20

Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan
Page 2: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

Warta

Pengantar Redaksi Daftar Isi

ISSN 0216-4427

Penelitian dan Pengembangan PertanianVolume 41 No. 4, 2019

Pepaya Lokal Asal Kabupaten Tanah Datar dan Pariaman 1

Rehabilitasi Lahan Pasir Tailing Timah untuk Budi Daya Cabai Rawit 3

Mesin Pompa Apung, Inovasi yang Menawarkan Fleksibilitas untuk Petani 6

Budi Daya Kedelai Sistem Jarwo dengan Dua Cara Penyiapan Lahan pada Lahan Sawah 8

Teknologi Penanganan Pascapanen Nanas mendukung Ekspor 11

Inpago 12 Agritan: Varietas Unggul Baru Padi Gogo Potensi Hasil Tinggi Adaptif di Lahan Kering Masam 13

Menjaga Mutu Kakao dengan Teknologi Pascapanen yang Memadai 15

Formula Penyubur dan Pendegradasi Kontaminan di Lahan Pertanian 17

Eksplorasi plasma nutfah tanaman pepaya merupakan kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan meneliti jenis tanaman pepaya guna mengamankan dari kepunahan dan untuk materi perbaikan genetik dalam menghasilkan varietas baru, menjadi artikel pembuka dalam Warta Balitbangtan edisi ini. Dalam rangka mendukung peningkatan produksi kedelai dilakukan penanaman kedelai sistem jajar legowo pada lahan sawah dengan meningkatkan indeks pertanaman (IP), dimana panen sistem jajar legowo ini dapat dikembangkan baik pada sawah irigasi maupun tadah hujan. Penanganan pascapanen diperlukan untuk mempertahankan baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Dalam volume ini disajikan rekomendasi penanganan pascapanen kakao mengenai perbaikan mutu kakao khususnya biji kakao dan nanas untuk mendukung ekspor melalui beberapa cara di antaranya cara pemanenan, teknik sortasi, penggunaan kompresor untuk membersihkan kotoran serta pengaturan suhu selama transportasi. Penambangan merupakan salah satu penyebab kerusakan lahan sehingga lahan kakao tambang perlu direhabilitasi dengan penerapan pembenah tanah biochar. Sementara penggunaan pestisida yang berlebihan atau secara intensif sangat berbahaya karena menimbulkan residu. Untuk itulah diciptakan formula penyubur dan pendegradasi kontaminan lahan pertanaian invensi Balitbangtan untuk mengatasi masalah residu pestisida tersebut. Untuk menjaga ketersediaan air irigasi selama musim kemarau telah dihasilkan teknologi baru berupa invensi mesin pompa apung yang menawarkan mobilitas dan fleksibilitasi. Redaksi

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian diterbitkan enam kali dalam setahun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pengarah: Fadjry Jufry; Tim Penyunting: Ketut Gede Mudiarta, Retno Sri Hartati Mulyandari, Intan Yudia Nirmala, Sri Hartati, Sofjan Iskandar, Dwi Priyanto, Syahyuti, Ronald T.P. Hutapea, Ika Djatnika, Rima Setiani, Sri Utami, Tri Puji Priyatno, Miskiyah, Wiwik Hartatik, Ume Humaedah, Vyta W. Hanifah; Penyunting Pelaksana: Morina Pasaribu, Siti Leicha Firgiani; Tanda Terbit: No. 635/SK/DITJEN PPG/STT/1979; Alamat Penyunting: Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian, Jalan Salak No. 22, Bogor 16151, Telepon: (0251) 8382567, 8382563, Faksimile: (0251) 8382567, 8382563, E-mail: [email protected]. Selain dalam bentuk tercetak, Warta tersedia dalam bentuk elektronis yang dapat diakses secara on-line pada http://www.bpatp.litbang.pertanian.go.id

Redaksi menerima artikel tentang hasil penelitian serta tinjauan, opini, ataupun gagasan berdasarkan hasil penelitian terdahulu dalam bidang teknik, rekayasa, sosial ekonomi, dan jasa serta berita-berita aktual tentang kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Artikel disajikan dalam bentuk ilmiah populer. Jumlah halaman naskah maksimum 6 halaman ketik dua spasi.

Foto sampulPepaya Tangkai Ungu Tanah Datar

Page 3: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

Volume 41 Nomor 4, 2019 1

Buah pepaya, dikenal akan manfaatnya bagi kesehatan.

Umumnya buah pepaya merupakan buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat untuk membantu pencernaan. Ketersediaan varietas unggu l , ba ik mutu , maupun produktivitas, serta yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, menjadi syarat yang harus dipenuhi pada era industrialisasi pertanian dan liberalisasi perdagangan. Untuk menghasilkan komoditas tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai upaya penyediaan materi genetik dalam perbaikan tanaman adalah pengumpulan sumberdaya genetik dengan eksplorasi, konservasi, evaluasi karakter-karakter yang dimilikinya, serta pemanfaatannya. Eksplorasi plasma nutfah tanaman pepaya merupakan suatu kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis tanaman pepaya, guna mengamankan dari kepunahan dan memanfaatkannya sebagai material genetik. Tanaman pepaya tergolong tanaman yang populer dikenal dan tumbuh di daerah lahan yang terbuka. Secara ilmiah dari variasi warna, bentuk serta nama tanaman pepaya belum banyak yang mengerti dengan cir i-cir i morfologinya. Dengan adanya penelitian Eksplorasi

Pepaya Lokal Asal Kabupaten Tanah Datar dan Pariaman

Pepaya ( Carica papaya L.) termasuk keluarga Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat. Famili ini terdiri atas empat genus

yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta dan Cylicomorpha. Tiga genus pertama merupakan asli dari Amerika dan satu genus yaitu Cylicomorpha dari Afrika. Pepaya ( Carica papaya L.) merupakan salah satu komoditas buah secara internasional, baik dikonsumsi dalam bentuk buah segar maupun sebagai

produk olahan.

dan Indentifikasi Varietas Tanaman Pepaya (C. papaya) diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas. Di beberapa daerah, pepaya selain untuk kesehatan juga dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan ekonomi bagi para petani. Seperti di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, banyak petani yang meraup untung dari penjualan pepaya. Pepaya merupakan salah satu tanaman di Kecamatan Padang Pariaman yang terus mengalami peningkatan produksi. Hal ini dipengaruhi luasan area perkebunan yang terus dikembangkan petani secara mandiri.

Dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Padang Pariaman, Kecamatan Patamuan merupakan daerah yang paling luas lahan tanaman pepayanya. Berdasarkan da ta Badan Pusa t S ta t i s t i k Kabupaten Padang Pariaman, yang bersumber dari data Dinas P e r t a n i a n , P e t e r n a k a n d a n Kehutanan, diketahui luas tanaman pepaya di Patamuan adalah 54,40 ha. Provinsi Sumatera Barat adalah salah satu sentra produksi pepaya terbesar di Indonesia. Keragaman pepaya lokal sangat tinggi. Dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan di daerah Tanah Datar dan Pariaman diperoleh 10 jenis pepaya dari daerah Tanah Datar dan 8 jenis dari daerah Pariaman. Keragaman yang

ada antara lain pada bentuk dan ukuran buah. Buahnya termasuk dalam tipe buah berdaging dengan bentuk bulat telur sampai lonjong, kulit luar tipis, dan daging buah tebal dengan rongga besar di tengah.

Buah pepaya daerah Tanah Datar mempunyai bobot buah mencapai 1,2 sampai dengan 6 kg dengan tingkat kemanisan antara 8–13 Brixo, bentuk buah lonjong memanjang (elongata) dan warna daging buah kuning oranye dan kuning. Warna daging buah yang disukai oleh konsumen adalah kemerah-merahan dibandingkan dengan warna daging buah kuning, karena warnanya yang kurang menarik.

Eksplorasi daerah Pariaman diperoleh 8 aksesi yang mempunyai bobot buah relatif besar antara 1,7–4,4 kg dan mempunyai cita rasa yang kurang manis dengan TSS (Total Suspended Solid)/kadar gula berkisar antara 5–10 Brixo. Berdasarkan dari hasil TSS pepaya daerah Pariaman lebih sesuai untuk buah olahan karena rasa buahnya yang kurang manis dan warnanya yang lebih dominan kuning oranye.

Dengan diperolehnya hasil eksplorasi plasma nutfah pepaya ini, maka diharapkan dapat digunakan sebagai langkah penyelamatan dari kepunahan dan memudahkan pemulia untuk melakukan perbaikan genetik untuk menghasilkan varietas unggul baru pepaya.

Dewi Fatria

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

Jalan Raya Solok Aripan Km. 8, Solok

Telepon : (0755) 20137

Faksimile : (0755) 20592

E-mail : [email protected].

go.id; [email protected]

Page 4: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

2 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Hasil Eksplorasi di daerah Tanah Datar.

Buah Pepaya di daerah Pariaman.

