438
i C A N D R A J I W A I N D O N E S I A Warisan Ilmiah Putra Indonesia Budhi Setianto Purwowiyoto M M A A G G N N U U M M O O P P U U S S (Karya Besar) 2016 H&B PERKI 5/5 Ver. 1.1.1 Volume 1

2016 MagOpus V1 150208 eBw

Embed Size (px)

DESCRIPTION

magnum opus

Citation preview

Page 1: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

i

C A N D R A J I W A I N D O N E S I A

Warisan Ilmiah Putra Indonesia

Budhi Setianto Purwowiyoto

MMAAGGNNUUMM

OOPPUUSS

((KKaarryyaa BBeessaarr))

2016

H&B PERKI

5/5 Ver. 1.1.1

VVoolluummee 11

Page 2: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond, adalah benang merah yang menghubungkan antara profesi penulis sebagai guru besar, dokter ahli jantung dan pembuluh darah dengan buku yang ditulisnya tentang Candra Jiwa Indonesia. Penulis berusaha melakukan refleksi ke dalam diri-sendiri, menuju kalbu yang terdalam. Dalam bahasa Indonesia pemahaman makna kata ’jantung’ terasa unik. Ketika berubah orientasi ke dalam dada, bersifat transendental, imanen dan esoteris, maka kata jantung dipahami sebagai hati, atau kalbu, misalnya hatiku berdebar, padahal jantungnya yang berdetak. Atau sembah kalbu, yang mengatur nafas seraya mengucap nama-Nya akan mengatur detak jantung secara teratur tenang. Padahal sebagai bahasa Arab (qalb) dan bahasa Inggris (heart) walaupun esoteris dan maknanya berubah, suku katanya tetap. Kalau Serat Centini, warisan budaya Jawa bercerita tentang kisah perjalanan di darat, termasuk kulinernya pada jaman dahulu. Maka Candra Jiwa Indonesia adalah warisan ilmiah Jawa kepada dunia tentang jiwa manusia serta peta perjalanannya menuju candra ideal sebagai batas akhir dari perkembangan kesadaran manusia. Sekiranya bintang, nur, cahaya yang bersinar di dada Garuda- Pancasila-NKRI, dari sila Ke-Tuhan-an YME, maka Candra Jiwa Indonesia pas untuk memberi sumbangan makna ilmiah kepadanya. Karena konsep yang sudah teruji secara ilmiah di Universitas terkemuka di Eropa tersebut, memang kandungan asli dari bumi Indonesia, dari bangsa Indonesia, dan dipertahankan oleh orang Indonesia pula. Penulis berharap, buku ini membantu memperluas pengetahuan kita tentang jati diri manusia dalam pandangan ilmiah di perguruan tinggi. Walau- pun sedikit-banyak menyentuh masalah keyakinan dan kepercayaan justru memberikan dasar pendidikan budi luhur, pembinaan mental-spiritual dan mempertajam empati secara luas kepada siapa saja terutama para maha-siswa.

HH&&BB Heart & Beyond PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)

Page 3: 2016 MagOpus V1 150208 eBw
Page 4: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

C A N D R A J I W A I N D O N E S I A

Warisan Ilmiah Putra Indonesia

(Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond)

MAGNUM OPUS (Karya Besar)

Volume 1: 0-403

Sebagai dasar pendidikan budi pekerti, pembinaan mental-spiritual, dan

mempertajam empati

Budhi Setianto Purwowiyoto

2016

H&B PERKI

5/5 Ver. 1.1.1

Perpustakaan Pribadi Pentalogi 5/5 = Oktalogi 5/(5+3)

SAMPUL UNGU 2016

Page 5: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA Warisan Ilmiah Putra Indonesia

(Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond)

MAGNUM OPUS (Karya Besar) 5/5

Penulis: Budhi Setianto Purwowiyoto

2016 Volume 1: 0-403

Penyunting: Puji Santosa

Ilustrator: Santoso Oetomo

Tata letak: Djoko Satrio

PUBLIKASI OKTALOGI: 2012-2015 Ver. 1.1.1

[PENTALOGI CJI 2012-2016: 1-5/5; TRILOGI: Prequel 2017: 6/8; Monograph 2018: 7/8; Postquel 2019: 8/8]

ISBN 978-602-7885-24-0 (ebook pdf bw/berwarna)

PENERBIT: H&B/Heart & Beyond PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)

PERCETAKAN: “ProMemori”; Anggota “IKAPI”

Hak Cipta ada pada Penulis Dilindungi Undang-Undang Sanksi Pelanggaran Pasal 72

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997

Tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu

ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara masing-masing

paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta

rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp

5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual

kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 6: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Buku PENTALOGI 2012-2016 yang Ber-Pancawarna dan Ber-Dwihalaman Sampul pancawarna putih, kuning, hitam, dan merah melambangkan empat (kekuatan ku-da)

nafsu manusia. Nafsu-nafsu tersebut masih harus dikendalikan oleh kusir (sais) yaitu angan-

angan yang sudah bangun (sampul ungu= „wungu‟ bahasa Jawa artinya „bangun‟) kesadaran

ketuhanan (introversi: sadar, percaya, taat) dan kemanusiaannya (ekstraversi: sabar, rela,

menerima, jujur, budi luhur).

Dwihalaman kanan dan kiri bermakna tuntunan (halaman kanan) berkonsep otak-kiri (padat

makna) dan tontonan (halaman kiri) yang berkonsep otak-kanan (longgar makna). Sebagai

penjelasan dilengkapi dengan dua bagan yang unsur ketuhanannya (pusat hidup imateri) di dalam

(bawah) dan di atas; empat diagram: target, ven, piramida, dan kereta ‘kuantum’ mikrokosmos

dengan empat ekor kuda, sais dan penumpangnya ialah TheSelf (Egonya yang imateri) siap untuk

menjelajahi makrokosmos (alam semesta) dan kelak juga siap kembali ke tujuan dan sumber

hidupnya yang hakiki.

__________ http://3.bp.blogspot.com/-j4urpsmWVAs/Ta75i7GB2MI/AAAAAAAAAAc/yXsEeiw6uQM/s1600/Wayang_Kulit_1890.png cited January 30, 2013 http://batikindonesia.com/batik/images/3344/solo3.jpg cited December 16, 2012 http://flagartist.com/FLAGARTIST/flags/F/flag_art_flag_of_indonesia-1969px.png cited March 3, 2013 http://4.bp.blogspot.com/-cPZhivuKlmU/Tk-i0t2qnDI/AAAAAAAAD-w/wW0vjRxCQsc/s1600/peta-indonesia.jpg cited Feb. 28, 2013 (Cover buku-buku tersebut ikut serta melestarikan wayang, batik, bendera merah-putih, dan peta Indonesia)

2015: PENTALOGI CJI (4/5)

2016: PENTALOGI CJI (5/5)

2014: PENTALOGI CJI (3/5)

2013: PENTALOGI CJI (2/5)

2012: PENTALOGI CJI (1/5) Studium Generale

Psike

Ego

Intuisi

Magnum Opus

Page 7: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Wacana 0.1: Konser Kidung Abadi Chrisye Jay Subiyakto (lahir di Ankara, Turki, 24 Oktober 1960) adalah seorang sutradara Indonesia. Jay merupa-kan anak ketiga dari Kepala Staf Angkatan Laut Republik Indonesia 1948-1959 Laksamana Subiyakto. Jay menamatkan pendidikan sarjana arsitekturnya dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan 1981. Kiprahnya di bidang seni berawal pada tahun 1990 dengan menjadi seorang sutradara video klip. Video klip garapannya yang bertajuk Pergilah Kasih milik almahum Chrisye menjadi video musik Indonesia pertama yang ditayangkan di channel MTV Asia yang pada waktu itu bermarkas di Hongkong. Tahun 2008, Jay juga menyutradarai video musik Anggun yang berjudul Berganti Hati. Video itu juga merupakan video pertama di Indonesia yang menggunakan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex).

Kemudian, pada tahun 1994, ia bersama Erwin Gutawa membuat sebuah terobosan yang belum pernah dilakukan oleh orang Indonesia di masa itu. Sebuah konser tunggal yang menghadirkan penyanyi lokal. Kala itu, banyak promotor menghadirkan konser-konser penyanyi mancanegara.

Erwin Gutawa dan Jay Subiakto sebagai otak dari konser legendaris, 2012 yang konon belum pernah ada di dunia, karena mengambil potongan dari ratusan master lagu almarhum Chrisye yang terwujud dalam “kehadiran” Chrisye di konser “Kidung Abadi”. Single baru yang bahkan belum pernah dinyanyikan oleh Chrisye dan permainan hologram yang meyakinkan kepada semua penonton bahwa Chrisye “hadir”, adalah pemenuhan janji bahwa konser ini berbeda dari yang pernah ada. Para musisi muda, seperti GIGI, Gita Gutawa, Once, dan Sophia Latjuba pun dengan senang hati sepanggung lagi dengan “Chrisye”, sang musisi jenius yang “tetap abadi” itu, setidaknya menurut istilah Jay.

____________ [*] Kompas, 18 Januari 2011, Hlm. 33.

http://id.wikipedia.org/wiki/Jay_Subiyakto cited April 18, 2012. http://www.fimela.com/read/2012/04/13/video-erwin-gutawa-dan-jay-subiakto-hidupkan-kembali-chrisye cited April 18, 2012.

Pencerahan Slamet Rahardjo (seniman unggul, 62)[*] kepada

Jay Subyakto (seniman multi talenta, 51), pada suatu hari ketika

mereka masih muda:

“Orang Indonesia kalau melihat karya bangsa lain mereka

menjadi murid yang melihat guru. Sebaliknya, ketika mereka

melihat karya bangsa sendiri, mereka berubah menjadi guru

yang melihat murid.”

“Akhirnya bangsa ini tidak maju karena yang dicari selalu

kesalahan dan kekurangan karya anak bangsa sendiri.”

Page 8: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Dipersembahkan kepada Kapten Sasangka Djati

Page 9: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

vi ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Gambar Sampul 0.1: Studium Generale (Kuliah Umum) Kuliah umum Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso di Universitas Gadjah Mada Tanggal 27 November 1958 tersebut juga dihadiri oleh R. Soenarto Mertowardojo sebagai satu-satunya kasus penelitian kualitatifnya, telah diperkenalkan kepada para hadirin. Reka-man kuliah tersebut diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan judul Candra Jiwa Indonesia oleh Proyek Penerbitan dan Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal Pusat pada Februari 1977, dipakai sebagai bahan dasar untuk buku pentalogi urutan pertama, Studium Generale (1/5).

Page 10: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” vii

Kata Pengantar

Edisi Pertama

Buku ini adalah buku kelima (Volume 1) dari 5 buku lepas (pentalogi): 1.

Studium Generale (1/5); tiga buku Studium Particulare (Kuliah Khusus): 1. Psike

(2/5), 2. Ego (3/5), dan 3. Intuisi (4/5); dan buku ke-5: Magnum Opus (5/5). Akses

dan tambahan semangat bagi penulis pada karya-karya Prof.Dr.dr. Soemantri

Hardjoprakoso dan ayah beliau yaitu R.T. Hardjoprakoso tidak lain atas kebaikan

hati dari keluarga besar Hardjoprakoso antara lain dari Ibu Soerini Soedjarwo, Dr.

Winahyo Hardjoprakoso, SpOG, dan Dr. Ir. Budi Darmadi, M.Sc. Untuk ini saya

mengucap-kan terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Pada kesempatan ini tentu saja penulis ingin menyatakan rasa terima kasih

sebesar-besarnya kepada ketiga saudaraku sinarawedi: 1). Sdr. Puji Santosa

sebagai penyunting sekaligus memberi masukan yang sangat berarti, 2). Sdr.

Santoso Oetomo yang membuat beberapa ilustrasi yang menjelaskan, dan 3). Sdr.

Djoko Satrio yang memberi wawasan pemilihan huruf, serta referensi elektronik

untuk melengkapi isi buku-buku ini.

Disain utama buku ini adalah ”dwi-halaman” berupa tuntunan dan

rangkuman di halaman kanan (ganjil) dan di halaman kiri (genap) menampilkan

tontonan (foto-foto dan gambar-gambar), keterangan, dan kaitan antar halaman.

Agar lebih jelas dilengkapi dua model bagan, tiga model diagram, dan satu

kereta ’penjelajah’ mikrokosmos.

Apabila terdapat beda pendapat dengan pengetahuan yang telah ada,

dimohonkan empati dan saling mendoakan keselamatan. Pengetahuan yang

berbeda tersebut agar di-anggap saja sebagai imbangan terhadap pengetahuan

yang telah ada sebelumnya.

Akhirnya kami ucapkan selamat membaca, meresapi bagian yang penting

dan ajakan melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu, benar, dan bermanfaat

untuk mencapai tujuan hidup kita yang hakiki, ialah puncak evolusi kesadaran

sang Akunya manusia. Terima kasih.

Penulis

Page 11: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

viii ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Ada lima naga (simbol anugerah dan kekuatan) dalam legenda dan mitos China: logam, air, api, kayu

dan tanah. Dalam siklus 12 tahunan, maka tahun naga air jatuh pada tahun 1952, 2012, dan 2072.

Gambar ilustrasi metafora 0.2: Naga Air dan Gadis Jelita Metropolitan Tampak seekor naga air bersisik emas mengajak seorang gadis jelita metropolitan yang telah menjelajahi dunianya yang gemerlapan untuk menjelajahi dunia lain yang kemung-kinan sangat berbeda dengan dunia yang selama ini digelutinya.

Gadis jelita ini telah larut dalam dunia-1 (dunia kehidupan nyata di masyarakat metropolitan dengan alam semesta sebagai wadahnya, makrokosmos) dan dunia-2 (dunia fisik, jasmani kasar, badannya sendiri yang dapat didandani dan dimanipulasi sesukanya, mikrokosmos). Sementara itu naga air ingin membawanya ”menyelam” menjelajahi ke dunia-3 (dunia jiwa, mental, jasmani halusnya) dan kemungkinan kalau beruntung, merasakan suasana jiwa yang belum pernah terbayangkan di perbatasan (TheGate) dunia-4 (dunia rohani atau dimensi spiritual yang imateri, alam sejati). Itu semua guna menyempurnakan pengalaman hidupnya (tugas) lahir-batin atas kehadirannya di dunia yang fana dan tidak abadi ini. Naga air hanya mampu mengajaknya sampai di sini, perjalanan selanjutnya (trancendence to the depth of the heart and beyond) .. hanya dapat dilakukan oleh ”Gadis Jelita” itu sendiri.

__________

http://static.desktopnexus.com/thumbnails/448128-bigthumbnail.jpg cited May 3, 2012.

Page 12: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................................viii. SEKAPUR SIRIH...........................................................................................................................................................xii. PROLOG....................................................................................................................................................................xxvi. BAB I PENCERAHAN JIWA

1.1 Pendahuluan.............................1. 1.2 Studium Generale.....................1. 1.3 Ide Candra Jiwa.........................7.

1.4 Metodologi............................11. 1.5 Candra Jiwa Wayang.............37. 1.6 Candra Jiwa Wayang.............37.

1.7 Candra Jiwa dari Eropa........45. 1.8 Candra Jiwa Indonesia.........65.

BAB II MANUSIA

2.1 Pendahuluan.........................77. 2.2 Struktur Jiwa..........................79. 2.3 Fugsi Jiwa..............................99. BAB III PSIKE

3.1 Pendahuluan.......................115. 3.2 Mental.................................117.

3.3 Prototipe.............................129. 3.4 Automatisme.......................137.

3.5 Jiwa Sejati...........................147. 3.6 Perjumpaan........................157.

BAB IV CANDRA IDEAL

4.1 Pendahuluan.......................171. 4.2 Puncak Kesadaran...............173. BAB V BUDI PEKERTI LUHUR

5.1 Pendahuluan.......................185. 5.2 Trisila...................................189. 5.3 Pancasila..............................195.

BAB VI LIMA PERBUATAN SESAT

6.1 Pendahuluan.......................207. 6.2 Pemali..................................209. BAB VII TANGGA KEBAHAGIAAN (A.T: Anak Tangga)

7.1 Pendahuluan.......................219. 7.2 A.T.-1: Paugeran.................223.

7.3 A.T.-2: Panembah...............227. 7.4 A.T.-3: Budi Darma.............261.

7.5 A.T.-4: Tapa Brata...............265. 7.6 A.T.-5: Budi Luhur...............271.

BAB VIII MAKHLUK HALUS

8.1 Pendahuluan.......................275. 8.2 Dewa...................................277. BAB IX HIDUP SESUDAH MATI

9.1 Pendahuluan.......................297. 9.2 Transmigrasi Rohani...........299. BAB X HUKUM KEADILAN TUHAN

10.1 Pendahuluan.....................321. 10.2 Karma................................323. BAB XI MANAJEMEN MENTAL

11.1 Pendahuluan.....................345. 11.2 Pro. Perkembangan...........347. 11.3 Merumuskan Strategi........355.

11.4 Mengem. Potensi..............363. 11.5 Pelatihan Berlanjut............375.

11.6 Hubungan Dr--Pasien........395. 11.7 Aspek Sukarela..................403.

BAB XII INTUISI

12.1 Pendahuluan.....................410. 12.2 Ilham..................................411.

12.3 Kesadaran Pribadi..............420. 12.4 Bisikan Hati........................442.

12.5 Kesadaran Kolektif.............465. 12.6 Neurosis.............................487.

BAB XIII SANG AKU

13.1 Pendahuluan.....................507. 13.2 Sigmund Freud..................509.

13.3 Alfred Adler.......................533. 13.4 Carl Gustav Jung...............549.

BAB XIV PELANGI

14.1 Pendahuluan.....................611. 14.2 Empati...............................613.

14.3 Kardiologi Kuantum..........623. 14.4 Mengingat Kematian.........627.

14.5 Transendental...................635. 14.6 Ujian Hidup.......................647.

KESIMPULAN............................................................................................................................................................659.

EPILOG......................................................................................................................................................................663.

LAMP.-1: Sk.-1 (Makro dan Mikro-kosmos)..............665. LAMP.-2: Sk.-2 (Skema R. Tr. Soemodihardjo)..........667. LAMP.-3: Sk.-3 (Nilai-nilai Sentra Vitalitas)...............669. LAMP.-4: Sk.-4 (Perbandingan 4-Candra Jiwa).........671.

LAMP.-5: Sk.-5 (Indonesisch Mens..).........................673. LAMP.-6: C. Jiwa Indonesia (Soenarto).....................691. LAMP.-7: Dalil-dalil...................................................693. LAMP.-8: Lembar Eksekutif.......................................695.

INDEKS......................................................................................................................................................................701.

Page 13: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

x ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Foto 0.1: Rasi Bintang Orion/Waluku sebagai Penunjuk Arah dan Waktu Bersawah Rasi bintang tersebut dapat ditemukan sendiri dengan mata telanjang di langit sebelah barat., Dinamai Orion artinya pemburu, adalah seorang raksasa tampan anak dari Poseidon (Neptune) dan Euriale. Ia memiliki kemampuan berjalan di atas air karena ayahnya adalah dewa lautan. Rasi Orion ini mudah dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar membentuk sabuk Orion (Orion Belt). Selain sebagai petunjuk arah barat. Nama Orion dalam bahasa Indonesia disebut Waluku, sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani jaman dulu untuk mulai menggarap sawah dan ladangnya. Kulminasi tengah malamnya terjadi pada tanggal 13 Desember.

Rasi bintang berikutnya agak susah dicari, yaitu rasi Scorpio sebagai penunjuk arah teng-gara/ timur langit. Dalam mitologi Yunani kuno, Scorpio (kalajengking raksasa) ini adalah utusan Apollo (dewa matahari) untuk membunuh sang Pemburu/Orion karena kesombongannya. Pada konstelasi Scorpio terdapat bintang Antares, salah satu bintang paling terang yang pernah ditemukan. Uniknya ketika rasi Scorpio memancarkan cahaya, rasi Orion redup, begitu sebaliknya. “Dunia Pewayangan” luar angkasa kiranya telah memperingatkan agar manusia sehebat apapun ia, seyogyanya menjauhi watak sombong, angkuh dan merasa tak terkalahkan. Karena akan ada mekanisme koreksi dari Yang Maha Kuasa untuk mengatur harmoni dan integrasi alam semesta.

__________ riohttp://kvmagruder.net/images/Ori.gifn cited May 6, 2013on http://aryansah.wordpress.com/2009/08/04/rasi-bintang/ cited May 6, 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Orion_%28mitologi%29 cited May 6, 2013

Page 14: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” xi

GLOSARIUM Amarah= daya kemauan (nafsu) tidak mau menyerah, menjadi cepat marah seperti gusar. Asmara-Sufi (-laya)= cinta, rasa jatuh cinta atau kecenderungan ke yang lebih tinggi (dalam). Angan-angan= kemampuan intelektual, akal, logos. Angan-angan dalam pengertian yang lebih luas= situasi rumit yang kompleks dari kemampuan intelektual. Angan-angan dalam pengertian yang lebih sempit= bagian ketidaksadaran dari kemampuan intelektual, tempat penampungan dari bagian-bagian pemikiran yang terdesak (untuk dilupakan). Bayu Sejati= kekuatan yang sebenarnya; Bayu= kekuatan; Sejati= sebenarnya; Bayu Sejati merupakan kumpulan total dari semua sentra vitalitas jiwa yang konkrit (tiga angan-angan: cipta, nalar, dan pangerti, serta empat nafsu: mut- mainah, luamah, sufiah,dan amarah). Setelah pelatihan tertentu dapat memu- satkan tenaga naluriah yang ada dengan potensi-potensi supranatural misalnya telepati dan clairvoyance. Budi Luhur= memiliki sifat-sifat tabiat (akhlak) yang mulia, mulia hati; budi= kela- kuan, pendirian; luhur= tinggi. Cipta= pikiran atau bagian yang membentuk gambaran (citra, data, informasi) dan merupakan bagian dari kemampuan intelektual (angan-angan). Dalan rahayu; dalan= jalan; rahayu= berkah, kesejahteraan. Dasa Sila= sepuluh pembelajaran hidup/ajaran hidup; dasa= sepuluh; sila= nilai moral. Dewa atau jawata= nama kumpulan dari mahluk-mahluk yang tidak dapat diamati pancaindra, yang bersifat kesadaran ke-aku-an, individualistik, dan memiliki potensi supranatural. Diklasifikasikan menjadi dewa-dewa yang baik dan jahat. Lebih dikenal dengan nama Goden “Dewa” dan Daemonen “Iblis”. Gumelaring Dumadi= proses penciptaan; gumelar= memperlihatkan, memben- tangkan, menghamparkan; dumadi= proses pembentukan, penciptaan. Guru= guru, pendidik. Hasta Sila= delapan pembelajaran hidup/ajaran hidup; hasta= delapan Kamayan atau Maya= tenaga atau kekuatan intelektual, memiliki potensi supranatural. Karma= hukum sebab dan akibat, dari balas dendam, dari refleksi Luamah= kecenderungan (nafsu) egosentrik, egosentripetal, kecenderungan

Page 15: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

xii ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Foto 0.2: Perang Bintang di Galaksi untuk Memperebutkan Kebenaran Dalam film Heksalogi Star Wars manusia diasumsikan dapat memproduksi dan meng-operasikan robot-robot canggih untuk kepentingan yang baik (terang) maupun yang jahat (gelap). Dalam perang sipil kerajaan Galaktika, seringkali manusia menghadapi kesulitan luar biasa dalam menghadapi para penjahat yang dibantu oleh teknologi robot tersebut.

Ksatria Jedi Luke Skywalker dari New Republic, kelompok baik dalam usahanya mengha-dapi musuh-musuh yang jahat selalu dilindungi oleh The Force. Menurut George Lucas The Force adalah “Utusan Tuhan” yang pusat komunikasinya berada di dalam dirinya ("Use the Force, Luke" and "The Force will be with you, always."), Dia-lah yang menyatukan galaksi. Kerusakan perangkat keras maupun lunaknya pada robot-robot pembantu (droid) seperti R2-D2 (pemikir) dan C-3PO (komunikator), sangat melemahkan kemampuan dan keselamatan para ksatria New Republic. Namun, dengan memohon petunjuk serta kekuatan dari The Force tersebut mereka selalu berhasil menyelesaikan tugasnya dengan sempurna. __________ http://photos.imageevent.com/afap/wallpapers/videogaming/theforceunleashedstarwars//the-force-unleashed-starkiller.jpg cited

May 5, 2013

http://en.wikipedia.org/wiki/Force_%28Star_Wars%29 http://en.wikipedia.org/wiki/Force_%28Star_Wars%29 cited May 8, 2013

Page 16: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” xiii

untuk merusak (buruk), untuk memiliki, kecenderungan seksual, dan sado- masokis. Maya= lihat kamayan. Mutmainah= kecenderungan (nafsu) sosial dan suprasosial, kecenderungan ego- sentrifugal, dan kecenderungan baik (memperbaiki). Nafsu= hasrat, kecenderungan, keinginan, dan kemauan. Nalar= bagian asosiatif dari kemampuan intelektual (angan-angan). Narima= legowo, syukur, puas. Paliwara= larangan, pemali. Panembah= doa, ketakwaan, kebaktian, sembahyang, ibadat. Pangaribawa= kekuatan, tenaga pikiran. Pangerti= pengertian, peramalan, deduksi, bagian yang merangkum dari kemam- puan intelektual. Pangrasa= kehidupan emosional, perasaan tersentuh, rasa seperti sensasi. Pancaindra= lima indra. Pancasila= lima ajaran hidup; panca= lima. Panuntun= pemimpin. Panutan= contoh, dia yang diikuti. Prabawa= kekuatan atau tenaga dari bagian asosiatif dari kemampuan intelek- tual (angan-angan). Purusa= laki-laki, kelaki-lakian, supranatural. Rahsa Jati= esensi perasaan, dari rasa sadar; rahsa= kesadaran, perasaan bagus; jati, sejati= kebenaran, sebenarnya, sesungguhnya; TheGate. Roh Suci= roh suci; roh= awah, roh; sutji= suci, bersih; TheSelf. Rila= kesediaan berkurban, ikhlas. Sabar= sabar, toleran, persisten. Sangkan Paran= sebab dan akibat. Sang Pepadang= Sang Cahaya. Sang Sabda= Kata. Sasangka Jati= Cahaya Kebenaran. Sila= etika, moralitas. Sufiah= keinginan (nafsu), harapan. Suksma Kawekas= kehidupan yang tertinggi; kawekas= yang tertinggi; TheSource. Suksma Sejati= kehidupan sebenarnya; suksma= kehidupan; TheForce. Temen= kejujuran, kebenaran, cinta kebenaran. Trisila= tiga ajaran hidup; tri= tiga. Tripurusa= tiga kesatuan, tiga aspek; TriAspect; Tre/TriFoil.

Page 17: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

xiv ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Predikat cum laude – Dr Soemantri Hardjoprakoso memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran Jiwa di Univesitas Leiden, Nederland dengan predikat cum laude atas disertasinya yang berjudul Indonesisch Mensbeeld als Basis ener Psyco-therapie.

Foto 0.3: Suasana Promosi Disertasi Candra Jiwa Indonesia Dr. Soemantri Hardjoprakoso dilahirkan di Desa Nambangan, Kabupaten Wonogiri tahun 1913. Beliau putra ketiga dari almarhum Raden Tumenggung Hardjoprakoso, semasa hidupnya Bupati Anom Mangkunegaran Surakarta. R.T. Hardjoprakoso adalah penulis kedua dari tiga penulis pustaka intuisi Sasangka Jati, yang bersama-sama penulis ketiga Bapak Trihardono Sumodihardjo mencatat pelajaran-pelajaran Sang Guru Sejati yang diucapkan secara lisan oleh penulis pertama, yaitu Bapak R. Soenarto Mertowardojo. Dr. Soemantri Hardjoprakoso tamat Sekolah Tinggi Kedokteran (Geneeskundige Hogeschool), cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta pada bulan Februari 1942. Beliau adalah psikiater (ahli kesehatan jiwa) dan neurolog (ahli saraf). Pada masa perjuangan 1945, beliau sebagai dokter ikut berjuang waktu menyala-nyalanya api perjuangan di sekitar Surabaya. Pada permulaan tahun 1954 beliau diangkat sebagai dokter tentara dan Kepala Dinas Kesehatan Tentara pada Divisi X di Surakarta. Kemudian berpindah-pindah dari satu ke lain jabatan dalam dinas ketentaraan. Kemudian, beliau diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan berturut-turut menjabat Pembantu Utama Menteri, Sekretaris Jenderal dan akhirnya menjadi Direktur SEAMEC (South East Asian Ministers of Education Council), berkedudukan di kota Bangkok, Muangthai.

Semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah (Algemene Middelbare School) di Yogyakarta pada tahun 1932 beliau telah berkenalan dengan Bapak R. Soenarto Mertowardojo. Pada tanggal 20 Juni 1956 beliau dipromosikan dengan gelar Doktor dalam Ilmu Jiwa yang diperoleh dari Rijkuniversiteit di Leiden, Nederland, setelah mempertahankan disertasinya yang berju-dul ”Indonesisch Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie”. Adapun bahan-bahan yang diambil untuk diolah dan dimasak dalam disertasi tersebut ialah dari pustaka intuisi Sasangka Jati. Mengingat peristiwa tersebut kita sebagai putra Indonesia sudah selayaknya merasa bangga bahwa seorang putra Indonesia kini telah dapat menyejajarkan dirinya dengan ahli-ahli ilmu jiwa dunia Barat yang telah terkenal di seluruh dunia, yaitu Freud, Adler, dan Jung.

Page 18: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” xv

Sekapur Sirih

Disertasi Candra Jiwa Indonesia aslinya berbahasa Belanda, Indonesisch

Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie, disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso

Candra jiwa adalah sebuah lukisan rangka (anatomi) sekaligus fungsi

(fisiologi) dari jiwa manusia, dipakai sebagai hipotesis dasar untuk

bekerja selanjutnya. (Soemantri)

di Rijksuniversiteit di Leiden-Nederland 20 Juni 1956, mampu menyejajarkan

pemikirannya dengan candra jiwa Sigmund Freud, Karl Gustav Jung, dan Alfred

Adler, ketiganya berasal dari Eropa. Tanggal 27 November 1958 Dr. Soemantri

telah memberikan kuliah umum pada studium generale di Universitas Gadjah

Mada, yang dihadiri oleh 800-an civitas academica bertempat di Siti Hinggil,

Yogyakarta. Prof. Dr. Sardjito, Rektor UGM pada waktu itu, menyatakan bahwa

Candra Jiwa Indonesia lebih jelas dan lebih lengkap daripada pendahulunya yang

berasal dari Eropa tersebut.

Sebenarnya, ada tiga orang yang menjadi sumber disertasi tersebut, yaitu R.

Soenarto Mertowardojo, R.T. Hardjoprakoso, dan R. Trihardono Soemodihardjo;

yang disebut pertama adalah tokoh sentralnya. Di Indonesia disebut oleh Dr.

Soemantri sebagai Candra Jiwa Soenarto karena dari R. Soenarto Mertowardojo

disertasi ini berasal, sebagai satu-satunya sumber penelitian disertasi, yang unik,

dan bersifat kualitatif. Disertasi tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indone-

sia secara resmi oleh Drs. Dibyo Sewoyo (Bagian I: tahun 1972) dan Muhammad

Husodo (Bagian II: tahun 1986), serta dihimpun oleh Drs. MT Sudartha. Kemudian,

disimpan di Perpustakaan Pusat Pangestu, tanggal 10 Mei 2002 dengan No. Induk 100.

Page 19: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

xvi ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Bagan Transenden 0.1: Makrokosmos dan Mikrokosmos Candra dunia terdiri dari makrokosmos yaitu alam semesta dan seisinya, ya semua ciptaan Tuhan, termasuk manusia sebagai mikrokosmos dengan segala isi di dalam tubuhnya baik yang tampak maupun yang halus sampai pusat hidupnya yang imateri. Makrokosmos dapat memengaruhi mikrokosmos (banjir, kebakaran, gempa bumi), begitu juga sebaliknya mikrokosmos dapat mengganggu makrokosmos dengan pemanasan global, tenaga nuklir baik untuk bom yang merusak maupun untuk tenaga listrik yang sangat bermanfaat.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta, 2012.

MAKROKOSMOS: Alam semesta dan seisinya

Manusia, Hewan, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral

=============l Pancaindra l=============================

MIKROKOSMOS: Manusia seutuhnya =======================================================================

Page 20: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” xvii

Rupanya, terjemahan disertasi tersebut telah dimanfaatkan oleh warga Paguyub-

an Ngesti Tunggal sebagai bacaan di antara mereka, yakni sebagai tambahan ilmu

tentang kesehatan mental semacam ilmu psikologi sampai sekarang.

Serat Centini adalah manuskrip tertua dalam bahasa Jawa dan telah

diterjemahkan secara utuh ke dalam bahasa Inggris. Masih ada satu

karya anak bangsa Indonesia yang pantas dikemukakan kepada masyara-

kat dunia, yaitu disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso. (LF La Kahija)

Buku terjemahan tersebut merupakan sumber utama tulisan ini. Ketika

penulisan ulang ditambah dengan istilah-istilah yang umum dipakai, termasuk

istilah yang digunakan di dalam film-film yang mendunia, misalnya Trilogi The

Matrix dan Heksalogi Star Wars. “Mengapa tidak diterjemahkan langsung saja ke

dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia?” Pertanyaan ini pernah diajukan

warga organisasi Paguyuban Ngesti Tunggal kepada penulisnya, lalu dijawab oleh

Prof. Soemantri bahwa beliau memberi kesempatan kepada orang lain untuk

melakukannya. Beliau menulis beberapa buku lainnya yang secara resmi diles-

tarikan oleh organisasi tersebut.

Namun, 50 tahun kemudian setelah disertasi dikemukakan, di dalam salah

satu surat kabar ibu kota (2006), diberitakan ulang tentang makna keberadaannya.

Sebuah buku berbahasa Jawa versi Inggris, diterbitkan oleh Marshal Cavendish,

Singapura, ditulis oleh Dr. Soewito Santoso, staf pengajar di Universitas Nasional

Australia, berjudul The Centhini Story: The Javanese Journey of Life. Serat Centini

adalah manuskrip tertua dalam bahasa Jawa dan telah diterjemahkan secara utuh

ke dalam bahasa Inggris, setebal 400 halaman. Dikemukakan pertama kalinya di

Asian House, London[1]. Masih ada satu karya anak bangsa Indonesia yang pantas

dikemukakan kepada masyarakat dunia, yaitu disertasi Dr. Soemantri tersebut.

___________ [1]. YF La Kahija. Mencintai Kearifan Lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.

Page 21: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

xviii ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Foto 0.4: R. Soenarto Mertowardojo beserta isteri R. Soenarto Mertowardojo, yang di kalangan warga Paguyuban Ngesti Tunggal lebih dike-nal dengan sebutan akrab Pakde Narto, lahir pada tanggal 21 April 1899 di Desa Simo, Kabupaten Boyolali, Surakarta. Beliau adalah putra keenam dari delapan bersaudara dari keluarga Bapak R. Soemowardojo. Hidup pada masa itu, di Zaman pendudukan Belanda, dengan delapan putra merupakan cobaan yang berat bagi keluarga Bapak R. Soemowardo- jo yang sehari-hari bekerja sebagai mantri penjual. Walaupun dihimpit oleh keadaan yang serba kekurangan dan tidak menguntungkan, R. Soemowardojo berkeinginan kuat untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya. Oleh karena itu, Bapak R. Soemowardojo berniat untuk menitipkan putranya tersebut kepada keluarga atau kerabat, bahkan pada orang lain yang tidak ada hubungan kekeluargaan. Harapan beliau, agar orang yang dititipi dapat membantu R. Soenarto mendapatkan pendidikan formal yang lebih baik. Ini pulalah yang menjadi titik awal dari masa pencarian yang panjang. Masa ngenger, dititipkan kepada orang lain dengan berpindah-pindah yang dialami R. Soenarto selama 15 tahun merupakan ajang tempaan watak narima, berkorban perasaan, ikhlas dan sabar yang harus dijalaninya dalam usia yang masih sangat muda. Menghadapi keadaan itu, beliau tidak pernah mengeluh kepada ayah-bunda atau kepada orang lain. Beliau juga menunjukkan sikap jiwa yang teguh berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. __________ Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

Page 22: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” xix

Hanya dengan menuangkan cinta ke dalam kearifan lokal, kita dapat

memperkuat ketahanan bangsa. Cinta, seperti yang dikatakan Erich Fromm

(1956) dalam The Art of Loving, mengandung empat syarat, yaitu tahu, peduli,

Bintang, nur, cahaya tampak bersinar dari pusat perisai Garuda Pancasila [1]

bertanggung jawab, dan respek. Dengan syarat-syarat tersebut di atas, mental-

itas kepengikutan perlu dirontokkan dan ditransformasikan menjadi keberanian

menata kembali wajah khas ilmu pengetahuan Indonesia di hadapan bursa ilmu

pengetahuan di dunia.[2]

Tentu saja ringkasan disertasi merupakan bagian terpenting dan patut

diketahui bagi siapa pun sesuai dengan keinginan penulisnya. Oleh karena itu,

secara internasional ditulis dalam bahasa Inggris. Berangkat dari ringkasan

disertasi tersebut, ditambah dengan tulisan-tulisan lain dari Pak Mantri dan Pak

Narto inilah, penulis mengajak belajar bersama pembaca, siapa tahu buku ini

sangat bermanfaat dalam mengarungi samudra kehidupan. ___________ [1]. http://www.spi.or.id/wp-content/uploads/2011/05/gambar_garuda_pancasila.gif cited Nov. 22, 2012. [2]. YF La Kahija. Mencintai kearifan lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.

Page 23: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

xx ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Wacana (Catatan Pribadi) 0.1: Jakarta, 21 April 2012, di Tahun Naga Air Di hari-hari tersebut mengingatkan saya pada sebuah buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” karya yang disunting Armijn Pane (2005) berisi surat-surat R.A. Kartini kepada sahabat-sahabatnya di Eropa dan telah dibukukan oleh J.H. Abendanon (1911). Di Hari Minggunya terdapat pementasan paduan suara dewasa yang sudah 27 tahun mem-budi darma-kan waktu dan suaranya kepada sahabat-sahabatnya di situ. Di pagi hari itu ada pementasan drama pendidikan anak-anak dan cucu-cucu mereka diantaranya nyanyian tentang tiga kata ajaib yang dapat mengubah nasib mereka, terdengar di Gandaria I No. 93, Jakarta Selatan. Tolong ketika engkau membutuhkan bantuan, maaf ketika engkau berbuat kesalahan, dan terima kasih ketika orang berbuat baik kepadamu.

__________ http://id.wikipedia.org/wiki/Habis_Gelap_Terbitlah_Terang cited May 5, 2012 http://id.wikipedia.org/wiki/J.H._Abendanon cited May 5, 2012

NAGA-NAGA AIR Naga-naga kecil memang pas untuk julukanmu .. Bisakah engkau menjadi besar? Dapatkah engkau mengarungi samudra-samudra yang besar? Mampirlah ke kampung-kampungku yang kecil. Terdengarkah lagu-lagu merdu yang sengaja dinyanyikan di hari lahirmu? Budi darmakan saja apa yang bisa kau berikan, serunya. Dengarkan juga paduan suara mereka .. O sole mio.. Anak-anak kecil di Gandaria itupun menari-nari untukmu. Mereka semua bersayap .. merah dan putih. Setangkai mawar dan sekuntum semboja di sayapnya. Bukankah engkau juga berkilat dan bersisik emas? Besarlah engkau .. arungilah samudra-samudramu, sebagai penghuni alam semesta. (Budhi S Purwo, Sabtu, 21 April 2012; di Tahun Naga Air)

Page 24: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” xxi

Besar harapan penulis semoga buku ini dapat menambah pencerahan

dalam memaknai arti bintang, nur, dan cahaya yang memancar dari Sila Ketuhan-

an Yang Maha Esa, di tengah perisai Garuda Pancasila NKRI, Negara Kesatuan

Soemantri Hardjoprakoso telah berjasa dalam memberikan pembelajaran

ilmiah yang mendasar tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, budi pekerti

luhur, serta menerima dan menghormati semua perbedaan (empati).

Republik Indonesia. Bilamana itu sesuai dengan harapan penulis, hendaknya juga

dialamatkan kepada Candra Jiwa Indonesia. Diibaratkan Soemantri adalah ibunya,

maka disertasi tersebut adalah bayinya. Adapun bayinya asli kandungan ibu-

pertiwi Indonesia, hanya ’bayi’ Candra Jiwa Indonesia dilahirkan di Eropa dengan

dokter kebidanannya adalah Prof. Carp, ’rumah sakit’-nya Rijkuniversiteit, dan

kota kelahirannya adalah Leiden, Negeri Belanda. Mereka telah berjasa dalam

memberikan pembelajaran dasar secara ilmiah tentang Ketuhanan Yang Maha Esa,

budi pekerti luhur, serta menerima dan menghormati semua perbedaan yang ada.

Kekayaan intelektual bangsa ini perlu dilestarikan, diberi arti sebagai

memberikan potensi ketahanan, persatuan, wacana bangsa pada tingkat yang

paling elementer, dalam, dan mendasar. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang ada

di dalam keyakinan, kepercayaan, dan agama-agama yang ada di bumi pertiwi

Indonesia perlu diwacanakan secara positif. Tanpa bermaksud mempersama-

kannya, mungkin hanya sebagai imbangan pengetahuan saja, dan rasanya masih

perlu dicari titik-titik temunya di dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.

___________ [1]. YF La Kahija. Mencintai Kearifan Lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.

Page 25: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

xxii ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

R. Soenarto Mertowardojo dan Dr. Soemantri Hardjoprakoso (*)

Foto 0.5: Dua Putra Indonesia yang Mewariskan Naskah-naskah untuk Masyarakat Candra-ideal Indonesia adalah manusia dengan watak-watak yang tumbuh dari diri manusia itu sendiri, melalui suatu perjalanan hidup yang sangat sulit, dan merupakan tingkat akhir dari perkembangan kemanusiaan. Perjalanan tersebut telah sukses dilalui oleh orang yang bernama R. Soenarto Mertowardoyo, sebagai satu-satunya kasus studi penelitian kualitatif dokter Soemantri Hardjoprakoso, neurolog-psikiater untuk men-dapatkan gelar doktor dalam Ilmu Kedokteran Jiwa. Akhirnya, dua orang putra Indonesia tersebut di atas dalam perjalanan hidupnya telah membuktikan hipotesis Jung tentang intuisi. Sejak itu Candra Jiwa Indonesia (Soenarto Mertowardojo) berdiri sejajar bahkan lebih lengkap dari candra jiwa sebelumnya dari Alfred Adler, Carl Gustav Jung, dan Sigmund Freud.

__________ [*].http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-aksnc3/11542_239583614847_233224709847_4385147_ 4916146_n.jpg . cited May 16, 2011.

Page 26: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” xxiii

Kapten TNI-AD Soenarto Mertowardojo dan Mayor Jenderal TNI Prof. Dr. dr.

Soemantri Hardjoprakoso, Neurolog-psikiater, patut dikenang sebagai orang-

orang yang telah berjasa dalam memperkenalkan salah satu kekayaan intelektual

Pelestarian warisan intelektual bangsa ini perlu dilakukan karena dapat

memberikan potensi ketahanan dan persatuan bangsa. Wacana secara

positif dan pencarian titik-titik temunya Sila Ketuhanan Yang Maha

Esa yang ada di dalam keyakinan, kepercayaan, dan agama-agama

masih perlu dikerjakan di dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.

bangsa Indonesia. Ketika buku ini tengah dipersiapkan, suasana ibu kota masih

marak dilanda berita-berita tentang terorisme dan isu Negara Islam Indonesia.

Terbetik pula berita di surat kabar ibu kota [1] bahwa pemerintah akan

merevitalisasi pelajaran agama di lembaga pendidikan, bahkan Pancasila akan

diajarkan kembali di bangku-bangku sekolah.

Revitalisasi ini tidak hanya pada pelajaran agama Islam, tetapi juga semua

agama. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh di sela-sela Musyawarah

Rencana Pembangunan Nasional 2011 di Jakarta menyatakan: ”Diyakinkan

kepada mereka bahwa di negara ini sudah ada empat pilar kebangsaan, yakni

Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika”. Revitalisasi akan

dilakukan dengan menitikberatkan pembangunan karakter, terutama mem-

bangun kecintaan terhadap negara yang berbasis kasih sayang, apresiasi, dan

toleransi.

Belajar dari Candra Jiwa Indonesia, judul buku ini, sekiranya dibaca oleh

penulis dengan kacamata jantung manusia, alat yang paling aktif hidup di dalam

tubuh manusia, kita, dan kacamata hati, maka diberikan judul alternatif:

Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond, suatu perjalanan menye-

lam di pusat lautan ’hidup’ yang terdalam,

__________ [1] Nashih Nashrullah. Pelajaran Agama Segera Direvitalisasi. Republika, Jumat, 29 April 2011, Hlm. 12.

Page 27: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

xxiv ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Wacana 0.2: Keprihatinan terhadap Produk Kebudayaan Bre Redana memberi contoh pada produser film, andaikan anda tawarkan film yang menyimpan gagasan mengenai kekayaan dan pluralitas ke-Indonesia-an. Dijamin sang produser bakal lebih tertarik kalau anda menawarkan mistik Cipularang KM 90. Kalau terlalu serius tak ada yang menonton. Yang ngawur saja, dengan judul super ngawur, uang bakal mudah dikeruk. Ini berlaku di semua bidang,

Di tingkat bawah ada persoalan yang tidak kalah seriusnya. Ada tekanan kelompok radikal terhadap produk kebudayaan yang bernama wayang. Di beberapa tempat di Jawa Tengah sangat sering terjadi penggerebegan terhadap pertunjukan wayang. Ketika pertunjukan wayang kulit tengah berlangsung, bisa didatangi sekelompok orang, yang dengan sangar menyuruh semuanya bubar. Para seniman wayang hanya bisa berkemas-kemas, menutup peti, terusir sebagai kelompok sudra tanpa perlindungan negara.

Beberapa waktu yang lalu, sebuah rombongan kesenian tradisional ketoprak melakukan pentas terakhir di Alun-alun Selatan Keraton Yogyakarta. Pentas itu mereka sebut pentas pamit mati. Mereka tak bisa lagi bertahan karena tak ada lagi yang peduli. Tak ada lagi yang menghargai apa pun yang tidak bernilai uang. Kesenian memang tak punya uang, tak punya pembela pula, pantaskah mereka pamit mati? Apa jadinya kelak bangsa ini.

__________ Bre Redana. Wacana, Pemikiran Pamit Mati. Kompas, Minggu 23 Oktober 2011. hal. 20.

”Orang sekarang pada umumnya makin alergi terhadap

sesuatu yang dianggap serius. Dalam strategi yang berhubungan

dengan waktu luang-yang sebenarnya bisa produktif ada keeng-

ganan luar biasa terhadap yang serius”.

” Entah mana sebab mana akibat, sebagian produk kebuda-

yaan kita kemudian diabdikan untuk melayani keengganan

masyarakat terhadap sesuatu yang serius”

(Bre Redana)

Page 28: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” xxv

pusat imateri. Perjalanan tersebut hendaknya dipandang sebagai metafor untuk

introspeksi, introversi, dan memindahkan titik berat kesadaran ke pusat hidup

yang hakiki.

Transcendence to the depth of the heart and beyond, adalah suatu perja-

lanan menyelam di pusat lautan ’hidup’ yang terdalam di jantung-hati-

nya manusia, pusat imateri. Dimaksudkan sebagai judul alternatif dari

buku ini, sekiranya dibaca dengan ’kacamata’ jantung manusia, alat

yang paling aktif hidup di dalam tubuh kita, dan ’kacamata’ hati, kalbu.

Pemahaman makna kata jantung terasa istimewa. Ketika pengertiannya

berubah arah ke dalam dada, bersifat transendental, imanen dan esoteris, maka

kata jantung dipahami sebagai hati, atau kalbu, misalnya hatiku berdebar,

padahal jantungnya yang berdetak. Pada meditasi transendental seperti di dalam

sembah kalbu, yang mengatur napas seraya mengucap nama-Nya akan mengatur

detak jantung secara teratur dan tenang. Padahal sebagai bahasa Arab (qalb) dan

bahasa Inggris (heart) tetap dimaknai sebagai jantung, tidak berubah makna

walaupun esoteris. Pemaknaan dalam bahasa Indonesia terasa semakin unik,

ketika ada dua istilah anatomik yang menjadi satu ungkapan jantung hati-ku.

Inilah kekayaan makna bahasa Indonesia yang perlu mendapat perhatian kita

bersama.

Manakala isi buku ini sanggup memperkuat upaya kesehatan mental-

spiritual bagi pembacanya, keluarga, saudara-saudara, teman-teman dekat, dan

masyarakat bawah, paling bawah dan bahkan yang terpinggirkan akses

informasinya, disinilah sesungguhnya terletak manfaatnya. Apabila tulisan di

dalam buku ini ternyata masih dapat juga mencapai ke arah sana, maka ia telah

menyempurnakan darmanya sebagai sebuah buku yang benar-benar berguna

bagi siapa saja.

Besar harapan saya buku ini dapat membantu pemerintah dan masyarakat

dalam memberikan salah satu alternatif bacaan semi ilmiah untuk masyarakat

bangsa Indonesia guna membangun karakter bangsa yang digali dari khasanah

Page 29: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

xxvi ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Wacana 0.3: NKRI sebagai Bentuk Negara dan Pancasila sebagai Dasar Negara Bung Karno di Ende (Flores) salah satu situs awal penggalian nilai-nilai Pancasila. Bung Karno mengisahkan, ”Di Pulau Flores yang sepi, di mana aku tidak memiliki kawan, aku telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di bawah sebatang pohon di halaman ru-mahku, menurunkan ilham yang di turunkan oleh Tuhan, yang kemudian dikenal sebagai Pancasila” (Adams 2011: 240). Di luar kontroversi persoalan semantik (pilar), demikian opini Yudi Latif, pemikir kebang-saan dan kenegaraan dalam mengenang kepergian Taufiq Kiemas, seorang tokoh nasional yang telah menjadi ’jembatan kebangsaan’ dan telah berhasil menghidupkan peran lemba-ga permusyawaratan yang cenderung melempem pasca-Orde Baru itu dengan memosisi-kannya sebagai penggalang kesadaran konsensus dasar kebangsaan yang disebut ”Empat Pilar.” Tokoh pemersatu bangsa ini tutup usia dalam usia 70 tahun, Sabtu (8/6) pukul 19.05 atau 18.05 WIB di Singapura. Ketua MPR Taufiq Kiemas (TK) yang di makamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata Jakarta, Minggu 9 Juni 2013, harus diberikan penghargaan karena kegigihannya dalam menyadarkan bangsa. Masyarakat selalu diingatkan akan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai sesanti negara.

__________ Yudi Latif. TK dan Jembatan Kebangsaan. Opini. Kompas, Senin, 10 Juni 2013

Candra Jiwa Indonesia membuka kesempatan bagi Akunya

manusia untuk meleburkan diri di dalam kekuasaan yang lebih

tinggi dan meliputi keseluruhan, yaitu Alam Sadar Kolektif.

Di sini mempersyaratkan sang Aku harus mengurangi dan

menundukkan kedaulatannya sendiri.

Bangsa Indonesia menghadapi tantangan zaman,

apakah masyarakatnya mampu menunjukkan kepada dunia

besar akan persatuannya di dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negaranya?

(Soemantri Hardjoprakoso)

Page 30: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” xxvii

bumi pertiwi. Barangkali hal ini merupakan suatu upaya yang masih langka

dilakukan oleh orang lain. Diperlukan semangat kebersamaan yang tinggi antara

penulis dan pembacanya untuk mencapai tujuan yang mulia tersebut untuk saling

Manakala buku ini bermanfaat untuk kesehatan mental spiritual bagi

Siapa saja terutama masyarakat strata paling bawah, dan terpinggirkan

aksesnya, ternyata masih dapat juga mencapai ke sana, maka ia telah

menyempurnakan darmanya sebagai sebuah buku yang berguna.

berbagi pengalaman hidup. Oleh karena itu sangat mengharapkan kritik dan

saran untuk menyempurnakan buku ini di masa datang, serta untuk kepentingan

pembelajaran kita bersama.

Akhirnya, saya ucapkan selamat membaca dan memahami isi buku ini.

Semoga bermanfaat bagi kehidupan yang nyata.

Terima kasih atas perhatiannya.

Penulis

Page 31: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

xxviii ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Fisik (Soma, jasmani kasar, D2), Mental (Psike, jasmani halus, jiwa, D3), Spiritual (Pusat Imateri, D4)

Diagram Transenden 0.1: Posisi Dinamis Ego di Alam Semesta Alam semesta dibagi menjadi Makrokosmos (Dimensi-1, D1) dan Mikrokosmos. Mikrokos-mos dibagi menjadi 3 dimensi. D2 adalah Soma; badan/jasmani kasar (Body), D3 adalah Psike; badan/jasmani halus di dalamnya berisi pusat-pusat vitalitas angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu yang secara fungsional diwakili oleh Sang Akunya (Ego) manusia.

Ego dikatakan dinamis dan berkekuatan karena memiliki fungsi koordinatif terhadap pusat-pusat vitalitas tersebut. Kepemimpinannya hanya bersifat sementara dan dapat berevolusi dengan melalui ”perjalanan” yang berat menuju Dimensi ke 4, sebagai jati dirinya manusia yang hakiki, Pusat Imateri (!).

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta, 2012.

(FISIK) Dimensi-2

(MENTAL)

Dimensi-3

Pusat Imateri

(SPIRITUAL) Dimensi-4

Makrokosmos (Dunia Luar)

Dimensi-1

Mikrokosmos (Dunia Dalam)

Sadar Pribadi

(Ego)

Nafsu- nafsu

Angan-

angan

Perasaan

● ●

KOSMOLOGI ALAM SEMESTA

(2-Kosmos dengan 4-Dimensinya)

!

Page 32: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” xxix

PROLOG Profesi dokter telah lama menjadi sorotan masyarakat terutama sekitar

awal tahun 2000, sehingga banyak kasus dipaparkan di media cetak dan

Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) sejajar dengan candra

jiwanya Sigmund Freud, Carl Gustav Jung, dan Alfred Adler.

--Soemantri Hardjoprakoso

elektronika. Sejak saat itu, salah satu fakultas kedokteran terkemuka di Indonesia

telah terpanggil untuk memperbaiki mutu kepribadian lulusannya dalam bidang

empati, agar komunikasi dokter-pasien menjadi lebih efektif dan harmoni. Hal ini

diupayakan untuk mengembangkan ilmuwan yang berbudi luhur serta menguta-

makan kejujuran dalam mencari kebenaran.

Untuk mengetahui apa yang perlu diperbaiki, diperlukan pengertian tentang apa yang ada dalam jiwa manusia, bagian mana yang berfungsi sebagai pengendali perubahan (angan-angan), kekuatan yang dikendalikan (nafsu-nafsu), serta suasana yang terjadi (perasaan) akibat interaksi di dalamnya. Apa saja fungsi tertinggi yang ada pada masing-masing kekuatan itu serta kemungkinan terjadinya perkembangan jiwa manusia terutama kesadarannya, menjalani proses evolusi terakhirnya. Adalah suatu kebutuhan untuk mengetahui siapakah “sang

aku” itu sebenarnya dan di manakah posisinya di dalam jiwa? Cogito ergo sum

telah mencoba menjawabnya sebagai ungkapan René Descartes (1596--1650), seorang filsuf Perancis yang maksudnya adalah “aku berpikir, maka aku ada” (1619: ”Je pense, donc je suis”; ”I think, therefore I am”).

Page 33: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

xxx ”Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat”

Matahari adalah pusat dari sistem tata surya Bima Sakti

Gambar 0.1: Sistem Tata Surya Bima Sakti Dalam sistem tata surya tampak posisi (eksentrik) dunia (earth, bumi), bulan (mars), dan bintang-bintang lainnya mengitari matahari (konsentrik). Sering ditanyakan apakah candra jiwa itu? Jawaban yang sederhana adalah pengetahuan tentang posisi dinamis ego seorang manusia di dunia kecilnya (mikro-kosmos). Posisinya di alam semesta (makrokosmos) digambarkan dalam candra dunia. Sang aku memang terbatas, bisakah ia mengalami perkembangan dan kemajuan? Ini adalah pertanyaan berikutnya.

__________ http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_system cited May 26, 2012.

Page 34: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

Penulis: “Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan” xxxi

Aku adalah kristalisasi dari angan-angan manusia, menurut Soemantri,

secara struktural berasal dari cipta-nya manusia, yang mewakili dirinya secara

keseluruhan termasuk beraktivitas, seperti aku makan, aku bekerja, dan aku ter-

Ego, mewakili seluruh aktivitas kehidupan manusia, sampai

tugasnya selesai. Sang Aku adalah kristalisasi angan-angan,

berasal dari cipta-nya manusia. (Soemantri Hardjoprakoso)

senyum. Makhluk yang berpikir memiliki kesadaran sang aku dan bernama

manusia ini tentu berada di dalam dunia yang merupakan bagian dari alam

semesta. Sekaligus hidup dalam kurun waktu tertentu. Hal ini berarti, ia berada di

antara kurun waktu sebelum dan sesudah sang aku ada.

Di sinilah jawabannya ketika sering ditanyakan apakah candra jiwa itu?

Jawaban yang sederhana adalah pengetahuan tentang posisi dinamis ego seorang

manusia di dunia kecilnya (mikrokosmos). Posisinya di alam semesta (makro-

kosmos) digambarkan dalam candra dunia. Sang aku memang terbatas, bisakah ia

mengalami perkembangan dan kemajuan? Ini adalah pertanyaan berikutnya.

Kebutuhan pada pengetahuan tentang konsepsi manusia dan dunia,

mungkin dapat dipakai sebagai titik awal dan sebagai dasar cara memaknai hidup.

Dari pengetahuan ini, pada saat yang sama dapat diupayakan sebagai suatu

pendidikan mental spiritual, pencegahan, dan pengobatan penyakit jiwa.

Atau justru sebaliknya, empati perlu diberikan kepada siapa saja yang

menekuni Candra Jiwa Indonesia ini sebagai kompas dalam mengarungi samudra

kehidupan dengan gelombang yang bergelora, arus laut dan angin yang tidak

menentu, berbagai posisi rintangan batu karang, serta gangguan makhluk ganas

lainnya.

Page 35: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

0 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Foto 1.1.1: Bangsal Siti Hinggil Kraton Yogyakarta Siti Hinggil, Yogyakarta, tanggal 27 November 1958 menjadi tempat DR. Dr. Soemantri Hardjoprakoso memberikan kuliah umum (studium generale) Candra Jiwa Indonesia. __________ http://trieza.com/wp-content/uploads/2009/12/Bangsal-Sitihinggil.jpg cited July 1, 2011. http://farm6.static.flickr.com/5253/5502378386_8fd895d21f.jpg cited July 1, 2011.

Page 36: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 1

BAB I PENCERAHAN JIWA

1.1 PENDAHULUAN

Pada tanggal 27 November 1958, DR. Dr. Soemantri Hardjoprakoso,

neurolog, psikiater ditunjuk memberikan kuliah umum (Studium Generale) di Uni-

Jiwa, dapat dipandang sebagai keutuhan beberapa sifat: angan-angan,

perasaan, keinginan, kemauan, rasa memiliki, dan semangat memberi.

Berbeda dengan roh yang nantinya akan kembali pada asal mula hidup

sebagai sumbernya, tidak berkembang, tidak berubah, dan bersifat abadi.

versitas Gadjah Mada di Siti Hinggil, Yogyakarta dalam mata ajar Ilmu Jiwa Dalam

(dieptepsychologie): Candra Jiwa Indonesia. Ceramah ilmiah tersebut dihadiri

para guru besar, dosen, mahasiswa, R. Soenarto Mertowardojo, dan tamu

undangan kira-kira 800 orang. Banyak pertanyaan yang diajukan para hadirin

pada waktu itu, di antaranya: ”Mengapa ilmu jiwa yang dikemukakan Dr.

Soemantri itu dinamakan Candra Jiwa Indonesia, sedang bangsa Indonesia terdiri

dari banyak suku bangsa?” Pertanyaan tersebut dijawab: ”Sesungguhnya candra

jiwa yang saya kemukakan itu untuk seluruh umat manusia, untuk seluruh dunia.

Akan tetapi karena saya ini Putra Indonesia, maka untuk menjunjung tinggi

bangsa dan negara Indonesia, maka saya namakan Candra Jiwa Indonesia.”

Setelah tepuk tangan yang meriah, dilanjutkan: ”Asalnya Candra Jiwa Indonesia

itu dari R. Soenarto Mertowardojo, yang saya ambil dari kitab Sasangka Jati.” *)

1.1 STUDIUM GENERALE

Sering kita berbicara tentang jiwa tanpa mempertanyakannya. Apakah

benar yang kita ceritakan itu memang jiwa, psyche, psike, badan/jasmani halus,

__________ *)

Soemantri Hardjoprakoso. Candra Jiwa Indonesia. Ceramah Ilmiah di Universitas Gadjah Mada Yogya-karta, 27 Nopember 1958. Proyek Penerbitan dan Perpustakaan Pangestu Pusat Jakarta 1977.

Page 37: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

2 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos Bagan Transenden 1.1.1: Jiwa Manusia Menurut Soemantri jiwa manusia mengungkapkan suatu keutuhan, yang mewakili suatu sifat tertentu. Memiliki beberapa perangkat jiwa dengan sifatnya yang mandiri seperti angan-angan, perasaan, keinginan, kemauan, rasa memiliki, dan semangat memberi. Walaupun setiap manusia sama-sama memiliki jiwa, tetapi kemampuannya menangga-pi dunia tidak sama. Angan-angan adalah salah satu perangkat jiwa yang dapat berinteraksi dengan vitalitas lainnya yaitu kekuatan nafsu-nafsu. Interaksi tersebut dapat menimbulkan suasana perasaan menerima atau menolak untuk mencapai tujuan tertentu.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS

Alam semesta dan seisinya =======================l Pancaindra l======================= MIKROKOSMOS (Kasar) Jasmani Soma FISIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (Halus) Jasmani Psike MENTAL

JIWA (angan-angan, perasaan, keinginan, kemauan,

rasa memiliki dan semangat memberi)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -I l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Rohani Pusat Imateri SPIRITUAL

=========================================================================

Page 38: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 3

atau badan spiritual? Ada baiknya kita renungkan terlebih dahulu pertanyaan-

pertanyaan tentang: jiwa patriot, jiwa kewirausahaan, jiwa seni, dan jiwa pasu-

Hipotesis manusia seutuhnya, terdiri dari: 1. Fisik, Jasmani kasar (soma) - materi kasar: umur terbatas. 2. Mental, Jasmani halus (psike, Jiwa) - materi halus: umur terbatas. 3. Spiritual, Rohani (spirit) - imateri: abadi, tak terbatas.

kan. Istilah tersebut diartikan sebagai suatu sifat-sifat tertentu yang dapat

berubah, berkembang dan ada pasang surut-nya. Kita mulai saat ini harus

membedakan antara jiwa dan roh. (Perhatikan juga struktur utuh manusia:

jasmani, jiwa, dan rohani). Kita beranggapan bahwa roh nantinya akan kembali

pada asal mula hidup sebagai sumbernya, tidak berkembang, tidak berubah, dan

bersifat abadi.

Ketika kita membicarakan jiwa pemuda, jiwa bangsa, dan seterusnya, tidak

terbayangkan soal roh karena pemuda, bangsa, seni, dan kewirausahaan tidak

mempunyai roh. Manusia dan juga binatang-binatang yang besar dianggap

mempunyai roh. Jika yang dimaksud adalah jiwa pemuda, jiwa seni, jiwa kesatria,

tentulah apa-apa yang ada pada pemuda, seni, dan kesatria, yaitu tentang pikiran,

suasan hati, semangat, cinta, kemampuan, kinerja, dan adaptasinya. Begitu pula

seandainya kita berusaha meneliti persoalan jiwa manusia.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan jiwa manusia ialah segala sesuatu

dari manusia yang bertalian dengan daya cipta angan-angan, menghubung-

hubungkan suatu konsep dengan konsep lainnya, dan kemampuannya membuat

kesimpulan. Keinginan, kemauan, semangat, cita-cita, dan kemampuan adaptasi

lingkungan untuk menyelamat-kan hidupnya merupakan perangkat jiwa manusia.

Setiap manusia mempunyai jiwa, hanya kemampuannya yang berbeda-beda.

Jiwa merupakan suatu keseluruhan dan keutuhan yang tertentu, yang

mewakili suatu sifat dari manusia. Di dalam keutuhan yang kita namakan jiwa

tersebut terdiri atas beberapa sifat yang mandiri, misalnya: angan-angan,

perasaan, keinginan, kemauan, rasa memiliki, dan semangat memberi.

Selanjutnya akan menjadi jelas dan gamblang dengan mengikuti uraian sebagai

berikut.

Page 39: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

4 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Hubungan antara pusat emosi dengan bentuk wajah, persyarafan, serta jantung (heart)

Gambar 1.1.1: Psikosomatik Manifestasi kepribadian pada penyakit psikosomatik. Emosi menyebabkan perubahan frekuensi dan irama denyut jantung, sesuai dengan penampilannya. __________ http://24.media.tumblr.com/tumblr_ksto5zpSnX1qznt2yo1_500.jpg cited July, 2011.

Page 40: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 5

Karena jiwa merupakan suatu keutuhan, berarti memiliki batas-batasnya.

Ada batas luar dan ada batas dalam. Apakah ada yang menjadi pintu gerbang ke

luar dan ke dalam? Kita selalu menganggap jiwa (psike) berada di dalam

Mempelajari dinamika soma dan psike, menimbulkan kolaborasi berbagai

ilmu pengetahuan antara lain ilmu penyakit dalam, psikologi klinik dan

psikiatri. Sub spesialis psikosomatik, dengan konsepnya yang khas,

sebagai salah satu sarana pendalaman ilmu pengetahuan yang baru.

badan/jasmani (soma). Bagaimana hubungan antara jiwa dan badan/jasmani?

Pertanyaan demi pertanyaan ini layaknya sebagai calon peneliti jiwa dipakai

sebagai dasar untuk membuat beberapa jawaban sementara. Upaya awal

penelitian ini dalam disiplin ilmu pengetahuan dipakai untuk menyusun hipotesis.

Oleh karena itu, tidak pernah atau belum pernah diselidiki jiwa, psike (bukan roh)

di luar badan/jasmani.

Hubungan erat yang terjadi antara soma dan psike sudah lama dipelajari.

Apabila seseorang takut maka jantung menjadi berdebar-debar. Sementara bila ia

senang hatinya, maka pupil mata menjadi lebar. Atau kalau kita sedang malu,

muka menjadi merah. Pada saat menunggu keputusan yang penting, perut

menjadi mules, bahkan mau ke toilet. Begitu pula bila perut kenyang menjadi

senang, sebaliknya kalau perut sedang kosong menjadi lekas marah.

Ketika sedang sakit panas, pikiran tidak dapat diatur, dan ngawur. Banyak

faktor psikis yang pengaruhnya besar terhadap penyakit badan/jasmani, misalnya

pada asthma bronkhiale (asma saluran napas), hipertiroid (aktifnya kelenjar tiroid

di leher), urtikaria (gatal-gatal di kulit), ulkus peptikum (tukak lambung), kolitis

(radang usus besar), hipertensi (tekanan darah tinggi), migren (nyeri sebagian

kepala), dan sebagainya. Karena hubungan erat ini, tidak mengherankan ketika

disiplin ilmu penyakit dalam, psikologi klinik, dan psikiatri berkolaborasi dalam

keilmuan. Bahkan salah satu di antaranya ada yang mengembangkan sub-

spesialis psikosomatik, dengan konsepnya yang khas, sebagai sarana pendalam-

an ilmu pengetahuan yang baru.

Page 41: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

6 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Gambar 1.2.1: Sirkulasi Tubuh Manusia Sirkulasi tubuh manusia merupakan sirkulasi yang tertutup berupa rangkaian pipa dan sebuah pompa, sebagai syarat utama sebuah sirkulasi. Pipanya adalah pembuluh arteri, vena, dan pompanya adalah jantung yang memompa darah (kaya oksigen dan zat gizi) menuju organ-organ dan kembali lagi ke jantung sebagai pembuluh balik (vena). Ada 3 (tiga) sirkulasi dasar, dua terjadi saat jantung memompa, menguncup (sistolik): 1. sirkulasi besar dari jantung-tubuh–jantung dan 2. sirkulasi kecil dari jantung-paru-jantung.

Sirkulasi ke-3 adalah sirkulasi koroner yang terjadi saat jantung mengembang (diastolik). Saat itu darah (kaya oksigen dan zat gizi) masuk ke arteri koroner di balik daun katup di pangkal aorta (bilik kiri) menuju ke seluruh permukaan dan otot jantung. Akhirnya aliran darah kembali melalui vena koroner yang bermuara di sinus koronarius ke serambi kanan jantung.

Meninggal mendadak pada umumnya disebabkan karena penyumbatan mendadak pada pangkal arteri koroner (serangan jantung, infark) atau gangguan irama yang fatal pada bilik jantung. Penyebabnya dihubungkan dengan merokok, darah tinggi, gangguan lemak kolesterol, dan kencing manis.

__________ http://images.tutorvista.com/content/circulation-animals/human-blood-circulatory-system.jpeg cited August 12,2011. http://exhibitorindia.com/product/Models/m-2.jpg cited August 12, 2011.

Page 42: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 7

1.2 IDE CANDRA JIWA

Sebelum kita mengerjakan sesuatu, kita harus memiliki modal untuk

mengembangkan upaya tersebut. Untuk membuat pesawat terbang, kita paling

Ketika disertasi Soemantri dipromosikan sebagai Candra Jiwa Indonesia,

di seluruh dunia belum ada candra jiwa manusia yang lebih lengkap.

Walaupun dalam sejarah ilmu jiwa tampak beberapa usaha untuk mene-

rangkan sifat-sifat manusia tersebut. Namun manusia dan ilmu pengeta-

huan justru lebih tertarik untuk mengamati objek-objek di luar dirinya.

sedikit harus memiliki modal ilmu pasti, mekanika, dan aerodinamika. Untuk

menjalankan ilmu kedokteran, minimal modal kita adalah ilmu anatomi dan

fisiologi tubuh manusia sebagai dasar untuk mempelajari ilmu patologi,

pembedahan, dan terapi obat-obatan.

Pada anatomi jantung normal, ditunjukkan bahwa jantung memiliki 2

serambi dan 2 bilik (kanan dan kiri) serta 4 katup di dalamnya, diperdarahi oleh

sirkulasi pembuluh koroner. Pada fisiologi dijelaskan bagaimana jantung

berdenyut, ternyata jantung memiliki pusat denyut (generator) sendiri. Terjadi

proses perubahan denyut listrik jantung menjadi kontraksi otot yang memompa

darah ke seluruh tubuh melalui 3 sirkulasi: besar, kecil, dan koroner. Memenuhi

syarat sirkulasi karena ada jantung yang bertindak sebagai pompanya dan

pembuluh darah yang tertutup sebagai pipa-pipa, selangnya. Jantung bekerja

memompa (fase sistolik) dan menyedot (fase diastolik). Tiga sirkulasi di tubuh

manusia inilah yang menjadi salah satu pilar penopang kehidupan manusia.

Pada ilmu jiwa, pendekatannya sungguh berbeda. Justru kita

membutuhkan sebuah candra jiwa, yang di dalamnya terkandung anatomi jiwa

sekaligus fisiologinya. Tentu saja ilmu jiwa ini sebagai titik awal perhatian dari jiwa

yang sehat dan normal. Candra jiwa adalah sebuah lukisan rangka dan fungsi

dari jiwa manusia pada umumnya, yang dapat dipakai sebagai hipotesis untuk

bekerja selanjutnya.

Page 43: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

8 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Kegiatan meneropong bintang di langit dengan teleskop adalah untuk mencintai astronomi

Foto 1.2.1: Meneropong bintang di langit Di sekitar Monumen Nasional, Jakarta, menjelang 9 April 2011 telah dilaksanakan acara Global Astronomy Month (GAM) bertujuan memperkenalkan dan mencintai astronomi.

Astronomi adalah ilmu yang paling tua menunjukkan bahwa objek jauh di luar angkasa lebih menarik daripada apa yang terjadi di dalam jiwanya sendiri. Ruang angkasa yang menakjubkan itu seolah-olah terselubung oleh kabut keajaiban dan dikuasai oleh para dewa di langit. Ilmu pengetahuan menyingkap dan membuang selimut ajaib tersebut.

_________ http://3.bp.blogspot.com/-Nxa9UGx4T3g/TafSxLyNorI/AAAAAAAABOM/sw9K3pUCtsA/s1600/DSC_0245.JPG cited July, 24, 2011. http://2.bp.blogspot.com/-JbDjJaIOvnc/TafTFfrTv2I/AAAAAAAABOs/lwIn32PDBqM/s1600/DSC_0232.JPG cited July, 24, 2011.

Page 44: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 9

Sebelum disertasi Candra Jiwa Indonesia dipertahankan secara ilmiah, di

mana saja di seluruh dunia, belum ada suatu candra jiwa[2] manusia yang lengkap.

Astronomi adalah ilmu yang paling tua, kemudian menyusul ilmu-ilmu

yang objeknya semakin mendekati manusia. Sebelum zaman ilmiah,

seluruh semesta raya seolah-olah diselubungi oleh kabut keajaiban dan

kedewataan. Perlahan-lahan selubung itu dibuka oleh ilmu pengetahuan.

Ini dapat dimengerti karena ilmu jiwa adalah ilmu yang paling muda. Umurnya

kurang lebih baru satu setengah abad.

Hipotesis, diperkirakan ada beberapa pusat kekuatan di dalam jiwa manusia

(3 angan-angan dan 4 nafsu-nafsu) yang dapat memancarkan gelombang elektro-

magnetik dengan intensitas tertentu, masing-masing membentuk warnanya

sendiri-sendiri sesuai dengan frekuensinya! Warna itu kira-kira: biru, hijau, kuning,

putih, violet (hitam), dan merah. Semoga ilmu pengetahuan (fisika kuantum,

tentang paket energi gelombang) dan teknologi kelak dapat membuktikannya.

Posisi, fungsi, dan interaksi pusat kekuatan, serta evolusinya di dalam (selimut)

tubuh manusia yang berpancaindra inilah candra jiwa akan dibahas.

Dalam sejarah ilmu pengetahuan, yang mendapat perhatian pertama

adalah objek-objek yang letaknya jauh dari manusia. Astronomi adalah ilmu yang

paling tua, kemudian menyusul ilmu-ilmu yang objeknya semakin mendekati

manusia. Sebelum zaman ilmiah, seluruh semesta raya seolah-olah diselubungi

oleh kabut keajaiban dan kedewataan. Bintang-bintang, matahari, bulan, awan,

halilintar, gunung, samudra, siang dan malam seolah-olah bukan merupakan

bahan material biasa dengan hukum-hukum tertentu. Mereka itu seolah-olah

dianggap sebagai sesuatu manifestasi dari makhluk-makhluk ajaib, dewa-dewa

yang berjiwa, berpribadi, dan reaksinya atau tindakannya tidak dapat diramalkan

terlebih dahulu.

__________ [2]. Candra jiwa diterjemahkan dari kata mensbeeld dalam arti psikologi: anatomi sekaligus fisiologi jiwa manusia sebagai makhluk rohaniah (sosial, suprasosial); dan dalam arti antropologi: pandangan tentang manusia, yang merujuk pada suatu bentuk kehidupan baik disadari maupun tidak menjadi pedoman hidupnya. Candra dunia dan candra ideal diterjemahkan dari werebeeld dan idealbeeld.

Page 45: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

10 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) di ruang laboratoriumnya sedang meneliti perilaku binatang

Foto 1.3.1: Beberapa Metodologi Penelitian Jiwa Riset Pavlov pada sistem pencernaan binatang menyusui (anjing) membuka wawasan baru tentang aspek psikologi pembelajaran dan respons. Ilmuwan Rusia yang lahir di Ryazan, awalnya mengikuti karier ayahnya di bidang agama sebagai pendeta di desanya, akhirnya meneruskan panggilan hatinya di Universitas Petersburg. Ia tertarik mempelajari refleks menetesnya air liur anjing di laboratoriumnya setiap kali melihat jas laboratorium yang dipakai sang pemberi makan, walaupun tidak ada makanan. Seri penelitian berikutnya terjadi hal yang sama bila sang anjing dibiasakan merespons suara bel menjelang pemberian makanan. Pavlov mendiskripsikan cara melatih hewan (dan manusia) dengan rangsangan tertentu menghasilkan suatu respons yang tertentu juga. Suatu era baru penelitian perilaku dengan metode yang objektif. Salah satu metodenya disebut desensitisasi sistematik. Penelitiannya tentang fisiologi kedokteran tersebut mendapat hadiah Nobel pada tahun 1904. Dengan berbagai metodologi penelitian, manusia berusaha mempelajari jiwa manusia. Membandingkan pengamatan terhadap jiwa manusia yang sehat dan yang sakit, serta mempelajari perilaku binatang dapat dilakukan dengan metodologi kuantitatif. Dapat juga melakukan penelitian (introspeksi) dengan cara yang lain yaitu dengan metodologi kualitatif terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti apa yang telah dilakukan oleh Soemantri.

__________ http://www.massey.ac.nz/~wwpapajl/evolution/assign2/TM/Pavlov2.html cited August 14, 2011. http://www.massey.ac.nz/~wwpapajl/evolution/assign2/TM/pavlov.jpg cited August 14, 2011.

Page 46: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 11

Ilmu pengetahuanlah yang kemudian mengangkat dan membuang

selubung-selubung ajaib tersebut. Yang dihilangkan pertama kali ialah selubung

yang menutupi objek-objek yang letaknya jauh dari manusia. Lambat laun semu-

Ilmu jiwa tahap awal belum menunjukkan sifat kompak, belum ada

kestabilan. Semua masih bersifat meraba-raba. Apa yang dicatat

kebanyakan hal-hal yang simptomatis, belum yang kausal-mendalam atau

yang struktural-fungsional. Selubung yang menyelimuti jiwa manusia itu

sedikit demi sedikit dibuka oleh ilmu pengetahuan.

a selubung dihapuskan dan yang paling akhir ialah selubung yang meliputi jiwa

manusia. Apa yang akan didapat di dalam selubung? Masyarakat umum belum

mengetahui seluruhnya. Ilmu jiwa belum menunjukkan sifat kompak, belum ada

kestabilan semua masih bersifat meraba-raba. Apa yang dicatat kebanyakan hal-

hal yang simptomatis, belum yang kausal-mendalam atau yang struktural-

fungsional. Akan tetapi dengan pasti, selangkah demi selangkah manusia maju

dalam mengangkat selubung yang menyelimuti jiwa manusia.

1.3 METODOLOGI

Penelitian tentang jiwa manusia dapat menggunakan bermacam-macam

cara dan metode. Cara itu dapat dengan mengamati perangai orang-orang sakit

jiwa yang kemudian dibanding-kan dengan orang-orang normal. Dari upaya

membandingkan ini dapat dimengerti tentang seluk-beluk jiwa, bahkan orang

telah membuat struktur-struktur jiwa tertentu sehingga dapat dipakai sebagai

pegangan dalam mempelajari dan membuat diagnosis sebagai dasar terapi

kejiwaan.

Perhatian manusia terhadap perilaku binatang yang diberi tanda deringan

bel, sebagai penanda pemberian jatah makanan telah dimanfaatkan oleh Pavlov,

untuk mempelajari perilaku manusia bahwa dapat mengabaikan sementara

peranan struktur jiwa manusia. Ivan Petrovich Pavlov (1849--1936) mendapat

hadiah Nobel untuk riset fisiologi kedokterannya (sistem pencernaan) dengan

binatang menyusui pada tahun 1904.

Page 47: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

12 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ki Dalang sedang menjalankan peranannya sebagai pencerah masyarakat

Gambar 1.3.1: Pagelaran Wayang Kulit dengan Ki Dalang sebagai Sang Pencerah Sosok-sosok wayang kulit di dalam kotak wayang yang berjumlah ratusan itu dapat dihidupkan oleh Ki Dalang. Dalam pagelaran wayang dihidupkan dengan suara, gerak-gerik, kepribadian dan perilakunya yang khas diiringi alunan suara waranggana (penyanyi) dan gending (musik pentatonik) dari para pemusiknya. Oleh karena itu dengan mempelajari perilaku, gerak-gerik, seni musik, seni tari, alunan suara vokalnya penyanyi, dan filsafat yang terkandung dalam alur ceritanya merupakan sumber berbagai disiplin ilmu pengetahuan salah satunya adalah ilmu jiwa. Tontonan wayang dapat dipakai sebagai tuntunan dalang untuk masyarakatnya agar memiliki perilaku budi luhur, perilaku ideal yang didambakan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaannya.

__________ http://3.bp.blogspot.com/_tHZMkuqoy9o/SV5hKixsEFI/AAAAAAAAAAU/prtAV6_uB6Y/s400/pagelaran_3.jpg cited June 26, 2011.

Page 48: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 13

Perbedaan perasaan, titik berat pemikiran antara laki-laki dan perempuan,

kebergantungan seorang anak terhadap ibunya dan orang tuanya, pemilihan

bidang pekerjaan yang berbahaya atau yang memerlukan presisi tinggi, dan mem-

Kesenian wayang yang dipertunjukkan oleh Ki Dalang yang diiringi

gending yang bermetrum slendro dan pelog warisan kebudayaan Jawa,

sekarang sudah menjadi kekayaan leluhur dunia. Perilaku dan watak

wayang tersebut dapat dipakai sebagai sumber penelitian jiwa manusia.

buka cakrawala pengetahuan ke dalam jiwa manusia. Saling memperhatikan di

antara sesama manusia sudah lama dijalankan baik secara tidak sadar maupun

disadari sebelum ilmu jiwa muncul sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan yang

baru.

Watak manusia adalah salah satu subjek penelitian penting dalam ilmu jiwa.

Telah tersedia gudang bahan penelitian tentang watak manusia untuk diselidiki

secara lebih mendalam. Yang dimaksudkan Soemantri di sini adalah kesenian

wayang dari suku bangsa Jawa yang sekarang sudah menjadi kekayaan leluhur

milik seluruh dunia. Sosok wayang dan apa yang disuarakan, diceritakan oleh Ki

Dalang, dan yang dimainkannya adalah lukisan tentang watak manusia.

Sekiranya tokoh Bima dalam wayang ditatah lebih besar dari tokoh Arjuna,

tidak berarti bahwa badan Arjuna seperti yang dilukiskan dalam wayang kecil dan

kurus-kering. Seyogyanya badan Arjuna juga besar dan gagah perkasa, tetapi yang

kita lihat dalam tatahan wayang ialah watak Arjuna yang lemah lembut. Tidak

mungkin sekiranya seorang atlet atau kesatria yang pandai menggunakan senjata

apa saja, seperti Arjuna, berbadan kurus-kering dan halus gerakannya.

Setelah kita selesai menata 400 wayang yang komplit dari kotak wayangnya

Ki Dalang, serta mempelajari sifat gerak-geriknya yang halus dan yang kasar, yang

lentur dan yang keras suaranya, salah satu dari dua harmoni gending yang

mengiringinya (harmoni pentatonik bermetrum slendro dan pelog), dan

konteksnya dalam episode pewayangan, barulah kita dapat mengetahui persoalan

Page 49: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

14 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Lima kesatria Pandawa tepat berada di tengah kelir, tampaknya ada rapat keluarga

Foto 1.3.2: Cerita dalam Wayang Merupakan Sumber Pembelajaran Jiwa Wayang Kulit dengan tipe Wayang Purwa di atas, menunjukkan keluarga kesatria Pandawa Lima, mulai dari kiri ke kanan: Arjuna, Bima, Yudhistira (Puntadewa) yang diiringi oleh si kembar Nakula, dan Sadewa. Tampak tokoh Bima badannya tergambar paling besar dan gagah perkasa dibandingkan saudara-saudara lainnya. Suara Bima dalam komunikasi yang diperdengarkan oleh Ki Dalang suaranya menggelegar dan menggunakan bahasa Jawa ngoko (strata bawah dan egaliter). Ki Dalang dalam menghidupkan wayang sesuai dengan sifat gerak-gerik tokoh wayang-nya. Ada yang halus dan ada yang kasar, yang lentur dan yang keras suaranya, ada 400-an wayang lengkap dengan karakter, pakaian dan asesorisnya, suara, dan senjatanya. Salah satu dari dua harmoni gending yang mengiringinya (bermetrum slendro dan pelog) diguna-kan untuk mengiringi jalan ceritanya. Sebagai sumber pendalaman seluk-beluk jiwa manusia dapat digali dari kisah di dalam lakon-lakon pewayangan, karena sangat luas dan sangat dalam maknanya.

__________

http://2.bp.blogspot.com/-BXjmDZS5QZA/TVWTQ12KaWI/AAAAAAAAAPk/

Ez3sxbJ2f6c/s1600/wayang_kulit.jpg cited June 27, 2011.

Page 50: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 15

jiwa manusia dengan segenap variasinya. Kisah di dalam lakon-lakon pewayangan,

sangat luas dan sangat dalam maknanya, dapat menjadi sumber pendalaman se-

Pagelaran wayang kulit telah lama dimanfaatkan sebagai sarana

mengajarkan budi pekerti luhur, menyebarkan konsep religi baru, komu-

nikasi dan penerangan dari penguasa kepada rakyatnya, Religi dalam

artian agama sesungguhnya sangat penting dalam kajian psikologi

diharapkan banyak yang menelitinya untuk kesejahteraan masyarakat.

luk-beluk pewayangan, barulah kita dapat mengetahui persoalan jiwa manusia.

Para pencipta wayang dengan segenap kemampuannya telah berhasil

mengajarkan sedikit banyak tentang seluk-beluk jiwa manusia kepada generasi

penerusnya. Wayang juga digunakan untuk sarana komunikasi, penerangan dari

penguasa kepada rakyatnya, mengajarkan budi pekerti, keyakinan, dan untuk

menyebarkan religi baru bagi masyarakat.

Hubungan antara watak dan bentuk tubuh telah ditunjukkan oleh

Kretschmer. Sebenarnya, pencipta-pencipta wayang telah menerjemahkan

pendapatnya itu melalui para dalang sebagai sarana melakukan pendidikan watak

kepada masyarakat. Disampaikan dalam gatra dan nuansa yang sangat indah,

layak disebutkan bahwa wayang adalah lapangan penting bagi ilmu jiwa, sebagai

salah satu sumber ilmu pengetahuan.

Soemantri menyebut agama sebagai segi yang sangat penting dalam dunia

psikologi. Kita masih jarang membaca di surat-surat kabar atau melihat di televisi

seorang psikolog membeberkan kajian agama untuk menyembuhkan kelainan

jiwa klien atau pasiennya. Bidang ini belum diteliti secara mendalam oleh para

ahli jiwa bahkan ada setengahnya beranggapan bahwa lapangan agama bukan

teritorial ilmu jiwa. Pertanyaannya, apakah masih ada negeri yang kental dalam

suasana keberagamaan, tetapi belum memiliki fakultas psikologi dan filsafat?

Atau barangkali juga sebaliknya, otoritas agama belum sepenuhnya mengizinkan

penelitian ilmu jiwa menyentuh teritorial agamanya.

Page 51: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

16 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ilustrasi Nabi Musa dan pengikutnya sedang dikejar pasukan Pharaoh

Foto Ilustrasi 1.3.3: Kemampuan Nabi adalah Potensi Manusia yang Tersembunyi Ilustrasi di atas memperlihatkan Nabi Musa yang mampu membelah Laut Merah dan baru saja menyelamatkan umatnya dari kejaran kereta tempur Pharaoh. Ron Wyatt pada akhir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno di dasar Laut Merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam di lautan tersebut saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.

___________ http://resources1.news.com.au/images/2010/09/22/1225927/825637-moses.jpg cited June 28, 2011. www.misteridunia.wordpress.com cited June 28, 2011. http://theyulia18.blogspot.com/2010/11/mukjizat-nabi-musa.html cited June 28, 2011.

Page 52: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 17

Dalam ilmu pengetahuan dapat saja menghilangkan semua otoritas

teritorial agama sehingga di sini rawan pelecehan agama. Dengan banyaknya

institusi pendidikan tinggi dalam bidang agama dan meningkatnya strata ilmu pe-

Para Nabi adalah manusia super, karena dapat membangkitkan bebera-

pa sifat dari jiwa manusia dan meninggikan derajat kejiwaannya.

Mereka mampu mengubah watak manusia menjadi beradab sehingga

inspirasi, tutur kata, dan perilaku Nabi masih diikuti ribuan tahun.

ngetahuan di situlah kajian psikologi terhadap agama akan bermanfaat untuk

kesejahteraan masyarakat. Sekarang, mestinya berbeda dengan 50 tahun yang

lalu, sebab pada zaman yang serba mungkin dan sangat cepat berlalu ini dunia

maya internet dapat atau malahan sudah menjembatani celah tersebut.

Pengetahuan, hasil penelitian atau pendapat ahlinya, bahkan siapa saja yang

menyangkut agama, dapat diakses dari mana saja, seolah-olah sudah tidak ada

otoritas lagi di dunia maya ini.

Para nabi, menurut Soemantri adalah ahli jiwa yang tidak tertandingi,

super-klasse. Karena beliau mengenal jiwa manusia, bahkan dapat

mengendalikan dan menyalurkannya ke arah yang ideal. Apa yang dikerjakan

para nabi ialah membangkitkan beberapa sifat dari jiwa manusia dan

meninggikan derajat kejiwaannya. Karena tuntunan nabilah orang biadab

menjadi beradab, orang yang kejam menjadi penyayang, dan orang kasar menjadi

halus budi pekertinya. Para nabi menggerakkan manusia sehingga gema dan

gelombangnya masih terasakan beberapa ribu tahun kemudian. Dapatkah para

ahli jiwa zaman sekarang berbuat demikian?

Kita tidak harus menghentikan diskusi ini hanya dengan menyebut satu

istilah ”nabi”. Coba perhatikan juga kemampuannya. Bukankah nabi juga

manusia biasa? Nabi dapat sakit, bersedih, gembira, makan, minum, dan tidur

seperti halnya manusia lainnya. Kemampuan seorang nabi boleh jadi adalah

potensi tersembunyi dari seorang manusia yang jarang atau tidak pernah muncul

Page 53: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

18 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ilustrasi bahtera buatan Nabi Nuh sebagai latar belakang, tampak pasangan hewan-hewannya

Foto Ilustrasi 1.3.4: Bahtera Nabi Nuh Permohonan Nabi Nuh agar umatnya mendapat azab karena kejahatannya dan tidak mengikuti petunjuk yang benar dikabulkan Tuhan. Bahtera Nuh diyakini sebagai alat angkutan laut yang besar pertama dan telah menyelamatkan Nabi Nuh beserta pengikutnya. Termasuk di dalamnya pasangan hewan-hewan yang dibawanya untuk menyelamatkan diri dari amukan topan dan badai terbesar yang pernah ada di bumi.

__________ http://2.bp.blogspot.com/__ilGsQcnGTY/TQlKk2LmCWI/AAAAAAAAA4Y/r5X-3qLmgOI/s1600/Kapal_Nuh_Bersan_48e19a5ef0a16_ll.jpg.jpg cited June 28, 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Nuh cited October 8, 2011.

Page 54: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 19

sama sekali pada manusia umumnya. Akan tetapi, potensi itu seharusnya tetap

ada pada setiap manusia. Hanya yang terpilih oleh Yang Maha Kuasalah yang da-

Psikolog dan psikiater mendapat saingan yang berat dari ‖Rekannya‖

yang berkelas super yaitu para Nabi karena Mereka mengenal jiwa

manusia sekaligus dapat mengendalikan dan menyalurkannya ke arah

yang sempurna.

pat memanifestasikannya meskipun hanya sebagian kecil dari potensi yang luar

biasa itu. Maksudnya, di suatu negara bahwa agama dan psikologi dapat berko-

laborasi dengan penuh harmoni, hasil penelitiannya pasti dapat segera diakses di

mana saja, dan untuk kepentingan umat manusia.

Kita bayangkan seorang psikolog atau psikiater yang paling ulung di zaman

sekarang yang mendapat tugas negara memperbaiki perilaku seorang penjahat

kambuhan, koruptor kelas kakap, atau bandar sekaligus pemakai narkoba.

Sepertinya ia mendapatkan kesulitan yang besar dan tentu saja memberatkan

hatinya ketika menghadapi tugas ini.

Pada suatu hari, C.G. Jung, psikiater yang terkemuka di dunia, ketika

diminta mengobati orang yang kecanduan alkohol dan sudah berobat di dalam

Grup Oxford yang mengobatinya berdasarkan spiritualisme agama di Eropa,

mengatakan agar meneruskan pengobatan di situ, karena “... saya tidak dapat

lebih baik mengerjakannya daripada Yesus.” [3] Grup Oxford ini menggunakan

program 12 langkah, di situ seorang pecandu alkohol diajak untuk mengikuti

langkah demi langkah tersebut dalam melepaskan kecanduannya. Aslinya kedua

belas langkah program tersebut bukan berdasarkan teori Jung, sementara itu Jung

sendiri juga tidak berperanan dalam pendekatan terapi dua belas langkah

tersebut.

____________ [3] Jung, C. G.; Adler, G. and Hull, R. F. C., eds. (1977) Collected Works of C. G. Jung, Volume 18: The

Symbolic Life: Miscellaneous Writings, Princeton, NJ: Princeton University Press, ISBN 978-0-691-

09892-0, p. 272, as noted 2007-08-26 at http://www.stellarfire.org/additional.html.

Page 55: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

20 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Carl Gustav Jung asyik di perpustakaannya [*]

Foto 1.3.5: Psikiater Barat yang Religius C.G. Jung, psikiater Swiss yang terkemuka di dunia, lahir 26 Juli 1875 di Kesswil, Thurgau, Swiss dan meninggal 6 Juni 1961 dalam usia 85 tahun di Zurich, Swiss. Ia adalah psikolog modern pertama yang berpendapat bahwa jiwa manusia itu secara alami sudah religius dan mendalaminya berdasarkan filosofi Barat dan Timur. Individuasi atau pamudaran adalah proses psikologi dari sadar pribadi menjadi sadar kolektif merupakan intisari dari psikologi analitiknya. Pemikiran Jung didiskusikan pada kuliah pendahuluan psikologi di universitas-universitas terkemuka di dunia meliputi konsep arketip, asadar kolektif, vitalitas kompleks, sinkroni kejiwaan, dan analisis mimpi.

_________ [*] http://www.arcadiaclub.com/en/img/alieni/carl_gustav_jung.JPG cited June 30, 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Carl_Jung cited June 30, 2011.

Page 56: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 21

Kita telah melihat hasil-hasil dan kemungkinan-kemungkinan yang terbukti

manfaatnya dalam kehidupan di kalangan umat beragama. Oleh karena itu, apa

pun yang bersangkutan dengan agama seharusnya menjadi perhatian khusus dari

Percaya adalah matra vitalitas seorang manusia. Persoalan kepercayaan

dan perkembangannya harus masuk objek penelitian jiwa. Walaupun

bersangkutan dengan religi, keyakinan seharusnya menjadi perhatian

khusus dari ilmu jiwa.

ilmu jiwa. Masalah percaya (iman) merupakan salah satu fungsi dari kemampuan

manusia. Yang percaya adalah juga seorang manusia. Persoalan kepercayaan dan

perkembangannya harus masuk objek penelitian para akhli jiwa. Pada waktu yang

lalu, dan mungkin sampai sekarang, masalah kepercayaan itu masih kurang

diperhatikan oleh para ahli jiwa. Sebagian sinyalemen Soemantri kemungkinan

sudah dapat ditutupi dengan majunya eksperimen yang memperdalam ilmu

pengetahuan. Pengukuran-pengukuran tentang inteligensia, emosi, bahkan

spiritualisme telah banyak dilakukan di negara-negara maju dengan peralatan

yang canggih.

Pada tahun 1972, fMRI (functional magnetic resonance imaging) untuk

menilai fungsi otak serta EEG (elektro encephalogram) untuk merekam aktivitas

listrik otak telah dipakai untuk meneliti Yongey Mingyur Rinpoche, 35 tahun

bersama 7 meditator Buddhis. Serangkaian tes saraf dilakukan saat mereka

melakukan 3 metode meditasi, berhubungan dengan kesadaran, welas asih dan

ketulusan hati di Laboratorium Waissman, Unversitas Wisconsin USA.

Sebelumnya sudah ada tes-tes yang berbeda di Universitas Berkeley dan Harvard.

Majalah Time pada pertengahan tahun 2005 mengemukakan hal penting tentang

penemuan saintis Rinpoche yang disebut neuroplasticity. [4]

__________

[4] Maria Hartiningsih. Rinpoche, Perjalanan Menemui Pikiran. Kompas, Kamis, 1 April 2010. hlm.16.

Page 57: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

22 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Pencerahan dari Rinpoche

Persiapan pemeriksaan gelombang listrik di otak Rinpoche selama meditasi

Foto 1.3.6: Yongey Mingyur Rinpoche adalah Guru Buddhist Lama-Tibet Bekerja sama dengan Lab Riset Otak Waisman, “Hasilnya”, kata Rinpoche, sinkronisasi gelombang listrik otak gammanya sangat tinggi. Sinkronisasi gamma adalah sinkronisasi irama yang mewakili populasi sel-sel saraf yang berbeda, kemudian ‘bekerja sama’ dalam suatu jejaring, agar menjalankan fungsi kognitif. Aktivitas gamma mening-kat dengan meditasi, ternyata masih tinggi walaupun meditasi sudah selesai. Studi ini menyimpulkan bahwa meditasi adalah salah satu contoh dari neuroplastisiti (kemam-puan otak untuk berubah). Kesimpulan: meditasi secara fisik mengubah otak.

__________ http://switzerland-estate.ru/play/Imzuo4dMydg/Yongey_Mingyur_Rinpoche_-_We_Are_Always_-Looking_For_Happiness.html cited June 28, 2011. http://www.facebook.com/notes/adhiraja-shop/this-is-your-brain-on-meditation-mingyur-rinpoche-describes-the-science-of-happi/154358661289297 cited June 28, 20. http://www.huffingtonpost.com/2010/06/28/this-is-your-brain-on-med_n_628268.html cited June 28, 2011.

Page 58: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 23

Hal itu dapat diartikan bahwa otak mempunyai kemampuan berubah. Dahulu di-

yakini kalau orang yang terlahir tidak bahagia, seumur hidup tidak akan bahagia.

Di dalam ilmu jiwa, objek dan subjek penelitian dapat berada dalam diri

seorang manusia. Subjek dan objek penelitian adalah jiwa orang yang

sama. Jiwa seolah-olah mampu membuat jarak/antara, dapat menjauh-

kan atau melepaskan diri dari pribadi. Dampaknya mempertajam wa-

wasan studi sekaligus menyempurnakan penelitian yang dilakukan.

Ternyata otak mempunyai kemampuan mengubah kondisi itu. Terjadi

peningkatan daya imunitas tubuh dan menciptakan kesejahteraan lahir-batin.

Kebahagiaan sejati bersemayam di dalam diri manusia. Hanya karena hiruk-

pikuknya pikiran di kepala manusia, orang tidak mengenal lagi keistimewaan di

dalam diri manusia.

Masih ada cara lain untuk menyelidiki seluk-beluk jiwa. Cara itu ialah

melalui upaya introspeksi dengan cara melakukan penelitian di dalam dirinya

sendiri. Cara ini menunjukkan keistimewaan jiwa manusia yang memiliki

kemampuan untuk melakukan observasi di dalam dirinya pribadi. Di luar ilmu jiwa

selalu terdapat jarak antara objek dan subjek penelitian. Dengan adanya jarak

(antara) ini, yang memungkinkan dilakukannya penelitian dan observasi. Makin

jauh jaraknya sedemikian rupa, makin jelas pandangannya terhadap objek

penelitian. Kita dapat menempatkan peralatan mikroskop, Rőntgent,

ultrasonografi, bahkan teleskop Hubble di ruang angkasa untuk mendeteksi objek

penelitian. Uniknya, di dalam ilmu jiwa, objek dan subjek penelitian dapat

bersamaan hadir dalam seorang manusia. Peneliti dan yang diteliti adalah jiwa

orang yang sama seorang diri. Jiwa seolah-olah dapat membuat jarak (antara),

jiwa dapat menjauhkan, dan melepaskan diri dari pribadi. Makin sempurna

melepaskannya, makin jelas pandangan terhadap dirinya sendiri, makin sempurna

penelitiannya.

Page 59: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

24 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ilustrasi upaya manusia untuk mengenal dirinya sendiri dengan cara introspeksi

Gambar Ilustrasi 1.3.2: Introspeksi Melalui upaya introspeksi dengan cara melakukan penelitian di dalam dirinya sendiri. Cara ini menunjukkan keistimewaan jiwa manusia yang memiliki kemampuan untuk melakukan observasi di dalam dirinya pribadi. Di luar ilmu jiwa selalu terdapat jarak antara objek dan subjek penelitian. Dengan adanya jarak (antara) ini, yang memung-kinkan dilakukannya penelitian dan observasi.

__________ http://i161.photobucket.com/albums/t204/grahamsale_photos/BLOG_Illustrations/Open%20Salon/Introspection-Kills_Lighten.gif cited June 28, 2011.

Page 60: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 25

Introspeksi

Jiwa si peneliti dan yang diteliti tetap berada di dalam satu badan/jasmani

manusia. Seandainya jiwa benar-benar dapat keluar dari badan/jasmani manusia

Jiwa manusia bagaikan samudra, begitu luas dan dalamnya sehingga

dapat mengisi dirinya sendiri dengan pengetahuan tentang objek-objek di

sekitar kita. Membenamkan, bahkan melingkupinya benda-benda tiga

dimensi. Lebih tinggi lagi, jiwa dapat melingkupi dengan pengertian

semesta alam termasuk tiga dimensi lainnya, seolah-olah tanpa batas.

(hipotesis), yang diselidiki dan yang menyelidiki juga sama-sama ke luar dari

badan/jasmani. Sebab yang menjadi batas adalah kancah, ranah atau wadah, dari

jiwa itu sendiri ialah badan yang ditinggalkan oleh jiwa tersebut.

TheGate

Berdasarkan hipotesis di atas, dapat dikatakan, jiwa mampu mendistansi

dari dirinya sendiri. Dengan demikian, kita telah menemukan sesuatu dan

semestinya mengakui adanya kemampuan istimewa dari jiwa kita sendiri. Seolah-

olah kita baru saja menemukan suatu dimensi baru yang terbuka di depan kita.

Jiwa manusia merupakan suatu kesatuan yang seluas samudra, tumbuh, bergolak,

dan dapat mengisi dirinya sendiri dengan pengetahuan tentang objek-objek di

sekitar kita, membenamkan benda tiga dimensi.

Lebih tinggi lagi, jiwa dapat melingkupi dengan pengertian semesta alam

yang tiga dimensi, seolah-olah tanpa batas. Sekarang kita mencoba setidaknya

memikirkan keniscayaan itu, mungkin sebagian besar pembaca, menganggap ini

spekulatif, bahkan pasti ada juga yang tidak percaya, silakan saja. Kita mencoba

menemukan jalan untuk memasuki dimensi keempat, yang pintu gerbangnya

(TheGate) juga berada di dalam jiwa kita sendiri. Perspektif apa yang dibuka oleh

dimensi keempat, belum kita ketahui.

Page 61: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

26 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2: Ranah Ilmu Pengetahuan

Rentang keyakinan kebenaran dalam dunia ilmu pengetahuan dapat diskalakan oleh ilmu statistik antara 0-100 misalnya. Sementara dogma kebenaran agama hanya dua saja yaitu dipercaya atau tidak dipercaya. Ilmu pengetahuan sering berangkat dari keti-dakpercayaan, dapat dianggap sebagai dunia ideal, hipotetis, sekaligus spekulatif: dapat dibenarkan sekaligus disalahkan. Ilmu agama berangkat dari keyakinan tentang kebenaran (absolut), atau dogma yang tidak dapat dibantah, kecuali dimasukkan dalam ranah ilmu pengetahuan itu sendiri, kuasi ilmu pengetahuan berdiri di antaranya. Dengan meyakini adanya alam semesta (dimensi ke-1), badan/jasmani kasar (dimensi ke-2), dan jasmani halus sebagai jiwa (dimensi ke-3) adalah kenyataan. Kita ditantang untuk mengeks-plorasi potensi dari jiwa guna membebaskan diri dari diri kita sendiri. Kita men-coba untuk menemukan jalan baru, dimensi baru, dunia baru, dimensi yang ke-4 (!?!), kemungkinan suatu dimensi/eksistensi spiritual.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Dimensi Ke-1 MAKROKOSMOS (alam semesta)

============l Pancaindra l================================ MIKROKOSMOS (manusia seutuhnya)

Dimensi Ke-2 Fisik Jasmani Kasar - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Dimensi Ke-3 Mental (jiwa), Jasmani Halus ↓ - - - - - - - - - - - - -I TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Dimensi Ke-4 !?!

Spiritual =========================================================================

Page 62: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 27

Memang dunia ilmu pengetahuan sungguh-sungguh menarik. Bahkan,

sering berangkat dari ketidakpercayaan, sebenarnya dapat merupakan dunia ideal,

hipotetis, juga spekulatif. Ilmu agama berangkat dari keyakinan tentang kebenar-

Kita coba memikirkan keniscayaan, spekulatif untuk menemukan jalan

memasuki dimensi keempat, yang pintu gerbangnya (TheGate) juga

berada di dalam jiwa kita sendiri. Kita juga belum mengetahui

perspektif apa saja di dalam dimensi keempat tersebut.

an (absolut), atau dogma yang tidak dapat dibantah, kecuali dimasukkan dalam

ranah ilmu pengetahuan.Dengan mengeksplorasi potensi dari jiwa untuk

membebaskan diri dari diri kita sendiri, kita mencoba untuk menemukan jalan

baru, dimensi baru.

Menarik juga pendapat Sir Karl Raimund Popper, filsuf yang sangat

berpengaruh di abad ke-20, pemikir ilmu pengetahuan modern dan dosen filsafat

di Universitas Canterbury, New Zealand. Ia membagi dunia menjadi tiga bagian

yaitu: dunia satu (world one) berupa dunia yang fisik, dunia dua (world two) ialah

realitas yang subjektif, dan dunia tiga (world three) adalah pengetahuan yang

objektif. Di manakah seyogyanya kita berada adalah pertanyaan yang lain lagi.

Ilmu pengetahuan memang berada di luar dunia fisik (dunia ke-1) dan kita

(subjek-1, dunia ke-2), juga di luar dunia orang lain (subjek-2). Tetapi, ilmu

pengetahuan (dunia ke-3, sebagai subjek-3) itu harus selalu benar, objektif

(relatif, statistik) dan bermanfaat. Oleh karena itu, subjek-1 yang mengajukan

hipotesis, harus selalu dikritisi oleh subjek-2; siapa saja dan dari mana saja, agar

sumbangannya kepada dunia ilmu pengetahuan benar-benar bermanfaat bagi

kehidupan, artinya tidak salah pengertian.

Ketika ada fenomena baru, ilmu pengetahuan harus memperbaiki tesis-

tesis yang lama, merombaknya menjadi ilmu pengetahuan baru. Begitu

seterusnya sesuai dengan perubahan ruang dan waktu. Seperti inilah yang

diinginkan oleh Karl Popper, filsuf ilmu pengetahuan yang ketika hidupnya,

fatwanya ditunggu-tunggu oleh khalayak.

Page 63: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

28 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Sir Karl Raimund Popper asyik dengan buku bacaannya

Foto 1.3.7: Ilmu Pengetahuan adalah Dunia Ke-Tiga yang Objektif dari Karl Popper Karena objektif, setiap masukan dari dunia fisik atau sebaliknya dari dunia realitas yang subjektif harus melalui wacana kritis untuk menyempurnakan ilmu pengetahuan. Selalu harus memperbaiki posisi yang sudah dianggap benar secara terus-menerus tanpa mengenal rasa lelah. __________ http://connectjunaid.files.wordpress.com/2010/12/popper3.jpg cited June 28, 2011. http://www.thirdwave-websites.com/blog/Karl-Popper-Three-Worlds.jpg cited June 28, 2011.

Page 64: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 29

Apabila terjadi konflik antara subjek-1 dan subjek-2, dapat dipahami

sebagai diskusi ilmiah untuk memilih mana yang paling benar, mana yang utama,

dan mana sampingan, atau kedua-duanya sama benar, hanya sudut pandangnya

Ada peristiwa unik ketika manusia memperoleh ilmu pengetahuan seca-

ra tidak sengaja dan di luar kompetensi Sang Akunya sendiri. Pada wak-

tu itu posisi Sang Aku berada pada posisi pasif. Soemantri menamakan

peristiwa itu sebagai mendapatkan ilham atau intuisi, yang memiliki

sifat-sifat tertentu.

yang berbeda. Hal ini sama sekali bukan sebuah konflik antara dua pribadi,

melainkan ada dua pilihan, yang diserahkan bagi siapa pun untuk memanfaat-

kannya sesuai dengan rentang keyaki-nan kebenarannya. Di antara beberapa

pilihan yang masih tersisa ada satu yang paling benar, yaitu miliknya Sang Maha

Benar itu sendiri.

