9

Click here to load reader

2. Yang membatalkan Syahadatain.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. Yang membatalkan Syahadatain.doc

2. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADAT

I. TUJUAN UMUM MADAH

Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang digali dari Al Qur`an, As Sunah, dalil-dalil naqly dan aqly, menanamkannya dalam jiwa, dan membersihkannya dari bid`ah dan khurafat yang mungkin mengotorinya.

II. TUJUAN KOGNITIF

1. Memahami pengertian dan sebab syirik, ilhad dan munafik 2. Memahami macam-macam dan bahaya syirik3. Memahami hakikat dan bahaya ilhad4. Memahami ciri dan hakikat kemunafikan

III. TUJUAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK

1. Tertanamnya keyakinan yang kuat terhadap Allah sehingga terlepas dari ketergantungan kepada selain-Nya.

2. Tidak meruqyah (jampi-jampi), kecuali yang berasal dari Al Qur`an atau ruqyah yang ma`tsur (dilakukan oleh Rasulullah saw)

3. Tidak berhubungan dengan jin atau meminta tolong kepada orang yang berhubungan dengan jin

4. Tidak melakukan perbuatan yang termasuk ilhad5. Menjauhi prilaku-prilaku nifak6. Mengamalkan ajaran Islam sebagai konsekuensi dari kalimat syahadat

IV. TUJUAN TARBIYAH DZATIYYAH

1. Menjelaskan makna, macam-macam, dan bahaya syirik, ilhad, dan nifak 2. Menunjukkan bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk syirik, ilhad dan nifak.

V. URAIAN

Untuk menjaga kemurnian tauhid, seorang hamba hendaknya menghindar jauh-jauh dari hal-hal yang merusak kemurnian tauhid yaitu:

1. Syirik (menyekutukan Allah) 2. Ilhad (menyimpang dari kebenaran) 3. Nifak (berwajah dua, menampakkan diri sebagai muslim, sementara hatinya

kafir).

1. Syirik (meyekutukan Allah)

a. Definisi Syirik adalah lawan kata dari tauhid. Yaitu sikap menyekutukan Allah secara dzat, sifat, perbuatan dan ibadah.

1

Page 2: 2. Yang membatalkan Syahadatain.doc

- Syirik secara dzat adalah dengan meyakini bahwa dzat Allah seperti dzat mahluk-Nya.

- Syirik secara sifat artinya: seseorang meyakini bahwa sifat-sifat mahluk sama dengan sifat-sifat Allah. Dengan kata lain bahwa mahluk mempunyai sifat-sifat seperti sifat-sifat Allah, tidak ada bedanya sama sekali.

- Syirik secara perbuatan artinya: seseorang meyakini bahwa mahluk mengatur alam semesta dan rizki manusia seperti yang telah diperbuat Allah selama ini.

- Sedangkan syirik secara ibadah artinya: seseorang menyembah selain Allah dan mengagungkannya seperti mengagungkan Allah serta mencintainya seperti mencintai Allah.

Syirik-syirik dalam pengertian tersebut secara eksplisit maupun implisit telah ditolak oleh Islam. Karenanya seorang muslim harus benar-benar hati-hati dan menghindar jauh-jauh dari syirik-syirik seperti yang telah diterangkan di atas.

b. Bentuk-bentuk SyirikPertama, menyembah patung atau berhala (al ashnaam). QS 22:30, 19:42Kedua, menyembah matahari, QS 7:54, 41:37Ketiga, menyembah malaikat dan jin, QS 6:100, 34:40-41Keempat, menyembah para Nabi, seperti Nabi Isa as, yang disembah kaum Nasrani dan Uzair yang disembah kaum Yahudi. Keduanya sama-sama dianggap anak Allah, QS 9: 30, 5:72 Kelima, menyembah rahib atau pendeta, QS 9:31Keenam, menyembah thaghuut. Istilah thaghuut diambil dari kata thughyaan artinya melampaui batas. Maksudnya: segala sesuatu yang disembah selain Allah. Setiap seruan para Rasul, intinya adalah mengajak kepada tauhid dan menjauhi thaghuut. QS 16: 36, 2:256Allah bangga dengan orang-orang beriman yang menjauhi thaghut sebagaimana dalam surat Az Zumar (39) ayat 17Ketujuh, menyembah hawa nafsu. Hawa nafsu adalah kecenderungan untuk melakukan keburukan. Seseorang yang menuhankan hawa nafsu mengutamakan keinginan nafsunya di atas cintanya kepada Allah. Dengan demikian ia mentaati hawa nafsunya dan menyembahnya. QS 25:43, 45:23.

c. Macam-macam SyirikAda dua macam syirik: (a) Syirik besar (b) syirik kecil. Masing-masing dari kedua macam ini mempunyai dua dimensi: zahir (nampak) dan khafiy (tersembunyi).

