175

20130902_MajalahDetik_92.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Majalah

Citation preview

  • MeMutar ipad:Untuk melihat majalah dalam tampilan horizontal atau vertikal

    artikel:Geser keatas dan kebawah untuk membaca artikel

    Gunakan icon berikutsebagai petunjuk membaca majalah ini

    Share FBBack

    Table of ContentsHome

    Pindah halaman lewat scroll

    Kumpulan edisi yang sudah dan belum didownload

    Menampilkan majalah yang sedang dibaca

    FavoriteTable of Contents

    majalah detik

    Close

    InfoPutar

    Galeri Image

    Video

    3600View360

    Audiorubrik:Geser kekiri dan kekanan untuk melihat rubrik

    Tap

    Kebawah

    Geser

  • Majalah detik 23 - 29 APRIL 2012

    Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan Nugroho, Mulat Esti Utami, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Habib Rifai, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Evi Tresnawati S, Bahtiar Rifai, Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo Product Management: Rohalina Gunara, Sena Achari, Eko Tri Hatmono Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Faribi, Edi Wahyono

    Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: [email protected] Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769

    Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran: [email protected] Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: [email protected] detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.

    Tap pada konTen unTuk membaca arTikel

    EKonoMI

    hUKUM

    KRIMInAl

    nASIonAl

    bISnIS

    lEnSA

    GAyA hIDUP

    PEoPlE

    SEnI hIbURAn

    WKWKWK

    SPoRT

    SAInS

    FoKUSSAnG nAbI DARI lEUWInAnGGUnGiwan Fals sebentar lagi 53 tahun. Tetap kritis. kian saleh. banyak penggemar mematuhi omongan iwan layaknya mematuhi sang nabi.

    UPDATEAtas permintaan keluarga foto istri Kompol Albertus Eko Budiarto, Anindita Muniarti, tidak ditampilkan lagi di edisi 91 Tanggal 26 agustus. Majalah detik menyatakan mohon maaf.

    @majalah_detik majalah detik

    KoloM E-bAnKInGPRoGRAM hADIAh bII ATM & KARTU DEbIT

    Mulai 1 Agustus 2013 berlangsung program Raih Hadi-ah dengan Transaksi di BII ATM & Belanja dengan BII Kartu Debit yang berlaku bagi nasabah BII dan nasabah bank lain.

    n 11 nAMA DI PAnGGUnG IDolA

    n DEMI PERTARUnGAn TERAKhIR

    n PESTA ITU TInGGAl REnCAnA

    n MElonGGARKAn hATTAnoMICS

    n MEnUnGGU SAhAM KEMbAlI SIUMAn

    n TAnAh AbAnG

    n STARTInG ElEVEn RoDE DUIVElS

    n RADIASI nUKlIR FUKUShIMA MEnGAlIR SAMPAI JAUh

    n KAlAU PAK MEnTERI MASUK ToIlET WAnITA

    n GElISAh hADAPI MURAhnyA bATIK IMPoR

    n ESTIMASI KAnDUnGAn ShAlE GAS DI InDonESIA

    n PARAnoID ATAU JAlAnKAn PRoSEDUR

    InTERnASIonAl

    InTERVIEW

    n MEnGGUGAT JAnJI PAlSU DonAlD TRUMP

    n nURUl IzzAh AnWAR

    n MEnGInTIP AKSI lUMbA-lUMbAn bEllS PAlSy SI lUCU PEnGGAnGGU

    SARAF

    n InTIP SI KECIl nonGKRonG

    n JUSTIn, JoKoWI, ShERly MAlInTon

    n METAllICA DAn KEMbAlI hEAVy

    n FIlM AKSI DUA PolISI MElAWAn MonSTER

    n FIlM PEKAn InI

    n AGEnDA

    Cover: Ilustrasi: kiagus auliansyah Video: myTrans

    DAFTAR ISIEDISI 92 2 - 8 SEpTEmbER 2013

  • Tap untuk melihat foto ukuRan BeSaR

    Aksi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menata Pasar Tanah Abang mulai menuai hasil. Jalan-jalan yang sebelumnya dijajah PKL dan "preman" berangsur lapang. Pedagang diboyong masuk ke Blok G, angkot ngetem disemprit. Pengunjung pasar pun layak bernapas lega.

    sumber: deTikfoTo

    lensa

    Napas Lega di TaNah abaNg

    Majalah detik 2 - 8 september 2013

  • Beberapa pekan kemudian, jalanan ini sudah bersih dari PKL dan keraguan berbagai pihak mulai terpatahkan, (29/8/2013). (Grandyos Zafna/detikcom)

    Sebelumnya, hampir semua pihak sangsi Jokowi mampu membersihkan pemandangan semrawut ini dari Tanah Abang, (11/7/2013). (Agung Pambudhy/detikfoto)

  • Dalam hitungan pekan, jalan yang sebelumya dipadati PKL mulai rapi, (29/8/2013). (Grandyos Zafna/detikcom)

    Jalan penghubung Blok G dengan Blok B terlihat dipenuhi pedagang, (21/7/2013). (Ari Saputra/detikcom)

  • Meski mendapat perlawanan dari pedagang, Jokowi akhirnya mampu membuat satu titik ini bernapas lega, (29/8/2013). (Grandyos Zafna/detikcom)

    Lebih dari satu bulan lalu, jalan di bawah koridor penghubung Blok B dengan F ini masih dipenuhi pedagang kain, makanan, dan apa saja yang bisa menyewa di situ, (21/7/2013). (Ari Saputra/detikcom)

  • Beberapa pekan kemudian, pertigaan ini bisa disulap hingga menjadi rapi, bebas PKL dan angkot ngetem, (29/8/2013). (Grandyos Zafna/detikcom)

    Pertigaan menuju Blok G masih terlihat semrawut, (11/7/2013). (Agung Pambudhy/detikcom)

  • Sebulan kemudian, jalan ini sudah bersih dari PKL, (29/8/2013). (Grandyos Zafna/detikcom)

    Sebelumnya, pinggiran Blok B ini dipadati pedagang yang menguasai jalan raya seperti terlihat, (21/7/2013). (Ari Saputra/detikcom)

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    SebelaS peSerta konvenSi calon preSiden partai demokrat dinilai tidak ada yang menonjol. juSuf kalla menolak,

    Sementara mahfud md., ruStriningSih, dan ruSdi kirana mundur Sebagai calon peSerta.

    Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    Endriartono Sutarto menawari tamu-nya, Suaidi Marasabessy, untuk menikmati hidangan makanan kecil di tengah obrolan mereka pagi itu, Sabtu, 24 Agustus lalu. Lapis legit dan pempek palembang, plus teh manis hangat, menemani pertemuan di rumah Endriartono di Jalan Kalisari III, kawasan Cijantung, Jakarta Timur, itu.

    Dua pensiunan jenderal itu berbincang santai. En-driartono memanggil seniornya, mantan Kepala Staf Umum TNI, itu dengan sebutan Pak Suaidi. Sebalik-nya, Suaidi menyapa bekas Panglima TNI tersebut dengan sebutan Mas Tarto.

    Makanannya jangan difoto, ya, nanti dikira cuma ngobrol dan makan pempek doang, ha-ha-ha..., ujar Endriartono, berkelakar kepada juru foto majalah detik yang akan mengambil gambar mereka.

    Tentu saja Endriartono dan Suaidi tidak cuma kongko mengudap pempek. Keduanya membahas hal serius, yakni soal konvensi calon presiden. Pagi itu, Suaidi datang ke kediaman Endriartono untuk menyerahkan

    Sekretaris Komite Konvensi Suaidi Marasabessy saat menyerahkan undangan kepada mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto. DetIKFOtO/Hasan alHabsHy

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    undangan mengikuti konvensi calon presiden yang digelar Partai Demokrat.

    Ada tiga lembar kertas yang dibawa dalam map putih bercap Majelis Tinggi Partai Demok-rat. Satu lembar undangan mengikuti konvensi, satu lembar form isian riwayat hidup, dan form isian visi-misi serta program strategis calon peserta konvensi apabila terpilih sebagai Pre-siden RI periode 2014-2019.

    Undangan ditandatangani oleh Ketua Komite Konvensi Maftuh Basyuni dan Suaidi sebagai sekretaris. Saya akan memenuhi undangan ikut konvensi, kata Endriartono, yang saat itu didampingi Noor Aman, koordinator relawan pendukungnya.

    Komite Konvensi, yang terdiri atas 17 orang, berbagi tugas menyebar undangan kepada 14

    calon peserta konvensi. Selain Endriartono, 13 orang lainnya adalah anggota Badan Pemeriksa Keuangan Ali Masykur Musa, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman.

    Kemudian, ada anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrat Hayono Isman, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md., Ketua DPR Marzuki Alie, bekas Kepala Staf TNI Angkatan Darat Pramono Edhie Wibowo, eks Wakil Gubernur Jawa Tengah Rus-triningsih, Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana, serta Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang.

    Selain menyambangi Endriartono, hari itu anggota Komite bergerak ke rumah calon peserta lainnya. Didi Irawadi Syamsuddin mengantarkan undangan untuk Irman Gusman. Anggota Komite lainnya meluncur ke

    Undangan mengikuti konvensi calon presiden yang digelar Partai Demokrat. DetIKFOtO/Hasan alHabsHy

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    rumah Marzuki Alie.Komite sempat menawari mantan wakil presiden

    Jusuf Kalla untuk menjadi peserta konvensi. Namun, dua kali dilobi, bekas Ketua Umum Partai Golkar itu menolak. Sementara itu, Mahfud memenuhi undangan Komite untuk wawancara, tapi ia menyatakan mundur sebagai calon peserta konvensi.

    Langkah Mahfud diikuti oleh Rusdi Kirana dan Rus-triningsih. Kepada Komite, Rusdi menyatakan belum saatnya ia ikut pemilihan presiden. Bos maskapai pe-

    nerbangan itu masih ingin berfokus di dunia bisnis. Adapun Rustriningsih beralasan ma-sih ingin berkiprah di Jawa Tengah. Ia juga mengaku masih loyal kepada PDI Perjuang-an, partai yang membesarkannya.

    Tiga pekan belakangan, Komite Konvensi bekerja maraton, dari membahas nama-nama calon peserta, mengantar undangan, hingga menggelar tatap muka dengan setiap calon peserta. Semua itu dilakukan untuk mengejar 30 Agustus 2013, tenggat yang ditentukan Komite untuk mengumumkan peserta konvensi yang lolos seleksi.

    Dino Patti Djalal mendapat giliran pertama tatap muka, pada Sabtu, 24 Agustus lalu. Ia diwawan-carai lebih dulu karena harus segera kembali bertu-gas ke Negeri Paman Sam. Sedangkan calon peserta lain bergantian diwawancarai Komite pada 27, 28, dan 29 Agustus.

    Dalam tatap muka, yang merupakan bagian dari tahapan prakonvensi, ke-17 anggota Komite menggali pemahaman setiap calon peserta terhadap persoalan bangsa. Apabila dia terpilih menjadi presiden, ujar Suaidi. Setiap peserta juga ditanya mengenai kesedia-annya ikut konvensi.

    Tiga pekan belakangan, Komite Konvensi bekerja maraton, dari membahas nama-nama calon peserta, mengantar undangan, hingga menggelar tatap muka dengan setiap calon peserta.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    Para calon peserta menyatakan kesediaannya se-cara beragam. Gita Wirjawan memutuskan ikut kon-vensi meski belum mendapat restu Presiden. Ini niat pribadi, ujarnya setelah diwawancarai Komite, Rabu, 28 Agustus lalu. Dahlan Iskan berharap konvensi bisa memunculkan pemimpin yang tidak cuma populer, tetapi juga berkualitas.

    Sedangkan Irman Gusman bersedia karena konvensi yang digelar Demokrat merupakan terobosan politik. Ia mengklaim didukung koleganya para anggota DPD. Mereka menganggap saya pantas (ikut konvensi), tuturnya.

    Adapun Hayono Isman berharap konvensi bisa men-

    Peserta konvensi calon presiden yang digelar Partai Demokrat. DetIKFOtO/Hasan alHabsHy

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    dongkrak elektabilitasnya. Di antara calon lain, saya mungkin yang elektabilitasnya rendah karena ma-syarakat di bawah 35 tahun belum mengenal, kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini. Melalui konvensi, saya mendapat panggung.

    Anies Baswedan menganggap undangan meng-ikuti konvensi merupakan sebuah kehormatan. Saya

    mungkin calon paling muda yang diundang, tapi republik ini milik semua, tua dan muda, ucap pria berusia 44 tahun itu.

