AN

(2) TATA CARA PELAKSANAAN KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) HURUP f DIATUR LEBIH LANJUT DGN PERATURAN PEMERINTAH.

(1) DALAM RANGKA MENYELENGGARAK TUGAS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13 DAN 14 KEPOLISIAN NEGARA RI SECARA UMUM BERWENANG:a. MENERIMA LAPORAN DAN/ ATAU PENGADUAN;b. MEMBANTU MENYELESAIKAN PERSELISIHAN WARGA MASYARAKAT YG DAPAT MENGGANGGU KEPENTINGAN UMUM;c. MENCEGAH & MENANGGULANGI TUMBUHNYA PENYAKIT MASYARAKAT;d. MENGAWASI ALIRAN YG DAPAT MENIMBULKAN PERPECAHAN ATAU MENGANCAM

PERSATUAN & KESATUAN BANGSA;e. MENGELUARKAN PERATURAN KEPOLISIAN DLM LINGKUP KEWENANGAN ADMINISTRATIF KEPOLISIAN;f. MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN KHUSUS SEBAGAI BAGIAN DARI TINDAKAN KEPOLISIAN DLM RANGKA PENCEGAHAN;g. MELAKUKAN TINDAKAN PERTAMA DITEMPAT KEJADIAN;h. MENGAMBIL SIDIK JARI & IDENTITAS LAINNYA SERTA MEMOTRET SESEORANG;i. MENCARI KETERANGAN & BARANG BUKTI;j. MENYELENGGARAKAN PUSAT INFORMASI KRIMINAL NASIONAL;k. MENGELUARKAN SURAT IJIN DAN / ATAU SURAT KETERANGAN YG DIPERLUKAN DLM RANGKA PELAYANAN MASYARAKAT;l. MEMBERIKAN BANTUAN PENGAMANAN DLM SIDANG DAN PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN, KEGIATAN INSTANSI LAIN, SERTA KEGIATAN MASYARAKAT;m. MENERIMA & MENYIMPAN BARANG TEMUAN U/ SEMENTARA WAKTU.

PASAL 15PASAL 15

(2) KEPOLISIAN NEGARA RI SESUAI DGN PERATURAN PER-UU-AN LAINNYA BERWENANG:a. MEMBERIKAN IZIN & MENGAWASI KEGIATAN KERAMAIAN UMUM & KEGIATAN MASYARAKAT LAINNYA;b. MENYELENGGARAKAN REGISTRASI & IDENTIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR;c. MEMBERIKAN SURAT IZIN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR;d. MENERIMA PEMBERITAHUAN TTG KEGIATAN POLITIK;e. MEMBERIKAN IZIN & MELAKUKAN PENGAWASAN SENJATA API, BAHAN PELEDAK & SENJATA TAJAM;f. MEMBERIKAN IZIN OPERASIONAL & MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP BADAN USAHA DIBIDANG JASA PENGAMANAN;g. MEMBERIKAN PETUNJUK, MENDIDIK, DAN MELATIH APARAT KEPOLISIAN KHUSUS DAN PETUGAS PENGAMANAN SWAKARSA DLM BIDANG TEKNIS KEPOLISIAN;h. MELAKUKAN KERJA SAMA DGN KEPOLISIAN NEGARA LAIN DLM MENYIDIK & MEMBERANTAS KEJAHATAN INTERNASIONAL;i. MELAKUKAN PENGAWASAN FUNGSIONAL KEPOLISIAN TERHADAP ORANG ASING YG BERADA DIWILAYAH INDONESIA DGN KOORDINASI INSTANSI TERKAIT;j. MEWAKILI PEMERINTAH RI DLM ORGANISASI KEPOLISIAN INTERNASIONAL;k. MELAKSANAKAN KEWENANNGAN LAIN YG TERMASUK YG TERMASUK DLM

(3) TATA CARA PELAKSANAAN KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (2) HURUF a DAN d DIATUR LEBIH LANJUT DGN PERATURAN PEMERINTAH.

(1) DALAM RANGKA MENYELENGGARAK TUGAS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13 DAN 14 DIBIDANG PROSES PIDANA, KEPOLISIAN NEGARA RI BERWENANG UNTUK:a. MELAKUKAN PENANGKAPAN, PENAHANAN, PENGGELEDAHAN, DAN PENYITAAN;b. MELARANG SETIAP ORANG MENINGGALKAN ATAU MEMASUKI TEMPAT KEJADIAN PERKARA U/ KEPENTINGAN PENYIDIKAN;c. MEMBAWA & MENGHADAPKAN ORANG KEPADA PENYIDIK DLM RANGKA PENYIDIKAN;d. MENYURUH BERHENTI ORANG YG DICURIGAI & MENANYAKAN SERTA MEMERIKSA

TANDA PENGENAL DIRI;e. MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAN PENYITAAN SURAT;f. MEMANGGIL ORANG U/ DIDENGAR DAN DIPERIKSA SEBAGAI TERSANGKA ATAU SAKSI;g. MENDATANGKAN ORANG AHLI YG DIPERLUKAN DLM HUBUNGANNYA DGN PEMERIKSAAN PERKARA;h. MENGADAKAN PENGHENTIAN PENYIDIKAN;i. MENYERAHKAN BERKAS PERKARA KEPADA PENUNTUT UMUM;j. MENGAJUKAN PERMINTAAN SECARA LANGSUNG KEPADA PEJABAT IMIGRASI YG BERWENANG DITEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI DLM KEADAAN MENDESAK ATAU MENDADAK UNTUK MENCEGAH ATAU MENANNGKAL ORANG YG DISANGKA MELAKUKAN TP;k. MEMBERI PETUNJUK & BANTUAN PENYIDIKAN KPD PPNS SERTA MENERIMA HASIL

PENYIDIKAN PPNS U/ DISERAHKAN KPD PENUNTUT UMUM; danl. MENGADAKAN TINDAKAN LAIN MENURUT HUKUM YG BERTANGGUNG JAWAB.

PASAL 16PASAL 16

(2) TINDAKAN LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (1) HURUF l ADALAH TINDAKAN PENYELIDIKAN YG DILAKSANAKAN JIKA MEMENUHI SYARAT SBB :a. TIDAK BERTENTANGAN DGN SUATU ATURAN HUKUM;b. SELARAS DENGHAN KEWAJIBAN HUKUM YG MENGHARUSKAN TINDAKAN TERSEBUT DILAKUKAN;c. HARUS PATUT, MASUK AKAL, DAN TERMASUK DLM LINGKUNGAN JABATANNYA;d. PERTIMBANGAN YG LAYAK BERDASARKAN KEADAAN YG MEMAKSA ; dane. MENGHORMATI HAK ASASI MANUSIA.

PASAL 16PASAL 16

PEJABAT KEPOLISIAN NEGARA RI MENJALANKAN TUGAS & WEWENANGNYA DISELURUH WILAYAH NEGARA RI, KHUSUSNYA DIDAERAH HUKUM PEJABAT YG BERSANGKUTAN DITUGASKAN DGN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.

PASAL 17PASAL 17

PASAL 18PASAL 18

(1) UNTUK KEPENTINGAN UMUM PEJABAT KEPOLISIAN NEGARA RI DLM MELAKSANAKAN TUGAS & WEWENANGNYA DPT BERTINDAK MENURUT PENILAIANNYA SENDIRI.

(2) PELAKSANAAN KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) HANYA DPT DILAKUKAN DLM KEADAAN YG SANGAT PERLU DGN MEMPERHATIKAN PERATURAN PER-UU-AN, SERTA KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA RI.

PASAL 19PASAL 19

(1) DALAM MELAKSANAKAN TUGAS & WEWENANGNYA PEJABATA KEPOLISIAN NEGARA RI SENANTIASA BERTINDAK BERDASARKAN NORMA HUKUM & MENGINDAHKAN NORMA AGAMA, KESOPANAN, KESUSILAAN SERTA MENJUNJUNG TINGGI HAK ASASI MANUSIA.

(2) DALAM MELAKSANAKAN TUGAS & WEWENANG SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) KEPOLISIAN NEGARA RI MENGUTAMAKAN TINDAKAN PENCEGAHAN.

BAB IVANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

PASAL 20PASAL 20

(1) PEGAWAI NEGERI PADA KEPOLISIAN NEGARA RI TERDIRI DARI :a. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA; danb. PEGAWAI NEGERI SIPIL.

(2) TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) HURUF b BERLAKU KETENTUAN PERATURAN PER-UU-AN DIBIDANG KEPEGAWAIAN.

PASAL 21PASAL 21

(1) UNTUK DIANGKAT MENJADI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI SEORANG CALON HARUS MEMENUHI SYARAT SEKURANG-KURANGNYA SEBAGAI BERIKUT:a. WARGA NEGARA REPUBLIK INDONESIA;b. BERIMAN & BERTAQWA KEPADA TUHAN YME;c. SETIA KEPADA NKRIBERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 45;d. BERPENDIDIKAN PALING RENDAH SEKOLAH MENENGAH UMUM ATAU SEDERAJAT;e. BERUMUR PALING RENDAH 18 (DELAPAN BELAS) TAHUN;f. SEHAT JASMANI & ROHANIg. TIDAK PERNAH DIPIDANA KARENA MELAKUKAN KEJAHATAN;

h. BERWEIBAWA, JUJUR, ADIL & BERKELAKUAN TIDAK TERCELA;danI. LULUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMBENTUKAN ANGGOTA KEPOLISIAN.

(2) KETENTUAN MENGENAI PEMBINAAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI DIATUR LEBIH LANJUT DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PASAL 22PASAL 22

(1) SEBELUM DIANGKAT SEBAGAI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI, SEORANG CALON ANGGOTA YG TELAH LULUS PENDIDIKAN PEMBENTUKAN WAJIB MENGUCAPKAN SUMPAH ATAU JANJI MENURUT AGAMANYA DAN KEPERCAYAANNYA ITU.

