11
P U T U S A N Nomor 020 K/N/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara niaga dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagaimana berikut dalam perkara Kepailitan antara: M.F TONI GANI, beralamat di Jalan Banjar Sari I/10 Cilandak Barat, Jakarta Selatan, dalam hal ini memberi kuasa kepada F. Sugianto Sulaiman, SH., dan kawan-kawan, Advokad/Pengacara/Penasehat Hukum, pada Kantor Hukum HHG Law Firm, beralamat di Jalan H. Agus Salim No. 116, Jakarta 10350, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Juli 2005 sebagai Pemohon Kasasi dahulu Termohon; m e l a w a n 1. HIDEAKI MATSUNISHI, beralamat di 1095-52, Yashu- mahigashimachi, Takamatsu City, Japan; 2. SHIGERU NAKANISHI, beralamat di 46-7, Matsuna-wacho, Takamatsu City, Kagawaken, Japan; 3. MASAAKI KIMURA, beralamat di 804, Yashuma-higashimachi, Takamatsu City, Kagawaken, Japan; 4. TAKASHIGE HIRO, beralamat di 182-1, Ohaza Shimokatsuma, Takasecho Mitoyogun, Kagawaken, Japan, semuanya dalam hal ini memberi kuasa kepada Yohanes Suhardi, SH dan kawan-kawan, Advokat/ Pengacara/Penasehat Hukum pada Law Office Yohanes Suhardi & Partners, beralamat di Gedung Century Tower d/h Aspac Kuningan, lantai 10, Suite 1001, Jalan H.R Rasuna Said Kav. X-2 No. 4 Jakarta, berdasarkan surat kuasa khusus masing- masing tanggal 15 Juli 2005 sebagai para Termohon Kasasi dahulu para Pemohon; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Para Termohon Kasasi sebagai Para Pemohon telah mengajukan permohonan di muka persidangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada pokoknya atas dalil-dalil: Bahwa pada tanggal 1 Juni 2002, Pemohon I dan Pemohon II dengan Termohon menandatangani Money Loan Agreement yang mana Termohon meminjam uang dari Pemohon I dan Pemohon II sejumlah Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) dengan bunga 3,5 % per bulan dan tanggal jatuh tempo 1 Juni 2003; 1

2005-20-kn-final

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaaa

Citation preview

P U T U S A NNomor 020 K/N/2005

DEMI KEADILAN BERDASARKANKETUHANAN YANG MAHA ESA

MAHKAMAH AGUNG

memeriksa perkara niaga dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagaimana berikut dalam perkara Kepailitan antara:

M.F TONI GANI, beralamat di Jalan Banjar Sari I/10 Cilandak Barat, Jakarta Selatan, dalam hal ini memberi kuasa kepada F. Sugianto Sulaiman, SH., dan kawan-kawan, Advokad/Pengacara/Penasehat Hukum, pada Kantor Hukum HHG Law Firm, beralamat di Jalan H. Agus Salim No. 116, Jakarta 10350, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Juli 2005 sebagai Pemohon Kasasi dahulu Termohon;

m e l a w a n1. HIDEAKI MATSUNISHI, beralamat di 1095-52, Yashu-mahigashimachi, Takamatsu City,

Japan;2. SHIGERU NAKANISHI, beralamat di 46-7, Matsuna-wacho, Takamatsu City, Kagawaken,

Japan;3. MASAAKI KIMURA, beralamat di 804, Yashuma-higashimachi, Takamatsu City,

Kagawaken, Japan;4. TAKASHIGE HIRO, beralamat di 182-1, Ohaza Shimokatsuma, Takasecho Mitoyogun,

