Upload
hadrijanto-satyanegara
View
98
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KAK Bangka Belitung
Citation preview
KERANGKA ACUAN KERJA
PEKERJAAN PEMETAAN RUPABUMI INDONESIA SKALA 1:25.000
MENGGUNAKAN DATA RADAR WILAYAH BANGKA DAN BELITUNG
Tahun Anggaran 2014
PUSAT PEMETAAN RUPABUMI DAN TOPONIM
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong 16911
Telepon/ Fax: 021-87901254
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 2
Tahun Anggaran 2014
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 3
A.1 Latar Belakang ............................................................................................... 3
A.2 Tujuan Kegiatan............................................................................................. 4
A.3 Lingkup Pekerjaan ......................................................................................... 4
A.4 Metodologi Pelaksanaan ................................................................................. 6
A.5 Volume dan Lokasi Pekerjaan ........................................................................ 8
A.6 Data yang Disediakan .................................................................................... 8
A.7 Jangka Waktu Penyelesaian ........................................................................... 9
A.8 Persyaratan Peralatan .................................................................................... 9
A.9 Persyaratan Tenaga Teknis ............................................................................ 9
A.10 Model Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................ 12
A.11 Biaya Kegiatan ............................................................................................. 12
A.12 Hasil Pekerjaan ............................................................................................ 12
B. PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................................................ 14
B.1 Persiapan ..................................................................................................... 14
B.2 Stereoplotting dan Pemutakhiran ................................................................. 14
B.3 Pembentukan DTM dan Kontur ................................................................... 17
B.4 Survei Kelengkapan Lapangan ..................................................................... 18
B.5 Entry Data Lapangan ................................................................................... 20
B.6 Edgematching dan Penyelarasan Data .......................................................... 20
B.7 Validasi Topologi .......................................................................................... 21
B.8 Pembuatan Daftar Nama Rupabumi (Gasetir) .............................................. 22
B.9 Penyajian Peta Rupabumi Indonesia ............................................................ 22
B.10 Pelaporan .................................................................................................. 22
C. MASA PEMELIHARAAN ........................................................................................ 22
D. PENUTUP ............................................................................................................. 23
Lampiran 1 Format Peta Manuskrip A dan B ............................................................ 24
Lampiran 2 Formulir Toponimi ................................................................................. 26
Lampiran 3 Formulir Cek Lapangan ......................................................................... 34
Lampiran 4 Formulir Verifikasi Penutup Lahan ........................................................ 37
Lampiran 5 Format Gasetir ....................................................................................... 39
Lampiran 6 Format Peta RBI Skala 1:25.000 ............................................................ 40
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 3
Tahun Anggaran 2014
A. PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang
Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
khususnya pasal 7, menyebutkan bahwa Peta Rupabumi Indonesia (RBI)
merupakan salah satu komponen Informasi Geospasial Dasar (IGD). IGD
diselenggarakan secara bertahap dan sistematis untuk seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wilayah yuridiksinya.
Selain itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa seluruh kegiatan
pembangunan harus direncanakan berdasarkan data, baik spasial maupun
nonspasial serta informasi lainnya yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, Undang-Undang No.32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan
pembangunan di daerah harus berdasarkan pada data dan informasi,
termasuk data dan informasi spasial, serta Pemerintah daerah harus
membangun sistem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional.
Lebih lanjut, dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 menegaskan
bahwa aspek wilayah/spasial haruslah diintegrasikan kedalam dan menjadi
bagian dari kerangka perencanaan pembangunan di semua tingkatan
pemerintahan. Dalam kaitan ini, terdapat 34 provinsi dan sekitar 500
kabupaten/kota yang harus mengintegrasikan rencana tata ruangnya ke
dalam perencanaan pembangunan daerahnya masing-masing. Amanat
undang-undang tersebut menunjukkan pentingnya data geospasial dalam
proses perencanaan pembangunan.
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT) – Badan Informasi Geospasial
memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan dan membina program
pemetaan rupabumi dan toponim. Sebagai penerapan tugas pokok tersebut,
maka pada tahun anggaran 2014, Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim
melakukan pemetaan rupabumi Indonesia skala 1:25.000 yang diprioritaskan
pada daerah Aceh, Lampung dan Bangka Belitung.
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 4
Tahun Anggaran 2014
A.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan pemetaan rupabumi Indonesia
skala 1:25.000 dengan metode stereoplotting 3 Dimensi menggunakan sumber
data utama radar yang dikombinasikan dengan citra satelit optik.
A.3 Lingkup Pekerjaan
Secara umum lingkup pekerjaan ini terdiri dari:
NO TAHAPAN BOBOT
(%) OUTPUT VOLUME
1. Persiapan 5 Laporan Pendahuluan (berikut data digitalnya)
3 buku
Pencetakan indeks lokasi pekerjaan dalam ukuran A0 yang digunakan untuk pengecekan progress pekerjaan.
1 lembar
2. Stereoplotting dan Pemutakhiran
19 Data radar (ORRI dan DSM) yang telah dipotong per Nomor Lembar Peta (NLP) berikut stereomate yang dihasilkan.
Setara 29 NLP
Data digital hasil stereoplotting dan pemutakhiran dalam format geodatabase per NLP dalam sistem koordinat UTM.
Setara 29 NLP
Citra terkoreksi yang sudah dimosaik (gabungan per paket)
1 file
Citra terkoreksi yang sudah terpotong berdasarkan NLP dalam format data geoTIFF.
Setara 29 NLP
3. Pembentukan DTM dan Kontur
10 Digital Terrain Model (DTM) format BIL 32 bit
float. Setara 29 NLP
4. Survei Kelengkapan Lapangan
29 Peta manuskrip cetak untuk kegiatan survei kelengkapan lapangan, yang terdiri dari manuskrip A dan B.
Setara 29 NLP
Data digital (scan) peta manuskrip A yang dilengkapi dengan batas administrasi dan cap dari pemerintah daerah setempat.