(2) KETENTUAN MENGENAI TATA CARA PENGAMBILAN SUMPAH ATAU JANJI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (1) DIATUR LEBIH LANJUT DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

LAFAL SUMPAH ATAU JANJI SEBAGAIMANA DIATUR DLM PSL 22 ADALAH SEBAGAI BERIKUT :“DEMI ALLAH, SAYA BERSUMPAH/BERJANJI;

BAHWA SAYA, UNTUK DIANGKAT MENJADI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, AKAN SETIA DAN TAAT SEPENUHNYA KEPADA PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR 1945, TRI BRATA, CATUR PRASATYA, DAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA SERTA PEMERINTAH YANG SAH; BAHWA SAYA, AKAN MENAATI SEGALA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DAN MELAKSANAKAN KEDINASAN DIKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG DIPERCAYAKAN KEPADA SAYA DENGAN PENUH PENGABDIAN, KESADARAN, DAN TANGGUNG JAWAB;BAHWA SAYA, AKAN SENANTIASA MENJUNJUUNG TINGGI KEHORMATAN NEGARA, PEMERINTAH, DAN MARTABAT ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, SERTA AKAN SENANTIASA MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA DARIPADA KEPENTINGAN SAYA SENDIRI, SESEORANG ATAU GOLONGAN;BAHWA SAYA, AKAN MEMEGANG RAHASIA SESUATU YANG MENURUT SIFATNYA ATAU MENURUT PERINTAH HARUS SAYA RAHASIAKAN;BAHWA SAYA, AKAN BEKERJA DENGAN JUJUR, TERTIBM CERMAT, DAN BERSEMANGAT UNTUK KEPENTINGAN BANGSA DAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DAN TIDAK AKAN MENERIMA PEMBERIAN BERUPA HADIAH DAN/ATAU JANJI-JANJI BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNGYG ADA KAITANNYA DENGAN PEKERJAAN SAYA.”

PASAL 23PASAL 23

PASAL 24PASAL 24

(1) ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI MENJALANI DINAS KEANGGOTAAN DGN IKATAN DINAS. (2) KETENTUAN MENGENAI IKATAN DINAS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (1) DIATUR

LEBIH LANJUT DGN KEPUTUSAN PRESIDEN.

PASAL 25PASAL 25

(1) SETIAP ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI DIBERI PANGKAT YG MENCERMINKAN PERAN, FUNGSI DAN KEMAMPUAN, SERTA SEBAGAI KEABSAHAN WEWENANG & TANGGUNG JAWAB DALAM PENUGASANNYA.

(2) KETENTUAN MENGENAI SUSUNAN, SEBUTAN, DAN KESELARASAN PANGKAT-PANGKAT SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (1) DIATUR LEBIH LANJUT DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PASAL 26PASAL 26

(1) SETIAP ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI MEMPEROLEH GAJI & HAK2 LAINNYA YG ADIL DAN LAYAK.

(2) KETENTUAN MENGENAI GAJI DAN HAK-HAK LAINNYA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (1) DIATUR LEBIH LANJUT DGN PERATURAN PEMERINTAH.

PASAL 27PASAL 27

(1) KETENTUAN MENGENAI PERATURAN DISIPLIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (1) DIATUR LEBIH LANJUT DGN PERATURAN PEMERINTAH

(2) UNTUK MEMBINA PERSATUAN & KESATUAN SERTA MENINGKATKAN SEMANGAT KERJA & MORIL, DIADAKAN PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI.

PASAL 28PASAL 28

(1) KEPOLISIAN NEGARA RI BERSIKAP NETRAL DLM KEHIDUPAN POLITIK & TIDAK MELIBATKAN DIRI PADA KEGIATAN POLITIK PRAKTIS.

(2) ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI TIDAK MENGGUNAKAN HAK MEMILIH DAN DIPILIH.(3) ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI DPT MENDUDUKI JABATAN DILUAR KEPOLISIAN SETELAH

MENGUNDURKAN DIRI ATAU PENSIUN DARI DINAS KEPOLISIAN..

PASAL 29PASAL 29

(1) ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI TUNDUK PADA KEKUASAAN PERADILAN UMUM.(2) KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (1) DIATUR LEBIH LANJUT DGN

PERATURAN PEMERINTAH.

PASAL 30PASAL 30

(1) ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI DPT DIBERHENTIKAN DGN HORMAT ATAU TDK DENGAN HORMAT.

(2) USIA PENSIUN MAKSIMUM ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI 58 (LIMA PULUH DELAPAN) TAHUN DAN BAGI ANGGOTA YG MEMILIKI KEAHLIAN KHUSUS DAN SANGAT DIBUTUHKAN DLM TUGAS KEPOLISIAN DPT DIPERTAHANKAN SAMPAI DENGAN 60 (ENAM PULUH) TAHUN.

(3) PELAKSANAAN KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (1) DIATUR LEBIH LANJUT DGN PERATURAN PEMERINTAH.

BAB VPEMBINAAN

PROFESI

PASAL 31PASAL 31

PEJABAT KEPOLISIAN NEGAR RI DLM MELAKSANAKAN TUGAS DAN WEWENANGNYA HRS MEMILIKI KEMAMPUAN PROFESI.

PASAL 32PASAL 32

(1) PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESI PEJABAT KEPOLISIAN NEGARA RI DISELENGGARAKAN MELALUI PEMBINAAN ETIKA PROFESI & PENGEMBANGAN PENGETAHUAN SERTA PENGALAMANNYA DIBIDANG TEKNIS KEPOLISIAN MELALUI PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENUGASAN SECARA BERJENJANG DAN BERLANJUT.

(2) PEMBINAAN KEMAMPUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (1) DIATUR LEBIH LANJUT DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PASAL 33PASAL 33

GUNA MENUNJANG PEMBINAAN PROFESI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PSL 32 DILAKUKAN PENGKAJIAN, PENELITIAN, SERTA PENGEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEPOLISIAN

PASAL 34PASAL 34

(1) SIKAP & PRILAKU PEJABAT KEPOLISIAN NEGARA RI TERIKAT PADA KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA RI.

(2) KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA RI DPT MENJADI PEDOMAN BAGI PENGEMBAN FUNGSI KEPOLISIAN LAINNYA DLM MELAKSANAKAN TUGAS SESUAI DGN PERATURAN PER-UU-AN YG BERLAKU DILINGKUNGANNYA.

(3) KETENTUAN MENGENAI KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA RI DIATUR DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PASAL 35PASAL 35

(1) PELANGGARAN THD KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA RI O/ PEJABAT KEPOLISIAN NEGARA RI DISELESAIKAN O/ KOMISI KODE ETIK KEPOLISIAN NEGARA RI.

(2) KETENTUAN MENGENAI SUSUNAN ORGANISASI & TATA KERJA KOMISI KODE ETIK KEPOLISIAN NEGARA RI DIATUR DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PASAL 36PASAL 36

(1) SETIAP PEJABAT KEPOLISIAN NEGARA RI & PENGEMBAN FUNGSI KEPOLISIAN LAINNYA WAJIB MENUNJUKAN TANDA PENGENAL SEBAGAI KEABSAHAN WEWENANG & TG JAWAB DLM MENGEMBAN FUNGSINYA.

(2) KETENTUAN MENGENAI BENTUK, UKURAN, PENGELUARAN, PEMAKAIAN, DAN PENGGUNAAN TANDA PENGENAL SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) DIATUR DGN KEPUTUSAN KAPOLRI

BAB VILEMBAGA KEPOLISIAN NASIONAL

PASAL 37PASAL 37

(1) LEMBAGA KEPOLISIAN NASIONAL YG DISEBUT DGN KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL BERKEDUDUKAN DIBAWAH & BERTANGGUNG JAWAB KPD PRESIDEN

(2) KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL SEBAGAIAMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) DIBENTUK DGN KEPUTUSAN PRESIDEN

PASAL 38PASAL 38

(1) KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL BERTUGAS :a. MEMBANTU PRESIDEN DLM MENETAPKAN ARAH KEBIJAKAN KEPOLISIAN NEGARA RI : DANb. MEMBERIKAN PERTIMBANGAN KPD PRESIDEN DLM PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KAPOLRI.

(2) DLM MELAKSANAKAN TUGAS SEBAGAIAMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1), KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL BERWENANG UNTUK :a. MENGUMPULKAN DAN MENGANALISA DATA SEBAGAI BAHAN PEMBERIAN SARAN KPD PRESIDEN YG BERKAITAN DGN ANGGARAN KEPOLISIAN NEGARA RI, PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEPOLISIAN NEGARA RI, DAN PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA KEPOLISIAN NEGARA RI.b. MEMEBERIKAN SARAN & PERTIMBANGAN LAIN KPD PRESIDEN DLM UPAYA MEWUJUDKAN KEPOLISIAN NEGARA RI YG PROFESIONAL DAN MANDIRI; DANc. MENERIMA SARAN & KELUHAN DARI MASYARAKAT MENGENAI KINERJA KEPOLISIAN DAN MENYAMPAIKANNYA KEPADA PRESIDEN.

PASAL 39PASAL 39

(1) KEANGGOTAAN KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL TERDIRI ATAS SEORANG KETUA MERANGKAP ANGGOTA, SEORANG WAKIL KETUA MERANGKAP ANGGOTA, SEORANG SEKRETARIS MERANGKAP ANGGOTA, DAN 6 (ENAM) ORANG ANGGOTA.

(2) KEANGGOTAAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) BERASAL DARI UNSUR-UNSUR PEMERINTAH, PAKAR KEPOLISIAN, DAN TOKOH MASYARAKAT.

(3) KETENTUAN MENGENAI SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DIATUR DGN KEPUTUSAN PRESIDEN.

PASAL 40PASAL 40

SEGALA PEMBIAYAAN YG DIPERLUKAN U/ PELAKSANAAN TUGAS KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DIBEBANKAN PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA.

BANTUAN, HUBUNGAN, DAN KERJA SAMA

BAB VII

PASAL 41PASAL 41

(1) DALAM RANGKA MELAKSANAKAN TUGAS KEAMANAN, KEPOLISIAN NEGARA RI DPT MEMINTA BANTUAN TNI YG DIATUR LEBIH LANJUT DGN PERATURAN PEMERINTAH.

(2) DALAM KEADAAN DARURAT MILITER DAN KEADAAN PERANG, KEPOLISIAN NEGARA RI MEMBERIKANBANTUAN KPD TNI SESUAI DGN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.

