Upload
edow-copil-treciuju
View
221
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ff
Citation preview
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of Art)
Untuk mendukung penelitian ini, diperlukan State Of The Art atau
penelitian sebelumnya. Penelitian yang diambil adalah yang memiliki
kesamaan antara variabel X dan variabel Y atau yang mencakup salah
satunya. Contoh penelitian sebelumnya yaitu :
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of Art)
1. Judul
Jurnal
Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan di Bank Prisma Dana Manado
Nama
PenelitiFadly Pangumpia
Masalah
Dalam pelaksanaan iklim komunikasi organisasi pada bank
prisma dana sering ditemui kendala – kendala, diduga
kendala - kendala tersebut adalah kurang adanya kejujuran
dalam komunikasi, kurang adanya keterbukaan komunikasi
kebawah, kurang adanya keputusan bersama.
Hasil
Analisis
Terdapat hubungan yang fungsional dan linear yang berarti
diantara kedua variabel tersebut yaitu iklim komunikasi
organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan, karena dari
persamaan regresi linear sederhana ternyata setiap kenaikan
satu variabel iklim komunikasi organisasi akan diikuti 0,84
variabel produktivitas kerja karyawan.
Persamaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab – akibat,
dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah iklim
komunikasi organisasi dan produktivitas karyawan.
Perbedaan Terdapat perbedaan di variabel Y, yaitu produktifitas kerja
karyawan.
Penelitian dilakukan kepada 41 koresponden yaitu karyawan
Bank Prisma Dana.
5
Sumber
e-journal.unstrat.ac.id
Fadly Pangumpia. (2013). Jurnal Acta Diurna. Pengaruh
Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan di Bank Prisma Dana Manado. (Online), Vol 2,
No. 2, diakses 5 Juni 2014 dari www. e-journal.unstrat.ac.id
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/
1136)
2.Judul
Jurnal
Pengaruh Motivasi Kerja dan Iklim Komunikasi Organisasi
Terhadap Komitmen Keorganisasian Pegawai Arsip Nasional
Republik Indonesia
Nama
Peneliti Azwar Sanusi
Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi
kerja dan iklim komunikasi organisasi terhadap komitmen
keorganisasian pegawai Arsip Nasional Republik Indonesia.
Penelitian dilakukan di ANRI, pada bulan April sampai
dengan Mei 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuantitatif eksplanasi, dengan melibatkan 86
responden yang dipilih secara acak. Kuisioner yang dipakai
dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup dengan
menggunakan skala likert. Kuisioner telah diuji validitas dan
realibilitasnya dengan teknik pearson product moment dan
teknik cronbach alpha.
Hasil
Analisis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat komitmen
pegawai ANRI berada pada tingkat sedang atau cukup baik.
Iklim komunikasi organisasi secara parsial memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi.
Motivasi kerja secara parsial memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Kedua variabel
tersebut (iklim komunikasi organisasi dan motivasi kerja
sama- sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
6
terhadap komitmen organisasi.
Persamaan
Membahas tentang motivasi kerja, dimana hal tersebut sangat
penting dalam bekerja dan motivasi tersebut ikut
mempengaruhi komitmen seseorang dalam bekerja.
Perbedaan
Penelitian ini mendalami tentang iklim komunikasi dan
komitmen dalam bekerja secara lebih rinci dan mendalam
namun tidak membahas tentang bagaimana komunikasi
organisasi yang ada.
Sumber
Azwar Sanusi. (2012). Pengaruh Motivasi Kerja dan Iklim
Komunikasi Organisasi Terhadap Komitmen Keorganisasian
Pegawai Arsip Nasional Republik Indonesia, diakses 1
September 2014 dari http://lontar.ui.ac.id
(http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?
id=20313832&lokasi=lokal)
3.Judul
Jurnal
Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Motivasi Terhadap
Semangat Kerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(PERSERO) Tbk. Cabang Medan Putri Hijau
Nama
Peneliti Hasibuan dan Mahruro Agiihdini
Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
komunikasi organisasi (X1) dan motivasi (X2) terhadap
semangat kerja (Y) pada karyawan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Medan Putri Hijau.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang
mengukur hubungan-hubungan antar variabel penelitian dan
berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan tetap PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Cabang Medan Putri Hijau.
Hasil
Analisis
Berdasarkan uji F variabel bebas (komunikasi organisasi dan
motivasi) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang
7
positif dan signifikan terhadap variabel terikat (semangat
kerja karyawan). Melalui pengujian koefisien korelasi (R)
diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara
komunikasi organisasi dan motivasi terhadap semangat kerja
karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang
Medan Putri Hijau merupakan hubungan yang tinggi.
