Upload
surya-adibuana
View
493
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AKTIVITAS PENGANGKATAN OBJEK SECARA
MANUAL MELALUI PENDEKATAN DESAIN
EKSPERIMEN DAN CHAFFIN’S PLANAR STATIC
MODEL
Tugas Akhir
Diajukan Sebagai Syarat untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh:
Surya Adibuana
2010-043-088
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2013
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING MANUAL
MATERIAL HANDLING BY USING EXPERIMENTAL
DESIGN APPROACH AND CHAFFIN’S PLANAR
STATIC MODEL
FINAL ASSIGNMENT
Proposed as requirement for
Bachelor Degree of Industrial Engineering
By:
Surya Adibuana
2010-043-088
INDUSTRIAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF ENGINEERING
ATMA JAYA CATHOLIC UNIVERSITY OF INDONESIA
JAKARTA
2013
iv
ABSTRAK
Peningkatan jumlah pekerja di Indonesia meningkatkan peluang akan
terjadinya cedera fisik di kalangan pekerja akibat kegiatan yang dilakukan dalam
pekerjaan. Salah satu bentuk pekerjaan yang menimbulkan cedera fisik adalah
aktivitas pengangkatan objek secara manual. Maka perlu diadakannya suatu
penelitian untuk mencari usulan akan metode dan kondisi angkat yang baik.
Penelitian ini mempertimbangkan 3 faktor utama dalam aktivitas
pengangkatan objek secara manual (Manual Material Handling/MMH), yakni
metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan. Setelah melakukan
pengumpulan data dengan melakukan percobaan pengangkatan, dilakukan
analisis data melalui pendekatan desain eksperimen dan biomekanika.
Hasil analisis desain eksperimen menyatakan bahwa faktor yang secara
signifikan mempengaruhi MMH dari segi berat angkat maksimal pada α = 0,05 adalah faktor posisi tangan dan interaksi faktor metode angkat*posisi
tangan*jenis handling. Sementara itu, interaksi faktor posisi tangan*jenis
handling, serta metode angkat*jenis handling signifikan berpengaruh pada α = 0,1. Sementara itu, faktor yang secara signifikan mempengaruhi MMH dari segi
kenyamanan angkat pada α = 0,05 adalah faktor jenis handling. Di samping itu, interaksi faktor metode angkat*posisi tangan*jenis handling berpengaruh
signifikan pada α = 0,1. Analisis dengan pendekatan biomekanika memakai Chaffin’s Planar Static Model. Perhitungan biomekanika dengan memakai model ini bertujuan untuk
mencari nilai Compression Force pada lumbar (L5/S1). Hasil dari pengolahan
data percobaan dengan perhitungan model ini menunjukkan bahwa metode
angkat paling aman bagi L5/S1 adalah squat lift.
Setelah mempertimbangkan semua analisis yang ada, dapat disimpulkan
bahwa metode angkat yang paling dianjurkan adalah squat lift, posisi tangan
supinasi, dan jenis handling rata-keras-diameter kecil.
Kata Kunci: Biomekanika, Manual Material Handling, Desain Eksperimen,
Chaffin’s Planar Static Model.
v
ABSTRACT
Increasing amount of workers in Indonesia boosting the probabilities of
work physical injury among those worker class. One form of work activity which
causing work injury is the manual material handling (MMH) activity, especially
on lifting. Therefore, there must be a research to deal with this injury problem, by
searching the generic lifting method and condition for MMH activities.
This research considers 3 general factors in MMH activities. Those factors
are lifting method, handling characteristics, and hand position. After collecting
data from lifting experiment, the researcher analyzes those data by using two
approach, experimental design and biomechanics.
Experimental design analysis implies that hand position factor and lifting
method*hand position*handling characteristics interaction factors significantly
affect manual material handling activity from subject’s maximum lifting weight
variable in 0,05 α level. On the other side, lifting method*hand position and
lifting method*handling characteristics interaction factors significantly affect
manual material handling activity from subject’s maximum lifting weight variable in 0,1 α level. Then, the experiment implies that handling characteristics factor affect manual material handling activity from subject’s lifting comfort rate
variable in 0,05 α level. Furthermore, lifting method*hand position*handling
characteristics interaction factors significantly affect manual material handling
activity from subject’s lifting comfort rate variable in 0,1 α level. The biomechanical approach in this research using Chaffin’s Planar Static Model as base of analysis. Biomechanics calculation using that model aims
to compute Compression Force on Lumbar segment (L5/S1). The result of this
calculation implies that squat lift is the most safety lifting method for L5/S1
segment.
After consider all forms of analysis, it could be concluded that the most
recommended lifting method is squat lift, supination hand position, and handling
with flat-hard-small diameter characteristics.
Keywords: Biomechanics, Manual Material Handling, Experimental Design,
Chaffin’s Planar Static Model.
vi
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin megucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena bila tanpa rahmat-Nya maka
mustahil Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Tugas
akhir ini ditulis sebagai salah satu prasyarat bagi penulis untuk mendapatkan gelar
Sarjana Teknik dari Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya.
Selama melakukan proses penulisan Laporan Tugas Akhir ini, banyak
halangan dan rintangan yang telah dihadapi penulis. Akan tetapi, semua halangan
tersebut dapat diatasi penulis oleh karena bantuan dari beberapa pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada seluruh pihak yang telah membantu terpenuhinya tugas akhir ini sebagai
berikut:
1. Seluruh anggota keluarga yang sudah memberikan dukungan moril
maupun materiil.
2. Ibu Vivi Triyanti, S.T., M.Sc. selaku Pembimbing Tugas akhir bagi
penulis yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat
bermanfaat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Hotma Antoni Hutahean, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Industri, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta.
4. Bapak Trifenaus Prabu H., S.T., M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik
Industri, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta.
5. Bapak Feliks Prasepta S. Surbakti, S.T., M.T., selaku dosen koordinator
pelaksanaan rangkaian kegiatan Seminar dan Tugas Akhir, atas petunjuk-
petunjuk teknis mengenai detil penulisan Laporan Seminar dan Tugas
Akhir secara menyeluruh.
6. Bapak Ronald Sukwadi, S.T., M.M., Ph.D. selaku Kepala Lab Sistem
Produksi, tempat penulis pernah mengabdi sebagai Asisten Lab.
7. Mas Tri, Pak Santoso, Mbak Heti, Mas Eko, Pak Ade, Pak Rovinus selaku
karyawan Sekretariat Fakultas Teknik atas kesediaannya membantu
vii
penulis selama berkuliah di Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, baik
sebagai mahasiswa, maupun sebagai Asisten Lab Sistem Produksi.
8. Ibu Evelyn Yio selaku pemilik Toko Melati dan juga pemberi dukungan
finansial bagi penulis untuk berkuliah, dan yang juga telah memberikan
izin bagi penulis untuk melakukan observasi di Toko Melati, Pasar Baru.
9. Romo B. Hardijantan Dermawan, Pr., Pak Paulus Ari Triwibowo, Pak
Sabar, dan segenap Mahasiswa/i Keluarga Besar Pastoran Atma Jaya,
terutama pengurus dan Dewan Harian 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014
atas dukungan moral serta doa bagi penulis selama proses penulisan
Laporan Tugas Akhir ini.
10. Segenap rekan-rekan Pastoral Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta
(PMKAJ), yang pernah melayani bersama ketika penulis masih menjadi
pengurus Pastoran Atma Jaya.
11. Segenap rekan-rekan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa, yang pernah
bekerja sama membentuk AD/ART Dewan Mahasiswa ketika penulis
masih menjadi pengurus Pastoran Atma Jaya.
12. Saudara Christian Wibisono dan Anggy Widi Prakoso, selaku rekan
seperjuangan penulis dalam menulis laporan Tugas Akhir.
13. Saudara Billy Ngaliman, S.T., Marselinus Brian, S.T., Leonardo, S.T., dan
Saudari Revina Hermawati, S.T. yang telah memberikan bantuan dan
dukungan bagi penulis selama proses pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.
14. Saudara Willy Nursalim, S.T., dan Harve, S.T. untuk kesediaannya
menjadi subjek trial bagi eksperimen yang dilaksanakan di dalam
penelitian ini.
15. Para Subjek Penelitian yang telah ikut berpartisipasi dalam proses
pengambilan data penelitian ini, khususnya para subjek yang berasal dari
luar Program Studi Teknik Industri Unika Atma Jaya: Saudara William
Prawira Lim, S.T., Kevin Ramada, Geraldus Aristo, Cipta Adinagara,
Widhi Adhiatma, S.Psi., dan Alexius Arief H., S.H.
16. Seorang wanita yang mungkin tanpa disadarinya telah memberikan
dukungan moral serta semangat yang amat besar bagi penulis selama
proses pengumpulan data hingga penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
viii
Tanpanya, mungkin proses pengerjaan Tugas Akhir dan hidup penulis
tidak akan terlalu berwarna.
17. Seluruh teman-teman Fakultas Teknik Unika Atma Jaya yang telah
membantu melalui dukungan moral maupun nasehat selama proses
penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
18. Semua pihak yang telah membantu teraksananya penulisan Laporan Tugas
akhir ini, tanpa dapat disebutkan satu-persatu.
Akhir kata, “Tak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari bahwa
Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena keterbatasan
penulis. Maka, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
sekalian untuk menjadi bahan perbaikan di masa depan. Penulis berharap agar
Laporan Tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membacanya,
terutama bagi mereka yang berminat dalam kajian ilmu Ergonomi dan
Biomekanika.
Jakarta, Juni 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir .............................................................. i
Formulir Pernyataan Tanda Selesai Tugas Akhir ................................................... ii
Formulir Pernyataan Tanda Selesai Sidang Tugas Akhir ...................................... iii
Abstrak ................................................................................................................... iv
Kata Pengantar ....................................................................................................... vi
Daftar Isi ................................................................................................................ ix
Daftar Tabel .......................................................................................................... xv
Daftar Gambar....................................................................................................... xx
Daftar Rumus ..................................................................................................... xxiv
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
1.4. Batasan Penelitian .................................................................................... 6
1.5. Posisi Penelitian ....................................................................................... 7
1.6. Sistematika Penulisan .............................................................................. 9
1.6.1. Pendahuluan ...................................................................................... 9
1.6.2. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9
1.6.3. Pengumpulan Data .......................................................................... 10
1.6.4. Pengolahan Data .............................................................................. 10
1.6.5. Analisis Data ................................................................................... 10
1.6.6. Kesimpulan dan Saran ..................................................................... 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12
2.1. Ergonomi ................................................................................................ 12
2.2. Biomekanika .......................................................................................... 15
2.2.1. Konsep Biomekanika ...................................................................... 16
2.3. Sistem Gerak Tubuh Manusia ................................................................ 19
x
2.3.1. Tulang/Kerangka ............................................................................. 19
2.3.2. Connective Tissue (Jaringan Penghubung) ..................................... 19
2.3.2.1. Cartilagenous Joints ................................................................ 19
2.3.2.2. Ligamen ................................................................................... 20
2.3.2.3. Tendon ..................................................................................... 21
2.3.2.4. Synovial Joints ......................................................................... 22
2.3.3. Otot .................................................................................................. 22
2.3.3.1. Proses Aerob ............................................................................ 23
2.3.3.2. Proses Anaerob ........................................................................ 23
2.4. Lumbar (L5/S1) ..................................................................................... 24
2.5. Manual Material Handling ..................................................................... 26
2.5.1. Metode Manual Lifting ................................................................... 29
2.5.1.1. Squat Lift ................................................................................. 29
2.5.1.2. Straddle Lift ............................................................................. 30
2.5.1.3. Knee High Lift (Power Lift) ..................................................... 30
2.5.1.4. One Knee Lift ........................................................................... 31
2.5.1.5. Stoop Lift ................................................................................. 31
2.6. Metode Chaffin’s Planar Static Model ................................................... 32
2.7. Nordic Body Map .................................................................................... 36
2.8. Penelitian Eksperimen dan Desain Eksperimen ..................................... 37
2.8.1. Tujuan Desain Eksperimen ............................................................. 38
2.8.2. Prinsip Dasar Desain Eksperimen ................................................... 38
2.8.3. Faktor dan Taraf Faktor .................................................................. 40
2.8.4. Langkah-langkah Desain Eksperimen ............................................ 40
2.8.5. Jenis dan Model Desain Eksperimen .............................................. 41
2.8.6. Uji ANOVA .................................................................................... 42
2.8.7. Tingkat Signifikansi dan Tingkat Kepercayaan .............................. 42
2.8.8. Uji Tukey ........................................................................................ 43
2.8.9. Uji Sidak ......................................................................................... 44
xi
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 45
3.1. Tahap Persiapan Penelitian ..................................................................... 45
3.1.1. Tahap Studi Pendahuluan................................................................ 45
3.1.2. Perumusan Latar Belakang Penelitian ............................................ 46
3.1.3. Perumusan Masalah Penelitian ....................................................... 46
3.1.4. Penetapan Tujuan Penelitian ........................................................... 46
3.1.5. Penentuan Batasan Penelitian ......................................................... 47
3.1.6. Penetapan Posisi Penelitian ............................................................. 47
3.2. Tahap Studi Pustaka ................................................................................ 47
3.3. Tahap Pengumpulan Data ....................................................................... 48
3.3.1. Penelitian Pendahuluan ................................................................... 48
3.3.1.1. Rekapitulasi Data Kuesioner Pendahuluan ....................... 48
3.3.1.2. Pengamatan di Lapangan .................................................. 52
3.3.2. Penentuan Subjek Penelitian ........................................................... 53
3.3.3. Jenis Penelitian ................................................................................ 54
3.3.4. Penentuan Rencana Variabel Penelitian ......................................... 54
3.3.5. Penentuan Faktor dan Taraf Faktor Serta Hipotesis ....................... 55
3.3.5.1. Penentuan Taraf Faktor Berdasarkan Hasil Penelitian
Pendahuluan .................................................................... 57
3.3.6. Penentuan Jumlah Observasi dan Sampel ....................................... 67
3.3.7. Perancangan Teknis Eksperimen dan Pengumpulan Data .............. 67
3.3.8. Penentuan Alat Ukur ....................................................................... 70
3.3.9. Rekapitulasi Data Eksperimen ........................................................ 71
3.3.10. Penentuan Kebutuhan Data untuk Metode Chaffin’s
Planar Static Model .................................................................................. 72
3.4. Tahap Pengolahan Data .......................................................................... 73
3.4.1. Pengolahan Data Eksperimen ......................................................... 73
3.4.2. Pengolahan Data Metode Chaffin’s Planar Static Model ............... 77
3.5. Tahap Analisis Data ................................................................................ 78
3.6. Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 79
xii
BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............................... 76
4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data Eksperimen ................................... 85
4.1.1. Pengumpulan Data Eksperimen ...................................................... 85
4.1.2. Pengolahan Data Eksperimen ......................................................... 88
4.1.2.1. Pengolahan Data Eksperimen Berat Angkat Maksimum ........ 88
4.1.2.2. Pengolahan Data Eksperimen Kenyamanan Pengangkatan .... 97
4.1.2.3. Post Hoc Test ANOVA ......................................................... 106
4.2. Pengumpulan dan Pengolahan Data untuk Perhitungan Chaffin’s
Planar Static Model .............................................................................. 110
4.2.1. Pengumpulan Data Pendukung Perhitungan Chaffin’s
Planar Static Model ..................................................................... 110
4.2.2. Pengolahan Data Pendukung Perhitungan Chaffin’s
Planar Static Model ..................................................................... 112
4.2.3. Standar Sudut Metode Pengangkatan ........................................... 118
4.2.4. Langkah Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model ................... 120
4.2.4.1. Momen dan Gaya Reaksi pada Siku (Elbow) ........................ 120
4.2.4.2. Momen dan Gaya Reaksi pada Bahu (Shoulder) .................. 121
4.2.4.3. Perhitungan Nilai Sudut α ..................................................... 122
4.2.4.4. Momen Eksternal (ML5/S1 Eksternal) dan Gaya Reaksi
pada L5/S1 ............................................................................ 124
4.2.4.5. Perhitungan nilai ML5/S1 External & PA ...................................... 126
4.2.4.6. Perhitungan nilai Gaya Tekan Perut (FA) dan
Gaya Otot Lumbar (FM) ........................................................ 127
4.2.4.7. Perhitungan nilai Gaya Tekan Lumbar (FC) dan
Gaya Gesek pada Lumbar (FS) ............................................. 129
BAB V. ANALISA ............................................................................................. 132
5.1. Analisa Mengenai Pengolahan Data Eksperimen ................................. 132
5.1.1. Perhitungan Nilai BMI .................................................................. 132
5.1.2. Analisis ANOVA dengan Kovarian BMI ..................................... 138
xiii
5.1.3. Analisis Post Hoc Test ANOVA dengan Kovarian BMI .............. 145
5.1.3.1. Uji Sidak untuk Data Eksperimen dengan
Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum ..................... 146
5.1.3.2. Uji Sidak untuk Data Eksperimen dengan
Variabel Dependen Kenyamanan Angkat ............................ 148
5.2. Regresi Faktor dan Interaksi Faktor yang Secara
Signifikan Mempengaruhi Variabel Dependen ................................... 150
5.2.1. Perhitungan Regresi untuk Variabel Dependen
Berat Angkat Maksimum ............................................................. 150
5.2.1.1. Perumusan Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan ......... 151
5.2.1.2. Perumusan Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan*
Metode Angkat*Jenis Handling .................................................. 155
5.2.1.3. Perumusan Regresi Dummy Faktor Metode Angkat*
Jenis Handling ............................................................................. 160
5.2.1.4. Perumusan Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan*
Jenis Handling ............................................................................. 162
5.2.2. Perhitungan Regresi untuk Variabel Dependen
Kenyamanan Angkat .................................................................... 167
5.2.2.1. Perumusan Regresi Dummy Faktor Jenis Handling ........ 168
5.2.2.2. Perumusan Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan*
Metode Angkat*Jenis Handling .................................................. 172
5.3. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis ............................................... 174
5.3.1. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis untuk Variabel Dependen
Berat Angkat Maksimal ................................................................ 175
5.3.2. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis untuk Variabel Dependen
Kenyamanan Angkat ..................................................................... 186
5.3.3. Analisis Korelasi Antara Variabel Berat Angkat Maksimum dan
Kenyamanan Angkat ..................................................................... 193
5.4. Analisa Mengenai Hasil Pengolahan Data Chaffin’s
Planar Static Model ............................................................................. 193
5.4.1. Analisa dengan Pendekatan Compression Force Mengenai Hasil
xiv
Pengolahan Data Chaffin’s Planar Static Model ....................... 193
5.4.2. Analisa Keterkaitan Panjang Lengan Gaya Terhadap Gangguan
pada Bagian Lumbar .................................................................. 197
5.5. Penggabungan Analisis dengan Pendekatan Eksperimental dan
Biomekanika ................................................................................................ 202
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 205
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 207
LAMPIRAN 1: Tabel Nilai Kritis Distribusi F (α = 0,05)
LAMPIRAN 2: Tabel Studenized Range Distribution (α = 0,05)
LAMPIRAN 3: Contoh Formulir Data Pendukung Praktikum untuk Pengumpulan
Data
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Jumlah Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama ................................ 2
Tabel 1.2. State of the Art (SOTA) ........................................................................ 7
Tabel 3.1. Rekapitulasi Data Kuesioner Pendahuluan .......................................... 48
Tabel 3.2. Rekapitulasi Cedera Pekerja Menurut Data Penelitian Pendahuluan .. 49
Tabel 3.3. Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Pengangkatan Manual
di Lapangan ........................................................................................................... 52
Tabel 3.4. Rangkuman Penentuan Variabel atau Faktor Dependen dan Independen
dalam Penelitian ini ............................................................................................... 64
Tabel 3.5. Rangkuman Faktor dan Taraf Faktor .................................................. 65
Tabel 3.6. Kombinasi Taraf Faktor dalam Eksperimen ........................................ 65
Tabel 3.7. Tabel Rekapitulasi Data Hasil Eksperimen ......................................... 71
Tabel 3.8. Tabel Rekapitulasi Data M x H x P ..................................................... 74
Tabel 3.9. Tabel Rekapitulasi Data M x H ........................................................... 74
Tabel 3.10. Tabel Rekapitulasi Data M x P .......................................................... 74
Tabel 3.11. Tabel Rekapitulasi Data H x P ........................................................... 74
Tabel 3.12. Tabel Rekapitulasi Perhitungan Nilai F ............................................. 75
Tabel 4.1. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum (dalam Satuan kg) ......... 85
Tabel 4.2. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan (Satuan Skor
Kenyamanan Angkat) ........................................................................................... 86
Tabel 4.3. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan
Observasi (Satuan kg) ........................................................................................... 88
Tabel 4.4. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan
Observasi untuk Faktor M x H (Satuan kg) .......................................................... 89
Tabel 4.5. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan
Observasi untuk Faktor M x P (Satuan kg) ........................................................... 89
Tabel 4.6. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan
Observasi untuk Faktor H x P (Satuan kg) ........................................................... 89
Tabel 4.7. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen Berat
Angkat Maksimum ................................................................................................ 90
xvi
Tabel 4.8. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen Berat
Angkat Maksimum Menurut Software SPSS ........................................................ 93
Tabel 4.9. Rekapitulasi Pengaruh Faktor dan Interaksi Faktor bagi Variabel Berat
Angkat Maksimum ................................................................................................ 97
Tabel 4.10. Rekapitulasi Data Berat Kenyamanan Pengangkatan Setelah
Penjumlahan Observasi (Satuan Skor Kenyamanan Angkat) ............................... 97
Tabel 4.11. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah Penjumlahan
Observasi Faktor M x H (Satuan Skor Kenyamanan Angkat) .............................. 97
Tabel 4.12. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah Penjumlahan
Observasi Faktor M x P (Satuan Skor Kenyamanan Angkat) .............................. 98
Tabel 4.13. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah Penjumlahan
Observasi untuk Faktor H x P (Satuan Skor Kenyamanan Angkat) ..................... 98
Tabel 4.14. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen
Kenyamanan Angkat ............................................................................................. 99
Tabel 4.15. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen
Kenyamanan Angkat Menurut Software SPSS ................................................... 102
Tabel 4.16. Rekapitulasi Pengaruh Faktor dan Interaksi Faktor bagi Variabel
Berat Angkat Maksimum .................................................................................... 106
Tabel 4.17. Perbandingan Selisih Pasangan Perlakuan dengan Nilai T.............. 108
Tabel 4.18. Tabel Output Perhitungan Metode Tukey dengan Software SPSS
untuk Variabel Dependen Kenyamanan Angkat ................................................. 109
Tabel 4.19. Tabel Rekapitulasi Tinggi (satuan m) dan Berat Tubuh (satuan kg)
Subjek pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi .............................. 110
Tabel 4.20. Tabel Rekapitulasi Dimensi Panjang Bagian Tubuh Subjek pada
Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ................................................... 111
Tabel 4.21. Tabel Rekapitulasi Dimensi Berat Bagian Tubuh Subjek (Satuan kg)
pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ........................................... 113
Tabel 4.22. Tabel Rekapitulasi Dimensi Berat Bagian Tubuh Subjek (Satuan
Newton) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ............................ 114
Tabel 4.23. Tabel Rekapitulasi Dimensi Panjang Bagian Tubuh Subjek (Satuan
meter) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ............................... 115
xvii
Tabel 4.24. Tabel Rekapitulasi COM Bagian Tubuh Subjek (Satuan meter) pada
Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ................................................... 116
Tabel 4.25. Tabel Rekapitulasi Weight Load Per Tangan Subjek (Satuan Newton)
pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ........................................... 117
Tabel 4.26. Tabel Rekapitulasi Sudut Tiap Bagian Tubuh untuk Setiap Metode
Pengangkatan (Satuan Derajat) ........................................................................... 120
Tabel 4.27. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen pada
Siku (Satuan N dan Nm) ..................................................................................... 121
Tabel 4.28. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen pada
Bahu (Satuan N dan Nm) .................................................................................... 122
Tabel 4.29. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Sudut α [Satuan Derajat] ..... 123
Tabel 4.30. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen
Eksternal pada L5/S1 (Satuan N dan Nm) .......................................................... 124
Tabel 4.31. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan ML5/S1 External (Satuan Nm) &
PA (Satuan mmHg) .............................................................................................. 126
Tabel 4.32. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Tekan Perut (FA) dan
Gaya Otot Lumbar (FM) [Satuan N] .................................................................... 127
Tabel 4.33. Tabel Rekapitulasi Hasil FC dan FS (Satuan Newton) ..................... 130
Tabel 4.34. Tabel Rekapitulasi Kondisi Angkat bagi Subjek ............................. 131
Tabel 5.1. Rekapitulasi Data Tinggi dan Berat Tubuh Subjek Penelitian .......... 133
Tabel 5.2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan BMI untuk Setiap Subjek Penelitian
(Satuan kg/m2) .................................................................................................... 134
Tabel 5.3. Rekapitulasi Hasil Pengelompokan BMI untuk Setiap Subjek
Penelitian ............................................................................................................. 135
Tabel 5.4. Rekapitulasi Hasil Pengelompokan BMI untuk Setiap Subjek
Penelitian (3 Kategori BMI) ............................................................................... 136
Tabel 5.5. Kode Kategori BMI untuk Setiap Subjek Penelitian
(3 Kategori BMI) ................................................................................................ 136
Tabel 5.6. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F dengan Kovarian BMI untuk Variabel
Dependen Berat Angkat Maksimum Menurut Software SPSS ........................... 138
xviii
Tabel 5.7. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F dengan Kovarian BMI untuk Variabel
Dependen Kenyamanan Pengangkatan Menurut Software SPSS ....................... 142
Tabel 5.8. Output Software SPSS Uji Sidak pada Data Eksperimen dengan
Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum .................................................... 147
Tabel 5.9. Output Software SPSS Uji Sidak pada Data Eksperimen dengan
Variabel Dependen Kenyamanan Angkat ........................................................... 148
Tabel 5.10. Output Software SPSS Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan untuk
Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum ...................................... 151
Tabel 5.11. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy Faktor
Posisi Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum .... 153
Tabel 5.12. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Faktor Posisi
Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum ............... 153
Tabel 5.13. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi
Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat
Angkat Maksimum .............................................................................................. 155
Tabel 5.14. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy
Interaksi Faktor Posisi Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk
Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum ...................................... 158
Tabel 5.15. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor
Posisi Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel
Berat Angkat Maksimum .................................................................................... 158
Tabel 5.16. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode
Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat
Maksimum .......................................................................................................... 160
Tabel 5.17. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi
Tangan*Jenis Handling untuk Memprediksi Variabel Berat Angkat
Maksimum .......................................................................................................... 162
Tabel 5.18. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy
Interaksi Faktor Posisi Tangan*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel
Berat Angkat Maksimum .................................................................................... 166
xix
Tabel 5.19. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor
Posisi Tangan* Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat
Maksimum .......................................................................................................... 166
Tabel 5.20. Output Software SPSS Regresi Dummy Faktor Jenis Handling untuk
Memprediksi Nilai Variabel Dependen Kenyamanan Angkat ........................... 168
Tabel 5.21. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy Faktor
Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum ... 170
Tabel 5.22. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor
Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum ... 171
Tabel 5.23. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode
Angkat*Jenis Handling*Posisi Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel
Dependen Kenyamanan Angkat.......................................................................... 173
Tabel 5.24. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi Tangan
A dan B untuk Variabel Dependen Berat Angkat Maksimal .............................. 182
Tabel 5.25. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Jenis Handling
Tanpa Mempertimbangkan Faktor Posisi Tangan .............................................. 186
Tabel 5.26. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi Tangan
A dan B untuk Variabel Dependen Kenyamanan Angkat .................................. 192
Tabel 5.27. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai FCmurni (Satuan Newton) ....... 194
Tabel 5.28. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi Tangan
A dan B untuk Variabel Dependen Compression Force..................................... 197
Tabel 5.29. Rangkuman Sudut-Sudut Standar Metode Angkat terhadap Sumbu
Horizontal ........................................................................................................... 200
Tabel 5.30. Rangkuman Lengan-Lengan Gaya yang Terbentuk dari Ketiga
Metode Angkat dalam Penelitian ini (Satuan meter) .......................................... 201
Tabel 5.31. Perhitungan Skor untuk Mencari Metode Angkat yang Dianjurkan
Secara Generik .................................................................................................... 202
Tabel 5.32. Rekapitulasi Skor untuk Mencari Metode Angkat yang Dianjurkan
Secara Generik .................................................................................................... 203
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Grafik Angka Pengangguran di Indonesia ........................................ 1
Gambar 1.2. Salah Satu Aktivitas Pemindahan Bahan Manual .............................. 2
Gambar 1.3. Ilustrasi Peluang Cedera dari Beberapa Postur Kerja ....................... 3
Gambar 1.4. Ilustrasi Resiko Cedera Tulang Belakang Akibat Postur yang Kurang
Ergonomis .............................................................................................................. 3
Gambar 1.5. Ilustrasi yang Menunjukkan Postur Salah Satu Metode Pengangkatan
yang Dianjurkan ...................................................................................................... 4
Gambar 1.6. Overhead Lift ..................................................................................... 5
Gambar 2.1. Diagram Keilmuan Biomekanika ..................................................... 16
Gambar 2.2. Ilustrasi Input, Elemen, dan Hasil dari Occupational Biomechanic 17
Gambar 2.3. Pandangan Depan dan Belakang dari Kerangka Manusia Normal ...... 20
Gambar 2.4. Joint dan Ligamen pada Ruas Tulang Belakang ................................. 21
Gambar 2.5. Ilustrasi Posisi Salah Satu Tendon yang Melekatkan Otot Betis
ke Tulang Tumit, yakni Achilles Tendon ................................................................. 21
Gambar 2.6. Ilustrasi Synovial Joints pada Lutut .................................................... 22
Gambar 2.7. Struktur Otot Lurik ........................................................................... 23
Gambar 2.8. Posisi L5/S1 (Lumbar Vertebrae) pada Ruas Tulang Belakang .......... 25
Gambar 2.9. Ilustrasi Squat Lift ............................................................................ 29
Gambar 2.10. Ilustrasi Straddle Lift ...................................................................... 30
Gambar 2.11. Ilustrasi Knee High Lift / Power Lift .............................................. 30
Gambar 2.12. Foto Postur Tubuh One Knee Lift .................................................. 31
Gambar 2.13. Foto Postur Tubuh Stoop Lift ......................................................... 31
Gambar 2.14. Skema Chaffin’s Planar Static Model............................................ 32
Gambar 2.15. Persentase Distribusi Berat Per Segmen Tubuh Manusia .............. 34
Gambar 2.16. Contoh Kuesioner Nordic Body Map ............................................. 37
Gambar 3.1. Kuesioner Pendahuluan ..................................................................... 51
Gambar 3.2. Posisi Telapak Tangan untuk Diameter Penggenggaman Kecil dan
Diameter Penggenggaman Besar .......................................................................... 57
Gambar 3.3. Ilustrasi Letak Dimensi Keliling Genggam dan
xxi
Diameter Genggam ............................................................................................... 58
Gambar 3.4. Metode Pengangkatan Squat Lift ..................................................... 59
Gambar 3.5. Metode Pengangkatan One Knee Lift ............................................... 60
Gambar 3.6. Metode Pengangkatan Stoop Lift ........................................................ 60
Gambar 3.7. Handle Rata-Keras-Diameter Kecil yang Terbuat dari Bahan Besi 61
Gambar 3.8. Handle Rata-Lunak-Diameter Kecil yang Terbuat dari
Bahan Karet .......................................................................................................... 61
Gambar 3.9. Handle Tak Rata-Lunak-Diameter Besar yang Terbuat dari Serpihan
Styrofoam Terbungkus Plastik .............................................................................. 61
Gambar 3.10. Contoh Pengangkatan Manual dengan Posisi Tangan B pada
Eksperimen ini ...................................................................................................... 62
Gambar 3.11. Contoh Pengangkatan Manual dengan Posisi Tangan A pada
Eksperimen ini ...................................................................................................... 63
Gambar 3.12. Contoh Kuesioner Nordic Body Map ............................................... 71
Gambar 3.13. Ilustrasi Sederhana dari Sudut-Sudut Utama dalam Chaffin’s Planar
Static Model .......................................................................................................... 73
Gambar 3.14. Bagan Metodologi Penelitian Secara Keseluruhan ........................... 80
Gambar 3.15. Bagan Metodologi Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model .... 82
Gambar 3.16. Bagan Metodologi Perhitungan Desain Eksperimen dengan
Variabel Dependen Berupa Berat Pengangkatan Maksimum ............................... 82
Gambar 3.17. Bagan Metodologi Perhitungan Desain Eksperimen dengan
Variabel Dependen Berupa Berat Kenyamanan Pengangkatan ............................ 83
Gambar 4.1. Kuesioner Nordic Body Map dalam Penelitian Ini .............................. 87
Gambar 4.2. Ilustrasi Bagian-Bagian Tubuh yang Diukur Dimensi Panjangnya ... 112
Gambar 4.3. Ilustrasi Sudut-Sudut Utama Bagian Tubuh dalam
Metode Pengangkatan Manual .............................................................................. 118
Gambar 4.4. Ilustrasi Sudut-Sudut Utama Tubuh Ketiga Metode Angkat
Penelitian ini ........................................................................................................ 119
Gambar 4.5. Diagram Benda Bebas Lengan Bawah ............................................. 120
Gambar 4.6. Diagram Benda Bebas Lengan Atas ................................................. 121
xxii
Gambar 4.7. Diagram Benda Bebas Batang Tubuh .............................................. 123
Gambar 4.8. Gaya dan Momen yang Bekerja pada L5/S1 .................................... 125
Gambar 4.9. Ilustrasi Chaffin’s Planar Static Model Beserta Beberapa Variabel
Dimensi Gaya, Sudut, dan Panjang yang Dihitung dalam Metode ini .................... 125
Gambar 4.10. Ilustrasi Letak Sudut yang diperlukan Chaffin’s Planar Static Model
untuk Menghitung Nilai Compression Force (FC) ................................................ 125
Gambar 4.11. Ilustrasi Gaya dan Momen yang Bekerja pada L5/S1 ..................... 128
Gambar 5.1. Grafik Pengaruh Faktor Posisi Tangan Terhadap Beban Maksimal .. 175
Gambar 5.2. Perbandingan Kemantapan Handle Posisi Tangan B dan Posisi
Tangan A ............................................................................................................. 176
Gambar 5.3. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis Handling
*Posisi Tangan Terhadap Beban Maksimal untuk Posisi Tangan A .................. 177
Gambar 5.4. Posisi Hampir Vertikal ke Bawah pada Lengan dalam Metode Angkat
Stoop Lift ............................................................................................................. 178
Gambar 5.5. Posisi Lengan dan Kaki Squat Lift & One Knee Lift ......................... 180
Gambar 5.6. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis Handling
*Posisi Tangan Terhadap Beban Maksimal untuk Posisi Tangan B ....................... 180
Gambar 5.7. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Jenis Handling*Posisi Tangan
Terhadap Beban Maksimal ................................................................................... 183
Gambar 5.8. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Jenis Handling*Metode Angkat
Terhadap Beban Maksimal ................................................................................... 184
Gambar 5.9. Grafik Pengaruh Faktor Jenis Handling Terhadap
Kenyamanan Angkat ............................................................................................ 187
Gambar 5.10. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan
A*Jenis Handling Terhadap Kenyamanan Angkat ................................................ 188
Gambar 5.11. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan
B*Jenis Handling Terhadap Kenyamanan Angkat ................................................ 190
Gambar 5.12. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan
A*Jenis Handling Terhadap Compression Force ............................................... 195
Gambar 5.13. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan
B*Jenis Handling Terhadap Compression Force ............................................... 196
xxiii
Gambar 5.14. Ilustrasi Lengan Gaya yang Terbentuk Akibat Postur Tubuh Suatu
Metode Angkat .................................................................................................... 198
Gambar 5.15. Ilustrasi Bagian-Bagian Tubuh pada L5/S1 ................................. 198
Gambar 5.16. Ilustrasi Terdesak Keluarnya Nucleus Pulposus sehingga Menekan
Saraf Tulang Belakang dan Menyebabkan Low Back Pain ................................ 199
xxiv
DAFTAR RUMUS
Rumus 1. Perhitungan Gaya Reaksi (elbow) ...................................................... 33
Rumus 2. Perhitungan Momen Reaksi (elbow) ................................................... 33
Rumus 3. Perhitungan Gaya Reaksi (shoulder) .................................................. 33
Rumus 4. Perhitungan Momen Reaksi (shoulder) ............................................... 33
Rumus 5. Perhitungan Gaya Reaksi (hip) ........................................................... 33
Rumus 6. Perhitungan Momen Reaksi (hip) ........................................................ 33
Rumus 7. Perhitungan Muscle Force .................................................................. 33
Rumus 8. Perhitungan Compression Force ......................................................... 33
Rumus 9. Perhitungan Nilai b .............................................................................. 35
Rumus 10. Perhitungan Nilai h ............................................................................ 35
Rumus 11. Perhitungan bmgHAT .......................................................................... 35
Rumus 12. Perhitungan hmgload ........................................................................... 35
Rumus 13. Perhitungan ML5/S1 External .................................................................. 35
Rumus 14. Perhitungan Tekanan Perut (PA) ........................................................ 35
Rumus 15. Perhitungan Gaya Tekan Perut (FA) .................................................. 35
Rumus 16. Perhitungan Gaya Otot Lumbar (FM) ................................................ 35
Rumus 17. Perhitungan Nilai β ............................................................................ 35
Rumus 18. Perhitungan Nilai α ............................................................................ 35
Rumus 19. Perhitungan Compression Force (FC) ................................................ 35
Rumus 20. Perhitungan Gaya Gesek pada Lumbar (FS) ...................................... 35
Rumus 21. Perhitungan Uji Tukey ....................................................................... 43
Rumus 22. Perhitungan Uji Sidak ........................................................................ 44
Rumus 23. Perhitungan Diameter Genggam ....................................................... 58
Rumus 24. Perhitungan Jumlah Observasi .......................................................... 67
Rumus 25. Perhitungan ∑Y2 ................................................................................ 75
Rumus 26. Perhitungan Ry .................................................................................. 75
Rumus 27. Perhitungan JKT ............................................................................... 75
Rumus 28. Perhitungan JKM ............................................................................... 75
Rumus 29. Perhitungan JKH ............................................................................... 75
xxv
Rumus 30. Perhitungan JKP ................................................................................ 75
Rumus 31. Perhitungan JK (MH) ....................................................................... 75
Rumus 32. Perhitungan JK (HP) .......................................................................... 76
Rumus 33. Perhitungan JK (MP) ........................................................................ 76
Rumus 34. Perhitungan JK (MHP) ...................................................................... 76
Rumus 35. Perhitungan JKG ................................................................................ 76
Rumus 36. Perhitungan Nilai Kenyamanan Angkat ............................................ 88
Rumus 37. Perhitungan Nilai BMI .................................................................... 132
Rumus 38. Perhitungan FCmurni ........................................................................... 194
Rumus 39. Perhitungan Lengan Gaya Lengan Atas, Lengan Bawah,
dan Batang Tubuh ............................................................................................... 200
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, sehubungan dengan
aktivitas ekonomi di Indonesia, ada peningkatan dari segi jumlah pekerja yang
dipekerjakan. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah para pekerja dari tahun ke
tahun sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.1.
Peningkatan lapangan pekerjaan tersebut ternyata berdampak positif dalam
mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dengan
menurunnya angka pengangguran di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2013,
sebagaimana yang dipaparkan oleh gambar 1.1. Pada awal tahun 2010, survei
angkatan kerja yang dilaksanakan BPS menunjukkan angka pengangguran sebesar
8.592.490. Seiring berjalannya waktu dari tahun ke rahun, angka pengangguran di
Indonesia cenderung mengalami penurunan, hingga mencapai angka 7.170.523 pada
awal tahun 2013.
Gambar 1.1. Grafik Angka Pengangguran di Indonesia
(Sumber: www.bps.go.id, 2013)
6 000 000
6 500 000
7 000 000
7 500 000
8 000 000
8 500 000
9 000 000
Februari
2010
Agustus
2010
Februari
2011
Agustus
2011
Februari
2012
Agustus
2012
Februari
2013
Angka Pengangguran Indonesia
Tahun 2010-2013
Angka Pengangguran
1
BAB I PENDAHULUAN 2
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Namun, di lain pihak ternyata penambahan jumlah angkatan kerja di
Indonesia membawa dampak buruk berupa meningkatnya angka kecelakaan kerja.
Hal ini ditunjukkan dengan klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dari Jamsostek
yang mengalami kenaikan dari 279 kasus di tahun 2011 menjadi 761 kasus di tahun
2012 (www.haluankepri.com, 2013).
Tabel 1.1. Jumlah Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
(www.bps.go.id, 2013)
Gambar 1.2. Salah Satu Aktivitas Pemindahan Bahan Manual
Salah satu faktor penyebab cedera fisik yang meningkat tersebut dikarenakan
banyak pekerjaan pemindahan material masih cukup banyak membutuhkan aktivitas
pemindahan material secara manual (Manual Material Handling/MMH), meskipun
banyak aktivitas pemindahan material telah dibantu oleh teknologi modern (Bos, et
al., 2002). Beberapa bentuk aktivitas MMH tersebut secara umum adalah
mengangkat, membawa, mendorong, menarik, dan menurunkan objek (Dempsey, et
BAB I PENDAHULUAN 3
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
al., 2005). Aktivitas-aktivitas semacam itu bisa menimbulkan tegangan pada fisik
manusia yang melaksanakannya.
Gambar 1.3. Ilustrasi Peluang Cedera dari Beberapa Postur Kerja.
(Sumber: www.gonzaga.edu, 2013)
Peluang akan cedera akibat MMH tersebut diperparah dengan masih
kurangnya pengawasan akan metode kerja yang dilakukan oleh pekerja.
(www.bbc.co.uk, 2013). Salah satu akibat dari tidak adanya standarisasi itu tentu saja
adalah cedera fisik dalam jangka waktu lama, maupun kecelakaan kerja. Dapat
dikatakan demikian, sebab aktivitas pemindahan bahan secara manual apabila tidak
dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan. (Nurmianto, 1998)
Gambar 1.4. Ilustrasi Resiko Cedera Tulang Belakang Akibat Postur yang
Kurang Ergonomis. (Sumber: www.elcosh.org, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 4
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 1.5. Ilustrasi yang Menunjukkan Postur Salah Satu Metode
Pengangkatan yang Dianjurkan (Sumber: www.elcosh.org, 2013)
Melihat fenomena tersebut, maka perlu diadakan penelitian mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi pengangkatan objek kerja secara manual. Penelitian yang
dilakukan dalam bentuk eksperimen ini akan mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat keamanan serta efektivitas energi dari suatu metode
pengangkatan dalam berbagai kondisi kerja, dengan mempertimbangkan berat
maksimal yang dapat diangkat oleh pekerja. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini
adalah memberikan usulan metode-metode pengangkatan yang tepat, sehingga aman
dari segi fisik pekerja terkait, serta diharapkan energi yang dikeluarkan menjadi tepat
guna.
Metode kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi suatu
pekerjaan pengangkatan manual. Menurut Buletin Lifting Techniques, metode
pengangkatan objek secara manual dapat dibagi menjadi 7 jenis, yakni Basic Lift
(Diagonal Lift), Power Lift, Tripod Lift, Partial Squat Lift, The Golfers’ Lift, Straight
Left Lift, dan Overhead Lift (USACHPPM, 2013). Sementara itu, sumber lain
mengklasifikasikan metode pengangkatan manual dalam 7 jenis pula, yaitu One Knee
Lfit, Squat Lift, Heavy Floor Lift, Modified Heavy Floor Lift, Straight Leg Lift, One
Knee Lift, dan Knee-High Lift (Active Health Care Centres, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 5
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 1.6. Overhead Lift (Sumber: www.ohsinsider.com, 2013)
Semua jenis metode pengangkatan tersebut memiliki keunikan satu sama lain
dari segi postur tubuh pelaksananya. Perbedaan karakteristik metode-metode
pengangkatan tersebut satu sama lain semakin memperkuat urgensi akan perlunya
mempertimbangkan beberapa faktor lain terkait kondisi pengangkatan, seperti posisi
tangan dan handling, agar menghasilkan metode angkat yang aman. Hal inilah yang
akan dikaji dalam penelitian ini, sehingga pada suatu kondisi kerja dapat diusulkan
metode angkat yang tepat, dengan menggunakan pendekatan biomekanika.