Pertama, Syirik besar (Asy Syirkul Akbar), yaitu tindakan menyekutukan Allah dengan mahluk-Nya. Dikatakan syirik besar karena dengannya seseorang tidak akan diampuni dosanya dan tidak akan masuk surga. QS 4:116. Ilustrasi syirik besar ini dibagi dua dimensi: dzahir dan khafiy. Yang dzahir bisa dicontohkan seperti menyembah bintang, matahari, bulan, patung-patung, batu-batu, pohon-pohon besar, manusia (seperti menyembah Fir'un, raja-raja, Budha, Isa ibn Maryam, malaikat, jin dan Syetan. Sementara yang khafiy bisa dicontohkan seperti meminta kepada orang-orang yang sudah mati dengan keyakinan bahwa mereka bisa memenuhi apa yang mereka yakini, atau

2

Page 3: 2. Yang membatalkan Syahadatain.doc

menjadikan seseorang sebagai pembuat hukum, menghalalkan dan mengharamkan seperti Allah swt.

Kedua, syirik kecil (Asyirkul Ashghar), yaitu suatu tindakan yang mengarah kepada syirik, tetapi belum sampai ke tingkat keluar dari tauhid, hanya saja mengurangi kemurniannya. Syirik Ashghar ini juga dua dimensi: dzahir dan khafiy. Yang zhahir bisa berupa lafal (pernyataan) dan perbuatan. (a) Yang berupa lafal contohnya: bersumpah dengan nama selain Allah dan

mengarah ke syirik, seperti pernyataan: demi Nabi, demi Ka'bah, demi Kakek dan Nenek dan lain sebagainya. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda:man khalafa bighairillahi faqad kafara wa asyraka (siapa yang bersumpah dengan selain Allah maka ia kafir dan musyrik) (HR. Turmidzi no 1535). Termasuk lafal yang mengarah ke syirik pernyataan: kalau tidak karena Allah dan si fulan niscaya ini tidak akan terjadi, atau memberikan nama seperti abdul ka'bah dan lain sebagainya.

(b) Adapun yang berupa perbuatan contohnya: mengalungkan jimat dengan keyakinan bahwa itu bisa menyelamatkan dari mara bahaya dan sebagainya.

Adapun syirik Ashghar yang khafiy, biasanya berupa niat atau keinginan, seperti riya' dan sum'ah. Yaitu melakukan tindak ketaatan kepada Allah dengan niat ingin dipuji orang dan lain sebagainya. Seperti menegakkan shalat dengan nampak khusyu' karena sedang di samping calon mertuanya, supaya dipuji sebagai orang saleh, padahal di saat shalat sendirian tidak demikian. Riya' adalah termasuk dosa hati yang sangat berbahaya. Sebab Islam sangat memperhatikan perbuatan hati sebagai factor yang menentukan bagi baik tidaknya perbuatan dzahir. QS 2:264 Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: man samma'a samma’allahu bihii, waman yraa'ii yraaillahu bihii (Siapa yang menampakkan amalnya dengan maksud riya' Allah akan menyingkapnya di hari kiamat, dan siapa yang menunjukkan amal shalehnya dengan maksud ingin dipuji orang Allah mengeluarkan rahasia tersebut di hari Kiamat (H.R. Bukhari 11/288 dan Muslim no. 2987).

d. Bahaya-bahaya SyirikPertama, Syirik adalah kedzaliman yang nyata. QS 31:13Dengan berbuat syirik seseorang telah menjadikan dirinya sebagai hamba dari makhluk yang sama dengan dirinya, yang sebenarnya tidak berdaya apa-apa.

Kedua, Syirik merupakan sumber khurafat, sebab orang-orang yang meyakini bahwa selain Allah seperti bintang, matahari, kayu besar dan lain sebagainya bisa memberikan manfaat atau bahaya berarti ia telah siap melakukan segala khurafat dengan mendatangi para dukun, kuburan-kubutan angker dan mengalungkan jimat di lehernya.