Motivasi merupakan faktor yang paling dominan
mempengaruhi semangat kerja karyawan pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Medan Putri Hijau.
PersamaanMembahas tentang komunikasi organisasi dan motivasi serta
metode yang digunakan yaitu metode kauntitatif.
PerbedaanMenggunakan 2 variabel X dan 1 variabel Y sehingga
menggunakan multivariat.
Sumber
Hasibuan dan Mahruro Agiihdini. (2011). Pengaruh
Komunikasi Organisasi dan Motivasi Terhadap Semangat
Kerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(PERSERO) Tbk. Cabang Medan Putri Hijau, diakses 1
September 2014 dari http://repository.usu.ac.id
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/26291)
4. Judul
Jurnal
The Effect of Positive Organizational Behavior of the Staff on
Organizational Performance, Based on the Luthans Model in
Public Organizations of Behbahan
Nama
Peneliti
Memari, Hamid; Valikhani, Mashallah; Aghababaee, Zohreh;
Mehdi Davali, Mohammad
Masalah
Present Research has been conducted to analyze the relation
of positive organizational behavior with the organizational
functioning in the Behbahan city’s organizational.
Hasil
Analisis
The Results of the analysis show the order of positive
organizational behavior importance of the workers with self-
confidence at first, optimism at second, hope at third and
resilience is the last.
Persamaan Melihat jurnal diatas dapat dilihat bahwa salah satu yang
8
dijaga dalam sebuah organisasi selain komunikasinya adalah
perilakunya dimana hal tersebut akan berdampak bagi
organisasi yang bersangkutan.
Perbedaan Penelitian diatas menggunakan metode penelitian kualitatif
Sumber
connection.ebscohost.com
Memari, Hamid; Valikhani, Mashallah; Aghababaee, Zohreh;
Mehdi Davali, Mohammad. (2013). The Effect of Positive
Organizational Behavior of the Staff on Organizational
Performance, Based on the Luthans Model in Public
Organizations of Behbahan. (Online), Vol. 4, Issue 9, diakses
10 Juni 2014 dari www. connection.ebscohost.com
(http://connection.ebscohost.com/c/articles/86132254/effect-
positive-organizational-behavior-staff-organizational-
performance-based-luthans-model-public-organizations-
behbahan)
5. Judul
Jurnal
Organizational Communication as an Important Factor of
Company Success : Case Study of Bosnia and Herzegovina
Nama
PenelitiKenan Spaho
Masalah Not possible to have good human relations without
communication. On the other hand effective communication is
required not only for human relations but for a good and
successful business. In practice there is no organization
without communication. There are organizations with bad
communication and these cannot be considered successful
organizations.Managers spend the majority of their time
communicating in severalforms: meeting, face-to–face
discussion, letters, emails etc. Also more and more employees
realize that communication is a very important part of their
work because a lot of work activities are based on teamwork
among workers in different
9
functional groups. This is the reason why communication has
become more important in companies.
Hasil
Analisis
This problem can be solved in one way, by creating a
communication plan. We distinguish two types of
communication plan, general communication plan and
special communication plan.
Persamaan
Sama – sama membahas mengenai komunikasi organisasi
dimana hal itu memang penting dalam lingkungan
berorganisasi.
PerbedaanPenelitian diatas menggunakan metode kualitatif sehingga
hasilnya pun berupa deskriptif.
Sumber
Kenan Spaho. (2011). Organizational Communication as an
Important Factor of Company Success : Case Study of Bosnia
and Herzegovina. (Online), Vol 4, No. 2, diakses 10 Juni
2014 dari www.saycocorporativo.com
(http://www.saycocorporativo.com/saycoUK/BIJ/journal/
Vol4No2/Case_2.pdf)
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Teori Informasi Organisasi
Teori Informasi Organisasi adalah satu cara untuk menjelaskan
bagaimana organiasasi membuat informasi yang membingungkan atau
ambigu menjadi masuk akal.
Teori ini fokus pada proses pengorganisasian anggota organisasi
untuk mengelola informaasi daripada berfokus pada struktur organisasi ttu
sendiri. Asumsi untuk mendasari teori ini adalah (West and Turner, 2008:
339):
- Organisasi manusia ada dalam sebuah lingkungan informasi.
- Informasi yang diterima sebuah organisasi berbeda dalam hal
ketidakjelasannya.