Kagawaken, Japan, semuanya dalam hal ini memberi kuasa kepada Yohanes Suhardi, SH dan kawan-kawan, Advokat/ Pengacara/Penasehat Hukum pada Law Office Yohanes Suhardi & Partners, beralamat di Gedung Century Tower d/h Aspac Kuningan, lantai 10, Suite 1001, Jalan H.R Rasuna Said Kav. X-2 No. 4 Jakarta, berdasarkan surat kuasa khusus masing-masing tanggal 15 Juli 2005 sebagai para Termohon Kasasi dahulu para Pemohon;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Para Termohon Kasasi sebagai Para Pemohon telah mengajukan permohonan di muka persidangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada pokoknya atas dalil-dalil:

Bahwa pada tanggal 1 Juni 2002, Pemohon I dan Pemohon II dengan Termohon menandatangani Money Loan Agreement yang mana Termohon meminjam uang dari Pemohon I dan Pemohon II sejumlah Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) dengan bunga 3,5 % per bulan dan tanggal jatuh tempo 1 Juni 2003;

Berdasarkan Money Loan Agreement tersebut cara pembayaran adalah Termohon akan mentransfer sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) pada tanggal 30 November 2002 serta sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah), pada tanggal 1 Juni 2003 kepada Para Pemohon (bukti P-1);

Bahwa kemudian pada tanggal 26 Agustus 2002, Pemohon I dan Pemohon II bersama-sama dengan Pemohon III dan Pemohon IV menandatangani Money Loan Agreement dengan Termohon, yang mana Termohon meminjam uang dari Para Pemohon sejumlah Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) dengan bunga 5% per bulan dan tanggal jatuh tempo 25 Agustus 2003;

Berdasarkan Money Loan Agreement tersebut cara pembayaran adalah Termohon akan mentransfer sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) pada tanggal 26 Februari 2003 serta sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah), pada tanggal 25 Agustus 2003 kepada Para Pemohon (bukti P-2);

Bahwa kemudian pada tanggal 26 Agustus 2002, Pemohon I dan Pemohon II bersama-sama dengan Pemohon III dan Pemohon IV menandatangani Revision Money Loan Agreement dengan Termohon, yang

1

mana Termohon harus mentransfer bunga tahunan sebesar 12% dari 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) yang setara dengan Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) ke rekening Bank Para Pemohon (bukti P-2a);

Bahwa selanjutnya pada tanggal 30 September 2002, Para Pemohon dengan Termohon menandatangani Money Loan Agreement, yang mana Termohon menjamin uang dari Para Pemohon sejumlah Rp. 4.000.000.000,- (empat milyar rupiah) dengan bunga 3,5% per bulan dan tanggal jatuh tempo 30 Januari 2003 (bukti P-3);

Bahwa Para Pemohon mentransfer sebagian uang kepada Termohon melalui rekening Pemohon I dan Pemohon II di BNI 46 Cabang Thamrin Jakarta dengan perincian sebagai berikut:- Bahwa Para Pemohon telah mentransfer ke rekening Termohon pada tanggal 21 Desember 2001

sebesar Rp. 700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah) (bukti P-4.a);- Bahwa para Pemohon telah mentransfer ke rekening Termohon pada tanggal 28 Desember 2001 sebesar

Rp. 260.000.000,- (dua ratus enam puluh juta rupiah) (bukti P-4.b);- Bahwa Para Pemohon telah mentransfer ke rekening Termohon pada tanggal 11 April 2002 sebesar Rp.

500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) (bukti P-4 c);- Bahwa para Pemohon telah mentransfer ke rekening Termohon pada tanggal 27 September 2002

sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) (bukti P-4.d);- Bahwa Para Pemohon telah mentransfer ke rekening Termohon pada tanggal 12 Desember 2002

sebesar Rp. 450.000.000,- (empat ratus lima puluh juta rupiah) (bukti P-4.e);- Bahwa Para Pemohon telah mentransfer ke rekening Termohon pada tanggal 27 Desember 2002

sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) (bukti P-4.f);- Bahwa Para Pemohon telah mentransfer ke rekening Termohon pada tanggal 12 Desember 2002

sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) (bukti P-4.g);- Bahwa Para Pemohon telah mentransfer ke rekening Termohon pada tanggal 27 Januari 2003 sebesar