Ketiga, Syirik sumber ketakutan dan kesengsaraan, QS 3:151Keempat, Syirik merendahkan derajat kemanusiaan, QS 22: 31Kelima, syirik menghancurkan kecerdasan manusia, QS 10:18

3

Page 4: 2. Yang membatalkan Syahadatain.doc

Keenam, di akhirat nanti orang-orang musyrik tidak akan mendapatkan ampunan Allah, dan akan masuk neraka selama-lamanya. QS 4:116, 5:72

e. Sebab-sebab Syirik: Ada beberapa sebab fundamental munculnya syirik: (a) Al Jahlu (kebodohan). Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam

disebut dengan msyarakat jahiliyah. Sebab mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cenderung berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama. Mengapa, sebab mereka bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujung-ujungnya para dukun sebagai nara sumber yang sangat mereka agungkan.

(b) Dhu'ful iimaan (lemahnya iman). Seseorang yang lemah imannya cenderung berbuat maksiat sebab rasa takut kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai dirinya. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik, seperti memohon kepada pohon besar karena ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi presiden atau selalu merujuk kepada para dukun supaya penampilannya tetap memikat hati banyak orang dan lain sebagainya.

(c) Taqliid (taklid buta). Di dalam Al Qur’an selalu digambarkan orang-orang yang menyekutukan Allah dengan alasan karena mengikuti jejak nenek moyang mereka. QS 7:28, 2:170, 5:104

2. Al Ilhaad (Menyimpang Dari Kebenaran)

Arti al ilhaad menurut para ulama: Al farra' mengatakan bahwa kata yulhiduun atau yalhaduun artinya condong kepadanya. Imam Al Harrani dari Ibn Sikkit mengatakan: al mulhid artinya orang yang menyimpang dari kebenaran, dan memasukkan sesuatu yang lain kepadanya. Dalam Lisanul Arab dikatakan: al ilhaad artinya menyimpang dari maksud yang sebenarnya. Meragukan Allah juga termasuk ilhaad. Dikatakan juga bahwa setiap tindak kezhaliman dalam bahasa Arab disebut ilhaad. Ketika dikatakan laa tulhid fil hayaati itu artinya jangan kau menyimpang dari kebenaran selama hidupmu.

Imam Ashfahani dalam bukunya mufradaat al fadhil Qur'an mengatakan bahwa kata al ilhaad artinya menyimpang dari kebenaran. Dalam hal ini kata Al Ashfahani ada dua makna: Pertama, ilhad yang identik dengan syirik, bila ini dilakukan maka otomatis seseorang menjadi kafir. Kedua, ilhad yang mendekati syirik, ini tidak membuat seseorang menjadi kafir, tetapi setidaknya telah mengurangi kemurnian tauhidnya. Termasuk sikap ini apa yang digambarkan dalam QS 22:25: Dalam menafsirkan ayat في يلحدون الذين وذروا

4

Page 5: 2. Yang membatalkan Syahadatain.doc

dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran) أسمائهdalam (menyebut) nama-nama-Nya), Imam Al Ashfahani menyebutkan bahwa ada dua macam dalam ilhaad kepada nama-nama Allah: (a) mensifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas disebut sebagai sifat Allah (b) menafsirkan nama-nama Allah dengan makna yang tidak sesuai dengan keagungan-Nya.

Hakikat Ilhad Berdasarkan keterangan di atas, baik ditinjau dari segi bahasa maupun definisi yang disampaikan para ulama nampak bahwa istilah ilhad digunakan untuk segala tindakan yang menyimpang dari kebenaran. Jadi setiap penyimpangan dari kebenaran disebut ilhad. Tetapi secara definitif ia lebih khusus digunakan untuk sikap yang menafikan sifat-sifat, nama-nama dan perbuatan Allah. Dengan kata lain para mulhidun adalah mereka yang tidak percaya adanya sifat-sifat, nama-nama dan perbuatan Allah. Berbeda dengan kafir yang di dalamnya bisa berupa pengingkaran kepada Allah, menyekutukan-Nya dan pengingkaran terhadap nikmat-nikmat-Nya. Sementara ilhad lebih kepada pengingkaran sifat-sifat, nama-nama dan perbuatan Allah saja. Dari sini nampak bahwa tidak setiap kafir ilhad. Karenanya seperti dikatakan dalam buku Al Furuuq Al Lughawiyah orang-orang Yahudi dan Nasrani sekalipun mereka tergolong kafir, tetapi mereka tidak termasuk mulhiduun. Tetapi setiap tindakan ilhad itu termasuk kafir.