    Sementara itu, Pramono Edhie tidak meng-hiraukan elektabilitasnya yang masih rendah. Mungkin banyak orang belum kenal karena saya belum menampakkan diri, ujar adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang kini menjabat anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, itu.

    Dari sebelas nama yang menyatakan bersedia, semuanya lolos menjadi peserta. Namun pengamat sosiologi politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Arie Sudjito, pesimistis konvensi Partai Demokrat bakal menghasilkan calon pemimpin baru yang di-idolakan publik.

    Dia mengakui panggung konvensi bisa memulihkan elektabilitas Demokrat yang terpuruk. Tapi belum tentu pemilih partai berkorelasi dengan memilih pre-siden yang diajukan partai itu, ucapnya.

    Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indone-sia, Siti Zuhro, belum melihat ada yang menonjol di antara peserta konvensi. Kalau disurvei, elektabili-tasnya di bawah 5 persen, tuturnya.

    Mereka memang dikenal di bidang masing-masing. Gita populer di dunia ekonomi dan bisnis. Sama hal-nya dengan Anies di dunia pendidikan dan Endriartono di kalangan militer. Padahal, Siti menuturkan, 60-70 persen kantong pemilih berada di pelosok daerah,

    Belum tentu pemilih partai berkorelasi dengan memilih presiden yang diajukan partai itu.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    Ini 11 Peserta Konvensi Partai Demokrat

    Naskah INfografIs: DImas/berbagaI sumber.

    Majalah detik 2 - 8 september 2013

    dengan tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi, SMP atau SMA. Mereka dikenal, tapi dalam komu-nitas yang tersekat-sekat, ujarnya. Belum ada yang menusantara, kata Siti. n

    DImas aDITYo, m. IQbaLTap/klik unTuk berkomenTar

    Anies BAswedAn (44 tAhun)

    Seorang intelektual muda kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969. Saat ini ia menjabat Rektor Universitas Paramadi-na dan Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar.

    Ali MAsykur MusA (51 tAhun)

    Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI periode 2009-2014. Pria yang akrab disapa Cak Ali ini lahir di kota Tu-lungagung, Jawa Timur, 12 September 1962. Bekas anggota DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) selama dua pe-riode, 1999-2004 dan 2004-2009. Ali kini juga menjadi Ketua Umum PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) 2012-2017.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    dAhlAn iskAn (62 tAhun)

    Mantan wartawan, pendiri grup media Jawa Pos ini, kini menjabat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sikap dan kebijak-annya kerap mengundang kontroversi. Pria kela-hiran Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951, ini, pernah menjadi Direktur Utama PLN sebelum menjadi Menteri BUMN.

    dino PAtti djAlAl (48 tAhun)

    Bekas juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini adalah Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Ia bertugas di Negeri Paman Sam itu sejak 2010 hingga saat ini. Darah diplo-mat mengalir dari ayahnya, Hasjim Djalal, yang pernah menjadi diplomat ternama Indonesia.

    endriArtono sutArto (66 tAhun)

    Mantan Panglima TNI. Purnawirawan Jenderal ini adalah alumnus AKABRI 1971. Ia lahir di Pur-worejo, Jawa Tengah, 29 April 1947. Pensiun dari tentara, ia sempat menjabat Komisaris Utama PT Pertamina. Ia juga terjun ke politik dan bergabung dengan Partai NasDem, sebagai Ketua Dewan Pembina, sebelum diberhentikan karena meng-ikuti konvensi Demokrat. Saat ini ia aktif sebagai penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    GitA wirjAwAn (48 tAhun)

    Lahir di Jakarta, 21 September 1965. Latar bela-kangnya adalah pengusaha. Pada 2008, ia mendi-rikan Ancora Capital, perusahaan yang bergerak di sektor energi dan sumber daya alam. Pada 18 Okto-ber 2011, ia diangkat sebagai Menteri Perdagangan sampai saat ini.

    hAyono isMAn (58 tAhun)

    Pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 25 April 1955, ini, adalah mantan anggota DPR dari Fraksi Karya Pembangunan (Golkar), periode 1987-1992 dan 1992-1993. Ia juga pernah menjadi Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (1993-1998) di era Soeharto. Pada Pemilu 2009, ia kembali menjadi anggota DPR dari Partai Demokrat. Kini ia menjabat Anggota Dew-an Pembina Partai Demokrat.

    irMAn GusMAn (51 tAhun)

    Lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 11 Febru-ari 1962. Saat ini ia menjabat Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2009-2014.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    Majalah detik 2 - 8 september 2013

    MArzuki Alie (57 tAhun)

    Saat ini ia menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rak-yat (DPR) RI. Lahir di Palembang, Sumatera Selat-an, 6 November 1955. Di partainya, Demokrat, ia menjabat Wakil Ketua Majelis Tinggi mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi ketuanya.

    PrAMono edhie wiBowo (58 tAhun)

    Purnawirawan Jenderal ini adalah bekas Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 5 Mei 1955, ini, adalah adik ipar Pre-siden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat. Pensiun dari tentara, Pra-mono menjadi anggota Dewan Pembina Demokrat.

    sinyo hArry sArundAjAnG (68 tAhun)

    Saat ini ia menjabat Gubernur Sulawesi Utara. Pria kelahiran Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara, 16 Januari 1945, ini, juga kader Partai De-mokrat.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    Wajah Saifullah Yusuf semringah. Ba-gaimana tidak, kubunya unggul suara sementara berdasarkan hasil hitung ce-pat (quick count) dalam pemilihan kepala Pasangan Karsa unggul sementara berdasarKan hitung cePat yang dilaKuKan sejumlah lembaga survei. Kubu berKah oPtimistis PilKada berlangsung dua Putaran.

    Demi Pertarungan terakhir

    Calon Gubernur Jawa Timur, Soekarwo (berpeci), memotong rambut pendukungnya setelah unggul sementara berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

    foto: Eric irEng /antara

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    daerah Jawa Timur yang digelar sejumlah lembaga survei. Calon Wakil Gubernur Jawa Timur itu yakin hasil resmi penghitungan suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Daerah tidak akan jauh berbeda.

    Menurut pengalaman, quick count tidak terlalu jauh dengan hasil KPU, kata Saifullah di rumah dinas Gubernur Jawa Timur, Jalan Imam Bonjol, Surabaya, Kamis pekan lalu.

    Hari itu, sekitar 30 juta warga Jawa Timur memilih pasangan gubernur dan wakil gubernur. Saifullah ber-pasangan dengan calon gubernur Soekarwo. Pasang-an petahana yang dikenal dengan sebutan KarSa itu adalah kandidat dengan nomor urut 1. KarSa didukung Partai Demokrat, Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan, Hanura, dan beberapa partai kecil.

    Pasangan Soekarwo-Saifullah berhadapan dengan pasangan nomor urut 2, Eggi Sudjana-Muhammad

    Salah satu TPS dalam pilkada Jawa Timur.foto: rudi mulya/antara

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    Sihat; nomor urut 3, Bambang D.H.-Said Abdullah (Jempol), dan nomor urut 4, Khofifah Indar Parawan-sa-Herman S. Sumawiredja (BerKah).

    Namun klaim kemenangan KarSa tidak digubris kubu Khofifah. Pasalnya, berdasarkan penghitungan yang dilakukan Partai Kebangkitan Bangsa, partai pengusung BerKah, kubu ini meraih 44 persen suara. Dan pasangan nomor urut 1 meraih 38,47 persen, ujar Khofifah saat menggelar jumpa pers.

    Di Jakarta, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga optimistis pilkada Jawa Ti-mur akan berlangsung dua putaran, dan jagonya itu masih punya kesempatan di putaran kedua. Kami optimistis, semua tim masih menunggu penghitungan-penghitungan di balai desa, tutur Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini.

    Klaim kemenangan itu semakin meng-hangatkan suhu politik di Jawa Timur sekalipun pilkada kelar digelar. Apalagi

    partai-partai menganggap pertarungan politik di Jawa Timur sebagai pemanasan sebelum pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden 2014.

    Maka tidak aneh jika masing-masing partai pendu-kung menurunkan orang-orang topnya untuk ikut berkampanye. Partai Demokrat, misalnya, mengerah-kan anggota Dewan Pembina Pramono Edhie Wibowo, ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam kam-panye pasangan KarSa. Sedangkan pasangan BerKah diramaikan oleh hadirnya Raja Dangdut Rhoma Irama dalam kampanye mereka.

    Adapun Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), yang juga kader partai itu, menjadi juru bicara pasangan Jempol di kampanye putaran terakhir. Entah kebetulan atau

    Entah kebetulan atau tidak, para juru kampanye yang turun gunung itu namanya juga disebut-sebut sebagai kandidat calon presiden 2014.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    tidak, para juru kampanye yang turun gunung itu namanya juga disebut-sebut sebagai kandidat calon presiden 2014.

    Jokowi, misalnya, diunggulkan dalam sejumlah survei calon presiden. Sedangkan Jenderal TNI (Pur-nawirawan) Pramono Edhie menjadi peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu berkampanye untuk KarSa bersama Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Ha-san, dan Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyo-no alias Ibas.

    Kedatangan sang jenderal di pilkada Jawa Timur tentu bukan sekadar sebagai penggembira. Demokrat menganggap pilkada Jawa Timur ibarat pertarungan terakhir sebelum melangkah ke Pemilu 2014. Apalagi, dalam sejumlah pemilihan gubernur yang digelar di Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, jagoan yang diusung partai ini keok oleh

    Jokowi di pilkada Jawa Timur.foto: siswowidodo/antara

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    kandidat partai lain.Harapan kami terakhir di Jawa tinggal di Jawa

    Timur. Kan Jawa Timur salah satu basis pendukung kami. Warga nahdliyin (Nahdlatul Ulama) banyak te-man kami, ujar politikus Demokrat, Ruhut Sitompul, kepada majalah detik.

    Menurut Ruhut, penduduk Jawa Timur merupakan yang terbanyak di Jawa. Jumlah pemilihnya lebih dari 32 juta orang. Jadi merebut hati rakyat Jawa Timur menjadi ujian sebelum pertarungan lebih besar pada 2014. Apalagi, dalam pilkada kali ini, pasangan KarSa kembali menghadapi rival terberatnya, Khofifah.

    Pada pilkada Jawa Timur 2008, Khofifah sempat merepotkan pasangan Soekarwo-Saifullah. Saat itu Khofifah, yang berpasangan dengan Moedjiono, memaksa pasangan Soekarwo-Saifullah mengikuti

    Para calon berlomba merebut simpati masyarakat sebelum hari pencoblosan.

    foto: risyal hidayat/antara

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    nasional

    Majalah detik 2 - 8 sEptEmbEr 2013

    pilkada dalam tiga putaran sebelum memenangi pe-milihan gubernur-wakil gubernur periode 2008-2013. Sejumlah kalangan menyebut pilkada 2008 itu sebagai yang terlama di Indonesia.

    Tak mengherankan jika kubu KarSa bekerja keras siang dan malam untuk kembali menghadapi lawan terberatnya itu. Sehari sebelum pencoblosan, misal-nya, Saifullah atau yang akrab disapa Gus Ipul terbang ke Jakarta untuk menemui Shinta Nuriah, istri tokoh NU Abdurrahman Wahid (almarhum) alias Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan.

    Bekas Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor itu juga bergerilya menemui Ketua Pengurus Besar NU Said Aqil Siradj di kantornya. Kedua tokoh tersebut dianggap berpengaruh di kalangan warga nahdliyin di Jawa Timur. Itu sebabnya, Saifullah merasa perlu sowan kepada keduanya.

    Sumber majalah detik yang merupakan orang de-kat Said Aqil menjelaskan, sebenarnya hari itu tidak ada agenda Ketua Umum PBNU itu bertemu dengan Gus Ipul. Tapi, setelah mendapat telepon dari Shinta Nuriah, Said mau menemuinya.

    Bu Shinta Nuriah telepon Kiai Said agar menemui Gus Ipul. Alasannya ingin sowan. Kiai Said mempersi-lakan, tapi di kantornya, di Kramat Raya, ujar sumber tersebut. Namun, dalam pertemuan itu, Said menga-takan tidak akan mendukung salah satu kandidat. Sebab, sama-sama kader NU.