Intuisi

Diyakini ada cara atau kemungkinan (hipotesis) yang lain lagi untuk

mengetahui jiwa kita sendiri. Akan tetapi, perlu dikemukakan terlebih dahulu

bahwa jalan ini berbeda dengan jalan sebelumnya. Jalan ini unik karena berada di

luar kompetensi Sang Aku (The Ego) kita sendiri. Dapat dikatakan bahwa manusia

memperoleh pengetahuan ini secara tidak sengaja, dalam hal ini, posisi Sang Aku

berada pada posisi pasif.

Soemantri menamakannya hal itu sebagai mendapatkan ilham atau intuisi

yang memiliki sifat-sifat tertentu. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi

sebelumnya, yakni mengawali secara pasti ada tidaknya ilham tersebut. Apa yang

sering disebutkan dalam pergaulan sehari-hari tentang ilham atau intuisi, ternyata,

hampir pasti; 99,9% bukanlah hal itu. Syarat-syarat mendapatkan ilham untuk

sementara dilewatkan terlebih dahulu. Sudah dapat dipastikan bahwa adanya

empiris dari manusia dengan datangnya ilham, pengetahuan ini sangat

menguntungkan. Ada kalanya intuisi sekaligus membawa kemajuan yang sangat

Page 65: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

30 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Einstein, olah pikir rasional, pembantu terpercaya, dan berkah intuisi yang terlupakan

Foto 1.3.8: Einstein Membedakan antara Intuisi dan Olah Pikir Rasional Albert Einstein: “Intuisi atau ilham adalah berkah gaib dan pemikiran rasional adalah pembantu yang dipercaya. Kita telah menciptakan masyarakat yang mengagungkan pembantu dan telah melupakan berkah.” Soemantri lebih menegaskan tentang pendapat yang sering disebutkan dalam pergaulan hidup kita sehari-hari sebagai intuisi atau ilham, hampir pasti (99,9%) bukanlah hal itu yang dimaksudkan. Si penerima ilham tidak tahu kapan akan datangnya ilham, termasuk isinya ilham, ia juga tidak mengetahui sebelumnya. Begitu jelas, nyata, dan terang bahwa ada yang lebih berdaulat telah menyampaikan sesuatu kepada manusia melalui lapisan di dalam diri manusia itu sendiri. Isi yang disampaikannya dapat bermacam-macam, misalnya suatu simbol, gambar di dalam pandangan batin, dan atau Sabda yang berupa kata-kata yang terdengar di dalam batin. Substansinya berupa suatu pengetahuan yang baru dan bermanfaat atau suatu penjelasan terhadap informasi sebelumnya.

__________

http://lisakifttherapy.com/wp-content/uploads/2011/03/neuroscience-of-resilience-intuition.jpg cited June 28, 2011.

Page 66: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 31

pesat bagi peradaban umat manusia dapat berupa lompatan ilmu pengetahuan

dan teknologi, ilmu sosial politik tentang pengelolaan negara atau hasil kesenian

yang adiluhung dan sebagainya.

Peristiwa mimpi adalah pengalaman hidup setiap manusia sebagai

bunganya orang tidur. Intuisi (ilham) hanya dialami oleh mereka yang

terpilih. Ada kalanya si penerima ilham mengadakan tanya jawab

dengan sumber ilham. Mengagetkan memang karena isinya tidak

diketahui secara keseluruhan atau suasananya memang menakjubkan.

Sebagai hipotesis, Soemantri menyebutkan ilham mengenai paugeran,

kredo, janji suci, sahadat, sebagai ilham pertama dari para nabi yang menjadi

utusan dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hipotesisnya, ketika menerima ilham,

jiwa yang bersangkutan dalam keadaan sadar tetapi pasif. Ia, si penerima ilham,

tidak menentukan, tetapi ia ditentukan, bahkan ia tidak tahu kapan akan

datangnya ilham. Apalagi isinya ilham, ia juga tidak mengetahui sebelumnya.

Peristiwa ini menyimpulkan bahwa ada yang lebih berdaulat, lebih berkuasa

dari sang Aku dalam jiwa manusia. Yang lebih berdaulat ini begitu nyata

menyampaikan sesuatu kepada manusia melalui lapisan di dalam diri manusia itu

sendiri. Yang disam-paikan dapat bermacam-macam, misalnya suatu simbol,

gambar di dalam pandangan batin, dan atau Sabda yang berupa kata-kata yang

terdengar di dalam batin atau suatu pengetahuan batiniah yang jelas dan terang.

Apa pun gejalanya, ilham atau intuisi, sudah membawa suatu kepastian

bahwa ada sesuatu yang hidup di dalam jiwa, tetapi bersifat absolut, bebas, dan

berdaulat terhadap jiwa manusia itu sendiri. Siapakah yang tampaknya lebih

berdaulat dari sang Aku manusia, belum dapat diraba, dan belum dapat diketahui.

Mungkin, inilah perspektif keempat yang telah disebutkan oleh Soemantri di luar

jangkauan kemampuan sang Aku.

Page 67: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

32 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Setiap manusia senantiasa bermimpi, sementara ilham memilih orangnya

Gambar 1.3.3: Manusia Senantiasa Bermimpi Kita percaya ketika orang bercerita tentang mimpi, karena setiap orang senantiasa ber-mimpi walaupun impian itu tidak jelas, susunannya tidak teratur dan banyak impian yang dilupakan. Asadar adalah suasana di dalam mimpi, suatu suasana yang kabur batas-batasnya, sering malang-melintang, tidak keruan isinya. Tetapi, ada kalanya manusia yang menerima ilham (intuisi) yang tidak terduga, berbeda dengan mimpi, mencerahkan, harmonis, teratur bahkan dapat mengadakan tanya jawab dengan sumber ilham. Sumber ilhamlah yang menentukan, bukan jiwanya sendiri. Karena isinya tidak diketahui secara keseluruhan, mengagetkan, atau suasananya pun memang sangat istimewa. Peristiwa ini membuktikan bahwa sumber ilham adalah sesuatu yang hidup, dan lebih berkuasa di dalam jiwanya sendiri.

__________ http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTcYvtZpbuQYlvm6EHYX5Y2UDGildyJRSuHelEZyHOxuCyIw3ym cited July 24, 2011.

Page 68: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 33

Dalam keadaan tidak sadar, juga dapat terjadi sesuatu di dalam jiwa manu-

sia, seperti impian-impian. Mimpi terjadi dalam keadaan tidur, ilham tidak terikat

oleh keadaan sadarnya jiwa. Ilham hampir selalu dalam keadaan sadar compos

Si penerima ilham, untuk pertama kalinya dapat tertegun, kecil hati,

merasa dibersihkan dari dosa bahkan dapat menangis karena peristiwa

ini menakjubkan. Justru ini menjadi bukti bahwa di dalam jiwanya ada

sumber ilham, sesuatu yang hidup, dan lebih berkuasa dari sang aku.

mentis, selalu jelas, dan pengalamannya tidak terlupakan. Isinya bulat utuh dan

bermanfaat bagi yang menerimanya.

Sementara itu, impian acapkali tidak jelas, banyak impian yang dilupakan,

dan isinya seringkali berganti-ganti, tidak teratur. Setiap manusia senantiasa

bermimpi, sementara ilham memilih orangnya. Ada kalanya manusia yang

menerima ilham mengadakan tanya jawab dengan sumber ilham. Karena isinya

tidak diketahui secara keseluruhan, mengagetkan, atau suasananya memang

sangat istimewa. Si penerima ilham, untuk pertama kalinya dapat tertegun,

merasa kecil hati, dibersihkan dari dosa, dan kekotoran jiwa, bahkan dapat

menangis karena mendapatkan peristiwa yang menakjubkan ini. Peristiwa ini

membuktikan bahwa sumber ilham adalah sesuatu yang hidup, dan lebih

berkuasa di dalam jiwanya sendiri.

Orang yang menerima merasa tenteram, nyaman, dan bahagia. Konon,

selama ilham diturunkan orang yang menerima ilham selalu merasa dirinya kecil

dan menganggap sebagai hamba terhadap sumber ilham. Tidak sadar adalah

suasana di dalam impian, suatu suasana yang tidak diketahui batas-batasnya,

dapat tumpang-tindih, tidak keruan, misalnya Mbah Maridjan naik harimau putih,

yang berjalan di atas air, kemudian terbang ke angkasa sambil menyanyikan lagu ..

Imagine-nya John Lennon.

Walaupun sadar, suasana pada ilham juga tidak bertepi. Manusia di sini

berada di antara sadar dan tidak sadar, dan keduanya juga tidak jelas batas-batas-

Page 69: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

34 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Setiap anak senang belajar merangkaikan huruf-huruf sampai menjadi sebuah pengertian

Foto 1.3.9: Belajar tentang Jiwa Informasi data tentang jiwa dapat diperoleh dan dirangkai dari banyak sumber. Antara lain dari perilaku orang yang normal dan abnormal jiwanya, dari kesenian seperti wa-yang, eksperimen, keberagamaan masyarakat, introspeksi, dan pengalaman lain yang tidak disengaja.

Ketika berdiri di antara dua gedung besar dan sangat tinggi pasti ada sedikit-banyak merasa kecil dan takut. Begitu juga ketika berada di dua alam yang berbeda sangat mungkin bingung. Kita akan melangkah ke mana? Ke alam asadar yang gelap atau ke alam sadar yang terang benderang? Apakah kedua-duanya merupakan bagian dari jiwa manusia atau sebaliknya? Justru, jiwa manusialah yang merupakan bagian dari keduanya?

Anggap saja itu semua adalah pertanyaan-pertanyaan riset kecil-kecilan untuk diri sendiri dengan metodologi introspeksi-kualitatif yang terasa pas untuk urusan mental. Beberapa sarjana psikologi telah menyelesaikan tugasnya dalam menjawab banyak persoalan jiwa. Diyakini ilmu tersebut semakin berkembang mengikuti perjalanan sang waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan lainnya seperti fisika inti, kuantum dan ditemukannya peralatan pengukur fenomena fisika-kimiawi dan gelombang elektro magnetik lainnya. __________ http://helpingpsychology.com/wp-content/uploads/2010/03/iStock_000006456892XSmall1.jpg cited August 14, 2011.

Page 70: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 35

nya. Ada suasana kecil dan takut ketika berada di antara dua suasana, bagaikan

berdiri di antara dua gedung yang sangat tinggi. Bingung, ke mana manusia akan

Sepanjang sejarah psikologi sampai tahun 1956, ketika disertasi Soemantri

dipertahankan secara ilmiah, hanya terdapat beberapa sarjana yang telah

mencoba memberikan gambaran jiwa manusia yaitu Sigmun Freud (1856-

-1939), Alfred Adler (1870—1937), dan Carl Gustav Jung (1875—1962).

melangkah? Ke alam tidak sadar yang gelap atau ke alam sadar yang terang

benderang? Apakah kedua-duanya merupakan bagian dari jiwa manusia atau

sebaliknya, justru jiwa manusialah yang merupakan bagian dari keduanya.

Dipandang dari sudut yang mana? Dari sudut yang tidak sadar? Ataukah ketiga

alam ini harus selalu berpisah? Karena persoalan menjadi semakin sulit, ada

baiknya kita teruskan saja penalaran kita.

Kelihatannya, banyak sekali cara untuk mendapatkan informasi tentang

jiwa. Seperti penelitian dari perilaku orang yang normal dan abnormal jiwanya,

dari kesenian seperti wayang, berbagai agama, eksperimen, introspeksi, dan

pengalaman yang tidak disengaja. Dari situ dapat dikumpulkan fakta-fakta yang

melukiskan jiwa manusia. Sebelum disertasi Soemantri dipromosikan, di seluruh

dunia belum ada candra jiwa manusia yang lengkap, walaupun dalam sejarah ilmu

jiwa tampak beberapa usaha untuk menerangkan sifat-sifat manusia tersebut.

Suatu candra jiwa dengan sendirinya terbentuk berdasarkan kesimpulan

penelitian para sarjana yang menekuni bidang ilmu jiwa. Sepanjang sejarah

psikologi terdapat beberapa sarjana yang mencoba memberikan gambaran

tentang manusia, dan gambaran itu mereka gunakan sebagai modal (alat) bekerja

untuk menyembuhkan penyakit jiwa. Dengan merujuk pada tahun-tahun ketika

mereka masih hidup, ketiga orang tersebut pernah berdiskusi secara intensif di

dalam dunia kesehatan dan kedokteran jiwa. Sarjana itu adalah Sigmun Freud

(1856—1939), Alfred Adler (1870—1937) dan Carl Gustav Jung (1875—1962).

Page 71: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

36 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Tampak Ki Dalang sedang menghidupkan dialog wayangnya dengan diiring musik gamelan

Foto 1.4.1: Pagelaran Wayang Kulit dan Posisi Golongan Dewa Pagelaran wayang kulit sering diselenggarakan menjelang acara-acara penting di dalam masyarakat, seperti khitanan, perkawinan, ulang tahun, dan pertemuan keluarga. Acara kenegaraan seperti Hari Ulang Tahun Kemerdekaan, hari pahlawan maupun acara kebudayaan sering dilakukan pagelaran wayang dengan cerita yang berhubungan dengan tema acara tersebut.

Para dewa adalah jenis makhluk yang mirip dengan manusia, tetapi berbadan halus, tidak selalu kelihatan, tetai kadang-kadang memunculkan dirinya. Di dalam wayang dewa mendominasi kekuasaan manusia. Manusia di bawah kekuasaannya. Masyarakat para dewa membentuk suatu kekuasaan yang bertingkat-tingkat semacam kerajaan. Yang lemah kekuasaannya diperintah oleh yang kuat.

Para dewa dapat dipilah perangainya, ada jenis yang baik budi dan ada yang jahat. Kedua golongan dewa tersebut selalu berebut pengaruh. Manusia selalu dipengaruhi oleh para dewa dan wajib tunduk kepadanya. Oleh karena itu, alam kadewatan meru-pakan susunan teratas dari alam manusia. Dalam candra jiwa ’cerita’ wayang bilamana manusia mati, badan halusnya masuk ke alam dewa. __________ http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/05/13048355931837702670.jpg cited June 26, 2011.

Page 72: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 37

Karl Jasper sebenarnya juga dikenal sebagai sarjana yang memberikan

gambaran mengenai jiwa manusia yang agak lengkap, tetapi ia tidak

membuktikan hipotesisnya dengan dokumen-dokumen terapi seperti sarjana-sar-

Perang di antara saudara sendiri (Bharata Yudha) atau perang antara

raksasa dan kesatria di dalam dunia pewayangan membuktikan bahwa

persoalan utama dalam jagad ini adalah polarisasi antara watak baik

dan buruk manusia. Hal ini dijadikan sarana pendidikan non-formal

bagi masyarakat dengan Ki Dalang sebagai tutornya.

jana yang telah disebutkan terdahulu. Persoalan candra jiwa yang dapat dilu-

kiskan berdasarkan peranan wayang dan agama perlu ditinjau lebih dahulu sebe-

lum membicarakan Candra Jiwa Freud, Adler, dan Jung, serta perbandingannya.

1.4 CANDRA JIWA WAYANG

Para dewa, dalam wayang, mendominasi kekuasaan manusia. Manusia di

bawah kekuasaannya. Padahal, jenis makhluk ini juga mirip dengan manusia,

tetapi berbadan halus, tidak selalu kelihatan, tetapi adakalanya menampakkan

diri. Masyarakat para dewa membentuk suatu kekuasaan yang bertingkat-tingkat

semacam kerajaan. Oleh karena kekuasaannya juga bertingkat-tingkat, maka

yang lebih kuasa dapat memerintah yang lemah.

Perangai mereka juga bermacam-macam, apabila dipilah ada jenis yang

baik budi dan ada yang jahat. Kedua jenis dewa selalu berebut hegemoni di

antara kedua golongan. Manusia selalu dipengaruhi oleh para dewa dan tunduk

kepadanya.

Oleh karena itu, alam kadewatan merupakan susunan teratas dari alam

manusia. Dalam candra jiwa ’cerita’ wayang bilamana manusia mati, badan

halusnya masuk ke alam dewa. Persoalan utama dalam jagat pewayangan adalah

polarisasi antara watak baik dan watak buruk. Wayang merupakan sarana

Page 73: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

38 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Tokoh Antareja mampu hidup di dalam tanah. Tokoh Antasena dapat hidup di dalam air.

Foto 1.4.2: Tokoh Antareja dan Antasena Para tokoh Antareja, Antasena, dan Gatotkaca di dalam dunia wayang termasuk keluarga kesatria Pandawa. Mereka memiliki kemampuan istimewa, dapat beraktivitas secara berturut-turut di dalam tanah, air dan di angkasa. Ki Dalang sering menampilkan ketiga anak Bima (tokoh kedua dari lima bersaudara Pandawa) secara mandiri atau bersamaan tergantung alur ceritanya. Mereka digambarkan sebagai karakter pemuda pembela bangsa yang tangguh, unggul, mulia, dan berbudi luhur.

Pada zaman sekarang kesaktian-kesaktian tersebut tidak tampak. Yang tampak dalam kehidupan sehari-hari adalah pilot-pilot profesional mengantarkan perpindahan ribuan manusia melalui udara dengan pesawat terbang di seluruh dunia. Juga digunakannya kapal-kapal selam baik untuk tujuan damai, riset, pariwisata maupun pertahanan suatu negara.

Sementara itu sifat kepahlawanan dan sifat pendeta sebagai pemegang hegemoni dalam pewayangan uniknya, rakyat jelata, para pedagang, pengusaha, dan saudagar tidak masuk perhitungan.

__________ http://wayang.files.wordpress.com/2010/03/antareja.jpg cited June 26, 2011. http://4.bp.blogspot.com/_4KblUT35iJ8/TSau6XVq-mI/AAAAAAAAAA0/4q-daTKJUIY/s1600/Antasena-Solo-05.jpg cited June 26, 2011.

Page 74: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 39

pendidikan nonformal bagi masyarakat dengan Ki Dalang sebagai gurunya yang

memberikan pencerahan tentang makna dan nilai-nilai kehidupan. Watak yang

Pemegang hegemoni dalam dunia pewayangan, adalah kepahlawanan

dan sifat pendeta. Rakyat jelata, para pedagang, pengusaha dan

saudagar tidak kelihatan peranannya.

baik selalu berhadapan dengan watak yang buruk, seperti dalam cerita Perang

(saudara) Bharatayuda atau perang lainnya antara raksasa dan kesatria. Setelah

melalui berbagai rintangan yang harus dilalui, pada akhirnya mereka yang

berwatak baik selalu menang atau dimenangkan oleh Ki Dalang.

Dalam dunia pewayangan, kecerdasan otak dikemukakan dengan

kemahiran perang, penggunaan persenjataan yang canggih, dan kesaktian-

kesaktian yang gaib. Misalnya Gatotkaca yang dapat terbang di angkasa, Antareja

yang mampu masuk dalam tanah dan berjalan di dalamnya, Antasena yang dapat

hidup dalam air.

Pada umumnya, kesaktian-kesaktian tersebut tidak tampak pada zaman

sekarang. Akan tetapi, yang tampak dalam kehidupan sehari-hari adalah perpin-

dahan ribuan manusia melalui udara dengan menumpang pesawat terbang yang

dikendalikan oleh pilot-pilot profesional di seluruh dunia. Juga digunakannya

kapal-kapal selam baik untuk tujuan damai, riset, pariwisata maupun digunakan

dalam peperangan, dan pertahanan suatu negara.

Zaman sekarang, kecerdasan otak sangat dimanjakan apabila dibanding

dengan zaman dahulu. Yang tidak kalah menariknya dalam cerita wayang adalah

kepahlawanan dan sifat pendeta sebagai pemegang hegemoni pewayangan.

Rakyat jelata, para pedagang, pengusaha, dan saudagar tidak masuk perhitungan.

Tidak dipungkiri dalam dunia pewayangan dimasukkan dengan sengaja

pendapat-pendapat baru sesudah zaman agama Hindu dan Buddha, tetapi lakon-

lakon carangan ini tidak mengubah garis besar dari sendi-sendi kehidupan

pewayangan yang sudah ada sebelumnya.

Page 75: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

40 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Masjid Istiqlal Jakarta. Suasana shalat Tarawih pertama ibadah puasa Ramadhan 1431H

Foto 1.5.1: Masdjid Istiqlal Jakarta dan Kegiatannya Mulai keesokan harinya umat Islam berpuasa 14 jam sehari selama sebulan penuh dan diakhiri dengan Hari Raya Fitri. Pada siang hari di bulan tersebut tidak makan, minum, dan sahwat serta berperilaku mulia seperti menjauhkan pertengkaran dan menambah ibadah lainnya.

__________ http://danangwirawan.files.wordpress.com/2009/08/istiqlal1.jpg cited July 22, 2011. http://media.vivanews.com/images/2010/08/11/94203_tarawih-pertama-di-masjid-istiqlal.jpg cited July 22, 2011.

Page 76: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 41

1.5 CANDRA JIWA DALAM AGAMA

Untuk mempelajari apa yang dimiliki oleh jiwa kita, posisinya serta apa saja

yang perlu diketahui, selain candra jiwa wayang, rasanya perlu juga kita mengeta-

Ada sesuatu Yang Maha Esa, menempati posisi tertinggi, sebagai

penguasa alam semesta di dalam agama Kristen dan Islam. Termasuk

di atas dewa-dewa yang telah ‖dikatakan‖ menguasai dunia oleh candra

jiwa wayang. Untuk mencapai kebahagiaan yang abadi, manusia harus

berhadapan langsung (melalui utusan-Nya) dengan Yang Maha Esa itu.

hui candra jiwa lainnya misalnya candra jiwa dalam agama. Di dalam agama

Kristen dan Islam ada sesuatu Yang Maha Esa, posisi tertinggi, berkuasa di atas

semua alam semesta, termasuk di atas dewa-dewa yang telah dikatakan

menguasai dunia seperti terdapat dalam candra jiwa wayang. Untuk mencapai

kebahagiaan, kelihatannya manusia tidak memerlukan kekuasaan para dewa lagi.

Jadi, para dewa tidak diletakkan dalam susunan atas manusia, tetapi manusia

berhadapan langsung dengan Yang Maha Esa.

Watak menjadi sangat penting bagi manusia. Harus ada upaya untuk

memiliki watak yang baik, watak yang buruk harus dihindari agar mendapat

anugerah dari Yang Maha Kuasa tersebut. Memang benar orang yang cerdik

pandai mendapat tempat yang tinggi di masyarakat zaman sekarang. Agama juga

menganjurkan orang-orang mempela-jari ilmu pengetahuan setinggi-tingginya,

mengembangkan kecerdasan otak dan kepan-daiannya.

Namun, dalam pandangan agama, kecerdasan otak saja tidaklah cukup,

orang tidak dapat masuk surga karena keilmuannya yang tinggi. Harus

menjalankan ibadah dengan tekun dan berbuat baik kepada sesamanya, serta

menjauhi semua larangan yang ada dalam agama tersebut.

Page 77: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

42 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Gereja Katedral Jakarta. Suasana misa di katedral tanggal 5 Juni 2011

Foto 1.5.2: Gereja Katedral Jakarta dan Kegiatannya Misa hari Minggu adalah salah satu kegiatan rutin gereja yang dipimpin oleh Pastor.

__________ http://johanesp.files.wordpress.com/2011/06/61667_misa_natal_di_gereja_katedral_jakarta.jpg cited July 23, 2011. http://3.bp.blogspot.com/-4jIYkOyJPhM/TZH6m08uQ-I/AAAAAAAAABY/sI56kLGo_fA/s1600/gereja-katedral.jpg cited July 23, 2011.

Page 78: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 43

Watak yang menjadi unggulan di dalam agama adalah sadar dan selalu berdoa

kepada-Nya, percaya atau iman, serta taat mengerjakan perintah-perintah-Nya.

Sadar dan selalu berdoa kepada Tuhan YME, percaya atau iman, serta

taat menjalankan perintah-perintah-Nya adalah watak yang menjadi

unggulan di dalam agama. Di dalam kehidupan sehari-hari hal itu

tampak sebagai orang yang berbudi luhur.

Di dalam kehidupan sehari-hari hal itu tampak sebagai orang yang berbudi luhur.

Para guru agama selalu menganjurkan muridnya untuk menjadi orang yang suka

menolong, berkorban untuk kepentingan masyarakat, menolong para yatim piatu,

dan kasih sayang kepada sesama hidup. Manusia berada di dunia yang fana, tidak

abadi, dan suatu saat akan kembali ke alam baka, yakni alam yang abadi. Ketika

meninggal, arwahnya dipanggil oleh Yang Maha Esa, sementara itu, jasadnya

ditinggalkan di dunia menyatu dengan alam semesta.

Soal watak, akhlak, perilaku yang baik menjadi sangat penting di dalam

agama. Mengubah watak dari buruk menjadi baik harus diupayakan agar

mendapat anugerah dari Yang Maha Esa. Kecerdasan otak dan kepandaian saja

masih kurang sekiranya ingin masuk ke surga. Walaupun anjuran untuk memper-

kembangkan kepandaian di dengung-dengungkan dan dipuji-puji seperti zaman

sekarang.

Marilah kita mempelajari candra jiwa lainnya berdasarkan pemikiran dan

penelitian para ilmuwan masa lalu. Terutama yang masih dipakai sebagai acuan

ilmu pengetahuan tentang kesehatan mental sampai sekarang. Patut disadari,

ada ilmuwan yang mengemukakan candra jiwanya tidak menyinggung tentang

strata di atas manusia karena memang tidak percaya adanya Tuhan Yang Maha

Esa, jadi titik akhir dari hidup-nya manusia ialah mati, titik. Uniknya, pandangan

candra jiwanya selalu menjadi rujukan ilmuwan lain yang sangat religius.

Page 79: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

44 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Sigismund Schlomo Freud (6 Mei 1856–23 September 1939), neurolog-psikiater Austria

Foto 1.6.1: Sigmund Freud yang Banyak Jasanya dalam Dunia Psikologi Titik akhir dari hidupnya sang Aku adalah mati, titik. Tidak ada jalan lain lagi bagi sang Aku selain terjepit oleh Id, das Uber Ich dan dunia luar. Padahal, kekuatan-kekuatan vital itu saling beroposisi. Tentu saja masih ada mekanisme pertahanan jiwa yang lengkap yang dapat memberikan harmoni sementara. Penelitiannya tentang simbolisasi mimpi, kompleks Oedipus, teori feminis, aparat kejiwaan, dan analisisnya makin me-nambah wawasan dunia ilmu pengetahuan tentang persoalan jiwa.

__________ http://mythosandlogos.com/Freud2.jpg cited June1, 2011. http://cdn.wn.com/pd/6c/29/85a993c22b42cadd4b30470008b4_grande.jpg cited June 1, 2011

Page 80: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 45

Ilmuwan memang unik, dapat menunjukkan bahkan menuliskan

pendapatnya dengan gamblang segala sesuatu yang dia sendiri belum atau tidak

percaya sama sekali, atau hanya sebagian saja yang dipercayainya. Ilmu pengeta-

Akal budi dan pengertian diwakili oleh Sang Aku (das Ich), sedangkan

Id mewakili insting-insting yang dinamis. Walaupun sang Aku

timbulnya dari Id yang tidak sadar, di dalam praktiknya melakukan

oposisi terhadap Id. Seyogyanya sang Aku yang memimpin Id.

huan memang dimulai dari keragu-raguan, ketidakpercayaan yang kemudian

menimbulkan pertanyaan-pertanyaan penelitian, dilanjutkan dengan penemuan-

penemuan yang baru. Berbeda dengan agama, biasanya justru dimulai dari

kepercayaan, sebagai dogma atas sebuah kebenaran.

1.6 CANDRA JIWA DARI EROPA

Candra Jiwa Freud

Id (Das Es) adalah sarang nafsu-nafsu yang tidak sadar merupakan bagian

terpenting dan primer bagi manusia. Dapat dimengerti karena Freud melakukan

penelitiannya pada orang-orang yang menderita gangguan mental. Di dunia luar,

masyarakat dan peradabannya memengaruhi jiwa manusia, menumbuhkan alam

nafsu tidak sadar untuk berubah, dan berkembang sehingga menumbuhkan

perasaan adanya sang Aku.

Pada rasa sang Aku ini, melekatlah suatu keadaan sadar, yaitu apa yang

dinama-kan kesadaran. Sang Aku mewakili akal budi dan pengertian, sedangkan Id

mewakili nafsu. Walaupun sang Aku timbulnya dari Id yang tidak sadar, di dalam

praktiknya melakukan oposisi terhadap Id. Sang Akulah yang mengatur nafsu-

nafsu yang tidak terkekang dalam Id dan menyalurkannya menurut kebutuhan

dunia luar. Nafsu seksual dan nafsu mati selalu bergolak di dalam Id. Kedua nafsu

tersebut diatur dan disalurkan ke luar oleh sang Aku sesuai dengan syarat-syarat

dunia luar. Menjadi jelas, menurut pandangan Freud, Id dan dunia luar menjepit

sang Akunya manusia.

Page 81: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

46 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Candra Jiwa Freud tidak mengakui adanya eksistensi Pusat imateri (Spiritual/Ketuhanan, D4)

Bagan Transenden 1.6.1: Azas Kenyataan dan Kenikmatan dalam Candra Jiwa Freud Candra Jiwa Freud terdiri atas bagian sadar Superego (Das UberIch) dan Ego (Das Ich) serta Id (Das Es) bagian tidak sadar, terpenting, dan primer sebagai sarang insting (nafsu) seks dan kematian. Superego tempat menyimpan Etika, moral, dan religi manusia. Faktor dunia luar selalu beroposisi dengan Id. (D1-D4= Dimensi, matra, dunia) Freud berpendirian bahwa terdapat batas antara Id dan dunia sekitarnya, prasadar. Oleh karena itu, Id adalah tidak-sadar-pribadi, sehingga kepuasan yang dicari di sini mungkin tidak diketahui oleh orang lain, termasuk dirinya sendiri. Ego adalah sang Akunya manusia.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS D1 [ASAS KENYATAAN] [DUNIA LUAR] ============l Pancaindra l============================= D2 (Soma) Manusia MIKROKOSMOS FISIK

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D3 (Psike) (Jiwa) MENTAL

~[SUPEREGO]

[EGO] (Alam Sadar)

(Alam Prasadar)

[ID] [ASAS KENIKMATAN]: (Alam Asadar)

-Nafsu seks -Nafsu kematian

==================================================== D4 Pusat Imateri: Tidak Dikenal (Freud) SPIRITUAL

======================================================

Page 82: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 47

Freud memperkenalkan das Uber Ich atau Superego (kata hati, suara hati)

yang ikut memengaruhi manusia. Sebenarnya, ia berasal dan timbul dari sang

Aku, tetapi bahan yang menyusunnya adalah pengalaman dari umat manusia pa-

Dunia luar seakan-akan memaksa manusia untuk mengadakan etika,

moral, dan religi, menyimpannya di dalam Superego. Jadi, bukan

karena pengaruh faktor-faktor halus yang imanen di dalam diri manu-

sia itu sendiri. Superego timbul karena konfrontasi antara alam tidak

sadar Id dengan kenyataan di dunia luar. (Sigmun Freud)

da umumnya dan pribadi orang tersebut pada khususnya. Termasuk pengalaman-

pengalaman yang terekam pada perjumpaan antara Id dan dunia luar sepanjang

hidup dan sejarah umat manusia. Sebagai kata hati, Superego hanyalah terbatas

sebagai intisari dari pengalaman umat manusia sepanjang masa saja. Karena hanya itu saja yang menyusun Superego, dan tidak ada faktor lain

yang lebih tinggi maka ia dapat disebut sebagai Ego Ideal. Merupakan lukisan

ideal manusia pada umumnya, dan Ego atau sang Akunya manusia pada

khususnya. Dengan demikian, etika, moral, dan religi manusia tersimpan di

dalam Superego. Menarik sekali pendapat Freud bahwa etika, moral, dan religi

itu hanya timbul karena konfrontasi antara alam tidak sadar –’Id’—dan kenyataan

di dunia luar.

Manusia seakan-akan dipaksa oleh dunia luar untuk mengadakan etika,

moral, dan religi atau agama. Jadi, pengaruh dunia luarlah yang mendasarinya

bukan faktor-faktor halus yang imanen di dalam diri manusia itu sendiri.

Pendapat Freud tentang agama adalah cara hidup yang berpangkal pada

kesayangan anak terhadap ayahnya. Guru sekolah dan pembesar-pembesar

agama meneruskan sikap ayah terhadap anak dengan segala aturan dan

pantangan-pantangannya. Freud meyakini bahwa Superego yang memegang

otoritas tertinggi, bukan yang lain, padahal ia disusun oleh interaksinya Id dengan

dunia luar.

Page 83: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

48 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Seorang ibu di Papua sedang menggendong anak kembarnya dengan penuh kegembiraan

Foto 1.6.2: Kasih Sayang Seorang Ibu Kepada Anak Kembarnya Menurut Freud apabila seseorang itu berbuat baik, secara sosial atau berdasarkan etika, seperti seorang ibu mengasuh anak-anaknya, pada dasarnya tersembunyi pamrih untuk mendapatkan sesuatu dalam bentuk apa saja. Artinya, mencari suatu kepuasan, sekali pun itu berada di lapisan jiwa yang dalam, yang tidak diketahui oleh orang lain, atau kadangkala juga tidak disadari oleh dirinya sendiri. Apa yang mendasari kasih sayang yang tulus dari seorang ibu kepada anaknya adalah pertanyaan besar yang seyogyanya dialamatkan kepada para pengikut Freud. __________ http://lca.wisc.edu/~emraffer/Images/ls3_20aWomanwithtwinsa.jpg cited July 24, 2011.

Page 84: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 49

Faktor dunia luar menjadi sangat penting bagi teori Freud karena selalu

beroposisi dengan Id. Freud berpendirian terdapat batas antara Id dan dunia

sekitarnya. Oleh karena itu, Id adalah tidak-sadar-pribadi. Tidak-sadar yang meli-

Id selalu beroposisi dengan peranan dunia luar. Terdapat batas antara

Id dan dunia sekitarnya. Oleh karena itu, Id adalah tidak sadar pribadi.

Konsep tidak sadar kolektif, yang meliputi semuanya,termasuk di dalam

dirinya sendiri, tidak ada di dalam hipotesis Freud.

puti semuanya (kolektif), termasuk di dalam dirinya sendiri, bagi Freud tidak ada.

Dalam hipotesis Freud tidak ada suatu konsep tentang tidak-sadar-kolektif.

Nafsu seksual (eros), dan nafsu mati (tanos) adalah nafsu yang terpenting

dalam diri manusia. Nafsu sosial, apalagi nafsu suprasosial, tidak disebut secara

spesifik oleh Freud. Apabila seseorang berbuat baik, secara sosial atau

berdasarkan etika, pada dasarnya tersembunyi pamrih untuk mendapatkan

sesuatu dalam bentuk apa saja. Artinya, mencari suatu kepuasan, sekalipun itu

berada di lapisan jiwa yang dalam, yang tidak diketahui oleh orang lain, atau

kadangkala juga tidak disadari oleh dirinya sendiri.

Seorang suami yang memberikan tanda kasih, oleh-oleh dari negeri

seberang, kenang-kenangan hari ulang tahun, hal ini pada dasarnya karena

pamrih mengharapkan jasa baik atau kasih sayang atau untuk melangsungkan

rasa puas. Termasuk ibu-ibu yang mengasuh anaknya penuh dengan rasa kasih

sayang juga didorong oleh faktor-faktor tersebut. Pengorbanan jiwa untuk nusa

dan bangsa dari seorang pahlawan, diartikan oleh Freud juga mencari kepuasan

dalam diri pribadi dalam kematian, ia mengharapkan sesuatu, entah apa dari

tanah airnya.

Memang aneh kalau kita memperhatikan cara berpikir yang demikian.

Sekiranya ada orang tua yang merasa sedih dan menangis karena anaknya

meninggal dunia. Apakah disebabkan oleh karena si orang tua sudah tidak

memungkinkan lagi mengharapkan kepuasan dalam bentuk apa saja dari anak

Page 85: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

50 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Sekelompok anjing liar Afrika (Lycaon pictus) sedang berburu banteng liar di padang rumput

Foto 1.6.3: Sekelompok Anjing Liar itu Namanya Lycaon pictus Anjing liar Afrika adalah salah satu jenis binatang buas yang berkelompok, bulunya belang-belang dengan warna kuning, abu-abu, hitam, dan putih. Nama ilmiahnya anjing liar tersebut adalah Lycaon pictus dalam bahasa Latin artinya ’binatang yang dilukis seperti serigala’. Setiap anjing liar tersebut memiliki bentuk warna yang unik, hal ini dapat dimanfaatkan oleh para peneliti sebagai identifikasi. Spesies ini berbeda karena hanya memiliki empat jari di kaki depannya dibandingkan dengan lima jari dan memiliki telinga besar yang bundar dapat meningkatkan kemampuan pendengaran. Jenis binatang buas lainnya juga telah ditemukan oleh Freud yang namanya –manusia— ia memiliki akal pengertian, oleh karena itu kelasnya lebih tinggi. Mereka juga berke-lompok seperti anjing liar yang tidak saling menggigit atau saling membunuh karena takut ada pembalasan. Merasa takut berbuat jahat karena adanya sistem balas dendam di antaranya. Tanpa disadari, bersifat naluriah, adaptasi ini adalah bagian dari upaya mempertahankan spesies supaya tidak punah dari dunia ini.

__________ http://cdn1.arkive.org/media/00/003D643B-3512-4DE1-A26D-7AE8D7EE1CBC/Presentation.Large/African-wild-dog-pack-hunting-wildebeest.jpg cited January 16, 2012.

Page 86: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 51

tersebut? Begitu juga seorang ayah yang sakit perutnya atau tidak dapat tidur

nyenyak karena anaknya sedang menjalani ujian beberapa hari, takut kalau anak-

Seorang pahlawan yang mengorbankan jiwa untuk nusa dan bangsanya,

diartikan oleh Freud sebagai mencari kepuasan dalam diri pribadi. Pada

kematian itu, ia mengharapkan sesuatu, entah apa dari tanah airnya.

Memang aneh kalau kita memperhatikan cara berpikir yang demikian.

Pertanyaan yang patut disampaikan kepada para penganut teori Freud.

nya tidak lulus ujian ini. Jangan-jangan nantinya si anak tidak dapat memberi

kepuasan atau balas budinya menjadi berkurang?

Pertanyaan ini patut disampaikan kepada para penganut teori Freud.

Apakah anak-anak sekolah mengantarkan jenazah temannya yang meninggal

dunia untuk memberikan penghormatan terakhir juga didorong oleh nafsu

kepuasan? Atau secara kasar, di dalam hati kecil teman-temannya sekolah itu,

merasa senang atau puas bahwa yang mati adalah orang lain dan bukan dirinya

sendiri? Bagi pengikut Freud yang sejati, tidak ada perbuatan tanpa pamrih, tidak

ada perbuatan sosial dan suprasosial yang murni.

Perbuatan baik kepada orang lain pada dasarnya mengharapkan kebaikan

juga. Apabila berbuat jahat, menjadi takut karena adanya balas dendam akibat

perbuatan jahatnya tersebut. Seperti sekelompok anjing liar yang tidak saling

menggigit atau saling membunuh karena takut pembalasan di antaranya. Secara

naluri, tanpa disadari, hal ini adalah bagian dari memper-tahankan jenisnya

supaya tidak lenyap dari muka bumi. Freud telah menemukan jenis binatang buas

yang namanya–manusia—lebih tinggi kelasnya karena memiliki akal pengertian.

Demikianlah Candra Jiwa Freud yang terkenal itu, tetapi juga perlu diketahui,

bahwa banyak hal yang disembunyikan dan ditutupi tentang nafsu seksual pada

waktu hidupnya. Banyak jasa Freud memperkenalkan ilmu pengetahuan tentang

seluk-beluk jiwa manusia. Akan tetapi, candra jiwanya tidak cukup lengkap untuk

menyelesaikan seluruh persoalan umat manusia.

Page 87: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

52 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Alfred Adler dengan senyumannya yang tertahan

Foto 1.6.4: Adler yang Mengagungkan Otoritas Masyarakat Tiga segi utama yang membelenggu manusia menurut Adler adalah sikap kebersamaan di dalam masyarakat, pekerjaan, dan kasih sayang. Rasa bermasyarakat yang tumbuh secara evolusioner itu tidak dapat dihentikan dan harus dijunjung paling tinggi.

Kesukaran hidup dan penyimpangan jiwa dapat dianalisis berdasarkan sikap egosentri-petalnya, yaitu 1. Eksistensi dirinya di atas kebersamaan masyarakat, 2. Sebagai parasit terhadap pekerjaan dan pemberian orang lain, dan 3. Sikap dan perilaku seperti anak kecil yang suka mengawasi orang lain, tetapi ingin menjadi pusat kasihan dan perhatian mereka.

Alfred Adler tidak mengemukakan adanya kemungkinan harmonisasi hubungan-hubu-ngan intrapsikis dengan sesuatu yang imanen di dalam diri manusia yang eksistensi kesadarannya kolektif, omnipotensi, dan tidak tergantung dari dunia luar.

__________ http://mythosandlogos.com/Adler.html cited June 1, 2011.

Page 88: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 53

Candra Jiwa Adler

Masyarakat menjadi faktor penting dalam candra jiwanya. Menurut

anggapan Adler bahwa sikap yang mulia dan sempurna bagi seorang manusia

Masyarakat adalah otoritas yang tertinggi, sebagai acuan sikap yang

mulia dan sempurna bagi seorang manusia. Ini menurut cara pandang

Adler. Semua kesalahan dan gangguan dari jiwa disebabkan oleh

kurang sempurnanya sikap dalam pengabdian kepada masyarakat.

adalah ketika ia memandang masyarakat sebagai otoritasnya yang tertinggi. Se-

mua kesalahan dan gangguan jiwa disebabkan oleh sikap kurang sempurnanya

pengabdian kepada masyarakat. Perihal sadar dan asadar tidak dipersoalkan oleh

Adler.

Adler mengemukakan tentang problem hidup bersama di dalam

masyarakat, persoalan bekerja serta pekerjaannya, dan faktor kasih sayang.

Pandangan Adler dianggap sedikit lebih maju dari pandangan Freud. Dalam

menganalisis adanya gangguan jiwa, Adler mengemukakan penyebab yang harus

dicari dari:

1. kurangnya berbakti terhadap masyarakat.

2. kurang benar kerjanya, dan

3. kurang tepat dalam menerapkan kasih sayang.

Dalam analisisnya, Adler menyatakan bahwa gangguan jiwa akan terjadi manaka-

la orang hanya ingin menang saja atau main kuasa di dalam masyarakat.

Dalam usahanya menuju ke kesempurnaan, manusia selalu menggerakkan

jiwanya dan menurut Adler terasa ketidakseimbangannya dalam menghadapi

tujuan yang sempurna. Hanya perasaan untuk dapat mencapai titik yang tinggi itu

membuat dia sanggup memberikan perasaan tenang, nilai-nilai khusus dan

kebahagiaan. Pada saat beri-kutnya tujuan itu menarik dia lagi. Menjadi jelas

bahwa manusia itu memiliki suatu perasaan rendah diri yang tetap mendorong

dia untuk mencapai kemenangan. [1] ____________

[1]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 27

Page 89: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

54 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Candra Jiwa Adler juga tidak mengakui adanya eksistensi Pusat Imateri (Spiritual/Ketuhanan, D4)

Bagan Transenden 1.6.2: Ego yang Terjepit Rasa Bermasyarakat dan Rendah Diri Menurut Adler semaksimal mungkin manusia menggerakkan jiwanya pasti tidak akan mencapai tujuannya yang sempurna. Tetapi upaya mencapai titik yang tinggi itu akan memberikan perasaan tenang, nilai-nilai tertentu, dan kebahagiaan. Karena ma-syarakat berubah pada saat berikutnya akan muncul daya tarik yang lain. Perasaan rendah diri yang dimilikinyalah tetap akan mendorong dia untuk mencapai tujuan.

Seluruh psikologi-individual berdiri di atas dasar evolusi dan mengesankan dengan jelas bahwa semua usaha manusia menuju ke arah kesempurnaan. Tujuan akhir evolusi manusia tidak pernah dikemukakan oleh Adler oleh karena itu sang aku-nya akan selalu terjepit di antara rasa bermasyarakat dan rasa rendah diri. (D1-D4= Dimensi, matra, dunia).

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. [Penerbit ProMemori], Jakarta 2011.

MAKROKOSMOS D1 [ASAS KENYATAAN DI MASYARAKAT] Dunia Luar

==============l Pancaindra l=========================== D2 Manusia MIKROKOSMOS FISIK

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D3 MENTAL

Rasa Bermasyarakat

EGO: perasaan tenang, nilai-nilai, dan

kebahagiaan

Rasa Rendah Diri

====================================================D4 Pusat Imateri: Tidak Dikenal (Adler) SPIRITUAL

=====================================================

Page 90: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 55

Kenyataan bahwa manusia tetap maju dalam merebut dunia luar dan tidak

akan pernah berhenti. Bagi Adler hal itu merupakan petunjuk bahwa aktivitas-

aktivitasnya yang ekstraversi itu bukanlah cara yang memadai untuk menyelesai-

Manusia dalam pandangan Adler; yang imanen adalah kompleks rendah

diri, dibarengi atau tidak dengan kenyataan organis. Kompleks rendah

diri ini yang tidak terpisahkan dari manusia, merupakan tenaga pendo-

rong bagi eksistensinya di dalam masyarakat.

kan persoalan rasa rendah diri. Bagaimana pun tidak ada harapan bahwa dengan

cara ini akan dapat sampai pada penyelesaian.

Seluruh psikologi-individual berdiri di atas dasar evolusi dan menunjukkan

dengan jelas bahwa semua usaha manusia adalah usaha ke arah kesempurnaan.

Dorongan untuk hidup ini menyebabkan fisik dan mentalnya terikat erat-erat

kepada usaha tersebut. [2] Adler tidak menunjukkan tujuan akhir evolusi.

Manusia dalam sistem Adler, dalam hal ini sang akunya akan selalu terjepit di

antara rasa rendah diri dan rasa bermasyarakat.

Candra Jiwa Jung

Jung adalah sarjana pertama yang mengemukakan adanya sesuatu di dalam

jiwa manusia yang bukan-pribadi: das Selbst, dirinya sendiri. Adanya sesuatu

yang absolut yang meliputi alam semesta dipercaya oleh Jung. Bahkan, alam

semesta ini timbulnya dari yang absolut tersebut. Menurut Jung, sumber yang

menciptakan semua ini nama-nya Geistprinzip. Yang diciptakan dinamakan

Naturprinzip. Manusia diciptakan dengan bertemunya Naturprinzip dan

Geistprinzip. Geistprinzip-lah yang menyebabkan manusia memiliki kesadaran.

____________

[2]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 48

Page 91: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

56 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Carl Gustav Jung sedang menikmati aroma asap tembakau dari pipanya

Foto 1.6.5: Jung Sarjana Barat yang Memperkenalkan Sadar Kolektif Tujuan hidup manusia adalah mempersatukan kembali sadar pribadi dengan sadar kolektif di dalam diri pribadi manusia. Oleh sebab itu, sudah tidak ada polaritas lagi antara Naturprizip (yang diciptakan) dengan Geistprinzip (yang menciptakan). Das Selbst dinamakan Jung sebagai sadar kolektif yang ada di dalam diri manusia. Dalam perjalanan sang Aku menuju pusat imateri melewati sang waktu, kadang-kadang terjadi pertemuan antara sadar pribadi dan sadar kolektif, yang dinamakan intuisi, per-temuan ini tidak terduga sama sekali oleh sadar-pribadi (sang Aku).

__________ http://www.memo.fr/Media/Jung.jpg cited June 1, 2011.

Page 92: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 57

Kesadaran inilah yang menandakan kita adalah manusia. Ketika manusia mulai

berpikir, maka menandakan bahwa mulai saat itu ia merasa ada.

Sumber yang menciptakan alam semesta namanya Geistprinzip. Yang

diciptakan dinamakan Naturprinzip. Manusia diciptakan dengan

bertemunya Naturprinzip dan Geistprinzip. Geistprinziplah yang

menyebabkan manusia memiliki kesadaran. Kesadaran menandakan

kita adalah manusia. Manusia berpikir, menandakan bahwa ia ada.

Pada awalnya, di dalam alam yang tidak sadar yang meliputi alam semesta

ini, Naturprinzip menyelubungi Geistprinzip. Pada suatu detik, menyalalah

Geistprinzip bagaikan pelita dalam kegelapan. Alam tidak sadar yang meliputi

alam semesta ini dinamakan Jung sebagai Alam Asadar Kolektif. Manusia dengan

sang Akunya memiliki alam sendiri yang ia namakan sebagai Alam Sadar Pribadi.

Das Geistprinzip yang semula menjadi segala sumber, dinamakan Sadar Kolektif,

yang meliputi keseluruhan alam semesta.

Tujuan hidup manusia adalah mempersatukan diri dengan sadar kolektif

sehingga tidak ada polaritas lagi antara Naturprizip dan Geistprinzip. Das Selbst

dinamakan Jung sebagai sadar kolektif yang ada dalam diri manusia. Dalam

upayanya sang Aku mencapai kesadaran kadang-kadang terjadi pertemuan antara

Sadar Pribadi dan Sadar Kolektif, yang dinamakan intuisi, pertemuan yang tidak

terduga oleh Sadar Pribadi.

Pertemuan yang menghasilkan intuisi, adalah suatu pencerahan dari dalam

diri kita. Hal ini tidak mungkin terjadi karena kemauan dari sang Aku. Justru

sebaliknya, tidak diketahui intuisi itu datangnya dari mana, dan kapan

waktunya`datang. Oleh karena memang intuisi bukan buatan sang Aku, maka

isinya intuisi sebelum kedatangannya juga tidak diketahui. Pendapat Jung sangat

menarik, ia menandaskan bahwa tiap-tiap manusia dapat mencapai tingkatan

sadar kolektif. Dapat mencapai tingkatan ideal yang tertinggi. Tiap-tiap manusia

dapat mencapai tingkatan tersebut, hendaknya dipahami sebagai suatu potensi

yang ada. Pasti tidak semudah seperti apa yang telah dikemukakan sebagai

Page 93: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

58 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos Bagan Transenden 1.6.3: Candra Jiwa Jung tentang Intuisi Pertemuan antara Sadar Pribadi yang diwakili oleh sang aku (Das Ich, Ego) dan Das Selbst sebagai Sadar Kolektif di dalam diri manusia, dinamakan intuisi. Intuisi, suatu pencerahan dari dalam bukan karena kemauan dari sang Aku. Intuisi tidak diketahui dari mana, dan kapan waktunya datang. Karena intuisi bukan buatan sang Aku, maka isinya intuisi tidak diketahui sebelumnya. Alam semesta dibagi menjadi 2 kosmos dan 4 dimensi. Makrokosmos (Dimensi-1; D1) sebagai Dunia Luar, dan Mikrokosmos (Dunia Dalam, Dimensi-2—4; D2, D3, dan D4) adalah manusia seutuhnya. Kedua kosmos saling pengaruh memengaruhi. D2 adalah Soma: badan/jasmani (Prinsip Alami, Natur Prinzip) kasar, D3 adalah Psike: badan/jasmani (Prinsip Alami, Natur Prinzip) halus. D4 adalah Prinsip Rohani (Geist Prinzip). Intuisi berasal dari Sadar Kolektif yang bertemu dengan Sadar Pribadi.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Dunia Luar D1

===============l Pancaindra l=========================== Dunia dalam Manusia FISIK

MIKROKOSMOS D2

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Prinsip Alami D3

DDaass IIcchh:: MENTAL

IIINNNTTTUUUIIISSSIII - - - - - - - - - - - - - - - - -I ↑↑↑ l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

DDaass SSeellbbsstt:: D4

Prinsip Rohani SPIRITUAL

=======================================================================

==

Page 94: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 59

hipotesis Jung. Apabila dipakai sebagai perimbangan, sekiranya ada 1 (satu) orang

saja di antara sejuta manusia (bhs Jawa: sayuta siji ombyokan), itu sudah terlalu

dan amat sangat banyak.

Mempersatukan diri dengan Sadar-Kolektif (das Selbst) adalah Tujuan

hidup manusia, sehingga tidak ada polaritas lagi antara Naturprinzip

dengan Geistprinzip. Lambat laun terjadi proses pergeseran ke suatu

titik perimbangan baru yang bukan lagi pada sang Akunya manusia.

Dialah (das Selbst) yang mengatur manusia menjadi sempurna.

Sebagai contoh hipotesis (dugaan yang dianggap benar), Jung yang menjadi

psikiater terkemuka di Eropa pada waktu itu, mengambil contoh hipotesis tentang

Yesus. Beliau adalah manusia historis (terikat ruang dan waktu), yang pernah

hidup pada kira-kira sepertiga awal abad Masehi. Jung menerangkan berdasarkan

teori kesadarannya bahwa sadar pribadi manusia istimewa ini telah meningkat

sampai sadar kolektif yang dinamakan Kristus, yang meliputi dan dimiliki oleh

semua umat manusia, abadi, ahistoris, tidak terikat oleh ruang dan waktu.

Berdasarkan teori itulah Soemantri menyatakan bahwa Candra Jiwa Jung

telah memasuki ranah kepercayaan, suatu ranah ilmu pengetahuan yang jarang

dimasuki ilmuwan Eropa pada waktu itu. Jung tidak malu-malu lagi dengan

menyatakan adanya intuisi, ia mengakui bahwa dalam jiwa manusia ada

kemampuan yang lain dari kecerdasan intelektual dan tidak kalah kegunaannya

dari pikiran manusia. Padanannya pada zaman sekarang dapat dinamakan

kecerdasan spiritual.

Memang ada anjuran dari seorang psikolog di kemudian hari, dari

Universitas Diponegoro, YF La Kahija bahwa seorang peneliti kearifan lokal, selain

berbekal logika paradoksikal, dituntut menghargai peran intuisi sebagai perangkat

jiwa yang mampu menangkap langsung kebenaran. Logika paradoksikal

mendasari konsep-konsep inti dalam pemikiran Timur yang intinya menekankan

kesatuan dalam dualitas atau pluralitas. Seperti pemahaman kita terhadap

bhinneka tunggal ika.

Page 95: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

60 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ilustrator: Santoso Oetomo, Juli, 2011

Ilustrasi 1.6.1: Bima, Naga Berkepala Tiga, dan Dewa Ruci Bima yang gagah perkasa itu, setelah mengalahkan Naga berkepala tiga (diferensiasi angan-angan) menyelam di dasar samudra (kesadarannya) “bertemu” dengan Bima Kecil alias Dewa Ruci (dirinya sendiri yang abadi), kisah dalam dunia pewayangan ... dan masuk melalui telinganya (“rahsa jati”).

___________ http://senimana.com/tinymcpuk/gambar/Image/mbojo/dewaruci.jpg cited June 13, 2011.

Page 96: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 61

Menurut La Kahija, secara fisiologis, intuisi adalah pengaktifan otak kanan.

Lain halnya dengan pendekatan psikologis, intuisi adalah perangkat jiwa yang

bekerja melalui olah batin atau olah rasa. Praktik-praktik spiritual di Timur umum-

Sang Aku adalah pemimpin tertinggi sementara, sesuai dengan konsep

pemikiran Jung, kepemimpinan ini harus bergeser menuju ke sadar

kolektif. Pencerahan ini dinamakan sebagai Pembebasan (Penyelamatan,

Pamudaran) atau Verselbstung, werden zur Personlichkeit, Individuali-

sierung. Habislah riwayat pribadi sang aku manusia. Tamat.

nya bergerak ke arah itu. Agar tangkapan intuisi yang berupa kebenaran (spi-

ritual) itu dapat diterima oleh rasio atau akal, adalah tugas ilmuwan untuk

merasionalkannya. Hal ini telah dilakukan oleh Einstein dengan teori relativitasnya

atau Newton dengan hukum gravitasinya, seolah-olah melompat seratus tahun

mendahului zamannya.

Sadar kolektif yang menjadi sumber segalanya, oleh Jung tidak ditempatkan

jauh dari manusia, di suatu alam yang asing bagi manusia. (Biasanya manusia

menempatkan Tuhan jauh dari manusia, di surga, sering sambil menunjukkan jari

telunjuknya dengan arah ke atas). Justru ia menempatkan alam sadar kolektif

dekat dan bersatu dengan manusia, tetapi masih terpisah dari alam sadar pribadi.

Rupanya, sang Aku, the Ego, hanyalah pucuk pimpinan sementara, menu-

rut idealisme Jung, kepemimpinan ini harus bergeser ke titik perimbangan yang

lain, yaitu menuju ke sadar kolektif. Pendapat ini juga merupakan pendapat

pertama adanya kesempatan bagi manusia untuk dapat membebaskan dirinya

dari cengkeraman alam tidak sadar kolektif, dunia luar, dan angan-angannya

sendiri. Perspektif ini dinamakan sebagai Pembebasan (Penyelamatan,

Pamudaran) atau Verselbstung, werden zur Personlichkeit, Individualisierung.

Berakhirlah sudah riwayat pribadi manusia. Tentu saja, badan/jasmani kasar sang

__________ YF La Kahija. Mencintai kearifan lokal. Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Halaman: 6

Page 97: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

62 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Struktur mandala dalam candi Borobudur

Sejak tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai World Heritage Site

Foto 1.6.6: Struktur Mandala dan Candi Borobudur Pada suatu ceramah, psikolog Carl Gustav Jung di London pada tahun 1935 di hadapan sekitar 200 profesional medis, Jung justru merujuk Candi Borobudur untuk mempre-sentasikan teori psikologinya tentang konsep ketidaksadaran.

Fondasi Borobudur berbentuk lingkaran dalam bujur sangkar. Jalan memutarnya (circum-ambulatio) ditempuh dalam alur spiral (struktur mandala). Kata Sanskerta ini berarti lingkaran magis. Simbol mandala berarti tempat suci (temenos) yang pusatnya dilindungi. Inilah simbol terpenting dalam melihat peta ketidaksadaran.

__________ http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTmiBC3aiGhydiExlc9o4SC9TYzmd6xMan4-ktVzgwJrNCvQ7ZF cited August 5, 2011. http://gogoleak.files.wordpress.com/2010/11/radial_borobudur-lg.jpg cited August 5, 2011.

Page 98: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 63

manusia ini masih hidup, bernafas dan beraktivitas seperti biasa, hanya pribadi-

nya yang menjadi istimewa. Individuation hanya dapat dicapai dengan memper-

kembangkan budi pekerti yang baik, berakhlak mulia.

Tanpa rasa malu Jung menyatakan adanya intuisi, ia mengakui bahwa

dalam jiwa manusia masih memiliki kemampuan selain dari kecerdasan

intelektual dan tidak kalah hebat kegunaannya dari pikiran manusia.

Padanannya pada zaman sekarang dapat dinamakan sebagai

kecerdasan spiritual.

Pada suatu ceramah, psikolog Carl Gustav Jung di London pada tahun 1935

di hadapan sekitar 200 profesional medis, beliau justru merujuk Candi Borobudur

untuk mempresentasikan teori psikologinya tentang konsep ketiadasadaran. YF

La Kahija telah menerjemahkan ceramah itu. Salah satu contoh yang luar biasa

tentang lingkaran magis adalah Candi Borobudur di Jawa. Jalan memutarnya

(circumambulatio) ditempuh dalam alur spiral.

Fondasi Borobudur berbentuk lingkaran dalam bujur sangkar. Struktur ini

dalam bahasa Sanskerta disebut mandala. Kata Sanskerta ini berarti lingkaran,

khususnya lingkaran magis. Simbol mandala berarti tempat suci (temenos) yang

pusatnya dilindungi. Dan, inilah simbol terpenting dalam melihat gambar-gambar

ketiadasadaran.

Simbol ini menunjukkan perlindungan pusat kepribadian dari tarikan dan

pengaruh dunia luar. Agar diyakini bahwa Tuhan barangkali bukan seperti yang

diyakini secara tradisional, tetapi bersemayam di dalam lubuk hati sebagai

kesadaran alami, yang terdapat di dalam psike-nya manusia secara universal. (”To

be sure, the God that is accepted may not be the traditional deity of theism; rather,

it is an indwelling god, a natural spirit within the universal psyche of man”) [5]

__________

[5]. Personality Theories: an Introduction (Boston: Houghton Mifflin Company, textbook, 1979), p. 112.

Page 99: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

64 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Peta Indonesia

Gambar 1.7.1: Negara Kepulauan Indonesia dari Sabang sampai Merauke Indonesia sebagai negara kepulauan terdiri dari 17.504 pulau, 10.068 suku bangsa, 3.025 spesies binatang, 47.000 jenis tumbuh-tumbuhan, berpenghuni 237 juta penduduk, dengan 485 bahasa lokal yang memiliki lagu nyanyiannya sendiri. Sepatah kata Indonesia, sangat merdu di telinga Soemantri ketika menghadapi forum ilmiah internasional di Eropa. Soemantri merasa wajib mempertahankan nama itu. Pasti akan datang kritik-kritik yang mendalam untuk ini. Namun, ia merasa siap dan telah menghadapinya dengan senang hati. Memang benar Indonesia itu sangat luas, terdiri dari banyak suku dan golongan. Namun Soemantri juga telah menjawab, sesungguhnya candra jiwa ini tidak hanya berlaku untuk bangsa Indonesia saja, tetapi berlaku untuk seluruh dunia, berlaku secara universal, ini adalah Candra Jiwa Universal.

________ http://3.bp.blogspot.com/_BmhG3wpGxq4/SxIjQS5l1wI/AAAAAAAAAIA/UVTmyRbo2s/s1600/peta+indonesia_rel_2002.jpg cited October 20, 2010.

Page 100: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 65

1.7 CANDRA JIWA INDONESIA

Candra Jiwa Universal dan Candra Jiwa Soenarto. Mengapa Soemantri

memberi nama disertasinya sebagai Candra Jiwa Indonesia, teman-temannya ju-

Sesungguhnya Candra Jiwa Indonesia tidak hanya berlaku untuk bangsa

Indonesia saja, melainkan berlaku untuk seluruh umat manusia di dunia,

berlaku secara universal, ini adalah Candra Jiwa Universal.

(Soemantri Hardjoprakoso)

ga telah mempertanyakannya. Bahwa Indonesia sangat luas, terdiri dari berbagai

suku dan golongan. Beliau menjawab, sesungguhnya candra jiwa ini tidak hanya

berlaku untuk bangsa Indonesia saja, tetapi berlaku untuk seluruh dunia, berlaku

secara universal, ini adalah Candra Jiwa Universal.

Indonesia, adalah kata yang merdu di telinga Soemantri ketika berada di

Eropa untuk menghadapi forum internasional. Soemantri merasa wajib

mempertahankan nama itu. Soemantri juga meyakini akan datang kritik-kritik

yang mendalam untuk ini. Namun, ia merasa siap menghadapinya dengan senang

hati.

Tentu saja ada nama lain yang juga tepat yaitu Candra Jiwa Soenarto,

karena dari seorang yang bernama R. Soenarto Mertowardojo candra jiwa ini

berasal. R. Soenarto orang yang pertama kali menerima pepadang, pencerahan

yang kemudian dipakai sebagai bahan untuk menyusun disertasi tersebut. Oleh

karena itu, di Indonesia sering disebut sebagai Candra Jiwa Soenarto. Bagaimana

sesungguhnya riwayat candra jiwa yang istimewa ini?

Pada tahun 1932, seorang pemuda yang bernama Soenarto telah

mengalami peristiwa yang aneh. Rupanya, beliau telah sekian lama mencari apa

yang disebut sebagai ”ilmu sejati”, yang pada waktu itu sering disebut-sebut oleh

orang Jawa.

Page 101: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

66 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Naturprinzip (Prinsip Alami, jasmani halus, jiwa, psike, dan/atau mental) ’bertemu’ Geistprinzip (prinsip rohani, Kesadaran Hidup, Pusat Imateri, dan/atau spiritual)

Bagan Transenden 1.7.1: Kesadaran Hidup itu Mengaku Sebagai Suksma Sejati Semua yang ada itu berasal dari Kesadaran Hidup. Kesadaran Hidup ini mengaku sebagai Suksma Sejati. Ilmu sejati adalah cara hidup bagi manusia untuk menyadari kemba-li ’jalannya’ menuju Kesadaran Hidup. Jalan itu berakhir ketika sang Akunya manusia hilang, lebur di dalam Kesadaran Hidup itu.

Introversi adalah cara hidup ’ke dalam’ berupa konsep kesadaran, kepercayaan, dan ketaatan kepada Kesadaran Hidup tersebut dan membangun watak-watak susila serta berbudi luhur dalam hidup yang nyata di tengah-tengah masyarakat kita ini. Orang yang bernama Soenarto dengan cara hidup tersebut telah berhasil merealisasikan hipotesis Jung tentang adanya pertemuan antara Naturprinzip dan Geistprinzip.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Alam semesta dan seisinya ================l Pancaindra l========================== MIKROKOSMOS (manusia seutuhnya) (FISIK) (Jasmani Kasar)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (MENTAL) (Jasmani Halus, jiwa)

[Aku] ↓ Naturprinzip - - - - - - - - - - - - - - - - -I TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (SPIRITUAL) Suksma Sejati Geistprinzip KESADARAN HIDUP

========================================================================

Page 102: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 67

Pada suatu hari, ia mengalami peristiwa, seolah-olah di dalam hati

sanubarinya mendengar kata-kata yang menjelaskan tentang apa sesungguhnya

ilmu sejati itu. Soenarto terperanjat, merasa takut dan heran. Suara tersebut

Asal mula dari semua yang ada adalah Kesadaran Hidup. Kesadaran

Hidup ini mengaku sabagai Suksma Sejati. Menurut suara (intuisi) yang

didengar oleh Soenarto, ilmu sejati adalah jalan atau cara hidup bagi

manusia untuk menyadari kembali Kesadaran Hidup itu sampai sang

Akunya manusia hilang meleburkan diri di dalam-Nya.

berlanjut dan mengatakan adanya suatu Kesadaran Hidup yang meliputi alam

semesta dan seisinya, merembes di mana-mana.

Kesadaran Hidup ini, adalah asal mula dari semua yang ada. Kesadaran

Hidup ini mengaku sabagai Suksma Sejati. Menurut suara itu, ilmu sejati adalah

jalan atau cara hidup bagi manusia untuk menyadari kembali Kesadaran Hidup itu

sampai sang Akunya manusia hilang meleburkan diri di dalamnya.

Cara hidup yang dimaksudkan tersebut adalah agar manusia selalu sadar,

percaya, dan taat kepada Kesadaran Hidup tersebut dan membangun watak-

watak susila serta berbudi pekerti luhur dalam hidup yang nyata di tengah-tengah

masyarakat kita ini. Mengenai Geistprinzip dan Naturprinzip telah direalisasikan

oleh orang yang bernama Soenarto. Mengenai apa yang disebutkan Jung tentang

intuisi, dialami sendiri oleh Soenarto. Bahkan terjadi pengecualian melebihi apa

yang telah disebutkan oleh Jung, kalau memang demikian adanya, Soemantri

berpendapat bahwa hipotesis Jung juga terjadi dan terbukti pada Soenarto.

Intuisi itu mengalir terus bagaikan air sungai yang membawa suatu pelajaran

sebagai isi dari intuisi tersebut.

Aliran intuisi tersebut menjadi buku pustaka yang diberi nama Sasangka

Jati. Disebut buku pustaka (intuisi) karena berisi tujuh buku yang digabung

menjadi satu. Buku pustaka inilah yang dipakai oleh Soemantri sebagai sumber

Page 103: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

68 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ilustrasi 1.7.1: Sampul Disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso Halaman ini adalah halaman ke-3 dari sampul depan disertasi Soemantri Hardjoprakoso, tertulis Sumantri (huruf ’u’) pada disertasi yang berbahasa Belanda. Dalam buku-buku tulisannya yang berbahasa Indonesia dan menurut putranya yaitu dr. Winahyo Hardjoprakoso SpOG, tanda tangan beliau menggunakan huruf ’oe’ sebagai pengganti huruf ’u’.

INDONESISCH MENSBEELD ALS BASIS

ENER PSYCH0-THERAPIE

Proefschrift ter verkrijging van de graad van Doctor in de

Geneeskunde aan de Rijkuniversiteit te Leiden, op gezag van

De Rector Magnificus Dr. A. E. Van Arkel , Hoogleraar in de

Faculteit der Wis- en Natuurkunde, tegen de bedenkingen van

de Faculteit der Geneeskunde, te verdedigen op Woensdag 20

Juni 1956 te 15 uur

door

SUMANTRI HARDJOPRAKOSO geboren te Nambangan – Solo (Indonesia) in 1913

Page 104: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 69

penelitian yang kemudian diolah menjadi disertasinya di tahun 1956. Disertasi di

sini diartikan bahwa apa yang dialami oleh Soenarto dan apa yang terkandung di

Hipotesis Jung mengenai Geistprinzip , Naturprinzip, dan intuisi telah

direalisasikan oleh orang yang bernama Soenarto. Intuisi, yang dialami

sendiri oleh Soenarto, melebihi apa yang telah disebutkan oleh Jung.

Intuisi itu mengalir terus bagaikan air sungai yang membawa suatu

pelajaran sebagai isi dari intuisi tersebut, menjadi beberapa buku.

dalam intuisi yang diterimanya dapat digubah dan dipertanggung-jawabkan

secara ilmiah.

Intuisi yang diterima Soenarto sudah tentu tidak berupa dalil-dalil dan

bersusunan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Baru setelah diteliti dan disusun

oleh Soemantri melalui jalan-jalan seperti yang ditunjukkan dalam buku Pustaka

intuisi Sasangka Jati sejak tahun 1935, sedikit demi sedikit ia menyaksikan

kebenaran seperti apa yang tercantum dalam buku pustaka itu. Rupanya

Soemantri juga mengalami intuisi, menyaksikan adanya Suksma Sejati, sekaligus

membenarkan hipotesis Jung.

Lebih jauh ia menyatakan bahwa apa yang dialami tidak hanya berlaku bagi

Soenarto dan Soemantri melainkan berlaku juga bagi tiap manusia. Sadar Kolektif

Dinamis adalah nama ilmiah untuk Suksma Sejati, sebab ada satu nama lagi yang

dikemukakan Soemantri yaitu Sadar Kolektif Statis untuk Suksma Kawekas.

Penulis buku ini (BSP) juga ingin memberi nama yang kontemporer sebagai

TheForce untuk Suksma Sejati dan TheSource untuk Suksma Kawekas, semata-

mata untuk memperluas komunikasi dengan masyarakat umum. Adalah bagi

mereka yang belum pernah mempelajari masalah candra jiwa dengan merujuk

pada istilah-istilah yang dikenal masyarakat melalui film-film terkenal yang telah

mendunia pada waktu ini, Star Wars dan The Matrix.

Page 105: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

70 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

TheForce adalah Juru Penuntun bagi Luke Skywalker dalam film The Empire Strikes Back.

Foto Film 1.7.1: Pesawat Tempur Angkasa Luar Luke Skywalker Dalam film Heksalogi Star Wars episode The Empire Strikes Back (1980) tampak kepala dan leher Robot R2D2 yang dipasang menonjol pada sayap-X pesawat Luke Skywalker. Ketika robot canggih tersebut macet, pastilah tugasnya akan gagal karena robot tersebut adalah penuntun arah sasaran bom penghancur pusat pertahanan musuh. Maka pilot Skywalker memohon petunjuk dari TheForce di dalam dirinya .. akhirnya berhasil menyelesaikan tugasnya dengan sempurna. Jauh sebelum film-film Star Wars di putar untuk masyarakat, Soemantri telah merasa men-dapatkan tuntunan dari Sadar Kolektif Dinamis (TheForce) di dalam dirinya. Rupanya, ia adalah Sang Penuntun yang dapat dirasakan tuntunannya dalam menyusun disertasi Candra Jiwa Indonesia. Potensi ini tentu saja sangat istimewa sekiranya banyak manusia yang dapat mencapainya dengan upaya tertentu. Pasti banyak persoalan di dunia menjadi selesai dengan tuntas dan harmonis.

__________ http://0.tqn.com/d/scifi/1/0/E/4/0/-/R2D2-XWING_E4S-KEY-60_R.gif cited July 1, 2011.

Page 106: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 71

Seperti pada Bulan dan Matahari yang telah diberi nama oleh berbagai

bangsa di dunia dan berbagai suku di masing-masing negara, serta pujangga-

pujangga mereka yang telah menyapa dalam syair, lagu, dan nyanyiannya. Diha-

Apa yang dialami oleh Soenarto dan apa yang terkandung di dalam

intuisi yang diterimanya dapat digubah dan dipertanggungjawabkan

secara ilmiah sebagai disertasi. Intuisi yang diterima Soenarto sudah

tentu tidak berupa dalil-dalil dan bersusunan sesuai dengan kaidah-

kaidah ilmiah. (Soemantri Hardjoprakoso)

rapkan, Candra Jiwa Indonesia juga dapat diceritakan dengan mudah dan

sederhana bagi masyarakat umum. Hal ini telah dicoba disampaikan kepada

sedikit anggota masyarakat Indonesia di berbagai negara atau masyarakat

Indonesia yang pernah bermukim lama di negara lain. Pengalaman sederhana ini

dicoba pada kurun waktu tahun 2005–2009, sewaktu penulis bertugas menjadi

Tim Dokter Kepresidenan RI.

Dalam menyusun candra jiwa baru yang lebih lengkap dari apa yang telah

dikemukakan oleh Carl Gustav Jung, Soemantri merasa mendapatkan tuntunan

dari Sadar Kolektif Dinamis. Rupanya, ia adalah Sang Penuntun yang dapat

dirasakan tuntunannya dalam menyusun disertasi tersebut. Potensi ini tentu saja

sangat istimewa sekiranya setiap manusia dapat mencapainya dengan upaya

tertentu. Banyak persoalan dunia menjadi selesai dengan tuntas dan harmonis.

Bagaimana ini semua ini dapat terjadi?

Pada awalnya, ketika semua yang ada ini belum ada, yang sudah ada adalah

Sadar Kolektif yang diam dan tenang, yang Statis, yang omnipotensi, yang

Mahakuasa. Dari Sadar Kolektif Statis, TheSource, sebagai sumber, timbullah

Sadar Kolektif yang bergerak, yang dinamakan oleh Soemantri sebagai Sadar

Kolektif Dinamis, penulis menyebutnya sebagai TheForce, suatu kekuatan

dimunculkan. Semua potensi yang semula ada pada Sadar Kolektif Statis, didele-

Page 107: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

72 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

The Source, pusat utama komputer dalam film Trilogi Matrix

Foto Film 1.7.2: Trilogi The Matrix Thomas A Anderson (dibintangi oleh Keanu Reeves) seorang programer komputer ingin sekali memecahkan rahasia kode-kode enkripsi “the Matrix”. Trilogi Matrix adalah film tahun 1999 yang disutradarai oleh Larry dan Andy Wachowski ini ingin menggambarkan kejadian tahun 2199, seratus tahun ke depan setelah mesin-pintar diciptakan dengan catu energi matahari. Panas dan biolistrik tubuh manusia sebagai bahan fusi nuklir dapat dipakai untuk menggantikan energi matahari.

The Source diyakinkan sebagai pusat utama komputer untuk mesin-mesin di kotanya sekaligus sebagai lokasi yang bekerja mandiri di dalam kode-kode Matrix sehingga tidak memerlukan program lain.

Andaikata TheSource (Suksma Kawekas) adalah matahari, maka TheForce (Suksma Sejati) adalah bulannya dan manusia adalah kelelawar-kelelawar (Sang Aku) yang tidak mungkin menatap sang matahari. Sinar sang rembulan, yang sejuk itu memungkinkan kelelawar dapat melangsungkan kehidupannya. TheForce adalah penuntunnya manusia atas nama TheSource, sumber hidup dan tujuan hidup. __________ http://thefuturebuzz.com/wp-content/uploads/2010/12/source-mainframe.jpg cited July 1, 2011.

Page 108: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 73

gasikan penuh kepada Sadar Kolektif Dinamis, utusan-Nya yang abadi. Kedua

kesadaran kolektif ini semestinya dapat dikatakan juga sebagai Dwitunggal,

Dwiaspek, TwoAspect, atau TwoFoil.

Ketika semua yang ada ini belum ada, yang sudah ada hanyalah Sadar

Kolektif yang diam, tenang, statis, dan Mahakuasa. Dari Sadar

Kolektif Statis sebagai sumber, timbullah Sadar Kolektif yang bergerak,

Sadar Kolektif Dinamis, suatu kekuatan dimunculkan. Sadar Kolektif

Statis dan SadarKolektif Dinamis adalah Dwitunggal.

Andaikata TheSource adalah matahari, maka TheForce adalah bulannya dan

manusia adalah kelelawar-kelelawar yang tidak mungkin menatap sang matahari.

Pada malam hari, kelelawar dapat melangsungkan kehidupannya karena

mendapat sinar sang rembulan, yang sejuk itu. TheForce inilah yang menuntun

manusia melalui sinarnya yang tidak menyilaukan mata kelelawar (baca manusia),

atas nama TheSource yang memiliki alam semesta dan seisinya.

Mempersatukan Kepercayaan

Dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia, tampak jelas bahwa penyakit

utama bagi bangsa ini ialah tidak adanya persatuan. Kepercayaan dan ideologi

bangsa ini selalu terpecah belah. Keadaan ini disebabkan pegangan mereka

adalah candra jiwa sendiri-sendiri yang di dalamnya jauh dari unsur-unsur

persatuan. Ada dugaan, di dalam candra jiwanya tersebut berisi semangat untuk

merebut kekuasaan dan ingin berkuasa sendiri. Hal ini dapat dikatakan dirinyalah

merasa yang paling tinggi derajatnya dan merasa paling benar.

Candra Jiwa Soenarto membuka kesempatan bagi Akunya manusia untuk

meleburkan diri di dalam kekuasaan yang lebih tinggi dan meliputi keseluruhan,

yaitu Alam Sadar Kolektif. Di sini mempersyaratkan sang Aku harus mengurangi

dan menundukkan kedaulatannya sendiri. Di lanjutkan dengan introversi yaitu

mengarahkan titik berat kesadarannya ke alam yang hakiki tersebut.

Page 109: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

74 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 1.7.1: Sang Aku Berkesempatan Lebur di Alam Sadar Kolektif Telah dibuka kesempatan seluas-luasnya oleh Candra Jiwa Soenarto bagi Akunya (materi-imateri) siapa saja untuk meleburkan diri di dalam kekuasaan yang lebih tinggi dan meliputi keseluruhan, yaitu Alam Sadar Kolektif. Syaratnya adalah mengurangi dan menundukkan kedaulatan sang Akunya sendiri.

Tentu saja tidak sesederhana itu, tiga sentra vitalitas mental pendukung sang Aku juga harus mencapai fungsi introversi-nya yang tertinggi terlebih dahulu yaitu sadar untuk angan-angan, percaya untuk perasaan, dan taat kepada Sadar Kolektif terutama bagi nafsu egosentripetalnya (Luamah).

Ketika sang Aku sudah mampu menundukkan seluruh kedaulatannya masih menunggu izin Peleburan Diri (Pamudaran) dari sang penguasa Alam Sadar Kolektif itu sendiri.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

TheSelf

Dimensi-4

SPIRITUAL

TheForce Dimensi-4

SPIRITUAL

TheSource Dimensi-4

SPIRITUAL

PPPAAAMMMUUUDDDAAARRRAAANNN (((PPPEEELLLEEEBBBUUURRRAAANNN)))

Suksma

Kawekas

Suksma

Sejati Roh

Suci

AKU Imateri

IRAHSA JATII

AKU Materi

Tripurusa (Pusat Imateri)

Alam Sadar Kolektif

MENTAL, (Jasmani Halus) Jiwa, Psike Mind

FISIK (Jasmani Kasar) Soma Body

Sentra Vitalitas (Angan-angan, Nafsu, Perasaan) Dimensi-3

IPANCAINDRAI

Page 110: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 75

Bangsa Indonesia menghadapi tantangan zaman, apakah masyarakatnya

mampu menunjukkan kepada dunia besar akan persatuannya di dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negaranya? Tanta-

Sumbangan ilmiah Candra Jiwa Indonesia adalah memberikan landasan

kerja untuk bidang pendidikan, kepercayaan, sosiologi, kedokteran, kema-

syarakatan, kebudayaan, psikologi, dan filsafat. Oleh karena luasnya

pengetahuan dasar yang dimilikinya, pantaslah kiranya diusulkan

sebagai landasan empati bagi siapa yang membutuhkan. (penulis, BSP)

ngan zaman tersebut telah dijawab oleh seorang ahli jiwa (Soemantri Hardjo-

prakoso) dengan mempromosikan suatu Candra Jiwa Indonesia yang di negerinya

sendiri diperkenalkan sebagai Candra Jiwa Soenarto. Sumbangan ilmiah dari

candra jiwa ini diyakini dapat dipakai sebagai landasan kerja untuk berbagai

kepentingan, antara lain: pendidikan, kepercayaan, sosiologi, kedokteran,

kemasyarakatan, kebudayaan, psikologi, dan filsafat.

Oleh karena luasnya landasan kerja yang dapat dimanfaatkan, pantas juga

untuk dipakai sebagai landasan empati bagi siapa saja yang membutuhkan.

Termasuk menjadi bekal ilmu pengetahuan bagi siapa saja dalam melaksanakan

tugas ke luar kepada masyarakat dan ke dalam kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Semoga Sadar Kolekif Dinamis yang omnipotensi memberikan tuntunan dan

kekuatan kepada siapa saja yang melaksanakan tugas mewakili karya-Nya.

Page 111: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

76 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Tripurusa (TriFoil): Suksma Kawekas (TheSource), Suksma Sejati (TheForce), Roh Suci (TheSelf)

Diagram Transenden 2.1.1: Jati Diri Manusia Alam sejatinya manusia dengan Tripurusa sebagai pusat hidup imateri adalah jati dirinya manusia di dalam mikrokosmos bagian dari makrokosmos (universum). Sang Aku setiap saat berkomunikasi dengan dunia luar melalui pancaindra, relasinya dengan makrokosmos, aspek komunikasinya dengan makhluk alam semesta.

Dalam evolusinya mengharuskan ia selalu melakukan introspeksi mengenai hakikat dirinya sendiri, dan posisi hubungannya dengan yang transenden di lubuk hatinya yang terdalam. Pusat imateri dengan segala potensinya itu adalah hakikat (rohani, spiritual, jati diri) manusia dan prinsip materi (jasmani halus dan kasar) sebagai selubungnya.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Fisik Dimensi-2

Mental Dimensi-3

Spiritual Dimensi-4

MAKROKOSMOS (Dunia Luar) Dimensi-1

MIKROKOSMOS

(Dunia Dalam)

Sadar Pribadi (Aku)

Tripurusa

II

ǁǁǁǁǁ

ALAM SEMESTA (2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Page 112: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 77

BAB II

MANUSIA

2.1 PENDAHULUAN Posisi manusia sebagai mikrokosmos di dalam universum mengharuskan ia

selalu melakukan introspeksi mengenai hakikat dirinya sendiri, relasinya dengan

Sang akunya manusia tidak mampu mengamati pusat imateri kecuali

refleksinya dikembalikan kepada Sang Akunya yang imateri (Roh Suci)

dengan syarat-syarat introversi tertentu atau mengikuti jalan religi.

makrokosmos, aspek dengan makhluk alam semesta, dan hubungannya dengan

yang transenden di lubuk hatinya yang terdalam, pusat/prinsip (hidup) imateri.

Pusat imateri dengan segala potensinya itu adalah hakikat manusia dan prinsip

materi (halus dan kasar) sebagai selubungnya. Prinsip materi (jasmani) halus,

selubung halus adalah jiwanya dan prinsip materi kasar, selubung kasar adalah

fisiknya.

Pancaindra adalah alat untuk melakukan eksplorasi, memanfaatkan bahkan

dapat merusak apa yang diamati. Di dalam diri manusia terdapat Rahsa Jati

(TheGate) suatu ambang kehidupan yang bersifat kontinyu antara jiwanya yang

bersifat material halus terhubung dengan pusat imateri, hakikat jati dirinya.

Ketika sadar pribadi sang aku meningkat menjadi sadar kolektif terbatas Roh Suci,

maka manusia telah melakukan evolusi peningkatan kualitas kesadaran manusia.

Esensi manusia juga diletakkan pada hubungan Roh Suci di dalam Tripurusa di

Pusat Imateri ini. Ia menunggu panggilan terakhir untuk menyelesaikan puncak

evolusinya seraya melaksanakan sadar, percaya, dan taat kepada-NYA setiap saat

seraya saling memberikan apa yang dimilikinya kepada masyarakat dengan sifat-

sifat utama rela, sabar, menerima, jujur dan budi luhur.

Manusia jelas bukan Tuhan dan bukan Utusan Tuhan (Nabi), tetapi Pusat

Imateri di dalam dirinya adalah hakikat jati diri manusia; Tripurusa (TriAspek, Tre-

Page 113: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

78 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bagan Transenden 2.2.1: Bumi dan Langit Lapis Tujuh Bumi (raga, soma, body) 7 lapis dan langit (jiwa, psike, mind) 7 lapis, saling meliputi. Struktur anatomik organ tubuh (Otak, jantung, hati, paru, darah, sumsum, otot ), dan fungsi psike [Cipta, nalar, pangerti; (Perasaan) ; Mutmainah, sufiah, amarah, luamah] menjadi wacana Candra Jiwa Indonesia. Perasaan dianggap sebagai suasana, ekstase yang terjadi di ’langit’ akibat berinteraksinya 3 angan-angan dengan 4 nafsu-nafsu. TheGate, Rahsa Jati, suatu kontinyuitas (ambang) kesadaran hidup yang menghubungkan 7 langit-dan-

bumi mikrokosmos dengan Pusat Imateri, Alam Sejati, Spirit sebagai intinya mikrokosmos. Pancaindra adalah alat komunikasi mikro-dengan-makrokosmos.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Alam semesta seisinya

=========l Pancaindra l================================== [penglihatan, pendengaran, pembau, perasa(an), pengucap (bahasa)]

MIKROKOSMOS Manusia seutuhnya

Bumi 7 lapis (Material Kasar-Fisik-Kimiawi) FFiissiikk - 1. Otak (Cipta-Pangaribawa, Nalar-Prabawa), 2. Jantung (Pangerti-Kamayan, angan2 arti sempit), 3. Hati (Perasaan), 4. Paru (Mutmainah-putih), 5. Darah (Amarah-merah), 6. Sumsum (Sufiah-kuning), 7. Otot (Luamah-violet)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Langit 7 lapis (Material Halus-Jiwa; Batin) MMeennttaall Angan-angan 1. Cipta-Pangaribawa, 2. Nalar-Pangaribawa (Otak), 3. Pangerti-Kamayan, angan2 arti sempit (Jantung), Perasaan - Perasaan (Hati), Nafsu-nafsu 4. Mutmainah-putih (Paru), 5. Amarah-merah (Darah), 6. Sufiah-kuning (Sumsum), 7. Luamah-violet (Otot)

- - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: Suksma Kawekas, Suksma Sejati, Roh Suci Alam Sejati (Pusat Imateri; Rohani) SSppiirriittuuaall =========================================================================

Page 114: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 79

Foil) dengan Suksma Kawekas (TheSource) sebagai sumber dan tujuan hidup,

Suksma Sejati (TheForce) adalah utusan Tuhan yang abadi yang menghidupi Roh

Kita memerlukan suatu ruangan visual untuk mengikuti dan memaha-

mi dengan mudah tujuan yang hendak dicapai oleh candra manusia.

Dengan begitu, manusia sebagai makhluk batiniah maupun rohaniah

dapat divisualisasikan di dalam Candra Jiwa Indonesia.

Suci (TheSelf), memimpin dan kelak menuntun Roh Suci kembali kepada sumber

dan tujuan hidupnya. Perjumpaan sadar terbatas (pribadi) dengan sadar kolektif

disebut intusi, kesadaran manusia semakin meningkat, akhirnya peristiwa

leburnya sadar pribadi/terbatas ke dalam sadar kolektif disebut Pamudaran

sekaligus merupakan tujuan akhir dari evolusinya manusia.

2.2 STRUKTUR JIWA Jika kita membuat skema seperti yang digambar pada Lampiran-1: Skema-1,

tentang relasi manusia dengan dunia luar dan tentang relasi-relasi intrapsikis

manusia, maka diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang candra manusia itu

sebagai pegangan visual untuk memahami anatomi dan fisiologi jiwa manusia,

baik sebagai makhluk batiniah (mental, jiwa) maupun rohaniah (spiritual).

Selain itu, skema tersebut juga merupakan suatu ruangan visual untuk

mengikuti dan memahami dengan mudah tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh

candra manusia Indonesia. Manusia sebagai makhluk batiniah dan rohaniah

disebut juga candra jiwa untuk membedakannya dari istilah candra manusia

dalam arti ’pandangan tentang manusia, yang menunjuk suatu bentuk kehidupan

yang disadari atau tidak menjadi pedoman hidupnya’

Dalam membahas Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) dan arti yang

dikandung olehnya, kita wajib memperhatikan pokok-pokok persoalan tertentu,

yaitu:

a. Hakikat manusia, baik aspek struktural maupun aspek fungsionalnya.

b. Hakikat dunia luar.

Page 115: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

80 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),

2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2.2.2: Pancaindra adalah Alat Komunikasi Mikro dan Makrokosmos Pancaindra adalah alat komunikasi indrawi dan psikologis antara mikro dan makrokosmos. Rahsa Jati, TheGate (tidak tepat dianggap sebagai indra ke-6, bukan alat), suatu ambang kesadaran hidup yang menghubungkan jiwa manusia dengan Alam Sejati, Pusat Imateri, yang absolut dan transenden sebagai inti dari mikrokosmos. Makrokosmos menawarkan perubahan apa saja setiap detiknya, ada yang dapat atau tidak dapat diubah lagi susunannya. Mikrokosmos bebas memilih dan mengubah apa saja yang memungkinkannya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Manusia berkembang di dalam pribadinya sendiri, selama berkembang tidak ada vitalitas asing yang dicangkokkan ke dalam dirinya. Sementara itu ada kontinuitas antara perkembangan kepribadiannya sendiri (lewat Rahsa Jati= TheGate) sampai menjadi candra jiwa ideal, ialah akhir dari perkembangan manusia itu sendiri.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Alam Semesta MAKROKOSMOS

Manusia, Dewa, Hewan, Tumbuh-tumbuhan dan Mineral

=============l Pancaindra l==============================

Manusia seutuhnya MIKROKOSMOS

Soma Jasmani Kasar, Fisik-Kimiawi, Fisik - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Psike Jasmani halus, jiwa, batin, Mental

- - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Rohani Pusat Imateri Spiritual Alam Sejati =====================================================================

Page 116: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 81

c. Komunikasi yang bersifat indrawi dan yang bersifat psikologi antara manusia

dengan dunia luar.

d. Komunikasi batiniah antara manusia dan yang transenden.

Manusia sebagai makhluk rohaniah senantiasa akan berusaha agar

yang Absolut-transenden bermanifestasi di dalam dirinya. Suatu proses

perkembangan jiwa yang sungguh-sungguh sulit karena harus mengubah

watak di dalam dirinya.

Keempat pokok tersebut ditinjau berdasarkan titik tolak bahwa manusia itu

adalah makhluk rohaniah yang berusaha agar yang Absolut Transenden

bermanifestasi di dalam dirinya. Baik manusia maupun dunia di luar manusia

adalah dinamis, sedangkan pada manusia terdapat juga kebebasan untuk

memilih kemudian memutuskan sendiri apa yang diinginkannya. Jika orang

memilih suatu candra ideal, maka ada dua kemungkinan, tercapai atau tidaknya

yang ideal tersebut. Mungkin saja ia terhenti di tengah jalan, bahkan tersesat di

jalan-jalan simpangan.

Sebab itu di dalam Candra Jiwa Indonesia disebut sebagai jalan, juga

pedoman pada proses perkembangan manusia yang sungguh-sungguh sulit itu.

Candra ideal Indonesia ini tidak lain daripada manusia dengan watak-watak yang

tumbuh dari manusia itu sendiri. Watak-watak itu selalu sudah ada sejak semula.

Hanya saja manusia pada umumnya watak-watak itu bersifat laten atau dalam

keadaan kurang tumbuh. Ada kontinuitas dari perkembangan kepribadian orang

pada umumnya sampai kepada kepribadian candra ideal, yang merupakan

tingkat akhir perkembangan kemanusiaan.

Selama perkembangan ini tidak ada sesuatu pun dari luar yang dimasukkan

atau dicangkokkan ke dalam kepribadian manusia. Tidak ada tenaga-tenaga luar

yang asing bagi manusia dan yang bukan milik manusia itu sendiri. Jika ada

tenaga-tenaga dari luar yang asing bagi manusia ikut bekerja di dalam diri kita,

maka kita justru sudah berada di jalan yang sesat. Inilah perbedaan yang esensial

antara candra manusia Indonesia dari Soenarto dengan candra- candra tertentu

Page 117: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

82 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 2.2.1: Prinsip Imateri (Hakikatnya) dan Materi (Selubungnya) Pusat Imateri ini tidak terikat pada organ atau bagian tertentu. Tetapi memiliki titik hubungan kerja dengan selubungnya yang bermateri, yaitu di daerah dekat jantung. Di situlah tempatnya ketika mengalami perasaan yang terdalam dan terhalus. Suatu kontinuitas, ekstase yang menunjukkan tempat pintu gerbang (TheGate) untuk masuk ke alam prinsip imateri ini, ya Hidup Sejati, sebagai jati dirinya sendiri.

Hidup Sejati adalah titik pusat Candra Jiwa dan Candra Dunia Indonesia, sebagai sumber segala hidup dan sumber segala materi. Hidup Sejati ini adalah satu dan abadi, imateri, merembes-menembus-meliputi segala sesuatu. Ruang dan waktu berada di bawah kekuasaan-Nya. Ia tidak bermula dan tidak berakhir. Hidup Sejati inilah yang melahirkan ruang dan waktu.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

(FISIK)

Angan-angan, Perasaan, Nafsu-nafsu

HIDUP SEJATI Pusat Imateri

(SPIRITUAL)

Materi Halus

(MENTAL)

Materi Kasar

MAKROKOSMOS Asadar Kolektif

--------------------l Rahsa Jati l-------------------- Rahsa Jati

ǁǁǁǁǁ

Page 118: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 83

lainnya yang terdapat di Indonesia. Mencapai candra ideal itu, di dalam hidup

yang sekarang ini juga, adalah pencerahan ajaran candra manusia dan candra

dunia Indonesia ini.

Candra Ideal Indonesia adalah manusia dengan watak-watak yang

tumbuh dari manusia itu sendiri, melalui suatu perjalanan hidup yang

sulit, dan merupakan tingkat akhir dari perkembangan kemanusiaan.

Adalah suatu pencerahan agar candra ideal ini dicapai dalam kehidupan

sekarang ini juga! ~Soemantri Hardjoprakoso

Menurut ajaran ini, maka manusia terdiri atas prinsip imateri yang

merupakan hakikatnya dan selubungnya yang materi. [1] Prinsip imateri ini tidak

dilokalisasi di suatu bagian tertentu ataupun terikat pada organ tertentu, tetapi

ada juga disebut titik-hubungan kerjanya dengan selubungnya yang materi, yaitu

di daerah dekat jantung [2]. Tempat di mana kita mengalami perasaan yang

terdalam dan terhalus menunjukkan tempat pintu gerbang untuk masuk ke alam

prinsip imateri ini.

Titik pangkal candra jiwa dan candra dunia Indonesia ini ialah Hidup Sejati,

sumber segala hidup dan sumber segala materi. [3]. Hidup Sejati ini adalah satu

dan abadi, imateri, merembes-menembus-meliputi segala sesuatu. Ia mengatasi

ruang dan waktu. Ia tidak bermula dan tidak berakhir. Ruang dan waktu lahir

dari Hidup Sejati ini.

Hidup Sejati ini pada hakikatnya adalah satu, tetapi menampakkan diri

dalam tiga aspek. Aspek pertama dan yang tertinggi adalah Hidup yang mutlak

diam dan statis, sebagai sumber hidup disebut Suksma Kawekas (TheSource).

Aspek yang kedua ialah Hidup yang dinamis di mana dilahirkan aktivitas dari yang

__________

[1]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 52 .

[2]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954. Bab Tunggal Sabda h. 107

[3]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi h. 47

Page 119: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

84 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos Bagan Transenden 2.2.3: Body, Mind dan Spirit Di dalam The Immaterial Centre (pusat mikrokosmos), aspek pertama dan yang tertinggi adalah Hidup yang mutlak, diam dan statis, sebagai sumber hidup, disebut TheSource (Suksma Kawekas). Aspek yang kedua ialah Hidup yang dinamis di mana dilahirkan aktivitas dari yang statis dan disebut TheForce (Suksma Sejati). Aspek yang ketiga ialah TheSelf (Roh Suci), jiwa sejati dari manusia, yang dapat dianggap sebagai cahaya atau percikan api dari TheForce dengan TheSource sebagai sumbernya. Hidup yang satu dan yang menampakkan diri dalam tiga aspek ini disebut TreFoil (TriAspect, TriFoil, Tripurusa).

TheSelf sebagai percikan TheForce, dianggap juga sebagai hamba dari TheSource dan TheForce, serta mendapat pelimpahan kekuasaan TheForce dikurangi kompetensinya untuk perencanaan dan kebijaksanaan. Dalam menjalankan kekuasaan pelaksanaan, TheSelf dipimpin dan dibantu TheForce. Karena itu TheForce disebut juga sebagai Guru Sejati, Penuntun Sejati atau Panutan Sejati, Sang Sabda, dan Sang Pepadang.

________

Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS ===========l Pancaindra l================================ Manusia MIKROKOSMOS

Soma Jasmani Kasar-Raga Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Psike Jasmani Halus-Jiwa Mental

- - - - - - - - - -I TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Rohani The Immaterial Centre Spiritual

TreFoil: TheSource, TheForce, TheSelf

======================================================================

Page 120: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 85

statis, yang menghidupi dan disebut Suksma Sejati (TheForce). Aspek yang ketiga

ialah Roh Suci (TheSelf), jiwa sejati dari manusia, yang dihidupi, yang dapat di-

Hidup Sejati ini pada hakikatnya adalah satu, tetapi menampakkan diri

dalam tiga aspek disebut Tripurusa: Suksma Kawekas adalah aspek hidup

yang statis, Suksma Sejati; yang dinamis, Roh Suci; yang terbatas.

anggap sebagai cahaya atau percikan api dari Hidup yang satu dan yang menam-

pakkan diri dalam tiga aspek ini disebut Tripurusa (TriAspek, TriFoil, TreFoil, Tri-

tunggal) [4]

Kalau Suksma Kawekas itu pemegang kehendak, maka Suksma Sejati

adalah pemegang perencanaan dan kebijaksanaan dan Roh Suci kekuasaan

tentang pelaksanaan-nya. [5] Suksma Kawekas adalah pemilik kekuasaan mutlak,

Suksma Sejati yang memegang kekuasaan mutlak itu dikurangi kehendak, oleh

karena itu Suksma Sejati disebut juga Utusan yang nonpribadi dari Suksma

Kawekas.

Roh Suci sebagai percikan Suksma Kawekas, dianggap juga sebagai hamba

dari Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, dan mendapat pelimpahan kekuasaan

Suksma Sejati dikurangi kompetensinya untuk perencanaan dan kebijaksanaan.

Dalam menja-lankan kekuasaan pelaksanaan, Roh Suci dipimpin dan dibantu

Suksma Sejati. Karena itu Suksma Sejati disebut juga sebagai Guru Sejati,

Penuntun Sejati atau Panutan Sejati, Sang Sabda, dan Sang Pepadang[6]

Suksma Sejati sebagai yang dinamis menciptakan empat unsur dasar:

suasana, api, air, dan tanah. Keempat unsur ini saling bereaksi dan karena

dipimpin oleh suatu perencanaan, maka terjadilah alam semesta. Maka

diciptakanlah di dunia ini manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan dewa. Jas-

_________

[4]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954. Bab Hasta Sila h. 13

[5]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954. Bab Tunggal Sabda h. 105

[6]. Sda. Bab Hastasila h. 13-14

Page 121: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

86 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Big Bang mengawali sejarah terjadinya alam semesta

Gambar 2.2.1 : Terjadinya Alam Semesta Waktu lahirnya alam semesta diperkirakan antara 13,5 dan 14 milyard tahun yang lalu. Umur alam semesta adalah jeda waktu antara Dentuman Besar (Big Bang) dengan saat ini.

Atas kehendak Suksma Kawekas, Suksma Sejati menciptakan alam semesta dari empat unsur dasar: suasana, api, air, dan tanah yang saling bereaksi berdasarkan perencanaan. Maka datanglah di dunia ini manusia terdiri atas empat unsur, hewan tiga unsur yakni suasana, api dan tanah, tumbuh-tumbuhan dua unsur yaitu air dan tanah dan dewa satu unsur, yaitu api.

__________ http://xixidu.net/history-of-the-universe.gif cited June 1, 2011.

Page 122: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 87

mani manusia terdiri atas empat unsur, hewan tiga (suasana, api dan tanah),

tumbuh-tumbuhan dua (air dan tanah) serta dewa satu unsur, yaitu api. [7]

Suksma Sejati adalah aspek hidup yang dinamis, atas nama Suksma

Kawekas menciptakan empat unsur dasar: suasana, api, air, dan tanah.

Keempat unsur ini saling bereaksi dan karena dipimpin oleh suatu

perencanaan, maka terjadilah alam semesta.

Yang esensial di dalam manusia adalah Roh Suci dengan hubungan mutlak-

nya di dalam Tripurusa, sebagai hakikat hewan adalah Roh Suci saja, tanpa

hubungan mutlak di dalam Tripurusa; tumbuh-tumbuhan dan dewa tidak mem-

punyai Roh Suci sebagai esensi. Yang menjadi daya hidup tumbuh-tumbuhan

adalah daya hidup unsur-unsurnya sendiri, yaitu unsur air dan tanah. [8]

Dewa mempunyai kekuatan dan kekuasaan khusus karena kemayannya.

Dewa itu bersifat materi, seperti alat elektronik yang diberi isi tenaga listrik

(baterai) yang lambat laun berkurang sampai akhirnya menjadi kosong.

Badan/jasmaninya lalu kembali kepada unsur api di universum.

Semua yang bersifat unsur dalam berbagai bentuk, gerak dan

metamorfosanya dan segala sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari unsur

dianggap sebagai busana dari Hidup. [9] Jika salah satu bentuk hancur, maka

unsur-unsur pembentuknya kembali kepada keadaannya semula, untuk

kemudian membentuk wujud-wujud yang lain. Proses terus menerus ini, per-

kembangan dan kehancuran, menjadi ada dan musnah, dilahirkan dan mati,

tumbuh dan surutnya bentuk dan wujud, akan tetap ada selama Kehendak Suks-

ma Kawekas masih berlaku untuk membiarkan semua ini terus berlangsung. [10]

__________

[ 7]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954 h. 70-71 Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)

[ 8]. Sda. Bab Gumelaring Dumadi h. 67-70

[ 9]. Sda. Bab Gumelaring Dumadi h. 52-56

[10]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi h. 70-71. Tunggal Sabda h. 121, Sangkan Paran h. 187.

Page 123: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

88 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mainan dari kayu dengan motif kuda yang berwarna putih, kuning, merah, dan hitam.

Foto 2.2.1 : Empat Ekor Kuda berwarna Putih, Kuning, Merah, dan Hitam

Keempat unsur suasana, api, air, dan tanah masing-masing mempunyai potensi sendiri-sendiri, yang menampakkan diri di dalam jasmani manusia sebagai suatu aktivitas atau nafsu. Keempat nafsu tersebut merupakan daya hidup yang berlain-lainan, dapat dipersatukan, namun sering berebut pengaruh.

Nafsu mutmainah (diibaratkan kekuatan kuda yang berwarna putih, White. Berasal dari unsur suasana) adalah dorongan ke arah perikemanusiaan, sosial dan suprasosial, cinta kasih kepada sesama makhluk. Nafsu amarah (kuda merah, Red) berasal dari unsur api yang menampakkan dirinya sebagai temperamen yang mudah marah, dalam kekuatan kehendak, kemauan dan keuletan menyelesaikan masalah. Nafsu sufiah (kuda kuning, Yellow,) berasal dari unsur air, mendorong keinginan, hasrat, cinta kasih dan tertarik kepada keindahan. Nafsu luamah (kuda warna hitam, Black) adalah nafsu dari tanah, berupa dorongan pemuasan seks, egoistik, keselamatan diri, puas diri, enggan memulai suatu gerakan atau tindakan. Ia hadir dalam sifat-sifat negatif lainnya seperti malas, loba, tamak, iri hati, dan mencari enaknya saja.

_________ http://4imgs.com/306/x/670110_FULL.jpg cited August 26, 2011.

Page 124: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 89

Keempat unsur tadi masing-masing mempunyai potensi sendiri-sendiri,

yang menyatakan diri di dalam jasmani manusia sebagai suatu aktivitas atau

nafsu (drive, passion, kekuatan, power). Karena itu ada empat daya hidup atau

Nafsu mempunyai aspek baiknya, yaitu jika dapat diatur untuk

kepentingan mutmainah, nafsu sosial dan suprasosial. Luamah

menampakkan diri dalam bentuk kekuatan jasmaniah, keuletan, dan

ketahanan terhadap penderitaan dan kekurangan, toleransi, dan

berdaya tampung yang besar, inilah sifat-sifat dari ibu bumi (tanah).

nafsu yang berlain-lainan. Nafsu adalah salah satu dari tiga sentra vitalitas di

dalam jiwa.

Nafsu suasana adalah dorongan ke arah perikemanusiaan, sosial dan

suprasosial, cinta kasih kepada sesama makhluk. Nafsu ini diberi nama

mutmainah (diibaratkan kekuatan kuda yang berwarna putih, White). Unsur api

mengandung nafsu yang disebut amarah (kuda merah, Red) yang menampakkan

dirinya sebagai temperamen yang mudah marah, dalam kekuatan kehendak,

kemauan dan keuletan menyelesaikan masalah. Unsur air memberi nafsu

keinginan, hasrat, cinta kasih dan tertarik kepada keindahan, nafsu ini bernama

sufiah (kuda kuning, Yellow,). Luamah (kuda warna hitam, Black) adalah nafsu

dari tanah, berupa dorongan egoistik, keselamatan diri, enggan memulai suatu

gerakan, tindakan. Ia menyatakan diri dalam sifat-sifat malas, loba, tamak, iri

hati, mencari enaknya saja, puas diri, dan nafsu sahwat.

Tetapi nafsu ini mempunyai juga segi-segi baiknya, yaitu jika ia tunduk

kepada dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan mutmainah, nafsu sosial dan

suprasosial. Dalam hal demikian, luamah menampakkan diri dalam bentuk

kekuatan jasmani, keuletan dan ketahanan terhadap penderitaan dan

kekurangan, toleransi dan berdaya tampung yang besar, semuanya itu adalah

sifat-sifat dari ibu bumi (tanah). [11].

__________

[11]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954 h. 52-61. Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)

Page 125: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

90 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Refleksi, Bayangan Bulan Purnama di Laut

Foto 2.2.2 : Bulan Sebagai Pusat Cahaya Yang Menerangi Keheningan Malam Bulan sebagai wakil matahari di malam hari dapat membentuk refleksi bayangannya di laut yang luas. Bulan memang ‘bertugas’ memantulkan cahaya matahari untuk belahan bumi yang gelap (malam hari). Bentuk refleksinya tergantung riak gelombang laut yang memantulkannya.

Angan-angan adalah refleksi (bayangan) Tripurusa sebagai inti yang imateri di dalam badan/jasmani halusnya manusia. Refleksi Tripurusa (TriAspect) di dalam selubung materi halus tersebut adalah daya intelektual manusia.

Tripurusa juga memiliki tiga aspek refleksi, yaitu: 1. Roh Suci memantulkan Ciptanya manusia. Cipta adalah pikiran atau fungsi membentuk bayangan dari angan-angan. 2. Suksma Sejati memantulkan nalar di dalam busana materi halus. Nalar atau pemikir adalah fungsi asosiatif. Kemampuan manusia untuk meng-asosiasi-kan berbagai bayangan pikiran menjadi satu rangkaian tertentu. 3. Suksma Kawekas merefleksikan pangerti ke dalam selubung materi halus manusia. Pangerti adalah kemampuan yang berfungsi menangkap arti, menangkap dan melihat keseluruhan, menilik, menembus ke dalam objek.

__________ http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRsnDMpdRSJC5N-uhdAKxS79qoXWb4hcsM55snTPOv24dKB3uFc cited August 26, 2011.

Page 126: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 91

Keempat unsur ini begitu bercampur-baur di dalam jasmani, sehingga tidak

dapat ditunjuk keadaan mereka masing-masing, jika terpisah dari yang lain-lain.

Namun demikian disebut juga tempat lokalisasi di mana terdapat konsentrasi

Angan-angan adalah refleksi (bayangan) yang ditimbulkan oleh berada-

nya Tripurusa di dalam badan/jasmani sebagai busana materinya.

Daya intelektual manusia adalah mencerminkan daya kekuasaan

Tripurusa di dalam selubung materi tersebut.

suatu unsur tertentu sehingga ia berdominasi di tempat itu. Umpamanya hawa

masuk dalam pernafasan, paru adalah tempat di mana paling banyak unsur

suasananya. Di dalam darah terdapat konsentrasi unsur api yang terbesar. Di

dalam sungsum terdapat banyak unsur air, sedangkan di dalam urat-daging unsur

tanahlah yang mempunyai perwakilan yang terbesar. [12]

Beradanya Tripurusa di dalam badan/jasmani sebagai busana materi,

menimbulkan refleksi (bayangan) dengan sebutan angan-angan. Refleksi

Tripurusa di dalam selubung materi ini adalah daya intelektual manusia. Refleksi

ini juga mempunyai tiga aspek, yaitu:

1. Cipta adalah pemantulan Roh Suci. Cipta adalah pikiran atau fungsi

memben-tuk bayangan dari angan-angan.