10
- Organisasi manusia terlibat di dalam pemrosesan informasi untuk
mengurangi ketidakjelasan informasi.
Asumsi yang pertama menyatakan bahwa organisasi bergantung pada
informasi agar berfungsi secara efektif dan tujuan mereka tercapai. Weick
(1979) memandang konsep lingkungan informasi sebagai suatu yang berbeda
dari lingkungan fisik di mana organisasi berada.
Asumsi yang kedua berfokus pada ambiguitas yang ada dalam
informasi. Dimana sebuah pean akan memiliki makna yang berbeda jika
dipahami oleh beberapa orang.
Asumsi ketiga, menyatakan bahwa organisasi mulai dalam aktivitas
kerjasama dalam membuat informasi yang diterima untuk dapat lebih
dipahami.
2.2.2 Teori Motivasi
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Frederick Herzberg adalah
Two-Factor Theory berdasarkan pada “motivators” dan “hygiene factors”.
Hygiene factors merupakan kebutuhan dasar manusia., tidak bersifat
memotivasi , tetapi kegagalan mendapatkannya menyebabkan ketidakpuasan.
Hygiene factors itu mencakup (Wibowo, 2007 : 380) :
- Gaji dan tunjangan (salary and benefits)
- Kondisi kerja (working conditions)
- Kebijakan organisasi
- Status kedudukan
- Keamanan kerja
- Pengawasan dan otonomi
- Kehidupan di tempat kerja
- Kehidupan pribadi
Sedangkan motivators adalah yang sebenarnya mendorong orang
untuk mendapatkan kebutuhannya. Inilah yang harus dilakukan manajer unuk
memelihara tenaga kerja yang puas. Unsur yang ada dalam motivators adalah
(Wibowo, 2007 : 381):
- Prestasi (achievement)
11
- Pengakuan (recognition)
- Minat pada pekerjaan (job interest)
- Tanggung jawab (responsibility)
- Kemajuan (advancement)
2.2.3 Komunikasi
Komunikasi didefinisikan sebagai penyampaian atau pertukaran
informasi dari pengirim kepada penerima, baik secara lisan, tertulis, maupun
menggunakan alat komunikasi (Sopiah, 2008 : 143).
2.2.3.1 Unsur-unsur yang ada dalam Komunikasi
1. Pengirim : orang yang memiliki informasi dan kehendak untuk
menyampaikannya kepada orang lain.
2. Penyandian (encoding) : merupakan proses mengubah informasi ke
dalam syarat – syarat atau simbol – simbol tertentu untuk ditransmisikan.
Penyandian dilakukan oleh pengirim.
3. Pesan : merupakan informasi yang hendak disampaikan pengirim kepada
penerima. Sebagian pesan dalam bentuk kata, baik berupa ucapan
maupun tulisan.
4. Saluran / Media adalah alat yang dipakai untuk menyampaikan pesan
dari pengirim pesan kepada penerima pesan, misalnya radio, televisi,
telephone.
5. Penerima adalah orang yang menerima informasi dari pengirim.
Penerima melakukan penafsiran terhadap pesan yang disampaikan oleh
pengirim.
6. Penafsiran (decoding) adalah proses penerjemahkan (menguraikan sandi
pesan) dari pengirim, Sebagian besar proses decodingdalam bentuk
menafsirkan isi pesan oleh penerima.
7. Umpan balik (feedback) merupakan tanggapan penerima atas informasi
yang disampaikan pengirim. Biasanya terjadi pada komunikasi dua arah.
8. Gagguan (noise) adalah faktor yang mengganggu penyampaian atau
penerimaan pesan dari komunikator ke komunikan. Dapat terjadi pada
setiap elemen komunikasi.(Sopiah, 2008 : 145)
2.2.4 Komunikasi Organisasi
12
Didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit
– unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
Suatu organisasi terdiri dari unit – unit komunikasi komunikasi dalam
hubungan – hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan. (Pace and Faules, 2010 : 31)
2.2.4.1 Komunikasi berdasarkan dari Segi Peninjaunnya
1. Komunikasi lisan :
Komunikasi yang melalui ucapan kata – kata atau kalimat, melalui apa
yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya. Komunikasi lisan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
Komunikasi lisan secara langsung, artinya komunikasi lisan yang
tidak dipisahkan dengan jarak. Jadi sifatnya tatap muka (face to face
communication). Media yang digunakan misalnya wawancara,
ceramah, ceramah, dan lain sebagainya.
Komunikasi lisan secara tidak langsung, yaitu komunikasi lisan yang
dipisahkan oleh jarak (tidak tatap muka). Media yang dipergunakan,
misalnya telephone.