Diharapkan penelitian ini bisa memberikan usulan atas kegiatan pengangkatan objek
secara manual yang biasanya sering dilakukan di lapangan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada bagian latar belakang,
maka inti masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor
pengangkatan objek kerja, yang berpeluang menimbulkan cedera fisik dalam
kaitannya dengan efektivitas penggunaan energi saat melakukan pengangkatan
manual. Oleh karena itu, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah
menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam kegiatan pengangkatan objek
kerja secara manual, sehingga bisa disimpulkan beberapa usulan metode
BAB I PENDAHULUAN 6
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
pengangkatan menggunakan pendekatan biomekanika, untuk meminimalisir cedera
fisik maupun inefektivitas energi akibat pengangkatan objek kerja secara manual.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keamanan,
kenyamanan, dan efektivitas energi dalam pengangkatan objek kerja.
2. Memberikan usulan metode pengangkatan pada kondisi tertentu.
1.4. Batasan Penelitian
Berikut ini ialah beberapa batasan dari penelitian ini:
1. Penelitian akan diadakan di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja
dan Ergonomi, Unika Atma Jaya, Kampus Semanggi.
2. Pengumpulan data akan berlangsung dari bulan Maret 2014 hingga
bulan April 2014.
3. Bentuk kegiatan yang akan diteliti ialah aktivitas pengangkatan objek
secara manual.
4. Hanya ada 3 faktor yang mempengaruhi kegiatan pengangkatan
manual yang akan diteliti dalam penelitian ini.
5. Pengolahan data penelitian ini menggunakan pendekatan desain
eksperimen, serta pendekatan Biomekanika melalui metode Chaffin’s
Planar Static Model.
6. Analisa data penelitian ini akan menggunakan gabungan pendekatan
desain eksperimen dan biomekanika.
BAB I PENDAHULUAN 7
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
1.5.Posisi Penelitian
Tabel 1.2. State of the Art (SOTA)
Berdasarkan SOTA yang terpampang pada tabel 1.2., maka dapat dikatakan
bahwa penelitian ini berbeda dari penelitian nomor 1 oleh karena penelitian ini hanya
mengkaji 1 gerakan dalam Manual Material Handling, yakni gerakan mengangkat
atau Lifting. Selain itu, secara garis besar bentuk metodologi yang dipakai juga
berbeda. Dapat dikatakan demikian sebab penelitian ini memakai pendekatan
eksperimental dalam tahapan penelitiannya, sedangkan penelitian pada nomor 1
memakai pendekatan studi literatur untuk menyelesaikan masalah yang dikemukakan
dalam penelitian tersebut. Walaupun demikian, penelitian pada nomor 1 tersebut
BAB I PENDAHULUAN 8
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
dapat memberikan tinjauan teori mengenai Manual Material Handling yang cukup
lengkap untuk mendasari penelitian ini.
Kemudian,.dapat dikatakan pula bahwa penelitian ini berbeda dari penelitian
nomor 2 oleh karena fokus penelitiannya yang berbeda. Dikatakan demikian, sebab
penelitian ini bertujuan hanya membandingkan dua metode pengangkatan manual,
yakni stoop dan squat. Perbedaan lainnya terletak pada alat yang digunakan dalam
penelitian tersebut, yakni electromyography. Penelitian ini tidak menggunakan alat
tersebut. Akan tetapi, penelitian nomor 2 itu dapat dimanfaatkan sebagai dasar teori
untuk mendasari metode pengangkatan stoop dan squat yang juga dibahas dalam
peneltian ini.
Lalu, dapat dikatakan bahwa penelitian ini berbeda pula dari penelitian nomor
3 oleh karena penelitian nomor 3 bertujuan untuk mencapai perbaikan sistem kerja
dengan menitikberatkan pada perancangan alat bantu dalam proses kerja yang
diteliti, sementara penelitian ini tidak bertujuan untuk mencapai perbaikan sistem
kerja dengan merancang alat bantu kerja. Kaitan antara penelitian ini dengan
penelitian tersebut ada pada penggunaan Nordic Body Map Questionnaire untuk
mendeteksi pada bagian tubuh mana saja subjek penelitian menderita cedera fisik
akibat aktivitas Manual Material Handling selama periode tertentu.
Di lain pihak, penelitian ini juga berbeda dengan penelitian nomor 4 dari segi
faktor-faktor yang diteliti. Sebab, faktor yang diteliti dalam penelitian pada nomor 4
terbatas hanya pada faktor-faktor yang terdapat dalam pertimbangan metode
Chaffin’s Planar Static Model dan NIOSH. Akan tetapi, penelitian ini dapat memberi
keterangan yang diperlukan bagi penelitian ini dalam hal penerapan metode NIOSH
dan Chaffin’s Planar Static Model, serta dari segi pendekatan biomekanika untuk
menganalisis suatu masalah mengenai Manual Material Handling.
Selain itu, jurnal pada nomor 5 juga bisa dikatakan berbeda dari penelitian
ini, sebab jurnal pada nomor 5 sangat menitikberatkan pada postur tubuh subjek yang
ditelitinya dalam bekerja. Padahal, penelitian ini tidak hanya mempertimbangkan
faktor postur kerja subjek penelitiannya, tetapi juga faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi efektivitas, efisiensi, dan keamanan dari suatu kegiatan Manual
Material Handling. Namun, dalam penelitian pada nomor 5 tersebut dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 9
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
contoh penggunaan dari Nordic Body Map Questionnaire yang akan digunakan pula
pada penelitian ini untuk mendeteksi ketidaknyamanan pada bagian tubuh tertentu
yang diderita oleh subjek penelitian setelah dalam satu periode tertentu menjalankan
eksperimen Manual Material Handling.
1.6. Sistematika Penulisan
1.6.1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan memuat landasan dasar untuk memulai penelitian ini.
Tahapan untuk mencari landasan dasar penelitian ini diawali dengan studi lapangan
awal yang dibarengi dengan studi literatur untuk menetapkan topik khusus secara
lebih spesifik dari penelitian ergonomi ini dan hal-hal yang melatarbelakanginya.
Setelah itu, ditulislah latar belakang penelitian berdasarkan studi lapangan awal dan
studi literatur tersebut, untuk menunjukkan urgensi dari penelitian ini.
Langkah selanjutnya ialah merumuskan masalah yang ditemukan berdasarkan
latar belakang yang telah dijabarkan. Setelah itu, ditentukanlah tujuan dari penelitian
ini untuk menjawab permasalahan yang telah ditulis. Kemudian, ditentukanlah
beberapa batasan penelitian yang diperlukan agar penelitian yang dijalankan nantinya
memiliki ruang lingkup yang terfokus. Kemudian, ditentukanlah posisi penelitian ini
dibandingkan penelitian lain yang serupa untuk menunjukkan orisinalitas penelitian
ini.
1.6.2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka bertujuan untuk semakin memperkuat landasan teoritis akan
hal-hal yang diteliti pada penelitian ini. Adapun konsep-konsep teoritis yang akan
melandasi penelitian ini adalah mengenai konsep-konsep dasar ergonomi,
biomekanika, sistem gerak tubuh manusia, manual material handling, metode
Revised NIOSH, metode Chaffin’s Planar Static Model, Nordic Body Map, dan
desain eksperimen. Konsep-konsep pada studi pustaka didapatkan melalui sumber
buku teks, internet, jurnal, dan lain sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 10
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
1.6.3. Pengumpulan Data
Oleh karena penelitian yang bersifat eksperimental, maka tahap pengumpulan
data diawali dengan perancangan eksperimen. Tahap observasi lapangan secara lebih
mendalam menjadi awal dari perancangan eksperimen ini. Tujuannya agar
eksperimen bisa sebaik mungkin menunjukkan kondisi nyata. Hal berikutnya ialah
menentukan para subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kemudian,
ditentukanlah jenis eksperimen yang relevan. Setelah itu, diadakanlah penentuan
rencana penelitian yang bersesuaian dengan jenis eksperimen yang ditentukan
sebelumnya, dan berdasarkan kajian literatur. Lalu, ditentukanlah hipotesis dan
faktor-faktor yang diteliti, beserta dengan taraf-tarafnya. Setelah melalui tahapan-
tahapan tersebut, dirancanglah teknis pengumpulan data dari eksperimen yang
dilakukan untuk data kenyamanan pengangkatan, waktu pengangkatan, dan metode
Chaffin’s Planar Static Model.
1.6.4. Pengolahan Data
Pengolahan data terbagi atas dua pendekatan, yakni pendekatan metode
biomekanika, dan pendekatan eksperimental. Pendekatan biomekanika terdiri dari
perhitungan Chaffin’s Planar Static Model untuk menghitung gaya tekan
(Compression Force) pada L5/S1.
Pengolahan data dengan pendekatan eksperimental dilakukan dengan
mengolah data-data hasil eksperimen berupa data waktu kerja dan kenyamanan kerja
menggunakan langkah-langkah ANOVA, sehingga bisa didapatkan nilai F yang
dapat menjadi dasar penyimpulan faktor apa saja yang paling mempengaruhi
kenyamanan dan waktu pengangkatan.
1.6.5. Analisis Data
Analisis data merupakan suatu tahapan dimana akan dilakukan analisa akn
hasil-hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada tahap pengolahan data.
Analisis data pada penelitian ini akan membahas mengenai metode pengangkatan
yang diusulkan pada kondisi-kondisi kerja yang diujicobakan. Analisis untuk
mencapai usulan tersebut akan didapatkan setelah menelaah hasil yang didapatkan
BAB I PENDAHULUAN 11
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
oleh perhitungan-perhitungan dari segi metode biomekanika, maupun dari segi
eksperimen. Analisis juga akan dilengkapi dengan regresi dummy sederhana untuk
mencari rumusan hubungan antara faktor yang mempengaruhi aktivitas
pengangkatan manual dengan variabel-variabel yang menunjukkan keefektifan
penggunaan tenaga, keamanan, dan kenyamanan dari aktivitas pengangkatan manual
tersebut.
1.6.6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan memuat pembahasan pada bagian analisis data secara ringkas.
Kesimpulan yang ditulis akan berusaha menjawab tujuan maupun permasalahan yang
dijabarkan pada Bab 1.
Sementara itu, saran memuat evaluasi dari penelitian ini secara keseluruhan,
sebagai masukan bagi penelitian-penelitian serupa di masa mendatang. Saran juga
akan memuat kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ergonomi
Istilah “ergonomi” sejatinya berasal dari bahasa Latin, yakni ergon dan
nomos. Ergon dapat diartikan sebagai kerja atau usaha, dan nomos dapat diartikan
sebagai hukum alam, sehingga ergonomi dapat diartikan sebagai studi tentang aspek-
aspek manusia dalam lingkungan kerjanya, baik di tinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen, dan desain/perancangan (Nurmianto, 1998).
Selain itu, secara sederhana, ergonomi juga dapat diartikan sebagai pengaturan kerja
(Yanto, 2011).
K.F.H. Murrel mengusulkan istilah ergonomi ini pada akhir tahun 1949. Ia
memberikan pengertian sederhana mengenai ergonomi sebagai “Studi ilmiah tentang
hubungan antara orang dengan lingkungan kerjanya” (the scientific study of the
relationship between man and his working environment) (Yanto, 2011). Kroemer et
al. (2001) mendefinisikan ergonomi sebagai aplikasi dari prinsip-prinsip ilmiah,
metode, dan data yang diambil dari berbagai disiplin ilmu untuk pengembangan
sistem dimana manusia memegang peranan yang signifikan.
Sementara itu, Sutalaksana et al. (1979) mendefinisikan ergonomi sebagai
suatu cabang ilmu sistematis yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai
sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja
sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yakni mencapai
tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, tidak hanya dengan efektif dan efisien,
tetapi juga dengan aman dan nyaman.
Istilah ergonomi lebih banyak dipakai di Eropa, sedangkan di Amerika
“ergonomi” lebih dikenal dengan istilah “human engineering” atau “human factors”.
Human engineering sering digunakan untuk menggambarkan suatu rancangan yang
sesuai dengan apa yang diharapkan manusia sehingga manusia dapat menggunakan
hasil rancangan tersebut secara efektif tanpa mendapatkan tekanan. Inti yang menjadi
karakteristik dari pendapat ini adalah adanya manusia, objek, lingkungan, serta
interaksinya (McCormick & Sanders, 1993).
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
Tujuan ergonomi adalah untuk meningkatkan performansi kerja manusia
sambil meningkatkan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kepuasan kerja.
Proses ergonomi tidak dapat dipisahkan dari inisiasi keselamatan dan kesehatan kerja
lain yang terkait dengan bahaya ditempat kerja (Nurmianto, 1998). Contoh dari hal
tersebut nyata dalam bidang kajian ergonomi seperti desain sistem kerja untuk
mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain
stasiun kerja untuk alat peraga visual, desain perkakas kerja untuk mengurangi
kelelahan kerja, maupun desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar
didapat optimasi dalam proses transfer informasi dengan dihasilkannya suatu respon
operator yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, serta supaya
didapatkan optimasi, efisiensi kerja, dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode
kerja yang kurang tepat.
Sehingga, dapat dikatakan pula bahwa tujuan dari ergonomi ialah
“memanusiakan” pekerjaan (Kroemer et al., 2001). Tujuan ini kemudian
disimbolkan dengan “E & E”, yang merupakan singkatan dari Ease & Efficiency.
Ergonomi selalu berusaha menjadikan segala kemampuan maupun keterbatasan
manusia sebagai perhatian utama dalam setiap rancangan sistem kerja maupun
produk.
McCormick & Sanders (1993) menyatakan ergonomi dengan menggunakan
beberapa sudut pandang, yaitu secara fokus utama, tujuan, dan pendekatan utama,
dimana penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Secara fokus
Ergonomi memfokuskan diri pada unsur manusia dan interaksinya
dengan produk, fasilitas, dan lingkungan kerja.
2. Secara Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai ergonomi adalah peningkatan efektivitas
dan efisiensi kerja yang dihasilkan oleh sistem manusia dan mesin, sambil
tetap mempertahankan unsur kenyamanan serta kesehatan dan keselamatan
kerja sebaik mungkin.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
3. Secara Pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah penggunaan informasi mengenai
kemampuan dan keterbatasan manusia pada perancangan sistem kerja
maupun prosedur kerja.
Beberapa faktor yang memainkan peranan dalam ergonomi antara lain ialah
postur tubuh dan pergerakan (duduk, berdiri, mengangkat, mendorong, dan menarik),
serta faktor lingkungan seperti kebisingan, pencahayaan, suhu, dan kelembapan (Dul
& Weerdmeester, 1993).
Menurut Sutalaksana (1979), kajian ergonomi yang mencakup perilaku
manusia dalam bekerja dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori sebagai
berikut:
1. Antropometri
Kata “Antropometri” berasal dari dua kata Yunani, yakni anthropos
(manusia), dan metron (ukuran). Maka, bila didefinisikan secara etimologis,
“Antropometri” dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang
dimensi-dimensi pada tubuh manusia. Pengkajian antropometri mengenai dimensi-
duimensi tubuh manusia berguna dalam merancang suatu sistem kerja sehingga
menunjang kemudahan, kenyamanan, dan keamanan dalam suatu pekerjaan maupun
peralatan kerja.
2. Faal Kerja
Faal kerja merupakan kajian mengenai reaksi tubuh selama bekerja, termasuk
mengenai pemakaian energi dalam bekerja. Energi diperoleh manusia dari makanan
yang dikonsumsinya. Melalui beberapa tahap metabolisme dalam tubuh, zat-zat yang
mengandung energi disimpan dalam bentuk lemak dan glikogen. Glikogen amat
berperan dalam menghasilkan energi, sementara darah membawa Oksigen untuk
didistribusikan ke otot-otot tubuh yang memerlukannya untuk memecah Glikogen.
Beberapa perilaku manusia yang dibahas dalam faal kerja adalah kelelahan otot.
3. Biomekanika Kerja
Biomekanika kerja mengkaji perilaku tubuh manusia dari aspek-aspek
mekanika gerakan anggota-anggota tubuhnya. Biomekanika kerja berkaitan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
kekuatan, daya tahan, kecepatan, dan kemampuan otot dalam berinteraksi dengan
aspek-aspek mekanik yang ditimbulkan oleh kerja. Dalam penerapannya, beberapa
bidang kajian biomekanika diantaranya adalah kekuatan kerja otot, kecepatan,
ketelitian anggota-anggota badan, dan daya tahan jaringan-jaringan tubuh terhadap
beban.
4. Penginderaan
Secara biologis, manusia memiliki indera penglihatan, pendengaran, peraba,
penciuman, dan perasa. Mata merupakan indera yang paling banyak dipakai dalam
pekerjaan-pekerjaan industri, hingga mencapai 85%. Dalam ilmu ergonomi, aspek
penginderaan terutama dikaji untuk mengetahui apa yang menjadi kelemahan dan
kelebihan dari masing-masing indera dalam menghadapi sistem kerja yang akan
dibuat.
5. Psikologi Kerja
Psikologi kerja membahas masalah-masalah kejiwaan yang dijumpai pada
tempat kerja, menyangkut faktor-faktor diri atau sifat-sifat seseorang. Adapun yang
dimaksud dengan faktor-faktor diri ini adalah aptitude, gender, usia, sifat, sistem
nilai, karakteristik fisik, minat, motivasi, pendidikan, dan pengalaman. Masalah
faktor diri dikaji dalam ergonomi karena pada setiap orang terdapat faktor diri yang
khas dan karenanya memiliki bawaan yang khas pula untuk bekerja. Ketidakcocokan
dengan pekerjaan berpeluang menyebabkan timbulnya stress, frustasi, dan berujung
pada rendahnya produktivitas dan hasil kerja, serta meningkatnya tingkat kecelakaan
kerja.
2.2. Biomekanika
Menurut Pulat (1996), biomekanika dapat diartikan sebagai sebuah studi
mengenai karakteristik tubuh manusia secara mekanis. Secara lebih gambling,
biomekanika dapat dikatakan sebagai salah satu bidang penelitian informasi hasil
ergonomi mengenai kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik
manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus
dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas
kerja tersebut. Biomekanika diaplikasikan terutama untuk menganalisa postur statis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
maupun dinamis dari tubuh manusia, untuk menjelaskan dampak dari getaran dan
gaya kejut, serta karakteristik dari ruas tulang belakang, dan memeriksa kelayakan
suatu alat kerja yang akan dipakai manusia dari segi resiko cidera otot dan tulang,
serta dari segi pengeluaran energi (Pulat, 1996).
Banyak disiplin ilmu yang berkaitan dengan biomekanika. Disiplin-disiplin
ilmu sebagaimana yang tergambar pada gambar 2.1 ini tidak terlepas dari
kompleksnya masalah yang ditangani oleh biomekanika.itu sendiri.
Gambar 2.1. Diagram Keilmuan Biomekanika
(Sumber: Contini & Drillis, 1966)
2.2.1. Konsep Biomekanika
Secara umum, keilmuan biomekanika dapat diklasifikasikan menjadi dua
aliran besar, yakni :
1. General Biomechanic (Biomekanika Umum)
General Biomechanic adalah cabang dari ilmu Biomekanika yang berbicara
mengenai hukum-hukum dan konsep-konsep dasar yang mempengaruhi tubuh
manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak.
General Biomechanic dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 17
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
1. Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis
tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan
seragam (uniform).
2. Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan
gambaran gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi
(kinematik) dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh
(kinetik) (Tayyari & Smith, 1997).
2. Occupational Biomechanic.
Menurut Chaffin & Anderson (1984), Occupational Biomechanic
didefinisikan sebagai sebuah bidang keilmuan yang mempelajari keterkaitan antar
para pekerja dan alat kerjanya, tempat kerjanya, dan sebagainya, dala rangka untuk
meningkatkan performa sembari meminimalisir kemungkinan cedera
muskuloskeletal. Occupational Biomechanic juga dapat didefinisikan sebagai bagian
dari biomekanika terapan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan
mesin, material dan peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada
sistem kerangka otot agar produktifitas kerja dapat meningkat.
Sebagai bagian dari keilmuan Biomekanika, penelitian Occupational
Biomechanic memerlukan masukan dari berbagai pendekatan keilmuan lain,
memiliki metode analisisnya sendiri, dan menghasilkan beberapa output tertentu
(Pulat, 1996). Secara sederhana, beberapa elemen yang terkait dengan Occupational
Biomechanic dapat digambarkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Ilustrasi Input, Elemen, dan Hasil dari Occupational Biomechanic
(Sumber: Pulat, 1996)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
Keilmuan di bidang engineering atau teknik menyumbangkan metode
kuantitatif untuk proses analisa Occupational Biomechanic. Ilmu Fisika berperan
sebagai dasar untuk analisa keseimbangan dan pergerakan dari struktur tubuh
manusia. Sementara itu, ilmu Biologi menyumbangkan konsep-konsep mengenai
tubuh manusia dalam bentuk ilmu anatomi dan fisiologi.
Kemudian sebagai metode untuk menganalisis, pemodelan atau modeling
memungkinkan peneliti untuk mengembangkan suatu simulasi dari kasus
biomekanika yang dianalisis. Konsep-konsep antropometri memungkinkan
ketersediaan data mengenai dimensi-dimensi tubuh manusia, termasuk massa bagian
tubuh dan letak titik berat tubuh atau bagian-bagian tubuh. Kinesiologi menjelaskan
tentang pergerakan serta reaksi dari rangka dan otot tubuh manusia.
Bioinstrumentation memungkinkan analisis dan akuisisi data, melalui
electromyography, goniometry, dan alat-alat ukur linear.
Di samping itu, salah penyusun utama dari konsep Occupational
Biomechanic ini adalah serangkaian hukum Fisika yang dikenal dengan Hukum
Newton (Pulat, 1996). Berikut ini adalah tiga konsep dalam hukum Newton yang
dipertimbangkan dalam analisis Occupational Biomechanic:
1. Nominal massa akan selalu tetap, kecuali ada gaya luar yang bekerja pada
massa tersebut.
2. Gaya sebanding dengan percepatan massa.
3. Gaya aksi dalam bentuk dan jumlah apapun akan dilawan dengan gaya reaksi
yang sama kuat.
Di sisi lain, ada beberapa istilah mengenai pergerakan tubuh manusia yang
perlu diketahui dalam analisis Occupational Biomechanic. Adapun beberapa istilah
yang dimaksud antara lain adalah:
1. Fleksi : berkurangnya sudut antar anggota tubuh.
2. Ekstensi : meningkatnya sudut antar anggota tubuh.
3. Aduksi : pergerakan anggota tubuh menuju pusat tubuh.
4. Abduksi : pergerakan anggota tubuh menjauhi pusat tubuh.
5. Pronasi : posisi telapak tangan menghadap ke arah tanah.
6. Supinasi : posisi telapak tangan menghadap ke arah atas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
2.3. Sistem Gerak Tubuh Manusia
Pergerakan tubuh manusia dapat terjadi akibat adanya kolaborasi pergerakan
dari berbagai elemen penyusun tubuh manusia. Adapun kolaborasi antar elemen yang
dimaksud tersebut ialah elemen tulang/kerangka, jaringan penghubung (connective
tissue), dan otot.
2.3.1. Tulang/Kerangka
Menurut Nurmianto (1998) tulang/kerangka adalah elemen penyusun tubuh yang
berfungsi untuk menggambarkan dasar bentuk tubuh, penentuan tinggi seseorang,
perlindungan organ-organ tubuh yang lunak (seperti otak, jantung, hati), sebagai tempat
melekatnya otot-otot, mengganti sel-sel yang telah rusak, memberikan sistem sambungan
untuk gerak pengendali (control), serta meredam dan mendistribusikan gaya/tegangan
maupun beban kejut. Analisis biomekanika selalu berhubungan dengan kerangka sebagai
elemen penopang tubuh manusia.
Evolusi bentuk dan perkembangan tulang/kerangka dirangsang oleh dinamika
gerakan tulang itu sendiri yang sesuai dengan kebutuhan dan perannya sebagai penyusun
struktur tubuh. Tulang yang besar dan panjang selalu mempunyai bentuk berlubang yang
berfungsi untuk memberi perbandingan seimbang terhadap beban yang terjadi pada
tulang tersebut. Bentuk tulang juga telah mengalami evolusi dalam perkembangannya
sebagai tempat melekatnya otot.
Secara normal, kerangka seorang manusia tersusun atas 206 tulang yang saling
terhubung oleh jaringan penghubung (connective tissue) (Pulat, 1996).
2.3.2. Connective Tissue (Jaringan Penghubung)
2.3.2.1. Cartilagenous Joints
Cartilagenous Joints adalah sambungan yang berfungsi untuk pergerakan
yang relatif kecil dan sangat terbatas, semisal sambungan antara tulang iga (ribs) dan
pangkal tulang iga (sternum).
Sementara itu, ada pula sambungan cartilagenous khusus, yang terletak
diantara vertebrae (ruas-ruas tulang belakang), dikenal sebagai interveterbratal disc,
yang terdiri dari pembungkus, dan dikelilingi oleh inti (puply core). Adanya gerakan
yang relatif kecil pada setiap joint-nya, memungkinkan adanya fleksibilitas gerakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
badan manusia untuk membungkuk, menengadah, dan memutar. Sementara itu, disc
yang terletak pada ruas-ruas tulang belakang berfungsi sebagai peredam getaran pada
saat manusia bergerak secara translasi maupun rotasi (Nurmianto, 1998).
Gambar 2.3. Pandangan Depan dan Belakang dari Kerangka Manusia Normal
(Sumber: Nurmianto, 1998)
2.3.2.2. Ligamen
Ligamen berfungsi sebagai penghubung antara tulang dengan tulang untuk
stabilitas sambungan (joint stability) atau untuk membentuk bagian sambungan antar
tulang. Ligamen tersusun atas serabut yang letaknya satu sama lain tidak paralel.
Oleh karenanya, ligamen bersifat inelastic dan dapat berfungsi untuk menahan
deformasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa ligamen dapat mencegah terjadinya
dislokasi dan berfungsi pula membatasi rentang gerakan. Adanya tegangan yang
konstan akan dapat memperpanjang ligamen dan menjadikannya kurang efektif
dalam menstabilkan sambungan (joints). Contoh sambungan tulang berupa ligamen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
terletak pada siku dan lutut. Kedua sambungan tersebut membatasi gerakan fleksi
(UII, 2011).
Gambar 2.4. Joint dan Ligamen pada Ruas Tulang Belakang (Sumber: Hall, 2003)
2.3.2.3. Tendon
Tendon berfungsi sebagai penghubung antara antara tulang dan otot, dan
terdiri dari sekelompok serabut kolagen yang letaknya paralel dengan panjang
tendon. Tendon bergerak dalam sekelompok jaringan serabut dalam sutu area dimana
adanya gaya gesekan harus diminimumkan (UII, 2011).
Gambar 2.5. Ilustrasi Posisi Salah Satu Tendon yang Melekatkan Otot Betis ke
Tulang Tumit, yakni Achilles Tendon (Sumber: www.medicinenet.com, 2013)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 22
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
2.3.2.4. Synovial Joints (Sambungan Sinovial)
Merupakan sambungan yang paling banyak terdapat pada tangan dan kaki,
berfungsi untuk memungkinkan pergerakan atau perputaran bebas (Nurmianto,
1998). Ujung tulang pada sambungan sinovial tertentu tertutup oleh artikulasi
cartilaginous lunak pada permukaannya. Permukaan ini tertutup dalam capsule
fibrous yang segaris dengan membrane sinovial yang mengeluarkan cairan pelumas
sinovial.
Gambar 2.6. Ilustrasi Synovial Joints pada Lutut (Sumber: Hall, 2003)
2.3.3. Otot
Otot yang dimaksud dalam kajian biomekanika pada umumnya adalah otot
lurik (striated muscle) yang pergerakannya disadari oleh manusia, tanpa
mempertimbangkan otot polos (visceral muscle) dan otot jantung (cardiac muscle)
yang pergerakannya tidak disadari.
Otot terbentuk atas serat-serat fiber yang berukuran panjang antara 10 hingga
400 mm, dan berdiameter antara 0,01 hingga 0,1 mm. Serat-serat otot terdiri atas
myofibril yang tersusun atas sel-sel filamen dari molekul myosin yang saling
tumpang tindih dengan filamen dari molekul aktin.
Serabut otot (muscle fibre) bervariasi jenisnya antara satu otot dengan yang
lainnya. Beberapa diantaranya memiliki gerakan yang lebih cepat, dan hal ini
tertutama berlaku pada otot yang dipakai untuk mempertahankan kontraksi badan,
seperti misalnya otot pembentuk postru tubuh (Nurmianto, 1998).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 23
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
Menurut Nurmianto (1998), sumber energi otot berasal dari pemecahan
senyawa kaya energi melalui proses aerob dan anaerob.
Gambar 2.7. Struktur Otot Lurik (Sumber: Hall, 2003)
2.3.3.1. Proses Anaerob
Proses anaerob ialah proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi tanpa
bantuan oksigen. Glikogen yang terdapat dalam otot terpecah menjadi energi, dan
membentuk asam laktat. Dalam proses ini asam laktat akan memberikan indikasi
adanya kelelahan otot secara lokal, karena kurangnya jumlah oksigen yang
disebabkan oleh kurangnya jumlah suplai darah yang dipompa dari jantung.
Misalnya jika ada gerakan yang sifatnya tiba-tiba (mendadak), lari jarak dekat
(sprint), dan lain sebagainya. Sebab lain adalah karena pencegahan kebutuhan aliran
darah yang mengandung oksigen akibat adanya beban otot statis.
2.3.3.2. Proses Aerob
Merupakan proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi dengan bantuan
oksigen yang cukup. Asam laktat yang dihasilkan oleh kontraksi otot dioksidasi
dengan cepat menjadi CO2 dan H2O dalam kondisi aerob, sehingga beban pekerjaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 24
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
yang tidak terlalu melelahkan akan dapat berlangsung cukup lama. Di samping itu,
aliran darah yang cukup akan mensuplai lemak, karbohidrat dan oksigen ke dalam
otot. Akibat dari kondisi kerja aerob yang terlalu lama akan menyebabkan kadar
glikogen dalam darah akan menurun drastis di bawah normal, dan kebalikannya
kadar asam laktat akan meningkat. Bila hal demikian sudah terjadi, maka cara terbaik
adalah menghentikan pekerjaan, kemudian istirahat dan makan makanan yang
bergizi untuk membentuk kembali kadar gula dalam darah.
Hal tersebut di atas adalah proses kontraksi otot yang telah disederhanakan
analisa pembangkit energinya, dan sekaligus menandakan arti pentingnya aliran
darah untuk otot. Oleh karenanya para ergonom hendaklah memperhatikan hal-hal
seperti berikut untuk sedapat mungkin dihindari (Nurmianto, 1996):
1. Beban otot statis (static muscle loads).
2. Oklusi (penyumbatan aliran darah) karena tekanan, misalnya tekanan segi
kursi pada popliteal (lipat lutut).
3. Bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan aliran darah menuju
lengan berlawanan dengan arah gravitasi.
Merupakan suatu hal yang penting untuk mengetahui jenis otot yang sesuai
untuk menopang beban statis. Beban statis yang terjadi pada semua otot harus
diminimumkan. Gaya yang terjadi pada kontraksi otot sama dengan sebanding
dengan penampang melintangnya. Otot hanya mempunyai kemampuan berkontraksi
dan relaksi bila bergerak dengan arah berlawanan terhadap otot yang lain, dikenal
dengan gerakan antagonis (UII, 2011).
2.4. Lumbar (L5/S1)
Analisa dari berbagai macam pekerjaan yang menunjukkan rasa nyeri (ngilu)
berhubungan erat dengan beban kompresi (tekan) yang terjadi pada Lumbar nomor 5/
Sakrum nomor 1 (L5/S1), demikian kata Chaffin dan Park (1973). Telah ditemukan
pula bahwa 85-95% dari penyakit hernia pada intervertebral disk terjadi dengan
frekuensi terbanyak pada L4/L5 dan L5/S1. Kebanyakan penyakit-penyakit tulang
belakang adalah merupakan hernia pada intervertebral disk, yaitu keluarnya inti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 25
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
intervertebral (pulpy nucleus) yang disebabkan oleh rusaknya lapisan pembungkus
intervertebral disk.
Gambar 2.8. Posisi L5/S1 (Lumbar Vertebrae) pada Ruas Tulang Belakang
(Sumber: Hall, 2003)
Tulang belakang yang sehat tidak mudah terkena hernia, akan tetapi lebih
mudah rusak/retak jika disebabkan oleh beban yang ditanggung oleh segmen tulang
belakang (spinal) dan yang terjadi dengan diawali oleh rusaknya bagian atas/bawah
segmen tulang belakang (the castilage end-plates in the vertebrae). Retak kecil yang
terjadi pada vertebral akan menyebabkan keluarnya cairan dari dalam vertebrae
menuju kedalam intervetrebae disc dan selanjutnya mengakibatkan degenerasi
(kerusakan) pada disk. Dari kejadian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa degenerasi
adalah merupakan prasyarat untuk terjadinya hernia pada intervertebral disc yang
pada gilirannya akan menjadi penyebab umum timbulnya rasa nyeri pada bagian
punggung bawah (low-back pain).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 26
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
2.5. Manual Material Handling
American Material Handling Society menyatakan material handling sebagai
seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving),
Pengepakan (packaging), penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling) dari
material dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto, 1996). Maka, manual material
handling (MMH) atau yang dapat disebut pula dengan pemindahan bahan secara
manual, dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang memuat satu atau lebih
aktivitas material handling yang dilakukan oleh manusia tanpa menggunakan alat
bantu tertentu.
Aktivitas pemindahan bahan secara manual dapat menimbulkan cedera dan
kecelakaan dalam industri bila tidak dilakukan secara ergonomis. Adapun kecelakaan
yang dimaksud disini dikenal dengan istilah “Over exertion lifting and carrying”,
yakni berupa kerusakan jaringan tubuh yang diakibatkan oleh beban yang berlebih.
Selain itu, hal ini juga bisa berdampak pada produktivitas pekerja, dengan demikian
para penanggung jawab keselamatan dan kenyamanan kerja harus memikirkan faktor
bahaya-bahaya biomekanika dalam analisis kegiatan-kegiatan MMH. Aktivitas
MMH hendaknya tidak membahayakan pekerja dan tidak menimbulkan sakit
pinggang, sakit pundak atau pergelangan tangan yang membuat pekerja menderita.
MMH merupakan sumber utama terjadinya cedera punggung (Nurmianto,
1998). Adapun aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam MMH antara lain meliputi
mengangkat (lifting), menurunkan (lowering), membawa (carrying), mendorong
(pushing) dan menarik (pulling) suatu objek.
Sementara itu, faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya nyeri punggung
(back injury), adalah arah beban yang akan diangkat dan frekuensi aktivitas
pemindahan. Risiko-risiko nyeri tersebut banyak dijumpai pada beberapa industry
seperti industri berat, pertambangan, konstruksi/bangunan, pertanian, rumah sakit
dan lain-lain. Beberapa perimeter yang harus diperhatikan dalam MMH antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Beban yang harus diangkat.
2. Perbandingan antara berat beban dan orang yang mengangkat.
3. Jarak horisontal dari beban terhadap orang yang mengangkat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 27
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
4. Ukuran beban yang akan diangkat (beban yang berdimensi besar akan
mempunyai jarak CG [center of gravity] yang lebih jauh dari tubuh, dan bisa
mengganggu jarak pandangannya).
Selain itu, menurut Nurmianto (1998), terdapat beberapa faktor resiko yang
dapat mempengaruhi tingkat keamanan MMH. Beberapa faktor diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat badan
operator.
2. Jarak horizontal dari beban yang diangkat, relatif terhadap operator.
3. Ukuran beban yang harus diangkat. Beban yang berukuran besar, akan
memiliki pusat massa (center of gravity) yang letaknya jauh dari badan
operator, hal tersebut berpeluang menghalangi pandangan operator.
4. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban.
Mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit daripada
mengangkat beban dari ketinggian tertentu di bawah batas pinggang.
5. Beban puntir yang dibebankan pada badan operator selama aktivitas
pengangkatan beban.
6. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Hal ini perlu dilakukan
untuk mengantisipasi beban yang lebih berat daripada perkiraan.
7. Stabilitas dari beban yang diangkat. Akan lebih sulit bagi tubuh manusia
untuk mengangkat beban yang tidak stabil, semisal jerigen berisi air.
8. Kemudahan pekerja dalam menjangkau beban yang akan diangkatnya.
9. Berbagai macam rintangan yang menghalangi, ataupun keterbatasan postur
tubuh yang berada pada suatu tempat kerja.
10. Kondisi kerja yang meliputi: pencahayaan, temperatur, kebisingan, dan
kelicinan lantai.
11. Frekuensi angkat yang dilakukan selama 1 satuan waktu.
12. Metode angkat yang dijalankan oleh pekerja.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 28
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
13. Koordinasi antar kelompok kerja pengangkatan (lifting team). Koordinasi
yang buruk dapat menyebabkan cedera maupun kecelakaan kerja pada
sebagian maupun seluruh anggota kelompok kerja.
Sementara itu, berikut ini adalah beberapa hal yang harus dihindari ketika
melakukan pengangkatan:
1. Jangan melakukan pemutaran pada pinggang (twisting) ketika mengangkat.
2. Jangan melakukan pengangkatan dengan menggunakan satu tangan.
3. Jangan melakukan pengangkatan sambil menjangkau
4. Jangan melakukan pengangkatan ketika berada dalam postur yang tidak
stabil.
5. Jangan memaksakan diri ketika melakukan pengangkatan beban yang berat
(pakailah alat bantu atau mintalah bantuan).
Menurut Pulat (1996), evaluasi mengenai kemungkinan cedera akibat
aktivitas MMH dapat dibagi dalam 4 kategori penelitian utama:
1. Pendekatan Epidemiologi: Pendekatan ini memperhatikan karakteristik
pekerjaan, keadaan lingkungan kerja, dan faktor lainnya dalam rangka
mencari kecenderungan-kecenderungan tertentu yang mengarah pada
timbulnya cidera maupun kecelakaan kerja. Pendekatan ini memerlukan data
historis mengenai masalah MMH yang hendak dianalisis.
2. Pendekatan Biomekanika: Pendekatan ini mengandalkan pengukuran gaya
dan momen pada beberapa bagian tubuh manusia untuk memperkirakan
beban pekerjaan, sehingga dapat diketahui apakah suatu pekerjaan cenderung
membahayakan pelaksananya atau tidak. Pendekatan biomekanika biasanya
digunakan untuk analisis suatu aktivitas pengangkatan yang memuat kurang
dari 4 kali angkatan per menitnya.
3. Pendekatan Psikofisikal: Analisis dengan menggunakan pendekatan ini
berusaha untuk menyesuaikan beban dan karakteristik pekerjaan yang paling
cocok dengan pelaku pekerjaan terkait. Asumsi dasar dari pendekatan ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 29
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
adalah bahwa untuk aktivitas MMH apapun, tekanan yang bersifat
biomekanis maupun fisiologis pasti akan selalu ada.
4. Pendekatan Fisiologis: Pendekatan ini mengevaluasi suatu aktivitas
pengangkatan manual melalui parameter-parameter fisiologis. Pada aktivitas
MMH, tekanan fisiologis yang paling sering dilihat adalah tekanan pada
sistem kardiovaskular. Hal ini dapat dianalisis melalui respon-respon
fisiologis seperti konsumsi oksigen, kecepatan detak jantung, tekanan darah,
dan kadar asam laktat dalam tubuh. Pendekatan fisiologis biasanya dipakai
beban pekerjaan masih dalam batas kekuatan pelakunya.
2.5.1 Metode Manual Lifting
Terdapat cukup banyak variasi metode pengangkatan manual yang selama ini
telah dipublikasikan. Tiap varian metode pengangkatan disesuaikan dengan
karakteristik benda kerja maupun pekerjaan tertentu. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai beberapa metode-metode manual lifting menurut Active Health Care
Centres (2006).
2.5.1.1. Squat Lift
Merupakan metode yang dapat pula digunakan untuk mengambil objek
ringan pada lantai. Pergerakan diawali dengan menekuk kedua lutut bersamaan
sambil tetap menjaga posisi punggung agar tetap tegak. Setelah itu, peganglah objek
dengan kedua belah tangan, dan angkat objek dengan menopang pada kedua lutut,
sembari menjaga posisi punggung yang tegak. Metode ini tak dianjurkan bila
pelakunya sedang mengalami cidera lutut.
Gambar 2.9. Ilustrasi Squat Lift (Sumber: www.tricitiesspine.com, 2013)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 30
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
2.5.1.2. Straddle Lift
Merupakan metode yang biasanya digunakan untuk mengangkat objek yang
relatif berat dan berdimensi besar, dari ketinggian sedikit di atas lantai. Pergerakan
diawali dengan membuka kedua kaki lebar-lebar sebagai tumpuan, dengan posisi
salah satu kaki sedikit lebih maju dibanding posisi kaki lainnya. Tekuk kedua lutut,
tetapi tidak perlu sedalam pada posisi squat lift. Kemudian, dengan menggunakn
kedua tangan, geser baban mendekati tubuh sebelum mengangkatnya dengan
menggunakan kekuatan kaki.
Gambar 2.10. Ilustrasi Straddle Lift
(Sumber: Active Health Care Centres, 2006)
2.5.1.3. Knee High Lift (Power Lift)
Merupakan metode yang dapat pula digunakan untuk mengurangi tegangan
pada lutut dan punggung. Pergerakan diawali dengan membuka kedua kaki lebar-
lebar sebagai tumpuan, dengan posisi salah satu kaki sedikit lebih maju dibanding
posisi kaki lainnya. Tekuklah kedua lutut dengan posisi punggung agak
membungkuk. Setelah itu, peganglah objek dengan kedua belah tangan, dan angkat
objek dengan menopang pada kedua lutut. Metode ini tak dianjurkan bila pelakunya
sedang mengalami cidera punggung.
Gambar 2.11. Ilustrasi Knee High Lift / Power Lift
(Sumber: Active Health Care Centres, 2006)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 31
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
2.5.1.4. One Knee Lift
Merupakan metode yang dapat pula digunakan untuk mengurangi tegangan
pada punggung. Pergerakan diawali dengan melakukan posisi berlutut dengan
menumpu satu kaki. Aturlah agar kaki yang menumpu adalah kaki terkuat, dan
buatlah posisi punggung agak membungkuk namun tetap lurus. Setelah itu,
peganglah objek dengan kedua belah tangan, dan angkat objek dengan menopang
pada lutut terkuat itu. Metode ini tak dianjurkan bila pelakunya sedang mengalami
gangguan pada lutut. Disebut pula dengan nama One Leg Lift dalam percobaan ini.
Gambar 2.12. Foto Postur Tubuh One Knee Lift
2.5.1.5. Stoop Lift
Merupakan metode pengangkatan yang dapat digunakan untuk mengurangi
tegangan pada daerah kaki. Pergerakan diawali dengan membungkuk sambil tetap
menumpu pada kedua kaki. Kedua kaki tidak perlu ditekuk. Setelah itu, peganglah
objek dengan kedua belah tangan, dan angkat objek dengan mengandalkan
pergerakan batang tubuh.