Bahaya-bahaya ilhaad: Pertama, bahwa para ulama sepakat bahwa tauhid mempunyai tiga dimensi: (a) tauhid uluhiyah, (b) tauhid rububiyyah (c) tauhid asma' dan sifat. Karena ilhad adalah tindakan menafikan sifat-sifat, nama-nama dan perbuatan Allah maka dengan melakukan ilhad seseorang telah menghapus satu dimensi dari dimensi tauhid yang sudah baku. Para ulama sepakat bahwa mengingkari salah satu dari dimensi-dimensi tauhid adalah kafir. Karena itu orang-orang mulhid tergolong orang kafir.

Kedua, bahwa dengan menafikan sifat-sifat dan nama-nama Allah berarti ia telah mengingkari ayat-ayat Al Qur’an yang menegaskan adanya nama-nama dan sifat-sifat Allah. Para ulama sepakat bahwa mengingkari satu ayat dari ayat-ayat Al Qur’an adalah kafir.

Ketiga, bahwa mengingkari perbuatan Allah berarti mengingkari segala wujud di alam ini sebagai ciptaan-Nya. Bila ini yang diyakini berarti telah mengingkari kekuasaan Allah sebagai Pencipta. Mengingkari kekuasaan Allah adalah kafir.

3. An Nifaaq (Wajahnya Islam, Hatinya Kafir)Imam Al Ashfahani menerangkan bahwa an nifaaq diambil dari kata an nafaq artinya jalan tembus/lubang. QS 6:35.Orang Arab berkata: naafaqal yarbu' binatang yarbu' telah melakukan nifak, karena ia masuk ke satu lubang lalu keluar dari lubang yang lain. Dalam pengertian ini kata an nifaaq digunakan. Sebab orang-orang munafik ketika bertemu dengan orang-orang Islam mereka suka menampakkan dirinya sebagai seorang muslim, sementara ketika bertemu dengan kawan-kawan mereka sesama kafir, mereka kembali lagi ke wajah mereka yang asli, sebagai orang-orang kafir. QS 9:67

5

Page 6: 2. Yang membatalkan Syahadatain.doc

Ciri-ciri orang munafiqDi pembukaan surat Al Baqarah setelah menceritakan ciri-ciri orang-orang beriman dan ciri-ciri orang-orang kafir, Allah lalu menceritakan ciri-ciri orang-orang munafiq secara panjang lebar. Ringkasnya sebagai berikut: (a) Di mulut mereka mengatakan beriman kepada Allah dan hari Kiamat, sementara

hati mereka kafir (QS. 2: 8-10)(b) Ketika dikatakan kepada mereka agar jangan berbuat kerusakan, mereka mengaku

berbuat baik(QS. 2: 11-12).(c) Ketika bertemu dengan orang-orang beriman mereka menampakan keimanan,

tetapi ketika kembali ke kawan-kawan mereka sesama syetan mereka kembali kafir. (QS 2: 14-15)

(d) Ibarat orang berbisnis mereka sedang membeli kekafiran dengan keimanan. Sebab setiap saat wajah mereka berganti-ganti, tergantung dengan siapa mereka pada saat itu sedang bersama-sama. (QS 2: 16)

(e) Ibarat pejalan dalam kegelapan, setiap kali mereka menyalakan obor, seketika obor itu padam kembali. (QS 17-18)

(d) Ibarat orang-orang yang ketakutan mendengarkan petir saat hujan turun, mereka selalu menutup telinga karena takut kebenaran yang disampaikan Rasulullah saw masuk ke hati mereka. (QS 19-20).

PenutupDemikianlah hal-hal yang merusak kemurnian tauhid (baca: menghancurkan makna dua kalimat syahadat), yang secara singkat setidaknya ada tiga: Syirik, ilhaad dan nifaq. Masing-masing dari komponen tersebut mempunyai tujuan sendiri, hanya saja syirik lebih mengarah kepada sikap menyekutukan Allah, sementara ilhad lebih mengarah kepada sikap menafikan sifat, asma dan perbuatan Allah. Adapun nifaq lebih mengarah kepada penampilan dengan wajah dua. Tetapi ujung-ujungnya adalah kekafiran. Wallahu a’lam bishshawab.

6