    Dari hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia, pa-sangan KarSa meraih 47,97 persen suara, melampaui rival terberatnya, pasangan BerKah, dengan 37,74 persen. Sedangkan Bambang-Said, yang diusung PDI Perjuangan, berada di posisi ketiga dengan 11,92 persen, kemudian Eggi-Sihat cuma mendulang 2,37 persen suara. n

    deden gunawan, rois jajeli, m. rizal | dimas

    Dari hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia, pasangan KarSa meraih 47,97 persen suara, melampaui rival terberatnya, pasangan BerKah, dengan 37,74 persen.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    hukum

    detikfoto/hasan alhabsy

    Lima istri tersangka kasus terorisme mengadukan perLakuan aparat detasemen khusus 88 ke komnas ham. diminta menggeLar investigasi bersama propam.

    Trauma masih menghantui Sukinah jika mengingat penangkapan suaminya, Iswahyudi, yang dituduh terlibat dalam kasus terorisme. Iswahyudi dibekuk di rumah kontrakannya, kawa san Pintu Air, Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa

    hukum

    Paranoid aTau Jalankan Prosedur

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    hukum

    Barat, pada Selasa, 20 Agustus lalu. Pria berusia 39 tahun itu ditangkap oleh sekitar 15

    personel Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI, di hadapan anakanak, keponakan, dan orang tuanya, di tengah acara silaturahmi keluarga.

    Kita lagi kumpul silaturahmi karena mertua saya datang. Di situ juga ada adik ipar, tiga anak saya, dan keponakankeponakan. Yang paling besar itu kelas tiga SD, ujar Sukinah saat mengadukan perlakuan yang dialami keluarganya ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jumat, 23 Agustus lalu.

    Wanita berusia 30 tahun itu terkejut suaminya dituduh sebagai pelaku teror dan menyimpan senjata api

    oleh aparat Densus. Selama enam tahun mereka menikah, ujarnya, pendamping hidupnya itu tidak pernah berbuat nekoneko. Selama ini Iswahyudi berjualan kebab di Bekasi Timur.

    Mertua Sukinah sempat menanyakan perihal yang terjadi. Namun ia malah didorong oleh aparat. Saat itu anakanak lihat, suami saya langsung dibawa, kata Sukinah, yang sampai saat ini belum mengetahui keberadaan Iswahyudi.

    Kehadiran aparat Densus yang membawa senjata api itu juga menimbulkan trauma bagi ketiga anaknya. Apalagi anak saya yang berumur 2 tahun 6 bulan ini, ujarnya.

    Tiga istri tersangka teroris lainnya punya cerita berbeda soal perlakuan polisi. Saat membesuk suami mereka yang ditahan di Rumah Tahanan Brimob, Kelapa Dua, Depok, Ummu Nauzah, Ummu Latif, dan Ummu Nabila harus menjalani pemeriksaan sampai dipaksa membuka celana dalam.

    Untuk apa ada detektor canggih kalau kita harus buka pakaian sampai celana dalam? ucap Nauzah.

    Untuk apa ada detektor canggih kalau kita harus buka pakaian sampai celana dalam?

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    hukum

    Kami dibentak dan dipaksa oleh petugas, ujar istri tersangka teroris Agus Supriyanto itu.

    Ahmad Michdan, kuasa hukum lima istri tersangka teroris yang mendampingi mereka mengadu ke Komnas HAM, mengatakan, ada beberapa masalah yang diadukan terkait kerja Densus 88. Antara lain soal penembakan dan penangkapan

    yang dilakukan personel satuan antiteror itu serta pelecehan yang dialami para istri tersangka teroris saat membesuk di ruang tahanan.

    Penangkapan itu tidak mengindahkan efek trauma psikologi kepada anak dan keluarga. Ini seperti arogansi, tutur Michdan kepada majalah detik.

    Anggota Tim Pengacara Muslim ini menilai penangkapan, penembakan, dan penahanan tersangka teroris yang selama ini dilakukan oleh Densus 88 tidak sesuai dengan prosedur standar yang bijak. SOP (standard operating procedure) itu harus ditegakkan, kata Michdan. Kalau begini, akar persoalan terorisme di Indonesia tidak pernah selesai, justru menambah bibit baru.

    Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani, yang menerima pengaduan tersebut, melihat apa yang dilakukan polisi, khususnya Densus 88, merupakan bentuk sikap paranoid polisi terhadap pelaku te rorisme.

    Sejak kepemimpinan periode sebelumnya, Komnas HAM banyak menerima pengaduan dari keluarga atau istri tersangka kasus terorisme, khususnya mereka

    detikfoto/hasan alhabsy

    Keluarga para tersangka teroris saat mengadu ke Komnas HAM.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    hukum

    yang suami atau keluarganya menjadi korban tembak mati di tempat.

    Sebab, banyak temuan yang menyebutkan, dalam penggerebekan, pelaku tidak melakukan perlawanan, sehingga tidak tepat kalau harus ditembak di tempat. Kan bisa dilumpuhkan dan masih bisa dimintai keterangan soal jaringannya, tuturnya, seraya meminta Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mengevaluasi proses pencegahan terorisme di Indonesia.

    Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar meminta Komnas HAM segera menindaklanjuti pengaduan tersebut, bekerja sama dengan Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, serta Badan Reserse Kriminal, untuk mengetahui apakah ada pelanggaran yang dilakukan. Tindakan di luar prosedur itu juga melanggar hukum, katanya.

    Polisi memang diperbolehkan menembak mati buruannya. Namun, dengan catatan, buruan tersebut membahayakan lingkungan, membahayakan nyawa orang lain, atau melawan. Itu SOPnya, Bambang menuturkan. Sekalipun buruannya adalah terduga atau tersangka teroris, kalau memang sudah menyerah, polisi tidak boleh menembak di tempat. Jangan, karena dianggap extraordinary crime, langsung ditembak mati, itu salah, itu pelanggaran, tuturnya.

    Namun Mabes Polri membantah anggapan personel Densus 88 bertindak semenamena saat melakukan operasi penanggulangan teror. Tindakan tegas yang dilakukan aparat di lapangan disesuaikan dengan situasi yang dihadapi saat itu.

    Polri, termasuk Densus 88, tidak mungkin bertindak melanggar hukum, seperti asal tangkap, tapi

    Jangan, karena dianggap extraordinary crime, langsung ditembak mati, itu salah, itu pelanggaran.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    hukum

    sudah melalui proses penyelidikan yang intensif, sehingga bisa dipertanggungjawabkan di depan hukum, ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Agus Rianto kepada majalah detik.

    Adapun soal pemeriksaan terhadap para istri terdakwa teroris di Rutan Brimob, menurut dia, sudah melalui prosedur yang benar. Pemeriksaan juga dilakukan oleh polisi wanita. Semua barang bawaan pembesuk dicek untuk mengantisipasi agar tidak ada benda terlarang yang digunakan sebagai alat melarikan diri.

    Di Rutan Narkoba Polda Metro Jaya, seorang tahanan teroris pernah kabur pakai cadar, kata Agus, memberi alasan.

    m. riZaL | dimas

    Majalah detik 2 - 8 september 2013

    Personel Densus 88 saat memperagakan operasi penanggulangan teror.

    detikfoto/Grandyos Zafna

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    kriminal

    Pesta Itu tInggal Rencana

    Herman, sang pacar, sempat diminta polisi menunjukkan tempat pembuangan pisau yang diduga digunakan untuk membunuH putri.

    namun polisi belum menetapkan tersangka.

    ilustrator/Kiagus aulianshah

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    kriminal

    semestInya Kamis pekan lalu menjadi hari bahagia buat Putri Rachmawati. Perempuan berwajah manis itu akan merayakan ulang tahun yang ke-24. Bahkan Putri sudah meng-undang beberapa teman kerjanya di gerai 7-Eleven Salemba, Jakarta Pusat, untuk ikut merayakannya.

    Kata teman-temannya yang datang ke rumah, Pu-tri mau ajak jalan-jalan ke Bandung, ujar Suharsi, 40 tahun, paman Putri Rahmawati, saat ditemui majalah detik.

    Tapi rencana tinggal rencana. Sebab, nasib tragis lebih dulu menghampirinya. Perempuan yang sudah tiga tahun bekerja di toko waralaba itu ditemukan tak bernyawa pada Sabtu malam dua pekan lalu.

    Ia tewas dalam posisi tertelungkup tanpa busana di depan kamar mandi kamar kontrakan pacarnya, Herman, Gang Swadaya 1, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi. Ada bekas luka gorok di leher mahasiswi tingkat akhir di Institut Perbanas, Jakarta Selatan, itu.

    Herman sendirilah yang pertama kali menemukan jasad Putri. Anehnya, saat perempuan berkulit putih itu ditemukan, sudah tidak ada bercak darah di tubuh-nya. Babe, warga Gang Swadaya, mengatakan, pada Sabtu itu, Mancepanggilan Hermanpulang sekitar pukul 20.00 WIB. Setelah memarkir sepeda motor Honda Beat-nya, Herman masuk ke kamarnya.

    Setelah masuk, dia (Herman) langsung teriak minta tolong ke kamar Pak Ali (tetangga kontrakan). Pak Ali yang nolong ngangkat (jasad) Putri. Ceweknya sudah meninggal, kaku," kata Babe.

    Ali Mubarok, tetangga kontrakan yang dimaksud Babe, kini memilih pulang kampung ke Jawa Tengah. Babe menuturkan Ali shock dan kelelahan setelah diperiksa berhari-hari oleh polisi. Begitu dinyata-

    Anehnya, saat perempuan berkulit putih itu ditemukan, sudah tidak ada bercak darah di tubuhnya.

    ilustrasi: edi wahyono

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    kriminal

    kan tidak terlibat, Ali langsung pulang ke kampung halaman nya.

    Meski sudah lewat sepekan, polisi tidak kunjung me-netapkan tersangka pembunuhan sadis itu. Padahal sudah tujuh saksi diperiksa, termasuk Herman sang pacar. Bahkan Herman pernah digiring oleh penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya untuk menunjukkan barang bukti pisau yang diduga digunakan untuk membunuh Putri. Ini memunculkan asumsi di kalang-an warga bahwa Hermanlah pelaku pembunuhan itu.

    Babe mengaku melihat Herman dibawa ke lokasi pembunuhan sadis itu Senin malam pekan lalu. Tangannya diborgol dengan pengawalan ketat pe-tugas. Herman juga digiring ke sebuah tempat yang berjarak 300 meter dari markas Kepolisian Sektor Pondok Gede untuk menunjukkan barang bukti pisau yang diduga dipakai untuk menghabisi Putri.

    "Saya gali lubang selokan kecil di depan gang yang

    Warga melintasi garis polisi di depan kamar kontrakan Herman, tempat Putri Rahmawati ditemukan tewas.

    detiKCom/grandyos Zafna

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    kriminal

    ditunjuk Mance. Tapi enggak ketemu. Saya sempat lihat itu anak (Herman) diborgol. Sudah mau saya linggis, tuh," ujar Babe. Sebelum Herman dihakimi warga, polisi bergegas membawanya menggunakan mobil. Pencarian barang bukti pun dihentikan.

    Seorang penyidik yang ditemui majalah detik seca-ra terpisah punya cerita lain. Saat diperiksa di Polsek Pondok Gede, Herman mengaku sempat berhubungan badan dengan korban pada Jumat malam atau sehari sebelum pembunuhan itu. "Dia (Herman) juga bilang, korban melakukan aborsi berkali-kali," ujar seorang penyidik yang enggan namanya disebut.

    Saat ditanya apakah Herman sudah ditetapkan seba-gai tersangka, penyidik itu hanya melempar senyuman. Ia meminta hal itu ditanyakan ke Polda Metro Jaya karena kasus tersebut sudah dilimpahkan ke Polda. Namun Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, hingga saat ini polisi belum menetapkan tersangka.

    Kendati begitu, penyidik mencurigai beberapa orang sebagai pelaku, termasuk pacar korban. "Dari olah data TKP, pacar dan tetangga dekat punya potensi melakukan hal tersebut. Namun masih didalami lagi," ucap Rikwanto.

    Meski polisi belum menetapkan tersangka, keluarga Putri tetap mencurigai Herman sebagai pelakunya. Apalagi, selama tiga tahun berpacaran, Herman tidak pernah menampakkan batang hidungnya di hadapan keluarga Putri.

    Keluarga juga tidak sreg dengan Herman, yang berpenampilan kurang sopan. Pria berusia 24 tahun itu juga menggunakan anting. Kami melihat Herman bukan pria baik-baik, tutur Suharsi.

    Karena hubungan keduanya tidak direstui, Herman jadi sungkan untuk menemui keluarga Putri. Kalaupun

    Dari olah data TKP, pacar dan tetangga dekat punya potensi melakukan hal tersebut. Namun masih didalami lagi.

  • Majalah detik 19 - 25 agustus 2013

    kriminal

    mengantar-jemput Putri ke rumahnya, Jalan Melon, Perumahan Graha Indah, Bekasi, Herman cuma sampai di ujung jalan.