Hasil Eksplorasi di daerah Pariaman

Page 5: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

Volume 41 Nomor 4, 2019 3

Lahan bekas tambang timah sebagian berupa pasir tailing

yang berwarna putih, kadang cokelat muda, sebagian butiran pasir diselimuti warna cokelat. Pasir ini jika dicuci bersih menampakkan keasliannya sebagai mineral kuarsa. Butiran tanahnya lepas satu sama lain karena pengikatnya berupa bahan organik tanah atau liat sangat sedikit bahkan ada yang kurang 1% dari bobot tanah. Bobot isinya sangat tinggi, salah satu hasil pengamatan di Bukit Kijang mencapai 1,6 kg/liter (dalam volume 1 liter bobotnya 1,6 kg). Butiran lepas tersebut mempunyai perbedaan diameter, yang tidak lolos ayakan 2 mm berjumlah 11,5 %, lolos ayakan 2 mm jumlahnya 1,2%, kemudian yang lolos ayakan 1 mm banyaknya 18,8% dan lolos ayakan 0,5 mm mencapai 17,1%, lolos ayakan 0,3 mm berjumlah 24,7%, dan butiran dengan diameter rata-rata 0,05 mm mencapai 26,7%.

Butiran dengan diameter 0,05 mm sampai 0,5 mm mendominasi persentasi jumlah butir pembentuk lahan. Proporsinya mencapai 69%. Namun demikian butiran halus ini mudah tererosi, terbawa aliran permukaan ke cekungan atau ke badan sungai, dan tercuci

Rehabilitasi Lahan Pasir Tailing Timah untuk Budi Daya Cabai Rawit

Rehabilitasi pasir tailing timah dapat dilakukan dengan menambahkan pembenah tanah 1 kg tiap lubang tanam. Pembenah tanah dapat berupa pupuk kandang murni, atau campuran pupuk kandang dengan biochar (sekam atau sisa kayu-kayuan) atau biochar saja. Untuk meningkatkan

ketersediaan air di dalam tanah, pembenah tanah (campuran sekam dengan biochar) dimanfaatkan untuk memperbaiki media tanam tempat berjangkarnya akar tanaman cabai sehingga dapat menghasilkan buah.

mengisi pori-pori di bagian bawah permukaan sehingga di permukaan tanah terlihat butiran yang lebih besar dari 1 mm berwarna putih cemerlang. Butiran lepas pembentuk lapisan bidang olah dan tempat ber jangkarnya akar tanaman didominasi oleh pasir kuarsa dengan diameter >1 mm, jumlahnya dapat mencapai 31,5% dari bobot contoh tanah. Hal ini menunjukkan bahwa banyak kendala yang menghalangi budidaya tanaman pada pasca rehabilitasi lahan pasir tailing timah. Kendala tersebut diantaranya adalah butirannya yang lepas karena > 80% tubuh tanah terbentuk dari pasir kuarsa, miskin bahan organik tanah (<1%), miskin hara, mudah melalukan air, dan sangat sedikit mikroba tanah yang mampu hidup. Sifat-sifat fisika tersebut telah memenuhi kriteria kerusakan yang telah ditetapkan Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (1999) bahwa lahan bekas tambang mengalami kerusakan apabila lahan mengalami perubahan struktur yang ditandai oleh proporsi tekstur di permukaan tanah dan daerah perakaran mengandung fraksi pasir ≥80%; fraksi debu ≤10%; dan fraksi liat (clay) ≤9% serta kandungan bahan organik ≤1%. Berdasarkan kendala

Pasca revegetasi, pasir tailing terlihat putih, sebagian berwarna coklat muda dan tanaman utama Accasia mangium masih ada dan tumbuh di tempat lembab, pembuatan petak percobaan dimulai dari pengukuran lahan untuk memenuhi kebutuhan lahan di Bukit Kijang, Bangka Tengah (Foto Sutono, 2016).

yang telah berhasil diidentifikasi, maka rehabi l i tasi lahan pasir tailing timah harus diarahkan untuk mempertahankan kemampuan menahan air, menyediakan hara tanaman, dan meningkatkan berkembangnya mikroba.

Perbaikan Sifat Fisika Tanah

Perbaikan sifat fisika tanah harus d iu tamakan agar perba ikan si fat k imia dan biologi tanah dapa t be r l angsung dengan rancak . Kecepatan melalukan (meresapkan) air menjadi penting untuk diturunkan agar air dapat tertahan dalam tubuh tanah lapisan bidang olah atau lapisan perakaran. Tanah pasir tailing akan cepat sekali mencapai kapasitas lapang, hanya membutuhkan air sebanyak 18% volume dari volume tanah. Dibandingkan dengan jumlah pori aerasi yang mencapai 31% volume, maka air yang meresap diantara butir-butir pasir akan segera hilang

Page 6: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

4 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

dipertukarkan dengan udara. Karena itu, memperkecil jumlah pori aerasi atau pori drainase cepat hendaknya diupayakan terlebih dahulu. Dapat dengan menambahkan liat (clay), bahan organik, atau pembenah tanah yang hidropilik (menyukai air, mampu lama menyimpan air).

Pembenah tanah hidropil ik dapat dibuat dengan mudah. Bahan dasarnya berupa kotoran hewan, kompos, dan arang (biochar) limbah pertanian. Pupuk kandang dan kompos akan mengalami degradasi melalui proses dekomposisi di dalam tanah, hasilnya adalah meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Selain meningkatkan kemampuan pasir tailing dalam memegang air, perlu juga diusahakan agar per tukaran a i r dan udara di dalam tanah lapisan perakaran diperlambat. Dapat di lakukan dengan memberikan perlindungan maksimal agar permukaan tanah t idak terkena s inar matahar i langsung yang memudahkan meningkatkan suhu permukaan tanah. Pemberian mulsa, baik mulsa plastik maupun mulsa sisa tanaman, mampu menurunkan pertukaran udara dengan air di dalam tanah. Perbaikan kemampuan pasi r tailing timah memegang air sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang akan

diusahakan. Air harus selalu ada di dalam tubuh tanah yang menjadi tempat berkembangnya akar tanaman atau kira-kira pada lapisan 0–20 cm. Karena itu, perpaduan antara mulsa dengan tekn ik penambahan air dan pembenah tanah yang baik merupakan teknologi rehabilitasi pasir tailing timah yang dapat dijalankan untuk usaha tani. Persoalannya adalah input ini cukup mahal, belum tentu terdapat in-situ, dan diperlukan juga energi listrik atau bahan bakar minyak untuk menggerakan pompa air.

Pembenah Tanah Biochar

Biochar mempunyai potensi untuk dijadikan pembenah tanah pada pasir tailing timah karena kemampuannya menyimpan air. Butiran pasir tailing

mempunyai kemampuan menyimpan air yang sangat rendah. Pemberian pembenah tanah berkemampuan menyimpan air akan meningkatkan kemampuan pasir menyediakan air tersedia lebih lama sehingga tanaman tidak mudah mengalami kekeringan.

Biochar yang terbuat dari sekam, tempurung kelapa, dan kulit buah kakao diberikan dalam dosis tertentu, hal ini memberikan petunjuk bahwa kadar air tanah pasir tailing timah dapat ditingkatkan.

Budidaya Komoditas Pertanian

Pasir tailing timah mempunyai sisi baik yaitu mudah mencapai kandungan air kapasitas lapang (lembap). Kondisi kapasitas lapang sangat ideal dalam menciptakan lingkungan perakaran, sebab air–udara–tanah dalam proporsi yang sangat baik. Perlu diikuti dengan hara yang optimal untuk tumbuh kembang tanaman. Salah satu komoditas pertanian yang dijadikan tanaman indikator dalam rehabilitasi lahan pasir tailing timah di Bukit Kijang adalah cabai rawit (Capsicum frutescens L.).

Pembenah tanah yang digunakan dalam penelitian di Bukit Kijang adalah biochar sekam dan biochar akasia. Batang dan ranting akasia digunakan karena banyak pohon mati dibiarkan bergelimpangan pada areal pasir tailing timah. Sekam dan

Tabel 1. Kadar air tanah pF1, pF2, pF2,54, dan pF4,2 pada tanah pasir yang diberi dosis arang berbeda

Dosis arang

pF 1 pF 2 pF 2,54 pF 4,2 pF 1 pF 2 pF 2,54 pF 4,2

------------------------ % volume ----------------------------

20% pasir 92% pasir

TA 39,81 35,30 31,44 24,56 13,29 13,96 3,38 1,84

AS D20 39,78 35,18 31,09 26,48 24,44 16,41 4,45 3,02

AS D40 40,31 34,93 31,09 25,83 28,33 17,70 4,33 2,32

AT D20 58,32 49,66 31,79 26,37 41,36 11,58 3,61 2,55

AT D40 57,29 46,18 31,92 27,35 43,47 10,28 3,61 2,31

AK D20 71,02 46,42 32,27 27,02 15,41 11,59 3,73 2,43

AK D40 76,47 49,39 33,34 27,80 14,49 9,38 5,29 2,66Keterangan: TA = tanpa arang, AS = arang sekam, AT = arang tempurung kelapa, AK = arang

kulit buah kakao, D20 = 20 t/ha dan D40 = 40 t/ha (Sumber Sutono dan NL Nurida, 2012)

Meratakan lahan harus dilakukan untuk keperluan irigasi (kiri), menutup bedengan dengan mulsa plastik (kanan).