Setara 29 NLP
Rekap nama rupabumi yang dituangkan dalam Formulir F6-NG yang telah disahkan
oleh pemerintah setempat.
Setara 29 NLP
Keterangan tambahan pada Formulir F6-NGE yang disertai dengan rekaman suara dengan narasumber lokal dari hasil survei (opsional).
Setara 29 NLP
Data digital (hasil scan) semua Formulir F6-NG dan Formulir F6-NGE hasil survei kelengkapan lapangan.
Setara 29 NLP
Untuk setiap nomor lembar peta, seluruh bahan di atas dimasukkan dalam satu amplop tebal berwarna coklat berukuran B4 (250 mm
x 353 mm) dengan tali di luarnya.
Setara 29 NLP
Raw data hasil tracking lapangan (dalam format .gpx dan .wpt) dan hasil editingnya yang telah dimasukkan dalam data digital.
Setara 29 NLP
Data titik sampel hasil cek lapangan dan rekapitulasinya.
minimal 5 titik per NLP
Data hasil verifikasi penutup lahan dan rekapitulasinya.
Minimal 5 titik per NLP
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 5
Tahun Anggaran 2014
NO TAHAPAN BOBOT
(%) OUTPUT VOLUME
5. Entry Data Lapangan
5 Foto-foto dokumentasi survei lapangan dari surveyor di depan papan nama kantor pemerintah setempat, lengkap dengan informasi pendukungnya (koordinat).
Per NLP
Album foto lapangan ukuran A5 sebanyak 1 set berikut data digitalnya.
Per Kabupaten/
kota
Manuskrip digital yang telah dilengkapi hasil entry data lapangan dalam geodatabase.
Setara 29 NLP
6. Edgematching dan Penyelerasan Data
7 File gabungan hasil edgematching dan penyelarasan data dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).
1 file
7. Validasi Topologi 5 Hasil topologi data dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).
per tema
8. Pembuatan Daftar
Nama Rupabumi (Gasetir)
5 Data digital nama-nama rupabumi dalam
geodatabase (sistem koordinat geografis). Setara 29 NLP
Daftar nama-nama geografis (gasetir) per kabupaten/ kota masing-masing sebanyak 1 buku serta data digital gasetir dalam format .mdb.
Per kabupaten/
kota
9. Penyajian Peta Rupabumi Indonesia
8 Data digital DTM yang sudah dilengkapi dengan informasi tepi peta.
Setara 29 NLP
Peta RBI yang sudah dilengkapi dengan layout peta dalam satu paket format .mxd, per NLP dilengkapi dengan data sumbernya.
Setara 29 NLP
Metadata menggunakan standar format ISO-19139 metadata implemetation specification yang melekat pada setiap feature class.
Setara 29 NLP
Quicklook layout data rupabumi berdasarkan sistem nomor lembar peta dalam format PDF (300 dpi CMYK) dan JPEG (300 dpi).
Setara 29 NLP
Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan hasil proses penyajian peta rupabumi dengan sampul ukuran A0
(77cm x 65cm) sebanyak 1 set berisi keseluruhan NLP yang dikerjakan .
1 album
Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan hasil proses penyajian peta rupabumi pada ukuran A0 (77cm x 65cm) dan dilipat menjadi album dengan sampul ukuran A4 sebanyak 1 set yang berisi
keseluruhan NLP yang dikerjakan.
1 album
10. Pelaporan 7 Cetak album DTM yang dilengkapi dengan informasi tepi peta dengan sampul ukuran A3 sebanyak 1 set.
1 album
Data rupabumi digital format geodatabase per NLP (sistem koordinat UTM)
Setara 29 NLP
Data rupabumi digital format geodatabase gabungan (sistem koordinat geografis).
1 file
Laporan kegiatan (hardcopy) sebanyak 3 buku dan dalam format digital, terdiri laporan bulanan dan laporan akhir
30 buku
Semua data digital diserahkan dalam 1 hardisk eksternal dan 1 rangkap DVD-ROM yang telah diberi label dengan identitas data berupa nama perusahaan, judul pekerjaan, nomor kontrak, area dan tanggal.
1 buah hardisk eksternal dan
1 set DVD
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 6
Tahun Anggaran 2014
A.4 Metodologi Pelaksanaan
Tahapan pekerjaan untuk membuat peta rupabumi Indonesia (RBI) dapat
diuraikan sebagaimana gambar 1.
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 7
Tahun Anggaran 2014
· Hasil topologi data dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).
Validasi Topologi
· Data digital nama-nama rupabumi dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).
· Daftar nama-nama geografis (gasetir) per kabupaten/ kota masing-masing sebanyak 1 buku serta data digital gasetir dalam format .mdb.
Pembuatan Daftar Nama Rupabumi (Gasetir)
· Data digital DTM yang sudah dilengkapi dengan informasi tepi peta.
· Peta RBI yang sudah dilengkapi dengan layout peta dalam satu paket format .mxd, per NLP dilengkapi dengan data sumbernya.
· Metadata menggunakan standar format ISO-19139 metadata implemetation specification yang melekat pada setiap feature class.
· Quicklook layout data rupabumi berdasarkan sistem nomor lembar peta dalam format PDF (300 dpi CMYK) dan JPEG (300 dpi).
· Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan hasil proses penyajian peta rupabumi dengan sampul ukuran A0 (77cm x 65cm) sebanyak 1 set berisi keseluruhan NLP yang dikerjakan.
· Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan hasil proses penyajian peta rupabumi dengan ukuran A0 (77cm x 65cm) dan dilipat menjadi album dengan sampul ukuran A4 sebanyak 1 set yang berisi keseluruhan NLP yang dikerjakan.
Penyajian Peta Rupabumi Indonesia
Pelaporan
· Cetak album DTM yang dilengkapi dengan informasi tepi peta dengan sampul ukuran A3 sebanyak 1 set.
· Data rupabumi digital format geodatabase per NLP (sistem koordinat UTM)
· Data rupabumi digital format geodatabase gabungan (sistem koordinat geografis).