    Penolakan keluarga ru-panya juga tidak digubris oleh Putri. Anak pertama dari tiga bersaudara ini tetap menjalin hubung-an asmara dengan Her-man, yang juga bekerja di 7-Eleven, meski lewat

    jalan belakang. Benih cinta keduanya tumbuh di tempat kerja, sekalipun Putri dan Herman bertugas di gerai berbeda. Herman bekerja di gerai 7-Eleven Grogol, Jakarta Barat.

    Sejak hubungannya dengan Herman tidak direstui keluarga, Putri juga menjadi sangat tertutup. Bahkan keluarga tidak tahu Putri ternyata sudah keluar dari 7-Eleven sejak lima bulan lalu. Beberapa hari sebelum Putri ditemukan tewas, adiknya masih mengantar dan menjemputnya ke 7-Eleven Salemba.

    Makanya kami sangat terkejut. Apalagi ia ditemu-kan tewas di kontrakan Herman, kata Suharsi deng-an nada menyesal.

    Pria yang ditunjuk sebagai juru bicara keluarga Putri itu juga membantah pemberitaan bahwa Putri tewas dalam kondisi telanjang. "Ibunya shock. Semua tidak benar, Putri memakai tank top hitam dan sweter serta celana pendek selutut, masih (berpakaian) lengkap," ia menegaskan.

    Kini keluarga hanya bisa berharap kasus pembu-nuhan sadis itu segera terungkap.

    evi tresnawati | deden gunawan

    Makam Putri di kawasan Jati Asih, Bekasi.

    detiKCom/grandyos Zafna

    Majalah detik 2 - 8 september 2013

  • Kolom E-BankingKolom E-Banking

    Pak Laksono,

    Saya melihat iklan mengenai program hadiah BII ATM & Kartu Debit. Bagaimana cara untuk mengikuti program tersebut?

    Andi, Jakarta

    PROGRAM HADIAH BII ATM & KARTU DEBIT

  • Kolom E-BankingKolom E-Banking

    Hai Bapak Andi,

    Terima kasih atas perhatiannya pada program, produk dan layanan perbankan BII.

    Mulai 1 Agustus 2013 berlangsung program Raih Hadiah dengan Transaksi di BII ATM & Belanja dengan BII Kartu Debit yang berlaku bagi nasabah BII dan nasabah bank lain, dengan hadiah utama 1 (satu) BII Tabungan senilai Rp 10 Jt dan hadiah bulanan dengan total 9 unit Samsung Galaxy Note 8.

    Nasabah dapat mengikuti program hadiah ini dengan bertransaksi melalui BII ATM atau berbelanja di merchant-merchant menggunakan BII Kartu Debit untuk mendapatkan poin. Periode pengumpulan poin dilakukan selama 1 Agustus 31 Oktober 2013.

    Bagi nasabah bank lain juga dapat mengikuti program ini. Cukup bertransaksi melalui BII ATM dengan menggunakan kartu yang terhubung jaringan ALTO, ATM Bersama & Prima maka akan mendapatkan poin. Semakin banyak transaksinya maka jumlah poin yang terkumpul akan semakin banyak.

    Berikut ketentuan perolehan poin undian :

    BII Kartu ATM/Debit (Nasabah BII) Poin

    Pembayaran tagihan di BII ATM (kecuali pembayaran kartu kredit BII)

    3Pembelian pulsa isi ulang HP di BII ATMBelanja di merchant

    Kartu ATM Bank Lain Jaringan ALTO, ATM Bersama & Prima

    (Non Nasabah BII)Poin

    Tarik tunai di BII ATM 1

    Transfer antar bank di BII ATM

    Perhitungan poin akan diakumulasikan setiap bulan sehingga nasabah yang belum berhasil menang tetap berkesempatan menang di bulan berikutnya. Pemenang yang sudah menang di bulan sebelumnya tidak berhak menang di bulan berikutnya, namun berkesempatan memenangkan hadiah utama (grand prize).

    Pengumuman pemenang akan diinformasikan melalui website www.bii.co.id dan di kantor Cabang BII pada minggu ke-3 setiap bulannya.

    Nasabah agar berhati - hati, BII tidak pernah memungut/meminta biaya apapun dari program undian hadiah ini. Pajak hadiah ditanggung pemenang, yang disetorkan melalui Cabang BII.

    Ayo terus transaksi di BII ATM dan belanja dengan BII Kartu Debit. Tingkatkan transaksinya dan selamat mengikuti programnya.

    Jika ada pertanyaan seputar electronic banking dapat mengirimkan email [email protected].

    Untuk pertanyaan yang dimuat akan mendapatkan payung cantik dari BII.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    Sang nabi dari Leuwinanggung

    Iwan Fals sebentar lagI 53 tahun. tetap krItIs. kIan saleh. banyak penggemar mematuhI omongan Iwan layaknya mematuhI sang nabI.Foto: grandyos ZaFna | detikFoto

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    Adi (ikat kepala biru), Ranee (berjilbab hijau), dan kawan-kawan.sudrajat

    SepintaS penampilan Ranee T. bak fotogra-fer. Perempuan berkerudung dan berkaca-mata itu menggendong ransel serta meng-genggam kamera digital dan alat perekam. Sesekali kamera ia arahkan ke panggung, sesekali ke arah penonton.

    Malam itu, 30 Juli lalu, ribuan penonton, termasuk Ranee, memadati konser Iwan Fals di Lapangan Upa-karti, Soreang, Bandung. Ternyata Ranee tidak hanya sibuk dengan kameranya. Perempuan 30 tahun itu turut berjingkrak dan bibirnya komat-kamit mengikuti irama lagu yang tengah dilantunkan Iwan. Jelaslah ia bagian dari penggemar fanatik sang legenda.

    Saya mengikuti tur konser ini sejak dari (Lapang-an Albo) Cakung. Mumpung kampus lagi libur, ujar perempuan yang berprofesi sebagai dosen sistem informasi di Universitas Gunadarma itu.

    Soal pemondokan dan keperluan lainnya tidak jadi kendala bagi Ranee. Hampir di setiap lokasi konser,

    Majalah detik 2 - 8 september 2013

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    dipastikan bakal bersua dengan fans fanatik Iwan Fals lainnya yang siap saling berbagi.

    Ranee menggemari lagu-lagu Iwan mengikuti jejak sang ayah. Namun baru menjadi fans fanatik justru setelah ayahnya berpulang pada 2010. Saya mene-mukan sosok Abi (Ayah) pada Bang Iwan, ujar Ranee, yang tinggal di kawasan Ampera, Jakarta Selatan.

    Sementara Ranee mengikuti konser karena sedang libur mengajar, Adi melakukannya setelah menyerah-kan pengelolaan warung tenda nasi dan mi goreng di Rempoa kepada istri dan adiknya. Sejak lagu pembu-ka, Orang Indonesia karya Candra Malik, dilantunkan Iwan Fals, pria 26 tahun ini bersama seorang lelaki berpenampilan ala Oemar Bakrie (berkemeja batik Korpri, plus kopiah, dan menenteng tas butut dari kulit) seolah tidak berhenti ngibing.

    Ini momen langka, jadi saya harus selalu hadir dari dekat, ujar Adi.

    Tidak cuma fans, sekelompok pedagang kaki lima yang biasa menjual ragam merchandise, mulai kaset bekas, foto asli yang dipigura, sampai ratusan desain kaus Iwan Fals, pun ikut nomaden mengikuti lokasi konser Iwan.

    Menurut Mohamad Sodikin alias Ozon, Ketua Badan Pengurus Daerah Jawa Barat Orang Indonesia (OI), mereka bagian dari anggota OI yang ikut prog ram SOPAN. Program itu terdiri atas seni atau berkese-nian, olahraga, pendidikan, agama, serta niaga atau perdagangan.

    Perdagangan itu untuk mendorong dan memupuk kegiatan ekonomi produktif anggota, ucap Ozon.

    Bagi Adi, Renee, serta komunitas pedagang kaki lima itu, mengikuti tur Iwan tidak sekadar memenuhi fanatisme buta. Namun juga sebuah pelepasan seka-ligus ritual untuk menyegarkan batin guna melakoni keseharian berikutnya.

    Usia mulai masuk 52, apa lagi yang mau dicari? Kalau bicara religius, dari Oemar Bakrie (saya) sudah bicara religius.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    Bagi saya, dan mung-kin juga teman-teman, kata-kata Bang Iwan bukan sekadar omongan, tapi pelajaran dan penye-mangat, katanya.

    Selama tur, kami se-betulnya juga ngaji seka-ligus ngopi berjemaah, Ranee menimpali.

    Sebelum naik ke panggung, Iwan Fals biasa meng-ajak para pemusik yang akan mengiringi dan tim ma-najemen untuk berdoa bersama. Di atas panggung, ia tidak cuma bernyanyi. Di sela-sela pergantian lagu, Iwan mengajak para penonton mencintai sesama dan merawat putra-putri mereka sebagai amanat Tuhan dengan baik. Ia juga menyerukan agar mereka mera-wat lingkungan sekitar.

    Kalimat bijak milik pujangga Jalaluddin Rumi hingga hadis dan ayat-ayat Al-Quran disitir Iwan bak seorang dai. Dan sebelum Konser Ngabuburit itu berakhir, Iwan biasa memandu ribuan penontonnya membaca doa berpuasa, lengkap dengan artinya.

    Nawaitu shauma gadhin an ada-i fardhi sayahri ramadhani hadzihis-sanati lillahi taala, tuturnya kata per kata yang diikuti dengan terjemahannya.

    Sejak kepergian putra sulungnya, Galang Rambu Anarki, pada 25 April 1997, Iwan memang tampil lebih saleh. Simak lagu Hadapi Saja pada album Suara Hati yang dirilis pada 2002, misalnya. Di situ ia menunjuk-kan kerinduan atas putranya yang telah berpulang dan kerap dijumpainya dalam mimpi, sekaligus berusaha tegar dan mengikhlaskan kepergiannya. Tawakal.

    Berdoa bersama pemusik sebe-lum konser di Condet, Jakarta.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    Pada 2009, Iwan dan istrinya, Rosana (Yos), menunai-kan rukun Islam kelima, haji. Dan dua tahun kemudian menggelar konser keliling ke puluhan pesantren di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan bersama komunitas Ki Ageng Ganjur pimpinan Zastrouw al-Ngatawi.

    Kecanggihan teknologi informasi juga membuat Iwan kian terbantu untuk lebih mendekatkan diri ke-pada Tuhan. Di kala senggang, dalam perjalanan atau saat menunggu pesawat di bandara, pria kelahiran 3 September 1961 itu biasa mengisinya dengan memba-ca Al-Quran melalui perangkat iPad atau smartphone.

    Usia mulai masuk 52, apa lagi yang mau dicari? Kalau bicara religius dari Oemar Bakrie (saya) sudah bicara religius, ujarnya diiringi senyum.

    Hasil kajiannya terhadap Al-Quran dan hadis maupun buku-buku hikmah lainnya, sesekali Iwan bagi ke para penggemarnya lewat akun Twitter, @CelotehIwanFals. 10 (hari) terakhir meski lebih berkualitas, tp biasanya pasar yg mkin rame dan masjidnya mlai sepi.. Koq???, begitu salah satu celotehnya saat Ramadan lalu.

    Bahkan di profile picture-nya, pria berbintang Virgo ini juga tampil beda. Ia mengenakan baju koko, leng-kap dengan peci haji dan serban.

    Selama Konser Ngabuburit, Iwan diiringi pemusik, antara lain, Thomas Emanuel alias Totok Tewel (gi-taris), Ardy (bas), dan Edi Daromi (keyboard). Dalam setiap konser, rata-rata ia menyanyikan 10 lagu yang dibuka dan ditutup dengan lagu Orang Indonesia karya sufi Candra Malik. Iwan mengaku Candra-lah yang mengajaknya terlibat dalam tur konser tersebut. Terima kasih lagunya, Gus, ucapnya.

    Selain berkhotbah di setiap jeda lagu, dalam setiap konser Iwan membagikan bibit tanaman secara simbo-lik kepada perwakilan penonton dan pemerintah daerah.

    Majalah detik 2 - 8 september 2013

    Tapi jangan cuma mengeluh, ayo kita berbuat. Punguti sampah, enggak usah nunggu petugas.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    Setiap pohon, ucapnya, mampu dan menjadi doa juga zikir bagi kehidupan umat manusia sekarang dan selamanya. Jadi ra-watlah pohon dan tumbuh-an yang ada, karena deng-an pohon itu kita dapat sadar diri terhadap kondisi alam saat ini, demikian khotbah Iwan.