2. Nalar atau pemikir adalah fungsi asosiatif, yang mengasosiasikan

berbagai bayangan pikiran menjadi satu rangkaian. Kemampuan ini adalah akibat

pemantulan Suksma Sejati di dalam busana materi.

3. Pangerti, fungsi menangkap arti, menangkap dan melihat keseluruhan,

menilik, menembus ke dalam objek. Kemampuan ini bersumber kepada refleksi,

bayangan Suksma Kawekas. [13]

__________

[12]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi. h. 62.

[13]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi. h. 60-61.

Page 127: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

92 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bima melawan naga berkepala tiga, metafor dari angan-angannya sendiri yang terdiri dari cipta, nalar, dan pangerti. (Ilustrator: Santoso Oetomo, Juli, 2011)

Gambar 2.2.2 : Bima ketemu Dewa Ruci Bima (Werkudoro) yang gagah perkasa itu, setelah mengalahkan Naga berkepala tiga (diferensiasi angan-angan) menyelam di dasar samudra (kesadarannya) “bertemu” dengan Bima Kecil (perhatikan kukunya), Dewa Ruci (dirinya sendiri yang abadi). Kisah dalam dunia pewayangan semakin seru ketika ia masuk melalui telinganya (rahsa jati).

__________ http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/werkudara-bertemu-dewaruci.jpg cited May 29, 2011.

Page 128: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 93

Kecuali itu, ketiga aspek itu berada secara kolektif di dalam refleksi

Tripurusa yang tidak berdeferensiasi, yaitu angan-angan dalam arti sempit, yang

bertempat di dekat jantung juga.[14] Angan-angan sebagai keseluruhan kadang-

Komunikasi manusia (mikrokosmos) dengan dunia luar (makrokosmos)

melalui pancaindra: penglihatan, pendengaran, pembau, perasa(an) dan

pengucap (bahasa), bukan pengecap, menurut Candra Jiwa Indonesia.

kadang digambarkan dengan lambang berupa seekor ular naga berkepala tiga.[15]

Tiga kepala ini menggambarkan tiga bentuk diferensiasi dari angan-angan. Tiga

refleksi Tripurusa ini masing-masing mempunyai tenaga gaib.

Tenaga gaib cipta adalah pangaribawa, dari nalar bernama prabawa dan

kemayan adalah hasil dari pengerti. Terutama kemayanlah yang mempunyai

tenaga magis. Ketiga aspek angan-angan ini tidak pernah bertindak sendiri-sendiri,

tetapi selalu simultan (bersama-sama pada waktu yang sama). [16]

Badan/jasmani secara keseluruhan berhubungan dengan dunia luar dengan

perantara pancaindra. Ada lima indra: penglihatan, pendengaran, pembau,

perasa(an), dan pengucap (bahasa). [17]

Yang disebut indra perasa(an) ialah rasa halus manusia, semacam organ

peraba yang tak tampak, dengan mana orang dapat meraba-raba perasaan dan

pikiran orang lain sampai sedalam-dalamnya dan dengan mana orang dapat

menerima atau menolak sesuatu. Dijelaskan, perasaan ini bertempat di hati. [18]

__________

[14]. Soenarto Mertowardojo R, Hardjoprakoso RT, Trihardono Soemodihardjo R: Sasangka Jati,

Repr.Jatop. 523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi. h. 60-61.

[15]. Yasadipura I: Dewa Ruci, diterbitkan oleh M. Ng. Kramaprawira dengan perantaraan Percetakan

Van Dorp. 1870, 1873, 1880.

[16]. Soenarto Mertowardojo R, Hardjoprakoso RT, Trihardono Soemodihardjo R: Sasangka Jati,

Repr.Jatop. 523/B. 1954 h. 62 Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)

[17]. Soenarto dkk. Bab Gumelaring Dumadi h. 52

[18]. Soenarto dkk. Bab Hasta Sila h. 19

Page 129: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

94 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos Bagan Transenden 2.2.4: Pengucap bukan Pengecap Selain indra-indra penglihatan, pendengaran, dan pembau, ada yang disebut indra perasa ialah rasa halus manusia. Organ peraba ini tidak tampak, tetapi dapat meraba-raba perasaan dan pikiran orang lain sampai sedalam-dalamnya. Orang dapat menerima atau menolak sesuatu tanpa pemikiran intelektual. Manusia berinteraksi dengan lingkungannya (makrokosmos) di jembatani oleh indra Pengucap (bahasa). Pada indra-indra itu dibedakan bagian kasar dan bagian halusnya. Dalam kegiatan kita yang memerlukan kesadaran penuh, maka bagian yang kasar dipergunakan untuk pengamatan kita keluar. Selama orang tidur di dalam mimpi atau di dalam lamunan tanpa kesadaran maka bagian yang halus tetap bekerja.

________

Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS ALAM SEMESTA

===============l Pancaindra l========================== [penglihatan, pendengar, pembau, perasa(an) dan ]

MIKROKOSMOS (Manusia seutuhnya)

Bumi 7 lapis (Materi Kasar-Raga,Fisik-Kimiawi)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Langit 7 lapis (Materi Halus-Jiwa, Rohani)

- - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

ALAM SEJATI (Pusat Imateri)

=======================================================================

Page 130: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 95

Pengucap sebagai jembatan antara dunia luar dan manusia merupakan juga

kemungkinan terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungannya dan

karena itu dimasukkan sebagai salah satu indra. Pada indra-indra itu dibedakan

Bumi sebutan lain dari soma (badan/jasmani kasar), tempat terseleng-

garanya proses-proses jasmaniah biasa (biologi, fisika-kimiawi) seperti

pergantian zat gizi, air, garam, sirkulasi darah, dan pernafasan. Langit,

sebutan lain dari psike (badan/jasmani halus), tempat terselenggara

mekanisme-mekanisme mental atau jiwa, dalam hal ini bukan rohaniah.

bagian kasar dan bagian halusnya. Bagian yang kasar biasa dipergunakan dalam

kehidupan kita yang sadar penuh, untuk pengamatan kita keluar. Bagian yang

halus tetap bekerja selama orang tidur di dalam mimpi atau di dalam lamunan. [19]

Badan/jasmani, materinya terdiri atas bagian materi kasar dan materi halus. [20] Di dalam badan/jasmani kasar (soma) yang disebut juga bumi, terselenggara

proses-proses jasmaniah biasa seperti pengambilan dan distribusi oksigen,

oksigenisasi jaringan, pergantian zat gizi, air, dan garam. Terdapat juga sirkulasi

darah, pernafasan, dan gerak motorik otot-otot tubuh. Di dalam badan/jasmani

halus (psike), yang disebut juga langit, terselenggara mekanisme-mekanisme

psikologi, mental, atau jiwa.

Kedua badan/jasmani ini, kasar dan halus, terjalin dengan eratnya. Kiranya

dapat dibandingkan dengan perumpamaan seperti hubungan air dengan uap di

atasnya. Pengaruhnya datang dari dan diterima oleh kedua belah pihak.

Bumi yang bermateri kasar dan langit yang bermateri halus masing-masing

terbagi atas tujuh saf, yang satu tidak terletak di samping yang lain, tetapi yang

satu merembes dan menembus yang lain. Ketujuh saf ini terjadi karena

perbedaan kepadatan materinya, yang disusun dalam tujuh konsentrasi. [21] Ma-

__________

[19]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-4-1949

[20]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954. h. 52 Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)

[21]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954 h. 129 Bab Tunggal Sabda (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)

Page 131: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

96 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Tampak air laut yang disinari matahari dengan uap air yang jenuh di atasnya

Foto 2.2.3: Kontinuitas antara Air Laut dengan Uap Air di Atasnya Kabut adalah titik-titk air yang merupakan hasil kondensasi atau sublimasi dari uap air yang terapung-apung di atmosfer dekat permukaan laut. Melalui suatu proses kondensasi, uap air dalam atmosfer akan berubah wujud menjadi cair atau padat menjadi titik-titik air atau bersublimasi menjadi kristal-kristal es. Titik-titik air dan kristal-kristal es yang berkumpul, melayang-layang di lapisan atmosfer yang tinggi disebut awan, namun disebut kabut bila melayang-layang di lapisan atmosfer dekat permukaan yang rendah, yaitu di atas laut atau di permukaan tanah.

Bumi (soma) yang bermateri kasar dan langit (psike) yang bermateri halus dapat diumpamakan berhubungan seperti air di lautan dengan uap air di atasnya. Masing-masing terbagi atas tujuh saf, yang satu tidak terletak di samping yang lain, tetapi yang satu merembes dan menembus yang lain. Ketujuh saf ini terjadi karena perbedaan kepadatan materinya, yang disusun dalam tujuh konsentrasi.

Manusia disebut juga sebagai jagad-kecil (hidup dengan busana kecil), dunia-kecil atau mikrokosmos, karena semua unsur materi (kasar dan halus), dan pusat imateri yang paling transendental) dengan Tripurusa diwakili di dalamnya (rohaniah, spiritual). Alam semesta, universum, Hidup dengan busana besar, disebut jagad besar atau makrokosmos, manusia termasuk di dalamnya.

__________ http://lh5.ggpht.com/_4gi2AEV7AIw/SlzUMV_3M8I/AAAAAAAAAIY/B4sVpYa4_Lo/kabutuap18.jpg cited December 12, 2011. http://kurnia-geografi.blogspot.com/2011/04/kabut.html cited December 12, 2011.

Page 132: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 97

sih ada satu lagi yang paling transendental yang disebut Candra Jiwa Indonesia

sebagai pusat imateri yang melengkapi sebutan manusia sebagai makhluk

rohaniah (spiritual).

Mikrokosmos (dunia kecil) adalah Hidup dengan busana kecil , yaitu

manusia dengan semua unsur materi dengan Tripurusa di pusatnya

(imateri). Makrokosmos, adalah alam semesta, universum. Makrokosmos

(alam semesta) adalah Hidup dengan busana besar.

Manusia disebut juga jagad-kecil, dunia-kecil atau mikrokosmos, karena

semua unsur materi dan juga Tripurusa diwakili di dalamnya. Alam semesta,

universum, Hidup dengan busana besar, disebut jagad besar atau makrokosmos. [22] Maka terlihatlah dalam struktur candra jiwa manusia Indonesia dengan

berbagai pusat vitalitas:

I. Yang imateri atau tidak terikat materi: Tripurusa, Triaspek terdiri atas; Suksma

Kawekas, Suksma Sejati, dan Roh Suci.

II. Yang materi atau terikat oleh materi:

1. Angan-angan: a. Cipta - Pangaribawa, b. Nalar – Prabawa, c. Pangerti –

Kemayan.

2. Nafsu-nafsu: a. Mutmainah, b. Amarah, c. Sufiah, d. Luamah.

3. Perasaan (rasa-pangrasa). Sentra/pusat vitalitas terikat materi yang ketiga

ini ialah rasa-pangrasa atau hidup-perasaan.

Nafsu, angan-angan dan perasaan adalah sebagai ’tiga makhluk’ yang berlain-

lainan, masing-masing berjuang dan bekerja untuk diri sendiri dan karena itu

dapat menimbulkan ketidakselarasan. [23]

__________

[22]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954 h. 129 Bab Gumelaring Dumadi h. 52 (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)

[23]. Tr. Soemodihardjo: Surat kepada Soemantri tentang ―memahami hidup‖ 1952

Page 133: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

98 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 2.3.1: Sang Aku adalah Pimpinan Mental (Jiwa) Manusia Refleksi Tripurusa di dalam badan/jasmani sebagai angan-angan. Sang Aku manusia adalah kristalisasi dari angan-angan dan secara potensial adalah pimpinan atas rasa-pangrasa atau perasaan dan nafsu-nafsu. Kesadaran pribadi yang mengandung rasa puas itu adalah manifestasi terbentuknya hubungan erat ketiganya di dalam batin.

Sifat utama angan-angan adalah kedaulatan (walaupun terbatas) dan angan-angan selalu berhubungan dengan pangrasa (perasaan). Angan-angan merealisasikan potensi tertentu karena ikatannya dengan nafsu dan alat-alat pelaksana jasmani.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

(FISIK)

Angan-angan,

Perasaan, Nafsu-nafsu

HIDUP SEJATI Pusat Imateri

(SPIRITUAL)

(MENTAL)

[Aku]

Materi Kasar

Materi Halus

MAKROKOSMOS

--------------------l Rahsa Jati l-------------------- Rahsa Jati

ǁǁǁǁǁ

Page 134: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 99

2.3 FUNGSI JIWA

Selama perkembangan soma, somatik, badan/jasmani manusia, kita

melihat berbagai pusat/sentra vitalitas berdiferensiasi, masing-masing dengan

Pusat imateri yang hakiki, adalah Tripurusa menurut Candra Jiwa

Indonesia. Manusia menjadi sadar bahwa ia hidup karena Sumber

Hidup melalui Utusan-Nya menyisipkan Hidup di dalam diri manusia.

daerah kerjanya sendiri. Tripurusa adalah pusat imateri yang hakiki, menurut

candra jiwa manusia Indonesia, adalah yang menyisipkan Hidup di dalam

manusia dan yang menyebabkan manusia sadar bahwa ia hidup. Selanjutnya, ada

angan-angan yang terjadi karena refleksi Tripurusa di dalam badan/jasmani.

Angan-angan ini membentuk sang Aku manusia dan potensial memegang

pimpinan atas rasa-pangrasa atau disingkat pangrasa dan nafsu-nafsu. [1]

Sifat utama angan-angan adalah kedaulatan (walaupun terbatas) dan

angan-angan selalu berhubungan dengan pangrasa. Angan-angan merealisasikan

potensi tertentu karena ikatannya dengan nafsu dan alat-alat pelaksana jasmani.

Angan-angan adalah pendukung dan pemegang kesadaran pribadi.

Karena ikatan yang erat antara angan-angan dengan perasaan dan nafsu-

nafsu [pemuas], maka kesadaran pribadi ini mengandung rasa puas (lust). Karena

itu sadar pribadi menutupi kesadaran Tripurusa dan menyebabkan kesadaran

Tripurusa ini menjadi tersilam atau latent. Karena Suksma Kawekas itu adalah

bentuk asal dari semua Hidup, maka kesadaran yang ada pada Tripurusa adalah

sesuatu yang kolektif, yaitu kesadaran yang kolektif.

__________

[1]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 62.

Page 135: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

100 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 2.3.2: Sadar Pribadi Menyelimuti Sadar Kolektif Angan-angan adalah pendukung dan pemegang sadar pribadi. Karena ikatan yang erat antara angan-angan dengan perasaan dan nafsu-nafsu, maka sadar pribadi ini mengandung rasa puas (lust). Karena itu sadar pribadi menutupi kesadaran Tripurusa dan menyebabkan kesadaran Tripurusa ini menjadi tersilam atau latent. Sebaliknya, Suksma Kawekas itu adalah bentuk asal dari semua Hidup, maka kesadaran yang ada pada Tripurusa adalah kesadaran kolektif yang meliputi mikro dan makrokosmos sampai tak terbayangkan. Dengan upaya introspeksi yang sungguh-sungguh manusia berpotensi mengenal jati dirinya kembali, menerima anugerah intuisi, dan menyelesaikan evolusi egonya dalam peristiwa Pamudaran.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

FISIK

Dimensi-2

MENTAL Dimensi-3

TRIPURUSA

SPIRITUAL Dimensi-4

MIKROKOSMOS

Nafsu- nafsu

Angan-

angan

Perasaan

ǁǁǁǁǁ

ǁ

SSSaaadddaaarrr

KKKooollleeekkktttiiifff

SSSaaadddaaarrr PPPrrriiibbbaaadddiii

MAKROKOSMOS Manusia, Dewa, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, dan Mineral

Dimensi-1

Page 136: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 101

Hidup itu ada di mana-mana, baik mikro atau makrokosmos. Ada kesatuan

dan keseluruhan, unitas dan totalitas. Karena Aku manusia itu terbatas oleh dan

terbatas pada dirinya sendiri, yaitu oleh individualitasnya, maka manusia tidak

Karena Suksma Kawekas itu adalah bentuk asal, sumber dari semua

Hidup, maka kesadaran yang ada pada Tripurusa adalah sadar

kolektif. Suksma Sejati, sadar kolektif dinamis utusan abadi Suksma

Kawekas, sadar kolektif statis. Suksma Sejati adalah yang menyisipkan

hidupnya Roh Suci, sang pemilik sadar terbatas, sang Aku-imateri.

mengalami totalitas itu. Kedaulatan Aku menjauhkan diri, memisahkan diri dari

kesatuan dan keseluruhan yang lebih tinggi itu.

Menerima kesatuan dan keseluruhan yang lebih tinggi berarti menem--

patkan kedaulatannya sendiri di bawahnya. Karena individualitasnya timbullah

pemisahan, dan karena itu seakan-akan dibuang dari Hidup dalam bentuk asalnya.

Di dalam pembuangan ini sang Aku mempunyai fungsi pimpinan sentral terhadap

perasaan, nafsu dan alat-alat pelaksana. Angan-angan mendorong aktivitas nafsu

dan mampu mengalirkan aktivitas itu melalui jalan-jalan tertentu.

Keluar, sang Aku mewakili seluruh jasmani dan bertanggung jawab juga

atas aktivitas perasaan. Tetapi menurut struktur jiwa, sang Aku hanya dibentuk

oleh angan-angan. Sang Aku meliputi perasaan dan nafsu-nafsu sebagai selubung.

Bagian-bagian yang membentuk angan-angan: cipta, nalar, dan pangerti,

beserta keempat kekuatan nafsu: luamah, sufiah, amarah, dan mutmainah,

disebut kekuatan-kekuatan saudara sang Aku. [2] Jadi ada tujuh kekuatan saudara,

saudara-tujuh. Kekuatan-kekuatan ini menjadi satu kekuatan yang terintegrasi.

Penggabungan ini biasanya tidak total, karena itu ketujuh saudara itu masing-

masing masih mempunyai kebebasan bergerak terhadap yang sudah tergabung.

__________

[2]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus 1949.

Page 137: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

102 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2.3.1: Bayu Sejati adalah Totalitas Integrasi Tujuh Saudara Kekuatan yang terintegrasi tujuh-saudara sang Aku dibentuk oleh potensi angan-angan: cipta, nalar, dan pangerti, beserta keempat kekuatan nafsu: luamah, sufiah, amarah dan mutmainah. Penggabungan ini biasanya tidak total, karena itu ketujuh saudara itu masing-masing masih mempunyai kebebasan bergerak terhadap yang sudah tergabung. Kalau penggabungan ini total, maka tenaga totalnya disebut Bayu Sejati dan dia ini dapat menge-luarkan kemampuan-kemampuan supranatural. Hanya ada dua kemungkinan manusia meletakkan titik berat kesadaran hidupnya, perta-ma terletak di dalam pusat imateri, yaitu Tripurusa dan kedua di dalam badan/jasmani. Titik berat kesadaran tersebut di dalam badan/jasmani halus (psike) dapat terletak pada ke-mampuan-kemampuan intelektual (angan-angan), atau pada kualitas-kualitas perasaan (pangrasa) atau pada daya-daya keinginan-kemauannya (nafsu-nafsu).

________

Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Alam Semesta dan Seisinya

==============l Pancaindra l=========================== MIKROKOSMOS Manusia seutuhnya

Fisik Jasmani Kasar, Fisik-Kimiawi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental Jasmani Halus, jiwa, batin

Tujuh-saudara (Bayu Sejati) Angan-angan: 1cipta, 2nalar dan 3pangerti Nafsu-nafsu: 4luwamah, 5sufiah, 6amarah, dan 7mutmainah

- - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3.Roh Suci, 2.Suksma Sejati, 1.Suksma Kawekas

Spiritual Alam Sejati (Pusat Imateri)

======================================================================

Page 138: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 103

Kalau penggabungan ini total, maka tenaga totalnya disebut Bayu Sejati. [3]

Dia ini dapat mengeluarkan kemampuan-kemampuan supranatural seperti dapat

melihat hal-hal yang tersembunyi dan yang belum terjadi, pandai mengobati, tele-

Ekstraversi sang Aku mewakili seluruh jasmani dan bertanggung jawab

atas aktivitas perasaan dan nafu-nafsu. Sesuai dengan struktur jiwa,

sang Aku hanya dibentuk oleh angan-angan dan merupakan kristalisasi-

nya. Akhirnya, sang Aku menyelubungi seluruh perasaan, nafsu-nafsu,

dan pusat hidup imateri (Tripurusa).

pati, dan sebagainya. Dengan Bayu Sejati orang dapat umpamanya, menemukan

tanpa ragu-ragu barang-barang yang hilang, dengan mata tertutup menjalankan

mobil di jalan yang ramai, dan menarikan tarian yang belum pernah dilihat sebe-

lumnya.

Bayu Sejati dapat diaktifkan menurut kehendak. Tetapi penggabungan

kekuatannya terikat pada syarat-syarat tertentu. (periksa bab: Tentang

Kesadaran Aku). Di dalam keadaan Bayu Sejati kesadaran tetap utuh sepenuhnya.

Ada ikatan yang mengintegrasikan antara Tripurusa, angan-angan, perasaan

dan nafsu. Mengingat kenyataan bahwa keempatnya itu dapat dipandang

sebagai pusat-pusat vitalitas dari manusia, maka yang menjadi soal adalah di

mana orang-orang itu meletakkan titik berat hidupnya. Pada Tripurusa, pada

angan-angan, pada perasaan atau pada nafsu-nafsu.

Sesungguhnya hanya ada dua kemungkinan, pertama titik berat itu terletak

di dalam pusat imateri, yaitu Tripurusa. Kedua di dalam badan/jasmani, dapat

terletak pada angan-angan (daya-daya intelektual), atau pada perasaan (kualitas-

kualitas perasaan) atau pada nafsu-nafsu (daya-daya keinginan). Bagaimanakah

terselenggaranya kerja sama antara angan-angan, perasaan, dan nafsu?

__________

[3]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 60 .

Page 139: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

104 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 2.3.3: Titik Berat Polaritas Hidup Ada ikatan yang mengintegrasikan antara Tripurusa, angan-angan, perasaan dan nafsu. Mengingat kenyataan bahwa keempatnya itu dapat dipandang sebagai pusat/sentra vitalitas dari manusia, maka orang-orang itu dapat meletakkan titikberat hidupnya pada Tripurusa, angan-angan, perasaan, atau pada nafsu-nafsu.

Perhatikan di mana polaritas hidup diletakkan, pertama titik berat itu itu terletak di dalam pusat imateri, yaitu Tripurusa. Kedua di dalam badan/jasmani, materi halus. Nafsu sebagai daya dorong yang tak-sadar merupakan daya pendorongnya atau motor yang menggerakkan angan-angan dan perasaan. Angan-angan dan perasaan adalah peralatan yang terletak pada dataran sadar. ________

Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

(FISIK)

Angan-angan, Perasaan, Nafsu-nafsu

DTRIPURUSA Sadar Kolektif

(SPIRITUAL)

Sadar Pribadi

(MENTAL)

Asadar

Biologis

MAKROKOSMOS Asadar Kolektif

--------------------l Rahsa Jati l-------------------- Rahsa Jati

ǁǁǁǁǁ

Page 140: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 105

Nafsu sebagai dorongan tak sadar merupakan daya pendorong atau motor

yang menggerakkan angan-angan dan perasaan. Angan-angan dan perasaan

adalah peralatan yang terletak di bidang sadar. Nafsu luamah dan mutmainah

Awalnya nafsu luamah memberdayakan egosentripetal. Sufiah melepas-

kan nafsu keinginan untuk bergabung. Amarah diaktifkan keinginan

untuk memberdayakan kemauan atau daya keuletan usaha supaya

keinginan itu tercapai. Hasil kerja luamah, sufiah, dan amarah ini menu-

ju ke angan-angan. Ciptalah pembentuk bayangan akhir yang diingini.

berlawanan polaritasnya. [4] Luamah adalah nafsu yang egosentripetal, mutmai-

nah egosentrifugal. [5] Sufiah dan amarah dapat dianggap sebagai nafsu-nafsu

pembantu.

Mula-mula luamah mengeluarkan nafsu egosentripetal. Sufiah menyambut

dengan melepaskan nafsu keinginan untuk digabungkan dengan nafsu yang

pertama. Keinginan ini mengaktifkan amarah, yang lalu membantu keinginan itu

dengan menghasilkan daya kemauan atau daya keuletan usaha untuk mencapai

keinginan itu tadi. Kombinasi hasil kerja luamah, sufiah, dan amarah ini

diteruskan kepada angan-angan.

Cipta lalu membentuk bayangan dari apa yang diingini. Nalar

mengasosiasikan bayangan itu dengan bayangan-bayangan lain yang tersedia dan

atau dengan hasil pengamatan pada waktu itu juga. Karena itu pangerti

mendapat pandangan yang menyeluruh tentang apa yang diingini. Karena pe-

__________

[4]. Catatan penterjemah. Berlawanan polarisasi seperti keberadaan kutup positif dan negatif dengan ciri-

ciri: a. Adanya yang satu disebabkan adanya yang lain. b. Walaupun kedua kutub itu berlawanan,

keduanya itu bersama-sama merupakan satu kesatuan.

[5]. Sentripetal= gerak menuju pusat, sentrifugal= gerak menjauh dari pusat. Egosentri-petal= (nafsu)

yang menuju ke arah pemuasan kepentingan dan kesenangan diri sendiri. Egosentrifugal= (nafsu) yang

menuju kepada pemuasan kepentingan dan kesenangan bukan akunya sendiri, untuk kepentingan orang

lain, masyarakat dan Tuhan.

Page 141: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

106 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ilustrator: Santoso Oetomo, 2011

Gambar 2.3.1: Kereta Kencana dengan Empat Ekor Kudanya Nafsu-nafsu sebagai daya dorong, motor atau daya tarik dapat digambarkan sebagai kekuatan (power) empat ekor kuda yang harus dikendalikan oleh Saisnya (angan-angan). Sais yang bijak akan mendengarkan arahan dari Roh Sucinya (akunya yang abadi, bagian dari Tripurusa) sebagai penumpang agar tidak tersesat di jalan simpangan. Matahari dan sinarnya melambangkan Suksma Kawekas dan Suksma Sejati. Secara ideal, Kuda putih (mutmainah) sebagai kuda penjuru dan kuda kuning harus dipasang di baris depan. Baris belakang barulah dipasang kuda hitam atau violet tua (luamah) dan kuda merah (amarah). Suatu ilustrasi manusia ideal yang menampakkan pola hidup sehari-hari dengan berperilaku budi luhur. Integrasi awal antara kuda putih dan kuda kuning (asmara sufi-laya) sangat dibutuhkan untuk harmonisasi dan integrasi penuh kekuatan empat ekor kuda, karena integrasi dua kuda baris depan itu bersifat egosentrifugal; mendorong ke perbuatan-perbuatan sosial dan supra sosial.

Page 142: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 107

ngertian yang telah tercapai oleh pangerti ini, maka bayangan tentang yang dii-

ngini itu lebih dipertajam lagi.

Mutmainah memerlukan sufiah untuk bermanifestasi keluar. Kombinasi

mutmainah dan sufiah mendorong keinginan pada kemurahan dan

kebaikan hati, keluhuran budi, serta berbakti kepada sumber dan asal

mula hidup, jadi mendorong ke arah perbuatan sosial dan suprasosial.

Angan-angan menggerakkan alat-alat indra agar lebih waspada,

merangsang nafsu lagi untuk lebih memperkuat lagi keinginannya dan memo-

bilisasi alat-alat pelaksana; dengan demikian tercapailah apa yang diingini. [6]

Yang diingini itu tidak perlu berupa barang. Dapat juga sesuatu yang abstrak,

umpamanya kedudukan, tingkat pendidikan atau kemajuan tertentu dan sebagai-

nya.

Mutmainah juga tidak dapat berkembang tanpa sufiah. Kombinasi

mutmainah dan sufiah merangsang keinginan pada kemurahan dan kebaikan hati,

keluhuran budi, cinta kepada sesama manusia, jadi mendorong ke arah

perbuatan sosial dan suprasosial. [7] Sesudah itu berlangsung prosedur yang sama

dengan angan-angan, pancaindra dan alat-alat pelaksana.

Jika mutmainah yang bersifat sosial dan suprasosial itu mendominasi,

luamah lalu tidak menjadi pengambil inisiatif dan berkuasa seperti raja, tetapi lalu

menjadi hamba yang taat, sedangkan sifatnya yang egosentripetal itu berubah

menjadi kekuatan jasmani, daya tahan terhadap kekuatan, penderitaan, dan

toleransi. [8] Jadi ada kemungkinan konversi [9] pada luamah (polaritas berubah

netral), berbeda dengan mutmainah yang tidak mempunyai kemungkinan ini

(selamanya berpolaritas positif).

__________

[6]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-6-1949.

[7]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 62, 63 .

[8]. Idem.

[9]. Catatan penterjemah. Konversi= perubahan, penggantian, biasa dikatakan tentang hutang negara yang

diubah/ diganti suku bunganya.

Page 143: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

108 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Studi bangunan mimpi dan konstruksi gejala-gejala neurosis (Candra Jiwa Freud)

Gambar 2.3.2 : Fenomena Gunung Es pada Kesadaran Manusia Menurut Freud

Hanya sebagian kecil, kira-kira sepersepuluh dari seluruh jiwa manusia dalam keadaan sadar. Sisanya terletak pada bidang prasadar dan asadar. Ego dan Superego berhubungan dengan bidang sadar dan hanya Id yang menempati bidang asadar tanpa bersentuhan dengan bidang sadar.

Jika keinginan tercapai, badan/jasmani mengalami rasa positif. Jika yang diingini hilang, rusak atau mati, atau tidak tercapai, maka perasaan itu menjadi negatif. Dalam hal demikian, maka keinginan yang tidak tercapai beserta bayangan-bayangan yang bertalian dengan itu disimpan dalam angan-angan dalam arti sempit.

Angan-angan dalam arti sempit yang penuh sesak menyebabkan keadaan sakit (depresi, neurosis, dan penyakit psikosomatik lainnya) atau menyebabkan angan-angan yang mem-bongkar sendiri muatan-muatannya melalui ucapan, gerak-gerak tangan waktu bicara dan impian-impian. Angan-angan yang penuh sesak dapat dibongkar tanpa akibat-akibat yang merugikan melalui sikap menerima/tawakal.

__________ http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSQNLNwZt7ek5fFSybmH_J6VAhjWt0TRcqhc9ivEMtKgsYjpe4f7Q cited August 26, 2011.

Page 144: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 109

Angan-angan yang mengumpulkan pengetahuan dari dunia luar melalui

pancaindra, berkewajiban mengatur nafsu sedemikian rupa sehingga terpelihara

hubungan dan sikap yang baik terhadap dunia luar. Manusia harus menyesuaikan

Bila mutmainah mendominasi, luamah gagal menjadi penentu keputusan

agar berkuasa seperti raja, ia berubah menjadi hamba yang taat, sifat-

nya yang egosentripetal itu berubah menjadi kekuatan jasmani, daya

tahan terhadap kekuatan, penderitaan, dan toleransi. Kemungkinan

konversi dimiliki luamah dan tidak dimiliki oleh nafsu mutmainah.

diri dengan dunia luar dan karena itu ia harus menyalurkan nafsu-nafsunya mela-

lui jalan-jalan tertentu. Pembatasnya adalah adat-kebiasaan, etika, dan hukum

yang ada di masyarakat tersebut.

Jika keinginan tercapai, badan/jasmani mengalami rasa positif. Jika yang

diingini hilang, rusak atau mati, atau tidak tercapai, maka perasaan itu menjadi

negatif. Dalam hal demikian, maka keinginan yang tidak tercapai beserta

bayangan-bayangan yang bertalian dengan itu disimpan dalam angan-angan

dalam arti sempit. [10]

Angan-angan dalam arti sempit yang penuh sesak menyebabkan keadaan

sakit seperti depresi, neurosis, dan penyakit psikosomatik lainnya. Hal ini

menyebabkan angan-angannya sendiri yang membongkar muatan-muatannya

melalui ucapan, gerak-gerak tangan waktu bicara dan impian-impian. Angan-

angan yang penuh sesak dapat dibongkar tanpa akibat-akibat yang merugikan

melalui sikap menerima dan tawakal. [11]

Impian di dalam candra jiwa manusia Indonesia ini dipandang sebagai

meluapnya angan-angan yang terlalu penuh. Hanya bagian yang sangat kecil saja

dari jumlah impian yang mengandung perlambang tentang apa yang akan dialami

oleh orang yang bermimpi dalam waktu dekat. [12] Tentang impian semacam ini,

__________

[10]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-8-1949.

[11]. Idem.

[12]. Idem.

Page 145: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

110 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Manusia senantiasa bermimpi, mengandung perlambang yang bersifat pribadi

Gambar 2.3.3 : Mimpi juga Perlambang dalam Arti Pribadi Candra jiwa manusia Indonesia ini memandang impian sebagai tumpahnya angan-angan yang terlalu penuh. Kira-kira hanya seperseratus saja dari jumlah impian yang mengan-dung perlambang tentang apa yang sungguh-sungguh akan terjadi dalam waktu dekat. Tentang impian semacam ini, dapat dikatakan istimewa karena dapat berupa pencerahan dari pusat imateri yang salah satunya adalah mengetahui tentang sesuatu yang akan terjadi dan lainnya adalah memecahkan persoalan-persoalan besar di masyarakat.

Apa dan bagaimana arti impian semacam itu, potensial hanya orang yang bermimpi itu sendiri yang mengetahuinya. Sebab impian itu memiliki makna yang khas dengan arti sangat pribadi. Hanya ahli budi, psikolog dan psikiater terlatih yang dapat menunjukkan artinya.

__________ http://www.jeffjonesillustration.com/images/illustration/00003-dream-factory.jpg cited August 13, 2011.

Page 146: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 111

bahasa Belanda mempergunakan istilah prophetis (propheet= nabi), sedang Jung

mempergunakan istilah vorfulend (merasa sebelumnya). [13]

Aktivitas sang Aku (asli) menutupi eksistensi Tripurusanya sehingga

menjadi latent. Sang Aku merasa berkuasa atas fisiknya dan mengang-

gap dirinya sebagai raja. Kalau nafsu sebagai daya dorong itu kuat dan

angan-angan lemah sebagai pimpinan, maka angan-angan akan menye-

suaikan diri dengan nafsu-nafsu. Nafsu luamah-sufiah menjadi dominan.

Sebenarnya apakah arti impian semacam itu, potensial hanya orang yang

bermimpi itu sendiri yang mengetahuinya, karena impian itu mempunyai lam-

bang dengan arti pribadi. Hanya ahli budi yang dapat menunjukkan artinya. [14]

Seperti telah dikatakan, aktivitas sang Aku yang asli (autochtoon) menutupi

keadaan Tripurusa-nya sehingga menjadi latent. Sang Aku merasa dirinya

menguasai badan/jasmani dan menganggap dirinya sebagai raja. Kalau nafsu

sebagai pendorong itu kuat adanya, sedangkan angan-angan lemah dalam

memegang pimpinan, maka angan-angan akan menyesuaikan diri dengan nafsu-

nafsu. Dalam hal ini kombinasi luamah-sufiah menguasai angan-angan, [15] ini

berarti bahwa hasrat-hasrat dan keinginan-keinginan egosentripetal merajelela di

dalam manusia.

Bila reaksi manusia terhadap dunia luar diwarnai hegemoni nafsu, maka

tampaknya manusia itu mengedepankan sifat-sifat nafsunya. Jika angan-angan

yang mendominasinya, maka manusia itu mengedepankan daya-daya

intelektualnya. Jika perasaan yang mendominasinya, maka dia adalah seorang

perasa.

__________

[13]. C.G. Jung. Socenprobleme der Gegenwart Rascher & Cie AG Verlag

Zurich ha. 99.

[14]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-6-1949.

[15]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 64.

Page 147: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

112 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 2.3.4: Pintu Gerbang (TheGate), Rahsa Jati Jika angan-angan terarah kepada Tripurusa, maka pemilihan bayangan, asosiasi dan pengertiannya selaras dengan Tripurusa. Maka dari Aku timbullah Aku yang lebih luhur, cipta yang lebih luhur, nalar yang lebih luhur, dan pangerti yang lebih luhur.

Dengan jalan inilah titik berat hidup manusia memindahkan diri ke Rahsa Jati, ”G” (TheGate), atau ambang kesadaran sejati Tripurusa. Tempat di mana kita mengalami perasaan yang terdalam dan terhalus sehingga terasa tempat itu sebagai pintu gerbang (TheGate, Rahsa Jati) untuk masuk ke alam prinsip imateri (Immaterial Centre, Pusat Imateri, Alam Sejati), menuju akhir dari perjalanan hidup manusia.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

BODY

Dimensi-2

MIND

Dimensi-3

Tripurusa

SOUL Dimensi-4

MIKROKOSMOS

[[[AAAkkkuuu]]]

Nafsu- nafsu

Angan-

angan

Perasaan

ǁǁǁǁǁ

PPPuuusssaaattt

IIImmmaaattteeerrriii

AAAkkkuuu LLLuuuhhhuuurrr |G|

MAKROKOSMOS Manusia, Dewa, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, dan Mineral

Dimensi-1

Page 148: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 113

Jika mutmainah lebih kuat dari luamah, maka sang Aku mempunyai sikap

sosial-suprasosial. [16] Dalam sikap demikian ini sang Aku berperilaku seperti hati

nuraninya, yang di dalam candra jiwa manusia Indonesia dianggap terdiri atas se-

Jika terlihat penampilan orang dengan hegemoni nafsu, pasti manusia

itu menonjolkan sifat-sifat nafsunya. Jika titik beratnya pada angan-

angan maka daya-daya intelektualnya mengemuka. Jika perasaan yang

mendominasinya dikedepankan, maka ia menjadi seorang perasa

mua pengalaman phylogenetik dan ontogenetik manusia, [17] di mana mutmai-

nah mempunyai saham yang besar. Karena sifatnya yang sosial dan suprasosial,

sang Aku dapat dengan mudah mengarahkan diri kepada Tripurusa, pusat imate-

rinya.

Jika angan-angan terarah kepada Tripurusa, maka pemilihan bayangan,

asosiasi dan pengertiannya selaras dengan Tripurusa. Maka timbullah Aku yang

lebih luhur, cipta yang lebih luhur, nalar yang lebih luhur, dan pangerti yang lebih

luhur. [18] Dengan jalan inilah titik berat hidup manusia memindahkan diri ke

Rahsa Jati, TheGate, atau ambang kesadaran sejati Tripurusa.

Di manakah Rahsa Jati ini? ”Jika orang khusuk dengan rasa bahwa hidup,

yang berada di setiap makhluk hidup, memanifestasikan diri kepadanya, maka ia

akan dapat menunjukkan di mana letaknya Rahsa Jati itu”. [19] Suasana bahagia

dan penuh harmoni di ”pintu gerbang” yang menjamin kontinuitas materi halus

dan imateri ini merupakan kenangan yang istimewa.

__________

[16]. Catatan: sikap suprasosial adalah berbakti kepada Tripurusa.

[17]. Catatan: pengalaman phylogenetik= pengalaman seseorang selama perkembangannya sejak dalam

kandungan atau sejak lahir. Pengalaman ontogenetik= pengalaman umat manusia seluruhnya selama

perkembangannya, sejak adanya hingga sekarang.

[18]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.

523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. H. 65

[19]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-6-1949.

Page 149: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

114 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bima lawan Rukmakala di hutan Tikbrasara (gunung Reksamuka) mencari air suci Prawitasari

Foto 3.1.1: Perang Menaklukkan Hawa Nafsu Jahat Adalah Upaya Harmonisasi Jiwa Asli filosofi Jawa (wayang) di dalam episode Dewa Ruci, di dalam olahsemedi (introversi, introspeksi). Bima melawan dua raksasa Rukmuka (sudah kalah) dan Rukmakala, sebagai perwakilan dari godaan kenikmatan duniawi yang dapat dicapai oleh pancaindra seperti kekayaan, kedudukan, dan kecantikan mereka semua dapat dikalahkan di dalam olahbatinnya. Akhirnya bertemulah Bima (hamba) dengan Dewa ‘Suksma’ Ruci (Tuhan), di dalam samudra keheningan di pusat hatinya sendiri. Setelah sang Aku material (dimensi-3) mampu mengendalikan nafsu-nafsu sufiah, amarah dan luamah agar sesuai dengan arahan mutmainah menjadi taat, angan-angan menjadi sadar dan perasaannya selalu percaya kepada-Nya, derajatnya meningkat menjadi Sang Aku imateri (Roh Suci, TheSelf, dimensi-4) siap untuk menerima intuisi. Sang Aku derajatnya naik-turun kearah jasmani halus (psike,mental) atau ke pusat imateri sampai dipanggil kembali oleh sadar kolektif (Suksma Sejati, TheForce) secara permanen melalui proses Pamudaran kembali ke asalnya yang hakiki.

__________

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/08/1312160689773103280.jpg cited September 14, 2011.

http://www.joglosemar.co.id/kejawen/dewaruci.html cited July 1, 2012

Page 150: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 115

BAB III

PSIKE

3.1 PENDAHULUAN Psike (mental, jiwa, mind) adalah dimensi (dunia, matra) ke-3, merupakan

badan/jasmani halus manusia. Memiliki tiga sentra vitalitas yang terdiri dari ang-

Rahsa Jati (TheGate) adalah titik singgung antara psike (mental) dan

Pusat Imateri (spiritual). Tripurusa/TriFoil , merupakan pusat hidup-

nya Alam Sejati di dalam diri manusia.

an-angan (cipta, nalar, dan pangerti), perasaan (positif dan negatif), dan nafsu-

nafsu (mutmainah, luamah, sufiah, dan amarah). Satu lagi sentra (pusat) vitalitas

(omnipotensi) pada dimen-si ke-4, yaitu Tripurusa (TreFoil) berada di pusat

imateri. Alam semesta adalah dimensi ke-1 dan badan/jasmani kasar (fisik, body)

dengan pancaindranya berada di dimensi ke-2. Di dalam dunia psike angan-

anganlah yang mendominasi, oleh karena itu disebut dunia angan-angan. Aku

adalah kristalisasi dari angan-angan oleh karena itu dapat juga disebut dunia aku,

karena Akulah yang menjadi sentral kehidupan.

Hati Nurani adalah candra manusia dan candra dunia karena berkembang

dalam pertemuannya dengan dunia luar dan dunia dalamnya manusia (sentra-

sentra vitalitas) baik yang sadar maupun yang tidak sadar. Hati Nurani disimpan

dalam angan-angan manusia dalam arti sempit yang bersifat asadar, tetapi

berbeda tempat dengan nafsu-nafsu yang juga bersifat asadar. Hati Nurani dapat

dikatakan sebagai lapis dalam sesudah dunia aku.

Rahsa Jati adalah esensi dari kehidupan perasaan, jadi bukan organ, tetapi

suasana tertentu dari kehidupan jiwa. Sepertinya ada suatu jalan (introversi)

ketika kita menjalankan cara hidup tertentu, kita dapat menggeser kesadaran

sang Aku dari kemungkinan-keberadaan yang material-halus ke yang imateri.

Rahsa Jati merupakan pintu masuk pada kemungkinan-keberadaan yang imateri

Page 151: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

116 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati,

Pusat Imateri, spirit, Sentra Vitalitas ke-4, dimensi-4).

Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos. Bagan Transenden 3.2.1: Mikrokosmos Alam semesta dapat kita bagi dua. Kedua kosmosnya yaitu makro dan mikrokosmos. Dari luar (Alam Semesta) ke dalam kita mempunyai bentuk-bentuk keberadaan yang material-kasar (jasmani), material-halus (jiwa), dan yang imateri (Pusat Imateri). Panca indra dapat mengamati bentuk keberadaan materi-kasar (dunia biologis manusia) dan benda-benda di alam semesta. Di dalam fisik manusia juga berlangsung proses-proses ilmu alam dan ilmu kimia yang ditunjang oleh sistim-sistim anatomi-fisiologi tubuh sebagai sistim penunjang kehidupan manusia.

Di bagian terdalam dari mikrokosmos merupakan suatu Pusat Imateri, alam spiritual, alam rohani, bahkan alam sejatinya manusia sebagai pusat hidupnya. (D1-4= dimensi, matra, dunia).

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

D1 Alam Semesta MAKROKOSMOS

===========l Pancaindra l=============================== MIKROKOSMOS Sistim Penunjang Hidup:

Sistim saraf pusat dan perifer Sistim sirkulasi kardio-vaskular Sistim paru dan pernafasan Sistim pencernaan dan hepato-bilier

D2 Fisik Jasmani Kasar (Fisik-Kimiawi) Soma

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D3 Mental Jasmani Halus (jiwa, batin) Psike

- - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D4 Spiritual Rohani Pusat Imateri

Alam Sejati =========================================================================

Page 152: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 117

dapat dianggap sebagai titik akhir dan tujuan dari jalan itu, sebagai candra ideal

dari manusia.

Nafsu luamah (egosentripetal; negatif dan netral) adalah nafsu untuk

keselamatan diri dan mutmainah (egosentrifugal: sosial dan suprasosi-

al): nafsu untuk kehidupan bersama. Sufiah merupakan sumber keingi-

nan dan hasrat serta Amarah menyiratkan kemauan dan semangat.

3.2 MENTAL

Seperti yang akan kita pelajari setelah ini dalam bagian yang membahas

tentang aspek-aspek struktural dan fungsional pada umumnya manusia sebagai

keseluruhan terdiri atas tiga bentuk keberadaan yang berbeda-beda, yang saling

berhubungan dengan sangat eratnya. Dari luar ke dalam kita mempunyai bentuk-

bentuk keberadaan yang materi-kasar, materi-halus dan yang imateri. Bentuk

keberadaan yang materi-kasar adalah dunia benda yang dapat diamati oleh

pancaindra, yang di dalamnya berlangsung proses-proses ilmu alam dan ilmu

kimia. Dunia ini sesuai dengan istilah Sinnlichraumliche Welt dari Karl Jaspers. [1]

Dunia keberadaan ini dapat kita samakan dengan dunia biologis. Ikatan

dengan dunia luar selebihnya berlangsung melalui pancaindra dan melalui fungsi-

fungsi vital seperti makan, minum, tidur, fungsi-fungsi ekskretoris, kardiovaskular,

pernafasan, pengaturan suhu, dan sebagainya. Daya hidup di dalam bentuk-

bentuk keberadaan material-kasar ini diselenggarakan oleh nafsu-nafsu luamah,

sufiah, amarah, dan mutmainah.

Di sini nafsu luamah merupakan nafsu untuk keselamatan diri dan

mutmainah adalah nafsu untuk kehidupan bersama, di mana individu itu berada.

Sufiah adalah sumber keinginan dan hasrat. Amarah merupakan kemauan dan

semangat. Permainan kekuatan nafsu-nafsu ini terselenggara dalam suasana

asadar (tidak sadar). Eksistensi badan/jasmani kasar ini terikat oleh ruang dan

waktu dan berlangsung sejak pembuahan sampai kematiannya.

__________

[1]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 154.

Page 153: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

118 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos Bagan Transenden 3.2.2: Nafsu-nafsu Manusia dilengkapi dengan kekuatan yang disebut nafsu. Nafsu luamah merupakan nafsu egoistik dan untuk keselamatan diri, melambangkan kekuatan kuda hitam dan mutmainah (putih) adalah nafsu untuk kehidupan bermasyarakat. Sufiah (kuning) adalah sumber hasrat dan keinginan. Amarah (merah) merupakan sentra semangat dan kemauan. Adu kekuatan/pertempuan nafsu-nafsu ini terselenggara dalam suasana asadar (tidak sadar), nafsu amarah dan sufiah tidak berpolaritas, menurut saja mana yang lebih dominan nafsu baik atau buruk.

Dominasi kehidupan di dalam dunia psike/mental ini adalah angan-angan, oleh karena itu disebut dunia angan-angan. Aku adalah kristalisasi dari angan-angan oleh karena itu dapat juga disebut dunia aku, karena Akulah yang menjadi sentral kehidupan. Dunia ini bersifat sadar dan terbatas, oleh karena itu memiliki sifat indivualitas (pribadi).

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Masyarakat (Alam Semesta)

================l Pancaindra l=========================== MIKROKOSMOS Manusia Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

IIIIIINNaaffssuu:: -- -- -- -- 11MMuuttmmaaiinnaahh,, 22LLuuaammaahh MMeennttaall 33SSuuffiiaahh,, 44AAmmaarraahh

IIAAnnggaann--aannggaann Aku IIIIPPeerraassaaaann

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - IVTTrriippuurruussaa:: 3Roh Suci (Alam Sejati) Spiritual 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas Pusat Imateri

=========================================================================

Page 154: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 119

Bentuk keberadaan yang material-halus adalah dunia jiwa, psike, dunia mental.

Di dalam dunia jiwa ini, angan-angan yang mendominasi, karena itu dapat dise-

Sadar adalah dunianya sang Aku. Karena kesadaran itu terbatas, terja-

dilah individualitas. Disebut juga kesadaran individual atau kesadaran

pribadi. Candra Jiwa Indonesia menerima kemungkinan adanya eksis-

tensi dunia Aku sesudah matinya jasmani kasar.

but dunia angan-angan atau dunia Aku, sebab aku menduduki tempat yang

sentral di dalam angan-angan. Dunia ini sesuai dengan die seelisch-kulturelle

Welt dari Karl Jaspers. [2]

Dunia Aku ini adalah: sadar, dan karena kesadaran itu terbatas, jadi ada

individualitas, maka kesadaran terbatas ini adalah kesadaran individual atau

kesadaran pribadi. Bentuk-bentuk material halus ini terikat oleh ruang dan waktu

tetapi eksistensinya tidak terikat oleh bentuk keberadaan yang material-kasar.

Kemungkinan adanya eksistensi dunia Aku sesudah matinya jasmani kasar,

diterima di dalam Candra Jiwa Indonesia.

Dunia Aku ini berhubungan dengan dunia luar melalui pancaindra.

Eksistensi dunia Aku ini tidak selalu tergantung dari fungsi-fungsi vital

badan/jasmani kasar seperti makan, minum, defekasi, pernafasan, denyut jantung

dan regulasi suhu. Jembatan antara bentuk keberadaan materi kasar dan materi

halus dibentuk oleh perasaan, emosi atau kehidupan perasaan. Nafsu yang

asadar mempunyai hubungan dengan angan-angan, sehingga aktivitas-aktivitas

nafsu dapat memasuki kesadaran pribadi. Jadi di dalam bentuk keberadaan yang

material halus itu berlangsung kehidupan tiga kompleks atau sentra. [3]

__________

[2]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 170.

[3]. Penterjemah: Kompleks disini berarti suatu keseluruhan yang tersusun, lawannya ialah simpleks

atau tunggal. Arti yang lain ialah: kelompok tanggapan yang bersifat emosional, kerap kali dengan

makna kelompok tanggapan yang terdesak ke dalam ke-asadaran.

Page 155: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

120 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 3.2.1: Empat Sentra Vitalitas Kehidupan budaya manusia adalah suatu kebutuhan duniawi yang ditentukan oleh sentra-sentra (sentra: materi; pusat: imateri) vitalitas mental (I, II, III) agar dipenuhi oleh sang Aku menurut Karl Jaspers. Sang Aku dan dunia luar berinteraksi psikis, saling pengaruh dan memengaruhi. Angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu berkembang karena kontak dan pertemuan dalam interaksi tersebut.

Nafsu yang bersifat asadar berhubungan erat dengan angan-angan, sehingga aktivitas-aktivitas nafsu dapat memasuki kesadaran pribadi. Jadi di dalam bentuk keberadaan yang material halus (jiwa) itu berlangsung kehidupan tiga kompleks (sentra) vitalitas. Satu lagi pusat vitalitas (omnipotensi) berada di pusat imateri yaitu Tre/TriFoil, Tripurusa (IV) di alam sejatinya manusia.

________

Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Fisik Dimensi-2

Mental Dimensi-3

Spiritual Dimensi-4

MIKROKOSMOS

(Dunia Dalam)

Sadar Pribadi (Aku)

Nafsu- nafsu

(III)

Angan- angan

(I)

Perasaan (II)

TreFoil (IV)

II

ǁǁǁǁǁ

MAKROKOSMOS (Dunia Luar) Dimensi-1

ALAM SEMESTA (2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Page 156: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 121

Masing-masing kompleks aktif sendiri dan mempunyai ikatan tertentu

dengan sentra-sentra yang lain. Ketiga kompleks ini bertanggung jawab atas

vitalitas bentuk keberadaan yang material halus, dan karena itu disebut juga sen-

Bentuk-bentuk material halus (psike) terikat oleh ruang dan waktu

tetapi eksistensinya tidak terikat oleh bentuk keberadaan yang material-

kasar (soma). Psike merupakan sarang daya-daya intelektual (angan-

angan) dengan Aku sebagai pusatnya. Terdapat kehidupan perasaan,

serta perwakilan keinginan dan kemauan yang berupa nafsu-nafsu.

tra-sentra vitalitas. Ketiganya itu ialah angan-angan atau daya-daya intelektual

dengan Aku sebagai pusatnya, pangrasa atau kehidupan perasaan, dan nafsu-

nafsu sebagai kehidupan keinginan dan kemauan. Dunia Aku disebutkan demikian

karena memang mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang ditentukan oleh

keperluan sentra-sentra vitalitas itu. Kebutuhan-kebutuhan ini oleh Karl Jaspers

digolongkan dalam kehidupan budaya manusia. [4]

Ada interaksi psikis antara dunia aku dengan dunia luar, dan karena

pengaruh-memengaruhi ini yang berupa kontak dan pertemuan, maka

berkembanglah angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu. Bertumpuk-tumpuklah

pengalaman orang dan masyarakat. Orang yang mengalami beribu-ribu kejadian,

beribu-ribu suka dan duka, mengumpulkan bahan untuk membentuk suatu

konsepsi dan gambaran bagaimana ia harus hidup dan bagaimana ia harus

memandang dunia sekitarnya.

Ia membentuk suatu candra manusia dan suatu candra dunia. Candra

dunia dan candra manusia ini menjadi pedomannya, polanya, bagaimana ia

harus menolong dirinya sebaik-baiknya, apa yang harus ia perbuat untuk

menyelamatkan eksistensinya dan keseimbangannya. Candra dunia dan candra

manusia ini ialah hati nuraninya.

__________

[4]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 170.

Page 157: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

122 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),

2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.2.3: Rahsa Jati (TheGate) Hati Nurani adalah candra manusia dan candra dunia karena berkembang dalam pertemuannya dengan dunia luar dan dunia dalamnya manusia (sentra-sentra vitalitas) baik yang sadar maupun yang tidak sadar. Hati nurani disimpan dalam angan-angan manusia dalam arti sempit yang bersifat asadar, tetapi berbeda tempat dengan nafsu-nafsu yang juga asadar. Rahsa Jati (TheGate) adalah titik singgung antara psike (mental) dan Pusat Imateri. Tri-purusa, Trifoil (Trefoil), merupakan pusat hidupnya Alam Sejati di dalam diri manusia. Rahsa Jati adalah esensi dari kehidupan perasaan, jadi bukan organ, tetapi suasana tertentu dari kehidupan jiwa. Kemungkinan-keberadaan yang imateri memiliki ambang pintu masuk sebagai pintu gerbangnya yaitu TheGate, Rahsa Jati.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Alam semesta MASYARAKAT

==============l Pancaindra l=========================== MIKROKOSMOS Manusia Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

PPeerraassaaaann NNaaffssuu Mental

AAnnggaann--aannggaann-- -- -- --AArrttii LLuuaass ((SSaaddaarr)) AArrttii SSeemmppiitt ((AAssaaddaarr))::-- -- -- --AArrttii SSeemmppiitt ((AAssaaddaarr))

Aku

HHAATTII NNUURRAANNII - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriPurusa: 3Roh Suci Spiritual

2Suksma Sejati (Pusat Imateri)

1Suksma Kawekas Alam Sejati ======================================================================

Page 158: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 123

Aspek-aspek tertentu dari hati nurani dapat dimasukkan ke dalam

kesadaran menurut kebutuhan. Aspek-aspek hati nurani yang disadarkan itu

timbul sebagai tanggapan-tanggapan pikiran di dalam angan-angan dan dari sini

Dunia-Aku (Karl Jaspers) membutuhkan kehidupan budaya manusia

seperti yang ditentukan oleh keinginan, kemauan, dan sentra-sentra

vitalitas lainnya di dalam dunia psikenya.

melepaskan daya kerjanya terhadap kehidupan perasaan dan kemauan serta

terhadap alat-alat pelaksana. Jadi hati nurani menggunakan perangkat dan

saluran yang ada untuk mengembangkan daya kerjanya. Dunia ini dapat

disamakan dengan metaphysische Welt dari Karl Jaspers. [5]

Bentuk-keberadaan (mikrokosmos) yang ketiga ialah dunia Hidup imateri,

Tripurusa, Tri/Trefoil, yang titik singgungnya berada di dalam Rahsa Jati. Rahsa

Jati ini bukan organ, tetapi suasana tertentu dari kehidupan jiwa, disebut juga

esensi dari kehidupan perasaan. Ia adalah pintu gerbang, TheGate, atau ambang

pintu masuk kemungkinan-keberadaan yang imateri.

Jadi hati nurani ini terjadi karena bertemunya dunia luar dengan manusia,

yang berbekal nafsu-nafsu asadar, serta angan-angan dan perasaannya yang

sadar. Hati nurani ini disimpan di dalam angan-angan manusia dalam arti-sempit

yang bersifat asadar, tetapi berlainan tempat dengan nafsu-nafsu asadar, jadi

keduanya itu secara struktural berbeda. Agar dapat pindah dari bentuk

keberadaan yang psikis (dunia Aku) ke kemungkinan-keberadaan yang imateri

(alam Tripurusa), sudah tentu harus ada jembatan penghubungnya. Kontinuitas

sebagai penghubung itu ada, berupa kesadaran (keadaan sadar).

Kemungkinan-keberadaan yang imateri ini tidak terikat oleh materi, karena

itu juga tidak terikat oleh ruang dan waktu. Kalau kesadaran itu pada suatu ketika

berada dalam kemungkinan keberadaan imateri, maka kesadaran itu tidak lagi

__________

[5]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 170.

Page 159: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

124 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar Dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, D-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, D-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1. Hati nurani disimpan di

bagian angan-angan yang asadar dan berbeda struktur/tempat dengan bagian asadar nafsu-nafsu.

Bagan Transenden 3.2.4: Hati Nurani Hati nurani dalam status asadar terletak diantara 3-sentra vitalitas (angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu) dan Tripurusa sebagai pusat imateri. TreFoil, TriFoil (Tripurusa), merupakan pusat hidupnya Alam Sejati di dalam diri manusia. Ketiga aspek tersebut adalah TheSource (Suksma Kawekas) sebagai aspek statis; sumber hidup dan asal mula hidup, TheForce (Suksma Sejati) adalah aspek dinamis; yang meng-hidup-i, dan TheSelf yang di-hidup-i. Pada kesadaran kolektif tidak perlu lagi ada komunikasi dengan dunia luar dan dalam, bahkan pancaindra sudah tidak diperlukan karena Kesadaran Kolektif adalah suatu to-talitas universal. Pancaindra hanya dipergunakan dalam fungsi motorisnya sebab sudah tidak ada lagi interaksi psikis dengan dunia luar. Tidak ada lagi kemungkinan untuk tumbuh, oleh karena itu, semua yang bersifat terbatas dari kehidupan psikis juga menghilang.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Alam semesta MASYARAKAT

==============l Pancaindra l============================ MIKROKOSMOS MANUSIA Soma: Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

((Sadar) PPeerraassaaaann NNaaffssuu ((AAssaaddaarr)) Psike: Mental

AAnnggaann--aannggaann-- -- -- --AArrttii LLuuaass ((SSaaddaarr)) AArrttii SSeemmppiitt ((AAssaaddaarr))::-- -- -- --AArrttii SSeemmppiitt ((AAssaaddaarr))

Aku

HHAATTII NNUURRAANNII - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TreFoil: 3TheSelf (Pusat Imateri) Spiritual 2TheForce, 1TheSource Kesadaran Kolektif

=======================================================================

Page 160: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 125

terikat oleh sesuatu, jadi tidak lagi terbatas oleh individualitas. Dalam keadaan demikian itu kesadaran adalah universal dan kolektif. Inilah dunia kesadaran ko-lektif.

Hati nurani terjadi karena pertemuan dan interaksinya dunia luar

dengan manusia, yang berbekal nafsu-nafsu asadar, serta angan-angan

dan perasaannya yang sadar. Hati nurani menggunakan perangkat dan

saluran yang ada untuk mengembangkan daya kerjanya.

Dunia kesadaran ini berada di dalam dan juga di luar manusia. Tak perlu

lagi ada komunikasi antara dunia luar dan dunia dalam. Pancaindra yang terbatas

karena kodratnya, tidak diperlukan lagi. Kesadaran kolektif ini adalah suatu

totalitas. Karena itu sudah tidak ada kebutuhan lagi, sebab tidak ada lagi

kemungkinan untuk tumbuh. Semua yang bersifat terbatas dari kehidupan psikis,

menghilang. Pembatasan-pembatasan pribadi dari angan-angan, perasaan dan

nafsu-nafsu menghilang.

Tidak ada kehidupan psikis yang pribadi lagi, pusat imateri menggunakan

dengan langsung alat-alat pelaksana. Karena tidak ada lagi interaksi psikis

dengan dunia luar, maka pancaindra hanya dipergunakan dalam fungsi

motorisnya. Jadi di dalam manusia terjadi tiga dunia (dimensi, matra), simultan

secara bersama-sama, saling merembes dan saling berdampingan.

Dipandang dari luar ke dalam, dapat dikatakan bahwa dunia material kasar,

material halus, dan imateri berada bereksistensi. Dapat juga dikatakan adanya

bentuk-keberadaan yang biologis, yang psikis, dan yang rohaniah. Urutan-urutan

ini, dapat juga diterangkan berdasarkan segi lain, yaitu asadar kolektif, melalui

asadar pribadi dan sadar pribadi ke sadar kolektif, atau dapat juga dikatakan dari

pemuasan nafsu tak terbatas, melalui pemuasan nafsu terbatas ke kosong-

pemuasan (karena tiada nafsu lagi).

Tiap orang meletakkan titikberat hidupnya khas bagi dirinya, berbeda-beda

yang satu dengan lainnya. Pada tiap kemungkinan-keberadaan mempunyai

bentuk dan tuntutan-tuntutan; gaya dan eksistensinya sendiri. Jika titikberat itu

Page 161: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

126 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.2.5: Dunia Kesadaran Kolektif adalah Candra Ideal Manusia Sepertinya ada suatu jalan (introversi) ketika kita menjalankan cara hidup tertentu, kita dapat menggeser kesadaran sang Aku dari kemungkinan-keberadaan yang material-halus ke yang imateri. Perubahan-perubahan aktifitas dan reaksi dari sentra-sentra vitalitas mental merupakan petunjuknya termasuk adanya hambatan-hambatan dari sentra itu sendiri, berdasarkan hukum kelembaman. Rahsa Jati merupakan pintu masuk pada kemungkinan-keberadaan yang imateri dapat dianggap sebagai titik akhir dan tujuan dari jalan itu. Pencapaian eksistensi ini merupakan candra-ideal dari manusia. Di dalam candra jiwa manusia Indonesia, candra ideal itu potensial dapat dicapai oleh setiap manusia. Tentu saja tiap pergeseran sang Aku kearah dunia kesadaran kolektif berarti harus melepaskan keterikatannya dengan dunia asadar kolektif (makrokosmos), dunia asadar fisik, biologis, akhirnya harus menyerahkan dunia sadar pribadi Akunya (mental) sendiri kepada Sadar Kolektif Dinamis (Suksma Sejati), posisi terakhir adalah stop di perbatasan: Rahsa Jati (TheGate).

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Alam semesta MASYARAKAT

==============l Pancaindra l=============================== MIKROKOSMOS: Fisik Soma Jasmani Kasar (Fisik-Kimiawi, Biologi) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Psike Mental Jasmani Halus (jiwa, batin) - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3Roh Suci Spiritual 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas Dunia Kesadaran Kolektif

=========================================================================

Page 162: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 127

terletak di dalam kemungkinan keberadaan yang material-kasar, maka berdomi-

nasilah fungsi-fungsi nafsu, yaitu fungsi-fungsi yang biologis. Jika titikberat itu

terletak di dalam kemungkinan keberadaan yang psikis, maka angan- angan dan/

Rahsa Jati bukan organ, tetapi suasana tertentu dari kehidupan jiwa.

Suatu esensi dari kehidupan perasaan. Ia adalah pintu gerbang (The-

Gate) kontinuitas kesadaran atau ambang pintu masuk ke kemungkinan-

keberadaan yang imateri.

atau perasaanlah yang berdominasi. Di dalam bentuk-keberadaan yang imateri,

maka kehidupan yang individual sudah tidak ada lagi, berlaku kehidupan yang

total, kolektif, dan universal.

Jung akan mengatakan bahwa segala bentuk pencerahan orang yang

demikian ini adalah apribadi (onpersoonlijk) atau archetypisch. [6] Ada

kemungkinan pergeseran titik berat dari dunia material-kasar sampai ke dalam

hidup yang imateri, bentuk-keberadaan yang metafisis. Dengan pergeseran ini

berubahlah juga kebutuhannya, pandangannya, sikap, dan gaya hidupnya.

Dengan hidup menurut cara tertentu, kita dapat menggeser titik berat

keberadaan. Tiap pergeseran hanya mungkin dengan menerima gaya hidup yang

baru dengan membuang yang lama. Jadi dapat dikatakan ada jalan dari

kemungkinan-keberadaan yang material-kasar ke yang imateri. Jalan itu ditandai

dengan perubahan-perubahan aktivitas dan reaksi dari sentra-sentra yang ada,

dan oleh hambatan-hambatan dari sentra itu sendiri, berdasarkan hukum

kelembaman. Kemungkinan-keberadaan yang imateri tadi dapat dianggap

sebagai titik akhir dan tujuan dari jalan itu. Karena itu dapat dianggap sebagai

candra ideal dari manusia. Di dalam candra jiwa manusia Indonesia, candraideal

itu potensial dapat dicapai oleh setiap manusia.

__________

[6]. Carl Gustav Jung. Die beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag Zurich

und Leipzig, 1938.

Page 163: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

128 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),

2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.3.1: Tentang pemuasan nafsu Dipandang dari luar ke dalam, dapat dikatakan bahwa mikrokosmos terdiri dari bereksistensi-nya dunia material kasar, material halus, dan imateri. Dapat juga dikatakan adanya bentuk keberadaan yang biologis, yang psikis, dan yang rohaniah. Urutan-urutan ini, dapat juga diterangkan berdasarkan segi lain, yaitu dari asadar-kolektif, melalui sadar-pribadi menuju sadar-kolektif. Dapat juga dikatakan dari pemuasan-nafsu-takterbatas, melalui pemuasan-nafsu-terbatas menuju ke kosong-pemuasan (karena tidak ada nafsu lagi).

Dimensi Fisik, jasmani kasar manusia apabila dipandang sebagai bagian dari makrokosmos

status kesadarannya sama atau terikat dengan makrososmos sebagai asadar kolektif. Karena

jasmani kasar terikat dengan mikrokosmosnya, dapat dikatakan status kesadarannya adalah

asadar biologis.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Alam semesta MASYARAKAT

==============l Pancaindra l=============================== MIKROKOSMOS Material Kasar (Biologis) Fisik

Soma (pemuasan nafsu tak terbatas)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Psike Material Halus, jiwa, batin Mental

(pemuasan nafsu terbatas)

- - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Pusat Imateri Rohani Alam Sejati (tidak ada pemuasan nafsu) Spiritual

========================================================================

Page 164: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 129

Angan–angan terjadi dari refleksi Tripurusa di dalam badan/jasmani

seperti umpama-nya cahaya bulan adalah refleksi dari cahaya matahari. Karena

Tripurusa terdiri dari tiga aspek yang saling berhubungan dengan hierarkhi terten-

Sang Aku adalah kristalisasi daya-daya kekuatan intelektual menyebab-

kan manusia merasa bahwa ia hidup. Perasaan hidup yang disertai rasa

puas (senang) inilah yang menutupi kesadaran Tripurusa menjadi laten.

tu, maka tampaklah juga dia dalam angan-angan tiga aspek yang saling berhu-

bungan dengan hirarkhi yang sama. Kedaulatan mutlak Tripurusa menggejala

dalam kedaulatan individual-terbatas dari angan-angan. Sang Aku dari angan-

angan menyebabkan manusia merasa bahwa ia hidup. Perasaan hidup ini disertai

rasa puas (senang) yang menutupi kesadaran Tripurusa yang kosong pemuasan

(nafsu), oleh karena itu kesadaran Tripurusa menjadi laten.

Dalam perjalanan dari bentuk-keberadaan material kasar ke yang imateri,

maka persoalannya ialah bagaimana menggali kembali kesadaran Tripurusa yang

kolektif. Kekuatan untuk meninggalkan pemuasan nafsu bersumber kepada

mutmainah dengan kerja sama sufiah. Kombinasi ini adalah kekuatan untuk

mengejar yang lebih tinggi yang disebut asmara-sufi, yaitu keinginan yang sosial

dan suprasosial.

3.3 PROTOTIPE

Di dalam masyarakat terdapat tipe yang meletakkan titik berat kesadar-

annya kepada kemungkinan-keberadaan yang materi-kasar, serta tipe yang

meletakkannya pada yang materi-halus. Pada tingkat perkembangan manusia

dewasa ini, maka tipe yang meletakkan titik berat kesadarannya pada yang

imateri sangat jarang sekali adanya.

Prototipe angan-angan, manusia meletakkan titik beratnya pada angan-

angan, kedaulatannya sangat menonjol. Ia sangat individualistik. Pada individu

ini, kedaulatannya melahirkan pula sifat-sifat cinta kemerdekaan berpikir,

bersamaan dengan itu benci kepada paksaan dan keterikatan, serta kewibawaan

orang lain dan tradisi.

Page 165: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

130 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 3.3.1: Prototipe Angan-angan Prototipe ini tidak mengenal sikap murah terhadap orang lain. Orang lain hanya diterima bila menguntungkan kedaulatannya sendiri. Tidak ada teritorial orang lain yang terlarang baginya. Tidak ada sesuatu yang keramat yang harus dihormati bahkan tidak ada toleransi. Menghadapi segala sesuatu ia sangat berani, rasa takut adalah asing bagi tipe ini. Usaha sia-sia bila menahan dia. Ada kesan kekuasaan, kewibawaan, dan rasa tanggung jawab pada tipe ini. Prototipe angan-angan dapat dikatakan tidak mengenal tujuan akhir, oleh karena itu ia selalu bertugas dan memperhatikan prestasinya.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Fisik Dimensi-2

Mental Dimensi-3

Spiritual Dimensi-4

MIKROKOSMOS

(Dunia Dalam)

Sadar Pribadi (Aku)

Nafsu- nafsu

(III)

Perasaan

(II)

TreFoil (IV)

ǁǁǁǁǁ

((II))

II

MAKROKOSMOS (Dunia Luar) Dimensi-1

ALAM SEMESTA

(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Page 166: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 131

Fungsi lain dari angan-angan adalah alat penangkap informasi dari dunia

luar. Karena itu manusia dapat menangani yang material. Angan-angan adalah

dinamis dan tidak mengenal istirahat. Berhenti berarti mati bagi angan-angan.

Prototipe angan-angan memandang orang lain dengan cara mendesub-

jekkannya. Orang dipandang sebagai objek. Tidak ada sikap murah

terhadap orang lain. Orang lain diterima selama menguntungkan

kedaulatannya sendiri.

Angan-angan menangani dunia luar, diskematisasi dan dikategorisasi, dipecah-

pecah dalam bagian-bagian yang makin kecil.

Kedaulatan tidak suka disertai kedaulatan lainnya. Maka semua yang

ditangani olehnya dikeluarkan dari pribadinya. Dunia lingkungannya dipandang

sebagai objek belaka dan sesuatu yang subjek semata-mata, subjek absolut, yaitu

Tripurusa, dianggap tidak ada. Oleh sang Aku angan-angannya sendiri

dipertahankan sebagai subjek. Hal ini dapat dipahami, walaupun tidak

konsekuen, maka ia harus menganggap kesubjekannya sendiri sebagai tidak ada.

Untuk menurunkan kedaulatan orang lain dari singgasananya, tipe angan-angan

ini memandang orang lain dengan mendesubjekkannya, jadi orang dipandang

sebagai objek. Bagi angan-angan berlaku ada atau tidak ada. Tidak ada bentuk

antara. Karena itu prototipe ini tidak dapat memindahkan diri ke dalam situasi

orang lain, berarti menolak empati.

Tidak ada sikap murah terhadap orang lain. Orang lain diterima selama

orang itu menguntungkan kedaulatannya sendiri. Tidak ada daerah teritorial

orang lain yang dianggap olehnya sendiri sebagai terlarang baginya. Tidak ada

sesuatu yang keramat baginya yang harus dihormati. Tidak ada toleransi. Rasa

takut adalah asing bagi tipe ini. Ia berani menghadapi segala sesuatu. Tidak ada

yang dapat menahan dia. Angan-angan memberi kesan kekuasaan, kewibawaan,

dan tanggung jawab. Tipe angan-angan sebetulnya tidak mengenal tujuan akhir,

ia selalu bertugas dan memperhatikan prestasi.

Page 167: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

132 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

TreFoil (TriFoil/Tripurusa): TheSource (Suksma Kawekas), TheForce (Suksma Sejati), TheSelf (RohSuci)

Diagram Transenden 3.3.2: Prototipe Perasaan Sentra vitalitas perasaan adalah tempat yang menciptakan suasana psikis; iklim jiwa ini dipegang dan disimpan. Sifatnya meliputi, memuat ke dalam dirinya dan memelihara. Semua yang mengeruhkan iklim jiwa dihindari, demi/untuk iklim itu sendiri. Orang lain dihormati seluruh kedaulatannya. Penilaian subjek di atas segala-galanya, bahkan yang bersifat objek pun disubjekkan.

Sebenarnya tidak ada subjektivitas, semua yang dilakukan itu demi pemeliharaan suasana. Suasana ini tidak boleh diganggu, bahkan bila berlangsungnya suasana itu akan merugikan dirinya di bidang psikis, material atau jasmaniah. Pertimbangan-pertimbangan yang lain diberi toleransi penuh.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Fisik Dimensi-2

Mental Dimensi-3

Spiritual Dimensi-4

MAKROKOSMOS (Dunia Luar) Dimensi-1

MIKROKOSMOS

(Dunia Dalam)

Sadar Pribadi (Aku)

Nafsu- nafsu

(III)

TreFoil (IV)

(II)

Angan- angan (I)

II

ǁǁǁǁǁ

ALAM SEMESTA (2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Page 168: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 133

Bukti paling baik bahwa dunia-luar itu bagi angan-angan tidak berdaulat,

ialah kenyataan, bahwa segala sesuatu yang digarap olehnya dipotong-potong

dan diuraikannya. Ilmu pengetahuan adalah hasil dari aktivitas angan-angan yang

Prototipe perasaan membatasi dirinya pada pengamatan dan perenu-

ngan tentang hal-hal yang dilihatnya secara langsung. Sifatnya statis,

kolot dan suka pada tradisi. Motor dan motifnya bersumber pada nafsu,

sementara itu angan-angannya tidak berkembang.

tak kenal batas dan tak kenal berhenti sampai ilmu pengetahuan mendapatkan

titik berupa subjek-sempurna. Angan-angan lalu tidak dapat lagi menangkap dan

memecah-mecah. Tercapailah titik di mana angan-angan mengenal batasnya dan

terpaksa menyerahkan diri.

Pada prototipe ini, perasaan dan nafsu dipergunakan untuk menyokong

kedaulatan. Perasaan direduksi sebagai indikator (penunjuk) tentang hal-hal yang

langsung penting bagi jasmani. Hanya terbatas pada itu saja, jadi hanya tentang

perasaan yang positif dan negatif. Nafsu adalah motor dan motif yang tersedia

bagi prototipe ini.

Prototipe perasaan, sentra perasaan selalu menciptakan iklim psikis; iklim

jiwa ini dipegang dan disimpan. Sifatnya meliputi, memuat ke dalam dirinya dan

memelihara. Semua yang mengisi iklim jiwa, dikeruhkan dan dihindari,

demi/untuk iklim itu sendiri. Kedaulatan orang lain dihormati sepenuhnya.

Subjek diberi nilai di atas segala-galanya, bahkan perkara-perkara objek pun

disubjekkan. Tidak ada subjektivitas atau zakelijk-heid, segala-galanya dilakukan

demi pemeliharaan suasana. Suasana ini bagaimanapun tidak boleh diganggu,

juga bila berlangsungnya suasana itu akan merugikan dirinya di bidang psikis,

material atau jasmaniah. Ada toleransi sepenuhnya yang menguasai pertim-

bangan-pertimbangan yang lain.

Di samping sifat menciptakan dan memelihara iklim jiwa, fungsi mengikat

adalah sifatnya yang utama. Karena itu hubungan-ikatan antar subjek ditonjolkan.

Berlawanan dengan angan-angan yang menyoroti individunya sendiri (ia ada atau

Page 169: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

134 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 3.3.3: Prototipe Nafsu Sentra vitalitas nafsu merupakan sumber keinginan, semangat dan tenaga jasmaniah di dalam psike manusia. Alat-alat pelaksananya akan bergerak jika hasilnya jelas akan memberi rasa positif. Pada prototipe ini, baik asmara-sufi dengan polaritas positif atau pun kombinasi luamah-sufiah yang berpolaritas negatif akan bergerak hanya jika ada hadiah yang langsung dirasakannya.

Sentra-sentra vitalitas angan-angan dan perasaan pada tipe ini dipergunakan berturut-turut untuk memastikan (setelah diolah oleh cipta, nalar, dan pangerti) baginya hidup makmur dan sebagai indikator (hasil interaksi sentra-sentra vitalitas; perasaan) rasa aman, nyaman, dan sejahtera selama hidupnya.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Fisik Dimensi-2

Mental Dimensi-3

Spiritual Dimensi-4

MIKROKOSMOS

(Dunia Dalam)

Sadar Pribadi (Aku)

Tripurusa

(IV)

(iIi)

Angan- angan (I)

Perasaan (II)

II

ǁǁǁǁǁ

MAKROKOSMOS (Dunia Luar) Dimensi-1

ALAM SEMESTA (2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Page 170: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 135

ia tidak ada), yang dirasakan pangrasa adalah hubungannya (ia dirasakan dekat

atau jauh). Individu-individu berkedudukan sejajar. [7]

Prototipe nafsu, baik asmara-sufi, kombinasi mutmainah-sufiah, akan

bergerak hanya jika ada hadiah langsung. Angan-angan dan perasaan

dipergunakan untuk memastikan adanya hidup makmur, sebagai indi-

kator rasa aman dan sejahtera selama hidupnya.

Perasaan yang bersifat membentuk sintesa, berusaha meliputi dengan

iklimnya itu sebanyak-banyaknya dan sebesar-besarnya. Karena di dalam dunia

ini terdapat berbagai aspek yang polarisasinya berlawanan, perasaan selalu

berusaha untuk mendapatkan pembagi (faktor) persekutuan terbesarnya (FPB)

dan bersamaan itu pula kelipatan persekutuan terkecilnya (KPK), sampai perasaan

mencapai titik di mana ia harus meliputi seluruh dunia dan segala isinya. Di sini

berakhirlah fungsi perasaan jika pembagi persekutuan terbesarnya itu juga

merupakan perkalian persekutuan terkecilnya.

Pada prototipe ini angan-angan tidak berkembang. Alat penangkap ini

tidak dipergunakan dan membatasi dirinya pada pengamatan dan renungan

tentang hal-hal yang dilihatnya dengan langsung. Ia suka merenung. Sifatnya

statis, kolot dan suka pada tradisi. Di sini pun motor dan motifnya bersumber

pada nafsu.

Prototipe nafsu, mengutamakan keinginan, hasrat dan tenaga jasmaniah.

Alat-alat pelaksananya akan bergerak jika hasilnya jelas akan memberi rasa positif.

Pada prototipe ini, baik asmara-sufi maupun kombinasi luamah-sufiah, akan

bergerak hanya jika ada hadiah yang langsung. Angan-angan dan perasaan pada

tipe ini dipergunakan berturut-turut untuk memastikan baginya hidup makmur

dan sebagai indikator rasa aman dan sejahtera selama hidupnya.

Prototipe Roh Suci. Tripurusa, TreFoil adalah pusat keempat dan bersifat

tidak terikat pada materi. Roh Suci sebagai jiwa sejati manusia, mempergunakan

angan-angan un-

__________

[7]. Carl Gustav Jung. Psychologishe typen. Rascher Verlag, h. 430

Page 171: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

136 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 3.4.1: Prototipe Roh Suci (TheSelf) Roh Suci adalah jiwa sejatinya manusia, Suksma Sejati adalah atasannya hamba (Roh Suci). Tipe ini berhasil menyuruh angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu (sentra-sentra vitalitas) melalui sang aku yang telah ditundukkan, melaksanakan tugas-tugasnya yang vital, untuk setiap saat menangani dunia luar. ”II” adalah Rahsa Jati, TheGate. Tipe Roh Suci tahap lanjut, ketiga sentra vitalitas tersebut justru dikembangkan sepenuh-nya sampai tercapai keadaan yang paling efisien. Tripurusa (TreFoil): Suksma Kawekas (TheSource), Suksma Sejati (TheForce), Roh Suci (TheSelf).

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Fisik Dimensi-2

Mental Dimensi-3

Spiritual Dimensi-4

MIKROKOSMOS

(Dunia Dalam)

Sadar Pribadi

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)

Dimensi-1

(Aku)

Nafsu- nafsu

(III)

Angan- angan

(I)

Perasaan (II)

TreFoil (IV)

II

ǁǁǁǁǁ

MAKROKOSMOS (Dunia Luar) Dimensi-1

ALAM SEMESTA (2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Page 172: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 137

angan-angan untuk menundukkan nafsu. Penundukan ini bertujuan agar Roh Suci

dapat meme-nuhi kewajibannya mengarahkan diri kepada Suksma Kawekas

melalui Suksma Sejati.

Prototipe Roh Suci, memenuhi dua kewajiban, terhadap nafsu ia adalah

penguasa, terhadap Suksma Sejati ia adalah hamba. Ia berhasil menyu-

ruh dan mengendalikan angan-angan dan perasaan melaksanakan tugas-

tugasnya yang vital bagi badan/jasmani.

Terhadap nafsu Roh Suci adalah penguasa, terhadap Suksma Sejati ia

adalah hamba. Dengan memenuhi dua kewajiban ini, tipe ini berhasil menyuruh

angan-angan dan perasaan melaksanakan tugas-tugasnya yang vital bagi

badan/jasmani, dan untuk mengendalikan selanjutnya. Ada pembatasan diri dan

tapabrata dengan sukarela, disertai dengan kemampuan lengkap untuk setiap

saat mempergunakan sepenuhnya angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu untuk

menangani dunia luar.

Untuk tujuan panembah kepada Suksma Kawekas melalui Suksma Sejati,

kerja sama angan-angan dan perasaan dipergunakan untuk membeda-bedakan

subjek dari objek dan untuk mempersiapkan iklim bagi pertemuan Suksma Sejati

dan Roh Suci. Pada tipe ini ketiga sentra vitalitas yang lain tidak direduksi dalam

fungsinya. Bahkan sebaliknya, ketiga fungsi dan hubungan di antaranya

dikembangkan sepenuhnya sampai tercapai keadaan yang paling efisien. Dalam

sikap merendahkan diri yang bulat dan tanpa syarat, tanpa ingatan apa pun akan

keterbatasan individual, Roh Suci diterima ke dalam Suksma Sejati.

3.4 AUTOMATISME

Karena pengalaman baru yang bertumpuk-tumpuk terus-menerus,

berubah pula candra manusia dan candra dunia seseorang, sehingga selalu ada

jarak antara keadaan yang sesungguhnya pada suatu saat dengan candra

manusianya pada saat itu juga. Perbedaan ini menyebabkan terasakannya

perangsang untuk menghilangkan perbedaan itu. Dengan sendirinya perbedaan

itu dirasakan tidak terlalu besar karena kalau tidak demikian halnya, perangsang

Page 173: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

138 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.4.1: Automatisme, ”Kaca ajaib”, dan Hati nurani Automatisme di dalam diri manusia adalah penerangan angan-angan oleh hati nurani, seperti meletakkan kaca di muka sentra vitalitas (angan-angan, perasaan dan keinginan) kita sehingga terlihat keadaan kita yang rusak. ’Kaca ajaib’ ini menunjukkan kekurangan di satu pihak selalu cukup kuat untuk menyadari diri dan mendorong untuk memperbaiki diri, tetapi di pihak lain cukup kecil untuk berputus asa atau merasakannya sebagai trauma.

Perbedaan antara gambaran keadaan diri dengan gambaran hati nurani, menimbulkan rasa bersalah yang harus ditebus dengan salah satu cara tertentu. ”Penebusan dosa” itu berupa keharusan untuk mengarahkan diri, menyerahkan diri, mengorbankan diri kepada candra manusia idealnya, yang mempunyai kewibawaan tertentu. Rasa berdosa ini adalah pencurahan rasa tanggung jawab, yang memancar dari hati nurani. __________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Makrokosmos

Alam Semesta Masyarakat

================l Pancaindra l============================

Mikrokosmos Manusia Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Empat- - - -Sentra Vitalitas: Mental

IIIIIINNaaffssuu- - -1Mutmainah,2Sufiah,3Amarah,4Luamah

IIIIPPeerraassaaaann

IIAAnnggaann--aannggaann-- -- --1cipta, 2nalar, 3pangerti

Aku

HHAATTII NNUURRAANNII,, ””KKaaccaa AAjjaaiibb””,, ddaann AAuuttoommaattiissmmee

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Alam Sejati IVTTrreeFFooiill Pusat Imateri Spiritual

=========================================================================

Page 174: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 139

yang berdaya guna itu tadi tidak akan muncul. Keadaan demikian ini terjadi, jika

suatu candra manusia dipaksakan kepada seseorang, yang tidak sesuai dengan

gambaran keadaan nyata orang yang bersangkutan.

Automatisme terjadi karena penerangan angan-angan oleh hati nurani.

Seolah-olah kita meletakkan ‘kaca ajaib‘ di depan angan-angan. Kekura-

ngan yang dilihat selalu cukup besar untuk menyadari diri dan mendo-

rongnya membuat perbaikan. Tetapi tidak cukup besar untuk berputus-

asa bahkan menjadi trauma.

Ada automatisme di dalam diri manusia, yang terjadi karena penerangan

angan-angan oleh hati nurani. Automatisme ini seolah-olah meletakkan kaca di

muka angan-angan kita sendiri, perasaan dan keinginan kita sehingga kita dapat

melihat sendiri keadaan kita yang rusak. Kaca ini adalah ’kaca ajaib’, sebab

kekurangan yang dilihat itu di satu pihak selalu cukup besar untuk menyuruh

orang menyadari diri dan mendorong dia berbuat, tetapi di pihak lain tidak cukup

besar untuk membuat dia berputus asa atau untuk dirasakan sebagai trauma.

Menjadi sadarnya perbedaan antara gambaran keadaan diri pada suatu

ketika dengan gambaran yang dari hati nurani, menimbulkan rasa bersalah yang

harus ditebus dengan salah satu cara. Penebusan dosa berupa keharusan untuk

mengarahkan diri, menyerahkan diri, mengorbankan diri kepada candra manusia

idealnya, yang mempunyai kewibawaan tertentu. Rasa berdosa ini adalah

pencurahan rasa tanggung jawab, yang memancar dari hati nurani.

Mengarahkan diri kepada hati nurani berarti juga berseru kepada hati

nurani. Di dalam candra jiwa manusia Indonesia, maka hati nurani ini adalah

Tripurusa (TreFoil) bagi orang yang telah meletakkan titik beratnya dengan

permanen di dalam Tripurusa. Hati nurani ini berada dalam keadaan sadar, yang

berada di atas tiap emosi, tiap bayangan dan pikiran. Ia berada di atas tiap

keinginan, hasrat dan fungsi kemauan.

Page 175: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

140 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Gambar 3.4.1: Hati Nurani Baik, Buruk dan Ideal Hati nurani merefleksikan sifat-sifat tertentu yang dihubungkan manusia dan lingkungannya. Pengaruh lingkungan itu ada yang jahat (gambar setan bertanduk) dan yang baik (gambar malaikat beraura), tentu ada juga yang ideal dan transenden, sesuai dengan pengalaman hidupnya menempuh perjalanan sang waktu.

Manusia dapat mengawetkan bayangan-bayangan dari dunia luar di dalam jiwanya, di dalam pikirannya antara lain saran, pendapat, keputusan dan sebagainya. Maka tersedia setiap saat pengganti dunia luar secara langsung di dalam dirinya yang dapat dipergunakan kapan saja semau-maunya.

__________ http://farm4.static.flickr.com/3292/2769994857_36554a662f.jpg cited August 19, 2011.

Page 176: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 141

Hati nurani membawa sifat-sifat tertentu yang dihubungkan dengan

manusia dan lingkungannya. Sifat-sifat ini terjadi karena manusia memandang

Tripurusa dari titik pangkal keterbatasan manusia dan memberi nama dari per-

Tripurusa adalah Hidup yang aktif menyongsong manusia, memimpin

dan menolongnya. Seruan manusia kepadanya tidak akan pernah sia-

sia. Mengalihkan titik berat kesadaran Aku kepada Tripurusa (introver-

si) menandakan terjadinya evolusi jiwa ke arah yang ideal.

bendaharaan kata hasil keterbatasannya itu pula. Jika manusia berseru kepada

hati nurani ini, seakan-akan ia menempatkan keadaan-keberadaannya itu dan

keadaan-keberadaan lingkungannya pada latar belakang dari yang tak-terbatas

dan tak ter-nama-kan. Oleh karena itu, hubungan antara manusia dengan latar

belakang itu menjadi terlihat. Tripurusa itu bukan hanya hati nurani yang berupa

candra ideal saja, tetapi ia adalah Hidup yang aktif menyongsong manusia, me-

mimpin dan menolongnya. Seruan manusia kepadanya tidak akan pernah sia-sia.

Manusia membentuk bayangan-bayangan dari dunia luar di dalam jiwanya,

seakan-akan dunia luar dengan hubungan-hubungannya ia awetkan di dalam

pikirannya. Termasuk saran, pendapat, keputusan dan sebagainya. Dengan

demikian pengganti dunia luar tersedia secara langsung di dalam dirinya yang

dapat dipergunakan sewaktu-waktu, sekehendak hatinya.

Ia dapat menggunakannya untuk bekerja, bermain dan untuk dihubungkan

dengan perasaan-perasaannya. Tetapi dampak penggunaan tersebut timbullah

ketergantungan tertentu dari dirinya terhadap isi angan-angannya itu, yaitu

dunia luar yang telah diawetkannya. Seakan-akan pikiran-pikiran, pendapat-

pendapat, asosiasi-asosiasi, dan keputusan-keputusan itu memiliki kedaulatan-

nya lagi.

Page 177: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

142 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Prosesi Ngaben, 220 Mayat Dibakar Massal di Tanahbumbu, Bali.

Tradisi Ngaben tanpa Pembakaran Mayat di Desa Trunyan, Kintamani, Bangli, Bali. Foto 3.4.1: Ingat akan Mati Beda dengan ingin cepat mati maka ingat akan mati dapat membawa ketenteraman. Bahkan menuju keadaan jiwa yang tanpa keinginan, pikiran, dan emosi. Sikap ini membangunkan keinginan untuk meninggalkan cara hidup lama dan memulai cara hidup yang baru, yang sesuai dengan kehendak dari hidup imateri, Sadar Kolektif.

Sikap jiwa ini tidak sama dengan keinginan untuk menghancurkan dirinya, badan/jasma-ninya di mana sang-Aku masih berada. Cara yang terakhir ini tidak akan mengurangi kedaulatan sang-Aku.

__________ http://3.bp.blogspot.com/_R-kGkGPqFcQ/THoctHcmpjI/AAAAAAAAC5E/uUmWo-P3imc/s1600/Prosesi +ngaben+220+Mayat+Dibakar+Massal+di+Tanahbumbu.jpg cited August 22, 2011. http://i.okezone.com/content/2011/05/24/407/460351/H5aYSJZhdm.jpg cited August 22, 2011.

Page 178: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 143

Di satu pihak orang memperkuat kedaulatannya terhadap angan-angan, di

lain pihak angan-angan mendapatkan kedaulatannya sendiri terhadap diri orang

itu. Isi angan-angan ini dengan kekuatannya sendiri dapat mengaktifkan keinginan

Angan-angan dengan isi persoalan dunia yang telah diawetkannya

otomatis dapat mengaktifkan sendiri keinginan dan kemauannya, secara

potensial dapat menumbuhkan emosi-emosi yang menggelisahkan.

Diperlukan adaptasi yang seimbang dari kekuatan asmara-sufi (laya)-

nya terhadap dunia luar dan retensi di dalam angan-angannya sendiri.

dan kemauan, sehingga timbul dengan sekonyong-konyong, dan dapat menim-

bulkan emosi-emosi yang menimbulkan kegelisahan. Seperti manusia bersikap

dengan dunia luar dengan asmara-sufi (laya)-nya, ia harus bersikap begitu juga

terhadap angan-angannya, jika hendak mencari ketentraman dan keseimbangan.

Ingat akan mati dapat membawa ketenteraman. [8] Ini berarti juga

mengarahkan diri kepada keadaan jiwa tanpa keinginan, pikiran dan emosi. Sikap

ini membangunkan juga keinginan untuk meninggalkan cara hidup lama, yang

diikutinya sampai saat itu, dan memulai cara hidup yang baru, yang sesuai

dengan kehendak dari Hidup yang imateri. Keinginan kepada keadaan jiwa, di

mana sang-Aku tidak lagi menggunakan hak-hak kedaulatannya, tetapi justru

bersedia mengorbankannya dan melebur dirinya ke dalam hubungan yang

monoton (bernada satu) terhadap dunia luar, tanpa perbedaan-perbedaan

tekanan. Sikap jiwa ini tidak sama dengan keinginan untuk menghancurkan

dirinya, badan/jasmaninya di mana sang-Aku masih berada. Cara yang terakhir

ini tidak akan mengurangi kedaulatan sang-Aku. [9]

________ [8]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Sangkan

Paran. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 181.

[9]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Sangkan

Paran. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 182.

Page 179: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

144 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Gambar 3.4.2: Cipta Mengontak Nafsu dan Perasaan Ketika suasana hati sedang bergembira, sedih, marah, kaget, ngantuk, berpikir, sampai kesal maka penampilannya keluar dapat terlihat dari ekspresi wajahnya. Kita dapat beradaptasi sesuai dengan ekspresi tersebut dan memberikan respons yang sesuai dengan kebutuhannya, salah satunya memberikan komunikasi yang empatik. Suasana perasaan sebagai interaksi dari angan-angan dan nafsu dapat menyebabkan suasana hati positif: senang, sehat, dan menerima. Suasana perasaan negatif: sedih, malas, marah, dan menolak. Prosesnya adalah cipta dan nalar yang berkedudukan di otak, menangkap rangsangan-rangsangan yang datang kepada manusia melalui pancaindra. Ciptalah yang mengontak nafsu, yang menyebabkan berbagai keinginan menjadi disadari. Ia juga mengontak perasaan, sehingga emosi ikut serta dengan realisasi dari keinginan itu. Nalar mengasosiasikan bayangan-bayangan menjadi fantasi yang tak ada putus-putusnya.

__________ http://www.lobobear.com/wp-content/uploads/2011/07/heart-touching-FEELINGS.jpg cited August 20, 2011.

Page 180: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 145

Dengan memperkuat asmara-sufi (-laya), tumbuhlah kesadaran tanggung

jawab dan kesadaran akan kewajiban yang lebih besar, yang dapat dianggap

sebagai gejala-gejala menjadi sadarnya ia akan Ke-Maha-Esa-an, yang ternya-

Ingat akan mati dapat membawa ketenteraman. Karena mengarah-

kan diri kepada keadaan jiwa tanpa keinginan, pikiran dan emosi.

Membangunkan keinginan untuk meninggalkan cara hidup lama, dan

memulai yang baru, sesuai dengan kehendak dari Hidup imateri.

ta adalah pembagi (faktor) persekutuan terbesar dari semua ke-hidup-an (FPB).

Menurunkan isi angan-angannya sendiri dari singgasananya berarti bahwa

manusia memisahkan diri dari pikiran-pikirannya sendiri, sedemikian hingga

pikiran-pikiran itu tidak dapat lagi memengaruhi dirinya. Ini juga berarti, bahwa

manusia mengundurkan diri dari angan-angannya dan sampai pada posisi, di

mana ia tidak mempergunakan lagi cipta dan nalarnya.

Cipta dan nalar yang berkedudukan di otak, menangkap rangsangan-

rangsangan yang datang kepada manusia melalui pancaindra. Ciptalah yang

mengontak nafsu, yang menyebabkan berbagai keinginan menjadi disadari. Ia

juga mengontak perasaan, sehingga emosi ikut serta dengan realisasi dari

keinginan itu. Nalar mengasosiasikan bayangan-bayangan menjadi fantasi yang

tak ada putus-putusnya. [10]

Tanpa cipta dan nalar, jadi tanpa kontak dengan otak, manusia sampai

pada posisi tanpa bayangan-bayangan. Dalam keadaan demikian timbullah

ketenteraman dan kedamaian. Pangerti masih ada, karena tidak bertempat di

otak, maka tidak lagi dikeruhkan oleh berbagai bayangan. Terjadi pangerti yang

kosong bayangan. Dalam posisi ini manusia tidak dipengaruhi oleh dunia

__________ [10]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab

Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64..

Page 181: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

146 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),

2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.5.1 Tiga Proses untuk Mencapai Derajat Roh Suci Candra Jiwa Indonesia mengemukakan tiga proses untuk mencapai derajat Roh Suci, yang ketiga-tiganya itu haruslah dilaksanakan selaras yang satu dengan lainnya, agar keseim-bangan pribadi selalu harmonis.

Perjalanan transenden ini adalah: 1). Membebaskan diri dari semua keadaan yang tidak abadi. 2). Bersikap positif, kasih sayang dan tanggung jawab kepada siapa saja dan ber-sifat apribadi. 3). Introversi (transendental) kepada yang Apribadi di dalam dirinya dengan cara (ke dalam) berserah diri tanpa syarat.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Makrokosmos

Masyarakat (Alam Semesta)

================l Pancaindra l============================

Mikrokosmos Manusia Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - IIAAnnggaann--aannggaann-- -- -- --IIIIPPeerraassaaaann,, IIIIIINNaaffssuu Mental

Aku - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

IVTTrriippuurruussaa:: 3Roh Suci (Alam Sejati) Spiritual 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas Pusat Imateri

=======================================================================

Page 182: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 147

luar. Manusia mengorientasikan dirinya ke dalam, ke dunia-dalam. Ia berada

pada keseimbang-an yang sempurna, yang merupakan titik tengah dari semua

perlawanan polaritas di dalam hidupnya.

Sang-Aku tidak lagi menggunakan hak-hak kedaulatannya, bersedia

meleburkan diri-nya ke dalam hubungan yang monoton (bernada satu)

terhadap dunia luar. Sikap jiwa ini tidak sama dengan keinginan untuk

menghancurkan dirinya dan tidak mengurangi kedaulatan sang-Aku.

3.5 JIWA SEJATI

Keadaan sadar yang demikian ini ditandai oleh penyerahan yang bulat tak

bersyarat kepada Hidup yang imateri. Apa pun yang datang diterima dengan

sepenuh hati. Kedaulatan sang Aku angan-angan direduksi sampai nol. Manusia

tidak lagi mempergunakan kekuasaannya untuk menguasai dan memimpin nafsu-

nafsu. Dalam keadaan yang demikian ini kekuatan-kekuatan nafsu sudah berhenti

bekerja. Di sinilah letak titik akhir kemampuan manusia dan kemanusiaannya. Di

dalam Candra Jiwa Indonesia, manusia demikian ini mencapai kedudukan Jiwa

Sejati-nya: Roh Suci. [11]

Kita melihat ada tiga proses untuk mencapai kedudukan Roh Suci, yang

ketiga-tiganya itu haruslah dilaksanakan selaras yang satu dengan lainnya, agar

keseimbangan pribadi tidak terlalu terganggu. Proses-proses ini adalah:

1. Me-lepas-kan keterikatan kepada semua keadaan yang dapat berubah.

2. Mengambil sikap yang positif, sikap cinta-kasih dan tanggung jawab yang tidak

membeda-bedakan dan apribadi.

3. Meng-arah-kan diri kepada yang Apribadi di dalam dirinya, tanpa

mempergunakan bayangan-bayangan, harapan-harapan dan keinginan pribadi

apa pun.

__________

[11]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab

Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64.

Page 183: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

148 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.5.2: Totalitas yang Mengandung Kepribadian (Trisila) Derajat (status) Roh Suci adalah keniscayaan yang secara potensial dapat dicapai setiap orang di dalam dirinya sendiri.

Transendensi ketiga sentra vitalitas ke arah satu titik introversi, yang terletak di luar sang Aku harus ditujukan ke pusat/sentra vitalitas ke 4 (Tripurusa). Berarti berupaya mem-bangun hubungan dengan Yang Takterbatas dan Yang Takternamakan. Hubungan ini dapat menentukan sifat seluruh kepribadian, sebagai suatu totalitas kepribadian itu sendiri.

Sifat hubungan ini dapat dijabarkan sebagai ke-sadar-an, ke-percaya-an, dan ke-taat-an (Trisila). Kesadaran itu adalah sifat yang selalu menghidupkan hati-nurani di dalam dirinya. Kepercayaan adalah sifat setia kepada hati-nurani dalam keadaan yang bagaimanapun juga dan ketaatan adalah melaksanakan dengan teliti sesuai dengan kehendak hati-nurani tersebut.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Makrokosmos

Masyarakat (Alam Semesta)

================l Pancaindra l============================

Mikrokosmos Manusia Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

IIINNaaffssuu--nnaaffssuu Pancasila: rela, sabar, narima, Mental

IIPPeerraassaaaann jujur, dan budi luhur

IAAnnggaann--aannggaann EExxttrraavveerrssii

Aku IInnttrroovveerrssii

Trisila: sadar, percaya, dan taat

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - IVTTrriippuurruussaa:: 3Roh Suci (Alam Sejati) Spiritual 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas Pusat Imateri

======================================================================

Page 184: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 149

Diperlukan keberanian, tekad dan kemauan yang besar untuk

melaksanakan ketiga hal tersebut di atas. Rekaman kehidupan lama yang telah

terbiasa, melekat dan mengikat hatinya, harus ditinggalkan olehnya untuk masuk

Jika kepemimpinan angan-angan (Aku) terhadap nafsu-nafsu sesuai de-

ngan kehendak Tripurusa, maka asmara-sufi (laya) akan berdominasi.

Asmara sufi ini menyatakan diri sejajar dengan sifat-sifat Tripurusa,

akhirnya tidak perlu lagi kepemimpinan dan kedaulatan sang Aku.

ke dalam keberadaan yang sering tidak dimengerti oleh lingkungannya. Mencapai

derajat Roh Suci ini adalah kemampuan yang potensial dipunyai oleh setiap orang

di dalam dirinya.[12]

Hubungan dengan Dia yang Takterbatas dan Dia yang Takternamakan,

mengarahkan ketiga sentra vitalitas kepada satu titik, yang terletak di luar Aku.

Hubungan ini dapat menyatakan diri sebagai sifat yang mengenai seluruh

kepribadian. Sebagai suatu totalitas yang mengandung kepribadian itu di

dalamnya. Sifat ini dapat dideferensiasikan menjadi ke-sadar-an, ke-percaya-an

dan ke-taat-an (Trisila). Kesadaran itu adalah sifat yang selalu membangunkan

hati-nurani di dalam dirinya. Kepercayaan adalah sifat setia kepada hati-nurani

dalam keadaan yang bagaimanapun juga dan ketaatan adalah melaksanakan

dengan teliti hati-nurani tadi.

Harmoni mengandung sifat integrasi di dalam dirinya. Integrasi dibentuk

oleh tingkat penguasaan nafsu dan perasaan untuk taat kepada sang Aku. Jika

angan-angan dipergunakan untuk menguasai dan memimpin nafsu sesuai dengan

kehendak Tripurusa, maka lambat laun asmara-sufi (laya) akan berdominasi.

Asmara sufi ini menyatakan diri sejajar dengan sifat-sifat Tripurusa, sehingga

akhirnya tidak perlu lagi dipergunakan angan-angan untuk memerintah nafsu,

atau dengan kata lain, kedaulatan Aku sudah tidak diperlukan lagi. Perasaan pun

sekarang mengarahkan diri kepada Tripurusa.

__________

[12]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila.

Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 16.

Page 185: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

150 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.5.3: Harmoni dan Integrasi Pusat Vitalitas Derajat Roh Suci Integrasi berkembang mengikuti tumbuhnya harmoni di dalam jiwa manusia, akhirnya harmoni dan integrasi tumbuh menjadi satu di dalam derajat Roh Suci (Rohani, TheSelf). Manusia merasakan kehadirannya di antara dunia besar dan hidup yang imateri dalam kehidupan sehari-hari. Di satu pihak ia mempunyai gambaran dari dunia luar yang mengelilinginya, dan di pihak lain ia juga tahu sedikit tentang Hidup imateri. Ia terikat kepada kedua-duanya.

Harmoni mengandung sifat integrasi. Jika angan-angan dipergunakan untuk menguasai dan memimpin nafsu sesuai dengn kehendak-Nya maka lambat laun asmara-sufi akan berdominasi. Karena asmara-sufi menyatakan diri sejajar dengan sifat-sifat Tripurusa, maka kedaulatan sang Aku sudah tidak diperlukan lagi.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Dunia Luar Masyarakat (Alam Semesta) =================l Pancaindra l============================

MIKROKOSMOS Manusia: Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Empat- - - -Sentra Vitalitas: Mental

IIIIIINNaaffssuu-- -- -- --aassmmaarraa--ssuuffii

IIIIPPeerraassaaaann

IIAAnnggaann--aannggaann Aku

(Hati Nurani) Harmoni & Integrasi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

IVTTrriippuurruussaa Roh Suci (Alam Sejati) Suksma Sejati Pusat Imateri

Suksma Kawekas Spiritual

========================================================================

Page 186: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 151

Dalam tingkat ini sang Aku dapat selalu mengarahkan diri kepada Tripurusa,

tanpa takut diganggu oleh nafsu dan perasaan. Dengan tumbuhnya harmoni di

dalam jiwa manusia, tumbuh pula integrasinya, sehingga harmoni dan integrasi

Fiksasi pertama, yang terletak di tingkat angan-angan, mengatur

kedaulatan dan hidupnya dikuasai oleh pandangan yang hanya melihat

hubungan-hubungan kekuasaan di masyarakat.

menjadi satu di dalam derajat Roh Suci. Di dalam kehidupan sehari-hari manusia

merasa ditempatkan antara dunia besar dan hidup yang imateri.

Di satu pihak ia tahu sedikit tentang Hidup imateri, dan di pihak lain ia

mempunyai juga gambaran dari dunia luar yang mengelilinginya. Ia terikat

kepada kedua-duanya. Jika kita berpangkal kepada struktur manusia rohaniah di

dalam candra jiwa manusia Indonesia, maka ikatan itu tadi dapat menyatakan

dirinya dalam tiga aspek, yaitu:

Pertama, fiksasi (ikatan) itu dapat terletak di tingkat angan-angan. Ini

berarti bahwa orang selalu ingin melaksanakan kedaulatannya di dalam

pertemuannya dengan dunia luar. Ia mengatur hidupnya sedemikian rupa

sehingga selalu dapat menyadari kedaulatannya dalam bentuk apa pun dan

sebaliknya hidupnya dikuasai oleh pandangan yang hanya melihat hubungan-

hubungan kekuasaan di masyarakat.

Kedua, jika ikatan ini terletak di dalam nafsu, maka luamah yang melaku-

kan peranan sebagai pengikat. Luamah adalah nafsu yang egoistik, serakah dan

mendorong sahwat. Ikatan menyatakan diri dalam hasrat yang tak mengenal

puas untuk mendapatkan dan memiliki dunia luar dan/atau untuk melampiaskan

nafsu sahwatnya. Ada kehausan yang tak terpuaskan untuk meraih harta benda

dan/atau untuk melepaskan tanpa kekang nafsu-nafsunya. Usaha ini tidak perlu

disertai pertimbangan-pertimbangan kedaulatan atau alasan-alasan yang terletak

di tingkat pangrasa, tetapi merupakan semata-mata pengejaran kekayaan dan

hasrat memiliki orang dari jenis kelamin yang berbeda, tanpa mengikatkan diri

pada seseorang.

Page 187: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

152 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

‘Malaikat’ celana merah membawa ‘arwah’ gadis kecil di depan sang Hakim Agung. Gambar 3.5.1: Persimpangan Jalan Kehidupan: Material atau Imaterial Sampai di persimpangan jalan sorga atau neraka, malaikat celana merah yang membawa arwah gadis kecil menunggu keputusan deportasi arwah dari Sang Hakim Agung. Penyebab kematiannya adalah membenturkan kepala sewaktu pertunjukkan gala-seni, setelah menyatakan keinginannya menjadi idola.

Manusia berada di antara dunia besar yang material dan hidup yang imateri. Ia mempunyai gambaran dari dunia luar yang mengelilinginya, dan di sisi lain ia merasa tahu sedikit tentang Hidup imateri. Kenyataannya ia terikat pada kedua dunia itu.