(3) KEPOLISIAN NEGARA RI MEMBANTU SECARA AKTIF TUGAS PEMELIHARAAN PERDAMAIAN DUNIA DIBAWAH BENDERA PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB).

PASAL 42PASAL 42

(1) HUBUNGAN & KERJASAMA KEPOLISIAN NEGARA RI DGN BADAN, LEMBAGA, SERTA INSTANSI DI DALAM DAN DI LUAR NEGERI DIDASARKAN ATAS SENDI2 HUBUNGAN FUNGSIONAL, SALING MENGHORMATI SALING MEMBANTU, MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN UMUM, SERTA MEMPERHATIKAN HIERARKI.

(2) HUBUNGAN & KERJASAMA DIDALAM NEGERI DILAKUKAN TERUTAMA DGN UNSUR2 PEMERINTAH DAERAH, PENEGAK HUKUM, BADAN, LEMBAGA, INSTANSI LAIN, SERTA MASYARAKAT DGN MENGEMBANGKAN ASAS PARTISIPASI & SUBSIDIARITAS.

(3) HUBUNGAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI DILAKUKAN TERUTAMA DGN BADAN-BADAN KEPOLISIAN & PENEGAK HUKUM LAIN MELALUI KERJASAMA BILATERAL ATAU MULTIRATERAL & BADAN PENCEGAHAN KEJAHATAN BAIK DLM RANGKA TUGAS OPERASIONAL MAUPUN KERJASAMA TEKNIK DAN PENDIDIKAN SERTA PELATIHAN.

(4) PELAKSANAAN KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1), (2) DAN (3) DIATUR DGN PERATURAN PEMERINTAH.

BAB VIII

PASAL 43PASAL 43

PADA SAAT UNDANG-UNDANG INI MULAI BERLAKU:a. SEMUA PERATURAN PER-UU-AN YG MERUPAKAN PELAKSANAAN MENGENAI KEPOLISIAN

NEGARA RI DINYATAKAN TETAP BERLAKU SEPANJANG TDK BERTENTANGAN DGN UU INI.b. TP YG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA POLRIYG SDG DIPERIKSA BAIK DI TINGKAT PENYIDIKAN

MAUPUN PEMERIKSAAN DI PENGADILAN MILITER & BELUM MENDAPAT PUTUSAN PENGADILAN YG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP BERLAKU KETENTUAN PERATURAN PER-UU-AN PERADILAN MILITER.

c. TP YG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA POLRIYG BELUM DIPERIKSA BAIK DI TINGKAT PENYIDIKAN MAUPUN PEMERIKSAAN DIPENGADILAN MILITER BERLAKU KETENTUAN PERATURAN PER-UU-AN DILINGKUNGAN PERADILAN UMUM.

KETENTUAN PERALIHAN

BAB IX

PASAL 44PASAL 44

PADA SAAT UNDANG-UNDANG INI MULAI BERLAKU, UU NO.28 TH 1997 TTG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ( LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TH 1997 NOMOR 81, TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3710 ) DINYATAKAN TIDAK BERLAKU.

KETENTUAN PENUTUP

PADA SAAT UNDANG-UNDANG INI MULAI BERLAKU PADA TANGGAL DIUNDANGKAN.

AGAR SETIAP ORANG MENGETAHUINYA, MEMERINTAHKAN PENGUNDANGAN UU INI DGN PENEMPATANNYA DLM LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

PADA SAAT UNDANG-UNDANG INI MULAI BERLAKU PADA TANGGAL DIUNDANGKAN.

AGAR SETIAP ORANG MENGETAHUINYA, MEMERINTAHKAN PENGUNDANGAN UU INI DGN PENEMPATANNYA DLM LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

PASAL 45PASAL 45

KOMISI KEPOLISIAN

Latar BelakangLatar BelakangMasyarakat kurang percaya - Polri dpt Masyarakat kurang percaya - Polri dpt

melakukan melakukan

investigasi scr obyektif & transparan terhadap investigasi scr obyektif & transparan terhadap

pelanggaran pidana yg dilakukan oleh pelanggaran pidana yg dilakukan oleh anggota Polri.anggota Polri.

Tujuannya agar Polri :Tujuannya agar Polri : IndependenIndependen Tidak terseret politik praktisTidak terseret politik praktis Tidak mengandalkan kekuasaan (power)Tidak mengandalkan kekuasaan (power) ProfesionalProfesional

Model Police CommisionModel Police Commision

Melaksanakan sendiri investigasi & Melaksanakan sendiri investigasi & meneruskan hasil investigasi ke meneruskan hasil investigasi ke pengadilanpengadilan

Investigasi oleh penyidik polisi → Komisi Investigasi oleh penyidik polisi → Komisi memperlajati hasilnya, kemudian memperlajati hasilnya, kemudian membuat rekomendasi ke kesatuan polisi.membuat rekomendasi ke kesatuan polisi.

Polisi bertanggungjawab dg membuka Polisi bertanggungjawab dg membuka pengaduan dr masyarakat, jk pelapor pengaduan dr masyarakat, jk pelapor keberatan bisa banding ke komisi.keberatan bisa banding ke komisi.

Komisi mengaudit kinerja investigasi Komisi mengaudit kinerja investigasi polisi yg menyimpang dr aturan kerjanya.polisi yg menyimpang dr aturan kerjanya.

Sejarah Police Sejarah Police CommisionCommision

1969 di negara bagian Arkansas 1969 di negara bagian Arkansas (USA) dibentuk City office of (USA) dibentuk City office of Citezen Complaint dlm rangka Citezen Complaint dlm rangka penyelidikan terhadap sebab-penyelidikan terhadap sebab-sebab meninggalnya Martin sebab meninggalnya Martin Luther King. Kemudian diikuti Luther King. Kemudian diikuti Columbia, membentuk Civilian Columbia, membentuk Civilian Review Board, 1995.Review Board, 1995.

Civilian Review BoardCivilian Review Board(California/Berkeley)(California/Berkeley)

Seluruh anggota dr warga Seluruh anggota dr warga masyarakat.masyarakat.

Menerima pengaduan dr masyarakat, Menerima pengaduan dr masyarakat, melakukan investigasi.melakukan investigasi.

Membuat keputusan kasus.Membuat keputusan kasus. Mengajukan rekomendasi kpd Mengajukan rekomendasi kpd

kepolisian.kepolisian.

Civilian Input BoardCivilian Input Board(Chicago)(Chicago)

Anggota dr bekas polisi (sdh Anggota dr bekas polisi (sdh berstatus sipil).berstatus sipil).

Menerima pengaduan dan Menerima pengaduan dan melakukan investigasi langsung.melakukan investigasi langsung.

Membuat keputusan ttg kasus.Membuat keputusan ttg kasus. Memberi rekomendasi ttg sanksi thd Memberi rekomendasi ttg sanksi thd

polisi yg pelanggar kpd kepolisian. polisi yg pelanggar kpd kepolisian. Sanksi dijatuhkan olh kepolisian.Sanksi dijatuhkan olh kepolisian.

Civilian Monitor BoardCivilian Monitor BoardSkandinavia)Skandinavia)

Seluruh anggota dr warga masyarakat.Seluruh anggota dr warga masyarakat. Menerima pengaduan dan melakukan Menerima pengaduan dan melakukan

investigasi.investigasi. Menjadi moderator atas kebenaran Menjadi moderator atas kebenaran

pengaduan di pengadilan.pengaduan di pengadilan.

Police Advisory Board – Philadelphia.Police Advisory Board – Philadelphia.Civilian Complaint Board – Okland.Civilian Complaint Board – Okland.The National Public Safaty Commision - The National Public Safaty Commision -

JepangJepang

KompolnasKompolnas

Tindak lanjut proses pemisahan TNI – Tindak lanjut proses pemisahan TNI – Polri (TAP MPR VI & VII Tahun 2000)Polri (TAP MPR VI & VII Tahun 2000)

Salah satu instrumen “polisi sipil”.Salah satu instrumen “polisi sipil”. Meningkatnya arogansi polisi pd masa Meningkatnya arogansi polisi pd masa

Orba.Orba. Membina sifat-2 polisi (akuntabel, Membina sifat-2 polisi (akuntabel,

kredibel, transparan, independen).kredibel, transparan, independen). Fungsi sbg penasehat presiden & Fungsi sbg penasehat presiden &

menerima keluhan masyarakat.menerima keluhan masyarakat.

Pasal 38 (1) – bantu Pres membuat Pasal 38 (1) – bantu Pres membuat kebijakan strategi kepolisian (tugas kebijakan strategi kepolisian (tugas mentri ?).mentri ?).

Pasal 38 (2) – mengumpulkan, Pasal 38 (2) – mengumpulkan, menganalisis data anggaran, sarana menganalisis data anggaran, sarana prasarana, sdm (tugas staf Kapolri ?)prasarana, sdm (tugas staf Kapolri ?)

Terima kaluhan masyarakat – tdk Terima kaluhan masyarakat – tdk melakukan investigasi.melakukan investigasi.

Perpres 17/2005 – psl 3 & 4 = Perpres 17/2005 – psl 3 & 4 = penjabaran psl 38 UU 2/2002. Psl 5 penjabaran psl 38 UU 2/2002. Psl 5 komposisi 3 Mentri.komposisi 3 Mentri.

Psl 9 (3) kedudukan di Mabes Polri. Psl 9 (3) kedudukan di Mabes Polri. Sekretariat dari anggota Polri.Sekretariat dari anggota Polri.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003

TENTANGPEMBERHENTIAN ANGGOTA


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003

TENTANGPEMBERHENTIAN ANGGOTA KEPOLISIAN

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I

PASAL 1PASAL 1

DALAM PERATURAN PEMERINTAH INI YG DIMAKSUD DGN :1. ANGGT KEPOL. NEGARA RI ADLH PEGAWAI NGRI PADA KEPOLISIAN NEGARA RI.2. PEMBERHENTIAN DR DINAS KEPOLISIAN ADLH PEMBERHENTIAN ANGGT KEPOLISIAN DARI

DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI U/ MEMBERIKAN KEPASTIAN HKM BAHWA YG BERSANGKUTAN TDK LAGI BERSTATUS SBG ANGGOTA.