Page 7: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

Volume 41 Nomor 4, 2019 5

kayu akasia dijadikan biochar di tempat penelitian. Hal ini sebagai upaya diseminasi teknik pembuatan biochar karena biochar in situ sulit sekali diperoleh. Biochar tersebut ada yang dicampur dengan pupuk kandang, ada yang tidak, dan ada pula yang hanya menggunakan pupuk kandang saja. Jadi terdapat perlakuan pembenah tanah berupa biochar, biochar + pupuk kandang, dan pupuk kandang. Hara anorganik diperoleh dari pemberian pupuk majemuk NPK 15-15-15 masing-masing mengandung 15% nitrogen, fosfat, dan kalium. Hara tersebut diberikan dalam jumlah yang sama untuk setiap petak percobaan. Bedengan berukuran lebar 1,2 meter dan panjang 10 meter, ditanami cabai dengan jarak antar barisan 60 cm dan di dalam barisan 50 cm sehingga terdapat 40 buah lubang tanam setiap bedengnya. Bedengan ditutup mulsa plastik setelah aplikasi pembenah tanah dan pemupukan dasar. Penyiraman

di lakukan ke set iap indiv idu tanaman menggunakan selang dan sistem tetes. Saluran pembagi air menggunakan pipa PE yang dihubungkan dengan pipa PVC tersambung ke tangki air irigasi. Tangki air ini selain berfungsi sebagai tandon untuk suplai air, juga berfungsi untuk mengencerkan dan mendistribusikan pupuk cair. Hara diberikan melalui saluran irigasi ke setiap tanaman sedikit demi sedikit, jumlahnya sama dengan untuk siklus pertanaman, tapi frekuensinya sering yaitu 3 hari sekali. Sebelum bedengan ditutup mulsa plastik, semua perlakuan terhadap tanah harus sudah diaplikasikan termasuk pemberian pembenah tanah sebanyak 1 kg per tanaman, pupuk dasar berupa pupuk majemuk NPK. Pembenah tanah dan pupuk dasar diaduk merata dengan tanah dalam lubang tanam. Setelah mulsa terpasang dilakukan pemasangan instalasi irigasi dan regulator tetes disiapkan

untuk setiap individu tanaman. Ketika semua sudah terpasang dilakukan pemindahan tanaman cabai ke bedengan dilakukan saat bibit berumur sekitar 30 hari.

Ketidakseimbangan hara dapat disebabkan oleh kekurangan unsur mikro seperti tembaga (Cu) atau boron (B). Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) biasanya juga menjadi masalah yakni menyerang daun dan buah-buah muda, daun menjadi keriting dan buah muda membusuk.

Sebagai informasi pada tahun 2016 frekuensi panen mencapai lebih dari 8 kali, sebagian mencapai 16 kali panen dengan hasil buah segar mencapai >1 t/ha.

S Sutono

Balai Penelitian Tanah

Jalan Tentara Pelajar No. 12, Bogor

Telepon : (0251) 8336757

Faksimile : (0251) 8321608

E-mail : [email protected].

go.id; [email protected]

Sketsa instalasi irigasi (a), komponen irigasi tetes (b) dan distributor air irigasi yang terpasang dalam bedengan cabai rawit (c).

Penempatan pembenah tanah di dalam lubang tanam (a), penanaman dan pemasangan regulator irigasi tetes (b), setiap tanaman mendapat irigasi (c), tanaman cabai sedang berbuah (d), buah cabai segar (e).

(a) (b) (c)

(a) (b) (c) (d) (e)

Page 8: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

6 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Air merupakan sa lah satu unsur kehidupan yang mutlak

tersedia untuk keberlangsungan hidup. Ketersediaan air yang cukup menjadi kunci sukses dalam budi daya tanaman terutama padi. Kekeringan yang terjadi pada masa pertumbuhan padi akan berdampak signifikan pada turunnya produksi tanaman dan merugikan petani. Produksi pertanian yang rendah akan berakibat pada menurunnya ketahanan pangan nasional dan menyebabkan te rganggunya stabilitas perekonomian.

Salah satu upaya menjaga ketersediaan air untuk kebutuhan tanaman adalah dengan mengalirkan air yang berasal dari sumber baik berupa mata air, waduk, danau, sungai, maupun air tanah menuju petakan lahan pertanian, kegiatan inilah yang dikenal dengan irigasi. Proses memindahkan air tersebut membutuhkan jaringan ir igasi yang dapat melalui permukaan secara gravitasi maupun dengan menggunakan daya pompa. Mesin pompa dibutuhkan ketika sumber air berada lebih rendah daripada petakan lahan yang akan diairi, sehingga membutuhkan tekanan yang berasal dar i luar untuk menaikkan air ke permukaan yang lebih tinggi. Berdasarkan sumber penggeraknya, pompa irigasi yang banyak beredar di masyarakat secara

Mesin Pompa Apung, Inovasi yang Menawarkan Fleksibilitas untuk Petani

Mobilitas dan fleksibilitas mesin pompa apung yang inovatif (dioperasikan di atas permukaan air) yang mampu menghisap dan menyimpan air dalam

kapasitas tertentu, memudahkan para petani pada saat irigiasi lahan pertanian sehingga tetap terjaga ketersediaan air utamanya di saat musim

kemarau.

umum dapat dibagi menjadi dua yaitu mesin pompa berpenggerak diesel dan bensin. Mesin pompa air diesel mampu menghasilkan debit air dalam jumlah besar, akan tetapi memiliki dimensi yang relatif besar dan berat dibanding dengan mesin pompa air berpenggerak bensin. Hal ini bagi petani akan menimbulkan masalah apabila harus memindahkan unit pompa mendekati sumber air, terlebih lagi apabila muka air bersifat fluktuatif dan jauh berada di bawah permukaan lahan yang akan dialiri. Banyak pompa irigasi hilang/rusak dikarenakan berat dan ditinggalkan di lahan setelah selesai beroperasi, sehingga kemungkinan mesin mengalami kerusakan dan hilang menjadi tinggi.

Inovasi Pompa Apung

Salah satu inovasi terbaru dalam hal irigasi pertanian adalah hadirnya mesin pompa apung. Mesin ini merupakan tekno log i Badan Penelitian dan Pengembangan P e r t a n i a n ( B a l i t b a n g t a n ) karya perekayasa Balai Besar P e n g e m b a n g a n M e k a n i s a s i Pertanian (BBP Mektan) yang dapat menunjang pertanian Indonesia.Mesin ini dinamakan Mesin Pompa Air Sentrifugal Tipe Apung. Mesin ini berfungsi untuk memindahkan

air dari sumber air ke lokasi lain baik untuk fungsi irigasi maupun drainase pertanian. Mesin ini sudah terdaftar Paten dengan nomor S00201802152. Mesin Pompa Air Sentrifugal Tipe Apung diproduksi masal oleh CV Karya Alfredo Nusantara sebagai mitra penerima lisensi Balitbangtan. Sebelum ajukan lisensi, perusahaan telah melakukan uji coba penggunaan mesin ini di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan dan Pinrang, Sulawesi Selatan. Berbasis hasil pengujian, terbukti diperoleh efisiensi >95%. Tentu saja dengan hasil tersebut, dapat membantu mengurangi beban biaya, baik dari sisi anggaran maupun tenaga kerja. Balitbangtan berharap dengan kerjasama yang dilakukan in i membantu menyelesaikan permasalahan, utamanya dalam penyediaan air pada lahan-lahan tertentu.

Perbedaan mekanisme mesin/pompa apung yang mendasar dibandingkan dengan mesin pompa lain, adalah mesin pompa ini juga bisa dioperasikan di atas permukaan air tanpa harus mencari sumber air yang terkadang jauh berada di bawah permukaan lahan yang akan diairi. Itulah sebabnya pompa ini disebut dengan pompa apung (di atas permukaan air).

Pompa apung in i memil ik i kapasitas hisap 1200 L/menit & maksimum head 16 meter sehingga mampu mengambil air pada sungai dengan perbedaan tinggi hingga 16 meter (Tabel 1). Mesin pompa apung ini menggunakan penggerak engine bensin dan memiliki jenis impeller tipe sentrifugal. Mesin

Page 9: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

Volume 41 Nomor 4, 2019 7

Mekanisme kerja mesin sentrifugal tipe apung (ABT 25).

pompa dioperasikan dengan cara diletakkan di atas permukaan air, lalu mesin dihidupkan melalui tali tarik engine bensin. Melalui putaran poros vertikal engine yang terhubung dengan impeller pompa yang tenggelam di dalam air, mengakibatkan air terhisap dan disalurkan melalui lubang keluaran (outlet) yang dihubungkan dengan pipa fleksibel yang pada ujungnya diletakkan pada lokasi sasaran irigasi atau drainase.