Gambar 2.13. Foto Postur Tubuh Stoop Lift
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 32
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
2.6. Metode Chaffin’s Planar Static Model
Metode ini berfungsi untuk memperkirakan besarnya gaya tekan pada L5/S1
untuk suatu kegiatan angkat yang spesifik. Model Chaffin ini juga dapat
memprediksi proporsi populasi yang akan mempunyai kekuatan pada masing-masing
sambungan badan untuk aktivitas pengangkatan objek (Nurmianto, 1998).
Gambar 2.14. Skema Chaffin’s Planar Static Model
(Sumber: Chaffin & Anderson, 1984)
Model ini menggambarkan tubuh manusia yang terbagi atas beberapa segmen
atau bagian yang saling terkait. Dengan mempertimbangkan keseimbangan statis
yang dipengaruhi gaya dari luar, maka momen dan gaya yang terjadi pada masing-
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 33
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
masing pusat sambungan segmen tubuh manusia dapat ditentukan besarnya. Secara
lebih lanjut dapat dikatakan bahwa model ini meliputi sistem penyambung antara
sambungan pinggul dan segmen tulang belakang (L5/S1).
Berikut ini adalah beberapa rumus yang dipakai untuk menghitung gaya
tekan pada bagian L5/S1 dengan menggunakan pendekatan Chaffin’s Planar Static
Model.
1. Perhitungan gaya reaksi (elbow).
∑F=0
RE-WFA-Wload=0……….(1)
2. Perhitungan momen reaksi (elbow).
∑M=0
ME-Wload(LFA)cosθFAo-WFA(COMFA)cosθFA
o+RE(0)=0……….(2)
3. Perhitungan gaya reaksi (shoulder).
∑F=0
RS-RE’-WUA=0……….(3)
4. Perhitungan momen reaksi (shoulder).
∑M=0
MS-ME’-RE’(LUA)cosθUAo-WUA(COMFA)cosθUA
o+RS(0)=0……….(4)
5. Perhitungan gaya reaksi (hip).
∑F=0
RH-2RS’-WT=0……….(5)
6. Perhitungan momen reaksi (hip).
∑M=0
MH-2MS’-2RS’(LT)cosθTo-WT(COMT)cosθT
o+RT(0)=0……….(6)
7. Perhitungan Muscle Force (Fm).
Fm= MH/LM……….(7)
8. Perhitungan Compression Force (FC).
FC-Fm-RHsinθTo=0……….(8)
Keterangan:
F = Gaya (N)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 34
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
M = Momen Gaya (Nm)
R = Resultan Gaya (N)
W = Gaya Berat (N)
L = Dimensi Panjang Bagian Tubuh (m)
θ = Sudut Bagian Tubuh terhadap Sumbu Horizontal (derajat/o)
FA = Fore Arm, Lengan Bawah
UA = Upper Arm, Lengan Atas
T = Trunk, Batang Tubuh
load = Load, Beban
E = Elbow, Siku Tangan
S = Shoulder, Bahu
H = Hip, Pinggang
‘ = Tanda Variabel Gaya dengan Nilai yang Sama dari Perhitungan
Sebelumnya
Sementara itu, gambar 2.15. menunjukkan asumsi persentase berat badan
manusia untuk tiap segmen tubuhnya. Hal ini berguna sebagai masukan untuk
perhitungan rumus-rumus dalam Chaffin Planar Static Model, sebagai variabel berat
(W).
Gambar 2.15. Persentase Distribusi Berat Per Segmen Tubuh Manusia
(Sumber: Tayyari & Smith, 1997)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 35
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
Berikut ini juga adalah beberapa rumus yang dipakai untuk menghitung gaya
kompresi atau Compression Force pada bagian lumbar (L5/S1) bilamana gaya pada
perut (Abdominal Pressure) ikut diperhitungkan. Variabel-variabel dalam rumus-
rumus berikut ini dapat dilihat letaknya pada skema Chaffin Planar Static Model
sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 2.14.
1. Perhitungan nilai b dan h
b = COMT x cos(θT)o…………(9)
h = b + 0,35…………………..(10)
2. Perhitungan nilai bmgHAT & hmgload
bmgHAT = b(2(mFA+mUA)+mT)9,81…….(11)
hmgload = h(Weight Load x 2)9,81………(12)
3. Perhitungan nilai ML5/S1 External & Tekanan Perut (PA)
ML5/S1 External = bmgHAT + hmgload……………………(13)
PA = 10-4
[43-0,36(180-θH)](ML5/S1 External)1,8…………(14)
4. Perhitungan nilai Gaya Tekan Perut (FA) dan Gaya Otot Lumbar (FM)
FA = PA x A [dalam N/cm2]……….(15)
FM = (ML5/S1 External-D x FA)/E…….(16)
5. Perhitungan nilai sudut α
β = -17.5-0.12T+0.23K+0.0012TK+0.005T2-0.00075K
2……(17)
α = β + 40o……………………………………………………(18)
6. Perhitungan nilai Compression Force (FC) dan Gaya Gesek pada Lumbar (FS)
FC = cos α mgHAT + cos α mgload - FA + FM…………(19)
FS = sin α mgHAT + sin α mgload………………………(20)
Keterangan:
b = Jarak Horizontal Lumbar ke Titik Berat Tubuh Bagian Atas (m)
h = Jarak Horizontal Titik Berat Tubuh Bagian Atas ke Beban (m)
COM = Center of Mass, Titik Berat (m)
HAT = Head Arm Trunk, Bagian Atas Tubuh, di atas Pinggang
m = Massa (kg)
g = Percepatan Gravitasi (9,81m/s2)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 36
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
ML5/S1 External = Momen Gaya Eksternal pada Lumbar (Nm)
PA = Tekanan Perut / Abdominal Pressure (mmHg)
A = Konstanta Luas Permukaan Abdominal (465 cm2)
D = Jarak dari Gaya Tekan Perut ke Sumbu Batang Tubuh (0,11 m)
E = Erector Spinae, Jarak dari Titik Tengah Cincin Lumbar ke Otot
Lumbar (0,05 m)
T = Sudut Punggung terhadap Garis Sumbu Vertikal (derajat/o)
K = Sudut yang Dibentuk Lutut (derajat/o)
α = Sudut Antar Cincin Lumbar Terhadap Garis Horizontal (derajat/o)
2.7. Nordic Body Map
Nordic Body Map merupakan salah satu metode pengukuran subyektif untuk
mengukur rasa sakit otot para pekerja. Kuesioner Nordic Body Map merupakan salah
satu bentuk kuesioner checklist ergonomi.
Kuesioner Nordic Body Map adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk
mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja karena sudah terstandarisasi dan
tersusun rapi. Kuesioner Nordic Body Map ini bertujuan untuk mengetahui bagian
tubuh dari pekerja yang terasa sakit sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan pada
kondisi dan waktu tertentu.
Kuesioner ini menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi
menjadi 9 bagian utama, yaitu :
a) Leher
b) Bahu
c) Punggung bagian atas
d) Siku
e) Punggung bagian bawah
f) Pergelangan tangan/tangan
g) Pinggang/pantat
h) Lutut
i) Tumit/kaki
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 37
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 2.16. Contoh Kuesioner Nordic Body Map (Sumber: Savitri et al., 2012)
2.8. Penelitian Eksperimen dan Desain Eksperimen
Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan suatu jenis
penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang
lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Tuckman, 1964).
Menurut Latipun (2002), penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat
manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati.
Maka, secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian eksperimen adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment
atau perlakuan terhadap subjek penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 38
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
Untuk merancang suatu penelitian eksperimen, tentunya diperlukan metode-
metode tertentu. Metode penelitian eksperimen secara umum merupakan metode
penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal
(sebab-akibat). Dalam studi eksperimen, peneliti memanipulasi paling sedikit satu
variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi
efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat. Peneliti menentukan
“siapa memperoleh apa”, kelompok mana dari subjek yang memperoleh perlakuan
mana.
Metode penelitian ekperimen tersebut dikenal luas dengan istilah desain
eksperimen, Sudjana (2002) mengartikan desain eksperimen sebagai langkah-
langkah lengkap yang perlu diambil sebelum eksperimen dilaksanakan agar data
yang memang diperlukan dapat diperoleh sehingga membawa kepada analisis yang
objektif.
2.8.1. Tujuan Desain Eksperimen
Sudjana (2002) menyatakan bahwa tujuan dari desain ekperimen adalah
memperoleh dan mengumpulkan informasi yang diperlukan dan berguna dalam
penelitian bersangkutan sebanyak-banyaknya. Walaupun demikian, usaha
memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya itu hendaknya tetap dilakukan
dengan cara sesederhana mungkin. Pelaksanaan penelitian yang didasari oleh suatu
desain ekperimen juga sebaiknya dilakukan seefisien mungkin, dengan
mempertimbangkan faktor waktu, biaya, tenaga, dan bahan yang harus digunakan,
serta dengan tujuan bahwa data yang diperoleh nantinya bisa dianalisis dengan relatif
mudah dan bisa didapatkan secara ekonomis.
2.8.2. Prinsip Dasar dalam Desain Eksperimen
Menurut Sudjana (2002), ada 3 prinsip dasar dalam desain eksperimen, yakni
replikasi, pengacakan, dan kontrol lokal. Akan tetapi, sebelumnya akan dijelaskan
pengertian singkat tentang perlakuan, kekeliruan eksperimen, dan unit eksperimen.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 39
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
a. Perlakuan
Perlakuan diartikan sebagai sekumpulan kondisi ekperimen yang digunakan
terhadap unit eksperimen dalam ruang lingkup desain yang dipilih. Perlakuan ini bisa
terjadi dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dari bermacam faktor perlakuan.
b. Unit Eksperimen
Merupakan objek/subjek penelitian yang dikenai perlakuan tunggal (yang
bisa berupa gabungan dari beberapa faktor) dalam sebuah replikasi eksperimen dasar.
c. Kekeliruan Eksperimen
Kekeliruan eksperimen menyatakan kegagalan dari dua eksperimen identik
yang dikenai perlakuan untuk memberikan hasil yang sama. Dalam percobaan,
kekeliruan harus diusahakan sekecil mungkin dengan cara menggunakan unit
eksperimen yang homogeny dan menggunakan desain eksperimen yang rinci.
Terkait dengan ketiga istilah dasar dalam desain eksperimen tersebut, akan
dijelaskan 3 prinsip dasar dalam desain eksperimen yang telah disinggung di atas.
A. Replikasi
Replikasi di dalam desain eksperimen dapat diartikan sebagai pengulangan
eksperimen dasar. Pengulangan tersebut dilakukan dengan menerapkan prinsip acak,
sehingga dapat dikatakan subjek antar replikasi bisa berbeda. Replikasi ini
diperlukan oleh karena berfungsi:
1. Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat berguna untuk
menentukan panjang selang kepercayaan atau satuan dasar dalam
menentukan taraf signifikansi dari perbedaan-perbedaan yang teramati.
2. Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen.
3. Memungkinkan perolehan taksiran yang lebih baik akan efek rata-rata faktor.
B. Pengacakan
Menurut Yanto (2012), pengacakan merupakan salah satu ciri rancangan
modern yang digagas oleh R.A. Fisher. Dalam pengacakan, setiap unit eksperimen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 40
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
diberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh suatu perlakuan, sehingga
pengamatan (dan kekeliruan) berdsitribusi secara independen.
C. Kontrol Lokal
Kontrol lokal merupakan usaha untuk membuat desain lebih efisien dan
menghasilkan prosedur pengujian yang lebih dapat diandalkan. Usaha yang
dilakukan terkait kontrol lokal adalah meminimumkan galat eksperimen sehingga
keragaman dalam unit eksperimen tidak masuk dalam perbedaan antar perlakuan-
perlakuan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan berupa pengelompokan,
pemblokan, dan penyeimbangan. Pengelompokan berarti penempatan unit-unit
eksperimen yang homogen ke dalam kelompok-kelompok agar kelompok yang
berbeda mendapat perlakuan yang berbeda. Pemblokan berarti pengalokasian unit-
unit eksperimen ke dalam blok sedemikian rupa sehingga unit dalam blok relatif
homogeny. Sementara itu, penyeimbangan berarti usaha mendapat unit-unit
eksperimen, pengelompokan, pemblokan, dan penggunaan perlakuan kepada unit-
unit eksperimen sedemikian rupa sehingga dihasilkan suatu formasi seimbang.
2.8.3. Faktor dan Taraf Faktor
Menurut Yanto (2012), faktor merupakan istilah dalam eksperimen yang
menyatakan setiap hal yang mempengaruhi suatu respon yang diteliti. Sementara itu,
taraf faktor didefinisikan sebagai nilai aktual yang digunakan dalam eksperimen.
Secara umum, bila tiap faktor dalam eksperimen terdiri dari beberapa taraf, maka
kombinasi tertentu dari tiap taraf faktor membentuk kombinasi perlakuan eksperimen
2.8.4. Langkah-Langkah Desain Eksperimen
Menurut Sudjana (2002), desain eksperimen dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut:
1. Pernyataan tentang masalah yang dibahas.
2. Perumusan hipotesis.
3. Penentuan teknik dan desain eksperimen yang diperlukan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 41
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
4. Pemeriksaan semua hasil yang mungkin beserta latar belakang dan alasan-
alasan desain eksperimen yang dibuat.
5. Mempertimbangkan semua hasil yang mungkin.
6. Melakukan eksperimen.
7. Penggunaan teknik statistika terhadap data eksperimen,
8. Mengambil kesimpulan eksperimen.
9. Penilaian seluruh penelitian dibanding penelitian lain yang sejenis.
2.8.5. Jenis dan Model Desain Eksperimen
Menurut Yanto (2012), desain eksperimen dapat dikelompokkan menjadi
beberapa jenis seperti:
1. Desain acak sempurna: desain eksperimen dimana perlakuan pada semua unit
eksperimen dilakukan sepenuhnya secara acak. Maka, tidak ada aturan
khusus untuk pemblokan atau alokasi perlakuan. Desain acak sempurna
melibatkan 1 faktor yang nilainya berubah-ubah.
2. Desain blok acak: desain eksperimen dimana perlakuan pada semua unit
eksperimen tidak acak sepenuhnya akibat pembatasan blok. Hal ini
diperlukan karena unit eksperimen yang tidak homogeny.
3. Desain bujur sangkar latin: merupakan desain eksperimen dimana perlakuan
pada unit eksperimen sama sekali tidak mengalami pengacakan akibat
pemblokan secara kolom dan baris.
4. Eksperimen faktorial: merupakan desain eksperimen untuk meneliti 2 atau
lebih faktor terhadap suatu respon. Secara khusus, ada yang disebut
eksperimen faktorial tersarang, dimana taraf faktor dalam eksperimen
tersarang pada faktor lain. Ada pula yang dinamakan eksperimen faktorial
petak terbagi, dimana tidak ada pengacakan secara penuh dalam tipe
eksperimen faktorial tersebut.
Sementara itu, model eksperimen faktorial dapat dikelompokkan pula
berdasarkan sifat taraf faktornya. Bila taraf faktor yang dipakai sudah
ditetapkan dari awal (fixed), maka disebut model tetap, sebaliknya bila taraf
faktor yang dianalisis diambil secara acak dari beberapa kemungkinan, maka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 42
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
disebut model acak. Ada pula eksperimen factorial dengan model campuran,
dimana sebagian faktornya merupakan model tetap, dan sebagian lainnya
merupakan model acak.
2.8.6. Uji ANOVA
ANOVA (analysis of variance) digunakan untuk menguji perbedaan mean
(rata-rata) data lebih dari dua kelompok.
Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji ANOVA adalah:
1. Sampel berasal dari kelompok yang independen.
2. Varian antar kelompok harus homogen.
3. Data masing-masing kelompok berdistribusi normal.
Uji ANOVA pada prinsipnya adalah melakukan analisis variabilitas data
menjadi dua sumber variasi yaitu variasi didalam kelompok (within) dan variasi antar
kelompok (between). Bila variasi within dan between sama (nilai perbandingan
kedua varian mendekati angka satu), maka berarti tidak ada perbedaan efek dari
intervensi yang dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan tidak ada
perbedaan. Sebaliknya bila variasi antar kelompok lebih besar dari variasi didalam
kelompok, artinya intervensi tersebut memberikan efek yang berbeda, dengan kata
lain nilai mean yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan.
2.8.7. Tingkat Signifikansi dan Tingkat Kepercayaan
Tingkat signifikansi dinyatakan dalam persen dan dilambangkan dengan α.
Misalnya, ditetapkan tingkat signifikansi α = 5% atau α = 10%. Artinya, keputusan
peneliti untuk menolak atau mendukung hipotesis nol memiliki probabilitas
kesalahan sebesar 5% atau 10%. Dalam beberapa program statistik berbasis
komputer, tingkat signifikansi selalu disertakan dan ditulis sebagai Sig. (=
significance), atau dalam program komputer lainnya ditulis ρ-value. Nilai Sig atau ρ
– value, seperti telah diuraikan di atas, adalah nilai probabilitas kesalahan yang
dihitung atau menunjukkan tingkat probabilitas kesalahan yang sebenarnya. Tingkat
kesalahan ini digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan dalam pengujian
hipotesis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 43
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
Tingkat kepercayaan pada dasarnya menunjukkan tingkat sejauh apa statistik
sampel dapat mengestimasi dengan benar parameter populasi dan/atau sejauh apa
pengambilan keputusan mengenai hasil uji hipotesis nol diyakini kebenarannya.
Dalam statistika, tingkat kepercayaan nilainya berkisar antara 0 sampai 100% dan
dilambangkan oleh 1 – α. Secara konvensional, para peneliti dalam ilmu-ilmu sosial
sering menetapkan tingkat kepercayaan berkisar antara 95% – 99%. Jika dikatakan
tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, ini berarti tingkat kepastian
statistik sampel mengestimasi dengan benar parameter populasi adalah 95%, atau
tingkat keyakinan untuk menolak atau mendukung hipotesis nol dengan benar adalah
95%.
2.8.8. Uji Tukey
Uji Tukey biasanya juga disebut dengan istilah uji beda nyata jujur (BNJ)
atau honestly significance difference (HSD), diperkenalkan oleh Tukey pada tahun
1953. Uji Tukey digunakan untuk membandingkan seluruh pasangan rata-rata
perlakuan setelah uji ANOVA dilakukan.
Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan Uji Tukey menurut Yanto
(2012):
1. Hitung nilai rata-rata tiap perlakuan yang ingin diuji.
2. Hitung nilai mutlak untuk selisih rata-rata setiap pasang perlakuan dengan cara
berikut: | | untuk i ≠ k.
3. Hitung besar kriteria Tukey (T) dengan rumus sebagai berikut:
T = √ ……… (21)
Dimana:
a) merupakan nilai kritis q, dilihat dari tabel studentized range
distribution dengan taraf keberartian α, derajat kebebasan k, dan N-k
dengan k adalah perlakuan dan N adalah jumlah total seluruh
pengamatan.
b) = adalah rataan kuadrat dari galat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 44
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model
c) adalah banyaknya unsur baris atau unit eksperimen pada tiap
perlakuan jika semua perlakuan punya ukuran sampel (unit
eksperimen) yang sama.
4. Bandingkan nilai mutlak untuk setiap selisih pasangan perlakuan pada langkah 2
dengan nilai T besaran kriteria Tukey.
5. Ambil kesimpulan berdasarkan nilai perbandingan pada langkah 4. Jika | |>T, maka terdapat perbedaan signifikan antar rataan populasi ke-i dan ke-j.
2.8.9. Uji Sidak
Uji Sidak atau Dunn-Sidak adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengatasi masalah perbandingan berganda. Metode ini merupakan metode yang
cenderung konservatif dan mudah dilakukan dengan mengasumsikan bahwa uji ini
berlangsung secara independen (Sidak, 1967). Metode ini dipublikasikan pada tahun
1967 oleh statistikawan yang bernama Zbyněk Šidák (Seidler, et al., 2000).
Rumus batasan metode Sidak adalah sebagai berikut:
1 - (1 - alpha)1/C………….(22)
[Dimana C adalah jumlah perbandingan]
Pada tingkat alpha 0,05, Uji Sidak lebih peka daripada Uji Bonferroni.
Namun, saat tingkat alpha sebesar 0,01 hasil dari kedua metode tersebut hampir
sama. Cara perbandingan secara garis besar mirip dengan Uji Tukey.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan serangkaian langkah-langkah sistematis yang
diperlukan dalam melakukan penelitian mengenai analisis faktor yang mempengaruhi
aktivitas pengangkatan objek secara manual, sehingga bersifat terarah dan tidak
menyimpang dari ruang lingkup pokok permasalahan yang telah ditetapkan. Metodologi
penelitian dalam penelitian ini menjamin langkah penelitian berbasis eksperimen
pengangkatan manual yang sistematis, sehingga menghasilkan hasil eksperimen yang
bisa dipertanggungjawabkan. Secara garis besar, penelitian ini terbagi atas 6 tahap,
yakni: Persiapan Penellitian, Studi Pustaka, Pengumpulan Data, Pengolahan Data,
Analisis Data, serta Penarikan Kesimpulan dan Saran.
3.1. Tahap Persiapan Penelitian
Merupakan tahapan awal untuk menetapkan rencana dasar dari penelitian
eksperimental mengenai metode pengangkatan secara manual ini. Tahap ini terdiri
atas beberapa tahap, yaitu: Studi Pendahuluan, Perumusan Latar Belakang Penelitian,
Perumusan Masalah Penelitian, Penetapan Tujuan Penelitian, Penentuan Batasan
Penelitian, dan Posisi Penelitian.
3.1.1. Tahap Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan diawali dengan studi literatur untuk mengidentifikasi
secara teoritis mengenai faktor-faktor berpengaruh dalam suatu aktivitas
pengangkatan manual sebagaimana yang dapat dilihat pada subbab 2.5., beserta
metode pengangkatan manual apa saja yang lazim dilakukan. Studi literatur ini pada
akhirnya menghasilkan beberapa dasar teori yang melandasi penelitian eksperimental
ini, yakni teori berupa ergonomi, biomekanika dan sistem gerak tubuh manusia,
desain eksperimen, manual material handling, lumbar (L5/S1), Chaffin’s Planar
Static Model, dan Nordic Body Map.
Studi pendahuluan ini kemudian dilengkapi dengan studi lapangan awal di
lokasi penelitian, untuk mengamati secara sekilas aktivitas pengangkatan manual
45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
seperti apa yang biasanya dilakukan. Berdasarkan pengamatan secara sekilas
dilapangan, maka metode angkat yang sering digunakan adalah stoop lift, squat lift,
dan one knee lift. Posisi tangan saat mengangkat adalah supinasi (telapak tangan
menopang benda yang diangkat dari bawah), pronasi (telapak tangan menarik benda
dari atas untuk mengangkatnya), dan sirkumduksi (telapak tangan memegang benda
dari samping untuk mengangkatnya). Sementara itu, benda yang biasanya diangkat
berupa kardus dan benda keras-padat.
3.1.2. Perumusan Latar Belakang Penelitian
Adapun latar belakang dari penelitian ini dapat dikatakan secara singkat oleh
karena jumlah pekerja di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Akibatnya, resiko cedera yang ditimbulkan akibat aktivitas kerja yang mereka
lakukan jadi meningkat, ditandai dengan klaim Jamsostek akan kecelakaan kerja
yang juga meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, maka diketahui bahwa salah satu
aktivitas kerja yang cukup berpeluang menimbulkan cedera pada pekerja adalah
aktivitas pengangkatan manual. Itulah sebabnya, mengapa penelitian mengenai
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas pengangkatan manual perlu untuk
diteliti.
3.1.3. Perumusan Masalah Penelitian
Penelitian ini memiliki latar belakang mengenai cedera akibat aktivitas
pengangkatan manual yang dilakukan oleh para pekerja, maka masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini ialah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh
dalam kegiatan pengangkatan objek kerja secara manual, sehingga bisa disimpulkan
beberapa usulan metode angkat manual dengan mempertimbangkan faktor-faktor
yang berpengaruh itu, dengan menggunakan pendekatan eksperimen dan
biomekanika, untuk meminimalisir cedera fisik maupun inefektivitas tenaga pekerja.
3.1.4. Penetapan Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ditetapkan untuk penelitian ini terkait dengan
masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pengangkatan manual
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
adalah untuk menganalisis beberapa faktor yang mempengaruhi metode
pengangkatan manual dan mempertimbangkan hasil analisis tersebut dalam rangka
merancang suatu usulan metode pengangkatan manual yang lebih produktif, baik dari
segi penggunaan energi, maupun dari segi kenyamanan dan keamanan.
3.1.5. Penentuan Batasan Penelitian
Batasan penelitian dirancang dengan tujuan agar penelitian yang berbasis
eksperimen ini dapat terfokus. Penelitian ini diadakan di Laboratorium Perancangan
Sistem Kerja dan akan diadakan di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan
Ergonomi, dengan masa pengumpulan data dari bulan Maret 2014 hingga April
2014. Bentuk kegiatan eksperimen yang dilakukan ialah aktivitas pengangkatan
objek secara manual. Penelitian ini dibatasi hanya untuk menganalisis tiga macam
faktor. Kemudian, pengolahan data penelitian ini menggunakan pendekatan desain
eksperimen, dan pendekatan Biomekanika, dengan didasari oleh Chaffin’s Planar
Static Model. Analisis dalam penelitian ini menggunakan gabungan pendekatan
eksperimental dan biomekanika.
3.1.6. Penetapan Posisi Penelitian
Ciri khas utama dari penelitian dengan judul analisis faktor yang
mempengaruhi aktivitas pengangkatan objek secara manual melalui pendekatan
desain eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model ini adalah adanya
penggabungan analisis, antara analisis yang bersifat eksperimental dan analisis dari
segi biomekanika. Hal inilah yang membedakannya dari penelitian-penelitian
terdahulu di bidang biomekanika, karena penelitian-penelitian terdahulu tersebut
pada umumnya tidak menggunakan pendekatan desain eksperimen dengan proporsi
yang seimbang dengan pendekatan ergonomi, terutama dari segi biomekanika.
3.2. Tahap Studi Pustaka
Tahap Studi Pustaka pada penelitian ini dilakukan dengan menggali secara
komprehensif teori-teori mengenai ergonomi, biomekanika dan sistem gerak tubuh
manusia, desain eksperimen, manual material handling, lumbar (L5/S1), Chaffin’s
Planar Static Model, dan Nordic Body Map. Pada tahap studi pustaka ini, teori-teori
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
yang terkait dengan penelitian dirangkum berdasarkan pencarian dari berbagai
sumber, seperti buku teks, diktat kuliah dan praktikum, internet, e-book, jurnal dan
skripsi yang topiknya berhubungan dengan penelitian ini. Kompilasi dari teori-teori
yang melandasi penelitian ini dapat dilihat secara lengkap pada Bab 2.
3.3. Tahap Pengumpulan Data
3.3.1. Penelitian Pendahuluan
3.3.1.1. Rekapitulasi Data Kuesioner Pendahuluan
Salah satu elemen utama dalam penelitian pendahuluan ini adalah data yang
didapatkan dari kuesioner pendahuluan. Secara umum, tujuan kuesioner pendahuluan
ini adalah untuk mengetahui tipe objek apa saja yang sering diangkat dengan metode
pengangkatan manual, serta posisi tangan dan postur pengangkatan seperti apa yang
umum dilakukan di lapangan. Di samping itu, kuesioner ini juga dapat mendeteksi
cedera umum seperti apa yang dialami oleh pekerja terkait aktivitas pengangkatan
manual yang mereka lakukan. Rekapitulasi data kuesioner pendahuluan dapat dilihat
pada Tabel 3.1 dan 3.2.
Tabel 3.1. Rekapitulasi Data Kuesioner Pendahuluan
Kriteria Pilihan Jumlah
Frekuensi
Angkat
Kurang dari 10 kali 2
Sekitar 10-30 kali 5
Sekitar 30-50 kali 6
Lebih dari 50 kali 7
Wujud
Objek
Kardus 20
Karung 3
Wadah Plastik 7
Krat Plastik 2
Lainnya 2
Posisi
Tangan
Posisi 1 -
Posisi 2 16
Posisi 3 2
Lainnya -
Metode
Angkat
Squat Lift 10
One Knee Lift 5
Stoop Lift 6
Lainnya -
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 3.2. Rekapitulasi Cedera Pekerja Menurut Data Penelitian Pendahuluan
Keluhan yang Dirasakan Bagian Tubuh yang
Terkena
Jumlah
Pegal Punggung 10
Pegal Pinggang 19
Pegal Kaki 7
Pegal Tangan 9
Pegal Bahu 5
Pusing Kepala 4
Kaku Leher 2
Kaku Badan 1
Keram Kaki 3
Berdasarkan rekapitulasi data hasil penelitian pendahuluan melalui kuesioner,
sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 3.1 dan 3.2 di atas, maka dapat dikatakan
bahwa aktivitas pengangkatan manual yang dilakukan oleh para pekerja pertokoan
sebagai responden pengisi kuesioner pendahuluan cukup sering setiap harinya.
Mayoritas berkisar antara 10 hingga lebih dari 50 kali pengangkatan setiap harinya.
Hal ini membuktikan masih cukup banyaknya aktivitas pengangkatan yang dilakukan
secara manual di lapangan.
Kemudian, dari segi jenis objek yang diangkat, Nampak bahwa kardus
menempati urutan pertama sebagai jenis objek yang paling banyak diangkat di
lapangan, disusul oleh wadah plastik, krat plastik, dan karung. Adapun jenis objek
“lainnya” mengacu pada benda-benda padat yang diangkat langsung tanpa
terbungkus atau terletak dalam suatu wadah angkat.
Lalu, dari segi posisi tangan, Nampak bahwa mayoritas pelaku pengangkatan
manual di lapangan menggunakan posisi tangan memegang bagian samping benda
kerja (posisi 2), meski ada pula pekerja yang memegang bagian atas objek untuk
mengangkat (posisi 3).
Di lain pihak, untuk metode angkat yang dipakai di lapangan, nampak bahwa
metode squat lift paling banyak dipakai oleh para pelaku pengangkatan manual, di
samping metode stoop lift. Metode one knee lift nampak agak jarang dilakukan oleh
para pengangkat manual di lapangan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 50
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Terakhir, dari segi kesehatan pekerja, nampak bahwa secara garis besar
aktivitas pengangkatan manual yang cukup sering tersebut cenderung menimbulkan
sakit fisik terutama di bagian pinggang, diikuti oleh bagian punggung. Bagian
pinggang rentan akan rasa sakit yang disebabkan aktivitas pengangkatan manual,
oleh karena posisinya sebagai titik tumpu dari momen gaya yang bekerja pada
segmen tubuh di atas pinggang akibat pengangkatan yang dilakukan tangan serta
dibantu oleh pergerakan punggung. Sementara itu, nyeri pada punggung
kemungkinan diakibatkan oleh perannya sebagai perantara antar pinggang dan
tangan, dimana pinggang menumpu berat segmen badan atas beserta beban yang
diangkat, dan tangan menahan beban objek yang diangkat, sehingga oleh karena
perannya itu, punggung mendapat tegangan setiap aktivitas pengangkatan manual.
Selanjutnya bagian yang dikeluhkan oleh para pengangkat objek manual
adalah bagian kaki, tangan, dan bahu. Bagian kaki mendapat tekanan dari segmen
tubuh atas akibat kegiatan pengangkatan, sehingga memang rentan menderita pegal
dan keram akibat aktivitas pengangkatan manual, tetapi mungkin tidak serentan
punggung atau pinggang, nampak dari hasil rekapitulasi pada tabel 3.2. Selain itu,
bagian tangan juga pasti memiliki kemungkinan untuk terserang nyeri atau pegal
akibat aktivitas pengangkatan manual, oleh karena perannya sebagai bagian tubuh
utama yang mengalami kontak langsung dengan objek yang diangkat. Lalu, bagian
bahu nampak juga rawan terserang nyeri dan pegal akibat aktivitas pengangkatan
manual, oleh karena perannya sebagai penumpu tangan pada batang tubuh, sehingga
momen gaya yang ditimbulkan akibat pergerakan tangan yang melakukan aktivitas
pengangkatan ditanggung oleh bagian bahu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 51
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 3.1. Kuesioner Pendahuluan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 52
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
3.3.1.2. Pengamatan di Lapangan
Pengamatan di lapangan yang dilakukan menghasilkan beberapa gambar
sebagai berikut.
Tabel 3.3. Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Pengangkatan Manual di
Lapangan
Gambar Metode Angkat Posisi Tangan Jenis & Sifat Objek
Squat Lift Di samping objek
Kardus; Permukaan
Rata-Lunak-
Diamater Genggam
Tangan Kecil
Stoop Lift Di samping objek
Kardus; Permukaan
Rata-Lunak-
Diamater Genggam
Tangan Kecil
Squat Lift Di bawah objek
Kantong Jenazah;
Permukaan Tak
Rata-Lunak-
Diameter Genggam
Tangan Besar
Stoop Lift Di atas objek
Karung beras;
Permukaan Tak
Rata-Lunak-
Diameter Genggam
Tangan Relatif Kecil
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 53
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 3.3. Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Pengangkatan Manual di
Lapangan (Lanjutan)
Gambar Metode Angkat Posisi Tangan Jenis & Sifat Objek
Stoop Lift Di samping objek
Batu Bata;
Permukaan Relatif
Rata-Keras-Diameter
Genggam Tangan
Kecil
Stoop Lift Di samping objek
Kotak Logam
dengan Handle
Logam; Permukaan
Rata-Keras-Diameter
Genggam Tangan
Kecil
Stoop Lift Di samping objek
Kardus dengan tali
plastik sebagai
handle; Permukaan
Rata-Keras-Diameter
Genggam Tangan
Kecil
3.3.2. Penentuan Subjek Penelitian
Subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini terdiri dari mahasiswa dan
mahasiswi Unika Atma Jaya, berusia antara 18-25 tahun, serta dalam kondisi sehat
secara fisik, dalam artian tidak sedang mengalami cidera lutut maupun tulang
punggung. Subjek dipilih dari kalangan mahasiswa mengingat usia para mahasiswa
dalam rentang 20 tahun, sehingga masih dapat dikatakan muda dan diharapkan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
memiliki kesiapan fisik yang baik untuk percobaan dalam penelitian ini. Faktor-
faktor lain terkait subjek penelitian seperti tinggi badan dan berat badan diasumsikan
sebagai faktor acak (random factors) dalam penelitian ini, mengingat tinggi dan berat
badan para pekerja toko yang juga bervariasi. Sementara itu, subjek penelitian terdiri
dari pria, dikarenakan aktivitas pengangkatan di lapangan, pada umumnya dilakukan
oleh para pekerja pria.
3.3.3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen full factorial. Penelitian dilakukan
terhadap variabel yang data-datanya belum ada, sehingga perlu dilakukan proses
rekayasa terhadap subjek penelitian melalui kombinasi dari perlakuan-perlakuan
tertentu berdasarkan faktor yang akan diteliti, sehingga akan didapatkan data-data
mengenai dampak dari penelitian ini.
Semantara itu, desain penelitian yang akan diterapkan dalam eksperimen ini
adalah desain penelitian model tetap. Ditetapkan demikian karena pertimbangan akan
relatif banyaknya kemungkinan faktor-faktor maupun taraf faktor yang dapat
mempengaruhi produktivitas, kenyamanan, dan keamanan dari suatu aktivitas
pengangkatan manual, sehingga faktor maupun taraf faktor yang diteliti pada
penelitian ini perlu ditetapkan berdasarkan literatur terkait hal ini, dan/atau
berdasarkan pengamatan di lapangan, sehingga eksperimen yang dilakukan dapat
terfokus.
3.3.4. Penentuan Rencana Variabel Penelitian
Terdapat dua jenis variabel, yakni variabel bebas (independent variable), dan
variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel terikat. Adapun variabel bebas yang berpeluang diteliti
dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu aktivitas
pengangkatan manual, seperti rasio beban terhadap berat operator, jarak horizontal
beban terhadap operator, ukuran beban, ketinggian beban, beban puntir pada badan
operator, stabilitas beban, kemudahan dijangkaunya beban, keterbatasan postur
tubuh, kondisi lingkungan kerja, frekuensi angkat, metode pengangkatan, berat
beban, dan jenis kelamin (Nurmianto, 1998). Selain itu, menurut Yanto (2011), jenis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
handling benda kerja dan posisi tangan dalam memegang benda kerja juga bisa
mempengaruhi kemudahan pengangkatan. Di samping itu, perlu diketahui pula
bahwa berdasarkan pengamatan di lapangan, kebanyakan pelaku pengangkatan
manual yang teramati tidak memakai handling khusus dalam mengangkat objek
kerjanya, sehingga tangan mereka langsung bersentuhan dengan objek yang diangkat
oleh mereka. Oleh karena itu, maka variabel jenis handling di dalam praktikum ini
diubah menjadi faktor jenis handling. Jenis handling dalam penelitian ini dapat pula
dikatakan dengan istilah coupling, karena berkaitan dengan bagian benda yang
diangkat, dimana bagian benda tersebut yang bersentuhan langsung dengan telapak
tangan.
Sementara itu, variabel terikat yang dimaksud adalah hal-hal yang dapat
menyatakan kualitas dari suatu aktivitas pengangkatan manual, seperti kenyamanan
pengangkatan (Savitri, et al., 2007), waktu pengangkatan (Chen, et al., 2004), gaya
tekan pada tulang belakang (Surata, 2013), berat beban maksimum yang dapat
diangkat (Savage, et al., 2012), serta energi yang dikeluarkan dan kelelahan otot
(Surata, 2013).
3.3.5. Penentuan Faktor dan Taraf Faktor Serta Hipotesis
Berdasarkan penentuan rencana variabel-variabel penelitian yang bersifat
variabel independen, dalam penelitian ini faktor rasio beban terhadap berat operator
dipertimbangkan secara tak langsung melalui analisa Chaffin’s Planar Static Model.
Selain itu, faktor jarak horizontal beban terhadap operator (sekitar 30 cm), dan
ketinggian beban (di ketinggian lantai) akan di fiksasi besarnya pada eksperimen ini,
dengan memperhatikan hasil pengamatan di lapangan dan keterbatasan alat
eksperimen. Sementara itu, frekuensi angkat tidak dipertimbangkan karena keadaan
pengangkatan di lapangan seringkali tidak memperhatikan hal tersebut. Selain itu,
beban puntir pada badan operator juga tidak akan dipertimbangkan dalam
eksperimen ini, karena biasanya pelaku pengangkatan memposisikan tubuhnya
menghadap objek sebelum mengangkat, tanpa memuntir tubuhnya. Sementara itu,
faktor ukuran beban diabaikan pada eksperimen ini oleh karena terlalu variatifnya
ukuran beban yang diangkat di lapangan. Lalu, faktor stabilitas beban juga diabaikan
karena variatifnya stabilitas beban di lapangan. Di lain pihak, faktor kemudahan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 56
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
penjangkauan beban tidak dipertimbangkan dalam eksperimen ini, karena pada
kenyataan di lapangan, terlalu banyak kondisi-kondisi khusus yang menjadikan suatu
beban jadi sulit dijangkau, sehingga dapat berpeluang mempersulit usaha
pemfokusan eksperimen ini.
Faktor keterbatasan postur tubuh dianalisis secara tak langsung dengan
analisis Chaffin’s Planar Static Model. Kemudian, faktor lingkungan kerja diabaikan
karena terlalu banyak faktor yang bisa mempengaruhi lingkungan kerja di lapangan,
di samping keterbatasan peralatan dalam mengkondisikan kondisi kerja. Selain itu,
faktor jenis kelamin ditetapkan pria, berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang
menyatakan bahwa mayoritas kegiatan pengangkatan manual dilakukan oleh pria.
Selain itu, berat beban juga tidak akan dibahas dalam penelitian ini akibat terlalu
variatifnya berat beban pada aktivitas angkat di lapangan. Sementara itu, faktor
metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan akan dianalisis dengan metode
eksperimen yang dijabarkan pula pada bab ini.
Terkait dengan penjelasan di atas, maka variabel independen –atau dapat pula
disebut faktor- yang akan dipilih adalah metode angkat, jenis handling, dan posisi
tangan, dimana ketiga variabel itu dinyatakan dalam bentuk faktor-faktor yang akan
diteliti. Metode pengangkatan dipilih karena merupakan faktor yang cukup signifikan
dalam suatu aktivitas pengangkatan manual (Surata, 2013). Metode pengangkatan
juga berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan suatu aktivitas pengangkatan
manual, oleh karena itu dalam penelitian ini juga akan dipakai analisis Chaffin’s
Planar Static Model untuk menganalisis gaya kompresi yang dialami oleh bagian
tubuh L5/S1 akibat metode-metode angkat tertentu, dengan postur angkat tangan dan
jenis handling angkat yang berbeda satu sama lain. Selain itu, dalam eksperimen ini
juga akan dipertimbangkan faktor jenis handling oleh karena beberapa variasi umum
handling benda kerja yang teramati di lapangan, disamping pengaruhnya bagi kinerja
pengangkatan (Yanto, 2011). Di samping itu, penelitian ini juga akan
mempertimbangkan faktor posisi tangan oleh karena beberapa variasi umum posisi
tangan dalam mengangkat benda kerja di lapangan. Alasan-alasan mengenai
pemilihan faktor dapat dilihat pada tabel
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 57
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
3.3.5.1. Penentuan Taraf Faktor Berdasarkan Hasil Penelitian Pendahuluan
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan metode
observasi lapangan dan penyebaran kuesioner tersebut, maka dapat diketahui bahwa
metode angkat yang umum digunakan di lapangan adalah metode squat, one knee,
dan stoop. Selain itu, posisi tangan yang dipakai ada tiga jenis, yakni posisi tangan di
atas objek, di samping objek, dan dibawah objek yang di angkat. Sementara itu, jenis
objek yang diangkat secara manual biasanya berupa kardus, karung, maupun benda
keras seperti misalnya batu bata dan kotak besi sebagaimana telah ditunjukkan pada
Tabel 3.3. Sementara itu, sifat objek yang biasanya diangkat secara manual adalah
sebagai berikut:
1. Permukaan rata, bersifat lunak, diameter penggenggaman tangan yang
diperlukan kecil.
2. Permukaan tak rata, bersifat lunak, diameter penggenggaman tangan yang
diperlukan besar.
3. Permukaan tak rata, bersifat lunak, diameter penggenggaman tangan yang
diperlukan relatif kecil.
4. Permukaan rata, bersifat keras, diameter penggenggaman tangan yang
diperlukan kecil.
Adapun yang dimaksud dengan “diameter penggenggaman tangan yang
diperlukan kecil” adalah dapatnya telapak tangan menekuk hingga kurang dari 90o
untuk mengangkat objek terkait. Sementara itu, yang dimaksud dengan “diameter
penggenggaman tangan yang diperlukan besar” adalah perlunya telapak tangan
menekuk lebih dari 90o untuk mengangkat objek terkait dengan stabil.
Gambar 3.2. Posisi Telapak Tangan untuk Diameter Penggenggaman Kecil
(Kiri), dan Diameter Penggenggaman Besar (Kanan)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 58
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Sementara itu, lebih lanjut dapat didefinisikan pula bahwa diameter
penggenggaman tangan yang kecil berukuran sama atau lebih kecil daripada
diameter penggenggaman tangan berdasarkan basis data antropometri orang
Indonesia. Sehingga, bilamana diketahui dimensi panjang tangan pria pada persentil
95 adalah 19,1 cm (Nurmianto, 1998), dan dimensi tersebut dianggap sebagai
keliling handle maka batasan diameter penggenggaman tangan yang membedakan
handle berdiameter besar dan kecil pada penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut:
Keliling handle = 2.π.Diameter………………….(23)
19,1 cm = 2.3,14.Diameter
Diameter = 19,1/6,28 = 3,04 cm.
Gambar 3.3. Ilustrasi Letak Dimensi Keliling Genggam dan Diameter Genggam
Maka, handle dengan diameter penggenggaman kecil memiliki ukuran
diameter sebesar 3,04 cm, atau lebih kecil dari itu. Sementara itu, handle dengan
diameter penggenggaman kecil memiliki ukuran diameter lebih besar dari 3,04 cm.