· Laporan kegiatan (hardcopy) sebanyak 3 buku dan dalam format digital, terdiri laporan bulanan dan laporan akhir
· Semua data digital diserahkan dalam 1 hardisk eksternal dan 1 rangkap DVD-ROM yang telah diberi label dengan identitas data berupa nama perusahaan, judul pekerjaan, nomor kontrak, area dan tanggal.
A
Gambar 1. Diagram Alir Pekerjaan Pemetaan RBI Skala 1:25.000
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 8
Tahun Anggaran 2014
A.5 Volume dan Lokasi Pekerjaan
Volume pekerjaan sebanyak 9 paket yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka
dan Belitung, dimana masing-masing paket setara dengan luas 29 NLP
daratan skala 1:25.000. Luas setiap Nomor Lembar Peta skala 1:25.000
adalah ± 193 Km2. Adapun pembagian paket pekerjaan adalah sebagai
berikut:
Gambar 2. Indeks Cakupan Pemetaan Rupabumi 1:25.000 Wilayah Bangka dan
Belitung sebanyak 3 Paket
A.6 Data yang Disediakan
Data yang disediakan oleh pemberi pekerjaan terdiri dari:
· Orthorectified Radar Image (ORRI).
· Digital Surface Model (DSM).
· Citra satelit optis pada area yang dipetakan.
· Data sekunder berupa peta RBI yang telah tersedia (opsional).
· Frame indeks lokasi pekerjaan.
· Skema geodatabase.
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 9
Tahun Anggaran 2014
Pelaksana pekerjaan dapat menyediakan data sekunder lainnya yang dapat
mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
A.7 Jangka Waktu Penyelesaian
Maksimum waktu pelaksanaan adalah 10 bulan atau setara dengan 300 hari
kalender.
A.8 Persyaratan Peralatan
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, pelaksana pekerjaan harus menyediakan
peralatan khusus sebagai berikut:
1. Peralatan yang harus digunakan untuk pekerjaan stereoplotting adalah
jenis Digital Stereoplotter Work Station dengan jumlah minimum
sebanyak 4 unit dan disesuaikan dengan jumlah personil serta
kapasitas kerja.
2. Peralatan dan software pendukung, yaitu: GIS, pengolah citra,
pengolah DTM, dan Software Office.
3. Software yang digunakan berlisensi.
4. Peralatan survei kelengkapan lapangan:
o Peralatan GPS (Global Positioning System)
o Kamera Digital
o Perekam Suara
A.9 Persyaratan Tenaga Teknis
Tenaga teknis yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan minimum sebagai berikut:
No. Posisi Pendidikan Pengalaman
Minimum
Jumlah
orang Tugas
1 Ketua Tim
Pelaksana
S1 Geodesi /
Geografi dan
berpengalaman
di bidang
pemetaan.
6 Tahun 1 · Melakukan koordinasi dengan
koordinator kegiatan
· Bertanggung jawab terhadap
seluruh tahapan pekerjaan dan
hasil akhir yang diserahkan
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 10
Tahun Anggaran 2014
No. Posisi Pendidikan Pengalaman
Minimum
Jumlah
orang Tugas
2 Koordinator
Stereoplotting
dan
Pemutakhiran
S1 Geodesi /
Geografi,
berpengalaman
di bidang
fotogrametri,
penginderaan
jauh, dan SIG.
3 Tahun 1 · Bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi pada
tahapan pekerjaan stereoplotting
dan pemutakhiran
· Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas data
hasil stereoplotting dan
pemutakhiran
3 Koordinator
Pembentukan
DTM dan
Kontur
S1 Geodesi /
Geografi dan
berpengalaman
di bidang SIG.
3 Tahun 1 · Bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi pada
tahapan pekerjaan pembentukan
DTM dan kontur
· Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas data
hasil pekerjaan pembentukan
DTM dan kontur
4 Koordinator
Survei
Kelengkapan
Lapangan
S1 Geodesi /
Geografi,
berpengalaman
di bidang survei
pemetaan dan
toponim.
3 Tahun 1 · Bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi pada
tahapan pekerjaan Survei
Kelengkapan Lapangan
· Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas data
hasil pekerjaan Survei
Kelengkapan Lapangan
5 Koordinator
Entry data
lapangan
S1 Geodesi /
Geografi / Ilmu
Komputer,
berpengalaman
di bidang
toponim dan SIG.
3 Tahun 1 · Bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi pada
tahapan pekerjaan entry data
lapangan
· Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas data
hasil pekerjaan entry data
lapangan
6 Koordinator
Edgematching
dan
penyelarasan
data
S1 Geodesi
/Geografi /Ilmu
komputer yang
berpengalaman
di bidang SIG.
3 Tahun 1 · Bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi pada
tahapan pekerjaan edgematching
dan penyelarasan data
· Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas data
hasil pekerjaan edgematching dan
penyelarasan data
7 Koordinator
Validasi
Topologi
S1 Geodesi
/Geografi /Ilmu
komputer yang
berpengalaman
di bidang SIG.
3 Tahun 1 · Bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi pada
tahapan pekerjaan validasi
topologi
· Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas data
hasil pekerjaan validasi topologi
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 11
Tahun Anggaran 2014
No. Posisi Pendidikan Pengalaman
Minimum
Jumlah
orang Tugas
8 Koordinator
Pembuatan
Daftar Nama
Rupabumi
(Gasetir)
S1 Geodesi
/Geografi
berpengalaman
di bidang
toponim dan SIG.
3 Tahun 1 · Bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi pada
tahapan pekerjaan pembuatan
daftar nama rupabumi (gasetir)
· Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas data
hasil pekerjaan pembuatan daftar
nama rupabumi (gasetir)
9 Koordinator
Penyajian Peta
Rupabumi
S1 Geodesi
/Geografi
berpengalaman
di bidang SIG
dan kartografi.