Keunggulan Pompa Apung

Pompa apung ini memiliki banyak kelebihan, salah satunya adalah mobilitas yang tinggi dimana bobot unit pompa secara keseluruhan hanya 45 kg sehingga memudahkan petani untuk mengangkut dan memindahkannya dari suatu tempat ke tempat lain. Konstruksi pompa yang ringkas memudahkan untuk diangkut menggunakan kendaraan roda dua maupun hanya diangkat

Tabel 1. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi Pompa Sentrifugal Tipe Apung (ABT 25)

Deskripsi Unit Nilai

Tipe Pompa sentrifugal tipe apung

Model ABT 25

Dimensi Panjang mm 950

Lebar mm 600

Tinggi mm 480

Berat kg 45

Jenis Motor bakar 4 tak, Poros Vertikal

Daya kW (HP) 4,1 (5,5)

Motor Penggerak Putaran rpm 3.600

BBM jenis bensin

Konsumsi BBM (max)

Lt/jam 0,8

Kapasitas hisap Lt/mnt 1.200

Diameter outlet Inchi 2,5

Sistem pengoperasian Diletakkan di atas air

Maksimum Head mtr 16

Tipe Impeller Sentrifugal

Jumlah Sudu Impeller 3

oleh para petani. Pompa ini dilengkapi dengan tali yang berada di empat sisi pelampung yang berfungsi sebagai penahan, sehingga pada saa t pengangkutan maupun pengikatan pompa ketika beroperasi di atas air, posisi/kedudukan mesin pompa apung tidak berpindah pindah. Konstruksi pelampung (ponton) didesain khusus dengan memasukkan foam/busa padat di dalamnya yang berfungsi sebagai "pelampung", sehingga apabila ponton pecah atau rusak akibat benturan, unit pompa akan tetap terapung di permukaan air. Untuk memastikan pompa tidak bergeser maka pada ponton terdapat lubang untuk menancapkan pasak berupa kayu atau bambu.

Pemakaian teknologi pompa apung untuk irigasi ini diharapkan dapat meringankan pekerjaan petani dalam memperoleh air terutama pada sumber air yang berasal dari sungai. Selain itu mobilitas dan kemudahan dalam penggunaan mesin ini juga diharapkan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan budi daya pertanian, khususnya padi, agar tercapai swasembada padi nasional.

Athoilah Azadi

Balai Besar Pengembangan

Mekanisasi Pertanian

Jalan Sinarmas Boulevard,

Pagedangan, Tangerang

Telepon : 08119936787

E-mail : [email protected].

go.id; [email protected]

Page 10: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

8 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Kebutuhan kedelai nasional dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Di sisi lain kemampuan produks i kedela i mengalami penurunan rata-rata 2,97–5,85% (Balai Penelitian Tanaman Aneka K a c a n g d a n U m b i , 2 0 1 6 ) . Pemerintah berusaha mendongkrak produksi kedelai nasional melalui program upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung kedelai (UPSUS PAJALA). Upsus Pajala merupakan upaya pemerintah untuk mengintegrasikan berbagai komponen teknologi dan kebijakan di antaranya adalah meningkatkan luas tanam dan luas panen, percepatan tanam, penggunaan benih unggul dan bermutu disertai dengan pendampingan di lapangan.

Usaha tan i kede la i yang telah banyak dilakukan antara lain: mengoptimalkan berbagai jen is lahan secara op t ima l . Pengembangan kedelai sebagai tanaman sela di bawah tegakan tanaman perkebunan, lingkungan agroforestri, atau tumpangsari dengan tanaman pangan lain merupakan alternatif andalan untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Kendala utama peningkatan produksi dan produktivitas lahan

Budi Daya Kedelai Sistem Jarwo dengan Dua Cara Penyiapan Lahan pada Lahan Sawah

Pemenuhan kedelai secara nasional perlu juga diarahkan pada lahan sawah baik sawah tadah hujan maupun sawah irigasi dengan cara

meningkatkan indeks pertanaman dan panen. Untuk mempermudah dan mengefisienkan sistem usaha tani kedelai pada lahan sawah diperlukan

penyesuaian kondisi sawah dan teknologi pertanaman padi. Pada daerah dengan pertanaman padi jajar legowo, sesuai untuk dilakukan pertanaman kedelai secara jajar legowo mengikuti cara tanam padi, agar efisiensi usaha tani dapat tercapai. Pertumbuhan tanaman cukup baik dengan kemampuan

produksi mencapai 2,24 t/ha.

di area per tanaman tanaman tahunan adalah intensitas cahaya. Menurunnya intensitas cahaya akibat naungan akan mempengaruhi pembukaan stomata, sehingga f o tos i n tes i s akan menu run . Dengan demikian, fotosintat yang dihasilkan selama tanaman dinaungi menjadi berkurang, tercermin dari rendahnya bobot kering tanaman. Gejala morfologis pada tanaman kedelai, batang tidak kokoh karena garis tengah batang lebih kecil, akibatnya tanaman mudah rebah (Asadi dan Arsyad 1997). Cahaya memegang peranan penting dalam fotosintesis dan pertumbuhan tanaman. Penurunan intensitas cahaya 40% sejak perkecambahan akan mengakibatkan penurunan jumlah ruas, cabang, jumlah polong dan hasil biji (Baharsyah 1980).

Lahan sawah merupakan lahan yang masih berpotensi untuk perluasan areal tanam dan panen tanaman kedelai secara optimal dan terutama wiayah dengan indeks pertanaman (IP) 100–150% dengan cara: peningkatan IP secara optimal dan introduksi tanaman kedelai umur genjah dan varietas unggul baru. Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu daerah mempunyai potensi

untuk pengembangan kedelai dengan inovasi terkini, karena selain mempunyai lahan sawah seluas 128.323 ha atau 1,83% dari total lahan sawah di Indonesia, didukung oleh sarana irigasi dan budaya yang baik serta mempunyai areal persawahan yang luas. Klasifikasi irigasi lahan sawah di Sulawesi Tengah terdiri atas: 94.045 ha lahan sawah irigasi teknis (64,10%) dan lahan sawah irigasi setengah teknis seluas 34.172 ha, sawah irigasi sederhana seluas 10.176 ha dan sisanya seluas 13.328 ha merupakan lahan sawah tadah hujan (Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, 2015). Hingga saat ini IP Provinsi Sulawesi Tengah baru berkisar 1,86% dan produktivitasnya masih kurang dari 5,0 t/ha. Berdasarkan data indeks pertanaman IP lahan sawah di Sulawesi Tengah, maka masih terdapat potensi dan peluang yang cukup untuk menjadikan Sulawesi Tengah sebagai sumber pertumbuhan baru pertanaman kedelai di masa datang dengan cara melakukan peningkatan produktivitas dan IP. Data ini menggambarkan bahwa peluang pengembangan kedelai di lahan sawah masih cukup dengan inovasi teknologi.

Teknologi Jajar Legowo

Penataan sistem pertanaman dan atau pengaturan jarak tanaman ber tujuan untuk memperbaiki kondisi agroekosistem mikro agar kompetisi antar tanaman tidak terjadi dan tertata sehingga lebih mudah dalam pekerjaan terutama dalam

Page 11: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

Volume 41 Nomor 4, 2019 9

pemeliharaan tanaman. Teknologi jajar legowo pada usaha tani padi telah lama berkembang dengan baik dan terbukti secara nyata dapat meningkatkan produksi dan produktivitas lahan. Selain sistem tanam, kegiatan ini meliputi dua sistem penyiapan lahan yaitu: jerami dibakar dan jerami tidak dibakar. Untuk itu, perlu juga ditata sistem pertanaman jajar legowo pada pertanaman kedelai terutama pada lahan sawah yang telah menerapkan sistem tanam jajar legowo. Pertumbuhan pertanaman kedelai sistem jajar legowo pada dua sistem penyiapan lahan yang mengikuti sistem legowo padi sawah terlihat pada Tabel 1, Gambar a dan b. Gambar a merupakan sistem penyiapan lahan dengan jerami dipertahankan dan tidak dibakar. Sedangkan Pada sistem penyiapan lahan dengan tidak membakar jerami

mempunyai pertumbuhan gulma lebih sedikit dibandingkan dengan sistem penyiapan lahan dengan jerami dibakar (Gambar b). Sistem tanam jajar legowo pada tanaman kedelai mengikuti sistem jajar legowo padi sawah mempunyai banyak kelebihan di antaranya menghemat tenaga kerja para petani pada saat tanam, tanaman mudah dipelihara terutama untuk pengendalian gulma dan hama atau penyakit, mudah penataan aliran airnya, memperbaiki iklim mikro dan populasi tanaman semakin bertambah.

Penataan Pola Tanam

Optimalisasi pemanfaatan lahan sawah baik lahan sawah irigasi maupun lahan sawah tadah hujan melalui peningkatan IP dan pemupukan spesifik lokasi

serta penyediaan benih unggul dan bermutu, dihadapkan pada pengelo laan sumberdaya a i r terutama adanya kerusakan jaringan irigasi dan masih terbatasnya pemanfaatan potensi sumberdaya air, dan serangan hama dan penyakit terutama wilayah Sulawesi.