3. DINAS KEPOLISIAN ADLH SEGALA AKTIVITAS KEDINASAN YG DILAKUKAN ANGGT DLM LEMBAGA KEPOLISIAN NEGARA RI.

4. PEMBERHENTIAN DGN HORMAT ADLH PENGAKHIRAN MASA DINAS KEPOLISIAN O/ PEJABAT YG BERWENANG THDP ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI SESUAI DGN PERATURAN PER-UU-AN YG BERLAKU.

KETENTUAN UMUM

5. PEMBERHENTIAN TDK DGN HORMAT ADLH PENGAKHIRAN MASA DINAS KEPOLISIAN O/ PEJABAT YG BERWENANG TERHADAPA SEORANG ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI KARENA SEBAB2 TERTENTU.

6. HILANG DLM TUGAS ADLH SUATU KEADAAN BAHWA ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI TDK DIKETAHUI KEBERADAANNYA & TDK DIKETAHUI APAKAH MASIH HIDUP ATAU TELAH MENINGGAL DUNIA.

7. USIA PENSIUN ADLH BATAS BERAKHIRNYA MASA DINAS SESEORANG SEBAGAI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI.

8. DIPERTAHANKAN DLM DINAS AKTIF ADLH MEMPERTAHANKAN SESEORANG ANGGOTA U/ TETAP DINAS AKTIF, WALAUPUN ORANG TERSEBUT TELAH MENCAPAI USIA PENSIUN MAKSIMUM 58 (LIMA PULUH DELAPAN) TAHUN.

9. GUGUR ADLH MENINGGAL DUNIA DLM OPERASI KEPOLISIAN ATAU SEBAGAI AKIBAT TINDAKAN LANGSUNG PELAKU TINDAK PIDANA KRIMINAL ATAU YG MENENTANBG NEGARA/PEMERINTAH YG SAH.

10. TEWAS ADLH MENINGGAL DUNIA DLM MENJALANKAN TUGAS ATAU MENINGGAL DUNIA DLM KEADAAN LAIN YG ADA HUBUNGAN DGN DINAS.

11. MENINGGAL DUNIA BIASA ADLH MENINGGAL DUNIA KARENA SEBAB TERTENTU & BUKAN KARENA MENJALANKAN TUGAS ATAU KARENA HUBUNGANNYA DGN PELAKSANAAN DINAS.

12. PELANGGARAN ADLH PERBUATAN YG DILAKUKAN O/ ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI KARENA MELANGGAR SUMPAH/JANJI ANGGOTA, SUMPAH/JANJI JABATAN, PERATURAN DISIPLIN DAN/ATAU KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA RI.

13. KEAHLIAN KHUSUS ADLH KEAHLIAN DIBIDANG TERTENTU YG DITANDAI O/ ADANYA IJAZAH/SERTIFIKAT ATAU MEMPUNYAI PENGALAMAN KERJA DIBIDANGNYA MINIMAL 5 (LIMA) TAHUN.

BAB II

ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAPAT DIBERHENTIKAN DGN HORMAT APABILA:a. MENCAPAI BATAS USIA PENSIUN;b. PERTIMBANGAN KHUSUS U/ KEPENTINGAN DINAS;c. TIDAK MEMENUHI SYARAT JASMANI DAN/ ATAU ROHANI;d. GUGUR, TEWAS, MENINGGAL DUNIA, ATAU HILANG DLM TUGAS.

PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT

PASAL 3PASAL 3

(1) ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI YG TELAH MENCAPAI BATAS USIA PENSIUN DIBERHENTIKAN DGN HORMAT DARI DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI.

(2) BATAS USIA PENSIUN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) MAKSIMUM 58 (LIMA PULUH DELAPAN) TAHUN.

BAGIAN PERTAMAMENCAPAI BATAS USIA PENSIUN

BAGIAN PERTAMAMENCAPAI BATAS USIA PENSIUN

PASAL 2PASAL 2

(3) BATAS USIA PENSIUN MAKSIMUM 58 (LIMA PULUH DELAPAN) TAHUN BERLAKU U/ SEMUA GOL. KEPANGKATAN.

(4) UNTUK KEPENTINGAN PEMBINAAN ORGANISASI KEPOLISIAN NEGARA RI, PADA TAHAP AWAL PENERAPAN KETENTUAN MENGENAI BATAS USIA PENSIUN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (3) DILAKSANAKAN SCR BERTAHAP.

(5) PENGATURAN LEBIH LANJUT MENGENAI PENEREAPAN KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN SCR BERTAHAP SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (4) DITETAPKAN DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PASAL 4PASAL 4

(1) BATAS USIA PENSIUN, SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PSL 3, DPT DIPERTAHANKAN SAMPAI 60 (ENAM PULUH) TAHUN BAGI ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG MEMPUNYAI KEAHLIAN KHUSUS & SANGAT DIBUTUHKAN DLM TUGAS KEPOLISIAN.

(2) KEAHLIAN YG SANGAT KHUSUS & SANGAT DIBUTUHKAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) MELIPUTI BIDANG :a. IDENTIFIKASI; f. KEDOKTERAN KEHAKIMANb. LABORATORIUM FORENSIK; g. PAWANG HEWANc. KOMUNIKASI ELEKTRONIK; h. PENYIDIKAN KEJAHATAN TERTENTUd. SANDI; I. NAVIGASI LAUT/PENERBANGANe. PENJINAK BAHAN PELEDAK

(3) ANGGOTA YG DIPERTAHANKAN DLM DINAS AKTIF SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) HANYA YG BERTUGAS PADA SATUAN FUNGSI SESUAI KEAHLIANNYA TSB, YG PELAKSANAANNYA DILAKUKAN SCR SELEKTIF & BERTAHAP SETIAP 1 (SATU) TAHUN.

(4) TATA CARA PELAKSANAAN KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (3) DITETAPKAN DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI YG AKAN MEMASUKI USIA PENSIUN MAKSIMUM SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 3 AYAT (2), DIBERI KESEMPATAN MENJALANI MASA PERSIAPAN PENSIUN PALING LAMA 1 (SATU) TAHUN.

PASAL 6PASAL 6

(1) ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG MENGAJUKAN PERMOHONAN BERHENTI ATAS PERMINTAAN SENDIRI SEBELUM MENCAPAI BATAS USIA PENSIUN MAKSIMUM, DPT DIBERHENTIKAN DGN HORMAT DR DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI.

(2) PERMOHONAN BERHENTI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1), DPT DITOLAK KARENA:a. MASIH TERIKAT DLM IKATAN DINAS BERDASARKAN KETENTUAN BERLAKU,b. KEPENTINGAN DINAS YG MENDESAK.

BAGIAN KEDUAPERTIMBANGAN KHUSUS UNTUK KEPENTINGAN DINAS

BAGIAN KEDUAPERTIMBANGAN KHUSUS UNTUK KEPENTINGAN DINAS

PASAL 5PASAL 5

ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI DIBERHENTIKAN DGN HORMAT APABILA STATUSNYA BERALIH MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PASAL 8PASAL 8

ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DIBERHENTIKAN DGN HORMAT APABILA BERDASARKAN SRT KETERANGAN BADAN PENGUJI KESEHATAN PERSONIL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DINYATAKAN:a. TIDAK DPT BEKERJA LAGI DLM SEMUA JABATAN KARENA KESEHATANNYA: ATAUb. MENDERITA PENYAKIT ATAU MENGALAMI KELAINAN JIWA YG BERBAHAYA BAGI DIRINYA DAN/

ATAU ORGANISASI KEPOLISIAN NEGARA RI DAN/ ATAU LINGKUNGAN KERJANYA.

BAGIAN KETIGATIDAK MEMENUHI SYARAT JASMANI DAN/ATAU ROHANI

BAGIAN KETIGATIDAK MEMENUHI SYARAT JASMANI DAN/ATAU ROHANI

PASAL 7PASAL 7

PASAL 9PASAL 9

ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG GUGUR, TEWAS ATAU MENINGGAL DUNIA BIASA DIBERHENTIKAN DGN HORMAT DARI DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI DAN KPD AHLI WARISNYA DIBERIKAN PENGHASILAN PENUH SELAMA :a. 6 (ENAM) BULAN, JIKA PEWARIS MENINGGAL DUNIA BIASA DAN TANPA MEMILIKI TANDA JASA

KENEGARAAN BERUPA BINTANG;b. 12 (DUA BELAS) BULAN, JIKA PEWARIS MENINGGAL DUNIA BIASA DAN MEMILIKI TANDA JASA KENEGARAAN BERUPA BINTANG;c. 12 (DUA BELAS BULAN) BULAN, JIKA PEWARIS GUGUR ATAU TEWAS: ATAUd. 18 (DELAPAN BELAS) BULAN, JIKA PEWARIS DITETAPKAN SBG PAHLAWAN BERDASARKAN KEPUTUSAN PRESIDEN RI.

BAGIAN KEEMPATGUGUR, TEWAS, MENINGGAL DUNIA, ATAU HILANG DALAM TUGAS

BAGIAN KEEMPATGUGUR, TEWAS, MENINGGAL DUNIA, ATAU HILANG DALAM TUGAS

PASAL 10PASAL 10

(1) ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG HILANG DLM TUGAS & TDK ADA KEPASTIAN HUKUM ATAS DIRINYA SETELAH 1 (SATU) TAHUN SEJAK HILANG DLM TUGAS, DIBERHENTIKAN DGN HORMAT.

(2) PERNYATAAN HILANG SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) DIBUAT O/ PEJABAT YG BERWNNG BERDASARKAN SRT KET. ATAU BERITA ACARA DR PEJABAT YG BERWAJIB.

(3) TERHADAP ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI, SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1), YG KEMUDIAN DITEMUKAN KEMBALI & TERNYATA MASIH HIDUP, DIADAKAN PENELITIAN PERSONIL U/ DIPROSES LEBIH LANJUT DLM UPAYA REHABILITASI ATAU DIBERHENTIKAN TDK DGN HORMAT.

BAB III

PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT

ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI YG DIBERHENTIKAN TDK DGN HORMAT APABILA :a. MELAKUKAN TINDAK PIDANA;b. MELAKUKANB PELANGGARANc. MENINGGALKAN TUGAS ATAU HAL LAIN.