2. Komunikasi tertulis :
Komunikasi dengan mempergunakan rangkaian kata – kata atau
kalimat, kode – kode (yang mengandung arti), yang tertulis atau tercetak
yang dapat dimengerti oleh pihak lain.
Media yang dipergunakan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
media tertulis intern dan media tertulis ekstern.
Media tertulis intern, ialah media tertulis atau tercetak yang hanya
dipergunakan di dalam organisasi, misalnya surat dinas, nota dinas,
surat keputusan, instruksi, pengumuman, bulletin.
Media tertulis ekstern, ialah media komunikasi tertulis yang
dipergunakan oleh organisasi untuk berhubungan dengan organisasi
13
atau pihak lain. Media yang dipergunakan misalnya spanduk,
majalah, surat kabar.(Wursanto, 2005 : 160)
2.2.5 Aliran Komunikasi Formal dalam Organisasi
a. Komunikasi dari Atas ke Bawah
Merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke tingkat bawah melalui
hierarki organisasi. Bentuk aliran komunikasi dari atas ke bawah berupa
prosedur organisasi, instruksi tentang bagaimana melakukan tugas,
umpan balik, terhadap prestasi bawahan, penjelasan tentang tujuan
organisasi dan lain sebagainya.
b. Komunikasi dari Bawah ke Atas
Komunikasi dari bawah ke atas dirancang untuk menyediakan umpan
balik tentang seberapa baik organisasi telah berfungsi. Bawahan
diharapkan memberikan informasi tentang prestasinya, praktik serta
kebijakan organisasi. Komunikasi dari awah ke atas dapat berbentuk
laporan tertulis maupun lisan, kotak saran, pertemuan kelompok dan lain
sebagainya.
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal merupakan aliran komunikasi kepada orang –
orang yang memiliki hierarki yang sama dalam suatu organisasi,
misalnya komunikasi yang terjadi antara manajer bagian pemasaran
dengan manajerbagian produksi atau antara karyawan bagian produksi
dengan karyawan bagian keuangan.
d. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan aliran komunikasi dari orang – orang
yang memiliki hierarki yang berbeda dan tidak memiliki hubungan
kewenangan secara langsung. Misalnya komunikasi antara manajer
pemasaran dengan kepala subbagian pengendalian mutu.
2.2.6 Motivasi
Menurut Kreiter dan Kinicki (2010 : 212) dalam buku Wibowo
berjudul Perilaku dalam organisasi halaman 111 dijelaskan bahwa motivasi
merupakan proses psikologis yang membangkitkan (arousal), mengarahkan
14
(direction), dan ketekunan (persistence) dalam melakukan tindakan secara
sukarela yang diarahkan pada pencapaian tujuan.
Kesimpulannya bahwa motivasi merupakan dorongan untuk bertindak
terhadap serangkaian proses perilaku manusia dengan mempertimbangkan
arah, intensitas, dan ketekunan pada pencapaian tujuan.
15
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Komunikasi Organisasi Gambar 2.2 Motivasi Kerja Karyawan
Berdasarkan gambar diatas, kerangka pemikiran yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu Komunikasi Organisasi (sebagai
variabel X / independent) dan Motivasi Kerja Karyawan (sebagai variabel Y /
dependent). Pada variabel Komunikasi Organisasi terdiri dari 3 unsur yaitu
Komunikasi Vertikal, Komunikasi Horizontal, Komunikasi Diagonal. Sedangkan
pada variabel Motivasi Kerja, unsur yang ada di dalamnya adalah gaji dan tunjangan,
kondisi kerja, kebijakan organisasi, status kedudukan, keamanan kerja, pengawasan
dan otonomi, kehidupan di tempat kerja, kehidupan pribadi, prestasi, pengakuan,
minat pada pekerjaan, tanggung jawab, dan kemajuan dalam bekerja.
16
KOMUNIKASI
ORGANISASI
Komunikasi Vertikal
(Komunikasi Atas ke Bawah;
Komunikasi Bawah ke Atas)
Komunikasi Horizontal
Komunikasi Diagonal
MOTIVASI KERJA
KARYAWAN
Gaji dan tunjangan
Kondisi kerja
Kebijakan organisasi
Status kedudukan
Keamanan kerja
Pengawasan dan
otonomi
Kehidupan di tempat
Kerja
Kehidupan pribadi
Prestasi
Pengakuan
Minat pada pekerjaan
Tanggung jawab
Kemajuan
17