D e n g a n d e m i k i a n , u n t u k mendukung ketahanan pangan terutama pengurangan impor kedelai, di Sulawesi Tengah harus dilakukan melalui: (1) Peningkatan indeks Pertanaman padi sawah lahan sawah irigasi teknis masih berperluang ditingkatkan dari 200 menjadi 300 dengan pola tanam padi-padi-padi atau padi-padi-palawija dengan catatan pengamatan dan pemantauan dinamika hama dan penyakit harus intensif dan dengan pengendal ian secara ramah lingkungan. Sedangkan Untuk pola tanam padi-padi-palawija lebih realistis mengingat tingkat keamanan dari ancaman dari serangan hama dan penyakit tanaman akbiat adanya pemutusan siklus hidup hama dan penyakit secara alami. (2) Mengoptimalkan lahan sawah non irigasi teknis, melalui memodernisasi manajemen irigasi yang dikombinasikan dengan aspek usaha tani terpadu, dan peningkatan jumlah saluran irigasi sehingga produktivitas meningkat guna menghadapi persoalan dan pencapaian produksi beras lestari di Provinsi Sulawesi Tengah. (3) Kebijakan penerapan inovasi dan teknologi berupa varietas unggul, perbaikan sistem tanam dar i sistem tegel menjadi sistem jajar legowo serta dengan dukungan alat

Tabel 1. Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Kedelai dengan Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1

Perlakuan/Sistem Tanam Tinggi Tanaman Jumlah Polong Isi Jumlah Polong hampa Hasil Panen

(cm) (Polong/Tanaman) (Polong/Tanaman) (t/ha)

Jerami di bakar 58 65 14 2,23

Jerami tidak dibakar 58 67 13 2,24

Pertanaman Kedelai pada Lahan sawah Irigasi di KP. Sidondo dengan sistem Jarwo 40 cm x 20 cm x 20 cm dengan dua sistem: penyiapan lahan dengan jerami dipertahankan dan tidak dibakar (a) dan penyiapan lahan dengan jerami dibakar (b).

(a)

(b)

Page 12: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

10 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

tanam yang kuat dan penerapan teknologi PTT. Hal ini merupakan cara terbaik dan murah, namun tidak dapat berjalan dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa perbaikan jaringan irigasi, sehingga diperlukan perbaikan sarana irigasi dan perluasan lahan baku sawah.

D a l a m j a n g k a p a n j a n g optimasi dilakukan di lahan sawah sub optimal lahan sawah irigasi sederhana dan sawah tadah hujan serta lahan kering. Hal ini guna mendukung peningkatan produksi beras, jagung dan kedelai dengan berbasis inovasi dan teknologi varietas unggul, perbaikan sistem tanam dari sistem tegel menjadi sistem jajar legowo, perbaikan pola tanam dan pergiliran varietas dengan mengacu pada karakteristik agroekosistem serta peningkatan

Grafik neraca air di beberapa stasiun hujan di Kabupaten Morowali (Sumber: Syafruddin dkk, 2016).

kapasitas irigasi atau pengairan baik jumlah maupun sistem pelayanan. Sedangkan penentuan pola tanam pada lahan kering dan sawah tadah hujan diperlukan data curah hujan dengan pendataan time series minimal 10 tahun. Makin lama time series curah hujan yang digunakan makin baik dan stabil pola tanam yang ditetapkan.

Time series minimal 5 tahun dan makin lama akan semakin baik. Apabila misalnya tercatat data curah hujan selama 30 tahun secara berturut-turut maka hal ini menandakan time series yang baik. Untuk data ini diperlukan pengamatan pada masing-masing wilayah secara berkesinambungan. Sedangkan prediksi neraca air dapat dihitung dengan beberapa metode. Namun sebagian besar yang banyak

digunakan untuk pengembangan pola tanam pada tanaman pangan khususnya tanaman padi adalah dengan menggunakan metode Allen et al, (1998). Sebagai contoh hasil perhitungan neraca air di daerah Kabupaten Morowali yang dapat dijadikan dasar dalam penetapan pola tanam dan pemilhan komoditas dimana terlihat pada Gambar 2 dan Tabel 2.

Syafruddin

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Sulawesi Tengah

Jl. Lasoso 62, Biromaru, Palu,

Sulawesi Tengah

Telepon : (0451) 482546

Faksimile : (0451) 482549

E-mail : [email protected]

Tabel 1. Arahan pola tanam berdasarkan neraca air pada lahan sawah tadah hujan di daerah Taripa Kab. Poso dan Bungku Kab. Morowali

Pola tanam Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Pola tanam 1Tanaman pangan lahan basah beririgasi

Padi-I Padi-II Bero

Pola tanam IITanaman pangan lahan basah tidak beririgasi

Padi-I Padi-II Palawija

Sumber: Syafruddin dkk, 2016

Keterangan CH: Curah hujan bukanan; T: Transpirasi; ET: Evapotranspirasi

Page 13: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

Volume 41 Nomor 4, 2019 11

Nanas banyak tumbuh d i Indonesia, dan provinsi Jawa

Barat merupakan salah satu sentra produksi Nanas. Kabupaten Subang sudah melegenda sebagai daerah produksi utama Nanas di Jawa Barat. Produksi Nanas di Jawa Barat berfluktuasi sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2018. Produksi terendah tercatat pada tahun 2013 sebesar 95.015 ton.

Jenis nanas yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat antara lain nanas Cayenne atau Smooth Cayenne (tidak memiliki duri) dan jenis Queen (berduri). Nanas Bogor dan Palembang termasuk jenis Queen, sedangkan nanas Blitar dan nanas Subang termasuk jenis Cayenne. Akhir-akhir ini juga banyak beredar di pasaran terutama

Teknologi Penanganan Pascapanen Nanas mendukung Ekspor

Ekspor nanas telah banyak dilakukan oleh eksportir dari Indonesia. Penanganan pascapanen nanas untuk tujuan ekspor diperlukan untuk mempertahankan mutu nanas hingga negara tujuan. Badan Litbang

Pertanian melalui Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian turut berperan dalam kegiatan inisiasi ekspor nanas terutama yang berasal dari Kabupaten

Subang.

Tanaman nanas Subang dengan buah matang pohon untuk pasar lokal (a). Nanas Subang baru dipanen jenis Smooth Cayenne untuk pasa ekspor (b)

(a) (b)

di pinggir jalan jenis nanas yang memiliki ukuran kecil sekepalan orang dewasa. Nanas tersebut tidak memiliki duri dan rasanya sangat manis merata karena kadar gulanya tinggi. Nanas tersebut berasal dari daerah Pemalang, Jawa Tengah. Akhir-akhir ini juga beredar di pasar jenis nanas seperti Smooth Cayenne namun ukurannya bisa sangat besar hampir 3 kali ukuran nanas biasa. Konon jenis nanas ini adalah nanas jenis impor yang dapat beradaptasi dengan baik di Indonesia.

Ekspor nanas telah banyak di lakukan oleh ekspor t i r dar i Indonesia. Nanas merupakan jenis buah yang banyak diminati konsumen, terutama di wilayah Asia (Jepang dan Cina). Selain itu terdapat pasar Eropa, Amerika

Serikat dan Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Oman dan negara teluk lainnya. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dalam hal ini Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian turut berperan dalam kegiatan inisiasi ekspor nanas te ru tama yang berasa l dar i Kabupaten Subang.

Bagaimana Penanganan Buah Nanas hingga Siap Ekspor

Penanganan pascapanen buah nanas sangat diperlukan, mengingat umur simpan buah nanas yang terbatas. Buah nanas sangat sensitif terhadap suhu dingin, yang dapat menyebabkan terjadinya chilling injury. Biasanya ditandai dengan adanya black heart atau pembentukan warna cokelat pada pangkal buah nanas. Dengan demikian diperlukan teknologi penanganan yang tepat untuk meminimalkan kerusakan buah. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian pada tahun 2007 telah melakukan uji coba ekspor nanas. Kegiatan diawali sejak dari penanganan nanas segar hingga siap ekspor. Kegiatan ini secara teknis mengacu hasil penelitian penanganan segar buah nanas yang dilakukan oleh Paull, 1993; Kruger et al., 2000 dan Abdullah et al., 2000. Teknologi penanganan pascapanen nanas yang dikenalkan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian antara lain cara pemanenan, teknik sortasi,

Page 14: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

12 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

penggunaan kompresor untuk membersihkan kotoran pada nanas serta modifikasi pengaturan suhu selama transportasi. Penanganan nanas untuk tujuan ekspor dapat dikembangkan oleh petani dan eksportir. Nanas Subang (varietas Smooth Cayenne) merupakan hasil budi daya yang sudah mengacu pada tata cara budidaya nanas yang baik dengan menerapkan prinsip Good Agriculture Practices.