Terkait dengan hasil penelitian pendahuluan tersebut, maka akan
ditentukanlah taraf-taraf faktor untuk eksperimen pengangkatan manual dalam
penelitian ini. Sehingga, taraf faktor untuk metode pengangkatan adalah Squat Lift,
One Knee Lift, dan Stoop Lift. Sementara itu, posisi tangan yang dieksperimenkan
adalah posisi tangan di samping objek dan di bawah objek, sebagaimana yang
diilustrasikan pada Bab 3. Posisi tangan di atas objek tidak diikutsertakan dalam
penelitian ini oleh karena posisi tangan pronasi tersebut kurang memiliki kekuatan
angkat menurut penelitian terdahulu (Timm, et al., 1993). Sementara itu, taraf faktor
untuk faktor jenis objek (atau jenis handling) yang diikutsertakan dalam eksperimen
ini adalah sebagai berikut:
Diameter Genggam: 3,04 cm
Keliling Genggam: 19,1 cm
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 59
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
1. Permukaan rata, bersifat lunak, diameter kecil.
2. Permukaan tak rata, bersifat lunak, diameter besar.
3. Permukaan rata, bersifat keras, diameter kecil.
Jenis objek/handling dengan sifat permukaan tak rata, lunak, dan diameter
penggenggaman tangan yang diperlukan relatif kecil tidak diikutsertakan dalam
eksperimen penelitian ini karena kondisi handling objek semacam itu agak jarang
ditemui dalam aktivitas pengangkatan manual di lapangan.
Berikut ini adalah rincian lebih lanjut tentang taraf-taraf faktor dari setiap
faktor yang diteliti dalam eksperimen ini.
1. Faktor Metode Pengangkatan
Untuk faktor metode angkat, terdapat tiga taraf faktor, yakni metode angkat
squat lift, one knee lift, dan stoop lift. Sebelumnya, perlu diketahui pula bahwa objek
kerja yang diangkat secara manual dengan metode-metode angkat pada eksperimen
ini adalah dinamometer pull yang terikat pada lantai.
Gambar 3.4. Metode Pengangkatan Squat Lift
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 60
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 3.5. Metode Pengangkatan One Knee Lift
Gambar 3.6. Metode Pengangkatan Stoop Lift
(Sumber: Lingkar Trenggalek, 2014)
2. Faktor Jenis Handling
Untuk faktor jenis handling, taraf faktor ditetapkan berdasarkan observasi
aktivitas pengangkatan manual di lapangan. Berdasarkan data observasi di lapangan
dari berbagai tempat seperti pusat perbelanjaan & pertokoan, loading dock
perusahaan jasa ekspedisi barang, serta di pabrik yang berhasil dikumpulkan
tersebut, maka secara garis besar dapat dilihat bahwa objek angkat yang seringkali
diangkat secara manual secara garis besar memiliki jenis handling rata-keras-
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 61
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
diameter kecil, rata-lunak-diameter kecil, dan tak rata-lunak-diameter besar. Taraf
faktor jenis handling diterapkan dengan memodifikasi handle pada dinamometer
pull.
Gambar 3.7. Handle Rata-Keras-Diameter Kecil yang Terbuat dari Bahan Besi
Gambar 3.8. Handle Rata-Lunak-Diameter Kecil yang Terbuat dari Bahan
Karet
Gambar 3.9. Handle Tak Rata-Lunak-Diameter Besar yang Terbuat dari
Serpihan Styrofoam Terbungkus Plastik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 62
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
3. Faktor Posisi Tangan
Untuk faktor posisi tangan, terdapat dua taraf faktor, yakni tangan dengan
posisi supinasi dan sirkumduksi. Hal ini ikut dipertimbangkan karena ternyata posisi
tangan dapat berpengaruh pada kekuatan genggaman manusia (Richards, et al.,
1996). Maka, posisi tangan supinasi dan sirkumduksi akan dipertimbangkan pula
dalam eksperimen ini.
Pada posisi tangan supinasi, telapak tangan menghadap ke atas untuk
mengangkat objek, sementara pada posisi sirkumduksi, telapak tangan menghadap ke
arah dalam diantara posisi pronasi (dimana posisi telapak tangan menghadap ke
bawah) dan supinasi. Posisi Sirkumduksi diberi nama Posisi A, sementara posisi
Supinasi diberi nama Posisi B pada penelitian ini.
Gambar 3.10. Contoh Pengangkatan Manual dengan Posisi Tangan B pada
Eksperimen ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 63
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 3.11. Contoh Pengangkatan Manual dengan Posisi Tangan A pada
Eksperimen ini
Sementara itu, variabel dependen yang diteliti adalah kenyamanan
pengangkatan, gaya angkat maksimal, dan gaya tekan pada tulang belakang.
Kenyamanan pengangkatan dapat diketahui dengan kuesioner Nordic Body Map
yang diisi oleh setiap subjek pada tiap replikasi ekperimen. Berat beban maksimal
yang dapat diangkat dapat diketahui dengan melihat seberapa besar gaya yang diukur
dinamometer saat subjek mengangkat batang dinamometer semaksimal mungkin
untuk tiap replikasi eksperimen. Sementara itu, gaya tekan pada tulang belakang
dapat diketahui dengan melakukan analisis Chaffin’s’s Planar Static Model
berdasarkan data pendukung eksperimen seperti dimensi anggota tubuh dan berat
tubuh subjek. Di lain pihak, variabel dependen lain seperti energi yang digunakan,
dan kelelahan otot tidak dianalisis dalam penelitian ini karena tidak tersedianya alat
untuk mengukur kedua variabel itu. Tabel 3.4. menunjukkan rangkuman dari
berbagai variabel dependen dan independen yang didapat melalui studi pustaka, dan
posisinya dalam penelitian ini.
Sementara itu, tabel 3.5. dan 3.6. menunjukkan rangkuman antar faktor dan
taraf faktor yang digunakan, beserta dengan kombinasi antar faktor-faktor, terkait
dengan taraf-taraf faktor yang digunakan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 64
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 3.4. Rangkuman Penentuan Variabel atau Faktor Dependen dan
Independen dalam Penelitian ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 65
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 3.5. Rangkuman Faktor dan Taraf Faktor
Nomor Faktor Taraf Faktor Simbol
1 Metode
Pengangkatan
Squat Lift M1
One Knee Lift M2
Stoop Lift M3
2 Jenis Handle
Padat-Keras-Ø Kecil H1
Padat-Lunak-Ø Kecil H2
Tak Padat-Lunak-Ø Besar H3
3 Posisi Tangan Sirkumduksi P1
Supinasi P2
Tabel 3.6. Kombinasi Taraf Faktor dalam Eksperimen
Perlakuan Kombinasi
Faktor Perlakuan
Kombinasi
Faktor
1 M1-H1-P1 10 M2-H2-P2
2 M1-H1-P2 11 M2-H3-P1
3 M1-H2-P1 12 M2-H3-P2
4 M1-H2-P2 13 M3-H1-P1
5 M1-H3-P1 14 M3-H1-P2
6 M1-H3-P2 15 M3-H2-P1
7 M2-H1-P1 16 M3-H2-P2
8 M2-H1-P2 17 M3-H3-P1
9 M2-H2-P1 18 M3-H3-P2
Setelah itu, perlu dibuat uji hipotesis antar faktor-faktor yang telah dituliskan
di atas. Adapun hipotesis-hipotesis berikut ini akan diuji dengan Uji ANOVA,
dengan model desain eksperimen bentuk tetap. Berikut ini adalah model matematis
yang digunakan: Dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1,2, dan l = 1,2,3.
Dimana:
: Variabel respon yang terjadi karena pengaruh bersama taraf ke-i
pada faktor M, taraf ke-j pada faktor B, dan taraf ke-k pada faktor
K, untuk observasi ke-l.
: Rata-rata yang sebenarnya
: Efek taraf ke-i faktor M terhadap variabel respon y.
: Efek taraf ke-j faktor H terhadap variabel respon y.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 66
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
: Efek taraf ke-k faktor P terhadap variabel respon y.
: Efek taraf ke-i faktor M dan efek taraf ke-j faktor H terhadap
variabel respon y.
: Efek taraf ke-j faktor H dan efek taraf ke-k faktor P terhadap
variabel respon y.
: Efek taraf ke-i faktor M dan efek taraf ke-k faktor P terhadap
variabel respon y.
: Efek taraf ke-i faktor M, efek taraf ke-j faktor H, dan efek taraf
ke-k faktor P terhadap variabel respon y.
: Efek kombinasi perlakuan ijk terhadap unit eksperimen l.
Kemudian, ditentukanlah beberapa hipotesis sebagai berikut: : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3
: = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3
: = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}
dengan k = 1,2
: = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3
: = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3, k = 1,2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 67
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
: = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, k = 1,2
: = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2
3.3.6. Penentuan Jumlah Observasi dan Sampel
Penelitian ini akan menganalisis 3 faktor dimana 2 faktor memiliki 3 taraf
faktor, dan 1 faktor memiliki 2 taraf faktor. Oleh karena masih belum diketahui
kehomogenitasan data penelitian ini, maka derajat kebebasan dari kesalahan
eksperimen harus lebih besar sama dengan 15 (Cochran & Cox, 1992) maka
perhitungan observasi (r) adalah sebagai berikut: (dengan t adalah banyak perlakuan)
dk = (t-1)(r-1) = 15………….(24)
(3.2.3-1)(r-1) = 15
(18-1)(r-1) = 15
17(r-1) = 15
r-1 = 15/17
r = ≈ 2
Sehingga, berdasarkan perhitungan tersebut, dapat ditentukan minimal
observasi sebanyak 2 kali untuk tiap kombinasi perlakuan. Akan tetapi, untuk lebih
menambah kevalidan eksperimen ini, maka akan diberlakukan 3 observasi. Dengan
demikian, jumlah sampel yang diperlukan dari 3 faktor dimana 2 faktor memiliki 3
taraf faktor, dan 1 faktor memiliki 2 taraf faktor, serta 3 replikasi adalah 54 sampel
bila setiap observasi dilakukan oleh sampel subjek yang berbeda-beda.
3.3.7. Perancangan Teknis Eksperimen dan Pengumpulan Data
Perancangan teknis eksperimen akan ditinjau dari berbagai aspek, seperti
banyaknya pengangkatan, posisi objek angkat relatif terhadap tubuh subjek
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 68
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
penelitian, metode angkat, jenis handle dinamometer pull, dan posisi tangan subjek.
Sebelum dijabarkan mengenai teknis persiapan dan pelaksanaan eksperimen, perlu
ditegaskan kembali bahwa eksperimen ini memakai bantuan dinamometer push/pull
sebagai objek angkat sekaligus alat bantu utama dalam pengangkatan.
Banyaknya pengangkatan pada eksperimen ini akan ditetapkan sebesar 3 kali
pengangkatan batang handle dinamometer dengan kekuatan maksimal subjek.
Penentuan pengangkatan sebanyak 3 kali tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa
pengangkatan sebanyak itu telah menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada beberapa
bagian tubuh subjek, sehingga subjek bisa lebih mudah dan akurat dalam mengisi
kuesioner Nordic Body Map, dimana dalam mengisi kuesioner tersebut subjek
diharapkan dapat benar-benar menuliskan rasa ketidaknyamanan yang dirasakan
sesudah aktivitas pengangkatan dengan suatu perlakuan.
Sementara itu, metode angkat yang diteliti adalah squat lift, one knee lift, dan
stoop lift, dengan pengangkatan memakai kedua belah tangan. Objek angkat berupa
batang handle dinamometer terletak pada ketinggian sekitar 50 cm dari lantai.
Ketinggian tersebut ditentukan berdasarkan asumsi ketinggian objek yang bisa
dijangkau tangan oleh subjek dengan metode pengangkatan Stoop Lift. Sementara
itu, subjek nantinya akan memposisikan batang handle dinamometer sejauh 35 cm
dari titik pusat tubuh, mengingat jarak sejauh itu adalah jarak horizontal standar dari
tubuh pengangkat ke objek angkatnya (Nurmianto, 1998).
Jenis handling yang digunakan dalam eksperimen ini –sebagaimana yang
sempat disinggung pada sub bab sebelumnya- akan terdiri dari 3 macam bahan, yakni
handle batang kendali sepeda yang terbuat dari karet, serpihan styrofoam dalam
selubung plastik, dan batang handle dinamometer yang terbuat dari besi. Selubung
plastik yang dimaksud di sini ialah plastik pembungkus. Saat eksperimen, kedua
macam bahan yang pertama itu akan dibungkuskan pada batang handling
dinamometer, sebagai bentuk perlakuan akan faktor jenis handling.
Posisi tangan subjek yang akan dipertimbangkan dalam ekperimen ini ada
dua, yakni posisi A dan B, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Kedua
macam posisi tangan itu akan dipraktekkan oleh subjek sewaktu mengangkat batang
handle dinamometer dengan metode angkat tertentu diantara ketiga metode angkat
yang dieksperimentasikan di dalam penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 69
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Eksperimen akan dilakukan pada laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan
Ergonomi Unika Atma Jaya. Lokasi eksperimen ini ditetapkan karena eksperimen
secara langsung di lapangan dikhawatirkan tidak berlangsung dengan kondusif, oleh
karena kegiatan operasional subjek maupun rekan kerja subjek.
Kemudian, berikut ini adalah urutan jalannya eksperimen dan pengambilan
datanya:
1. Siapkan timbangan tubuh, dinamometer, inclinometer, dan goniometer.
Selain itu, siapkan pula jenis handle batang dinamometer sesuai dengan
kombinasi perlakuan yang diinginkan.
2. Subjek diminta mengisi form data pendukung eksperimen seperti pada
Lampiran.
3. Setelah semua persiapan selesai, Subjek pertama-tama diukur berat dan tinggi
tubuhnya dengan menggunakan timbangan berat badan yang terintegrasi
dengan pengukur tinggi tubuh, alas kaki subjek dilepas sebelum ditimbang,
untuk menjaga kebersihan permukaan timbangan, dan keakuratan hasil
pengukuran berat tubuh.
4. Kemudian, dilakukanlah pengukuran terhadap dimensi panjang dari lengan
bawah, lengan atas, dan batang tubuh. Pengukuran panjang lengan bawah
dilakukan dari siku ke pergelangan tangan, pengukuran panjang lengan atas
dilakukan dari bahu ke siku, sementara pengukuran panjang batang tubuh
dilakukan dari tengkuk ke lumbar.
5. Sebelum subjek diminta menjalankan eksperimen, subjek diberitahu terlebih
dahulu mengenai metode pengangkatan yang digunakan dengan cara
memperlihatkan foto postur pengangkatan dengan metode squat lift, one knee
lift, atau stoop lift, berikut dengan posisi lengan bawah, lengan atas, dan
batang tubuh. Selain itu, subjek juga diberitahu mengenai banyaknya
pengangkatan yang ditetapkan, beserta kedua letak posisi objek. Subjek
diinstruksikan pula agar tidak terburu-buru dalam mengangkat,
memindahkan, dan menurunkan batang handle dinamometer.
6. Subjek diminta berdiri 20 cm di belakang batang handle dinamometer yang
akan diangkat, sesaat sebelum eksperimen dijalankan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 70
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
7. Subjek diminta memposisikan handle dinamometer sejauh 35 cm di depan
tubuhnya, dengan ketinggian 50 cm dari lantai.
8. Subjek diminta bersiap mengangkat objek angkat dengan postur yang
ditentukan. Sudut-sudut antar tiap bagian tubuh subjek diatur dengan bantuan
goniometer.
9. Dinamometer dinyalakan dengan menekan tombol On/Off.
10. Setelah itu, subjek diberi aba-aba untuk memulai aktivitas pengangkatan.
11. Setiap selesai melaksanakan pengangkatan dengan tenaga maksimal, nilai
kekuatan angkat maksimum yang tertera pada dinamometer
didokumentasikan dengan dicatat setelah sebelumnya tombol max ditekan
untuk menyimpan hasil pengukuran kekuatan angkat maksimum.
12. Setelah 3 kali pengangkatan, subjek diminta untuk berhenti.
13. Kemudian, subjek diminta untuk segera mengisi kuesioner Nordic Body Map.
14. Terakhir, subjek diberi tanda terima kasih atas partisipasinya dalam penelitian
ini.
Data terkait eksperimen tersebut dicatat dalam formulir data pendukung
praktikum pada Lampiran untuk memudahkan rekapitulasi dan pengolahan data lebih
lanjut dengan menggunakan metode Chaffin’s’s Planar Static Model, maupun
ANOVA.
3.3.8. Penentuan Alat Ukur
Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian eksperimental ini antara lain
adalah meteran gulung untuk mengukur segala dimensi panjang tubuh, dinamometer
pull untuk menghitung berat angkat maksimum, timbangan untuk mengukur berat
badan subjek (berguna dalam pengolahan data dengan Metode Chaffin’s Planar
Static Model), serta goniometer untuk mengukur sudut yang terbentuk pada
persendian pada suatu postur angkat manual. Selain itu, sebagai alat untuk mengukur
tingkat kenyamanan subjek, dipakailah kuesioner Nordic Body Map.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 71
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 3.12. Contoh Kuesioner Nordic Body Map (Savitri et al., 2012)
3.3.9. Rekapitulasi Data Eksperimen
Data hasil eksperimen (y) berupa kenyamanan pengangkatan dan berat
maksimum yang bisa diangkat nantinya akan direkapitulasi ke dalam tabel 3.7.
Tabel 3.7. Tabel Rekapitulasi Data Hasil Eksperimen
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-Keras-
Diameter Kecil
Jumlah
Rata-Lunak-
Diameter Kecil
Jumlah
Tak Rata-Lunak-
Diameter Besar
Jumlah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 72
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Taraf-taraf faktor dengan arsiran kuning menyatakan faktor metode
pengangkatan, pada analisa ANOVA dilambangkan dengan huruf M. Taraf-taraf
faktor dengan arsiran hijau menunjukkan faktor jenis handling, pada analisa
ANOVA dilambangkan dengan huruf H. Sementara itu, taraf-taraf faktor dengan
arsiran jingga menunjukkan faktor posisi tangan, pada analisa ANOVA
dilambangkan dengan huruf P.
3.3.10. Penentuan Kebutuhan Data untuk Metode Chaffin’s Planar Static Model
Analisis faktor-faktor terkait metode pengangkatan dalam penelitian ini tidak
hanya dilakukan dari segi eksperimen, tetapi juga dari segi perhitungan teoritis
dengan menggunakan metode Chaffin’s Planar Static Model. Model Chaffin’s
Planar Static Model membutuhkan beberapa data yang harus diukur untuk setiap
postur metode pengangkatan manual adalah sebagai berikut:
1. Sudut upper arm.
2. Sudut trunk.
3. Sudut fore arm.
4. Panjang upper arm.
5. Panjang trunk.
6. Panjang fore arm.
7. Berat upper arm.
8. Berat trunk.
9. Berat fore arm.
10. COM upper arm.
11. COM trunk.
12. COM fore arm.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 73
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 3.13. Ilustrasi Sederhana dari Sudut-Sudut Utama dalam Chaffin’s
Planar Static Model (Prabowo, 2008)
Perlu diperhatikan bahwa sudut thigh dan shank yang ditunjukkan pada
gambar 3.13 tidak terlalu diperhatikan dalam perhitungan Chaffin’s Planar Static
Model dalam penelitian ini, karena fokus analisis Chaffin’s Planar Static Model pada
penelitian ini hanyalah sampai pada mengukur gaya tekan pada L5/S1.
3.4. Tahap Pengolahan Data
3.4.1. Pengolahan Data Eksperimen
Data-data yang telah dikumpulkan melalui proses eksperimen akan diolah
lebih lanjut ke dalam tabel 3.8, 3.9, 3.10, dan 3.11. Selanjutnya, akan dilakukan
perhitungan dengan bantuan tabel 3.8, 3.9, 3.10, dan 3.11 untuk mencari Jumlah
Kuadrat tiap faktor atau kombinasi faktor, dimana tiap Jumlah Kuadrat itu nantinya
akan diolah dalam tabel 3.12, untuk mencari nilai F tiap faktor atau kombinasi faktor.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 74
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 3.8. Tabel Rekapitulasi Data M x H x P
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-
Keras-
Diameter
Kecil
Rata-
Lunak-
Diameter
Kecil
Tak Rata-
Lunak-
Diameter
Besar
Tabel 3.9. Tabel Rekapitulasi Data M x H
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Rata-
Keras-
Diameter
Kecil
Rata-
Lunak-
Diameter
Kecil
Tak Rata-
Lunak-
Diameter
Besar
Tabel 3.10. Tabel Rekapitulasi Data M x P
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A
Posisi B
Tabel 3.11. Tabel Rekapitulasi Data H x P
Posisi A Posisi B
Rata-Keras-
Diameter Kecil
Rata-Lunak-
Diameter Kecil
Tak Rata-Lunak-
Diameter Besar
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 75
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 3.12. Tabel Rekapitulasi Perhitungan Nilai F
Sumber Variansi dk JK KR F
Rata-rata 1 Ry JKT/1 -
Perlakuan
M m-1 JKM JKM/(m-1) KRM/KRG
H h-1 JKH JKH/(h-1) KRH/KRG
P p-1 JKP JKP/(p-1) KRP/KRG
MH (m-1)(h-1) JK(MH) JK(MH)/[(m-1)(h-1)] KRMH/KRG
HP (h-1)(p-1) JK(HP) JK(HP)/[(h-1)(p-1)] KRHP/KRG
MP (m-1)(p-1) JK(MP) JK(MP)/[(m-1)(p-1)] KRMP/KRG
MHP (m-1)(h-1)(p-1) JK(MHP) JK(MHP)/[(m-1)(h-1)(p-1)] KRMHP/KRG
Galat mhp(n-1) JKG JKG/[mhp(n-1)] -
Jumlah mhpn JKT - -
Hasil penelitian berupa kenyamanan pengangkatan dan berat angkat
maksimal akan diolah secara terpisah, tetapi dengan metode perhitungan ANOVA
yang sama. Data kenyamanan pengangkatan merupakan data numerik, yang
menunjukkan seberapa besar tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan subjek setelah
melakukan eksperimen pengangkatan. Data ketidaknyamanan ini didapatkan dari
kuesioner Nordic Body Map yang diisi oleh subjek setelah melakukan eksperimen
pengangkatan. Sementara itu, data berat angkat maksimal dinyatakan pula dalam
bentuk numerik, dan dihitung dalam satuan kg.
Sementara itu, berikut ini adalah rumus perhitungan jumlah kuadrat untuk
mencari nilai-nilai dalam tabel 3.12:
∑Y2 = yijkl
2+ yijkl
2+…+ yijkl2 [nilai y per replikasi]……..(25)
Ry = ………..(26) ∑ ∑ ∑ ∑ ………..(27) ∑ ………..(28) ∑ ………..(29) ∑ ………..(30) ∑ ………..(31)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 76
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
∑ ………..(32) ∑ ………..(33) ∑ ………..(34)
JKG = JKT-Ry-JKM-JKH-JKP-JK(MH)-JK(HP)-JK(MP)-JK(MHP) ………..(35)
Berdasarkan nilai F yang berhasil dihitung untuk setiap perlakuan, maka
dapat disimpulkan perlakuan dengan faktor dan/atau interaksi faktor mana saja yang
berpengaruh signifikan terhadap nilai y, dimana terdapat dua macam nilai y dalam
penelitian ini, yakni kenyamanan pengangkatan, dan berat angkat maksimal. Dengan
demikian, dapat dibuktikan hipotesis mana saja yang diterima dan ditolak. Adapun
penentuan penerimaan/penolakan hipotesis tersebut didapat dengan membandingkan
F hitung setiap perlakuan dengan nilai kritis f dari tiap perlakuan, dengan v1 berupa
df perlakuan terkait, dan v2 berupa df galat. Bilamana hasil F hitung lebih besar dari
nilai kritis f (α = 0,05), maka H1 diterima, dan H0 ditolak, sehingga terdapat pengaruh
signifikan faktor atau interaksi faktor dengan nilai y. Bila nilai F hitung lebih kecil
daripada nilai kritis f, maka tidak terdapat pengaruh signifikan faktor atau interaksi
faktor dengan nilai y. Nilai kritis f didapatkan dari tabel nilai kritis distribusi F.
Setelah itu, dilakukanlah uji after ANOVA untuk menentukan rataan berat
angkat maksimal maupun rataan kenyamanan pengangkatan yang berbeda signifikan
untuk setiap taraf faktor pada setiap faktor yang berpengaruh signifikan. Untuk itu,
dilakukanlah Uji Tukey. Uji Tukey dipilih diantara uji after ANOVA lainnya, karena
memiliki tingkat keesktreman yang tinggi. Artinya, jika hasil dengan uji Tukey
menunjukkan hasil dua rata-rata populasi berbeda nyata, maka dengan uji lain
hasilnya pun juga akan sama (Yanto, 2012). Sehingga, hasil akhir pengolahan data
ini ialah faktor atau interaksi faktor yang berpengaruh signifikan bagi kenyamanan
angkat dan berat angkat maksimum, serta taraf-taraf faktor yang berbeda secara
signifikan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 77
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
3.4.2. Pengolahan Data Metode Chaffin’s Planar Static Model
Metode Chaffin’s Planar Static Model ini berfungsi untuk menghitung gaya
kompresi yang dialami oleh bagian lumbar (L5/S1) saat pengangkatan manual.
Analisis Chaffin’s Planar Static Model ini akan dilakukan untuk setiap perlakuan
yang dibentuk dari kombinasi taraf-taraf faktor yang diperhitungkan. Terdapat
beberapa tahap perhitungan dengan rumus-rumus di setiap tahapannya sebagai
berikut:
1. Perhitungan gaya reaksi (elbow).
∑F=0
RE-WFA-Wload=0
2. Perhitungan momen reaksi (elbow).
∑M=0
ME-Wload(LFA)cosθFAo-WFA(COMFA)cosθFA
o+RE(0)=0
3. Perhitungan gaya reaksi (shoulder).
∑F=0
RS-RE’-WUA=0
4. Perhitungan momen reaksi (shoulder).
∑M=0
MS-ME’-RE’(LUA)cosθUAo-WUA(COMFA)cosθUA
o+RS(0)=0
5. Perhitungan gaya reaksi (hip).
∑F=0
RH-2RS’-WT=0
6. Perhitungan nilai sudut α
β = -17.5-0.12T+0.23K+0.0012TK+0.005T2-0.00075K
2
α = β + 40o
7. Perhitungan momen reaksi pada L5/S1 dan Tekanan Perut (PA).
∑M=0
MH-2MS’-2RS’(LT)cos(θH+α)o-WT(COMT)cos(θH+α)o
+RT(0)=0
PA = 10-4
[43-0,36(180-θH)](ML5/S1 External)1,8
8. Perhitungan nilai Gaya Tekan Perut (FA) dan Gaya Otot Lumbar (FM)
FA = PA x A [dalam N/cm2]
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 78
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
FM = (ML5/S1 External-D x FA)/E
9. Perhitungan nilai Compression Force (FC) dan Gaya Gesek pada Lumbar (FS)
FC = cos α mgHAT + cos α mgload - FA + FM
FS = sin α mgHAT + sin α mgload
Nilai Compression Force yang telah dihitung kemudian dibandingkan dengan
nilai ambang batas Compression Force yang aman bagi bagian lumbar (L5/S1),
yakni 3400 N (Chaffin & Anderson, 1984). Batas nilai Compression Force sebesar
3400 N menunjukkan kondisi pengangkatan yang aman. Nilai compression force
sebesar 3400 N ini juga didasari oleh pernyataan yang dikeluarkan NIOSH mengenai
batas gaya tekan pada lumbar yang direkomendasikan, yakni 3400 N (Chaffin &
Anderson, 1984). Selain itu juga didapatkan gaya gesekan pada lumbar (L5/S1) yang
dikenal dengan istilah shear force. Nilai shear force ini sebanding dengan nilai
compression force, sehingga analisis dari pengolahan data ini akan dititikberatkan
pada compression force saja.
3.5. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data ini secara garis besar terbagi atas dua macam analisis,
yakni analisis dengan pendekatan metode biomekanika, dan dengan pendekatan
eksperimen. Analisis dengan pendekatan metode biomekanika pertama-tama
dilakukan dengan melihat hasil perhitungan nilai Compression Force dari
perhitungan dengan Metode Chaffin’s Planar Static Model pada tiap perlakuan.
Setelah itu, dilakukan analisis perbandingan perlakuan-perlakuan yang aman dan
tidak, menurut Metode Chaffin’s Planar Static Model, sehingga dapat dilihat seperti
apa metode angkat dan posisi tangan yang aman untuk pengangkatan suatu jenis
handling dengan kekuatan angkat maksimal subjek. Analisis perbandingan tersebut
pertama-tama dilakukan dengan menghitung nilai compression force murni dengan
cara membagi nilai compression force yang telah didapat dengan weight load.
Tujuannya adalah untuk mengeliminasi faktor weight load pada nilai compression
force, sehingga didapatkan nilai compression force yang lebih objektif untuk
dibandingkan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 79
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Analisis dengan pendekatan eksperimen akan melihat faktor dan kombinasi
faktor mana saja yang berpengaruh terhadap performa dan kenyamanan kerja,
dimana performa kerja dinyatakan dalam berat angkat maksimum, dan kenyamanan
kerja berdasarkan skor ketidaknyamanan yang didapatkan dari Kuesioner Nordic
Body Map yang diisi oleh subjek segera setelah menjalani eksperimen. Berdasarkan
hasil dari kedua eksperimen dengan variebel dependen (y) yang berbeda itu, maka
dapat dilihat faktor-faktor dan/atau kombinasi faktor mana saja yang dapat
mempengaruhi suatu aktivitas pengangkatan manual, baik dari segi kenyamanannya,
maupun dari segi performa kerja. Di samping itu, secara khusus perlu juga dilihat
efek dari metode pengangkatan dan faktor lainnya, serta interaksi antar mereka
sebagai salah satu fokus utama penelitian terkait usulan yang akan diberikan nantinya
dengan menggunakan regresi. Perlu diperhatikan bahwa faktor dan tarf faktor yang
dianalisis hanya yang dikatakan berbeda signifikan.
Setelah itu, perlu dilakukan analisis terkait dua pendekatan yang berbeda ini.
Mengingat analisis pendekatan metode biomekanika menghasilkan output berupa
perlakuan serta kondisi kerja yang aman, dan analisis dengan pendekatan
eksperimental menghasilkan faktor-faktor yang mempengaruhi performa dan
kenyamanan kerja serta pengaruhnya, maka analisis gabungan dari dua pendekatan
ini akan dilakukan untuk membuat usulan terkait kondisi dan metode pengangkatan
manual yang aman, nyaman, dan produktif bagi para pelaku pengangkatan manual.
3.6. Kesimpulan dan Saran
Hasil dari analisis yang berupa usulan-usulan mengenai kondisi serta metode
pengangkatan manual yang aman, nyaman, dan produktif bagi para pelaku
pengangkatan manual tersebut kemudian disimpulkan ke dalam poin-poin penting.
Setelah itu, dengan mengevaluasi segala keterbatasan yang dimiliki oleh penelitian
ini, akan ditentukan saran-saran yang diperlukan terkait hasil penelitian mengenai
aktivitas pengangkatan manual ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 80
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
PERSIAPAN PENELITIAN
Studi Lapangan Awal
Studi Literatur
Perumusan Latar
Belakang Penelitian
Perumusan Masalah
Penelitian
Penentuan Tujuan
Penelitian
Penentuan Batasan
Penelitian
Penegasan Posisi
Penelitian
STUDI PUSTAKA
BiomekanikaFisiologi Tubuh
Manusia
Nordic Body MapDesain Eksperimen
Konsep Dasar
Ergonomi
Manual Material
Handling
Metode ChaffinMetode NIOSH
Melakukan Observasi
Lapangan
Penentuan Subjek
Penelitian
Penentuan Jenis
Penelitian
Penentuan Faktor dan
Taraf Faktor, serta
Hipotesis
Penentuan Rencana
Penelitian
PENGUMPULAN DATA
Pelaksanaan
Eksperimen
Menetapkan Teknis
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data
Chaffin’s Planar Static Model
Pengumpulan Data Eksperimen
(Kenyamanan Pengangkatan, dan Berat
Angkat Maksimum)
Perumusan Model
Penelitian
A
Pengumpulan Data Berat
dan Tinggi Tubuh
Gambar 3.14. Bagan Metodologi Penelitian Secara Keseluruhan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 81
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Uji ANOVA Berat Angkat Maksimum
Chaffin’s Planar Static Model
PENGOLAHAN DATA
Perhitungan Keadaan Tiap Perlakuan dengan
Pendekatan Metode Biomekanika
Input Data Chaffin’s Planar Static Model
ANALISIS DATA
KESIMPULAN DAN SARAN
Perhitungan Pengaruh Faktor
Eksperimen
Input data Berat Angkat Maksimum
Pendekatan Metode Biomekanika Pendekatan Eksperimental
1
3 5
Penentuan taraf faktor yang berbeda signifikan dari
faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi
Berat Angkat Maksimum
4
Analisis Grafik
perbandingan rataan
berat angkat
maksimum pada tiap
taraf faktor terkait.
Analisis Grafik
perbandingan rataan
waktu pengangkatan
pada tiap taraf faktor
terkait.
Perhitungan Compression Force
dibagi dengan Load Weight
Analisis Grafik
perbandingan rataan
Compression Force
pada tiap taraf
metode angkat.
Analisis
Perbandingan
panjang lengan gaya
tiap metode angkat.
Menghitung Korelasi faktor-faktor signifikan
terhadap berat angkat maksimum dan
kenyamanan pengangkatan.
Analisis Gabungan untuk Menentukan Metode angkat, posisi tangan, dan jenis handling yang
dianjurkan
A
Compression &
Shear Force
Faktor-faktor yang secara
signifikan mempengaruhi Berat
Angkat Maksimum
Faktor-faktor yang
secara signifikan
mempengaruhi Berat
Angkat Maksimum
Faktor-faktor yang secara
signifikan mempengaruhi
Kenyamanan
Pengangkatan
Compression &
Shear Force
Compression Force
Murni
Melakukan Uji ANOVA ulang dengan
mempertimbangkan BMI sebagai kovarian
Data
Berat dan
Tinggi
Tubuh
Faktor-faktor yang secara
signifikan mempengaruhi
Berat Angkat Maksimum
Faktor-faktor yang secara
signifikan mempengaruhi
Kenyamanan Pengangkatan
Rumusan
Korelasi
Regresi
Dummy
Uji ANOVA Kenyamanan Pengangkatan
Input data Kenyamanan Pengangkatan
4 6
Penentuan taraf faktor yang berbeda signifikan dari
faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi
Kenyamanan Pengangkatan
Faktor-faktor yang secara
signifikan mempengaruhi
Kenyamanan Pengangkatan
Gambar 3.14. Bagan Metodologi Penelitian Secara Keseluruhan (Lanjutan)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 82
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 3.15. Bagan Metodologi Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model
2
Membuat Tabel Rekapitulasi M x H x P
Membuat Tabel Rekapitulasi M x H
Membuat Tabel Rekapitulasi M x P
Membuat Tabel Rekapitulasi H x P
Menghitung df Tiap Perlakuan
Menghitung Jumlah Kuadrat Tiap Perlakuan
5
Menghitung Kuadrat Rataan Tiap Perlakuan
Menghitung Nilai F Tiap Perlakuan
Membandingkan Nilai F hitung dengan F
tabel pada α = 0,05
Menyimpulkan Faktor-faktor yang
mempengaruhi berat maksimal pengangkatan
Melakukan Uji Tukey
Gambar 3.16. Bagan Metodologi Perhitungan Desain Eksperimen dengan
Variabel Dependen Berupa Berat Pengangkatan Maksimum
1
Perhitungan Gaya Reaksi (Elbow)
4
Perhitungan Momen Reaksi (Elbow)
Perhitungan Gaya Reaksi (Shoulder)
Perhitungan Momen Reaksi (Shoulder)
Perhitungan Gaya Reaksi (Hip)
Perhitungan Nilai Sudut a
Perhitungan Momen pada L5/S1 dan
Tekanan Perut
Perhitungan Compression Force dan
Shear Force
Perhitungan Gaya Tekan Perut dan
Gaya Otot L5/S1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 83
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
3
Membuat Tabel Rekapitulasi M x H x P
Membuat Tabel Rekapitulasi M x H
Membuat Tabel Rekapitulasi M x P
Membuat Tabel Rekapitulasi H x P
Menghitung df Tiap Perlakuan
Menghitung Jumlah Kuadrat Tiap Perlakuan
6
Menghitung Kuadrat Rataan Tiap Perlakuan
Menghitung Nilai F Tiap Perlakuan
Membandingkan Nilai F hitung dengan F
tabel pada α = 0,05
Menyimpulkan Faktor-faktor yang
mempengaruhi kenyamanan pengangkatan
Melakukan Uji Tukey
Gambar 3.17. Bagan Metodologi Perhitungan Desain Eksperimen dengan
Variabel Dependen Berupa Kenyamanan Pengangkatan
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
84
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab Pengumpulan dan pengolahan data dalam laporan penelitian ini secara
garis besar akan terbagi menjadi dua bagian utama, yakni pengumpulan dan
pengolahan data eksperimen, serta pengumpulan dan pengolahan data untuk
perhitungan Metode Chaffin’s Planar Static Model.
Subbab mengenai penelitian pendahuluan akan menjabarkan hasil
rekapitulasi data yang didapat dari penelitian pendahuluan, dimana penelitian
pendahuluan yang dilakukan berupa penyebaran kuesioner kepada para karyawan
toko yang diperkirakan cenderung melakukan aktivitas pengangkatan objek secara
manual, serta berupa pengamatan di lapangan terhadap aktivitas pengangkatan objek
secara manual yang dilakukan oleh masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian
pendahuluan ini, maka akan didapatkan dasar yang lebih kuat untuk penentuan
faktor-faktor dan taraf faktor yang akan diterapkan dalam eksperimen.
Subbab mengenai eksperimen terbagi menjadi dua bagian besar. Bagian
pertama akan memuat rekapitulasi mengenai hasil-hasil eksperimen, seperti berat
angkat maksimal dan kenyamanan pengangkatan untuk semua perlakuan dan semua
Observasi percobaan, serta rekapitulasi data pelengkap seperti gangguan fisik yang
sedang diderita oleh subjek penelitian. Sementara itu, bagian kedua akan membahas
tentang pengolahan data hasil eksperimen berupa berat angkat maksimal dan
kenyamanan pengangkatan dengan menggunakan ANOVA. Pada bagian ini juga
akan dibahas perhitungan post hoc test ANOVA. Hasil dari perhitungan ANOVA
dan post hoc test ANOVA tersebut akan diinterpretasikan untuk mengetahui faktor
mana saja yang signifikan mempengaruhi variabel dependen berupa berat angkat
maksimal dan kenyamanan pengangkatan, dan taraf faktor mana saja yang berbeda
signifikan terhadap variabel dependen tersebut.
Kemudian, subbab mengenai Metode Chaffin’s Planar Static Model pertama-
tama akan memaparkan rekapitulasi data-data yang dibutuhkan untuk perhitungan
84
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 85
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
gaya tekan pada L5/S1 dengan metode ini, seperti misalnya data berat dan tinggi
tubuh, serta data berat maksimal yang diangkat subjek. Kemudian akan diilustrasikan
pula tentang sudut-sudut tubuh dari kondisi pengangkatan yang ditetapkan dalam
penelitian ini, kemudian akan Setelah itu, data-data yang dibutuhkan tersebut akan
diolah sehingga siap untuk dimasukkan ke dalam perhitungan Chaffin’s Planar Static
Model. Hasil akhirnya adalah berupa rekapitulasi gaya tekan pada bagian L5/S1
untuk setiap kombinasi perlakuan.
4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data Eksperimen
4.1.1. Pengumpulan Data Eksperimen
Tabel 4.1. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum (dalam Satuan kg)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-
Keras-
Ø Kecil
21 27 16 27 21 24
20 27 18 26 23 23
17 28 18 24 19 24
Jumlah 58 82 52 77 63 71
Rata-
Lunak-
Ø Kecil
25 36 18 25 19 25
20 28 19 35 12 26
16 33 16 15 20 38
Jumlah 61 97 53 75 51 89
Tak
Rata-
Lunak-
Ø Besar
18 14 12 26 13 28
25 28 33 29 16 27
19 24 30 24 15 26
Jumlah 62 66 75 79 44 81
Tabel 4.1 berisikan hasil eksperimen berupa berat angkat maksimum untuk
setiap kombinasi perlakuan dari 3 faktor yang diteliti. Adapun angka-angka di dalam
tabel tersebut diambil dari hasil pengukuran dinamometer push/pull. Angka berat
angkat maksimum dipilih dari angka pengukuran dinamometer push/pull yang
terbesar diantara tiga kali pengangkatan dinamometer tersebut oleh masing-masing
subjek penelitian.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 86
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.2. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan (Satuan Skor
Kenyamanan Angkat)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-
Keras-
Ø Kecil
100 100 97 99 100 95
89 100 99 106 102 102
101 100 96 108 98 102
Jumlah 290 300 292 313 300 299
Rata-
Lunak-
Ø Kecil
89 104 90 99 89 101
98 88 65 101 89 100
103 85 104 105 80 94
Jumlah 290 277 259 305 258 295
Tak
Rata-
Lunak-
Ø Besar
103 108 103 71 81 99
91 97 85 91 99 69
75 92 102 85 89 104
Jumlah 269 297 290 247 269 272
Sementara itu, data kenyamanan pengangkatan didapatkan berdasarkan rating
isian pada kuesioner Nordic Body Map, dimana dipakai ketentuan penilaian sebagai
berikut:
1. Setiap tanda centang (√) pada kolom A diberi nilai 4.
2. Setiap tanda centang (√) pada kolom B diberi nilai 3.
3. Setiap tanda centang (√) pada kolom C diberi nilai 2.
4. Setiap tanda centang (√) pada kolom D diberi nilai 1.
Maka dalam rumusan perhitungan skor Nordic Body Map, dapat dikatakan
bahwa A, B, C, dan D adalah suatu konstanta, dengan nilai masing-masing secara
berurutan sebesar 4, 3, 2, 1. Untuk setiap kombinasi taraf faktor, subjek akan mengisi
kuesioner tersebut secara lengkap. Berdasarkan hal tersebut, dijumlahkanlah nilai-
nilai dari semua baris kuesioner sehingga didapatkan nilai kenyamanan
pengangkatan seperti yang tertera dalam tabel 4.2.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 87
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 4.1. Kuesioner Nordic Body Map dalam Penelitian ini
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 88
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Contoh perhitungan nilai kenyamanan pengangkatan dari gambar 4.1 adalah
sebagai berikut: [nA, nB, nC, dan nD menunjukkan jumlah tanda centang untuk tiap
tingkat keluhan terkait]
Nilai Kenyamanan = (nA x A) + (nB x B) + (nC x C) + (nD x D)……….(36)
= (4 x A) + (6 x B) + (13 x C) + (5 x D)
= (4 x 4) + (6 x 3) + (13 x 2) + (5 x 1)
= 16 + 18 + 26 + 5
= 65
Maka, nilai kenyamanan pengangkatan untuk kuesioner Nordic Body Map
pada gambar 4.1 adalah 65. Sebagai catatan, kombinasi perlakuan untuk
pengangkatan dengan nilai kenyamanan sebesar 65 ini adalah metode angkat One
Knee Lift, posisi tangan A, serta jenis handle dengan permukaan rata – lunak –
berdiameter kecil.
4.1.2. Pengolahan Data Eksperimen
Pengolahan data eksperimen disesuaikan dengan metode pengolahan
ANOVA tiga faktor full factorial seperti biasa, sebagaimana yang dituliskan dalam
Bab 3.