3 Tahun 1 · Bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi pada
tahapan pekerjaan penyajian peta
rupabumi
· Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas data
hasil pekerjaan penyajian peta
rupabumi
Tenaga terampil dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan minimum
sebagai berikut:
No. Posisi Pendidikan Pengalaman
Minimum
Jumlah
Minimum
1 Operator stereoplotting dan pemutakhiran SLTA atau sederajat
1 tahun 8 orang
3 Operator pembentukan DTM dan kontur SLTA atau sederajat
1 tahun 6 orang
4 Operator Survei Kelengkapan Lapangan SLTA atau sederajat
1 tahun 6 orang
5 Operator entry data lapangan SLTA atau sederajat
1 tahun 6 orang
6 Operator edgematching dan penyelarasan data
SLTA atau sederajat
1 tahun 6 orang
7 Operator validasi topologi SLTA atau sederajat
1 tahun 6 orang
8 Operator pembuatan daftar nama rupabumi (gasetir)
SLTA atau sederajat
1 tahun 6 orang
9 Operator penyajian peta rupabumi SLTA atau sederajat
1 tahun 6 orang
10 Staf Administrasi SLTA atau sederajat
3 tahun 1 orang
Tenaga terampil untuk pelaksanaan kegiatan ini harus memiliki
sertifikasi/lisensi yang dikeluarkan oleh organisasi atau asosiasi resmi di
bidang informasi geospasial.
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 12
Tahun Anggaran 2014
A.10 Model Pelaksanaan Kegiatan
Model pelaksanaan kegiatan ini adalah pengadaan jasa lainnya dengan
kontrak lumpsum.
A.11 Biaya Kegiatan
Biaya pelaksanaan kegiatan ini berasal dari DIPA Badan Informasi Geospasial
tahun 2014. Adapun perkiraan biaya masing-masing paket dari pekerjaan ini
senilai Rp. 3.074.702.000,-.
A.12 Hasil Pekerjaan
Pada akhir kegiatan ini, pelaksana pekerjaan harus telah menyerahkan hasil
pekerjaan sebagai berikut:
1. Data radar (ORRI dan DSM) yang telah dipotong per Nomor Lembar
Peta (NLP) berikut stereomate yang dihasilkan.
2. Citra terkoreksi yang sudah dimosaik (gabungan per paket) dan
terpotong berdasarkan NLP dalam format data geoTIFF.
3. Data digital hasil stereoplotting dan pemutakhiran dalam format
geodatabase per NLP dalam sistem koordinat UTM.
4. Digital Terrain Model (DTM) format BIL 32 bit float.
5. Data digital DTM yang sudah dilengkapi dengan informasi tepi peta.
6. Cetak album DTM yang dilengkapi dengan informasi tepi peta dengan
sampul ukuran A3 sebanyak 1 set.
7. Peta manuskrip cetak untuk kegiatan survei kelengkapan lapangan,
yang terdiri dari manuskrip A dan B.
8. Data digital (scan) peta manuskrip A yang dilengkapi dengan batas
administrasi dan cap dari pemerintah daerah setempat.
9. Rekap nama rupabumi yang dituangkan dalam Formulir F6-NG yang
telah disahkan oleh pemerintah setempat.
10. Keterangan tambahan pada Formulir F6-NGE yang disertai dengan
rekaman suara dengan narasumber lokal dari hasil survei (opsional).
11. Data digital (hasil scan) semua Formulir F6-NG dan Formulir F6-NGE
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 13
Tahun Anggaran 2014
hasil survei kelengkapan lapangan.
12. Untuk setiap nomor lembar peta, seluruh bahan di atas dimasukkan
dalam satu amplop tebal berwarna coklat berukuran B4 (250 mm x 353
mm) dengan tali di luarnya. Pada muka sebelah kanan atas diberi
identitas:
No. Lembar Peta :
Nama Lembar Peta :
Perusahaan/Kontraktor :
Kurun waktu survei :
13. Raw data hasil tracking lapangan (dalam format .gpx dan .wpt) dan
hasil editingnya yang telah dimasukkan dalam data digital.
14. Data titik sampel hasil cek lapangan dan rekapitulasinya.
15. Data hasil verifikasi penutup lahan dan rekapitulasinya.
16. Foto-foto dokumentasi survei lapangan dari surveyor di depan papan
nama kantor pemerintah setempat, lengkap dengan informasi
pendukungnya (koordinat).
17. Album foto lapangan ukuran A5 sebanyak 1 set berikut data digitalnya.
18. Manuskrip digital yang telah dilengkapi hasil entry data lapangan
dalam geodatabase.
19. File gabungan hasil edgematching dan penyelarasan data dalam
geodatabase (sistem koordinat geografis).
20. Hasil topologi data dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).
21. Data digital nama-nama rupabumi dalam geodatabase (sistem
koordinat geografis).
22. Daftar nama-nama geografis (gasetir) per kabupaten/ kota masing-
masing sebanyak 1 buku serta data digital gasetir dalam format .mdb.
23. Data rupabumi digital format geodatabase per NLP (sistem koordinat
UTM) dan data gabungan (sistem koordinat geografis).
24. Peta RBI yang sudah dilengkapi dengan layout peta dalam satu paket
format .mxd, per NLP dilengkapi dengan data sumbernya.
25. Metadata menggunakan standar format ISO-19139 metadata
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 14
Tahun Anggaran 2014
implemetation specification yang melekat pada setiap feature class.
26. Quicklook layout data rupabumi berdasarkan sistem nomor lembar peta
dalam format PDF (300 dpi CMYK) dan JPEG (300 dpi).
27. Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan
hasil proses penyajian peta rupabumi dengan sampul ukuran A0 (77cm
x 65cm) sebanyak 1 set berisi keseluruhan NLP yang dikerjakan.
28. Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan
hasil proses penyajian peta rupabumi pada ukuran A0 (77cm x 65cm)
dan dilipat menjadi album dengan sampul ukuran A4 sebanyak 1 set
yang berisi keseluruhan NLP yang dikerjakan.