Rp. 1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) (bukti P-4.h);- Bahwa Para Pemohon telah mentransfer ke rekening Termohon pada tanggal 28 Januari 2003 sebesar

Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) (bukti P-4.i);- Bahwa Para Pemohon telah mentransfer ke rekening Termohon pada tanggal 27 Februari 2003 sebesar

Rp. 576.000.000,- (lima ratus tujuh puluh enam juta rupiah) (bukti P-4.j);

Sehingga seluruhnya jumlah Rp. 6.286.000.000,- (enam milyar dua ratus delapan puluh enam juta rupiah);

Bahwa Para Pemohon juga mentransfer sebagian lagi melalui Sumitomo Mitsui Banking Corporation dengan rincian sebagai berikut:

- Bahwa Para Pemohon telah mentransfer sebesar Y 22.500.000 (dua puluh dua juta lima ratus ribu Yen Jepang) pada tanggal 18 Februari 2002 (bukti P-5.a);

- Bahwa Para Pemohon telah mentransfer sebesar Y 13.000.000,- (tiga belas juta Yen Jepang) pada tanggal 27 Mei 2002 (bukti P-5.b);

- Bahwa Para Pemohon telah mentransfer sebesar Y 14.000.000,- (empat belas juta Yen Jepang) pada tanggal 27 Mei 2002 (bukti P-5.c);

Sehingga seluruh berjumlah Y 49.500.000 (empat puluh sembilan juta lima ratus ribu Yen Jepang) atau sama dengan Rp. 3.816.450.000,- (tiga milyar delapan ratus enam belas juta empat ratus lima puluh ribu rupiah), (1 Yen = Rp. 77,1 (tujuh puluh tujuh rupiah satu sen);

Bahwa Para Pemohon melalui kuasa hukumnya telah meminta agar Termohon untuk melaksanakan kewajiban Termohon membayar hutang-hutang Termohon kepada Para Pemohon, namun sampai dengan pengajuan pailit ini dibuat, Termohon belum juga melaksanakannya (bukti P-6.a, 6.b, 6.c, 6.d);

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, telah terbukti dengan sah berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, bahwa Termohon mempunyai utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih oleh sedikitnya 2 (dua) kreditur, yang sampai saat ini belum dibayar oleh Termohon kepada Para Pemohon;

2

Bahwa dengan demikian berdasarkan Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, maka patut dan adil jika Termohon dinyatakan pailit;

Bahwa untuk mencegah Termohon melakukan tindakan-tindakan terhadap kekayaannya yang dapat merugikan hak dan kepentingan Para Termohon, maka berdasarkan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Para Pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk terlebih dahulu meletakkan Sita Jaminan atas seluruh harta kekayaan Termohon baik bergerak maupun tidak bergerak dan mengangkat H. Tafrizal Hasan Gewang, SH.MH., dari Kantor Konsultan Hukum H. Tafrizal H. Gewang & Partners sebagai Kurator serta mengangkat Hakim Pengawas untuk mengawasi pengurusan dan pemberesan harta pailit Termohon;

Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Para Pemohon ini mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa permohonan ini berkenan memberikan putusan sebagai berikut:

1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Termohon pailit dengan segala akibatnya;

3. Mengangkat Hakim Pengawas untuk mengawasi pengurusan dan pemberesan harta Termohon;

4. Mengangkat H. Tafrizal Hasan Gewang, SH. MH., dari kantor H. Tafrizal H. Gewang & Partner sebagai Kurator;

5. Meletakkan sita atas seluruh harta kekayaan Termohon baik bergerak maupun tidak bergerak;

6. Menghukum Termohon untuk membayar perkara ini;

Bahwa terhadap permohonan pailit tersebut Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengambil putusan, yaitu putusan tanggal 5 Juli 2005 Nomor 12/PAILIT/2005/PN. NIAGA.JKT.PST yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk sebagian;