4.1.2.1. Pengolahan Data Eksperimen Berat Angkat Maksimum
Pengolahan data eksperimen ini diawali dengan pembuatan tabel rekapitulasi
dari data eksperimen berat angkat maksimum, seperti yang ditunjukkan pada tabel
4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan
Observasi (Satuan kg)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-Keras-Ø
Kecil 58 82 52 77 63 71
Rata-Lunak- Ø
Kecil 61 97 53 75 51 89
Tak Rata-
Lunak- Ø Besar 62 66 75 79 44 81
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 89
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.4. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan
Observasi untuk Faktor M x H (Satuan kg)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Rata-Keras-Ø Kecil 140 129 134
Rata-Lunak- Ø Kecil 158 128 140
Tak Rata-Lunak- Ø Besar 128 154 125
Tabel 4.5. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan
Observasi untuk Faktor M x P (Satuan kg)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A 181 180 158
Posisi B 245 231 241
Tabel 4.6. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan
Observasi untuk Faktor H x P (Satuan kg)
Posisi A Posisi B
Rata-Keras-Ø Kecil 173 230
Rata-Lunak- Ø Kecil 165 261
Tak Rata-Lunak- Ø Besar 181 226
Setelah itu, dilakukanlah rekapitulasi data pengangkatan antar dua faktor,
sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 4.4, 4.5, dan 4.6. Kemudian, dimulailah
perhitungan-perhitungan sebagai berikut:
∑Y2 = 21
2 + 20
2 + … + 262
= 30316
Ry = =28290,67
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 90
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
JK(MH) = J(MH)-JKM-JKH = 187,67 - 20,33 - 16,78 = 150,56
JK(HP) = J(HP)-JKH-JKP = 821,78 – 16,78 – 726 = 79
JK(MP) = J(MP)-JKM-JKP = 775,11 – 20,33 – 726 = 28,78
JK (MHP) = JKT – JKM – JKH – JKP – JK(MH) – JK(HP) – JK(MP)
= 1169,33–20,33–16,78–726–150,56–79–28,78
= 147,89
JKG = ∑Y2-Ry-JKM-JKH-JKP-JK(MH)-JK(HP)-JK(MP)-JK(MHP)
= 30316–28290,67-20,33–16,78–726–150,56–79–28,78-147,89
= 856
Maka, didapatkanlah tabel rekapitulasi perhitungan nilai F sebagaimana
ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen Berat
Angkat Maksimum
Sumber Variansi dk JK KR F
Hitung F Tabel Hipotesis
Rata-rata 1.00 28290.67 28290.67 -
Perlakuan
M 2.00 20.33 10.17 0.43 3.26 H0 Terima
H 2.00 16.78 8.39 0.35 3.26 H0 Terima
P 1.00 726.00 726.00 30.53 4.11 H0 Tolak
MH 4.00 150.56 37.64 1.58 2.63 H0 Terima
HP 2.00 79.00 39.50 1.66 3.26 H0 Terima
MP 2.00 28.78 14.39 0.61 3.26 H0 Terima
MHP 4.00 147.89 36.97 1.55 2.63 H0 Terima
Galat 36.00 856.00 23.78 -
Jumlah 54.00 30316.00 - -
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 91
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Hasil terakhir dari uji ANOVA adalah ditolak atau diterimanya hipotesis nol
(H0) untuk setiap faktor dan interaksi faktor. Dalam uji ANOVA, H0 ditolak
bilamana nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F pada tabel, untuk
derajat kebebasan yang sama. Bilamana H0 ditolak, berarti faktor atau interaksi
faktor terkait menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel dependen yang
diteliti. Sebaliknya, bila H0 ditolak, maka faktor atau interaksi faktor terkait tidak
menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel dependen yang diteliti.
1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3
Untuk faktor metode angkat, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 0,43, lebih
kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26. Maka, H0 yang diuji diterima,
dan faktor metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel
respon berat angkat maksimal.
2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3
Untuk faktor jenis handling, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 0,35, lebih
kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26. Maka, H0 yang diuji diterima,
dan faktor jenis handling dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel
respon berat angkat maksimal.
3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}
dengan k = 1,2
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 92
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Untuk faktor posisi tangan, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 30,53, lebih
besar nominalnya daripada F tabel [1,36] sebesar 4,11. Maka, H0 yang diuji ditolak,
dan faktor posisi tangan dapat dikatakan menimbulkan efek yang signifikan bagi
variabel respon berat angkat maksimal.
4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3
Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai F hitung yang
dihasilkan adalah 1,58, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [4,36] sebesar 2,63.
Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling
dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon berat
angkat maksimal.
5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3, k = 1,2
Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai F hitung yang
dihasilkan adalah 1,66, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26.
Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan
dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon berat
angkat maksimal.
6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, k = 1,2
Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai F hitung yang
dihasilkan adalah 0,61, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 93
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan
dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon berat
angkat maksimal.
7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi
Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2
Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai F hitung yang
dihasilkan adalah 0,61, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26.
Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat, jenis handling,
dan posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi
variabel respon berat angkat maksimal.
Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi secara signifikan berat angkat
maksimal adalah faktor posisi tangan.
Analisis ANOVA ini juga dilakukan dengan bantuan software SPSS. Tabel-
tabel berikut ini menunjukkan hasil analisis ANOVA dengan bantuan software SPSS.
Tabel 4.8. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen Berat
Angkat Maksimum Menurut Software SPSS
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Beban_Maksimal
Source Type III Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model 1169.333a 17 68.784 2.893 .004
Intercept 28290.667 1 28290.667 1189.794 .000
Jenis_Handling 16.778 2 8.389 .353 .705
Metode_Angkat 20.333 2 10.167 .428 .655
Posisi_Tangan 726.000 1 726.000 30.533 .000
Jenis_Handling *
Metode_Angkat
150.556 4 37.639 1.583 .200
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 94
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.8. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen Berat
Angkat Maksimum Menurut Software SPSS (Lanjutan)
Jenis_Handling *
Posisi_Tangan
79.000 2 39.500 1.661 .204
Metode_Angkat *
Posisi_Tangan
28.778 2 14.389 .605 .551
Jenis_Handling *
Metode_Angkat *
Posisi_Tangan
147.889 4 36.972 1.555 .207
Error 856.000 36 23.778
Total 30316.000 54
Corrected Total 2025.333 53
a. R Squared = .577 (Adjusted R Squared = .378)
Hasil terakhir dari uji ANOVA dengan memakai software SPSS adalah
ditolaknya H0 bilamana nilai signifikansi (Sig.) hasil perhitungan lebih kecil dari
pada nilai α, yakni sebesar 0,05 pada penelitian ini.. Bilamana H0 ditolak, berarti
faktor atau interaksi faktor terkait menimbulkan efek yang signifikan terhadap
variabel dependen yang diteliti. Sebaliknya, bila H0 ditolak, maka faktor atau
interaksi faktor terkait tidak menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel
dependen yang diteliti. Implikasinya mirip dengan perhitungan ANOVA secara
manual.
1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3
Untuk faktor metode angkat, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,655, lebih
besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor
metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat
angkat maksimal.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 95
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3
Untuk faktor jenis handling, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,705, lebih
besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor
jenis handling dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat
angkat maksimal.
3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}
dengan k = 1,2
Untuk faktor posisi tangan, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,000, lebih
kecil nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji ditolak, dan faktor
posisi tangan dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon
berat angkat maksimal.
4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3
Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,200, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal.
5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3, k = 1,2
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 96
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,204, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal.
6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, k = 1,2
Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,551, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal.
7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi
Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2
Untuk interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan, nilai
Sig. yang dihasilkan adalah 0,207, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05.
Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat, jenis handling,
dan posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat
angkat maksimal.
Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi secara signifikan berat angkat
maksimal adalah faktor posisi tangan. Hasil yang dikeluarkan oleh software SPSS ini
sama dengan hasil perhitungan uji ANOVA secara manual.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 97
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.9. Rekapitulasi Pengaruh Faktor dan Interaksi Faktor bagi Variabel
Berat Angkat Maksimum
Faktor & Interaksi
Faktor
Hasil Perhitungan
Manual
Hasil
Perhitungan
Software SPSS
Pengaruh bagi Berat
Angkat Maksimum
Metode Angkat (M) H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
Jenis Handling (H) H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
Posisi Tangan (P) H0 Tolak H0 Tolak Signifikan Mempengaruhi
M*H H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
H*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
M*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
M*H*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
4.1.2.2. Pengolahan Data Eksperimen Kenyamanan Pengangkatan
Pengolahan data eksperimen ini diawali dengan pembuatan tabel rekapitulasi
data eksperimen kenyamanan pengangkatan, seperti yang ditunjukkan pada tabel
4.10 di bawah ini.
Tabel 4.10. Rekapitulasi Data Berat Kenyamanan Pengangkatan Setelah
Penjumlahan Observasi (Satuan Skor Kenyamanan Angkat)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-Keras-Ø Kecil 290 300 292 313 300 299
Rata-Lunak- Ø Kecil 290 277 259 305 258 295
Tak Rata-Lunak- Ø
Besar 269 297 290 247 269 272
Tabel 4.11. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah
Penjumlahan Observasi Faktor M x H (Satuan Skor Kenyamanan Angkat)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Rata-Keras-Ø Kecil 590 605 599
Rata-Lunak- Ø Kecil 567 564 553
Tak Rata-Lunak- Ø Besar 566 537 541
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 98
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.12. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah
Penjumlahan Observasi Faktor M x P (Satuan Skor Kenyamanan Angkat)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A 849 841 827
Posisi B 874 865 866
Tabel 4.13. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah
Penjumlahan Observasi untuk Faktor H x P (Satuan Skor Kenyamanan
Angkat)
Posisi A Posisi B
Rata-Keras-Ø Kecil 882 912
Rata-Lunak- Ø Kecil 807 877
Tak Rata-Lunak- Ø Besar 828 816
Setelah itu, dilakukanlah rekapitulasi data pengangkatan antar dua faktor,
sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 4.11, 4.11, dan 4.13. Kemudian,
dimulailah perhitungan-perhitungan sebagai berikut:
∑Y2 = 100
2 + 89
2 + … + 1042
= 490954
Ry = = 485831,19
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 99
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
JK(MH) = J(MH)-JKM-JKH = 789,82-25,15-670,37 = 94,30
JK(HP) = J(HP)-JKH-JKP = 1000,59-670,37-143,41 = 186,81
JK(MP) = J(MP)-JKM-JKP = 176,37-25,15-143,41 = 7,81
JK (MHP) = JKT – JKM – JKH – JKP – JK(MH) – JK(HP) – JK(MP)
= 1929,48–25,15–670,37-143,41-94,3-1000,59-176,37
= 801,63
JKG = ∑Y2-Ry-JKM-JKH-JKP-JK(MH)-JK(HP)-JK(MP)-JK(MHP)
= 490954–25,15–670,37-143,41-94,3-1000,59-176,37-801,63
= 3193,33
Maka, didapatkanlah tabel rekapitulasi perhitungan nilai F sebagaimana
ditunjukkan pada tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen
Kenyamanan Angkat
Sumber Variansi dk JK KR F
Hitung
F
Tabel Hipotesis
Rata-rata 1.00 485831.19 485831.19 -
Perlakuan
M 2.00 25.15 12.57 0.14 3.26 H0 Terima
H 2.00 670.37 335.19 3.78 3.26 H0 Tolak
P 1.00 143.41 143.41 1.62 4.11 H0 Terima
MH 4.00 94.30 23.57 0.27 2.63 H0 Terima
HP 2.00 186.81 93.41 1.05 3.26 H0 Terima
MP 2.00 7.81 3.91 0.04 3.26 H0 Terima
MHP 4.00 801.63 200.41 2.26 2.63 H0 Terima
Galat 36.00 3193.33 88.70 -
Jumlah 54.00 490954.00 - -
Hasil terakhir dari uji ANOVA adalah ditolak atau diterimanya hipotesis nol
(H0) untuk setiap faktor dan interaksi faktor. Dalam uji ANOVA, H0 ditolak
bilamana nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F pada tabel, untuk
derajat kebebasan yang sama. Bilamana H0 ditolak, berarti faktor atau interaksi
faktor terkait menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel dependen yang
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 100
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
diteliti. Sebaliknya, bila H0 ditolak, maka faktor atau interaksi faktor terkait tidak
menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel dependen yang diteliti.
1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3
Untuk faktor metode angkat, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 0,14, lebih
kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26. Maka, H0 yang diuji diterima,
dan faktor metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel
respon kenyamanan angkat.
2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3
Untuk faktor jenis handling, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 3,78, lebih
besar nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26. Maka, H0 yang diuji ditolak,
dan faktor jenis handling dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel
respon kenyamanan angkat.
3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}
dengan k = 1,2
Untuk faktor posisi tangan, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 1,62, lebih
kecilr nominalnya daripada F tabel [1,36] sebesar 4,11. Maka, H0 yang diuji
diterima, dan faktor posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang
signifikan bagi variabel respon kenyamanan angkat.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 101
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3
Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai F hitung yang
dihasilkan adalah 0,27, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [4,36] sebesar 2,63.
Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling
dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon
kenyamanan angkat.
5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3, k = 1,2
Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai F hitung yang
dihasilkan adalah 1,05, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26.
Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan
dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon
kenyamanan angkat.
6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, k = 1,2
Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai F hitung yang
dihasilkan adalah 0,04, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26.
Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan
dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon berat
angkat maksimal.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 102
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi
Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2
Untuk interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan, nilai
F hitung yang dihasilkan adalah 2,26, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36]
sebesar 3,26. Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat, jenis
handling, dan posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan
bagi variabel respon kenyamanan angkat.
Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi secara signifikan kenyamanan
angkat adalah faktor jenis handling.
Analisis ANOVA ini juga dilakukan dengan bantuan software SPSS. Tabel-
tabel berikut ini menunjukkan hasil analisis ANOVA dengan bantuan software SPSS.
Tabel 4.15. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen
Kenyamanan Angkat Menurut Software SPSS
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat
Source Type III Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model 2003.037a 17 117.826 1.366 .211
Intercept 484693.630 1 484693.630 5619.033 .000
Jenis_Handling 713.926 2 356.963 4.138 .024
Metode_Angkat 36.037 2 18.019 .209 .812
Posisi_Tangan 163.630 1 163.630 1.897 .177
Jenis_Handling *
Metode_Angkat
101.407 4 25.352 .294 .880
Jenis_Handling *
Posisi_Tangan
160.593 2 80.296 .931 .403
Metode_Angkat *
Posisi_Tangan
15.593 2 7.796 .090 .914
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 103
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.15. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen
Kenyamanan Angkat Menurut Software SPSS (Lanjutan)
Jenis_Handling *
Metode_Angkat *
Posisi_Tangan
811.852 4 202.963 2.353 .072
Error 3105.333 36 86.259
Total 489802.000 54
Corrected Total 5108.370 53
a. R Squared = .392 (Adjusted R Squared = .105)
Hasil terakhir dari uji ANOVA dengan memakai software SPSS adalah
ditolaknya H0 bilamana nilai signifikansi (Sig.) hasil perhitungan lebih kecil dari
pada nilai α, yakni sebesar 0,05 pada penelitian ini.. Bilamana H0 ditolak, berarti
faktor atau interaksi faktor terkait menimbulkan efek yang signifikan terhadap
variabel dependen yang diteliti. Sebaliknya, bila H0 ditolak, maka faktor atau
interaksi faktor terkait tidak menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel
dependen yang diteliti. Implikasinya mirip dengan perhitungan ANOVA secara
manual.
1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3
Untuk faktor metode angkat, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,812, lebih
besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor
metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon
kenyamanan angkat.
2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 104
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Untuk faktor jenis handling, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,024, lebih
kecil nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji ditolak, dan faktor
jenis handling dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon
kenyamanan angkat.
3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}
dengan k = 1,2
Untuk faktor posisi tangan, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,177, lebih
besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor
posisi tangan dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon
kenyamanan angkat.
4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3
Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,88, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan angkat.
5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3, k = 1,2
Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,403, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan angkat.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 105
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, k = 1,2
Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,914, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan angkat.
7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi
Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2
Untuk interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan, nilai
Sig. yang dihasilkan adalah 0,072, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05.
Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat, jenis handling,
dan posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon
kenyamanan angkat.
Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi secara signifikan kenyamanan
angkat adalah faktor jenis handling. Hasil yang dikeluarkan oleh software SPSS ini
sama dengan hasil perhitungan uji ANOVA secara manual.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 106
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.16. Rekapitulasi Pengaruh Faktor dan Interaksi Faktor bagi Variabel
Kenyamanan Angkat
Faktor & Interaksi
Faktor
Hasil Perhitungan
Manual
Hasil
Perhitungan
Software SPSS
Pengaruh bagi Berat
Angkat Maksimum
Metode Angkat (M) H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
Jenis Handling (H) H0 Tolak H0 Tolak Signifikan Mempengaruhi
Posisi Tangan (P) H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
M*H H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
H*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
M*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
M*H*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi
4.1.2.3. Post Hoc Test ANOVA
Uji ANOVA bertujuan untuk mengetahui faktor mana saja yang berpengaruh
signifikan terhadap suatu variabel dependen. Pada penelitian ini, Uji ANOVA telah
menyatakan bahwa faktor posisi tangan berpengaruh signifikan terhadap variabel
berat angkat maksimal, sementara faktor jenis handling berpengaruh signifikan
terhadap variabel kenyamanan angkat. Akan tetapi, uji tersebut tidak menyatakan
apakah taraf faktor dari tiap faktor tersebut saling berbeda signifikan satu sama lain.
Untuk itulah diperlukan adanya post hoc test. Sebagaimana yang telah ditulis pada
Bab 3, post hoc test yang dipakai pada penelitian ini adalah Uji Tukey.
Post hoc test dalam penelitian ini hanya akan diberlakukan kepada faktor
yang menurut uji ANOVA berdampak signifikan bagi variabel dependen. Faktor
posisi tangan –meski berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen berat
angkat maksimal- tidak diikutsertakan dalam Uji Tukey, oleh karena hanya terdiri
dari 2 taraf faktor, yakni Posisi A dan Posisi B, dan kedua taraf faktor tersebut sudah
bisa dikatakan berbeda signifikan satu sama lain, oleh karena faktor posisi tangan
telah dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap berat angkat maksimum menurut
Uji ANOVA.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 107
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Maka, faktor yang akan diikutsertakan dalam Uji Tukey hanyalah faktor jenis
handling. Untuk mempermudah penulisan, maka taraf faktor rata-keras-Ø kecil akan
dimisalkan menjadi x1, taraf faktor rata-lunak-Ø kecil akan dimisalkan menjadi x2,
dan taraf faktor tidak rata-lunak-Ø besar akan dimisalkan menjadi x3.
Hipotesis Uji Tukey:
H0: T≤Δµ [Rataan berat angkat maksimum antar taraf faktor jenis handling
tidak berbeda signifikan]
H1: Δµ>T [Rataan berat angkat maksimum antar taraf faktor jenis handling
berbeda signifikan]
Dimana:
T = Parameter nilai Tukey
Δµ = Selisih rataan berat angkat maksimum antar taraf faktor jenis handling.
1. Menghitung nilai rata-rata tiap perlakuan jenis handling
2. Menghitung nilai mutlak selisih tiap perlakuan jenis handling
| | | |
| | | |
| | | |
3. Menghitung nilai T besaran kriteria Tukey
T = √ √ 18,54
4. Membandingkan nilai mutlak selisih tiap pasang perlakuan dengan nilai T besaran
kriteria Tukey (lihat tabel 4.17)
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 108
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.17. Perbandingan Selisih Pasangan Perlakuan dengan Nilai T
Pasangan
Perlakuan
Nilai Mutlak Selisih
Pasangan Perlakuan Nilai T Kesimpulan 18,33 18,54 Tidak Berbeda Nyata 25 18,54 Berbeda Nyata 6,67 18,54 Tidak Berbeda Nyata
Kesimpulan pada tabel 4.17 didapatkan dengan membandingkan nilai T
terhadap nilai mutlak selisih pasangan perlakuan. Bila nilai T lebih besar daripada
nilai mutlak selisih pasangan perlakuan, maka kedua perlakuan yang dibandingkan
dianggap tidak berbeda nyata. Sebaliknya, bila nilai T lebih kecil daripada nilai
mutlak selisih pasangan perlakuan, maka kedua perlakuan terkait dianggap berbeda
nyata. Sehingga, berdasarkan perhitungan Uji Tukey secara manual tersebut, dapat
diketahuilah bahwa perlakuan jenis handling yang memberikan efek kenyamanan
paling berbeda adalah antara handling rata-keras-diameter kecil, dan handling tak
rata-lunak-diameter besar. Selain itu, perhitungan dengan metode Tukey pada
penelitian ini juga diproses dengan bantuan software SPSS.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 109
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.18. Tabel Output Perhitungan Metode Tukey dengan Software SPSS untuk Variabel Dependen Kenyamanan Angkat
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat
Tukey HSD
(I) Jenis_Handling (J) Jenis_Handling Mean Difference
(I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Rata-Keras-Diameter Kecil Rata-Lunak-Diameter Kecil 6.1111 3.09586 .133 -1.4561 13.6783
Tak Rata-Lunak-Diameter Besar 8.6667* 3.09586 .022 1.0995 16.2339
Rata-Lunak-Diameter Kecil Rata-Keras-Diameter Kecil -6.1111 3.09586 .133 -13.6783 1.4561
Tak Rata-Lunak-Diameter Besar 2.5556 3.09586 .690 -5.0117 10.1228
Tak Rata-Lunak-Diameter Besar Rata-Keras-Diameter Kecil -8.6667* 3.09586 .022 -16.2339 -1.0995
Rata-Lunak-Diameter Kecil -2.5556 3.09586 .690 -10.1228 5.0117
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 86.259.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Berdasarkan hasil Uji Tukey yang dikeluarkan oleh Software SPSS, maka dapat dilihat bahwa x1 berbeda signifikan dengan x3
dalam kinerjanya mempengaruhi variabel dependen berupa kenyamanan angkat, pada tingkat signifikansi sebesar 0,022, dimana tingkat
signifikansi ini lebih kecil nilainya dibanding nilai α yang dipakai dalam peneltian ini, yakni 0,05, sehingga hasil yang dinyatakan disini
sah sesuai dengan parameter α sebesar 0,05.
109
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 110
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
4.2. Pengumpulan dan Pengolahan Data untuk Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model
4.2.1. Pengumpulan Data Pendukung Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model
Sebelum perhitungan gaya kompresi pada lumbar dapat dijalankan, metode Chaffin’s Planar Static Model membutuhkan
beberapa macam data pendukung seperti dimensi tinggi dan berat badan subjek, kemudian juga dimensi dari beberapa bagian tubuh
seperti panjang lengan atas dan lengan bawah, serta panjang punggung.
Tabel 4.19. Tabel Rekapitulasi Tinggi (satuan m) dan Berat Tubuh (satuan kg) Subjek pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor
dan Observasi
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat
Rata-
Keras-Ø
Kecil
1.705 71 1.67 78.5 1.705 71 1.685 72.5 1.69 70 1.69 79
1.79 74 1.675 67.5 1.88 72 1.69 57 1.72 68 1.69 70
1.69 59.5 1.65 70 1.65 70 1.675 67.5 1.65 63 1.69 59.5
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
1.75 77.5 1.65 72 1.75 80 1.58 59 1.71 82 1.78 98
1.76 78 1.75 71 1.65 90 1.76 78 1.75 71 1.8 72
1.73 63 1.74 62 1.78 98 1.73 63 1.74 62 1.65 70
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
1.64 49 1.7 51 1.65 51 1.78 78 1.7 54 1.64 49
1.66 54 1.7 57 1.71 69 1.8 63 1.8 63 1.71 69
1.79 57.5 1.83 97 1.65 63 1.79 57.5 1.83 97 1.65 63
110
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 111
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Data-data pada tabel 4.19 tersebut didapatkan berdasarkan pengukuran tinggi dan berat badan dari setiap subjek yang
diikutsertakan dalam pengambilan data penelitian ini. Adapun data tinggi dinyatakan dalam satuan meter, sementara data berat
dinyatakan dalam satuan kilogram.
Tabel 4.20. Tabel Rekapitulasi Dimensi Panjang Bagian Tubuh Subjek pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk
Rata-
Keras-Ø
Kecil
0.27 0.31 0.525 0.28 0.3 0.52 0.27 0.31 0.525 0.27 0.31 0.51 0.27 0.31 0.535 0.27 0.3 0.53
0.28 0.32 0.53 0.26 0.29 0.525 0.3 0.36 0.54 0.27 0.3 0.47 0.28 0.3 0.53 0.27 0.31 0.535
0.25 0.32 0.48 0.24 0.3 0.46 0.24 0.3 0.46 0.26 0.29 0.525 0.26 0.28 0.48 0.25 0.32 0.48
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
0.32 0.27 0.52 0.26 0.31 0.5 0.24 0.32 0.54 0.25 0.29 0.48 0.28 0.34 0.545 0.3 0.31 0.52
0.29 0.34 0.515 0.27 0.34 0.53 0.28 0.32 0.52 0.29 0.34 0.515 0.27 0.34 0.53 0.28 0.33 0.52
0.28 0.32 0.53 0.25 0.33 0.49 0.3 0.31 0.52 0.28 0.32 0.53 0.25 0.33 0.49 0.26 0.29 0.46
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
0.24 0.27 0.46 0.29 0.31 0.5 0.27 0.29 0.43 0.28 0.31 0.57 0.27 0.31 0.49 0.24 0.27 0.46
0.24 0.32 0.48 0.26 0.31 0.51 0.24 0.35 0.53 0.27 0.29 0.48 0.26 0.31 0.51 0.24 0.35 0.53
0.28 0.38 0.51 0.3 0.35 0.56 0.26 0.29 0.47 0.28 0.38 0.51 0.3 0.35 0.56 0.26 0.29 0.47
Untuk setiap subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini, terdapat tiga bagian tubuh utama yang diukur, yakni panjang
lengan bawah (Fore Arm, atau disingkat menjadi FA pada tabel 4.20), lengan atas (Upper Arm, atau disingkat menjadi UA pada tabel
4.20), dan panjang punggung dari supersternale (tengkuk) hingga bagian lumbar (L5/S1).
111
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 112
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 4.2. Ilustrasi Bagian-Bagian Tubuh yang Diukur Dimensi Panjangnya
4.2.2. Pengolahan Data Pendukung Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model
Oleh karena sifat perhitungan Chaffin’s Planar Static Model yang menghitung gaya-gaya yang bekerja pada segmen tubuh
manusia untuk menghitung gaya tekan pada bagian lumbar (L5/S1), maka diperlukanlah beberapa pengolahan data lanjutan untuk
mendukung perhitungan gaya tekan pada lumbar dengan metode ini. Data-data berupa tinggi dan berat tubuh subjek, serta panjang
bagian tubuh subjek perlu diolah menjadi data berat bagian tubuh dalam satuan Newton dan COM (Center of Mass) dari setiap bagian
tubuh yang diukur sebelumnya. Data berat bagian tubuh dihitung menurut persentase berat tubuh yang dinyatakan Tayyari & Smith
(1997), dimana berat FA ialah 1,7% dari berat tubuh, berat UA adalah 2,8% dari berat tubuh, dan berat trunk sebesar 50% berat tubuh.
UA
FA
T
r
u
n
k
11
2
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 113
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.21. Tabel Rekapitulasi Dimensi Berat Bagian Tubuh Subjek (Satuan kg) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan
Observasi
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk
Rata-
Keras-Ø
Kecil
1.21 1.99 35.50 1.33 2.20 39.25 1.21 1.99 35.50 1.23 2.03 36.25 1.19 1.96 35.00 1.34 2.21 39.50
1.26 2.07 37.00 1.15 1.89 33.75 1.22 2.02 36.00 0.97 1.60 28.50 1.16 1.90 34.00 1.19 1.96 35.00
1.01 1.67 29.75 1.19 1.96 35.00 1.19 1.96 35.00 1.15 1.89 33.75 1.07 1.76 31.50 1.01 1.67 29.75
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
1.32 2.17 38.75 1.22 2.02 36.00 1.36 2.24 40.00 1.00 1.65 29.50 1.39 2.30 41.00 1.67 2.74 49.00
1.33 2.18 39.00 1.21 1.99 35.50 1.53 2.52 45.00 1.33 2.18 39.00 1.21 1.99 35.50 1.22 2.02 36.00
1.07 1.76 31.50 1.05 1.74 31.00 1.67 2.74 49.00 1.07 1.76 31.50 1.05 1.74 31.00 1.19 1.96 35.00
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
0.83 1.37 24.50 0.87 1.43 25.50 0.87 1.43 25.50 1.33 2.18 39.00 0.92 1.51 27.00 0.83 1.37 24.50
0.92 1.51 27.00 0.97 1.60 28.50 1.17 1.93 34.50 1.07 1.76 31.50 1.07 1.76 31.50 1.17 1.93 34.50
0.98 1.61 28.75 1.65 2.72 48.50 1.07 1.76 31.50 0.98 1.61 28.75 1.65 2.72 48.50 1.07 1.76 31.50
Oleh karena perhitungan dengan Metode Chaffin’s Planar Static Model menitikberatkan pada perhitungan gaya-gaya yang
bekerja pada bagian tubuh, maka dimensi berat bagian tubuh tersebut perlu diubah satuannya menjadi Newton, sebagai satuan standar
untuk menyatakan gaya berat. Maka, data-data pada tabel 4.21 perlu dikalikan dengan konstanta percepatan gravitasi sebesar 9,81 m/s2
(Bueche, 1997), hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.22 di bawah ini.
113
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 114
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.22. Tabel Rekapitulasi Dimensi Berat Bagian Tubuh Subjek (Satuan Newton) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan
Observasi
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk
Rata-Keras-
Ø Kecil
11.8 19.5 348.3 13.1 21.6 385.0 11.8 19.5 348.3 12.1 19.9 355.6 11.7 19.2 343.4 13.2 21.7 387.5
12.3 20.3 363.0 11.3 18.5 331.1 12.0 19.8 353.2 9.5 15.7 279.6 11.3 18.7 333.5 11.7 19.2 343.4
9.9 16.3 291.8 11.7 19.2 343.4 11.7 19.2 343.4 11.3 18.5 331.1 10.5 17.3 309.0 9.9 16.3 291.8
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
12.9 21.3 380.1 12.0 19.8 353.2 13.3 22.0 392.4 9.8 16.2 289.4 13.7 22.5 402.2 16.3 26.9 480.7
13.0 21.4 382.6 11.8 19.5 348.3 15.0 24.7 441.5 13.0 21.4 382.6 11.8 19.5 348.3 12.0 19.8 353.2
10.5 17.3 309.0 10.3 17.0 304.1 16.3 26.9 480.7 10.5 17.3 309.0 10.3 17.0 304.1 11.7 19.2 343.4
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
8.2 13.5 240.3 8.5 14.0 250.2 8.5 14.0 250.2 13.0 21.4 382.6 9.0 14.8 264.9 8.2 13.5 240.3
9.0 14.8 264.9 9.5 15.7 279.6 11.5 19.0 338.4 10.5 17.3 309.0 10.5 17.3 309.0 11.5 19.0 338.4
9.6 15.8 282.0 16.2 26.6 475.8 10.5 17.3 309.0 9.6 15.8 282.0 16.2 26.6 475.8 10.5 17.3 309.0
114
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 115
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.23. Tabel Rekapitulasi Dimensi Panjang Bagian Tubuh Subjek (Satuan meter) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor
dan Observasi
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk
Rata-
Keras-Ø
Kecil
0.27 0.31 0.525 0.28 0.3 0.52 0.27 0.31 0.525 0.27 0.31 0.51 0.27 0.31 0.535 0.27 0.3 0.53
0.28 0.32 0.53 0.26 0.29 0.525 0.3 0.36 0.54 0.27 0.3 0.47 0.28 0.3 0.53 0.27 0.31 0.535
0.25 0.32 0.48 0.24 0.3 0.46 0.24 0.3 0.46 0.26 0.29 0.525 0.26 0.28 0.48 0.25 0.32 0.48
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
0.32 0.27 0.52 0.26 0.31 0.5 0.24 0.32 0.54 0.25 0.29 0.48 0.28 0.34 0.545 0.3 0.31 0.52
0.29 0.34 0.515 0.27 0.34 0.53 0.28 0.32 0.52 0.29 0.34 0.515 0.27 0.34 0.53 0.28 0.33 0.52
0.28 0.32 0.53 0.25 0.33 0.49 0.3 0.31 0.52 0.28 0.32 0.53 0.25 0.33 0.49 0.26 0.29 0.46
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
0.24 0.27 0.46 0.29 0.31 0.5 0.27 0.29 0.43 0.28 0.31 0.57 0.27 0.31 0.49 0.24 0.27 0.46
0.24 0.32 0.48 0.26 0.31 0.51 0.24 0.35 0.53 0.27 0.29 0.48 0.26 0.31 0.51 0.24 0.35 0.53
0.28 0.38 0.51 0.3 0.35 0.56 0.26 0.29 0.47 0.28 0.38 0.51 0.3 0.35 0.56 0.26 0.29 0.47
Hal berikutnya yang perlu dihitung adalah besarnya nilai COM (Center of Mass) dari setiap bagian tubuh yang dipertimbangkan.
Perhitungan mengenai COM atau yang dapat dikatakan sebagai titik berat bagian tubuh ini diperlukan untuk menghitung lengan gaya
pada tiap bagian tubuh, dimana nantinya perhitungan momen gaya yang bekerja pada beberapa persendian tubuh yang berperan dalam
aktivitas pengangkatan manual dapat dihitung. Sesuai dengan teori COM yang dikemukakan oleh Bishop & Hay (1997), maka COM
dihitung dengan mengalikan data panjang bagian tubuh subjek yang dinyatakan pada tabel 4.24 dengan persentase panjang sebagai
berikut:
1. COM FA adalah 45,7% panjang FA, terhitung dari siku.
115
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 116
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
2. COM UA adalah 55,7% panjang UA, terhitung dari bahu.
3. COM Trunk adalah 55,10% panjang Trunk, terhitung dari supersternale.
Tabel 4.24. Tabel Rekapitulasi COM Bagian Tubuh Subjek (Satuan meter) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk
Rata-Keras-
Ø Kecil 0.12 0.18 0.29 0.13 0.17 0.29 0.12 0.18 0.29 0.12 0.18 0.28 0.12 0.18 0.29 0.12 0.17 0.29
0.13 0.18 0.29 0.12 0.17 0.29 0.14 0.21 0.30 0.12 0.17 0.26 0.13 0.17 0.29 0.12 0.18 0.29
0.11 0.18 0.26 0.11 0.17 0.25 0.11 0.17 0.25 0.12 0.17 0.29 0.12 0.16 0.26 0.11 0.18 0.26
Rata-Lunak-
Ø Kecil
0.15 0.16 0.29 0.12 0.18 0.28 0.11 0.18 0.30 0.11 0.17 0.26 0.13 0.20 0.30 0.14 0.18 0.29
0.13 0.20 0.28 0.12 0.19 0.29 0.13 0.18 0.29 0.13 0.20 0.28 0.12 0.19 0.29 0.13 0.19 0.29
0.13 0.18 0.29 0.11 0.19 0.27 0.14 0.18 0.29 0.13 0.18 0.29 0.11 0.19 0.27 0.12 0.17 0.25
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
0.11 0.16 0.25 0.13 0.18 0.28 0.12 0.17 0.24 0.13 0.18 0.31 0.12 0.18 0.27 0.11 0.16 0.25
0.11 0.18 0.26 0.12 0.18 0.28 0.11 0.20 0.29 0.12 0.17 0.26 0.12 0.18 0.28 0.11 0.20 0.29
0.13 0.22 0.28 0.14 0.20 0.31 0.12 0.17 0.26 0.13 0.22 0.28 0.14 0.20 0.31 0.12 0.17 0.26
Kemudian, oleh karena dalam eksperimen penelitian ini para subjek diinstruksikan untuk mengangkat beban berupa
dinamometer dengan selalu menggunakan kedua tangan, maka untuk perhitungan momen gaya di FA dan UA, diperlukanlah
perhitungan lanjutan bagi data berat angkat maksimum, dimana dalam perhitungan tersebut, nilai berat angkat maksimum harus dibagi
11
6
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 117
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
dua, oleh karena ditopang oleh dua tangan sama kuat, sementara analisa Chaffin’s Planar Static Model dalam penelitian ini menghitung
gaya-gaya yang bekerja pada setiap belah tangan saja.
Tabel 4.25. Tabel Rekapitulasi Weight Load Per Tangan Subjek (Satuan Newton) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan
Observasi
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-
Keras-Ø
Kecil
103.005 132.435 78.48 132.435 103.005 117.72
98.1 132.435 88.29 127.53 112.815 112.815
83.385 137.34 88.29 117.72 93.195 117.72
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
122.625 176.58 88.29 122.625 93.195 122.625
98.1 137.34 93.195 171.675 58.86 127.53
78.48 161.865 78.48 73.575 98.1 186.39
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
88.29 68.67 58.86 127.53 63.765 137.34
122.625 137.34 161.865 142.245 78.48 132.435
93.195 117.72 147.15 117.72 73.575 127.53
117
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 118
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
4.2.3. Standar Sudut Metode Pengangkatan
Sesuai dengan hasil yang didapatkan dalam penelitian pendahuluan, maka
metode angkat manual yang dipertimbangkan dalam penelitian ini hanyalah tiga,
yakni metode Squat Lift, One Knee Lift, dan Stoop Lift. Adapun sudut-sudut utama
yang distandarisasi untuk ketiga metode angkat tersebut dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Sudut lengan bawah / Fore Arm (FA), dilambangkan dengan θFA.
2. Sudut lengan atas / Upper Arm (UA), dilambangkan dengan θUA.
3. Sudut batang tubuh / Trunk (T), dilambangkan dengan θT.
4. Sudut lutut / Thigh, dilambangkan dengan θTh.
5. Sudut pergelangan kaki / Ankle, dilambangkan dengan θA.
Gambar 4.3. Ilustrasi Sudut-Sudut Utama Bagian Tubuh dalam Metode
Pengangkatan Manual
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 4.4. Ilustrasi Sudut-Sudut Utama Tubuh Ketiga Metode Angkat
Penelitian ini (dari gambar kiri atas, searah jarum jam: Squat Lift, One Knee
Lift, Stoop Lift)
119
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Re
Me
WFA
WL
θFA=20o
LFA
COMFA
Tabel 4.26 berikut ini akan menyajikan rekapitulasi dari sudut-sudut standar
ketiga metode angkat itu dalam penelitian ini. Sudut-sudut tersebut terukur dari
sumbu horizontal ke bagian tubuh yang bersangkutan. θH merupakan sudut yang
terbentuk antar paha dan batang tubuh.
Tabel 4.26. Tabel Rekapitulasi Sudut Tiap Bagian Tubuh untuk Setiap Metode
Pengangkatan (Satuan Derajat)
θFA θUA θT θH θTh θA
Squat Lift 20 75 70 60 170 55
One Knee Lift 0 60 50 50 180 90
Stoop Lift 70 80 0 100 80 80
4.2.4. Langkah Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model
Berikut ini adalah contoh-contoh perhitungan dari metode Chaffin’s Planar
Static Model dalam penelitian ini. Adapun contoh perhitungan yang ditulis
merupakan perhitungan dari subjek dengan perlakuan metode angkat Squat Lift,
posisi tangan A, dan jenis handling keras-rata-diameter kecil, Observasi pertama.
Pada setiap tahap perhitungan juga akan ditampilkan tabel rekapitulasi hasil
perhitungannya.
4.2.4.1. Momen dan Gaya Reaksi pada Siku (Elbow)
∑FE=0
RE-WFA-Wload=0
RE-11,84-103,005=0
RE=114,846 N
∑ME=0
ME-Wload(LFA)cosθFAo-WFA(COMFA)cosθFA
o+RE(0)=0
ME-103,005(0,27)cos 20o-11,84(0,123)cos 20
o=0
ME=103,005(0,27)cos 20o+11,84(0,123)cos 20
o
ME= 27,507 Nm
Maka, pada bagian siku, terdapat gaya resultan sebesar 114,846 N, dan
momen yang bekerja sebesar 27,507 Nm.
Gambar 4.5. Diagram
Benda Bebas Lengan Bawah
120
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 121
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Rs
Ms
WUA
RE’
θUA=75o
LU
A
CO
MU
A
Me’
Tabel 4.27. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen pada Siku (Satuan N dan Nm)
Gaya dan Momen pada Siku
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Re Me Re Me Re Me Re Me Re Me Re Me
Rata-Keras-
Ø Kecil
114.846 27.507 145.526 36.420 90.321 22.651 144.526 37.249 114.679 10.005 130.895 11.427
110.441 27.295 143.692 33.613 100.297 28.133 137.036 35.606 124.155 11.300 124.489 10.911
93.308 20.654 149.014 32.177 99.964 22.470 128.977 31.945 103.702 8.714 127.643 10.453
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
135.550 38.650 188.587 44.483 101.632 22.653 132.464 31.780 106.870 9.523 138.968 13.348
111.108 28.353 149.181 36.218 108.204 28.015 184.683 51.510 70.701 5.935 139.537 12.738
88.987 21.913 172.205 39.136 94.823 25.785 84.082 21.945 108.440 8.792 198.064 17.049
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
96.462 20.754 77.175 19.773 67.365 16.942 140.538 37.373 72.771 6.268 145.512 11.580
131.631 28.583 146.846 34.616 173.372 40.110 152.752 39.703 88.987 7.406 143.942 11.303
102.784 25.674 133.897 35.270 157.657 38.748 127.309 34.189 89.752 8.308 138.037 11.541
4.2.4.2. Momen dan Gaya Reaksi pada Bahu (Shoulder)
∑FS=0
RS-RE’-WUA=0
RS-114,846-19,502=0
RS=134,348 N
∑MS=0
MS-ME’-RE’(LUA)cosθUAo-WUA(COMFA)cosθUA
o+RS(0)=0
MS-11,946-114,846(0,31)cos 75o-19,502(0,179)cos 75
o=0
MS=11,946+114,846(0,31)cos 75o+
19,502(0,179)cos 75o
MS=37,624 Nm Gambar 4.6. Diagram Benda
Bebas Lengan Atas
121
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 122
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Maka, pada bagian bahu, terdapat gaya resultan sebesar 134,348 N, dengan momen 37,624 Nm.
Tabel 4.28. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen pada Bahu (Satuan N dan Nm)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rs Ms Rs Ms Rs Ms Rs Ms Rs Ms Rs Ms
Rata-Keras-
Ø Kecil
134.348 37.624 167.089 48.685 109.823 38.395 164.440 61.432 133.907 16.775 152.595 18.898
130.767 37.414 162.233 45.202 120.074 48.241 152.693 57.517 142.834 18.329 143.717 18.209
109.651 29.163 168.242 44.609 119.192 39.129 147.518 52.198 121.006 14.242 143.986 18.070
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
156.837 48.980 208.364 60.529 123.606 40.943 148.671 52.344 129.394 16.600 165.887 21.665
132.533 39.219 168.683 50.129 132.926 47.610 206.108 85.007 90.203 10.703 159.314 21.388
106.291 30.110 189.235 54.683 121.742 42.890 101.386 36.996 125.470 15.569 217.292 27.582
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
109.921 28.037 91.184 26.503 81.374 27.882 161.963 61.072 87.603 10.646 158.971 18.767
146.463 40.194 162.503 46.921 192.325 72.364 170.056 63.299 106.291 12.648 162.895 20.716
118.578 36.679 160.541 48.792 174.961 63.056 143.103 60.109 116.396 14.697 155.341 18.995
4.2.4.3. Perhitungan nilai Sudut α
Nilai sudut α merepresentasikan sudut di area perut pada saat pengangkatan. Maka, untuk menghitung gaya tekan pada lumbar,
sudut ini perlu dipertimbangkan, mengingat adanya pengaruh tekanan perut terhadap gaya tekan di bagian lumbar saat subjek
melakukan pengangkatan. Tetapi agar sudut α dapat dihitung, sudut β perlu dihitung terlebih dahulu.