Keterikatan (fiksasi) pertama terletak di tingkat angan-angan yang mementingkan kekuasaan di masyarakat. Bentuk keterikatan kedua jika ikatan ini terletak di dalam nafsu, maka luamah sebagai pengikat yang egoistik, serakah dan mendorong sahwat. Keterikatan ketiga terletak di perasaan yang memberi bayangan tentang keadaan aman, terlindung, tak usah bertanggung jawab, pasif, dan berada dalam sorga kesenangan duniawi.

__________ http://yasashiisekai.files.wordpress.com/2009/02/ichigo-ova1e.jpg?w=300&h=166 cited August 23, 2011 .

Page 188: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 153

Ketiga, perasaan adalah sentra yang menciptakan iklim jiwa di dalam diri

manusia dan yang memancarkan ke luar. Fiksasi dengan dunia yang berubah-

ubah melalui perasaan berarti berpegangan erat dan melekat erat kepada iklim

Fiksasi kedua, terletak di dalam nafsu, pengikatnya adalah luamah.

Nafsu tersebut egoistik, serakah, dan mendorong sahwat. Kehausan

yang tak terpuaskan untuk mendapatkan dan memiliki harta-benda

serta melampiaskan libidonya.

tertentu atau corak-corak iklim tertentu. Karena berbagai alasan orang tidak mau

melepaskan iklim ini, umpamanya iklim yang pernah ia alami, memberi bayangan

tentang keadaan aman, keadaan terlindung, tak usah bertanggung jawab, dapat

bersikap pasif, dan berada dalam sorga kesenangan duniawi. Dengan pertum-

buhan jiwanya, sampailah ia pada tingkatan di mana ia harus mengembangkan

tanggung jawab, di mana ia mengenal bahaya, di mana ia harus bekerja.

Situasi yang menciptakan iklim aman tenteram sudah berlalu, dan karena

itu ia menghidupkan-hidupkan ingatan untuk memegangi iklim itu tadi. Orang

semacam itu adalah kolot dalam arti tertentu, menjadi terbelakang dibanding

dengan zamannya, dan memandang keadaan yang sedang terjadi dengan kaca-

mata tertentu. Petualangan yang menawarkan banyak kemungkinan untuk

berbagi emosi dihindarinya. Karena emosi-emosi itu pasti membawa ia ke dalam

iklim yang lain.

Iklim yang hendak ia pegang erat-erat dalam keadaan bagaimana pun dapat

menimbulkan ingatan kepada waktu ia berada di pangkuan ibu rohaninya. Tetapi

iklim ini tidak selalu harus berupa soal ikatan-ibu atau ikatan-bapak. Tiap situasi

di mana seseorang berada, dapat merupakan iklim baginya yang sedemikian rupa,

hingga selalu ingin kembali kepadanya. Serta memobilisasi angan-angan, nafsu-

nafsu dan alat-alat pelaksanaannya untuk memenuhi keinginannya itu.

Page 189: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

154 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Harmoni Yin-Yang pada Flora dan Fauna Alam

Pemandangan Alam terasa Indah dan Harmoni

Foto 3.5.1: Harmoni di Makro dan Mikro-kosmos ”Di dalam seni dan ketinggian ilmu pengetahuan, terasakan suasana harmoni mendasari semua semangat kerja keras. Tidak ada kebesaran yang sesungguhnya, baik dari seni maupun ilmu pengetahuan tanpa merasakan harmoni di dalamnya.” –Albert Einstein. Harmoni (keselarasan) baru dapat mulai timbul, jika manusia berusaha secara sadar menuju untuk melepaskan diri, dari daya-ikat dunia lingkungannya dan mengabdikan usahanya ini kepada suatu tujuan: bertunggal dengan Hidup yang berada di dalam dirinya melalui kesadarannya yang terdalam, yaitu Rahsa Jati.

Walaupun manusia itu bagian dari makrokosmos namun pintu gerbang bagi manusia menuju Hidup terletak di dalam dirinya sendiri (mikrokosmos). Bahwa manusia dapat masuk ke dalam Hidup imateri dan dapat menyatukan dan meleburkan diri ke dalamnya, itu berarti bahwa di dalam manusia itu ada juga sesuatu, yang sama dengan Hidup itu. Sesuatu ini adalah Roh Suci, jati diri manusia yang sesungguhnya.

__________

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSCguh4MabdyOOmciXpo1HZXqBnB1jhQYUgYxZiMucPmYyg7TR1TA cited August 22, 2011. http://earthlorenews.files.wordpress.com/2011/01/harmony.jpg cited August 22, 2011.

Page 190: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 155

Harmoni (keselarasan) baru dapat mulai timbul, jika manusia berusaha

secara sadar menuju untuk melepaskan diri, makin lama makin lepas, dari daya-

ikat dunia lingkungannya dan mengabdikan usahanya ini kepada suatu tujuan:

Fiksasi ketiga, terletak pada perasaan berarti berpegangan erat dan

melekat pada iklim tertentu. Iklim yang pernah di alami, memberi

bayangan rasa aman, tak usah bertanggung jawab, pasif, bagaikan di

sorga kesenangan duniawi (suasana bayi dalam kandungan).

bertunggal dengan Hidup yang berada di dalam dirinya dan di dalam tiap makhluk

hidup, melalui kesadarannya yang terdalam, yaitu Rahsa Jati. Walaupun manusia

itu sebagian dari makrokosmos dan berada di dalam makro-kosmos itu, namun

pintu gerbang (the gate) bagi manusia menuju Hidup terletak di dalam dirinya

sendiri. [13]

Bahwa manusia dapat masuk ke dalam Hidup imateri dan dapat menya-

tukan dan meleburkan diri ke dalamnya, itu berarti bahwa di dalam manusia itu

ada juga sesuatu, yang sama dengan Hidup itu. Sesuatu ini adalah Roh Suci.

Kalau manusia ingin bertunggal dengan Hidup imateri di luar dirinya, maka ini

berarti bahwa kesadarannya harus keluar dari dirinya melalui pancaindranya.

Pancaindra adalah alat-alat yang material, jadi bersifat terbatas. Karena

itu, dapat disimpulkan bahwa bertunggalnya manusia dengan Hidup tidak akan

mungkin dilaksanakan melalui jalan keluar dari dirinya, tetapi manusia harus

lebih dahulu mengusahakan di dalam hidupnya pembebasan sepenuhnya

terhadap hubungan-hubungan intrapsikisnya sendiri. Pintu gerbang ke Hidup,

baik Hidup yang berada di dalam maupun di luar diri manusia, berada di dalam

esensi manusia yang terdalam. [14]

__________

[13]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab

Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64.

[14]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab

Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64. Bandingkan dengan C.G. Jung. Wirklichheit der

Seele. Rascher & Cie Verlag, Zurich.1939. h.64.

Page 191: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

156 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Gambar artistik ini mempersepsikan bahwa intuisi bagaikan turun dari langit

Gambar 3.6.1: Intuisi adalah Pertemuan TheSelf dengan TheForce ”Bukalah pintu rumah kebijaksanaan Anda. Penjelajahan kreatif istimewa akan menandai perjalanan menuju kebahagian.”-- Napoleon Hill, pada The Six Sense. Ketika diri manusia hanya berorientasi ke dunia luar saja, maka candra manusia hanya terdiri atas bahan-bahan pengalaman dengan dunia luar itu. Kesediaan Roh Suci (TheSelf) menyerahkan diri sepenuh-penuhnya kepada Suksma Sejati (TheForce), adalah hal yang sebaliknya, memungkinkan Roh Suci menerima intuisi, ilham atau wahyu dari Suksma Sejati. Intuisi atau wahyu itu tidak bersyarat, artinya ilham atau wahyu itu tidak dapat dengan sengaja ditimbulkan, dengan cara apa pun juga. (Candra Jiwa Indonesia).

__________ http://intuition.phpnet.us/images/intuition.gif cited August 22, 2011. http://1.bp.blogspot.com/-7OvLxP45Lik/TdgjBKb-omI/AAAAAAAAARU/VjLVesqK1ho/s400/Developing-Intuition.jpg cited August 22, 2011.

Page 192: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 157

Jika manusia hanya mengorientasikan diri ke dunia luar saja, dan tidak

tahu-menahu tentang hidup imateri, maka makrokosmos memang tak terbatas

dibanding dengan dirinya sendiri. Maka candra manusia hanya terdiri atas bahan-

Karena kesediaan Roh Suci menyerahkan diri sepenuh-penuhnya kepada

Suksma Sejati, timbullah keadaan di mana Roh Suci menerima intuisi,

ilham atau wahyu dari Suksma Sejati. Intuisi atau wahyu itu tidak

bersyarat, artinya ilham atau wahyu itu tidak dapat dengan sengaja

ditimbulkan, dengan cara apa pun juga.

bahan pengalaman dengan dunia luar itu. Dalam hal yang sebaliknya, karena

kesediaan Roh Suci (TheSelf), menyerahkan diri sepenuh-penuhnya kepada

Suksma Sejati (TheForce), timbullah keadaan di mana Roh Suci menerima intuisi,

ilham atau wahyu dari Suksma Sejati. Intuisi atau wahyu itu tidak bersyarat,

artinya ilham atau wahyu itu tidak dapat dengan sengaja ditimbulkan, dengan

cara apa pun juga.

3.6 ’PERJUMPAAN’

Bagi Soemantri di dalam Candra Jiwa Indonesia tidak ada perbedaan

esensial antara ilham, intuisi, dan wahyu. Ilham atau wahyu tidak dapat

dilukiskan. Orang dapat melukiskan gejala-gejala pengiringnya, yang merupakan

gambaran-gambaran keadaan manusia, di mana ilham atau wahyu menyatakan

diri. Akan tetapi karena tiap orang itu dapat menerima ilham atau wahyu, gejala-

gejala pengiring ini dapat berlainan sekali, tergantung dari keadaan jiwa orang

yang bersangkutan.

Bila seseorang menerima intuisi atau wahyu, maka pada waktu itu ia

berada sangat ’dekat’ dengan Suksma Sejati, seperti umpamanya piamater

(selaput tipis) yang melekat pada jaringan otak. Jika ilham atau wahyu itu sudah

selesai, orang jatuh kembali kepada keadaan sadar sehari-harinya, dan ia tinggal

menerima gemanya saja dari iklim yang ia masuki untuk sesaat itu tadi.

Bagaimana ia mengalami intuisi atau wahyu itu, tergantung dari besar-

Page 193: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

158 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Iintuisi adalah anugerah yang tersembunyi yang sering terlupakan.

Gambar 3.6.2: Intuisi, Ilham, atau Wahyu Kecerdasan sebagai pembantu yang terpercaya, sementara itu intuisi adalah anugerah yang tersembunyi. Walaupun masyarakat yang telah terlanjur terbentuk itu sangat menghargai pembantu dan cenderung melupakan anugerah. (Albert Einstein). Wahyu, intuisi, atau ilham datang kadang-kadang sebagai bayangan, sebagai ucapan, sebagai pengertian tertentu, dan/atau sebagai pencerahan. Bayangan itu tidak ditangkap di dalam pancaindra, tetapi manusia mengalaminya di dalam dirinya yang sedalam-dalamnya. Seakan-akan manusia menerjemahkan perjumpaannya menjadi bayangan, ucapan, atau mengerti sesuatu. (Candra Jiwa Indonesia)

__________ http://3.bp.blogspot.com/-43J5cjoMhcc/TfbQ-hckJ4I/AAAAAAAAA0c/tVM4VHuil4Y/s1600/intellect-vs-intuition.jpg cited August 22, 2011.

Page 194: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 159

kecilnya perbedaan antara iklim jiwanya sehari-hari dengan iklim ’dekat’ dengan

Suksma Sejati. Jika perbedaan itu besar, sudah tentu ilham atau wahyu itu akan

menyebabkan pergolakan hebat dalam pikiran dan perasaannya. Jika perbedaan

Intuisi, ilham, atau wahyu datang kadang-kadang sebagai bayangan te-

tapi bayangan itu tidak ditangkap di dalam pancaindra, manusia meng-

alaminya di dalam dirinya yang sedalam-dalamnya. Seakan-akan manu-

sia menerjemahkan ‘perjumpaan‘-nya menjadi bayangan atau ucapan

atau mengerti sesuatu.

itu tidak besar, maka gejala-gejala pengiringnya akan jauh lebih tenang. Intuisi

atau wahyu itu adalah ber-jumpa-nya manusia dengan Suksma Sejati, berjum-

panya kesadaran individual/terbatas dengan kesadaran kolektif.

Karena ilham atau wahyu itu datang dalam suasana diam (heneng, hening),

di dalam angan-angan, nafsu, dan perasaan, manusia mengalaminya di dalam

dirinya yang terdalam. Intuisi atau wahyu kadang-kadang datang selama tidur,

seakan-akan Hidup memilih saat yang menguntungkan bagi orang yang

bersangkutan. Jika orang menginginkan atau mengharapkannya, maka wahyu

tidak akan datang sama sekali, karena di dalam keinginan dan di dalam

pengharapan itu bekerja pula angan-angannya.

Wahyu atau ilham datang kadang-kadang sebagai bayangan atau sebagai

ucapan atau sebagai pengertian tertentu dan sebagai pencerahan. Bayangan itu

tidak ditangkap di dalam pancaindra, tetapi manusia mengalaminya di dalam

dirinya yang sedalam-dalamnya. Seakan-akan manusia menerjemahkan

perjumpaannya menjadi bayangan, ucapan, atau mengerti sesuatu.

Dengan merangkum ilham, intuisi, atau wahyu dapat dikenal dengan ciri-

ciri sebagai berikut.

1. Ia timbul sebagai sesuatu yang asli dari esensi kita yang terdalam.

2. Ia tidak tergantung dari waktu dan tempat.

Page 195: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

160 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, Neurolog-Psikiater

Foto 3.6.1: ”Intuisi, Ilham, atau Wahyu” yang Tidak Benar dari Sentra Vitalitas Kita sering melihat persoalan-persoalan yang pelik dapat selesai pada situasi tertentu, kita sering menyebutnya sebagai intuisi, ternyata ”intuisi, ilham, atau wahyu” tersebut tidak seperti yang dimaksudkan oleh Candra Jiwa Indonesia. Diperkirakan solusi persoalan yang pelik tersebut akibat bekerjanya tenaga-tenaga saudara kita sendiri (sentra-sentra vitalitas) yang telah dikatakan sebelumnya mempunyai kemampuan-kemampuan gaib. Tetapi kita perlu juga berhati-hati menanggapi suara-suara di dalam hati, karena sering juga ’’saudara-saudara kita” tersebut menyatakan hal-hal yang tidak benar, apabila mereka tidak digabungkan dan diselaraskan dengan baik dan benar. __________ Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

Page 196: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 161

3. Ia tidak dapat ditimbulkan sekehendak hati.

4. Ia timbul sebagai bayangan, ucapan atau mengerti sesuatu.

5. Ia bukan penghayatan pancaindra.

Intuisi, ilham atau wahyu itu adalah ber-‘jumpa‘-nya manusia (TheSelf)

dengan Suksma Sejati (TheForce), pertemuan sadar individu dengan

sadar-kolektif-dinamis. Gema, gejala pengiringnya tergantung besar-

kecilnya perbedaan antara iklim jiwanya sehari-hari dengan

iklim ‘dekat‘ dengan sadar-kolektif tersebut.

6. Orang yang menerima mengalami rasa damai yang besar dan rasa bahagia

yang masih bergema sementara waktu.

7. Ada rasa kepastian dan kebenaran.

8. Tidak ada sensasi jasmaniah tentang kekuasaan atau lainnya kecuali yang

disebut dalam 6 dan 7.

9. Tidak ada kekuatan lainnya yang datang dari luar.

10. Pada saat datangnya wahyu atau ilham, berhentilah angan-angan, emosi dan

nafsu.

Yang kita sebut dalam hidup sehari-hari sebagai ilham (intuisi) dan yang

sering menunjukkan kepada kita penyelesaian dalam situasi-situasi tertentu,

bukanlah ilham (intuisi) yang disebutkan di atas. Perkiraannya adalah bekerjanya

tenaga-tenaga saudara kita sendiri yang seperti telah dikatakan sebelumnya

mempunyai kemampuan-kemampuan gaib. Tetapi sering juga menyatakan hal-hal

yang tidak benar, yaitu jika tidak digabungkan dan diselaraskan dengan baik. [15]

Tenaga-tenaga saudara tujuh dapat digabungkan oleh manusia menurut

kehendak hatinya, artinya Aku manusia berkemampuan untuk menggabungkan

tenaga-tenaga saudara tujuh dengan dirinya menjadi satu tenaga yang terintegra-

__________

[15]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab

Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 65.

Page 197: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

162 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Telepati adalah komunikasi jarak jauh antar individu dan konsep dasar teorinya (kanan)

Gambar 3.6.3: Prototipe Helm Telepati Helm elektronik yang dikembangkan oleh tim ahli dari tiga universitas di USA. Pada ta-hun 2008 mereka mendapat kontrak penelitian sebesar 4 juta USD dari angkatan darat. Penampilannya bagaikan fiksi ilmiah yang memungkinkan. Tugas tim ahli adalah me-ngembangkan helm yang dapat membaca dan menyampaikan data langsung pada pikiran para tentara dan berkomunikasi diantara mereka tanpa interaksi vokal. Fungsinya helm tersebut seperti radio tanpa mikrophon.

Bayu sejati dapat menampilkan berbagai kemampuan istimewa seseorang diantaranya: telepati, hipnotis, dan meramalkan masa datang (clairvoyance).

__________ http://www.atlantisqueen.com/storage/telepathy%201.jpg?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1304256164944 cited August, 22, 2011. http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQZUaJfE2CFkgRLZ_rm5RHXAeMHW0fYLSwKGsADWmBkDH3niPzSA cited August, 22, 2011. http://cdn.gajitz.com/wp-content/uploads/2009/10/army-telepathy-helmet.jpg cited August, 22, 2011.

Page 198: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 163

si sepenuhnya. Integrasi ini menimbulkan daya/kekuatan gaib. Tenaga akhir ini

dapat disuruh melakukan sesuatu menurut kehendak sang Aku dan dapat pula

diperintah menurut kehendaknya untuk menghentikannya.

Bayu Sejati dapat digunakan untuk pamer atau dengan alasan-alasan

yang egosentrik lainnya. Bayu Sejati dapat melakukan sesuatu yang lain,

untuk memberi peringatan yang bersifat mendidik. Ia adalah juga sau-

dara kita, bukan hewan pengangkut yang dapat diperlakukan semau-

nya. ‖Saya adalah daya dan selubung Roh Suci‖ kata Bayu Sejati.

Telah dikatakan bahwa kekuatan gaib dari angan-angan adalah

pangaribawa, prabawa, dan kemayan. Kemayanlah yang mempunyai kekuatan

khusus. Bayu Sejati adalah keadaan (jiwa) yang mampu mempergunakan tanpa

rintangan kekuatan itu. Bayu Sejati itu masih material dan terikat sepenuhnya

serta wajib taat mutlak kepada kehendak Tripurusa. Dalam Bayu Sejati tenaga-

tenaga nafsu diam sepenuhnya; angan-angan melepaskan diri dari nafsu dan

perasaan sehingga pengembangan kekuasaannya tidak terganggu.

Jika manusia hendak menggunakan Bayu Sejati, umpamanya untuk pamer

atau dengan alasan-alasan yang egosentrik lainnya, maka Bayu Sejati tidak mau

berbuat atau ia melakukan sesuatu yang lain, yang mengandung maksud untuk

memberi peringatan yang bersifat mendidik. Ia adalah juga saudara kita, bukan-

nya ’hewan pengangkut’ yang dapat diperlakukan sekehendak hati. Menurut

kata-kata Bayu Sejati sendiri: ”Saya adalah daya dan selubung Roh Suci” [16]

Dalam keadaan Bayu Sejati, sentra-sentra vitalitas masing-masing tidak

mempunyai otonomi lagi terhadap yang lain. Tidak ada lagi pikiran-pikiran yang

mengganggu, tidak ada keinginan dan kemauan yang sekonyong-konyong timbul

sehingga mengganggu. Dalam keadaan demikian ini kekuasaan unsur material

manusia mencapai kesempurnaannya.

__________

[16]. R. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tentang Bayu Sejati. 1949.

Page 199: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

164 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.6.1: Pada Kesadaran Roh Suci, Akunya adalah Bayu Sejati Tenaga-tenaga saudara tujuh dapat digabungkan oleh manusia menurut kehendak hatinya, menjadi satu tenaga yang terintegrasi sepenuhnya. Tenaga akhir ini dapat disuruh melakukan sesuatu menurut kehendak sang Aku dan dapat pula diperintah untuk menghentikannya.

Bayu Sejati itu material halus yang wajib taat mutlak kepada kehendak. Dalam Bayu Sejati tenaga-tenaga nafsu diam sepenuhnya; angan-angan melepaskan diri dari nafsu dan perasaan sehingga pengembangan kekuasaannya tidak terganggu.

Dalam keadaan Bayu Sejati, sentra-sentra vitalitas (nafsu dan perasaan) masing-masing tidak mempunyai otonomi lagi terhadap yang lain. Tidak ada lagi pikiran-pikiran yang mengganggu, tidak ada keinginan dan kemauan yang sekonyong konyong timbul sehingga mengganggu. Bagi orang yang titik berat kesadarannya pada Roh Suci, akunya sehari-hari adalah Bayu Sejati itu sendiri. Ia tidak usah membangunkannya untuk mempergunakannya.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Masyarakat (Alam Semesta)

================l Pancaindra l============================ MIKROKOSMOS Manusia Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4-Sentra Vitalitas: Saudara Tujuh Psike

IIIIIINNaaffssuu:: -- -- -- -- 44MMuuttmmaaiinnaahh,, 55LLuuaammaahh (IIIIPPeerraassaaaann)) 66SSuuffiiaahh,, 77AAmmaarraahh

IIAAnnggaann--aannggaann Aku 11CCiippttaa,, 22NNaallaarr,, 33PPaannggeerrttii

BBAAYYUU SSEEJJAATTII (Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - IVTTrriippuurruussaa:: 3Roh Suci (Alam Sejati) Spiritual 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas Pusat Imateri

=========================================================================

Page 200: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 165

Tiap pikiran, tiap emosi, atau tiap keinginan dan kemauan akan memecah

kemutlakannya. Keadaan jiwa semacam ini dicapai manusia sebelum titik berat

kesadarannya pindah menetap di dalam kesadaran Roh Suci. Bagi orang yang

Bagi orang yang telah mencapai derajat Roh Suci, Akunya sehari-hari

adalah Bayu Sejati itu sendiri. Ia tidak perlu lagi membangunkan untuk

mempergunakannya. Menurut pengakuan Bayu Sejati, ia adalah daya

dan selubung Roh Suci. –Candra Jiwa Indonesia.

demikian ini, Akunya sehari-hari adalah Bayu Sejati itu sendiri. Ia tidak usah mem-

bangunkannya untuk mempergunakannya. Padanya juga sudah tidak ada lagi ke-

takutan, kesangsian, keraguan, harapan atau rangsangan kemauan, yang dapat

merintangi penyerahan dirinya tak bersyarat kepada Tripurusa.

Tiap manusia yang selalu mengarahkan diri kepada Tripurusa, menambah-

kan satu faktor lagi kepada candra manusianya, yaitu faktor dituntun Suksma

Sejati ke dalam ilham atau wahyu. Faktor ini tak tergantung dari suatu

pengalaman dan berada di atas segala pengalaman. [17] Karena wahyu itu kadang-

kadang dihayati sebagai ucapan atau sebagai mengerti sesuatu, maka Suksma

Sejati disebut juga sebagai Sang Sabda atau Sang Pepadang.

Penyerahan diri selanjutnya kepada Tripurusa berarti menunggu matinya

sang Aku. Baru jika sang Aku-angan-angan (aku jasmani/halus; yang rusak) mati,

maka terlahirlah Aku yang lebih tinggi dan lebih berdaulat (aku rohani/imateri;

yang kekal), yaitu Aku-Roh Suci. Perlu diasadari bahwa Aku-angan-angan

kepemimpinannya hanya bersifat sementara.

Dengan melepaskan Aku-angan-angan, timbullah kedaulatan yang tak

dapat diganggu-gugat. Kedaulatan terbatas dari Aku-angan-angan, yang terkena

perlakuan timbal-balik dari dunia luar, sekarang diganti dengan kekuasaan yang

tak dapat diganggu gugat, yang Maha Kuasa. Pengaruh unsur material terhadap

__________

[17]. Surat dari Tr. Soemodihardjo kepada Soemantri Hardjoprakoso. 1952

Page 201: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

166 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Aku/Mental (TheEGO, Angan-angan) dan Aku/Spiritual (TheSelf, Roh Suci). Pancaindra menghubungkan

Mikrokosmos dengan Makrokosmos (Dimensi/Dunia-1, alam semesta, dunia luar) yang berada di luar kotak ini

Diagram Transenden 3.6.1: Paugeran Roh Suci di dalam Tripurusa Kesadaran Roh Suci di dalam Tripurusa ini mengandung suatu janji untuk mengarahkan diri hanya kepada Suksma Sejati dan Suksma Kawekas saja. Janji, paugeran, kredo, atau syahadat ini dapat dirumuskan dengan kata-kata yang menunjukkan posisi Roh Suci terhadap Dwitunggal, DwiAspek (TheForce dan TheSource) di dalam kesadaran tersebut.

Ke mana arah kembalinya Roh Suci kelak kemudian hari serta siapa yang menjadi penun-tun dan gurunya yang sejati disebutkan dalam paugeran tersebut. Begitu istimewanya paugeran ini sehingga ditransendenkan di lubuk hati yang terdalam para pejalan spiritual, bagaikan senjata andalan yang selalu dibawa, dan selalu disadarkan kembali ketika mendapat kesulitan, kesedihan, dan kegembiraan.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

TheSelf Dimensi-4 (Spiritual)

TheForce Dimensi-4 (Spiritual)

TheSource Dimensi-4 (Spiritual)

Sentra Vitalitas (Angan-angan, Nafsu, Perasaan)

IRahsa JatiI

Suksma

Sejati

Suksma

Kawekas

Roh

Suci

AKU-Spiritual

AKU-Mental

(Pusat Imateri) Dimensi-4

MENTAL Dimensi-3

Tripurusa

IPancaindraI

FISIK Dimensi-2

IPancaindraI

Page 202: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 167

Roh Suci sudah ditiadakan, karena kesadaran Roh Suci dapat memerintah materi.

Tidak ada saling pengaruh-memengaruhi lagi, seperti waktu sang Aku-angan-

angan masih berkuasa. Kesadaran Roh Suci adalah kesadaran dari sinar Sang

Roh Suci adalah kesadaran terbatas di dalam badan/jasmani, berasal

dari sinar Sang Pepadang, walaupun sudah apribadi tetapi masih

terbatas. Ia merupakan sadar-dikandung-Hidup, di dalam Suksma Sejati

sebagai Penuntun Sejati dan utusan abadi Suksma Kawekas.

Pepadang, ia masih terbatas di dalam badan/jasmani, walaupun ia sudah apribadi.

Ia merupakan sadar-dikandung-Hidup, dikandung di dalam Suksma Sejati sebagai

Penuntun Sejati dan Suksma Kawekas sebagai Sumber dari segala Hidup. [18]

Kesadaran Roh Suci di dalam Tripurusa ini mengandung suatu janji untuk

mengarahkan diri hanya kepada Suksma Sejati dan Suksma Kawekas saja. Janji ini

dapat dirumuskan dengan kata-kata sebagai berikut:

”Suksma Kawekas adalah tetap menjadi sembahan hamba yang sejati,

adapun Suksma Sejati adalah tetap menjadi Utusan Tuhan Sejati, serta

menjadi Penuntun dan Guru hamba yang sejati.

Hanya Suksma Kawekas pribadi yang menguasai semesta alam

seisinya, hanya Suksma Sejati pribadi yang menuntun para hamba

semua.

Semua kekuasaan ialah kekuasaan Suksma Kawekas, ada pada

Suksma Sejati, adapun hamba ada di dalam kekuasaan Suksma

Sejati”. [19]

Ini adalah janji-hidup Roh Suci, ialah paugeran, kredo, atau syahadatnya.

Tahap selanjutnya ialah leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati. Sinar dipang-

___________ [18]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan

Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 152.

[19]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan

Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 153.

Page 203: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

168 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.6.2: Leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati Tahap selanjutnya ialah leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati. Sinar dipanggil kem-bali oleh Yang Punya (TheSource) melalui Dia (TheForce), yang memegangnya. Roh Suci telah lebur ke dalam Suksma Sejati.

Kesadaran dan kedaulatan itu meliputi dirinya sendiri dan segala yang lain, semuanya, dan menyeluruh. Kesadaran dan kedaulatan yang tak terbatas ini, bersifat mutlak, berada di dalam segala-galanya, meliputi segala-galanya, seluruh dunia, seluruh unversum, dan meliputi alam semesta.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Masyarakat Alam Semesta

================l Pancaindra l===========================

MIKROKOSMOS Jasmani Kasar (Fisik-Kimiawi) Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Jasmani Halus (jiwa, batin) Mental

- - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

TriPurusa: 2Suksma Sejati, Spiritual 1Suksma Kawekas (Pusat Imateri) Alam Sejati

======================================================================

==

Page 204: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 169

gil kembali oleh Dia yang Memiliki, melalui Dia, yang Memegangnya.[20] Roh Suci

telah lebur ke dalam Suksma Sejati. [21] Selesaiah rangkaian evolusi mental/keji-

waan manusia.

Kesadaran Roh Suci di dalam Tripurusa ini berjanji untuk mengarah-

kan diri hanya kepada Suksma Sejati dan Suksma Kawekas saja. Ini

adalah janji-hidup Roh Suci, yaitu paugeran, kredo, atau syahadat-nya.

Tahap selanjutnya ialah leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati.

Sinar dipanggil kembali melalui Dia yang menghidupinya.

Kesadaran tak lagi terbatas kepada dirinya sendiri. Kesadaran itu meliputi

dirinya sendiri dan segala yang lain, semuanya dan bersama-sama. Ternyata

kedaulatannya bahkan tidak menghilang. Keterbatasan kedaulatan di dalam

badannya justru telah menghilang. Timbullah sekarang kedaulatan yang tak

terbatas. Kesadaran yang tak terbatas ini, berdaulat mutlak, berada di dalam

segala-galanya, meliputi segala-galanya, seluruh dunia, seluruh alam semesta,

serta seluruh universum.

__________

[20]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan

Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 168.

[21]. Idem. h. 169.

Page 205: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

170 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Pada foto ini R. Soenarto Mertowardojo dikenal dengan sebutan Pak Jenggot

Foto 4.1.1: Candra ideal adalah suatu Totalitas Mutlak yang Transenden Tujuan akhir manusia adalah mencapai derajat kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif adalah suatu totalitas mutlak yang transenden. Apabila telah tercapai, maka kesadaran pribadi dan ke-tidak-sadaran kolektif hilang dengan sendirinya.

Nafsu-nafsu sudah membatasi diri pada fungsi vital saja seperti lapar, haus, mengantuk dan sebagainya. Kehidupan rohaniah sama sekali tidak terpengaruh oleh kebutuhan-kebutuhan jasmaniah dan tidak terganggu oleh harmoninya nafsu–nafsu yang sudah minimalis tersebut. Fungsi-fungsi kemauan, kehidupan perasaan dan angan-angan telah berkembang dan akhirnya berkonvergensi di dalam kesadaran pribadi, dan sudah diizinkan meleburkan diri di dalam kesadaran kolektif.

__________ Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

Page 206: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 171

BAB IV CANDRA IDEAL

4.1 PENDAHULUAN

Candra Jiwa Indonesia menganggap manusia ideal adalah manusia yang

mampu memanifestasikan sadar kolektif di dalam lubuk hatinya secara permanen,

Candra ideal memiliki derajat kesadaran kolektif, artinya tujuan akhir

hidup manusia telah tercapai, maka kesadaran pribadi dan keasadaran

kolektif sudah tidak ada lagi. Kehidupan mental individual sudah tidak

eksis dan nafsu-nafsu membatasi diri pada fungsi vital saja.

tanpa kembali lagi (turun) kesadarannya ke sadar pribadi, atau lebih rendah lagi.

Sadar kolektif adalah suatu totalitas mutlak yang transenden.

Dalam derajat sadar kolektif, apabila telah tercapai tujuan akhir hidup

manusia, maka sadar pribadi dan asadar kolektif sudah tidak ada lagi. Kehidupan

mental individual sudah tidak ada lagi, nafsu-nafsu membatasi diri pada fungsi

vital saja. Dalam derajat candra ideal, fungsi-fungsi kemauan, kehidupan perasaan

dan angan-angan telah berkembang dan akhirnya berkonvergensi di dalam

kesadaran pribadi.

Prinsip pengatur di dalam manusia yang telah mencapai derajat ideal ini,

bukan-lah suatu kompleks, seperti kesadaran aku di dalam kesadaran pribadi,

tetapi sadar ko-lektif itu sendiri. Sudah tidak ada kompleks sama sekali di dalam

diri manusia, sudah tidak ada lagi dunia dalam dan dunia luar. Karena sudah

tidak ada lagi polaritas, maka perlawanan antar-kutub sudah hilang dengan

sendirinya. Sudah tidak ada kehidupan psikis (mental) lagi, maka sudah tidak ada

pula hubungan-hubungan intra psikis. Sudah tidak ada lagi hati nurani, sudah

tidak ada lagi nafsu-nafsu asadar. Sudah tidak ada lagi Aku, yang dapat terjepit

antara hati nurani dan nafsu-nafsu asadar. Sudah tidak ada lagi kompleks yang

mandiri.

Page 207: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

172 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

R. Soenarto Mertowardojo (21 April 1899 – 16 Agustus 1965)

Foto 4.2.1: Pamudaran adalah Tercapainya Derajat Kesadaran Suksma Sejati Derajat Roh Suci pada hakikatnya adalah imateri, tetapi masih terdapat individualitas di dalamnya. Untuk meningkat sampai derajat Suksma Sejati, manusia harus melepas-kan semua idividualitasnya. Karena kesadaran kolektif berdiri di luar wewenang apa-pun dari kesadaran pribadi, maka satu-satunya jalan bagi kesadaran pribadi untuk lebur ke dalam kesadaran kolektif , adalah peleburan total dari dirinya sendiri. Candra Jiwa Indonesia mencatatnya sebagai manusia yang telah sukses meningkatkan derajatnya dari Roh Suci mencapai derajat Suksma Sejati. Orang yang telah mencapai derajat kejiwaan demikian ini, dikatakan telah menyelesaikan tugas mencapai tujuan (hidup) terakhir yaitu Pamudaran (Individualisasi, Pembebasan).

__________ Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

Page 208: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 173

Candra Jiwa Indonesia mencatatnya sebagai yang manusia telah mencapai

derajat Suksma Sejati. Derajat Roh Suci telah meningkat menjadi derajat Suksma

Sejati. Orang yang telah mencapai derajat kejiwaan demikian ini, dikatakan telah

Candra-ideal itu adalah manifestasi permanen dari kesadaran kolektif,

tanpa ada kemungkinan lagi untuk turun kembali kepada kesadaran

pribadi dan ketidaksadaran kolektif.

menyelesaikan tugas (hidup) terakhir mencapai Pembebasan (Pamudaran)-nya.

4.2 PUNCAK KESADARAN

Adalah status kesadaran tertentu, di mana semua kesadaran pribadi

dengan semua aktivitas psikis di dalamnya telah pindah bersatu ke dalam

kesadaran kolektif. Apabila kita bayangkan jiwa manusia pada umumnya terdapat

tiga tingkatan kesadaran: tingkat jasmani kasar (asadar kolektif), tingkat jasmani

halus atau hidup psikis (sadar pribadi), tingkat hidup metafisis (sadar kolektif).

Dari tingkat yang satu dapat pindah ke tingkat yang lain. Maka candra ideal itu

adalah manifestasi permanen dari kesadaran kolektif, tanpa ada kemungkinan

lagi untuk turun kembali kepada kesadaran pribadi dan keasa-daran kolektif.

Pada manusia umumnya titikberat kesadarannya terletak dalam kesadaran

pribadi dengan segala aktivitas psikisnya. Ke-tidak-sadaran kolektif dan kesadar-

an kolektif memang selalu berhubungan dengan atau mengirimkan pesan-pesan

kepada (melalui) kesadaran pribadi, tetapi kesadaran hidup tidak diletakkan

kepadanya.

Sang Aku merupakan kompleks pengatur pada manusia umumnya. Suatu

totalitas pengatur (mental, psike) yang dimiliki manusia pada umumnya.

Walaupun hanya individual, tetapi ke-tidak-sadaran kolektif (fisik, soma) dan

kesadaran kolektif (spiritual, metafisis) masih mempunyai otonomi terhadap

totalitas itu. Keduanya itu memang mempunyai hubungan kesatuan dengan

kesadaran pribadi, tetapi mempunyai juga kebebasan bergerak terhadapnya.

Page 209: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

174 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

(-------): Keberadaannya tidak mempengaruhi Sadar Kolektif, (=====): Tidak eksis lagi

Diagram Transenden 4.2.1: Pamudaran Derajat Pamudaran adalah derajat ideal, prinsip pengaturnya adalah sadar kolektif (Sang Guru Sejati, Suksma Sejati, TheForce) itu sendiri, atas nama TheSource. Kompleks vitalitas apa pun seperti Sang Aku sudah tidak ada sama sekali di dalam diri manusia. Sudah tidak ada lagi polaritas, maka perlawanan antar-kutub sudah hilang dengan sendirinya. Jadi sudah tidak ada lagi dunia dalam dan dunia luar. ________

Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

TheForce (Sadar Kolektif)

Mikrokosmos (Dunia Dalam)

Sadar Pribadi (Aku)

Nafsu- nafsu

Angan-

angan

Perasaan

Suksma

Sejati

Page 210: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 175

Dalam derajat kesadaran kolektif, sebagai tujuan akhir manusia apabila

telah tercapai, maka kesadaran pribadi dan ke-tidak-sadaran kolektif sudah tidak

ada lagi. Kesadaran kolektif adalah suatu totalitas mutlak yang transenden. Kehi-

Derajat kesadaran-kolektif (Suksma Sejati), adalah tujuan akhir hidup

manusia. Pada derajat tersebut, kesadaran pribadi dan ke-tidak-

sadaran kolektif sudah tidak ada lagi.

dupan mental individual sudah tidak ada lagi. Nafsu-nafsu membatasi diri pada

fungsi vital saja seperti lapar, haus, mengantuk dan sebagainya. Yang membatasi

diri pada kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, tanpa mempunyai pengaruh apa pun

terhadap kehidupan rohaniah. Dalam derajat candra ideal, fungsi-fungsi kemauan,

kehidupan perasaan dan angan-angan telah berkembang dan akhirnya berkon-

vergensi di dalam kesadaran pribadi.

Prinsip pengatur di dalam manusia yang telah mencapai derajat ideal ini,

bukanlah suatu kompleks, seperti kesadaran aku di dalam kesadaran pribadi,

tetapi kesadaran kolektif itu sendiri. Sudah tidak ada kompleks sama sekali di

dalam diri manusia. Jadi sudah tidak ada lagi dunia dalam dan dunia luar. Karena

sudah tidak ada lagi polaritas, maka perlawanan antar-kutub sudah hilang

dengan sendirinya. Manusia demikian mempunyai kesadaran yang merupakan

pembagi persekutuan terbesar dan sekaligus perkalian persekutuan terkecil dari

semua kesadaran.

Dalam terminologi candra jiwa manusia Indonesia, berarti manusia telah

mencapai derajat Suksma Sejati. Derajat Roh Suci telah meningkat menjadi

derajat Suksma Sejati.

Derajat Roh Suci pada hakikatnya juga sudah imaterial, tetapi masih

terdapat individualitas di dalamnya. Untuk meningkat sampai derajat Suksma

Sejati, manusia harus melepaskan semua individualitasnya. Karena kesadaran

kolektif berdiri di luar wewenang apa pun dari kesadaran pribadi, maka satu-

satunya jalan bagi kesadaran pribadi untuk lebur ke dalam kesadaran kolektif,

Page 211: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

176 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

(-------): Keberadaannya tidak mempengaruhi Sadar Kolektif, (=====): Tidak eksis lagi

Bagan Transenden 4.2.1: Fungsi Pancaindra dalam Derajat Pamudaran Pancaindra di dalam derajat Suksma Sejati (derajat ideal, pamudaran, TheForce) men-dapat arti yang lain. Pertama, tidak diperlukan lagi kesan-kesan dari luar, dan kedua, sudah tidak ada lagi sesuatu yang batiniah. Ketiga, tidak ada pengalaman lagi. Derajat ini merupakan di satu pihak hasil dari semua pengalaman dan di pihak lain ia berada di atas segala pengalaman. Historis, pancaindra yang di dalam kehidupan sadar pribadi dahulu merupakan pintu gerbang bagi kesan-kesan dari dunia luar dan sedikit banyak juga sebagai alat pencu-rahan isi batiniah terutama oleh indra pengucap.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

=========l l==================================

[penglihatan, pendengaran, pembau, perasa dan pengucap (bahasa)]

Alam Sejati

SUKSMA SEJATI (Pusat Imateri) ========================================================================

Page 212: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 177

adalah peleburan total dari diri sendiri. Tetapi peleburan total itu tidak boleh

berupa suatu perbuatan, karena di dalam perbuatan itu terkandung potensi

individual.

Derajat Roh Suci sudah imateri, tetapi masih ada individualitas. Untuk

berderajat Suksma Sejati, semua idividualitas harus dilepaskan, penye-

rahan diri dengan diam-mutlak-sempurna. Peleburan datang dari kesa-

daran kolektif. Proses ini sesuai kebijaksanaan Suksma Sejati sebagai

pelaksana kehendak dari Suksma Kawekas.

Peleburan total ini hanya dapat terlaksana dengan penyerahan diri

sepenuh-penuhnya, dengan diam sempurna, tanpa ingatan sesuatu pun dengan

yang individual. Dalam keadaan diam mutlak dari yang individual ini, peleburan

datang dari pihak kesadaran kolektif, seperti juga halnya dahulu ketika pemi-

sahan Roh Suci dari kesadaran kolektif. Datangnya proses kebijaksanaan tersebut

dari Suksma Sejati sebagai pelaksana kehendak dari Suksma Kawekas. Isi dari

diamnya kesadaran pribadi itu adalah paugeran, janji suci, kredo, atau syahadat.

Berarti manusia tersebut telah menjalankan misi hidupnya dengan

sempurna, karena sang Aku sebagai perwakilan keseluruhan kehidupan manusia

telah melakukan evolusi kesadaran yang sempurna. Kesadaran sang Aku material

(Ego) telah ditarik oleh kesadarannya Sang Aku imateri (Roh Suci, TheSelf) melalui

ambang kesadaran Rahsa Jati (TheGate) dan berakhir dengan menyerahkan

keseluruhannya dan diterima kembali oleh kesadaran kolektif (Suksma Sejati,

TheForce), ialah yang menghidupi Roh Suci.

Pancaindra, yang di dalam kehidupan sadar pribadi dahulu merupakan

pintu gerbang bagi kesan-kesan dari dunia luar dan sedikit banyak juga sebagai

alat pencurahan isi batiniah, di dalam derajat Suksma Sejati mendapat arti yang

lain. Pertama , tidak diperlukan lagi kesan-kesan dari luar, dan kedua , sudah

tidak ada lagi sesuatu yang batiniah. Ketiga , Tidak ada pengalaman lagi. Derajat

ini di satu pihak merupakan hasil dari semua pengalaman dan di pihak lain ia

berada di atas segala pengalaman.[1]

__________

[1]. Surat dari Tr. Soemodihardjo kepada Soemantri Hardjoprakoso. 1952.

Page 213: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

178 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

(-------): Keberadaannya tidak memengaruhi Sadar Kolektif, (=====): Tidak eksis lagi

Diagram Transenden 4.2.2: Sudah tiada lagi ketiga Pusat-pusat Vitalitas Intra Psikis Pada derajat Pamudaran, sudah tidak ada kehidupan psikis (mental) lagi, maka hubung-an-hubungan intra psikis juga sudah tidak ada. Sudah tidak ada lagi hati nurani dan nafsu-nafsu asadar.

Berarti, sudah tidak ada lagi Aku, yang dapat terjepit di antara hati nurani dan nafsu-nafsu asadar. Begitu juga kompleks yang mandiri (otonom) sudah tidak ada lagi. Semua diatur oleh pusat vitalitas tertinggi, TheForce (Suksma Sejati) atas nama TheSource (Suksma Kawekas).

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

.

.

Sadar

Kolektif

.

TheForce

PAMUDARAN

Page 214: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 179

Pancaindra hanya berfungsi motoris, sedangkan fungsinya sebagai alat

penerima psikis sudah ditiadakan. Ini berarti bahwa apa yang dikatakan dan di-

tunjukkan pancaindra dan alat pelaksana, adalah sifat-sifat dan segi-segi tertentu

Pada derajat Suksma Sejati, pancaindra hanya berfungsi motoris.

Fungsinya sebagai alat penerima psikis sudah ditiadakan. Ini berarti

bahwa apa yang dikatakan dan ditunjukkan pancaindra dan alat

pelaksana, adalah sifat-sifat dan segi-segi tertentu dari Suksma Sejati.

dari Suksma Sejati, kesadaran kolektif. Sifat-sifat ini dinyatakan dalam candra jiwa

Indonesia sebagai berikut.

”Benih (Roh Suci) terlahir dari kekuasaan-Ku.

Yang terlihat adalah kebijaksanaan-Ku.

Yang diucapkan adalah penerangan-Ku.

Yang terdengar adalah kekuasaan-Ku.

Yang terasa adalah keadilan-Ku.

Yang tercium adalah kehadiran-Ku.

Cipta adalah tangan-Ku.

Nafas adalah kekuatan-Ku dan singgasana-Ku.

Badan adalah busana-ku dan kendaraan-Ku.” [2]

Di dalam candra manusia Indonesia, maka orang yang telah mencapai

derajat kejiwaan demikian ini, dikatakan telah menyelesaikan pembebasan-

besarnya.

Karena sudah tidak ada kehidupan psikis (mental) lagi, maka sudah tidak

ada pula hubungan-hubungan intra psikis. Sudah tidak ada lagi hati nurani, sudah

tidak ada lagi nafsu-nafsu asadar. Sudah tidak ada lagi Aku, yang dapat terjepit

antara hati nurani dan nafsu-nafsu asadar. Sudah tidak ada lagi kompleks yang

mandiri (otonom).

__________

[2]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 27-9-1949.

Page 215: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

180 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Matahari masih akan bersinar kira-kira 5.000.000 tahun lagi

Foto 4.2.2: Matahari dan Hubungannya antara TheSource dan TheForce Suksma Sejati (TheForce) mengarahkan diri ke Suksma Kawekas (TheSource) dalam perspektif Pamudaran, sebab Ia adalah utusan-Nya yang abadi. Wajar dan harmonis karena Yang Dinamis, Yang Bergerak mencari dan mengarahkan diri kepada Yang Diam. TheSource dan TheForce sekiranya dapat dirumuskan dengan perlambang, maka yang paling tepat adalah bagaikan matahari dengan panasnya, bulan dengan cahayanya, air dengan mata airnya, bunga dengan harumnya, dan alat musik dengan melodinya.

__________ http://ima.dada.net/image/4084191.jpg cited August 17, 2011

Page 216: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 181

Ucapan dan pencerahan orang yang demikian sesungguhnya dapat dialami

sebagai intuisi oleh setiap orang di dalam dirinya yang terdalam. Karena tidak

setiap orang dapat menciptakan iklim untuk timbulnya intuisi, maka kehadiran

Jika apa yang ditangkap dengan pancaindra dilambangkan

sebagai bumi, dan yang metafisis sebagai langit, maka Suksma Sejati

bagaikan turun ke bumi di dalam manusia yang telah dibebaskan.

seseorang yang telah Dibebaskan, memberi kesempatan khusus kepada orang-

orang sezamannya.

Mereka dapat menangkap dengan pancaindra, mendengarkan ucapan-

ucapannya dan bentuk-bentuk pencerahan lainnya dari seseorang yang telah

mencapai derajat kesadaran kolektif. Dan ini jauh lebih mudah daripada

menciptakan iklim dalam jiwa-nya sendiri untuk menerima ilham atau intuisi

tersebut.

Jika apa yang ditangkap dengan pancaindra dilambangkan sebagai bumi,

dan yang metafisis sebagai langit, maka Suksma Sejati bagaikan turun ke bumi di

dalam manusia yang telah dibebaskan. Kehadiran manusia yang telah dibebaskan

berarti mem-

permudah jalan ke Pembebasan bagi orang-orang yang sezaman. Karena

kehadirannya itu, maka seakan-akan ada dispensasi. Terjadilah hal-hal yang

biasanya tidak terjadi. Kemajuan-kemajuan di dalam pembentukan kepribadian

berjalan dengan cepat, berbeda dari biasanya. Laksana orang yang harus

mengumpulkan air di musim hujan.

Dalam derajat bebas ini, Suksma sejati mengarahkan diri ke Suksma

Kawekas. Yang Dinamis, Yang Bergerak mencari dan mengarahkan diri kepada

Yang Diam. Hubungan perbandingan antara Suksma Kawekas dan Suksma Sejati

dapat dirumuskan paling tepat dengan lambang, seperti: matahari dengan

panasnya, bulan dengan cahayanya, air dengan mata airnya, bunga dengan

harumnya, alat musik dengan melodinya. [3]

__________

[3]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 26-5-1949.

Page 217: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

182 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ibu dan Bapak R. Soenarto Mertowardojo

Foto 4.2.3: Bedakan Yang Historis-pribadi dengan Yang Abadi-apribadi Jasmani, wujud dan perawakannya, harus dapat kita membedakan, dari hakikatnya. Mengikuti perjalanan sang waktu, badan/jasmani harus meninggal, hancur lebur menjadi tanah dengan unsur-unsurnya, itu adalah historis dan akan tetap menjadi historis. Dapatkah kita mengenal kembali yang abadi dan yang apribadi di dalam diri kita sendiri yang terdalam dan mengenalnya kembali di dalam hidupnya setiap manusia?

__________ Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

Page 218: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 183

Hubungan antara Suksma Sejati dengan manusia juga paling tepat jika

dilukiskan dengan lambang-lambang. Suksma Sejati adalah Guru Sejati, Panuntun

Sejati, Penunjuk Jalan, Sang Pepadang, Sang Sabda, Jalan, Obor, dan Pembebas.

Dalam derajat bebas ini, Suksma sejati (Yang Dinamis) mengarahkan

diri ke Suksma Kawekas (Yang Diam). Hubungan Suksma Kawekas dan

Suksma Sejati dapat dirumuskan dengan lambang matahari dengan

panasnya, bulan dengan cahayanya, air dengan mata-airnya, bunga

dengan harumnya, dan alat musik dengan melodinya.

Kita harus dapat membedakan wujudnya, perawakannya, dan jasmaninya

dari hakikatnya. Badan/jasmaninya meninggal, hancur luluh, itu adalah historis

dan akan tetap historis. Soalnya agar kita dapat mengenal kembali yang abadi

dan yang apribadi di dalam diri kita yang terdalam dan mengenalnya kembali juga

di dalam setiap manusia.

Page 219: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

184 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ribuan motor di hari-hari lebaran itu memiliki jalur dan alamat tujuannya sendiri-sendiri.

Foto 5.1.1: Masing-masing Manusia Memiliki Jalannya Sendiri-sendiri Pada periode lebaran sepeda motor digunakan mudik untuk perjalanan jarak jauh. Masing-masing sudah memiliki tujuan dan jalurnya sendiri-sendiri untuk pulang sampai ke rumahnya yang dulu. Nilai susila, watak utama dan budi pekerti, hanya dapat dicapai setelah mengikuti jalan tertentu. Jalan itu harus ditempuh seruas demi seruas, melalui proses perubahan dan pengalaman seiring dengan perjalanan sang waktu.

Jalan ini begitu khas bagi masing-masing orang. Sekiranya ada yang penasaran hendak melaluinya, maka ia akan memperkosa kepribadiannya sendiri. Kalaupun dapat sejajar maka hanya sementara waktu, kemudian akan memotong atau menjauh. Beruntung orang dapat mempergunakan petunjuk yang sama yang ada di jalan orang lain tersebut.

Spontanitas dan orisinalitas-nya sendiri, dua sifat khas dari manusia akan terabaikan, sekiranya kita meletakkan jalan sendiri tepat pada jalan orang lain. Mungkin akan menghasilkan keterikatan kepada tradisi dan prasangka-prasangka. Mungkin juga bahwa manusia yang satu di jalan hidupnya dapat menangkap dan memahami penga-laman-pengalaman orang lain, akan tetapi kedua jalan itu tetap khas sesuai dengan kepribadiannya.

__________ http://fantrid.files.wordpress.com/2010/12/250px-mudik.jpg cited September 1, 2011

Page 220: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 185

BAB V

BUDI PEKERTI LUHUR

Proses perubahan terus menerus setelah mengikuti jalan tertentu, menga-

wali pencapaian nilai susila, watak utama, dan budi pekerti luhur.

Jalan ini sangat pribadi, penuh dengan spontanitas dan orisinalitas-nya

sendiri, dua sifat khas dari manusia.

5.1 PENDAHULUAN

Nilai susila, watak utama, [1] dan budi pekerti luhur hanya dapat dicapai

melalui proses perubahan, pengalaman demi pengalaman, setingkat demi seting-

kat, setelah mengikuti jalan tertentu, seiring dengan perjalanan sang waktu.

Jalan ini sangat pribadi. Orang lain tidak dapat melalui jalan yang sama tersebut.

Kalau ia penasaran hendak melaluinya, maka ia akan memerkosa kepribadiannya

sendiri. Paling-paling orang dapat mempergunakan petunjuk yang sama yang ada

di jalan orang lain, atau paling-paling kedua jalan itu dapat sejajar untuk

sementara waktu atau saling memotong. Meletakkan jalannya sendiri tepat pada

jalan orang lain, akan menghasilkan keterikatan kepada tradisi dan prasangka-

prasangka dengan mengabaikan spontanitas dan orisinalitas-nya sendiri, dua

sifat khas dari manusia. Mungkin saja bahwa manusia yang satu di jalan hidup-

nya dapat menangkap dengan jelas dan dapat memahami pengalaman-pengala-

man orang lain, akan tetapi kedua jalan itu tetap khas bagi pribadi masing-masing.

Berdasarkan kenyataan, bahwa suatu jalan itu terjadi karena bertemunya

makrokosmos dan mikrokosmos, di mana mikrokosmos itu mempunyai corak

pribadi, dan di mana makrokosmos berlainan pada setiap orang, dapat dilihat

seketika bahwa tidak mungkin ada dua jalan hidup yang sama. Candra dunia ada-

lah kacamata yang dipergunakan manusia untuk melihat, seperti yang dikatakan

Carp dalam bukunya Problemen van het mens-zijn.

__________

[1]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo. Sasangka Jati. Bab

Trisila. Repr.Jatop. 523/B. 1954. hlm. 7-25

Page 221: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

186 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Dari kiri ke kanan tokoh Bagong, Petruk, Gareng dan Semar sebagai ayahnya

Gambar 5.1.1: Punakawan adalah Makna Kebersamaan dalam Samudra Kehidupan Dalam cerita Wayang, Punakawan adalah para pembantu di Kerajaan Amarta, meng-gambarkan lapisan masyarakat bawah, secara fisik masing-masing memiliki kekurangan dan secara spiritual memiliki kelebihannya. Cerita-ceritanya asli kebudayaan Jawa yang diselipkan dalam epos Mahabarata. Semar adalah ayah mereka, diikuti anak tertuanya Gareng, Petruk, dan Bagong adalah anak yang termuda. Seringkali mereka mampu mengatasi penjahat-penjahat super-kuat (sakti mandraguna) yang berwujut manusia, raksasa bahkan dewa peringkat tinggi sekali pun, disapu bersih tanpa bekas.

Di dalam makrokosmos, terdapat kekuatan-kekuatan yang dapat mencelakakan manu-sia, mengajak mengikuti cara hidup yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan utusannya yang sejati. Bahaya itu datang dari dua pihak. Pertama, datang dari daya tariknya material yang fana. Kedua, datang dari para dewa, yang badannya hanya terdiri dari unsur api hanya tidak mempunyai Roh Suci.

Manusia dengan TreFoil (Tripurusa) sebagai esensinya pada dasarnya mempunyai ke-kuasaan yang lebih besar daripada dewa, sebab TheForce (Suksma Sejati) adalah Penuntun Sejati dan Pelindung di dalam diri manusia. Tetapi mahakekuasaan manusia hanya terlahir jika ia berdekatan dengan Suksma Sejati dan keterikatannya kepada dunia merintanginya.

__________ http://karsagalih.wordpress.com/2012/05/30/siapa-sih-punakawan-itu/ cited June 12, 2014

Page 222: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 187

Di dalam candra manusia Indonesia ini sebagai marka jalan disebutkan nilai-

nilai susila, peraturan-peraturan pelaksanaan dan larangan-larangannya. Nilai-ni-

lai susila harus diindahkan dan dijadikan milik pribadi. Jalan ini ternyata merupa-

Para pejalan transendental mengikuti suatu marka jalan berupa nilai-

nilai susila, peraturan pelaksanaan dan larangan-larangannya. Nilai-

nilai susila akan diindahkan dan dijadikan milik pribadinya.

kan langkah-langkah sistematis beserta penjelasan-penjelasannya dari sesuatu

yang telah tergambar samar-samar sejak berabad-abad di mata orang Jawa. Jika

orang telah memahami candra manusia Soenarto, orang dapat mengenal kembali

makna yang bersamaan di dalam ceritera-ceritera wayang tertentu, yang terjadi

asli di Jawa dan yang diselipkan ke dalam epos Ramayana dan Mahabharata.

Disebutkan di sini antara lain ceritera Dewa Ruci. [2]

Juga di dalam tiga tokoh pelawak Semar, Gareng, dan Petruk yang tidak

terpisahkan dari peran utama dalam tiap lakon, Soemantri melihat

penggambaran simbolis dari tingkat-tingkat tertentu dalam mencapai candra

manusia ideal. Di dalam makrokosmos, terdapat tenaga-tenaga yang dapat

mencelakakan manusia, dalam arti mengajak mengikuti cara hidup yang

bertentangan dengan kehendak Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, Utusan

Abadi-Nya. Bahaya itu datang dari dua pihak. Pertama, datang dari daya

tariknya material yang fana. Kedua, datang dari para dewa, yang juga

makhluknya Suksma Kawekas yang badannya hanya terdiri dari unsur api.

Mereka tidak mempunyai Roh Suci seperti manusia.

Manusia dengan Tripurusa sebagai esensinya pada dasarnya mempunyai

kekuasaan yang lebih besar daripada dewa, sebab Suksma Sejati adalah

Penuntun Sejati dan Pelindung di dalam diri manusia. Tetapi mahakekuasaan ma-

nusia hanya terlahir jika ia berdekatan dengan Suksma Sejati. Jika ia tidak dekat

dengan Suksma Sejati, maka ia dapat dilarikan oleh dewa sebagai tanda keme-

___________

[2]. Kitab Dewa Ruci, Cabang Bagian Bahasa, Jawatan Kebudayaan Kementerian P.P. dan K.

Yogyakarta.

Page 223: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

188 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.2.1: Kebaktian, Kesucian, Kerendahan hati, dan Penyerahan Total Trisila, tiga nilai susila yang mengandung janji, paugeran, dan syahadat yang diikrarkan Roh Suci sebelum ia mendapat badan/jasmani material. Agar selalu sadar diperlukan panembah (kebak-tian) dengan penyerahan seluruh hati dengan penuh kerendahan dan kesucian. Ada tiga tingkat kebaktian: 1. Kebaktian Ego (mental, materi halus) kepada TheSelf (spiritual, imateri, Roh Suci). Adalah kebaktian manusia yang masih muda dan kurang berpengalaman jiwanya. 2. Kebaktian TheSelf (sadar pribadi) kepada The Force (sadar kolektif dinamis, Suksma Sejati). Adalah kebaktian manusia yang telah matang jiwanya. 3. Kebaktian TheForce kepada TheSource (sadar kolektif statis, sumber dan asal mula hidup, Suksma Kawekas). Adalah kebaktian manusia yang telah mencapai pembebasannya dan karena itu telah berbudi-luhur. Tidak akan sampai manusia kepada TheSource, tanpa perantaraan TheForce. Mata kelelawar (Ego) akan silau karena cahaya matahari (TheSource). Suksma Sejati bagaikan bulan, yang memantulkan cahaya matahari sehingga tidak menyilaukan mata kelelawar (manusia).

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Dunia Luar Alam Semesta

=================lPancaindral============================ Fisik Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental EExxttrraavveerrssii Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

AAnnggaann--aannggaann Aku PPeerraassaaaann,, NNaaffssuuIInnttrroovveerrssii Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

TTrriippuurruussaa:: 33Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual Alam Sejati Pusat Imateri Rohani ======================================================================

Page 224: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 189

nangannya. Keterikatannya kepada dunia merintangi manusia untuk memindah-

kan titik berat hidupnya kepada Asalnya yang suci.

Kekuasaan manusia pada dasarnya lebih besar daripada dewa karena

esensi manusia adalah Tripurusa. Suksma Sejati adalah Penuntun Sejati

dan Pelindung di dalam diri manusia. Perlu disadari bahwa ‗omni-

potensi‘ manusia hanya terlahir jika ia berdekatan dengan Suksma Sejati.

Tripurusa (TriAspek, TreFoil) adalah hakekat jati diri manusia, berada di

Pusat Imateri ialah alam sejatinya manusia tempat keberadaan sumber dan

tujuan hidup; sadar kolektif statis (Suksma Kawekas, The-Source), yang

menghidupi; sadar kolektif dinamis (Suksma Sejati, TheForce) dan yang dihidupi;

sadar kolektif terbatas (Roh Suci, TheSelf).

5.2 TRISILA

Ada tiga-nilai-susila, ajaran yang merupakan sakaguru bagi kebaktian

kepada Tripurusa, yang harus diamalkan setiap hari. Ketiga itu ialah: Sadar,

percaya, dan taat kepada Tripurusa. Ketiga nilai susila ini disebut Trisila,

mengandung janji, paugeran, dan syahadat yang diikrarkan Roh Suci sebelum ia

mendapat badan/jasmani material.

1. Sadar yang sifatnya terus menerus diperlukan panembah (kebaktian,

sembahyang) dengan penyerahan seluruh hati dengan penuh kerendahan dan

kesucian.

Ada tiga tingkat panembah, kebaktian:

1. Kebaktian Aku-jasmani (halus, psike) kepada Roh Suci. Adalah kebaktian

manusia yang masih muda dan kurang berpengalaman jiwanya.

2. Kebaktian Roh Suci kepada Suksma Sejati. Adalah kebaktian manusia yang

telah matang jiwanya.

3. Kebaktian Suksma Sejati kepada Suksma Kawekas. Adalah kebaktian manusia

yang telah mencapai pembebasannya dan karena itu telah berbudi luhur.

___________ panembah=kebaktian=sembahyang

Page 225: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

190 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.2.2: Sempurnanya Sadar Menjadi Kebijaksanaan Kebijaksanaan akan muncul sebagai anugerah karena setiap saat sadar akan Tripurusa. Setiap saat itu meliputi waktu berjalan, waktu duduk, waktu makan, waktu tidur dan sebagainya. Menjadi sadar akan adanya Tripurusa akan berkembang menjadi kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang dusta, mana yang subjek, mana yang objek serta mana yang abadi dan mana yang fana. Apa saja yang diperbuat, manusia tidak akan ditinggalkan oleh kemampuan-istimewanya yang mampu membedakan itu (kebijaksanaan), sekiranya ia terus-menerus dan sungguh-sungguh sadar akan Tripurusa sampai sakaratul-mautnya.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Dunia Luar Alam Semesta

=================lPancaindral============================ Fisik Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental EExxttrraavveerrssii Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

AAnnggaann--aannggaann Aku PPeerraassaaaann,, NNaaffssuuIInnttrroovveerrssii Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

TTrriippuurruussaa:: 33Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual Alam Sejati Pusat Imateri Rohani =========================================================================

Page 226: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 191

Tingkat pertama dan tingkat kedua akan dapat dicapai oleh setiap manusia di

dalam kehidupannya sekarang, asal sungguh-sungguh mengikuti pimpinan Suks-

ma Sejati.

Sadar, percaya, dan taat kepada Tripurusa (trisila) adalah tiga nilai

susila (tiang utama kebaktian kepada Tripurusa) yang mengandung janji

paugeran, syahadat. Janji tersebut adalah ikrar Roh Suci sebelum ia

mendapat badan jasmani material.

Manusia tidak akan dapat sampai kepada Suksma Kawekas, tanpa peran-

taraan Suksma Sejati. Kelelawar tidak dapat berterbangan di siang hari. Matanya

akan silau karena cahaya matahari. Suksma Sejati bagaikan bulan, yang

memantulkan cahaya matahari sehingga tidak menyilaukan mata kelelawar. Perlu

sekali manusia selalu berusaha menjadi satu dengan Suksma Sejati, agar ia

diperjalanan menuju pembebasannya terhindar dari segala macam godaan, dan

dia dapat mencapai singgasana Suksma Kawekas.

Menjadi sadar akan Tripurusa wajib dilatih setiap hari, sehingga menjadi

sifat kodrati yang kedua, seakan-akan menjadi sifat asli, dan karenanya mendapat

penguatan organis yang tetap. Tiap saat bilamana harus sadar akan Tripurusa,

umpamanya waktu berjalan, waktu duduk, waktu makan, waktu tidur dan

sebagainya. Menjadi sadar akan adanya Tripurusa di dalam diri manusia lambat

laun akan berkembang menjadi kemampuan untuk membedakan mana yang

benar dan mana yang dusta, mana yang subjek, mana yang objek serta mana

yang abadi dan mana yang fana. Apa saja yang diperbuat, manusia tidak akan

ditinggalkan oleh kemampuan-tingginya yang mampu membedakan itu, jika ia

terus-menerus dan sungguh-sungguh sadar akan Tripurusa sampai sakaratul-

mautnya.

Page 227: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

192 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),

2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.2.3: Percaya adalah Pengikat Manusia dengan Tripurusa Percaya adalah ’tali pengikat’ yang menghubungkan manusia dengan Tripurusa, yang dipakai Suksma Sejati untuk menuntun manusia, melindungi, dan mengasuh-nya. Jika orang menginginkan tuntunan-Nya, maka ia harus menanam di dalam dirinya kepercayaan yang teguh kepada Suksma Sejati. Potensi khusus dari Suksma Sejati tidak dapat mengalir kepada manusia begitu ikatan kepercayaan dengan Suksma Sejati diputuskan. Suksma Sejati sudah diberikan kepada Roh Suci sebagai Penuntun dan Guru Sejati-nya. Kusir mengendalikan kudanya dengan kepercayaan (kendali) yang teguh akan selalu me-ngembalikan orang pada jalan yang dilindungi Sang Guru Sejati sampai ia bertunggal dengan-Nya.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Dunia Luar Alam Semesta

=================lPancaindral============================ Fisik Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental EExxttrraavveerrssii Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

AAnnggaann--aannggaann Aku PPeerraassaaaann,, NNaaffssuuIInnttrroovveerrssii Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

TTrriippuurruussaa:: 33Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual Alam Sejati Pusat Imateri Rohani ======================================================================

Page 228: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 193

2. Percaya adalah ikatan yang menghubungkan manusia dengan Tripurusa.

Percaya adalah hubungan, yang dilalui Suksma Sejati untuk menuntun manusia,

Tidak akan sampai manusia kepada Suksma Kawekas, tanpa tuntunan

Suksma Sejati. Cahaya matahari terlalu menyilaukan mata kelelawar

(manusia) di siang hari. Cahaya bulan (Suksma Sejati) yang memantul-

kan cahaya matahari menyejukkan kehidupan alam sang kelelawar.

melindungi dan mengasuhnya. Jika orang menginginkan tuntunan Suksma Sejati,

maka ia harus menanam di dalam dirinya kepercayaan kepada Suksma Sejati.

Bukankah Suksma Sejati sudah diberikan kepada Roh Suci sebagai Penuntun dan

Guru Sejati-nya? Ketidakpercayaan memutus ikatan antara manusia dengan

Suksma Sejati, dan dengan demikian kekuasaan khusus dari Suksma Sejati tidak

dapat mengalir kepada manusia. Kepercayaan yang teguh ibarat kendali yang

dipergunakan oleh kusir mengendalikan kudanya dan kepercayaan selalu

mengembalikan orang kepada jalan yang dilindungi Sang Guru Sejati, sehingga ia

bertunggal dengan Suksma Sejati.

Banyak orang menyatakan percaya kepada diri sendiri, tetapi kebanyakan

tidak tahu apa yang dimaksud dengan diri sendiri, dan bagaimana caranya agar

teguh percaya pada dirinya sendiri. Kebanyakan hanya mengenal Aku-nya yang

jasmaniah (halus) dan menganggap dia itu sebagai penuntunnya yang sejati dan

abadi. Aku manusia yang esensial, imateri adalah Roh Suci, TheSelf, satu aspek

dari Mahakekuasaan Hidup dan karena itu tidak ada yang tidak dapat dicapai

manusia. Maka orang harus memperkuat kepercayaannya kepada Tripurusa

disertai dengan kehendak untuk mendekat kepada-Nya, sehingga kepercayaan itu

menjadi teguh seperti gunung baja, atau seperti batu karang yang teguh di tengah

lautan.

3. Taat, ketaatan adalah penyaluran hidup kita sehingga selaras dengan

ajaran Guru Sejati. Semua kewajiban di dalam masyarakat dapat dikembalikan

kepada satu kewajiban ini: melaksanakan pekerjaan atas nama Sang Guru Sejati.

Page 229: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

194 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),

2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.1: Taat Menjadi Alat Terlaksananya Kehendak Tuhan Kewajiban dan kedudukan dimiliki oleh setiap orang sebagai salah satu dari bekerja-samanya beribu-ribu manusia di dalam masyarakat. Tak seorang pun dapat hidup tanpa pertolongan sesama manusia. Inti ketaatan adalah menaruh sepenuh hati kepada setiap perbuatan (termasuk yang sepele) dan mengusahakannya dengan penuh kesadaran dan kepercayaan kepada Suksma Sejati. Dengan demikian, secara potensial manusia akan menjadi alat terbabarnya kehendak Tuhan sesuai dengan bakat, pengalaman, dan fitrahnya.

________

Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Dunia Luar Alam Semesta

=================lPancaindral============================ Fisik Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental EExxttrraavveerrssii Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

AAnnggaann--aannggaann Aku PPeerraassaaaann,, NNaaffssuuIInnttrroovveerrssii Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

TTrriippuurruussaa:: 33Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual Alam Sejati Pusat Imateri Rohani ======================================================================

Page 230: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 195

Tidak ada satu kewajiban pun yang bermanfaat bagi umat manusia, yang tidak

mengandung kebijaksanaan Suksma Sejati. Karena itu, masing-masing manusia

Adalah sia-sia manusia mengharap-harapkan untuk mendapatkan tugas

yang besar. Tugas besar itu selain jarang juga merupakan akibat logis

dari selalu melaksanakan dengan baik banyak tugas yang kecil-kecil.

Bagaimana pun sepelenya tugas kecil itu, tak seorang pun boleh meren-

dahkan tugas yang diberikan kepadanya.

menurut kemampuan dan kedudukannya, wajib melaksanakan tugas dengan

sepenuh hatinya. Walaupun tugas itu tampak sepele dilihat dari segi sosialnya.

Manusia tidak usah mengharap-harapkan untuk mendapat tugas yang

besar. Tugas besar adalah jarang, dan ia akibat logis dari selalu melaksanakan

dengan baik banyak tugas yang kecil-kecil. Tak seorang pun boleh menganggap

rendah suatu tugas yang diberikan kepadanya, bagaimana pun sepelenya tugas

itu. Tiap orang mempunyai kewajibannya dan tiap orang mempunyai keduduk-

annya.

Hidup masyarakat adalah bekerja-samanya beribu-ribu manusia. Tak

seorang pun dapat hidup tanpa pertolongan sesama manusia. Inti ketaatan

adalah menaruh sepenuh hatinya kepada setiap perbuatan yang bagaimana pun

sepele dan rendahnya serta mengusahakannya dengan penuh kesadaran dan

kepercayaan kepada Suksma Sejati. Itulah Trisila, tiga nilai dasar kesusilaan

manusia sebagai pegangan utama di da-lam menjalani kehidupan.

5.3 PANCASILA

Disebut lima watak utama yang harus ditumbuhkan manusia pada dirinya

agar dapat melaksanakan Trisila dengan baik. Lima watak utama itu disebut

Pancasila dan terdiri atas (dengan terminologi Jawa): 1. Rela, 2. Narima, 3.

Temen, 4. Sabar, 5. Budi luhur.

Page 231: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

196 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.2: Rela adalah Kesanggupan Melepaskan Ikatan Duniawi Rela adalah keikhlasan hati melepaskan segala hak miliknya yang ada padanya tanpa menimbulkan rasa sakit di dalam hati. Ia harus dapat memahami, menerima tanpa memikirkan dirinya sendiri tiap situasi dan tiap nasib hidup yang dialaminya, seperti kehilangan anggota keluarga, harta benda, dan kedudukan. Rela adalah tidak melekatnya sang Aku pada segala sesuatu yang dapat rusak, tetapi bukan sifat seseorang yang mengabaikan kewajibannya, jemu hidup dan acuh tak acuh.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Dunia Luar Alam Semesta

==================lPancaindral============================= Fisik Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental EExxttrraavveerrssii Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

AAnnggaann--aannggaann Aku PPeerraassaaaann,, NNaaffssuuIInnttrroovveerrssii Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TTrriippuurruussaa:: 33Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual Alam Sejati Pusat Imateri Rohani =========================================================================

Page 232: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 197

1. Rila (Rela, sedia berkorban, sedia melepaskan) adalah keadaan jiwa, di

mana manusia tidak lekat dan tidak terikat kepada segala sesuatu yang dapat ru-

Rela adalah tidak melekatnya sang Aku pada segala sesuatu yang dapat

rusak, tetapi bukan sifat seseorang yang mengabaikan kewajibannya,

jemu hidup dan acuh tak acuh. Narima menerima apa yang telah

dijatahkan di dalam hidupnya dengan rasa puas. Apa yang sudah

menjadi kewajibannya diterima dan dilaksanakan dengan senang hati.

sak dan dapat berubah, karena ia dengan besar hati sadar akan kenyataan,

bahwa segala sesuatu itu terkandung di dalam Mahakekuasaan dari Suksma

Kawekas. Segala hak miliknya harus dapat lepas dari padanya tanpa menim-

bulkan rasa sakit di dalam hati. Ia harus dapat menerima tanpa memikirkan

dirinya sendiri tiap situasi dan tiap nasib hidup yang dialaminya, seperti

kehilangan anggota keluarga, harta benda, dan kedudukan. Rela adalah tidak

melekatnya sang Aku pada segala sesuatu yang dapat rusak, tetapi bukan sifat

seseorang yang mengabaikan kewajibannya, jemu hidup dan acuh tak acuh.

Untuk menumbuhkan watak rela, orang harus belajar selalu bersikap tanpa

pamrih dan suka menolong sesama manusia, sesuai dengan etika, seperti yang

tercantum di dalam ajaran Sang Guru Sejati. Dengan selalu mengamalkan rela,

lambat-laun orang memperoleh kebebasan mutlak dari sang-Aku terhadap

belenggu materi, baik yang kasar maupun yang halus.

2. Narima (Menerima, rasa puas, syukur) lebih mirip dengan keseimbang-

an jiwa, tetapi bukan gambaran orang yang pasif dan menghindari tugas

kewajiban, atau malas bahkan tidak suka bekerja. Masalahnya adalah menerima

apa yang dijatahkan di dalam hidupnya dengan rasa puas. Apa yang sudah

menjadi kewajibannya diterima dan dilaksanakan dengan senang hati, tanpa rasa

ingin bebas dari bebannya.

Page 233: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

198 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.3: Narima adalah Sumber Kekayaan itu Sendiri Narima menuju ke ketenteraman di hati, bukan orang yang enggan bekerja, tetapi hatinya merasa puas, tawakal menerima apa pun yang menjadi bagiannya. Mengerjakan apa yang menjadi bagiannya dengan senang hati, tidak tamak dan bekerja sesuai dengan kemampuannya, tidak berlebihan. Ia selalu ber-syukur kepada Tuhan dan ini adalah kekayaannya yang tidak akan ada habisnya, di situlah ia mendasarkan diri di dalam mencari dan mengumpulkan hartanya. Ia meyakini sebagai orang yang paling kaya di antara semua manusia manakala ia mam-pu bersyukur akan semua anugerah Tuhan yang telah diberikan kepadanya. Sekali pun ia tidak mendapatkan kekayaan yang melimpah itu, hatinya tetap sejuk dan penuh keten-teraman karena menganggap sebagian pasti sudah dicapainya. Ia selalu taat menjalankan kesanggupan besarnya (sadar, percaya, taat) sesuai dengan pimpinan dan tuntunan TheForce (Sang Guru Sejati).

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Dunia Luar Alam Semesta

==================lPancaindral============================= Fisik Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental EExxttrraavveerrssii Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

AAnnggaann--aannggaann Aku PPeerraassaaaann,, NNaaffssuuIInnttrroovveerrssii Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TTrriippuurruussaa:: 33Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual Alam Sejati Pusat Imateri Rohani =========================================================================

Page 234: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 199

Narima tidak menginginkan hak milik orang lain dan tidak iri hati kepada

kebahagiaan orang lain. Karena itu orang yang demikian adalah orang yang

Kewajiban diri mentaati janji yang telah diucapkan adalah kejujuran,

baik dengan lisan maupun di lubuk hati, keduanya itu tidak berbeda.

Bedanya hanyalah, orang lain telah menyaksikan janji yang diucapkan

dengan lisan tersebut.

berbahagia di dalam hidupnya. Narima adalah kekayaan yang tidak ada habis-

habisnya. Ia memperbesar juga kemampuan untuk memiliki, oleh karena itu

barang siapa ingin kaya hendaklah mencarinya di dalam narima. Kehidupan

adalah naik turunnya nilai dan norma, dan barang siapa yang menerima, ia sudah

berdiri di atas pasang surutnya kehidupan, dan karena itu ia bahagia. Ia dapat

memiliki banyak harta kekayaan, tanpa meluap melam-paui daya tampung

materialnya.

Jika manusia tidak dapat mencapai atau tidak dapat memperoleh sesuatu,

ia harus menghadapi situasi itu dengan sikap narima. Walaupun ia tidak dapat

mencapai semua-nya, sebagian toh sudah tercapai. Hanya narima membebaskan

dia dari kekangan sua-sana jiwa yang gelap dan hanya narima yang mencerahkan

hati dan menjauhkan serta melindungi dia dari gelombang-gelombang lautan

material. Jika manusia jatuh dalam situasi tanpa titik terang dan tanpa jalan

keluar yang tampak, maka jalan yang harus ditempuhnya ialah taat kepada Guru

Sejati.

3. Jujur (Temen, cinta kebenaran, sungguh-sungguh) mengandung arti

mewa-jibkan diri menepati janji yang telah diucapkan, baik dengan lisan maupun

di dalam hati, keduanya itu sama saja. Bedanya hanyalah, bahwa janji yang

diucapkan dengan lisan itu dapat disaksikan orang lain. Orang yang tidak

menepati janjinya, sesungguhnya merusak kewibawaannya sendiri.

Temen menuntun kita kepada adil, dan adil ini membawa kita kepada

stabilitas, memberi kekuatan batin dan ketenangan serta memiliki daya kerja me-

Page 235: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

200 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.4: Jujur Menuntun Keadilan dan Memperkuat Batin Jujur (temen) berarti menepati kesanggupan atau janji yang telah terlahir, baik dalam kata-kata maupun masih berada di dalam niat, keduanya sama saja. Bedanya hanyalah, bahwa janji yang diucapkan dengan lisan itu dapat disaksikan orang lain. Orang yang tidak menepati janjinya, sesungguhnya merusak kewibawaannya sendiri.

Dengan belajar jujur, menuntun kita kepada sikap adil, dan adil ini membawa kita kepada stabilitas, keberanian, kesetiaan bawahan dan kepercayaan atasan. Sikap jujur memberi kekuatan batin, dan ketenangan serta memiliki daya kerja yang menyucikan hati, tulusnya budi pekerti serta mempertinggi kewibawaan.

Orang bodoh yang jujur, jauh lebih berharga daripada orang pandai tetapi culas, tidak dapat dipercaya kata-katanya. Barang siapa ingin mengikuti Guru Sejati, harus mengembang-kan watak selalu menepati janji.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Dunia Luar Alam Semesta

==================lPancaindral============================= Fisik Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental EExxttrraavveerrssii Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

AAnnggaann--aannggaann Aku PPeerraassaaaann,, NNaaffssuuIInnttrroovveerrssii Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TTrriippuurruussaa:: 33Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual Alam Sejati Pusat Imateri Rohani =========================================================================

Page 236: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 201

nyucikan serta mempertinggi kewibawaan. Tidak ada religi yang dapat dilak-

sanakan tanpa ke-jujur-an. Orang tidak dapat disucikan kalau lidahnya tidak suci.

Sabar adalah watak yang kuat dan ulet untuk mencapai sesuatu, luas

pandangan hidupnya, tidak sempit pendapatnya. Ia dapat diumpa-

makan samudera kebijaksanaan, yang dapat menampung apa saja di

dalam dirinya,

Pelaksanaan temen tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan untung rugi bagi

dirinya. Walaupun akan mendapat rugi karenanya, orang harus setia kepada

watak temen.

Barang siapa tidak temen (jujur), tidak dapat menerima anugerah dari

Suksma Kawekas. Orang bodoh yang jujur, jauh lebih berharga daripada orang

pandai yang culas, tidak dapat dipercaya kata-katanya. Barang siapa temen

dalam kata-katanya, dan bertindak sesuai dengan kebenaran, lama-lama akan

mampu menyempurnakan watak ini dan karena itu akan mampu mengalami

kebenaran. Barang siapa ingin mengikuti Guru Sejati, harus mengembangkan

watak selalu menepati janji.

4. Sabar (Toleran, ulet) adalah salah satu watak yang utama, yang dapat

dimiliki manusia. Tiap agama menganjurkan sabar. Sabar adalah daya tampung,

kontainer, kemampuan menerima berbagai ujian hidup. Sabar bukan watak

orang yang putus asa, justru watak yang tidak kenal menyerah. Watak orang yang

kuat di dalam keuletannya untuk mencapai sesuatu, luas pandangan hidupnya,

tidak sempit pendapatnya. Ia dapat diumpamakan samudra kebijaksanaan, yang

dapat menampung segala sesuatu di dalam dirinya, tempat bermuaranya semua

sungai, dan tanpa kemungkinan untuk meluap pada suatu saat.

Barang siapa ingin mengembangkan watak utama ini di dalam dirinya,

harus dimulai dengan watak tidak sempit pendapatnya, tidak mudah marah,

tidak suka menonjolkan diri. Orang tidak boleh dibatasi pengetahuannya sendiri.

Orang harus dapat membebaskan dirinya dari pengetahuannya sendiri dan

menghormati agama-agama yang lain.

Page 237: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

202 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.5: Sabar adalah Kontainer Seluas Samudra Kesabaran adalah watak yang seharusnya dimiliki oleh pejalan transendental karena kemampuan menampung dan menerima berbagai ujian hidup. Sabar bukan watak orang yang putus asa, justru watak yang tidak kenal menyerah. Watak orang yang kuat di dalam keuletannya untuk mencapai sesuatu, tidak sempit pendapatnya karena itu tidak suka marah. Pandangan hidupnya seluas samudra, tidak pernah meluap.

Pentingnya mengetahui religi dan kebudayaan orang lain menjadi dasar ketika harus memberikan empati, membantu atau menolongnya kita sudah tahu cara-cara agama, kepercayaan, dan budaya yang dianutnya dengan benar.

Kesabaran adalah pencapaian yang didapat dengan upaya pelatihan yang terus- menerus, sedikit demi sedikit dilaksanakan dengan sempurna, dan bukan hanya pengharapan serta omongan saja.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Dunia Luar Alam Semesta

==================lPancaindral============================= Fisik Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental EExxttrraavveerrssii Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

AAnnggaann--aannggaann Aku PPeerraassaaaann,, NNaaffssuuIInnttrroovveerrssii Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TTrriippuurruussaa:: 33Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual Alam Sejati Pusat Imateri Rohani =========================================================================

Page 238: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 203

Kepercayaan-kepercayaan dan religi-religi yang lain adalah sama baiknya

dengan kepunyaan sendiri. Jika orang membandingkan keindahan agama yang

satu dengan lainnya, maka pembandingan itu tidak mengenai hal-hal yang esen-

Cinta kasih kepada sesama manusia, seperti yang diberikan kepada ang-

gota keluarganya yang terdekat menuju ke kasih sayang kepada sesama

hidup membebaskan manusia dari sempitnya wawasan samudra penge-

tahuan hidupnya.

sial. Tiap agama menunjukkan jalan agar sampai kepada Tuhan, demikian pula

kepercayaan sendiri. Adalah justru baik untuk mengenal religi-religi yang lain,

untuk memperluas pandangan agar dapat membantu orang lain dengan tepat di

mana perlu. Nilai watak sabar adalah ibarat jamu (obat mujarab) penyembuh

duka, lara dan penyakit lainnya. Jamu tersebut sangat pahit rasanya, yang hanya

dapat diminum oleh orang yang teguh sentosa budinya. Sebab hanya orang yang

kuat jiwanya saja, yang tahan menerima pendapat-pendapat orang lain yang

berlainan dengan pendapat sendiri. Sikap hidup kita sendiri sebenarnya juga

berkembang dari pengertian-pengertian yang tidak lengkap.

Jika orang lupa bagaimana dulu keadaan jiwanya, pasti ia tidak dapat

membantu dan menyokong orang lain untuk mendapatkan pengertian yang lebih

mendalam. Oleh karena itu, orang harus cinta kasih kepada sesama manusia,

seperti ia cinta kasih kepada anggota keluarganya yang terdekat. Semua usaha

yang sulit itu dipermudah oleh sabar. Sabar mengantar kita kepada tujuan cita-

cita kita. Sabar bukanlah bersifat steril karena terhenti pada tingkat pengertian

dan harapan, tetapi sifat yang dengan aktif, ulet dan tekun memerintah alat-alat

pelaksana sampai tujuan tercapai.

5. Budi luhur terdiri atas dua kata yang harus dibedakan: budi dan luhur.

Budi adalah pepadang, pencerahan, keadaan terang sebagai sifat Suksma Sejati.

Budi adalah penerangan, pepadang yang dibutuhkan manusia. Pepadang dari

Suksma Sejati ditang-kap oleh angan-angan, yang dapat dianggap sebagai jemba-

tan Tripurusa dan badan/ jasmani. Karena itu angan-angan memiliki dua sifat, te-

Page 239: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

204 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.6: Budi Luhur Memancarkan Pencerahan dan Kasih-sayang Budi luhur dapat dipisahkan menjadi dua kata, yaitu budi dan luhur. Budi adalah keadaan terang sebagai sifat TheForce (Suksma Sejati), berarti pencerahan yang dibutuhkan oleh manusia. Pencerahan tersebut ditangkap oleh angan-angan sebagai jembatan di antara TreFoil (Tripurusa) dan badan/jasmani. Karena itu angan-angan sebagai jembatan memiliki dua sifat, ’terang’ dari TreFoil dan ’gelap’ dari selubung fisiknya, jika ia penuh dengan hasrat dan keinginan kepada yang material saja.

Luhur adalah sifat TheSource (Suksma Kawekas), yaitu selalu memancarkan Maha-kekuasaan-Nya melalui TheForce. Budi luhur mengandung arti, bahwa manusia harus berusaha memiliki sifat-sifat yang akan mendekatkannya kepada TreFoil, seperti suci, cinta kasih kepada sesama manusia, adil, tidak membeda-bedakan derajat seraya menghormati tata susila pergaulan, kemurahan hati tanpa pamrih, dan apabila perlu sampai mempertaruhkan nyawanya.

Sifat ini sangat dalam maknanya oleh karena itu sifat-sifat ikhlas, sabar, syukur, dan jujur sudah dimiliki terlebih dahulu dengan tanpa cela sedikit pun di dalam pergaulan hidupnya sehari-hari.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Dunia Luar Alam Semesta

==================lPancaindral============================= Fisik Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental EExxttrraavveerrssii Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

AAnnggaann--aannggaann Aku PPeerraassaaaann,, NNaaffssuuIInnttrroovveerrssii Trisila: sadar, percaya, dan taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TTrriippuurruussaa:: 33Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual Alam Sejati Pusat Imateri Rohani =========================================================================

Page 240: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 205

rang dan gelap. Angan-angan adalah terang atau diterangi jika ia mene-rima

pepadang dari Tripurusa dan akan berke-adaan gelap jika ia hanya mengarahkan

diri kepada yang material saja, yang penuh dengan hasrat dan keinginan.

Budi luhur adalah sifat yang sempurna, dilaksanakan dengan bijaksana.

Sifat-sifat yang akan mendekatkannya kepada Tripurusa, adalah cinta,

kasih sayang kepada sesama hidup, suci, adil, tidak membeda-bedakan

apa saja dan sesuai dengan tata susila pergaulan, kemurahan hati tanpa

pamrih, suka menolong dan apabila perlu mempertaruhkan jiwanya.

Pengarahan diri dan penyelarasan dengan Tripurusa memerlukan

penguasaan jasmani. Penguasaan ini baru dapat tercapai dengan melaksanakan

Pancasila. Dengan memiliki watak ini manusia dapat menjadi perantara

terlaksananya Kehendak Suksma Kawekas melalui Kebijaksanaan Suksma Sejati,

Pemimpin dan Guru Sejati-nya manusia.

Luhur adalah sifat Suksma Kawekas, yaitu selalu memancarkan

Mahakekuasaan-Nya melalui Suksma Sejati. Budi luhur mengandung arti, bahwa

manusia harus berusaha memiliki sifat-sifat yang akan mendekatkannya kepada

Tripurusa, seperti cinta kasih kepada sesama manusia, suci, adil, tidak

membedabedakan derajat tinggi atau rendah, miskin atau kaya, tanpa

mengabaikan tata susila pergaulan, kemurahan hati tanpa pamrih, suka

menolong baik dalam bentuk moral maupun material dan apabila perlu

mempertaruhkan jiwanya. Tetapi sifat-sifat itu semua tidak boleh diamalkan

dengan membabibuta, melainkan harus dengan kebijaksanaan yang tumbuh dari

taat kepada ajaran Guru Sejati.

Sifat itu tadi tidak boleh diterima dan dilaksanakan dengan dangkal, karena

dengan demikian akan tidak sesuai dengan Kehendak Suksma Kawekas. Sifat Budi

Luhur tidak dapat dimengerti dengan baik, jika keempat sifat watak utama yang

lain belum mendarah-daging.

Page 241: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

206 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 6.1.1: Angan-angan Bebas Memilih Arah Perjalanan Hidup Manusia memiliki 3-Sentra Vitalitas di dalam dirinya. 1) Sentra Vitalitas 4-nafsu: sufiah, mutmainah, amarah, dan luamah; 2) Sentra Vitalitas Tali Kendali: perasaan; dan 3) Sentra Vitalitas Pengendali (kusir); Angan-angan (Mind): cipta, nalar, dan pangerti. Saudara Tujuh adalah 4-nafsu dan 3-angan-angan serta 4-Anasir: swasana, api, air dan tanah sebagai busananya adalah pelengkap utama manusia, dengan demikian sempurnalah ia sebagai manusia, makhluk paling sempurna diantara penghuni alam semesta (makro-kosmos, Dimensi-1). Tampak manusia dari luar ke dalam: busananya adalah jasmani kasar (fisik, soma, raga, materi kasar) berada dalam Dimensi-2; lebih dalam adalah jasmani halus (mental, psike, jiwa, materi halus) berada dalam Dimensi-3 dan yang terdalam adalah rohaninya (alam sejati, pusat imateri) berada di Dimensi-4. Dengan kesempurnaannya inilah kebebasan yang dimilikinya bertanggung jawab atas seluruh perbuatan di alam semesta dan berhadapan langsung dengan Hukum Abadi Tuhan Yang Maha Adil dengan segala konsekwensinya. __________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

TheSelf

Mind

Mut- mainah

Luamah

Sufiah

Amarah

ǁǁǁǁǁ

Diagram Kereta Mikrokosmos

MAKROKOSMOS ALAM SEMESTA

5 Perbuatan Sesat (Lima-Pemali)

8 Nilai Keutamaan (Trisila+Pancasila)

] [

Page 242: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 207

BAB VI LIMA PERBUATAN SESAT

6.1 PENDAHULUAN Semangat menuntut ilmu kesuksmaan yang transendental ini membuka

wawasan agar senantiasa diingat bahwa sesungguhnya sudah cukup hanya mem-

‖Dengan mengetahui intisari delapan macam nilai keutamaan (Hastasi-

la) kiranya sudah cukup mengetahui tentang makna hidup yang hakiki.

Bagi jiwa yang telah dewasa tersebut diatas, tentunya sudah menyadari

bahwa melakukan perbuatan yang baik (utama) itu juga sudah berarti

dilarang melakukan perbuatan yang sesat‖. (Intuisi Soenarto)

pelajari makna perbuatan baik seperti yang terkandung dalam bab Delapan Nilai

Keutamaan (Hastasila) yang ikut dimuat dalam buku serial (1/5: Studium

Generale; kuliah umum, ceramah ilmiah, dan 5/5: Magnum Opus; karya besar,

karya agung) Candra Jiwa Indonesia Warisan Putra Indonesia.

Adalah suatu anugerah berikutnya dari TheForce, Suksma Sejati yang

membuka wawasan manusia tentang perbuatan lainnya (lima perbuatan sesat,

pemali) yang bertentangan dengan delapan nilai keutamaan tersebut diatas dan

harus disingkiri. Semangat inilah yang disebutkan sebagai hasil intuisi, ilham yang

diterima R. Soenarto Mertowardojo dan telah dicatat dan dipublikasikan bersama

dengan kedua orang sahabat terdekatnya yaitu R.T. Hardjoprakoso dan R.

Trihardono Soemodihardjo.

Penilaian dari isi dari tuntunan berikut ini tentu saja diserahkan

sepenuhnya kepada pembacanya apakah dicela atau dipercaya, sebagian atau

seluruhnya. Apabila suatu metrum dari harmoni gamelan (alat musik Jawa) ini

dibunyikan misalnya, apakah suaranya juga sudah selaras (harmoni) atau masih

sumbang, tentu saja tergantung dari telinga siapa yang mendengarkannya.

Artinya, masihkah dicampuri perasaan ragu-ragu, ataukah setelah dengan

keheningan hati yang bersih dan suci maka isinya dapat diterima, maka yang

demikian ini hanya dapat dijawab oleh yang menghayatinya itu sendiri.

Page 243: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

208 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bagan Transendental 6.2.1: Tripurusa adalah Esensi Manusia Tripurusa adalah esensi manusia. Dengan sendirinya manusia itu tidak kekurangan kekuasaan sekiranya mau mendekati Sumber Hidup di dalam dirinya. Kalau manusia masih mau mengungsi ke tempat lain dengan menyembah kepada benda dan makhluk yang terbatas oleh ruang dan waktu, kita merendahkan Suksma Kawekas dan Suksma Sejati. Penyembahan kepada sesuatu atau siapa pun di luar Suksma Kawekas, adalah dosa yang paling besar yang dapat dilakukan oleh manusia. Mengapa kita tidak taat saja kepada tuntunan TheForce, Sang Guru Sejati yang memang diutus Suksma Kawekas untuk mengantarkan kita kembali kepada TheSource, Sumber Hidup? Sudah pasti sang aku akan selamat kembali (lebur, pudar) ke pusat hidup yang abadi, di pusat imateri. Mikrokosmos terdiri dari: Fisik (soma, jasmani kasar, dimensi-2), Mental (psike, jiwa, jasmani halus, dimensi-3), dan Spiritual (rohani, Pusat Hidup Imateri, dimensi-4).

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS [Alam Semesta dan Seisinya] Manusia, Dewa, Hewan, Tumbuh-tumbuhan dan Mineral

==============l Pancaindra l=============================== [Manusia seutuhnya] MIKRO KOSMOS Materi Kasar: Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Jasmani Halus, Materi Halus: jiwa Mental (angan-angan, perasaan, dan nafsu)

[Aku]

- - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TRIPURUSA: 3Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Alam Sejati (Pusat Imateri) Spiritual

======================================================================

Page 244: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 209

6.2 PEMALI

Bagi yang telah tinggi derajat kemanusiaannya, dan yang telah mengetahui

intisari Hastasila, dengan sendirinya telah mengetahui pula apabila melaksanakan

Penyembahan kepada sesuatu yang kasat mata adalah keliru. Begitu

juga kepada sesuatu yang memang tidak dapat ditangkap oleh panca-

indra kasar, tetapi masih dapat ditangkap oleh yang halus, juga akan

menyesatkan perjalanan kita dan menjauhi Sumber Hidup.

perbuatan yang baik (utama) juga berarti dilarang melakukan perbuatan sesat

atau tidak akan menyimpang, menyeleweng lagi. Larangan-larangan, pantangan,

tabu, paliwara atau pemali berikut ini masih bermanfaat untuk jiwa-jiwa yang

masih muda. Pengetahuan tentang Pemali sebagai upaya pencegahan perbuatan

menyimpang dari perbuatan utama.

Pemali-1. Jangan menyembah kepada yang bukan semestinya disembah,

jangan memper-Tuhan kepada yang tidak semestinya diper-Tuhan. Orang tidak

boleh menyem-bah kepada benda-benda di bumi, di laut seperti arca, pohon,

kuburan, batu, dan sebagainya. Juga benda-benda di langit, gejala-gejala alam,

orang atau siapa dan apa pun, kecuali kepada Suksma Kawekas maupun Suksma

Sejati.

Banyak orang menyembah makhluk yang hanya dapat diamati olehnya di

dalam angan-angannya atau yang kadang-kadang dapat menampakkan diri

kepadanya atau yang membisikkan ajarannya di telinganya tanpa menampakkan

diri. Penyembahan kepada sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra atau

kepada sesuatu yang memang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra kasar,

tetapi masih dapat ditangkap oleh yang halus, akan membawa kita ke jalan yang

sesat. Suksma Kawekas itu tidak dapat kita tangkap di dalam sesuatu yang

terbatas, juga tidak di dalam angan-angan kita.

Page 245: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

210 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Perkawinan Adhi-Neissa dalam suasana perhelatan adat Minangkabau, Sumatra Barat.

Foto 6.2.1: Perkawinan dengan Adat Minangkabau Perkawinan yang ideal adalah berdasarkan cinta-kasih, direstui orang tua kedua belah pihak, dan disahkan oleh hukum yang berlaku baik agama maupun negara. Pemberita-huan umum, dipestakan dan bulan madu menempati posisi kedua dari prioritas. (Manggala Wanabakti, Jakarta, 2 Oktober 2011) Pelajaran dalam Pemali menempatkan hubungan sahwat pria dan wanita sebagai anugerah yang terselubung untuk menjalankan tugas transendental. Oleh karena itu harus dijaga kesuciannya, dan tidak boleh dipakai sebagai permainan apalagi sebagai kesenangan bahkan mata pencaharian. Asas cinta, kasih sayang, restu orang tua, tata susila mayarakat, hukum yang mema-yunginya dan undang-undang yang melindunginya harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Mereka yang masih bercita-cita menjadi manusia budi luhur akan berhati-hati dalam masalah ini.

__________ Dokumentasi Pribadi

Page 246: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 211

Kepercayaan kepada hari baik dan buruk, jimat, mantera, dan sebagainya

akan mengurangi dan pada akhirnya menghancurkan kepercayaan kepada Suks-

ma Kawekas. Jika orang menyembah kepada Suksma Kawekas, melalui Suksma

Sejatinya kewajiban manusia diciptakan sebagai laki-laki dan perem-

puan itu menurut karsa Tuhan diutus menjadi jalan atau perantaraan

turunnya Roh Suci, agar keturunan manusia menjadi terpencar. Lelaki

menjadi perantara turunnya Roh Suci dan wanita yang mewadahi

dan melengkapi tubuh janin di dalam rahimnya.

Sejati, janganlah menggambarkan sesuatu di dalam angan-angannya sebagai

suatu sinar atau cahaya. Hidup itu tidak dapat digambarkan dalam salah satu

bentuk, bagaimana pun halusnya.

Esensi manusia adalah Tripurusa. Dengan menyembah kepada benda dan

makhluk yang terbatas oleh ruang dan waktu, kita merendahkan Suksma

Kawekas dan Suksma Sejati. Penyembahan kepada sesuatu atau siapa pun di luar

Suksma Kawekas, adalah dosa yang paling besar yang dapat dilakukan oleh

manusia.

PEMALI-2. Berhati-hati perihal syahwat. Pada kenyataannya, pria adalah

jalan yang harus dilalui Roh Suci masuk ke dalam jasmani perempuan. Tanggung

jawab ini wajib selalu dihormati oleh kedua pihak sebagai anugerah dari Suksma

Kawekas. Jika manusia masih ingin melaksanakan kewajibannya terhadap

Suksma Kawekas, maka janganlah ia main-main dengan nafsu syahwatnya.

Anugerah ini harus dipergunakan sesuai dengan tata susila masyarakatnya dan

peraturan serta undang-undang yang melindunginya.

Pengabaian paliwara, larangan ini menuju kepada penyakit-penyakit

jasmani dan rohani (jasmani halus,jiwa) yang dapat menurun kepada

keturunannya. Di masyarakat memungkinkan terjadinya kericuhan dalam

penetapan ahli waris dan sebagainya.

Page 247: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

212 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Seorang anak yang telah kecanduan mengisap rokok

Gambar dan foto 6.2.1: Merokok di Kalangan Anak-anak, Remaja, dan Pemuda Keputusan Majelis Ulama Indonesia soal fatwa haram rokok bagi pelajar dan wanita hamil, didukung oleh Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII). Hampir 70 % perokok di Indonesia adalah kalangan pemuda dan pelajar di tingkat SMP ataupun SMU, bahkan anak-anak SD juga telah merokok. (Ketua Umum PB PII Nasrullah melalui keterangan pers yang diterima VIVAnews, Rabu 28 Januari 2009)

Obat adalah racun yang ditakar dan telah diteliti secara mendalam merupakan pengecualian atas pemali-3. Hasil bumi yang mengandung racun dapat merusakkan tubuh, seperti tembakau yang dijadikan rokok. Ada juga yang memabukkan, seperti: arak, candu, kesemuanya itu dapat merusakkan jasmani dan budi pekerti, wajib dihindari merujuk dari pemali ini. Misalnya rokok dapat merusak jantung dan paru, serta alkohol mengganggu hati dan otak. Narkoba bahkan merusak kepribadian pencandunya.

Rupanya, pemali ini memasukkan juga segala bentuk kebiasaan dan kesenangan yang menyebabkan orang lupa kepada tata susila dan kewajiban hidup, seperti berjudi, adu ayam jago dan segala bentuk hobi yang melupakan kewajiban utama.

__________ http://luthana.files.wordpress.com/2011/07/rokok-lebih-dikonsumsi-orang-miskin.jpg cited September 28, 2011. http://pelajarnews.com/wp-content/uploads/2009/01/fatwa_stop_merokok_300_225.jpg cited September 28, 2011.

Page 248: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 213

PEMALI -3. Jangan mempergunakan makanan dan minuman yang dapat

merusak jasmani. Pengaruh daya kerja makanan dan minuman yang merugikan

kepribadian adalah sedemikian kuatnya, sehingga orang tidak dapat lagi meme-

Daya kerja makanan dan minuman tertentu dapat merusak kepriba-

dian, dan jasmani, ini menjadi Larangan ke-3 (paliwara, pemali) bagi

pejalan spiritual. termasuk segala bentuk kebiasaan dan kesenangan

yang menyebabkan orang lupa kepada tata susila dan kewajiban hidup.

nuhi kepribadian adalah sedemikian kuatnya, sehingga orang tidak dapat lagi

memenuhi kewajibannya kepada Tripurusa, seperti yang tercantum di dalam

Trisila dan Pancasila. Pemali ini tidak terbatas pada makanan dan minuman saja,

tetapi termasuk segala bentuk kebiasaan dan kesenangan yang menyebabkan

orang lupa kepada tata susila dan kewajiban hidup, seperti berjudi, adu ayam

jago dan sebagainya. Ringkasnya, segala sesuatu yang merugikan badannya dan

jiwanya serta tidak sesuai dengan ajaran Sang Guru Sejati termasuk dalam

larangan ini.

PEMALI-4. Dilarang melanggar undang-undang negara di mana orang

berada. Larangan ini dijelaskan berdasarkan pendapat, bahwa pemegang

pemerintahan dan pegawai semuanya adalah Wakil-wakil Suksma Kawekas untuk

mengatur ketenteraman dan ketertiban sosial. Walaupun banyak di antaranya

yang tidak menyadari bahwa mereka itu wakil-wakil Suksma Kawekas untuk

mengatur ketenteraman dan ketertiban sosial.

Bahkan, sebagian dari mereka menyalahgunakan kekuasaannya untuk

kepentingan dirinya sendiri. Ini semua diketahui Suksma Kawekas dan tiap orang

dijamin tidak akan luput oleh hukuman yang adil, akan tetapi, bukanlah kewa-

jiban orang untuk main hakim sendiri. Sudah ada perangkat untuk memperi-

ngatkan orang-orang yang bersangkutan kepada kewajibannya dan untuk

menghukum mereka bilamana perlu. Orang-orang tertentu melanggar kewajiban

mereka terhadap negara dengan cara

Page 249: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

214 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Tokoh Judge Bao pengadilannya menjadi inspirasi negara-negara lain

Foto 6.2.2: Ilustrasi Potret Seorang Hakim Legendaris yang Disegani oleh Siapa Saja Tokoh Hakim Bao (Judge Bao) adalah seorang hakim yang disegani oleh penjahat dan pejabat korup, telah menjadi legenda dalam sejarah China, dan menjadi sumber inspirasi bagi negeri-negeri yang masih mendambakan keadilan.

Pemegang pemerintahan dan pegawai negeri lainnya adalah Wakil-wakil Suksma Kawekas untuk mengatur ketenteraman dan ketertiban sosial. Meskipun banyak di antaranya yang tidak menyadari bahwa mereka itu wakil-wakil Suksma Kawekas di dunia dengan tugas utamanya mengayomi masyarakat.

Memprihatinkan bahwa sebagian dari mereka menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingannya sendiri. Ini semua diketahui Suksma Kawekas dan tiap orang dijamin tidak akan luput oleh pengadilan-Nya yang adil. Ditegaskan bukanlah kewajiban orang untuk main hakim sendiri. Sudah ada perangkat untuk memperingatkan orang-orang yang bersangkutan kepada kewajibannya dan menghukum mereka bilamana perlu.

__________ http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTDts-7eEah2XnD2oWNChTkVbvq3ooXfZ0DDHLYXz KTtx6kVQKbzZPJwIviOA cited September 28, 2011.

Page 250: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 215

yang demikian licinnya, sehingga undang-undang tidak mampu menuntut

pelanggaran itu. Akan tetapi karena Suksma Kawekas itu Maha-tahu dan Maha-

adil, maka tak ada seorang pun yang akan luput dari hukumannya yang adil.

Kenyataannya, pribadi-pribadi tertentu secara lihai melanggar

kewajiban mereka terhadap negara, sehingga pelanggaran tersebut

tidak mampu dituntut oleh undang-undang negara. Suksma Kawekas itu

Maha-tahu dan Maha-adil, maka tak ada seorang pun yang dapat

melepaskan diri dari pengadilan-Nya.

Semua kesengsaraan dan bencana di dunia adalah untuk mengingatkan manusia

kepada kewajibannya kepada Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, Utusan Abadi-

Nya.

PEMALI-5. Hindarilah semua pertengkaran. Pada hakekatnya jiwa manu-

sia itu adalah Roh Suci, yang sama pada tiap-tiap manusia, berasal dari Sumber

dan Asal Mula Kehidupan yang sama, maka saling bertengkar, merintangi bahkan

mematikan rezeki, tidaklah termasuk si-fat-sifat yang terpuji bagi manusia.

Setiap kecenderungan untuk saling membunuh dan saling menghancurkan,

membawa manusia lebih dekat kepada dewa dan itu berarti melanggar Pemali

pertama.

Jika orang tekun dan teliti menelaah kekurangan dan kesalahannya sendiri

akan tampak demikian banyaknya, sehingga tiada waktu lagi untuk melihat

kesalahan-kesalahan orang lain. Kesalahan-kesalahan itu sendiri itu harus segera

diperbaiki dan diubah menjadi sifat-sifat yang sesuai dengan Trisila dan Pancasila,

untuk menegakkan kemanusiaan kita. Jika ini terlaksana, Suksma Sejati akan

menuntun manusia agar luput dari marabahaya dan salah langkah, sehingga pada

akhirnya dapat bertunggal kembali kepada Hidup Abadi.

Page 251: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

216 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Pasar tradisional yang ditata secara apik oleh pemerintah daerah setempat

Foto 6.2.3: Potret Jual-Beli di Pasar Tradisional

Suasana Pasar Tradisional yang telah dibina oleh pemerintah daerah di kota-kota besar

tetapi masih tampak adanya komunikasi antarpersonal di antara pelakunya: penjual,

pembeli, pemasok, dan pengelola pasar di dalam satu masyarakat pasar tradisional seperti

di masa lalu.