    Saat di Soreang, pe-nyanyi legendaris ini

    mengungkapkan kegelisahannya terhadap tumpuk-an sampah yang ditemuinya sepanjang perjalanan di Bandung. Tapi jangan cuma mengeluh, ayo kita ber-buat. Punguti sampah, enggak usah nunggu petugas, ajaknya.

    Bak terhipnotis, ribuan orang itu lalu membungkuk. Mereka memunguti sampah yang terserak dan mema-sukkannya ke kantong-kantong yang disediakan panitia. Sebagai hadiah, Iwan melantunkan Tanam Siram Tanam yang disambut pekik sukacita penggemarnya.

    Tanam tanam tanam kita menanam/Tanam po-hon kehidupan/Kita tanam masa depan....

    Para penonton kian antusias ketika Iwan menya-nyikan tembang Rekening Gendut dari album ter-anyarnya, Raya. Liriknya yang nakal dan menyentil itu merupakan ekspresi kekecewaan dan kekesalan Iwan terhadap praktik korupsi yang terjadi di segala lini birokrasi.

    Di akhir konser, Iwan meminta para penontonnya meninggalkan tempat dengan tertib. Tidak berdesak-kan saat memasuki pintu keluar, juga tidak ngebut saat

    Buka puasa bersama seusai konser di Soreang, Bandung.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    mengendarai kendaraan. Sepertinya mereka semua mendengarkan dan mematuhi imbauan tersebut. Dari 11 kota di Jabodetabek dan Jawa Barat yang dising-gahi, tak terbetik kabar ada perkelahian maupun ke-celakaan yang menimpa para penonton konser Iwan Fals. Syukurlah!

    Hotman Siahaan, sosiolog dari Universitas Airlang-

    ga, Surabaya, menyebut militansi para penggemar Iwan Fals sebagai sebagai fenomena khusus. Hu-bungan antara Iwan dan fans-nya tak berbeda dengan hubungan antara Bob Dylan dan penggemarnya atau John Lennon dengan pencinta fanatiknya.

    Keduanya menjadi simbol perlawanan terhadap kondisi sosial yang menyimpang pada 1960-an. Begitu pun dengan Iwan terhadap rezim Orde Baru dan kon-disi sosial di era Orde Baru hingga kini, katanya.

    Dalam situasi kondisi sosial dan politik yang disebut Hotman telah mengalami anomali, serta lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga politik, sosial, dan pemerintah seperti saat ini, sosok Iwan dinilai mampu menjadi penyambung lidah. Ke-percayaan itu semakin kuat karena Iwan juga konsis-ten dengan tidak tergoda untuk terjun ke politik, meski banyak tokoh partai yang merayunya.

    Pelembagaan para penggemar lewat OI sejak 16 Agustus 1999 menjadikan pengaruh Iwan lebih mudah tersebar dan terserap. Ia menjelma menjadi sosok panutan yang segala tingkah polahnya ditiru, perka-taannya didengarkan.

    Totok, yang mendampingi Iwan sejak awal 1990, tidak menampik penilaian seperti itu. Ia malah menggam-barkan pengaruh Iwan melebihi pengaruh seorang pe-mimpin terhadap massa yang dipimpinnya. Iwan sudah

    Kalau dalam sebuah keyakinan belum dinyatakan bahwa nabi yang terakhir telah ditetapkan,barangkali Iwan bisa dianggap nabi oleh mereka karena kuatnya pengaruh.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    menjadi semacam "nabi" bagi para pengikutnya.Kalau dalam sebuah keyakinan belum dinyatakan

    bahwa nabi yang terakhir telah ditetapkan,barangkali Iwan bisa dianggap nabi oleh mereka karena kuatnya pengaruh, kata Totok.

    Iwan pun menyadari banyak penggemar yang mengagungkan dirinya, bahkan menganggapnya nabi. Awalnya Iwan miris terhada sikap fans maniak tersebut. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, ia yakin mereka akan makin dewasa sehingga bisa mengidolakan dirinya secara proporsional. "Mereka berubah. Tidak asal mengidolakan lagi," kata Iwan kepada majalah detik. n

    arIF arIanto, IsFarI hIkmat | sudrajat

    Majalah detik 2 - 8 september 2013Majalah detik 2 - 8 september 2013

    Iwan sedang menanam pohon jati putih di Pantai Akkarena, Makassar, 24 Agustus lalu. dewi Fajriani | antara

    Tap/klik unTuk berkomenTar

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    BADAN DAN JIWA IWAN FALS MILIK INDONESIA, BUKAN PARTAI ATAU GOLONGAN TERTENTU. IA SUDAH MENJADI PRESIDEN YANG SESUNGGUHNYA: PRESIDEN NEGARA KESATUAN ORANG INDONESIA.

    PRESIDEN NKOI

    IWAN FALS FOTO: GRANDYOS ZAFNA | DETIK FOTOTap untuk melihat video.

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    IWAN Fals tampil berjas hitam. Kemeja putihnya dilengkapi dasi sewarna dengan jas dan rambut klimisnya ditutupi peci hitam. Di belakang penya-nyi legendaris itu, ada bendera Merah-Putih. Op-timisme terpancar dari wajah Iwan, menatap mantap ke depan dengan tawa lebar.

    Penampilan perlente Iwan itu tentu tidak biasa. Pelantun Bongkar tersebut biasanya tampil kasual, berkaus atau berkemeja saja, dan tentu saja ada gitar di tangannya. Tidak pernah Iwan berpakaian rapi-jali, resmi, sampai mengenakan jas lengkap seperti itu.

    Tapi perhatikanlah poster atau kaus yang dipakai para penggemar Iwan saat konser. Pada poster yang dijajakan dalam konser dan kaus yang dipakai Orang Indonesia akan gampang dijumpai Iwan dengan tam-pilan rapi-jali bak pejabat itu. Di bawah foto Iwan itu tertulis H Virgiawan Listanto Presiden Negara Kesa-tuan Orang Indonesia.

    Dalam Konser Ngabuburit di Soreang, Bandung, Jawa Barat, akhir Juli lalu, misalnya, poster Presi-den Iwan Fals banyak dijajakan pedagang kaki lima. Di antara ribuan penonton, ada sejumlah anak muda yang mengenakan kaus bergambar dan bertulisan Presiden Iwan Fals.

    Itu semua kreasi teman-teman. Enggak cuma di kaus dan poster, stiker dan gantungan kunci juga ada yang seperti itu, kata Mohamad Sodikin, Ketua Badan Pengurus Daerah Jawa Barat Orang Indonesia. Orang Indonesia atau OI adalah wadah para penggemar Iwan.

    Lima-enam bulan lalu, Ozonsapaan akrab So-dikinpernah dihubungi seorang pengurus dewan pimpinan pusat sebuah partai besar guna mendekati manajemen Iwan Fals agar sudi manggung untuk acara yang digelar partai itu di Bandung. Ozon bungah bukan kepalang karena idolanya didaulat oleh partai besar untuk mengisi acara yang bakal digelar. Namun

    Pada akhir 2012, sejumlah partai memang menyatakan berminat mengusung Iwan sebagai kandidat calon presiden atau calon wakil presiden.

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    kegembiraan itu tidak berlangsung lama.Ozon kecewa setelah mengetahui maksud tersem-

    bunyi pengurus partai adalah menjajaki sikap Iwan untuk dijadikan salah satu bakal calon wakil presiden. Pada akhir 2012, sejumlah partai memang menya-takan berminat mengusung Iwan sebagai kandidat calon presiden atau calon wakil presiden. Wacana ini, misalkan, dilontarkan tokoh Partai Persatuan Pemba-ngunan dan Partai Kebangkitan Bangsa.

    Nama Iwan memang selalu diseret ke dunia politik menjelang pemilihan presiden. Ia digadang-gadang menjadi calon presiden. Namun, di hadapan pengge-marnya, Iwan selalu menegaskan tidak ingin terjun ke politik. Dia bilang, Badan dan jiwa saya milik Indo-nesia, bukan partai atau golongan tertentu, ujarnya mengutip Iwan.

    Ketika pada 2004 muncul fenomena poster dan kaus bertulisan Iwan Fals for President, sang idola meres-ponsnya dengan merilis lagu Manusia 1/2 Dewa, yang berisi syarat dan harapan tentang sosok pemimpin yang dirindukan negeri ini.

    FOTO: GRANDYOS ZAFNA | DETIKFOTO

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    Turunkan harga secepatnya/Berikan kami pe-kerjaan/Pasti kuangkat engkau menjadi manusia se-tengah dewa

    Masalah moral, masalah akhlak/Biar kami cari sendiri/Urus saja moralmu urus saja akhlakmu/Per-aturan yang sehat yang kami mau

    Iwan sebenarnya punya modal cukup besar untuk maju memimpin republik ini. Organisasi OI, yang ter-sebar hampir di semua provinsi hingga kota dan kabu-paten, bisa dijadikan mesin politik. Ia memperkirakan jumlah anggota aktif dan nonaktif, plus Fals Mania, sekitar 6,7-7 juta orang. Jumlah ini cukup efektif untuk dijadikan media kampanye secara interaktif. Kekuat-

    FOTO: GETTY IMAGE

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    an massa itu diyakini semakin dahsyat bila digabung dengan massa riil yang dimiliki partai pengusung.

    Tapi itulah, Bang Iwan punya pendirian sendiri yang harus kita hormati. Dia selalu bilang tak ingin berpolitik, tapi tetap menyuarakan suara Indonesia, ujar Ozon.

    Budayawan Sujiwo Tejo, yang pernah beberapa kali turut dalam Konser Ngabuburit bersama Iwan, me-negaskan hal senada. Meski punya anggota cukup be-sar, kata Sujiwo, Orang Indonesia sebagai organisasi didirikan bukan untuk berpolitik. Dan mereka, saya dengar, menolak OI berpolitik, ujarnya.

    Kalau ada suara-suara yang menginginkan Iwan maju sebagai calon presiden, kemungkinan besar tujuannya hanya untuk menyindir calon-calon yang di-unggulkan partai. Kalaupun ada yang memang serius berharap Iwan menjadi calon presiden, keinginan itu akan mendapat penolakan dari anggota OI lainnya.

    Hingga kini belum ada survei yang mengukur tingkat keterpilihan Iwan. Tanpa survei, menurut pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, sulit mengukur tingkat ke-terpilihan Iwan. Belum lagi, tidak semua penggemar setuju Iwan berkiprah di panggung politik.

    Dengan kata lain, jumlah massa dan struktur orga-nisasi itu tidak menjamin ada korelasi positif dengan kohesivitas mereka ketika bicara soal politik, tutur Syamsuddin.

    Untuk bisa menduduki jabatan politik dalam hajatan pemilihan umum, seseorang tak hanya cukup populer, tapi juga harus disukai dan diminati. Artinya, seorang penggemar fanatik Iwan bisa saja tidak memilihnya an-dai dia maju sebagai calon presiden atau wakil presiden karena tak ingin sang idola berkiprah di dunia politik.

    Menurut Syamsuddin, lirik-lirik lagu Iwan, yang kerap dinilai sarat aspirasi masyarakat kelas bawah, dan gaya hidupnya yang merakyat tak menjadi jamin-

    Kalau orang mau jadi presiden semua, lantas siapa yang jadi wartawan, penyanyi, ustad, pemain bola.

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    an untuk bisa memikat masyarakat dalam pemilu. Maklum, sebagian besar masyarakat Indonesia belum melihat visi seseorang, platform politik, atau program yang ditawarkan calon sebagai pertimbangan dalam memilih.

    Kesulitan lain mengukur tingkat elektabilitas Iwan adalah suami Rosana ini hingga kini, baik secara te-rang-terangan maupun secara tersirat, tidak berge-rilya melakukan kampanye ke daerah-daerah untuk menggalang dukungan. Berbeda dengan Raja Dangdut Rhoma Irama. Hasil survei kami (LIPI), Rhoma Irama memiliki tingkat elektabilitas karena dia rajin berkeli-ling ke daerah-daerah menggalang dukungan, tutur Syamsuddin.

    Rhoma sejatinya memiliki kemiripan dengan Iwan Fals, yakni sebagai musikus yang menyenandungkan kritik sosial hingga dakwah. Dia lalu membangkitkan dan membangun kembali sentimen emosional para penggemar fanatiknya. Upaya ini kemudian ditangkap Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, yang mengga-dang-gadang Rhoma sebagai calon presiden.