β = -17.5-0.12T+0.23K+0.0012TK+0.005T2-0.00075K
2
β = -17.5-0.12(20)+0.23(45)+0.0012(20)(45)+0.005(20)2-0.00075(45)
2
β = -7,989o
Keterangan: (T,K) Squat Lift = (20o,45
o)
(T,K) One Knee Lift = (40o,90
o)
(T,K) Stoop Lift = (90o,180
o)
122
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 123
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Rs’
Ms’
WT
Rh
θH=60o
LT
CO
MT
Mh
Bata
ng
Tubuh
Paha
α = β + 40o = -7,989+40 = 32,011
o
Tabel 4.29. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Sudut α [Satuan Derajat]
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
β α β α β α β α β α β α
Rata-
Keras-Ø
Kecil
-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740
-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740
-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740
-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740
-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740
-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740
-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740
4.3.4.4. Momen Eksternal (ML5/S1 Eksternal) dan Gaya Reaksi pada L5/S1
∑FH=0
RH-2RS’-WT=0
RH-2(134,348)-348,255 =0
RH=616,951 N
∑MH=0
MH-2MS’-2RS’(LT)cos(θH+α)o -WT(COMT)cos(θH+α)o
+RT(0)=0…..(37)
MH-2(47,977)-2(134,348)(0,525)cos(60+α)o-348,255(0,289)cos(60+α)o
=0
MH=2(47,977)+2(134,348)(0,525)cos(60+α)o+348,255(0,289)cos(60+α)o
MH= 66,762 Nm
Gambar 4.7. Diagram
Benda Bebas Batang
Tubuh
123
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 124
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Maka, pada bagian pinggang, terdapat gaya resultan sebesar 616,951 N, dengan momen 196,152 Nm.
Tabel 4.30. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen Eksternal pada L5/S1 (Satuan N dan Nm)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
R
L5/S1
M
L5/S1
R
L5/S1
M
L5/S1
R
L5/S1
M
L5/S1
R
L5/S1
M
L5/S1
R
L5/S1
M
L5/S1
R
L5/S1
M
L5/S1
Rata-
Keras-Ø
Kecil
616.951 66.762 719.220 87.400 567.901 59.292 684.493 101.188 611.163 208.105 692.684 233.922
624.505 66.243 655.553 81.063 593.309 77.470 584.970 97.546 619.207 209.259 630.783 215.612
511.150 51.923 679.833 80.731 581.733 62.330 626.123 84.096 551.028 167.113 579.820 176.773
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
693.812 88.414 769.889 110.331 639.612 61.620 586.736 86.931 660.998 225.580 812.464 263.317
647.656 69.836 685.621 90.413 707.301 73.782 794.806 144.031 528.661 173.620 671.789 220.999
521.598 53.098 682.580 99.976 724.174 64.373 511.788 57.981 555.050 171.548 777.933 228.438
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
460.187 50.388 432.523 47.387 412.903 45.296 706.516 97.462 440.077 134.243 558.287 167.233
557.797 72.995 604.590 85.268 723.095 120.214 649.128 106.760 521.598 167.691 664.235 226.921
519.194 66.332 796.866 86.122 658.938 106.312 568.244 101.979 708.576 244.559 619.698 185.431
124
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 125
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 4.8. Gaya dan Momen yang Bekerja pada L5/S1
(Sumber: Chaffin & Anderson, 1984)
Gambar 4.9. Ilustrasi Chaffin’s Planar Static Model Beserta Beberapa Variabel
Dimensi Gaya, Sudut, dan Panjang yang Dihitung dalam Metode ini
(Sumber: Chaffin & Anderson, 1984)
Gambar 4.10. Ilustrasi Letak Sudut yang diperlukan Chaffin’s Planar Static
Model untuk Menghitung Nilai Compression Force (FC)
(Sumber: Chaffin & Anderson, 1984)
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 126
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
4.2.4.5. Perhitungan nilai ML5/S1 External & PA
Nilai ML5/S1 External merupakan perhitungan resultan momen sebagai akibat dari momen-momen eksternal yang mempengaruhi
bagian lumbar (L5/S1). Nilai ML5/S1 External ini telah diperhitungkan pada bagian 4.2.4.3 sebagai momen-momen eksternal yang bekerja
mempengaruhi lumbar, hasil perhitungannya tersaji pada tabel 4.31. Sementara itu, juga perlu dilakukan perhitungan tekanan perut (PA)
sebagai salah satu faktor yang juga mempengaruhi gaya tekan pada lumbar. θH adalah sudut antar trunk dan thigh, sama dengan θT.
Tabel 4.31. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan ML5/S1 External (Satuan Nm) & PA (Satuan mmHg)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
M. Ext. Pa M. Ext. Pa M. Ext. Pa M. Ext. Pa M. Ext. Pa M. Ext. Pa
Rata-
Keras-Ø
Kecil
66.762 0.038 87.400 0.062 59.292 0.590 101.188 1.545 208.105 21.144 233.922 26.099
66.243 0.038 81.063 0.055 77.470 0.955 97.546 1.447 209.259 21.356 215.612 22.537
51.923 0.024 80.731 0.054 62.330 0.646 84.096 1.108 167.113 14.246 176.773 15.763
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
88.414 0.064 110.331 0.095 61.620 0.633 86.931 1.176 225.580 24.447 263.317 32.296
69.836 0.042 90.413 0.066 73.782 0.875 144.031 2.917 173.620 15.260 220.999 23.561
53.098 0.025 99.976 0.080 64.373 0.685 57.981 0.567 171.548 14.934 228.438 25.008
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
50.388 0.023 47.387 0.021 45.296 0.364 97.462 1.444 134.243 9.605 167.233 14.265
72.995 0.045 85.268 0.060 120.214 2.107 106.760 1.702 167.691 14.335 226.921 24.709
66.332 0.038 86.122 0.061 106.312 1.689 101.979 1.567 244.559 28.273 185.431 17.180
PA = 10-4
[43-0,36(180-θH)](ML5/S1 External)1,8
PA = 10-4
[43-0,36(180-60)](66,762)1,8
PA = 0,038 mmHg
Keterangan: θH Squat Lift = 60o
θH One Knee Lift = 50o
θH Stoop Lift = 100o
126
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 127
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
4.2.4.6. Perhitungan nilai Gaya Tekan Perut (FA) dan Gaya Otot Lumbar (FM)
Nilai ML5/S1 External merupakan perhitungan resultan momen sebagai akibat dari momen-momen eksternal yang mempengaruhi
bagian lumbar (L5/S1). Nilai ML5/S1 External ini didapatkan dengan menambahkan nilai perhitungan bmgHAT dan nilai perhitungan hmgload
sebagai momen-momen eksternal yang bekerja mempengaruhi lumbar. Sementara itu, juga perlu dilakukan perhitungan gaya tekan
perut (PA) sebagai salah satu faktor yang juga mempengaruhi gaya tekan pada lumbar. θH adalah sudut antar trunk dan thigh.
FA = PA x A [dalam N/cm2]
FA = 0,038 x 465 x 0,0133
FA = 0,238 N
Tabel 4.32. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Tekan Perut (FA) dan Gaya Otot Lumbar (FM) [Satuan N]
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
FA FM FA FM FA FM FA FM FA FM FA FM
Rata-
Keras-Ø
Kecil
0.238 1334.725 0.386 1747.147 3.652 1177.816 9.557 2002.739 130.768 3874.409 161.406 4323.346
0.235 1324.336 0.337 1620.526 5.909 1536.407 8.947 1931.241 132.077 3894.620 139.381 4005.597
0.151 1038.135 0.335 1613.881 3.995 1237.807 6.850 1666.843 88.107 3148.416 97.486 3320.989
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
0.395 1767.407 0.588 2205.336 3.914 1223.783 7.271 1722.623 151.194 4178.975 199.735 4826.916
0.258 1396.151 0.411 1807.354 5.413 1463.737 18.043 2840.930 94.378 3264.762 145.712 4099.406
0.158 1061.609 0.492 1998.445 4.234 1278.144 3.508 1151.905 92.360 3227.759 154.659 4228.507
FM = (ML5/S1 External-D x FA)/E
FM = (66,762-0,11 x 0,238)/0,05
FM = 1334,725 N
Keterangan: A = 465 cm2
1 mmHg = 0,0133 N/cm2
D = 0,11 m
E = 0,05 m
12
7
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 128
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.32. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Tekan Perut (FA) dan Gaya Otot Lumbar (FM) [Satuan N] (Lanjutan)
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
0.143 1007.442 0.128 947.453 2.249 900.979 8.933 1929.584 59.402 2554.181 88.221 3150.565
0.279 1459.284 0.370 1704.553 13.032 2375.609 10.525 2112.036 88.656 3158.775 152.816 4202.226
0.235 1326.124 0.376 1721.603 10.446 2103.261 9.692 2018.259 174.857 4506.493 106.248 3474.873
Gambar 4.11. Ilustrasi Gaya dan Momen yang Bekerja pada L5/S1 (Sumber: Chaffin & Anderson, 1984)
128
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 129
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
4.2.4.7. Perhitungan nilai Gaya Tekan Lumbar (FC) dan Gaya Gesek pada Lumbar (FS)
Gaya tekan pada lumbar dalam penelitian ini dikenal pula dengan istilah Compression Force, dan dilambangkan dengan FC.
Sementara itu, gaya gesek pada lumbar dalam penelitian ini disebut sebagai Shear Force (FS). Kedua variabel ini merupakan hasil akhir
dari perhitungan Chaffin’s Planar Static Model.
FC = cos α mgHAT + cos α mgload - FA + FM
FC = cos 32,011o (2(mFA+mUA)+mT)9,81 + cos 32,011
o (Weight Load x 2)9,81- FA + FM
FC = cos 32,011o (410,941) + cos 32,011
o (206,14) – 0,238 + 1334,725
FC = 3183,368 N
FS = sin α mgHAT + sin α mgload
FS = sin 32,011o (410,941) + sin 32,011
o (206,14)
FS = 327,037 N
Maka, dapat diketahui berdasarkan perhitungan dengan metode Chaffin’s Planar Static Model bahwa Compression Force pada
lumbar subjek terkait adalah 5563,5 N, dan dengan Shear Force sebesar 328,395 N. Oleh karena batasan aman Compression Force
adalah sebesar 3400 N (Chaffin dan Anderson, 1984), maka dapat dinyatakan bahwa FC yang dialami oleh subjek terkait dalam
serangkaian contoh perhitungan tersebut tidak terlalu beresiko menimbulkan Low Back Pain, kecuali pada Stoop Lift. Data lebih lengkap
mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.33. Sementara itu, pengklasifikasian resiko Compression Force terkait dapat dilihat pada
tabel 4.34.
129
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 130
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.33. Tabel Rekapitulasi Hasil FC dan FS (Satuan Newton)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
FC FS FC FS FC FS FC FS FC FS FC FS
Rata-
Keras-Ø
Kecil
1857.627 327.037 2356.619 381.248 1578.211 399.071 2480.181 481.001 3757.081 427.818 4177.171 692.517
1853.646 331.041 2176.061 347.499 1952.621 416.925 2338.486 411.066 3776.160 433.449 3880.087 630.630
1471.410 270.953 2190.007 360.370 1647.700 408.791 2105.464 439.984 3072.426 385.723 3236.253 579.680
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
2355.326 367.780 2857.571 408.107 1674.937 449.463 2132.799 412.307 4042.316 462.702 4645.046 812.268
1945.069 343.313 2388.311 363.438 1961.551 497.029 3388.372 558.520 3182.009 370.066 3968.466 671.626
1503.737 276.492 2576.742 361.826 1789.141 508.886 1512.521 359.639 3147.603 388.538 4090.954 777.745
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
1397.512 243.939 1314.079 229.274 1192.500 290.152 2423.320 496.477 2504.456 308.056 3074.621 558.152
1931.985 295.680 2216.842 320.485 2877.041 508.128 2563.349 456.150 3081.588 365.121 4064.017 664.074
1766.136 275.217 2396.925 422.407 2561.633 463.043 2412.858 399.312 4347.217 496.008 3382.251 619.548
Hasil dari perhitungan gaya gesek pada lumbar (L5/S1) atau yang dikenal dengan istilah Shear Force dalam penelitian ini hanya
akan dijadikan sebagai hasil pengolahan data pelengkap. Hasil perhitungan FS pada tabel 4.36 menunjukkan bahwa nilai FS relatif
sebanding dengan FC. Nilai FS dalam suatu aktivitas angkat manual juga sebaiknya diminimalisir karena semakin besar nilainya, akan
semakin besar pula friksi antar intervertebral disc pada L5/S1, dimana hal ini bisa menyebabkan intervertebral disc pada L5/S1 menjadi
aus, sehingga bisa menyebabkan nyeri pada bagian lumbar pula.
130
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 131
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 4.34. Tabel Rekapitulasi Kondisi Angkat bagi Subjek
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-
Keras-Ø
Kecil
Aman Aman Aman Aman Berbahaya Berbahaya
Aman Aman Aman Aman Berbahaya Berbahaya
Aman Aman Aman Aman Aman Aman
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
Aman Aman Aman Aman Berbahaya Berbahaya
Aman Aman Aman Aman Aman Berbahaya
Aman Aman Aman Aman Aman Berbahaya
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
Aman Aman Aman Aman Aman Aman
Aman Aman Aman Aman Aman Berbahaya
Aman Aman Aman Aman Berbahaya Aman
Berdasarkan hasil pengkategorian kondisi angkat subjek menurut nilai Compression Force, maka nampak bahwa metode angkat
Squat Lift dan One Knee Lift relatif jauh lebih aman daripada Stoop Lift, dari segi keamanan dampak pengangkatan manual pada bagian
lumbar (L5/S1). Hal ini akan ditunjukkan lebih lanjut pada pembahasan di Bab 5.
131
BAB V ANALISA
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
BAB V
ANALISA
Bagian mengenai analisa ini secara garis besar terdiri atas tiga bagian utama,
yakni analisa untuk pengolahan data eksperimen, analisa hasil pengolahan data
Compression Force dan Shear Force yang terjadi pada bagian lumbar (L5/S1) tubuh
subjek berkaitan dengan kombinasi perlakuan yang dialaminya, serta analisa untuk
mensintesakan dua analisa sebelumnya, sehingga bisa diusulkan beberapa metode
pengangkatan untuk kondisi pengangkatan tertentu.
5.1. Analisa Mengenai Pengolahan Data Eksperimen
Menurut hasil pengolahan data Uji ANOVA yang tertulis pada Bab 4, dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan eksperimen dalam penelitian ini, faktor atau
interaksi faktor dalam pengangkatan manual yang berpengaruh signifikan bagi berat
pengangkatan maksimum hanya Faktor Posisi Tangan. Sementara itu, faktor atau
interaksi faktor dalam pengangkatan manual yang berpengaruh signifikan bagi
kenyamanan pengangkatan hanyalah Jenis Handling.
Hasil pengolahan data eksperimen dengan menggunakan Uji ANOVA pada
Bab 4 tersebut perlu dikaji ulang kembali, mengingat adanya hasil penelitian
internasional yang menyatakan bahwa faktor Body Mass Index (BMI) dapat secara
signifikan mempengaruhi kemampuan pengangkatan di beragam kondisi (Shamsul &
Tan, 2012).
5.1.1. Perhitungan Nilai BMI
BMI merupakan standar internasional untuk menyatakan proporsi antar
massa dan tinggi tubuh seseorang. Berikut ini adalah rumus dari BMI: ……….(37)
132
BAB V ANALISA 133
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.1. Rekapitulasi Data Tinggi dan Berat Tubuh Subjek Penelitian
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat
Rata-
Keras-Ø
Kecil
1.705 71 1.67 78.5 1.705 71 1.685 72.5 1.69 70 1.69 79
1.79 74 1.675 67.5 1.88 72 1.69 57 1.72 68 1.69 70
1.69 59.5 1.65 70 1.65 70 1.675 67.5 1.65 63 1.69 59.5
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
1.75 77.5 1.65 72 1.75 80 1.58 59 1.71 82 1.78 98
1.76 78 1.75 71 1.65 90 1.76 78 1.75 71 1.8 72
1.73 63 1.74 62 1.78 98 1.73 63 1.74 62 1.65 70
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
1.64 49 1.7 51 1.65 51 1.78 78 1.7 54 1.64 49
1.66 54 1.7 57 1.71 69 1.8 63 1.7 57 1.71 69
1.79 57.5 1.83 97 1.65 63 1.79 57.5 1.83 97 1.65 63
Sebagai catatan, perlu dituliskan pula bahwa data tinggi pada tabel 5.1 memakai satuan meter, sedangkan data berat memakai
satuan kilogram (kg). Maka, bila diterapkan ke dalam perhitungan hasil pengumpulan data tinggi dan berat subjek penelitian ini, BMI
dari subjek pada perlakuan metode angkat Squat Lift, posisi tangan A, dan jenis handling keras-rata-diameter kecil, maka subjek yang
menjadi pelaku dari observasi pertama kondisi perlakuan tersebut memiliki BMI sebesar: 2
Perhitungan BMI tersebut diterapkan pula untuk semua subjek lainnya, pada setiap perlakuan dan observasi, rekapitulasi hasil
perhitungan BMI dapat dilihat pada tabel 5.2. 133
BAB V ANALISA 134
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan BMI untuk Setiap Subjek Penelitian (Satuan kg/m2)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-
Keras-Ø
Kecil
24.42 28.15 24.42 25.54 24.51 27.66
23.10 24.06 20.37 19.96 22.99 24.51
20.83 25.71 25.71 24.06 23.14 20.83
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
25.31 26.45 26.12 23.63 28.04 30.93
25.18 23.18 33.06 25.18 23.18 22.22
21.05 20.48 30.93 21.05 20.48 25.71
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
18.22 17.65 18.73 24.62 18.69 18.22
19.60 19.72 23.60 19.44 19.72 23.60
17.95 28.96 23.14 17.95 28.96 23.14
Secara lebih lanjut, data hasil perhitungan BMI tersebut dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok kategori massa tubuh
manusia (WHO, 2014):
1. Nilai BMI di bawah 18,5 : Underweight
2. Nilai BMI antara 18,5-24,99 : Normal Weight
3. Nilai BMI antara 25-29,99 : Overweight
4. Nilai BMI antara 18,5-24,99 : Obesity
Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan nilai-nilai BMI pada tabel 5.2 sesuai dengan kategori BMI yang tertulis di atas.
Hasil pengelompokannya dapat dilihat pada tabel 5.3.
134
BAB V ANALISA 135
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.3. Rekapitulasi Hasil Pengelompokan BMI untuk Setiap Subjek Penelitian
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-
Keras-Ø
Kecil
Normal Weight Overweight Normal Weight Overweight Normal Weight Overweight
Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight
Normal Weight Overweight Overweight Normal Weight Normal Weight Normal Weight
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
Overweight Overweight Overweight Normal Weight Overweight Obesity
Overweight Normal Weight Obesity Overweight Normal Weight Normal Weight
Normal Weight Normal Weight Obesity Normal Weight Normal Weight Overweight
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
Underweight Underweight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Underweight
Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight
Underweight Overweight Normal Weight Underweight Overweight Normal Weight
Kemudian, dapat dilihat dari tabel 5.3 bahwa persentase data BMI yang terkategori ”Obesity” sangat kecil, hanya 3 dari 54 data,
sehingga data dengan kategori tersebut akan dilebur ke dalam kategori “Overweight”. Sehingga, dalam penelitian ini dibatasi hanya ada
3 kategori BMI, yakni Underweight, Normal Weight, dan Overweight. Hasil dari peleburan data ini berimplikasi pada berubahnya data
tabel 5.3. Hasil perubahannya dapat dilihat dalam tabel 5.4.
Hasil dari pengelompokan BMI ini nantinya akan dipertimbangkan dalam Uji ANOVA sebagai suatu kovarian, dimana kovariat
merupakan suatu variabel yang tidak dipertimbangkan di dalam suatu eksperimen, tetapi dapat mempengaruhi hasil dari eksperimen
terkait. Uji ANOVA dengan mempertimbangkan kovarian dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS 21.
135
BAB V ANALISA 136
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Maka, untuk mempermudah input data kategori BMI ke dalam program SPSS tersebut, tiap jenis kategori BMI diberi kode. Kode 1
untuk kategori Underweight, 2 untuk Normal Weight, dan 3 untuk Overweight, sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 5.5.
Tabel 5.4. Rekapitulasi Hasil Pengelompokan BMI untuk Setiap Subjek Penelitian (3 Kategori BMI)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-
Keras-Ø
Kecil
Normal Weight Overweight Normal Weight Overweight Normal Weight Overweight
Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight
Normal Weight Overweight Overweight Normal Weight Normal Weight Normal Weight
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
Overweight Overweight Overweight Normal Weight Overweight Overweight
Overweight Normal Weight Overweight Overweight Normal Weight Normal Weight
Normal Weight Normal Weight Overweight Normal Weight Normal Weight Overweight
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
Underweight Underweight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Underweight
Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight
Underweight Overweight Normal Weight Underweight Overweight Normal Weight
Tabel 5.5. Kode Kategori BMI untuk Setiap Subjek Penelitian (3 Kategori BMI)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-
Keras-Ø
Kecil
2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00
2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
2.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00
136
BAB V ANALISA 137
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.5. Kode Kategori BMI untuk Setiap Subjek Penelitian (3 Kategori BMI) (Lanjutan)
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00
3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
1.00 1.00 2.00 2.00 2.00 1.00
2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
1.00 3.00 2.00 1.00 3.00 2.00
137
BAB V ANALISA 138
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
5.1.2. Analisis ANOVA dengan Kovarian BMI
Analisis Uji ANOVA yang disajikan di sini memiliki konsep yang kurang
lebih sama dengan yang tertulis pada Bab 4, hanya saja mempertimbangkan kovarian
berupa BMI yang dinyatakan dalam 3 kategori, sebagaimana yang tertera pada tabel
5.5. Salah satu hasil Uji ANOVA dengan kovarian BMI tersebut dapat dilihat pada
tabel 5.6 di bawah ini.
Tabel 5.6. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F dengan Kovarian BMI untuk
Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum Menurut Software SPSS
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Beban_Maksimal
Source Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Partial Eta
Squared
Corrected Model 1337.344a 18 74.297 3.780 .000 .660
Intercept 411.125 1 411.125 20.915 .000 .374
BMI_Simplified 168.010 1 168.010 8.547 .006 .196
Jenis_Handling 32.833 2 16.416 .835 .442 .046
Metode_Angkat 28.547 2 14.274 .726 .491 .040
Posisi_Tangan 726.000 1 726.000 36.934 .000 .513
Jenis_Handling *
Metode_Angkat
171.752 4 42.938 2.184 .091 .200
Jenis_Handling *
Posisi_Tangan
116.370 2 58.185 2.960 .065 .145
Metode_Angkat *
Posisi_Tangan
27.052 2 13.526 .688 .509 .038
Jenis_Handling *
Metode_Angkat *
Posisi_Tangan
218.515 4 54.629 2.779 .042 .241
Error 687.990 35 19.657
Total 30316.000 54
Corrected Total 2025.333 53
a. R Squared = .660 (Adjusted R Squared = .486)
Hasil terakhir dari uji ANOVA yang dilengkapi kovarian BMI dengan
memakai software SPSS sama konsepnya dengan hasil uji ANOVA biasa pada Bab
BAB V ANALISA 139
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
4. H0 ditolak bilamana nilai signifikansi (Sig.) hasil perhitungan lebih kecil dari pada
nilai α, yakni sebesar 0,05 pada penelitian ini.. Bilamana H0 ditolak, berarti faktor
atau interaksi faktor terkait menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel
dependen yang diteliti. Sebaliknya, bila H0 ditolak, maka faktor atau interaksi faktor
terkait tidak menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel dependen yang
diteliti.
1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3
Untuk faktor metode angkat, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,491, lebih
besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor
metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat
angkat maksimal.
2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3
Untuk faktor jenis handling, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,442, lebih
besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor
jenis handling dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat
angkat maksimal.
3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}
dengan k = 1,2
BAB V ANALISA 140
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Untuk faktor posisi tangan, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,000, lebih
kecil nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji ditolak, dan faktor
posisi tangan dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon
berat angkat maksimal.
4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3
Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,091, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal. Akan
tetapi, pada tingkat α sebesar 0,1 interaksi faktor metode angkat dan jenis handling
ini dapat dikatakan signifikan dalam mempengaruhi variabel dependen berat angkat
maksimum.
5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3, k = 1,2
Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,065, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal. Akan
tetapi, pada tingkat α sebesar 0,1 interaksi faktor posisi tangan dan jenis handling ini
dapat dikatakan signifikan dalam mempengaruhi variabel dependen berat
pengangkatan maksimum.
BAB V ANALISA 141
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, k = 1,2
Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,509, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal.
7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi
Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2
Untuk interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan, nilai
Sig. yang dihasilkan adalah 0,042, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05.
Maka, H0 yang diuji ditolak, dan interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan
posisi tangan dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon
berat angkat maksimal.
Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa faktor dan interaksi faktor yang mempengaruhi secara
signifikan variabel berat angkat maksimum pada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05
adalah faktor posisi tangan, dan interaksi faktor metode angkat, posisi tangan, dan
jenis handling. Sementara itu, faktor dan interaksi faktor yang mempengaruhi secara
signifikan variabel berat angkat maksimum pada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,1
adalah interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, serta interaksi faktor metode
angkat dan jenis handling.
Berdasarkan hasil Uji ANOVA dengan kovarian yang dijabarkan di sini,
nampak bahwa beberapa faktor dan interaksi faktor yang sebelumnya dianggap tidak
mempengaruhi variabel dependen berat pengangkatan maksimum ternyata menjadi
BAB V ANALISA 142
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
signifikan mempengaruhi variabel dependen terkait. Hal ini secara tidak langsung
membuktikan bahwa nilai BMI memang berpengaruh terhadap kemampuan
pengangkatan maksimal subjek. Pengaruh nilai BMI tersebut juga nyata dalam tabel
5.6, dimana nilai signifikansi untuk kovarian BMI dinyatakan sebesar 0,006, lebih
kecil daripada α sebesar 0,05, sehingga secara statistik kovarian BMI berpengaruh
terhadap kemampuan pengangkatan maksimal dari masing-masing subjek.
Langkah selanjutnya adalah melakukan Uji ANOVA dengan kovarian pula
pada data eksperimen dengan variabel dependen berupa kenyamanan pengangkatan.
Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F dengan Kovarian BMI untuk
Variabel Dependen Kenyamanan Pengangkatan Menurut Software SPSS
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Kenyamanan_Angkat
Source
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
Partial Eta
Squared
Corrected Model 2085.547a 18 115.864 1.342 .223 .408
Intercept 21153.686 1 21153.686 244.930 .000 .875
BMI_Simplified 82.510 1 82.510 .955 .335 .027
Jenis_Handling 794.357 2 397.179 4.599 .017 .208
Metode_Angkat 31.606 2 15.803 .183 .834 .010
Posisi_Tangan 163.630 1 163.630 1.895 .177 .051
Jenis_Handling *
Metode_Angkat
82.244 4 20.561 .238 .915 .026
Jenis_Handling *
Posisi_Tangan
153.005 2 76.502 .886 .421 .048
Metode_Angkat *
Posisi_Tangan
23.510 2 11.755 .136 .873 .008
Jenis_Handling *
Metode_Angkat *
Posisi_Tangan
868.665 4 217.166 2.514 .059 .223
Error 3022.823 35 86.366
Total 489802.000 54
Corrected Total 5108.370 53
a. R Squared = .408 (Adjusted R Squared = .104)
BAB V ANALISA 143
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3
Untuk faktor metode angkat, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,834, lebih
besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor
metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon
kenyamanan pengangkatan.
2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3
Untuk faktor jenis handling, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,017, lebih
kecil nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji ditolak, dan faktor
jenis handling dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon
kenyamanan pengangkatan.
3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}
dengan k = 1,2
Untuk faktor posisi tangan, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,177, lebih
besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor
posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek signifikan bagi variabel
respon kenyamanan pengangkatan.
BAB V ANALISA 144
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3
Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,951, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan pengangkatan.
5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}
dengan j = 1,2,3, k = 1,2
Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,421, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan pengangkatan.
6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, k = 1,2
Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai Sig. yang
dihasilkan adalah 0,873, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0
yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan dapat
dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan pengangkatan.
7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi
Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}
BAB V ANALISA 145
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
: ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}
dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2
Untuk interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan, nilai
Sig. yang dihasilkan adalah 0,059, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05.
Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat, jenis handling,
dan posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek signifikan bagi variabel
respon kenyamanan pengangkatan.
Akan tetapi, pada tingkat α sebesar 0,1 interaksi faktor metode angkat, posisi
tangan dan jenis handling ini dapat dikatakan signifikan dalam mempengaruhi
variabel dependen kenyamanan pengangkatan.
Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa faktor dan interaksi faktor yang mempengaruhi secara
signifikan variabel kenyamanan pengangkatan pada tingkat signifikansi (α) sebesar
0,05 adalah faktor jenis handling. Sementara itu, faktor dan interaksi faktor yang
mempengaruhi secara signifikan variabel berat angkat maksimum pada tingkat
signifikansi (α) sebesar 0,1 adalah interaksi faktor metode angkat, jenis handling dan
posisi tangan.
Berdasarkan hasil Uji ANOVA dengan kovarian yang dijabarkan di sini,
nampak bahwa beberapa faktor dan interaksi faktor yang sebelumnya dianggap tidak
mempengaruhi variabel dependen kenyamanan pengangkatan ternyata menjadi
signifikan mempengaruhi variabel dependen terkait. Hal ini secara tidak langsung
membuktikan bahwa nilai BMI memang berpengaruh terhadap kemampuan
pengangkatan maksimal subjek meski lebih sedikit kadar pengaruhnya bila dibanding
Uji ANOVA dengan kovarian BMI untuk variabel dependen berupa berat
pengangkatan maksimum.
5.1.3. Analisis Post Hoc Test ANOVA dengan Kovarian BMI
Sebagaimana Uji ANOVA pada umumnya, Uji ANOVA yang dilengkapi
kovarian juga memerlukan uji post hoc untuk menentukan taraf faktor mana yang
berbeda signifikan satu sama lain untuk suatu faktor. Uji Tukey yang sebelumnya
BAB V ANALISA 146
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
dipakai sebagai uji post hoc untuk Uji ANOVA pada Bab 4 tidak bisa diterapkan
pada Uji ANOVA yang dilengkapi kovarian pada bab ini. Uji Tukey tersebut tidak
kompatibel dengan ANOVA yang memiliki kovarian, oleh karena kovarian dalam
Uji ANOVA dapat mengacaukan estimasi perhitungan parameter perbedaan
signifikansi (T) dalam Uji Tukey.
Maka, sebagai pengganti Uji Tukey, dipakailah Uji Sidak untuk mengetahui
signifikansi perbedaan antar taraf faktor dari beberapa faktor signifikan yang diteliti
dalam penelitian ini. Selain uji Sidak, dapat pula digunakan Uji LSD dan Bonferroni
dalam paket software SPSS 21. Uji Sidak dipilih untuk digunakan dalam penelitian
ini oleh karena kemampuannya untuk diterapkan dalam berbagai macam data hasil
penelitian tanpa suatu karakteristik tertentu. Dalam hal ini, Uji Bonferroni juga
memiliki kemampuan yang sama. Akan tetapi, oleh karena Uji Sidak memiliki
kepekaan perhitungan dibanding Uji Bonferroni –meski Uji Bonferroni lebih mudah
dihitung secara manual-, maka dipakailah Uji Sidak dalam analisa penelitian ini.
5.1.3.1. Uji Sidak untuk Data Eksperimen dengan Variabel Dependen Berat
Angkat Maksimum
Sebagaimana uji-uji post hoc pada umumnya, uji post hoc Sidak hanya akan
diterapkan bagi faktor yang memang terindikasi mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan dalam Uji ANOVA nya. Maka, untuk data eksperimen dengan
variabel dependen berupa berat angkat maksimum, uji Sidak hanya akan diterapkan
bagi faktor posisi tangan, serta interaksi faktor jenis handling, posisi tangan, metode
angkat. Kemudian, uji ini juga akan diberlakukan bagi interaksi faktor jenis
handling, metode angkat serta interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan.
Untuk interaksi faktor, Uji Sidak tidak menghasilkan kesimpulan berupa taraf faktor
mana yang berbeda signifikan, melainkan hanya range data interaksi faktor.
BAB V ANALISA 147
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.8. Output Software SPSS Uji Sidak pada Data Eksperimen dengan
Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum
Estimates
Dependent Variable: Beban_Maksimal
Posisi_Tangan Mean Std. Error 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Posisi A 19.222a .853 17.490 20.954
Posisi B 26.556a .853 24.823 28.288
a. Covariates appearing in the model are evaluated at the following values:
BMI_Simplified = 2.2222.
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Beban_Maksimal
(I) Posisi_Tangan (J) Posisi_Tangan Mean
Differenc
e (I-J)
Std. Error Sig.b 95% Confidence Interval for
Differenceb
Lower Bound Upper Bound
Posisi A Posisi B -7.333* 1.207 .000 -9.783 -4.884
Posisi B Posisi A 7.333* 1.207 .000 4.884 9.783
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the .05 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Sidak.
Univariate Tests
Dependent Variable: Beban_Maksimal
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Contrast 726.000 1 726.000 36.934 .000
Error 687.990 35 19.657
The F tests the effect of Posisi_Tangan. This test is based on the linearly
independent pairwise comparisons among the estimated marginal means.
Berdasarkan hasil Uji Sidak yang dikeluarkan oleh Software SPSS, maka
dapat dilihat bahwa posisi tangan A berbeda signifikan dengan posisi tangan B dalam
kinerjanya mempengaruhi variabel dependen berupa berat pengangkatan maksimum,
pada tingkat signifikansi sebesar 0,000, dimana tingkat signifikansi ini lebih kecil
nilainya dibanding nilai α yang dipakai dalam peneltian ini, yakni 0,05, sehingga
hasil yang dinyatakan disini sah sesuai dengan parameter α sebesar 0,05.
BAB V ANALISA 148
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
5.1.3.2. Uji Sidak untuk Data Eksperimen dengan Variabel Dependen
Kenyamanan Angkat
Sebagaimana uji-uji post hoc pada umumnya, uji post hoc Sidak hanya akan
diterapkan bagi faktor yang memang terindikasi mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan dalam Uji ANOVA nya. Maka, untuk data eksperimen dengan
variabel dependen berupa berat angkat maksimum, uji Sidak hanya akan diterapkan
bagi faktor jenis handling. Kemudian, uji ini juga akan diberlakukan bagi interaksi
faktor jenis handling, metode angkat, dan posisi tangan. Untuk interaksi faktor, Uji
Sidak tidak menghasilkan kesimpulan berupa taraf faktor mana yang berbeda
signifikan, melainkan hanya range data interaksi faktor.
Tabel 5.9. Output Software SPSS Uji Sidak pada Data Eksperimen dengan
Variabel Dependen Kenyamanan Angkat
Estimates
Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat
Jenis_Handling Mean Std.
Error
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Rata-Keras-Diameter Kecil 99.821a 2.196 95.363 104.280
Rata-Lunak-Diameter Kecil 94.483a 2.387 89.637 99.329
Tak Rata-Lunak-Diameter
Besar
89.918a 2.454 84.936 94.901
a. Covariates appearing in the model are evaluated at the following values:
BMI_Simplified = 2.2222.
BAB V ANALISA 149
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.9. Output Software SPSS Uji Sidak pada Data Eksperimen dengan
Variabel Dependen Kenyamanan Angkat (Lanjutan)
Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat
(I) Jenis_Handling (J) Jenis_Handling Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig.b 95% Confidence
Interval for
Differenceb
Lower
Bound
Upper
Bound
Rata-Keras-Diameter
Kecil
Rata-Lunak-Diameter Kecil 5.339 3.197 .280 -2.678 13.355
Tak Rata-Lunak-Diameter
Besar
9.903* 3.346 .016 1.513 18.293
Rata-Lunak-Diameter
Kecil
Rata-Keras-Diameter Kecil -5.339 3.197 .280 -
13.355
2.678
Tak Rata-Lunak-Diameter
Besar
4.564 3.717 .539 -4.757 13.886
Tak Rata-Lunak-
Diameter Besar
Rata-Keras-Diameter Kecil -9.903
* 3.346 .016 -
18.293
-1.513
Rata-Lunak-Diameter Kecil -4.564 3.717 .539 -
13.886
4.757
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the .05 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Sidak.
Univariate Tests
Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Contrast 794.357 2 397.179 4.599 .017
Error 3022.823 35 86.366
The F tests the effect of Jenis_Handling. This test is based on the linearly
independent pairwise comparisons among the estimated marginal means.
Berdasarkan hasil Uji Sidak yang dikeluarkan oleh Software SPSS, maka
dapat dilihat bahwa jenis handling rata-keras-diameter kecil berbeda signifikan
dengan jenis handling tak rata-lunak-diameter besar dalam kinerjanya mempengaruhi
variabel dependen berupa berat pengangkatan maksimum, pada tingkat signifikansi
BAB V ANALISA 150
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
sebesar 0,017, dimana tingkat signifikansi ini lebih kecil nilainya dibanding nilai α
yang dipakai dalam peneltian ini, yakni 0,05, sehingga hasil yang dinyatakan disini
sah sesuai dengan parameter α sebesar 0,05.
5.2. Regresi Faktor dan Interaksi Faktor yang Secara Signifikan
Mempengaruhi Variabel Dependen
Uji ANOVA dengan dilengkapi kovarian BMI yang dilakukan terhadap data
hasil eksperimen pada bagian 5.1 telah menghasilkan output berupa faktor dan
interaksi faktor mana saja yang mempengaruhi secara signifikan variabel dependen
berupa kenyamanan pengangkatan dan beban angkat maksimum dari subjek
penelitian. Faktor dan taraf faktor yang telah teruji berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen tersebut masing-masing akan diselidiki hubungannya secara lebih
mendalam dalam penelitian ini dengan memakai perhitungan regresi dummy.
5.2.1. Perhitungan Regresi untuk Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum
Menurut hasil Uji ANOVA, faktor dan taraf faktor yang secara signifikan
mempengaruhi variabel berat angkat maksimum adalah adalah faktor posisi tangan,
dan interaksi faktor metode angkat, posisi tangan, dan jenis handling (pada tingkat
signifikansi 0,05). Sementara itu, faktor dan interaksi faktor yang mempengaruhi
secara signifikan variabel berat angkat maksimum pada tingkat signifikansi (α)
sebesar 0,1 adalah interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, serta interaksi
faktor metode angkat dan jenis handling. Pertama-tama akan ditampilkan hasil
perhitungan regresi untuk faktor posisi tangan.
BAB V ANALISA 151
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
5.2.1.1. Perumusan Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan
Tabel 5.10. Output Software SPSS Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan untuk
Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 Posisi_Tanganb . Enter
a. Dependent Variable: Beban_Maksimal
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .599a .358 .346 4.99872 2.095
a. Predictors: (Constant), Posisi_Tangan
b. Dependent Variable: Beban_Maksimal
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 726.000 1 726.000 29.055 .000b
Residual 1299.333 52 24.987
Total 2025.333 53
a. Dependent Variable: Beban_Maksimal
b. Predictors: (Constant), Posisi_Tangan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.889 2.151 5.527 .000
Posisi_Tangan 7.333 1.360 .599 5.390 .000
a. Dependent Variable: Beban_Maksimal
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 21 yang
ditunjukkan pada tabel 5.10, diperolehlah persamaan regresi seperti berikut ini:
Y = 11,889 + 7,333 X1
BAB V ANALISA 152
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Dimana:
Y = Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum
X1 = Variabel Dummy Posisi Tangan [bernilai 0 untuk Posisi A, 1 untuk
Posisi B]
Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,
dikatahui bahwa untuk analisis regresi ini hanya mempertimbangkan 1 variabel
independen, yakni variabel posisi tangan.
Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,599. Hal
ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang cukup besar antara variabel dependen
berat angkat maksimum terhadap variabel dependen terkait. Sementara nilai R
Square menunjukkan seberapa besar nilai berat angkat maksimum dapat diprediksi
secara akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi pengaruh
taraf faktor posisi tangan terhadap berat angkat maksimum hingga sebesar 35,8%.
Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam
analisis regresi tersebut.
Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik
model regresi tersebut dapat memprediksi berat angkat maksimum secara baik.
Dalam kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,000, dimana nilai tersebut
lebih kecil daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy
ini dapat memprediksi secara baik variabel berat angkat maksimum.
Tabel terakhir yang berjudul Coefficients menunjukkan nilai koefisien untuk
konstanta dan variabel dummy posisi tangan, sehingga membentuk suatu persamaan
regresi. Tampak pula tingkat galat baku untuk setiap koefisien beserta nilai-t nya.
Untuk kasus ini, tampak nilai Sig. pada kedua koefisien bernilai 0,000. Oleh karena
nilai ini lebih kecil nominalnya daripada nilai signifikansi sebesar 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa persamaan regresi yang didapatkan secara statistik sah untuk
memprediksi nilai berat angkat maksimum.
Untuk menguji kesahihan dari rumusan regresi tersebut, maka dilakukanlah
perhitungan dengan rumus itu, dimana kombinasi perlakuan yang memakai posisi
BAB V ANALISA 153
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
tangan A menyebabkan nilai X1 yang dimasukkan adalah 1, dan kombinasi perlakuan
yang memakai posisi tangan B menyebabkan nilai X1 yang dimasukkan adalah 2.
Tabel 5.11 ini menunjukkan perbandingan antara nilai berat angkat maksimum hasil
percobaan aktual dibandingkan dengan nilai yang didapat dari rumus regresinya.
Tabel 5.11. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy
Faktor Posisi Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat
Maksimum
Nilai aktual dan regresi ini dibandingkan satu sama lain secara berpasangan
dengan menggunakan paired samples t-test, untuk membuktikan apakah nilai berat
angkat maksimum yang dihasilkan rumus regresi tersebut cukup akurat mendekati
data percobaan aktual atau tidak.
Tabel 5.12. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Faktor Posisi
Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Beban_Maksimal 22.8889 54 6.18173 .84123
Regresi_Berat_Maksimum_1 22.8885 54 3.70093 .50363
Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi
21 19.222 27 26.555 16 19.222 27 26.555 21 19.222 24 26.555
20 19.222 27 26.555 18 19.222 26 26.555 23 19.222 23 26.555
17 19.222 28 26.555 18 19.222 24 26.555 19 19.222 24 26.555
25 19.222 36 26.555 18 19.222 25 26.555 19 19.222 25 26.555
20 19.222 28 26.555 19 19.222 35 26.555 12 19.222 26 26.555
16 19.222 33 26.555 16 19.222 15 26.555 20 19.222 38 26.555
18 19.222 14 26.555 12 19.222 26 26.555 13 19.222 28 26.555
25 19.222 28 26.555 33 19.222 29 26.555 16 19.222 27 26.555
19 19.222 24 26.555 30 19.222 24 26.555 15 19.222 26 26.555
Rata-
Keras-Ø
Kecil
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
BAB V ANALISA 154
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.12. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Faktor Posisi
Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum
(Lanjutan)
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Beban_Maksimal &
Regresi_Berat_Maksimum_1
54 .599 .000
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
(2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Beban_Maksimal -
Regresi_Berat_Maksimum_1
.00039 4.95134 .67379 -1.35107 1.35184 .001 53 1.000
Tabel pertama hanya menunjukkan gambaran statistik secara umum dari dua
nilai yang dibandingkan berpasangan, seperti berupa nilai rataan, banyak data,
standar deviasi, dan error. Tabel kedua menunjukkan bahwa kedua nilai yang
dibandingkan tersebut memiliki Sig. 0,000. Oleh karena nilai Sig. itu lebih kecil
daripada nilai α yang ditetapkan sebesar 0,05, maka dapat dikatakan bahwa pasangan
nilai berat angkat maksimum aktual dan hasil regresi memilki nilai yang berdekatan.