Mawas diri menimbulkan kebijaksanaan untuk evaluasi diri setiap langkah di dalam jual-

beli masalah kehidupan di pasar dunia (Makrokosmos). Ternyata itu menyita waktu

sampai tidak mungkin lagi melihat salah langkahnya orang lain di dalam menapaki

perjalanan hidup yang sama.

Menyesuaikan diri dengan perilaku unggulan Trisila dan perilaku utama Pancasila akan

menjadikan manusia berstatus budi luhur. Status ini jika tercapai akan mendapat tuntunan

dan perlindungan Sang Guru Sejati, TheForce untuk diarahkan ke rumahnya yang abadi

ialah bertunggal kembali kepada Hidup Abadi.

__________ http://www.infoindonesia.co.id/wp-content/uploads/2011/05/pasar-yudajuliansyah.jpg cited September 28, 2011.

Page 252: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 217

Mengapa manusia masih suka bertengkar?, paling sedikit karena masih

terlalu besar keinginannya kepada benda-benda yang melebihi cara hidup

sederhana yang layak, gemar sanjung puji serta kemasyhuran.

Sekiranya manusia menyadari bahwa jiwanya adalah Roh Suci,

TheSelf yang sama pada tiap-tiap manusia, dan berasal dari Suksma

Kawekas, TheSource yang menjadi Asal Mula Kehidupan yang sama;

pasti bertengkar, merintangi bahkan mematikan rezeki orang lain,

bukan merupakan sifat-sifat yang terpuji bagi manusia.

Sekali pun demikian, bila masih tidak percaya, tentu saja pemali ini dapat

dilanggar untuk ikut serta merasakan kesengsaraan di dunia dan di hari kemudian

(akhirat).

Page 253: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

218 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Berjalan menuruni beratus-ratus sengked (anak tangga) menuju ke Kampung Naga

Foto 7.1.1: Tangga Menuju Kampung Naga Kampung Naga merupakan sebuah kampung atau desa tradisional yang terletak di tepi jalan raya Garut-Tasikmalaya tepatnya di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Menuruni beratus-ratus anak tangga itu cukup curam, sehingga saat hujan turun harus berhati-hati. Namun, perjuangan Anda tidaklah sia-sia, karena di sepanjang jalan Anda akan disuguhi dengan panorama yang sangat memesona dengan musik alamnya seperti berderiknya bambu, bunyi tonggerek, dan riuhnya burung-burung yang berkicau. Ketika meniti “Lima Anak Tangga” menuju “Kampung Bahagia” benar-benar licin dan banyak rintangannya. Kita berjalan (suasana hati) di jalan yang sunyi, sepi dan sendiri. Justru harus berhati-hati dan selalu fokus di Jalan Rahayu (bahagia) ini. Jalan terus, jangan tengok kanan dan kiri jangan terlalu memperhatikan pesona tontonan yang menghentikan perjalanan dan irama musik yang melupakan tujuan. __________ http://www.komhukum.com/adminkom/userfiles/image/pariwisata/tangga%20di%20kampung%20naga.JPG cited October 31, 2011.

http://www.komhukum.com/pariwisata-feed-169 cited October 31, 2011.

Page 254: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 219

BAB VII

TANGGA KEBAHAGIAAN

Paugeran sebagai anak tangga pertama, yang mengandung tiga perila-

ku unggulan yang bersifat introversi (transendental), yaitu Trisila

(sadar, percaya, dan taat) hanya dapat tercapai dengan memiliki lima

watak yang bersifat ekstraversi kepada masyarakat yaitu Pancasila

(sabar, rela, menerima, jujur, budi luhur).

7.1 PENDAHULUAN

Pembelajaran praktikum ini dinamakan Jalan Rahayu, adalah jalan

keselamatan, karena memang ada lima jalan, marga, dapat juga disebut sebagai

Panca Marga Bakti. Artinya, lima jalan berbaktinya sang-aku kepada TheSource

(Suksma Kawekas) melalui bimbingan praktikum dari TheForce (Suksma Sejati).

Praktikum di dalam kehidupan nyata di masyarakat akan bermanfaat untuk

mencapai kenaikan derajat kesadarannya sendiri sesuai dengan perilaku ideal

Hastasila. *) Tentu boleh saja kalau dianggap tangga yang mendaki, menuju budi

luhur. Karena jalan ini mendaki menuju kesempurnaan perilaku, dapat dianggap

sebagai tangga mendaki dengan lima anak tangga menuju puncak kebahagiaan.

Kelima anak tangga ini diawali dengan paugeran, janji, ikrar, kredo atau

syahadat yang mengandung tiga nilai susila ke dalam dirinya (transendental),

yaitu Trisila (sadar, percaya, dan taat) serta untuk memiliki lima watak susila ke

luar dari dirinya, kepada masyarakat yaitu Pancasila (sabar, rela, menerima

kenyataan, jujur atau temen dan budi luhur). Tri artinya tiga, panca lima dan

hasta delapan. Gabungan Trisila dan Pancasila disebut Hastasila dapat

dipendekkan menjadi sa-ya taat, sa-ri-nya te-bu, dapat dianggap sebagai intisari

ajaran agama, religi di dunia. Sebelum orang mau menerima keseluruhan candra

__________ *)

Hastasila (8, hasta) adalah Trisila (3) ditambah Pancasila (5).

Page 255: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

220 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Masjid bersebelahan dengan Gereja, dan baik-baik saja.

Foto 7.1.2: Masjid dan Gereja Berbagi Tembok Pembatas Yang tinggal di kota Solo dan suka jalan-jalan, pasti tahu Masjid Al Hikmah dan Gereja Kristen Jawa Joyodiningratan, yang terletak di tengah-tengah kota, tepatnya Jl. Gatot Subroto. Kendati bersebelahan dan bahkan berbagi tembok pembatas, tak pernah terdengar cerita umat kedua tempat ibadah tersebut saling serang. Indah bukan?

Alangkah indahnya bila kita dapat memahami tentang hakikat dari keyakinan dalam syahadat, kredo, atau paugeran sebagai dasar kepercayaan dan arah yang harus ditempuh dengan konsekuen. Mempraktikkan ke-bakti-annya, ibadatnya, kedekatan-nya kepada TheSource dan TheForce, Penuntun yang abadi dengan panembah, doa, atau sembahyang untuk menandaskan pengalamannya itu sehingga mengalami tingkat kesadaran imateri di dalam lubuk hatinya.

Mampu mengamalkan kasih sayang kepada sesama manusia dengan mempraktikkan sifat murah hati serta suka menolong dalam bentuk mengurangi sampai menghilangkan kesengsaraan orang. Tujuannya adalah menyucikan diri sehingga pantas memposisikan diri ‘dekat’ dengan Dia.

__________ http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/03/1300783212676346369_300x225.jpg cited Nopember 12, 2011. http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/22/masjid-bersebelahan-dengan-gereja-dan-baik-baik-saja/ cited Nopember 12, 2011.

Page 256: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 221

manusia ini, sedikit banyak-nya sudah terikat dengan cara hidup yang tidak sesuai

dengan ajaran dari Guru Sejati, yaitu Hastasila tersebut. Sikap hidupnya dalam

Keputusan kritis dan penuh keberanian dari seseorang untuk meninjau

kembali sikap hidupnya di masa lalu, adalah awal perubahan arah

untuk menyempurnakan atau memiliki pola hidup pribadi yang ideal

dengan pedoman-pedoman hidup baru.

menyambut dunia, adalah berlainan dengan apa yang ditunjukkan oleh candra

manusia ini.

Pertanyaan kepada dirinya sendiri bagaimana caranya untuk memulai,

apakah niat baik, keberanian bahkan kenekatan sudah cukup? Barangkali belum

cukup untuk sebagian orang, guna melaksanakan perubahan total arah hidupnya

itu. Intisari dari perubahan arah ini adalah peninjauan kembali sikap hidupnya di

masa lalu, berusaha menyempurnakan atau memiliki pola hidup pribadi ideal

dengan pedoman-pedoman hidup tertentu yang diperbarui. Kelima anak tangga

tersebut adalah sebagai berikut:

ANAK TANGGA-1. Mengerti dan menanamkan di dalam dirinya sendiri

tentang hakikat dari keyakinan, syahadat, kredo, paugeran sebagai dasar

kepercayaan dan arah yang harus ditempuh dengan konsekuen.

ANAK TANGGA-2. Mempraktikkan ke-bakti-annya, ibadatnya,

kedekatannya kepada Suksma Kawekas (TheSource) dan UtusanNya yang abadi

(TheForce) dengan panembah, doa, sembahyang untuk menandaskan

pengalamannya sehingga merasakan kesadaran adanya Tripurusa (TreFoil).

ANAK TANGGA-3. Mengamalkan cinta dan kasih sayang kepada sesama

manusia dengan mempraktikkan sifat murah hati serta suka menolong dalam

bentuk mengurangi sampai menghilangkan kesengsaraan orang. Praktikum ini

(budi darma) disesuaikan dengan kebutuhan orang yang ditolong dan

kemampuan yang menolong, tujuannya adalah menyucikan diri.

ANAK TANGGA-4. Mengendalikan nafsu angkara-murka, jahat, dan tidak

dikehendaki dengan tapabrata supaya tidak mengganggu perjalanan hidupnya

Page 257: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

222 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Seorang anak kecil sedang memberikan sebagian uang jajannya kepada pengemis jalanan

Foto 7.2.1: Kasih Sayang dapat Diberikan oleh Siapa Saja Sifat murah hati dapat ditanamkan sejak usia muda dengan cara mempraktikkan sifat murah hati serta suka menolong dalam bentuk mengurangi sampai menghilangkan ke-sengsaraan orang. Dalam mempraktikkan kasih sayang ini disesuaikan antara kebutu-han yang diberi dan kemampuan yang memberi, tujuannya untuk membersihkan hati dari sifat-sifat yang tidak terpuji, menyucikan hati.

__________ http://2.bp.blogspot.com/-_KkIufhLprw/TdEBcu8f56I/AAAAAAAACJE/O05AcP2 QO5k/s1600/20090703 pengemis.jpeg cited November 14, 2011.

Page 258: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 223

dan selaras dengan harmoni tata susila serta aturan-aturan yang mengikat di

masyarakat.

Sebelum semua konsep yang disebut ada itu ada, Tripurusa sudah ada,

sebagai hidup imateri. Kemudian Roh Suci mendapat selubung badan

jasmani. Paugeran atau syahadat adalah kesadaran terbatas Roh Suci

di dalam kesadaran kolektif Tripurusa yang tidak terbatas.

ANAK TANGGA-5. Mencapai budi pekerti luhur dan menduduki derajat

budi luhur, agar dapat dipergunakan sebagai bekal untuk mencapai tujuan hidup

yang sejati.

7.2 ANAK TANGGA-1

Paugeran, syahadat adalah kesadaran TheSelf, Roh Suci di dalam Tripurusa

(TriAspek, TreFoil). Sebelum Roh Suci mendapat selubung materi (jasmani),

Tripurusa sudah ada, sebagai hidup yang imateri. Keberadaan Roh Suci di dalam

Tripurusa, ditinjau dari titik pangkal sebagai manusia, kita ingat kembali sebagai

kesadaran. Di dalam kesadaran itu, Roh Suci hanya mengenal Suksma Kawekas

sebagai sumber dan asal mula dari hidup, Suksma Sejati sebagai aspek dinamis-

Nya, yang harus didekati, diikuti, dilalui, agar ia dapat menemukan kembali Asal

Mulanya. Suksma Sejati adalah pemimpin dan gurunya Roh Suci serta yang

menghidupinya. Kesadaran TheSelf tersebut apabila diterjemahkan dengan kata-

kata berbahasa Indonesia adalah:

“Suksma Kawekas adalah tetap menjadi sesembahan hamba yang sejati,

adapun Suksma Sejati adalah tetap menjadi Utusan Tuhan Sejati, serta menjadi

Penuntun dan Guru hamba yang sejati.

Hanya Suksma Kawekas pribadi yang menguasai semesta alam dan

seisinya, hanya Suksma Sejati pribadi yang menuntun para hamba semua.Semua

kekuasaan ialah kekuasaan Suksma Kawekas, ada pada Suksma Sejati, ada-pun

hamba ada di dalam kekuasaan Suksma Sejati.

Paugeran ini adalah pengalaman eksistensial adanya Tripurusa, TreFoil yang

mutlak, tak tergantung apa pun. Yang kemampuan-Nya menguasai, termasuk

Page 259: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

224 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Skema 7.2.1: Candra Jiwa Indonesia ketika dibandingkan dengan candra jiwa lainnya Ego, sang Aku adalah kristalisasi angan-angan (cipta, nalar, dan pangerti), secara fungsional mewakili seluruh jiwa, secara struktural berasal dari cipta-pangaribawa. Hati nurani sejajar dengan Superego (Freud), Segi Kemasyarakatan (Adler), dan Persona (Jung). Hati nurani, mendapat masukan dari Roh Suci, dari Sang Aku yang bermukim di pusat imateri. Roh Suci memiliki kesadaran yang terbatas, tidak kolektif. Suksma Kawekas dan Suksma Sejati adalah sadar kolektif. Kesadaran Tripurusa itu berada di tingkat kesadaran imateri, terbuka kesempatan manusia untuk dapat mengalami keberadaan kesadaran Tripurusa itu jika ia mampu melepaskan kesadaran organis (jasmani, ragawi)-nya. Tripurusa memiliki pengaruh atas kesadaran organis manusia, tetapi tidak sebaliknya.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

Candra Jiwa Indonesia (Soenarto Mertowardojo)

┌─Suksma ─┐

│ Kawekas │

Kesadaran kolektif ==┤ │ │ │ -Suksma ├==Tripurusa

│ └─ Sejati │ │ │

Hati Nurani ------------Roh Suci ─┘

│ │ ┌Nafsu egosentrifugal

EGO ├Asmara sufi

(Aku) ┌ Mutmainah: ──┴Nafsu sosial dan suprasosial (Carp)

│ │ Amarah: -----------Kekuatan, energi, ketekunan

│ I. Individual==┤ Sufiah: -------------Nafsu keinginan, hasrat, harapan

│ │ │ └ Lauwamah: -------Nafsu egosentripetal dan netral

│ │ │

│ │ └─ Angan-angan dalam arti sempit (penampung kehendak-

│ │ yang belum tercapai dan pengendapan pengalaman)

Ketidaksadaran (Asadar)

II. Kolektif (menyeluruh)

(Soemantri Hardjoprakoso. Indonesisch Mensbeeld als Basis Ener Psycho- Therapie [Dissertation]. Rijkuniversiteit, Leiden-Nederland, 20 June 1956)

Page 260: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 225

yang berbentuk materi tetapi tanpa terikat sedikit pun dengan yang bersifat

materi tersebut. Juga, kesadaran Roh Suci, tidak dialami dan tidak diikat secara

materi. Berbeda dengan refleksi (bayangan) Tripurusa, yang disebut angan-angan

Meskipun Suksma Kawekas dan Suksma Sejati bersatu dengan Roh Suci,

tetapi manusia itu bukan Tuhan maupun utusan-Nya yang abadi. Bila

manusia belum menyadari Tripurusa di dalam dirinya, maka sesungguh-

nya ia belum mencapai perkembangan yang sejati. Baru kemampuan ji-

wanya saja yang telah diperkembangkan selama ini.

manusia dalam arti luas, juga memiliki kesada ran sang-aku dan kesadaran diberi

ikatan materi dalam bentuk organ tubuh manusia. Oleh karena itu dapat

dimengerti, kesadaran Roh Suci di dalam Tripurusa, TriAspek, tidak dikenal lagi di

samping (oleh) kesadaran aku angan-angan, yang bersifat organis dan memiliki

rasa puas. Aku-angan-angan ini harus dilenyapkan dulu agar mengalami suasana

janji awal, paugeran, syahadat, atau kredo tersebut.

Dengan kalimat lain, kesadaran Tripurusa itu tidak berada di tingkat

kesadaran organis, material, tetapi sangat mungkin manusia dapat mengalami

keberadaan kesadaran Tripurusa itu jika ia tidak terikat lagi oleh kesadaran

organis (jasmani, ragawi) –nya. Tripurusa memiliki pengaruh atas kesadaran

organis manusia, tetapi tidak sebaliknya. Walaupun Roh Suci itu satu dengan

Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, tetapi manusia itu bukan Suksma Kawekas

atau Suksma Sejati. Bila manusia belum menyadari Tripurusa di dalam dirinya,

maka sesungguhnya ia belum mencapai perkembangan yang sejati. Yang telah

diperkembangkan selama ini barulah kemampuan jiwanya (psikis, psiche, organ-

organ/jasmani-halus) seperti angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsunya saja.

Padahal, paugeran, kredo, ini menjadi kekuatan iman, keyakinan, keperca-

yaan saluran mengalirnya kasih dan anugerah Tripurusa ke dalam hati manusia.

Jika angan-angan terarah kepada keduniawian, maka dunia material itu seakan-

akan berdiri di antara manusia dan Tripurusa, sehingga membendung

mengalirnya kasih sayang dan anugerah.

Page 261: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

226 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Tampak petani sedang sibuk membersihkan kebun cabenya di Bukittinggi, Sumatra Barat

Foto 7.3.1: Tanaman Cabe juga Perlu Dibersihkan dari Berbagai Hama Tanaman Dalam menamam cabe, petani masih perlu membersihkan dan menyiangi tanamannya. Mencabut rumput atau perdu liar agar tanaman cabenya dipastikan mendapat makanan yang cukup dari zat hara dan pupuk yang sengaja disebarkan di tanah sekitar pohon-pohon cabe tersebut. Virus Kuning dapat menyerang tanaman cabe membuat buah berkurang dan cepat mati.

Membersihkan dan menyiangi hati manusia dari semua ”tumbuh-tumbuhan” yang merusak harus senantiasa dilakukan setiap harinya. Prasangka-prasangka kegelapan harus dibersihkan dari hati manusia. Hati manusia seyogyanya bagaikan sehelai kertas yang belum ditulisi, putih bersih. Sehingga hatinya dapat menerima pencerahan dari Guru Sejati-nya tanpa rintangan. Proses bertunggal dengan Hidup Abadi memerlukan penerangan dalam perjalanan yang berupa pencerahan, pepadang, iluminasi-Nya.

Yang Mahatinggi itu ada dan berada di dalam hati, jantung-hatinya (heart, qolbu) pada setiap orang. Kesadaran ini perlu ditandaskan dengan aktivitas Panembah. Aktivitas ini adalah pelaksanaan niat guna meninggalkan cara hidup yang lama dan menyelaraskannya dengan cara hidup selanjutnya berdasarkan ajaran Guru Sejati, yaitu sebagai pegangan dalam proses pembebasan (pamudaran) di pusat imateri.

__________ http://v-images2.antarafoto.com/rp_ec_1304838605_re_455x276.jpg cited November 14, 2011. http://www.antarafoto.com/bisnis/v1304838605/bertanam-cabe cited November 14, 2011.

Page 262: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 227

Paugeran membangkitkan niat manusia untuk mengamalkan Trisila dan Pancasila

(Hastasila). Oleh karena itu, manusia harus selalu tak terpisah dari Tripurusa di

Niat manusia untuk melaksanakan Hastasila dapat dibangkitkan oleh

Paugeran (syahadat). Manusia harus selalu merasa menyatu dengan

Tripurusa di dalam jiwa raganya. Agar selalu mengingatkan diri sendiri,

bahwa sesungguhnya tiap manusia itu masing-masing juga mempunyai

Tripurusa di dalam dirinya sendiri. Sesungguhnya hidup itu adalah satu.

dalam pikiran dan perasaannya, dan harus selalu mengingatkan diri sendiri,

bahwa tiap manusia itu masing-masing mempunyai Tripurusa di dalam dirinya.

7.3 ANAK TANGGA-2

Panembah, kebaktian (ibadat, sembahyang) adalah kewajiban dari tiap

manusia terhadap Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, serta menjadi praktikum,

latihan bagi angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsunya untuk mengarahkan diri

kepada satu titik, yaitu Tripurusa. Apakah makna panembah, sembahyang, ibadat

itu di dalam Candra Jiwa Indonesia? Panembah adalah aktivitas untuk

menandaskan kesadaran, bahwa yang Mahatinggi itu ada dan berada di dalam

hati, jantung-hati (heart, qolbu) pada setiap orang. Yang Mahatinggi itu mutlak

diperlukan sebagai pegangan dalam proses pembebasan (pamudaran), apabila

dilaksanakan niat untuk meninggalkan cara hidup yang lama dan untuk

menyelaraskan cara hidup yang selanjutnya dengan ajaran Guru Sejati.

Semua ”tumbuh-tumbuhan” yang merusak hati manusia harus disiangi dan

dibersihkan. Hati manusia harus putih-bersih bagaikan sehelai kertas yang belum

ditulisi, sehingga pencerahan dari Guru Sejati-nya dapat diterima tanpa rintangan.

Hati tidak digelapkan oleh prasangka-prasangka. Pencerahan, pepadang,

iluminasi itu akan menunjukkan jalan di dalam proses bertunggal dengan Hidup

Abadi.

Karena itu, panembah adalah esensial sebagai penyokong kesadaran akan

adanya Tripurusa, yang diperkuat oleh percaya dan diamalkan oleh taat. Taat

berarti manusia melatih

Page 263: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

228 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Gambar lepasnya hubungan seutas tali-tiga pilin yang terputus secara paksa

Foto 7.3.2: Terputusnya Tali Secara Paksa

Seutas tali-3 pilin yang terputus secara paksa masih dapat disatukan tanpa mengurangi kekuatannya secara bermakna. Kemampuan merajut ulang ini dimiliki oleh hampir seti-ap pelaut dan pramuka yang bekerja dengan tali-temali. Kedua ujung tali yang rusak tersebut akan dipotong, dirapikan dengan gunting, masing-masing disatukan dengan ujung yang belum rusak. Kemudian dirajut kembali dengan alur rajutan tertentu. Bagaikan seutas tali yang terhubung, pada suatu saat, keterikatan Sang-AKU-imateri, TheSelf, Roh Suci dengan badan/jasmaninya dapat menjadi putus hubungan. Masih ada atau tidaknya kecenderungan untuk mengikatkan diri dengan dunia luar menentukan status perubahan ini bersifat sementara atau seterusnya. Karena suasana atau sifat ibadat, kebaktian itu ditentukan oleh jarak atau perbedaan antara dua derajat yang berurutan maka suasana kebaktian Aku-jasmani kepada Roh Suci adalah derajat awam, muda yang mengawali derajat yang lebih dewasa atau lebih tinggi sesuai dengan tekad, kemauan, dan keyakinannya.

__________ http://1.bp.blogspot.com/_HjDuAJR-d5Q/Sv4lRabz7QI/AAAAAAAAA_Q/o_A8QQYQ-Pk/s640/splice+1.jpg cited November 15, 2011.

Page 264: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 229

badan/jasmaninya dengan melaksanakan peraturan-peraturan tertentu sehingga

angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsunya selaras dengan ajaran Guru Sejati.

Sentra-sentra vitalitas yang

Praktikum panembah menyelaraskan sentra-sentra vitalitas dan mencip-

takan iklim perasaan yang mendekati kesadaran Tripurusa. Jika iklim

tersebut menyamai kesadaran Tripurusa, maka lengkaplah manifestasi

kesadaran Tripurusa yang imateri tersebut di dalam diri manusia.

terlatih itu, dengan sendirinya menciptakan suatu iklim perasaan jiwa di dalam

kepribadian kita, yang selalu makin mendekati kesadaran dari Tripurusa. Jika

iklim rohaniah itu tadi sama dengan kesadaran Tripurusa, maka tibalah saatnya

Tripurusa bermanifestasi dengan lengkap di dalam badan/jasmani.

Pada saat itu, keterikatan Sang-AKU-imateri, TheSelf, Roh Suci dengan

badan/jasmaninya menjadi lepas hubungan. Perubahan ini dapat bersifat

sementa-ra atau seterusnya, tergantung dari masih ada atau tidaknya

kecenderungan untuk mengikatkan diri dengan dunia luar. Dunia luar,

makrokosmos itu diwakili di dalam badan/jasmani manusia sebagai kesan-kesan,

pesan-pesan di dalam perasaan dan pikirannya.

Ibadat tersebut, dapat di-skema-kan berdasarkan tingkat, derajat, hierarki

dari badan/jasmani, Roh Suci, Suksma Sejati, dan Suksma Kawekas. Suasana atau

sifat ibadat, kebaktian itu ditentukan oleh jarak atau perbedaan antara dua

derajat yang berurutan. Oleh karena itu, secara hierarki ada tiga derajat suasana

kebaktian, yaitu:

I. Kebaktian Aku-jasmani kepada Roh Suci.

II. Kebaktian Roh Suci kepada Suksma Sejati.

III. Kebaktian Suksma Sejati kepada Suksma Kawekas.

I. Kebaktian Aku-jasmani kepada Roh Suci. Perbedaan antara Roh Suci

(imateri) dan Aku-jasmani ialah, bahwa beradanya Roh Suci tidak terikat oleh yang

material dan berbagai aspeknya seperti kehormatan, kemasyhuran, nama baik,

tradisi dan sebagainya.

Page 265: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

230 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 7.3.1: Kebaktian Sang Aku kepada Roh Suci Angan-angan (cipta) dipergunakan untuk melatih dan membiasakan nafsu-nafsu agar supaya menyesuaikan diri dengan Pancasila dan menjauhi Pamali. Untuk melaksanakan tugas pelatihan ini, orang harus introspeksi dengan Trisila. Praktikum semacam ini akan menjamin perubahan dalam cara hidup. Sehingga apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat olehnya dapat ditangkap oleh pancaindra. Suksma Kawekas, TheSource adalah tujuan kebaktiannya itu. Pelaksanaan kebaktian dapat dianggap sebagai tata cara sopan santun terhadap Suksma Kawekas, seperti layaknya suatu keharusan mengindahkan sopan santun terhadap kepala negaranya, dalam kehidupan sehari-hari.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Masyarakat [Alam Semesta]

================l Pancaindra l============================= Fisik Manusia MIKROKOSMOS Soma

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental Pamali Pancasila: rela, sabar, narima, Psike NNaaffssuu jujur dan budi luhur

PPeerraassaaaann EExxttrraavveerrssii

AAnnggaann--aannggaann Aku IInnttrroovveerrssii

Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - -I TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3 Roh Suci (TheSelf) Immaterial Centre (TriAspect) 2 Suksma Sejati (TheForce) [Alam Sejati] Spiritual 1 Suksma Kawekas (TheSource) =======================================================================

Page 266: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 231

Sedangkan Aku-material terikat kepada semua itu. Oleh karena itu, kebaktian

sang-Aku harus ditujukan untuk mengubah keterikatan ini, agar lambat-laun

menjadi hubungan yang sukarela, di mana tanggung jawab dan kasih yang tidak

Sikap hidup terhadap makrokosmos dan Tripurusa yang dipraktikkan

oleh Aku-material akan menciptakan suatu iklim yang melingkupinya.

Iklim itu adalah hasil kerja sama dari ketiga sentra vitalitas. Agar hidup

harmonis manusia harus mengolah dan mengarahkannya ke Tripurusa.

mengikat. hubungan antara Roh Suci dan badan/jasmani di satu pihak dengan

dunia lingkungannya di lain pihak. Kiranya, proses selama praktikum ini dapat

disebut sebagai penyucian.

Seperti yang baru saja disebutkan, Aku-material menciptakan suatu iklim

yang melingkupi di satu pihak sikap hidup terhadap makrokosmos dan di lain

pihak dengan sikap hidup terhadap Tripurusa. Iklim itu adalah hasil kerja sama

dari ketiga sentra vitalitas: angan-angan, perasaan, dan nafsu. Untuk mengubah

iklim itu, manusia harus menggarap aktivitas sentra-sentra itu dan memimpinnya

ke arah Tripurusa.

Dalam usaha ini, cipta dipergunakan untuk melatih dan membiasakan nafsu

untuk menyesuaikan diri dengan Pancasila dan menjauhi larangan-larangan.

Untuk melaksana-kan tugas pelatihan ini, orang harus selalu ingat kepada Trisila.

Praktikum ini akan menimbulkan perubahan dalam cara hidup orang itu. Apa

yang dikatakan dan apa yang dilakukan olehnya adalah perbuatan-perbuatan

yang dapat ditangkap oleh pancaindera.

Pelaksanaannya adalah untuk meluhurkan tujuan dari kebaktiannya itu,

yaitu Suksma Kawekas, TheSource. Perbuatan-perbuatan itu dapat dianggap

sebagai tata cara sopan santun terhadap Suksma Kawekas, seperti dalam

kehidupan sehari-hari orang harus mengindahkan juga sopan santun terhadap

kepala negaranya.

Page 267: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

232 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Hormat Senjata pasukan upacara kepada inspektur upacara di teras depan Istana Merdeka

Foto 7.3.3: Upacara di Teras Istana Merdeka Presiden SBY dalam upacara kenegaraan penyambutan Presiden USA Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama, di teras depan Istana Merdeka, Jakarta, karena hujan. Pada upacara penyambutan tersebut di atas, juga diperdengarkan lagu nasional kedua negara dan dentuman meriam dari taman Monumen Nasional.

Di dalam upacara kenegaraan dengan inspektur upacaranya seorang Presiden, biasanya pasukan upacara melakukan penghormatan senjata dengan cara mengangkatnya, ko-mandan upacara menggerakkan pedang ke samping kanan. Ketika angan-angan tidak diikutsertakan di dalam upacara itu, maka gejala yang timbul bersamaan dengan simu-lasi tersebut adalah perbuatan pura-pura, ketidakjujuran antara pikiran dan perbuatan-nya. Terjadi ketidaksesuaian antara isi cipta dengan rangkaian perbuatannya.

Situasi tersebut mengingatkan perlunya cipta agar dipergunakan untuk menyebut dan mengingat-ingat sifat-sifat dari Suksma Kawekas seperti, Maha Asih, Maha Murah, Maha Adil, Maha Kuasa, dan sebagainya. Apa yang diingat itu harus diperkuat oleh bahasa dan perbuatan di dalam kebaktiannya (panembah). Jika hanya angan-angannya saja yang mengerjakan kebaktian itu dan alat-alat pelaksananya tidak mengikutinya, menunjuk-kan bahwa manusia hanya mengalah kepada sifat luamahnya yang suka mencari kemudahan saja, maka penguatan organis tidak didapatkan dalam kebaktiannya. __________ http://img.ibtimes.com/id/data/images/full/2010/11/09/2266-sby-sambut-obama-di-istana-merdeka-upacara-enegaraan.jpg Cited November 22, 2011. http://id.ibtimes.com/articles/3177/20101109/sby-sambut-obama-di-istana-merdeka-upacara-kenegaraan.htm Cited November 22, 2011.

Page 268: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 233

Di dalam upacara kenegaraan yang dipimpin oleh Kepala Negara dapat

berupa penghormatan senjata dengan cara mengangkatnya, menggerakkan

pedang ke samping kanan, atau menempatkan tangan kanan ke dahi. Apabila

Sang-Aku baru yang berpenampilan lebih berpotensi dalam tanggung

jawab dan kasih sayangnya hanya dapat dimunculkan setelah arah

orientasi makrokosmos dibalikkan tetapi bukan untuk kehidupan yang

autistik. Arah kesadaran sang-Aku hendaknya ditujukan ke pusat imate-

ri, ke kesadaran Tripurusa, pusat omnipotensi itu sendiri.

angan-angan tidak ikut serta di dalam upacara itu, maka timbullah gejala yang

bersamaan dengan simulasi tersebut sebagai perbuatan pura-pura, ketidakjujuran

antara pikiran dan perbuatannya. Isi ciptanya tidak sesuai dengan rangkaian

perbuatannya.

Oleh karena itu, perlu sekali agar ciptanya dipergunakan untuk menyebut

dan mengingat-ingat sifat-sifat Suksma Kawekas, seperti Mahaasih, Mahamurah,

Mahaadil, Mahakuasa, dan seterusnya.

Apa yang diingat itu harus diperkuat oleh bahasa dan perbuatan di dalam

kebaktian/ibadat itu. Jika hanya angan-angannya saja yang mengerjakan

kebaktian/ibadat itu dan alat-alat pelaksananya tidak ikut serta, itu berarti

manusia hanya mengalah kepada sifat luamah yang suka mencari mudahnya saja,

maka kebaktiannya itu tidak mendapatkan penguatan organis.

Di dalam kebaktian/ibadat Aku-material kepada Roh Suci adalah perlu

sekali dengan tepat objek dari perbuatan kita dan menyesuaikan bahasa kita

dengan Trisila dan Pancasila. Bersamaan dengan itu, memindahkan titik berat

kesadaran, sikap hidup dari orientasi dunia-luar (makrokosmos) menuju orientasi

ke dalam dirinya, yang sedalam-dalamnya.

Page 269: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

234 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Dua petugas sedang membalikkan arah lokomotif kereta api diesel secara manual

Foto 7.3.4: Mungkin Saja Membalikkan Arah Jalannya Lokomotif Lokomotif disel tersebut dapat saja berjalan mundur, namun membalikkan arah jalannya lokomotif agar lebih harmonis telah dilakukan oleh dua petugas yang melakukannya secara manual.

Luamah sebagai ’lokomotif’ yang berorientsi negatif setelah mengalami praktikum pembiasaan, dapat menampilkan segi-segi netral-nya saja yang tampil ke permukaan. Telah terjadi dengan sendirinya konversi di dalam nafsu lauwamah sifat-sifatnya yang (negatif) egoistik, malas, kejam, curang, pelampiasan syahwat berubah menjadi sifat-sifat (netral) perkuatan jasmani, toleransi, dan kuat dalam menahan kekurangan-kekurangan. Tetapi, kemampuan asli daya dorongnya masih ada, hanya objek dan arahnya saja yang berubah. Inilah yang disebut mekanisme sublimasi di dalam candra jiwa manusia Indonesia. Konversi nafsu luamah ini dipermudah dan dibantu dengan memobilisasi asmara sufi, gabungan kekuatan mutmainah-sufiah, bagaikan menyatukan kekuatan kuda putih (egosentrifugal: sosial dan suprasosial) dan kuda kuning (keinginan, cinta). __________ http://offtherailsbackontrack.co.uk/ruislip_lido_railway_1.JPG cited November 10, 2010.

Page 270: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 235

Membalikkan arah orientasi ini bukan berarti membelakangi sama sekali dunia

luar dan menutup diri di dalam kehidupan intrapsikisnya. Tetapi, justru akan

Menyesuaikan bahasa kita dengan Hastasila serta memilih dengan tepat

objek dari perbuatan, sangat diperlukan di dalam praktik kebaktian

Aku-material kepada Roh Suci. Selanjutnya agar memindahkan orientasi

dunia-luar (makrokosmos) menuju ke dalam dirinya sendiri (mikrokos-

mos) yang sedalam-dalamnya.

menampilkan keluarnya Sang-Aku baru yang berpenampilan tanggung jawab dan

kasih-sayangnya semakin lama menjadi semakin kuat.

Perbuatan ini, seperti telah disebutkan sebelumnya, adalah menuju

perubahan iklim pribadi, dengan kemampuan fungsi angan-angan, perasaan dan

nafsu tetap lengkap. Luamah telah mengalami praktikum pembiasaan, sehingga

segi-segi baiknya saja yang tampil ke permukaan. Telah terjadi dengan sendirinya

konversi di dalam nafsu lauwa-mah sifat-sifatnya yang egoistik, malas, kejam,

curang, pelampiasan syahwat berubah menjadi sifat-sifat perkuatan jasmani,

toleransi, dan kuat dalam menahan kekurangan-kekurangan.

Tetapi, kemampuan asli daya dorongnya masih ada, hanya objek dan

arahnya saja yang berubah. Inilah yang disebut mekanisme sublimasi di dalam

candra jiwa manusia Indonesia. Konversi nafsu luamah ini dipermudah dan

dibantu dengan memobilisasi asmara sufi, gabungan kekuatan mutmainah-sufiah,

bagaikan menyatukan kekuatan kuda putih (egosentrifugal: sosial dan suprasosial)

dan kuda kuning (keinginan, cinta).

Dalam praktikum dan latihannya, manusia memilih dan menciptakan

keadaan tertentu yang mempermudah kebiasaannya sendiri. Menjadi jelas, di

mana ada keterikatan, maka keadaan lahiriah di situ tidak dapat diabaikan.

Keadaan lahiriah ini justru dapat merangsang dan memperkuat niat untuk

mengamalkan kebaktian kepada Suksma Kawekas.

Page 271: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

236 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Sebuah petir memecah kegelapan malam di Laut Hitam menerangi tepi pantai Sochi

Foto 7.3.5: Fenomena Alam yang Menakjubkan dan Menakutkan di Laut Hitam Sochi terletak di tepi pantai Laut Hitam Russia. Adalah suatu tempat yang memiliki banyak pesona keindahan alam. Foto yang diambil pada hari Kamis 7 April 2011 tersebut menunjukkan suatu keindahan dari letupan petir yang berkelok-kelok dan bercabang-cabang di atas angkasa-malam Sochi. Petir sangat berbahaya karena dapat merusakkan pohon, rumah, dan membunuh manusia.

Ke-percaya-an kepada Maha Kekuasaan Suksma Kawekas atas universum, yang diwakilkan kepada Suksma Sejati, yang menjadi Penuntun dan Guru Sejati-nya manusia. Maha Kekuasaan ini dapat dilihat dan dialami manusia atas eksistensi benda-benda di dunia, iklim dan fenomena alam lainnya yang tidak mungkin dibuat oleh tangan-tangan manusia.

__________ http://1.bp.blogspot.com/-499Flr3CBRI/TZ0DPVP5w5I/AAAAAAAAABA/fS6wa_n3P60/s 1600/sochi-thunder-03+-+Copy.png cited November17, 2011. http://cityofthefuturesochi.blogspot.com/ cited November17, 2011.

Page 272: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 237

Orang dapat memilih dan menciptakan tempat dan waktu yang khusus

untuk tujuan panembah. Kata-kata dalam panembah dipilih demikian, sehingga

selalu berisi dan merangsang aktivitas:

Kebiasaan panembah, kata-kata yang terpilih dalam ibadah tersebut

dapat merangsang sentra-sentra vitalitas jiwa untuk bergabung sepe-

nuhnya. Walaupun upacara kebaktian tersebut belum dimulai, bahkan

masih dalam tahap persiapan, gabungan kekuatan ini dengan sendiri-

nya sudah menimbulkan suasana, iklim panembah yang khas.

1. Ke-sadar-an akan adanya Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, dengan jalan

mengingat sifat-sifatnya seperti Maha Luhur, Maha Pengasih, Maha Pemu-rah,

Maha Adil, Maha Kuasa dan sebagainya.

2. Ke-percaya-an kepada Maha Kekuasaan Suksma Kawekas atas universum, yang

terletak di tangan Suksma Sejati, yang menjadi Penuntun dan Guru Sejati-nya

manusia. Maha Kekuasaan ini dapat dilihat dan dialami manusia atas eksistensi

benda-benda di dunia, iklim, dan fenomena alam lainnya yang tidak dapat dibuat

oleh tangan-tangan manusia.

3. Ke-taat-an untuk mengamalkan makna dari syahadat, kredo, paugeran dan

melaksanakan janji manusia sebagai makhluk rohaniah, seperti mengamalkan

Pancasila dan menjauhi larangan Tuhan (Pemali).

Selama panembah, sembahyang, tercipta suasana psikis, di mana ketiga

sentra vitalitas bekerja bersama secara selaras dan seimbang. Setelah panembah

selesai, suasana ini tidak segera hilang. Suasana ini tetap meliputi jiwanya,

sampai orang itu sendiri menciptakan suasana yang berbeda di dalam jiwanya.

Iklim panembah yang khas dapat dicapai selama panembah atau sebelumnya,

misalnya selama persiapan untuk panembah, bahkan sebelum rangkaian

upacara-upacara panembah dimulai.

Page 273: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

238 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Garis horison yang tak terhingga itu telah diwakili oleh fenomena ’pertemuan’ laut, langit dan sinar matahari senja yang dapat disaksikan dari tepi pantai. (Sunset dan surving di Bali)

Foto 7.3.6: Batas Horison

Di garis batas horison itu seolah-olah tampak laut yang tenang, sunyi, sepi nyaris tak bergelombang, penuh kedamaian. Makin menuju pantai tampak kegiatan perahu, bahkan riak-riak gelombangnya cukup besar di mana orang masih dapat bermain papan selancar. Pemandangan horison alam ini sangat menenteramkan hati. Perlu sekali menenteramkan hati sebelum manembah (berdoa, ibadat) dengan membe-baskan diri dulu dari semua persoalan hidup sehari-hari. Ketika masuk dalam upacara panembah sudah tanpa beban yang tak berguna sebab dapat mengganggu suasana batin. Panembah adalah jalan untuk masuk ke dalam suasana beradanya Tripurusa. Di sini tidak ada pikiran, afektif, dan hasrat, serta keinginan. Jika ketiga sentra vitalitas itu masih berfungsi, jadi angan-angan kita masih memper-lihatkan berbagai bayangan dan berbagai proses, perasaan masih memuat emosi dan nafsu masih menghasilkan keinginan-keinginan, maka manusia yang manembah itu tidak akan sampai ke tempat beradanya Tripurusa, di pusat imateri.

__________ http://www.travelingsurfers.com/images/2007_06_22_Surfing%20Bingin,%20Bali/images/IMG_8793.jpg cited November 17, 2011.

Page 274: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 239

Karena pembiasaan, sentra-sentra vitalitas itu seakan-akan dengan sendiri-

nya mempersatukan diri untuk menjadi satu tenaga yang tergabung sepenuhnya,

sebelum upacara panembah dimulai. Kadang-kadang, iklim kebaktian itu tidak

Ada ambang asensoris di gapura (theGate, rahsa jati) Tripurusa yaitu

suatu keberadaan kesadaran tanpa merasakan adanya badan/jasmani,

tidak dibatasi oleh sifat-sifat jasmani. Yang bersangkutan tidak merasa

di dalam badan/jasmaninya. Secara sadar terasa bahwa ia berada di

dalam suasana tidak-terbatas.

dapat tercapai, yaitu jika manusia tidak dapat mengeluarkan dari angan-angannya

semua persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Pikirannya belum beriklim teduh,

hening, dan bening.

Dunia luar ikut dengan manusianya masuk ke dalam panembah, karena

dunia yang telah diawetkan di dalam angan-angannya (pikiran, afektif, kesan-

kesan yang menyenangkan dan yang menyusahkan) telah memperoleh otoritas

yang dapat memaksa manusia menjadi budaknya. Karena itu perlu sekali sebelum

manembah untuk membebaskan diri dulu dari semua persoalan sehari-hari dan

tanpa beban tak berguna masuk di dalam panembah. Panembah adalah jalan

untuk masuk ke dalam suasana beradanya Tripurusa. Di sini tidak ada pikiran,

afektif, dan hasrat, serta keinginan.

Jika ketiga sentra itu masih berfungsi, jadi angan-angan kita masih

memperlihatkan berbagai bayangan dan berbagai proses, pangrasa masih

memuat emosi dan nafsu masih menghasilkan keinginan-keinginan, maka

manusia yang manembah itu tidak akan sampai kepada beradanya Tripurusa.

Manusia harus melatih diri untuk memasuki dirinya makin lama makin

mendalam dan untuk dapat sampai kepada keadaan kosong dan sunyi-sepi, di

mana penggunaan

Page 275: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

240 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

’Free diving’ adalah teknik menyelam tanpa peralatan nafas di dalam laut. (Foto di Kepulauan Bahama)

Foto 7.3.7: Free Diving , Menyelam Tanpa Alat Pernafasan Vertical blue, adalah tempat belajar menyelam-bebas alat pernafasan, mengemukakan 3 pendekatan yaitu kesadaran, keselamatan, dan kegembiraan. William Trubridge, direktur kursus menyelam, dalam silabus 5 hari kursusnya mengajarkan tentang strategi mengurangi kebutuhan energy, menyelam tanpa pemanasan untuk meningkatkan refleks selam, kebugaran tanpa nafas, dan ‘regresi tak terbatas’ melalui yoga untuk menata kemungkinan di alam bawah sadar manusia.

Menceburkan diri ke dalam keber-ada-an tak terbatas di kedalaman hati dengan jalan panem-bah adalah sungguh-sungguh suatu perbuatan yang berani, karena langkah berikutnya membuat sentra-sentra vitalitas itu sendiri menjadi tidak diperlukan lagi. Kata-kata di dalam panembah, sikap introspeksi dan lingkungan yang diperlukan telah berjasa untuk memimpin sang Akunya, guna menceburkan diri di kedalaman ’lautan hati’ tersebut. Sebab sentra-sentra yang diwakili sang Aku itu terikat oleh materi, dan masih membutuhkan peranan pancaindra untuk mendapatkan pengalaman. __________ http://verticalblue.net/images/freediver cited November 17, 2011. http://verticalblue.net/method.php cited November 17, 2011.

Page 276: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 241

pancaindra (juga bagian halusnya) akan mengganggu. Di sana di dalam diri kita, di

gapura Tripurusa, ada ambang asensoris, di mana ada kesadaran tanpa

merasakan adanya badan jasmani, oleh karena itu tidak dibatasi oleh sifat-sifat

Selama panembah berlangsung, sering terbayang pikiran yang melayang-

layang di depan mata, itu harus diabaikan tanpa perasaan sedikit pun.

Berarti kita melakukan de-subjektifasi terhadap isi angan-angan dengan

maksud menghilangkan kekuasaan angan-angan itu sendiri. Tanpa mem-

buat suatu bayangan pun, kesadaran akan Tripurusa dapat tercapai.

jasmani. Orang tidak merasa di dalam badan, sebaliknyalah, orang sadar berada

di dalam suatu ke-tak-terbatasan.

Kata-kata panembah, sikap, dan lingkungan diperlukan dan telah berjasa

untuk memimpin sentra-sentra vitalitas, guna menceburkan diri ke dalam keber-

ada-an yang telah disebutkan di atas. Menceburkan diri adalah sungguh-sungguh

suatu perbuatan yang berani, karena langkah berikutnya membuat sentra-sentra

itu sendiri menjadi tidak diperlukan lagi. Jadi yang menjadi masalah adalah

mengorbankan eksistensinya sendiri, tanpa mendapat sesuatu sebagai gantinya.

Seperti yang selama ini sudah dikenal di dalam suasana eksistensinya sentra-

sentra vitalitas itu sendiri. Sebab Tripurusa itu imateri, sedangkan ketiga sentra

itu terikat oleh materi dan membutuhkan pancaindra untuk mendapatkan

pengalaman. Selama panembah, orang hendaknya jangan membentuk bayangan

dari Tripurusa atau dari siapa pun juga.

Kesadaran akan Tripurusa akan dapat tercapai tanpa membuat suatu

bayangan. Bayangan-bayangan pikiran yang melayang-layang di depan mata

selama panembah, harus diabaikan tanpa disertai perasaan apa pun. Dengan

jalan itu, isi angan-angan didesubjektifkan dan karena itu dihilangkan kekuasa-

annya.

Dapat terjadi, ketika orang selama panembah, mencapai keadaan

beradanya Tripurusa, di dalam keadaan yang terasa asing baginya, ia lalu ingin

kembali kepada suasana psikisnya

Page 277: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

242 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Greta Garbo membintangi film Mata Hari, film ini dirilis 26 Desember 1931

Foto 7.3.8: Legenda Penari Erotis Mata Hari Margaretha Geertruida Zelle, adalah wanita Belanda berdarah Indonesia yang berpro-fesi sebagai penari erotis dengan nama panggung Mata Hari. Ia mengaku mendapatkan pencerahan tariannya dari ukiran batu di Candi Borobudur. Penari yang begitu mudahnya mengikat pria dari berbagai kalangan (pebisnis, pejabat sipil, dan tentara) itu terseret menjadi agen rahasia ganda Perancis dan Jerman semasa perang dunia pertama. Manusia sesuai dengan kodratnya sering tergoda akan harta, tahta, dan wanita (lawan jenisnya). Godaan duniawi yang masih kasat mata. Godaan yang tergolong ”kasar” (terlihat, teraba) tersebut sering begitu mengikat-erat kesadaran jiwanya, sehingga melupakan tujuan hidup esoteris, suprasosial, dan spiritualnya. ”Tidak begitu menyenangkan”, seperti sering dikatakan beberapa orang menurut pengakuannya. Ikatan itu seharusnya ditemukan karena dirasakan sebagai beban yang tak berguna. Tentu saja jika manusia masih ingin berlatih untuk membebaskan diri dari godaan yang menyiksa itu.

__________ http://cfs2.tistory.com/upload_control/download.blog?fhandle=YmxvZzIwMDU3QGZzMi50aXN0b3J5LmNvbTovYXR0YWNoLzE1LzE1MzIuanBn cited Nopember 30, 2011. Remy Sylado. Aku Mata Hari. Cerita bersambung Harian Kompas, dimulai dari tanggal 5 Mei 2010.

Page 278: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 243

yang sehari-hari, yang begitu akrab baginya. Begitu keinginan itu timbul, begitu

ia kembali kepada keadaan jiwanya yang semula. Di dalam keadaan Tripurusa itu

tadi, orang hendaknya juga jangan berusaha mengingat-ingat kembali sisa kali-

Di dalam praktik panembah sehari-hari, janganlah hendaknya berusaha

mengingat-ingat sisa kalimat di dalam panembah, hanya karena tadi

belum diselesaikannya. Mungkin ia sudah tertarik ke dalam keadaan

Tripurusa berada. Sebenarnya ia sudah berada di dalam suasana Rahsa

Jati (theGate) ketika ibadah itu masih dalam tahap persiapan.

mat-kalimat sembahyang, karena tadi belum diselesaikannya. Memang dapat

terjadi, bahwa orang sudah tertarik ke dalam keadaan-berada di Rahsa Jati

(theGate) sebelum panembah itu selesai.

Di dalam Wedotomo karangan Wiryokusumo [6]

Pambukaning warana (Terbukanya selubung)

tarlen saking (tidak lain daripada)

liyep layaping aluyut (dalam keadaan antara tidur dan bangun)

pinda pesating supena (dengan menghilangnya pikiran)

sumusup ing rasa jati. (masuk ke Rahsa Jati)

Ikatan duniawi tidak begitu menyenangkan, seperti sering dikatakan orang

menurut pengakuannya. Ikatan itu harus ditemukan dan dirasakan sebagai beban

yang tak berguna, jika orang ingin berlatih untuk membebaskan diri dari padanya.

Pelepasan sentra-sentra hidup itu pada mulanya terjadi dengan sekonyong-

konyong. Sebelum orang menyadari, orang sudah berada di dalam keberadaan

__________

[6] Wiryokusumo, Serat Wedotomo (dipersembahkan kepada Mangkunegara IV). Surakarta 1957,

Penerbit dan Toko Buku ‖De Bliksem‖.

Page 279: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

244 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Oasis adalah suasana yang kontras di gurun pasir, tiba-tiba ada mata air penghidupan

Foto 7.3.9: Oasis di Gurun Pasir

Tampak oasis sebagai suatu kompleks kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia di tengah-tengah gurun pasir yang ditopang oleh adanya mata air yang membentuk sebuah danau kecil di tengahnya. Pada zaman dulu merupakan tempat persinggahan kafilah onta dan penumpang-penumpangnya. Panembah dapat dianggap sebagai oasis di dalam gurun pasirnya keinginan-keinginan yang tak terkendali, karena menciptakan suasana yang khas tersebut. Panembah yang intensitasnya ditingkatkan, meluaskan suasana yang khas, bahkan dapat meliputi orang-orang di sekitarnya. Sentra-sentra vitalitas, seperti luamah memperlihatkan segi baiknya karena bekerja sesuai dengan suasana harmoni itu. Suasana ini makin meluas, oasis yang meluas akan mengubah gurun pasir menjadi tamansari. Derajat Roh Suci menjadi kenyataan. Manusia telah mampu membebaskan diri dari ikatan-ikatan materi, duniawi, dan badan/jasmaninya sendiri.

__________ http://www.flickr.com/photos/ilovetechnology/3405350448/ cited November 19, 2011.

Page 280: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 245

Tripurusa. Keadaan ini mirip dengan keadaan kesadaran antara tidur dan bangun,

sebagai senjakala antara siang dan malam hari. Inilah keadaan Rahsa Jati, TheGa-

te. Suatu kontinuitas antara alam sejati dengan jiwa, jasmani halus.

Suksesnya pengorbanan sang-Aku membuktikan bahwa ia telah menang

terhadap dirinya sendiri. Upaya tersebut merupakan syarat mutlak

menyucikan diri dengan sempurna. Pada derajat Roh Suci yang perma-

nen, sudah tidak dikeruhkan lagi oleh keinginan-keinginan jasmaniah.

Sehingga gemerlapnya dunia sudah tidak berhasil memikatnya lagi.

Panembah menciptakan suasana, yang dapat diibaratkan sebagai oasis di

dalam gurun pasirnya keinginan-keinginan yang tak terkendali. Suasana yang

khas ini meluas sesuai dengan intensitas panembah yang dipertinggi, dan dapat

meliputi orang-orang lain di luar pelaku panembah. Sentra-sentra vitalitas,

karenanya dapat bekerja sesuai dengan suasana yang penuh harmoni tersebut.

Luamah memperlihatkan segi baiknya. Suasana ini makin meluas sehingga

menggejala dengan tetap. Oasis yang meluas akan mengubah gurun pasir

menjadi tamansari. Tercapailah derajat Roh Suci. Dalam derajat ini, manusia

telah membebaskan diri dari ikatan-ikatan material, ikatan dunia dan

badan/jasmaninya sendiri.

Manusia telah disucikan dengan sempurna. Ia telah menang atas dirinya

sendiri dengan jalan mengorbankan Aku-nya. Jika derajat ini telah menjadi

permanen, jadi tidak dikeruhkan lagi oleh keinginan-keinginan yang bersifat

jasmaniah, maka lenyaplah seketika itu juga daya pikat dunia bagi manusia.

Daya pikat dunia itu hanya ada selama manusia merasa tertarik kepadanya.

Jika manusia merasa tidak tertarik lagi, maka hilanglah daya tarik dunia baginya.

Sekarang manusia mengarahkan diri kepada Suksma Sejati, TheForce dan mulailah

kebaktian Roh Suci kepada Suksma Sejati.

Page 281: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

246 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Rangkaian kata-kata dan untaian bunga-bunga sebagai ungkapan perpisahan

Foto 7.3.10: Rangkaian Bunga Perpisahan bagi Kerabat yang Meninggal Dunia Ketika seorang kerabat telah berpulang ke alam baka, disampaikanlah ucapan innalillahi wa inna ilaihi roji’un (Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada Allah jualah kita kembali). Disertai permohonan semoga beliau diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan di sorga-Nya. Kepada keluarga yang ditinggal agar tabah menghadapi cobaan ini dan diberi kekuatan iman kepada-Nya. Menurut kodratnya, semua aspek-aspek jasmaniah polaritasnya berlawanan dengan pusat imateri. Pada saatnya dapat diduduki oleh Roh Suci (TheSelf) di titik tengahnya. Ia sendiri tanpa gerak kecuali bila dihidupi dan dituntun oleh TheForce, pemimpin dan gurunya yang sejati. Di dalam penyerahan diri dengan suasana tanpa gerak ini, Roh Suci diterima ke dalam kekuasaan Suksma Sejati. Si Siswa menjadi Guru, Guru Sejati, meminjam suatu rangkaian kata-kata dari Kitab Suci, ketika ada kerabatnya yang kembali kepada Tuhan Asal Mula Hidup, maka diucapkan kata-kata innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Dengan penuh rasa hormat kepada-Nya kepada mereka yang telah sukses menyelesaikan tugasnya di dunia. __________ http://2.bp.blogspot.com/-6OBQldbMtqk/TbTTLT3iHOI/AAAAAAAAAGs/rS2VPnNPX0U/s1600/duka.jpg cited December 1, 2011.

Page 282: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 247

II. Kebaktian Roh Suci kepada Suksma Sejati. Ditentukan oleh perbedaan

yang ada antara Suksma Sejati dan Roh Suci. Keduanya adalah imateri.

Perbedaan terletak di dalam keterbatasan Roh Suci, yang terbatas pada kemanu-

Karena Roh Suci yang imateri telah menguasai kesadaran Aku material,

maka kebaktiannya sudah tidak memerlukan lagi upacara. Sehingga

ruang dan waktu tidak mengikat panembahnya. Roh Suci ikhlas meneri-

ma kewajiban dan nasibnya, agar dipimpin Guru Sejati kembali kepada

Asalnya yang suci, yaitu ke Sumber Hidup-nya.

siaan, sedangkan Suksma Sejati itu tidak terbatas. Suksma Sejati adalah Hidup

yang memberi hidup kepada semua yang hidup. Karena kesadaran Aku material

telah dikuasai Roh Suci yang imateri, maka kebaktian pada derajat ini sudah tidak

memerlukan lagi upacara. Dan panembahnya sudah tidak terikat lagi oleh ruang

dan waktu.

Roh Suci membiarkan dirinya dituntun oleh Suksma Sejati, tanpa

berkemauan sendiri, tanpa menanyakan kepada diri sendiri bagaimana dan

mengapa terjadi pasang surut di dalam kehidupannya. Yang ada ialah menerima

mutlak kewajiban dan nasib, dengan motif satu-satunya agar dipimpin Guru

Sejati kembali kepada Asalnya yang suci, Sumber Hidup-nya. Roh Suci berada di

titik tengah dari semua aspek jasmaniah yang polaritasnya berlawanan.

Di dalam penyerahan diri yang tanpa gerak ini, Roh Suci diterima ke dalam

Suksma Sejati. Si Siswa menjadi Guru, Guru Sejati, meminjam suatu rangkaian

kata-kata dari Kitab Suci, ketika ada kerabatnya yang kembali kepada Tuhan, Asal

Mula Hidup, maka diucapkan kata-kata inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Dengan

penuh rasa hormat kepada-Nya.

III. Kebaktian Suksma Sejati kepada Suksma Kawekas. Adalah kebaktian

manusia berbudi luhur dalam arti, menurut Candra Jiwa Manusia Indonesia ini.

Perbedaan Suksma Kawekas dengan Suksma Sejati terletak di dalam perbedaan

Page 283: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

248 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 7.3.2: Struktur Manusia sebagai Makhluk Rohaniah Ketika kita memahami struktur manusia sebagai makhluk rohaniah, yang berfungsi sebagai faktor-faktor pendukungnya adalah sentra-sentra vitalitasnya. Merujuk struktur itu, ibadat-ibadat, kebaktian-kebaktian tertentu, dapat digolongkan menjadi ibadatnya nafsu, perasaan, angan-angan, dan rahsa jati. (D1-4= dimensi, matra, dunia)

Sifat-sifat baik dari nafsu luamah dapat dikembangkan dengan latihan keterampilan untuk menguasai sifat-sifat buruknya adalah identik dengan ibadatnya nafsu. Adalah dengan mempraktikkan secara kasat-mata dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Tercermin tata-cara hidup dan tata-susila terhadap masyarakat (Pancasila) dan terhadap Tripurusa (Trisila) dalam suasana yang harmonis.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

D1 MAKROKOSMOS Dunia Luar [Alam Semesta]

==================lPancaindral============================ D2 Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia: Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D3 Pancasila: rela, sabar, narima, Mental NNaaffssuu jujur, budi luhur

PPeerraassaaaann EExxttrraavveerrssii

AAnnggaann--aannggaann AAkkuu IInnttrroovveerrssii

Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D4 TTrriippuurruussaa Roh Suci Spiritual Suksma Sejati Pusat Imateri Suksma Kawekas [Alam Sejati] ========================================================================

Page 284: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 249

antara yang diam, statis dan yang bergerak, dinamis. Di dalam kebaktian Suksma

Sedjati kepada Suksma Kawekas adalah diserahkannya kembali kebijaksanaan

dan kekuasaan kepada Empunya.

Menjadi Pemimpin dan Guru Sejati-nya umat manusia (teoretis) layak di-

sandang oleh manusia yang telah mencapai derajat Suksma Sejati. Pa-

nembahnya Suksma Sedjati kepada Suksma Kawekas, adalah diserahkan-

nya kembali Kebijaksanaan dan Kekuasaan yang telah dipinjamkan

kepada Pemiliknya, ialah Suksma Kawekas, Sumber Hidup itu sendiri..

Manusia yang telah mencapai derajat Suksma Sejati, menjadi Pemimpin

dan Guru Sejati-nya umat manusia. Ia adalah juga Pepadang terhadap semua

yang hidup, sampai akhirnya Ia, sebagai Suksma Kawekas, menyadari tiap

barang dan meliputi seluruh universum. Karena intensitas kebaktiannya maka

kebutuhan-kebutuhan organis seperti makan, minum, dan tidur sampai-sampai

tidak terasakan lagi. Di dalam titik akhir ini, yang dahulunya titik mula, Kehendak

telah lahir dari dirinya sendiri. Inilah Sumber Hidup yang memberi hidup kepada

semua yang hidup dan yang menciptakan materi untuk dijadikan wadah Hidup itu.

Jika kita kembali kepada struktur manusia sebagai makhluk rohaniah, dan

sentra-sentra vitalitas sebagai faktor-faktor pembentukannya. Maka berdasarkan

struktur itu, kita dapat juga menggolong-golongkan ibadat-ibadat, kebaktian

tertentu, menjadi ibadatnya nafsu, perasaan, angan-angan dan rahsa jati. Inilah

pembagian ibadat yang paling cocok buat manusia berdasarkan sifat tipologi

pribadi masing-masing.

Ibadatnya nafsu, adalah mengembangkan sifat-sifat baik luamah di

samping latihan pembiasaan menguasai sifat-sifat buruknya (dressuur).

Pelaksanaan praktisnya terdiri atas pengamalan peraturan tata-hidup dan tata-

susila terhadap masyarakat (Pancasila) dan terhadap Tripurusa (Trisila) dengan

Page 285: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

250 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 7.3.3: Penyerahan Total Sang Aku Ketika subjeknya telah berubah menjadi objek, dunia luar sebagai problem sudah tidak berarti lagi. Problemnya adalah introspeksi diri kepada kehidupan dan kepada sentra-sentra vitalitasnya sendiri. Aktivitas dan perkembangan fungsi jelas masih ada dalam tahap perkembangan ini. Lambat-laun aktivitas dan perkembangan fungsi sentra-sentra vitalitas itu pun tidak menjadi problem lagi. Sampailah pada penyerahan total kepada matinya sang-Aku manakala telah tercapai tingkat heneng (diam), hening, dan menanti apa yang akan terjadi.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS D1 Dunia Luar [Alam Semesta] Masyarakat

==================lPancaindral============================ D2 Manusia

Soma Dunia dalam MIKROKOSMOS Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Psike EExxttrraavveerrssii Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

D3 Mental

AAnnggaann--aannggaann AAKKUU PPeerraassaaaann,, NNaaffssuu--nnaaffssuu

IInnttrroovveerrssii AAKKUU Trisila: sadar, percaya, taat AAKKUU AAKKUU

AAKKUU

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D4 TTrriippuurruussaa:: 33Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas TreFoil: TheSelf TheForce TheSource Pusat Imateri [Alam Sejati] Spiritual ========================================================================

Page 286: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 251

perilaku yang dapat ditangkap oleh pancaindera. Di samping latihan pembiasaan

menguasai luamah, manusia harus melatih diri dalam menggunakan asmara-sufi

(-laya), yaitu suatu pendekatan kombinasi kekuatan mutmainah (kuda putih) de-

Kemahiran mengendalikan kuda hitam-luamah, harus mahir pula me-

ngarahkan asmara-sufi (-laya)-nya, yaitu suatu kombinasi kekuatan

kuda putih-mutmainah dengan kuda kuning-sufiah. Keinginan bertung-

gal dengan Tripurusa harus diberi semangat, kekuatan, keuletan, dan

kemauan dari kuda merahnya nafsu amarah.

ngan sufiah (kuda kuning). Keinginan harus diarahkan kepada ingin bertunggal

dengan Tripurusa dan kemauan (amarah, kuda merah) harus memberi kekuatan,

keuletan ke arah itu.

Objek pemilihan aktivitas harus diubah. Orang masih membedakan

suruhan, anjuran dan larangan di dalam kehidupan sosial, membedakan baik dan

buruk, dosa dan bukan dosa, pantas dan tak pantas, dan sebagainya. Karena

ibadatnya nafsu kepada Tripurusa, lambat laun dicapai suatu derajat, di mana

nilai-nilai itu tidak berlaku lagi dan sikap hidup berubah dari mempersoalkan apa

yang diperbuat, menjadi mempersoalkan bagaimana orang berbuat. Tidak lagi

diperlukan pemilihan objek, yang menjadi problem hidup sekarang ialah

peneropongan dan penerangan terhadap subjek.

Subjeknya sekarang menjadi objek. Dalam tingkat ini, dunia luar sebagai

problem sudah tidak berarti lagi. Problemnya adalah memindahkan diri kepada

hidupnya sendiri dan kepada sentra-sentra vitalitasnya sendiri. Dalam tingkat

perkembangan ini masih ada aktivitas dan perkembangan fungsi. Tetapi

pelaksanaan fungsi ini pun lambat-laun tidak menjadi problem lagi. Maka

tercapailah tingkat heneng (diam), menanti apa yang akan datang, penyerahan

Page 287: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

252 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Yang menarik pada foto ini adalah ”benda bersinar” lebih berat dari mata uang ”emas”

Foto 7.3.11: Timbangan Sebelum timbangan digunakan, lengan kanan dan kirinya berada sama tinggi berada pada posisi netral. Anak timbangan dipakai sebagai pengukur beratnya benda yang ditimbang. Ketika anak timbangan bergerak ke atas, akan ditambah begitu pula sebaliknya akan dikurangi sehingga penimbang dan yang ditimbang menjadi sama beratnya.

Ibadatnya perasaan berada dalam posisi sikap netral, yaitu berada tepat di titik tengah di antara semua keberpihakan yang berlawanan. Tidak ada menerima atau menolak, tidak ada penentuan nilai seperti indah dan jelek, baik dan buruk, tinggi dan rendah, pandai dan bodoh, susila dan asusila. Dalam teori ini, aktivitas perasaan (afektif) yang berlawanan baik itu positif maupun negatif, merupakan bentuk keterikatan dengan dunia sekitarnya, oleh karena itu dapat dianggap sebagai penderitaan. __________ http://fatkhuladhiatmadja.files.wordpress.com/2010/10/timbangan.jpg cited Nopember 30, 2011.

Page 288: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 253

kepada matinya sang-Aku. Tingkat selanjutnya adalah Pembebasan dari yang ma-

terial dan bersama dengan itu, peningkatan derajat beradanya sebagai manusia.

Upaya memiliki sikap netral, yang berada di tengah polaritas dan tata

nilai, adalah ibadatnya perasaan. Suatu ketika sampailah ia pada sikap

takacuh (adil) yang berderajat tinggi. Ia dapat berdiri di atas semua pe-

rubahan dan kefanaan kehidupan. Tercapainya pamudaran (pembeba-

san) adalah akhir dari penderitaan kehidupan ini.

Ibadatnya perasaan, berupa usaha untuk menciptakan iklim rohaniah

(netral) yang terletak di antara rasa positif dan rasa negatif. Rasa positif

mengandung sifat ingin tetap memiliki dan mendekatkan kepada dirinya apa yang

menjadi sebab rasa positif itu. Jika mungkin, orang ingin mengidentifikasikan

dirinya dengan penyebab itu. Rasa nega-tif bersifat menolak, mengabaikan dan

menjauhkan diri dari penyebab rasa negatif itu.

Sikap netral di dalam ibadatnya perasaan berada di titik tengah antara

semua polaritas kekuatan yang berlawanan. Tidak ada menerima atau menolak,

tidak ada penentuan nilai seperti indah dan jelek, baik dan buruk, tinggi dan

rendah, pandai dan bodoh, susila dan asusila. Dalam teori ini, perasaan (afektif)

baik yang positif maupun yang negatif, menunjukkan adanya ikatan dengan dunia

sekitarnya, dan karena itu dapat dianggap sebagai penderitaan. Melalui jalan

sikap netral ini, manusia sampai kepada sikap takacuh yang lebih tinggi

derajatnya, yang menunjukkan jalan kepada keadilan, karena ia telah dapat

berdiri di atas semua perubahan dan kefanaan kehidupan, yang lama kelamaan

akan membawa kepada pembebasan dari penderitaan di dunia ini.

Ibadatnya Angan-angan, harus terletak pada tingkat meleburnya

kedaulatan-Aku dengan jalan menyesuaikan berfungsinya angan-angan.

Menyadari adanya Kedaulatan-yang-Mutlak dan tak terganggu gugat, yang

membawahi sepenuhnya ke-daulatan-Aku. Pelaksanaannya dalam praktikum hi-

Page 289: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

254 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Anak yang lucu dengan ’kacamata’ ini mungkin sedang berkhayal menjadi bintang

Foto 7.3.12: Anak Yang Berakting Bagaikan Bintang di Depan Kamera Menirukan perilaku orang-orang di sekitarnya seraya angan-angannya berkhayal secara bebas adalah dunia yang dimiliki anak-anak, sampai egonya berkembang menjadi dirinya sendiri. Sang-Akunya juga akan berkembang terus sesuai dengan pengalamannya menghadapi dunia luar dan introspeksinya ke dalam dirinya sendiri. Angan-angan merupakan refleksi dari TriAspect. Fungsi angan-angan dengan sendirinya hilang bersamaan dengan leburnya kedaulatan sang-Aku. Artinya di dalam kehidupan sehari-hari, angan-angan itu sudah tidak diperlukan lagi. Latihan untuk tidak menggunakan angan-angan itu terjadi dalam panembah dan berdoa. Aktivitas manusia ketika panembah adalah berlatih untuk membersihkan bayangan-bayangan di dalam benaknya. Fungsi membentuk bayangan-bayangan di dalam angan-angan dikuasai oleh cipta seba-gai refleksi dari Roh Suci, TheSelf. Selama manembah, kesadaran berkembang mengatasi fungsi angan-angan yang membentuk bayangan-bayangan ini. Refleksi Roh Suci dipanggil kembali oleh sumber asal refleksi itu, dengan sendirinya manusia akan hidup tanpa mempergunakan cipta, ini adalah sebuah keniscayaan.

__________ http://1.bp.blogspot.com/_woRE5BqIc9k/TOzoImG06iI/AAAAAAAAAQ0/78JdotYHK3I/s1600/tumblr_kyefpcuobI1qaqs8lo1_500.jpg cited December 4, 2011.

Page 290: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 255

dup sehari-hari berupa selalu ingat kepada Maha-kekuasaan Tripurusa, yang

menguasai universum berdasarkan hukum keadilan dan bahwa manusia itu

berada di dalam Maha-kekuasaan tersebut. Semua manusia mempunyai Roh Suci

Dalam praktikum ibadatnya angan-angan tersirat latihan untuk tidak

membentuk bayangan-bayangan di dalam pikirannya, berarti membebas-

kan tugas angan-angan, pada saat ini memang tidak diperlukan. Hilang-

nya fungsi angan-angan dapat diartikan sebagai leburnya sang-Aku,

karena sang Aku adalah kristalisasi dari angan-angan itu sendiri.

sehingga tiap manusia pada hakikatnya sama dengan manusia lainnya dan tidak

seorang pun yang mempunyai kedudukan dengan hak-hak yang lebih banyak

terhadap Suksma Kawekas dan Suksma Sejati.

Angan-angan adalah refleksi dari Tripurusa. Dengan leburnya kedaulatan

Aku, maka hilanglah pula fungsi angan-angan. Hal ini berarti bahwa di dalam

praktik, angan-angan itu tidak lagi dipergunakan. Latihan untuk tidak

menggunakan angan-angan itu terjadi dalam panembah, doa, sembahyang.

Manusia selama panembah melatih diri untuk tidak membentuk bayangan-

bayangan di dalam pikirannya.

Cipta sebagai refleksi Roh Suci adalah fungsi membentuk bayangan-

bayangan di dalam angan-angan. Selama manembah, kesadaran berkembang

mengatasi fungsi angan-angan yang selalu membentuk bayangan-bayangan ini.

Refleksi Roh Suci dipanggil kembali oleh sumber asal refleksi itu, atau dengan

kata-kata lain, manusia dapat hidup selanjutnya tanpa mempergunakan cipta.

Uraian di atas dapat juga digambarkan dengan cara lain, yaitu bahwa di

dalam proses pembebasan, yaitu bagian yang membentuk angan-angan

merupakan rintangan-rintangan yang harus ditundukkan. Di antara badan/jas-

mani dan Roh Suci berdiri cipta beserta pangaribawa sebagai refleksi dan senjata

Page 291: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

256 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Tampak Barack Obama Presiden AS sedang mengernyitkan keningnya dengan serius

Foto 7.3.13: Benarkah Barack Obama Berpandangan Visioner untuk Dunia Baru? Apakah Presiden AS yang masa kecilnya bermukim di Indonesia itu juga berangan-angan biasa, berkhayal bebas, atau berpandangan visioner berdasarkan logika untuk masa depan bangsanya? Apabila itu berupa prediksi-prediksi politik tertentu, dengan sendirinya sejarahlah yang akan mengkaji dan membuktikan kebenarannya.

Angan-angan manusia memang memiliki fungsi membentuk bayangan. Ini menyebabkan manusia melihat dunia dalam bentuk dan warna yang sesuai dengan bayangan-bayangan yang telah terbentuk padanya. Ia tentu saja ingin melihat hidup menurut prediksi dan anggapan-anggapannya yang khusus, sesuai dengan tradisi, dan prasangka-prasangkanya sendiri. Melatih diri menyingkirkan fungsi yang membentuk bayangan adalah upaya agar manusia terbebas dari ikatan yang material. Di dalam psike manusia, di antara badan/jasmani dan Roh Suci berdiri cipta beserta pangaribawa sebagai refleksi dan senjata bagi Roh Suci, yang harus dipergunakan untuk menguasai badan/jasmani. Uraian tersebut di atas dapat diartikan dengan cara lain, yaitu bahwa di dalam proses pembebasan, terdapat bagian yang membentuk angan-angan sekaligus merupakan rintangan-rintangan yang harus ditundukkan.

__________ http://static.republika.co.id/uploads/images/headline/presiden-as-barack-obama-_110519093451-110.jpg cited December 4, 2011.

Page 292: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 257

bagi Roh Suci, yang harus dipergunakannya untuk menguasai badan/jasmani. Di

antara Roh Suci dan Suksma Sejati ada nalar dengan prabawa, refleksi Suksma Se-

jati dan di antara Suksma Sejati dan Suksma Kawekas ada pangerti dan kamayan,

Kedaulatan sang-Aku, secara struktural berasal dari ciptanya manusia.

Cipta memperkuat kedaulatan dengan cara membentuk informasi khu-

sus. Agar sang Aku terbebas dari ikatan material, cipta harus bebas dari

pekerjaannya membentuk informasi (bayangan). Akhirnya kepemimpi-

nan sang Aku diambil alih oleh Roh Suci (Aku imateri).

refleksi Suksma Kawekas, yang harus dikuasai Suksma Sejati agar dapat sampai

kepada Suksma Kawekas.

Manusia yang mau terbebas dari ikatan kepada yang material, harus

melatih diri menyingkirkan fungsi membentuk bayangan. Fungsi membentuk

bayangan ini menye-babkan manusia melihat dunia dalam bentuk dan warna

yang sesuai dengan bayangan-bayangan yang telah terbentuk padanya. Ia mau

melihat Hidup menurut anggapan-anggapannya yang khusus, menurut ide-idenya,

tradisi, dan prasangka-prasangkanya yang khusus.

Tetapi Hidup itu tidak dapat ditangkap dalam salah satu bentuk yang

khusus. Oleh karena itu, manusia harus membebaskan diri dari prasangka-

prasangkanya, tradisi, dan anggapannya yang beku. Cipta bekerja dengan

memberi bentuk. Penggunaan cipta memperkuat kedaulatan manusia. Manusia

yang hidup di luar fungsi cipta, menerima apa yang dijumpai di dunia luar

sebagaimana adanya, tanpa memilih-milih. Karena si-kap ini maka lambat laun

lenyaplah kedaulatannya.

Manusia yang telah mencapai derajat Roh Suci mendapat giliran untuk

mengu-asai nalar dengan prabawanya. Mengemukakan problem-problem adalah

hasil kerja nalar. Soal-soal tentang bagaimana dan mengapa di dalam kehidupan

dan soal memilih garis hidup tertentu bagi dirinya ditinggalkannya. Manusia

Page 293: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

258 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Pemanah ini sedang berlatih ketepatan membidikkan anak panahnya menuju ke titik sasaran

Foto 7.3.14: Latihan Menentukan Ke-tepat-an Sasaran Anak Panah Di dalam pertandingan memanah, posisi kejuaraan seorang pemanah ditentukan oleh kemahirannya menempatkan anak panah pada pusat sasaran. Untuk ini diperlukan latihan bertahap dan intensif dengan memusatkan seluruh kemampuan lahir dan batinnya. Posisi dirinya sendiri sebagai pemanah yang andal ditentukan oleh kemahirannya tersebut. Ketika Sang-Aku sudah tunduk di bawah kekuasaan Roh Suci, barulah ibadatnya pada po-sisi Ibadat Rahsa Jati. Pengetahuan ini sekadar membuka wawasan pengetahuan kita tentang tahapan, pendalaman maupun struktur di dalam jiwa. Walaupun diketahui bahwa manusia tidak memiliki satu titik imbang yang tetap di dalam kepribadiannya. Titik berat kesadarannya gelap-terang dan derajat eksistensinya tidak menetap. Sementara itu garis-garis perkembangan dan kaidah-kaidah yang menentukan secara generik tidak dapat ditebak. Oleh karena itu, manusia harus jeli menentukan posisi dirinya sendiri secara tepat. __________ http://cyberita.asia1.com.sg/mnt/media/image/launched/2010-09-01/BH_IMAGES_ANWRATNA.jpg cited December 4, 2011.

Page 294: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 259

menghindarkan diri dari hukum sebab akibat yang bernama Karma. Ia berusaha

agar tidak membuat Karma, walaupun ia tahu bagaimana caranya hidup senang,

ditinjau dari segi material.

Manusia pasti tahu caranya hidup bersenang-senang, tetapi dapat saja

sekiranya ia mau menghindarkan diri dari hukum sebab-akibat yang

bernama Karma. Meniti tangga untuk memiliki sifat budi luhur pada

dasarnya akan membebaskan manusia dari bekerjanya hukum Karma.

Jika ia bertunggal dengan Suksma Sejati, maka ia akan berdiri di luar Karma.

Apa pun yang dikerjakan, baik atau tidak baik di mata orang lain, tidak menim-

bulkan Karma. Ia telah kembali kepada eksistensinya yang lebih tinggi, kolektif

dan abadi.

Di dalam pemindahan dari Suksma Sejati ke Suksma Kawekas, pangerti

harus dikuasai. Fungsi manusia menjadi Pemimpin dan Guru Sejati, sebagai

Pepadang dunia, ditinggalkan untuk kembali kepada Eksistensi-asal. Adalah

Eksistensi di mana pada awalnya belum terlahir Ide dan Kebijaksanaan, Eksistensi

yang paling awal, TheSource.

Ibadat Rahsa Jati, adalah ibadatnya manusia yang telah mencapai derajat

Roh Suci. Kebaktian Roh Suci ini telah diuraikan pada tulisan di atas. Semua

tahap-tahap ini, baik ditinjau secara hierarki maupun struktural, hanyalah

sekadar orientasi bagi sikap rasional kita. Kepribadian manusia tidak mempunyai

satu titik imbang yang tetap. Titik beratnya naik-turun dan derajat eksistensinya

berubah-ubah. Oleh karena itu, tidak dapat ditentukan garis-garis perkembangan

dan peraturan-peraturan yang pasti. Masing-masing harus menentukan bagi

dirinya.

Melalui mawas diri dengan membandingkan dirinya dengan candra-ideal ia

harus sampai pada kesimpulan apa yang paling baik bagi dirinya sendiri.

Berdasarkan penilai-an yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah (mawas

diri). Dengan demikian, tetap terbukalah jalan bagi tiap manusia, lepas dari sifat

tipologis masing-masing, untuk mencapai pembebasannya.

Page 295: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

260 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Pengantin pria sedang menolong orang-orang yang tenggelam, suatu perbuatan yang amat mulia

Foto 7.4.1: Pengantin Pria Sedang Menolong Korban Tenggelam di Sungai Ketika sedang merayakan pernikahannya, seorang pengantin pria malah menolong orang-orang yang tenggelam. (Serial) foto dokumenter tersebut mengisahkan suatu rombongan pengantin yang sedang menolong dua korban tenggelam di sungai. Korban pertama sedang tengkurap, kedua dari kanan foto tersebut di atas. Serial foto diakhiri dengan foto perjalanan rombongan dengan pakaian “kusut” pada pengantin prianya.

Kasih sayang kepada sesama manusia adalah terjemahan terbaik dari arti kata Budi darma yang diungkapkan dalam bentuk murah hati dan suka menolong. Kesulitan orang di sekitarnya akan ditolong oleh orang yang mengedepankan sikap budi darma, sebagai saran yang tepat untuk membersihkan dan menyucikan dirinya. Budi darma akan menghasilkan perasaan-perasaan yang suci-murni sehingga membuat ibadatnya benar-benar bermanfaat. Penyucian ini memperkuat kepercayaan dan tujuan penyucian diri melalui budi darma ialah agar proses pembebasan tetap berjalan sesuai dengan in-trospeksinya.

__________ http://1.bp.blogspot.com/_a2Ac_i7cQNk/S76xfXJvdTI/AAAAAAAAW5U/jtNLVRYkvts/s1600/6.jpg cited December 4, 2011. http://nonude-butcute.blogspot.com/2010/04/groom-rescuer.html cited December 4, 2011.

Page 296: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 261

Masing-masing mempunyai harapan dan kemungkinannya sendiri-sendiri.

Tidak ada jalan lebih dekat atau lebih jauh. Jalan yang terdekat ditentukan oleh

kesediaan mengorbankan Aku-nya kepada yang A-pribadi.

Sesungguhnya sudah terbuka keniscayaan bagi tiap manusia, sesuai de-

ngan karakternya masing-masing dalam mencapai pembebasan-nya.

Berdasarkan harapan dan kemungkinannya sendiri-sendiri. Jalan

pintas-nya adalah kesediaan mengorbankan sang-Aku kepada Tripurusa.

7.4 ANAK TANGGA-3.

Murah hati dan suka menolong atas dasar cinta kasih sesama manusia

adalah terjemahan terbaik dari arti Budi Darma. Budi darma adalah sifat manusia

yang suka menolong orang di dekatnya dari kesulitannya. Budi darma, adalah

cara yang tepat bagi manusia untuk menyucikan diri. Hanya perasaan-perasaan

murni yang dihasilkan dengan budi darma dapat membuat ibadat bermanfaat.

Tujuan penyucian diri melalui budi darma ialah agar proses pembebasan tetap

berjalan. Penyucian ini memperkuat keper-cayaan.

Perasaan harus selalu dijaga kesuciannya, karena kesucian itulah yang

seakan-akan mendukung janji kepada Tripurusa. Hanya di dalam perasaan yang

suci, maka jujur dan cinta kebenaran dapat berkembang, yang menyebabkan

manusia ketika menilai (membedakan, menimbang) sesuatu, mempunyai daya

membedakan dengan tajam, tidak dikeruhkan oleh hasrat-hasrat yang mengabdi

kepada pamrihnya sendiri.

Membantu sesama manusia bukanlah monopoli golongan orang kaya, dan

menerima bantuan tidaklah terbatas pada golongan orang miskin. Sebab, budi

darma tidak hanya dalam bentuk uang atau barang, tetapi dapat juga dalam

bentuk tenaga dan nasihat. Orang miskin pun dapat memberikan darma.

Page 297: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

262 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Traktor penarik pesawat terbang menggendong roda depannya

Foto 7.4.2: Si Kecil Menggendong Si Gede Pesawat terbang memang untuk digunakan di udara, sedangkan berjalan di tanah bukan tugas utamanya, jauh lebih ekonomis jika memanfaatkan truk penarik untuk memindah-mindahkan dirinya. Meskipun kendaraan penarik ini kecil, tetapi kecil-kecil cabe rawit. Sebuah kendaraan Aircraft Tow Tractor, sanggup menarik Airbus A380, yang beratnya mencapai 600 ton. Pada Aircraft Tow Tractor modern, batang yang menghubungkan kendaraan dan nose gear pesawat telah ditiadakan, sehingga mendapat nama baru tow-barless tractor (TLT). Towbarless tractor, menggendong roda depan pesawat dan memindahkan pesawat sesuai dengan posisi yang telah ditetapkan. Pengertian budi darma tidak mempermasalahkan apakah yang kuat harus memberikan darmanya. Sering yang lemah dapat memberikan sesuatu yang lain, untuk si kuat. Misalnya mengusir ular yang nyaris menggigit si kuat. Berapa besar jumlah yang akan didarmakan harus ditentukan sendiri berdasarkan kemampuan masing-masing. Sifat pertolongannya itu tergantung dari situasinya. Apa yang lebih daripada tingkat hidup yang layak, dapat didarmakan. Orang kaya dapat memberikan harta benda, orang yang berpengetahuan dapat memberi nasehat, orang yang kuat jasmaninya dapat membantu dengan tenaga. Dengan pengertian bahwa yang menolong tidak boleh terganggu di dalam kewajiban-kewajiban sosialnya karena pertolongannya itu tadi. __________ http://mimpipribumi.files.wordpress.com/2010/04/5-heavy-towing-jobs-1.jpg?w=400&h=300 cited December 4, 2011. http://mimpipribumi.files.wordpress.com/2010/04/5-heavy-towing-jobs-1.jpg?w=630 cited December 4, 2011.

Page 298: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 263

Tiap manusia dapat berada dalam suatu situasi di mana ia memerlukan

bantuan. Entah dalam bentuk apa dan dari siapa. Darma harus sesuai dengan ke-

butuhan yang diperlukan, dan tidak melebihi kekuatan yang membantu. Dengan

Perasaan harus selalu dijaga kesuciannya, untuk mengembangkan

kejujuran, cinta kebenaran, dan tanpa pamrih. Budi darma adalah

sarana yang tepat untuk menjaga kesucian itu yang seakan-akan

mendukung janji kepada Tripurusa.

pengertian bahwa yang menolong tidak boleh terganggu di dalam kewajiban-

kewajiban sosialnya karena pertolongan itu tadi.

Berapa besar jumlah yang akan didarmakan harus ditentukan sendiri

berdasarkan kemampuan masing-masing. Juga sifat pertolongannya itu

tergantung dari situasinya. Apa yang lebih daripada kebutuhannya sendiri

menurut tingkat hidup yang layak, dapat didarmakan. Orang kaya dapat

memberikan harta benda, orang yang berpengetahuan dapat memberi nasihat,

orang yang kuat jasmaninya dapat membantu dengan tenaga.

Tetapi kalau orang tidak mengenal narima, merasa cukup puas atas apa

yang dimilikinya, menerima kenyataan bahwa dirinya mampu untuk berbudi

darma. Ia tidak dapat sampai kepada perasaan, bahwa ia telah memiliki cukup

untuk dirinya dan keluarganya. Oleh karena itu, perasaannya tidak mampu

menampung hakikat kejujuran dan kepercayaan, walaupun ia mempunyai niat

untuk menggali dan mendapatkan hakikat itu. Sebab itu, ia tidak akan sampai

kepada ibadat yang tepat, karena perasaannya tidak suci, dan karena ia tidak

menyucikan dirinya. Darma yang masih didorong oleh paksaan peraturan, tidak

timbul dari hati sanubarinya sendiri, belumlah sempurna, walaupun darma itu

sangat bermanfaat dan terpuji.

Sifat-sifat Tripurusa harus selalu diingat-ingat manusia, untuk dijadikan

pedoman dalam pembentukan wataknya, sehingga menjadi bagian dari kata hati

kita, yang menunjukkan jalan dan mendorong kita untuk menyucikan diri.

Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan darma adalah sekadar untuk

bantuan dan pegangan bagi manusia untuk melaksanakannya, sampai ia tidak

Page 299: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

264 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ibu Theresa sedang menyuapi anak asuhnya yang lemah dan sakit, dengan penuh kasih sayang

Foto 7.5.1: Dunia Telah Menghormati Si Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 1979 Hari ulang tahun Agnes Gonxha Bojaxhiu (ibu Theresa) yang keseratus telah dirayakan pada 27 Agustus 2010, alasannya dalam membantu kaum papa adalah “Mereka harus dibutuhkan dan dicintai”. Keteguhannya ini pernah diperlihatkan kepada dunia, saat dia harus dijamu makan oleh panitia Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1979. Dia menolak jamuan tradisional untuk menghormati setiap penerima Nobel. Akhirnya jamuan bernilai 65 juta rupiah itu ditiadakan dan biayanya diberikan kepada fakir miskin. Sejak itu Ibu Teresa namanya harum mendunia dan dia mendapat jalinan persahabatan dengan tokoh-tokoh global, yang dulunya tak memperhatikan hasil kerjanya.

Contoh di atas menunjukkan bahwa budi darma kepada orang lain bukan sekadar perbu-tan untuk memenuhi tata-cara belaka. Justru terasa merupakan pengamalan yang sungguh-sungguh dari cinta kasihnya kepada sesama umat manusia. Agar manusia dapat mengerti dan mengalami sifat tunggal dan takterbagi-bagi dari Hidup. Perhatikan, memberi bantuan dengan pamrih apa pun, walaupun rapi tersembunyi seperti mencari nama, agar masyhur atau agar mendapatkan balas budi, adalah belum sesuai dengan kehendak TheSource.

_________ http://baltyra.com/wp-content/uploads/2010/08/Menyuapi-anak-anaknya.jpg cited December 4, 2011.

Page 300: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 265

memerlukan lagi akan peraturan-peraturan yang membatasinya. Karena sudah

tahu arah yang harus ditempuh, bertunggal dengan Asal-mula Hidup melalui

penyucian diri.

Budi darma orang lain yang keluar dari hati sucinya wajib diterima,

sekiranya tidak bermasalah di kemudian hari. Lebih utama jika dapat

diteruskan untuk mereka yang lebih membutuhkan. Belum sempurna

darma seseorang jika masih dipaksa oleh peraturan yang ada walaupun

terpuji dan bermanfaat.

Memberi bantuan tanpa pamrih apa pun, seperti mencari nama, agar

masyhur atau agar mendapat balas budi, adalah sesuai dengan kehendak Suksma

Kawekas. Pemberian orang yang keluar dari hati sucinya wajib diterima, jika

pemberian itu tidak akan menimbulkan kesulitan. Jika barang itu dianggap lebih

bermanfaat bagi orang lain, maka lebih utamalah jika barang itu kemudian

diteruskan kepadanya.

Memberi pertolongan kepada orang lain ini hendaknya jangan sekadar

perbuatan untuk memenuhi tata cara belaka, tetapi harus merupakan

pengamalan yang sungguh-sungguh dari cinta kasih kepada sesama manusia,

agar manusia dapat mengerti dan mengalami sifat tunggal dan takterbagi-bagi

dari Hidup, dan dengan begitu menyaksikan paugeran, syahadat dengan sungguh-

sungguh.

7.5 ANAK TANGGA-4

Karena di dalam badan/jasmani itu terdapat nafsu-nafsu, yang karena

kodratnya bergerak ke arah yang buruk, maka manusia wajib insyaf untuk tidak

membiarkan nafsu-nafsu ini tak terkendali. Tapa Brata adalah upaya

pengendalian hawa nafsu. Semua nafsu, yang baik maupun yang buruk adalah

tenaga badan/jasmani, yang memberi kemampuan kepada badan/jasmani untuk

melaksanakan perintah-perintah Roh Suci dalam rangka kehendak Suksma

Kawekas. Serta untuk mencapai apa-apa yang kita inginkan secara pribadi.

Karena itu orang tidak boleh mengabaikan badan/jasmani kasarnya, sebaliknya,

badan jasmanai kasar harus dipelihara selayaknya.

Page 301: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

266 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Waduk raksasa sebagai sumber listrik tenaga air memanfaatkan aliran Sungai Yangtze.

Foto 7.5.2: Waduk Terbesar di Dunia terdapat di Provinsi Hubei, China Dengan mengendalikan aliran Sungai Yangtze waduk Tri Gorges ini menjadi waduk terbesar di dunia. Aliran sungai dipotong di kota Sandouping, yang terletak di Yiling distrik Yichang, provinsi Hubei, China. Dibangun awal Mei 2006 selesai 30 Oktober 2008. Waduk ini memiliki 32 generator utama dengan kapasitas terpasang 700 MW, dapat ditingkatkan menjadi 22.500 MW.

Jika diumpamakan jalannya sungai, maka angan-angan adalah airnya. Angan-anganlah yang mengendalikan nafsu, bukan sebaliknya. Manusia dapat membendung sungai menjadi waduk, dan mengalirkan melalui jalannya yang baru (untuk menggerakkan generator listrik) yang bermanfaat bagi kesejahteraan dan selaras dengan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Awalnya, air mengalir begitu saja dari gunung yang mengalir deras ke lembah dan memilih jalannya berdasarkan ketinggian tanah yang ada, membentuk jalan air yang mengalir ke bawah.

Dengan selalu berpikir mengikuti arah pemikiran tertentu, adalah upaya angan-angan untuk mengubah jalannya nafsu. Upaya yang sulit ini sering terganggu oleh perasaan yang negatif. Perlu kesabaran agar perasaan menjadi positif, serta penekanan arah pemikirannya agar lebif intensif sehingga nafsu menjadi terkendali. Kebiasaan yang telah berubah menjadi baik ini adalah aspek kodrati yang kedua. __________ http://www.imagegossips.com/wp-content/uploads/2010/12/three-gorges-dam.jpg cited December 4, 2011

Page 302: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 267

Angan-anganlah yang mengendalikan nafsu. Jika itu diumpamakan jalannya

sungai, maka angan-angan adalah airnya. Manusia dapat membendung sungai,

dan tidak membiarkan airnya mengalir melalui jalannya yang alamiah, tetapi me-

Nafsu-nafsu yang baik dan yang buruk adalah kekuatan jasmani, bersi-

fat asadar. Pengendaliannya melalui angan-angan karena sifatnya yang

sadar dan kemampuannya besar sekali. Karena itu, orang harus mulai

mengatur pikirannya dan menujukkannya ke arah tertentu, yaitu ke

arah sifat-sifat Tripurusa.

ngalirkan melalui jalannya yang baru yang bermanfaat bagi kesejahteraan dan

selaras dengan kehendak TheSource, Suksma Kawekas. Pada mulanya, jalan air

itu juga terjadi karena ’pilihan’ air yang mengalir seperti air di gunung yang

mengalir deras ke lembah dan memilih jalannya berdasarkan keadaan tanahnya

yang ada, menurut jalan air yang wajar.

Angan-angan mengubah jalannya nafsu dengan selalu berpikir menurut

jalan dan arah pemikiran tertentu. Cara ini pada awalnya tentu sulit dilaksanakan

dan sering disertai dengan perasaan negatif. Perasaan ini lambat-laun menjadi

positif, begitu juga arah dan suasana pemikirannya menjadi lebih dalam bekasnya

dan nafsu menjadi terkendali. Kebiasaan telah menjadi kodrati kedua.

Pembentukan dan perubahan watak dimulai pada angan-angan. Karena itu,

orang harus mualai menyensor pikirannya dan menujukannya ke arah tertentu,

yaitu ke arah sifat-sifat Tripurusa. Kemauan yang bersumber pada nafsu disebut

karep, sedangkan kehendak Tripurusa disebut Karsa. Timbulnya Karsa tidak

terikat oleh syarat apa pun. Karep selalu disertai dan diikuti oleh bayangan atau

pengertian di dalam angan-angan.

Page 303: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

268 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 7.5.1: Kemauan Nafsu (Karep) dan Kehendak Tuhan (Karsa) Kemauan yang bersumber pada nafsu disebut karep, sedangkan kehendak Tripurusa disebut Karsa. Timbulnya Karsa tidak terikat oleh syarat apa pun. Karep selalu disertai dan diikuti oleh bayangan atau pengertian di dalam angan-angan. Pengendalian nafsu hanya berlaku bagi nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran Suksma Sejati. Nafsu sufiah harus dilatih mengingini hal-hal yang baik. Kalau praktikum ini dirasakan sangat sulit, kemungkinannya adalah kebiasaan-kebiasaan buruk telah membekas terlalu dalam, maka pengendaliannya harus dipermudah dengan cara mengurangi makan, minum, tidur dan nafsu syahwat.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

MAKROKOSMOS Dunia Luar

=================lPancaindral============================= Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia: Body

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - NNaaffssuu

PPeerraassaaaann AAkkuu AAnnggaann--aannggaann Mind

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Pusat Imateri TTrriippuurruussaa Alam Sejati Spirit

=======================================================================

Page 304: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 269

Pengendalian nafsu hanya berlaku bagi nafsu yang tidak sesuai dengan

ajaran Suksma Sejati. Nafsu sufiah harus dilatih mengingini hal-hal yang baik.

Kalau praktikum ini dirasakan sangat sulit, kemungkinannya adalah kebiasaan-

Kebutuhan-kebutuhan hidup dapat dikurangi secukupnya secara berta-

hap agar dalam upaya pengendalian hawa nafsu tidak merugikan kese-

hatan badan. Tapabrata sesuai dengan kualitasnya merupakan cara

untuk mencapai tujuan, bukan menjadi tujuan itu sendiri.

kebiasaan buruk telah membekas terlalu dalam. Pengendaliannya harus diper-

mudah dengan cara mengurangi makan, minum, tidur dan nafsu syahwat.

Pengurangan kebutuhan-kebutuhan hidup itu hanya sebanyak yang

diperlukan saja dan untuk diingat betul-betul agar dalam upaya pengendalian

hawa nafsu ini tidak sampai merugikan kesehatan badan. Sebab badan justru

bertugas untuk membawa manusia kepada tujuannya. Jadi, puasa, tapabrata

(dalam kualitas apa pun) selalu merupakan cara untuk mencapai tujuan. Karena

itu tidak boleh menjadi upacara saja, dan tidak boleh pula menjadi tujuan pokok,

sehingga orang berpuasa sekadar berpuasa.

Tapabrata adalah senjata yang ampuh untuk melepaskan ikatan kepada

yang material, asal dilakukan dengan tepat. Ukuran ini ditentukan dengan

kebijaksanaan, yang diperoleh karena melaksanakan Trisila dengan cermat.

Tapabrata dalam bentuk apa pun belumlah berdayaguna sepenuhnya, jika ia

masih terikat peraturan. Tapabrata harus timbul dari kebutuhan batiniah, tanpa

disertai oleh harapan duniawiah dalam bentuk apa pun, seperti umpamanya

kekuasaan, kekayaan, kehormatan, kewibawaan, dan kesaktian.

Page 305: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

270 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Tampak seorang wanita sedang meditasi di atas batuan di suatu goa di tepi laut

Foto 7.6.1 : Meditasi di Tempat yang Sunyi, Sepi, dan Sendiri Meditasi dalam foto di atas menunjukkan adanya suatu cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Mengheningkan ciptanya melalui posisi tubuh tertentu yang dibantu oleh suasana lingkungan yang tenang dan damai. Biasanya membatinkan satu suku kata atau rangkaian kata-kata yang diucapkannya secara berulang-ulang sampai tercapai suasana batin tertentu. Tujuannya antara lain mendapatkan pencerahan-Nya. Dipandang dari sudut kebersamaan hidup, tidak ada artinya untuk mengundurkan diri ke tempat yang sunyi dan bertapa menyendiri di sana, berhari-hari bahkan berminggu-minggu lamanya. Apalagi sengaja memisahkan dan menghindarkan diri dari kewajiban untuk saling membantu di antara umat manusia. Bersama-sama mencari jalan untuk suatu bentuk kebersamaan hidup, yang berjiwa saling mengerti dan saling memahami satu dengan lainnya adalah salah satu model praktikum empati yang sesungguhnya. Mendekatkan diri kepada-Nya dapat dilakukan kapan dan di mana saja tanpa meninggalkan kehidupan bermasyarakat dalam waktu yang lama.

__________ http://www.howforge.com/files/meditate.jpg cited December 3, 2011.

Page 306: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 271

Tidak ada artinya untuk mengundurkan diri ke tempat yang sunyi dan

bertapa di sana, untuk memisahkan diri dan menghindarkan diri dari kewajiban

untuk membantu umat manusia. Bersama sama mencari jalan untuk suatu ben-

Watak rela, sabar, narima, dan jujur, ketika telah menjadi iklim jiwa

manusia budi luhur, serta telah mengamalkan makna sesungguhnya

paugeran. Akhirnya refleksi ditarik kembali, maka terikatnya kesada-

ran Tripurusa pada badan/jasmani dilepaskan. Manusia cenderung

melepaskan diri dari yang bersifat material.

tuk hidup bermasyarakat, yang berjiwa saling mengerti dan saling memahami

satu dengan lainnya. Inilah salah satu bentuk kebersamaan dalam salah satu

model praktikum empati yang sesungguhnya.

7.6 ANAK TANGGA-5

Derajat kejiwaan yang titik berat kesadarannya di Rahsa Jati, TheGate,

adalah awal dari Budi Luhur. Pada derajat ini terdapat iklim kejiwaan (psikis), di

mana manusia telah menguasai sifat-sifat watak sabar, rela, narima, dan jujur,

serta telah memahami intisari dan mengamalkan makna paugeran, syahadat,

kredo. Kebaktian, ibadat menjadi bagian hidupnya dan kepada dunia luar terlihat

sikapnya yang adil dan penuh kasih-sayang. Tidak membeda-bedakan pribadi

yang satu dari yang lain. Inilah model manusia yang sudah mencapai ANAK

TANGGA terakhir untuk bertunggal dengan Suksma Sejati, TheForce.

Angan-angannya sudah tidak diperlukan lagi untuk menguasai jasmaninya.

Pemindahan titik berat kesadaran ke Tripurusa terjadi karena refleksi ditarik

kembali, sehingga pegangannya pada badan/jasmani (kasar dan halus termasuk

angan-angannya) dilepaskan. Ini tidak berarti badan/jasmani lalu diabaikan. Ini

hanya diartikan bahwa manusia melepaskan diri dari kecenderungannya untuk

mengikatkan diri kepada yang material.

Page 307: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

272 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Teleskop ruang angkasa Hubble milik NASA difoto 31 Oktober 2006, ketika berada di orbitnya

Foto 7.6.2: Teropong Ruang Angkasa Hubble Teropong ruang angkasa Huble adalah rekayasa manusia untuk mempelajari lebih dekat benda-benda di angkasa luar milik National Aeronautical Space Administration (NASA) Amerika Serikat. Misalnya tentang kelahiran sebuah bintang serta kematiannya bintang-bintang yang lain di Lubang Hitam (The Black Hole). Jika diteropong terjadinya Roh Suci, maka hakikatnya adalah pengorbanan diri dari Suksma Kawekas, suatu bentuk kasih sayang yang tiada tara. Seluruh gambaran proses pembebasan secara menyeluruh dikuasai oleh Pengorbanan Diri. Dimulai dengan pe-ngorbanan kesadaran Aku yang material sampai kepada penyerahan diri sepenuhnya dari Suksma Sejati kepada Suksma Kawekas. Pengorbanan mutlak ini adalah sesuatu yang imanen yang mengatasi segala pengertian kita. Oleh karena itu, derajat budi luhur yang hanya dapat dicapai sesudah manusia melaksanakan dengan sempurna Trisila, Pancasila, dan peraturan-peraturan pelaksanaannya adalah juga sesuatu yang berada di atas setiap rasionalisasi.

___________ http://www2.pictures.gi.zimbio.com/NASA+Repair+Hubble+Space+Telescope+FUph_yMlhtvl.jpg cited December 3, 2011. http://1.bp.blogspot.com/_9wyz5r2hpAE/TP4tb4nZhPI/AAAAAAAAAnk/VpCJWNkXHos/s400/A.JPG cited December 3, 2011.

Page 308: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 273

Berfungsinya angan-angan dapat juga diinterpretasikan sebagai petunjuk

adanya kecenderungan mengikat (afinitas) kepada keduniawian. Jika angan-

angannya lenyap, maka tiada sesuatu lagi yang merintangi manusia bertunggal.

Pengertian tentang pengorbanan mutlak sangat mendalam sehingga

mengatasi segala pengertian kita. Karena derajat budi luhur (anak tang-

ga terakhir) yang hanya dapat dicapai sesudah manusia melaksanakan

Trisila dan Pancasila dengan sempurna, maka ia juga memiliki makna

yang berada diatas pemikiran kita.

Tinggal tergantung dari kehendak Suksma Kawekas, kapan itu akan terjadi. Soal

bertunggal ini dapat juga dilihat dari titik pangkal berjalan kembalinya Tritunggal,

yaitu Tripurusa menjadi Dwitunggal (Suksma Kawekas-Suksma Sejati) dan

akhirnya menjadi Yang Maha Tunggal (Suksma Kawekas). Manusia yang tidak

dipengaruhi (lagi) oleh adanya angan-angan dan nafsu, mencapai sifat-sifat

Suksma Sejati, adalah batas akhir dari evolusi jiwa manusia.

Jika diteropong terjadinya Roh Suci, maka hakikatnya adalah pengorbanan

diri dari Suksma Kawekas. Pengorbanan diri ini menguasai seluruh gambaran

proses pem-bebasan, mulai dengan pengorbanan kesadaran Aku yang material

sampai kepada penye-rahan diri sepenuhnya dari Suksma Sejati kepada Suksma

Kawekas. Pengorbanan mutlak ini adalah sesuatu yang imanen yang mengatasi

segala pengertian kita. Oleh karena itu, derajat budi luhur yang hanya dapat

dicapai sesudah manusia melaksanakan dengan sempurna Trisila, Pancasila, dan

peraturan-peraturan pelaksanaannya, adalah juga sesuatu yang berada di atas

setiap rasionalisasi.

Taat adalah awal mula ke-jujur-an (temen). Jujur membantu kepada sifat

narima (syukur, tawakal, puas), narima menyebabkan sabar. Sabar mengantar-

kan manusia kepada rela (rela, ikhlas). Jika tingkat rela dalam praktikumnya

sehari-hari sudah mendarah-daging, barulah kita dapat memasuki, menduduki

derajat budi luhur.

Page 309: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

274 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Foto 8.1.1: Grup Musik DEWA 19 Telah Sukses Berkarir Selama 25 Tahun DEWA 19 adalah sebuah grup musik dengan rata-rata usia personelnya 19 tahun. Diben-tuk pada tahun 1986 oleh empat orang siswa SMP Negeri 6 Surabaya. Nama DEWA merupakan akronim dari nama mereka berempat: Dhani Ahmad (keyboard, vokal), Erwin Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum) dan Andra Junaidi (gitar). Grup ini telah beberapa kali mengalami pergantian personel dan nama. Setelah hijrah ke Jakarta, grup ini telah meraih kesuksesan sepanjang dekade 1990-an dan 2000-an melalui serangkaian lagu-lagu bergenre rock dan pop. Pada tahun 2008, majalah Rolling Stone memasukan DEWA 19 ke dalam "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa". Ahmad Dhani menjadi salah satu artis dalam daftar tersebut. Pada awal tahun 2011, Ahmad Dhani menyatakan bahwa band DEWA itu adalah band nostalgia dan resmi bubar setelah sukses berkarir selama 25 tahun. Dewa sebagai makhluk halus juga hidup berkelompok, membentuk masyarakatnya yang bertingkat ada yang baik dan buruk perangainya bahkan ada yang mengikuti petunjuk nabi. Mereka dapat mempengaruhi manusia dengan kekuasaannya meskipun manusia potensial melebihi kekuasaan mereka yaitu bila selalu mendekat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Batas waktu hidupnya berakhir ketika kekuasaannya habis terpakai.

__________

http://fafaisal.student.umm.ac.id/files/2010/07/dewa_19.jpg cited April 30, 2012 http://id.wikipedia.org/wiki/Dewa_19 cited April 30, 2012

Page 310: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 275

BAB VIII

MAKHLUK HALUS

8.1 PENDAHULUAN Dalam candra universal Indonesia ini, makrokosmos mempunyai empat

unsur yang mendasarinya yaitu 1) suasana, 2) api, 3) air dan 4) tanah, Unsur-unsur

Di dalam Candra Jiwa Indonesia Dewa dijelaskan sebagai makhluk

Tuhan yang badan/jasmani kasarnya berunsur api, tidak kasat mata

(makhluk halus). Makhluk ini memiliki kekuasaan yang dapat mempe-

ngaruhi manusia kearah yang melenceng, menjauhi sumber dan tujuan

hidupnya yang hakiki sehingga menutup jalan menuju ke sorga-Nya.

tersebut membentuk badan/jasmani kasar dan jasmani halusnya makhluk-

makhluk Tuhan yang menjadi penghuninya. Penghuni makrokosmos tersebut

adalah manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan dewa. Manusia badan/jasmani

kasarnya lengkap memiliki keempat unsur tersebut, hewan memiliki tiga unsur,

tumbuh-tumbuhan memiliki dua unsur dan dewa memiliki satu unsur yaitu api.

Dewa atau dewata di dalam Candra Jiwa Indonesia dimaksudkan sebagai

makhluk Tuhan, ciptaannya yang unik, halus tidak kasat mata, memiliki kekuasaan

yang besar, sementara. Makhluk hidup yang halus ini dapat memengaruhi

manusia terutama kearah yang melenceng dan menjauhkan diri dari tujuan hidup

yang hakiki. Oleh karena itu bab ini diberi judul Makhluk Halus yang

berkesadaran, keberadaannya di antara manusia dan binatang.

