74
STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN KITA MART JATIASIH 1 BEKASI DALAM MENJUAL PRODUK UMKM GALIH SUJATMIKO PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2018

repository.unugha.ac.idrepository.unugha.ac.id/762/1/6.pdf · 2019-10-15 · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI. DAN . SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN

KITA MART JATIASIH 1 BEKASI DALAM MENJUAL

PRODUK UMKM

GALIH SUJATMIKO

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2018

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan

Pemasaran Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi Dalam Menjual Produk UMKM adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2018

Galih Sujatmiko

NIM H24164012

ABSTRAK

GALIH SUJATMIKO Strategi Pengembangan Pemasaran Kita Mart Jatiasih 1

Bekasi Dalam Menjual Produk UMKM. Dibimbing oleh MUSA HUBEIS.

Minimarket adalah salah satu saluran perdagangan di Indonesia, yang terdiri

dari berbagai merek, salah satunya yaitu Kita Mart. Kita Mart adalah minimarket

berbasis sharing economy (ekonomi berbagi), yang memiliki kebijakan untuk

dapat menyertakan produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di

dalam gerainya. Tujuan penelitian untuk menganalisis perkembangan minimarket

dalam konteks tradisional dan modern, mengidentifikasi bauran pemasaran dan

strategi segmenting, targeting dan positioning produk UMKM pada Kita Mart

Jatiasih 1 dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi

rumusan strategi pemasaran produk UMKM, serta menyusun dan

merekomendasikan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi produk UMKM..

Alat analisis yang digunakan adalah matriks Evaluasi Faktor Internal, Evaluasi

Faktor Eksternal, Internal-Eksternal, Strengths, Weaknesses, Opportunities,

Threarts (SWOT), Ansoff, dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).

Alternatif strategi yang menjadi rekomendasi utama dari penelitian ini

mengadakan bazar secara rutin pada minggu pertama di setiap bulan pada area

minimarket.

Kata kunci : Ansoff, Kita Mart, QSPM, UMKM, SWOT

ABSTRACT

GALIH SUJATMIKO Marketing Development Strategy Mart Jatiasih 1 Bekasi in

Selling UMKM Products. Supervised by MUSA HUBEIS.

Minimarket is one of the trade channels in Indonesia, which consists of

various brands, one of which is Kita Mart. Kita Mart is a sharing economy based

on sharing economy, which has a policy to be able to include MSMEs (Micro,

Small and Medium Enterprises) products in its outlets. The research objective is

to analyze the development of minimarket in traditional and modern contexts,

identify marketing mix and segmenting strategies, targeting and positioning

products for MSMEs at Kita Mart Jatiasih 1 and analyze internal and external

factors that influence the formulation of marketing strategies MSMEs products,

and compile and recommend alternative marketing strategies that are right for

MSME products.. The analysis tools used are Internal Factor Evaluation, External

Factor Evaluation, Internal-External, Strengths, Weaknesses, Opportunities,

Threarts (SWOT), Ansoff, and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

matrices. The alternative strategy that became the main recommendation of this

research held the bazaar regularly in the first week of every month in the

minimarket area.

Key words : Ansoff, Kita Mart, MSMEs, QSPM, SWOT

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN

KITA MART JATIASIH 1 BEKASI DALAM MENJUAL

PRODUK UMKM

GALIH SUJATMIKO

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2018

Judui Skripsi

Nama NIM

: Strategi Pengembangan Pemasaran Kita Mart Jatiasih 1

Bekasi Daiam Ivfenjuai Produk UMKM

: Galih Sujatmiko : H24164012

Disetujui oleh

ProfDr lr H Musa Hubeis, MS, Dipl Ing, DEA Pembimbing

Diketahui oleh

Ketua Departemen

Tanggai Luius: 2 1 AUG 2018

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2018 ini ialah

Strategi Pengembangan Pemasaran Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi Dalam Menjual

Produk UMKM.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof.Dr.Ir.H.Musa Hubeis,

MS, Dipl Ing, DEA sebagai dosen pembimbing dan Ibu Hardiana Widyastuti,

SHut, MM sebagai dosen moderator seminar yang telah banyak memberi arahan

dan saran, serta Bapak Dr Mukhamad Najib, STp, MM dan Ibu Rindang Matoati,

SE, MSc sebagai penguji dalam ujian skripsi yang telah memberikan masukan dan

koreksi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh

keluarga dan teman-teman Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, atas segala

doa dan dukungannya.Semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Bogor, Agustus 2018

Galih Sujatmiko

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 5

Pemasaran 5 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 6 Strategi Pemasaran 7 Segmentasi, Targeting dan Positioning 8 Bauran Pemasaran Produk dan Jasa 8 Penelitian Terdahulu 8

METODE 13 Kerangka Pemikiran 13 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 Pengumpulan Data 14 Pengolahan dan Analisis Data 15