PASAL 11PASAL 11

PASAL 12PASAL 12

(1) ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DIBERHENTIKAN TDK DGN HORMAT DR DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI APABILA :a. DIPIDANA PENJARA BERDSRKAN PUTUSAN PENGADILAN YG TELAH MEMPUNYAI KUAT HUKUM TETAP & MENURUT PERTIMBANGAN PEJABAT YG BERWNNG TDK DPT DIPERTAHANKAN U/ TETAP BERADA DLM DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI;b. DIKETAHUI KEMUDIAN MEMBERIKAN KET. PALSU DAN/ATAU TDK BENAR PD SAAT MENDAFTARKAN DIRI SBG CALON ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI;c. MELAKUKAN USAHA / GIAT YG NYATA2 BERTUJUAN MENGUBAH PANCASILA, TERLIBAT

DLM GERAKAN, ATAU MELAKUKAN GIAT YG MENENTANG NEGARA DAN/ ATAU PEMERINTAH RI SCR TIDAK SAH.

(2) PEMBERHENTIAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) DILAKUKAN STLH MELALUI SIDANG KOMISI KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA RI.

BAGIAN PERTAMAMELAKUKAN TINDAK PIDANA

BAGIAN PERTAMAMELAKUKAN TINDAK PIDANA

PASAL 13PASAL 13

(1) ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DPT DIBERHENTIKAN TDK DGN HORMAT DR DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI KARENA MELANGGAR SUMPAH/JANJI ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI, SUMPAH/JANJI JABATAN, DAN/ATAU KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA RI.

(2) PEMBERHENTIAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) DILAKUKAN SETELAH MELALUI SIDANG KOMISI KODE ETIK KEPOLISIAN NEGARA RI.

BAGIAN KEDUAMELAKUKAN PELANGGARAN

BAGIAN KEDUAMELAKUKAN PELANGGARAN

PASAL 14PASAL 14

(1) ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DIBERHENTIKAN TDK DGN HORMAT DR DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI APABILA :a. MENINGGALKAN RUGASNYA SCR TDK SAH DLM WAKTU LEBIH DARI 30 (TIGA PULUH) KERJA SCR BERTURUT-TURUT;b. MELAKUKAN PERBUATAN & BERPRILAKU YG MERUGIKAN DINAS KEPOLISIAN;c. MELAKUKAN BUNUH DIRI DGN MAKSUD MENGHINDARI PENYIDIKAN DAN/ATAU TUNTUTAN HUKUM ATAU MENINGGAL DUNIA SEBAGAIA AKIBAT TP YG DILAKUKANNYA; ATAU.

(2) PEMBERHENTIAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) DILAKUKAN STLH MELALUI SIDANG KOMISI KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA RI.

BAGIAN KETIGAMENINGGALKAN TUGAS ATAU HAL LAIN

BAGIAN KETIGAMENINGGALKAN TUGAS ATAU HAL LAIN

BAB IV

KEWENANGAN MEMBERHENTIKAN DAN MEMPERTAHANKAN DALAM DINAS AKTIF

PASAL 15PASAL 15

(1) MEMBERHENTIKAN ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DILAKUKAN OLEH :a. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA U/ PANGKAT KOMBES

POL ATAU YG LEBIH TINGGI;b. KAPOLRI U/ PANGKAT AKBP ATAU YG LEBIH RENDAH;

PASAL 16PASAL 16

MEMPERTAHANKAN ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DLM DINAS AKTIF SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 4 DITETAPKAN OLEH :a. PRESIDEN RI U/ PANGKAT KOMBES ATAU YG LEBIH TINGGI;b. KAPOLRI U/ PANGKAT AKBP ATAU YG LEBIH RENDAH.

PASAL 17PASAL 17

(1) ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DIBERHENTIKAN DARI DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI BERKEWAJIBAN :

a. MEMEGANG SEMUA RAHASIA DINAS YG MENURUT SIFATNYA HRS DIRAHASIAKAN; DANb. TDK MENYALAHGUNAKAN PERLENGKAPAN PERORANGAN & FASILITAS DINAS SESUAI

KETENTUAN YG BERLAKU.(2) ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI, YG DIBERHENTIKAN DGN HORMAT DR DINAS KEPOLISIAN, PD

KESEMPATAN TERTENTU DIPERKENANKAN MENGGUNAKAN PAKAIAN SERAGAM DINAS DGN PANGKAT TERAKHIR..

BAB V

KETENTUAN LAIN - LAIN

PASAL 18PASAL 18

PEMBERHENTIAN ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DILAKSANAKAN TERHITUNG MULAI TGGL AKHIR BULAN KECUALI YG GUGUR, TEWAS, DAN MENINGGAL DUNIA BIASA DILAKSANAKAN TERHITUNG MULAI TGGL YG BERSANGKUTAN MENINGGAL DUNIA.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

PASAL 19PASAL 19

PERATURAN PELAKSANAAN MENGENAI PEMBERHENTIAN ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DINYATAKAN TETAP BERLAKU SEPANJANG BELUM DIATUR & TDK BERTENTANGAN DGN PERATURAN PEMERINTAH INI.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

PASAL 20PASAL 20

PERATURAN PEMERINTAH INI MULAI BERLAKU PADA TGGL DIUNDANGKAN.

AGAR SETIAP ORG MENGETAHUINYA, MEMERINTAHKAN PENGUNDANGAN PERATURAN PEMERINTAH INI DGN PENEMPATANNYA DLM LEMBARAN NEGARA RI.


TENTANGPERATURAN DISIPLIN ANGGOTA


PASAL 1PASAL 1

DALAM PERATURAN PEMERINTAH INI YG DIMAKSUD DGN :1. ANGGT KEPOL. NEGARA RI ADLH PEGAWAI NEGERI PADA KEPOLISIAN NEGARA RI.2. DISIPLIN ADLH KETAATAN & KEPATUHAN YG SUNGGUH2 TERHADAP PERATURAN DISIPLIN

ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI.3. PERATURAN DISIPLIN ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI ADLH SERANGKAIAN NORMA U/

MEMBINA, MENEGAKAN DISIPLIN & MEMELIHARA TATA TERTIB KEHIDUPAN ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI.

4. PELANGGARAN PERATURAN DISIPLIN ADLH UCAPAN, TULISAN, ATAU PERBUATAN ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG MELANGGAR PERATURAN DISIPLIN.

5. TINDAKAN DISIPLIN ADLH ADLH SERANGKAIAN TEGURAN LISAN DAN/ATAU TINDAKAN FISIK YG BERSIFAT MEMBINA, YG DIJATUHKAN SCR LANGSUNG KPD ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI.

KETENTUAN UMUM

BAB I

6. HUKUMAN DISIPLIN ADLH HUKUMAN YG DIJATUHKAN O/ ATASAN YG BERHAK MENGHUKUM KPD ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI MELALUI SIDANG DISIPLIN.

7. PENEMPATAN DLM TEMPAT KHUSUS ADLH SALAH SATU JENIS HUKUMAN DISIPLIN YG DIJATUHKAN KPD ANGG KEPOLISIAN NEGARA RI YG TELAH MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN DGN MENEMPATKAN TERHUKUM DLM TEMPAT KHUSUS.

8. SIDANG DISIPLIN ADLH SIDANG U/ MEMERIKSA & MEMUTUS PERKARA PELANGGARAN DISIPLIN YG DILAKUKAN ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI.

9. ATASAN ADLH SETIAP ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG KARENA PNGKAT DAN/ ATAU JABATANNYA BERKEDUDUKAN LEBIH TINGI DARIPADA ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG LAIN.

10. ATASAN LANGSUNG ADLH ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG KARENA JABATANNYA MEMPUNYAI WEWENANG LANGSUNG THD BAWAHAN YG DIPIMPINNYA.

11. ATASAN TDK LANGSUNG ADLH SETIAP ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG TDK MEMPUNYAI WEWENANG LANGSUNG THD BAWAHAN.

12. BAWAHAN ADLH SETIAP ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG PANGKAT DAN/ATAU JABATANNYA LEBIH RENDAH DARI ATASAN.

13. ATASAN YG BERHAK MENGHUKUM, SELANJUTNYA DISINGKAT ANKUM, ADLH ATASAN YG KARENA JABATANNYA DIBERI KEWENANGAN MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN KPD BAWAHAN YG DIPIMPINNYA.

14. ATASAN ANKUM ADLH ATASAN LANGSUNG DARI ANKUM.15. PROVOS ADLH SATUAN FUNGSI PADA KEPOLISIAN NEGARA RI YG BERTUGAS MEMBANTU

PIMPINAN U/ MEMBINA & MENEGAKAN DISIPLIN SERTA MEMELIHARA TATA TERTIB KEHIDUPAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI.

16. KAPOLRI ADLH PIMPINAN KEPOLISIAN NEGARA RI & PENANGGUNG JWB PENYELENGGARAAN FUNGSI KEPOLISIAN.

PASAL 2PASAL 2

(1) PERATURAN PEMERINTAH INI BERLAKU BAGI :a. ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI, DANb. MEREKA YG BERDASAREKAN PERATURAN PER-UU-AN TUNDUK PADA HUKUM YG BERLAKU BAGI ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI.

(2) PERATURAN PEMERINTAH INI TDK BERLAKU BAGI ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG SEDANG MENJALANI PIDANA PENJARA..

PASAL 3PASAL 3

DALAM RANGKA KEHIDUPAN BERNEGARA DAN BERMASYARAKAT, ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI WAJIB :

a. SETIA & TAAT SEPENUHNYA KPD PANCASILA, UUD’45, NEGARA & PEMERINTAH;b. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DIATAS KEPENTINGAN PRIBADI ATAU GOL.