29. Laporan kegiatan (hardcopy) sebanyak 3 buku dan dalam format digital
untuk masing-masing bulan, laporan pendahuluan dan laporan akhir.
30. Semua data digital diserahkan dalam 1 hardisk eksternal dan 1
rangkap DVD-ROM yang telah diberi label dengan identitas data berupa
nama perusahaan, judul pekerjaan, nomor kontrak, area dan tanggal.
B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
B.1 Persiapan
Pekerjaan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
1. Pengumpulan data yang akan digunakan
2. Pencetakan indeks lokasi pekerjaan dalam ukuran A0 yang digunakan
untuk pengecekan progress pekerjaan. Disediakan dan dipasang di
laboratorium pelaksana pekerjaan.
3. Pembuatan laporan pendahuluan.
B.2 Stereoplotting dan Pemutakhiran
Sebelum melakukan stereoplotting, ada beberapa pekerjaan yang harus
dilakukan, yaitu:
1. Koreksi geometrik citra.
Koreksi geometrik citra dilakukan dengan menggunakan data radar
sebagai acuan. Dalam melakukan koreksi geometrik citra dapat melihat
pada juknis tentang koreksi geometrik.
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 15
Tahun Anggaran 2014
2. Pembuatan stereomate.
Stereomate yang dibuat ada dua, yaitu ORRI dan DSM serta DSM dan
citra.
Stereoplotting harus dilakukan pada semua detil planimetrik yang memiliki
ukuran lebih besar dari 0,5 mm x 0,5 mm pada skala peta, atau ukuran
12,5m x 12,5m pada skala 1:25.000. Adapun unsur yang harus diplotting
meliputi:
a. Perairan, misalnya sungai dua garis, sungai 1 garis, danau, garis
pantai, dsb. Garis pantai diasumsikan sebagai batas antara daratan
dan air yang nampak pada citra.
b. Breaklines
c. Titik DEM sebaran random, titik puncak/ lembah dan masspoint
diambil dengan ketentuan sebagai berikut:
· Titik DEM sebaran random (30202) adalah titik tinggi yang
digunakan sebagai pembentuk DTM.
· Titik puncak/ lembah (30206) adalah titik tinggi yang
ditempatkan pada puncak gunung/bukit atau pada
lembah/cekungan yang berada diatas permukaan tanah
(terrain).
· Spotheight (30104) adalah satuan titik di permukaan tanah yang
ketinggiannya telah diketahui, sebagai titik bantu untuk
mendapatkan informasi ketinggian pada kondisi garis kontur
tidak memadai.
· Pada skala 1:25.000, titik DEM sebaran random di plot dengan
kerapatan antara 25-50 meter.
· Kerapatan titik DEM sebaran random untuk daerah curam
adalah 12,5-25 meter sedangkan untuk daerah landai kerapatan
titik DEM 25-50 meter.
· Untuk daerah datar dimana hanya terdapat beberapa garis
kontur maka titik tinggi ditempatkan pada setiap titik tengah
kotak grid peta.
· Titik puncak/ lembah dan titik DEM harus ditempatkan di atas
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 16
Tahun Anggaran 2014
permukaan tanah (bare earth/terrain).
d. Jaringan transportasi
e. Bangunan dan permukiman, diplot dengan ketentuan sebagai
berikut:
· Bangunan/gedung atau rumah terpencar yang ukurannya
kurang dari 0,5 mm x 0,5 mm pada skala peta (12,5 m x 12,5 m)
di plot sebagai point dengan kode layer 10000, sedangkan
bangunan terpencar yang berukuran lebih dari sama dengan 0,5
mm x 0,5 mm pada skala peta harus di plot sebagai poligon
dengan kode layer 10002.
· Bangunan/gedung dikatakan terpencar apabila terpisah satu
sama lain lebih dari 2,5 mm pada skala peta atau 62,5 meter.
· Kumpulan bangunan/gedung yang berjarak rapat antara satu
dengan yang lain dapat diblok sebagai permukiman. Pemukiman
adalah suatu daerah yang dibangun oleh manusia (built-up area)
yang memiliki ukuran minimal 2,5 mm x 2,5 mm pada skala
peta atau 62,5 meter x 62,5 meter pada skala 1: 25.000.
· Pada area pemukiman yang padat atau blok pemukiman,
bangunan/gedung dengan ukuran yang dominan diplot sebagai
poligon untuk kunci orientasi lapangan.
· Landas pacu dan dermaga apabila terlihat pada foto atau citra
(satelit/radar) harus digambarkan sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang sebenarnya.
f. Penutup lahan
Dalam hal ada perbedaan antara kenampakan pada data radar dan
pada data citra satelit, maka stereoplotting mengikuti kenampakan
pada data citra satelit, dengan ketinggian tetap disesuaikan dengan
DSM radar.
Operator harus melakukan interpretasi kemudian mendeliniasi
batas vegetasi serta memberi teks label seperti yang tampak pada
gambar di atas tersebut. Area tutupan lahan terbentuk dari
gabungan data jalan, sungai, batas permukiman, dan batas
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 17
Tahun Anggaran 2014
vegetasi.
Apabila ada unsur rupabumi yang tidak teridentifikasi pada tahapan
pekerjaan ini harus ditambahkan pada tahap pekerjaan survei kelengkapan
lapangan. Operator dapat memberikan keterangan pada lokasi yang
kenampakan visualnya tidak jelas atau hasil interpretasinya meragukan.
Keterangan ini harus dicantumkan pada peta kerja lapangan karena akan
berguna memandu surveyor pada saat pemeriksaan data di dilapangan.
Keterangan ini berupa teks ”CHECK DI LAPANGAN” yang disimpan pada layer
tambahan. Lihat petunjuk teknis streoplotting dan pemutakhiran.
Setelah stereoplotting dan pemutakhiran dilakukan, maka data yang
dihasilkan adalah data dalam format geodatabase sesuai dengan skema yang
disediakan oleh pemberi pekerjaan. Data inilah yang akan digunakan dalam
pengolahan data berikutnya.