Sebuah kata “Dewa” sering digunakan sebagai nama orang, istilah

kelompok manusia dengan kasta tertentu, nama grup kesenian musik (band)

dengan makna-makna khusus untuk itu. Bahkan kata Dewa tersebut dengan arti

khusus di dunia pewayangan maupun religi tertentu juga dipakai untuk

menjelaskan tentang beberapa sifat-sifat dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam

Candra Jiwa Indonesia dewa dimaksudkan sebagai makhluk Tuhan yang

berbadan/jasmani kasarnya tidak kasat mata (halus) dimaksudkan sebagai

makhluk halus.

Page 311: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

276 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bagan Transenden 8.2.1: Dewa Hidup di Lingkungan yang Berunsur Api

Dewa yang dimaksudkan adalah ciptaan Tuhan sebangsa makhluk halus jin, setan, peri atau hantu yang badannya terdiri atas unsur api dan mereka hidup juga di mana ada unsur api. Menurut Candra manusia Indonesia universum terdiri atas bagian materi-kasar dan materi-halus. Bagian materi-kasar disebut bumi, bagian materi-halus disebut sebagai langit masing-masing bersaf tujuh.

Dewa dapat bertempat tinggal di mana-mana sebab anasir api juga terdapat di mana-mana. Unsur tersebut merembes dan menerobos bumi dan langit, seperti juga halnya dengan anasir-anasir yang lain.

Dewa atau dewata mempunyai kepribadian ego. Kesadaran ego berasal dari kemayan atau maya, yang sama dengan kemayan jasmani manusia. TheSelf (Roh Suci) sebagai bagian esensinya seperti pada manusia tidak dipunyai Dewa. TheForce (Suksma Sejati) sebagai Penuntun Sejati untuk mendampinginya juga tidak diberikan kepadanya.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Manusia, Hewan, Mineral, DEWA, dan Tumbuh-tumbuhan

=============l Pancaindra l==============================

Dewa

Unsur Api Jasmani Kasar= FISIK

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - -

SADAR Jasmani Halus, Jiwa= MENTAL

Kemayan

-----------------------l Rahsa Jati l------------------------------------------------ Alam Sejati (Pusat Imaterial) =======================================================================

Page 312: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 277

8.2 DEWA

Tentang dewata atau dewa ditulis oleh Soenarto dan kawan-kawan dalam

buku Gumelaring Dumadi (Terciptanya Alam Semesta) dan buku Tunggal Sabda

Dewa adalah makhluk Tuhan, yang posisinya di antara manusia dan

hewan. Jasmani kasarnya terdiri atas unsur api, tidak memiliki bentuk

yang tetap, tidak dapat sakit, putus atau dipotong-potong. Mereka

hidup di mana ada unsur api (di udara, di air, dan di tanah).

(Sabda yang Sama). Intisari tulisan ini sebagian besar diambil dari kedua buku

tersebut.

Dewata atau dewa adalah makhluk Suksma Kawekas, yang berada di antara

manusia dan hewan. Badannya terdiri atas unsur api dan mereka hidup juga di

mana ada unsur api. Menurut Candra manusia Indonesia ini, universum terdiri

atas bagian materi-kasar dan materi-halus. Bagian materi-kasar disebut bumi,

seperti juga pada manusia terdiri juga atas tujuh saf.

Demikian juga bagian materi halus, bersaf tujuh dan disebut sebagai langit.

Saf-saf ini, bersamaan (analog) dengan badan/jasmani manusia, tidak berjajaran

yang satu dengan lainnya. Masing-masing merupakan konsentrasi (pemusatan)

yang semuanya itu bersama-sama dapat mengisi ruang pada waktu yang sama.

Anasir api terdapat di mana-mana, merembes dan menerobos bumi dan langit,

seperti juga halnya dengan anasir-anasir yang lain. Oleh karena itu, dewa dapat

bertempat tinggal di mana-mana, baik di udara, di air, maupun di tanah.

Badannya tidak memiliki bentuk yang tetap, tidak dapat sakit, putus atau

dipotong-potong.

Dewa mempunyai kepribadian aku. Kesadaran aku berasal dari kemayan

atau maya, yang sama dengan kemayan jasmani manusia. Dewa tidak

mempunyai Roh Suci sebagai bagian esensinya seperti pada manusia. Demikian

juga tidak diberikan kepadanya Suksma Sejati sebagai Penuntun Sejati untuk

mendampinginya.

Page 313: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

278 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 8.2.1: Umur Dewa itu 1000 Kali Umur Manusia Dewa mempunyai kekuasaan dan kekuatan khusus karena kemayannya. Dewa itu bersifat materi, seperti alat elektronik yang diberi isi tenaga listrik (baterai). Kekuatan kemayan dewa makin lama makin berkurang, dan akhirnya lenyap, sama halnya tenaga listrik baterai yang lambat laun berkurang sampai akhirnya menjadi kosong. Badan/jasmaninya lalu kembali kepada unsur api di universum. Walaupun umur dewa panjang ada batasnya juga. Umur dewa itu kira-kira 80.000 tahun yang diukur dari 1.000 kalinya umur manusia (80 tahun), karena itu jumlahnya juga berlipat banyak dibandingkan dengan jumlah manusia. Berdasarkan hierarki kekuatan kemayannya mereka terbagi atas berbagai tingkatan.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

UNSUR API

[RAGA]

\\\

[JIWA]

AKU (KEMAYAN)

Pusat Imateri

[Alam Sejati]

Dunia luar [Alam Semesta]

--------------------l Rahsa Jati l--------------------

Manusia, Dewa, Hewan, Tumbuh—tumbuhan,

dan Mineral

DEWA

MAKROKOSMOS

Page 314: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 279

Karena kemayannya, dewata mempunyai kekuasaan dan kekuatan khusus.

Jadi, dewa itu hanya bersifat materi, dapat dibandingkan dengan aki mobil yang

diberi isi tenaga listrik. Kekuatan kemayan dewa makin lama makin berkurang,

Dewa juga membentuk kelompok-kelompok dan pergaulan hidup ber-

sama berdasarkan sifat watak dan kondisi hidupnya. Masing-masing

kelompok membentuk masyarakatnya sendiri dengan semacam raja,

pemerintahan dan kawula negara. Masyarakat dewa ada yang hidup di

udara, di air, dan di tanah karena di situ mengandung unsur api..

dan akhirnya lenyap, sama halnya dengan aki yang lambat-laun menjadi kosong.

Badan/jasmaninya lalu kembali kepada unsur api di universum. Karena itu ada

batas umur, walaupun panjang.

Umur hidupnya dewa seribu kali lebih panjang dari umurnya manusia.

Sekiranya umur manusia itu 80 tahun, maka umur dewa 80.000 tahun.

Jumlahnya juga berlipat banyak dibandingkan dengan jumlah manusia. Mereka

terbagi atas berbagai tingkatan kekuasaan dengan hubungan hierarkhis

berdasarkan kekuatan kemayannya. Mereka juga membentuk kelompok-

kelompok dan pergaulan hidup bersama berdasarkan sifat watak dan kondisi

hidupnya. Dewa yang hidup di udara, di air dan di tanah masing-masing

membentuk masyarakatnya sendiri dengan semacam raja, pemerintahan dan

kawula negara.

Ada dua golongan besar Dewata, golongan baik dan jahat. Yang baik

termasuk golongan Wisnu, disebut juga Sura (bahasa Sanskerta). Yang jahat

termasuk golongan Kala, disebut juga Asura. Kedua golongan ini selalu berperang.

Para dewa, karena kekuasaan kemayannya, tahu akan seluk-beluk perjalanan

hidup di sekitarnya, tetapi kesadarannya tidak melampaui keadaan kehidupan

yang terikat materi, yang dapat juga dicapai oleh pemikiran kita. Para dewa yang

mempunyai kemayan ukuran besar, mempunyai kekuasaan dan daya pengaruh

Page 315: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

280 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bagan Transenden 8.2.2: Golongan Wisnu dan Kala Selalu Berperang Golongan Wisnu menyadari adanya Suksma Kawekas, karena sifat para dewa yang merasa paling tinggi dan paling kuasa sehingga tidak mau mengakui Suksma Kawekas sebagai Yang Mahakuasa. Kedaulatan-aku mereka demikian besarnya sehingga pengeta-huan mereka tentang Suksma Kawekas adalah Sumber Hidup dan Asal Mula Hidup tidak cukup untuk mempengaruhi dan menundukkan kedaulatan aku mereka. Golongan Kala juga menolak mengakui Suksma Kawekas sebagai Sumber dari Hidup dan mereka selalu berusaha membasmi golongan Wisnu. Kedua golongan selalu berperang. Kedaulatan aku para dewa ini menyebabkan mereka memaksa dewa-dewa yang lebih lemah untuk menjadi pengikut dan menyembahnya. Pengertiannya tentang hidup yang hakiki sebatas unsur yang terlibat yaitu suasana yang menghidupi, api yang dihidupi, air yang diberi hidup, dan tanah yang mewadahi hidup saja.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Manusia, Hewan, Mineral, Dewa, dan Tumbuh-tumbuhan

=============l Pancaindra l==============================

Dewa

Unsur Api Jasmani Kasar= SOMA

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - -

SADAR Jasmani Halus= PSIKE

Kemayan

-----------------------l Rahsa Jati l------------------------------------------------ Alam Sejati (Pusat Imaterial) ========================================================================

Page 316: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 281

yang besar sekali terhadap materi. Karena kekuasaannya yang luar biasa ini,

mereka lalu menganggap diri sebagai yang paling tinggi dalam kehidupan dan

merasa sebagai sang penguasa universum.

Makhluk yang jasmani kasarnya terbuat dari unsur api (Dewa ) , terdiri

dari dua golongan besar, golongan baik dan jahat. Yang baik termasuk

golongan Wisnu, disebut juga Sura . Yang jahat termasuk golongan

Kala, disebut juga Asura. Kedua golongan ini selalu berperang.

Walaupun sebagian dewata yang termasuk golongan Wisnu tahu akan

adanya Suksma Kawekas, mereka tidak mengakui Suksma Kawekas sebagai Yang

Mahakuasa, justru karena sifat mereka yang merasa paling tinggi dan paling

kuasa tadi. Kedaulatan-aku mereka demikian besarnya sehingga pengetahuan

mereka tentang Suksma Kawekas adalah Sumber Hidup dan Asal Mula Hidup tidak

cukup untuk memengaruhi kedau-latan-aku mereka. Mereka tidak dapat berbuat

lain, kecuali mengakui dirinya sebagai kekuasaan yang mustahil dapat diatasi oleh

kekuasaan yang lain. Sifat ini terdapat di dalam kedaulatan itu sendiri.

Golongan Kala menolak untuk mengakui Suksma Kawekas sebagai Sumber

dari Hidup dan mereka selalu berusaha membasmi golongan Wisnu. Karena itu

mereka selalu berperang. Kedaulatan-aku para dewa ini menyebabkan mereka

ingin disembah dan untuk tujuan itu mereka memaksa dewa-dewa yang lebih

lemah untuk menjadi pengikut-nya, sedangkan yang lemah memang mencari

perlindungan kepada yang kekuasaannya besar.

Dengan cara yang demikian, mereka mendirikan kerajaan-kerajaan dewata.

Dewa-dewa yang berkuasa hidup di dalam dunia api dengan pemusatan unsur

yang tipis. Para bawahannya hidup di dalam pemusatan unsur yang lebih padat.

Ada tujuh golongan dewata yang bertingkat-tingkat kekuasaannya dan tiap

golongan terbagi lagi menjadi tujuh sub-golongan. Garis besar hierarkhi di atas,

menurut buku Tunggal Sabda adalah sebagai berikut.

Page 317: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

282 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Gambar dan Ilustrasi 8.2.1: Perintah Baik Golongan Dewa Dewa golongan Luhur memberikan perintah baik (memasukkan hidup dan mencipta) melalui utusannya, Duta (utusan), yang diteruskan ke Hayu (bahagia) sebagai pembawa dan pelaksana tugas-tugas yang baik. Perintah kebaikan tadi diteruskan ke dewa Dana. Dewa golongan ini juga menerima perintah mengahancurkan dari Wisesa.

__________ http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQr9HDfYLCagkPlD5AaujcaGi0b1uM7vfbPFPoo6KbYm3o91cIJeThzWKTY cited September 13, 2011. http://4.bp.blogspot.com/-wAyCs-ynqpg/TcZ-w4hstFI/AAAAAAAAAEI/Nzwe P6yyR_0/s1600/aladin-with-his-genie-coloring-page.jpg cited September 13, 2011.

Page 318: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 283

I. Golongan tertinggi adalah golongan Luhur, yang mengangkat diri dan

dianggap oleh kawulanya sebagai yang mahakuasa di universum (materi). Mereka

Ada tujuh golongan dewa: 1. Luhur tertinggi di universum 2. Duta

penerus perintah, 3. Wisesa berhak memutuskan dan bertendensi

merusak para kawula. 4. Hayu (bahagia) pelaksana tugas yang baik.

5. Kuwasa pelaksana yang bertendensi menghancurkan. 6. Dana

penyampai, pemimpin dan pengajar dewa-dewa kecil . 7. Pada (penutup,

titik) rakyat-jelata dewa.

dilambangkan dengan gambar bintang berujung tiga dengan pusat berwarna biru.

Makna lambang ini sejajar dengan Tritunggal dan merujuk pada kekuasaan raja.

II. Golongan ini disebut Duta (utusan), yang menunjukkan tugas golongan

ini, ialah untuk meneruskan perintah dari golongan Luhur. Perintah ini

mempunyai dua tujuan: 1. Memasukkan hidup dan mencipta, dan 2. Merusak,

melebur. Digambarkan dengan lambang bintang berujung empat, sebagai

bentuk bayangan jasmani manusia yang terdiri dari empat unsur, yang menerima

sabda Tripurusa. Di tengah berinti hijau, sebagai tanda pendukung perintah

tuannya, dewa Luhur.

III. Golongan ini disebut Wisesa (mempunyai hak memutus) dan

digambarkan dengan lambang bintang berujung lima dengan aneka warna, dan

merupakan bentuk bayangan pancaindra manusia, alat manusia untuk

menggarap dunia luar. Golongan ini adalah pemegang pengadilan atas nama

dewa Luhur dengan tendensi merusak para kawula.

IV. Golongan ini mendapat nama Hayu (bahagia), yang berwenang

melaksanakan perintah atas nama dewa Luhur yang bersifat mencipta dan

memberi hidup. Dewa hayu dengan demikian adalah pembawa dan pelaksana

tugas yang baik. Lambangnya berupa bintang berujung enam, sebagai bentuk ba-

Page 319: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

284 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Patung tengkorak dengan mata merah merepresentasikan setan kecil..

Foto 8.2.1: Perintah Merusak Golongan Dewa Tuyul adalah setan kecil entah dari mana asalnya yang pasti dimasukkan dalam keluarga setan dan iblis. Konon si tuyul suka mencuri uang, atas perintah tuannya (“perintah merusak tatanan kebaikan”) dari rumah ke rumah pada malam hari. Tanpa sadar dan terdeteksi tiba-tiba uang tetangganya/target operasinya berkurang. Konon, masih ba- nyak pada zaman ini manusia bersekutu dengan tuyul. Perintah buruk, menghancurkan tatanan yang baik, datangnya juga dari Dewa golongan Luhur diteruskan ke Duta (utusan). Golongan III, Wisesa, adalah pemegang pengadilan atas nama dewa golongan Luhur, yang disampaikan melalui Duta, golongan II dengan tendensi merusak para kawula. Keputusan-keputusan bertendensi menghancurkan diteruskan ke Golongan V Kuwasa. Kuwasa meneruskan perintahnya kepada bawahannya yaitu Golongan VI, Dana. Dana juga mendapat perintah yang baik dari golongan IV, Hayu.

__________ http://4.bp.blogspot.com/-kEaqy-2dq8g/TWcXlk32b2I/AAAAAAAAB10/BahzASjtYno/s1600/tuyul.jpg cited September 13, 2011. http://caraberita.blogspot.com/2011/02/tuyul-si-setan-yang-suka-menucuri-uang.html cited September 13, 2011.

Page 320: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 285

yangan dari Tripurusa beserta ketiga refleksinya (pangaribawa, prabawa, dan

kemayan). Karena itu golongan dewa ini memimpin para kawula ke arah yang

baik dan membawa kebahagiaan.

Kontak antara manusia dengan para dewa adalah mungkin jika datang

dari pihak dewa. Manusia tidak dapat masuk ke dalam atau menyelidiki

dunia dewa atas kemampuannya sendiri, kecuali jika dipimpin oleh Sang

Guru Sejati.

V. Golongan ini bernama Kuwasa (kuasa) sebagai pelaksana dari

keputusan-keputusan dari golongan Wisesa. Lambangnya bintang berujung tujuh,

sebagai bentuk bayangan angan-angan beserta keempat unsur jasmani manusia.

Karena itu mereka melaksanakan kekuasaan tertentu, sebagai akibat dari apa

yang ditangkap pancaindra (Wisesa). Golongan ini adalah pelaksana keputusan-

keputusan yang bertendensi menghancurkan.

VI. Golongan ini disebut Dana (penyampai) dan dilambangkan dengan

bintang berujung delapan, sebagai bentuk bayangan keempat nafsu, masing-

masing dengan dua sifat polarisasi yang berlawanan, yaitu baik dan buruk. Dana

ini adalah bawahan dari Kuwasa yang bertindak atas nama Wisesa dan membawa

hal-hal yang buruk. Tetapi bersamaan dengan itu, Dana juga menjadi pelaksana

dari golongan Hayu yang membawakan hal-hal yang baik. Jadi, perintah yang

mengandung sesuatu yang baik , yang ke luar dari Luhur kepada Duta, sesudah

itu kepada Hayu dan akhirnya jatuh kepada Dana.

Perintah pembawa hal-hal buruk seperti hukuman, ke luar dari Luhur

kepada Duta, kemudian kepada Wisesa dan Kuwasa dan akhirnya jatuh juga

kepada Dana. Golongan ini memimpin dan mengajar dewa-dewa kecil selebihnya

di dalam tatanan masyarakat mereka.

VII. Golongan terakhir ini adalah yang terbesar dan merupakan rakyat

jelata di antara para dewa, disebut Pada (penutup, titik). Mereka dilambangkan

Page 321: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

286 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Aladin menjalin kontak dengan Jin yang keluar dari lampu ajaibnya Gambar 8.2.2: Kontaknya Dewa dengan Manusia Kemampuan dasar manusia tidak dapat masuk ke dalam atau menyelidiki dunia dewa, kecuali jika ia dipimpin oleh Sang Guru Sejati. Golongan Dana dan Pada adalah para dewa yang sering berhubungan dengan manusia. Dengan kemayan atau mayanya, mereka mampu berhubungan dengan manusia melalui angan-angan. Dengan cara menyulap (menyihir) barang apa pun yang mereka inginkan di dalam angan-angan manusia, mereka sudah menguasai angan-angan manusia. Manusia dapat dipengaruhi oleh bayangan-bayangan pikiran itu, karena sesuai dengan pengharapan-pengharapan pribadi yang bersangkutan.

__________

http://img2.timeinc.net/ew/dynamic/imgs/041004/15820__aladdin_l.jpg cited September 13, 2011.

Page 322: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 287

dengan arca, sebagai penggambaran golongan yang paling besar dan materi di

antara para dewa.

Para dewa selain merasa mahakuasa juga ingin disembah. Kehadiran

dewa yang agak tinggi derajatnya di dekat manusia, dirasakan oleh

manusia itu sebagai merasa dirinya yang tertinggi, tidak dibawahkan

oleh siapa pun.

Kontaknya dengan manusia. Kontak antara manusia dengan para dewa

adalah mungkin jika datang dari pihak dewa. Manusia tidak dapat masuk ke

dalam atau menyelidiki dunia dewa atas kemampuannya, kecuali jika dipimpin

oleh Sang Guru Sejati. Para dewa yang sering berhubungan dengan manusia,

termasuk golongan Dana dan Pada. Dengan kemayan atau mayanya, mereka

mampu berhubungan dengan manusia melalui angan-angan. Mereka dapat

menyulap (menyihir) barang apa pun yang mereka kehendaki di dalam angan-

angan manusia. Mereka seakan-akan menguasai angan-angan. Manusia dapat

dipengaruhi oleh bayangan-bayangan pikiran itu, karena bayangan-bayangan

pikiran itu sesuai dengan pengharapan-pengharapan pribadi yang bersangkutan

atau karena bayangan-bayangan di angan-angannya. Pintu masuknya terletak di

antara kedua mata di keningnya.

Kedaulatan para dewa selain merasa mahakuasa juga mereka ingin

disembah. Kehadiran dewa yang agak tinggi derajatnya di dekat manusia,

dirasakan oleh manusia itu sebagai merasa dirinya yang tertinggi, tidak

dibawahkan oleh siapa pun (sombong).

Kesadaran berdaulat mutlak ini melalui induksi memperkuat kedaulatan

aku dari angan-angan (manusia) dan (dewa) serta-merta berusaha merenggut

angan-angan dari daya-penyelarasan yang memancar dari Rahsa Jati-nya

(TheGate) manusia. Hal ini menyebabkan hancurnya kepercayaan kepada Tri pu-

rusa (Trifoil, TriAspects). Manusia yang mengalaminya merasa dirinya digeser

dan ia menjadi was-was dan lama-kelamaan dapat menjadi gila karenanya

(Soemantri).

Page 323: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

288 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Fenomena alam?

Foto 8.2.2: Kemampuan dari Para Dewa adalah Kemampuan Palsu ”Jin Gunung Kerinci” adalah ilustrasi fenomena alam, gunung berapi memang dapat meletus dengan dahsyat secara alami, bukan karena kemampuan jin. Diartikan bahwa kemampuan para golongan jin, dewa sesungguhnya adalah kemampuan palsu.

Orang yang sungguh-sungguh kebaktiannya kepada Suksma Sejati dihindari pergaulannya oleh orang yang dipengaruhi dewa dan ia pasti menjauhi ajaran-ajaran Suksma Sejati. Orang tersebut menerima ajaran dewa melalui bisikan-bisikan di dalam telinga, atau sebagai wujud-wujud yang terlihat dengan indra penglihatan yang halus. Kehadiran dewa dapat diketahui manusia melalui bau yang khas atau perasaan tertentu.

Sebagai gantinya, mereka memberi sesuatu yang sangat diingini orang yang mau menyembah mereka, seperti kepandaian yang tak dimiliki orang lain, umpamanya pandai mengobati, clairvoyance (mengetahui keadaan yang tersembunyi dan kejadian yang akan datang), penguasaan badan/jasmani. Keadaan itu sesungguhnya bukanlah awas yang sejati, tetapi manusia hanya sekadar mengulangi bisikan sang dewa, atau apa yang diperlihatkan olehnya. Demikian pula halnya dengan kapasitas lainnya.

__________ http://basingbe.files.wordpress.com/2008/11/jin-gunung-kerinci.jpg?w=360&h=477 c cited September 13, 2011.

Page 324: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 289

Jika manusia di dalam kebaktiannya kepada Suksma Sejati membentuk

bagaimana kiranya wujud Suksma Sejati atau derajat Suksma Sejati, maka dapat

terjadi ada dewa yang memperlihatkan dirinya di dalam angan-angan manusia itu,

Dewa membujuk manusia agar mau menyembah mereka. Tentu mereka

memberi sesuatu sebagai upah yang sangat diinginkan seperti

kepandaian khusus; ahli mengobati, clairvoyance (mengetahui yang

tersembunyi dan kejadian mendatang), penguasaan kekuatan jasmani.

justru persis sama di dalam bentuk bayangan itu tadi. Sehingga manusia dapat

dan mudah terpesona, mengira bahwa ia telah mencapai harapannya dan karena

itu mempersembahkan kebaktiannya kepada dewa tersebut. Karena itu manusia

pemali, dilarang membuat bayangan tentang Tripurusa dan keadaannya di dalam

kebaktian dan panembahnya.

Pengambilalihan manusia oleh dewa dapat terjadi dengan baik-baik atau

dengan paksaan. Dengan baik-baik kalau memang manusia menunjukkan

kebaktiannya kepada dewa, dengan paksaan jika ia tidak berbuat demikian.

Menghanyutkan diri dalam khayalan dan lamunan berarti seakan-akan

menyediakan kursi empuk bagi dewa. Manusia lalu kemasukan.

Di dalam kesadaran dan kebaktian kepada Tripurusa dilahirkan kenyataan,

bahwa badan/jasmani manusia itu kendaraan Tripurusa, yang memancarkan

Mahakekuasaan, yang menjauhkan para dewa. Orang yang dipengaruhi dewa,

menghindari pergaulan dengan orang yang sungguh-sungguh kebaktiannya

kepada Suksma Sejati, dan menjauhi ajaran-ajaran Suksma Sejati. Orang yang

demikian ini menerima ajaran dewa melalui bisikan-bisikan di dalam telinga, atau

sebagai wujud-wujud yang dapat dilihat dengan indra penglihatan yang halus.

Kehadiran dewa dapat diketahui manusia melalui bau yang khas atau perasaan

tertentu.

Dari pihak dewa memang ada usaha membujuk manusia agar mau

menyembah mereka. Sebagai gantinya mereka memberi sesuatu yang sangat

diingini orang, seperti kepandaian yang tak dimiliki orang lain, umpamanya pan-

Page 325: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

290 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Pernikahan kodok untuk memanggilkan Dewa agar mau menurunkan hujan Foto 8.2.3: Memanggil DEWA Penurun Hujan dengan Upacara Pernikahan Kodok

Ketika musim kering luar biasa (di India), maka mereka mengadakan upacara tradisional dengan menikahkan kodok yang diharapkan dgn pernikahan itu memanggil DEWA agar mau menurunkan hujan. Jika komunikasi intensif manusia dan dewata itu telah diletakkan, maka dewata dapat dipanggil sewaktu-waktu melalui mantera atau upacara tertentu (tiap dewata mempu-nyai kuncinya sendiri) dan bertugaslah manusia itu sebagai perantara sang dewa.

Orang yang kemasukan dewa tersebut di dalam dirinya akan diliputi perasaan mahakuasa dan tidak dibawahi oleh siapa pun. Sang dewata mempergunakan alat-alat pelaksana orang itu untuk menyatakan diri. Jika pementasan ini sering terjadi, maka orang tersebut dapat terbelah fungsi angan-angannya dan berakibat mudah disugesti. Yang tampak adalah inteligensi semu, karena orang itu hanya mengulang apa saja yang telah dibisikkan dewata kepadanya.

__________ http://www.instablogsimages.com/images/2009/07/27/capt_photo_1245829709564-1-0_JNUGU_3868.jpg cited September 12, 2011.

Page 326: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 291

dai mengobati, clairvoyance (mengetahui keadaan yang tersembunyi dan kejadian

yang akan datang), penguasaan badan/jasmani. Keadaan itu sejati bukanlah

awas yang sejati, tetapi manusia hanya sekadar mengulangi bisikan sang dewa,

Keberadaan dewa dirasakan sebagai corpus alienum (benda asing) di

dalam kepribadian orang. Orang yang kemasukan semua kekuasaan

dan inisiatifnya telah direnggut. Setelah pementasan itu selesai,

suasana mati inisiatif itu tadi tetap meliputinya untuk sementara.

atau apa yang diperlihatkan olehnya. Demikian pula halnya dengan kapasitas

yang lain.

Manusia dipergunakan oleh dewa kurang lebih sebagai wayang. Jika

hubungan manusia dan dewa itu telah diletakkan, maka dewa dapat dipanggil

sewaktu-waktu melalui mantera atau upacara tertentu (tiap dewa mempunyai

kuncinya sendiri) dan bertugaslah manusia itu sebagai perantara sang dewa.

Dalam saat itu pribadi orangnya dapat tetap sadar atau kehilangan kesadarannya.

Selama dewa itu berada di dalam diri manusia, orang ini akan diliputi

perasaan mahakuasa dan tidak dibawahi oleh siapa pun. Sang dewa

mempergunakan alat-alat pelaksana orangnya untuk menyatakan diri. Ia selalu

dirasakan sebagai corpus alienum (benda asing) di dalam kepribadian orang.

Selama itu orang yang kemasukan tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Semua

inisiatif telah direnggut dari padanya. Juga setelah kemasukannya itu selesai,

suasana mati inisiatif itu tadi tetap meliputinya untuk sementara.

Jika pementasan ini sering terjadi, maka orang itu dapat terbelah fungsi

angan-angannya dan oleh sebab itu mudah disugesti. Yang tampak adalah

inteligensi semu, karena orang itu mengulang apa yang dibisikkan dewa kepada-

Page 327: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

292 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Anton S. LaVey pembuat Gereja dan Alkitab Setan

Foto 8.2.4: Perbedaan Orientasi Kebaktian kepada Setan Anton S. LaVey (1930-1997) pendiri Gereja Setan dan pembuat Alkitab Setan. Murid dari Aleister Crowley.

Kebaktian kepada dewa (ada yang jahat: golongan sura, ada yang baik: golongan asura), terutama dewa tingkat tinggi tidak berbeda secara lahiriah dengan kebaktian kepada Suksma Kawekas. Di manakah letak perbedaannya? Perbedaan itu terletak di dalam orientasi sang-aku dan di dalam perasaan yang dialaminya. Orientasi pada kebaktian para dewa terletak di luar diri sendiri, pada kebaktian kepada Suksma Kawekas orientasi terletak di dalam diri sendiri yang terdalam, tak tergantung dari suatu organ apa pun. Orientasi di luar diri sendiri menyebabkan pertemuan orang dengan dewa tetap tinggal di tingkat pancaindra.

Memasuki Rahsa Jati bukanlah suatu pengalaman perasaan yang bersifat pancaindra. Bahkan, pesan-pesan dari Suksma Sejati dalam bentuk ilham, intuisi atau wahyu tidaklah bersifat pancaindra.

__________ http://senjatarohani.files.wordpress.com/2010/01/pendeta-setan-anton-lavey1.jpg?w=209&h=300 cited September 13, 2011.

Page 328: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 293

nya. Jadi daya kerja pengaruh dewa itu berupa dua:

1. Dari satu jarak, di mana hanya terjadi kontak pancaindra.

2. Dengan menduduki dan mengambil alih angan-angan.

Tidak selayaknya berbakti kepada dewa, sebab manusia merendahkan

derajatnya. Sesungguhnya kekuasaan manusia lebih tinggi. Essensi

manusia adalah Hidup itu sendiri, yang telah menciptakan para dewa.

Mengikuti dewa, terutama dewa tingkat tinggi, menuntut cara hidup yang

lahiriah tidak berbeda dengan kebaktian kepada Suksma Kawekas. Di sana pun

terdapat panembah dengan penyerahan diri total. Tapa brata yang sungguh berat

dan suatu sikap hidup yang menjauh dari keduniawian, di mana watak luhur

suatu keharusan.

Kalau demikian, di mana letak perbedaannya? Perbedaannya terletak di

dalam orientasi sang-aku dan di dalam perasaan yang dialaminya. Orientasi pada

kebaktian para dewa terletak di luar diri sendiri, sedangkan pada kebaktian

kepada Suksma Kawekas orientasi terletak di dalam diri sendiri yang terdalam, tak

tergantung dari suatu organ apa pun. Orientasi di luar diri sendiri menyebabkan

pertemuan orang dengan dewa tetap tinggal di tingkat pancaindra.

Memasuki Rahsa Jati bukanlah suatu pengalaman perasaan yang bersifat

pancaindra. Bahkan, pesan-pesan dari Suksma Sejati dalam bentuk ilham, intuisi

atau wahyu tidaklah bersifat pancaindra. Kesadaran Aku, di dalam kebaktian

kepada dewa, tetap ada. Bahkan justru diperkuat di dalam pertemuannya dengan

kedaulatan aku sang dewa. Kesadaran Aku, manusia lenyap di dalam

Pembebasannya dan manusia memperoleh sebagai gantinya suatu pusat pada

derajat lebih tinggi, yang berdaya-kerja integratif, yaitu Tripurusa. Sang dewa

selalu dirasakan sebagai corpus alienum di dalam jasmani manusia yang

menghambat dan merusak harmoni semua fungsi.

Page 329: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

294 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Metamorphosis: ulat berproses menjadi kepompong dan kepompong menjadi kupu-kupu

Foto 8.2.5: Metamorphosis Kupu-kupu Manusia potensial dapat mengembangkan diri dengan kemampuannya sendiri sampai posisi siap menerima Ilham, intuisi atau wahyu yang datang dari Tripurusa sebagai bagian essensial dari manusia. dan karena itu merupakan pengembangan dari kemam-puannya sendiri. Manusia meningkatkan derajatnya, dengan kebaktiannya kepada Suksma Kawekas melalui Suksma Sejati menjadi Kepribadian yang a-pribadi. Kebaktian manusia kepada dewa, berarti manusia merendahkan derajatnya sendiri, karena pada hakikatnya manusia mempunyai kekuasaan lebih tinggi dan esensi manusia adalah Hidup itu sendiri, yang telah menciptakan para dewa.

__________ http://4.bp.blogspot.com/_o40X45B_Jq8/TTeR9YebH5I/AAAAAAAAABA/uK49UZHwa7c/s1600/metamorphosis-of-butterflies7.jpg cited March 10, 2012

Page 330: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 295

Manifestasi Suksma Sejati berupa metamorphose seluruh kepribadian, yang

menciptakan harmoni antara sentra-sentra vitalitas dan meningkatkan

kemampuan sentra itu masing-masing sampai maksimal. Di dalam pertemuan

Keberadaan sang dewa selalu dirasakan sebagai benda asing di dalam

kepribadian manusia. Dewa menghambat dan merusak harmoni semua

fungsi. Manifestasi Suksma Sejati berupa metamorphose seluruh kepriba-

dian. Menciptakan harmoni antara pusat-pusat vitalitas dan meningkat-

kan kemampuan pusat-pusat itu masing-masing sampai maksimal.

dengan dewa, manusia merasakan dirinya organis sebagai ”saya yang tertinggi”,

untuk menandaskan kedaulatannya. Bertunggal dengan Suksma Sejati tidak

disertai pe-rasaan-perasaan jasmaniah; pada waktu itu angan-angan diam dalam

kebaktian.

Pesan-pesan dari dewa ditangkap dengan pancaindra dan karena itu

manusia memperoleh kemampuan khusus yang semu. Kemampuan tersebut

seakan-akan ia pinjam dari dewa. Ilham, intuisi atau wahyu datang dari Tripurusa

sebagai bagian esensial dari manusia dan karena itu merupakan pengembangan

dari kemampuannya sendiri.

Dengan kebaktiannya kepada dewa, maka manusia merendahkan derajat-

nya, karena pada hakekatnya manusia mempunyai kekuasaan lebih tinggi dan

esensi manusia adalah Hidup itu sendiri, yang telah menciptakan para dewa.

Manusia meningkatkan derajatnya, dengan kebaktiannya kepada Suksma

Kawekas melalui Suksma Sejati menjadi Kepribadian yang a-pribadi. Untuk

mengerti akibat-akibat selanjutnya dari kebaktian manusia kepada dewa,

haruslah kita meneropong dulu pendapat tentang kehidupan sesudah mati,

seperti yang dikemukakan di dalam candra-manusia Indonesia ini.

Page 331: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

296 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Gambar Iustrasi 9.1.1: Seekor Gajah, Seorang Bijak, dan Enam Orang Buta Pada suatu hari seekor gajah mampir di suatu desa yang dihuni oleh enam orang buta. Hal ini diceritakan oleh seorang penghuni desa kepada mereka. ”Walaupun kami belum pernah melihatnya, tolong antarkanlah kami ke sana untuk merabanya” kata orang-orang buta itu. Singkat kata, mereka bertengkar tentang apa yang dirabanya.

Orang buta pertama yang meraba paha berkata: ”Hei kawan, gajah itu pilar.” Orang buta kedua yang meraba ekor berkata: ”Oh, tidak! ia seperti tali.” Orang buta ketiga meraba gadingnya: ”Ya, seperti dahan pohon yang keras.” Orang buta keempat meraba telinga: ”Ternyata, seperti kipas besar.” Orang buta kelima meraba perutnya: ”Wah, yang benar seperti tembok luas yang empuk.” Orang buta keenam meraba belalai-nya: ”Kalaian salah semua, yang paling benar adalah seperti pipa yang padat.” Masing-masing merasa dirinyalah yang paling benar, debat berlanjut semakin panas, menuju perkelahian. Untunglah datang orang bijak yang melerai mereka.

Dijelaskan oleh orang bijak bahwa mereka semua benar tergantung tempat di mana ia meraba. Gajah itu adalah semua apa yang telah mereka raba tetapi itupun belum seca-ra keseluruhan seekor gajah. Dalam kehidupan sehari-hari persis seperti orang sehat matanya tetapi melihat fenomena alam yang samar-samar, apalagi gaib. Ini berlaku untuk sebagian besar fenomena di dunia seperti sosial, politik, ekonomi sampai perso-alan agama dan kepercayaan. Tidak perlu bertengkar, saling berbagi ilmu, mengimbangi, dan melengkapi apa yang dilihat, dirasakan, dan diteliti. Hendaknya saling empati dan mendoakan keselamatan masing-masing, maka duniapun akan ikut tersenyum bahagia.

__________ http://timvalentine.files.wordpress.com/2012/02/428093_3004840753399_1033799704_3203082_81538993_n.jpg?w=710 cited May 2, 2012 http://timvalentine.wordpress.com/2012/02/01/sixblindmen/ cited May 2, 2012

Page 332: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 297

BAB IX HIDUP SESUDAH MATI

9.1 PENDAHULUAN

Bagi siapa saja yang berwawasan pemikiran bebas dan merdeka,

pengetahuan yang didapat di sini dapat dipakai sebagai imbangan pengetahuan

Saling mendoakan akan keselamatan masing-masing adalah sikap yang

diharapkan dan terpuji sekiranya ada yang bertentangan dengan

pengetahuan yang telah ada dan pengetahuan ini agar dianggap sebagai

imbangan pengetahuan saja di dalam evolusi perjalanannya sang Aku

manusia menuju ke sumber dan tujuan hidupnya yang abadi.

hukum (hukum batin=hukum Tuhan). Sedikit banyak tentu ada perbedaan

dengan buku-buku atau ajaran yang telah menerangkan tentang bab ini bahkan

adakalanya memang bertentangan. Persamaannya adalah adanya keinginan

bersama untuk menjelaskan tentang berlakunya suatu hukum yang bersifat abadi.

Dengan semangat ilmu pengetahuan yang ada, agar supaya apabila

dianggap tidak sesuai dengan para penuntut ilmu kesuksmaan, pejalan spiritual,

dan transendental lainnya mohon diberikan empati. Artinya tidak perlu dianggap

mengubah-ubah yang telah ada atau mengganggu kepercayaan yang telah

dipegangnya erat-erat. Mohon persepsinya disederhanakan saja agar dapat

dianggap sebagai imbangan pengetahuan.

Sebab mengenai hal-hal yang bersifat gaib-gaib (samar), itu tidak cukup

diterima dengan bekerjanya nalar (angan-angan) saja, tetapi perlu dengan

introspeksi yang dalam, hingga menyentuh ke sumber rasa yang sejati, syukur

sampai dapat terbuka tabir hatinya, mengetahui sebenar-benarnya. Hal inilah

yang sangat perlu dilakukan oleh para penuntut ilmu kesuksmaan dan pejalan

transendental tersebut. Saling mendoakan akan keselamatan masing-masing di

dalam evolusi perjalanannya sang Ego manusia menuju ke sumber dan tujuan hi-

Page 333: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

298 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bagan Transnden 3.2.1: Kehidupan Intra Psikis Orang Mati? Ketika Suksma Sejati memanggil manusia ke Eksistensi-asalnya (mati) dan manusia masih belum mau membebaskan diri dari kecenderungan mengikat diri kepada yang materi, maka lenyaplah kesempatan mencapai Pembebasan. Yang terjadi hanyalah proses pemisahan badan/jasmani halus dari badan/jasmani kasar (Pocong siap kubur). Menurut candra jiwa Indonesia hidup orang yang mati berada di dalam kondisi yang berlainan, badan/jasmani halusnya tetap melekat keberadaannya. Semua sentra/pusat vitalitas masih ada (arti sempit). Pancaindra kasar siap bahkan mungkin sudah dikubur. Kehidupan intra psikis (arti sempit) berjalan terus dengan tetap, bayangan-bayangan pikiran timbul dan tenggelam, keinginan, hasrat dan kemauan selalu bermunculan dan perasaan-perasaan ganti berganti seperti sebelum mati.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Dunia Luar MAKRO KOSMOS =============l Pancaindra l=============================

Dunia dalam Pocong Siap Kubur MIKROKOSMOS Manusia

JJaassmmaannii KKaassaarr MAYAT Fisik

=====================================================

Dunia luar

=====================================================

JJaassmmaannii HHaalluuss ARWAH Mental

- - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Tripurusa: Roh Suci, Suksma Sejati, Suksma Kawekas Alam Sejati Pusat Imateri Spiritual

======================================================================

Page 334: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 299

dupnya yang abadi adalah sikap yang terpuji sekiranya ada yang benar-benar

tidak berkenan di dalam hati masing-masing.

Mati adalah kesempatan khusus di dalam hidup manusia untuk memin-

dahkan titik berat kesadarannya sekaligus dan selamanya ke Tripurusa.

Ketika saat-saat menjadi mati itu telah tiba, seakan-akan pintu masuk

ke Rahsa Jati terbuka lebar-lebar.

9.2 TRANSMIGRASI ROHANI

Peristiwa perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat yang lain,

disebut transmigrasi. Transmigrasi rohani (soul) disebut juga reinkarnasi. Mati

juga dianggap sebagai tahap perpindahan ke dunia lain. Ada berbagai aspek yang

patut kita perhatikan. Mati adalah kesempatan khusus di dalam hidup manusia

untuk memindahkan titik berat kesadarannya sekaligus dan selamanya ke

Tripurusa. Selama saat-saat menjadi mati itu, seakan-akan pintu masuk ke Rahsa

Jati terbuka lebar-lebar. Sang Aku tinggal masuk saja. Dengan kata lain: Suksma

Sejati memanggil ke Eksistensi-asalnya. Jadi saat mati adalah kesempatan khusus

untuk mencapai Pembebasan, untuk melepaskan diri dari badan/jasmani kasar

dan jasmani halus, keduanya ini masih tergolong materi. Kesadaran manusia

kembali ke Hidup yang imateri.

Jika mati telah datang dan manusia belum membebaskan diri dari

kecenderungan mengikat diri kepada yang materi, maka lenyaplah kesempatan

itu. Dalam hal yang demikian ini, maka yang terjadi hanyalah proses pemisahan

badan/jasmani halus dari badan/jasmani kasar. Badan/jasmani kasar lalu

menguraikan diri dan unsur-unsur pembentukannya kembali kepada bentuk

asalnya lagi.

Badan/jasmani halus tetap berada dan melanjutkan hidup orang yang mati

di dalam kondisi berada yang berlainan. Semua pusat vitalitas masih ada.

Pancaindra kasar sebagai jembatan yang menghubungkan kepribadian dan dunia

luar sudah tidak ada. Dunia luar yang mengumpulkan pengalaman, yang diperlu-

Page 335: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

300 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Legenda seni beladiri perguruan Shaolin perlu proses latihan fisik, mental, dan spiritual

Foto 9.2.1: Mental adalah Jembatan Pertemuan antara Fisik dan Spiritual Kita berhubungan dengan perantaraan pancaindra, kita temukan manusia dan situasi-situasi yang dapat menolong kita dalam proses Pembebasan, yang merupakan perkem-bangan esensial dari eksistensi manusia sebagai individu. Pertemuan dengan dunia luar menambah pengalaman dan memungkinkan perbaikan-perbaikan terhadap kepribadian. Kita dapat menyaksikan dengan pancaindra contoh-contoh yang bermanfaat untuk menyegarkan candra manusia di dalam hati nurani kita.

Sebenarnya pemuasan keinginan kita adalah perlu sekali bagi perjalanan hidup kita. Di samping untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan juga untuk menetralisasi efek-efek yang mengiringi ketegangan itu. Itu semua terjadi karena daya kerja nafsu yang terus menerus dan diperkuat oleh angan-angan. Idealnya tidak boleh melupakan tujuan hakiki manusia barang sekejap pun.

__________ http://amazingdata.com/images/AmazingShaolinKungFu_14735/amazingcoolawesomeincredibleShaolinKungFuChinesemartialartsskillphotos2.jpg cited March 10, 2012.

Page 336: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 301

kan untuk proses Pembebasan, sudah terlepas juga. Ini berarti bahwa manusia

sekarang hanya dapat menyandarkan diri pada diri sendiri dengan apa yang

terdapat di dalam dirinya sendiri. Kehidupan intra psikis berjalan terus dengan te-

Apabila sebelum matinya manusia tidak pernah menciptakan ketertiban

dan memberi arah kepada kehidupan jiwanya, dan tidak pernah beru-

saha mencari jalan ke Rahsa Jatinya dengan menerobos khaos dinamika

fungsi sentra-sentra vitalitasnya, maka sesudah mati ia lebih tak berda-

ya lagi daripada sebelumnya.

tap, bayangan-bayangan pikiran timbul dan tenggelam, keinginan, hasrat dan

kemauan selalu bermunculan dan perasaan-perasaan ganti berganti seperti

sebelum mati.

Jika manusia selama hidup, sebelum matinya tidak pernah menciptakan

tata-tertib dan memberi arah kepada kehidupan jiwanya, dan tidak pernah

mencoba mencari jalan ke Rahsa-Jatinya dengan menerobos kemelut sebagai

hasil fungsi interaksi sentra-sentra vitalitasnya, maka sesudah mati ia lebih tak

berdaya lagi daripada sebelumnya. Ia menjadi permainan belaka dari angan-

angan, perasaan dan aktivitas-aktivitas nafsunya. Di dalam keadaan yang

demikian ini, menonjollah peranan dunia luar dan badan/jasmani kasar.

Pertama, di dalam dunia materi kasar, yang dapat dilihat dan dirasakan,

manusia berhubungan dengan perantaraan pancaindra. Kita mungkin saja

menemukan manusia dengan situasi-situasi tertentu yang dapat menolong kita

dalam proses Pembebasan. Hal ini merupakan perkembangan esensial dari

eksistensi manusia sebagai individu. Pengaruh-pengaruh antara dunialuar dan

manusia adalah dasar untuk mendapatkan pengalaman. Pertemuan dengan

dunia luar memungkinkan perbaikan-perbaikan terhadap kepribadian kita dan

kita dapat menyaksikan dengan pancaindra contoh-contoh yang bermanfaat

untuk menyegarkan candra manusia di dalam hati nurani kita.

Page 337: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

302 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Memikul beban berat batu-batu belerang di bawah teriknya sinar matahari

Foto 9.2.2: Beratnya Beban yang Dipikul dalam Kehidupan Nyata Telah disediakan makrokosmos dengan masyarakat dan objek lainnya untuk melepaskan perasaan-perasaan kuajiban, tanggung jawab, cinta-kasih, dan perasaan-perasaan lainnya.

Di dunia luar masih tersedia benda-benda yang dapat disubjektifkan. Meletakkan hubungan subjektif antara diri sendiri dengan dunia luar, mengurangi beban afektif yang bertimbun. Seolah-olah beban itu dipikul bersama oleh diri sendiri dan dunia luar. Ketika mendesubjektifkannya berarti meletakkan beban itu sepenuhnya kepada diri sendiri, ia berdiri sendiri. Mendesubjektifkan adalah tanda perkembangan mental, sebaliknya mensubjektifkan adalah tanda kelemahan.

__________ http://1.bp.blogspot.com/_a2Ac_i7cQNk/SrBNbk0IDbI/AAAAAAAABQI/i_Cfhpn72BQ/s1600/2.jpg cited March 10, 2012

Page 338: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 303

Pemuasan keinginan kita adalah perlu sekali bagi perjalanan hidup kita,

untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan dan untuk menetralisasi efek-efek

yang mengiringi ketegangan itu. Ketegangan dan efeknya terjadi karena daya ke-

Kehidupan jasmaniah memungkinkan bagi mereka yang jauh lebih ber-

pengalaman dalam proses Pembebasan dan bagi mereka yang telah men-

capainya, dapat berada bersama dengan kita di dunia-materi dan mem-

bantu kita menertibkan dan menyelaraskan kepribadian kita. Kesimpu-

lan, kehidupan jasmaniah mempermudah jalan mencapai Tripurusa.

kuatan nafsu yang terus menerus bekerja serta seringnya mendapat perkuatan

dari angan-angannya sendiri. Di dunia-luar tersedia juga objek-objek untuk

melepaskan perasaan-perasaan wajib, tanggung jawab, cinta-kasih, dan perasaan-

perasaan lainnya.

Mensubjektifkan barang-barang di dunia luar, adalah meletakkan hubungan

subjektif antara diri sendiri dengan dunia luar. Aktifitas ini mengurangi beban

afektif yang bertimbun. Seakan-akan beban itu lalu dipikul bersama oleh diri

sendiri dan dunialuar. Sebaliknya, men-desubjektifkan-nya berarti meletakkan

beban itu sepenuhnya kepada diri sendiri. Ia berdiri sendiri. Mensubjektifkan

adalah tanda kelemahan, mendesubjektifkan adalah tanda perkembangan jiwa.

Orang-orang yang jauh lebih tinggi pengalamannya daripada kita dalam

proses Pembebasan bahkan mereka yang telah mencapai Pembebasan itu, dapat

berada bersama dengan kita di dunia-materi. Orang yang perpengalaman

tersebut dapat membantu kita menertibkan dan menyelaraskan kepribadian kita.

Pendeknya, kehidupan jasmaniah mempermudah jalan mencapai Tripurusa.

Dunia-jasmaniah ini oleh K. Jaspers disebut dunia-indra dan ruang. Di

dalam keberadaan sesudah mati, isolasi struktural dan fungsional dari dunia-

indra dan ruang menjadi kenyataan. Di dalam keadaan yang demikian ini manu-

Page 339: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

304 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bagan Transenden 9.2.2: Dunia Indra-ruangnya Karl Jaspers tentang Hidupnya Arwah Dunia-indra dan ruang adalah dunia-jasmaniah ini telah disebut oleh K. Jaspers. Pada keadaan sesudah mati, isolasi strukturil dan fungsionil dari dunia-indra dan ruang menjadi kenyataan. Di dalam keadaan yang demikian ini manusia menjadi autistik sepenuhnya dan ia tidak dapat meletakkan hubungan yang normal dengan dunia-luar. Di situ hanya hidup arwah-arwah yang saat matinya tidak dapat mengikuti Suara panggilan TheForce (Suksma Sejati). Sekiranya mereka dapat saling berhubungan, mereka tidak akan dapat saling membantu lagi. Arwah-arwah ini mengira dan merasa masih hidup seperti dulu-dulu. Sudah tidak ada lagi objek dunia luar, guna melepaskan keinginan, hasrat dan afektif mereka.

Mereka selalu mengalami kekecewaan karena pikiran dan perasaannya yang diharapkan menjadi kenyataan-kenyataan, selalu lenyap karena tidak mungkin memberi pemuasan. Umpamanya timbul rasa haus, tetapi mereka tidak dapat minum dan rasa haus ini tetap menggoda sampai ia hilang dengan sendirinya, karena timbul perasaan-perasaan lain yang menggantikannya. Mungkin mereka merasa panas tanpa dapat berlindung atau mereka merasa rindu dengan keluarganya tanpa ada kemungkinan untuk bertemu. Rupanya tidak ada yang menyambut panggilan atau kehadiran mereka.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Dunia Luar MAKROKOSMOS

=============l Pancaindra l===========================

Dunia dalam Pocong Siap Kubur MIKROKOSMOS Manusia

MAYAT Soma

====================================================

Dunia Luar ====================================================

NNaaffssuu Arwah Psike

PPeerraassaaaann EExxttrraavveerrssii

AAnnggaann--aannggaann Aku IInnttrroovveerrssii

- - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

TriAspect: TheOneself Alam Sejati TheForce Immaterial Centre TheSource Rohani ======================================================================

Page 340: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 305

sia dapat menjadi autistik [2] sepenuhnya dan ia tidak dapat meletakkan hubungan

yang normal dengan dunia-luar. Tambahan lagi di situ hanya hidup arwah-arwah

yang saat matinya tidak dapat mengikuti suara panggilan Suksma Sejati. Andaika-

Merupakan siksaan yang sesungguhnya ketika keinginan dan perasaan

yang tak dapat dipenuhi, tiada henti dan harus hilang dengan sendiri-

nya. Akhirnya mereka mencari penyelesaian dan Pembebasan-nya di

dalam dirinya yang terdalam berupa penyerahan diri kepada Suksma

Kawekas. Saat itu juga mereka dibebaskan, sementara.

ta mereka dapat saling berhubungan, mereka tidak akan dapat saling membantu

juga. Arwah-arwah ini mengira dan merasa masih hidup seperti dulu-dulu. Hanya

sekarang tidak ada objek dunia luar, untuk melepaskan keinginan, hasrat, dan

afektif mereka.

Pikiran dan perasaannya menjadi kenyataan-kenyataan, tetapi yang tidak

mungkin memberi pemuasan dan karena itu mereka selalu mengalami

kekecewaan, tiap kali pikiran dan perasaan tadi melenyap. Umpamanya timbul

rasa haus, tetapi mereka tidak dapat minum dan rasa haus ini tetap menggoda

sampai ia hilang dengan sendirinya, karena timbul perasaan-perasaan lain yang

menggantikannya. Mungkin mereka merasa panas tanpa dapat berlindung atau

mereka merasa rindu dengan keluarganya tanpa ada kemungkinan untuk

bertemu. Karena keluarganya tidak ada yang menyambut panggilan atau

kehadiran mereka.

Ganti-bergantinya keinginan dan perasaan yang tak dapat dipenuhi dan

yang harus hilang dengan sendirinya itu, merupakan siksaan yang sungguh-

sungguh. Siksaan ini berlangsung terus-menerus sampai akhirnya mereka

mencari penyelesaian dan Pembebasannya di dalam dirinya yang terdalam

berupa penyerahan diri kepada Suksma Kawekas. Pada saat itulah mereka

dibebaskan.

__________

[2]. Autistik= bersifat autisme, keadaan yang sangat tertuju ke dalam diri sendiri (lazimnya pada orang

sakit); seluruh alam luarnya atau sebagian dari padanya lenyap dari penghayatan.

Page 341: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

306 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Lautan terbuka dengan goncangan gelombang besar adalah tantangan penakluknya Foto 9.2.3: Pengembaraan di Lautan yang Bergelombang Liar Pengembaraan di lautan terbuka yang penuh dengan goncangan gelombang besar mensyaratkan integritas struktur perahu dan manusianya.

Di alam kafiruna, yang tidak lain merupakan lanjutan kehidupan intrapsikis di dalam badan/jasmani, mereka dipaksa mencari penyelesaiannya di dalam diri sendiri. Makin cepat jalan penyelesaiannya ini didapatkan, makin cepat pula mereka keluar dari alam kegelapan ini. Goncangan gelombang angan-angan, perasaan, dan nafsu ini sebenarnya sudah berlangsung juga di dalam kehidupan jasmani kasar, sebelum meninggal.

Alam kafiruna sesungguhnya telah dicicipi manusia. Karena terjadi sebelum mati, masih ada dunia luar untuk mengendorkan semua ketegangan dan akibat-akibatnya. Selain untuk memenuhi keinginan, ia juga berlatih mendapatkan kembali jalan, melalui hati sanubarinya yang terdalam. Perimbangannya sesuai dengan kehidupannya di dalam badan/jasmani-nya dahulu. Apakah manusia itu memang harus berada di dalam alam kafiruna, dan untuk berapa lama harus tinggal di situ? Semua ditimbang dengan adil.

Manusia cenderung mengawinkan dirinya dengan dunia tercintanya. Menyebabkan manusia pada saat sakaratul-mautnya tidak tahu bahwa ada kewajiban batiniah. Hal inilah yang menyebabkan manusia tidak mudah melepaskan diri dari badan/jasmani halusnya itu. Di dalam alam kafiruna, badan/jasmani halus ini tidak memerlukan pemeliharaan materi dan tidak pula terikat pada batas umur. Ia masih dapat meninggalkan-nya setiap waktu jika ia menghendaki, sesuai dengan ingatannya tentang introversi. __________ http://www.islanderpaddler.com/storage/rick.jpg?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1268058171461 cited September 17, 2011.

Page 342: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 307

Dunia, di mana mereka mengembara di dalam badan/jasmani halusnya,

dinamakan dunia gelap, alam kafiruna. Masa ini adalah masa penderitaan, kese-

dihan , dan kekecewaan. Manusia itu hidup di dalam dunia bayangan-bayangan

Alam kafiruna, adalah dunia-gelap di dalam badan/jasmani halusnya

orang yang sudah meninggal. Di mana sang-akunya masih mengembara

di dalam bayangan angan-angannya sendiri, yang dipandangnya seba-

gai sungguh-sungguh bersifat dunia materi.

angan-angannya sendiri, yang oleh mereka dipandang sebagai sungguh-sungguh

materi.

Di dalam dunia ini, yang tidak lain merupakan lanjutan kehidupan

intrapsikis di dalam badan/jasmani, mereka dipaksa mencari penyelesaiannya di

dalam diri sendiri. Makin cepat jalan penyelesaiannya ini didapatkan, makin cepat

pula mereka keluar dari alam kafiruna. Permainan angan-angan, perasaan dan

nafsu ini sebenarnya sudah berlangsung juga di dalam kehidupan jasmani kasar,

sebelum meninggal.

Jadi, pada waktu itu pun manusia sesungguhnya telah mencicipi alam

kafiruna. Tetapi sebelum mati, masih ada dunia luar untuk melepaskan semua

ketegangan dan akibat-akibatnya. Selain untuk memenuhi keinginan, juga

berlatih mendapatkan kembali jalan, melalui hati sanubarinya yang terdalam.

Tergantung dari bagaimana kehidupannya di dalam badan/jasmaninya dahulu,

apakah manusia itu jatuh di dalam alam kafiruna atau tidak, dan untuk berapa

lama ia tinggal di situ.

Kecenderungan manusia untuk mengikatkan dirinya kepada yang duniawi

menyebabkan manusia pada saat sakaratul-mautnya tidak tahu bahwa ada

kewajiban batiniah. Kalau ia tidak dapat melepaskan diri dari keduniawian pada

saatnya yang tepat, maka ikutlah ia dengan dunia yang telah diawetkan di dalam

jiwanya. Hal inilah yang menyebabkan manusia tidak dapat melepaskan diri dari

badan/jasmani halusnya itu. Di dalam alam kafiruna, badan/jasmani halus ini

Page 343: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

308 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Halle Berry dalam film Catwoman, diungkapkan legenda kucing yang bernyawa rangkap.

Foto 9.2.4: Manusia mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia Dalam film Catwoman, mengungkapkan bahwa kucing memiliki nyawa sembilan rang-kap di dalam kehidupannya. Legenda lain lagi menyebutkan bahwa seekor kucing beti-na akan memindahkan tempat tinggal anak-anak yang dlahirkannya sebanyak tujuh kali. Setelah tahap melihat perjalanan hidup yang harus dijalani lagi, ia sudah tidak dapat menarik diri lagi untuk lebih senang tetap tinggal di dalam suasana Rahsa Jati, tetapi ia segera dilahirkan dalam reinkarnasi berikutnya untuk menyelesaikan proses pembebas-annya. Manusia mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia dengan badan/ jasmani kasar guna melaksanakan Pembebasannya. Kesempatan berikutnya, alam kafirunanya menjadi makin gelap, dan badan/jasmani halusnya makin halus. Jika ia sesudah hidupnya yang ketujuh dan terakhir masih juga jatuh di dalam alam kafiruna, maka manusia ini sudah demikian jauh tersesatnya dari jalan Suksma Sejati, sehingga hampir mustahillah baginya untuk ingat kembali kepada Suksma Sejati.

__________ http://showbiz.bestfashionable.com/wp-content/uploads/2011/08/Halle-berry-in-catwoman-suit.jpg cited September 15, 2011.

Page 344: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 309

tidak memerlukan pemeliharaan materi dan tidak pula terikat pada batas umur.

Tetapi ia dapat ditinggalkan setiap waktu jika dikehendaki.

Begitu ada kecenderungan sedikit saja untuk mengikatkan diri dengan

dunia luar, maka kepribadian itu akan dilahirkan lagi kembali ke dunia.

Sebelum ia dilahirkan kembali, ia diingatkan kembali kepada paugeran-

nya, dan ia tahu nasib kehidupannya yang sedang menanti di kelak

kemudian hari..

Jika Rahsa Jati telah diketemukan lagi, maka badan/jasmani halus tadi

ditanggalkan seperti orang menanggalkan baju lamanya. Ini terjadi seperti

pengalaman di dalam panembah ketika jasmani kasarnya masih hidup. Ketika

masuk ke dalam suasana Rahsa Jati dan melepaskan diri dari eksistensi jasmani.

Bedanya, kehidupan Aku kembali lagi ke dalam badan/jasmani yang sama, jika

panembahnya telah selesai.

Di dalam alam kafiruna, badan/jasmani halus ditinggalkan untuk

seterusnya, sejak saat masuk ke Rahsa Jati. Di sini, di dalam tahap ini manusia

seakan-akan ditimbang dan dinilai. Jika masih ada sedikit kecenderungan saja

untuk mengikat diri dengan dunia luar, keduniawian, maka kepribadian itu lalu

dilahirkan lagi ke dunia. Sebelum ia dilahirkan kembali, ia diingatkan kembali

kepada syahadatnya, dan ia tahu nasib yang bagaimana yang menanti ia di dalam

kehidupannya yang akan datang.

Di dalam tahap ini kepribadian itu sudah tidak dapat menarik diri lagi

karena lebih senang tetap tinggal di dalam suasana Rahsa Jati, tetapi ia segera

dilahirkan dalam reinkarnasi berikutnya. Ia dilahirkan kembali sebagai manusia

untuk menyelesaikan proses Pembebasannya. Dengan jalan demikian ini manusia

mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia dengan badan/jasmani

kasar untuk melaksanakan Pembebasannya.

Di dalam tiap kesempatan selanjutnya, alam kafirunanya menjadi makin

gelap, dan badan/jasmani halusnya makin halus. Jika ia sesudah hidupnya yang

Page 345: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

310 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bagan Transenden 9.2.3: Alam Kafiruna Setara dengan Siksaan di Pusat Vitalitas Alam kafiruna sesungguhnya telah juga dicicipi oleh manusia selama hidupnya di dalam badan/jasmani kasar ini, yaitu ketika ia disiksa oleh keinginan-keinginan, pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan tertentu. Tetapi ketika manusia tidak autistik, maka keinginan-keinginan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaannya itu masih dapat diwujudkan. Manusia harus berusaha menerobos dengan susah payah di dalam panembahnya agar ketiga pusat vitalitas jiwanya tersebut dapat sampai ke Rahsa Jati (TheGate).

Manusia berusaha memasukkan kesadarannya selama panembah ke dalam dunia a-indrawi di dalam kehidupan intrapsikisnya. Semua yang telah dialaminya akan ia temu-kan di sana. Pengalaman a-indrawi ini terjadi tidak hanya untuk memandang apa yang tersedia, tetapi bertujuan juga untuk mencapai Rahsa Jati dan mendekat kepada Suksma Sejati.

Netralisasi nilai pribadi yang melekat pada apa yang tersedia itu dengan jalan men-desubjektifkannya. Agar dapat menjalankannya, diperlukan sikap hidup ekstraversi seperti yang ditandaskan oleh Pancasila terhadap semua kehidupan psikis, di dalam dirinya sebagai latar belakang sikap introversinya.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Dunia Luar MAKROKOSMOS

==================lPancaindral=============================

Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia: Soma

[FISIK]

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - [MENTAL] Pamali Pancasila: rela, sabar, narima, Psike NNaaffssuu jujur, budi luhur

PPeerraassaaaann EExxttrraavveerrssii

AAnnggaann--aannggaann Aku IInnttrroovveerrssii

Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TTrriippuurruussaa

[SPIRITUAL] Alam Sejati Pusat Imateri

========================================================================

Page 346: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 311

ketujuh dan terakhir masih juga jatuh di dalam alam kafiruna, maka manusia ini

sudah demikian jauh tersesatnya dari jalan Suksma Sejati. Sehingga hampir

mustahil baginya untuk ingat kembali kepada Suksma Sejati.

Jujur memberikan bekal ke-berani-an untuk melihat dirinya sendiri di

dalam proporsi-proporsi yang nyata. Terlepas dari hasil penilaiannya

itu nanti, apakah baik, buruk, benar, salah, bahkan tidak berharga sama

sekali. Akan dihadapi dengan penuh ketegaran.

Sesungguhnya manusia telah juga mencicipi alam kafiruna selama hidupnya

di dalam badan/jasmani kasar ini, yaitu ketika ia disiksa oleh keinginan-keinginan,

pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan tertentu. Tetapi dalam situasi ini, di mana

manusia tidak autistik sehingga keinginan-keinginan, pikiran-pikiran, dan pera-

saan-perasaannya itu masih dapat diwujudkan. Di dalam panembah, manusia

berusaha menerobos dengan susah payah keinginan-keinginan, pikiran-pikiran

dan perasaan-perasaan ini agar dapat sampai ke Rahsa Jati.

Selama panembah itu, manusia memasukkan kesadarannya ke dalam

dunia tiada-indra di dalam kehidupan intrapsikisnya. Di sana ia menemukan

semua yang telah dialaminya. Menenggelamkan diri di dalam pengalaman a-

indrawi ini terjadi tidak hanya untuk memandang apa yang tersedia, tetapi

bertujuan juga untuk mencapai Rahsa Jati dan mendekat kepada Suksma Sejati.

Untuk mencapai tujuan ini, manusia harus menetralisasikan nilai pribadi-

nya yang melekat pada apa yang tersedia itu dengan jalan mendesubjektifkannya.

Agar dapat menjalankannya, diperlukan sikap hidup seperti yang ditandaskan

oleh Pancasila terhadap semua kehidupan psikis di dalam dirinya. Ke-jujur-an

(temen) memberikan keberanian untuk memandang dirinya sendiri di dalam

proporsi-proporsi yang nyata, terlepas dari hasil penilaiannya itu nanti, apakah

Page 347: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

312 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Gambar di sebelah kiri adalah proses kematian dan di sebelah kanan adalah proses kelahiran

Gambar 9.2.1: Penjelasan Lahir Kembali (Reinkarnasi) Hati nurani dengan latar belakang sifat budi luhur mengandung suatu harapan yang akan membawa kita kepada derajat Suksma Sejati. Dalam suatu panembah jika kita berhasil bertunggal dengan Suksma Sejati, maka selalu kita lihat bahwa kita jatuh kembali ke derajat sebelumnya. Pada mulanya kita tidak dapat bertahan lama di dalam derajat Suksma Sejati, karena masih ada kecenderungan mengikat diri kepada dunia luar yang melekat. Kita belum cukup menyucikan diri. Kemungkinan gejala ini telah kita sadari di alam kafiruna. Jika manusia berhasil melepaskan autismenya melalui dirinya sendiri, maka ia seakan-akan dilemparkan kembali ke dunia jika masih kurang suci, tetapi tidak jatuh kembali ke alam kafiruna, melainkan mendapat badan/jasmani yang komplit dengan jalan dilahirkan kembali sebagai bayi.

__________ http://nirmalkumar.org/blog/wp-content/uploads/2011/04/reincarnation2.jpg cited March 10,2012

Page 348: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 313

baik atau tidak berharga sama sekali. Narima dan sabar perlu ada, agar dapat

menerima hasil penilaian diri itu tadi, sehingga tidak tergesa-gesa dan ulet di

dalam usaha mencapai keinginan-keinginannya. Rela adalah kesediaan melepas-

Jika pada suatu panembah kita berhasil bertunggal dengan Suksma

Sejati, kemudian kita jatuh kembali ke derajat sebelumnya. Pada

awalnya kita tidak dapat bertahan lama karena masih ada kecen-

derungan mengikatkan diri kepada dunia yang melekat kepada diri

kita. Kita masih harus menambah semangat menyucikan diri.

kan yang subjektif dan berharga dari timbunan pengalamannya, sehingga me-

mungkinkan terjadinya proses desubjektivasi.

Budi luhur adalah sifat sebagai latar belakang, contoh dan hati nurani,

yang mengandung suatu harapan, menurut ungkapan Carp: suatu kemungkinan

keber-ada-an, posisi, yang dapat dicapai. Budi luhur ini membawa kita kepada

derajat Suksma Sejati. Jika kita pada suatu panembah suatu kali berhasil

bertunggal dengan Suksma Sejati, maka selalu kita lihat bahwa kita jatuh kembali

ke derajat sebelumnya.

Pada mulanya kita tidak dapat bertahan lama di dalam derajat Suksma

Sejati, karena masih ada kecenderungan mengikat diri kepada dunia yang

melekat kepada diri kita. Kita belum cukup disucikan. Gejala ini telah kita lihat

pula di alam kafiruna. Jika manusia berhasil melepaskan autistiknya melalui

dirinya sendiri, maka ia seakan-akan dilemparkan kembali ke dunia jika masih

kurang suci, tetapi sekarang ia tidak jatuh kembali ke alam kafiruna, melainkan

mendapat badan/jasmani yang komplit dengan jalan dilahirkan kembali sebagai

bayi.

Kebaktian kepada Suksma Kawekas melalui Suksma Sejati dan makna dari

panembah merupakan hal-hal yang penting di dalam candra manusia Indonesia

ini. Tetapi manusia tidak selalu menunjukkan kebaktiannya kepada Hidup yang

Page 349: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

314 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Phoenix si burung api yang legendaris dalam mitologi Mesir dianggap memiliki hidup yang abadi.

Gambar 9.2.2: Si Burung Api Terbang Tinggi di Kegelapan Malam Penyucian diri yang keras terhadap keduniawian sering dilakukan untuk berbakti kepada suatu dewa. Makin tinggi dewa yang disembah, makin keras kebaktiannya dan makin besarlah kesediaan berkorban yang diminta di bidang materi dan yang terikat oleh materi. Akibatnya adalah, bahwa manusia ini sebagai makhluk berjiwa, mengalami hidup-nya di lapisan-lapisan yang tipis dari langitnya (jasmani halusnya). Ketika ajal tiba berarti bahwa ia pergi ke alam dewa itu. Di alam kafiruna ia berhubu-ngan dengan dewanya melalui angan-angan yang masih ada dan berlangsunglah terus penyuciannya yang semua itu dalam rangka kebaktiannya kepada sang dewanya tadi. Makin menjadi halus jiwanya, makin tinggilah tempatnya di alam para dewa. Tetapi makin menjadi gelaplah jiwanya jika dilihat dari titik pangkal Tripurusa. Jalannya kembali ke Tripurusa menjadi nyaris atau malah sudah tertutup. __________ http://2.bp.blogspot.com/-QJqUsjoTw2E/TfDAMVu1auI/AAAAAAAAACA/-5wyT5nQWfw/s1600/ponix.jpg cited March 10, 2012.

Page 350: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 315

titik singgungnya antara dunia-dalam dan dunia-luar yang terletak di dalam diri-

nya sendiri yang terdalam. Tetapi membiarkan kebahagiaannya pada hari

kemudian tergantung dari pegangan-pegangan arah di luar dirinya, yang bersifat

Kepada Hidup yang titik singgungnya terletak di dalam dirinya sendiri yang

terdalam, manusia tidak selalu menunjukkan kebaktiannya. Sering-kali membiar

kan kebahagiaannya pada hari kemudian tergantung dari pegangan-pegangan

arah di luar dirinya, yang bersifat ruang danwaktu. Mati mempunyai arti yang

sangat berbeda bagi orang yang demikian ini. Sebab hidupnya yang autistik di

alam kafiruna nanti akan memaksanya belajar manembah juga pada akhirnya.

ruang dan waktu. Bagi orang yang demikian ini, mati mempunyai arti yang lain

sekali, ia akan terpaksa belajar manembah juga pada akhirnya, karena hidupnya

yang autistik di alam kafiruna nanti.

Para dewa itu, di samping menarik kebaktian manusia keluar dari dirinya

(eksoterisme), mereka memperkuat kedaulatan Aku manusia dan lambat-laun

melepaskan ikatan hubungan antara Rahsa Jati dan pusat-pusat vitalitas di dalam

jasmani halus. Penerobosan angan-angan atau penarikan kembali angan-angan

oleh Tripurusa, atau tidak dipergunakannya angan-angan (semua ungkapan-

ungkapan yang berbeda untuk menyatakan satu gejala yang sama), menjadi sulit

sekali selama kebaktian keluar itu masih berlangsung.

Pada kebaktian kepada suatu dewa sering diperlukan penyucian yang keras

terhadap keduniawian. Makin tinggi dewa yang disembah, makin keras kebakti-

annya dan makin besarlah kesediaan berkorban yang diminta di bidang materi

dan yang terikat oleh materi. Akibatnya adalah, bahwa manusia ini sebagai

makhluk rohaniah (berjiwa), mengalami hidupnya di lapisan-lapisan yang tipis

dari langitnya (jasmani halusnya). Mati bagi orang yang demikian berarti bahwa

ia pergi ke alam dewa itu. Di alam kafiruna ia berhubungan dengan dewanya

melalui angan-angannya yang masih ada dan berlangsunglah terus penyuciannya.

Semuanya itu dalam rangka kebaktiannya kepada dewanya tadi. Makin menjadi

Page 351: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

316 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Russel Crow dalam film Robinhood dari hutan Sherwood, yang dicintai masyarakatnya Foto 9.2.5: Di Dunia Robinhood Perbuatan Kotor dan Bersih Berdampingan Legenda Robinhood dari hutan Sherwood. Sang tokoh ini adalah perampok budiman, hasil perbuatan ”kotor”-nya segera di ”cuci” untuk diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan Hidup di dalam badan/jasmani kasar, juga suatu keberuntungan tersendiri dipandang adanya kebebasan memilih. Karena proses pengotoran dan penyucian jiwa dapat berada berdampingan. Terjadi pada saat yang bersamaan baik pada orang yang sama maupun pada orang yang berlainan. Dengan demikian, ia dapat mengumpulkan pengalaman agar makin lama makin mendekat kepada Suksma Sejati dan mengalami-nya dengan sadar. Orang ini bahkan dapat keluar-masuk Rahsa Jati dengan badan yang sama, demi baktinya kepada umat manusia.

__________ http://www.shockya.com/news/wp-content/uploads/robin_hood_horses1.jpg cited September 14, 2011. http://rizanovara.files.wordpress.com/2009/12/robin_hood_2010_poster.jpg?w=236&h=350 cited September 15, 2011.

Page 352: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 317

halus jasmani halusnya, makin tinggilah tempatnya di alam dewa, tetapi makin

menjadi gelaplah jiwanya jika dilihat dari titik pangkal Tripurusa. Jalannya

kembali ke Tripurusa menjadi hampir-hampir mustahil.

Di alam kafiruna ia dapat tinggal beribu-ribu tahun. Dewanya mence-

gah dia berbalik kiblat, berbakti kepada Suksma Kawekas. Dengan

demikian hanya sebagai pengecualian ia dapat dilahirkan kembali untuk

hidup. Penyucian dan pengotoran di dunia dapat terjadi bersamaan

seiring dengan kehidupannya kembali di badan/jasmani kasar.

Orang yang demikian ini masih tetap autistik, hanya kadang-kadang dapat

diterobos oleh kontak dengan dewanya, tetapi kontak ini tidak memberi jawaban

yang cukup untuk mengatasi permainan keinginan-keinginan, perasaan-perasaan

dan ingatan-ingatan yang timbul tenggelam berganti-ganti, yang selalu

menghasilkan kekecewaan-kekecewaan. Ia dapat tinggal beribu-ribu tahun di

alam kafiruna. Dewanya mencegah dia berbalik kiblat, berbakti kepada Suksma

Kawekas. Dengan demikian hanya sebagai pengecualian ia dapat dilahirkan

kembali, untuk hidup kembali di dalam badan/jasmani kasar, di mana penyucian

dan pengotoran dapat berada berdampingan.

Di dalam kehidupan ini, memungkinkan ia dapat mengumpulkan

pengalaman-pengalaman untuk makin lama makin mendekat kepada Suksma

Sejati dan mengalami-nya dengan sadar. Orang ini bahkan dapat keluar-masuk

Rahsa Jati dengan badan yang sama, demi baktinya kepada umat manusia.

Kekuasaan dewa itulah yang sering menarik dan menyilaukan mata

manusia, sehingga ia lupa kepada Asalnya yang Suci. Pada dasarnya, kekuasaan

yang sama itu terkandung juga di dalam badan/jasmani manusia, yaitu kemayan.

Badan/jasmani kasar yang tidak berada dalam keselarasan, merintangi

perkembangan kemayan ini, tetapi di dalam derajat Bayu Sejati, manusia dapat

menggunakan kekuasaan yang sama.

Page 353: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

318 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia dalam terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),

2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/dunia luar berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.2.4: Pengertian Sorga di dalam Candra Manusia Indonesia Mata manusia lebih tertarik dan silau akan kekuasaan dewa, sehingga ia lupa kepada Asalnya yang Suci. Padahal, di dalam badan/jasmani manusia sudah terkandung kekuasaan yang sama yaitu kemayan. Badan/jasmani kasar yang tidak berada dalam keselarasan, merintangi perkembangan kemayan ini, tetapi di dalam derajat Bayu Sejati, manusia dapat menggunakan kekuasaan yang sama. Potensi Bayu Sejati ini harus dilepaskan tanpa syarat, di dalam upaya mendapatkan posisi Pembebasan. Proses tersebut merupakan syarat untuk masuk ke dalam keadaan berada yang tak dapat dikenal sebelumnya. Tetapi, hasil akhir yang akan didapatkan berupa suatu Kesadaran dan Kedaulatan mutlak, Mahakuasa, serta tak terikat oleh ruang dan waktu, sesuai dengan suasana Sorga di dalam candra manusia Indonesia.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Dunia Luar MAKROKOSMOS

=================lPancaindral============================== Dunia dalam MIKROKOSMOS Manusia: Soma [FISIK]

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - [MENTAL] Pamali Pancasila: rela, sabar, narima, Psike Dasasila jujur, budi luhur

NNaaffssuu

PPeerraassaaaann EExxttrraavveerrssii

AAnnggaann--aannggaann Aku IInnttrroovveerrssii

Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa:

SPIRITUAL] Alam Sejati Pusat Imateri

Sorga: Suatu kesadaran dan kedaulatan mutlak, mahakuasa, serta

tak terikat oleh ruang dan waktu. ========================================================================

Page 354: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 319

Di dalam Pembebasan, potensi Bayu Sejati ini dilepaskan tanpa syarat, untuk

masuk ke dalam keadaan berada yang tak dapat dikenal sebelumnya. Tetapi,

Silaunya mata manusia karena kekuasaan dewa itulah yang melupakan

kepada Asalnya yang Suci. Sesungguhnya, kekuasaan yang sama itu

dimiliki juga oleh manusia, yang dikenal sebagai kemayan. Ketidak-

selarasan badan/jasmani kasar akan merintangi perkembangan

kemayan. Perkecualian di dalam derajat Bayu Sejati, manusia juga

dipinjami kekuasaan yang istimewa tersebut.

yang akan timbul berupa suatu Kesadaran, berdaulat mutlak dan Mahakuasa, tak

tergantung oleh tempat dan waktu. Inilah Sorga di dalam candra manusia

Indonesia.

Page 355: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

320 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 10.1.1: Kereta ‘sempurna’ Mikrokosmos Manusia (sang Aku) sudah diberi perlengkapan yang sempurna. Terdiri dari empat anasir (suasana, api, air dan tanah) sebagai busananya dan tujuh perangkat (saudara) terdiri atas empat macam kekuatan hawa nafsu (mutmainah, amarah, sufiah dan luamah), dan tiga saudara lainnya yaitu cipta, nalar dan pangerti. Angan-angan (mind) diberi kekuasaan mengendalikan (kusir) hawa nafsu. Apakah dipakai untuk mendatang-kan anugerah atau musibah diserahkan sepenuhnya kepada sang Aku. Mutmainah, sebagai nafsu egosentrifugal (sosial dan supra sosia) akan mengarah ke anugerah Tuhan. Luamah, sebagai nafsu ”jahat” (egosentripetal) akan mengarah ke musibah, kecuali karena kelihaian angan-angan yang mampu mengendalikannya. Peng-gabungan kekuatan Mutmainah dan sufiah (asmara-sufi-laya) akan mampu mengubah polaritas egosentripetal luamah menjadi egonetral yang berarti suatu kesanggupan luar biasa dari badan/jasmani untuk menanggung penderitaan apa saja guna mencapai tujuan hidupnya yang hakiki (Pamudaran). Peristiwa berubahnya polaritas ini dinamakan sublimasi, suatu mekanisme pertahanan manusia yang istimewa.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

TheSelf

Mind

Mut- mainah

Luamah

Sufiah

Amarah

ǁǁǁǁǁ

MAKROKOSMOS

Egosentrifugal (+/++) Sosial(+) & Suprasosial (++)

Keinginan, cinta (o) (tanpa polaritas)

Kemauan, semangat (o) (tanpa polaritas)

Egosentripetal (-/±) Egonetral (±)

Angan-angan (cipta, nalar, pangerti)

Diagram Kereta Mikrokosmos

] [

Page 356: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 321

BAB X

HUKUM KEADILAN TUHAN

10.1 PENDAHULUAN Hukum keadilan Tuhan ini menerangkan tentang arti anugerah dan

hukuman Tuhan, yang lazimnya disebut memetik buah perbuatan baik dan buruk.

Hukum Tuhan ini terasa kejam (tegas) karena sempurnanya (Aku) manu-

sia yang memiliki tujuh saudara (empat kekuatan hawa nafsu dan tiga

angan-angan, sebagai kusir pengendalinya) serta empat anasir yang

menjadi busananya. Apakah dipakai untuk mendatangkan anugerah

atau musibah diserahkan sepenuhnya kepada kedaulatan sang Aku.

Yang disebut perbuatan baik adalah perbuatan yang selaras dengan karsa Tuhan

dan yang disebut perbuatan buruk (dosa) adalah yang bertentangan atau tidak

selaras dengan karsa Tuhan. Karsa Tuhan itu hanya demi kesejahteraan segenap

makhluk supaya selama diciptakan hidup di dunia, dapat selamat perjalanannya

hingga sampai ke jalan asal tujuan dan jangan sampai tersesat jalannya. Akhirnya

ketika dipanggil Tuhan (maut), tidak dapat kembali lagi ke alamnya yang sejati

ialah sumber dan tujuan hidupnya.

Sejak awal hidupnya, Tuhan sudah memberitahukan keadaan kehidupan

yang beraneka warna itu serta ke-wajib-annya, berlakunya hukum keadilan

(perbuatan), makna paugeran (janji, ikrar, kredo, syahadat) Tuhan kepada para

hamba. Hakekat keyakinan tersebut mengandung tiga macam kesanggupan besar,

yaitu: sadar, percaya dan taat, yang disucikan oleh lima macam kelakuan baik:

rela, sabar, narima, jujur dan budi luhur. Setelah Roh Suci menyanggupi semua

perjanjian Tuhan tersebut, kemudian diciptakanlah ia ke dunia sebagai manusia.

Kelalaian dalam menetapi ikrar tersebut berarti mengingkari (memungkiri) titipan

janji kepada Tuhan tersebut, ia akan menerima hukuman Tuhan karena

melanggar prasetia jiwanya.

Page 357: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

322 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Karma adalah hukum sebab-akibat, berjalan dengan otomatis, adil, dan menjaga keharmonisan

Gambar 10.2.1: Ruang Lingkup Hukum Karma Karma merupakan hukum sebab-akibat, hukum tersebut berjalan dengan sendirinya, otomatis, penuh dengan keadilan dan menjaga harmoni dunia. Semua penegak hukum termasuk ”Polisi Karma” tentunya sudah lebur di dalam ”hukum” itu sendiri... Apa yang Anda perbuat kepada dunia akan kembali juga kepada Anda. Di luar kekuasaan Karma ialah hidup yang imateri, yang diam. Maknanya semua yang terjadi akan kembali ke eksistensi asal yang diam dan abadi tersebut. Perbuatan, artinya ia (akan) keluar dari sumbernya dan memasuki (eksistensi) ruang dan waktu menjadi terikat dengan hukum abadi tersebut.

TheForce, yang Dinamis (Suksma Sejati) sebagai Pelaksana dari yang Statis (Suksma Kawekas) menciptakan wadah Roh Suci (TheSelf) berupa keempat anasir dengan urutan-urutan sebagai berikut: suasana (ether, hawa), api, air dan tanah (bumi), masing-masing mengandung kekuatannya yang khas dan mandiri. Keberadaan ruang dan waktu (menjadi ada, dari tidak ada apa-apa) dengan terlahirnya suasana. Semua yang terlahir setelah unsur suasana, terikat oleh materi, dapat diukur menurut ukuran ruang dan waktu, menjadi terikat dengan hukum karma. __________ http://3.bp.blogspot.com/--sx78_WcI_Q/TaO_vTGxTzI/AAAAAAAAAIg/7F3HyFSwn_M/s1600/ KarmaCop-311x322.jpg cited September 28, 2011. http://s1.hubimg.com/u/5474148_f260.jpg cited September 28, 2011.

Page 358: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 323

10.2 KARMA

Menuai buah dari tanaman perbuatan adalah suatu ketentuan dari Suksma Kawe-

kas, TheSource, yang menguasai semua hidup yang terikat oleh materi, sebagai

Karma adalah representasi hukum keadilan yang menentukan, suatu

ketentuan dari Suksma Kawekas, TheSource, sumber hidup yang mengua-

sai semua hidup yang terikat oleh materi. Siapa saja akan menuai hasil

tanaman sesuai dengan yang ditanamnya, menanam padi menuai padi.

hukum keadilan yang menentukan. Yang dimaksud dengan perbuatan itu tidak

hanya aktivitas alat gerak badan/jasmani, tetapi juga tiap gerak yang keluar dari

titik-diam di dalam sentra-sentra vitalitas: angan-angan, perasaan, dan nafsu.

Semua sifat-sifat dari gerak keluar itu dikuasai oleh hukum tersebut, seperti

kualitas, kuantitas, bentuk dan arahnya, pendek kata semua sifat-sifatnya yang

terikat oleh ruang dan waktu.

Yang berada di luar kekuasaan Karma ialah hidup yang imateri, yang diam.

Semua yang terjadi mengandung makna bahwa ia akan kembali ke eksistensi asal.

Perbuatan memasuki (eksistensi) ruang dan waktu, mengandung makna bahwa ia

(akan) keluar dari padanya.

Jika kita mengikuti terjadinya universum menurut candra manusia

Indonesia ini (Gumelaring Dumadi, buku III dari Sasangka Jati), maka dari Hidup

yang imateri, yang Diam, terlahir yang Dinamis sebagai pelaksana dari Kehendak,

yang terkandung dari yang Diam. Ada Kehendak untuk melepaskan Roh Suci

sebagai percikan dari Diam, tetapi Kehendak itu menunda pelaksanaannya,

menunggu adanya busana material untuk wadah percikan yang dikorbankan dari

Diri sendiri.

Wadah, busana itu diciptakan oleh yang Dinamis sebagai Pelaksana dari

yang Statis keempat anasir dengan urutan-urutan sebagai berikut: suasana (ether,

hawa), api, air dan tanah (bumi), masing-masing mengandung kekuatannya yang

Page 359: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

324 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 10.2.1: Terjadinya Alam Semesta Dipimpin oleh Kebijaksanaan perencanaan, keempat unsur: suasana (ether, hawa), api, air dan tanah (bumi), dengan kekuatan masing-masing saling pengaruh-memengaruhi terjadilah bentuk dan hubungan, yang lambat-laun memberi wujud kepada alam semesta. Ketika wadah telah siap, maka diciptakanlah isinya yaitu manusia, dewa, binatang, dan tumbuh-tumbuhan, pengisi dunia dan bagian dari makrokosmos.

Tripurusa (TriAspek ) adalah pusat jati dirinya manusia, sebagai titik statis. Hidup imateri dalam tiga aspek, turun di dalam ikatan materi dengan segala akibat-akibatnya. Pada suatu ketika ikatan materi tersebut, harus ditiadakan oleh suatu Pembebasan. Pengembalian ke titik statis dan Pembebasan dipandu oleh TheForce, Suksma Sejati atas nama TheSource, Suksma Kawekas.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

SOMA

Dimensi-2

PSIKE Dimensi-3

TheSource TheForce TheSelf Dimensi-4

MIKROKOSMOS

ǁǁǁǁǁ

||

Body

Mind

Soul TTTrrreeeFFFoooiiilll

Nafsu- nafsu

Angan-

angan

Perasaan

(EGO)

MAKROKOSMOS Manusia, Dewa, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, dan Mineral

Dimensi-1

Page 360: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 325

khas dan mandiri. Dengan terlahirnya suasana, dilahirkan ruang dan waktu.

Semua yang terlahir setelah unsur suasana, terikat oleh materi, dapat diukur

menurut ukuran ruang dan waktu.

Tiap gerak yang keluar dari titik-diam di dalam sentra-sentra vitalitas:

angan-angan, perasaan dan nafsu adalah perbuatan. Tidak hanya

aktivitas alat gerak badan/jasmani saja disebut perbuatan, tetapi semua

sifat-sifat dari gerak keluar titik diam dikuasai oleh hukum abadi

(karma), seperti kualitas, kuantitas, bentuk, dan arahnya, pendek kata

semua sifat-sifatnya yang terikat oleh ruang dan waktu.

Keempat unsur tadi dengan kekuatan masing-masing saling pengaruh-

mempengaruhi dan karena dipimpin oleh Kebijaksanaan perencanaan, terjadilah

bentuk dan hubungan, yang lambat laun memberi wujud kepada universum. Jika

wadah telah siap, maka datanglah isinya yaitu manusia, dewa, binatang, dan

tumbuh-tumbuhan.

Yang essensial di dalam manusia adalah Tripurusa, Hidup imateri dalam

tiga aspek, derajat, turun di dalam materi dengan segala akibat-akibatnya. Pada

saat itu juga mulailah berlaku Hukum Karma baginya. Karena Tripurusa dianggap

sebagai titik-Diam, maka pemindahan titik berat hidup ke hidup material itu tadi

adalah suatu perbuatan nyata, yang pada suatu ketika harus dikembalikan

kepada titik-diamnya lagi. Ikatan pada materi ini pada suatu ketika, harus

ditiadakan oleh suatu Pembebasan.

Semua aktivitas angan-angan, perasaan, dan nafsu adalah akibat

pemindahan dari titik berat ke jasmani, memilih hidup yang mengandung

kemungkinan-kemungkinan berada dan kemungkinan–kemungkinan berbuat

yang saling berlawanan (polar, berpolarisasi, berkutub, bertujuan). Polaritas ini

tidak ada di dalam Tripurusa.

Ketiga sentra vitalitas memperlihatkan polaritas. Angan-angan terarah di

dalam konsentrasi dan abstraksi. Penerangan oleh angan-angan menyebabkan

terjadinya bidang yang gelap di luar bidang yang terang. Perhatian itu membatasi

Page 361: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

326 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,

spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos Bagan Transenden 10.2.1: Rahsa Jati adalah Ilkim Tripurusa Rahsa Jati, TheGate, adalah iklim Tripurusa bukanlah apa yang kita sebut sehari-hari sebagai kesadaran dan ke-tidak-sadaran, tetapi keadaan di antara keduanya, juga sekaligus mengandung keduanya di dalamnya. Suatu suasana transendental yang penuh harmoni, membatasi kedalaman di lubuk hati selanjutnya. Sang aku dengan melakukan introspeksi berbekal perilaku unggulannya yaitu sadar percaya, dan taat kepada Tripurusa, akhirnya siap menyerahkan seluruh kedaulatannya di depan pintu gerbang Rahsa Jati, ia tidak kuasa lagi melaluinya.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS Manusia, Dewa, Hewan, Tumbuh-tumbuhan, Mineral [Alam Semesta]

==============l Pancaindra l=============================== [Manusia seutuhnya] MIKROKOSMOS

Fisik - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental [Aku] ↓

- - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TRIPURUSA: 3Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas TreFoil: 3TheSelf, 2TheForce, 1TheSource

[Alam Sejati] (Pusat Imateri) Spiritual

=======================================================================

Page 362: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 327

dan dengan sendirinya menyebabkan adanya bagian yang di luar perhatian itu.

Pembentukan suatu kesadaran disertai dengan terjadinya suatu ke-tidaksadar-an.

Kesadaran Rohani (TriAspects) transendental terhadap kesadaran dan

ketaksadaran, berarti netral terhadap kesadaran yang biasa. Manusia

yang telah dibebaskan, tidur juga, tetapi ia sadar selama tidurnya. Ia

mati, tetapi kesadarannya tidak berubah. Manusia itu berada di luar

hukum Karma. Hukum sebab akibat sudah tidak menguasainya lagi.

Iklim Tripurusa yang disebut Rahsa Jati, bukanlah apa yang kita sebut

sehari-hari sebagai kesadaran dan ketaksadaran. Tetapi, keadaan di antara

keduanya. Juga, sekaligus mengandung keduanya di dalamnya (transendental,

melampaui batas-batas kedalaman di lubuk hati).

Kesadaran Tripurusa ini tidak mengusir kesadaran yang biasa, tetapi

transendental terhadap kesadaran dan ketaksadaran. Manusia yang telah

dibebaskan, tidur juga, tetapi ia sadar selama tidur itu, ia mati, tetapi

kematiannya itu tidak mengubah apa-apa pada Kesadarannya itu. Jika dikatakan

dengan istilah hukum Karma, maka manusia itu sudah berada di luar hukum

Karma. Hidupnya sudah tidak dikuasai lagi oleh hukum sebab akibat.

Kedaulatan angan-angan diimbangi oleh sifat kehambaannya; aktivitas

kekuasaan sebagai regulator badan/jasmani diimbangi oleh penyerahan

takberdaya, merupakan hasil sikap pasifnya terhadap Tripurusa.

Nafsu juga memiliki sifat polarisasinya. Luamah mempunyai dua sifat yang

bertentangan, yang memungkinkan sublimasi. Kecuali itu, Luamah merupakan

kutub-lawan nafsu mutmainah.

Jika kita pikirkan bahwa sentra vitalitas itu sebagai sumber tenaga, seperti

yang dikemukakan oleh Jung, maka tenaga-tenaga yang keluar itu ‘suatu ketika’

akan kembali ke Sentra asalnya, dalam segala kualitasnya. Orang mungkin tergo-

Page 363: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

328 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 10.2.2: Kereta ‘ideal’ Mikrokosmos Sentra vitalitas angan-angan yang berdaulat itu memiliki sifat kehambaan ketika tunduk dengan berserah diri dan pasif di hadapan Tripurusa. Begitu juga nafsu-nafsu sebagai sentrum vitalitas berikutnya memiliki sifat dan polaritas yang unik. Nafsu-nafsu seyogyanya dikendalikan oleh angan-angan (Mind) sebagai pengendali utama. Luamah mempunyai dua sifat yang bertentangan, yang memungkinkan sublimasi. Kecuali itu, Luamah merupakan kutub-lawan nafsu mutmainah. Jika kita pikirkan bahwa sentra vitalitas itu sebagai sumber tenaga, seperti yang dikemukakan oleh Jung, maka tenaga-tenaga yang keluar itu ‘suatu ketika’ akan kembali ke Sentra asalnya, dalam segala kualitasnya. Sentra asal (Sadar Kolektif) yang dinamis adalah Sang Guru Sejati (TheForce/gambar letupan sinar terang) utusan Suksma Kawekas (TheSource) yang abadi yaitu Sadar Kolektif yang statis.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

TheSelf

Mind

Mut- mainah

Luamah

Sufiah

Amarah

ǁǁǁǁǁ

Diagram Kereta Mikrokosmos

MAKROKOSMOS ALAM SEMESTA

] [

Page 364: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 329

da untuk berkata tentang hukum ketetapan tenaga dengan demikian mengang-

gap hukum-hukum ilmu alam berlaku bagi hidup yang terikat oleh materi.

Di dalam Hukum Keadilan ini terdapat daya pengaruh, dalam arti

penambahan dan pengurangan. Maka perbuatan-perbuatan yang

dipantulkan oleh hukum abadi tersebut, dapat kita rasakan lebih berat

atau lebih ringan. Suasana yang mengiringi karma yang datang penting

untuk diperhatikan sebagai bahan pembelajaran.

Segi-segi yang berlawanan kutub dari suatu sentra dapat saling

mengimbangi, tetapi aktivitas yang telah dialami tidak akan pernah dapat

ditiadakan. Jika dua hal yang kutubnya berlawanan dari satu sentra

diumpamakan sebagai tinta hitam dan tinta putih yang dicampur dalam satu

wadah, maka warna tinta ditentukan oleh perbandingan kadar warna kedua tinta

tersebut. Jika sedikit hitam dan banyak putihnya, maka pada suatu ketika kita

tidak melihat hitamnya lagi, walaupun kenyataannya tinta hitam masih ada di

dalam campuran tersebut.

Jadi di dalam Hukum Karma ini terdapat daya pengaruh. Daya pengaruh

tersebut dalam arti kumulatif (timbunan, tandon) dan peringanan. Karena

peringanan dan tandon, maka perbuatan-perbuatan yang dipantulkan kepada

kita oleh Karma dapat dirasakan lebih berat atau lebih ringan.

Latar belakang saat datangnya Karma pada kita merupakan juga faktor yang sangat penting. Umpamanya orang pernah memukul kepala orang lain dengan pukul besi, maka menurut Karma ia akan mendapat pukulan pada kepalanya pada suatu ketika. Bagaimana pukulan ini akan datang kepadanya? Tergantung dari sifat sikap hidup dan perilakunya selama waktu antara ia memberi pukulan dan saat ia menerima Karma. Hukum keadilan ini akan berjalan dengan sendirinya sejak awal terjadinya alam semesta. Keberadaan Karma melalui mekanisme pengatur ketertiban alam semesta dengan segala dinamikanya, agar terselenggara hubungan yang adil dan harmonis semua penghuninya.

Page 365: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

330 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Dilanjutkan ke halaman 330 pada buku Magnum Opus (2016) Volume 2.

Manusia yang tertutup matanya, pedang dan timbangan sebagai simbol keadilan masyarakat

Gambar 10.2.2 : Simbol Ilustrasi Hukum Keadilan di Dunia dan Hukum Karma Simbol keadilan selalu digambarkan sebagai manusia yang membawa pedang keadilan dan timbangan untuk menimbang perbuatan baik dan buruk dengan mata yang tertutup sebagai penjaga kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya (atas nama Ketuhanan Yang Maha Esa). Karma digambarkan sebagai hukum sebab-akibat, abadi, dan sempurna sebagai pemberian Tuhan Yang Mahaadil. Karma sebagai hukum abadi yang tak berubah-ubah dan berlaku untuk selama-lamanya berdasarkan pandangan bahwa manusia dapat merasakan kemurahan dan kasih sayang Tuhan Yang Maha Kuasa, sekaligus keadilannya pun tidak dapat diabaikan sepanjang masa. Pengalaman organis maupun rohaniah diharapkan mampu menyimpulkan makna Karma sebagai representasi dari Mahakuasa, Mahapengasih, Mahapenyayang sekaligus Mahaadil.

__________

Page 366: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 331

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRwDcSJg2pl3DebynYfjGYpqQ4Ql6KCvbwD9B2HgzD-G8QN1N93nPRqwjtv cited September 28, 2011.

Kalau selama waktu itu perilakunya berdasarkan Kesadaran Suksma Sejati

dengan cara hidup Trisila dan Pancasila, maka kehidupannya ini telah

mengimbangi, dalam arti menebus perbuatan-perbuatan yang terdahulu. Sebagai

Cara hidup Trisila dan Pancasila, berarti menebus perbuatan-perbuatan

yang terdahulu. Sebagai gantinya karma memukul kepala dengan palu

besi (sesuai dengan perbuatan terdahulu), ia mungkin hanya mendapat

ketukan ringan pada kepalanya. Hukum karma telah melaksanakan

tugasnya dengan sempurna.

gantinya dipukul dengan palu besi (dalam keadaan yang sama dengan yang

dahulu), ia mungkin hanya mendapat ketukan ringan pada kepalanya. Ketukan

itu tidak usah datang dari orang yang dipukul dahulu, tetapi dari teman atau

saudara sebagai senda gurau atau ia mendapat pukulan di kepalanya dari suatu

sandiwara dari pemukul yang terbuat dari kardus. Dengan jalan ini Karma telah

terlaksana.

Peringanan atau kumulasi dan perubahan keadaan menyebabkan orang

yang bersangkutan menerima dan merasakan nasibnya sebagai anugerah atau

sebagai hukuman. Sikap hidupnya tergantung dari hubungan orang itu pada saat

itu dengan Tripurusa dan dengan dunia material. Karma tidak hanya ditentukan

oleh aktivitas berbagai sentra vitalitas dan aktivitas seluruh kepribadian, tetapi

iklim jiwa yang dibentuk oleh sentra-sentra itu, adalah juga faktor pengiring yang

ikut menentukan nasib yang menanti manusianya.

Saat datangnya Karma pada manusia terkandung di dalam kebijaksanaan

Suksma Sejati sebagai Pemimpin dan Guru Sejati. Keadaan psikis pada waktu itu

selalu merupakan kondisi terbaik untuk membangkitkan atau untuk merangsang

Kesadaran Tripurusanya. Dilihat dari pendirian ini, maka Hukum Karma ini adalah

juga ’hukum abadi’ (hukum yang tak berubah-ubah dan berlaku untuk selama-

Page 367: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

332 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Seorang anggauta pramuka sedang belajar menggunakan kompas dari pelathnya ..

Foto 10.2.1: Kompas adalah Alat Penunjuk Mata Angin Steven Merck, 11 tahun, seorang anggota pramuka sedang belajar menggunakan kompas, didampingi oleh pelatihnya Donie Shreve. Masih banyak orang yang selalu membawa kompas, pisau dan senter kemana pun ia pergi.

Akibat-akibat yang dirasakan manusia ketika menerima Karmanya sendiri, dapat dianggap sebagai pembelajaran, pengalaman, dan selanjutnya dapat dipakai sebagai ”kompas” untuk mendapatkan esensi hidup. Jadi bertujuan pendidikan.

Bagi seorang pejalan spiritual, yang bertujuan mendapatkan makna hidup yang hakiki dan telah mengerti adanya kemungkinan untuk bertunggal dengan Suksma Sejati dan pembebasan dari Hukum Karma, tiada lagi untung dan rugi, semua adalah pengalaman menapaki jalan spiritual yang semakin lama semakin sepi. __________ http://www.success-central.com/images/stories/compass.jpg cited September 28, 2011. http://media.independentmail.com/media/img/photos/2011/04/09/0409jolly1_t300.jpg cited September 28, 2011.

Page 368: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 333

lamanya), suatu gejala dari Mahaadil, Mahamurah, dan Mahaampun Suksma

Kawekas, yang menyuruh kita melalui pengalaman-pengalaman organis dan

rohaniah menyimpulkan inti maknanya.

Dosa atau mengandung kekuatan untuk berbuat dosa adalah akibat

suatu perbuatan atau gerak keinginan tertentu dari sentra vitalitas

manusia yang masih berbusana jasmani materi sebelum Pembebasan.

Maka Pamudaran membebaskannya dari perbuatan dosa, ia telah

panggil kembali oleh TheForce, UtusanNya yang abadi.

Selanjutnya dapat dipakai sebagai kompas untuk mendapatkan esensi

hidup. Jadi bertujuan pendidikan (paedagogis). Bagi seorang musafir hidup,

yang bertujuan mendapatkan esensi hidup ini, dan telah melihat adanya

kemungkinan untuk bertunggal dengan Suksma Sejati dan Pembebasan dari

Hukum Karma, tiada lagi untung dan celaka, semua adalah pengalaman.

Yang ada hanya perbuatan dan sikap hidup, yang mengikat dia dari derajat

kehidupan yang terikat oleh material atau yang membawa dia kepada

Pembebasan. Polaritas ini tinggal titik beratnya apakah selamanya tinggal di

dalam Tripurusa ataukah di dalam badan/jasmani. Jika titik-berat telah

diletakkan untuk selamanya di dalam Hidup yang imateri, maka dari situ jugalah

badan/jasmani dikendalikan.

Perbuatan-perbuatan badan/jasmani lalu merupakan manifestasi-

manifestasi Suksma Sejati, yang mengatur Hukum Karma. Jika hidup di dalam

busana material dengan segala akibatnya disebut ’dosa’ atau setidak-tidaknya

mengandung kekuatan untuk ’berdosa’, maka orang yang telah mencapai

Pembebasan itu tadi telah dibebaskan dari ’dosa’. Membebaskan diri dari ’dosa’

berarti menjadi selalu makin dekat dengan derajat Suksma Sejati.

Bagi manusia yang sudah berdiri di pintu gerbang Pembebasan, maka dosa

satu-satunya ialah masih terikatnya ia kepada yang material, sehingga masih

mengandung kemungkinan untuk dilahirkan kembali. Pembedaan antara baik

Page 369: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

334 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Suku Penan masih hidup berpindah-pindah di hutan-hutan Sarawak, Borneo.

Foto 10.2.2: Masyarakat Pedalaman dengan Kebudayaannya yang masih Sederhana Hanya beberapa ratus orang Suku Penan masih hidup berpindah-pindah tempat (nomaden) di hutan-hutan Sarawak, Borneo. Kira-kira 10.000 lainnya berhasil ditempatkan di rumah-rumah panjang. Masih ada masalah mengenai kesehatan dasar dan pendidikan mereka di pedalaman. (Thomas Bell, Bangkok, 29 Juli, 2007) Orang yang baru dilahirkan pertama kali masih sederhana pengetahuan dan perilakunya, seolah-olah mendapatkan dispensasi dalam penerapan hukum Karma. Barangkali populasi masyarakat pedalaman, dan masih tinggal di hutan-hutan termasuk orang yang belum pernah merasakan alam kafiruna, baru pertama kali dilahirkan di bumi. Tentu saja kalau wacana prasejarah perorangan (reinkarnasi, tumimbal lahir) dapat diterima. Pengetahuan ini bukan sesuatu yang sangat penting, tetapi dapat menjawab dengan jitu beberapa keraguan menghadapi apa yang terjadi di sekitar kita. Hukum Karma mempertimbangkan semua faktor tersebut di atas. __________ http://www.theage.com.au/ffximage/2007/07/28/rgw_penan_narrowweb__300x458,0.jpg cited September 28, 2011. http://www.theage.com.au/news/world/biofuel-push-threatens-nomad-tribe/2007/07/28/ 1185339319498.html cited September 28, 2011.

Page 370: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 335

dan buruk sudah lama ditinggalkan, tidak hanya di dalam anggapan, tetapi juga di dalam perbuatan. Itu tidak berarti bahwa manusia dalam derajat itu mencam-puradukkan pengertian baik dan buruk serta berbuat semau-maunya, tetapi

Ibarat suatu sidang pengadilan untuk mengambil keputusan yang adil

pada hukum karma, maka baik terdakwa, saksi, jaksa, maupun hakim

dan pelaksana vonisnya adalah perbuatannya itu sendiri. KeadilanNya

adalah a-pribadi, mutlak dan tidak perlu diragukan lagi.

pembedaan itu tidak lagi merupakan pertimbangan baginya untuk orientasi

hidupnya.

Manusia yang dilahirkan untuk pertama kali, belum berpengalaman dalam

menggunakan angan-angan, perasaan, dan nafsunya. Fungsi-fungsi vitalitasnya

belum didasari pengalaman dan karena itu ia masih mudah kena pengaruh faktor-

faktor luar dan orang-orang lain. Benar atau salahnya apa yang dilakukan

olehnya, lebih banyak disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor luar itu daripada

karena inisiatifnya sendiri. Semua faktor ini termasuk dalam pertimbangan

Hukum Karma, sehingga dapat memberi keringanan dalam pemantulan kembali

perbuatan-perbuatannya.

Jika kita boleh membandingkan Hukum Karma ini dengan pengadilan.

Maka, baik terdakwa, saksi, jaksa, maupun hakim dan pelaksana vonisnya

adalah perbuatannya sendiri. Maha-adilnya adalah mutlak dan bersifat a-pribadi.

Selanjutnya, di dalam buku Sangkan Paran yang sama, ditulis jika pada reinkar-

nasi yang pertama tidak sampai pada Pembebasan dan manusia dilahirkan untuk

hidup yang kedua kali, setelah selesai mengalami alam kafiruna, maka di dalam

hidup yang kedua kali ini terjalin Karma yang belum terlaksana, sebagai

kemungkinan dapat diharapkan realisasinya kemudian.

Page 371: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

336 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Reinkarnasi diyakini sebagai hidup berkali-kali di dalam personalia yang berbeda-beda

Gambar 10.2.3: Kontinum Ruang dan Waktu dalam Perspektif Reinkarnasi Barangkali hidup yang kita jalani memang berkali-kali di dalam personalia yang berbeda-beda tetapi masih menempati rohani (spirit) yang sama. Diyakini bahwa teori-teori fisika, dawai, dan kuantum telah membuktikannya. Masih banyak yang menganggap hanya ilusi yang memberikan substansi kepada dunia materi, dan di dalam angan-angan kita.

Adanya garis kontinum kesadaran manusia di dalam ketujuh reinkarnasinya, teoretis dapat mencapai lebih dari 500 tahun umur di bumi, itu belum ditambahkan tahun menempati alam kafiruna. Badan/jasmani halusnya juga memiliki kontinum yang sama, hanya badan/jasmani kasarnya yang dikubur atau menjalani proses lainnya untuk kembali ke alam unsur di bumi.