SERTA MENGHINDARI SGL SESUATU YG DPT MERUGIKAN KEPENTINGAN NEGARA;c. MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN & MARTABATA NEGARA, PEMERINTAH, DAN

KEPOLISIAN NEGARA RI;d. MENYIMPAN RAHASIA NEGARA DAN/ATAU RAHASIA JABATAN DGN SEBAIK-BAIKNYA;e. HORMAT-MENGHORMATIANTAR PEMELUK AGAMA;f. MENJUNJUNG TINGGI HAK ASASI MANUSIA;g. MENAATI PERATURAN PER-UU-AN YG BERLAKU, BAIK YG BERHUBUNGAN DGN TUGAS

KEDINASAN MAUPUN YG BERLAKU SCR UMUM;h. MELAPORKAN KPD ATASANNYA APABILA MENGETAHUI ADA HAL YG DPT MEMBAHAYAKAN

DAN/ATAU MERUGIKAN NEGARA/PEMERINTAH;i. BERSIKAP & BERTINGKAH LAKU SOPAN SANTUNTHD MASYARAKAT;j. BERPAKAIAN RAPI DAN PANTAS.

KEWAJIBAN, LARANGAN, DAN SAKSI

BAB II

PASAL 4PASAL 4

DALAM PELAKSANAAN TUGAS, ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI WAJIB :a. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN, PENGAYOMAN, DAN PELAYANAN DGN SEBAIK2 NYA KPD

MASYARAKAT;b. MEMPERHATIKAN & MENYELESAIKAN DGN SEBAIK2 NYA LAPORAN DAN/ATAU PENGADUAN

MASYARAKAT;c. MENAATI SUMPAH ATAU JANJI ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI SERTA SUMPAH ATAU JANJI

JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PER-UU-AN YG BERLAKU;d. MELAKSANAKAN TUGAS SEBAIK2 NYA DGN PENUH KESADARAN & RASA TANGGUNG

JAWAB;e. MEMELIHARA & MENINGKATKAN KEUTUHAN, KEKOMPAKAN, PERSATUAN & KESATUAN

KEPOLISIAN NEGARA RI;f. MENAATI SGL PERATURAN PER-UU-AN & PERATURAN KEDINASAN YG BERLAKU;g. BERTINDAK & BERSIKAP TEGAS SERTA BERLAKU ADIL & BIJAKSANA TERHADAP

BAWAHANNYA;h. MEMBIMBING BAWAHANNYA DLM MELAKSANAKAN TUGAS;i. MEMBERIKAN CONTOH & TELADAN YG BAIK THD BAWAHANNYA;j. MENDORONG SEMANGAT BAWAHANNYA U/ MENINGKATKAN PRESTASI KERJA;k. MEMBERIKAN KESEMPATAN KPD BAWAHANNYA U/ MENGEMBANGKAN KARIER;l. MENAATI PERINTAH KEDINASAN YG SAH ADRI ATASAN YG BERWENANG;m. MENAATI KETENTUAN JAM KERJAn. GUNA & PELIHARA BARANG MILIK DINAS DGN SEBAIK2 NYAo. MENCIPTAKAN & MEMELIHARA SUASANA KERJA YG BAIK.

PASAL 5PASAL 5

DALAM RANGKA MEMELIHARA KEHIDUPAN BERNEGARA & BERMASYARAKAT, ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DILARANG :a. MELAKUKAN HAL2 YG DPT MENURUNKAN KEHORMATAN & MARTABAT NEGARA, PEMERINTAH ATAU KEPOLISIAN NEGARA RI;b. MELAKUKAN KEGIATAN POLITIK PRAKTIS;c. MENGIKUTI ALIRAN YG DPT MENIMBULKAN PERPECAHAN ATAU MENGANCAM PERSATUAN

& KESATUAN BANGSA;d. BEKERJA SAMA DGN ORANG LAIN DI DLM ATAU DI LUAR LINGKUNGA N KERJA DGN TUJUAN

U/ MEMPEROLEH KEUNTUNGAN PRIBADI, GOLONGAN, ATAU PIHAK LAIN YG SCR LANGSUNG ATAU TDK LANGSUNG MERUGIOKAN KEPENTINGAN NEGARA;

e. BERTINDAK SELAKU PERANTARA BAGI PENGUSAHA ATAU GOLONGAN U/ MENDAPATKAN PEKERJAAN ATAU PESANAN DARI KANTOR/ INSTANSI KEPOLISIAN NEGARA RI DEMI KEPENTINGAN PRIBADI;

f. MEMILIKI SAHAM/MODALDLM PERUSAHAAN YG KEGIATAN USAHANYA BERADA DLM RUANG LINGKUP KEKUASAANYA;

g. BERTINDAK SBG PELINDUNG DITEMPAT PERJUDIAN, PROSTITUSI DAN TEMPAT HIBURAN;h. MENJADI PENAGIH PIUTANG ATAU MENJADI PELINDUNG ORANG YG PUNYA HUTANG;i. MENJADI PERANTARA / MAKELAR PERKARA;j. MENELANTARKAN KELUARAGA.

PASAL 6PASAL 6

DALAM PELAKSANAAN TUGAS, ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DILARANG:a. MEMBOCORKAN RAHASIA OPERASI KEPOLISIAN;b. MENINGGALKAN WILAYAH TUGAS TANPA IZIN PIMPINAN;c. MENGHINDARKAN TANGGUNG JAWAB DINAS;d. MENGGUNAKAN FASILITAS NEGARA U/ KEPENTINGAN PRIBADI;e. MENGUASAI BARANG MILIK DINAS YG BUKAN DIPERUNTUKAN BAGINYA;f. MENGONTRAKAN /MENYEWAKAN RUMAH DINAS;g. MENGUASAI RUMAH DINAS LEBIH DARI 1 (SATU) UNIT;h. MENGALIHKAN RUMAH DINAS KPD YG TDK BERHAK;i. MENGGUNAKAN BARANG BUKTI U/ KEPENTINGAN PRIBADI;j. BERPIHAK DLM PERKARA PIDANA YG SEDANG DITANGANI;k. MEMANIPULASI PERKARA;l. MEMBUAT OPINI NEGATIF TTG REKAN SEKERJA, PIMPINAN, DAN/ATAU KESATUAN;m. MENGURUSI, MENSPONSORI, DAN / ATAU MEMPENGARUHI PETUGAS DGN PANGKAT &

JABATANNYA DLM PENERIMAAN CALON ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI;n. MEMPENGARUHI PROSES PENYIDIKAN U/ KEPENTINGAN PRIBADI SEHINGGA MENGUBAH

ARAH KEBENARAN MATERIIL PERKARA;o. MELAKUKAN UPAYA PAKSA PENYIDIKAN YG BUKAN KEWENANGANNYA;p. MELAKUKAN TINDAKAN YG DPT MENGAKIBATKAN, MENGHALANGI, ATAU MEMPERSULIT

SALAH SATU PIHAK YG DILAYANINYA SEHINGGA MENGAKIBATKAN KERUGIAN BAGI PIHAK YG DILAYANI;

q. MENYALAHGUNAKAN WEWENANG;r. MENGHAMBAT KELANCARAN PELAKSANAAN TUGAS KEDINASAN;s. BERTINDAK SEWENANG-WENANG THD BAWAHAN;t. MENYALAHGUNAKAN BARANG, UANG, ATAU SURAT BERHARGA MILIK DINAS;u. MEMILIKI, MENJUAL, MEMBELI, MENGGADAIKAN, MENYEWAKAN, MEMINJAMKAN, ATAU

MENGHILANGKAN BARANG, DOKUMEN ATAU SURAT BERHARGA MILIK DINAS SCR TDK SAH;v. MEMASUKI TEMPAT YG DPT MENCEMARKAN KEHORMATAN ATAU MARTABAT KEPOLISIAN

NEGARA RI, KECUALI KARENA TUGASNYA;w. MELAKUKAN PUNGUTAN TDK SAH DLM BENTUK APAPUN U/ KEPENTINGAN PRIBADI,

GOLONGAN, ATAU PIHAK LAIN;x. MEMAKAI PERHIASAN SCR BERLEBIHAN PADA SAAT BERPAKAIAN DINAS KEPOLISIAN

NEGARA RI.

PASAL 7PASAL 7

ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG TERNYATA MELAKUKAN PELANGGARAN PERATURAN DISIPLIN ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DIJATUHI SANKSI BERUPA TINDAKAN DISIPLIN DAN/ATAU HUKUMAN DISIPLIN.

PASAL 8PASAL 8

(1) TINDAKAN DISIPLIN BERUPA TEGURAN LISAN/ATAU TINDAKA FISIK.

(2) TINDAKAN DISIPLIN ATAU AYAT (1) TDK MENGHAPUS KEWENANGAN ANKUM U/ MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN.

PASAL 9PASAL 9

HUKUMAN DISIPLIN BERUPA:a. TEGURAN TERTULIS;b. PENUNDAAN MENGIKUTI PENDIDIKAN PALING LAMA 1 (SATU) TAHUN;c. PENUNDAAN KENAIKAN GAJI BERKALA;d. PENUNDAAN KENAIKAN PANGKAT U/ PALING LAMA 1 (SATU) TAHUN;e. MUTASI YG BERSIFAT DEMOSI;f. PEMBEBASAN DARI JABATAN;g. PENEMPATAN DLM TEMPAT KHUSUS PALING LAMA 21 (DUA PULUH SATU)

HARI.

PASAL 10PASAL 10

(1) BILAMAN AD HAL2 YG MEMBERATKAN PELANGGARAN DISIPLIN, PENEMPATAN DLM TEMPAT KHUSUS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PSL 9 HURUF g DPT DIPERBERAT DGN TAMBAHAN MAKSIMAL7 (TUJUH) HARI.

(2) HAL2 YG YG MEMBERATKAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) APABILA PELANGGARAN DILAKUKAN PADA SAAT:a. NEGARA ATAU WILAYAH TEMPAT BERTUGAS DLM KEADAAN

DARURAT,b. DLM OPERASI KHUSUS KERPOLISIAN, ATAUc. DLM KONDISI JAGA.

PASAL 11PASAL 11

(1) TINDAKAN DISIPLIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PSL 8 DPT DIJATUHKAN SCR KUMULATIF.

(2) HUKUMAN DISIPLIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PSL 9 DIJATUHKAN SCR ALTERNATIF ATAU KUMULATIF.