    Tapi, dengan perbandingan jumlah massa, Iwan Fals memiliki keunggulan, yakni organisasi pengge-mar yang lebih terstruktur, sehingga akan jauh lebih mudah bila dipadukan dengan massa partai-partai pendukung kalau dia sudi dicalonkan sebagai presi-den. Realitasnya, rayuan yang berdatangan sepertinya belum mempan menggoda Iwan.

    Kalau orang mau jadi presiden semua, lantas siapa yang jadi wartawan, penyanyi, ustad, pemain bola, ujar Iwan kepada majalah detik.

    Iwan telah mengukur dirinya. Ia merasa tidak mam-pu kalau harus menjadi presiden NKRI. Ia rupanya hanya ingin menjadi presiden NKOI.n

    ARIF ARIANTO, KUSTIAH | SUDRAJAT

    FOTO: GRANDYOS ZAFNA | DETIKFOTO

    FOKUS

    TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    IWAN FALS BEROBSESI MENJADIKAN KEDIAMANNYA DI LEUWINANGGUNG SEBAGAI PUSAT KEBUDAYAAN.FOTO: KUSTIAH | MAJALAH DETIK

    OASIS DI BEKAS TANAH

    TUKANG TELUH

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    SEBUAH truk berukuran sedang memasuki halaman rumah nan jembar di Desa Leuwi-nanggung RT 01 RW 02, Nomor 19, Cimang-gis, Depok. Di halaman kediaman superstar Iwan Fals itu, selain mesin giling berwarna kuning yang mondar-mandir meratakan jalan, ada beberapa pekerja yang tengah membongkar paving block.

    Sengaja dibongkar, mau diganti aspal hotmix biar lebih rapi, kata Mitro, 40 tahun, kepada majalah detik. Diaadalah pengawas pekerja di rumah Iwan. Selain memperluas lahan tempat konser, ia menuturkan, para pekerja membangun mes dan tempat penjualan tiket. Dah (sudah) mulai digarap dari dua tahun lalu, sih, Mitro menambahkan.

    Perluasan dan pembenahan di sekitar arena konser dilakukan karena animo masyarakat untuk menikmati hiburan di situ terus meningkat. Pada 2007, jumlah penonton yang datang mencapai 5.000 orang, padahal

    BUKIT GOLF

    MASJID AL-MAKMUR

    PLASA CIBUBUR

    PINTU TOL CIMANGGIS

    JALAN LUWINAGGUNG

    BOGOR

    TOL JAG

    ORAWI

    JAKART

    A

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    CikalFOTO: GRANDYOS ZAFNA | DETIKFOTO

    daya tampung ideal cuma 1.500 penonton. Wah, kita kewalahan. Banyak yang pingsan, ujar Mitro. Kini, dia optimistis jumlah penonton seperti pada 2007 bisa ditampung dengan leluasa.

    Pembenahan sarana konser itu mungkin juga ber-kaitan dengan obsesi Iwan bersama tim manajemen Tiga Rambu, yang digawangi Rosana, dan putrinya, Annisa Cikal Rambu Bassae,untuk menjadikan Leu-winanggung sebagai pusat kebudayaan. Atau oasis baru di pinggiran Jakarta. Jadi, kelak seniman atau musikus mana pun bisa manggung di situ.

    Dan Om Iwan tidak selalu jadi pelaku, tapi me-nyaksikannya sebagai penonton yang bisa menikmati, mengkritisi layaknya penonton biasa, kata Chrysilla Novianti, General Manager PT Tiga Rambu.

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    Tiga Rambu merupakan holding company yang membawahi Fals Record, Komunitas Tiga Rambu, Iwan Fals Management, serta memiliki Panggung Kita (area konser), studioKITA (studio musik rental), TokoKITA (toko merchandise Iwan Fals), Rumah Gam-bar Si Rambu (sanggar menggambar/mewarnai untuk anak-anak), dan Perpustakaan Tiga Rambu.

    Pada 2011, Tiga Rambu menggelar empat seri kon-ser bagi Iwan Fals dengan melibatkan musikus tamu, seperti GIGI, Kotak, Debu, hingga Superman Is Dead. Tahun lalu, konser bertema lingkungan digelar pada pertengahan Juli, September, dan Desember.

    Tak sulit menjangkau kediaman Iwan Fals. Rute paling praktis dan hemat bisa dimulai dari Terminal Kampung Rambutan de-ngan angkutan umum (angkot) nomor 121 jurusan Cileungsi, kemudian turun di depan Plasa Cibubur dengan ongkos Rp 4.000. Dari Plasa Cibubur perjalanan disam-bung dengan angkot nomor 79 jurusan Leuwinanggung dengan tarif Rp 3.000. Tak usah cemas bila tertidur pu-

    las dalam angkot, karena pemberhentian akhir trayek ini cuma sekitar 500 meter dari jalan masuk menuju kediaman Iwan.

    Lahan yang kini didiami Iwan dan kerap digunakan sebagai arena konser musik itu sebelumnya kebun bambu dan aneka tanaman milik Jasinan. Para te-

    Ibu SuanahFOTO: KUSTIAH | MAJALAH DETIK

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    tangga mengenal Jasinan sebagai tukang teluh yang di masa tuanya hidup menyendiri. Karena predikat Ja-sinan sebagai tukang teluh itu, warga tak ada yang be-rani mendekati tanah di sekeliling rumahnya. Meng-ambil buah yang jatuh pun warga tak berani, apalagi memetik, kata Mak Rohati, 78 tahun, saat ditemui majalah detik Rabu pekan lalu.

    Jenazah Jasinan dima-kamkan dalam satu area dengan Galang Rambu Anarki, putra sulung Iwan Fals, di salah satu sudut kompleks kediaman Iwan. Menurut Mak Rohati, war-ga lainnya berturut-turut ikut menjual tanah mereka kepada Iwan, seperti Rafei, Haji Otik, Hajah Marsanah, Haji Mail, Mariyah, dan Mang

    Naman. Ada yang cuma menjual 200 meter, ada yang 500 meter, ujarnya.

    Kini, total luas lahan yang dimiliki Iwan mencapai 9.000 meter. Lahan seluas itu, menurut Mitro, dibagi-bagi untuk rumah induk keluarga Iwan Fals seluas 1.000 meter, 3.000 meter untuk mes, 3.000 meter lapangan untuk panggung, dan sisanya untuk perpus-takaan umum, kantor untuk manajemen Tiga Rambu dan Sekretariat Badan Pengurus Pusat Orang Indo-nesia, aula, studio, musala, serta TokoKITA.

    Selain dua bendera Merah-Putih yang terpasang di pintu gerbang, kekhasanrumah Iwan adalah ta-naman. Di sana bisa dilihat pohon mangga, mang-gis, rambutan, duku, kecapi, pepaya, pisang, kelapa, dan masih banyak lagi. Juga ada sejumlah pohon langka, seperti sukun, jamblang putih, matoa, dan nagasari. Kerimbunan pohon ini dibelah oleh jalan

    Lahan yang kini didiami Iwan sebelumnya merupakan kebun bambu milik Jasinan, yang dikenal warga sekitar sebagai tukang teluh.

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    setapak, yang sering dijadikan jogging track oleh Iwan.

    Iwan pernah mengidamkan halaman di sekitar-nya menjadi semacam hutan kecil. Karena itu, sejak awal membangun rumah, Iwan membiarkan aneka tanaman besar tetap tumbuh di sana, kecuali rimbunan pohon bambu.

    Bagi para tetangganya, sosok Iwan Fals dan istri-nya, Rosana (Yos), nyaris tanpa cela. Selain dikenal ramah dan pemurah, pa-

    sangan itu kerap mengundang warga sekitar, ter-utama para janda dan anak yatim-piatu, mengikuti pengajian setiap bulan di pekan pertama.

    Setiap pulang kita pasti dikasih sembako dan amplop (berisi) Rp 100 ribu, kata Suanah, 68 tahun.

    Di sisi lain, setiap kali ada warga yang menggelar hajatan atau meninggal, Iwan biasa hadir untuk bertakziah. Keseharian penyanyi kesohor itu benar-benar membaur bersama warga dengan sederhana. Iwan juga tak sungkan menenteng gitar setiap kali diminta unjuk kebolehan saat Agustusan.

    Mak, sih, enggak pernah nganggep orang sohor karena dia (Iwan) juga orangnya biasa saja. Kausnya belel dan suka pakai sandal jepit, Mak Rohati, 78 ta-hun, menimpali.

    Bagi Ghazali, 40 tahun, ustad di Musala Nurul Iman, Iwan tak cuma rajin menghadiri pengajian. Ia juga ringan merogoh koceknya guna membangun musala tersebut. Dia penyumbang bahan material terbanyak. Saya ikut menurunkan materialnya, katanya. n

    KUSTIAH

    MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    Setiap pulang, kita pasti dikasih sembako dan amplop (berisi) Rp 100 ribu.

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    Foto: agung phambudhy | grandyos zaFna | detikFoto

    sudah lama peduli pada lingkungan, belakangan juga kerap bertandang ke pondok pesantren. dari santri sampai menteri mengidolakannya.

    Idola Para SantrI

    hIngga MenterI

    Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    Hutan ditebang kering kerontang/Hutan ditebang banjir datang/Hutan ditebang penyakit meradang/

    Hutan-hutanku hilang anak negeri bernasib malang/Hutan-hutanku hilang bangsa ini tenggelam.

    MaleM Sambat Kaban melafal-kan bait pertama lagu Hutanku dalam album Keseimbangan milik Iwan Fals itu dengan fasih. Bukan cuma karena

    ia termasuk penggemar Iwan sejak masih pelajar sekolah menengah pertama, tapi juga lantaran dialah yang menciptakan lagu tersebut untuk sang idola. Lirik lestarikan alam hanya celoteh belaka... dalam

    Bagi saya, yang membuat bangga bukan sekadar bisa menulis lagu, tapi karena yang menyanyikan Iwan Fals.

    fokus

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    lagu Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi begitu membekas dan menginspirasi Kaban.

    Lagu Hutanku tercipta seiring dengan posisi Kaban sebagai Menteri Kehutanan (2005-2009). Iwan Fals, yang memang punya kepedulian tersendiri terhadap lingkungan, memasukkan lagu itu ke dalam album yang dirilisnya pada 2010. Bagi saya, yang membuat bangga bukan sekadar bisa menulis lagu, tapi karena yang menyanyikan Iwan Fals, ujar Kaban kepada ma-jalah detik akhir Juli lalu.

    Saat masih menjadi aktivisHimpunan Mahasiswa Is-lam di Universitas Jayabaya, Jakarta, ia kerap meng-undang Iwan untuk tampil di acara-acara yang dige-larnya. Lelaki kelahiran Sumatera Utara, 5 Agustus 1958, itu mengidolakan Iwan karena dianggap mampu menangkap aspirasi masyarakat. Lewat lagu-lagu Iwan, Kaban merasa gairahnya sebagai mahasiswa turut terbangkitkan.

    Tak mengherankan jika, lazimnya anak-anak muda kala itu, ia mengoleksi sejumlah album Iwan Fals. Sa-yang, pola hidup nomaden sebagai mahasiswa mem-buat sebagian koleksinya raib. Dari 30-an album, yang tersisa tinggal 16 buah. Saat ini saya tengah berburu kembalimengumpulkan kaset dan CD (compact disc) Iwan, ujar Kaban.

    Kegandrungan mengoleksi segala pernak-pernik bertema Iwan Fals juga dilakukan Muhammad Romli. Pria 29 tahun itu mengaku sejak duduk di bangku sekolah lanjutan pertama pada 1990-an menyukai lagu-lagu Iwan. Ia kerap trenyuh dan emosinya ter-bakar saban mendengar lagu-lagu sang nabi dari Leuwinanggung.

    Alumnus sebuah pondok pesantren di Peterongan, Jombang, Jawa Timur, itu pun bermimpi bertemu dengan sang idola. Impian saya terwujud ketika Iwan datang ke pesantren kami pada 2003, kata karyawan

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    Aksi Iwan Fals di atas panggung saat konser di Soreang, Bandung.

    sebuah perusahaan badan usaha milik negara itu.Sejak awal 2000, Iwan memang kerap bertandang

    ke pondok pesantren di sejumlah kota di Tanah Air. Bahkan, pada 2011, ia berkolaborasi dengan kelom-pok musik Ki Ageng Ganjur pimpinan Al-Zastrouw al-Ngatawi. Total, Iwan telah mendatangi 72 pesantren untuk berceramah dan menggelar konser.