Tabel ketiga lebih menekankan lagi akan hal itu dengan menjabarkan lebih detil hasil
paired samples test tersebut, salah satunya dalam bentuk nilai t. Nilai t sebesar 0,001
menunjukkan dekatnya nilai berat angkat maksimum yang didapat secara aktual dari
percobaan dan yang didapat berdasarkan perhitungan rumus regresi ini. Maka, dapat
dikatakan bahwa rumusan regresi dummy Faktor Posisi Tangan untuk memprediksi
nilai Variabel Berat Angkat Maksimum tersebut sah dan akurat secara statistik, untuk
digunakan memprediksi Variabel Berat Angkat Maksimum.
BAB V ANALISA 155
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
5.2.1.2. Perumusan Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi Tangan*Metode
Angkat*Jenis Handling
Tabel 5.13. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi
Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel
Berat Angkat Maksimum
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1
Dummy_Styrofoa
m,
Dummy_Stoop,
Dummy_Posisi_T
angan,
Dummy_One_Kn
ee,
Dummy_Karet,
Dummy_Squatb
. Enter
a. Dependent Variable: Beban_Maksimal
b. Tolerance = .000 limits reached.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .641a .411 .336 5.03642 2.154
a. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Stoop, Dummy_Posisi_Tangan,
Dummy_One_Knee, Dummy_Karet, Dummy_Squat
b. Dependent Variable: Beban_Maksimal
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 833.153 6 138.859 5.474 .000b
Residual 1192.181 47 25.366
Total 2025.333 53
a. Dependent Variable: Beban_Maksimal
b. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Stoop, Dummy_Posisi_Tangan,
Dummy_One_Knee, Dummy_Karet, Dummy_Squat
BAB V ANALISA 156
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.13. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi
Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel
Berat Angkat Maksimum (Lanjutan)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. 95.0% Confidence
Interval for B
B Std.
Error
Beta Lower
Bound
Upper
Bound
1
(Constant) 9.910 2.704 3.665 .001 4.470 15.349
Dummy_Posisi_Tangan 7.333 1.371 .599 5.350 .000 4.576 10.091
Dummy_Squat 1.688 1.756 .130 .961 .341 -1.845 5.220
Dummy_One_Knee 2.563 1.542 .208 1.662 .103 -.540 5.665
Dummy_Stoop .188 1.756 .014 .107 .915 -3.345 3.720
Dummy_Karet .424 1.756 .033 .241 .810 -3.108 3.956
Dummy_Styrofoam .222 1.679 .017 .132 .895 -3.155 3.600
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 21 yang
ditunjukkan pada tabel 5.13, diperolehlah persamaan regresi seperti berikut ini:
Y = 9,91 + 7,333 X1 + 1,688 X2 + 2,563 X3 + 0,188 X4 + 0,424 X5 + 0,222 X6
Dimana:
Y = Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum
X1 = Variabel Dummy Posisi Tangan [bernilai 1 untuk Posisi A, 2 untuk
Posisi B]
X2 = Variabel Dummy Squat Lift [bernilai 0 untuk Taraf Metode Angkat
bukan Squat Lift, 1 untuk Taraf Metode Angkat Squat Lift]
X3 = Variabel Dummy One Knee Lift [bernilai 0 untuk Taraf Metode
Angkat bukan One Knee Lift, 1 untuk Taraf Metode Angkat One
Knee Lift]
X4 = Variabel Dummy Stoop Lift [bernilai 0 untuk Taraf Metode
Angkat bukan Stoop Lift, 1 untuk Taraf Metode Angkat Stoop Lift]
X5 = Variabel Dummy Karet [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling
bukan lunak-rata-diameter kecil, 1 untuk Taraf Jenis Handling
lunak-rata-diameter kecil]
BAB V ANALISA 157
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
X6 = Variabel Dummy Styrofoam [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling
bukan lunak-tak rata-diameter besar, 1 untuk Taraf Jenis Handling
lunak-tak rata-diameter besar]
Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,
dikatahui bahwa untuk analisis regresi ini hanya mempertimbangkan 6 variabel
independen, dimana semuanya merupakan variabel dummy untuk taraf faktor jenis
handling dan metode angkat, berikut taraf faktor posisi tangan. Variabel Dummy
Normal yang mewakili Taraf Jenis Handling keras-rata-diameter kecil tidak masuk
ke dalam perhitungan, karena menjadi excluded variable.
Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,641. Hal
ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang cukup besar antara variabel dependen
berat angkat maksimum terhadap variabel dependen terkait. Sementara nilai R
Square menunjukkan seberapa besar nilai berat angkat maksimum dapat diprediksi
secara akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi pengaruh
taraf faktor posisi tangan terhadap berat angkat maksimum hingga sebesar 41,1%.
Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam
analisis regresi tersebut.
Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik
model regresi tersebut dapat memprediksi berat angkat maksimum secara baik.
Dalam kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,000, dimana nilai tersebut
lebih kecil daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy
ini dapat memprediksi secara baik variabel berat angkat maksimum.
Tabel terakhir yang berjudul Coefficients menunjukkan nilai koefisien untuk
konstanta dan variabel dummy posisi tangan, metode angkat, jenis handling, sehingga
membentuk suatu persamaan regresi. Tampak pula tingkat galat baku untuk setiap
koefisien beserta nilai-t nya. Untuk kasus ini, tampak berbagai macam nilai Sig.
Semakin kecil nilai Sig. yang dihasilkan menunjukkan semakin besar pengaruh
variabel terkait terhadap variabel dependen berat angkat maksimal. Semakin besar
BAB V ANALISA 158
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
nilai koefisien suatu faktor atau taraf faktor, semakin besar pula pengaruhnya bagi
variabel dependen.
Untuk menguji kesahihan dari rumusan regresi tersebut, maka dilakukanlah
perhitungan dengan rumus regresi itu, dimana untuk setiap kombinasi perlakuan,
nilai variabel regresi yang bersesuaian dengan kombinasi perlakuan itu dimasukkan.
Tabel 5.14. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy
Interaksi Faktor Posisi Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk
Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum
Nilai aktual dan regresi ini dibandingkan satu sama lain secara berpasangan
dengan menggunakan paired samples t-test, untuk membuktikan apakah nilai berat
angkat maksimum yang dihasilkan rumus regresi tersebut cukup akurat mendekati
data percobaan aktual atau tidak.
Tabel 5.15. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor
Posisi Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai
Variabel Berat Angkat Maksimum
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Beban_Maksimal 22.8889 54 6.18173 .84123
Regresi_Berat_Maksimum_2 22.6045 54 3.83502 .52188
Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi
21 18.931 27 26.264 16 19.806 27 27.139 21 17.431 24 24.764
20 18.931 27 26.264 18 19.806 26 27.139 23 17.431 23 24.764
17 18.931 28 26.264 18 19.806 24 27.139 19 17.431 24 24.764
25 19.355 36 26.688 18 20.230 25 27.563 19 17.855 25 25.188
20 19.355 28 26.688 19 20.230 35 27.563 12 17.855 26 25.188
16 19.355 33 26.688 16 20.230 15 27.563 20 17.855 38 25.188
18 19.153 14 26.486 12 20.028 26 27.361 13 17.653 28 24.986
25 19.153 28 26.486 33 20.028 29 27.361 16 17.653 27 24.986
19 19.153 24 26.486 30 20.028 24 27.361 15 17.653 26 24.986
Posisi B
Rata-
Keras-Ø
Kecil
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A
BAB V ANALISA 159
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.15. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor
Posisi Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai
Variabel Berat Angkat Maksimum (Lanjutan)
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Beban_Maksimal &
Regresi_Berat_Maksimum_2
54 .596 .000
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Beban_Maksimal -
Regresi_Berat_Maksimum_2
.28439 4.96400 .67551 -
1.07052
1.63930 .421 53 .675
Tabel pertama hanya menunjukkan gambaran statistik secara umum dari dua
nilai yang dibandingkan berpasangan, seperti berupa nilai rataan, banyak data,
standar deviasi, dan error. Tabel kedua menunjukkan bahwa kedua nilai yang
dibandingkan tersebut memiliki Sig. 0,000. Oleh karena nilai Sig. itu lebih kecil
daripada nilai α yang ditetapkan sebesar 0,05, maka dapat dikatakan bahwa pasangan
nilai berat angkat maksimum aktual dan hasil regresi memilki nilai yang berdekatan.
Tabel ketiga lebih menekankan lagi akan hal itu dengan menjabarkan lebih detil hasil
paired samples test tersebut, dimana didapatkan nilai t sebesar 0,421 yang
menandakan cukup dekatnya nilai berat angkat secara aktual dan yang di prediksi
melalui rumus regresi itu, meski tidak seakurat rumus regresi faktor posisi tangan.
Hal ini disebabkan oleh jauh lebih banyaknya variabel yang harus dipertimbangkan
dalam regresi ini (6 variabel), daripada regresi faktor posisi tangan (1 variabel).
Maka, dapat dikatakan bahwa rumusan regresi dummy Faktor Posisi Tangan untuk
memprediksi nilai Variabel Berat Angkat Maksimum tersebut sah dan akurat secara
statistik, untuk digunakan memprediksi Variabel Berat Angkat Maksimum.
BAB V ANALISA 160
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
5.2.1.3. Perumusan Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis
Handling
Tabel 5.16. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode
Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat
Maksimum
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1
Dummy_Stoop, Dummy_Styrofoam,
Dummy_One_Knee, Dummy_Karet,
Dummy_Squatb
. Enter
a. Dependent Variable: Beban_Maksimal
b. Tolerance = .000 limits reached.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .230a .053 -.046 6.32156 1.846
a. Predictors: (Constant), Dummy_Stoop, Dummy_Styrofoam, Dummy_One_Knee, Dummy_Karet,
Dummy_Squat
b. Dependent Variable: Beban_Maksimal
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 107.153 5 21.431 .536 .748b
Residual 1918.181 48 39.962
Total 2025.333 53
a. Dependent Variable: Beban_Maksimal
b. Predictors: (Constant), Dummy_Stoop, Dummy_Styrofoam, Dummy_One_Knee, Dummy_Karet,
Dummy_Squat
BAB V ANALISA 161
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.16. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode
Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat
Maksimum (Lanjutan)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. 95.0%
Confidence
Interval for B
B Std.
Error
Beta Lower
Bound
Upper
Bound
1
(Constant) 20.910 2.204 9.488 .000 16.479 25.341
Dummy_Karet .424 2.204 .033 .192 .848 -4.007 4.855
Dummy_Styrofoam .222 2.107 .017 .105 .916 -4.015 4.459
Dummy_Squat 1.688 2.204 .130 .766 .448 -2.743 6.118
Dummy_One_Knee 2.563 1.936 .208 1.324 .192 -1.329 6.454
Dummy_Stoop .188 2.204 .014 .085 .933 -4.243 4.618
Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,
dikatahui bahwa untuk analisis regresi ini hanya mempertimbangkan 5 variabel
independen, dimana semuanya merupakan variabel dummy untuk taraf faktor jenis
handling dan metode angkat. Variabel Dummy Normal yang mewakili Taraf Jenis
Handling keras-rata-diameter kecil tidak masuk ke dalam perhitungan, karena
menjadi excluded variable.
Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,230. Hal
ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang lumayan besar antara variabel
dependen berat angkat maksimum terhadap variabel dependen terkait. Sementara
nilai R Square menunjukkan seberapa besar nilai berat angkat maksimum dapat
diprediksi secara akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi
pengaruh taraf faktor posisi tangan terhadap berat angkat maksimum hingga sebesar
5,3%. Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam
analisis regresi tersebut.
Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik
model regresi tersebut dapat memprediksi berat angkat maksimum secara baik.
BAB V ANALISA 162
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Dalam kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,748, dimana nilai tersebut
lebih besar daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy
ini tidak dapat memprediksi secara baik variabel berat angkat maksimum, sehingga
sebaiknya tidak digunakan. Hasil regresi ini sejalan dengan hasil uji ANOVA dengan
nilai α 0,05, dimana dinyatakan bahwa interaksi faktor terkait kurang berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Oleh karena nilai Sig. yang mencapai 0,748 itu, maka secara otomatis rumus
regresi yang dibentuk oleh SPSS dalam tabel 5.16 untuk regresi ini tidaklah valid,
Maka dari itu, rumus regresi tersebut tidak perlu ditampilkan dalam bentuk bakunya
sebagaimana yang terlihat pada rumus-rumus regresi sebelumnya yang dinyatakan
valid. Hal ini berimplikasi pada tidak perlunya diadakan paired samples t-test untuk
menguji keakuratan dari model tersebut, karena model yang tidak valid sudah pasti
tidak akan akurat dalam memprediksi variabel dependen berupa berat angkat
maksimum.
5.2.1.4. Perumusan Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi Tangan*Jenis
Handling
Tabel 5.17. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi
Tangan*Jenis Handling untuk Memprediksi Variabel Berat Angkat Maksimum
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1
Dummy_Styrofoam,
Dummy_Posisi_Tangan,
Dummy_Karetb
. Enter
a. Dependent Variable:
Beban_Maksimal
BAB V ANALISA 163
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.17. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi
Tangan*Jenis Handling untuk Memprediksi Variabel Berat Angkat Maksimum
(Lanjutan)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .606a .367 .329 5.06469 2.087
a. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Posisi_Tangan, Dummy_Karet
b. Dependent Variable: Beban_Maksimal
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 742.778 3 247.593 9.652 .000b
Residual 1282.556 50 25.651
Total 2025.333 53
a. Dependent Variable: Beban_Maksimal
b. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Posisi_Tangan, Dummy_Karet
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. 95.0% Confidence
Interval for B
B Std. Error Beta Lower
Bound
Upper
Bound
1
(Constant) 11.389 2.388 4.770 .000 6.593 16.184
Dummy_Posisi_Tangan 7.333 1.378 .599 5.320 .000 4.565 10.102
Dummy_Karet 1.278 1.688 .098 .757 .453 -2.113 4.669
Dummy_Styrofoam .222 1.688 .017 .132 .896 -3.169 3.613
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 21 yang
ditunjukkan pada tabel 5.17, diperolehlah persamaan regresi seperti berikut ini:
Y = 11,389 + 7,333 X1 + 1,278 X2 + 0,222 X3
Dimana:
Y = Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum
X1 = Variabel Dummy Posisi Tangan [bernilai 1 untuk Posisi A, 2 untuk
Posisi B]
BAB V ANALISA 164
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
X2 = Variabel Dummy Karet [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling
bukan lunak-rata-diameter kecil, 1 untuk Taraf Jenis Handling
lunak-rata-diameter kecil]
X3 = Variabel Dummy Styrofoam [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling
bukan lunak-tak rata-diameter besar, 1 untuk Taraf Jenis Handling
lunak-tak rata-diameter besar]
Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,
dikatahui bahwa untuk analisis regresi ini hanya mempertimbangkan 3 variabel
independen, dimana semuanya merupakan variabel dummy untuk taraf faktor jenis
handling dan posisi tangan. Variabel Dummy Normal yang mewakili Taraf Jenis
Handling keras-rata-diameter kecil tidak masuk ke dalam perhitungan, karena
menjadi excluded variable.
Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,606. Hal
ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang besar antara variabel dependen berat
angkat maksimum terhadap variabel dependen terkait. Sementara nilai R Square
menunjukkan seberapa besar nilai berat angkat maksimum dapat diprediksi secara
akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi pengaruh taraf
faktor posisi tangan terhadap berat angkat maksimum hingga sebesar 36,7%.
Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam
analisis regresi tersebut.
Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik
model regresi tersebut dapat memprediksi berat angkat maksimum secara baik.
Dalam kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,000, dimana nilai tersebut
lebih kecil daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy
ini dapat memprediksi secara baik variabel berat angkat maksimum. Hasil regresi ini
tampak agak tak sejalan dengan hasil uji ANOVA dengan nilai α 0,05, dimana
dinyatakan bahwa interaksi faktor terkait kurang berpengaruh terhadap variabel
dependen. Akan tetapi model regresi valid yang dihasilkan di sini menunjukkan
bahwa ketidaksignifikansian pada Uji ANOVA ternyata tidak selamanya berlaku
BAB V ANALISA 165
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
pada perhitungan regresi, sebagaimana yang ditunjukkan oleh regresi interaksi faktor
metode angkat*jenis handling. Akan tetapi, perlu dicermati bahwa nilai Sig.
ANOVA untuk interaksi faktor posisi tangan*jenis handling lebih kecil daripada
interaksi faktor metode angkat*jenis handling. Sehingga, model regresi interaksi
faktor posisi tangan*jenis handling memang akan lebih berpengaruh terhadap output
variabel dependen berupa berat angkat maksimal, dibanding model regresi interaksi
faktor posisi tangan*jenis handling.
Tabel terakhir yang berjudul Coefficients menunjukkan nilai koefisien untuk
konstanta dan variabel dummy posisi tangan serta jenis handling, sehingga
membentuk suatu persamaan regresi. Tampak pula tingkat galat baku untuk setiap
koefisien beserta nilai-t nya. Untuk kasus ini, tampak berbagai macam nilai Sig.
Semakin kecil nilai Sig. yang dihasilkan menunjukkan semakin besar pengaruh
variabel terkait terhadap variabel dependen berat angkat maksimal.
Untuk menguji kesahihan dari rumusan regresi tersebut, maka dilakukanlah
perhitungan dengan rumus regresi itu, dimana untuk setiap kombinasi perlakuan,
nilai variabel regresi yang bersesuaian dengan kombinasi perlakuan itu dimasukkan.
Nilai aktual dan regresi yang ditampilkan pada tabel 5.18 tersebut akan
dibandingkan satu sama lain secara berpasangan dengan menggunakan paired
samples t-test, untuk membuktikan apakah nilai berat angkat maksimum yang
dihasilkan rumus regresi tersebut cukup akurat mendekati data percobaan aktual atau
tidak.
BAB V ANALISA 166
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.18. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy
Interaksi Faktor Posisi Tangan*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai
Variabel Berat Angkat Maksimum
Tabel 5.19. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor
Posisi Tangan* Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat
Maksimum
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Beban_Maksimal 22.8889 54 6.18173 .84123
Regresi_Berat_Maksimum_3 22.8885 54 3.74347 .50942
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Beban_Maksimal &
Regresi_Berat_Maksimum_3
54 .606 .000
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Beban_Maksimal -
Regresi_Berat_Maksimum_3
.00039 4.91926 .66943 -1.34231 1.34309 .001 53 1.000
Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi
21 18.722 27 26.055 16 18.722 27 26.055 21 18.722 24 26.055
20 18.722 27 26.055 18 18.722 26 26.055 23 18.722 23 26.055
17 18.722 28 26.055 18 18.722 24 26.055 19 18.722 24 26.055
25 20.000 36 27.333 18 20.000 25 27.333 19 20.000 25 27.333
20 20.000 28 27.333 19 20.000 35 27.333 12 20.000 26 27.333
16 20.000 33 27.333 16 20.000 15 27.333 20 20.000 38 27.333
18 18.944 14 26.277 12 18.944 26 26.277 13 18.944 28 26.277
25 18.944 28 26.277 33 18.944 29 26.277 16 18.944 27 26.277
19 18.944 24 26.277 30 18.944 24 26.277 15 18.944 26 26.277
Rata-
Keras-Ø
Kecil
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
BAB V ANALISA 167
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel pertama hanya menunjukkan gambaran statistik secara umum dari dua
nilai yang dibandingkan berpasangan, seperti berupa nilai rataan, banyak data,
standar deviasi, dan error. Tabel kedua menunjukkan bahwa kedua nilai yang
dibandingkan tersebut memiliki Sig. 0,000. Oleh karena nilai Sig. itu lebih kecil
daripada nilai α yang ditetapkan sebesar 0,05, maka dapat dikatakan bahwa pasangan
nilai berat angkat maksimum aktual dan hasil regresi memilki nilai yang berdekatan.
Tabel ketiga lebih menekankan lagi akan hal itu dengan menjabarkan lebih detil hasil
paired samples test tersebut, dimana didapatkan nilai t sebesar 0,001 yang
menandakan dekatnya nilai berat angkat secara aktual dan yang di prediksi melalui
rumus regresi itu, lebih akurat daripada regresi interaksi faktor metode angkat*posisi
tangan*jenis handling. Hal ini disebabkan oleh lebih sedikitnya variabel yang harus
dipertimbangkan dalam regresi ini (3 variabel), daripada regresi interaksi faktor
metode angkat*posisi tangan*jenis handling (6 variabel). Maka, dapat dikatakan
bahwa rumusan regresi dummy Interaksi Faktor Posisi Tangan*Jenis Handling untuk
memprediksi nilai Variabel Berat Angkat Maksimum tersebut sah dan akurat secara
statistik, untuk digunakan memprediksi nilai Variabel Berat Angkat Maksimum.
5.2.2. Perhitungan Regresi untuk Variabel Dependen Kenyamanan Angkat
Menurut hasil Uji ANOVA, faktor dan taraf faktor yang secara signifikan
mempengaruhi variabel kenyamanan angkat adalah adalah faktor jenis handling
(pada tingkat signifikansi 0,05). Sementara itu, faktor dan interaksi faktor yang
mempengaruhi secara signifikan variabel kenyamanan angkat pada tingkat
signifikansi (α) sebesar 0,1 adalah interaksi faktor jenis handling dan metode angkat.
Pertama-tama akan ditampilkan hasil perhitungan regresi untuk faktor jenis handling,
sebelum akan ditampilkan pula hasil perhitungan regresi untuk interaksi faktor jenis
handling dan metode angkat.
BAB V ANALISA 168
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
5.2.2.1. Perumusan Regresi Dummy Faktor Jenis Handling
Tabel 5.20. Output Software SPSS Regresi Dummy Faktor Jenis Handling untuk
Memprediksi Nilai Variabel Dependen Kenyamanan Angkat
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 Dummy_Styrofoam, Dummy_Karetb . Enter
a. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat
b. Tolerance = .000 limits reached.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .374a .140 .106 9.28254 2.331
a. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Karet
b. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 713.926 2 356.963 4.143 .022b
Residual 4394.444 51 86.166
Total 5108.370 53
a. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat
b. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Karet
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. 95.0% Confidence
Interval for B
B Std. Error Beta Lower
Bound
Upper
Bound
1
(Constant) 99.667 2.188 45.553 .000 95.274 104.059
Dummy_Karet -6.111 3.094 -.296 -1.975 .054 -12.323 .101
Dummy_Styrofoam -8.667 3.094 -.420 -2.801 .007 -14.878 -2.455
BAB V ANALISA 169
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 21 yang
ditunjukkan pada tabel 5.20, diperolehlah persamaan regresi seperti berikut ini:
Y = 99,667 – 6,111 X1 – 8,667 X2
Dimana:
Y = Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum
X1 = Variabel Dummy Karet [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling
bukan lunak-rata-diameter kecil, 1 untuk Taraf Jenis
Handling lunak-rata-diameter kecil]
X2 = Variabel Dummy Styrofoam [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling
bukan lunak-tak rata-diameter besar, 1 untuk Taraf
Jenis Handling lunak-tak rata-diameter besar]
Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,
diketahui bahwa untuk analisis regresi ini hanya mempertimbangkan 1 variabel
independen, yakni variabel jenis handling, yang dinyatakan dalam variabel-variabel
dummy.
Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,374. Hal
ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang lumayan berarti antara variabel
dependen kenyamanan angkat terhadap variabel dependen terkait. Sementara nilai R
Square menunjukkan seberapa besar nilai kenyamanan angkat dapat diprediksi
secara akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi pengaruh
taraf faktor jenis handling terhadap kenyamanan angkat hingga sebesar 14%.
Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam
analisis regresi tersebut.
Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik
model regresi tersebut dapat memprediksi kenyamanan angkat secara baik. Dalam
kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,022, dimana nilai tersebut lebih kecil
daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara
statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy ini dapat
memprediksi secara baik variabel kenyamanan angkat.
BAB V ANALISA 170
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel terakhir yang berjudul Coefficients menunjukkan nilai koefisien untuk
konstanta dan variabel dummy jenis handling, sehingga membentuk suatu persamaan
regresi. Tampak pula tingkat galat baku untuk setiap koefisien beserta nilai-t nya.
Untuk kasus ini, tampak berbagai macam nilai Sig. Semakin kecil nilai Sig. yang
dihasilkan menunjukkan semakin besar pengaruh variabel terkait terhadap variabel
dependen kenyamanan angkat.
Untuk menguji kesahihan dari rumusan regresi tersebut, maka dilakukanlah
perhitungan dengan rumus regresi itu, dimana untuk setiap kombinasi perlakuan,
nilai variabel regresi yang bersesuaian dengan kombinasi perlakuan itu dimasukkan.
Nilai aktual dan regresi yang ditampilkan pada tabel 5.21 tersebut akan
dibandingkan satu sama lain secara berpasangan dengan menggunakan paired
samples t-test, untuk membuktikan apakah nilai kenyamanan angkat yang dihasilkan
rumus regresi tersebut cukup akurat mendekati data percobaan aktual atau tidak.
Tabel 5.21. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy
Faktor Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat
Maksimum
Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi
100 99.667 100 99.667 97 99.667 99 99.667 100 99.667 95 99.667
89 99.667 100 99.667 99 99.667 106 99.667 102 99.667 102 99.667
101 99.667 100 99.667 96 99.667 108 99.667 98 99.667 102 99.667
89 93.556 104 93.556 90 93.556 99 93.556 89 93.556 101 93.556
98 93.556 88 93.556 65 93.556 101 93.556 89 93.556 100 93.556
103 93.556 85 93.556 104 93.556 105 93.556 80 93.556 94 93.556
103 91.000 108 91.000 103 91.000 71 91.000 81 91.000 99 91.000
91 91.000 97 91.000 85 91.000 91 91.000 99 91.000 69 91.000
75 91.000 92 91.000 102 91.000 85 91.000 89 91.000 104 91.000
Rata-
Keras-Ø
Kecil
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
BAB V ANALISA 171
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.22. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor
Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Kenyamanan_Angkat 94.7407 54 9.81755 1.33600
Regresi_Kenyamanan_Angkat 94.7410 54 3.67029 .49946
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Kenyamanan_Angkat &
Regresi_Kenyamanan_Angkat
54 .374 .005
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Kenyamanan_Angkat -
Regresi_Kenyamanan_Angkat
-.00026 9.10572 1.23913 -2.48564 2.48512 .000 53 1.000
Tabel pertama hanya menunjukkan gambaran statistik secara umum dari dua
nilai yang dibandingkan berpasangan, seperti berupa nilai rataan, banyak data,
standar deviasi, dan error. Tabel kedua menunjukkan bahwa kedua nilai yang
dibandingkan tersebut memiliki Sig. 0,005. Oleh karena nilai Sig. itu lebih kecil
daripada nilai α yang ditetapkan sebesar 0,05, maka dapat dikatakan bahwa pasangan
nilai berat angkat maksimum aktual dan hasil regresi memilki nilai yang berdekatan.
Tabel ketiga lebih menekankan lagi akan hal itu dengan menjabarkan lebih detil hasil
paired samples test tersebut, dimana didapatkan nilai t sebesar 0,000 yang
menandakan dekatnya nilai kenyamanan angkat secara aktual dan yang di prediksi
melalui rumus regresi itu. Keakuratan ini dapat terjadi karena relatif sedikitnya jenis
variabel dummy yang dipertimbangkan, yakni hanya dua. Maka, dapat dikatakan
bahwa rumusan regresi dummy Interaksi Faktor Jenis Handling untuk memprediksi
BAB V ANALISA 172
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
nilai Variabel Kenyamanan Angkat tersebut sah dan akurat secara statistik, untuk
digunakan memprediksi nilai Variabel Kenyamanan Angkat.
5.2.2.2. Perumusan Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis
Handling*Posisi Tangan
Tabel 5.23. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode
Angkat*Jenis Handling*Posisi Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel
Dependen Kenyamanan Angkat
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1
Dummy_Posisi_Tangan, Dummy_Stoop,
Dummy_Styrofoam, Dummy_One_Knee, Dummy_Karet,
Dummy_Squatb
. Enter
a. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat
b. Tolerance = .000 limits reached.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .423a .179 .075 9.44473 2.417
a. Predictors: (Constant), Dummy_Posisi_Tangan, Dummy_Stoop, Dummy_Styrofoam,
Dummy_One_Knee, Dummy_Karet, Dummy_Squat
b. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat
BAB V ANALISA 173
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.23. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode
Angkat*Jenis Handling*Posisi Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel
Dependen Kenyamanan Angkat (Lanjutan)
Model Sum of Squares df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 915.833 6 152.639 1.711 .139b
Residual 4192.537 47 89.203
Total 5108.370 53
a. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat
b. Predictors: (Constant), Dummy_Posisi_Tangan, Dummy_Stoop, Dummy_Styrofoam,
Dummy_One_Knee, Dummy_Karet, Dummy_Squat
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. 95.0% Confidence
Interval for B
B Std.
Error
Beta Lower
Bound
Upper
Bound
1
(Constant) 94.736 5.070 18.685 .000 84.536 104.936
Dummy_Karet -5.958 3.293 -.289 -1.810 .077 - .665
Dummy_Styrofoam -8.667 3.148 -.420 -2.753 .008 -15.000 -2.333
Dummy_Squat .792 3.293 .038 .240 .811 -5.832 7.415
Dummy_One_Knee -.458 2.892 -.023 -.158 .875 -6.276 5.359
Dummy_Stoop -1.208 3.293 -.059 -.367 .715 -7.832 5.415
Dummy_Posisi_Tang
an
3.481 2.571 .179 1.354 .182 -1.690 8.653
Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,
diketahui bahwa untuk analisis regresi ini mempertimbangkan 3 variabel independen,
yakni variabel posisit tangan, jenis handling dan metode angkat, yang dinyatakan
dalam variabel-variabel dummy.
Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,423. Hal
ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang lumayan berarti antara variabel
dependen kenyamanan angkat terhadap variabel dependen terkait. Sementara nilai R
Square menunjukkan seberapa besar nilai kenyamanan angkat dapat diprediksi
BAB V ANALISA 174
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
secara akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi pengaruh
taraf faktor jenis handling terhadap kenyamanan angkat hingga sebesar 17,9%.
Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam
analisis regresi tersebut.
Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik
model regresi tersebut dapat memprediksi kenyamanan angkat secara baik. Dalam
kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,139, dimana nilai tersebut lebih besar
daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara
statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy ini tidak dapat
memprediksi secara baik variabel kenyamanan angkat untuk nilai α sebesar 0,05.
Oleh karena nilai Sig. yang mencapai 0,139 itu, maka secara otomatis rumus
regresi yang dibentuk oleh SPSS dalam tabel 5.23 untuk regresi ini tidaklah valid,
Maka dari itu, rumus regresi tersebut tidak perlu ditampilkan dalam bentuk bakunya
sebagaimana yang terlihat pada rumus-rumus regresi sebelumnya yang dinyatakan
valid. Hal ini berimplikasi pada tidak perlunya diadakan paired samples t-test untuk
menguji keakuratan dari model regresi tersebut, karena model yang tidak valid sudah
pasti tidak akan akurat dalam memprediksi variabel dependen berupa berat angkat
maksimum.
5.3. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis
Analisa-analisa yang dilakukan pada bagian 5.2.1, dan 5.2.2 menunjukkan
beberapa hal penting yang didapat dalam penelitian, seperti misalnya faktor-faktor
dan interaksi-interaksi faktor yang berpengaruh bagi variabel dependen berupa
kenyamanan angkat maupun berat angkat maksimal. Hal ini dapat diperdalam
dengan melakukan analisis terhadap grafik-grafik yang dibentuk oleh faktot dan
interaksi faktor tersebut terhadap nilai variabel dependen terkait.
BAB V ANALISA 175
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
5.3.1. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis untuk Variabel Dependen Berat
Angkat Maksimal
Bagian ini akan membahas mengenai grafik perbandingan rataan variabel
dependen antar taraf faktor yang dihasilkan setelah proses Uji ANOVA dengan
menggunakan software SPSS 21. Maka, untuk variabel dependen berat angkat
maksimal, akan ditampilkan 5 grafik yang masing-masing mewakili faktor dan
interaksi faktor yang berpengaruh signifikan terhadap nilai berat angkat maksimal.
Gambar 5.1. Grafik Pengaruh Faktor Posisi Tangan Terhadap Beban
Maksimal
Menurut grafik pengaruh faktor posisi tangan terhadap beban maksimal pada
gambar 5.1, atau yang dapat dikatakan sebagai berat angkat maksimal, nampak
bahwa rata-rata berat angkat maksimal yang dapat dilakukan oleh subjek saat
memakai posisi tangan B lebih besar daripada rata-rata berat angkat maksimal yang
BAB V ANALISA 176
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
dapat dilakukan oleh subjek saat memakai posisi tangan A. Posisi tangan A
menghasilkan rata-rata berat angkat maksimal sekitar 19 kg, sementara posisi tangan
B mampu menghasilkan rata-rata berat angkat maksimal sekitar 27 kg. Hal ini
menunjukkan bahwa secara umum –terlepas dari pengaruh faktor metode angkat
dan/atau jenis handling- posisi B lebih dianjurkan untuk dipakai oleh para pelaku
aktivitas pengangkatan manual di lapangan.
Walau demikian, perlu diperhatikan bahwa lebih baiknya posisi tangan B
secara umum dalam hal menghasilkan berat angkat maksimal tidak menutup
kemungkinan tetap bergunanya posisi tangan A di saat posisi tangan B sulit untuk
dilakukan.
Posisi tangan B lebih baik daripada A dalam hal menghasilkan beban angkat
maksimal karena dengan posisi ini subjek dapat memegang batang handle
dinamometer secara lebih mantap, oleh karena seluruh permukaan telapak tangan
dapat menopang batang handle dinamometer. Lain halnya dengan posisi tangan A,
dimana telapak tangan subjek hanya bisa memegang ujung dari batang handle
dinamometer, sehingga kekuatan angkat yang tersalurkan pun menjadi berkurang.
Gambar 5.2. Perbandingan Kemantapan Handle Posisi Tangan B (Kiri) dan
Posisi Tangan A (Kanan)
BAB V ANALISA 177
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 5.3. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis Handling
*Posisi Tangan Terhadap Beban Maksimal untuk Posisi Tangan A
Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan
A*jenis handling pada gambar 5.3 di atas, nampak bahwa untuk jenis handling rata-
keras-diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat
angkat maksimal) adalah Stoop Lift, diikuti oleh Squat Lift pada posisi kedua, dan
one leg lift pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil,
metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah
Squat Lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan one leg lift pada posisi
terakhir. Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat
terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah one leg lift,
diikuti oleh Squat Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.
Berdasarkan gambar 5.3 dapat diketahui bahwa untuk mengangkat dengan
jenis handling rata-keras-diameter kecil (dimana merupakan handle standar
BAB V ANALISA 178
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
dinamometer, hanya berupa batang besi polos) pada posisi tangan A, metode angkat
stoop lift menjadi metode angkat yang menghasilkan kekuatan angkat paling besar.
Hal ini dapat terjadi karena letak tangan di samping batang handle dinamometer
menyebabkan lebih mantapnya genggaman tangan pada stoop lift, karena pada
metode angkat ini, tangan menjulur ke bawah untuk menggenggam batang handle
dari samping, sehingga akan relatif lebih banyak tenaga yang terfokus ke
dinamometer saat lengan yang posisinya hampir lurus secara vertikal ke bawah
tersebut mengangkat handle dinamometer dengan dibantu pergerakan batang tubuh
ke atas. Lain halnya bila posisi tangan yang dilakukan adalah posisi tangan B,
dimana akan sedikit lebih sulit untuk mengangkat batang handle dinamometer dari
bawah -sebagaimana lazimnya pada posisi tangan B- dalam posisi stoop lift. Tidak
adanya selubung handle dinamometer sebagaimana pada taraf faktor jenis handling
lainnya juga turut membantu tersalurkannya tenaga angkat secara maksimal ke
dinamometer, sebab selubung handling berpotensi menghambat tenaga angkat yang
tersalur ke dinamometer.
Gambar 5.4. Posisi Hampir Vertikal ke Bawah pada Lengan dalam Metode
Angkat Stoop Lift
BAB V ANALISA 179
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Pada jenis handling rata-lunak-diameter kecil dan posisi tangan A, metode
stoop lift tidak terlalu menghasilkan kekuatan angkat maksimal, karena kekuatan
angkat yang disalurkan oleh telapak tangan subjek yang memegang ujung handle
teredam oleh selubung karet yang membungkus handle tersebut. Sebagai gantinya,
ternyata metode Squat Lift menunjukkan hasil kekuatan angkat yang baik. Hal
tersebut disebabkan oleh lebih stabilnya genggaman telapak tangan pada posisi
tangan metode angkat ini oleh karena posisi lengan bawah yang menopang beban
dengan sudut tertentu terhadap sumbu horizontal, sehingga kekuatan angkatnya tidak
terlalu terganggu oleh handle karet. Kemantapan genggaman tersebut ditunjang pula
oleh kekuatan angkat dari dua kaki subjek, dimana mengangkat dengan kekuatan
topang kedua kaki merupakan ciri khas Squat Lift.
Pada jenis handling tak rata-lunak-diameter besar yang dimanifestasikan
dalam bentuk selubung handle dari Styrofoam, nampak bahwa metode angkat One
Knee Lift menghasilkan kekuatan angkat paling baik ketimbang metode lain, meski
metode Squat Lift nampak hampir menghasilkan performa yang sama. Hal ini dapat
terjadi karena metode angkat One Knee Lift memungkinkan posisi lengan bawah
hampir sejajar dengan sumbu horizontal, sehingga tangan subjek bisa secara mantap
dan stabil menggenggam dan mengangkat handle dinamometer dari samping tanpa
terlalu terganggu oleh selubung Styrofoam yang jauh lebih tebal dan lebih dapat
meredam kekuatan angkat daripada selubung karet. Kestabilan One Knee Lift ini juga
ditunjang oleh postur kaki yang secara mantap berlutut menumpu tanah pada salah
satu kaki terkuat. Kekuatan angkat Stoop Lift amat teredam oleh jenis handling ini,
karena posisi lengan yang relatif vertikal ke bawah tidak akan bisa dengan stabil
mengangkat dinamometer, di samping itu posisi tangan yang memegang handle
dinamometer dari samping pada posisi A ini semakin memperparah kuantitas
kekuatan angkat Stoop Lift.
BAB V ANALISA 180
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 5.5. Posisi Lengan dan Kaki Squat Lift (Kiri) & One Knee Lift (Kanan)
Gambar 5.6. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis Handling
*Posisi Tangan Terhadap Beban Maksimal untuk Posisi Tangan B
Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan
A*jenis handling pada gambar 5.6 di atas, nampak bahwa untuk jenis handling rata-
BAB V ANALISA 181
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
keras-diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat
angkat maksimal) adalah Squat Lift, diikuti oleh one leg lift pada posisi kedua, dan
Stoop Lift pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil,
metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah
Squat Lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan one leg lift pada posisi
terakhir. Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat
terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah Stoop Lift,
diikuti oleh one leg lift pada posisi kedua, dan Squat Lift pada posisi terakhir.
Pada jenis handling rata-keras-diameter kecil maupun rata-lunak-diameter
kecil, dengan posisi tangan B, metode squat lift menghasilkan kekuatan angkat
maksimal, karena kekuatan angkat yang disalurkan oleh telapak tangan subjek yang
memegang handle dari bawah tersalurkan dengan baik ke dinamometer. Hal ini juga
didukung oleh stabilnya genggaman telapak tangan pada posisi tangan metode
angkat ini oleh karena posisi lengan bawah yang menopang beban dengan sudut
tertentu terhadap sumbu horizontal, sehingga kekuatan angkatnya tidak terlalu
terganggu oleh handle karet maupun handle dinamometer yang standar. Kemantapan
genggaman tersebut ditunjang pula oleh kekuatan angkat dari dua kaki subjek,
dimana mengangkat dengan kekuatan topang kedua kaki merupakan ciri khas Squat
Lift. Kekuatan angkat dari kedua kaki itulah yang membuatnya lebih unggul daripada
One Knee Lift yang relatif lebih mengandalkan kekuatan angkat dari salah satu kaki
terkuat.
Walaupun demikian, One Knee Lift lebih stabil dalam mengangkat objek
daripada Squat Lift, sebagai implikasi dari postur salah satu kaki berlutut yang
merupakan ciri khas metode itu. Oleh karena kestabilan inilah, sehingga kekuatan
angkat One Knee Lift bisa melampaui Squat Lift pada jenis handling Styrofoam,
dimana handling Styrofoam amat rawan menimbulkan ketidakstabilan dan slip saat
diangkat, oleh karena tekstur Styrofoam granule yang menyusunnya.
Akan tetapi, dalam hal ini ternyata One Knee Lift masih diungguli oleh Stoop
Lift. Hal ini bisa terjadi karena posisi tangan B yang menopang dari bawah handling
dapat membantu subjek mengangkat dinamometer dengan handling Styrofoam
BAB V ANALISA 182
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
memakai metode Stoop Lift dengan stabil. Lain halnya seperti pada pembahasan
posisi tangan A dimana metode Stoop Lift tidak bisa diandalkan dalam memberi
kekuatan angkat maksimal saat mengangkat dinamometer dengan handling
Styrofoam, oleh karena grip telapak tangan yang kurang baik.
Perbandingan antara metode angkat tersebut dapat dilihat pada tabel 5.24.
Tabel 5.24. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi
Tangan A dan B untuk Variabel Dependen Berat Angkat Maksimal
Rating Nilai Berat Angkat Maksimal
Jenis Handling Posisi
Tangan Tinggi Sedang Kurang
Rata-Keras-
Diameter Kecil
A Stoop Lift Squat Lift One Leg Lift
B Squat Lift One Leg Lift Stoop Lift
Rata-Lunak-
Diameter Kecil
A Squat Lift Stoop Lift One Leg Lift
B Squat Lift Stoop Lift One Leg Lift
Tak Rata-Lunak-
Diameter Besar
A One Leg Lift Squat Lift Stoop Lift
B Stoop Lift One Leg Lift Squat Lift
BAB V ANALISA 183
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 5.7. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Jenis Handling*Posisi Tangan
Terhadap Beban Maksimal
Menurut grafik pengaruh interaksi faktor posisi tangan*jenis handling pada
gambar 5.7 di atas, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-diameter kecil,
posisi tangan terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah
posisi A, dan posisi B pada kedudukan terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-
lunak-diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat
angkat maksimal) adalah posisi A, dan posisi B pada kedudukan terakhir. Terakhir,
untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat terbaik
(berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah posisi A, dan posisi B
pada kedudukan terakhir. Gambar 5.7 ini menguatkan hasil yang tergambar pada
gambar 5.1, dimana untuk semua jenis handling, posisi tangan B tetap lebih
dianjurkan dibanding posisi tangan A.
Posisi tangan B lebih baik daripada A dalam hal menghasilkan beban angkat
maksimal pada segala jenis handling, karena dengan posisi ini subjek dapat
BAB V ANALISA 184
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
memegang batang handle dinamometer secara lebih mantap, oleh karena seluruh
permukaan telapak tangan dapat menopang batang handle dinamometer, apapun
modifikasi handle yang dilakukan terhadapnya. Lain halnya dengan posisi tangan A,
dimana telapak tangan subjek hanya bisa memegang ujung dari batang handle
dinamometer, sehingga kekuatan angkat yang tersalurkan pun menjadi berkurang.
Gambar 5.8. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Jenis Handling*Metode Angkat
Terhadap Beban Maksimal
Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*jenis handling pada
gambar 5.8, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-diameter kecil, metode
angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah Squat
Lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan one leg lift pada posisi terakhir.
Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil, metode angkat terbaik
(berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah Squat Lift, diikuti oleh
Stoop Lift pada posisi kedua, dan one leg lift pada posisi terakhir. Terakhir, untuk
BAB V ANALISA 185
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat terbaik (berdasarkan
besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah one leg lift, diikuti oleh Squat Lift
pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.