PASAL 12PASAL 12

(1) PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN TDK MENGHAPUSKAN TUNTUTAN PIDANA.(2) PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN GUGUR KARENA PELANGGAR DISIPLIN :

a. MENINGGAL DUNIA;b. SAKIT JIWA YG DINYATAKAN O/ DOKTER DAN/ATAU BADAN PENGUJI KESEHATAN KEPOLISIAN NEGARA RI.

PASAL 13PASAL 13

ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN LEBIH DARI 3 (TIGA) KALI & DIANGGAP TDK PATUT LAGI DIPERTAHANKAN STATUSNYA SBG ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI, DPT DIBERHENTIKAN DGN HORMAT ATAU TDK DGN HORMAT DARI DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI MELALUI SIDANG KOMISI KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA RI.

PASAL 14PASAL 14

(1) PENJATUHAN TINDAKAN DISIPLIN DILAKSANAKAN SEKETIKA & LANGSUNG PADA SAAT DIKETAHUINYA PELANGGARAN DISIPLIN YG DILAKUKAN O/ ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI.

(2) PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN DIPUTUSKAN DLM SIDANG DISIPLIN.(3) PENENTUAN PENYELESAIAN PELANGGARAN PERATURAN DISIPLIN MELALUI SIDANG

DISIPLIN MERUPAKAN KEWENANGAN ANKUM.

PENYELESAIAN PELANGGARAN DISIPLIN

BAB III

PASAL 15PASAL 15

PEJABAT YG BERWENANG MENJATUHKAN TINDAKAN DISIPLIN ADLH:a. ATASAN LANGSUNG;b. ATASAN TDK LANGSUNG; DANc. ANGGOTA PROVOS KEPOLISIAN NEGARA RI SESUAI DGN LINGKUP TUGAS &

KEWENANGANNYA.

PASAL 16PASAL 16

(1) PEJABAT YG BERWENANG MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN ADLH :a. ANKUM, DAN/ATAUb. ATASAN ANKUM

(2) ATASAN ANKUM SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) HURUF b, BERWENANG MEMERIKSA & MEMUTUS ATAS KEBERATAN YG DIAJUKAN O/ TERHUKUM.

(3) ANKUM DILINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA RI SECARA BERJENJANG ADLH SBB:a. ANKUM BERWENANG PENUH,b. ANKUM BERWENANG TERBATAS, DANc. ANKUM BERWENANG SANGAT TERBATAS.

(4) KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (2) DIATUR LEBIH LANJUT DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PASAL 17PASAL 17

(1) SEBELUM NENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN, ANKUM WAJIB MEMERIKSA LEBIH DAHULU ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DISANGKA MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN ITU.

(2) PEJABAT YG BERWENANG MEMERIKSA PELANGGARAN DISIPLIN ADLH :a. ANKUM,b. ATASAN LANGSUNG,c. ATASAN TDK LANGSUNG,d. PROVOS KEPOLISIAN NEGARA RI, ATAUe. PEJABAT LAIN YG DITUNJUK O/ ANKUM.

PASAL 18PASAL 18

(1) APABILA ATAS PERTIMBANGA ANKUM PELANGGARAN DISIPLIN YG DILAKUKAN O/ ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA RI DPT DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN, MAKA PEMERIKSA DILAKUKAN MELALUI SIDANG DISIPLIN.

(2) PEMERIKSAAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) DILAKUKAN SCR INTERN.

PASAL 19PASAL 19

ANKUM BERWENANG MEMERINTAHKAN PROVOS KEPOLISIAN NEGARA RI U/ MELAKUKAN PEMERIKSAAN THD ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DISANGKA MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN.

PASAL 20PASAL 20

ANKUM BERWENANG MEMERINTAHKAN DISELENGGARAKANNYA SIDANG DISIPLIN THD ANGGTNYA YG DISANGKA MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN.

PASAL 21PASAL 21

SEBELUM MELAKSANAKAN SIDANG DISIPLIN, ANKUM MEMINTA PENDAPAT & SARAN HUKUM DARI SATUAN FUNGSI PEMBINAAN HUKUM KEPOLISIAN NEGARA RI GUNA MENENTUKAN PERLU ATAU TDKNYA DILAKUKAN SIDANG DISIPLIN..

PASAL 22PASAL 22

PROVOS KEPOLISIAN NEGARA RI BERWENANG :a. MELAKUKAN PEMANGGILAN & PEMERIKSAAN;b. MEMBANTU PIMPINAN MENYELENGGARAKAN PEMBINAAN DAN PENEGAKAN DISIPLIN,

SERTA MEMELIHARA TATA TERTIB KEHIDUPAN ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI;c. MENYELENGGARAKAN SIDANG DISIPLIN ATAS PERINTAH ANKUM;d. MELAKSANAKAN PUTUSAN ANKUM.

PASAL 23PASAL 23

ANKUM MENYELENGGARAKAN SIDANG DISIPLIN PALING LAMBAT 30 (TIGA PULUH) HARI SETELAH MENERIMA DAFTAR PEMERIKSAAN PENDAHULUAN PELANGGARAAN DISIPLIN DARI SATUAN TUGAS FUNGSI PROVOS.

PASAL 24PASAL 24

DLM PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PERLU DIPERTIMBANGKAN:a. SITUASI & KONDISI KETIKA PELANGGARAN ITU TERJADI;b. PENGULANGAN & PRILAKU SEHARI-HARI PELANGGAR DISIPLIN;c. TERWUJUDNYA KEADILAN & MAMPU MENIMBULKAN EFEK JERA, SERTA TETAP

MENJUNJUNG TINGGI HAK ASASI MANUSIA;

PASAL 25PASAL 25

PENYELESAIAN PERKARA PELANGGARAN DISIPLIN DILAKSANAKAN MELALUI TAHAPAN:a. LAPORAN ATAU PENGADUAN;b. PEMERIKSAAN PENDAHULUAN;c. PEMERIKSAAN DIDEPAN SIDANG DISIPLIN;d. PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN;e. PELAKSANAAN HUKUMAN;f. PENCATATAN DLM DATA PERSONEL PERSEORANGAN.

PASAL 26PASAL 26

SIDANG DISIPLIN DILAKSANAKAN SESUAI DGN KEBUTUHAN PADA SATUAN KERJA KEPOLISIAN NEGARA RI

PASAL 27PASAL 27

SATUAN KERJA YG BERWENANG MELAKSANAKAN SIDANG DISIPLIN, SUSUNAN KEANGGOTAAN & PERANGKAT SIDANG DISIPLIN DIATUR LEBIH LANJUT DGN KEPUTUSAN KAPOLRI

PASAL 28PASAL 28

APABILA PELANGGAR DISIPLIN TDK DIKETAHUI KEBERADAANNYA, SETELAH MELALUI PROSEDUR PENCARIAN MENURUT KETENTUAN DINAS YG BERLAKU, MAKA DPT DILAKUKAN SIDANG DISIPLIN TANPA KEHADIRAN PELANGGAR.

PASAL 29PASAL 29

(1) HUKUMAN DISIPLIN DITETAPKAN DGN SURAT KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN & DISAMPAIKAN KPD TERHUKUM

(2) PROVOS MELAKSANAKAN PUTUSAN SIDANG DISIPLIN YG BERUPA PENEMPATAN DLM TEMPAT KHUSUS.

(3) ANKUM BERKEWAJIBAN MELAPORKAN HASIL PELAKSANAAN SIDANG DISIPLIN KPD ATASAN ANKUM.

(4) SURAT KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN DICATAT DLM DATA PERSONEL PERSEORANGAN YG BERSANGKUTAN.

PASAL 30PASAL 30

(1) ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN BERHAK MENGAJUKAN KEBERATAN.

(2) KEBERATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) DIAJUKAN TERTULIS KPD ATASAN ANKUM MELALUI ANKUM DGN MENCANTUMKAN ALASAN KEBERATAN.

(3) TENGGANG WAKTU PENGAJUAN KEBERATAN PALING LAMA 14 (EMPAT BELAS) HARI SETELAH TERHUKUM MENERIMA PUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN.

(4) ANKUM WAJIB MENERIMA PENGAJUAN KEBERATAN DARI TERHUKUM & MENERUSKANNYA KPD ATASAN ANKUM.

PASAL 31PASAL 31

(1) APABILA KEBERATAN TERHUKUM DITOLAK SELURUHNYA, MAKA ATASAN ANKUM MENGUATKAN PUTUSAN YG TELAH DIBUAT O/ ANKUM YG MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN.

(2) APABILA KEBERATAN TERHUKUM DITERIMA SELURUHNYA, MAKA ATASAN ANKUM MEMBATALKAN PUTUSAN YG TELAH DIBUAT O/ ANKUM YG MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN.

(3) APABILA KEBERATAN TERHUKUM DITERIMA SEBAGIAN, MAKA ATASAN ANKUM MENGUBAH PUTUSAN YG DIBUAT O/ ANKUM YG MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN.

(4) ATASAN ANKUM BERWENANG MENOLAK ATAU MENGABULKAN SELURUH ATAU SEBAGIAN KEBERATAN DGN MEMPERHATIKANPENDAPAT & SARAN DR SATUAN FU NGSI PEMBINAAN HUKUM KEPOLISIAN NEGARA RI.

(5) PUTUSAN ATASAN ANKUM SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) DITETAPKAN PALING LAMA 30 (TIGA PULUH) HARI SEJAK DITERIMANYA PENGAJUAN KEBERATAN.

(6) SKEP ATASAN ANKUM THD PENGAJUAN KEBERATAN TERHUKUM SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1), (2), DAN (3), DISAMPAIKAN KPD PEMOHON KEBERATAN.

(7) PUTUSAN ATASAN ANKUM ATAS KEBERATAN TERHUKUM, MERUPAKAN KEPUTUSAN AKHIR.