2. Menyatakan Termohon M.F Toni Gani beralamat di Jalan Banjar Sari I/10 Cilandak Jakarta Selatan pailit dengan segala akibat hukumnya;

3. Menunjuk dan mengangkat Saudara Eddy Tjahyono, SH. Mhum., Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas;

4. Mengangkat Saudara H. Tafrizal Hasan Gewang, SH. MH., dari Kantor H. Tafrizal H. Gewang & Rekan beralamat di Ruko Sentra Menteng Blok MN No. 88 M Sektor VII Bintaro Jaya sebagai Kurator;

5. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);

Bahwa sesudah putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut diberitahukan kepada Termohon pada tanggal 6 Juli 2005, kemudian terhadapnya oleh Termohon dengan perantaraan kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Juli 2005 diajukan permohonan kasasi secara Iisan pada tanggal 12 Juli 2005, sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi Nomor 17/KAS/PAILIT/2005/PN.NIAGA.JKT.PST jo. Nomor 12/ PAILIT/2005/PN.NIAGA.JKT.PST, yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat, permohonan mana disertai memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat tanggal 12 Juli 2005 itu juga;

Bahwa setelah itu oleh Pemohon/Termohon Kasasi yang pada tanggal 14 Juli 2005 telah disampaikan salinan permohonan kasasi dan salinan memori kasasi dari Pemohon Kasasi, diajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri/ Niaga Jakarta Pusat tanggal 21 Juli 2005;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam Undang-Undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formil dapat diterima;

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:

3

1. Bahwa Pemohon Kasasi menerima salinan putusan perkara pailit Nomor 12/Pailit/2005/PN.NIAGA.JKT.PST, pada tanggal 06 Juli 2005;

2. Bahwa Pemohon Kasasi telah menandatangani akta permohon-an kasasi dan mengajukan memori kasasi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Pasal 11 jo. Pasal 12 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU dan oleh karena itu permohonan kasasi a quo sudah selayak-nya untuk diterima oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia;

3. Bahwa judex facti Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalam putusan a quo menyatakan Pemohon Kasasi pailit dikarenakan adanya pertimbangan sebagaimana terdapat dalam bagian pertimbangan hukum putusan a quo halaman 14 s/d 19. Pada bagian tersebut Pemohon Kasasi dinyatakan pailit oleh judex facti pada pokok karena hal-hal sebagai berikut:

A. Bahwa ada bukti P-1, P-2 dan P-3 dari para Termohon Kasasi yang berupa Money Loan Agreement yang dapat dirinci sebagai berikut:

- Bukti P-1 tertanggal 1 Juni 2002 antara Pemohon Kasasi dan Tuyoshi sebagai debitur bersama dengan Termohon Kasasi I dan II;

- Bukti P-2 tertanggal 26 Agustus 2002 antara Pemohon Kasasi dan Tuyoshi sebagai debitur bersama dengan para Termohon Kasasi I s/d IV;

- Bukti P-3 tertanggal 30 September 2002 antara Pemohon Kasasi sebagai debitur dengan para Termohon Kasasi I s/d IV;

B. Bahwa judex facti dalam pertimbangannya a quo juga menyebutkan: "bahwa Termohon pailit in casu (Pemohon Kasasi) telah menerima kiriman uang dari Para Pemohon pailit in casu (para Termohon Kasasi) setelah ditanda-tanganinya MLA”;

C. Bahwa judex facti dalam pertimbangan a quo tidak mem-pertimbangkan berapa jumlah hutang yang sebenarnya, akan tetapi yang penting menurut judex facti adalah eksistensi hutang itu sendiri;

D. Bahwa menurut judex facti bukti-bukti dari Para Termohon Kasasi yaitu P-1, P-2, dan P-3 tidak dibantah oleh Pemohon Kasasi dan karena itu telah terbukti secara sah Pemohon Kasasi mempunyai hutang dan telah jatuh tempo;