Buah nanas siap panen ditandai dengan mata buah sudah datar (atau minimum memiliki kadar padatan total terlarut (TPT) sebesar 12° Brix. Pemanenan dilakukan pada pagi hari saat embun sudah kering dan tidak hujan, menggunakan pisau stainless steel. Buah nanas hasil panen selanjutnya diangkut dan d ikumpulkan ke tempat penampungan sementara yang teduh dan beralas untuk kemudian diangkut ke tempat pengepakan. Sortasi buah nanas dilakukan terhadap buah lewat matang, dan bentuk tidak sempurna. Buah nanas hasil sortasi dibersihkan dari tanah debu yang menempel terutama pada mahkotanya (crown) dengan menggunakan hembusan udara dari kompresor dengan tekanan tertentu. Buah nanas yang sudah bersih selanjutnya dimasukkan ke dalam kemasan kapasitas 6 buah per kemasan yang selanjutnya dimasukkan dalam refrigerated container yang sudah diberi palet. Suhu dalam kontainer diusahakan ±13°C.

Kontainer Laut memiliki alat pendingin yang bisa diatur dengan kapasitas 10-20 ton (a) dan kapal pengangkut container (b).

(a) (b)Nanas dijajakan di Korea Selatan

Uji Coba Trial Ekspor

Sebenarnya uji coba ekspor dari Subang ke Korea Selatan pada tahun 2007 yang dilakukan oleh mitra menunjukkan tingkat keberhasilan, yang ditunjukkan dengan volume dan frekuensi ekspor. Pengiriman nanas ke negara tersebut tercatat sebanyak 4 kali, masing-masing sebanyak 1 kontainer ukuran 40 feet atau setara dengan ± 20 ton nanas. Pengiriman menggunakan kontainer tersebut memakan waktu 16 hari sebelum nanas didistribusikan di supermarket atau outlet lainnya di Korea Selatan. Data menyebutkan bahwa total ekspor buah nanas asal Kabupaten Subang Jawa Barat, sepanjang tahun 2007 mencapai 95,663 ton dan hingga Maret tahun berikutnya mencapai 124,160 ton. Tahun 2012 juga dilakukan kegiatan ekspor sebesar 20 ton dengan tujuan Korea Selatan. Kegiatan ekspor nanas ke Korea Selatan tersebut akhirnya tidak berlanjut akibat berbagai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Pada tahun 2018 BB Pascapanen juga melakukan trial ekspor nanas untuk tujuan ekspor ke Singapura melalui Batam.

Dengan demikian jika ekspor nanas Indonesia dari petani ingin dikembangkan maka diperlukan strategi dan perencanaan yang matang. Salah satunya yai tu penentuan negara tujuan ekspor seper t i Jepang, Cina, T imur Tengah, Iran, Mesir, Korea Selatan,

serta Negara Eropa Barat. Pasar Eropa yang merupakan target pasar nanas yang cukup baik dan merupakan pasar bebas. Sentra-sentra produksi nanas yang lain juga perlu digalakkan produksinya sehingga bisa menjangkau ekspor. Perlunya jalinan interaksi yang baik antara pelaku usaha dan petani yang lebih massif, sehingga potensi buah eksotis nusantara tersebut bisa dipasarkan dengan baik di luar negeri. Manfaat yang diperoleh petani selain peningkatan pendapatan karena harga produk ekspor biasanya lebih tinggi, juga ikut mengendalikan harga buah di dalam negeri.

Produk offgrade ekspor buah nanas dapat dikembangkan menjadi produk intermediate, seper t i Individually Quick Frozen (IQF) nanas, puree nanas, sari murni, selai nanas dan konsentrat nanas. Sedangkan limbah dari olahan nanas bisa diproses untuk puree/nectar dengan rendemen sebesar 5%, ampasnya dapat langsung dimanfaatkan untuk pakan ternak.

Setyadjit D A, Setyabudi dan

Wisnu Broto

Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Pascapanen Pertanian

Jl. Tentara Pelajar 12 A, Kampus

Penelitian Pertanian Cimanggu Bogor

Telepon : (0251) 8321762

Faksimile : (0251) 8350920

E-mail : bbpascapanen@litbang.

pertanian.go.id, bb_pascapanen@yahoo.

com

Page 15: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

Volume 41 Nomor 4, 2019 13

Usaha peningkatan produksi beras nasional sejauh ini masih ber tumpu pada lahan sawah irigasi. Pemerintah telah berupaya melakukan cetak sawah baru untuk menggenjot produksi beras di tanah air. Namun demikian upaya tersebut membutuhkan investasi yang sangat besar dan jangka waktu yang cukup lama. Usaha lain yang ditempuh pemerintah untuk memperluas areal tanam padi adalah dengan memanfaatkan lahan kering. Potensi

Inpago 12 Agritan: Varietas Unggul Baru Padi Gogo Potensi Hasil Tinggi Adaptif di Lahan Kering Masam

Pemerintah terus berupaya untuk memperluas areal tanam padi dengan memanfaatkan lahan potensial di luar lahan sawah irigasi untuk menjaga keberlanjutan produksi beras nasional. Salah satu lahan potensial untuk pengembangan padi adalah lahan kering masam. Upaya pengembangan

tersebut membutuhkan ketersediaan teknologi unggul yang adaptif di lahan kering masam. Varietas unggul baru padi gogo Inpago 12 Agritan yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(Balitbangtan) dapat menjadi pilihan petani untuk meningkatkan produksi padi di lahan kering masam.

lahan kering untuk produksi padi di Indonesia diperkirakan mencapai 3,5 juta hektar (Sumarno dan Hidayat, 2007), sementara yang digunakan baru sekitar 1 juta hektar. Oleh karenanya Kementerian Pertanian terus mendorong pemanfaatan lahan kering untuk pertanaman padi gogo. Usaha tersebut perlu dibarengi oleh penyediaan teknologi yang unggul agar produksi padi di lahan kering dapat optimal. Hingga saat ini rata-rata produktivitas padi gogo

baru mencapai 3,3 ton/ha jauh di bawah sedangkan padi sawah yang mencapai 5,3 ton/ha (Kementan, 2018). Usaha peningkatan produksi padi di lahan kering tentu tidak mudah. Banyak permasalahan yang dapat menghambat usaha tersebut antara lain kekeringan, keracunan aluminium, kemasaman tanah, status c-organik dan hara yang rendah dan penyakit blas (Abdurachman et al. 2008; Toha 2012).

Salah satu teknologi yang bisa mengungkit produktivitas padi gogo adalah penggunaan benih bermutu varietas unggul baru yang adaptif dengan beragam permasalahan t e r s e b u t . U n t u k m e m e n u h i kebutuhan varietas unggul di lahan kering, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian baru-baru ini melepas varietas padi gogo baru dengan nama Inpago 12 Agritan.

Varietas Inpago 12 Agritan merupakan hasil persilangan antara varietas lokal Selegreng dengan varietas Ciherang dan Kencana Bali yang dilakukan oleh para pemulia di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi, Jawa Barat. Persilangan tersebut dilakukan pada tahun 2004. Hasil dari persilangan tersebut selanjutnya diseleksi selama delapan generasi hingga diperoleh galur murni dengan kode seleksi B12828E-TB-2-11-22. Seleksi untuk mendapatkan galur murni tersebut dilakukan di lahan kering masam di Kebun Percobaan Tamanbogo di Lampung. Galur murni yang terpilih dari proses seleksi selanjutnya diuji

Tabel 1. Deskripsi varietas Inpago 12 Agritan Nomor Seleksi B12828E-TB-2-11-22

Persilangan Selegreng/Ciherang/Kencana Bali

Umur Panen 111 hari setelah semai

Tinggi tanaman 106 cm

Jumlah anakan produktif 11 batang per rumpun

Potensi Hasil 10,2 ton/ha

Rata-rata hasil 6,7 ton/ha

Ketahanan terhadap penyakit Tahan terhadap penyakit blas

Toleransi terhadap cekaman abiotik Toleran keracunan aluminium dan kekeringan

Kadar amilosa 22,8%

Tekstur nasi Sedang

Tahun dilepas 2017

Page 16: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

14 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

daya hasilnya sebelum dilanjutkan ke uji adaptasi. Uji adaptasi varietas Inpago 12 Agritan dilakukan di delapan lokasi lahan kering masam di Lampung dan Jawa Barat pada tahun 2013 hingga tahun 2015. Varietas ini dilepas secara resmi pada tahun 2017, dengan demikian dibutuhkan waktu 13 tahun dari sejak persilangan dilakukan hingga varietas dapat dimanfaatkan oleh petani.

Keunggulan utama varietas Inpago 12 Agritan adalah potensi hasilnya yang dapat mencapai 10,2 ton/ha. Rata-rata hasil gabah kering giling yang diperoleh dari uji adaptasi sebesar 6,7 ton/ha, hampir dua kali rata-rata hasil padi gogo nasional. Keunggulan lain varietas Inpago 12 Agritan antara lain toleran terhadap

Penampilan varietas Inpago 12 Agritan di lahan kering masam di Kebun Percobaan Tamanbogo Lampung, sementara varietas yang peka terhadap keracunan aluminium tidak mampu berkembang.