Ini semua adalah konsekuensi ilmu pengetahuan, bukan tujuan hidup manusia, hanya sekadar wacana, boleh dianggap tidak penting. Mengalihkan titik berat kesadaran aku ke pusat imateri untuk menyongsong pamudaran tanpa menunggu reinkarnasi berikutnya adalah tujuan utama dari candra jiwa Indonesia.

__________ http://themeadownovel.files.wordpress.com/2008/09/reincarnation-picture1.jpg cited September 28, 2011. http://themeadownovel.wordpress.com/httpthemeadownovelwordpresscom/ cited September 28, 2011.

Page 372: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 337

Di dalam kehidupan yang kedua dan selanjutnya, pengalaman-pengalaman

bertimbun dan timbullah lebih banyak inisiatif dan tanggung jawab pribadi.

Kedua faktor ini diperhitungkan di dalam Karmanya dan ikut menentukan saat

Para mantan penghuni alam kafiruna banyak inisiatif dan tanggung

jawab pribadinya. Karmanya semakin berat dan datangnyapun semakin

lambat. Ini semua sebagai mekanisme hukum abadi demi pembelajaran

dan memberi kesempatan manusia untuk menyucikan dirinya.

datangnya Karma padanya. Keadilan Suksma Kawekas memperhitungkan per-

tanggungan jawab pribadi dan manusia dianggap cukup kesempatan untuk

memperbaiki dirinya.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin sedikit tanggung jawab

pribadinya, makin ringanlah Karmanya dan makin cepatlah ia datang sesudah

perbuatannya. Agar terasa hubungan yang ada antara kesalahan dan hukum-

annya yang adil itu. Makin lanjut reinkarnasinya, makin banyak tanggung jawab

pribadinya, makin berat Karmanya dan makin lamalah ia datang sesudah

perbuatannya. Itu semua untuk memberi kesempatan manusia memperbaiki diri.

Ketujuh reinkarnasi itu merupakan satu garis kontinyu dalam hal kesadaran

Akunya. Mungkin badan/jasmani halusnya tetap sama saja selama hidupnya yang

berturut-turut itu. Baik dilengkapi oleh suatu badan/jasmani kasar, atau sendiri

saja selama di dalam alam kafiruna.

Selama ada badan/jasmani, selama itu dapat diadakan penggolongan

berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada, sehingga masyarakat tempat

manusia hidup bersama dengan sendirinya dapat dibagi atas berbagai kelas atau

tingkatan. Umat manusia dapat dibagi atas dasar pencurahan sentra-sentra

vitalitas, dan pembagian lebih lanjut atas dasar perbandingan kuantitatif

kapasitasnya, sehingga terdapat umpamanya kelas tipe angan-angan, dengan

sub-golongan yang saling berhubungan hierarkis. Atau kelas tipe nafsu dengan

pembagian terinci lebih lanjut dan sebagainya.

Page 373: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

338 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Dewan Keamanan PBB menerima resolusi dasar untuk dunia yang bebas dari senjata nuklir

Foto 10.2.3: Resolusi Bebas Persenjataan Nuklir di Dewan Keamanan PBB Presiden USA Obama telah menekankan perlunya menciptakan dunia bebas nuklir dalam perdebatan PBB. Dewan Keamanan PBB secara bulat menerima suatu resolusi dasar untuk membentuk dunia yang bebas dari persenjataan nuklir. (Hurriyetdailynews. com, 29 September 2009). Dunia pemikiran adalah dunia bebas, dapat mencapai apa saja bagaikan mendapat pinjaman ”tangan” Tuhan untuk dapat meraih apa saja. Mengikuti perjalanan sang waktu, manusia bertambah pengalaman, inisiatif dan tanggung jawabnya. Sentra-sentra vitalitasnyapun berkembang. Soemantri telah mewacanakan (Wacana I) adanya pengelompokan manusia berdasarkan sifat-sifat tertentu yang merujuk sentra-sentra vitalitasnya yang dominan. Candra jiwa Indonesia mengidentifikasi kemungkinan adanya golongan manusia dengan tipe dominan: 1) nafsu, 2) angan-angan, 3) perasaan, dan 4) rahsa jati dengan segala kemungkinan manifestasi kepribadiannya. ____________________ http://www.hurriyetdailynews.com/n.php?n=obama-pushes-nuclear-arms-free-world-at-un-talks-2009-09-24 cited September 28, 2011. http://www.hurriyetdailynews.com/images/2009_09_24/obama-pushes-nuclear-arms-free-world-at-un-talks-2009-09-24_l.jpg cited September 28, 2011.

Page 374: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 339

Orang dapat membuat pembagian berdasarkan letak titik-berat hidup di

dunia-luar atau dunia-dalam, seperti dilakukan Jung dalam tipe ekstravert dan

introvertnya. Sebagai titik tolak semua tipologi itu dapat diterima dan semua tipe

Pertanyaannya apakah Pamudaran benar-benar menjadi tujuan sejati

hidup manusia? Tentu saja dapat dicari Kebenaran TriAspects dengan

mengikuti proses introversi bagi timbulnya intuisi atau wahyu. Masih

tersedia jalur pilihan lain yang menuju ke alam dewata. Setiap orang

hanya bertanggung jawab bagi dirinya sendiri atas pilihannya itu.

yang berbeda-beda itu dapat menjadi dasar, dari mana tiap manusia melepaskan

diri dari ikatan kehidupan material. Hukum Karma menentukan juga di golongan

masyarakat mana orang dilahirkan kembali nantinya.

Dapatlah difahami dengan penuh empati, jika orang bertanya pada diri

sendiri benarkah bahwa Pembebasan, seperti yang digambarkan ini, adalah

tujuan sejati dari hidup. Sebagai manusia yang belum mencapai Pembebasan,

sudah pasti tidak dapat memberi jawaban yang menyelesaikan. Tetapi kita dapat

menguji Kebenaran Tripurusa (TriAspek, TriFoil, TreFoil) dengan pengalaman

sendiri, dengan mengikuti cara hidup yang mengandung kondisi yang khas bagi

timbulnya intuisi dan wahyu. Atau dapat juga menempuh jalan hidup yang

menuju dewa. Apa pun yang dipilih, akhirnya manusia hanya bertanggung jawab

kepada dirinya.

Mari kita biarkan pikiran kita bergerak dengan bebas. Andaikata benar

bahwa tujuan hidup itu Pembebasan, maka lama-kelamaan tujuan itu akan makin

jelas menampak. Umat manusia dan masyarakat akan berubah sepanjang

perkembangannya, karena sentra-sentra vitalitasnya makin mengembangkan diri

lebih lanjut. Dengan bergerak majunya perjalanan sang waktu akan bertambah

pula pengalaman dan inisiatif manusia yang selalu mengasah dan menajamkan

peranan sentra-sentra vitalitasnya.

Page 375: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

340 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Diagram Transenden 10.2.3: Golongan Manusia Bayu Sejati dan Rahsa Jati (Wacana II) Soemantri masih memiliki hipotesis (Wacana II) adanya sentra-sentra vitalitas lainnya yang sampai disertasinya dipertahankan di dunia ilmiah (1956) belum dikembangkan. Sentra-sentra ini agaknya berupa tenaga jasmaniah yang akan dieksploitasi oleh 1) golongan besar manusia yang mampu mengembangkan ’Bayu Sejati’-nya (Aku-material) sebagai raja yang berdaulat atas badan/jasmani tetapi mengingkari Rahsa Jatinya.

Golongan besar manusia lainnya adalah 2) mereka yang mampu mangalami Rahsa Jati-nya sebagai sentra vitalitasnya yang utama. Dampak analisis komunikasinya menjadi menarik karena kedua golongan besar yang polaritasnya ’berbeda’ ini pada suatu ketika akan berhadap-hadapan apakah akan terjadi peperangan atau mungkin hanya berdiskusi saja untuk memperbaiki masyarakat manusia teoretis ini.

__________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

(FISIK)

.

PUSAT IMATERI (SPIRITUAL)

(MENTAL)

MAKROKOSMOS

-------------------------------------------------------- RAHSA JATI

BAYU SEJATI

Page 376: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 341

Mungkin timbul diferensiasi menjadi manusia nafsu, manusia perasaan,

manusia angan-angan dan manusia Rahsa Jati. Barangkali, mereka akan memben-

tuk masyarakatnya sendiri- sendiri yang sedikit banyak agak terpisah yang satu

Akhirnya ada dua model (Wacana III) manusia; 1) golongan yang intro-

versi ke Tripurusa di dalam dirinya dan 2) golongan yang ekstraversi

Akunya sampai ke puncak eksistensinya, maka jalan untuk sampai kepa-

da Tripurusa cukup dengan mengingatkan diri kepada Kedaulatan

Hidup di dalam dirinya sendiri, masuk ke dalam golongan pertama.

dari yang lain. Seperti ada kelompok sifat watak, dapat juga timbul kelompok

jenis manusia, atas dasar sentra vitalitas (Wacana I).

Pada perkembangan lebih lanjut, maka sungguh akan tinggal dua golongan

besar (Wacana II), pertama; golongan besar manusia yang mengalami Rahsa Jati

(TheGate) sebagai sentranya. Kedua; golongan besar manusia yang mengingkari

Rahsa Jatinya dan hanya mengembangkan sang aku-material-nya (Bayu Sejatinya)

sebagai raja berdaulat atas badan/jasmaninya dan mengeksploitasi sentra-sentra

tenaga jasmaniah (barangkali juga sentra-sentra yang sampai sekarang belum

diperkembangkan). Barangkali, sangat barangkali, suatu hipotesis, karena

jalannya pikiran ini hanya sekadar jalannya pikiran-pikiran, kedua golongan besar

itu tadi akan saling berhadapan pada suatu ketika.

Jika perkembangan umat manusia sudah sedemikian jauhnya, sehingga

tinggal dua diferensiasi (Wacana III). Yaitu, golongan yang memanifestasikan

Tripurusa di dalam dirinya dan golongan kebalikannya, yang memperkembangkan

Akunya sampai ke puncaknya. Maka, perjalanan untuk sampai kepada Tripurusa

bukanlah jalan memutar melalui Trisila dan Pancasila. Akan tetapi, cukup dengan

mengingatkan diri kepada Kedaulatan Hidup di atas dirinya sendiri, untuk masuk

ke dalam golongan pertama. Kedua jenis yang diperlawankan secara keras

tersebut, ternyata berdiri sangat berdekatan juga.

Page 377: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

342 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bintang film Tom Hank sedang serius membaca artikel persaudaraan internasional P.A.G.A.N. Foto 10.2.4: Dunia Fantasi, Manusia Tertentu Menjadi Kandidat Dewata Film ini menceritakan tentang persaudaraan setan. Agama Pagan dianggap masyarakat sebagai penyembah setan, menggunakan symbol pyramid (ujungnya terbelah dan mata yang melihat. Serial televisi CSI: NY). (Hidden Subliminal Messages in Hollywood, Thursday, June 17, 2010) Dalam dunia fantasinya Soemantri (Wacana IV) menyebutkan bahwa manusia tertentu adalah kandidat (calon) utama untuk menggantikan kedudukan para dewa sekalipun golongan dewa yang paling tiggi. Teori ini memungkinkan mengingat umur para dewa panjang tetapi masih terbatas dan ia hanya terdiri atas satu anasir saja. ”Manusia” ini berbadan/jasmani halus dengan lingkungan anasir api sebagai tempat bermainnya.

Karakter manusia ini memiliki kedaulatan aku yang tak terkendalikan, merasa dirinya paling tinggi kedudukannya di makrokosmos ini sehingga layak sejajar untuk berkomunikasi dengan para dewa yang tertinggi. Jika jenis manusia ini cukup banyak maka dapat saja membentuk perhimpunan persaudaraan ”setan” berskala dunia.

__________ http://4.bp.blogspot.com/_9lSwJ-jeXxQ/TBpfeRXqhVI/AAAAAAAABC4/SmKzAYQDAiQ/ s1600/dragnet_ satanic_brotherhood_international.jpg cited September 28, 2011. http://2.bp.blogspot.com/_9lSwJ-jeXxQ/TBpe2CjNCfI/AAAAAAAABCw/FauxNdt3h5o/s1600/tom-hanks-international-brotherhood-of-satan.jpg cited September 28, 2011.

Page 378: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 343

Dalam tahap perkembangan umat manusia yang demikian ini, kiranya

manusia sudah tidak dipengaruhi lagi oleh kebutuhan material. Mereka semua

kiranya sudah menguasai nafsu, sehingga tidak dapat lagi merintangi berfungsi-

Keadilan Suksma Kawekas terhadap umat manusia akan turun sebagai

Karma, hukum abadi pada suatu ketika. Maka neraca perhitungan itu

mencakup semua hal yang berlawanan kutub dari semua faktor yang

akan ditimbang dengan adil. Mengenai diri kita sebagai makhluk, baik

badan/jasmani kasar maupun jiwanya.

nya angan-angan. Kedaulatan Aku yang tak terkendalikan, yang tak mengakui apa

pun dan siapa pun diatas dirinya, dapat dengan layak dan dengan mudah

bersekutu dengan dewa-dewa yang tertinggi, bahkan mungkin dapat mengganti

dewa di alam ”pemerintahan bayangan” dunia, dengan kedok barangkali suatu

ikatan persaudaraan (brotherhood) yang meliputi seluruh dunia.

Penggantian dewa ini memang dapat terjadi, karena dewa itu terbatas

umurnya, sebab hanya terdiri dari anasir. Dengan demikian, dengan menerus-

kan jalan pikiran ini, yang disebut fantasi, teorinya akan ada manusia berbadan

materi halus yang hidup sangat dekat dengan dunia anasir api. Jika pada suatu

ketika Karma sebagai perbuatan terakhir dari Keadilan Suksma Kawekas terhadap

umat manusia turun, maka akan ada neraca perhitungan dari semua hal yang

berlawanan kutub dari semua faktor di dalam diri kita sebagai makhluk, baik

materi kasar (soma) maupun materi halus (psike).

Pada saat itu, menurut pemikiran Soemantri, adalah sangat penting

apakah seseorang, dilihat dari sudut imateri, bangkrut apa tidak? Secara sadar,

bayangan-bayangan pikiran Soemantri tersebut pada akhirnya diyakini tidak

berarti. Karena, hanya Suksma Kawekas pribadi yang memiliki kebenaran yang

sejati dan Dia adalah Sang Kebenaran itu sendiri.

Page 379: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

344 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Gambar 11.1.1: Sang Kresna dalam Manajemen Perang Bharatayudha Sang Kresna adalah sais kereta perang Arjuna (ksatria ke-3 dari Pandawa Lima) dalam perang Bharatayudha melawan Adipati Karna dari Korawa. Sebagai simbol kebijaksanaan Kresna juga ikut dalam manajemen seluruh peperangan atas permintaan otoritas di atasnya yaitu Batara Guru. Bagaimana Kresna mengatur agar Antasena dan Antareja dari pihak Pandawa tidak ikut berperang, karena kesaktiannya mereka berdua mampu menghabiskan Korawa dalam sekejap mata. Begitu juga peranannya dalam “mengumpankan” Gatotkaca agar satu-satunya senjata adidaya, konon mampu menghancurkan dunia Kunta Wijaya Danu milik Adipati Karno terpaksa dilepaskan bukan untuk sasaran yang sesungguhnya yaitu tokoh Arjuna. Sang Aku adalah kusir (sais, manajer kereta jiwa) yang mengendalikan ke-empat nafsu manusia agar berjalan di jalan keutamaan yang berakhir di kesejahteraan, ketentraman, dan kebahagiaan hidup di dunia dan kelak kembali ke asal mula hidup.

__________ http://intansliw.files.wordpress.com/2010/08/19566_253678488735_171041283735_3403470_3721207_n.jpg cited July 2, 2012

Page 380: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 345

BAB XI

Manajemen Mental

11.1 PENDAHULUAN

Tujuan hidup menurut Candra Jiwa Indonesia adalah upaya menemukan

jalan pamudaran. Adanya kemajuan dalam perkembangan jiwa manusia

Reedukasi ketiga sentra vitalitas jiwa melalui introversi (Trisila) dan

ekstraversi (Pancasila) untuk membuka perspektif baru (Pamudaran)

sebagai tujuan akhir evolusi egonya manusia.

tampak dari adanya gerak sang aku dengan sadar pribadinya (mental), yang

menuju ke alam sejati, sebagai pusat imateri manusia (spiritual), ke sadar kolektif

itu sendiri. Mau menerima Pencerahan-Nya dan dilanjutkan dengan pelatihan

introversi dan ekstraversi, yaitu melaksanakan Trisila, Pancasila dan menjauhi

Pemali berpotensi melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan apapun.

Perkembangan jasmani mulai dari janin, anak, dewasa sampai ajal tiba,

mendorong pergeseran dari keadaan penuh kenikmatan menuju yang tanpa

kenikmatan. Dengan sendirinya sang aku harus melepaskan sedikit demi sedikit

kenikmatannya, kejadian ini dirasakan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan.

Melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan adalah pencapaian pamudaran

skala kecil dari suatu faset pada dirinya sendiri. Pencapaian tersebut secara

ontogenik berarti meninggalkan fase yang nikmat yaitu suatu bentuk keterikatan

duniawi, sekaligus sebagai upaya menghilangkan neurosis.

Manajemen mental menghadapi kontroversi besar di dalam jiwa,

menyangkut dua hal yang penting Pertama, harus menerima suatu perspektif

baru seperti menerima keadaan di surga yang kekal yang berada di posisi tertentu.

Kedua, harus melepaskan tahap yang penuh kenikmatan. Pelaksanaannya adalah

reedukasi dari seluruh sentra vitalitas jiwa dengan sikap-sikap unggulan Trisila

(introversi, introspeksi, suprasosial), Pancasila (ekstraversi, sosial), dan menjauhi

Pemali (larangan Tuhan). Fokus pada kepercayaan kepada-Nya dan kejujuran se-

Page 381: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

346 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Gambar 11.2.1: Janin di dalam Kandungan Ibu Tali pusat (umbilical cord) tampak menghubungkan janin dengan ibunya di dalam rahim sekaligus menunjukkan suatu bentuk keterikatan mutlak kepada badan/jasmaninya. Sesungguhnya bayi masih dalam keadaan nikmat yang maksimal. Merujuk adanya gejolak perubahan yang terjadi pada peristiwa psikis seseorang dengan keinginan, perasaan dan nafsu-nafsunya, maka sadar kolektif berada di atas perubahan-perubahan psikis, suatu keadaan yang tidak berubah dan bersifat kekal.

Pengalaman psikisnya tidak mengenal keadaan yang abadi dan perdamaian yang absolut. Digambarkan janin tersebut seperti di surga, maka keadaan sadar kolektif juga dapat disebut seperti dalam surga. Perhatikan, tingkat kesadarannya yang berbeda, yang satu asadar, yang lainnya sadar, yang satu nikmat, yang lain tanpa kenikmatan.

__________ http://www.reshealth.org/images/greystone/em_0259.gif cited August 28, 2011.

Page 382: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 347

bagai aspek terpenting manajemen mental artinya mengembangkan kasih sayang,

mengendalikan nafsu buruk dengan tapabrata, dan mempertahankan serta

memelihara keadaan yang bebas neurosis.

Tujuan asli menurut Candra Jiwa Indonesia bagi Soenarto dan dua orang

rekan dekatnya adalah upaya menemukan jalan pamudaran. Adanya

kemajuan dalam perkembangan jiwa manusia tampak dari adanya

gerak di antara asadar kolektif dan sadar kolektif, yang menuju ke alam

sejati, sebagai pusat imateri manusia, ya ke sadar kolektif itu sendiri.

11.2 PROSES PERKEMBANGAN

Upaya menemukan jalan pamudaran adalah tujuan asli dari Candra Jiwa

Indonesia bagi Soenarto dan dua orang pembantunya. Oleh karena itu, di dalam

menjalani proses tersebut mengandung penyesuaian secara aktif berupa

penerimaan adanya kemajuan dalam perkembangan mental manusia. Perkem-

bangan jiwa manusia tersebut menunjukkan adanya gerak di antara asadar

kolektif dan sadar kolektif, atau di antara keterikatan secara absolut kepada

badan/jasmani dan keadaan terlepasnya secara absolut dari badan/jasmani.

Janin di dalam rahim seorang ibu menunjukkan keterikatan mutlak kepada

badan/jasmani, yang dihubungkan oleh tali pusat. Karena bayi masih dalam

keadaan nikmat yang maksimal, [1] maka secara psikis belum dibicarakan

mengenai lepasnya janin dari badan ibu. Berbeda dengan perubahan demi

perubahan yang terjadi pada peristiwa psikis seseorang dengan keinginan,

perasaan dan nafsu-nafsunya, [2] maka sadar kolektif adalah keadaan yang tidak

berubah yang bersifat kekal dan berada di atas perubahan-perubahan psikis.

__________

[1]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab

Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 58.

[2]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan

Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 169.

Page 383: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

348 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Tangisan pertama begitu ia dilahirkan melalui pertolongan seorang dokter

Foto 11.2.1: Tangis Bayi Pertama kali Begitu lahir ke dunia jabang bayi terkejut karena terasa beda lingkungan, keharusan bernafas sendiri, dan adanya kebebasan bergerak secara alamiah menangislah ia sekuat-kuatnya .

Begitu janin dilahirkan, maka surga jasmani telah ditinggalkan untuk selama-lamanya, sekarang sang aku berada pada posisi terdesak yang tidak mungkin kembali lagi ke surganya. Oleh karena itu ia menangis, kaget merasakan perubahan alamiah di dalam dan di luar dirinya. Tangisan bayi yang pertama ini menentukan tindak lanjut penanganan bayi yang baru saja dilahirkan. __________ http://dollkid.com/wp-content/uploads/2011/02/The-first-cry.jpg cited August 30, 2011

Page 384: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 349

Keadaan yang abadi tersebut adalah perdamaian yang absolut, yang tidak

dikenal di dalam pengalamannya psikis. [3] Apabila disebutkan janin tersebut

seperti di surga, maka keadaan sadar kolektif juga dapat disebut seperti dalam

Janin di dalam rahim seorang ibu menunjukkan keterikatan

mutlak kepada badan/jasmani, yang dihubungkan oleh tali pusat.

Karena itu bayi masih dalam keadaan nikmat yang maksimal.

surga. Letaknya tentu saja di tingkat yang berbeda, yang satu asadar, yang

lainnya sadar, yang satu nikmat, yang lain tanpa kenikmatan. Sadar individu yang

terbatas itu terletak pada peralihan di antara asadar kolektif yang nikmat dengan

sadar kolektif yang tanpa kenikmatan. Dikatakan terbatas karena terbatas di

dalam kenikmatan dan di dalam keadaan tanpa kenikmatan, dari kedua surga itu

sadar individu memiliki sesuatu.

Perkembangan jasmani mulai dari janin, anak, dewasa sampai ajal tiba,

mendorong pergeseran dari keadaan penuh kenikmatan menuju yang tanpa

kenikmatan. Dengan sendirinya sang aku harus melepaskan sedikit demi sedikit

kenikmatannya, kejadian ini dirasakan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan.

Dorongan untuk menerima ketidaknikmatan dan membantunya dalam kemajuan

itu berasal dari mutmainah, sebaliknya dorongan untuk mempertahankan dan

memperoleh kenikmatan itu berasal dari luamah. Arah mana yang akan dilewati

harus diputuskan oleh sang aku, ia memiliki dua perangkat, yaitu perasaan

sebagai indikator, dan angan-angan sebagai regulator yang berpengaruh

terhadap nafsu. Begitu janin dilahirkan, maka surga jasmani telah ditinggalkan

untuk selama-lamanya, sekarang sang aku berada pada posisi terdesak yang tidak

mungkin kembali lagi ke surganya.

__________ [3]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam.1953. h. 79.

Page 385: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

350 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Icuk Sugiarto membalas hormat atas sorak kemenangan dari para penggemarnya

Foto 11.2.2: Pahlawan itu Mampu Mengalahkan Musuh-musuhnya Pahlawan bulutangkis Indonesia (Juara Dunia 1983) Icuk Sugiarto dielu-elukan oleh para penggemarnya. Tentu saja kuncinya adalah pada semangat, latihan yang serius, teknik dan strategi permainan bulutangkis yang jitu. Candra Jiwa indonesia menyebutkan sang Aku sebagai pahlawan, yang harus mengalahkan musuhnya sekaligus saudaranya yang bernama luamah. Sebutan sebagai musuh sebenarnya bukan untuk luamah saja, tetapi semua nafsu tersebut.

Musuh-musuh itu baru dapat dikalahkan sang pahlawan setelah ia berguru pada seorang pendeta. Pendeta itu mengajarkan rahasia-rahasia ilmu kekebalan. Pendeta itu adalah pusat imateri di dalam dirinya sendiri. Sang Pendeta baru dapat dijumpai sang aku setelah mengalami peningkatan kesadaran dalam meditasi transendental. Barang siapa berhasil melakukannya, akan dapat mengalahkan musuh yang menghalangi tercapainya pamudaran tersebut.

__________ http://3.bp.blogspot.com/_IcwX0jqq0eQ/ShuiR9qSD2I/AAAAAAAAADc/0xPw2uurd7U/s400/icuk....JPG cited August 30, 2011 http://1.bp.blogspot.com/_IcwX0jqq0eQ/Shuhr7g8jAI/AAAAAAAAADM/Z_CM2vUQFq8/s400/icukk++pemain+bulutangkis.JPG cited August 30, 2011

Page 386: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 351

Pemilihan pada jalan kenikmatan akan selalu berakhir pada kekecewaan,

yang terbesar adalah menjelang kematian jasmaninya, karena merupakan

keadaan tanpa kenikmatan. keberpihakan pada nafsu luamah yang pro kenik-

Sang aku berpihak kepada mutmainah manakala harus mengalahkan

kekuatan jasmani yang nikmat itu, justru harus selalu melihat kedepan.

Jangan menoleh ke belakang, setiap kali mampu meninggalkan tahap

kenikmatan yang tercapai atas kemauannya sendiri.

matan itu akan semakin tertinggal di dalam menghadapi perkembangan yang

alamiah itu. Sang aku akan selalu ingin berada dalam stadium masa lalu selama

mungkin. Di sinilah luamah menjadi penguasa sang aku dengan cara mengen-

dalikan angan-angan dan perasaan, bukan sebaliknya. [4]

Keberpihakan sang aku kepada mutmainah harus mengalahkan kekuatan

badan/jasmani yang nikmat itu dan selalu harus melihat ke depan di dalam

perkembangan, jangan menoleh ke belakang, setiap kali mampu meninggalkan

tahap kenikmatan yang tercapai atas kemauannya sendiri. Candra Jiwa indonesia

sering menggambarkan sang Aku sebagai pahlawan, yang harus mengalahkan

musuhnya sekaligus saudaranya yang bernama luamah. Yang digambarkan

sebagai musuh bukan hanya luamah, tetapi keempat nafsu tersebut.

Pahlawan itu baru mampu mengalahkan musuhnya setelah ia berguru pada

seorang pendeta. Pendeta itu mengajarkan rahasia-rahasia ilmu kekebalan.

Pendeta itu adalah pusat imateri di dalam dirinya sendiri. Sang Aku baru dapat

berjumpa dengan sang pendeta setelah mengalami kesadaran meditasi

transedental. Barang siapa berhasil melakukannya, akan dapat mengalahkan

musuh yang menghalangi tercapainya pamudaran tersebut.

_________

[4]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan

Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 162

Page 387: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

352 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

. Wakil kejahatan dan kebenaran saling berkenalan prapeperangan

Gambar 11.2.2: Sang Pahlawan Masih Belum Dapat Mengalahkan Musuh-musuhnya Saling berkenalan antara tokoh ksatria yang mewakili kebenaran dan lawannya yang berwajah garang sebagai wakil kejahatan lazim dilakukan sebelum perang tanding dimulai. Perang tanding antara kejahatan melawan kebaikan dalam wayang kulit, pada tahap awal memang belum ada yang menang dan yang kalah. Pada tahap akhir semua kejahatan akhirnya dikalahkan oleh kebaikan.

Keadaan neurosis digambarkan sebagai belum berhasilnya sang pahlawan mengalahkan musuh-musuhnya. Candra jiwa meletakkan persoalan dan penyelesaian dari keadaan neurosis itu pertama-tama di dalam dirinya sendiri. Keadaan di dunia luar dijadikan nomor dua.

Persoalan di luar dirinya bukan berarti tidak penting, tetapi persoalan di dalam dirinya yang menjadi prioritas bagi mereka untuk diselesaikan. Kecuali bagi yang belum dapat melihat persoalan-persoalan di dalam dirinya sendiri. Keadaan pribadi diletakkan pada pusat persoalan manakala terjadi hubungan timbal balik antara keadaan pribadi dan keadaan masyarakat dipersoalkan. __________ http://resonansi.com/wp-content/uploads/2010/05/kejahatan-vs-kebaikan.jpg cited August 5, 2011

Page 388: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 353

Jadi suatu keadaan neurosis digambarkan sebagai belum berhasilnya sang

pahlawan mengalahkan musuh-musuhnya. Soemantri meletakkan persoalan dan

penyelesaian dari keadaan neurosis itu pertama-tama dalam dirinya sendiri. Kea-

Kancah peperangan sang aku itu meliputi seluruh dunia melalui meka-

nisme projeksi, subjektivasi dan personalisasi di dalam perang itu. De-

ngan menghilangnya mekanisme tersebut akhirnya manusia berhada-

pan dengan dirinya sendiri dalam suasana yang sepi. Jung menyebut

Individu yang telah menjadi absolut sebagai Individuation.

daan di luar dijadikan nomor dua. Tidak berarti bahwa persoalan di luar dirinya

menjadi tidak penting, hanya saja tidak menjadi prioritas pilihan. Bagi mereka

yang belum dapat melihat persoalan-persoalan di dalam dirinya sendiri

memerlukan introspeksi yang lebih dalam lagi. Ketika digambarkan sebagai

hubungan timbal balik antara keadaan pribadi dan keadaan masyarakat, maka

keadaan pribadi diletakkan pada pusat persoalan.

Tiap manusia harus berjuang sendiri, peperangan itu berawal dan berakhir

di dalam jiwanya manusia itu sendiri. Tercapainya pamudaran, pelepasan atau

panunggal merupakan petanda berakhirnya perang sebagai gambaran dari

persoalan hidup. Sang aku individu tumbuh di dalam suasana peperangan itu,

kancah peperangan itu seluruh dunia. Manusia mengikut-sertakan persoalannya

ke seluruh dunia melalui projeksi, subjektivasi dan personalisasi di dalam perang

itu.

Pertumbuhan sang Aku akan menyempitkan kancah peperangan, dan pada

akhirnya hanya terbatas pada hati sanubari saja. Pada tahap itu, manusia hanya

berhubungan saja dengan dunia luar tanpa keterikatan lagi. Dengan melemahnya

dan hilangnya projeksi, subjektivasi, dan personalisasi, akhirnya manusia

berhadapan dengan dirinya sendiri dalam suasana yang sepi. [5] Individu telah

menjadi absolut. Jung menyebutnya sebagai Individuation. [6]

__________

[5]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam, h. 79.

[6]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag

Zurich und Leipzig, 1938. h. 91

Page 389: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

354 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bapak guru sedang mengajar interaktif tentang ”bahasa jiwa” (?) sejak usia muda

Gambar 11.3.1: Strategi Kesehatan Jiwa: Reedukasi Budi Pekerti Luhur Bahasa jiwa adalah bahasa yang lebih primitif dari bahasa isyarat, gerak, apalagi bahasa tutur yang rumit terstruktur karena gerakan jiwa tidak memerlukan gerakan ragawi. Siapa saja yang berbuat baik untuk kepentingan manusia dan lingkungannya ’bahasa jiwa’-nya merupakan doa yang tak terucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengetahuan ini seyogyanya sudah diajarkan dan ditanamkan sejak masa kecil, sehingga kedekatan kita kepada-Nya sudah tidak perlu mempermasalahkan asesori kasat mata. Dengan demikian penghormatan kepada semua agama dan kepercayaan menjadi kenyataan yang hakiki. Akan terasa bahwa bahasa jiwanya juga sudah terdeteksi oleh naluri halus masyarakat sekitarnya.

Solusi Candra Jiwa Indonesia ketika menghadapi kontroversi besar di dalam jiwa, menyangkut dua hal yang penting Pertama, harus menerima suatu perspektif baru seperti menerima keadaan di surga yang kekal yang berada di posisi tertentu. Kedua, harus melepaskan tahap yang penuh kenikmatan.

Pelaksanaannya telah dirumuskan dari buku pustaka Sasangka Jati, yaitu: 1. Reedukasi dari seluruh sentra vitalitas jiwa dengan sikap-sikap seperti tersebut dalam Trisila dan Pancasila (Buku Hastasila). 2. Menghindari bertambah kuatnya luamah (egosentripetal). 3. Meresapkan intisari dari janji-janji paugeran (syahadat, kredo). 4. Melatih introspeksi, sehingga memperkuat integrasi sentra-sentra vitalitas. 5. Melatih kasih sayang dan memperkuat nafsu suprasosial (egosentrifugal). 6. Mengendalikan nafsu-nafsu buruk dengan tapabrata. 7. Mempertahankan dan memelihara keadaan yang bebas neurosis.

__________

http://www.ngapak.com/wp-content/uploads/2011/03/guru-mengajar.jpg cited August 30, 2011

Page 390: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 355

11.3 MERUMUSKAN STRATEGI

Selama perang itu belum berakhir dengan suatu kemenangan, Candra Jiwa

Indonesia masih menganggap persoalan orang sehat dengan penderita neurosis

Sebelum perang usai, Candra Jiwa Indonesia menganggap persoalan

orang sehat dan penderita neurosis sama. Di dalam suasana peperangan

melawan keempat nafsu justru sang aku individu tumbuh berkembang.

Yang menjadi masalah adalah solusi Candra Jiwa Indonesia itu sendiri

agar manusia tidak kalah dalam menghadapi peperangan ini.

sesungguhnya sama saja. Persoalannya bagaimana tanggapan Candra Jiwa

Indonesia dalam menangani persoalan agar tidak kalah di dalam peperangan ini.

Harus memperhatikan dua hal yang penting.

Pertama, harus menerima adanya kemungkinan tercapainya kebahagiaan

di dalam hidup. Suatu perspektif seperti keadaan di surga yang kekal yang berada

di tingkat yang lain. Kedua, harus melepaskan tahap yang penuh kenikmatan.

Seahrusnya badan/jasmani berusaha mempertahankannya agar selalu dapat

mengalaminya lagi.

Pelaksanaannya dirumuskan secara berturut-turut dalam bab-bab dari buku

Sasangka Jati, yaitu:

1. Orientasi yang sifatnya (re)edukasi dari angan-angan, perasaan dan nafsu-

nafsu dengan sikap-sikap seperti tersebut dalam Trisila dan Pancasila (Buku

Hastasila).

2. Menghindari bertambah kuatnya luamah, nafsu yang mendorong ke

kenikmatan dan pelanggaran Pemali.

3. Pembangunan kembali jiwa dengan menerima adanya potensi besar di dalam

dirinya, meresapkan intisari dari janji-janji paugeran.

4. Melatih introspeksi untuk mengenal diri sendiri guna memperbesar kesadaran

yang terarah, sehingga memperkuat integrasi.

Page 391: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

356 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Padi, kehidupan petani di desa, dan ketahanan pangan menentukan eksistensi bangsa

Foto 11.3.1: Kestabilan Masyarakat Merupakan Dasar Kesehatan Mental Menurut catatan sejarah juga bangsa Indonesia diperkirakan sudah menanam padi sejak 1648 Sebelum Masehi. Teknologi tanam padi dan pascapanennya menentukan ketahanan pangan bangsa Indonesia. Definisi ketahanan pangan menurut FAO (2001): “Ketahanan pangan adalah situasi ketika setiap orang sepanjang waktu mempunyai akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap pangan yang bergizi, aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya sesuai dengan selera budaya (food preferences), untuk melaksanakan hidup yang sehat dan aktif”. Candra Jiwa Indonesia menyatakan bahwa kestabilan masyarakat penting dan merupakan dasar bagi perkembangan kesehatan mental, jiwa manusia. Hastasila dan Pemali mempunyai arti sosial yang penting untuk ditanamkan kuat-kuat di dalam masyarakat.

Trisila ialah sadar, percaya, dan taat yang ditujukan kepada Tripurusa (TriAspek) akan mempercepat pengarahan kepada yang Tertinggi (transendental) yang dapat dicapai manusia di dalam dirinya sendiri, tetapi bukan sang aku, justru lebih dalam lagi.

__________ http://organikganesha.files.wordpress.com/2011/10/sawah-dan-petani.jpg cited January 3, 2012 http://organikganesha.com/2011/10/14/pangan-desa-dan-eksistensi-jatidiri-bangsa/ cited January 3, 2013

Page 392: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 357

5. Melaksanakan budi darma berupa pertolongan atau kasih sayangnya kepada

orang lain dan suka memaafkan sebagai latihan keinginan-keinginan yang sifatnya

egosentrifugal untuk memperkuat nafsu supra sosial (asmara-sufi).

Trisila memobilisasi tiga sentra vitalitas agar proses introspeksi berjalan

dengan harmonis. Dampaknya adalah meningkatkan integritas karena

sentra-sentra dan otonominya mudah diikat. Pelaksanaan Trisila tidak

membatasi ruang dan waktu, artinya tidak membatasi seremoni.

6. Melatih tapabrata untuk mempermudah pengaturan nafsu-nafsu.

7. Mempertahankan keadaan yang telah tercapai, memelihara keadaan yang

bebas dari neurosis.

Agar menaati suatu pengarahan tertentu karena sang Aku bersedia mening-

galkan tahap yang penuh kenikmatan itu, harus ada harapan yang lebih baik dari

yang telah ditinggalkannya. Tahap yang nikmat ini senantiasa akan terbantu

untuk ditinggalkan ketika menjumpai kekecewaan-kekecewaan, dan rasa tertekan

oleh keterikatan. Termasuk di dalamnya perasaan yang tidak pernah dapat ke luar

dari suatu penderitaan, tahap tersebut selalu tersangkut di dalam pasang surut-

nya keadaan.

Kestabilan masyarakat merupakan dasar bagi perkembangan mental, jiwa,

atau rohani, adalah pernyataan Candra Jiwa Indonesia. Hastasila dan Pemali

mempunyai dampak sosial yang penting untuk ditanamkan kuat-kuat di dalam

masyarakat. [7] Sadar, percaya, dan taat (Trisila) kepada Tripurusa (TriAspek)

mempercepat pengarahan kepada yang Tertinggi (transendental) yang dapat

dicapai manusia di dalam dirinya sendiri, tetapi bukan sang aku, justru lebih

dalam lagi.

Angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu dimobilisasi Trisila agar menuju ke

satu tujuan, agar memiliki pendapat yang sama dan menambah harmoni. Akibat-

nya adalah menguatnya integritas karena sentra-sentra vitalitas dan otonominya

__________

[7]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila

dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 7-41.

Page 393: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

358 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Anak ini sedang mengamati perilaku seekor capung yang berkemampuan terbang tinggi

Foto 11.3.2: Pancasila adalah perangkat untuk menghadapi dunia luar Seorang anak dengan pancaindra yang dimilikinya sudah dapat menangkap perubahan-perubahan di luar mikrokosmos. Alam semesta (makrokosmos) menawarkan apa saja untuk dapat diamati, didekati, diteliti, bahkan dimanfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia. Mikrokosmos dapat beradaptasi terhadap makrokosmos, termasuk manusia dan masyarakatnya melalui pola-pola tertentu, bahkan dengan sentra-sentra vitalitas yang ada pada dirinya sendiri.

Yang Maha Tinggi bersifat imateri, serta merupakan sumber dan pelaksana kekuasaan di dalam hidup ini, sesungguhnya berada di tempat yang sangat dekat. Upaya menghadap ke pada-Nya di dalam jiwanya sendiri, akan membuat manusia merasa aman, tenteram, terlindungi, dipimpin, diberi pengertian, dan semuanya itu dibutuhkan oleh penderita neurosis pada khususnya serta setiap manusia pada umumnya.

Ekstraversi adalah adaptasi perubahan-perubahan di luar mikrokosmosnya dalam arti kata yang seluas-luasnya. Perangkat Pancasila (rela, narima, jujur, sabar, dan budi luhur) digunakan oleh Candra Jiwa Indonesia untuk menangkap perubahan yang luas itu.

__________ http://images.elephantjournal.com/wp-content/uploads/2010/09/Dragonfly.jpg cited December 8, 2011.

Page 394: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 359

mudah diikat. Pelaksanaan Trisila tidak terbatas oleh ruang dan waktu, [8] pasti

tidak melawan keterbatasan seremoni. Keterbatasan-keterbatasan itu merupa-

kan alat bantu yang kuat bagi kontinuitas dan intensitas pelaksanaan.

Pelaksanaan sadar, percaya, dan taat kepada Tripurusa (Trisila) tidak

terbatas oleh ruang dan waktu dan tidak bertentangan dengan keter-

batasan seremoni.. Justru keterbatasan-keterbatasan itu merupakan

perkakas yang kuat bagi kesinambungan dan kekuatan introversi.

Upaya menghadap ke Yang Maha Tinggi yang sifatnya imateri, serta

merupakan sumber dan pelaksana kekuasaan di dalam hidup ini, sesungguhnya

berada di tempat yang sangat dekat. Yaitu di dalam jiwanya sendiri, akan

membuat manusia merasa aman, tenteram, terlindungi, dipimpin, diberi

pengertian, dan semuanya itu dibutuhkan oleh setiap manusia, khususnya yang

menderita neurosis. Candra Jiwa Indonesia menangkap perubahan-perubahan di

luar dalam arti kata yang seluas-luasnya menggunakan perangkat Pancasila: rela,

narima, jujur, sabar, dan budi luhur.

Selain bersifat menguntungkan, nilai di luar itu juga dapat menimbulkan

trauma bagi dirinya. Pancasila yang memiliki arti sosial itu juga penting bagi

kesadaran sang Aku untuk menghadap Tripurusa. Karena posisi kesadaran sang

aku terletak di antara dunia yang dapat dan tidak-dapat ditangkap oleh

pancaindra.

Karl Jaspers di dalam karyanya Psychologie der Weltanschauungen (Psiko-

logi pandangan-pandangan dunia) mengambarkan sang aku sebagai sumber

budaya di dalam candra jiwa seelisch-culturelle ada di antara candra jiwa

sinnlich-räumliche dan candra jiwa metaphysische (metafisika).

___________

[8]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila

dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 14.

Page 395: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

360 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Kompas dan peta adalah alat yang dapat digunakan untuk menentukan orientasi di lapangan

Foto 11.3.3: Kompas dan Peta sebagai Perangkat Manajemen Ruang Kompas dan peta diperlukan untuk manajemen ruang seorang manusia. Setiap pejalan darat, laut, dan udara senantiasa memerlukan kompas dan peta. Kompas sebagai penunjuk mata angin dan peta menunjukkan posisi seseorang terhadap lingkungannya.

Trisila, karakter unggulan manusia diperlukan dalam manajemen mental. Oleh karena itu dicantumkan dalam program latihan mental sebagai pendekatan introversi. Sekiranya sang aku mau menghentikan angan-angan maka sikap angan-angan yang rasional dan aktif harus dihindari, ini adalah suatu jenis pengorbanan. Dengan Trisila tercapailah sikap yang tidak rasional (suprarasional) tersebut.

Angan-angan tak hendak dihilangkan eksistensinya, tetapi digunakan dengan cara lain untuk keperluan orientasi, yaitu keadaan eksistensi tanpa gerakan pancaindra.

Sadar sepenuhnya akan keberadaan Tripurusa di dalam dirinya, merupakan bagian pertama dari Tripurusa. Itu berupa keadaan berhenti kontinyu yang lambat-laun akan dicapai oleh upaya manajemen angan-angan dengan karakter unggulan tersebut.

__________ http://www.anneahira.com/images/article/16-arah-mata-angin.jpg cited December 8, 2011

Page 396: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 361

Sang aku berusaha melepaskan diri dari persekutuannya dengan makrokos-

mos (dunia yang dapat ditangkap dengan pancaindra) yang sifatnya berubah,

melalui Pancasila dan Pemali. Upaya melepaskan diri tersebut merupakan syarat

PANCASILA + PEMALI TRISILA + PANCASILA

J a s m a n i P s i k e

R o h a n i

Dunia yang dapat ditangkap

oleh pancaindra

Dunia sang aku Kemungkinan eksistensi

tanpa pancaindra

Badan/jasmani kasar Badan/jasmani halus Tripurusa (Soemantri)

Sinnlich-räumlich Seelisch-culturell Metaphysisch (Jaspers)

mutlak bagi dunia sang aku untuk dapat menyesuaikan diri pada kemungkinan

bereksistensi tanpa pancaindra. Sesungguhnya, dunia sang aku sendiri juga

imanen berubah-ubah, disebabkan oleh aktivitas angan-angan, perasaan dan

nafsu-nafsu. Angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu harus dilatih berhenti.

Karena sang Aku melihat kemungkinan bereksis-tensinya tanpa panca-indra

sebagai keadaan yang abadi, tidak berubah selama-lamanya.

Trisila dicantumkan dalam program latihan (manajemen mental) ini sebagai

karakter unggulan. Sikap angan-angan yang rasional dan aktif harus dihindari

sekiranya sang aku mau menghentikan angan-angan. Dengan Trisila tercapailah

sikap yang tidak rasional. Ini bukan menghilangkan angan-angan, tetapi

menggunakannya dengan cara lain untuk keperluan orientasi. Orientasi pada

keadaan eksistensi tanpa pancaindra tersebut. Keadaan berhenti kontinyu

lambat-laun akan dicapai angan-angan, yaitu sadar sepenuhnya akan keberadaan

Tripurusa di dalam dirinya, merupakan bagian pertama dari Tripurusa.

Perasaan mencapai keadaan yang tidak bergerak itu melalui percaya.

Kepercayaan bulat kepada Yang Maha Kuasa yang sedemikian rupa sehingga

perasaan mau menerima apa saja yang akan terjadi pada sang aku. Kepercayaan

di sini berbeda tingkatnya dari kepercayaan akibat aktivitas dari angan-angan

yang sebabnya masih dapat dinalar, misalnya bahwa bumi itu bulat, bumi

mengitari matahari, kecepatan cahaya melebihi kecepatan suara, dan lain-lainnya.

Page 397: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

362 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Bima bertemu dengan dirinya sendiri sebagai Bima Suci (Dewa Ruci)

Foto 11.4.1: Pencapaian Pamudaran Skala Kecil dalam Kisah Dewa Ruci Setiap manusia memiliki Dewa Ruci-nya sendiri di dalam diri sebagai TheSelf –nya. Tentu saja Sang Bima yang besar dan kasar perilakunya itu harus menghaluskan watak dengan mengalahkan angan-angannya yang jahat (naga 3 kepala: cipta, nalar, dan pangerti) terlebih dahulu. Melakukan reedukasi agar vitalitas-vitalitas jiwanya menjadi bersih, suci, harmoni, dan terintegrasi dalam membebaskan diri dari keterikatan untuk pencapaian hidup yang hakiki. Mau menerima Pencerahan-Nya dan dilanjutkan dengan pelatihan melaksanakan Trisila, Pancasila, dan menjauhi Pemali berpotensi melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan apa pun. Bentuk keterikatan duniawi ini di bidang mental dan psikologi, memerlukan reaksi tertentu dari angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu, salah satu contohnya adalah neurosis. Melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan adalah pencapaian pamudaran skala kecil dari suatu faset pada dirinya sendiri. Pencapaian tersebut secara ontogenik berarti meninggalkan fase yang nikmat, sekaligus sebagai upaya menghilangkan neurosis.

__________ http://wayangprabu.files.wordpress.com/2010/12/bima-n-dewa-ruci.jpg?w=500&h=325 cited September 16, 2011.

Page 398: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 363

Taat, merupakan bagian ketiga dari Trisila termasuk bidangnya nafsu-nafsu,

yang harus menyesuaikan diri agar dapat menyerah tanpa kemauan dan

keinginan, kepada Tripurusa di dalam konfrontasi tersebut. Taat adalah adaptasi

Karena neurosis adalah suatu bentuk keterikatan pada sang aku maka

pelepasannya yang berupa pamudaran walaupun skalanya kecil dan

relatif, sudah dianggap sebagai upaya ke arah penghapusan neurosis.

tertingginya nafsu-nafsu di dalam proses introspeksi. Dengan kata lain, menye-

diakan kancah untuk menerima pencerahan-Nya.

11.4 MENGEMBANGKAN POTENSI

Mau menerima Pencerahan-Nya yang dilanjutkan dengan pelatihan

melaksanakan Trisila, Pancasila (Trisila + Pancasila= Hastasila), dan menjauhi

Pemali berpotensi melepaskan diri dari bentuk keterikatan apa pun. Keterikatan

ini di bidang mental/psikologi, memerlukan reaksi tertentu dari angan-angan,

perasaan, dan nafsu-nafsu. Melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan adalah

pencapaian pamudaran skala kecil dari suatu faset pada dirinya sendiri.

Pencapaian tersebut secara ontogenik berarti meninggalkan fase yang nikmat.

Neurosis adalah suatu bentuk keterikatan pada sang aku maka pelepasannya yang

berupa pamudaran walaupun skalanya kecil dan relatif, sudah dianggap sebagai

gerakan ke arah penghapusan neurosis.

Rekapitulasi terpenting pemikiran di atas, menurut anggapan Soemantri

adalah kesediaan menerima adanya kemungkinan potensi di dalam dirinya, tetapi

di luar sang aku. Ini dapat dicapai melalui aktivitas sang aku. Ke luar berupa

sadar terhadap dunia luar, ke dalam berupa orientasi di dalam jiwanya sendiri

terhadap kemungkinan menemukan ’potensi yang khusus’ itu.

Ditekankan di sini terhadap perlunya reedukasi oleh dirinya sendiri.

Orientasi kembali ke dalam jiwa itu sesungguhnya merupakan koreksi terhadap

Page 399: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

364 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Ribuan rakyat Indonesia sedang mendengarkan pidato Bung Karno Foto 11.4.2: Soekarno Presiden Republik Indonesia di depan Rakyatnya Salah satu daya tarik sekaligus kekuatan Presiden Soekarno terletak pada kemampuannya berpidato. Pada zamannya, orang rela berdesakan demi mendengarkan pidato sang Prokla-mator yang disiarkan radio. Ketulusan serta keberanian akan bertambah sejalan dengan peningkatan latihan ke-jujur-an (bagian terpenting dari Pancasila) dan ini berakibat menambah kepercayaan masyarakat. Jika seorang pemimpin jujur ia akan bersikap adil, maka rakyatnya akan setia mendukung pemimpin tersebut dengan sepenuh hati. Faktor kejiwaannya terdidik keberanian guna menyadari kesalahan diri sendiri. Kemudian memandang gambaran pribadinya sendiri dalam perspektif gambaran batin. Ada bagian aktif dari gambaran batin itu yang selalu berubah dengan bertambahnya pengalaman. Rangsangan dari bagian yang aktif tersebut timbul karena adanya perbedaan pengertian. Terjadilah dinamika untuk menjembatani perbedaan tersebut, sekaligus merealisasikan suatu perspektif yang lebih baik dengan gambaran jiwa yang baru.

__________ http://gerakanrakyatmarhaen.files.wordpress.com/2011/03/pidato-bk.jpg cited December 8, 2011

Page 400: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 365

gambaran hati nurani, sehingga Soemantri menganggap mekanisme dari hati

nurani sebagai suatu hal yang penting. Pancasila harus menangkap pasang

surutnya dunia luar dan menentukan sikapnya terhadap Tripurusa.

Sesungguhnya keyakinan, kepercayaan adalah kebenaran itu sendiri

atau sedikitnya terhadap apa-apa yang dianggap benar. Kejujuran

merupakan sifat untuk melatih diri menganut keyakinan, kepercayaan

itu secara aktif. Pemahaman ini tidak mengurangi kenyataan bahwa

kebenaran itu sendiri berubah-ubah dengan bertambahnya pengalaman.

Jujur (bahasa Jawa: temen) adalah bagian terpenting dari Pancasila,

merupakan sifat untuk melatih diri menganut keyakinan, kepercayaan secara aktif.

Soemantri berpendapat bahwa keyakinan, kepercayaan adalah kebenaran, atau

sedikitnya terhadap apa-apa yang dianggap benar. Pendapat ini tidak mengurangi

kenyataan bahwa kebenaran itu sendiri berubah-ubah dengan bertambahnya

pengalaman. Suatu gambaran sekilas yang dianggap benar apabila dihadapi

dengan kekuatan adalah bermanfaat, karena secara aktif mempertinggi integritas.

Sang aku dengan sadar mengerahkan tenaganya untuk menghadapi

rintangan-rintangan dan berani melihat kenyataan-kenyataan. Tekad dan

kenekatannya ini memang membedakan dari yang lain, termasuk dapat

mendatangkan kerugian pada dirinya sendiri. Peningkatan latihan ke-jujur-an

akan menambah ketulusan serta keberanian dan ini berakibat menambah

kepercayaan dari masyarakat. Orang lain dapat mempercayai yang bersangkutan

dengan sepenuh hati.

Akibatnya faktor kejiwaan menjadi lebih penting karena mendidik

keberanian untuk melihat kesalahan diri sendiri. Kemudian memandang

gambaran pribadinya sendiri dalam perspektif gambaran batin. Ada bagian aktif

dari gambaran batin itu yang selalu berubah dengan bertambahnya pengalaman.

Perbedaan pengertian yang terjadi akan merangsang bagian yang aktif tersebut

Page 401: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

366 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Tampak seorang petugas mengabadikan seekor harimau yang sedang dilepaskan dari kapal Foto 11.4.3: Melepaskan Harimau ke Habitat Baru Harimau termasuk binatang langka yang harus dilindungi di dunia karena populasinya terus menurun. Tidak lain akibat diburu manusia untuk dimanfaatkan kulit dan bulunya yang eksotis. Atau acapkali mencuri ternak karena habitatnya semakin terdesak oleh pertumbuhan masyarakat yang memerlukan banyak lahan.

Pemerintah mana pun menerima dengan sabar dan ikhlas amanah dunia untuk melindungi dan menyelamatkan ’kucing-besar’ tersebut. Biasanya melakukan relokasi ke habitat baru yang dilindungi sehingga populasi dan pergerakannya dapat dipantau dari jarak jauh. Harimau juga dikenal sebagai perenang yang andal.

Narima adalah sikap jiwa yang selalu puas dan penuh rasa syukur. Menerima apa saja baik lebih, pas, maupun kurang dari apa yang diperkirakannya. Tidak terguncang menerima benda-benda baik yang konkret maupun yang abstrak, yang dapat dimanfaatkan atau yang merugikan dirinya dalam arti yang seluas-luasnya.

Rela (ikhlas) memiliki status mental yang sama ketika melepaskan sesuatu, terutama yang bermanfaat bagi dirinya. Kemampuan untuk tidak terikat dengan apa saja adalah upaya preventif dalam menghadapi fiksasi dan trauma psikis yang mengganggu kinerja sang aku.

__________ http://1.bp.blogspot.com/_IDfZ_T9xkwo/TLQy2zGFmNI/AAAAAAAAABg/k6HlVDWP608/s1600/1_TIGER_461.jpg cited December 8, 2011

Page 402: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 367

untuk menjembatani perbedaan, sekaligus merealisasikan suatu gambaran jiwa

yang baru, yang lebih baik. Jadi, jujur memiliki potensi untuk melihat sekilas posisi

sang aku di dalam candra jiwa, betapa pun jelek hasilnya.

Menyikapi nilai-nilai duniawi yang selalu naik-turun diperlukan sikap

rela dan narima agar supaya perasaan selalu dapat menyesuaikan diri.

Barang-barang yang selalu mengikat manusia secara potensial dapat

dilepaskan oleh sifat-sifat utama tersebut dengan mudah.

Perkembangan pribadi selanjutnya memerlukan tekad, dorongan keberani-

an karena tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa koreksi-diri yang terus-

menerus. Harus disertai dengan mengalahkan rintangan-rintangan dari diri

sendiri yang menghalang-halangi usaha kemajuan mental tersebut. [9] Narima

adalah status mental (psike) yang tidak guncang atas apa saja yang diterima dari

orang lain, baik kurang maupun lebih dari yang diperkirakan. Dapat berupa suatu

benda yang konkret ataupun yang abstrak, yang dapat dimanfaatkan atau yang

merugikan dalam arti yang seluas-luasnya. [10]

Rela (ikhlas) memiliki status mental yang sama ketika melepaskan sesuatu,

terutama yang bermanfaat bagi dirinya. Rela dan narima hanya berkaitan dengan

usaha agar supaya perasaan dapat berdiri di atas naik turunnya nilai-nilai yang

berkenaan dengan dunia luar. Sifat-sifat tersebut berpotensi melepaskan diri dari

keterikatan dengan barang-barang yang dapat berubah keadaannya. Sangat jelas

pesannya bahwa sifat-sifat tersebut tidak bersangkut-paut dengan aktivitas dari

sang aku, misalnya prestasi atau tugas. [11]

___________

[9]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila

dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 19-20.

[10]. Idem. Bab Hastasila. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 19.

[11]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila

dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 18.

Page 403: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

368 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

PM Yingluck Shinawatra berposisi menyembah di depan foto Raja Thailand

Foto 11.4.4: Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra Menurut kantor berita Associated Press, penyerahan restu dari raja itu berlangsung di kantor pusat Partai Pheu Thai pimpinan Yingluck di Bangkok, Senin 8 Agustus 2011. Melalui suatu prosesi, Yingluck terlebih dahulu membungkuk di depan foto Raja Bhumibol sebelum menerima dekrit kerajaan yang mengesahkan dia sebagai Perdana Menteri ke-28.

Candra Jiwa Indonesia menjelaskan agar sang aku secara sadar harus merendahkan diri dan sujud kepada Sumber Hidup seraya mengurangi terus menerus kedaulatannya. Untuk ini diperlukan sikap mental yang narima agar jiwanya menyetujui dengan rasa puas menghadapi kenyataan ini. Hanya dengan merendahkan diri saja ketika sang aku menghadap Tripurusa, itu pun masih terasa ada kekurangannya. Diperlukan penyerahan diri total dan tanpa syarat. Menduduki status tanpa memiliki kewenangan dan kedaulatan, berserah diri total di dalam relung hati yang terdalam adalah tahap akhir dari eksistensi sang aku.

__________ http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/08/09/119373_pm-yingluck-shinawatra-menyembah-di-depan-foto-raja-thailand_300_225.jpg cited December 9, 2011. http://dunia.vivanews.com/news/read/239247-wanita-cantik-ini-resmi-jadi-pm-baru-thailand cited December 9, 2011.

Page 404: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 369

Dari sudut pandang sosial, rela dan narima menjadi penting karena

mendukung persepsi bahwa kekayaan, pekerjaan, kehormatan, kedudukan,

pengaruh, dan kekuasaan tidaklah kekal. Rela dan narima tidak anti terhadap hal-

Semakin lama sang aku semakin tidak menggantungkan diri dengan apa

saja. Dalam prosesnya mendekati Tripurusa menjadi semakin sepi.

Keikhlasan melepaskan diri dari subjektivasi, keterikatan afektif dengan

lingkungan, keluarga, kedudukan, kehormatan, kekayaan, dan kehidupan

jasmaninya sendiri menuntaskan tahap akhir dari kesepian.

hal yang didambakan banyak orang pada umumnya. Rela dan narima memberi-

kan tanda-tanda agar manusia tidak mengasyikkan diri terhadap hal-hal tersebut,

sehingga preventif terhadap kemungkinan terjadinya luka-luka kejiwaan dalam

pergumulan melepaskan diri dari keterikatan itu. Sesungguhnya trauma dan fik-

sasi tersebut dapat menghalangi aktivitas yang memadai dari sang aku.

Terjadinya pengurangan yang terus-menerus dari kedaulatan, membutuh-

kan sikap mental yang narima agar jiwa dapat menerima dan menyetujui

kenyataan ini. Sang aku tidak cukup merendahkan diri saja ketika berhadapan

dengan Tripurusa. Diperlukan penyerahan diri tanpa syarat dan ini hanya dapat

terjadi ketika mau menduduki status tanpa memiliki kewenangan dan kedaulatan,

di dalam relung hati yang terdalam.

Sang aku semakin lama semakin tidak menggantungkan diri dengan apa

saja, semakin sepi dalam prosesnya mendekati Tripurusa. [12,13] Kesepian itu

hanya dapat ditahan dengan suka-rela melepaskan diri dari subjektivasi,

keterikatan afektif dengan lingkungan, keluarga, kedudukan, kehormatan,

kekayaan, dan kehidupan jasmaninya sendiri.

___________

[12]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam, 1953. h. 17.

[13]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag

Zurich und Leipzig, 1938. h. 207.

Page 405: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

370 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),

2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 11.4.1: Puncak Kesepian Puncak kesepian sang aku terasa ketika mendekati Tripurusa (Suksma Kawekas, Suksma Sejati, dan Roh Suci). Itu terjadi ketika sang aku dengan penuh suka-rela melepaskan diri dari subjektivasi, keterikatan afektif dengan lingkungan, keluarga, kedudukan, kehormatan, kekayaan, dan kehidupan jasmaninya sendiri, patut diduga sebagai bentuk kehidupan yang autistik. (D1-4= dimensi, matra)

Candra Jiwa Indonesia telah menjelaskan sebelumnya bahwa ini bukan suatu bentuk kehidupan yang autistik, melainkan karena ekspresi cinta yang tak terbatas pada segala sesuatu, tanpa menyentuh perbatasan-perbatasan yang sifatnya pribadi.

________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

MAKROKOSMOS D1 Alam Semesta Dunia Luar

=================lPancaindral============================ D2 Dunia dalam MIKROKOSMOS Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D3 Mental

Aku

- - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D4 TRIPURUSA

Alam Sejati (Pusat Imateri) Spiritual ======================================================================

Page 406: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 371

Dijelaskan oleh Soemantri bahwa ini bukan suatu bentuk autistik, tetapi justru

karena cinta yang tak terbatas [14] pada segala sesuatu, tanpa menyentuh

perbatasan-perbatasan yang sifatnya pribadi.

Kekuatan berekspansi dari sadar untuk merampas lapangannya asadar

dan menghilangkannya berasal dari keikhlasan. Status asadar sesung-

guhnya sudah musnah dengan sendirinya di dalam Pamudaran .

Setelah semua kedaulatan sang aku dilepaskan di dalam jiwa dan

diserahkan dengan sukarela, maka sang aku bersikap sebagai barang mati di

hadapan Tripurusa. [15]

Rela memberi kekuatan untuk menggali lebih dalam pada suasana asadar,

di situlah terdapat keterikatan-keterikatan yang sesungguhnya [16] untuk

dimunculkan di permukaan. Rela juga memberi kekuatan berekspansi dari sadar

untuk merampas lapang-annya asadar dan menghilangkannya. Di dalam Pamu-

daran sesungguhnya tidak ada lagi asadar.

Sabar berkaitan dengan sifat sang aku yang menyeluruh, tidak sepotong-

sepotong, terus-menerus, tidak pernah meninggalkan, dan tidak pernah berhenti.

Lekas marah dianggap sebagai kelebihan energi yang dikeluarkan seketika,

sepotong energi. Sifat-sifat ini tidak menyangkut hal-hal yang statis, justru yang

dinamis. [17]

Di dalam jiwa, sifat sabar merujuk pada semangat untuk menghindari

keseganan (malas). Artinya, menjadi rajin melakukan tugas yang teramat berat

dan bagi manusia yang kecil hatinya sekaligus menghindari keterikatannya kepada

___________

[14]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam, 1953. h. 17.

[15]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag

Zurich und Leipzig, 1938. h. 207.

[16]. S. Freud: Das Ich und das Es. Internationaler Psychoanalytischer Verlag. Leipzig, Wien, Zurich,

1923. h. 33.

[17]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila.

Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 20-21.

Page 407: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

372 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

R. Soenarto Mertowardojo dan Prof.Dr.dr. Soemantri Hardjoprakoso

Foto 11.1.1: Putra Indonesia ini Telah Mewariskan Candra Jiwa Indonesia Intuisi Sadar Kolektif pada R. Soenarto Mertowardojo yang telah disampaikan secara lisan dan dicatat oleh R.T. Hardjoprakoso dan R. Tri Hardono Soemodihardjo kemudian diolah menjadi tujuh buah buku yang dihimpun menjadi sebuah Pustaka (intuisi) Sasangka Jati. Dr. Soemantri Hardjoprakoso menamatkan pendidikan dokternya di Sekolah Tinggi Kedokteran (Geneeskundige Hogeschool), cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta pada bulan Februari 1942. Bersumber utama dari salah satu buku di dalam pustaka intuisi tersebut yaitu Terciptanya Alam Semesta maka disusunlah sebuah disertasi dengan judul Indonesisch Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie. Disertasi tersebut telah dipertahankan dalam sidang ilmiah untuk memperoleh gelar Doktor dalam ilmu Kedokteran Jiwa dengan predikat cum laude di Rijkuniversiteit Leiden, Negeri Belanda tanggal 20 Juni 1956.

__________ Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

Page 408: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 373

INDEKS BUKU MAGNUM OPUS (5/5)

A

Absolut; transenden 101,673; yang-, asas alam

kosmis, Dewa Alam 549,550.

ABC-nya perilaku: (tidur): Antesedent: suasana atau

perilaku sebelum tidur; mohon dituntun dijalan

benar untuk menghadap Tuhan; Behaviour: perila-

ku pada waktu tidur; mimpi-mimpi, terbangun;

Consequences: akibat yang timbul setelah tidur;

kurang atau menjadi sangat sehat 628.

adaptasi asmara-sufi: harus seimbang dengan retensi

angan-angan yang menggelisahkan 143, tumbuh

kesadaran (Ketuhanan): FPB dari semua hidup,

menurunkan (undur diri dari) singgasana (isi)

angan-angan (cipta, nalar)-nya 145.

Adler, Alfred; foto, masyarakat, penguasa tertinggi,

532-3, masyarakat-pekerjaan-kasih sayang, hati

nurani; kebersamaan 533, tidak sempurna,

tertinggi, evolusi 534, tanpa tujuan akhir 534;

dorongan asadar 547; mutlak mengikuti

masyarakat 689.

sistim Adler = Soenarto, dunia luar 541.

agama: 15, pengganti keinginan ayah 7, candra jiwa

41, watak 43; diungkapkan, dihimbau 517.

Yang Maha Agung; sistim Freud: tidak ada, filoge-

netis 516.

air: -dan uap air: kontinuitas, bumi dan langit,

jasmani kasar dan halus 115-6.

sang Aku: materi-imateri 74, pimpinan sentra vita-

litas (tujuh saudara): selubung, strukturnya angan-

angan (cipta) 121. angan-angan: sifat utama: ke-

daulatan (terbatas); nafsu+jasmani: potensi terten-

tu 118-9; asli: menutupi Tripurusa (latent), me-

nguasai jasmani (raja), angan-angan lemah me-

nyesuaikan nafsu, egosentripetal merajelela 111.

luhur: angan-angan terarah kepada Tripurusa:

pemilihan bayangan, asosiasi dan pengertiannya

selaras Tripurusa. 112-3.

Sosial-suprasosial: mutmainah lebih kuat

dari luamah; seperti hati nuraninya: semua penga-

laman phylogenetis dan ontogenetik manusia; ke-

arah Tripurusa 113.

kristalisasi dari angan-angan: dunia aku: sen-

tral kehidupan; sadar terbatas: bersifat indivualitas

(pribadi) 116-3 mati: ada eksistensi-, tidak terikat

jasmani 117, pancaindra 117

sang Aku: mengalahkan semua nafsu (regulator),

pusat imateri 350, pahlawan, transendental 351;

sujud kepada Sumber Hidup, mengurangi kedau-

latan, narima, penyerahan total, tanpa syarat,

relung hati terdalam, tahap akhir eksistensi sang

aku 368, semakin sepi, ikhlas, tahap akhir 369;

budi luhur: totalitas, sentra otonomi ter-

gabung, tanpa otonomi, hilangnya batas pribadi,

pasif, hancur, pamudaran 373.

~Posisi eksentrik: bukan sentral; titik sen-

tral: titik imateri ~apribadi (sempit) individu; ti-

dak pernah sentral, sementara, sirna (Soemantri)

sebelum masuk pusat imateri; Panunggal: kesa-

daran tertinggi 377; perlu tekanan sufiah dalam

suasana panembah: sunyi, sepi 378.

Sang Aku: imateri (Sang Aku= Roh Suci di dimen-

si-4: spiritual); angan-angan~cipta (sang Aku di

dimensi-3: mental) 412; wakil dari ketiga SV

jiwa itu harus menyerahkan diri sepenuhnya

kepada (kedaulatan dan kekuasaan) Tripurusa;

kapan manifestasi terjadi 483,485; berdiri dian-

tara 3 faktor.., das Es tertua, tidak ada jalan keluar

517; berusaha bermoral 521; sifat suprasosial

berkembang sampai tak dipengaruhi nafsu lagi,

pamudaran; terjepit hati nurani, asadar, dan dunia

luar 523.

das Ich:~; organisasi, saling hubung, sensor mim-

pi, instansi jiwa, produk permukaan das Es dan

dunia luar 509; mengatur luamah: tahan penderita-

an, tunduk pada mutmainah 526; tumbuh terus,

pudar, pintu masuk, kesadaran kolektif, pudar,

pengorbanan 530; terjepit rasa: rendah diri dan

bermasyarakat (Adler) 535.

sang Aku: menyerahkan kekuasaan 563; pusat ke-

pribadian, tidak terbatas, tidak ada definisinya

575; posisi-: antara asadar dan persona 579; tum-

buh dari logos dan menutupi (selubung) psike

(Soemantri), tempat sentral, berdaulat, memim-

pin, menimba energi dari asadar (Jung) 582.

Ajal: tahap akhir kehidupan biologis; sang Aku

harus menyerahkan diri kepada suatu di luar pe-

ngalamannya: tidak menerima apa-apa sebagai

gantinya; takut mati bukti keterikatan kepada ta-

hap kenikmatan; memungkinkan hidup dengan

reaksi-reaksi neurosis 495.

alam semesta: kosmos: makro dan mikrokosmos.

Dari luar ke dalam: material-kasar (jasmani),

material-halus (jiwa), dan yang imateri (Pusat

Imateri), terdalam, pusat hidup 114-5

alam semesta; Terciptanya (judul buku) 700.

alat; -penentu sikap: pikiran (pria) dan perasaan

(perempuan) 576.

alternatif bacaan semi ilmiah xxvi

ambang asimilasi: tonus-: dari asadar ke sadar; nilai

nya dapat dihapus dengan melatih introspeksi

445.

----------

Page 409: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

374 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

anak: projeksi, subjektivasi, dan personalisasi: ma-

sih kuat dan sifat-sifat perasaan dan angan-angan

memperoleh pelajaran sesuai dari ayah dan ibunya

(CJI) 446; secara kejiwaan aseksual; nafsu seks

muncul oleh perkembangan badan, bergeserlah ti-

tik berat nafsu ke perasaan atau angan-angan; pa-

da masa puber: nafsu seks mencari objek jenis ke-

lamin yang lain di luar lingkungan keluarga; kete-

rikatan/ projeksi dengan orang tua mengendor;

fungsi ayah dan ibu diambil alih oleh angan-

angan dan perasaannya; setelah masa pubertas

mengandalkan pada hubungan struktur kejiwaan;

446,449; perkembangan anak: angan-angan dan

perasaan melangkah maju, digunakan sebagai

sentra vitalitas untuk bereksistensi di masyarakat:

Titik berat kesadaran: pindah dari nafsu-nafsu ke

perasaan (terutama pada perempuan) dan angan-

angan (terutama pada laki-laki) 447.

anak (kehadiran): bukan suatu keharusan, sebagai

alat saja agar stadium anak dapat di-projeksi-kan,

di-subjektivasi-kan dan di-personalisasi-kan

ke arah yang positif 451.

anarkhi; kacau, perkembangan kesadaran tahap

pertama 562, pengakuan 563.

angan-angan: refleksi Tripurusa, tiga aspek 129;

dunia luar: tidak berdaulat, digarap, dipotong, diu-

raikan, ilmu pengetahuan; tak kenal batas, menye-

rah: batasnya 133; sebagai regulator terhadap

nafsu 349.

~arti-sempit: secara refleks merupakan alat tam-

pung gambaran-gambaran yang terdesak; disadar-

kan dengan mekanisme dari bisikan hati; perbeda-

an bisikan hati dan bayangan sekejap merupakan

suatu rangsangan perbedaan yang harus dijemba-

tani, sehingga orang berpaling kearah bisikan hati

(mencoba melaksanakannya) 440; menangkap

segala sesuatu yang terdesak (Freud): meluapnya

daya tampung= mimpi selagi tidur 444-5.

angan-angan: mencengkeraman dunia luar; (aku)

mengambil haknya untuk ikut berkuasa; menurun-

kan derajat dunia luar: memisahkan subjek dari

objek dan tidak perlu memandang subjek lagi

459; luamah, mutmainah, berkuasa, dominan 547,

549. arti sempit: penampung, raja 527; potensi

imanen, pusat refleksi 529.

Angan-angan: kedaulatan: sifat utama dan pengawal

sang Aku: asadar-kolektif menjadi sadar-individu;

sadar bagi jiwanya dan dapat dipakai untuk me-

megang dan mencengkeram dunia luar: disistima-

tisasi, dianalisis, dan disimpulkan; Sang anak se-

dang bereksperimen sebagai sang raja (kemratu-

ratu); kedaulatan lain dilarang masuk oleh sang

Aku 1,428-9.

~(SV-I): bekerja secara hierarkis dan sistimatis:

1) membentuk gagasan tak-terbatas (cipta), ter-

batas dibandingkan sentra vitalitas ke-4 (Tripu-

rusa); 2) kemampuan asosiatif, penalaran serta

3) melihat secara keseluruhan dan menyimpul-

kannya (pangerti). 430-1.

anima: personalisasi sifat-sifat kewanitaan sebagai

latar belakang pria (Jung) 447.

animus: menjadi latar belakang wanita, fenomena

ini muncul pada masa puber 447.

anima-animus; endapan pengalaman, gambaran

seksuil virtuil kolektif Jung (terbalik, asadar):

animus pada perempuan, anima pada pria 601-2;

Soemantri: perasaan di depan (perempuan);

angan-angan, logos di depan (pria) 601-3 Jung:

arketip libido terbalik 602; pusat gravitasi 685.

anjing liar 51

antipati; perceraian, simpati, keterikatan 660.

Antareja, wayang 38

Antasena, wayang 38

Angan-angan: refleksi (bayangan) Tripurusa, selu-

bung materi halus: daya intelektual manusia 90-1.

Apollo 17 NASA; Eugene Cernan 606.

apriori; asadar: das Selbst, kesadaran agung, kekua-

saan, teori umum ke khusus 566.

arketip; tipe asli, Das Selbst, sinar, dunia purba 553.

~yang pertama: paugeran 592.

asadar: hanya melepaskan simbol-simbol yang

dapat

di-asimilasi-kan oleh bagian sadar; tidak berten-

tangan dengan bisikan hati (asadar); Terjadilah

ambang-asimilasi dua arah (sadar-asadar) 441;

suasana yang gelap dari tempat kita memandang ,

tanpa menaruh prasangka; membuat dirinya asa-

dar 471; dorongan bersumber dari nafsu, semen-

tara pendukung isi sadar individu adalah perasaan

dan angan-angan (kecuali angan-angan dalam arti

sempit) 477.

asadar: (sementara): bayu sejati; ~kolektif : ‖keada-

an di luar sadar individu ‖ itu batas-batas ruang

dan waktu sudah hilang; sang Aku menggunakan

potensi dari sesuatu yang bersifat kolektif 503.

~dan sadar-kolektif Freud, asadar individu 522,

Bayu Sejati: ~kolektif 523; lokalisasi, produsen

nafsu, penampung keinginan, endapan pengala-

man 525; ~kolektif: dunia luar, ~biologis: dunia

dalam 555; ~individual, tiga momentum 556;

~pribadi, kolektif 565.

asadar: ada nafsu; ketegangan, pertentangan, tabra-

kan 571. ~pribadi: penampung isi yang terdesak, -

Page 410: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 375

----------

kolektif: arketip dan libido, teratur memperlihat-

kan diri di dalam sadar konkrit-rasional-historis;

merdeka terhadap sadar (Jung), terikat (Freud)

579: =sadar kolektif karena isinya (arketip) tak-

terbatas, apribadi 582.

asimilasi; -das Selbst terhadap asadar menghilang-

kan fungsi sang Aku, menyerah, perpindahan titik

berat kesadaran 580.

asmara sufi: (egosentripetalitas hilang) mutmainah

sebagai nafsu sosial dan suprasosial: di dalam

panembahnya bersedia mengorbankan sang Aku;

perasaan tidak diskriminatif lagi, memuat semua

dan segalanya; angan-angan tidak aktif, tidak

membatasi dan tidak mengembangkan kedaulatan

sang Aku 465.

Aspek, Aspect; Dwi-, Bi-, 658.

astronomi 9

B

badan/jasmani; sumber, pendukung nafsu 527.

bahasa; pengucap: salah satu pancaindra 113-4.

bayangan induktif: ditangkap oleh pancaindra sering

berasal dari luar, dialami selama panembah: sbg

gangguan, tidak sempurnanya proses introversi,

munculnya Tripurusa (imanen) terhalang 384-5.

bayangan intuisi: bedakan dari bayangan induktif;

renungkan apakah penampakan dari pancaindra?

sang Aku dapat menterjemahkan dalam lambang

atau kata-kata dari intuisi; intuisi tidak dilanjut-

kan secara sensoris kepada sang aku [induksi a-

sensoris] 384-5, 387.

Bayu Sejati: totalitas integrasi tujuh saudara, supra

natural, diaktifkan sesuai kehendak, kesadaran te-

tap utuh 122-3; tenaga-tenaga saudara tujuh dapat

digabungkan oleh sang Aku digunakan menurut

kehendak hatinya: telepati, hipnotis, dan meramal

(clairvoyance) 161-2: masih material terikat sepe-

nuhnya, taat mutlak terhadap Tripurusa: angan-

angan melepaskan diri dari nafsu dan perasaan:

kekuasaannya tidak terganggu; pamer: Bayu Sejati

tidak berbuat atau melakukan sesuatu yang lain;

peringatan yang mendidik: saudara kita, bukan

hewan pengangkut; Derajat Roh Suci: daya dan

selubungnya 163; Akunya sehari-hari adalah Bayu

Sejati itu; tidak adalagi ketakutan, kesangsian,

yang dapat merintangi penyerahan dirinya tak

bersyarat kepada Tripurusa 164-5.

Bayu Sejati: kekuasaannya sama dengan dewa,

harus dilepaskan tanpa syarat untuk proses

Pembebasan, hasil akhir kesadaran, kedaulatan

mutlak, omnipotensi, dan tidak terikat oleh ruang

dan waktu, sesuai suasana sorga 318-9; kekuasa-

annya sama dengan dewa, harus dilepaskan tanpa

syarat untuk proses Pembebasan, hasil akhir

kesadaran, kedaulatan mutlak, omnipotensi, dan

tidak terikat oleh ruang dan waktu, sesuai suasana

sorga 318-9; istilah CJI ketika potensi naluri

manusia menjadi maksimum (Carp) 427.

Bayu Sejati: pengikatan sengaja (optimal) 3-sentra

vitalitas; otonomi tiap sentra hilang; potensi ter-

tentu manusia menonjol: menari tarian (persis)

yang belum dikenal, bahasa yang sangat asing,

dan mengetahui posisi benda yang tersembunyi

500; gerak motorik langsung sampai tujuan;

seperti menggunakan suatu kedudukan yang

mencangkup dimensi ruang dan waktu; menggu-

nakan status tanpa berada di status tersebut; per-

bedaan ruang dan waktu hilang= tidak disadari

oleh sang Aku;tidak perlu koreksi; sang Aku me-

lepaskan penga ruh nafsu dan pangrasa; beberapa

dialami sendiri oleh Soemantri; 500-1; dapat se-

ngaja diaktifkan; ragu2 melenyapkan manfaatnya

501-3; pemutusan: akibat munculnya kembali

otonomi salah satu sentra vitalitas: ada keraguan,

ketakutan, duka-cita, pertimbangan, dan keresahan

503.

Bayu Sejati; asadar kolektif, potensi, telepathi,

tele-psiko-kinetik, clairvoyance) 522-3; asadar

kolektif 523; ingkar asas imateri, Aku-sempit

sadar, dunia luar 529; dibangkitkan sengaja,

kekuatan instink, tujuh kekuatan pribadi 608-9;

kekuasaannya sama dengan dewa, harus dilepas-

kan tanpa syarat untuk proses Pembebasan, hasil

akhir kesadaran, kedaulatan mutlak, omnipotensi,

dan tidak terikat oleh ruang dan waktu, sesuai

suasana sorga 318-9.

besaran; -luar, -dalam: das Selbst, kesadaran kolek-

tif, spiritual, diantaranya: manusia 568, memboho-

ngi, berkorban 569.

berdampingan; materi-imateri 679

Bhinneka Tunggal Ika, titik temu viii,57.

blencong: lampu atau obor yang menerangi layar

tempat dalang memainkan wayangnya 404.

Bima sakti, tata surya xxxi

Bisikan hati: diperoleh dari pengalaman perorangan

(baik dan buruk) dan pengalaman filogenetik

(asadar) 38; disimpan di angan-angan dalam arti

sempit; mutmainah faktor penting 440-1, 443=

hati nurani; menggunakan mekanisme normal:

angan-angan mengajak nafsu tunduk kepada

bisikan hati; kalau ambangnya besar: perlu lebih

banyak usaha untuk mengatur nafsu-nafsu: Kete-

Page 411: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

376 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

gangan: tidak menyenangkan 41.

Bisikan Suksma: (buku) tiga pejalan transendental

yaitu: 1. Sdr. Kemayan, 2. Sdr. Prabawa, dan 3.

Sdr. Pangaribawa selalu mendapat pencerahan

dari Bapak Pangrasa antara lain ada-nya cobaan

atau ujian hidup: berupa godaan terhadap sang

Akunya manusia dalam usahanya untuk menaiki

kapal ‖Budi Luhur‖ yang berlayar menuju ‘pela-

buhan Baitullah‘ 646-7.

Body, mind, spirit; dimensi 1-4 676

Borobudur, candi 60.

Bre Redana xxi

budi darma; kasih sayang, membersihkan dan

menyucikan hati, memperkuat kepercayaan 260-1,

uang, barang, tenaga, nasehat 261; cinta: kebenar-

an, perasaan suci 261; praktikum suka beramal,

suka menolong dan mencintai sesama hidup=

melatih tendensi-tendensi suprasosial= asmara

sufi, barometer sesama: manusia/ hidup (kesadar-

an bersama; kolektif)~matinya kesadaran Aku/

jiwa 387.

Budi Darmadi, Dr, Ir, MSc: Ketua Pengurus Pusat

Pangestu; Kongres Pangestu XVI Tahun 2010:

Surakarta 21 Mei 2010; 405,viii; ~Soedjarwo.

budi luhur: setelah memiliki watak sabar, rela, neri-

ma dan jujur 373; cinta-kasih, suci, adil; budi:

terang (sifat Suksma Sejati), luhur: Mahakuasa

(sifat Suksma Kawekas) 203-5; anak tangga-5

271, diatas rasional 272; sebagai latar belakang,

contoh dan hati nurani 313; sikap kemerdekaan,

lepasnya semua bentuk keterikatan yang teriden-

tifikasi; sempurna penyerahan total dirinya kepada

Tripurusa sampai tidak ada gerak sama sekali;

diserahkan bidang religi; CJI hanya menunjukkan

jalan mencapai pamudaran melewati pelaksanaan

Trisila dan Pancasila, berhati-hati terhadap Pema-

li, dan pelatihan Jalan Rahayu 392-3.

budi pekerti 185,683.

busana: bersifat unsur, bentuk, gerak, metamorfosa,

dan yang tak terpisahkan dari unsur; ada-musnah,

lahir-mati, tumbuh-surut, kehendak-Nya 107.

bumi: raga, soma, body, 7 lapis 98; soma, jasmani

kasar: proses biologi 115.

C

candra dunia; candra manusia: jarak cukup: perang-

sang; menghilangkan 137 jarak lebar 139.

Candra Jiwa: Indonesia/Soenarto xxiii, xxx, xvi,7,

eropa 45, ~Indonesia, ~Soenarto, ~universal 63;

pegangan visual untuk memahami anatomi dan

fisiologi manusia sebagai makhluk batiniah dan

rohaniah 99; jalan; pedoman, sungguh sulit, laten:

kurang tumbuh 101; perbandingan 4~ 671.

Candra Jiwa Indonesia: CJI ; merupakan faktor

persekutuan terbesar sekaligus kelipatan perseku-

tuan terkecil dari semua candra jiwa di dunia dan

bernuansa Indonesia 615; koreksi bisikan hati

(=Uber-Ich) di atas ambang: paksaan, terasa

ketegangannya; di bawah ambang tidak terasa 40;

dengan sadar dapat diubah sesuai Uber-Ich nya

Freud 443; Uber-Ich= bisikan hati; Tonus kejiwa-

an dengan nilai ambang tertentu; konsep

Laforgue: koreksi di bawah nilai ambang: tak

terasa; melebihi: terasa tegang, atau sebagai

paksaan 445.

Carp: promotor Soemantri: nafsu mutmainah adalah

nafsu sosial (ke luar, ekstraversi) dan suprasosial

(ke dalam, introversi): suatu ibadah, kebaktian

yang mengarah kepada ‘sesuatu‘ yang lebih

tinggi: ke dalam: Tuhan; ke luar: negara, adat ke-

biasaan, ilmu, organisasi, suatu pendapat umum,

dan atau seseorang; Mutmainah bagaikan kekua-

tan kuda putih 434; penampilan lain dari mutmai-

nah adalah memperkuat pengalaman bersama de-

ngan mengurangi pengalaman sendiri: cinta kepa-

da sesama hidup, kasih sayang, murah hati, suka

berkorban, dan kesediaan membantu; bersifat

egosentrifugal terhadap sang Aku yang perpusat

dalam jiwa (psike) manusia 434-5; insting 683;

situasi 1) harmonis (bisikan hati= hati nurani) hu-

bungan keterikatan (perkawinan) dan 2) dishar-

moni (Uber-Ich)sebagai hubungan persekutuan

(perkawanan); pengalaman subjektif 442-3,445.

candra ideal: tingkat akhir perkembangan, cangkok,

tenaga asing, jalan sesat, beda esensial 101;

pencerahan: sekarang juga tercapai! 103.

Centini: serat, The Centhini Story: The Javanese

Journey of Life xviii

cinta, The Art of Loving , Erich Fromm xx

‘cintailah musuhmu‘: (setelah tercapai kesadaran

bersama): bukan suatu pengertian kejiwaan (indi-

vidu) yang afektif; tetapi telah direduksi menjadi

pengertian administratif 139; iklim kecintaan tak

terbatas; lihat individu 389.

cipta: mengontak nafsu: menyadarkan keinginan;

mengontak perasaan: emosi, realisasi keinginan;

posisi tanpa bayangan (kontak stop) 145; mem-

bentuk bayangan2, refleksi Roh Suci 255, infor-

masi khusus 257.

Cipularang KM 90 xxv

Circumambulatio, mandala 61.

CJI: (Candra Jiwa Indonesia) 411.

Page 412: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 377

----------

clairvoyance: mengetahui keadaan yang tersembu-

nyi dan kejadian yang akan datang 288-9.

cogito ergo sum, Rene Descartes xxx

corpus alienum: kemasukan dewa, sebagai wayang

288-9,291; dewa sebagai benda asing dalam

jasmani yang merusak harmoni semua fungsi 293,

295;

D

Dana: golongan dewa (gol.VI) penyampai,

darma; sempurna, paksaan peraturan 263.

Dasa Sila: ditaati sukarela 402-3, 663.

daya tarik makrokosmos: material dan dewa

186,684.

daya dorong; tenaga/~ (nafsu), kompleks rendah diri

534, dorongan eksistensi 537.

dekat: sangat~: Yang Maha Tinggi bersifat imateri,

di dalam jiwanya sendiri: aman, tenteram, terlin-

dungi, dipimpin, dibutuhkan: penderita neurosis

dan setiap manusia pada umumnya 358.

Delapan Wajib TNI 702.

Dewa: kekuatan dan kekuasaan kemayan, bersifat

materi 107; DEWA 19, makhluk halus, hidupnya

274-5; satu unsur: api, dewata 275, jin, setan, pe-

ri, hantu, lingkungannya, langit dan bumi, kepri-

badian ego berasal dari maya, tanpa Roh Suci dan

Suksma Sejati, 276-7 buku: Gumelaring Dumadi,

\ Tunggal Sabda, bentuk tidak tetap, tidak sakit,

tidak terpotong, makhluk Suksma Kawekas anta-

ra manusia dan hewan 277; seperti alat elektronik

yang berbaterai, umurnnya 80.000 tahun, 1000

kali umur manusia, hierarki kekuatan, kekuasaan,

sistim kerajaan (di matra: udara, air, dan tanah

karena mengandung unsur api) 278-9; sesuai wa-

tak dan kondisi hidupnya, aki mobil, baik (Wisnu,

Sura), jahat (Kala, Asura); saling berperang, me-

maksa yang lemah untuk menyembahnya 279-80.

dewa: sang penguasa universum 281; yang berkuasa

hidup di unsur api yang tipis, bawahannya di un-

sur api yang padat 281, tujuh golongan dewata

281-2; merasa tertinggi, ingin disembah, mengon-

tak manusia melalui angan-angan (kemayan), pin-

tu masuk: di antara dua mata, terasa kehadirannya:

merasa sombong , menjadi gila: angan-angan di-

renggut dari harmonisasinya Rahsa jati 287; terasa

kehadirannya: merasa sombong 287, bau khas, pe-

rasaan tertentu 288; mengambil alih baik-baik

atau dengan paksaan 288-9; pengaruh~: 1. kontak

indrawi, 2. mengambil alih angan-angan, ~tingkat

tinggi: lahiriah sama dengan kebaktian kepada

Suksma Kawekas 293.

Dewa Alam; naturgott, menghilangkan polaritas,

tujuan perkembangan (jiwa) manusia 550.

Dewa Ruci: lihat ular naga 60,92; ~Suksma~ 114,

epos Ramayana, Mahabarata 187;693; TheSelf–

nya, setiap manusia memiliki ~nya 362.

Dhandhang Gula Eling-eling 663.

dimensi 1-4, makro/mikro-kosmos xxix

disertasi; bayi, ibu, dokter kebidanan (Carp) xxii;

sampul, 68-9.

dosa: perbuatan buruk, tidak selaras karsa Tuhan

pemberitahuan awal: makna paugeran, kewajiban,

hukum keadilan; hakekat keyakinan (3 kesang-

gupan): sadar, percaya dan taat, disucikan dengan

5 kelakuan baik: rela ssabar nerima, jujur dan budi

luhur, ingkar janji, prastia jiwa 321

Dwi; tunggal, aspek 73.

Dwija Wara: majalah bulanan Paguyuban Ngesti

Tunggal; untuk suluh kehidupan bahagia; website-

nya di http://www.pangestu.or.id; 404.

depresi, neurosis: sakit psikosomatik: angan-angan

arti sempit penuh sesak; bongkar muatan: ucapan,

gerak, dan impian; bongkar sehat: menerima, ta-

wakal, dan percaya (iman) 108-9.

desubjektivasi; angan-angan, dihilangkan

kekuasaannya 241.

pemimpin dan pengajar dewa-dewa kecil 283-4.

disain: tuntunan dan rangkuman; tontonan, kete-

rangan, dan kaitan viii

Duta: (utusan) golongan dewa (gol.II) penerus

perintah (mencipta dan/ atau merusak) dari

golongan Luhur 283-4.

dualistis; sang Aku dan das Selbst, perkembangan

kesadaran tingkat ketiga, kabur, tujuan akhir 562-

563.

dunia: ~luar; agung dan sosial, kemenangannya

519: terlihat pancaindra, tingkat pertama; mengen-

dorkan ketegangan, memenuhi keinginan, berlatih

mendapatkan jalan, melalui hati sanubari, kawin

dengan dunia, ingatan introversi 305-7; ~dalam:

setelah 40 tahun, mencari das Selbst 571.

Dwitunggal, Dwiaspek, BiAspect; Sadar Kolektif

658.

E

ego, perjalanan ke dimensi-4 xxix; super~ 46, aku;

sementara 59, materi-imateri 74;Aku: kompleks

pengatur, terjepit, melepaskan diri 543, identifi-

kasi, adaptasi, neurosis 544.

egonetral; perubahan permanen (luamah):

polaritas egosentripetal berubah: peningkatan

peranan hidup seorang manusia 436-7. keinginan

Page 413: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

378 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

mutmai nah (+) dan luamah (-) = saling mengha-

pus 438-9; konversi~ (sublimasi); pengaruh ego-

sentrifugal terhadap luamah; tahan kekurang-

an, rasa sakit dan penderitaan 590-1.

Einstein, relatvitas 59.

Eksistensi; -asal, paling awal, lebih tinggi, kolektif,

abadi, TheSource 259; ~imateri: berdaulat mutlak

521; nafsu~ 537; eksistensi sadar kolektif; ke-

mungkinan~ Jung: diluar pengalaman; Soemantri:

suprarasional, berkomunikasi, dan berpotensi 604.

ekstraversi-introversi: ke luar-ke dalam; kema-

syarakatan-ketuhanan: seolah-olah dua tugas ber-

tentangan: menghargai semua potensi; melepas-

kan diri: rasa disiplin, loyalitas dan tanggung

jawab~tetap; integritas lebih baik 422-3.

empat pilar kebangsaan xxiv,

empati ; landasan 75; prototipe angan-angan

menolak~ 131; tujuan sejati, menyesuaikan

dengan kondisi intuisi, dewa 339; posisi (titik be-

rat) netral, hubungan ke arah persekutuan sema-

cam perkawanan 439; adalah pondasi semua

interaksi hubungan antar manusia: Kemampuan

berkomunikasi sesuai kondisi kejiwaan orang lain

dengan memberikan suasana perasaan harmonis

dan akrab kepada orang lain tersebut akan mem-

bantu mengintegrasikan semua sentra vitalitasnya

613; lebih luas dan memiliki kesulitannya sendi-

ri; memahami orang lain sesuai persepsi dirinya;

lebih mudah: mendiamkan saja, menyalahkan

orang lain, karena hanya memerlukan sudut pan-

dang kita sendiri yang lebih kecil 613.

empati: perlu perhatian kepada orang lain: mende-

ngarkan, melihat, merasakan bagaimana mereka

berkomunikasi, identitas, kebudayaan bahkan reli-

ginya; informasi yang lengkap; komunikasi seca-

ra empati dengan sangat baik 613; ~(praktek ): le-

bih nyata ketika kehadirannya mengedepankan

nafsu sosial-supra sosialnya (mutmainah); sema-

ngat pengabdian (amarah); kasih sayang kepada

sesama hidup (sufiah); sikap hidup egonetral (lua-

mah): membangkitkan ketahanan dan kekuatan

jasmaninya. (BSP); SV empat nafsu, SV angan-

angan, masyarakat rumah sakit 614-5;~ netral,

perkawanan 660, memperdalam 661

Modul Empati: dikembangkan untuk membantu

mahasiswa kedokteran guna: 1) mengembangkan

kepribadian, sikap serta perilaku luhur bagi ke-

langsungan profesinya, 2) meningkatkan kemam-

puan berkomunikasi efektif berlandaskan empati,

dan 3) mengembangkan perilaku ilmuwan yang

mengutamakan kejujuran dan kebenaran 612;

perbedaan komunikasi yang empatik dan yang

sarkastik 620.

Metode (PembelajaranModul Empati): tiga tahap:

orientasi, pelatihan, dan umpan balik 620.

Pokok Bahasan (Modul Empati): meliputi 1. Filsa-

fat Ilmu kedokteran dan aspek kemanusiaan, 2.

Nilai-sistem nilai dan human value, 3. Empati

dan kesehatan jiwa, 4. Moral, etik, dan pengantar

hukum kedokteran, 5. Perilaku ilmiah, dan 6. Ko-

munikasi efektif 618.

Sasaran pembelajaran (Modul Empati): apabila

mahasiswa diberi tugas untuk berkomunikasi baik

secara individual, dengan kelompok atau masyara-

kat, mampu mendemonstrasikan semua langkah

Eros, tanos 49.

esensi manusia: terletak pada hubungan Roh Suci di

dalam Tripurusa di Pusat Imateri ini; menunggu

panggilan terakhir puncak evolusi seraya melaksa-

nakan Hastasila 97; Roh Suci dengan hubungan

mutlak di dalam Tri Purusa; hewan: Roh Suci sa-

ja, tanpa hubungan mutlak di dalam Tripurusa;

tumbuh-tumbuhan dan dewa: tanpa Roh Suci se-

bagai esensi: tumbuh-tumbuhan: daya hidup unsur

-unsurnya sendiri: air dan tanah 107; dewa: keku-

atan dan kekuasaan kemayan, bersifat materi 107.

Etika, moral, religi 47.

evolusi: sadar pribadi (sang aku) meningkat menjadi

sadar kolektif terbatas (Roh Suci); peningkatan

kualitas kesadaran manusia; introspeksi (dan in-

troversi) 96-7; arah kesempurnaan 534.

das Es: id 46; diperintah azas kenikmatan, dibawah

azas kenyataan, ..dengan Ego, nafsu seks dan

mati, dua sentra otonom, endapan filogenetis 511;

Uber Ich: termuda, melalui Aku 517; ~tertua:

amoral, kejam 521;

komunikasi dua arah yang efektif berlandaskan

empati 616.

F

faktor baru: pengalaman yang tidak dikenal sebe-

lumnya, lihat intuisi 386-7.

faktor (pembagi) persekutuan terbesar; FPB, 687.

Foil; Tre-, Tri- 658, Tripurusa, TriAspect 676.

fokus di jalan rahayu (bahagia) 200.

TheForce, Suksma Sejati, Sadar Kolektif Dina-

mis, Wakil Suksma Kawekas 70,658.

fikir; ber~ dengan bentuk 515.

fiksasi (ikatan): 1.angan-angan: kedaulatan di

dunia luar, mementingkan kekuasaan di masyara-

kat.; 2. nafsu: luamah sebagai pengikat: egoistik,

serakah dan pro sahwat, tanpa pertimbangan ke-

Page 414: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 379

----------

daulatan atau alasan pangrasa; 3. perasaan: aman,

pasif, tak bertanggung jawab, sorga kesenangan

duniawi (bayi dalam kandungan) 151-2; Pertum-

buhan jiwa: tanggung jawab, harus bekerja, dan

mengenal bahaya; kolot, kacamata tertentu 153;

~(kompleks otonom) yang berisi gagasan, pera-

saan dan kemauan tertentu; ikut memerintah ba-

gaikan corpus alienum (benda asing); kerja sang

Aku terganggu: pengaruh benda asing tersebut

diliputinya, diisolasi atau dikeluarkannya 482-3.

endapan filogenetis: pengalaman asadar, berlaku

seluruh umat, apribadi oleh sebab itu bersifat

kolektif 440511, warisan kuno 513; sifat turun-

temurun 523.

tahap fisiologis (sementara): Sang Aku (sadar indi-

vidu) berada di antara asadar (penuh kenikmatan)

dengan sadar kolektif (mutlak tanpa kenikmat-

an): tak berubah selama-lamanya 483.

FPB; pembagi (Faktor) Persekutuan ter-Besar 560.

FPB; tujuan perkembangan, sadar-asadar 563,

harmoni 564-5.

Freud, Sigmund 45, Das Es 45, 46.

free diving, Vertical Blue: alam bawah sadar 240.

fungsi: psike, angan-angan, perasaan,

nafsu 98.

G gadis jelita metropolitan viii

ganjil: halaman viii

TheGate: lihat Rahsa Jati 98, 100.

kesadaran, inti mikrokosmos 98,100.

genap: halaman viii

[gender] (Jung): muncul sebagai akibat dari penga-

laman filogenetik jenis pria dan wanita; anima

(eros) dan animus (logos) dimasukkan sebagai

arketip 447; laki-laki akan memilih perempuan

sesuai dengan anima-nya 448-9; CJI: menjelaskan

tanpa menggunakan arketip; Kecuali di dalam

filogenetiknya pernah terjadi deferensiasi dalam

jenis pria dan wanita 448-9.

Geistprinzip, Naturprinzip 53.

Geneeskundige Hogeschool: Sekolah Tinggi Kedok-

teran, Fak. Kedokteran UI di Jakarta, viii,700.

gila: akibat angan-angan direnggut dewa dari har-

monisasinya Rahsa jati (Soemantri) 287.

Godaan gawat dan berbahaya : menyangkut ke-

percayaan (iman) seseorang yang tergoyahkan

oleh daya kekuasaan para dewa yang serba ajaib:

perilaku hidupnya menyeleweng ke kiri, menuju

dan sampai ke alam dewa, para makhluk yang

memungkiri eksistensi Tuhan YME; murtad da-

lam arti sesungguhnya: keluar dari lingkungan

garis hukum Tuhan: syahadat, kredo, pahugeran:

‖pintu surga atau pintu panunggal sudah tertutup.‖

654-5.

Godaan halus: begitu halus, dimasukkan sebagai

godaan iblis, masuk ke dalam batin manusia, ber-

lawanan arah terhadap tujuan hidup ego-super-

egonya; di dalam batinnya tumbuh rasa ‘paling‘

(kuma ..); keluarnya sebagai kesombongan: aku

yang paling luhur (kumaluhur), aku yang paling

kuasa (kumuwasa), aku yang paling hebat (ku-

mingsun), congkak, tinggi hati, dan sok tahu 653:

bila ingat dan bertobat, masih mempunyai harapan

akan kembali ke posisi (derajat) kejiwaan sebe-

lumnya 655.

Godaan kasar: harta, tahta dan wanita digolongkan

sebagai godaan hidup yang kasar; Bapak Pangra-

sa menggolongkan godaan (kembalinya sang Aku

kepada Tripurusa): godaan kasar, halus, dan ber-

bahaya 647.

~(No. 1) geleparnya ikan dalam lubuk (Klubuk-

ing iwak ing kedung): terpikat untuk memiliki

ikan besar yang sedang menggelepar di dalam ko-

lam atau di lubuk sungai; orang akan lupa tujuan

hidupnya yang hakiki ketika berhadapan dengan

kesempatan untuk memperoleh mata pencaharian

yang besar, yang sulit untuk diperoleh; asal tidak

terbelenggu hatinya sehingga tidak melupakan

tugas internalnya dalam lubuk hatinya 649.

~(No. 2) uang ringgit emas: (Kencringing ringgit)

yang suaranya berdenting itu pasti akan menga-

getkan siapa saja yang sedang duduk, berjalan,

termenung dan/atau sedang melamun: artinya

pamrih, ingin memiliki daya kekuasaan uang:

titik berat kesadarannya menjauh dari tujuan evo-

lusi egonya manusia yang hakiki 649,651.

~ (No. 3) lawan jenis: berkilaunya betis kuning:

(Gebyaring wentis kuning) mengisyaratkan apabi-

la seorang pria mendapatkan senyuman atau ker-

lingan mata wanita yang cantik parasnya, akan

menjadi mudah jatuh cinta; sebaliknya untuk para

wanita yang mabuk kepayang karena terpesona

dengan kegagahan seorang pria, sampai melupa-

kan tujuan hidupnya yang hakiki 651-2.

godaan kasar: No. 1, 2, dan 3: Menurut Bapak

Pangrasa masih dapat kembali ke jalan benar

dengan reedukasi dirinya: membangun watak

gravitasi; pusat, kecerdasan, perasaan, pria,

perempuan, wanita 685.

Gumelaring Dumadi: terjadinya universum 323.

guru; terhadap murid v

Page 415: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

380 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

H

hakikat: -manusia; aspek struktural, fungsional; -

dunia luar 99.

hakiki; Pusat; fungsi spesifik ke-4, imateri, spiritual

674.

harapan (besar): fenomena kardiologi kuantum dan

Candra Jiwa Indonesia kelak dapat dibuktikan;

fisika kuantum: paket energi gelombang elektro-

magnetik 625.

Hardjoprakoso; Soemantri~ vii,xvi, Soerini~ Soe-

djarwo viii, Winahyo~ , dr, SPOG viii, R.T., Ra-

den Tumenggung~ xv, Winarni P. Soemantri~,

Ny. 416.

harmoni: bersifat integrasi, dibentuk oleh tingkat

penguasaan nafsu dan perasaan untuk taat kepada

sang Aku; Jika angan-angan sesuai kehendakNya,

asmara-sufi (laya) akan berdominasi 149;(kesela-

rasan) timbul, jika manusia sadar untuk melepas-

kan daya-ikat dunia dan tujuannya: bertunggal de-

ngan Hidup di dalam dirinya melalui Rahsa Jati

154-5; metrum gamelan (alat musik Jawa), dela-

pan nilai keutamaan, Hastasila, sumbang 207;

~absolut: fase akhir integrasi tiga sentra; sang

Aku tidak dibutuhkan; tiga sentra saling mengatur

supaya serasi; tidak perlu pusat pengatur 465;

hubungan keterikatan karena orientasi terha-

dap dunia juga menghilang 467; kelompok musik

penuh~ 611.

hati; kata~ 515; suara, menghilang, pertentangan

nafsu 682; ~ nurani 683; tiga tingkat 684-5.

hati nurani: candra dunia/manusia 121,123; disim-

pan di angan-angan dalam arti sempit, asadar,

beda tempat dengan nafsu asadar 122-3; bertemu-

nya dunia luar dengan manusia: nafsu- nafsu asa-

dar, serta angan-angan dan perasaannya yang

sadar 123; sesuai titik beratnya~ Tripurusa; di

atas emosi, bayangan, pikiran, hasrat, keinginan,

kemauan 139; refleksi jahat, baik, ideal 140;

~adalah bisikan hati 440-1, 443; tumbuh tak terba-

tas, terpisah dengan Aku, pamudaran realisasi

terakhir~ 523,529; tidak dibutuhkan 525; rasa ke-

bersamaan (Adler) 533; fungsi pemimpin dengan

peran utamanya mutmainah, diperkuat pusat ima-

teri, terus berkembang: identik pusat imateri 605,

607; kemungkinan, faktor nonempiris, sadar

kolektif, campur tangan: intuisi, perjumpaan 520.

Freud: pengalaman pribadi dan filogenetis 521.

Hayu: (bahagia) golongan dewa (gol.IV) pelaksana

tugas yang baik dari Luhur 283.

heart, qalb, jantung, jantung hati xxvi

Heksalogi Starwars xviii

Hidup: ada di mikro dan makrokosmos; kesatuan-

keseluruhan, unitas dan totalitas; Aku: terbatas,

dipisahkan oleh individualitasnya, tidak mengala-

mi totalitas, dibuang jadi pimpinan sentra vitalitas

121; sumber~, menghidupi 223, adalah satu 227;

suasana kebaktian; derajat, hieraraki 229; titik

singgungnya di dalam dirinya sendiri yang terda-

lam, tetapi tidak berbakti kepada-Nya, tergantung

pegangan-pegangan diluar dirinya yang bersifat

ruang dan waktu, alam kafiruna yang autistik me-

maksanya belajar panembah 315; ~di dunia; pe-

ngotoran dan pencucian berdampingan bahkan

pada orang yang sama; keluar- masuk Rahsa Jati

316-7; tiga persoalan- 533.

~yang hakiki: Dewa: suasana (menghidupi), air

(dihidupi), tanah (wadah hidup) 280.

~Imateri: tidak berzat, bentuk asli dari semua

yang hidup: dasar pemikiran CJI; berbagai pano-

rama dan potensi; kedaulatan absolut; Tripurusa

(TriFoil) adalah hakikatnya manusia; melepas-

kan genggaman jasmaninya; ‗selimut‘ 418-9.

~organis: (perkembangan sang Aku) kehendak

mempertahankan kenikmatan dapat berkurang;

mulai dari hilangnya bagian somatis pasif di

dalam janin ketika lahir sebagian hilang; bayi

melakukan sendiri kegiatan bernafas, menghisap,

menelan dan mencerna 479.

Hierarki: ~(angan-angan): pengaturan rasional,

bertanggung jawab, suka mencipta, dan menya-

darkan: otokrasi, tirani, penghancuran, penindas-

an, dan paksaan 437.

~(yang lebih tinggi): berpesan, bersabda

kepada sadar individu: angan-angan, perasaan

dan nafsu dalam posisi tidak aktif 491.

Hipotesis 5; ~Jung xxiii

empat hubungan: sang Aku dengan dunia luar:

1) projeksi, 2) subjektivasi, 3) analisis rasio, dan

4) personalisasi 482-3.

hukum: ~abadi; hukum Tuhan, menerima perbeda-

an, terbukanya tabir hati1, saling mendoakan ke-

selamatan masing-masing 297.

~karma: hukum Tuhan 322; kejam, tegas karena

sang aku telah sempurna perlengkapannya, memiliki tujuh saudara dan empat anasir sebagai

busananya 320-1; kumulatif, peringanan 329; aba-

di, sempurna, Mahaadil 330, ditebus Trisiladan

Pancasila 331; Pembebasan hukum karma 333;

dispensasi 334.

I

ibadat; panembah, sembahyang, kebaktian 227,

Page 416: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 381

----------

iklim perasaan jiwa 229.

Das UberIch: superego 47; Ich ideal 511, identifi-

kasi ayah 513; makhluk ideal, agung, susila 517;

dari sangat bermoral sampai begitu kejam 521.

ijasah dokter; manusianya lebih penting 597.

ikhlas: lihat rela 366.