4. Bahwa terhadap pertimbangan-pertimbangan judex facti di atas maka Pemohon Kasasi merasa keberatan karena pertimbangan-pertimbangan tersebut keliru dan sama sekali tidak memperhatikan dalil-dalil tanggapan Pemohon Kasasi. Mengenai pertimbangan point A Pemohon Kasasi hendak menanggapi sebagai berikut:

- Bahwa jelas dalam bukti P-1 dan P-2 secara nyata telah membuktikan bahwa debitur terdiri dari 2 (dua) orang yakni Pemohon Kasasi dan Tuyoshi. Bagaimana mungkin pailit dapat diajukan terdapat diri Pemohon Kasasi sendiri, sedangkan terhadap Tuyoshi tidak dijadikan pihak, jadi dengan demikian tanggung jawab terhadap 3 (tiga) MLA a quo vide bukti P-1, P-2, dan P-3 semuanya dibebankan kepada Pemohon Kasasi, padahal sewaktu menerima uang hal itu tidak dilakukan sendiri oleh Pemohon Kasasi, melainkan dengan Tuyoshi;

Seharusnya tanggung jawab terhadap 3 (tiga) MLA a quo tidak boleh dibebankan kepada Pemohon Kasasi sendiri melainkan secara tanggung renteng bersama dengan Tuyoshi. Keterlibatan Tuyoshi sangatlah besar dalam 3 (tiga) MLA diatas hal ini sesuai dengan bukti pengiriman uang dari Tuyoshi kepada Termohon Kasasi I, II dan III pada tanggal 27 Februari 2002 s/d tanggal 27 Februari 2003 sebesar Rp. 607.591.000,-. Bukti pengiriman uang ini Pemohon Kasasi lampirkan dalam memori kasasi ini sebagai bukti baru (PK-2);

Bahwa berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU dengan jelas telah ditentukan "permohonan pernyataan pailit terhadap suatu firma harus memuat nama dan tempat tinggal masing-masing persero yang secara tanggung renteng terikat untuk seluruh utang firma". Walaupun Pemohon Kasasi dan Tuyoshi bukanlah suatu badan berupa firma, namun demikian berdasarkan pasal diatas sepanjang menyangkut tanggung jawab terhadap uang yang diterima dari para Termohon Kasasi, maka Tuyoshi pun harus ikut bertanggung jawab bukan hanya Pemohon Kasasi. Oleh karena permohonan pailit tidak melibatkan Tuyoshi sebagai Termohon pailit, melainkan semata-mata hanya ditujukan kepada Pemohon Kasasi, maka permohonan pailit tersebut harus ditolak, karena bertentangan dengan azas tanggung renteng

4

sebagaimana yang dimaksud Pasal 5 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU, dengan tidak diikut sertakannya Tuyoshi dalam perkara ini jelas juga melanggar hukum acara yang berlaku yakni azas pluris litis consortium/kurang pihak. Dengan demikian sudah seharusnya permohonan pailit dari para Termohon Kasasi haruslah ditolak karena kurang pihak;

- Mengenai pertimbangan point B aquo Pemohon Kasasi hendak menanggapi sebagai berikut:

Bahwa menurut Pemohon Kasasi dalam tanggapannya butir 5 adalah sebagai berikut: "uang yang dikirim setelah adanya 3 (tiga) MLA adalah sebesar Rp. 4.826.000.000,- (empat milyar delapan ratus dua puluh enam juta rupiah)" dalil Pemohon Kasasi diatas telah ditafsirkan secara salah oleh judex facti, karena berdasarkan pertimbangan judex facti a quo dapatlah disimpulkan bahwa Para Termohon Kasasi mengirimkan uangnya kepada Pemohon Kasasi dan Tuyoshi setelah adanya 3 (tiga) MLA a quo vide bukti P-1, P-2, dan P-3 atau dengan kata lain pengiriman uang tersebut didasarkan pada 3 (tiga) MLA a quo. Hal ini jelas tidak benar karena berdasarkan bukti dan fakta dalam persidangan ternyata para Termohon Kasasi telah meng-irimkan uang sebesar Rp. 5.276.450.000,- (lima milyar dua ratus tujuh puluh enam juta empat ratus lima puluh ribu rupiah) vide bukti P-4a, P-4b, P-4c dan P-5a, P-5b, P-5c, pengiriman a quo dilakukan jauh sebelum 3 (tiga) MLA ditandatangani. Hal ini sama sekali tidak dipertimbangkan oleh judex facti padahal dari bukti-bukti Vide P-4a, P-4b, P-4c dan P-5a, P-5b, P-5c jelas membuktikan adanya hubungan lain yaitu kerjasama investasi dibidang bisnis hiburan antara Pemohon Kasasi dengan para Termohon Kasasi. Bukti-bukti adanya kerjasama tersebut juga telah disampaikan oleh Pemohon Kasasi didalam persidangan yaitu berupa bukti T-1 s/d T-5 dan keterangan saksi yaitu Mukri dan Wong Blue Sutekno. Dari bukti-bukti diatas jelas terbukti bahwa kiriman uang dari Para Termohon Kasasi kepada Pemohon Kasasi dan Tuyoshi adalah untuk investasi dibidang bisnis hiburan, bukan hutang piutang sebagaimana yang dimaksud Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU. Jika pengiriman uang tersebut merupakan hutang piutang, maka bagaimana mungkin uang dikirim terlebih dahulu baru kemudian menyusul penandatanganan MLA. Dengan demikian jelas pertimbangan judex facti diatas harus ditolak dan pengiriman uang dari para Pemohon Kasasi harus dikategorikan sebagai bagian dari investasi bukannya perjanjian hutang piutang, dan oleh karena itu permohonan pailit yang diajukan oleh Para Termohon Kasasi haruslah ditolak;

- Mengenai pertimbangan point C a quo Pemohon Kasasi hendak menanggapi sebagai berikut:

Bahwa pada pokoknya Pemohon Kasasi tidak mempunyai hutang dengan para Termohon Kasasi, yang ada ialah kerjasama antara kedua belah pihak dibidang bisnis hiburan, sebagaimana yang telah Pemohon Kasasi sampai-kan baik dalam tanggapan maupun dalam memori kasasi ini point 4b diatas. Jadi pertimbangan judex facti diatas tentang eksistensi hutang dan perlunya verifikasi untuk menentukan jumlah hutang adalah tidak benar dan tidak perlu, sebab sebagaimana bukti-bukti Pemohon Kasasi vide bukti T-1 s/d T-5 dan keterangan saksi-saksi Mukri dan Wong Blue Sutekno, maka jelas menunjukan adanya kerjasama tersebut. Bukti-bukti ini juga tidak disangkal oleh Para Termohon Kasasi. Sayangnya judex facti tidak mem-pertimbangkan bukti-bukti tersebut, sehingga Pemohon Kasasi dinyatakan pailit, jelas putusan judex facti tersebut tidak benar karena tidak memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004. Dengan demikian sudah sepantas Mahkamah Agung Republik Indonesia mengadili sendiri perkara ini dengan membatalkan putusan judex facti dan selanjutnya menolak permohonan pailit yang diajukan oleh para Termohon Kasasi;

- Mengenai pertimbangan point D a quo Pemohon Kasasi hendak menanggapi sebagai berikut:

Bahwa sebagaimana yang telah Pemohon Kasasi uraikan diatas hubungan antara Pemohon Kasasi dengan Para Termohon Kasasi bukanlah hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kerja investasi dibidang bisnis hiburan, hal ini secara rinci telah Pemohon Kasasi sampaikan diatas, kendatipun demikian Pemohon Kasasi ingin menegaskan bahwa judex facti telah salah dalam menafsirkan tanggapan Pemohon Kasasi. Dalam tanggapan a quo sudah jelas dinyatakan pengiriman uang oleh Para Termohon Kasasi adalah untuk berinvestasi di Indonesia, bukannya sebagai pinjaman uang. Namun hal ini tidak pernah dipertimbangkan oleh judex facti sama sekali didalam persidangan, padahal tanggapan Pemohon Kasasi a quo telah ditunjang oleh bukti-bukti T-1 s/d T-5 serta keterangan saksi-saksi dipersidangan;

5

5. Bahwa untuk mendukung dalil-dalil Pemohon Kasasi diatas vide point 4 yakni adanya investasi dari para Termohon Kasasi dibidang bisnis hiburan, maka dengan ini Pemohon Kasasi menyampaikan bukti baru berupa Agreement, tertanggal 15 Desember 2002 (bukti PK-1) yang pada pokoknya berisi:

- Adanya investasi bisnis hiburan di jalan Labu, Jakarta Pusat, yang pemegang sahamnya ialah Hideaki Matsunishi (Termohon Kasasi I), Masaaki Kimura (Termohon Kasasi III) MF. Toni Gani (Pemohon Kasasi) dengan saham sebesar 75 % sedangkan Teddy sebesar 25 %.

- Besarnya modal sebesar Rp. 4.000.000.000,- (empat milyar rupiah).

Dengan demikian jelas keterangan saksi Saudara Wong Blue Sutekno alias Teddy dan Saudara Mukri saling berkaitan dengan bukti baru ini. Bersama dengan memori kasasi ini Pemohon Kasasi melampirkan bukti baru ini dan harus dianggap menjadi satu kesatuan dalam memori kasasi ini. Jadi berdasarkan bukti baru diatas Pemohon Kasasi dengan Para Termohon Kasasi telah menjalin kerja sama dibidang bisnis hiburan, bukannya hutang piutang sebagaimana dalil para Termohon Kasasi dan oleh karena itu permohonan pailit yang diajukan oleh Para Termohon Kasasi haruslah ditolak;

6. Bahwa judex facti tidak pertimbangan tanggapan Pemohon Kasasi khususnya mengenai telah terjadi pelanggaran hukum yakni Undang-Undang Riba 1938 (staasblad 1938 Nomor 524) jo. Undang-Undang Pelepasan uang (Rentenier) yang terdapat dalam 3 (tiga) MLA yaitu:- MLA tanggal 1 Juni 2002 vide bukti P-1 dikenakan bunga sebesar 5 % perbulan.- MLA tanggal 26 Agustus 2002 vide bukti P-2 dikenakan bunga sebesar 5 % perbulan.- MLA tanggal 30 September 2002 vide bukti P-3 dikenakan bunga sebesar 3,5 % perbulan.

Sedangkan bunga yang berlaku di Bank hanya sebesar 6 % s/d 8 % pertahun, bunga yang ditentukan oleh Para Termohon Kasasi jauh diatas bunga yang berlaku di perbankan Indonesia, sebab bunga yang ditentukan oleh para kreditur adalah sebesar 42 % s/d 60 % pertahun. Hal ini berarti causa dari 3 (tiga) MLA tersebut bersifat tidak halal dan oleh karenanya batal demi hukum;

Jadi seandainya Pemohon Kasasi dianggap sebagai debitur berdasar 3 (tiga) MLA a quo vide bukti P-1, P-2 dan P-3 dan diajukan pailit oleh Para Termohon Kasasi, maka sudah selayaknya permohonan pailit Para Termohon Kasasi tersebut harus ditolak oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, bukannya malah dikabulkan sebagaimana putusan a quo. Berdasarkan hat tersebut Mahkamah Agung Republik Indonesia patut untuk mengadili sendiri perkara ini dengan memutus permohonan dari Para Termohon Kasasi harus ditolak, sebab causa dari 3 (tiga) MLA a quo vide bukti P-1, P-2 dan P-3 bersifat tidak halal sehingga perjanjian tersebut batal demi hukum. Suatu perjanjian yang batal demi hukum tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk mengajukan gugatan pailit;