    Kalangan pondok juga menyambut baik konser dan ceramah Iwan. Gus Mussapaan K.H. Mustofa Bisrimenilai lirik lagu-lagu Iwan Fals banyak yang berisi sikap amar makruf nahi mungkar. Tak aneh bila peng-asuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rem-bang, Jawa Tengah, yang juga penyair dan novelis, itu bersedia menulis lagu Aku Menyayangimu untuk Iwan,

    fokus

  • Majalah detik 2 - 8 september 2013

    fokus

    Majalah detik 2 - 8 september 2013

    Seorang sufi itu tidak boleh secara vulgar mendeklarasikan diri, begitu pun dengan cara dalam menyampaikan sesuatu pesan. Bang Iwan telah melakukannya.

    yang dinyanyikan bersama Franky Sahilatua. Lagu ini dinyanyikan Iwan sebagai penutup pada konser musik di Pantai Bende Ancol, Jakarta, pertengahan 2003.

    Secara fisik saya tidak dekat Gus Mus, tapi secara karya saya dekat dengannya, ujar Iwan suatu ketika.

    Iwan juga dekat dengan mendiang K.H. Maksum Jauhari (Gus Maksum), pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Ketika Kantata Takwa menggelar konser di Parkir Timur, Senayan, pada 1998, Gus Maksum menyelamatkan Iwan dari seke-lompok penggemar yang merangseknya.

    Bila Iwan bisa diterima dan digandrungi kalangan pe-santren, menurut sufimuda yang juga seniman Candra Malik, hal itu bukan sesuatu yang aneh. Sebab, lagu-lagu Iwan penuh dengan nilai-nilai dan pesan moral, baik hablum minallah maupun hablum minannas, hubung-an kepada Tuhan maupun hubungan dengan manusia. Selain itu, cara penyampaian pesan oleh Iwan tidak vulgar

    seperti yang ada dalam ajaran tasawuf.Karena seorang sufi itu tidak boleh secara vulgar

    mendeklarasikan diri, begitu pun dengan cara dalam menyampaikan sesuatu pesan. Bang Iwan telah me-lakukannya, kata penulis buku Makrifat Cinta itu.

    Candra mengaku mengidolakan Iwan sejak menjadi santri di Sukowono, Jember, Jawa Timur. Obsesinya untuk bertemu terwujud selama Ramadan yang baru lewat. Bahkan nyaris sebulan penuh ia manggung bersama idolanya itu.

    arif arianto | sudrajat

  • FOKUS

    NAKAL DANBERPENGARUH BESAR

    BAGI SEJUMLAH ORANG YANG DEKAT DENGAN IWAN FALS, KARISMA PENYANYI BALADA ITU BUKAN CUMA KARENA LAGU-LAGU YANG DIBAWAKANNYA. IWAN JUGA DINILAI KONSISTEN ANTARA UCAPAN DAN TINDAKAN.FOTO: DETIK FOTO

    MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    JOKOWI

    BENS LEO

    CHRYSILLA NOVIANTI

    PIYU

    TOTOK TEWEL

    NICKY ASTRIA

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    GUBERNUR DKI JOKOWI

    TERINSPIRASI BONGKARSaya suka dengar lagu-lagu Iwan Fals. Lagu Iwan Fals yang menginspirasi ya Bongkar. Ya, coba saja lihat liriknya. Makna liriknyalah yang saya suka.

    Saya kerja bareng Iwan pas nyiapin album Swami. Waktu itu buat gantikan Jerry, gitaris asal Malang, idola saya, yang sakit-sakitan. Sebagai teman, Iwan tentu asyik, juga nakal dalam berkarya.

    Sewaktu saya dan Elpamas tengah menyiapkan album baru pada 1990-an, tiba-tiba Iwan menawarkan sebuah lagu,

    judulnya Pak Tua. Tapi dia enggak mau namanya ditulis sebagai pembuat lagu. Kalau enggak salah nama samaran, Pi-tat Haeng. Jujur, kami sempat ragu juga karena Elpamas kan alirannya rock. Doddy Katamsi sebagai vokalis malah tegas menolak nyanyiin lagu itu karena dianggap kurang nge-rock. Akhirnya saya yang disuruh nyanyi.

    Karena lagu itu datang belakangan, kami anggap sebagai pelengkap dan ditaruh di nomor buncit. Eh, sama pro-dusernya kemudian malah dibalik jadi teratas. Ternyata justru lagu itu yang melejit. Lagu itu bercerita tentang pe-nguasa yang sudah tua tapi belum mau pensiun. Enggak nyebut nama sih, tapi akhirnya (sempat) dicekal, enggak bo-leh tayang di TV. Itulah salah satu kena-kalan Iwan. Personel Elpamas lainnya yang tetap membantu dia adalah Didik Sucahyo (bas), Edi Daromi (keyboard).

    TOTOK TEWEL, GITARIS ELPAMAS:

    KARYA IWAN NAKAL

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    BENS LEO, KRITIKUS MUSIK:

    LIRIK LAGU IWAN KHAS

    Kemampuannya meracik aransemen dan memainkan berbagai instrumen musik semakin menguatkan karakter Iwan, baik sebagai pribadi maupun mu-sikalitasnya.

    Meski dia sering memadukan ber-bagai instrumen dan aliran; jazz, rock, etnik, bahkan dangdut, dalam setiap kali konsernya, hal itu tak menyurutkan minat orang untuk mendengarkan. Ini yang membedakannya dengan musikus lain. Lirik lagunya yang khas menjadi-kan apa pun racikan instrumen itu tetap

    terasa istimewa.Ketika dia mulai menggunakan ba-

    hasa-bahasa simbol dan puitis, para penggemarnya tak merasa keberatan dan bisa menerimanya. Itu sebuah ke-lebihan tersendiri yang dimiliki Iwan.

    CHRYSILLA NOVIANTI, GM PT TIGA RAMBU:

    OM IWAN PRIBADI YANG KONSISTEN

    Awalnya, aku bukan penggemar Iwan Fals. Bahkan tidak ada satu pun lagu-lagu Om Iwan yang aku hafal. Namun, setelah bergabung di Tiga Rambu pada 2009, aku baru tahu lagu-lagu Om Iwan ternyata luar biasa. Terlebih sosok Om Iwan adalah pribadi yang konsisten. Bu-kan hanya di lagu-lagu, tapi juga dalam

    keseharian.Om Iwan dan manajemen bercita-cita

    menjadikan Leuwinanggung sebagai pusat kebudayaan. Jadi, seniman atau musikus mana pun bisa manggung di tempat itu dan Om Iwan menyaksikannya sebagai penonton yang bisa menikmati, mengkritisi layaknya penonton biasa.

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    Iwan Fals adalah sosok penyanyi yang berkarakter. Saya menyukai semua lagu Iwan Fals. Kita memiliki banyak

    penyanyi bagus, tapi sangat jarang memiliki penyanyi yang punya karakter. Dan beliau inilah salah satu penyanyi yang memiliki karakter. Maka, tak aneh jika kariernya panjang. Album Iwan Fals yang, menurut saya, paling spektakuler adalah Mata Dewa.

    Saya melihat Iwan Fals sebagai sosok yang family man. Meski menjadi penya-nyi legendaris dan terkenal, keutuhan rumah tangga beliau tetap terjaga, dan kehidupannya luput dari gosip. Beliau bisa menjaga kebersamaan dan mau melibatkan keluarga selama berkarier. Inilah yang membuat saya kagum ter-hadap beliau.

    Dan saya bertambah kagum karena Iwan Fals tipe orang yang tetap down to earth, sederhana. Inilah yang menam-bah karisma Iwan Fals.

    NICKY ASTRIA:

    JADI LEGENDA,TAPI TETAP SEDERHANA

    Kesuksesan musiskus tak hanya diukur dari jumlah penggemar atau popularitas-nya, tetapi juga seberapa besar pengaruh karya-karyanya terhadap lingkungan sekitar, bagaimana masyarakat mengikuti-nya. Itu yang dimiliki oleh Iwan Fals. Magnet

    dan pengaruhnya begitu besar, bahkan bagi tatanan sosial dan politik sekalipun.

    Saat ini saya tengah menyiapkan lagu un-tuk Mas Iwan. Temanya tentang percintaan dan kesetiaan. n

    ARIF ARIANTO, SUDRAJAT

    SATRIO YUDI WAHONO (PIYU), GITARIS:

    PENGARUH IWAN BESAR

    MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

  • IWAN FALSKALAU SAYA JADI PRESIDEN, YANG NYANYI SIAPAKALAU PUNYA PRESIDEN YANG ENGGAK BENER, ENGGAK ENAK. SAYA INGIN PUNYA PEMIMPIN YANG BAGUS, YANG BISA MENGHORMATI ESTETIKA, ETIKA, DAN LOGIKA. BISA MENGHARGAI ALAM, HIDUP DARI SITU SECARA BENAR, TIDAK MUBAZIR, TIDAK MENCURI. SAYA MERINDUKAN INDONESIA YANG BAGUS.

    MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOTO: GRANDYOS ZAFNA /DETIKFOTO

    :

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    MESKI rambut di kepala, alis, kumis, dan cambangnya yang tipis sudah dominan berwarna keperakan, Iwan Fals masih tampak segar. Apalagi saat menyanyi sambil memetik gitar di atas panggung, dia begitu energetik.

    Untuk menjaga staminanya itu, Iwan mengaku menjaga pola makan dan tidur secara teratur, juga selalu meluangkan waktu untuk berlatih karate. Tapi enggak yang keras-keras, hanya kayak tai chi, yang pelan-pelan. Sekadar cari keringat, ujarnya kepada majalah detik sebelum manggung di lapangan Rindam, Condet, Jakarta Timur, 23 Juli lalu.

    Satu jam sebelum manggung malam itu, dia berbicara soal lagu-lagu pada album barunya (album ke-39 berjudul Raya), obsesinya menyanyikan lagu-lagu daerah dan lagu nasional saat ngamen ke berbagai wilayah Nusantara, sikap dan perilakunya yang lebih saleh, serta kerisauannya tentang independensi media massa saat ini.

    Berikut ini petikan wawancara Arif Arianto dan Isfari Hikmat dari majalah detik dengan Iwan Fals.

    Pesan apa yang diangkat pada album ke-39 ini?Hidup saya dari membuat lagu dan nyanyi.

    Aktualisasi saya di situ. Eksistensi, harapan, kesedihan, kegembiraan, dan renungan tentang kehidupan ada di situ. Saya berusaha sekeras mungkin berekspresi secara jujur. Karena itu, enggak gampang juga mengeluarkan diri apa adanya. Jadi apa adanya itu juga butuh lingkungan, kesempatan.

    Berapa persen konten kritik sosial di album ini?Wah, saya enggak ngitung... (tapi) rasa-rasanya

    tentang (kritik) sosial semua. (Iwan lalu menjelaskan tema tiap lagu di album Raya, seperti Negeri Kaya, Dajjal Net, dan Rekening Gendut.)

    Tap untuk melihat biodata Iwan Fals

    FOTO: NOEL/DETIKCOM

    Raya, album ke-39

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    FOTO: GRANDYOS ZAFNA /DETIKFOTO

    Iwan Fals

    Di album ini ada lagu soal kopi. Seberapa nyandu Anda terhadap kopi?

    Dua kali paling dalam sehari. Kalau lagi latihan, saya suka itu. Kalau rokok, saya sudah berhenti 10-15 tahun lalu. Kalau main, saya kan bisa dua jam. Kalau panas, bisa dehidrasi.

    Pantas Anda jadi model iklan kopi juga. Punya saham?

    Cuma jadi brand ambassador karena saya

    suka ngopi. Banyak lagu saya yang tercipta karena kopi. Bikin lagu, kalau enggak ngopi, seperti ada yang gimana... ada yang kurang. Kebetulan ada Top Kopi yang mau, ya alhamdulillah. Gayung bersambut.Anda mengecek dulu kondisi perusahaan tersebut?

    Enggak, cukup manajemen (Tiga Rambu) saja. Saya percaya sama manajemen. Kebetulan saya enggak terlalu ada masalah sama (rasa) kopinya.

    Pada era Orde Baru, Anda menjadi simbol perlawanan. Masih konsisten dengan itu?

    Mudah-mudahan orang yang mengecap saya seperti itu juga konsisten. Mudah-mudahan saya konsisten. (Saya) cuma berusaha memaknai hidup yang singkat ini. Kalau ditafsir macam-macam saya bisa apa, ya saya cuma bisa melakoni.

    Saya cuma enggak suka sama yang tidak adil, melewati batas akal sehat, di luar estetika, di luar etika. Soal etika dan estetika ini jadi pertanyaan abadi buat saya.