B.3 Pembentukan DTM dan Kontur
DTM raster dibentuk dengan ukuran cell 10 meter, yang dibangun dari unsur
perairan dan hipsografi (breaklines dan masspoint). Dalam melakukan
pembentukan DTM dan kontur, terlebih dahulu diperlukan editing untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat
stereoplotting. Editing dilakukan hanya pada kekurangan minor yang
ditemukan. Untuk keterangan lebih detil, dapat melihat petunjuk teknis
pembentukan DTM dan kontur.
Garis kontur yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan ketentuan sebagai
berikut:
1. Interval kontur indeks untuk skala 1:25.000 adalah 50 meter.
2. Interval kontur selang untuk skala 1:25.000 adalah 12,5 meter.
3. Untuk daerah relatif datar diberi garis kontur bantu dengan interval
setengah dari interval kontur selang atau 6,25 meter pada skala 1:
25.000.
4. Garis kontur tidak saling berpotongan.
5. Garis kontur tidak terputus,kecuali untuk kontur bantu.
6. Garis kontur dengan elevasi yang sama tidak memotong sungai yang
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 18
Tahun Anggaran 2014
sama lebih dari satu kali.
7. Garis kontur tidak memotong bangunan dan area perairan (danau,
empang, air rawa, dan pantai).
8. Pada lokasi perpotongan garis kontur dengan sungai maupun anak
sungai maka pola kontur cenderung menjorok ke arah hulu.
9. Pada lokasi perpotongan garis kontur dengan jalan, maka pola kontur
cenderung menjorok ke arah hilir.
B.4 Survei Kelengkapan Lapangan
Survei kelengkapan lapangan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Memperoleh batas wilayah administrasi indikatif dan pengesahannya
dari aparat pemerintahan setempat,
b. Melakukan pengumpulan nama rupabumi,
c. Cek Lapangan
Cek lapangan dilakukan dengan mengambil beberapa titik sampel
untuk dilakukan pengukuran GPS.
d. Verifikasi penutup lahan dan unsur rupabumi lainnya. Baik untuk
unsur yang tidak teridentifikasi pada saat plotting, maupun untuk
mendapatkan perhitungan kappa indeks.
Sebelum survei kelengkapan lapangan dilakukan, terlebih dahulu harus
dipersiapkan hal-hal berikut:
1. Surat perijinan lapangan, meliputi:
a. Surat tugas dari pemberi pekerjaan
b. Surat ijin dari pemerintah setempat
2. Peta manuskrip
Adapun peta manuskrip cetak yang harus disiapkan terdiri dari dua
macam, yaitu:
a. Peta manuskrip A berisi kontur, unsur hidrografi, unsur transportasi
hasil plotting dan dilengkapi dengan nama rupabumi unsur alam,
kantor ibukota, batas dan nama wilayah administrasi. Unsur-unsur
yang dapat ditambahkan pada manuskrip A yang diperoleh dari hasil
survei berupa:
· Batas wilayah administrasi yang sudah diletakkan sesuai dengan
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 19
Tahun Anggaran 2014
topografi yang diperkirakan (punggung bukit, sungai, jalan, dst.)
dan telah dikonfirmasikan kepada aparat pemerintah setempat.
· Kantor ibukota dan nama wilayah administrasi yang sudah
dikonfirmasikan kepada aparat pemerintah setempat.
· Jalan-jalan baru yang menghubungkan tempat-tempat yang
disurvei, jika belum tampak pada manuskrip, harus ditambahkan
pada manuskrip ini berdasarkan hasil tracking GPS.
· Unsur alam lainnya, contoh: sungai dan nama rupabumi unsur
alam.
b. Peta manuskrip B berisi seluruh data hasil plotting, kecuali kontur,
ditambahkan dengan rencana titik sampel untuk cek lapangan. Unsur-
unsur yang dapat ditambahkan pada manuskrip B yang diperoleh dari
hasil survei berupa:
· Unsur buatan (misalnya: bangunan terpencar, kantor
pemerintahan, sekolah, fasilitas umum, dsb.) yang belum tampak
pada manuskrip, harus ditambahkan pada manuskrip ini dengan
menggunakan posisi GPS.
· Nama unsur rupabumi yang belum belum tercantum di manuskrip
A, misalnya: nama kampung, nama pemukiman.
· Titik-titik hasil cek lapangan.
· Keterangan penutup lahan, apabila ada perbedaan antara penutup
lahan yang tampak di peta manuskrip dan kondisi yang ditemui di
lapangan.
Untuk contoh peta manuskrip, dapat melihat lampiran 1.
3. Peralatan GPS
4. Formulir lapangan meliputi:
a. Formulir toponimi (F6-NG dan F6-NGE) dapat dilihat pada lampiran
2.
b. Formulir cek lapangan dapat dilihat di lampiran 3.
c. Formulir verifikasi penutup lahan dapat dilihat di lampiran 4.
5. Kamera Digital
6. Perekam Suara
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 20
Tahun Anggaran 2014
Setelah semua hal ini dipersiapkan, maka dilakukan pertemuan antara
pelaksana pekerjaan dan pemberi pekerjaan untuk membahas persiapan
lapangan sekaligus persetujuan. Keterangan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan survei kelengkapan lapangan, dapat melihat petunjuk teknis
survei kelengkapan lapangan dan entry data.
B.5 Entry Data Lapangan
Kegiatan entry data lapangan merupakan kegiatan memasukkan dan
mengolah seluruh data yang telah didapatkan dari hasil survei lapangan dan
toponimi ke dalam atribut peta. Proses entry data lapangan, hasil survei
lapangan tersebut digabungkan untuk melengkapi peta manuskrip digital
yang dihasilkan dari tahapan stereoplotting dan pemutakhiran. Keterangan
lebih lanjut mengenai pelaksanaan tahapan ini, dapat melihat petunjuk
teknis survei kelengkapan lapangan dan entry data.