7. Bahwa oleh karena putusan judex facti dalam perkara a quo yaitu menerima permohonan pailit yang diajukan oleh para Termohon Kasasi pailit dengan segala akibat hukumnya, padahal dasar dari pertimbangan judex facti tersebut bersumber dari 3 (tiga) MLA a quo vide bukti P-1, P-2 dan P-3 yang causa tidak halal dan batal demi hukum, maka sudah sepantasnya dan selayaknya putusan judex facti Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor 12/Pailit/2005/PN.JKT.PST, tanggal 5 Juli 2005 dibatalkan untuk seluruhnya. Sebagaimana uraian tersebut diatas Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tingkat kasasi ini harus pula menolak permohonan pailit dari Para Termohon Kasasi I s/d IV. Selanjutnya karena Para Termohon Kasasi dinyatakan sebagai pihak yang kalah, maka Mahkamah Agung Republik Indonesia harus pula menghukum Para Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam dua tingkat peradilan;

Menimbang, bahwa atas keberatan-keberatan tersebut Mahkamah Agung berpendapat sebagai berikut:

- bahwa keberatan-keberatan kasasi pada point ad. 3 sampai dengan ad. 7 tidak dapat dibenarkan, karena judex facti didalam pertimbangan hukumnya tidak salah menerapkan hukum, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan bukti-bukti P-1, P-2 dan P-3 dimana dari bukti-bukti tersebut telah ternyata terdapat dua atau lebih kreditur dan Pemohon Kasasi (dahulu Termohon Pailit) tidak membayar utang yang telah jatuh tempo dan dapat di tagih;

- bahwa keberatan-keberatan kasasi lainnya tidak dapat dibenar-kan, oleh karena judex facti sudah tepat dalam pertimbangan dan Putusannya, lagi pula keberatan-keberatan tersebut sudah mengenai Penilaian

6

Hasil Pembuktian yang bersifat peng-hargaan tentang suatu kenyataan, keberatan semacam itu tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkannya suatu peraturan hukum atau peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian-uraian pertimbangan seperti tersebut di atas, lagi pula tidak ternyata putusan judex facti bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang maka permohonan kasasi tersebut haruslah ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi ditolak, maka biaya perkara dalam tingkat kasasi ini harus dibebankan kepada Pemohon Kasasi;

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagai-mana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 serta undang-undang lain yang bersangkutan;

MENGADILI

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: M.F Toni Gani tersebut;

Menghukum Pemohon Kasasi dahulu Termohon untuk membayar ongkos perkara dalam tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Senin tanggal 23 Januari 2006 oleh Prof. DR. Paulus E. Lotulung, SH., Ketua Muda Mahkamah Agung yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Andar Purba, SH., dan Prof. DR. Muchsin, SH., Hakim-Hakim Agung, masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan dimuka persidangan yang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri oleh Andar Purba, SH., dan Prof. DR. Muchsin, SH., Hakim-Hakim Anggota tersebut, serta Reza Fauzi, SH.CN., Panitera-Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.

Hakim-Hakim Anggota :

ttd.

Andar Purba, SH.

ttd.

Prof. DR. Muchsin, SH.

K e t u a,

ttd.

Prof. DR. Paulus E. Lotulung, SH.

Panitera Pengganti,

ttd.

Reza Fauzi, SH.CN

Biaya-biaya :1. Meterai----------------------Rp. 6.000,- 2. Redaksi----------------------Rp. 1.000,- 3. Administrasi Kasasi-------Rp. 4.993.000,- +

Jumlah----------------------Rp. 5.000.000,-

7