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    Anda juga makin religius.Saya enggak tahu. Yang jelas, usia mulai masuk

    52 tahun. Apa lagi yang mau dicari. Saya bukan apa-apa, apalagi kalau dilihat dari pesawat, saya enggak kelihatan saking kecilnya. Saya cuma menjalani hidup bagaimana, mudah-mudahan berkah saja.

    Kalaupun sekarang di panggung saya ditonton ribuan orang, itu hanya bagian dari hidup. Sebab, Allah tidak pernah bohong. Kebetulan jalan saya juga di situ, sejak 1975 sampai sekarang 2013. Saya hanya bagian kecil dari persoalan yang besar ini.

    Di album ini, mana yang paling mewakili ekspresi religiositas Anda?

    Saya enggak tahu. Tapi, kalau bicara religiositas, dari Oemar Bakrie sudah bicara religius. Dajjal Net juga. Gara-gara dajal itu saya bisa baca Al-Quran. Serius, demi Allah, saya

    enggak bohong. Maksudnya, karena Internet, semua jadi gampang, di mana saja saya bisa buka. Di airport atau di bus, saya bisa buka.

    Entah kenapa, (faktor) psikologis kali, ya. Kalau bawa (Al-Quran) yang tebal itu harus suci, wudu terlebih dulu, (digenggam) pakai tangan kanan, atau di atas kepala seperti dibilang Pak Ustad sewaktu saya kecil. Nah, kalau pakai iPad, ini jadi tidak harus seperti itu.

    Jadi ternyata teknologi tidak selamanya buruk. Tapi berbahaya kalau anak kita yang baru tumbuh mainnya tidak dikontrol. Mereka mesti diingatkan. Bisa lupa waktu, lupa segalanya. Bahaya juga buat leher dan mata. Belum lagi informasinya. Soal aktivitas Raya bermain Internet, itu tugas ibunya. Kalau saya malah ikutan main bareng. Itu kakak (Cikal) sama ibunya yang sering ngingetin.

    Saya bukan apa-apa, apalagi kalau dilihat dari pesawat, saya enggak kelihatan saking kecilnya. Saya cuma menjalani hidup bagaimana, mudah-mudahan berkah saja.

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    Ada yang mengaitkan peluncuran album ini dengan Pemilu 2014?

    Saya punya kekhawatiran soal itu, karena saya kan juga ikut nyoblos, bayar pajak. Kalau punya presiden yang enggak bener, enggak enak juga. Saya ingin punya pemimpin yang bagus, yang bisa menghormati estetika,

    etika, dan logika. Bisa menghargai alam, hidup dari situ secara benar, tidak mubazir, tidak mencuri.

    Saya enggak paham juga soal politik itu. Tapi saya merindukan Indonesia yang bagus. Ada beberapa negara lain yang bagus, kenapa kita enggak? Punya fasilitas umum, transportasi.

    Kalau kondisi Indonesia dulu pernah bagus, itu kapan menurut Anda?

    350 Masehi, sewaktu Pertiwi melahirkan raja-raja Tarumanagara, Raja Kutai, terus melahirkan Majapahit.

    Kita sering mengkritik pemerintah, padahal di jalanan perilaku masyarakat juga memprihatinkan. Bagaimana tanggapan Anda?

    Bagaimanapun, hukum harus tegak. Entah caranya gimana. Kalau enggak, ya hukum rimba yang ada. Kalau polisinya brengsek, gimana? Ya, tangkap saja. Siapa yang nangkap? Ya, polisi juga.

    Anda punya ide untuk mendisi plin kan masyarakat?Saya pernah mengusulkan wajib militer untuk

    menumbuh kan sikap disiplin dan rasa penting

    FOTO: GRANDYOS ZAFNA/DETIKFOTO

    Edi Daromi, Totok Tewel, Iwan Fals di lapangan Rindam, Condet, Jakarta TImur.

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    terhadap kebersihan. Mungkin dari situ dulu. Kayak di Singapura, yang menjadi corong itu malah sopir taksi. Dialah yang mengingatkan soal denda kalau buang sampah sembarangan, bukan polisinya. Mungkin dia merokok, tapi tidak sembarangan membuang puntungnya.

    Kenapa bisa nurut begitu? Ternyata, sewaktu SMA, dia dua tahun ikut wajib militer sehingga itu membentuk dirinya, dan hukum bisa ditegakkan. Saya sempat mengusulkan agar OI (Orang Indonesia) ikut itu biar disiplin. Bukan untuk jadi jagoan, tapi untuk pembentukan karakter.

    Ada yang menilai sikap saling serobot di jalanan itu sebagai pelampiasan terhadap....

    Apa pun itu.... Orang kita di Arab Saudi itu yang paling bagus, lo. Orang berpeci hitam di sana dikenal tertib dan taat hukum. Di Jepang juga begitu. Tapi, begitu pulang lagi ke sini, kacau. Orang asing saja yang datang ke sini malah jadi kacau, ha-ha-ha.

    Mungkin sistem itu, penegakan hukum itu, harus tegas. Kalau enggak, tidak bisa taat. Kalau cuma dibilang, Hei jangan begitu, nanti masuk neraka!, mana mau orang nurut. Kalau diperingatkan, Awas lu, jangan begitu. Gua gampar lu, baru nurut dia.

    Buat saya, tetap, hukum nomor satu, dia panglima. Kalau mutu dari penegakan hukum mengecewakan, itu lain soal. Tapi kita harus taat hukum itu iya, kalau enggak, nanti kacau semua.

    Selain wajib militer, katanya olahraga bela diri bisa membentuk disiplin. Anda masih ikut karate?

    Sampai sekarang masih (berlatih karate). Itu membentuk kepribadian, menyikapi soal prestasi. Ini penting juga. Bukan mentang-mentang juara terus jadi sombong. Di karate, hal itu diajarkan. Saya yakin di militer pun itu diajarkan. Dia punya alat untuk menekankan sikap disiplin. Mungkin perlu juga

    Buat saya, tetap, hukum nomor satu, dia panglima. Kalau mutu dari penegakan hukum mengecewakan, itu lain soal.

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    tekanan itu sekarang.

    Kalau bicara soal media massa, apa yang Anda amati?

    Seharusnya kan fungsi media lebih menghibur, memberikan pengawasan. Cuma, akhir-akhir ini, yang mencolok adalah media cenderung enggak fair, maksudnya ikut-ikutan berpolitik. Ada keberpihakan, seperti TV One ada Abu Rizal Bakrie, Metro TV ada Surya Paloh, juga RCTI ada Hary Tanoe,

    yang semuanya kepingin jadi presiden. Yang kayak begitu bikin saya bingung. Seharusnya ada aturan, orang yang punya media tidak boleh ikut berpolitik.

    Hormati masyarakat yang butuh informasi yang jernih. Kalau orang mau jadi presiden semua, lantas siapa yang jadi wartawan, penyanyi, ustad, pemain bola?

    Anda tak tergoda? Massa OI kan banyak.(Tegas menggeleng) Nanti yang nyanyi siapa, ha-

    ha-ha.

    Di sela sebuah acara di Yogyakarta, Jumat malam pekan lalu, Iwan kembali menegaskan politik bukan dunianya. Saya tahu dirilah kalau soal kemampuan. Itu bukan maqom-ku, ujarnya.

    Tapi banyak penggemar yang mengusung poster dan mengenakan kaus bergambar Anda ala pre-siden.

    FOTO: GRANDYOS ZAFNA /DETIKFOTO

    Para penggemar senantiasa antusias menikmati nyanyian Iwan Fals.

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    Oh, ya, terima kasih, terima kasih. Enggak bisa saya apa-apakan, saya bisa apa? Saya terima kasih ada fans yang berharap seperti itu. Tapi itu bukan maqom-ku. Makanya aku harus teliti banget, malah salah nanti aku. Gimana hubungan internasionalnya nek aku enggak bisa bahasa Inggris, ilmu ekonomi juga mentah. Banyak disiplin ilmu yang mungkin dibutuhkan oleh pemimpin. Soal kesabaran seper-ti menggendong bayi, ya, penuh ke rakyatnya. Saya agak kurang detail soal gitu-gitu, agak ceroboh.

    Saya berharap punya pemimpin yang seperti itu, seperti menggendong bayi, penuh kesabaran dalam mendidik anak, dengan lembut kasih sayang, eng-gak mikirin dirinya (sendiri). Sebentar lagi ada pemi-lu. Walaupun ada rekayasa-rekayasa lewat iklan TV, kita bisa menilai dari situ jujur dan tidaknya. Beri-kan waktu untuk menilai calon pemimpinmu. Rakyat kita harus mau memperhatikan apa yang ditawar-kan oleh calon itu. Soal dia mau coblos atau enggak, itu urusan masing-masing, tapi harus perhatikan itu karena menyangkut harkat dan martabat bangsa.

    Kalau banyak yang mendesak Bang Iwan masuk politik?

    Saya berharap mudah-mudahan tidak. Kadang-kadang kan politik suka ngawur, ya. Kalau ngawur, piye? Ini yang menjadi keprihatinan saya, keluarga, OI. Mudah-mudahan politik kita punya etika, meng-hargai orang yang mau memilih.

    Saya akan tetap di sini. Saya akan bisa mendam-pingi dengan nyanyian-nyanyian. Saya, ya, sudah sangat bersyukur.

    (Ada yang bilang), Bang saat sekarang aktualisa-si diri, jangan cuma teriak-teriak. La, teriak-teriak juga bentuk aktualisasi karena maqom saya. Siapa tahu teriakan saya ini memberi inspirasi untuk ek-sekusi, untuk mengambil keputusan. Saya tahu di-rilah kalau soal kemampuan. Saya tahu diri.

    Tap untuk mendengarkan wawancara Iwan Fals

    Tap untuk mendengarkan wawancara Iwan Fals

    Tap untuk mendengarkan wawancara Iwan Fals

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    Banyak penggemar yang mendewa-kan Anda, bahkan menganggap Anda bak seorang nabi. Apa tanggapan Anda?

    (Ekspresi wajahnya menjadi serius.) Dulu, awal-awalnya, saya miris. Sete-lah itu, terutama beberapa tahun be-lakangan, saya sadar memang punya cukup banyak penggemar. Mereka su-dah berubah. Dari yang sebenarnya hanya mengidolakan, kemudian jadi lebih dewasa. Tidak asal mengidolakan. Buktinya, dalam setiap konser mereka tertib.

    Saya punya mimpi bisa bikin kon ser besar yang melibatkan penggemar. Agar penggemar tidak seperti hanya gembar-gembor belaka. Saya ingin membuat konser untuk memecahkan rekor dengan penggemar terbanyak. Itu mimpi saya. Bayangkan saja, jika kon-ser diikuti jutaan orang, sebelum kon-ser penggemar menanam pohon dan membersihkan sampah, tentu efeknya akan luar biasa. Berton-ton sampah bisa dibersihkan.

    Saya pernah membicarakan mimpi ini dengan keluarga. Mereka mendukung, pasti bisa, tapi enggak tahu bisa atau enggak, terutama terkait dengan sponsor, soal dana.

    Saya terinspirasi konser Metallica di Jakarta yang dihadiri banyak orang. Meski saat itu tidak menon-ton langsung, saya pikir konser dengan penggemar mungkin bisa saja dilakukan. Makanya, saya meng-ajak penggemar berkumpul. Ayo, dong, kumpul, konser, dan berbuat untuk lebih banyak orang.

    ARIF ARIANTO, ISFARI HIKMAT, TOMY EZAN

    FOTO: GRANDYOS ZAFNA/DETIKFOTO

    Di luar arena konser, para penggemar memburu aneka pernak-pernik berkaitan dengan Iwan Fals.

    MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    ALBUM BARU IWAN FALS TETAP MEMOTRET KONDISI SOSIAL DENGAN KRITIS. MENYANGGAH TUDINGAN SIBUK JUALAN KOPI.

    TETAP KRITIS, SAYANG ANAK,

    JUGA KOCAK FOTO: NOEL | DETIKFOTO

    MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 2 - 8 SEPTEMBER 2013

    FOKUS

    SEPERTINYA cuma Iwan Fals yang mendo-kumentasikan rasa sayang dan bangganya terhadap anak lewat album lagu. Saat putra sulungnya, Galang Rambu Anarki, terlahir ke bumi, 1 Januari 1982, ia membuat lagu dengan judul yang sama dengan nama sang anak.

    Sembilan tahun kemudian, dirilis album Cikal, yang diambil dari nama anak keduanya, Annisa Cikal Rambu Bassae. Pada 25 Juni lalu, saat jeda seus