Ilham: pertama, intuisi 31, sadar 33; intuisi, suara:

sabda, tanda-, pertemuan sadar pribadi dan sadar

kolektif 574; penglihatan melalui fungsi pikiran

yang asadar, bukan kemauan kita, suara (sabda),

empat tanda-tanda~, sebelumnya tidak tahu, da-

tang dari pusat Ego lain, ~pikiran: intelektual,

perasaan, fungsi penglihatan irasional, religius

575; asadar, irasional, aman: suprarasional 577,

bijak sana 579; pesan-pesan, sabda-sabda sadar

kolektif 604.

ilmiah; sumbangan 75.

Ilmu Sejati: aneh 63, suara 64, 65.

Ilmu jiwa 1, tahap awal 11, penelitian 23, spekulatif

27.

Imanen 47; sesuatu yang~; angan-angan 529, kom-

pleks rendah diri 533, tidak diperkenalkan

(Adler), eksistensi intra psikis, sentra (pusat)

vitalitas 542, Tripurusa 543; tidak ada (Adler),

Tripurusa 543; ~transenden; lingkungan,

kerajaan antara 587

imateri: prinsip~: hakikat; yang materi: selubung-

nya, tidak terikat, titik hubungan kerja: dekat jan-

tung 103; struktur: Tripurusa, TriAspek: Suksma

Kawekas, Suksma Sejati dan Roh Suci 117.

Hidup~: tiga aspek~~ 676, Pusat; pintu masuk

eksistensi status; titik awal, sumber, dan tujuan

kehidupan; di dalam dirinya 677; spiritual,

bebas keinginan, sadar kolektif, Aku diantara

~dan materi 679.

impian; bunganya tidur, sedikit (+/- 1%) sebagai

perlambang (profetis) ; arti khas dapat dibuka:

pribadi, ahli budi, psikolog, dan psikiater yang

terlatih 109,110-1

individu: (di dalam kesadaran bersama); pengertian

baru: direduksi, diperkecil; pengertian pancaindra

(bukan afektif); tidak menimbulkan reaksi mental,

kejiwaan (keterbatasan pribadi) 389; sekaligus

mememilikibagian sadar dan asadar, penuh kei-

nginan dan bebas keinginan 679.

individualitas: sempurna: dalam mengambil kepu-

tusan bebas dari fenomena projeksi di luar dirinya

455; batas pribadi dan dunia luar; ~asadar: Freud

17, diproduksi nafsu-nafsu 525.

Individuation: individu telah menjadi absolut 353.

individuationsprinzip: sesungguhnya arketip, jiwa

psikologi, geistigen Gott 573.

individuasi; kelemahan, selubung palsu, men-Sebst-

kan, individuation, persona, asadar 566-7, menjadi

suatu individu, keunikan terdalam dan terakhir,

tak terbandingkan 567; sang Aku, asadar, persona

569; pembebasan, pamudaran: peristiwa memberi-

kan sepenuhnya kepada psike kolektif, menyem-

purnakan sejarah sang Aku 580; proses~ (indivi-

duation); justru menghilangkan individu yang ter-

batas 584-5; pamudaran, pelepasan ego dari jepit-

an asadar, dunia luar dan persona (Jung)/ hati

nurani (Soemantri) 594.

Indonesisch Mensbeeld.. xv, xvi.

induksi asensoris: kontinyuitas sang Aku angan-

angan dalam menterjemahkan intuisi ke dalam

lambang atau kata-kata akibat ‖pertemuannya‖

Sang Aku imateri dengan sadar kolektif dinamis

384, 387.

[induktor: sensoris= pancaindra; asensoris= rahsa

jati, theGate]

induktor: sensoris (pancaindra); asensoris [theGate,

Rahsa Jati]: Sang Aku angan-angan menterjemah-

kan intuisi melalui induktor asensoris.. 412.

ingat mati; ketentraman, mulai hidup baru, sesuai

sadar kolektif; beda ingin cepat mati: tidak me-

ngurangi kedaulatan aku 142, 145; meninggalkan

cara hidup lama 145; dapat mengarahkan jiwa

tanpa keinginan, pikiran dan emosi; membangun-

kan keinginan untuk meninggalkan cara hidup

lama, dan memulai yang baru; sesuai kehendak

dari Hidup imaterial; membawa ketenteraman

dan rasa bahagia di dalam jiwa (Soemantri Har-

djoprakoso) 627; pejalan transendental 629.

ingat hari akhir: lihat kiamat 627.

insting: (Freud): seksual dan kematian: tersimpan

secara tidak sadar di dalam Id (Das Es)-nya; telah

diajarkan di fakultas kedokteran dan fakultas lain-

nya 627,629.

insting: telepati, ramalan, potensi di bawah sang

aku, dapat dikembangkan 683.

intelektual; kapasitas, angan-angan, kedaulatan 679

Integrasi maksimal: otonomi sentra vitalitas hilang;

sang Aku hancur-lebur; fiksasi tidak perlu; mut-

mainah menang; luamah konversi netral: semua

mengarah ke Tripurusa 489.

integritas: (kepribadian sang Aku)~ hubungan yang

memadai (tidak absolut): nafsu-nafsu, perasaan

dan angan-angan; otonomi dikurangi; neurosis:

kegagalan, penyimpangan integrasi 424-5; dapat

diperkuat: hidup patut dan terarah; melamun 427.

~(bermasyarakat): tolok ukur menentukan:

Page 417: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

382 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

manifestasi mutmainah (sosial- supra-sosial) 436.

intelektual, kekayaan xxi.

inteligensi semu: bisikan dewa 290-1.

interaksi pertama: (komunikasi): senyum, sapa dan

salam: kebudayaan: spada, halo, horas jala gabe,

mejuah-juah kita kerina, yahobu, ni hau 617.

Inti Arketip: Archetype ansich atau das

Selbst: mengambil alih persona, sang

Aku, perkembangan potensi asadar 585-6.

Indonesia; peta 62, nama ilmiah candra jiwa 63.

innalillahi wa inna ilaihi roji’un 246.

Introspeksi 24, 25: mengamati/ mempelajari diri

sendiri, ke dalam, ke dunia ketiga; bedakan de-

ngan introversi (146); dengan meng-‗analisis‘ diri

dapat diketahui isi dari angan-angan arti sempit

(asadar); kemampuan ‘asimilasi‘ (sadar): bebas

trauma jiwa; tidak mengganggu integritas kepriba-

dian (Freud guiding principle) 444-5. introversi: transendental, ke dalam: berserah diri

tanpa syarat (posisi di rahsa jati, batas dunia/

dimensi ke-3 dan ke-4) 146; bedakan/ lihat intro-

speksi Intuisi: ilham, 99,9% 29, 30, fisiologis,

otak kanan 58, Einstein, Newton 59, buku pustaka

65, Soemantri 67; sadar, percaya, taat 74; jalan~:

menggeser Aku ke imateri 126; ~ekstraversi: lihat

ekstraversi-introversi 422-3.

intuisi, ilham atau wahyu: pertemuan sadar pribadi

dengan sadar kolektif, semakin meningkat, lebur-

nya sadar pribadi disebut Pamudaran: tujuan akhir

evolusi 99;Roh Suci (TheSelf), berserah diri sepe-

nuhnya kepada Suksma Sejati (TheForce); tidak

bersyarat: tidak dapat dengan sengaja ditimbul-

kan; tidak ada perbedaan esensial, tidak dapat di-

lukiskan, ada gejala-gejala pengiringnya: gambar-

an-gambaran keadaan manusia, di mana ilham

atau wahyu menyatakan diri, sesuai keadaan jiwa

orang yang bersangkutan; perbedaan antara iklim

jiwanya sehari-hari dengan iklim ‘dekat‘ dengan

Suksma Sejati. 157; sebagai bayangan, ucapan,

pengertian tertentu, dan pencerahan: nonpancain-

drawi; mengalami di dalam diri yang sedalam-

dalamnya; manusia menerjemahkan perjumpa-

annya itu 158; perjumpaan sadar individu

dengan sadar kolektif 159;

intuisi: ciri-cirinya: 1. timbul dari esensi yang ter-

dalam, 2. bebas waktu dan tempat. 3. tidak dapat

ditimbulkan, 4. timbul sebagai bayangan, ucapan

atau mengerti sesuatu, 5. bukan pancaindrawi, 6.

terasa damai dan bahagia yang bergema sementa-

ra, 7. rasa kepastian dan kebenaran, 8. tidak ada

sensasi jasmaniah kecuali nomor 6 dan 7, 9. tidak

ada kekuatan dari luar, 10. saat datan berhentilah

angan-angan, emosi dan nafsu 161; Bukan intuisi:

tenaga saudara kita sendiri dengan kemampuan

gaibnya: sering menyatakan hal-hal yang tidak

benar 161; faktor dituntun Suksma Sejati: Sang

Sabda atau Sang Pepadang 165.

intuisi: pertemuan sadar individu dengan Tripuru-

sa, isi~: adalah pertemuan itu sendiri, diluar pe-

ngalaman individu (faktor baru). Tripurusa: seba-

gai gambaran masa depan hati nurani yang dapat

dicapai 386; suara dari dalam diri manusia, suara

Hidup yang sempurna, kesadaran yang jauh lebih

luas dan lebih jauh (CG Jung) 408-417; 99,9%

bukan yang dimaksud CJI 1; informasi dari Yang

Lebih Berdaulat: simbol, gambar, atau sabda; so-

lusi besar penuh harmoni 409; =ilham; pertemuan

(manivestasi) sementara pusat imateri (penentu)

dengan sang aku individu (pasif) 410-1.

intuisi (tidak bersyarat): tidak dapat dengan senga-

ja ditimbulkan, dialami hanya oleh yang terpilih

411; wahyu: pertemuan-pertemuan sementara se-

belum sampai kepada mekanisme permanen dari

Tripurusa; ketiga SV menterjemahkan manifestasi

tersebut secara harmonis 483; manifestasi semen-

tara dari pusat imateri; pertemuan antara pusat

imateri dengan sang Aku individu; sang Aku pada

posisi pasif, tidak dapat mengetahui kapan ada

perjumpaan lagi; kalau sang Aku sudah

merealisasikan perjumpaan itu di dalam angan-

angan, perasa an atau nafsu, maka perjumpaan itu

sudah terjadi 491; melalui intuisinya manusia

dapat melihat hal-hal yang belum pernah terjadi,

atau di luar pengalamannya: melihat dirinya

sendiri secara struktural dan fungsional; pusat

imateri memiliki pengaruh yang mengatur dan

memberikan harmoni kepada manusia 492-3.

intuisi (CJI): terjadi pada tingkat kesadaran kolektif;

Pertemuan antara sadar kolektif dinamis (Suksma

Sejati) dan sadar kolektif terbatas (Roh Suci, sadar

pribadi) 412-3; -pertama nabi: paugeran, kredo,

janji suci, syahadat; cara mengetahui jiwa (ilmu);

di luar kompetensi sang Aku: lompatan iptek 413;

tanya-jawab (komunikasi) 414,417, istimewa;

lebih berdaulat: perspektif (dimensi) ke-4? jelas,

sadar 414; merasa hamba, luas tak terbatas, unik

416; ilham, wahyu, campurtangan, kehendak 522-

523.

intuisi: bertemunya kesadaran pribadi dan kesadaran

kolektif akan meningkatkan kinerja sang Aku;

kunci memecahkan persoalan hidup melalui

jalan yang paling harmonis; Aspek psikoterapi:

Page 418: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 383

----------

dalam perspektif [intuisi dan pamudaran] diang-

gap sebagai hasil sampingan (sekunder) saja 625.

ikhlas: [kunci tidur]: semua yang kita miliki dan

hasil jerih payah di serahkan kepada TheSource

melalui TheForce; seperti kalau buang hajat 629.

intuisi: Soenarto Mertowardojo, hipotesis Jung,

puncak evolusi kesadaran, meningkatnya

kesadaran pribadi 659; Soenarto, puncak evolusi,

kunci 659, pustaka~ 670.

J

Jay Subyakto v

Jiwa 1,3; ~pemuda, seni, kesatria 3.

Jung, Carl Gustav:Yesus 20, Borobudur 61; foto,

religius, psikolog modern 548.

janin: dalam kandungan, seperti di sorga (jasmani),

asadar, nikmat maksimal, terikat mutlak jasmani

ibu 346-7, tangis pertama 348, tali pusat 34; ber-

kembang dari penuh nikmat ke anikmat, sang aku

harus melepaskan sedikit demi sedikit 349.

Jujur: (Jawa: temen); menepati janji, sungguh-

sungguh, adil 199-200; keberanian melihat dirinya

sendiri dalam proporsi yang nyata dan lepas nilai

dihadapi dengan ketegaran 311; bagian terpenting

dari Pancasila, melatih diri menganut keyakinan,

kepercayaan secara aktif 364; ke~an: menambah

ketulusan, keberanian dan kepercayaan masyara-

kat dengan sepenuh hati, melihat: kesalahan diri,

sekilas, gambaran jiwa baru yang lebih baik 365-

6; ~dan budi luhur: stabil, afektif, sayang 543.

Jenazah: seluruh atribut kedaulatan sang Aku ber-

henti; ajal tiba: proses fisiologis; sang Aku mutlak

menyerahkan diri: justru membawa kebahagiaan

495.

jepitan ego; (Soenarto): hati nurani, asadar, dunia

luar 543, 545, Adler: rasa bermasyarakat (hati

nurani) dan dorongan menonjolkan diri (nafsu);

kompleks rendah diri sebagai sumber 545.

jepit; sang Aku terjepit asadar, dunia luar dan perso-

na (Jung), keluar dari-: das Selbst 581.

jantung: (posisi fisik) membuka imajinasi Kardiolo-

gi Kuantum untuk menerima kontribusi ilmu ilmu

fisika (dasar, kuantum dan meta), kimia (biologi),

psikologi (klinik), kedokteran (dasar, klinik,

komunitas, psikiatri, dan psiko-somatik), dan

filsafat (eksistensi, theistik dan terapannya) 622.

K

Kala: Asura: dewa golongan jahat, menolak

mengakui Suksma Kawekas, berusaha membasmi

Wisnu 279, 281.

Kampung Naga: Garut-Tasikmalaya, tangga 218.

Kapten Sasangka Jati vi

Kapten; Soenarto 664.

kardiologi kuantum: banyak keluhan penderita tak

sesuai dengan fenomena organo-biologi; ―pasien

sakit jantung‖: sakit dada, berdebar, sesak nafas,

pingsan, dan meninggal mendadak serta dampak-

nya kepada keluarga; neurosis jantung 623.

~paradigma (baru) holistik-ekliktik (fisik, mental,

spiritual) kardiovaskular menggunakan fisika ku-

antum dan Candra Jiwa Indonesia untuk pence-

rahan perilaku dan empati kepada klien-sehat, pa-

sien-sakit, dan anggota masyarakat lainnya. (Ja-

karta, 14 Februari, 2012)—Budhi S. Purwo 623.

~menunjukkan posisi jantung ketika alam

semesta dibagi menjadi dua kosmos (makro dan

mikro) dengan empat matranya (dimensi); [terjepit

diantara dimensi/ matra-1, 2, dan 3] 625.

darma bakti~: masyarakat kardiovaskular

menjadi lebih arif dan bijak, berbudi luhur, serta

empati kepada siapa saja di dekatnya, murah

senyum serta mengetahui hakekat jati dirinya dan

apa tujuan hidupnya yang hakiki 623-5.

~untuk empati, pencerahan, dan pencegahan

(gangguan) mental klien dan pasien kardiovasku-

lar: terapi dan tindak lanjut: psikolog klinik dan

psikiater 623.

teori~ memadukan fisika kuantum dengan

Candra Jiwa Indonesia 623.

karep; kemauan nafsu , diikuti bayangan, pengertian

267-8.

Karma: netral 258, di luar~ 259; hukum sebab-

akibat, otomatis, adil dan menjaga harmoni,

diluar~: hidup imateri, diam, eksistensi asal 322-3

hukum keadilan 323.

Karsa: kehendak Tripurusa 267.

karya anak bangsa v

kasih sayang 220.

kawin: perkawinan: hakikatnya memindahkan te-

kanan dari kesadaran sang Aku ke kesadaran kelu-

arga; kedewasaan seksnya mendorong keluarnya

dia dari lingkungan keluarga; kesadaran akunya

harus menyesuaikan diri terhadap syarat dan pola

hidup di masyarakat 481.

kaya: ter~: narima 373.

kebaktian, panembah, sembahyang, penyerahan

hati; tiga tingkat 188-9; aku jasmani kpd Roh

suci 229, 230, tujuan, tatacara, sopan santun 230,

kepada Suksma Sejati 247, kepada Suksma Kawe-

kas 247; ~kepada dewa: manusia merendahkan

derajatnya sendiri, Hidup (Tripurusa) adalah

Page 419: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

384 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

esensi manusia 294

kebenaran religi (Carp): tidak mungkin mengenal

zat transenden itu; dalam perjalanan ‘menuju

kehancurannya‘ itu sang Aku menerima sabda-

sabda (intuisi) untuk memperoleh pengetahuan

kebenaran religi/ agama 475; Sadar kolektif (uni-

versal); berkuasa mutlak; terdapat di dalam pusat

imaterinya (Alam Sejati): terdeteksi adanya awal

pergeseran pusat pengatur jiwa (sang Aku)

menuju pusat imateri 474.

kebijaksanaan dan kekuasaan 249.

keberanian menata, transformasi ilmu xvi

Kecerdasan, spiritual 57.

kedamaian; dan ketentraman: lihat pangerti 145.

kedaulatan sang aku; dari cipta 257; sifat internal –

dewa: mustahil diatasi kekuasaan lain 281.

~(lepas)= matinya badan/jasmani [halus], atau

setidaknya merupakan dasar dari matinya badan

jasmani 463; sifat terpenting, refleksi mutlak

Tripurusa 679.

Kedokteran; Sekolah Tinggi, Geneeskundige Hoge-

school, Fak. Kedokteran UI di Jakarta 700.

kehidupan: sehari-hari manusia merasa ditempatkan

antara dunia besar dan hidup imateri: tahu banyak

dunia luar, tahu sedikit tentang Hidup imateri, Ia

terikat kedua-duanya 151.kekuatan gaib: angan-

angan: pangaribawa (cipta);

prabawa (nalar); kemayan (pangerti): mempunyai

kekuatan khusus 163.

keinginan; harapan kuat 679.

kekuasaan; gambaran-: tidak suka harmoni, tanda,

instansi yang tunduk kepada alam 573.

kelelawar: Suksma Kawekas sebagai sumber hidup

~sinar matahari menyilaukan mata kelelawar

(sang Aku); Suksma Sejati ~sinar bulan, sang ke-

lelawar merasakan kenyamanan bersama kehidu-

pan malamnya 641,642-3.

kelipatan persekutuan terkecil; KPK, 687.

kemasukan dewa: akibat hanyut dalam khayalan/

lamunan, perasaan mahakuasa, dewa sebagai cor-

pus alienum, merenggut inisiatif dan kekuasaan

sang aku, mati inisiatif sementara, pementasan,

sebagai wayang 288-9, 291

kemauan; semangat, daya dorong 679.

kepribadian: kontinyuitas, candra ideal: tingkat

akhir perkembangan 101; titik imbang, orientasi

258-9; mawas diri 259; hilangnya~ terhalang

kedaulatan nalar 607.

keputusan kritis, berani, pedoman hidup baru 221.

kesadaran: ~ hidup, Suksma Sejati 65; posisi~ sang

aku: diantara dunia yang tertangkap dan tidak oleh

pancaindra 359; makrokosmos dan pusat imateri

361; batas~ tertinggi, terrendah 515; rasa bersalah

514-5,

~Aku sampai asadar 515; bebas keterikat-

an hukum alam 553; tingkat pertama, ke dua, ke

tiga, 562-3; keempat: mendunia, pantulan 564-5

objektif 565; bukan: peka, egoistik 565; terbatas

ruang waktu, relatif, nisbi, psike kuncinya, bayu

sejati menembus keterbatasan 609; sang Aku,

menyelimuti, terbit individualitas 679.

~jasmani: (sang Aku) menutupi Tripurusa

seperti selubung (kabut) yang menutupi sesuatu

yang sedang bersinar atau berpijar; mengurangi

cahaya yang bersinar dari dalam; tebalnya kabut

tidak sama di semua tempat; Sinar dapat ke luar

tanpa halangan di suatu tempat; manusia mampu

menembus sampai ke dalam: musisi, pelukis,

pengorbanan ibu; tantangan dan tujuan: menipis-

kan selubung 498-9.

~kolektif: dunia~: totalitas universal, tak

perlu komunikasi dengan dunia luar dan dalam,

tak perlu indra, hidup imateri: tak terikat ruang

dan waktu, tidak ada kebutuhan: tidak tumbuh,

sifat terbatas/ individualitas hilang, kehidupan

psikis yang pribadi hilang; langsung ke alat

pelaksana 124-5; simultan tiga dunia (dimensi,

matra): saling merembes dan berdampingan 125.

~kolektif (tercapai sebelum ajal): meniadakan

tujuan2 pribadi yang sempit; pusat

pengatur bukan kompleks lagi; tidak ada lagi

yang sifatnya psikis: gagasan, perasaan atau

keinginan-keinginan 494-5; hubungan perasa-

an: terhadap orang tua, sahabat, dan masyarakat

tidak ada lagi 494,497 menjadi keterikatan; ber-

dasarkan kecintaan abadi dari orang yang telah

mencapai kedudukan ini; kehidupan rohani (jiwa,

psike): tidak ada lagi: orang ini telah mati; terle-

pas dari nilai baik dan jahat, suci dan berdosa, ren-

dah dan tinggi hati; nilai-nilai itu sudah berada di

bawah kesadarannya ; kejadian objektif: mene-

rangkan matinya badan: ia berada di atas hidup

dan mati; hidup imateri telah bermanifestasi pada dirinya 497; CJI: titik akhir yang potensial terda-

pat di dalam setiap orang 499. ~organis 224;

~rohani: transendental, netral, tanpa polarisasi,

diluar hukum karma 327;

~Tripurusa: tidak mengusir kesadaran dan ketak-

sadaran sentra-sentra vitalitas, tidak berubah pada

kematian 327.

keseimbangan: kerugian~: hilangnya fungsi kesa-

daran aku, diganti otomatisasi instinktif asadar

Page 420: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 385

----------

581.

kesenian tradisional ketoprak xxv

kesukaran; egosentripetal: eksistensi,

parasit, anak kecil 539.

ketentraman; dan kedamaian: lihat pangerti 145

keterikatan: Carp: melepaskan [pamudaran] dengan

perjuangan sangat berat ditambah norma keper-

cayaan dan suprasosial; pamudaran: peristiwa

lepasnya keterikatan pada dirinya sendiri 489.

kelelawar; sang Aku 72.

keluarga; Ugimba, foto, masyarakat kecil, 538.

Kepercayaan, ranah 57.

kelompok sudra xxv

kematian (mental): bukan spiritualnya; melepaskan

keterikatan dengan tidak menggunakan angan-

angan: melepas kedaulatan= pengorbanan indivi-

vidualitas: akhir hidup 461-2: mati di dalam hi-

dup (mati ing sak jeroning urip), yang mati

sang Aku (mental), kesadaran individunya 462.

keyakinan: kepercayaan: adalah kebenaran, atau

apa-apa yang dianggap benar, kebenaran itu

berubah-ubah sesuai pengalaman, dihadapi

dengan kekuatan adalah bermanfaat: memperting-

gi integritas, dapat merugikan dirinya sendiri 366.

khayalan, lamunan; hanyut dalam-: menyediakan

kursi empuk bagi dewa, lalu kemasukan 288-9.

kiamat: keteringatannya penting untuk menyadari

hari akhir seorang manusia; upaya rebooting

pusat ―komputer‖ sentra vitalitas agar memutar

polaritas titik berat kesadaran 180º untuk menuju

ke pusat imateri, alam sejati; setiap religi, kebuda-

yaan, dan keyakinan memiliki upaya-upaya terse-

sebut. 627.

Kolektif Dinamis; tuntunan 71

kompleks: keseluruhan yang tersusun; lawannya

simpleks= tunggal 119.

~otonom (neurotik): Jung: karena memiliki

kebebasan bergerak terhadap sang Aku. CJI: tiga

SV juga memiliki otonomi yang dapat diikat oleh

sang Aku (penjaga integritas perubahan) menjadi

suatu kekuatan 463.

~rendah diri; imanen, kenyataan organis,

tenaga pendorong, bukti kemenangan, usaha

menghilangkan 533.

kontinum kesadaran: 500 tahun, konsekwensi ilmu

pengetahuan, sekedar wacana, boleh anggap tidak

penting, mengalihkan titik berat kesadaran ke

pusat imateri adalah tujuan utama 336, tujuh rein-

karnasi 337.

kontroversi manajemen mental: 1. menerima sorga

kekal; 2. melepaskan tahap kenikmatan; solusi:

reedukasi sikap unggulan: Hastasila, Pemali 345.

kompromi: medium pengatur dari luar dan penga-

kuan eksistensi pusat imateri: kompromi perganti-

an orientasi: ekstra dan introversi; selama sadar

kolektif belum tercapai secara permanen 478-9.

komunikasi: ~indrawi; psikologi: dunia luar,

~batiniah: dengan yang transenden 100-1.

~pria: logika, perempuan: perasaan 576.

konservatif; nafsu~: lauwamah, mempertahankan,

isi angan-angan arti sempit yang telah sadar ,

penyebab ketegangan 588.

kontinyuitas: CJI: adanya kelanjutan antara sadar

individu dengan sadar kolektif; kelanjutan itu

terletak pada aspek (dataran) kesadaran 493.

kontroversi: dihadapi: 1. menerima perspektif baru,

2. melepaskan kenikmatan: reedukasi Trisila dan

Pancasila, kontrol luamah, paugeran: menerima

potensi besar, introspeksi dan integrasi, supra/ so-

sial, tapabrata, bebas neurosis 354-5.

koreksi; roh, asadar, sadar yang agung 558-9, 561.

kosmos; makro, mikro xiii, xxv; alam semesta:

makro (D1= dimensi, matra, dunia) dan mikrokos-

mos (D2: fisik; D3: mental, psike; D4: pusat

imateri, spiritual) 115

kotak Budi Darma: untuk menampung donasi dari

para anggauta paguyuban sesuai dengan kemam-

puan dan keikhlasannya; tidak ada iuran anggauta

406-7.

kristalisasi angan-angan; aku 254.

Kristiani: menurut Mudji Sutrisno Suksma Kawekas

adalah sama, equal dengan Allah Bapa, The

Father; Harun Hadiwijono (bukunya Iman

Kristen): intuisi Soenarto: aliran kebatinan Jawa

yang mengajarkan tentang ketritunggalan; ajaran

emanasi, pengaliran keluar dari zat ilahi, hakekat-

nya mirip dengan ajaran Hindu tentang Brahman

dan ajaran tasawuf tentang martabat 643.

Kesimpulan: 1) intuisi tersebut tidak mengajarkan

bahwa hakekat Tuhan Allah adalah sekutu umat-

Nya. 2) ketiga faset adalah tiga pangkat dari tabiat

ilahi atau ketuhanan yang makin lama makin

rendah 151; 3) Roh Suci di dalam ajaran tersebut

bukanlah daya ilahi yang dinamis, dengan Allah

hadir berbuat, melainkan bagian zat Allah yang

dipenjarakan di dalam tubuh manusia; Soemantri

menyebut Roh Suci justru imateri 645.

Kristus: Yesus 57; ~tidak terbatas ruang dan waktu,

Page 421: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

386 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

ahistoris, kesadaran yang tertinggi, inti arketip,

ada di tiap manusia, potensi mencapainya (Jung)

593.

kritik, saran xxiv; self~ 514.

Kuasa: sifat Roh Suci untuk menjalankan perintah

dari Sang Guru Sejati, sebagai guru, penuntun,

menghidupinya, pemberiizin pamudaran 645.

kata kunci: Islami: Hu (Dia, ketika menarik nafas)

dan Allah (ketika mengeluarkan nafas); Kristiani:

Ye-sus; lainnya: Aom, Ami taba, Omi tofo, Gus-

ti (Guru Sejati), dan ‖one‖ 631.

kualitatif; studi kasus 662; diferensiasi-, beda

dengan hewan 559.

kusir: sais ~ sang Aku manajer kereta jiwa pengen-

dali keempat nafsu agar menuju hidup bahagia

dan kelak kembali ke asal mula hidup 344.

Kuwasa: golongan dewa (gol.V) pelaksana

bertendensi menghancurkan 283-4.

L

R. Laforgue: beda Uber Ich (penyaluran nafsu

tidak: lancar/ nyaman) dan hati nurani: bisikan

hati bekerja lebih manis 443.

lamunan, khayalan; hanyut dalam-: menyediakan

kursi empuk bagi dewa, lalu kemasukan 288-9

langit: jiwa, psike, mind, 7 lapis 98; psike, mental,

jiwa: mekanisme kejiwaan 115.

lapis tujuh; bumi, langit 665.

laten: kurang tumbuh 101; pengganti istilah asadar-

nya das Selbst 587.

Sifat lautan: (dasar): sepi, tanpa gelombang, statis,

diam tak bergerak, tetapi omnipotensi menggam-

barkan Kemahakuasaan Suksma Kawekas sebagai

sumber dan asal mula hidup, pemilik alam semes-

ta dan seisinya, dan semua akan kembali ke pada-

Nya 644-5.

~(permukaan): bergelombang dahsyat

menggambarkan Suksma Sejati, TheForce;

seolah-olah disuruh oleh sifat samudra yang statis

di dasarya (Suksma Kawekas, TheSource) untuk

menunjukkan Kemahakuasaannya; apa saja yang

bergerak, dinamis secara alami akan menuju ke

yang diam, statis 644-5.

~(diatasnya): meleburnya titik-titik air

―kesadaran‖ yang terbatas (embun) diatas lautan

(Roh Suci, TheSelf), ke dalam gelombang lautan

―kesadaran‖ yang tak terbatas (kolektif) itu adalah

gambaran peristiwa pamudaran: hanya dapat ter-

laksana atas izin dan kebijaksanaan Suksma

Sejati atas nama dan kehendak Suksma Kawekas,

yang menguasai semesta alam dan seisinya 644-5.

Leiden: Nederland, Universitas xv

luamah:~sufiah, egosentripetal, netral, kuda hitam,

konversi 235; dorongan mempertahankan dan

memperoleh kenikmatan, diputus sang aku 349;

egosentripetal (dominan kepentingan diri sendi-

ri); mampu membalikkan polaritas (arah): subli-

masi menjadi egonetral (ideal): penurut, sabar da-

lam penderitaan (lapar, dahaga, kedinginan, ku-

rang sahwat, dan kurang tidur) 432, 434-5; sosial

(ke luar, ekstraversi): masyarakat, negara dan

suprasosial (ke dalam, introversi): Tuhan 434;

bersedia mengalami segala kekurangan dan pen-

deritaan 483; sifat anak 669.

Luhur: golongan dewa (gol.I) tertinggi, dianggap

mahakuasa 283; fungsi~, keajaiban, redup-terang

661.

lupa: tujuan hidup karena asyik mendapatkan (1)

harta dan tahta; tergoda (2) gemerincingnya uang

ringgit emas; 156 ; (3) kemilaunya betis kuning,

godaan sahwat 651.

M

makhluk rohaniah: Yang Absolut Transenden ber-

manifestasi; sulit, harus mengubah watak 101,248.

makro/mikro-kosmos: dimensi 1-4 xxix

makrokosmos: dunia luar; tak terbatas dibanding

manusia (fisik dan mentalnya), bahan pengalaman

indrawi saja 157; sebagai dimensi/ matra-1 dan

mikrokosmos memiliki tiga matra berikutnya:

body (fisik), mind (mental), dan spirit (spiritual,

pusat hidup imateri) serta mempelajari dinamika

apa saja yang ada di situ 625.

mandala: temenos 61

mandiri: kemampuan manusia menolong dirinya:

seluruh potensi nafsu suprasosial sudah tercapai

secara permanen, sebagai dasar hubungan

persekutuan 457.

Manunggal: pamudaran; kasunyatan jati: menurut

ahli sufi seperti Ibn‘ Arabi melalui proses ‖at-

takhalluq bi akhlaqillah‖ (berakhlak ilahiah); ma-

nusia sempurna; menegaskan sifat-sifat Allah su-

dah ada pada diri manusia: Kuasa dan Karsa 639.

manusia: makhluk batiniah, candra jiwa, candra

manusia: pedoman hidup 99; ~unggul: bebas tak

terikat, taat peraturan, budi luhur: aku sebelum

musnah 372; tempat mengalirnya sadar kolektif

(universal) dan asadar kolektif menjadi satu,

dengan sadar individu (Aku) sebagai kristalisasi-

nya; tujuan akhir~ (CJI): memanifestasikan lagi

sadar kolektif melalui hilangnya sadar individu

sebagai syarat mutlaknya; (Jung): personlichkeit:

Page 422: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 387

----------

potensi tertinggi manusia; candra dunia 468-9;

kualitatif, menghilangkan polaritas, tujuan hidup

550, prinsip alami (naturprinzip), prinsip rohani

(geistprinzip) 550-1.

Marsaid Soesilo, Ny.: pada foto pertemuan khusus

wanita di Surabaya, 1960; 416.

marka jalan; nilai susila, peraturan, larangan 187.

masjid dan gereja: berbagi tembok pembatas 220.

masyarakat: kestabilan-: dasar perkembangan men-

tal; dampak sosial-: Hastasila dan Pemali 356-7;

masyarakat-pekerjaan -cinta 53; mengikat pribadi,

keharusan 533; ~rendah diri, tidak masuk akal ,

cacat, mengabdi, paling tinggi 539; tanpa syarat,

letak individu, fungsi, kesimpulan, batas sempit

sang Aku hilang 565.

Mata hari; Greta Garbo, agen rahasia 242.

mata hati: (Al-Junaid): manusia memiliki wujud

nyata: roh yang diciptakan dalam azali; menyaksi-

kan dan mengenal Tuhan secara langsung dengan

―mata hati‖-nya: bermula dari cahaya Tuhan (Roh

Suci); penciptaannya secara emanasi; Apakah

Allah-Rasul-Muhammad (anna fase paling awal)

juga emanasi?: mistiko-filosofis, psikologi agama,

dan atau literatur tasawuf 637.

ma‘rifatullah: berpedoman pada empat pokok

ajaran: Hasta Sila, Paliwara (Pemali), Jalan

Rahayu, dan Panembah (Said Aqil Siroj) 639

materi: imateri, Tripurusa 116-7; terikat~:1) Angan-

angan: a. Pangerti – Kemayan, b. Nalar–Prabawa,

c. Cipta—Pangaribawa 2) Nafsu-nafsu: a. Mutma-

inah, b. Amarah, c. Sufiah, d. Luamah; 3) Perasa-

an (rasa-pangrasa); 1,2,3: ‘tiga makhluk‘ berbe-

da: kesadaran 120; ~halus: kehidupan tiga kom-

pleks (sentra, pusat) 117-8; biologis, keinginan,

asadar kolektif, Aku di antara i~ dan materi 679.

mati; panggilan ke eksistensi asal, pocong, pusat

vitalitas, tanpa pancaindra, kehidupan intra psikis

298-9, kesempatan khusus Pembebasan, Rahsa

Jati terbuka lebar, Sang Aku tinggal masuk, kesa-

dar an kembali ke Hidup imateri, hilangnya ke-

sempat an, jasmani kasar terurai ke unsur-unsur

299, bayangan pikiran, keinginan, kemauan, me-

nerobos kemelut 301; isolasi strukturil dan

fungsionil dunia-indra ruang, manusia autistik

sepenuhnya (K. Jaspers); pikiran dan perasaan

menjadi kenyataan tanpa pemuasan: kekecewa-

an; rasa haus tidak dapat minum, sampai hilang

sendiri, berserah diri 305; (CJI): hilangnya kesa-

daran jasmani (matinya sang Aku) dibedakan

dari mati (ajal)-nya badan/jasmani 463; lihat ajal

495; nafsu~, mutmainah: sosial, kehilangan ke-

daulatan: sedikit, semuanya 524; takut~; sesudah

kesadaran mati, pejalan spiritual introspeksi, intro-

versi 572; menurut Freud 689.

mawas diri; membandingkan candra ideal,

kesimpulan terbaik 259.

Trilogi The Matrix xviii,72..

maut: lihat ajal 495, mati 298-9, 301,305,463,524,

572,689.

mawas diri; membandingkan candra ideal,

kesimpulan terbaik 259.

meditasi; sunyi, sepi, sendiri 270.

medium-pengatur: pergaulan hidup bermasyarakat

sebagai ukuran sentra vitalitas: positif untuk hal-

hal yang baik, negatif sebaliknya (CJI) 479; pengakuan adanya pusat imateri di dalam dirinya

menyebabkan bergesernya medium pengatur dari

luar badan/jasmani ke dalam jiwa sendiri;

perpindahan ini berjalan secara lambat dan selama

sadar kolektif belum tercapai secara permanen:

selalu ada kompromi dan pergantian orientasi

antara ke luar dan ke dalam 479.

membangun: ~jiwa: adalah gerak introversi dari

asadar kolektif (jasmani) menuju ke sadar kolektif

(rohani), se-bagai sisipan di tengahnya adalah

sadar individu (jiwa): ‖penyembuhan‖ 394-5.

~badan: adalah gerak jiwa yang egosentripetal

(negatif) memperkuat ikatan-ikatan duniawi: ma-

kan, minum , tidur, sahwat, dan sikap negatif lain-

nya 394.

memperkosa kepribadian 184.

menerima: menghormati perbedaan xxii; ~mutlak

kewajiban dan nasib 247.

mengendalikan nafsu 223.

mental: kesehatan xvi, -spiritual xxvi; kemajuan~,

perkembangan pribadi: tekad, berani, koreksi diri,

terus-menerus 367; proses~: 1) integrasi menguat,

2) introspeksi mendalam, 3) keterikatan pribadi,

neurosis menghilang, 4) penuh kesadaran, propor-

sional; menjalankan tugas paripurna 382; panem-

bah: sentra vitalitas berhenti dan istirahat semakin

lama 383.

mentalitas ke-pengikut-an xx

metafora; ilustrasi xiii

metamorphose; -maksimal harmonis seluruh kepri-

badian, dalam kebaktian angan-angan dan perasa-

an diam: Suksma Sejati: kepribadian yang

apribadi 294-5.

metrum: -gamelan, lihat harmoni 207.

mikrokosmos: hidup dengan busana kecil, jasmani,

Page 423: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

388 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

mimpi 32, 33 mistik; Cipularang KM 90 xxv;

senantiasa, tidak jelas, tumpang tindih, dilu-

pakan 414-417; meluapnya daya tampung (SV-I

arti sempit); merujuk kepribadian, keinginan atau

harapan: fungsi dari hati nurani: sebagian kecil

dari mimpi adalah suatu ramalan (Jung: ramalan

adalah praperasaan (vorfuehlen) 444-5; dua teori

1) kapasitas angan-angan dalam arti sempit, 2)

nilai ambang dari asadar ke sadar: upaya sengaja

untuk menghapuskan nilai ambang asimilasi ada-

lah melatih introspeksi 445. Mind: pengendali nafsu dan lain-lainnya 98.

momentum; tiga-: perasaan, kemauan,dan kebeba-

san (Jung) 556-7.

monarkhi; tahap monisme, calon ego, perkembang-

an kesadaran tahap kedua 562.

monisme; tahap-, calon ego, monarkhi, perkem-

bangan kesadaran tahap kedua 562.

monoton: hubungan sang aku tanpa kedaulatan

(satu nada) dengan dunia luar, tanpa hak

kedaulatan 143.

moral; sensor- 515.

murah hati 220, 222.

murid; melihat guru v;

mutmainah: kuda putih 251; menerima anikmat 349;

keterbatasan: a. bersifat sosial dan supra sosial

saja (Carp), b. tidak mampu merubah polaritas;

bila dominan karena pengalaman dan pendidikan-

nya sendiri, kendali angan-angan dan tapabrata:

sublimasi luamah (egonetral) 432,434-5; (supra-

sosial) harus berkembang maksimal ke arah

transedental 483; (suprasosial) matinya Aku 525;

sifat dewasa 669.

N

Nabi: superklasse 17, Musa 16, Nuh 18.

nafsu; 1, seksual, mati 45; mutmainah (kuda putih;

suasana): perikemanusiaan, sosial dan suprasosial,

cinta kasih; amarah (kuda merah; api): tempera-

men, mudah marah, kekuatan, kehendak, kemau-

an, keuletan; sufiah (kuda kuning; air) keinginan,

hasrat, cinta kasih, tertarik keindahan; luamah

(kuda hitam; tanah): pemuasan seks, egoistik,

keselamatan diri, puas diri, enggan mulai berge-

rak/bertindak; malas, loba, tamak, iri hati, dan

mencari enaknya 106-7; drive, passion, kekuatan,

power ; segi baiknya: tunduk kepada mutmainah:

kekuatan jasmani, keuletan, tahan penderitaan

kekurangan, toleransi, daya tampung besar: sifat

ibu bumi (tanah) 106.

nafsu-nafsu: daya dorong asadar yang menggerak-

kan (power; 126) sentra vitalitas sadar: angan-

angan dan perasaan; Luamah (nafsu egosentripe-

tal, kuda hitam) berlawanan polaritasnya dengan

Mutmainah (egosentrifugal, kuda putih); Sufiah

(keinginan, kuda kuning) dan Amarah (kemauan,

keuletan usaha, kuda merah): nafsu-nafsu pem-

bantu. Kombinasi hasil kerja luamah, sufiah dan

amarah ini diteruskan kepada angan-angan; Cipta

lalu membentuk bayangan dari apa yang diingini

(nyata, abstrak); Nalar mengasosiasikan setiap

kemungkinan; Pangerti memandang keseluruhan

dipertajam, dan disimpulkan. Pancaindra diwaspa-

dakan, nafsu dirangsang lagi, dan akhirnya alat-

alat pelaksana dimobilisasikan oleh angan-angan

untuk mencapai keinginan 105-7; kombinasi

Mutmainah dan Sufiah (asmara sufi-laya): me-

rangsang kemurahan, kebaikan hati, keluhuran

budi, kasih sayang, sosial, dan suprasosial 107;

ketika Mutmainah mendominasi, Luamah sebagai

hamba (konversi, sublimasi): kekuatan jasmani,

daya tahan kekuatan (endurance), penderitaan,

toleransi 107,109; polarisasi Mutmainah menetap

107

nafsu: asadar; luamah: ~keselamatan diri; mutmai-

nah: ~kehidupan bersama; sufiah: sumber kei-

nginan dan hasrat; amarah: kemauan dan sema-

ngat; terikat oleh ruang dan waktu 115-6; ~asadar

aktivitasnya dapat memasuki kesadaran pribadi

117-8; ~asadar (Jung): menghasilkan dan dapat

menarik kembali keinginan 375; angan-angan

sebagai pengendali 266, 269; mempertahankan

diri, ~mati: ke hidup organik, ~seks: melampias-

kan kenikmatan 518; memerintah, menguasai 577;

kekuatan alami, arah dan tujuan, egoistik, sosial,

dan suprasosial 677; terreduksi 683.

Naga air; gadis jelita, dunia (dimensi) 1-4 ix

nalar: asosiasi bayangan (terus menerus); posisi

tanpa bayangan (asosiasi stop) 145: ke dunia

dalam 147.

nalar: mengemukakan problem 257.

naluri: -binatang: -sejajar kesusilaan dan moral 519.

narima: rasa puas, syukur, bukan pasif 197, keka-

yaan yang tiada habisnya 198.

~dan sabar: dalam mencapai keinginan 313; status

jiwa (mental, psike) yang selalu puas dan penuh

rasa syukur: benda konkrit, abstrak, merugikan

366-7; ketenangan afektif 543.

Naturprinzip, geistprinzip 53,55, 57.

negatif (sifat nafsu, pergeseran): menolak, menyen-

diri, menampik, mentelantarkan, benci, berubah-

ubah pikiran, dan gelisah 437.

Page 424: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 389

----------

netral; sikap, tak acuh (adil) derajat tinggi 252; ke-

inginan positif dari angan-angan/ mutmainah

saling menetralisir ekspresi yang negatif dari

perasaan/ luamah 438-9. positif (sifat nafsu, per-g

eseran): narima, muat (mmot), puas, memelihara,

cinta, tenang dan damai 437.

neurosis: persoalan dan penyelesaian pertama di

dalam dirinya sendiri: prioritas, lainnya nomor

dua 352.

neurosis: inti~: dominasi luamah; menuju Tripurusa

yang tak terbayangkan: anti neurosis 375-7.

~tipe histeris: goyangan-goyangan perasaan

stereotip: perasaan yang berekspresi: pelemahan

perasaan 488-9.

~tipe neurastenia: muncul gejolak nafsu 488. ~tipe paksaan: cara berpikirnya stereotip; dengan

tingkah lakunya: khas terjadi pada angan-angan

488-9; gagal adaptasi 597, sentra-2, vitalitas 599

~jantung: mungkin memerlukan bantuan psikia-

ter atau psikolog klinik 625.

Newton, gravitasi 59

nikmat: ke-an: kekecewaan, menjelang kematian;

pro (luamah): tertinggal, penguasa aku 351.

nilai: ~susila: watak utama, dan budi pekerti 185;

tiga nilai, Trisila; sadar, percaya, taat 189.

~dunia luar: posisi naik turun: rela dan narima:

berada diatasnya, tidak tersangkut aktivitas sang

aku: prestasi, tugas 367.

~sosial (sentra vitalitas): CJI: baik bagi masyara-

kat= positif, sebaliknya= negatif; medium penga-

tur: pergaulan hidup di masyarakat diikut sertakan

sebagai penilai angan-angan, perasaan, dan nafsu-

nafsu 479.

NKRI, Negara Kesatuan RI, Pancasila xxiv

numinosen; manusia dan ketuhanan/ kedewaan, me-

tafisis religius, etik 607.

O

oasis di gurun pasir 244,245.

octogenarian: anggota masyarakat yang berusia

80 tahunan: atau kurang dari itu tetapi menderita

berbagai penyakit berat dan komplikasinya; gang-

guan sulit tidur; 627; awal tidur dan awal mening-

gal: perginya kesadaran sama kejadiannya; pada

tidur akan bangun lagi 629.

Oedipus kompleks; endapan aku 511.

Omnipotensi 71; status, mencicipi, pertemuan; intu-

isi, iham, fase loncatan 681-3.

ontogenetis= pengalaman umat manusia seluruhnya

selama perkembangannya, sejak adanya hingga

sekarang 113; dan filogenetis, hati nurani 541.

orientasi: potensi di dalam diri tetapi diluar sang

aku: keluar: sadar terhadap dunia luar, kedalam

mungkin menemukan ‘potensi ‘ yang khusus 363;

~kebaktian: sang aku (perasaan) di dalam diri sen-

diri (bukan organ): Suksma Kawekas; di luar diri

sendiri (pancaindra): Dewa, lahiriah sama 292.

orisinalitas, spontanitas: sifat khas manusia 184,680.

otomatisasi: sebagian nafsu dikuasai angan-angan ia

dapat menyodorkan ide-ide positif kepada nafsu

agar dilaksanakan supaya polaritasnya positif

438; menggeser titik berat ke arah positif;= refleks

439.

over kompensasi 537.

P

Pada: (penutup, titik) golongan dewa (gol.VII)

rakyat jelata golongan dewa 283.

pamit mati, pentas xxv

Pamrih, kepuasan 49.

Pamudaran: lihat pembebasan 59; menemukan ja-

lan~: kemajuan dalam perkembangan jiwa; gerak

asadar kolektif menuju ke pusat imateri manusia,

ke sadar kolektif, lepasnya kesadaran secara

absolut dari jasmani 347; akhir peperangan: kan-

cah dunia: projeksi, subjektivasi, dan personalisa-

si, individuasi 353; skala kecil: Hastasila + Pema-

li: melepaskan diri dari keterikatan, ontogenik:

meninggalkan fase yang nikmat. Neurosis: keteri-

katan pada sang aku; pamudaran skala kecil dan

relatif: kearah penghapusan- 363; keikhlasan, sta-

tus asadar musnah 371; sang aku: barang mati,

Tripurusa 371.

Pamudaran: realisasi dari hati sanubari dan merupa-

kan tujuan akhir dari perkembangan manusia 386-

7; ~=personlichkeit (Jung): suatu panggilan un-

tuk memanivestasikan potensi tertinggi manusia

dari dalam lubuk hatinya; intuisi, ilham: perjum-

paan sementara; bila terealisasi di dalam sentra

vitalitas oleh sang Aku~ perjumpaan itu sudah

terjadi 411; peristiwa lepasnya keterikatan pada

dirinya sendiri; ~= proses panunggal 489-90; pa-

mudaran; di pusat imateri: tidak ada asadar 523.

pamudaran; sadar kolektif, pengorbanan, jepitan

longgar, potensi: efek terapeutik (sekunder), jalan;

sosial 530; individuasi, pelepasan ego dari jepitan

asadar, dunia luar dan persona (Jung)/ hati nurani

(Soemantri) 594, efek terapeutik, kemajuan, cita-

cita terbaik, idealisme yang tinggi 595-6, religi:

as pek ketuhanan dalam dirinya, wawasan,

reedukasi tunas keyakinan 596-7; kembalinya

sang Aku (evolusi) ke dalam sadar kolektif; kon-

Page 425: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

390 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

tribusi pengetahuan spiritualisme dan religi; kon-

sep asadar (unsur-unsur), sadar pribadi (Ego) dan

sadar kolektif (dinamis, statis, dan omnipotensi)

622.

Pamudaran: adalah leburnya ‗titik air‘ ke dalam sa-

mudra kesadaran yang dinamis dan abadi 645;

Ego dan Roh Suci bersifat sementara dibanding-

kan dengan Dwi Tunggal: TheSource-TheForce,

sebagai aspek statis-dinamis yang omnipotensi

647; peristiwa kembalinya Roh Suci ke Suksma

Sejati, sebagai akhir dari evolusinya hidup manu-

sia: Dari kesadaran hidup terbatas kembali ke

kesadaran hidup kolektif 645; (Roh Suci bertung-

gal dengan Suksma Sejati) sudah sempurna kesu-

ciannya: dapat mengorbankan sang Akunya sen-

diri. Manusia tidak lagi dikuasai oleh angan-

angan, perasaan dan nafsu-nafsunya: menampil-

kan fungsinya yang tertinggi yaitu sadar, percaya

dan taat kepada Nya; watak budi luhur tercapai

647.

Pancasila: ikhlas, sabar, syukur, jujur dan budi

luhur 651,653.

panembah; kebaktian, sembahyang, penyerahan

hati; tiga tingkat 188-9; doa, sembahyang 221;

ketika jasmani kasar masih ada, setelah melepas-

kan eksistensi jasmani masuk Rahsa Jati, ketika

panembahnya selesai, Sang Aku kembali lagi ke

badan/jasmani yang sama 309; anak tangga kedua,

reposisi ibadah: dengan atau tanpa upacara,

pengalaman jiwa lebih penting; angan-angan sa-

dar, perasaan dekat, nafsu mendorong panunggal,

pamudaran 379; istirahat sempurna: observasi,

asimilasi asadar ke sadar meningkat, ego semakin

bijaksana 380; aksentuasi cara hidup agar Tripuru-

sa yang imanen itu dapat muncul sepenuhnya 385;

sembahyang; pendidikan mandiri: disiplin, meng-

hargai waktu khusus, koreksi diri, dan terapi, asi-

milasi sadar pribadi, harmonisasi pusat imateri

597-8.

Paguyuban Ngesti Tunggal: lihat PANGESTU xxii,

403,405.

pancaindra: alat komunikasi jiwa dengan makro-

kosmos 96-7; penglihatan, pendengaran, pembau,

pengucap (bahasa), dan perasa: rasa halus

manusia, organ peraba yang tak tampak, meraba-

raba perasaan dan pikiran orang lain sampai seda-

lam-dalamnya; menerima atau menolak sesuatu;

bertempat di hati 113; bagian kasar dan halusnya;

kasar: pengamatan keluar; tidur mimpi atau

lamunan: bagian yang halus tetap bekerja 114-5;

dapat mengamati materi-kasar (dunia biologis

manusia), sitim penunjangnya dan benda-benda di

alam semesta. 115.

Pancasila, lima watak utama; rela, narima, jujur,

sabar, dan budi luhur 195,691.

pandangan dunia: hipotesis, bukan kepercayaan

549.

Panunggal: proses hilangnya sadar individu masuk

ke sadar kolektif; = proses pamudaran 489-90.

Pangerti: tidak bertempat di otak, tidak dikeruhkan

bayangan; posisi kosong bayangan (cipta dan

nalar statis); -masih ada: tentram-damai 145

PANGESTU: Paguyuban Ngesti Tunggal: perkum-

pulan yang tujuannya bersatu, bertunggal dengan

masyarakat dan Tripurusa 403; Budi Darmadi, Dr,

Ir, MSc: Ketua Pengurus Pusat Pangestu; Kongres

Pangestu XVI Tahun 2010: Surakarta 21 Mei

2010; 405; Perpustakaan Pusat~ xxvi

Pangrasa: (perasaan) SV-II: menciptakan iklim jiwa,

yang meliputi ruangan; bersifat keseimbangan

(totalitas); diterima seluruhnya, tanpa dipegang;

bagian per bagian yang menyusun totalitas dia-

baikan (kurang penting) 430-1, 433; kemampuan

terbatas: di luarnya tanpa cinta dan perhatian;

iklimnya tidak tetap, berubah-ubah: sesuai

interaksinya angan-angan dan nafsu-nafsu 433.

pasien-dokter (hubungan): batas kedalaman tertentu

saja untuk pendidikan mental; peran guru; mudah

tersinggung; hubungan pribadi (Freud) tidak perlu

disinggung terutama perempuan; tunjukkan keku-

atan-2 imanen 396-7; penjelasan simbol-2 397;

harapan sembuh ke Tripurusa, bukan dokternya;

dokter sebagai ‖kakak‖ (metode Adler); diingat-

kan potensi Tripurusa 398-9, dokter juga harus

ikut mengalaminya 401

passion: kata hati 440-1.

paugeran: janji, ikrar, kredo, syahadat 188,221;

hakikat keyakinan, tangga-1; 221; kesadaran Roh

Suci, posisi strategis sang Aku, candra: jiwa,

dunia; tanggung jawab, pelatihan introversi, hu-

tang, beruntung, sadar 374; tergambar dlm batin,

direalisasikan mutmainah; membalikkan luamah:

kenikmatan hilang 375; pengalaman asli pertama,

arketip yang pertama, syahadat, kesadaran indi-

vidu yang tenggelam di dalam kesadaran kolektif

594; janji, kredo, syahadat, ikrar 684.

Pavlov, Ivan Petrovich 11.

pejalan transendental: mereka yang menyiswa Sang

Guru Sejati (TheForce): rebooting pusat (sentra

vitalitas) ―komputer‖ diarahkan ke pusat (hidup)

imateri, alam sejati 629; rajin, tekun, dan teliti

mempelajari pustaka intuisi (suci) Sasangka Jati:

Page 426: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 391

----------

tekad dan keyakinannya dalam berusaha menye-

lam sedalam-dalamnya di lubuk hatinya sendiri.

(Transcendence to the depth of the heart and

beyond) 657.

Pekik merdeka: meningkatkan semangat hidup pasi-

en, untuk kesembuhannya; diajarkan dengan

―role model‖, dipraktekkan dalam ruang-ruang

perawatan 618

pelangi: perjumpaan antara manusia yang satu

dengan lainnya bagaikan pelangi akan memberi-

kan (warna) wawasan hidup yang baru 611.

pelajar: ter-: sabar 373

pelayaran: kompas (Trisila) 373.

Pemali: tinggi derajatnya, penyembahan, indra

kasar-halus, menjauhi Sumber Hidup 209.

~No.1: Menyembah selain Tuhan, penampakan,

pembisik, terbayang di angan-angan, tertangkap

pancaindra 209, 211 dosa terbesar 211.

~No.2: Berhati-hati dalam sahwat, anugerah ter-

selubung, payung hukum, dilindungi undang-

undang, budi luhur, penyakit penyakit, kericuhan

ahli waris 210-1.

~No.3: Hasil bumi perusak tubuh, tembkau, arak,

candu, narkoba, kesenangan yang melupakan, tata

susila kewajiban: judi, hobi 212-3.

~No.4: melanggar undang-undang negara, Wakil

Suksma Kawekas, mengayomi, pengadilan-Nya,

adil 213 main hakim 214.

~No.5: Jangan bertengkar; hindari pertengkaran,

Sumber dan Asal Mula yang sama, mematikan

215 gemar sanjung, kemashuran, Roh Suci jiwa-

nya 217; perbedaan menjadikan manusia berke-

lompok dan berkasta-kasta: sering terjadi kete-

gangan dan konflik berkepanjangan hanya karena

masalah yang sepele 611.

Pembebasan (Penyelamatan, Pamudaran),

Verselbstung, werden zur Personlichkeit,

Individualisierung 59, Individuation 61; lihat

pamudaran, perkembangan esensial individu,

orang yang mencapai-: dapat membantu 301.

pembelajaran 218-9.

pementasan; ~kemasukan dewa bila sering: fungsi

angan-angan terbelah, mudah disugesti, mengu-

langi bisikan dewa saja, inteligensi semu 290-1

Pemikiran Islam: (klimaks) kejayaan sekte Mu‘tazi-

lah; tema sentral (teologi): ketuhanan, alam dan

manusia; Tripurusa: penampakan diri Tuhan da-

lam tiga sifat: Suksma Kawekas, Suksma Sejati

dan Roh Suci: identik itsbatush-shifah (penetapan

sifat) bagi Tuhan dalam agama Islam (Said Aqil

Siroj); mengkaji intuisi Soenarto (ajaran Pangestu)

terkait erat dengan doktrin agama lain: Islam,

Kristen dan Hindu; sifat dalam Tripurusa yang

ditafsirkan secara mistiko-filosofis identik: konsep

tasawuf tentang tajalli (penampakan diri) Tuhan

atau faydl (emanasi) 635,637.

pemuasan keinginan; penting, ketegangan, efek

yang mengiringi 303.

pencerahan (kardiologi kuantum): tentang sadar dan

asadar dari pusat-pusat vitalitas; peranan sang

Aku, Aku ideal dan kepemimpinan sementara;

posisi sang Aku menurut Freud, Adler, Jung dan

Candra Jiwa Indonesia 625; pusat imateri bersifat

harmoni, sehingga suasana tiga sentra vitalitas

menjalankan fungsinya sebagai manusia yang

utuh dan maksimal; sambil menuggu Pamudaran

atas izin-Nya 645.

penderitaan (sang Aku): yang terjepit diantara sentra

vitalitas; pelepasan himpitan; tempat untuk melo-

loskan diri (pusat imateri) 625; lahir batin: keme-

laratan, sakit, dihina, dicemarkan, diperlakukan

dengan bengis, difitnah, kehilangan harta benda,

derajat, kematian, tidak tercapai apa yang diingin-

kan; bila tidak kuat: merosotnya derajat kejiwaan-

nya: Godaan Penderitaan Hidup Lebur oleh Puji-

an dan Doa (R. Soenarto M.); 655,657; tahan

atas lindungan dan pertolongan Sang Guru Sejati;

asal tetap teguh berpegang pada ‗tongkat‘ Trisila:

sadar, percaya dan taat kepadaNya 657.

pendidikan; tingkat terpuji, ideal 540-1; ~sosial;

menjadi makhluk sosial= terapi 599-600.

Sang Penerang (Pepadang): seorang yang berkepri-

badian besar; atribut matahari 471; ~Penuntun,

Sabda, Gembala 677.

pengadilan karma: saksi, jaksa, hakim dan pelak-

sana vonisnya adalah perbuatannya itu sendiri 335

Pengalaman: (merasakan) kenikmatan hidup akan

terganggu pada orang tua, lemah, sakit, berku-

rangnya keinginan makan-tidur sampai rasa nya-

man untuk tetap tinggal di rumahnya sampai

menghilang; pengalaman kolektif yang menekan-

kan aspek dunia luar lainnya: berkeluarga, berke-

hidupan sosial, dan bernegara; CJI: memanfaat-

kan pengalaman2 tersebut untuk membantu me-

ngurangi keterikatan sang Aku terhadap dunia luar

guna melanjutkan upaya transendentalnya 480-1.

pengorbanan; kasih sayang 272; mutlak, imanen

273; menghentikan angan-angan: sikap rasional-

aktif dihindari, Trisila: ~tidak rasional, (ke arah

imateri); cara lain: keadaan eksistensi tanpa gera-

kan pancaindra (Rohani), abadi, tidak berubah

selamanya: Trisila + Pancasila 360-1; Pancasila +

Page 427: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

392 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

Pemali: melepaskan makrokosmos 361.

pengucap: bahasa, salah satu pancaindra, bukan pe-

ngecap 113-4; bahasa: (bukan pengecap) salah sa-

tu indra yang penting dalam berkomunikasi, berin-

teraksi dengan manusia; indra ini berada pada ba-

badan/jasmani kasarnya (soma) manusia 614,617.

pentalogi: 5 buku: Kuliah Umum: Studium Genera-

le (1/5), Studium Particulare (Kuliah Khusus):

Psike (2/5), Ego (3/5), dan Intuisi (4/5); serta

Magnum Opus (5/5) vii-viii.Sang Penyembuh:

DIA-lah yang menyembuhkan-

nya dan para dokter hanya perantara saja 633:

rasa takjub dan terima kasih dikembalikan kepada

Tuhan YME di dalam lubuk hatinya; kekuatan doa

seluruh keluarga dan masyarakat rumah sakit 635.

terbelah: fungsi angan-angannya 290-1.

penyembuhan terapeutik sekunder: terlepasnya

ikatan-2 sebagai akibat dicapainya suatu sikap

hidup baru (Budi luhur): luas dan dalam 394-5:

tanpa menelusuri masa lampau Freud; perhatikan

pengaruh negatif luamah: strukturil dan fungsionil

sama saja 395.

Penyerahan kedaulatan = menghilangkan kedaula-

tan sang Aku sebagai pengorbanan untuk berma-

nifestasinya kedaulatan yang absolut di dalam

hidup imaterial; 476-7

peraba: organ-: lihat perasa 113-4.

perasa: rasa halus manusia, meraba rasa (organ

peraba) dan pikiran orang lain, menerima/ meno-

lak sesuatu, bertempat di hati 113-4.

perasaan: 1, emosi, kehidupan perasaan= jembatan

keberadaan materi kasar dan halus 117-8; inter-

aksi angan-angan dan nafsu: positif (senang, se-

hat, menerima); negatif (sedih, malas, marah,

menolak) 144; sebagai indikator 349; suasana,

ekstase di ‘langit‘, interaksi angan-angan dan

nafsu 88; (negatif): barang menjadi rusak, hilang

atau mati: subjektivasi terhadap hak milik (tidak

objektif); musuh yang disubjektifkan: rasa

senang kalau musuh itu mati 457; (bayi): harus

berteriak apabila merasa tidak enak: lapar dan

haus; lebih banyak mengenal perasaan yang tidak

enak (tak terbayangkan) dibandingkan di dalam

sorga kandungan ibunya 479.

perasaan: diletakkan di atas keadaan yang selalu

berubah-ubah (konstan): maka keterikatan men-

jadi persekutuan; gema positif dan negatif 457-

9: toleransi aktif yang tak terbatas dan terlihatnya

rasa cinta kepada apa saja tanpa membeda-beda-

kan; bagaikan samudera: stabilitas perasaan mere-

dam perbedaan gradual 458-9; ikhlas melepaskan

sang Aku ketika menuju Tripurusa dan toleransi

maksimal dengan menyetujui apa saja yang ter-

jadi pada proses pertemuan itu [intuisi, pamu-

daran] 483; suatu ekstase yang timbul dari

badan/jasmani, di mana terdapat hidup imateri.

Perasaan bukanlah potensi asli dari dari eksistensi

badan/jasmani maupun eksistensi imateri 504;

~sosial Freud: mengalah 517; fungsi nilai, reaksi

karena/titik nikmat 577.

perbuatan: keluar dari sumbernya, masuk ke eksis-

tensi ruang dan waktu menjadi terikat hukum aba-

di tersebut 322; gerak yang keluar dari titik diam

sentra vitalitas, dikuasai hukum karma: kualitas,

kuantitas, bentuk, hubungan, dan arahnya 325.

percaya: ke~an: sifat setia kepada hati-nurani dalam

keadaan yang bagaimanapun juga 149; ikatan,

kendali 193; ~bulat: perasaan mau menerima apa

saja yang akan terjadi pada sang aku; beda ting-

kat: aktifitas dari angan-angan; sebabnya dapat

dinalar: bumi itu bulat, bumi mengitari matahari

361; (iman) kepada Tuhan Yang Maha Esa: ba-

gian terpenting dari Trisila (sadar-percaya-taat):

sifatnya introversi dan polaritasnya ke pusat

imateri 654; ikatan, kendali 689.

perempuan: wanita, perasaan ke depan 684.

perkawinan: bukanlah keharusan tetapi suatu alat

untuk menyempurnakan manusia secara harmonis:

mekanisme pemerataan dan pergeseran lengkap

450-1.

perkembangan: ~jiwa: interaksi psikis dunia aku

dan dunia luar; sentra vitalitas berkembang 121;

~jasmani: lahir-ajal: sang Aku harus melepaskan

sedikit demi sedikit kenikmatannya, tidak enak;

melepaskan diri~pamudaran kecil: menghilang-

kan neurosis 345, 349.

Persatuan: individuasi(Jung): transparan secara

mistis 587.

persona; bentukan jiwa individual, dunia luar, peras-

an psike, ikatan timbal-balik, sang Aku 569;

kompromi individu dan masyarakat, perasaan jiwa

kolektif, topeng 578; pengalaman pribadi, indivi-

dual, perasaan dengan sengaja dari jiwa kolektif,

sang Aku ingin dilihat dunia luar, keterikatan

tertentu, pengaruh sebagian atau keseluruhan

579; gantungan utama sebelum ketemu das Selbst

605.

personalisasi (SV-I): segi tertentu hidup dikristali-

sasi sebagai manusia atau makhluk lainnya: dewa,

peri dan makhluk halus lainnya sebagai personali-

sasi dari matahari, bulan, bintang, kilat, guntur,

angin dan hujan; dapat semakin halus, tak teru-

Page 428: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 393

----------

raikan lagi karena sangat halusnya makhluk terse-

but. Daya muat SV-I sebenarnya terbatas, tetapi

di kemudian hari menjadi tiada terbatas 461.

Perspektif: keempat 31; ~terapeutik: potensi Tripu-

rusa, bersifat sekunder; primernya pengembangan

diri 400; ~baru: kemungkinan adanya potensi dan

penglihatan yang baru (perkembangan): potensi

dan penglihatan dari pusat imateri yang berbeda

dari sentra vitalitas yang ada dan diatur oleh sang

Aku: sang Aku tidak dapat melakukan eksperi-

men dengan pusat imateri, atau menggunakan

perspektif dari sentra ini untuk keperluan sang

Aku; Tripurusa berkuasa mutlak 492-3.

pertanian: dunia-: sawah (jiwa), bajak (rela), garu

(temen= jujur) pupuk (sabar dan narima), air

(Trisila), panduan hama (Pemali) 373.

reedukasi: orientasi kembali merupakan koreksi

terhadap gambaran hati nurani, penting 365.

pertempuran: di dalam dirinya; orang lain (luar)

tidak dapat membantu; manusia berkuasa dan

bertanggung jawab untuk mengalahkan dirinya

sendiri 485-6.

Peta, Indonesia 62.

Peter Walder; dunia pertama: panca indra, ke dua:

asadar, tanggapan, transenden, ilham 571; imanen

transenden; lingkungan, menjadi pribadi, kerajaan

antara 587.

phylogenetis= pengalaman seseorang selama

perkembangannya sejak dalam kandungan atau

sejak lahir 113.

pikir; arah pemikiran = pengendalian nafsu 266-7,

sifat Tripurusa 267.

pikiran; konkrit-rasional-historis, berciri kritik dan

keputusan, asalnya imanen 579.

pintu: ~gerbang (TheGate, Rahsa Jati): di dalam mi-

krokosmos (bagian makrokosmos): dapat masuk

ke dalam dan meleburkan diri ke dalam Hidup

imateri (kolektif, universum): ada sesuatu yang

sama yaitu Roh Suci, jati diri manusia 154-5; ~ke

sadar kolektif: das Selbst, arketip 571.

pocong; pemisahan jasmani kasar dan halus 298.

polaritas: arah; titik tengah-: posisi/ derajat Roh

Suci: kedaulatan sang Aku angan-angan di reduksi

sampai nol, kekuatan nafsu berhenti: keseimbang-

an sempurna 147; angan-angan: konsentrasi dan

abstraksi, penerangan: gelap dan terang 325; ~lua-

mah:sublimasi, lawan~: mutmainah, sentra vitali-

tas: sumber tenaga 328, 331; polarisasi; perpin-

dahan 680.

Popper, Sir Karl Raimund, three worlds 28-9

posisi: wawasan ilmiah CJI: posisi dan fungsi sang

Aku, empat sentra vitalitas, konsep pancaindra;

pro komunikasi; praktekkan empati 615.

potensi: ~instink: naluri binatang juga memiliki

poten si yang menuju langsung ke tujuan; Carp:

potensi instink atau

~naluri; dibedakan dengan

~intuisi; potensial sang Aku individu membawahi

pengaruh potensi naluri; menjembatani batas-

batas ruang dan waktu, dapat dianggap sebagai

bagian dari potensi naluri 503;

prasejarah: reinkarnasi, kehidupan sebelumnya 334

pengetahuan tidak begitu penting 334.

pria; kecerdasan ke depan 180.

pribadi: mengandung rasa puas 118; rasa-pangrasa

atau hidup-perasaan 117; pemegang dan pendu-

kung sadar pribadi 120; Sang Pribadi: Person-

lichkeit; bertentangan 584-5; selalu historis; teri-

kat ruang dan waktu, hubungan waktu 594.

Prinsip; -Rohani: asal mula kesadaran 551, dipimpin

das Selbst, arketip tipe asli 551, -Alami, ragawi:

das Ich, sang Aku, dua pusat (dunia): alami dan

rohani 560.

produktif, waktu luang xxv

psike: setelah mati, eksistensi terpisah, penderitaan

1,530-1, melepaskan diri 531.

Psikosomatik 5.

psikotik, psikopatik, regresif; asimilasi asadar 587,

pusat harmoni: menyelaraskan 589.

psikoterapi: (aspeknya) dalam perspektif [intuisi

dan pamudaran] dianggap sebagai hasil samping-

an (sekunder) saja 625.

~imateri: Tripurusa: pasien, dokter, dan siapa

saja sama (universal) di dalam dirinya; 398-9;

pasien diingatkan berkali-kali 399; dokter juga

harus ikut mengalaminya sendiri 401

prasangka, keterikatan pada tradisi, 184.

projeksi: dilestarikan oleh nafsu keinginan dan

kenikmatan (keterikatan lingkungan); nafsu lua-

mah menghambat perkembangan dari sadar indi-

vidu: menghambat penggeseran titik berat untuk

ke luar dari posisinya; egosentrifugal (asmara-sufi

,mutmainah: nafsu sosial dan suprasosial): mele-

mahkan luamah dan projeksinya: hubungan perse-

kutuan mengganti keterikatan 454-5; SV lainnya:

angan-angan dan perasaan juga memperlihatkan

bentuk keterikatannya dengan dunia luar 456-7.

~(hilang): 1) melemahnya nafsu-nafsu egosen-

tripetal, 2) berkembangnya sadar individu, dan

3) bertambah kuatnya tenaga-tenaga egosentrifu-

gal 455; mekanisme~ : mensyaratkan ‘integrasi‘

manusia dengan sekelilingnya: untuk mekanisme

Page 429: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

394 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

pengamanan dan pengamatan; jiwanya sendiri

tidak dikenal dengan baik karena orientasinya ke

dunia luar (personifikasi dewa: penentu hidup-

nya); ~berkurang dengan berkembangnya angan-

angan: pemegang kedaulatan, otoritas; muncul

kesadaran jasmani, melepaskan asadar kolektif;

perasaan: menciptakan iklim atau suasana jiwa;

nafsu: pendorong yang kuat 452-3.

Prototipe: angan-angan: kedaulatan menonjol, indi-

vidualistik, merdeka, benci: paksaan, tradisi,

wibawa 129; tidak ada: hormat, keramat, toleran-

si; kekuasaan, kewibawaan, tanggung jawab, ber-

tugas selalu, tak kenal tujuan akhir, jalan terus,

prestasi 130-1; menolak empati 131; perasaan

(indikator) dan nafsu (motor dan motif) menyo-

kong kedaulatan 133.

~nafsu: mengutamakan keinginan, hasrat

dan tenaga jasmaniah: jika hasil jelas, rasa positif;

asmara-sufi/ luamah-sufiah: gerak jika ada hadiah

langsung 135; angan-angan dan perasaan indikator

rasa aman 135.

~perasaan: iklim psikis, disimpan, sifat: meliputi,

memuat, memelihara; kedaulatan orang lain dihor-

mati, nilai subjek di atas segalanya, objek disubjek

-kan 132-3; fungsi mengikat: sifat utama, menon-

jolkan ikatan antar subjek (angan-angan menyoro-

ti dirinya sendiri), kedudukan sejajar, membentuk

sintesa, FPB= KPK: mendunia; angan-angan tidak

berkembang, suka merenung, statis, kolot, tradisi-

onil; nafsu: motor dan motifnya 135.

~Roh Suci: jiwa sejati, (penguasa) sentra

vitalitas melalui sang aku yang telah ditundukkan;

diefisienkan 136-7; agar mengarah (hamba) ke

Suksma Kawekas melalui Suksma Sejati; tapabra-

ta sukarela, 137.

psike; dunia mental: angan-anganlah yang mendo-

minasi: dunia angan-angan. 115-6.

psiko; profilaksis, terapi, higienik 683

Puas: kepuasan, pamrih 49; kandungan rasa sadar

pribadi: eratnya angan-angan, perasaan, dan nafsu

(pemuas) 119-120; senang; perasaan hidup sang

aku: menutupi kosong-pemuasan nafsu; Tripuru-

sa 129; meninggalkan pemuasan nafsu: mutma-

inah + sufiah 129.

pudar; kesadaran ego, terabsorbsi sadar kolektif ,

terlepasnya ikatan pada 680-1, pamudaran,

pembebasan, tahap akhir 682-3, melalui

panembah arti luas 181, ruang, waktu 686, status

punakawan, makna kebersamaan 186.

pusat= sentra vitalitas: empat: Tripurusa, angan-

angan, perasaan dan nafsu-nafsu 123-4.

Pusat imateri: hakikat (jati diri; rohani, spiritual,

spirit) manusia; prinsip materi (halus dan kasar)

sebagai selubungnya; selubung halus: jiwanya

(psike, mental, mind); selubung kasar: fisiknya

(jasmani kasar, body) 96-7 Tripurusa (TriAspek,

TreFoil): Suksma Kawekas (TheSource) sebagai

sumber dan tujuan hidup, Suksma Sejati (The

Force) adalah utusan Tuhan yang abadi yang

menghidupi Roh Suci (TheSelf), memimpin dan

kelak menuntun Roh Suci kembali kepada sumber

dan tujuan hidupnya.

Tidak boleh ada personalisasi Tripurusa, dipasti-

kan keliru; Omnipotensi mencakup seluruh ke-

mampuan manusia: wajar bilaangan-angan tidak

mampu menganalisis Tripurusa 482-3; suatu

subjek yang tidak dapat dibagi-bagi. Orientasi

angan-angan terhadap pusat imateri terjadi saat

pengakuan adanya Tripurusa tanpa menganalisis

ekaligus tanpa personalisasi 482-3; bagian hakiki ,

berdaulat mutlak, tak tergantung hidupnya badan/

jasmani 525; ~das Selbst: pusat harmoni 589;

amah dan memadai 591; ~hakiki, fungsi spesifik

ke-4, imateri, spiritual 674, (sentra) vitalitas 676.

Pusat Vitalitas Kolektif: tidak terbatas di dalam

badan orang tersebut; mentransendensikan ke da-

lam setiap makhluk hidup: di situ terdapat pusat

imateri yang sudah atau belum bermanifestasi;

menggunakan alat-alat pelaksana tanpa perantara

kompleks otonom: Suksma Sejati atas nama

Suksma Kawekas adalah pusat pengatur kolektif

dan tujuan hidupnya 97, 99; rohaniah, spiritual,

paling transendental 116-7.

pusat imateri: mencapainya tanpa 4-hubungan: pro-

yeksi, subjektivasi, analisis rasio, dan personali-

sasi tersebut; Manusia tidak dapat menggambar-

(TheForce) 494-5,7; pengalaman badaniah: ma-

kan, minum , tidur, kelelahan fisik, dan buang air

tidak tidak dilakukan secara psikis, tetapi merupa-

kan kejadian2 tetap pada tingkat jasmani 497.

Putri Solo: lukisan wanita tersenyum milik R.

Soenarto Mertowardojo: ‘senyum yang tulus

membuat senang hati orang banyak‘ tertulis di

dalamnya 617.

Q

qalb, heart, jantung, jantung hati xxvi

R

Rahsa Jati (TheGate) suatu ambang kehidupan yang

bersifat kontinyu antara jiwa dengan pusat imateri

97 bukan indra karena sang akunya manusia tidak

Page 430: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 395

----------

mampu mengamati pusat imateri kecuali refleksi-

nya dikembalikan kepada Sang Akunya yang ima-

teri (Roh Suci) dengan introversi tertentu atau

mengikuti jalan religi 97; TheGate:, suatu konti-

nyuitas (ambang) kesadaran jiwa-pusat imateri 98;

bukan indra 100; (TheGate): ambang kesadaran \

sejati Tripurusa; perasaan terdalam, terhalus terasa

sebagai pintu gerbang masuk ke alam prinsip

(pusat) imateri, menuju akhir dari perjalanan

hidup manusia 112; Letaknya? 113.

Rahsa Jati= TheGate adalah titik singgung psike

(mental) dan Pusat Imateri, esensi dari kehidupan

perasaan, bukan organ, tetapi suasana tertentu

dari kehidupan jiwa, kontinyuitas kesadaran:

ambang pintu masuk pusat imateri 122-3, 126-7;

(termasuk ilham, intuisi) bukan pengalaman pe-

rasaan indrawi 292; iklim Tripurusa, diantara

sadar dan asadar sekaligus mencakup keduanya:

transendental 327.

raja; konstitusional 527.

Ranah, kepercayaan 57.

rasio (pertimbangannya): tidak bersifat analitis,

gagasan tidak terbentuk lagi; ruang dan waktu

bereksistensi didalam kesadaran kolektifnya;

Rencana Agung dan Kebijaksanaan Agung terda-

pat di dalam kesadaran kolektif tersebut; sikapnya

terhadap sesama: pelaksana Rencana Agung: ber-

sifat memberi tuntunan, mendidik, memberi am-

pun, dan pembawa keadilan; orang seperti ini

setia kepada peraturan; tempat konsentrasinya

omnipotensi di dalam sadar kolektif 495,497.

rasional: diatas, budi luhur 272; pikiran-: tanggapan

ke struktur logis ke pengertian: lugas, ilmu mo-

dern; lawan subjektif irasional; kualitas, kausali-

tas, dan substansi 577; terjangkau pengalaman:

hati nurani--badan/jasmani kasar 604.

realitas; pertama setelah dipandang, kedua setelah

diinventarisasikan (SuperEgo) 515.

rebooting: pusat ―komputer‖ 3- sentra vitalitas:

(ingat kematian) berhenti sejenak, memutar

polaritas kesadaran 180º menuju ke pusat imateri

sebagai alam sejatinya; beberapa kali sehari, oleh

siapa saja 626.

reedukasi; pendidikan, mobilisasi tunas keyakinan

yang telah ada kepada Sang Pencipta 596-7,658;

kunci psiko terapi, membangkitkan kemauan

pasien 688.

refleks= otomatisasi; bagian asadar hanya melepas-

kan aspek-aspek berbentuk simbol-simbol yang

dapat di-asimilasi-kan oleh bagian sadar 439,442.

reinkarnasi; transmigrasi rohani 299.

reintegrasi: saling mempengaruhi pikiran dan

perasaan, pergeseran polaritas luamah, sublimasi,

pergeseran energi 603, 605.

rela: ikhlas hati, bukan jemu hidup 196-7; melepas-

kan yang subjektif dan berharga, untuk proses

desubjektifasi 313; Rela: ikhlas melepas sesuatu:

status mental (jiwa) sama, tidak terikat dengan apa

saja adalah upaya preventif menghadapi fiksasi

dan trauma psikis yang mengganggu kinerja sang

aku 366.

~dan narima: trauma, fiksasi, menyerah tanpa

syarat: status tanpa kewenangan dan kedaulatan,

melepaskan subjektivasi, keterikatan afektif, autis-

tik, cinta tak terbatas; bukan bersifat pribadi 369-

370; menggali asadar, keterikatan dimunculkan,

sadar merampas asadar; asadar musnah: Pamu-

daran 371; stabilitas afektif 543; ikhlas hati, bu-

kan jemu hidup 692-3.

religi: (Carp dan CJI): manusia berusaha meningkat-

kan kegiatan untuk perkembangan eksistensinya;

malaksanakan rencana Tuhan; meloncat ke tingkat

kenyataan yang lebih luhur, lebih dalam, yaitu ke

sesuatu yang transenden: Kenyataan (Ontologi);

Sabda yang mengikat dan berisi peraturan 472-

3,475.

rendah diri; kompleks-, sumber pendorong, sejak

lahir, baku emas, gambaran ideal, relatif 544

resep: ekstraversi, pancasila, tigasila 542.

Rijkuniversiteit di Leiden xv

Robot R2D2 68.

Roh: kesadaran yang lebih tinggi;suatu superioritas

di atas kesadaran sang Aku 1,471; suara Hidup

yang sempurna; Ariens Kappers: mengalami doro-

ngan yang menjadi asas pengatur dan pencipta

(Sang Intuisi), yang tidak dimiliki oleh pribadi

(yang bersifat sempit) 471-3; koreksi, sadar yang

agung , kekuasaan 558-9; Prinsip; asal mula

kesadaran 551, dipimpin Das Selbst, arketip tipe

asli 551; koreksi, sadar yang agung , kekuasaan

558-9.

Rohani; Prinsip; asal mula kesadaran 551, dipimpin

Das Selbst, arketip tipe asli 551. rohani; spirit

677.

Roh Suci, TheSelf, keberadaan, yang dihidupi,

kesadaran Tripurusa 325, derajat 245; jiwa imateri

(sadar individu) , percikan api dari Suksma

Kawekas (sadar kolektif) 594.

Rinpoche, Yongey Mingyur 22.

ruang dan waktu: bersama lahirnya suasana, terikat

Page 431: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

396 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

materi, dapat diukur dengan ukuran ruang dan

waktu 325; terbatas, relatif, nisbi, psike sebagai

pembukanya: Bayu Sejati 608-9.

S

sabar: ulet, daya tampung seluas samudra 201-2,

obat mujarab (jamu pahit) 203; menyeluruh, tidak

berhenti, tidak statis, dinamis, semangat, rajin

372; aktifitas kontinyu 543; ulet, daya tampung

seluas samudra 697-8; obat mujarab (jamu pahit)

699.

Sadar: ~tidak (kolektif) 4; 685.

~Kolektif: Dinamis dan Statis: TheForce dan

TheSource 67,684; ke~an: sifat yang selalu mem-

bangunkan hati-nurani di dalam dirinya 149; ber-

ada diatas perubahan psikis, tidak berubah dan

bersifat kekal, tanpa kenikmatan 346, berkem-

bang ke luar 555.

~terbatas: milik Sang Aku imateri (Roh Suci) di

refleksikan ke sang Aku materi (Ego) 121.

~individu: terbatas: antara asadar kolektif (nik

mat) dengan sadar kolektif (anikmat), terbatas di

dalam nikmat-anikmat: -memiliki sesuatu 349;

didukung oleh kesadaran sang Aku sehingga ia

dapat memisahkan dirinya dari sifat kolektif (di

luar individu); isi asadar kolektif: di bawah

permukaan sadar individu 451.

Sadar kolektif: sadar individu yang sempit lenyap,

berubah menjadi sadar kolektif; seolah-olah bera-

da di atas pengalaman afektif: kesadaran tersebut

menghilangkan kenikmatan 466; CJI: Hidup ada-

lah satu menguasai ruang dan waktu, menjadi

sumber dari semua hidup dan semua materi, serta

meliputi dan meredam semuanya (dasar pengerti-

an sadar kolektif); Suksma Kawekas dan Suksma

Sejati adalah ‘sadar kolektif‘ itu sendiri dan Rokh

Suci adalah sebab dari ‘sadar individu‘ yang

terbatas itu 466-7.

Sadar kolektif: bersifat mengatur dan memimpin

sentra-sentra vitalitas: mengurangi pertentangan

dan ketegangan di antara sadar dan asadar; ke-

mampuan ber-asimilasi ke dua arah meningkat;

hubungan sang Aku dengan hati nurani semakin

harmonis; hati nurani semakin eksis dan titik be-

rat kesadarannya mendekati pusat imateri 476-7.

Sapta Marga 702.

Sardjito, Prof. Dr., Rektor viii

Sasangka Jati, buku pustaka intuisi 65.

Saudara Tujuh: CJI: personalisasi tujuh kekuatan:

ketiga potensi dari angan-angan ditambah empat

unsur pendukung (mutmainah, amarah, sufiah dan

luamah) yang masing-masing memiliki potensi

imanennya sendiri-sendiri; dapat diajak bicara di-

ciptakan dan lahir bersama sang Aku 504-5.

SEAMEO; The-, acting director 658

sederhana; ke-an dan suka menolong, sublimasi

685

sejajar; candra jiwa lainnya 675,

seks: kedewasaan seksnya mendorong keluarnya dia

dari lingkungan keluarga 481.

Selbst, das 53.

TheSelf; Roh Suci, Sadar Kolektif Terbatas 658,

sinar hidup ditarik kembali 682; TheSource 658,

TheForce 658, TheSelf 682,684

Selubung: ajaib 9; kabut kesadaran jasmani sang

Aku; menutupi sumber sinar (Tripurusa) usahakan

menjadi tipis: sebagai tantangan dan tujuan; hu-

bungan hierarkis di dalam Tripurusa terpantul

melalui selubung itu 498-9.

sentra vitalitas; kebutuhan budaya/duniawi 120;

otonomi~ segan diikat: menyimpang: reaksi

neurosis 424-6; struktur dan fungsinya dibuat

ideal (istirahat) untuk diikat; tidak memerlukan

hiburan atau istirahat untuk suatu regenerasi (tum-

buh kembali); muncul seiring pertumbuhan

angan-angan (aku)-nya: sang raja 426-7; ketiga~:

bekerja sama paling serasi pada sisi positif; pikir-

an, emosi atau perasaan dan dorongan nafsu se-

suai dengan ‘hati nurani‘ atau ‘bisikan hati‘ 440-1.

Sentra Vitalitas-3: nafsu (berlawanan): mutmainah

dan luamah: penentu arah gerak manusia; kuda

hitam luamah pasti menang, kecuali menda pat-

kan kendali yang benar dari angan-angan (Mind)

apalagi dialasi dengan perilaku tapabrata (me-

ngendalikan hawa nafsu negatif). Idealnya luamah

berkekuatan egonetral 434-5.

serius xxv

simpati; antipati, keterikatan, perkawinan 658.

simpati-antipati: sifat hubungan ke arah keterikat-

an, semacam hubungan perkawinan dan percerai-

an 439.

simpleks= tunggal, lihat kompleks 119

sinarawedi, mitra yang sudah seperti saudara, tiga

saudara viii

sinar pengertian (berdaulat): Pangerti atau kamayan:

refleksi Suksma Kawekas; nalar refleksi Suksma

Sejati; cipta refleksi Roh Suci; Cahaya Tripurusa

dirintangi oleh selubung tersebut: memancarkan

sinarnya sendiri yang berbeda 499.

Sirkulasi darah 7.

Siti hinggil 1.

Situasi terakhir: keniscayaan Tripurusa: sadar indi-

vidu masuk ke dalam imateri, batas individu, indi-

vidualitas semakin menghilang dan terbukalah

sadar kolektif untuk selama-lamanya 383, 385.

Page 432: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 397

----------

Skywalker, Luke , Star War 70.

Slamet Rahardjo v

Soedjarwo; Soerini- viii, Budi Darmadi- Dr, Ir viii

Soemantri Hardjoprakoso; xv, Winahyo~, dr,

SpOG viii

Soenarto Mertowardojo, potret xix, candra jiwa

xxiii Soerini Soedjarwo; Ibu- viii, Soerini-Hardjoprakoso

Soedjarwo 198

Soemantri Hardjoprakoso, Brigjen. TNI. Dr.: intuisi

67; foto pertemuan khusus wanita di Surabaya,

1960; 416.

Soenarto Mertowardojo, ilmu sejati, candra jiwa 63

aliran intuisi 65.

Soenarto Mertowardojo, R.: foto pertemuan khusus

wanita di Surabaya, 1960; 416.

TheSource; Suksma Kawekas, sumber dan asal mu-

la hidup 72,658; TheForce 658, TheSelf 682,684.

Spiritual, kecerdasan 57

spontanitas dan orisinalitas, sifat khas 680.

stagnasi dan fiksasi: fenomena jika luamah lebih

kuat dari mutmainah; gejala neurosis 482-3.

StarWar, the 70,

status-quo: situasi pertentangan tidak pro kemajuan:

mutmainah mendorong untuk menerima tahap

yang kurang nikmat tetapi luamah memiliki energi

untuk mempertahankan tahap yang lebih nikmat;

sang Aku mendapat pengalaman nikmat dan ber-

kuasa; tahap berikut: meninggalkannya 487. struktur: anatomik organ tubuh 98.

studium generale, Universitas Gadjah Mada, Yo-

gyakarta 27 November 1958, vii-xvi,1.

Suasana jiwa (bayi): bagaikan berada di samudera

(Freud); memiliki tahapan untuk mempertahan-

kan kenikmatan dan senantiasa mengulanginya

lagi 425.

sublimasi: hasil dari penguasaan dan arahan nafsu

mutmainah; memiliki dasar struktural dan fungsi-

onal sifat-sifat egonetral; perubahan permanen

(luamah): polaritas egosentripetal berubah: pe-

ningkatan peranan hidup seorang manusia 436-7;

fenomena pergeseran titik berat polaritas; mutma-

inah menang dalam melawan luamah; jika luamah

yang lebih kuat: fenomena stagnasi dan fiksasi,

ditandai dengan gejala neurosis 482-3; proses,

egosentrifugal, sederhana 684.

subjektif; mende~kan: meletakkan beban ke diri

sendiri, mandiri, tanda perkembangan mental;

men-kan: tanda kelemahan 302-3; de~tifikasi:

menetralkan nilai pribadi dengan Pancasila (eks-

traversi) sebagai dasar introversi 310-1; ~tivasi:

ekspresi keterikatan terhadap lingkungannya

(barang menjadi rusak, hilang atau mati: perasaan

negatif): ada mekanisme subjektivasi; adanya

reaksi perasaan terhadap perubahan dari dunia

luar dengan gradasi tertentu 457-9.

Sumodihardjo; R. Trihardono 160, Skema-2 665.

Sura: dewa golongan baik (lihat Wisnu) 279.

empat Sentra Vitalitas= SV; (tiga SV + satu SV/

Pusat Imateri) SV-I: angan-angan, SV-II: perasa-

an, SV-III: nafsu-nafsu, SV-IV: pusat hidup ima-

teri; pusat yang mandiri; refleksi Tripurusa:

angan-angan 118-9,463-5; perjalanan bersama

yang penuh kekuatan integrasi ke suatu tujuan=

faktor penting yang patut diketahui; tujuan:

kekayaan, kedudukan, kehormatan, pengumpulan

ilmu, mengurangi penderitaan orang lain, dan

mendidik 463; ketika otonomi semakin kuat maka

integritas menjadi semakin lemah; disintegrasi:

sekiranya sang Aku lenyap; Tujuan akhir

(harmoni absolut) dari sentra itu adalah integrasi

menyeluruh manusia sebagai makhluk rohani

(puncak perkembangan) 464-5.

salam: bernuansa religi; transendental karena :

asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu,

shalom, Aom swasti astu; antropologis (budaya-

an): spada, halo, horas jala gabe, mejuah-juah kita

kerina, yahobu, ni hau; empati dapat mencapai

perasaan terdalam dari manusia 617.

ke-sama-an: (beberapa pandangan): isi ajaran

Pangestu (intuisi Soenarto), Islam, dan agama2

yang lain. (Said Aqil Siroj) 638; maqamat~

Hasta Sila sebagai jalan untuk bertunggal dengan

Tuhan (tasawuf); Tri Sila: sadar, percaya dan

taat~ zikir, iman dan takwa). Pancasila: rela,

nerima, jujur, sabar, dan berbudi luhur ~ ridha,

qana’ah, shiddiq, shabr, dan akhlaqul karimah

639; toleransi: pentingnya penghormatan dan

apresiasi terhadap kelompok lain di bumi

Indonesia 641.

sujud (tertentu): introversi kesadaran pribadi bahwa

Dia-lah yang: menjadi sesembahannya, maha lu-

hur, maha suci, menguasai alam semesta, terma-

suk permohonan disucikan lahir-bathinnya 636.

Sumpah; lafal ~dokter 703, ~prajurit 702.

Syahadat: dua kalimat (penyaksian) syahadat: kata

Allah (syahadat tauhid); Rasul-Muhammad (saha-

dat rasul); Aku-anna (yang bersaksi): pertimbang-

an dengan Roh Suci secara emanasi? Allah-Rasu-

Muhammad?: mistiko-filosofis, ilmu psikologi

agama, dan atau literatur tasawuf 636-7

Page 433: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

398 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

T

taat: ke~an: melaksanakan dengan teliti hati-nurani

149,193; yang sepele, alat pelaksana kehendak

194; tugas besar 195; bidangnya nafsu, menyerah

tanpa kemauan dan keinginan, kepada Tripurusa

di dalam konfrontasi tersebut: menyediakan

kancah untuk menerima pencerahannya 363;689;

yang sepele, alat pelaksana kehendak 690, tugas

besar 691.

talipusat: menghubungkan ibu secara strukturil

dengan sang bayi; setelah lahir: fenomena pro-

yeksilah yang menghubungkan secara kejiwaan

individu dengan dunia sekitarnya; integritas

organik: jaminan pertahanan dan keamanan sang

bayi; cara untuk berorientasi dan mengamati

lingkungannya dengan cara yang paling sederha-

na 453,455.

tangga: kebahagiaan, lima anak tangga, anak tang-

ga-3, budi darma 221.

tanggapan: penglihatan melalui fungsi pikiran yang

sadar 575.

Tanos, eros 49

Tapabrata: cara untuk melatih dan mengendalikan

hawa nafsu; mendorong mutmainah selalu bersi-

fat positif; lemahnya badan mengurangi kekuatan

nafsu-nafsu egosentripetal dan membiasakan diri

terhadap kekurangan-kekurangan dan hal-hal yang

tidak enak; sifat luamah menjadi netral: kekuatan

menahan rasa sakit, kekurangan energi, dan gizi

388-9; munculnya pikiran mengenai ajal selama

tapabrata: sikap asosial manusia menjadi positif

389-40: mengintensifkan: paugeran, panembah,

dan budi darma; bukan kunci sorga; dasar dari

proses pamudaran; dapat membantu manusia bila

menemui jalan buntu; tidak perlu menurut peratu-

ran: tiap cara hidup yang mengubah semangat

yang meluap-luap dari luamah menjadi kesediaan

untuk narima dan yang memperkuat mutmainah

adalah cara hidup bertapabrata 391.

teduh, hening, bening; pikiran 239

Temenos, mandala 61

tidur: nyenyak: (tanpa obat) untuk Lanjut Usia

(LANSIA): simulasi mayat: tidur kaki lurus, ke-

dua telapak tangan diletakkan di jantung; diajar-

kan sembah kalbu, meditasi transendental, zikir,

ingat akan TheSource sesuai keyakinannya ma-

sing-masing; tanpa bantal (hati2/ dilarang untuk

yang lemah/ gagal jantung berat), lampu dimati-

kan 629; ‖takut akh!‖; dimandikan terakhir

kalinya oleh orang lain 631; gangguan~: ngorok,

mendengkur: relaksasinya otot pangkal lidah yang

bergerak ke belakang menutup jalan nafas; tanpa/

memakai bantal tipis atau khusus 631: gangguan

pasokan oksigen: konsultasi ke dokter akhli;

laboratorium gangguan tidur; alat bantu nafas;

gulungan handuk kecil di tengkuk (leher) pas

menemani tidur 633.

tiga dunia: material kasar, halus, dan imateri

(biologis, psikis, dan rohaniah) bereksistensi

dalam sadar kolektif 124, 128

Tiga; ~sila: bermasyarakat; =baik hati, kebersama-

an, aktivitas-kasih sayang, menyumbang, menjaga

536-7, ~segi 536-7, ~persoalan utama: kebersa-

maan, pekerjaan, dan kasih sayang 539, ~sila 543,

539, ~rasa bermasyarakat, =Pancasila (Soenarto)

542-3.

Tiga serangkai; foto, penulis pustaka intuisi Sasang-

ka Jati 666,668.

tipologi pribadi; ibadat 249

titik: ~akhir (perjalanan): pamudaran dan panung-

gal melalui jalur tertentu; titik2 persamaan: tempat

tinggal, sejarah, jalur individu: CJI: dapat dibuat

suatu pembagi (faktor) persekutuan terbesar

(FPB) 490-1; ~berat (nafsu: watak seseorang):

bergoyang mengelilingi titik keseimbangan;

dapat bergeser 1) dari negatif ke positif (cara

hidup teratur, sederhana, tapabrata, dan kasih

sayang), dan 2) dari nafsu ke perasaan dan angan-

angan 437-8; keinginan positif dari angan-angan

saling menetralisir terhadap ekspresi yang negatif

dari perasaan 438-9; ~berat (kesadaran) hidup:

dua kemungkinan: 1;Tripurusa (alam sejati); 2.

psike: intelektual (angan-angan), kualitas perasaan

(pangrasa), daya keinginan-kemauan (nafsu-nafsu)

122-4; ~kesadaran: material kasar: dominasi nafsu,

fungsi biologis; psikis: angan-angan, perasaan;

imateri: total, kolektif, universal; titik akhir,

potensial dapat dicapai 127.

Toko Bisu: meja dengan berbagai barang-barang,

transaksi keuangannya dilakukan sendiri seperti

mengambil sertamenukar barang, membayar, me-

nukar uang, dan mengambil pengembalian uang-

nyanya 407.

tonus jiwa (yang tepat): asimilasi ke dua arah antara

sadar dan asadar bertambah kuat; tercipta hubung-

an persekutuan di antara sadar dan asadar 479.

topeng: -persona, untuk dunia luar 578.

tradisi, keterikatan, prasangka 184; anggapan beku,

prasangka 257; keterikatan, prasangka 680.

Transcendence to the depth of the heart.. ix, xxvi

Transenden yang omnipoten: asas penyelesaian

terakhir ketika sang Aku yang menyadari keter-

Page 434: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 399

----------

batasannya dan mencari solusinya; Sang Aku

semakin tua semakin berpengalaman: selama

menjalani hidup biologis, berkurangnya kenik-

matan, tergesernya kedaulatan: harus beradaptasi

492-3,495; fungsi~, tingkat ke dua Peter Walder

571; ~tal: (proses perjalanan ke pusat imateri);

sang Aku menjalankan perilaku unggulan: pening-

katan derajat kemanusiaan yang paling tinggi

625; fungsi supervisi dan pengertian 679.

transisi; fase , 681.

transmigrasi rohani: lihat reinkarnasi 299.

transparan (mistis): pertemuan dunia luar dan

dalam, kenyataan rasional dan irasional (Jung)

587.

TriAspek: (Tripurusa, TriFoil, TreFoil) tiga aspek

Hidup Sejati; Pertama: tertinggi, Hidup yang mu-

tlak diam dan statis (sumber hidup): Suksma

Kawekas (TheSource) 103-4; Kedua: Hidup yang

dinamis dari yang statis (yang menghidupi):

Suksma Sejati (TheForce): Penuntun, Panutan,

Guru, Sang Sabda, Sang Pepadang. Ketiga: jiwa

sejatinya manusia, (yang dihidupi): Roh Suci

(TheSelf): cahaya atau percikan api, hamba (Dwi-

Aspek) 104-5,658.

TreFoil= TriFoil, Tripurusa: pusat hidupnya alam

sejati/ imateri 122, 658.

Tripurusa: TriAspek Tri/TreFoil 122: tiga aspek

Hidup Sejati; Pertama: tertinggi, Hidup yang mu-

tlak diam dan statis (sumber hidup): Suksma

Kawekas (TheSource) 103-4; Kedua: Hidup yang

dinamis dari yang statis (yang menghidupi):

sejatinya manusia, (yang dihidupi): Roh Suci

(TheSelf): cahaya atau percikan api, hamba (Dwi-

Aspek) 104-5,658; juga memiliki tiga aspek

refleksi: TriAspect: Roh Suci memantulkan Cipta,

pikiran atau fungsi membentuk bayangan dari

angan-angan; Suksma Sejati memantulan nalar:

fungsi asosiatif; Suksma Kawekas merefleksikan

pangerti: kemampuan menangkap arti, melihat ke-

keseluruhan, menilik dan menembus

objek 110-1.

Tripurusa: Pusat Vitalitas ke-4 (omnipotensi) di

alam sejati 120; Hidup aktif yang menyongsong,

memimpin, menolong manusia; (introversi) kesa-

daran, evolusi jiwa ideal 141; esensi manusia,

kekuasaan, Sumber Hidup, TheSource, TheForce,

dosa terbesar 208; pusat jati dirinya manusia, titik

statis; turun di dalam ikatan imateri dengan segala

akibatnya, dilepaskan oleh Pembebasan, dipandu

Suksma Sejati atas nama Suksma Kawekas 324,

tanpa polaritas 325; Eksistensi~ : kemungkinan

perkembangan perspektif : manifestasi sementara

yang berupa perjumpaan (intuisi) demi perjumpa-

an: seringkali berisi jangkauan makna di luar

ruang dan waktu dari pusat imateri 491,493.

Tripurusa; TriAspek/TreFoil: TheSource, TheForce,

TheSelf 526; imanen 543, imateri, kesadaran

hidup 545; pusat imateri (tersedia secara laten) di

tiap manusia, potensi tercapai, proses pamudaran,

proses individuasi 593, ~658; Tuhan, tradisional,

Suksma Sejati (TheForce): Penuntun, Panutan,

Guru, Sang Sabda, Sang Pepadang. Ketiga: jiwa

universal 61; bahasa religius metafisis das Selbst;

inkarnasi : Incarnation Gottes 586-7.

Trisila: mengarahkan ketiga sentra vitalitas kepada

satu titik (introversi); totalitas kepribadian (sifat):

ke-sadar-an, ke-percaya-an dan ke-taat-an 149;

mobilisasi tiga sentra vitalitas, meningkatkan inte-

gritas, tidak membatasi ruang, waktu, dan seremo-

ni 357-9.

tujuan hidup: menemukan jalan pamudaran, ke

sadar kolektif; pelatihan introversi dan ekstraversi,

lepas dari keterikatan apapun; ontogenik fase

nikmat, menghilangkan neurosis 345; mengemba-

likan kesadaran yang hakiki di dalam dirinya;

jasmani kasar diikat oleh ruang dan waktu; me-

nempatkan diri di bawah karsa Suksma Kawekas,

sesuai rencana dan kebijaksanaan Suksma Sejati,

dilaksanakan Roh Suci; kehidupan sosial berpe-

ngaruh sangat kuat 420-1; eksistensi Absolut,

menghilangkan polaritas, materi, imateri 551,

553.

tujuh saudara: dibentuk oleh tiga potensi angan-

angan: cipta, nalar dan pangerti, beserta keempat

kekuatan nafsu: luamah, sufiah, amarah dan mut-

mainah, bebas, dapat di-

gabung 121-3.

Tunggal; Dwi~, Yang Maha~ 273.

Trieborganisation ; susunan nafsu atau Instinkt-

organisation (susunan naluri) 553.

Two/Bi; Aspect, Foil 73

U

ular naga: berkepala tiga: diferensiasi angan-angan

(cipta, nalar, pangerti) Dewa Ruci 60,92-3,362.

ungu; hitam, sama, luamah 663.

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 1.

Universitas Kehidupan Nyata; mahasiswa 661.

universum: materi kasar (bumi); halus (langit), 7-

saf, tidak berjajaran, konsentrasi 277; terjadinya~:

dari Hidup imateri yang diam, terlahir yang dina-

mis sebagai pelaksana kehendak, Roh Suci, busa-

Page 435: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

400 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

----------

na material, empat anasir: suasana, api, air dan

tanah; isinya: manusia, dewa, binatang dan

tumbuh-tumbuhan 325.

unsur dasar: 4-: suasana, api, air, dan tanah, pencip-

tanya (Suksma Sejati), atas nama (Suksma Kawe-

kas)berinteraksi, perencanaan, terjadinya alam se-

mesta 105, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,

dewa 106; empat~ : suasana, api, air, tanah, poten-

si, aktivitas; nafsu: dapat dipersatukan, berebut

pengaruh 107.

V

vitalitas; sentra-, pusat-, eksistensi, : -intra psikis

542.

W

Wacana (I): golongan manusia dengan tipe domi-

nan: 1. Nafsu, 2. Angan-angan, 3. Perasaan, dan 4.

Rahsa jati 338,341 Jung: ekstravert dan intravert

338-9.

~(II): dua golongan besar manusia: 1. Rahsa

Jati, 2. Bayu Sejati (sang aku material) tetapi

mengingkari Rahsa Jati-nya; komunikasinya 341.

~(III): hipotesis dua golongan manusia: 1.

Introversi ke Tripurusa; kebalikannya: 2. Ekstra-

versi sang aku ke puncak eksistensinya; jalan

memutar 341.

~(IV): dunia fantasi; kandidat pengganti dewa,

alasan: umur panjang, satu unsur, satu lingkungan:

api; ‖pemerintahan bayangan‖, persaudaraan setan

sedunia, manusia berbadan material halus; hidup

sangat dekat dengan unsur api, sangat penting,

Sang Kebenaran 341-3.

waduk; Tri Gorges, terbesar 266

Wedotomo; terbukanya selubung 243

waktu luang xxv

Wayang; kesenian 13, 15, candra jiwa 37,

kepahlawanan , sifat pendeta , hegemoni 39

Winarni Partaningrat Soemantri, Ny.: foto pertemu-

an khusus wanita di Surabaya, 1960; 416.

Winahyo Hardjoprakoso; dr, SpOG viii

Wisesa: (hak pengadilan dari Luhur) golongan dewa

(gol.III) berhak memutus dan bertendensi merusak

283-4.

Wisnu: Sura: dewa golongan baik, sadar Suksma

Kawekas, tidak tunduk 279.

wujud: membayangkan wujud atau derajat dalam

panembah/ kebaktian dapat ditipu dewa, pemali

288-9.

Y

Yesus: yang historis (terikat ruang dan waktu),

ahistoris: Krisus tidak terbatas ruang dan waktu

(Jung) 59,593.

Yingluck Sinawatra; PM ke-28 Thailand, Raja Bhu-

mibol, membungkuk, menyembah, Bangkok, 368.

Yoga; meditasi, kontemplasi 599.

==========

~Naga Tirta Asisik Kencana~ ~Naga Air Bersisik Emas~

__________________________________________________________________________

http://www.wetcanvas.com/Community/images/06-May-2009/28375-Water_Dragon_gw1.jpg cited May 5, 2012

Page 436: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 401

Diagram Transenden 19.1.1: Perilaku Andalan Sang Aku Sadar, percaya, dan taat (Trisila) adalah perilaku andalan sang Akunya (Ego) manusia untuk melaksanakan tugas ke dalamnya (Khusus pada diagram ini digambarkan sebagai tugas ke atas, TreFoil di atas Ego) sebagai tugas-akhir dari evolusinya menghadap TreFoil (TriAspek, Tripurusa) di dalam pusat hati sanubarinya (Dimensi-4). Sadar, percaya, dan taat (sa-ya-taat) adalah fungsi-spesifik tertinggi berturut-turut dari angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsunya manusia. Sang Aku materiil dan imateriil (TheSelf) secara bertingkat sebagai wakil sadar pribadi manusia potensiil dapat meleburkan dirinya ke dalam Sadar Kolektif (status TheForce), sebagai titik akhir keberadaannya. Dalam Candra Jiwa Indonesia peristiwa ini dinamakan Proses Pembebasan atau

Pamudaran telah disebut oleh Jung sebagai proses Individuasi. __________ Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

FISIK

Dimensi-2

MENTAL

Dimensi-3

SPIRITUAL

Dimensi-4

MIKROKOSMOS

Nafsu-

nafsu

Angan-

angan

Pera-

saan

ǁǁǁǁǁ

||

TTTrrreeeFFFoooiiilll

Dimensi-1

MAKROKOSMOS Manusia, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral

Page 437: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

402 ‖Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat‖

C A N D R A J I W A I N D O N E S I A

Warisan Ilmiah Putra Indonesia

Budhi Setianto Purwowiyoto

(Mental-Spiritual)

MAGNUM OPUS

GENERALE

(Karya Besar)

2016

H&B PERKI

5/5 Ver. 1.1.1

Page 438: 2016 MagOpus V1 150208 eBw

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar: Magnum Opus 5/5 (2016)

Penulis: ―Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan‖| 403

HH&&BB Heart & Beyond PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)