Pertanaman produksi benih sumber varietas Inpago 12 Agritan di Kebun Percobaan Sukamandi

Penampilan gabah dan beras varietas unggul padi gogo Inpago 12 Agritan

keracunan aluminium hingga 40 ppm Al3+ sehingga cocok ditanam di lahan kering masam. Varietas ini juga tahan terhadap penyakit blas yang merupakan penyakit utama di lahan kering. Inpago 12 Agritan memiliki kadar amilosa 22,8% dengan tekstur nasi agak pulen. Varietas unggul merupakan salah satu komponen dari paket teknologi anjuran dalam budi daya padi di lahan kering. Agar potensi hasil yang dimiliki oleh varietas unggul dapat tercapai diperlukan dukungan teknologi budi daya lain seperti pengelolaan hara tanah dan pengendalian organisme penggangu tanaman. Untuk lahan kering masam, teknologi pengapuran dapat juga digunakan untuk menurunkan Al-dd. Di lahan kering masam yang mempunyai

kandungan Al-dd sangat tinggi, penggunaan teknologi ameliorasi kapur yang dikombinasikan dengan varietas unggul toleran Al diharapkan dapat meningkatkan efisiensi input produksi karena dosis kapur bisa dikurangi.

Benih sumber varietas Inpago 12 Agritan telah tersedia di Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dan siap untuk dikembangkan ke lahan kering di berbagai propinsi. Sistem tanam yang dianjurkan untuk padi gogo adalah dengan sistem larikan. Sistem tanam ini menggunakan alat tanam benih langsung (atabela) dengan jarak antar barisan 30 cm. Adapun kebutuhan benih padi gogo untuk satu hektar sebesar 40 kg benih. Varietas baru ini diharapkan dapat menjadi pilihan bagi petani untuk meningkatkan produksi padi di lahan kering dalam rangka mendukung program perluasan areal tanam baru.

Aris Hairmansis

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Jalan Raya 9 Sukamandi, Subang

Telepon : (0260) 520157

Faksimile : (0260) 521104

E-mail : [email protected].

go.id; [email protected];

[email protected]

Page 17: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

Volume 41 Nomor 4, 2019 15

Sebagai salah satu dari eksportir kakao yang terbesar di dunia,

kakao mempunyai peran penting bagi perekonomian nasional. Sampai saat ini sebagian besar kakao dari Indonesia yang diperdagangkan ke luar negeri masih dalam bentuk biji kering, bukan dalam bentuk olahan, baik olahan setengah jadi maupun olahan jadi atau siap konsumsi. Diperkirakan hanya sekitar 10% dari biji kering yang diekspor dalam bentuk biji kakao yang difermentasi. Dengan demikian harga yang diperoleh masih berdasarkan mutu kakao yang dihasilkan oleh petani dan ditengarai masih belum cukup memadai.

Beberapa negara impor t i r kakao saat ini telah memasukkan syarat keamanan pangan sebagai standar mutu bagi biji kakao yang diperdagangkan. Berkenaan dengan

Menjaga Mutu Kakao dengan Teknologi Pascapanen yang MemadaiTahapan pascapanen kakao yang meliputi proses pemanenan, fermentasi,

pengeringan, sortasi, pengemasan dan penyimpanan merupakan titik kritis yang seringkali dijumpai pada pascapanaen kakao. Rekomendasi

penanganan pascapanen kakao dapat dijadikan sarana untuk perbaikan mutu kakao yang dihasilkan petani sehingga mutu kakao semakin

meningkat.

hal tersebut, maka kakao Indonesia harus disiapkan agar sebanyak mungkin dapat memenuhi standar mutu nasional maupun internasional. Untuk menjawab persoalan mutu dan keamanan pangan biji kakao maka petani perlu melakukan beberapa upaya konkrit. Salah satunya perbaikan mutu dengan penerapan teknologi pascapanen kakao, maupun membangun sistem produksi yang dapat memberikan jaminan mutu kakao sehingga dapat meningkatkan mutu biji kakao yang dihasilkan oleh petani.

Mengenal Titik Kritis pada Penanganan Pascapanen Kakao

Terdapat tujuh titik kritis dalam penanganan pascapanen kakao, yaitu: (1) Pemanenan dilakukan

dengan pemetikan buah pada tingkat kematangan yang tepat. Pemanenan dengan dipetik dan saat buah sudah cukup masak. Ciri buah masak adalah warna kulit buah kuning atau jingga. Wadah yang digunakan selama panen harus bersih dari kotoran. Buah kakao yang sudah dipetik dikumpulkan, selanjutnya buah yang jelek, rusak/terlalu masak, atau yang terlalu muda, dipisahkan sehingga menghasilkan mutu buah kakao yang seragam dan terhindar dari infeksi kapang/ mikroorganisme. Sebaiknya buah terlebih dahulu diperam selama 5–7 hari agar biji-biji kakao dalam buah benar-benar matang. (2) Pemecahan buah dilakukan untuk mengeluarkan biji yang ada di dalam buah kakao dengan pemukul kayu atau pisau. Biji kakao selanjutnya dipisahkan dari pulp atau daging buah kakao. Hindarkan biji kakao yang rusak karena proses pemecahan buah karena akan mempengaruhi mutu biji kakao. (3) Proses fermentasi dilakukan untuk memperoleh biji kakao yang bermutu baik dan memiliki aroma serta cita rasa yang khas. Fermentasi akan mengurangi

Proses pemetikan dan pemecahan buah

Page 18: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

16 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

tumbuhnya kapang penghasil mikotoksin dan menguntungkan pertumbuhan yeast yang mampu memanfaatkan pulp. Okratoksin merupakan jenis mikotoksin yang banyak ditemukan pada biji kakao. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa tahap fermentasi dapat m e n u r u n k a n p e m b e n t u k a n okratoksin (OTA). Fermentasi/pemeraman dilakukan selama 6–8 hari menggunakan kotak fermentasi, tumpukan maupun keranjang. Biji kakao dimasukkan dalam kotak atau keranjang, ditutup dengan daun pisang dan ditindih dengan kayu. Kapasitas kotak fermentasi bisa mencapai kurang lebih 20 kg biji kakao. Pengadukan/pembalikan dilakukan pada hari kedua dan dilanjutkan proses fermentasi lanjutan hingga selesai. Proses pembalikan tergantung jumlah biji yang difermentasi.

Balai Basar Penelit ian dan Pengembangan Pascapanen P e r t a n i a n m e n g e m b a n g k a n teknologi kombinasi pemisahan pulp sebagian dan penggunaan starter untuk mempercepat proses fermentasi kakao dan teknologi serta reprocess kakao asalan (unfermented) yang telah kering. Biji kakao yang kurang fermentasi ditandai dengan warna ungu pada biji jika dibelah, tekstur pejal, serta rasa pahit dan sepat. Sebaliknya yang terfermentasi biji akan mudah pecah, berwarna cokelat tua, dengan cita rasa cokelat serta berbau apek. (4) Biji yang telah difermentasi dicuci untuk mengurangi pulp

yang melekat pada biji. Sebaiknya dilakukan perendaman terlebih dahulu kurang lebih selama 3 jam untuk memudahkan pelepasan pulp. (5) Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air biji kakao hingga 6–7%. Pengeringan sebaiknya di lakukan secepat m u n g k i n d i b a w a h k o n d i s i lingkungan terkontrol dan bersih (FAO, 2006). Pengeringan dilakukan dengan penjemuran/memakai alat pengering. Biji kakao dapat kering sekitar 7–10 hari, jika menggunakan alat pengering akan jauh lebih cepat 1–2 hari (suhu ±60 °C). Untuk daerah curah hujan tinggi disarankan menggunakan alat pengering atau kombinasi pengeringan matahari selama sehari dilanjutkan dengan alat pengering. Setelah dilakukan pengeringan, perlu dilakukan proses tempering/proses penyesuaian suhu pada biji kakao pasca pengeringan dengan suhu udara sekitar, agar tidak terjadi kerusakan fisik pada tahap ber iku tnya. (6)Sor tas i adalah memisahkan biji kakao dari kotoran yang masih ada (pulp yang melekat, ranting, dan batu) sekaligus mengelompokkan biji sesuai bentuk fisik dan ukuran biji. (7) Biji kakao yang sudah kering dan bersih disimpan dalam wadah/karung yang bersih, mempunyai sirkulasi udara yang baik dan terjaga kelembabannya. Selama penyimpanan sebaiknya hindari kontak langsung dengan tanah untuk menjaga kelembapan biji kakao. Penyimpanan merupakan tahapan yang paling kritis pada

Peralatan untuk proses kakao (a) Kotak fermentasi; (b) proses pengeringan alami (penjemuran); (c) pengering tipe flat bed dryer

(a) (b) (c)

p e n a n g a n a n p a s c a p a n e n kakao. Kondisi pengemasan dan penyimpanan yang kurang memadai dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi mikotoksin.