B.6 Edgematching dan Penyelarasan Data
Proses edgematching dilakukan antar lembar peta yang bersebelahan agar
mendapatkan data yang berkesinambungan antar satu dengan yang lain.
Apabila lembar peta yang bersebelahan berada pada pekerjaan paket yang
lain, maka edgematching juga harus dilakukan antar paket pekerjaan dengan
melakukan koordinasi dengan pelaksana paket yang bersangkutan.
Penyelerasan data merupakan proses menyatukan dan menggabungkan
(merge) segmen-segmen garis maupun poligon yang masih merupakan satu
unsur yang sama menjadi satu segmen/bagian. Contoh unsur sungai dengan
nama yang sama harus merupakan satu bagian dari hulu dan berakhir di
muara, tidak boleh terputus. Penggabungan data dilakukan dengan
menggabungkan semua nomor lembar peta (NLP) dalam satu paket pekerjaan
dengan tema yang sama sehingga menjadi satu file gabungan per tema. Data
gabungan ini menggunakan sistem koordinat geografis.
Ketentuan lebih lanjut untuk tahapan ini dapat melihat pada petunjuk teknis
Edgematching dan Penyelarasan Data.
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 21
Tahun Anggaran 2014
B.7 Validasi Topologi
Analisis spasial akan dapat dilakukan jika hubungan (relasi) antar unsur
rupabumi dapat didefinisikan dengan membangun topologi. Hasil akhir dari
pekerjaan ini harus betul-betul menjamin bahwa data yang dihasilkan benar-
benar bersih (clean) baik dari aspek geometri maupun atribut serta bebas dari
kesalahan-kesalahan topologi (free topological errors). Keterangan lebih lanjut
mengenai ini, dapat melihat petunjuk teknis validasi topologi.
Cluster toleransi yang digunakan menggunakan standar (default) dari
perangkat lunak GIS. Adapun aturan topologi yang digunakan adalah:
Tabel 1 Aturan Topologi
Aturan Topologi Point Line Polygon
Tidak ada garis yang menumpuk jadi satu
pada posisi yang sama (must not overlap)
Ujung suatu garis harus snap dengan
garis lain sehingga tidak ada garis yang
undershoot maupun overshoot (must not
have dangles)
Tidak ada perpotongan pada garis itu
sendiri (must not self-intersect)
Tidak ada duplikasi garis berbeda pada
posisi yang sama dengan garis itu sendiri
(Must not self-overlap)
Tidak ada area kosong pada suatu poligon
(must not have gaps)
Tidak ada beberapa objek yang
direpresentasikan dalam satu record (must
be single part)
Tidak ada objek yang lebih kecil dari
batas toleransi yang ditetapkan
berdasarkan skala (must be larger than
cluster tolerance)
Tidak ada garis berbeda yang berpotongan
(must not intersect)
Tidak ada titik yang bertampalan pada
posisi yang sama ataupun dengan titik itu
sendiri (Must be disjoint)
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 22
Tahun Anggaran 2014
B.8 Pembuatan Daftar Nama Rupabumi (Gasetir)
Gasetir adalah daftar nama geografis yang dilengkapi dengan informasi
tentang jenis unsur, posisi, lokasi dalam wilayah administratif, dan informasi
lain yang diperlukan. Prosedur pembuatan gasetir dapat dilihat pada
petunjuk teknis pembuatan gasetir, sedangkan ontoh format gasetir dapat
dilihat pada lampiran 5.
B.9 Penyajian Peta Rupabumi Indonesia
Setelah semua tahapan pekerjaan di atas dilakukan, dan telah diperoleh data
final, maka dilakukan penyajian peta rupabumi Indonesia dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Peta rupabumi Indonesia disajikan untuk tiap-tiap NLP.
2. Hasil dari proses penyajian peta rupabumi Indoensia pada akhirnya
harus dicetak untuk diserahkan pada penyerahan akhir.
3. Metadata yang dibuat, menggunakan ISO 19139 yang merupakan
implementasi dari ISO 19115.
Adapun contoh format peta RBI dapat dilihat pada lampiran 6. Beberapa
petunjuk teknis yang terkait dengan penyajian peta rupabumi Indonesia
diantaranya tentang perhitungan deklinasi magnetik, penyajian peta RBI, dan
pembuatan metadata.
B.10 Pelaporan
Laporan pekerjaan yang dibuat adalah laporan pendahuluan, laporan
bulanan dan laporan akhir kegiatan. Laporan dikumpulkan dalam format
digital dan hardcopy (cetak). Hal ini dimaksudkan agar memudahkan evaluasi
dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan. Penjelasan lebih lanjut mengenai
pelaporan kegiatan dapat dilihat pada petunjuk teknis pelaporan pekerjaan
RBI 1:25.000 tahun 2014.
C. MASA PEMELIHARAAN
Masa pemeliharaan adalah 90 hari kalender dihitung sejak tanggal
penyelesaian pekerjaan.