PASAL 32PASAL 32

(1) HUKUMAN DISIPLIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PSL 9 BERLAKU:a. APABILA DLM TENGGANG WAKTU 14 (EMPAT BELAS) HARI TERHUKUM TDK MENGAJUKAN KEBERATAN, MAKA PUTUSAN YG DIJATUHKAN ANKUM BERLAKU PD HARI KE-15 (KELIMA BELAS);b. APABILA ADA KEBERATAN DR TERHUKUM, MAKA PUTUSAN HUKUM MULAI BERLAKU

SEJAK TANGGAL PUTUSAN ATAS KEBERATAN ITU DIPUTUSKAN(2) DLM HAL TERHUKUM TDK HADIR DLM SIDANG DISIPLIN DAN/ATAU SETELAH DILAKUKAN

PENCARIAN THD TERHUKUM U/ MENYAMPAIKAN HASIL PUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN TDK DITEMUKAN, MAKA PUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN TSBBERLAKU SEJAK HARI KE-30 (KETIGA PULUH) TERHITUNG MULAI TANGGAL KEPUTUSAN ITU DIPUTUSKAN.

PASAL 33PASAL 33

(1) PENEMPATAN DLM TEMPAT KHUSUS DITENTUKAN O/ ANKUM.(2) ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DITEMPATKAN DLM TEMPAT KHUSUS DILARANG

MENINGGALKAN TEMPAT KHUSUS TSB KECUALI ATAS IZIN ANKUM.

PELAKSANAAN PENEMPATAN DALAM TEMPAT KHUSUS

BAB IV

PASAL 34PASAL 34

HAL LAIN YG BERSIFAT SANGAT TEKNIS & BELUM DIATUR DLM PERATURAN PEMERINTAH INI AKAN DIATUR LEBIH LANJUT DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

KETENTUAN PERALIHAN

BAB V

PASAL 35PASAL 35

HUKUMAN DISIPLIN YG TELAH DIJATUHKAN SEBELUM PERATURAN PEMERINTAH INI DITETAPKAN TETAP BERLAKU.

PASAL 36PASAL 36

PERATUARN PEMERINTAH INI MULAI BERLAKU PADA TANGGAL DIUNDANGKAN.

AGAR SETIAP ORANG MENGETAHUINYA, MEMERINTAHKAN PENGUNDANGAN PERATURAN PEMERINTAH INI DGN PENEMPATANNYA DLM LEMBARAN NEGARA RI.

KETENTUAN PENUTUP

BAB VI


TENTANGPELAKSANAAN TEKNIS INSTITUSIONAL PERADILAN UMUM BAGI ANGGOTA


PASAL 1PASAL 1

DALAM PERATURAN PEMERINTAH INI YG DIMAKSUD DGN :1. ANGGT KEPOL. NEGARA RI ADLH PEGAWAI NEGERI PADA KEPOLISIAN NEGARA RI.2. PENYIDIK ADLH PEJABAT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DIBERI WEWENANG OLEH UU U/

MELAKUKAN PENYIDIKAN.3. PPNS ADLH PEJABAT PEJABAT PEGAWAI NEGERI SIPIL TERTENTU YG BERDASARKAN PER-

UU-AN DITUNJUK SELAKU PENYIDIK & MEMPUNYAI WEWENANG U/ MELAKUKAN PENYIDIKAN TP DLM LINGKUP UU YG MENJADI DSR HUKUMNYA MASING-MASING.

4. PENYIDIKAN ADLH SERANGKAIAN TINDAKAN PENYIDIK DLM HAL & MENURUT CARA YG DIATUR DLM UU UNTUK MENCARI SERTA MENNGUMPULKAN BUKTI YG DGN BUKTI ITU MEMBUAT TERANG TTG TP YG TERJADI & GUNA MENEMUKAN TSK-NYA.

5. TSK ADLH ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DISANGKA MELAKUKAN TP.6. TDW ADLH ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DIDAKWA MELAKUKAN TP.

KETENTUAN UMUM

BAB I

7. PIMPINAN ADLH PEMIMPINAN SATUAN KERJA DIMANA TSK/TDW DITUGASKAN.8. KEPOLISIAN NEGARA RI YG SELANJUTNYA DISEBUT KAPOLRI ADLH PIMPINAN KEPOLISIAN

NEGARA RI & PENANGGUNG JWB PENYELENGGARAAN FUNGSI KEPOLISIAN.

PASAL 2PASAL 2

PROSES PERADILAN PIDANA BAGI ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI SCR UMUM DILAKUKAN HUKUM ACARA YG BERLAKU DILINGKUNGAN PERADILAN UMUM.

PASAL 3PASAL 3

(1) PIMPINAN SATUAN KERJA DARI TSK, TDW, ATAU TERPIDANA WAJIB MEMPERLANCAR JALANNYA PROSES PENYIDIKAN, PENUNTUTAN, PEMERIKSAAN DIPENGADILAN & PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN.

(2) PELANGGARAN THD KETENTUAN DLM AYAT (1) DITINDAK SESUAI DGN PER-UU-AN YG BERLAKU.

PASAL 4PASAL 4

PENYIDIKAN THD ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG MELAKUKAN TP DILAKUKAN O/ PENYIDIK SEBAGAIMANA DIATUR MENURUT HUKUM ACARA PIDANA YG BERLAKU DILINGKUNGAN PERADIALN UMUM.

PENYIDIKAN

BAB II

PASAL 5PASAL 5

PEMERIKSAAN THD ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RIDLM RANGKA PENYIDIKAN DILAKUKAN DGN MEMPERHATIKAN KEPANGKATAN SBB:

a. TAMTAMA DIPERIKSA O/ ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI BERPANGKAT SERENDAH-RENDAHNYA BINTARA.

b. BINTARA DIPERIKSA O/ ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI BERPANGKAT SERENDAH-RENDAHNYA BINTARA.

c. PERWIRA PERTAMA DIPERIKSA O/ ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI BERPANGKAT SERENDAH - RENDAHNYA BINTARA.

d. PERWIRA MENEGAH DIPERIKSA O/ ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI BERPANGKAT SERENDAH - RENDAHNYA PERWIRA PERTAMA.

e. PERWIRA TINGGI DIPERIKSA O/ ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI BERPANGKAT SERENDAH-RENDAHNYA PERWIRA MENENGAH.

PASAL 6PASAL 6

(1) PENYIDIKAN THD ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI HARUS MEMPERHATIKAN TKP.(2) TERHADAP ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG MELAKUKAN TP DIWILAYAHNYA DPT DISIDIK

O/ KESATUAN YG LEBIH ATAS DR KESATUAN IA BERTUGAS.

PASAL 7PASAL 7

(1) PENYIDIKAN THD ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG MELAKUKAN TP TERTENTU DILAKUKAN O/ PENYIDIK KEPOLISIAN NEGARA RI, KECUALI DLM HAL :a. PENYIDIK KEPOLISIAN NEGARA RI MENGANGGAP PERLU U/ MELIMPAHKAN KPD PENYIDIK TP TERTENTU; ATAUb. DITENTUKAN SCR KHUSUS DLM PERATURAN PER-UU-AN

(2) DLM HAL TERJADI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (1) HURUF a PENYIDIKAN DILAKUKAN O/ PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS).

PASAL 8PASAL 8

(1) BAGI TSK ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI, TEMPAT PENAHANAN DPT DIPISAHKAN DARI RUANG TAHANAN TSK LAINNYA.

(2) BAGI TDW ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI, TEMPAT PENAHANAN DPT DIPISAHKAN DARI RUANG TAHANAN TDW LAINNYA.

PASAL 9PASAL 9

SURAT PERINTAH YG BERKAITAN DGN UPAYA PAKSA YG DIKELUARKAN O/ PENYIDIK DIBERIKAN KPD TSK & TEMBUSANNYA DIBERIKAN KPD KELUARGA TSK & PIMPINAN KESATUAN KERJA TSK.

PASAL 10PASAL 10

(1) ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DIJADIKAN TSK/TDW DPT DIBERIKAN SEMENTARA DARI JABATAN DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI, SEJAK DILAKUKAN PROSES PENYIDIKAN SAMPAI ADANYA PUTUSAN PENGADILAN YG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP.

(2) PEMBERHENTIAN SEMENTARA DARI JABATAN DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI U/ KEPENTINGAN PENYIDIKAN DPT DILAKUKAN SCR LANGSUNG.

(3) KETENTUAN TTG CARA PELAKSANAAN PEMBERHENTIAN SEMENTARA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (2) DIATUR DGN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PASAL 11PASAL 11

PENUNTUTAN THD TDW ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DILINGKUNGAN PERADILAN UMUM DILAKUKAN O/ JAKSA PENUNTUT UMUM SESUAI DGN PERATURAN PER-UU-AN YG BERLAKU.

PENUNTUTAN DAN PEMERIKSAAN DIDEPAN PENGADILAN

BAB III

PASAL 12PASAL 12

PEMERIKSAAN DIMUKA SIDANG PENGADILAN DILAKUKAN O/ HAKIM PERADILAN UMUM SESUAI DGN HUKUM ACARA & PERATURAN PER-UU-AN YG BERLAKU.

PASAL 13PASAL 13

(1) TSK ATAU TDW ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI BERHAK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM PADA SEMUA TINGKAT PEMERIKSAAN DLM PROSES PERADILAN.

(2) KEPOLISIAN NEGARA RIWAJIB MENYEDIAKAN TENAGA BANTUAN HUKUM BAGI TSK ATAU TDW ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI YG DISANGKA ATAU DIDAKWA MELAKUKAN TP YG BERKAITAN DGN KEPENTINGAN TUGAS.

(3) BANTUAN HUKUM SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM AYAT (2) DILAKUKAN DGN MEMANFAATKAN PENASEHAT HUKUM DARI INSTITUSI KEPOLISIAN NEGARA RI DAN/ATAU PENASEHAT HUKUM LAINNYA.

BANTUAN HUKUM

BAB IV

PASAL 14PASAL 14

PEMBINAAN NARAPIDANA ANGGT KEPOLISIAN NEGARA RI DILAKSANAKAN DI LP SESUAI DGN PERATURAN PER-UU-AN YG BERLAKU.

PEMASYARAKATAN

BAB V

PASAL 15PASAL 15

PERATURAN PEMERINTAH INI MULAI BERLAKU PADA TANGGAL DIUNDANGKAN.

AGAR SETAIP ORANG MENGETAHUINYA, MEMERINTAHKAN PENGUNDANGAN PERATURAN PEMERINTAH INI DGN PENEMPATANNYA DLM LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN PENUTUP

BAB VI

Documents

2. UU NO.2 POLRI