Implikasi Penerapan Pascapanen untuk Meningkatkan Mutu

Rekomendasi perbaikan mutu kakao di atas dapat diterapkan di tingkat petani. Pencegahan dan pengendalian sebelum pemanenan dapat diterapkan melalui praktek budi daya yang baik/Good Agricultural Practices (GAP). Tahapan proses p a s c a p a n e n ( p e m a n e n a n , fermentasi, pengeringan, sortasi, pengemasan dan penyimpanan) menjadi titik kritis pada penanganan pascapanen kakao . Me la lu i penerapan proses pascapanen yang baik/Good Handling Practices (GHP) juga mampu meningkatkan mutu biji kakao serta meminimalkan kontaminasi mikotoksin. Kedua pendekatan tersebut (GAP dan GHP) merupakan metode yang paling sesuai untuk meningkatkan mutu biji kakao petani secara komprehensif.

Miskiyah dan Hernani

Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Pascapanen Pertanian

Jl. Tentara Pelajar 12 A, Kampus

Penelitian Pertanian Cimanggu Bogor

Telepon : (0251) 8321762

Faksimile : (0251) 8350920

E-mail : bbpascapanen@litbang.

pertanian.go.id, bb_pascapanen@yahoo.

com

Page 19: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

Volume 41 Nomor 4, 2019 17

Ma s y a r a k a t s u d a h m u l a i menyadari pentingnya produk

pertanian yang sehat dan bernilai ekonomi tinggi, untuk itu perlu adanya pemupukan dan sentuhan teknologi baru. Permintaan pupuk organik alami dari tahun ke tahun semakin meningkat yang disebabkan oleh semakin mahal dan langkanya pupuk anorganik di pasaran.

Pupuk organik memiliki banyak manfaat yakni : mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk kimia lain sehingga memperbaiki sifat, kimia dan biologi tanah yang lebih baik, mempunyai kemampuan dalam memobilisasi dan menjembatani hara yang ada di tanah sehingga akan membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh tanaman, pupuk organik akan memberikan kehidupan bagi mikroorganisme tanah, mempunyai kemampuan da lam me lepas ha ra t anah dengan sangat perlahan dan terus menerus, sehingga akan membantu mencegah terjadinya kelebihan suplai hara yang membuat tanaman keracunan, selain i tu mampu menjaga kelembapan dari tanah, sehingga akan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada tanaman. Pada akhirnya manfaat yang akan dirasakan oleh petani

Formula Penyubur dan Pendegradasi Kontaminan di Lahan Pertanian

Peneliti dari Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Sri Wahyuni (Balingtan) telah menghasilkan invensi teknologi yang dapat menurunkan residu

pestisida (aldrin, dieldrin, DDT, dan heptaklor) dalam tanah, meningkatkan kesuburan tanah, serta pertumbuhan tanaman berupa formula penyubur

dan pendegradasi kontaminan di lahan pertanian

adalah meningkatnya produktivitas tanaman dari lahan pertanian yang telah diolah menggunakan pupuk organik.

Akibat meningkatnya permintaan produk organik yang menyebabkan pengurangan penggunaan pupuk kimia sintetis, sehingga menimbulkan kesadaran konsumen akan dampak buruk pupuk kimia sintetis yang dapat mengakibatkan cemaran. Terobosan baru pun mulai dilakukan untuk mendapatkan pupuk hayati multi fungsi yang berkualitas. Mutu pupuk hayati yang akan dihasilkan harus sesuai dengan Permentan No.70 Tahun 2011 tentang pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah.

Pupuk hayati yang beredar dipasaran pada umumnya hanya untuk meningkatkan kesuburan tanah. Peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mulai menghasilkan produk baru yang memiliki kelebihan yang tidak hanya meningkatkan kesuburan tanah melainkan juga dapat menurunkan konsentrasi pestisida aldrin, dieldrin, Dichloro-diphenyl-trichloroethane (DDT), dan heptaklor yang terserap oleh tanaman dan terakumulasi di dalam tanah. Perbedaan yang mendasar antara produk hasil Balitbangtan

dengan produk yang beredar dipasaran terletak pada bahan yang digunakan dimana mengandung bakteri yang dapat menurunkan residu pestisida dalam tanah, meningkatkan kesuburan tanah, serta pertumbuhan tanaman.

Sebaga i bahan pembawa digunakan biochar yang berbahan utama dari arang sekam yang berguna menggerakkan residu pestisida dalam tanah sehingga tidak terserap oleh tanaman atau tercuci ke badan air (sungai, selokan dan lain-lain). Biochar adalah arang hasil pembakaran tidak sempurna dari limbah pertanian yang sulit terurai seperti kayu, sekam padi, tempurung kelapa sawit, kulit buah kakao dan limbah lainnya.

Berdasarkan hasil penelusuran, belum ada pupuk hayati yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan residu aldrin, dieldrin, DDT, dan heptaklor yang ada dalam tanah. Pada akhirnya diciptakan suatu invensi oleh Sri Wahyuni dan tim dari Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) yang berkaitan dengan formula pupuk hayati yang digunakan untuk memupuk tanaman.

Kita ketahui bahwa degradasi tanah adalah suatu proses yang menjelaskan fenomena penurunan kapasitas tanah pada saat sekarang atau saat yang akan datang, dalam mendukung kehidupan manusia yang dipengaruhi aktivitas manusia. Secara umum, degradasi tanah berarti penurunan kualitas tanah, dalam arti menghilangnya satu atau lebih fungsi tanah. Kualitas tanah dapat dinilai berdasarkan

Page 20: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/... · 2019-10-09 · tanaman buah-buahan yang unggul dapat dilakukan apabila tersedia keragaman sumber genetik yang dituju/diinginkan

18 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

fungsi tanah yang berhubungan dengan ekologi dan fungsi tanah yang berhubungan dengan aktivitas manusia. Isolat bakteri diperoleh dari lahan pertanian tanaman padi yang tercemar pestisida di Kabupaten Karawang. Formula penyubur dan pendegradasi cemaran ini berupa serbuk atau padatan yang bahan utamanya adalah biochar sekam padi, bakteri dan molase/tetes tebu/bit. Isolasi bakteri ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi LIPI Cibinong.

Hasil Penelitian terkait dengan formula ini antara lain: “Teknologi Remediasi Residu Insektisida di Lahan Sayuran Bawang Merah” (Asep Nugraha Ardiwinata, et. al., 2016), efektifitas formula penyubur

dan pendegradasi kontaminan, bakteri yang kami tambahkan mampu menurunkan residu aldrin, dieldrin, heptaklor dan DDT lebih dari 20% di lahan sayuran dibandingkan dengan kontrol petani.

Formula penyubur dan pen-degradas i cemaran in i juga bisa meningkatkan kesuburan tanaman dengan indikasi produksi tanaman bawang daun meningkat dan panjang maupun berat akar meningkat secara signifikan. Hasil penelitian inventor, Sri Wahyuni et. al.,2017 berjudul “Pengaruh Pemberian Bacillus aryabhattai Terhadap Peningkatan Populasi Bakteri Penambat N Simbiotik dan Peningkatan Produksi Tanaman Bawang Daun" menunjukkan

bahwa aplikasi Bacillus aryabatthai memberi pengaruh besar dalam memperbanyak populasi Rhizobium dan Bakteri Pelarut Fosfat Serta p e n g a r u h p o s i t i f t e r h a d a p per tumbuhan tanaman daun bawang. Formula penyubur dan pendegradasi kontaminan di lahan pertanian yang terdiri dari arang sekam, bakteri Bacillus aryabatthai, dan molase/tetes tebu/bit dari invensi ini dapat diterapkan dalam suatu industri besar dengan cara diproduksi secara masal dengan jumlah cukup besar. Selain itu formula ini juga bisa dibuat secara sederhana dan berulang oleh orang atau pun para pelaku pertanian yang ahli di bidangnya. Formula penyubur dan pendegradasi tanah ini terbuat dari bahan-bahan yang terdiri dari bakteri konsorsia, biochar dan molase. Melalui mekanisme alih teknologi, industri pupuk dapat melakukan proses produksi pupuk secara massal dan komersial sehingga menghasilkan pupuk hayati dalam bentuk padat berupa tepung atau granular. Pupuk yang dihasilkan selanjutnya dikemas menggunakan kantong plastik atau karung sesuai kebutuhan pengguna atau pasar sehingga pupuk tersebut dapat didistribusikan secara luas sesuai permintaan konsumen. Penggunaan pupuk hayati ini dapat meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman serta menurunkan residu pestisida dalam tanah seperti aldrin, dieldrin, heptaklor, dan DDT. Pupuk hayati ini dapat digunakan untuk pemupukan pada tanaman padi, sayuran, palawija, dan tanaman lainnya.

Sri Wahyuni

Balai Penelitian Lingkungan Pertanian

Jl. Raya Jakenan-Jaken Km.05 Jakenan,

Pati, Jawa Tengah

Telepon : (0295) 4749044

Faksimile : (0295) 4749045

E-mail : [email protected].

go.id

Penelitian teknologi arang aktif yg diperkaya dengan formula penyubur.

Prototipe pupuk hayati penyubur

Sri Wahyuni inventor. Ujicoba formula penyubur pada tanaman bawang merah.