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 23
Tahun Anggaran 2014
D. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kerja ini disusun untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 24
Tahun Anggaran 2014
Lampiran 1 Format Peta Manuskrip A dan B
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 28
Tahun Anggaran 2014
Table 1 - Kode Unsur Geografi (Toponimi) dan Padanan Kode Layer
Unsur Kode
Toponimi
Kode
Layer
PERAIRAN
Samudera ASM 64402
Laut ALT 64404
Selat, Terusan AST 64406
Teluk, Laguna ATK 64408
Muara, Kuala AMR 64410
Delta ADA/ADT 64412
Sungai ASN 64420
Saluran ASL 64424
Danau ADN 64414
Waduk/ Bendungan AWK/ABN 64416
Rawa ARW 64418
Air Terjun AAT 64428
Jeram, Riam AJM 64430
TOPOGRAFI (Relief)
Pegunungan TPG 64504
Gunung, Puncak,
Kawah
TGG 64502
Bukit TBT 64506
Lembah/ Patahan TLH 64512
Dataran Tinggi TDT 64510
Kepulauan TPP 64524
Pulau TPL 64522
Tanjung TTG 64516
Karang, Gosong TKR 64526
Goa, Terowongan TGA 64514
DAERAH ADMINISTRASI
Negara DAN 64002
Propinsi DPR 64004
Daerah
Istimewa/Khusus
DIS 64006
Kota DKT 64010
Kabupaten DKB 64008
Kecamatan DKC 64012
Kelurahan DKL 64014
Desa DDS 64016
Unsur Kode
Toponimi
Kode
Layer
TEMPAT PERMUKIMAN
Ibukota Negara MIN 64102
Ibukota Propinsi MPR 64104
Ibukota Daerah
Istimewa
MIS 64106
Ibukota Kota MKT 64110
Ibukota Kabupaten MKB 64108
Ibukota Kecamatan MKC 64112
Ibukota Kelurahan MKL 64114
Ibukota Desa MDS 64116
PERHUBUNGAN
Pelabuhan Laut/
Samudera
HLT 64310
Pelabuhan Sungai HSN 64312
Pelabuhan udara
Internasional
HUI 64302
Pelabuhan udara
Perintis
HUP 64306
Stasiun Kereta Api HKA 64314
PENGGUNAAN TANAH
Kawasan Perkebunan GKN 64218
Kawasan Pariwisata/
Rekreasi Pegunungan
GRG 64210
Kawasan Pariwisata/
Rekreasi Pantai
GRP 64208
Kawasan Suaka
Margasatwa
GSM 64214
KENAMPAKAN
BUDIDAYA
Kawasan Candi BCN 64202
Kawasan Situs
Purbakala
BPB 64204
Kawasan Tugu /
Monumen / Gapura /
Prasasti
BMN 64206
Kawasan Budaya dan
Penggunaan Lahan
Lainnya
BLN 64200
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 34
Tahun Anggaran 2014
Lampiran 3 Formulir Cek Lapangan
No. Titik
35 PRT
DESKRIPSI TITIK SAMPEL
Keterangan Lokasi Titik
No.NLP :
No.Grid :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten :
Propinsi :
Keterangan Alat Ukur
Tipe GPS :
SN :
Akurasi :
Deskripsi
Posisi titik 35 PRT terletak di pertigaan jalan perdana.
Koordinat UTM Pada Peta
Zone :
TIMUR, X (Meter) :
UTARA, Y (Meter) :
Koordinat UTM di lapangan ( GPS )
Zone :
TIMUR, X (Meter) :
UTARA, Y (Meter) :
Sketsa Umum Lokasi Titik :
Sketsa Lokasi Titik :
SELISIH KOORDINAT
TIMUR, X ( Meter ) :
UTARA, Y ( Meter ) :
FORMULIR CEK LAPANGAN PEKERJAAN PETA RUPABUMI INDONESIA SKALA 1 : 25.000
PAKET 1 WILAYAH BANGKA BELITUNG
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 35
Tahun Anggaran 2014
FOTO TITIK SAMPEL
Utara Selatan
Barat Timur
Nama Surveyor : Batoro Dibuat Oleh : PT. Rupabumi Indonesia Tanggal survey : 13 Juli 2013
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 36
Tahun Anggaran 2014
Rekapitulasi
Nomor Titik Nama Titik X (Koordinat Peta) X (Koordinat GPS) X) X)^2 Y (Koordinat Peta) X (Koordinat GPS) Y) Y)^2 X)^2 + ( Y)^2
A B C D E F G H I J K
jumlah
rata-rata
RMSE
NSSDA
Keterangan:
Kolom
Keterangan
A Nomor Titik Nomor titik sampel
B Nama Titik Keterangan objek titik sampel
C X (Koordinat Peta) Koordinat X pada peta
D X (Koordinat GPS) Koordinat X pada hasil pengukuran lapangan menggunakan GPS
E X) = X (koordinat peta) - X (koordinat lapangan)
F X)^2
G Y (Koordinat Peta) Koordinat Y pada peta
H X (Koordinat GPS) Koordinat Y pada hasil pengukuran lapangan menggunakan GPS
I Y) = Y (koordinat peta) - Y (koordinat lapangan)
J Y)^2
K X)^2 + ( Y)^2 X)^2 + ( Y)^2 = (error radius)^2
jumlah X)^2 + ( Y)^2]
rata-rata X)^2 + ( Y)^2]/ jumlah titik
RMSE sqrt( X)^2 + ( Y)^2]/ jumlah titik)
NSSDA = 1,7308 x RMSE
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 37
Tahun Anggaran 2014
Lampiran 4 Formulir Verifikasi Penutup Lahan
FORMULIR PENGECEKAN DATA
Nama Pelaksana :
Tanggal Pemeriksaan :
NO NLP OID Koordinat
Unsur di Peta RBI Unsur di Lapangan X (m) Y (m)
A B C D E F G
1 2014-123 001 x y Sawah Sawah
2 ….
Pengisian tabel didasarkan pada perubahan kelas unsur dari setiap titik sampel. Ketentuan
pengisiannya adalah sebagai berikut :
A Nomor Urut
B Nomor Lembar Peta (NLP)
C Object ID, yaitu ID yang sesuai dengan pada file SHP titik sampel yang digunakan
D Koordinat X titik sampel dari peta RBI dalam UTM
E Koordinat Y titik sampel dari peta RBI dalam UTM
F Keterangan penutup lahan pada peta RBI
G Keterangan penutup lahan yang ditemui di lapangan
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 38
Tahun Anggaran 2014
Rekapitulasi
Data Unsur Rupabumi Data Hasil Lapangan
Total Komisi (%) Ketelitian Individu
(%) X
X
Total
Omisi (%)
Keterangan:
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Halaman 40
Tahun Anggaran 2014
Lampiran 6 Format Peta RBI Skala 1:25.000