Pada jenis handling rata-keras-diameter kecil maupun rata-lunak-diameter
kecil, dengan posisi tangan B, metode squat lift menghasilkan kekuatan angkat
maksimal, karena kekuatan angkat yang disalurkan oleh telapak tangan subjek
tersalurkan dengan baik ke dinamometer oleh karena postur lengan metode angkat
ini-sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, demikian halnya dengan One
Knee Lift. Bedanya, kekuatan angkat Squat Lift dalam konteks ini lebih besar dari
pada One Knee Lift, oleh karena kekuatan angkat yang bersumber dari dua kaki
subjek, dimana mengangkat dengan kekuatan topang kedua kaki merupakan ciri khas
Squat Lift. Kekuatan angkat dari kedua kaki itulah yang membuatnya lebih unggul
daripada One Knee Lift yang relatif lebih mengandalkan kekuatan angkat dari salah
satu kaki terkuat. Stoop Lift masih bisa lebih unggul dari pada One Knee Lift karena
postur lengan dalam metode ini yang vertikal menjulur ke bawah dan langsung
mengangkat dinamometer ke atas dengan langsung dibantu oleh batang tubuh. Akan
tetapi, konsekuensinya adalah kemungkinan cedera yang lebih besar pada bagian
lumbar (L5/S1) sebagai titik tumpuan batang tubuh ke pinggang.
Namun, pada jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, ternyata metode
angkat One Knee Lift bisa mengungguli kedua metode lainnnya. Hal tersebut
mungkin terjadi karena handle jenis ini mampu meredam dengan cukup baik
kekuatan angkat bilamana diangkat dengan postur angkat yang kurang stabil. Oleh
karena One Leg Lift merupakan metode angkat dalam penelitian ini yang paling
stabil oleh karena posisi kaki dan tangannya (lihat gambar 5.5), permasalahan ini
bukan sesuatu yang signifikan dapat meredam kekuatan angkat. Lain halnya dengan
kedua metode angkat lainnya.
BAB V ANALISA 186
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.25. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Jenis
Handling Tanpa Mempertimbangkan Faktor Posisi Tangan
Rating Nilai Berat Angkat Maksimal
Jenis Handling Tinggi Sedang Rendah
Rata-Keras-
Diameter Kecil
Squat Lift Stoop Lift One Leg Lift
Rata-Lunak-
Diameter Kecil Squat Lift Stoop Lift One Leg Lift
Tak Rata-Lunak-
Diameter Besar One Leg Lift Squat Lift Stoop Lift
Hasil perbandingan metode angkat yang ditunjukkan pada tabel 5.25 ternyata
menampilkan hasil yang agak berbeda dibanding yang ditampilkan pada tabel 5.24,
kecuali pada jenis handling rata-lunak-diameter kecil. Sejauh ini, pembahasan pada
subbab ini tetap akan memakai hasil pada tabel 5.24 sebagai penyimpulan akan
teknik angkat terbaik untuk menghasilkan berat angkat maksimum. Dapat diputuskan
demikian karena hasil pada tabel 5.25 hanya mempertimbangkan 2 faktor, sementara
penelitian ini mempertimbangkan 3 faktor. Selain itu, menurut Uji ANOVA dengan
variabel dependen berat angkat maksimal, interaksi faktor metode angkat*posisi
tangan*jenis handling terukur lebih memiliki pengaruh signifikan bagi berat angkat
maksimal bila dibandingkan dengan interaksi faktor metode angkat*jenis handling.
5.3.2. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis untuk Variabel Dependen
Kenyamanan Angkat
Bagian ini juga akan membahas mengenai grafik perbandingan rataan
variabel dependen antar taraf faktor yang dihasilkan setelah proses Uji ANOVA
dengan menggunakan software SPSS 21. Maka, untuk variabel dependen
kenyamanan angkat, akan ditampilkan 3 grafik yang masing-masing mewakili faktor
dan interaksi faktor yang berpengaruh signifikan terhadap nilai kenyamanan angkat.
BAB V ANALISA 187
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 5.9. Grafik Pengaruh Faktor Jenis Handling Terhadap Kenyamanan
Angkat
Menurut grafik pengaruh faktor jenis handling terhadap kenyamanan angkat
pada gambar 5.9 nampak bahwa rata-rata nilai kenyamanan angkat yang dapat
dirasakan oleh subjek saat mengangkat benda dengan handling rata-keras-diameter
kecil lebih besar daripada rata-rata nilai kenyamanan angkat yang dapat dilakukan
oleh subjek saat mengangkat benda dengan handling rata-lunak-diameter kecil.
Sementara itu, rata-rata nilai kenyamanan angkat yang dapat dirasakan oleh subjek
saat mengangkat benda dengan handling rata-lunak-diameter kecil lebih besar
daripada rata-rata nilai kenyamanan angkat yang dapat dilakukan oleh subjek saat
mengangkat benda dengan handling tak rata-lunak-diameter besar. Jenis handling
rata-keras-diameter kecil menghasilkan rata-rata nilai kenyamanan angkat sekitar 100
poin, sementara jenis handling rata-lunak-diameter kecil mampu menghasilkan rata-
BAB V ANALISA 188
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
rata kenyamanan angkat sekitar 94 poin, dan jenis handling tak rata-lunak-diameter
besar mampu menghasilkan rata-rata kenyamanan angkat sekitar 90 poin. Hal ini
menunjukkan bahwa secara umum –terlepas dari pengaruh faktor metode angkat
dan/atau posisi tangan- jenis handling tak rata-lunak-diameter besar lebih dianjurkan
untuk dipakai oleh para pelaku aktivitas pengangkatan manual di lapangan, bila
ditinjau dari segi kenyamanan pengangkatan.
Handling rata-keras-diameter kecil menghasilkan kenyamanan angkat
tertinggi oleh karena ukuran diameternya yang mudah digenggam tangan, kemudian
juga oleh karena sifatnya yang keras, sehingga relatif mantap digenggam. Jenis
handling tak rata-lunak-diameter besar menghasilkan kenyamanan pengangkatan
terkecil karena sifat bahan penyusunnya (serpihan styrofoam) yang mengakibatkan
ketidakstabilan genggaman saat pengangkatan, dimana hal ini selain mengurangi
kekuatan angkat, juga mengurangi kenyamanan pengangkatan, karena subjek harus
terus berusaha menyeimbangkan genggamannya selama mengangkat objek..
Gambar 5.10. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan
A*Jenis Handling Terhadap Kenyamanan Angkat
BAB V ANALISA 189
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan
A*jenis handling pada gambar 5.10, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-
diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel kenyamanan
angkat) adalah Stoop Lift, diikuti oleh one leg lift pada posisi kedua, dan Squat Lift
pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil, metode
angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel variabel kenyamanan angkat) adalah
Squat Lift, diikuti oleh one leg lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi
terakhir. Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat
terbaik (berdasarkan besarnya variabel variabel kenyamanan angkat) adalah one leg
lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan Squat Lift pada posisi terakhir.
Untuk posisi tangan A, dimana telapak tangan menggenggam handle
dinamometer dari samping, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-diameter
kecil, Stoop Lift menghasilkan nilai kenyamanan angkat terbaik. Hal ini dapat terjadi
karena sifat handle ini yang relatif mudah digenggam tanpa usaha keras untuk
menstabilkannya selama pengangkatan, cocok untuk diangkat dengan metode Stoop
Lift yang notabene relatif menimbulkan daya angkat yang kuat, namun kurang stabil,
karena sebenarnya pengangkatan dengan metode ini ditopang oleh lumbar sebagai
poros angkat. Posisi tangan yang menggenggam bagian samping handling
dinamometer juga menunjang unggulnya stoop lift dalam konteks ini, mengingat
posisi lengan postur metode angkat ini yang relatif menjulur vertikal kebawah,
sehingga telapak tangan dapat dengan leluasa dan tanpa hambatan memegang handle
dinamometer dengan posisi A.
Pada handle rata-lunak-diameter kecil, yang terbuat dari karet, metode angkat
Squat Lift menghasilkan keunggulan terbaik dari segi kenyamanan angkat daripada
dua metode lainnya. Dapat dikatakan demikian karena posisi lengan bawah pada
metode ini yang membentuk sedikit sudut tertentu terhadap sumbu horizontal,
dimana posisi ini cukup stabil dalam mengangkat handling berlapis karet ini,
sehingga menghasilkan suatu kenyamanan pengangkatan. One Knee Lift tidak unggul
dalam hal ini karena ketidaknyamanan pada bagian lutut yang menopang tubuh
BAB V ANALISA 190
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
selama melakukan aktivitas pengangkatan. Metode Stoop Lift lebih sedikit lagi
memberikan kenyamanan pengangkatan, karena metode ini kurang bisa mengatasi
ketidakstabilan pengangkatan yang cukup parah akibat jenis handling karet dan
posisi tangan A, dimana posisi tangan ini hanya memegang ujung handle
dinamometer saja.
Namun, untuk handling Styrofoam, ternyata metode angkat One Knee Lift lah
yang bisa memberikan kenyamanan pengangkatan terbaik. Hal ini dapat terjadi
karena postur metode ini memeberikan kestabilan pengangkatan yang amat
diperlukan dalam mengangkat handling Styrofoam yang mudah menimbulkan slip
pada telapak tangan saat diangkat, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan oleh
karena ketidakstabilan pengangkatan.
Gambar 5.11. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan
B*Jenis Handling Terhadap Kenyamanan Angkat
BAB V ANALISA 191
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan
B*jenis handling pada gambar 5.11, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-
diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel kenyamanan
angkat) adalah one leg lift, diikuti oleh Squat Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift
pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil, metode
angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel variabel kenyamanan angkat) adalah
one leg lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan Squat Lift pada posisi
terakhir. Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat
terbaik (berdasarkan besarnya variabel variabel kenyamanan angkat) adalah Squat
Lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan one leg lift pada posisi terakhir.
Grafik pada gambar 5.11 juga memperkuat argumen yang digambarkan pada gambar
5.9, oleh karena nampak bahwa jenis handling nilai kenyamanan pengangkatan
secara berurutan dari besar ke kecil adalah sebagai berikut: rata-keras-diameter kecil,
rata-lunak-diameter kecil, dan tak rata-lunak-diameter besar.
Pada posisi tangan B, baik untuk handling rata-keras-diameter kecil
(handling standar dinamometer), maupun yang bersifat rata-lunak-diameter kecil
(handling karet), metode angkat One Knee Lift menimbulkan kenyamanan angkat
terbaik. Hal ini dapat terjadi karena tumpuan tubuh pada metode ini yang
mengandalkan posisi kaki berlutut dengan satu kaki sebagai penopang, lain halnya
dengan stoop lift yang mengandalkan bagian lumbar (L5/S1) sebagai poros dan titik
tumpu pergerakan pengangkatan, sehingga bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada
lumbar, maupun pada squat lift, yang meski aman bagi lumbar (L5/S1), namun bisa
berpeluang menimbulkan ketidaknyamanan pada kedua kaki sebagai penopang
utama dan sumber primer tenaga pengangkatan, terutama pada bagian ankle dan otot
paha, serta otot betis.
Akan tetapi, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar (handling
styrofoam), ternyata squat lift lebih unggul daripada kedua metode lainnya. Hal ini
dapat terjadi karena metode yang mengandalkan daya tolak kedua kaki subjek dalam
melakukan aktivitas pengangkatan tersebut menghasilkan kekuatan angkat yang
BAB V ANALISA 192
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
relatif cukup besar untuk mengangkat handling Styrofoam ke atas tanpa terlalu
terganggu oleh daya lawan serta ketidakteraturan bentuk dari Styrofoam itu sendiri,
yang berpeluang menimbulkan ketidaknyamanan. Di samping itu, metode ini juga
lebih aman dalam artian tidak berpeluang menimbulkan cedera pada bagian tubuh
yang rawan seperti lumbar (L5/S1), dimana resiko cedera ini cukup besar dialami
subjek bila memakai metode Stoop Lift. Di lain pihak, metode One Knee Lift ternyata
menghasilkan nilai kenyamanan yang rendah. Hal ini mungkin dikarenakan metode
yang mengandalkan satu kaki sebagai sumber tenaga angkat utama ini kurang bisa
menghasilkan kekuatan angkat yang relatif cukup besar untuk mengangkat handling
Styrofoam ke atas tanpa terlalu terganggu oleh daya lawan serta ketidakteraturan
bentuk dari Styrofoam itu sendiri, dimana hal itu berpeluang menimbulkan
ketidaknyamanan. Masalah ketidaknyamanan yang sering dialami subjek saat
menjalani metode angkat ini juga adalah rasa nyeri pada lutut bersentuhan
permukaan tanah untuk menopang tubuh.
Tabel 5.26. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi
Tangan A dan B untuk Variabel Dependen Kenyamanan Angkat
Rating Kenyamanan Angkat
Jenis Handling Posisi
Tangan Tinggi Sedang Rendah
Rata-Keras-
Diameter Kecil
A Stoop Lift One Leg Lift Squat Lift
B One Leg Lift Squat Lift Stoop Lift
Rata-Lunak-
Diameter Kecil
A Squat Lift One Leg Lift Stoop Lift
B One Leg Lift Stoop Lift Squat Lift
Tak Rata-Lunak-
Diameter Besar
A One Leg Lift Stoop Lift Squat Lift
B Squat Lift Stoop Lift One Leg Lift
BAB V ANALISA 193
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
5.3.3. Analisis Korelasi Antara Variabel Berat Angkat Maksimum dan
Kenyamanan Angkat
Penelitian ini menghasilkan rating nilai berat angkat maksimum dan
kenyamanan pengangkatan dengan kriteria higher better untuk Variabel berat angkat
maksimum dan kenyamanan angkat, sebagaimana yang ditunjukkan pada subbab
5.3.1 dan 5.3.2. Berdasarkan rating yang ditunjukkan pada tabel 5.24 dan 5.26, dapat
dicermati bahwa nilai berat angkat maksimum dan kenyamanan pengangkatan tidak
selalu berkorelasi positif. Metode angkat stoop lift pada jenis handling rata-keras-
diameter kecil dengan posisi tangan A menghasilkan nilai berat angkat maksimal dan
nilai kenyamanan pengangkatan yang sama-sama tinggi, hal ini merupakan salah satu
contoh korelasi positif dari kedua variabel dependen tersebut. Korelasi ini
menunjukkan bahwa untuk perlakuan jenis handling dan posisi tangan demikian,
maka metode angkat stoop lift menghasilkan nilai berat angkat maksimal dan
kenyamanan pengangkatan yang maksimal.
Akan tetapi, metode angkat squat lift pada jenis handling tak rata-lunak-
diameter besar dengan posisi tangan B menghasilkan nilai berat angkat maksimal
yang kurang, namun menghasilkan nilai kenyamanan pengangkatan yang tinggi.
Korelasi ini menunjukkan bahwa untuk perlakuan jenis handling dan posisi tangan
demikian, maka metode angkat squat lift menghasilkan nilai kenyamanan
pengangkatan yang maksimal. Namun mengorbankan kemampuan kekuatan angkat
objek pelaksananya. Akan tetapi keputusan mengenai metode angkat terbaik yang
bisa mengoptimalkan kenyamanan pengangkatan sekaligus kemampuan angkat
maksimum baru dapat ditentukan setelah mengikutsertakan analisis pada sub bab 5.4
berikut ini.
5.4. Analisa Mengenai Hasil Pengolahan Data Chaffin Planar Static Model
5.4.1. Analisa dengan Pendekatan Compression Force Mengenai Hasil
Pengolahan Data Chaffin’s Planar Static Model
Hasil pengolahan data dengan memakai metode Chaffin Planar Static Model
yang telah ditampilkan sebelumnya pada bab 4 telah memberikan hasil berupa
BAB V ANALISA 194
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Compression Force dan Shear Force pada bagian lumbar (L5/S1) subjek. Subbab ini
akan mengolah dan menganalisa data tersebut sehingga dapat digunakan untuk
mengkaji metode angkat yang relatif paling aman. Analisa tersebut diawali dengan
melakukan perhitungan pembagian antara Compression Force dengan Load Weight,
sehingga akan didapatkan nilai Compression Force secara murni (FCmurni), tanpa
intervensi nilai Weight Load. Berikut ini adalah contoh perhitungannya, berdasarkan
perlakuan metode angkat Squat Lift, posisi tangan A, dan jenis handling rata-keras-
diameter kecil.
FCmurni = ……… (38) = 40,607
Tabel 5.27. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai FCmurni (Satuan Newton)
Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B
Rata-
Keras-Ø
Kecil
18.034 17.795 20.110 18.728 36.475 35.484
18.895 16.431 22.116 18.337 33.472 34.393
17.646 15.946 18.662 17.885 32.968 27.491
Mean 18.192 16.724 20.296 18.317 34.305 32.456
Rata-
Lunak- Ø
Kecil
19.208 16.183 18.971 17.393 43.375 37.880
19.827 17.390 21.048 19.737 54.061 31.118
19.161 15.919 22.797 20.558 32.086 21.948
Mean 19.399 16.497 20.939 19.229 43.174 30.315
Tak Rata-
Lunak- Ø
Besar
15.829 19.136 20.260 19.002 39.276 22.387
15.755 16.141 17.774 18.021 39.266 30.687
18.951 20.361 17.408 20.497 59.086 26.521
Mean 16.845 18.546 18.481 19.173 45.876 26.532
BAB V ANALISA 195
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 5.12. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan
A*Jenis Handling Terhadap Compression Force
Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan
A*jenis handling pada gambar 5.12, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-
diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan kecilnya nilai Compression
Force) adalah Squat Lift, diikuti oleh One Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift
pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil, metode
angkat terbaik (berdasarkan kecilnya nilai Compression Force) adalah Squat Lift,
diikuti oleh One Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.
Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat terbaik
(berdasarkan kecilnya nilai Compression Force) adalah Squat Lift, diikuti oleh One
Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.
BAB V ANALISA 196
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 5.13. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan
B*Jenis Handling Terhadap Compression Force
Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan
B*jenis handling pada gambar 5.13, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-
diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan kecilnya nilai Compression
Force) adalah Squat Lift, diikuti oleh One Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift
pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil, metode
angkat terbaik (berdasarkan kecilnya nilai Compression Force) adalah Squat Lift,
diikuti oleh One Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.
Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat terbaik
(berdasarkan kecilnya nilai Compression Force) adalah Squat Lift, diikuti oleh One
Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.
BAB V ANALISA 197
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.28. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi
Tangan A dan B untuk Variabel Dependen Compression Force
Rating Keamanan Pengangkatan Berdasarkan
Nilai Compression Force
Jenis Handling Posisi
Tangan Tinggi Sedang Rendah
Rata-Keras-
Diameter Kecil
A Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
B Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Rata-Lunak-
Diameter Kecil
A Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
B Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Tak Rata-Lunak-
Diameter Besar
A Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
B Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
5.4.2 Analisa Keterkaitan Panjang Lengan Gaya Terhadap Gangguan pada
Bagian Lumbar
Selain itu, analisa terkait Chaffin’s Planar Static Model juga dapat
diperdalam dengan mencermati faktor panjang lengan gaya yang terbentuk dari
posisi titik berat beban angkat menuju posisi siku, bahu, dan lumbar (L5/S1) sebagai
titik-titik tumpu bagian tubuh dalam melakukan pengangkatan manual. Oleh karena
Compression Force pada L5/S1 sebenarnya amat dipengaruhi oleh lengan-lengan
gaya tersebut, maka hal tersebut perlu dianalisa pula dalam penelitian ini. Semakin
panjang lengan gaya, relatif semakin besar pula momen yang terjadi pada titik-titik
tumpu tubuh selama mengangkat, dan semakin besar pula Compression Force yang
kemungkinan diderita oleh pelaku pengangkatan manual yang menggunakan suatu
metode angkat.
Momen gaya yang besar pada bagian L5/S1 pada saat melakukan aktivitas
pengangkatan manual dapat menyebabkan cedera pada bagian lumbar, yang dikenal
dengan istilah low back pain. Adapun bagian yang cedera pada lumbar tersebut
terletak pada daerah intervertebral disc yang menghubungkan lumbar kelima dan
sacrum pertama (L5/S1).
BAB V ANALISA 198
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 5.14. Ilustrasi Lengan Gaya yang Terbentuk Akibat Postur Tubuh
Suatu Metode Angkat
Gambar 5.15. Ilustrasi Bagian-Bagian Tubuh pada L5/S1
BAB V ANALISA 199
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Gambar 5.16. Ilustrasi Terdesak Keluarnya Nucleus Pulposus sehingga
Menekan Saraf Tulang Belakang dan Menyebabkan Low Back Pain
Cedera pada daerah lumbar tersebut terjadi karena pada saat bagian
intervertebral disc menerima compression force akibat pengangkatan sebesar lebih
dari 3400 N (Chaffin & Anderson, 1984) dan torsi yang besarnya berbanding lurus
dengan compression force tersebut, sehingga inti dari disc tersebut, yang dikenal
dengan istilah nucleus pulposus, akan terdesak keluar dari posisi aslinya di tengah-
tengah intervertebral disc, sehingga menonjol keluar dari disc, dan menekan saraf
tulang belakang yang terletak pada vertebral foramen pada ruas tulang belakang
L5/S1, sebagaimana yang diilustrasikan dalam gambar 5.16. Hal inilah yang
menyebabkan sakit pada bagian lumbar, yang dikenal dengan istilah low back pain.
Gejala dari low back pain ini pada umumnya berupa rasa nyeri di lumbar yang terjadi
pada saat akan berdiri atau berjalan. Maka, analisis Compression Force seperti pada
subbab 5.4.1 dan analisis panjang lengan gaya penyebab momen torsi pada L5/S1
pada subbab 5.4.2 perlu dipertimbangkan untuk mencari metode pengangkatan
manual yang relatif menimbulkan resiko cedera yang lebih kecil bagi pelaku
pengangkatan.
BAB V ANALISA 200
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Untuk melakukan perhitungan dan analisa akan momen tersebut, maka perlu
diketahui terlebih dahulu dimensi panjang dari bagian lengan atas, lengan bawah, dan
batang tubuh, serta sudut-sudut dari bagian-bagian tubuh tersebut untuk setiap jenis
metode pengangkatan. Perlu diketahui bahwa penelitian ini dibatasi pada 3 macam
metode angkat, yakni Squat Lift, Stoop Lift, dan One Knee Lift. Sehingga, analisis
mengenai lengan gaya Chaffin Planar Static Model ini juga hanya diterapkan pada
ketiga macam metode angkat tersebut. Tabel 5.29 berikut ini menunjukkan sudut-
sudut standar dari ketiga metode angkat itu.
Tabel 5.29. Rangkuman Sudut-Sudut Standar Metode Angkat terhadap Sumbu
Horizontal
Metode
Angkat
Sudut Standar
Siku Bahu Pinggang
Squat 20 75 70
One knee 0 60 50
Stoop 70 80 0
Penentuan panjang dimensi panjang bagian tubuh lengan bawah, lengan atas,
dan batang tubuh dilakukan dengan cara merata-rata panjang dimensi tubuh
bersangkutan dari data panjang bagian tubuh yang telah ditampilkan pada bab 4.
Sehingga, didapatkan nilai panjang lengan bawah sebesar 0,27 m, panjang lengan
atas sebesar 0,31 m, dan panjang batang tubuh sebesar 0,51 m. Berikut ini rumus
perhitungan lengan gaya (l) sekaligus contoh perhitungannya untuk lengan gaya
Squat Lift.
l = pbagian_tubuh x cos(θbagian_tubuh)……….. (39)
l = 0,51 x cos(70o) = 0,174 m
BAB V ANALISA 201
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
Tabel 5.30. Rangkuman Lengan-Lengan Gaya yang Terbentuk dari Ketiga
Metode Angkat dalam Penelitian ini (Satuan meter)
Metode Angkat
Bagian Tubuh
Jumlah Lengan
Bawah
Lengan
Atas
Batang
Tubuh
Squat 0.252 0.081 0.174 0.508
One knee 0.269 0.157 0.327 0.753
Stoop 0.092 0.055 0.508 0.655
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.30, maka dapat diketahui bahwa
metode yang menghasilkan lengan gaya terpendek, sehingga relatif lebih aman
secara teoritis bagi bagian lumbar (L5/S1) pemakai metode ini adalah metode Squat
Lift, diikuti oleh Stoop Lift, dan One Knee Lift. Bila dicermati lebih lanjut per poros
lengan gaya seperti siku (poros lengan gaya pada lengan bawah) dan bahu (poros
lengan gaya pada lengan atas), maka dapat dikatakan bahwa metode angkat yang
relatif paling menghasilkan momen gaya yang kecil bagi siku dan bahu adalah Stoop
Lift, diikuti oleh Squat Lift, dan One Knee Lift. Sementara itu, untuk bagian lumbar,
sebagai poros dari batang tubuh, metode angkat yang relatif menimbulkan momen
gaya minimal adalah Squat Lift, diikuti oleh One Knee Lift, dan Stoop Lift.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa dari segi keamanan pengangkatan, metode
angkat Squat Lift paling tinggi ratingnya, metode Stoop Lift diberi rating sedang, dan
metode angkat One Knee Lift diberi rating rendah. Kesimpulan tersebut berlaku
untuk ketiga metode pengangkatan yang diteliti dalam penelitian ini, terlepas dari
faktor handling maupun posisi tangan yang digunakan oleh pelaku pengangkatan
manual. Hal ini dapat diterima secara logis karena dengan metode squat lift, posisi
benda yang diangkat relatif dekat dengan lumbar (L5/S1) bila dibandingkan dengan
kedua metode lainnya yang diteliti, sehingga berpeluang menimbulkan compression
force yang lebih minim bagi L5/S1. Implikasinya bagi kesehatan pelaku
pengangkatan manual adalah lebih kecilnya peluang timbulnya penyakit nucleus
pulposus pada intervertebral disc L5/S1 bila memakai metode pengangkatan squat
lift.
BAB V ANALISA 202
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
5.5. Penggabungan Analisis dengan Pendekatan Eksperimental dan
Biomekanika
Pembahasan mengenai metode angkat yang dianjurkan pada bagian 5.2
(pendekatan eksperimental) dan 5.3 (pendekatan biomekanika) memuat hasil usulan
metode pengangkatan yang berbeda-beda. Suatu metode angkat dapat dianjurkan
dalam suatu analisa, tetapi bisa tidak dianjurkan dalam analisa lain yang berbeda
variabel dependennya, tetapi masih dalam kombinasi perlakuan yang sama. Maka,
untuk mendapatkan suatu usulan metode angkat yang bersifat generik, akan
dilakukan pemberian skor bagi metode-metode angkat untuk setiap analisa pada
bagian 5.2 dan 5.3. Setiap predikat “tinggi” dihargai 5 poin, “sedang” 3 poin, dan
“rendah” 1 poin.
Tabel 5.31. Perhitungan Skor Metode Angkat yang Dianjurkan Secara Generik
Jenis Handling Posisi
Tangan Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Rata-Keras-
Diameter Kecil
A 1+3+5+5+5 3+1+3+1+1 5+5+1+3+3
B 3+5+5+5+5 5+3+3+1+1 1+1+1+3+3
Rata-Lunak-
Diameter Kecil
A 5+5+5+5+5 3+1+3+1+1 1+3+1+3+3
B 1+5+5+5+5 5+1+3+1+1 3+3+1+3+3
Tak Rata-Lunak-
Diameter Besar
A 1+3+5+5+3 5+5+3+1+5 3+1+1+3+1
B 5+1+5+5+3 1+3+3+1+5 3+5+1+3+1
Tabel 5.31 menunjukkan proses penjumlahan skor untuk setiap metode
angkat pada jenis handling dan posisi tangan tertentu. Skor pertama diambil
berdasarkan tabel 5.24 dengan kriteria untuk memaksimasi berat angkat maksimum.
Skor kedua diambil dari tabel 5.26 dengan kriteria untuk memaksimasi kenyamanan
angkat. Lalu, skor ketiga diambil dari tabel 5.28, dengan tujuan untuk meminimasi
Compression Force pada bagian lumbar (L5/S1). Skor keempat diambil dari tabel
5.30 dengan tujuan untuk meminimasi panjang lengan gaya saat mengangkat secara
manual, skor ditambahkan pada setiap metodenya tanpa mempertimbangkan jenis
handling dan posisi tangan. Kemudian, skor terakhir diambil dari tabel 5.25, dimana
BAB V ANALISA 203
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
skor ditambah pada setiap metode dengan jenis handling tertentu, tanpa
mempertimbangkan posisi tangan.
Perhitungan rekapitulasi rating yang telah dijelaskan pada paragraph
sebelumnya ini menunjukkan bahwa hasil penilaian dari segi biomekanika
menunjukkan hasil yang cukup seragam, dimana metode angkat squat lift merupakan
metode angkat terbaik untuk kondisi pengangkatan non spesifik. Hal ini berbeda
dengan hasil penilaian dari segi eksperimen, dimana metode angkat yang terbaik
nilainya tidak selalu squat lift. Hal ini menyatakan bahwa secara teoritis (melalui
perhitungan chaffin’s planar static model) metode squat lift baik digunakan untuk
pengangkatan manual secara umum. Namun dalam kondisi pelaksanaan
pengangkatan secara nyata, banyak kondisi-kondisi lain yang menyebabkan
pemakaian metode squat lift tidak menghasilkan pengangkatan yang optimal.
Tabel 5.32. Rekapitulasi Skor Metode Angkat yang Dianjurkan Secara Generik
Jenis Handling Posisi
Tangan Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift
Rata-Keras-
Diameter Kecil
A 19 9 17
B 23 13 9
Rata-Lunak-
Diameter Kecil
A 25 9 11
B 21 11 13
Tak Rata-Lunak-
Diameter Besar
A 17 19 9
B 19 13 13
Jumlah 124 74 72
Hasil perhitungan skor yang ditunjukkan pada tabel 5.32 menunjukkan bahwa
secara generik metode angkat yang cenderung paling baik dari segi kekuatan angkat,
kenyamanan angkat, minimasi Compression Force pada L5/S1, dan keamanan
angkat adalah metode angkat Squat Lift, terlepas dari segala kondisi-kondisi lain
yang menyebabkan pemakaian metode squat lift tidak menghasilkan pengangkatan
yang optimal.
Tabel 5.32 juga mengimplikasikan beberapa hal sebagai berikut:
BAB V ANALISA 204
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
1. Bilamana mengangkat objek dengan handling rata-keras-diameter kecil,
dengan posisi tangan A, maka dianjurkan memakai Squat Lift.
2. Bilamana mengangkat objek dengan handling rata-keras-diameter kecil,
dengan posisi tangan B, maka dianjurkan memakai Squat Lift.
3. Bilamana mengangkat objek dengan handling rata-lunak-diameter kecil,
dengan posisi tangan A, maka dianjurkan memakai Squat Lift.
4. Bilamana mengangkat objek dengan handling rata-lunak-diameter kecil,
dengan posisi tangan B, maka dianjurkan memakai Squat Lift.
5. Bilamana mengangkat objek dengan handling tak rata-lunak-diameter besar,
dengan posisi tangan A, maka dianjurkan memakai One Knee Lift.
6. Bilamana mengangkat objek dengan handling tak rata-lunak-diameter besar,
dengan posisi tangan B, maka dianjurkan memakai Squat Lift.
Anjuran lainnya yang didapat dari penelitian ini adalah menggunakan posisi
tangan B untuk menghasilkan kekuatan pengangkatan maksimum yang besar. Selain
itu, oleh karena didapatkan hasil bahwa jenis handling rata-keras-diameter kecil
merupakan jenis handling paling nyaman, maka objek-objek dengan tipe handling
lain yang akan diangkat secara manual sebaiknya dimodifikasi handling-nya
sehingga memenuhi kondisi jenis handling rata-keras-diameter kecil, seperti
misalnya dengan menaruh objek bersangkutan pada suatu wadah atau carrier yang
memiliki jenis handling rata-keras-diameter kecil.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Hasil eksperimen, pengolahan data, dan analisa yang telah dilakukan pada
bab empat dan lima telah menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut,
dimana kesimpulan-kesimpulan ini juga ditarik dengan menimbang tujuan dari
penelitian ini.
1. Nilai berat angkat maksimum dipengaruhi secara signifikan pada tingkat
signifikansi 0,05 oleh faktor posisi tangan, serta interaksi faktor metode
angkat*posisi tangan*jenis handling. Sementara itu, pada tingkat signifikansi
0,1 berat angkat maksimum dipengaruhi secara signifikan oleh interaksi
faktor posisi tangan*jenis handling, dan metode angkat*jenis handling.
2. Nilai kenyamanan angkat dipengaruhi secara signifikan pada tingkat
signifikansi 0,05 oleh faktor jenis handling. Sementara itu, pada tingkat
signifikansi 0,1 berat angkat maksimum dipengaruhi secara signifikan oleh
interaksi faktor metode angkat*posisi tangan*jenis handling.
3. Taraf faktor posisi tangan sirkumduksi dan supinasi dapat dikatakan berbeda
signifikan, sementara itu, taraf faktor jenis handling rata-keras-diameter kecil
berbeda signifikan terhadap jenis handling tak rata-lunak-diameter besar.
4. Prediksi atas nilai berat angkat maksimal dapat diperoleh dengan melakukan
regresi dummy faktor posisi tangan, interaksi faktor metode angkat*posisi
tangan*jenis handling, dan interaksi faktor posisi tangan*jenis handling.
5. Prediksi atas nilai kenyamanan angkat dapat diperoleh dengan melakukan
regresi dummy faktor jenis handling.
6. Hasil analisis Chaffin’s Planar Static Model dalam penelitian ini menyatakan
bahwa metode angkat yang paling aman bagi bagian lumbar (L5/S1) adalah
Squat Lift, diikuti oleh One Knee Lift, dan terakhir –yang paling beresiko
menimbulkan cedera L5/S1- Stoop Lift.
205
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 206
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual
Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model
7. Metode angkat manual yang terbaik secara generik adalah metode squat lift,
karena tidak menimbulkan Compression Force yang besar pada lumbar
(L5/S1), namun relatif tetap menghasilkan kekuatan angkat secara maksimal.
8. Posisi tangan yang paling berpeluang menghasilkan kekuatan angkat yang
besar adalah posisi tangan B, atau posisi supinasi.
9. Jenis handling yang paling nyaman adalah jenis handling rata-keras-diameter
kecil.
6.2. Saran
Menurut hasil kesimpulan yang telah dibuat, beserta dengan analisa dan
pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai
berikut bagi para pelaku aktivitas pengangkatan manual di lapangan.
1. Untuk aktivitas pengangkatan non-spesifik, dianjurkan memakai metode
angkat squat lift.
2. Bila memungkinkan sebaiknya menggunakan posisi tangan supinasi dalam
mengangkat objek, untuk menghasilkan daya angkat maksimal.
3. Handling objek angkat manual sebaiknya diusahakan bersifat rata-keras-
diameter kecil.
4. Penelitian selanjutnya sebaiknya mendalami lebih lanjut regresi akan faktor-
faktor yang bisa mempengaruhi aktivitas pengangkatan manual, dengan
mempertimbangkan faktor lingkungan kerja.
207
DAFTAR PUSTAKA
1. Achilles Tendon Rupture. (n.d.). Retrieved November 24, 2013, from
http://www.medicinenet.com/achilles_tendon_rupture/article.htm
2. Active Health Care Centres. (2006). Guide to Safe Lifting. Wasaga Beach: Active Health
Care Centres.
3. Bishop, R.D. & Hay, J.G. (1979). Basketball: the mechanics of hanging in the air.
Medicine and Science in Sports, 11(3), 274-277.
4. BMI Classification. (2000). Retrieved May 17, 2014, from
http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html
5. Bos, J., Kuijer, P.P.F.M., & Frings-Dresen, M.H.W. (2002). Group definition and
assessment of specific occupational demands concerning lifting, pushing, and pulling
based on a systematic literature search, Occupational and Environmental Medicine,
59(12), 800-806.
6. Bueche, Frederick J., Eugene Hecht. (1997). College Physics. NY: McGraw-Hill.
7. Chaffin, D.B. & Anderson, G.B. (1984). Occupational Biomechanics. NY: Wiley &
Sons.
8. Chaffin, D.B. & Park, K.S. (1973). A longitudinal study of low-back pain as associated
with occupational lifting factors, American Industrial Hygiene Association, 34, 513-525.
9. Chen, J., Lei, Y., Ding Z., & Wang, Z. (2004). The application of surface
electromyography in the assessment of ergonomic risk factors associated with manual
lifting tasks, Journal of Huazhong University Science Technology Medical Science,
24(6), 52-55.
10. Cochran, W.G., & Cox, G.M. (1992). Experimental Designs (2nd
Ed). NY: Wiley
Classics Library.
11. Contini, R., & Drillis, R. (1966). Biomechanics, Applied Mechanics Review, 7(2), 49-52.
12. Corlett, E.N., & Wilson, John R. (1995). Evaluation of Human Work (2nd
Ed). London:
Taylor & Francis.
13. Dempsey, Patrick G., & Maynard, Wayne S. (2005). Manual material handling: using the
liberty mutual table to evaluate these tasks, Professional Safety, 50(5), 20-25.
208
14. Dul, J., & Weerdmeester, B.A. (1993). Ergonomics for Beginners: A Quick Reference
Guide. London: Taylor & Francis.
15. Hadi, Sutrisno. (1985). Metodologi Research (4th
Ed.). Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
16. Hall, Susan J. (2003). Basic Biomechanics. NY: McGraw-Hill.
17. Jumlah Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2004-2013. (n.d.). Retrieved
October 18, 2013, from http://www.bps.go.id/jumlah-pekerja-menurut-status-pekerjaan-
utama.html
18. Klaim Semua Asuransi Jamsostek Naik. (n.d.). Retrieved October 15, 2013, from
http://www.haluankepri.com/tanjungpinang/42616-klaim-semua-asuransi-jamsostek-
naik.html
19. Kroemer, K.H.E., Kroemer, H.B., & Kroemer-Elbert, K.E. (2001). Ergonomics: How to
Design for Ease and Efficiency (2nd
Ed.). NJ: Prentice-Hall.
20. Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi UII. (2011). Modul Praktikum
Semester Genap 2010/2011. Yogyakarta: UII.
21. Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Unika Atma Jaya. (2011). Modul
Praktikum Semester Genap 2010/2011. Jakarta: FT UAJ.
22. Latipun. (2002). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
23. Manual Lifting:Historical Sources of Current Standards Regarding Acceptable Weights
of Lift. (n.d.). Retrieved October 25, 2013, from http://www.hazardcontrol.com/
factsheets/ml-mh/evolution-of-manual-lifting-standards
24. Materials Handling. (n.d.). Retrieved October 20, 2013, from
http://www.ohsinsider.com/materials-handling.html
25. McCormick, E.J., & Sanders, M.M. (1993). Human Factors in Engineering & Design
(7th ed.). NY: McGraw-Hill.
26. Norina, R. & Ratna, S.M. (2010). Perbaikan sistem kerja pemindahan kayu secara manual
melalui perancangan alat angkut dan penyangga mesin saw mill di perusahaan furniture
PT Dwipapuri Asri, Jurnal Metris, 11(1), 49-58.
27. Nurmianto, Eko. (1998). Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya (Edisi Pertama).
Jakarta: Guna Widya.
209
28. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tinggi yang Ditamatkan Tahun 2004-2013.
(n.d.). Retrieved October 18, 2013, from http://www.bps.go.id/pengangguran-terbuka-
menurut-pendidikan-tinggi-yang-ditawarkan.html
29. Peningkatan Keselamatan Kerja di Indonesia ‘Harus Serius’. (n.d.). Retrieved October
19, 2013, from http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/10/131006
_garment_factory.shtml
30. Prabowo, Adi. (2008). Evaluasi Metode Kerja dengan Menggunakan Pendekatan
Biomekanika, Physiological, dan Psychophysical. Unpublished Undergraduate Theses.
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.
31. Proper Lifting. (n.d.). Retrieved November 25, 2013, from
http://tricitiesspine.com/educational_resources/proper_lifting.html
32. Pulat, B.M. (1996). Fundamentals of Industrial Ergonomics. Illinois: Wafeland Press.
33. Richards, L.G., Olson, B., & Palmiter-Thomas P. (1996). Hom forearm position affects
grip strength, American Journal of Occupational Therapy, 50(2), 133-138.
34. Safe Lifting Techniques. (n.d.). Retrieved October 20, 2013, from
http://www.gonzaga.edu/Campus-Resources/Offices-and-Services-A-Z/Human-
Resources/Environmental-Health-And-Safety/Ergonomics/Safe-Lifting-Techniques.asp
35. Simple Solution Ergonomics for Construction Workers. (n.d.). Retrieved October 19,
2013, from http://www.elcosh.org/document/2056/d001051/Simple%2BSolutions%
253A%2BErgonomics%2Bfor%2BConstruction%2BWorkers.html
36. Savage, R.J., Best, S.A., Carstairs, G.L., & Ham, D.J. (2012). The relationship between
maximal lifting capacity and maximum acceptable lift in strength-based soldiering tasks.
Journal of Strength and Conditioning Research, doi: 10.1519/JSC.0b013e31825d7f5e.
37. Savitri, A., Mulyati, G.T., & Aziz, I.W.F. (2012). Evaluation of working postures at a
garden maintenance service to reduce musculoskeletal disorder risk (A case study of PT.
Dewijaya Agrigemilang Jakarta), Argoindustrial Journal, 1(1), 21-27.
38. Shamsul, B.M.T., & Tan, C.Y. (2012). Static lifting strength in different lifting postures
among Malaysian adults, Human Factors and Ergonomics in Manufacturing & Service
Indsutries, 22(3), 248-255.
210
39. Snook, S.H., Ciriello, V.M. (1991). The design of manual handling tasks: revised tables
of maximum acceptable weights and forces, Ergonomics, 34(9), 1197-1213.
40. Sudjana. (2002). Desain dan Analisis Eksperimen, Edisi 4. Bandung: Tarsito.
41. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.
42. Surata, I Wayan. (2013). Teknik squat dan stoop menggunakan electromyography pada
pekerjaan manual material handling, Jurnal Teknik Industri, 15(1), 33-38.
43. Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., & Tjakraatmadja, J. H. (1979). Teknik Tata Cara
Kerja. Bandung: Departemen Teknik. Industri ITB.
44. Tayyari, & Smith, R.G. (1997). Occupational Ergonomics: Principles and Applications.
London: Chapman & Hall.
45. Timm, W.N., O’Driscoll, S.W. Johnson, M.E. & An K.N. (2003). Functional comparison
of pronation and supination strengths, Journal of Hand Therapy, 6(3), 190-193.
46. Tirtayasa, K., Adiputra, I.N., & Djestawana I.G.G. (2003). The change of working
posture in manggur decreases cardiovascular load and musculoskeletal complaints among
balinese gamelan craftsmen, Journal of Human Ergology, 32(2), 71-76.
47. Tuckman, B.W. (1964). Personality structure, group composition, and group functioning,
Sociometry, 27, 469-487.
48. USACHPPM. (2013). Lifting Techniques. Maryland: US Army.
49. Wignjosoebroto, Sritomo. (1996). Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan (Edisi
kedua). Surabaya: Guna Widya.
50. Yanto. (2012). Desain dan Analisis Eksperimen untuk Teknik Industri. Depok: Cinta
Ilmu.
51. Yanto. (2011). Ergonomi: Studi Waktu dan Gerakan untuk Analisa dan Perbaikan Kerja.
Depok: Cinta Ilmu.
LAMPIRAN 1
TABEL NILAI KRITIS DISTRIBUSI F (α = 0,05)
(Sumber: Yanto. 2012)
LAMPIRAN 2
TABEL STUDENTIZED RANGE DISTRIBUTION (α = 0,05)
LAMPIRAN 3
CONTOH FORMULIR DATA PENDUKUNG PRAKTIKUM
UNTUK PENGUMPULAN DATA