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 Perkembangan Minimarket Dalam Konteks Tradisional dan Modern 18

Gambaran Umum Kita Mart Jatiasih 1 20 Struktur Organisasi Kita Mart Jatiasih 1 21 Strategi dan Bauran Pemasaran Produk UMKM pada Kita Mart Jatiasih1 21 Analisis Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Produk UMKM Kita Mart

Jatiasih 1 23 Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal 26

Analisis Internal-Eksternal 28 Analisis SWOT 29 Analisis Ansoff 30

Analisis QSPM 31 Implikasi Manajerial 33

SIMPULAN DAN SARAN 33 DAFTAR PUSTAKA 35

LAMPIRAN 38

DAFTAR TABEL

1 Produk domestik regional bruto Kota Bekasi atas dasar harga berlaku

menurut lapangan usaha (juta rupiah) pada tahun 2014-2016 2 2 Uraian kriteria-kriteria usaha yang tergolong UMKM 6 3 Unsur-unsur pokok dalam strategi pemasaran 7 4 Penelitian-penelitian terdahulu 9 5 Matriks perencanaan strategi kuantitatif 18 6 Porsi produk yang dijual pada Kita Mart Jatiasih 1 20 7 Perhitungan evaluasi faktor internal 26 8 Perhitungan evaluasi faktor eksternal 27 9 Hasil matriks SWOT 29 10 Hasil matriks Ansoff 31

11 Urutan prioritas rekomendasi strategi 32

DAFTAR GAMBAR

1 Persentase kontribusi minimarket sebagai saluran perdagangan di

Indoneisa 1 2 Banyaknya desa/kelurahan menurut keberadaan minimarket 2 3 Jumlah penduduk Kota Bekasi tahun 2014–2016 2 4 Persentase minimarket di Kota Bekasi 3 5 Kerangka pemikiran penelitian 13 6 Matriks internal-eksternal 16 7 Matiks Ansoff 17

8 Forum grup diskusi di Kecamatan Bekasi Utara 19 9 Minimarket di Jalan Swantantra Kota Bekasi yang berjarak kurang dari

500 meter 19 10 Pergeseran persentase saluran perdagangan di Indonesia 20

11 Persentase pertumbuhan barang konsumsi tahun 2015-2017 26 12 Hasil matriks internal-eksternal 28

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar pertanyaan penelitian analisis strategi pengembangan pemasaran

Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi dalam menjual produk UMKM 38

2 Struktur organisasi Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi 44

3 Pembobotan faktor internal dan eksternal 45 4 Perhitungan rataan skor daya tarik 47

5 Perhitungan total skor atraktif 51 6 Daftar nama dan harga produk UMKM pada Kita Mart Jatiasih 1 55 7 Surat undangan forum grup diskusi di Kecamatan Bekasi Utara 60

8 Dokumentasi 61

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pasar merupakan tempat berkumpulnya sejumlah pembeli dan sejumlah

penjual di mana terjadi transaksi jual-beli barang-barang yang ada di sana.

Menurut cara transaksinya pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar tradisional

dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan tempat di mana para penjual dan

pembeli dapat mengadakan tawar menawar secara langsung dan barang yang

diperjualbelikan merupakan barang kebutuhan pokok (Arianty 2013). Pasar

modern adalah tempat penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga, di

mana penjualan dilakukan secara eceran dan dengan cara swalayan (konsumen

mengambil sendiri barang dari rak dagangan dan membayar ke kasir) (Martinus

2011). Salah satu contoh dari pasar modern adalah minimarket. Minimarket

merupakan salah satu saluran perdagangan di Indonesia. Pada tahun 2013 tercatat

minimarket memiliki kontribusi sebesar 16.9% yang ditunjukan pada Gambar 1.

Gambar 1 Persentase kontribusi minimarket sebagai saluran

perdagangan di Indoneisa

Sumber : Susilo (2017) (data diolah)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan Provinsi Jawa

Barat menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan banyaknya desa atau

kelurahan yang terdapat minimarket seperti yang terlihat pada Gambar 2.

Banyaknya desa atau kelurahan yang terdapat minimarket dapat menambah

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota atau kabupaten di Jawa Barat,

dimana salah satunya Kota Bekasi.

75.1%

8%

16.9%

Pasar Tradisional

Supermarket

Minimarket

2

Gambar 2 Banyaknya desa/kelurahan menurut keberadaan minimarket

Sumber : BPS (2015) (data diolah).

Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang berada di sekitar Ibu Kota

Indonesia, dengan jumlah penduduk 2 803 283 jiwa pada tahun 2016 yang

mengalami pertumbuhan dari dua tahun sebelumnya (BPS 2016b). rinciannya

diuraikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Jumlah penduduk Kota Bekasi tahun 2014–2016

Sumber : BPS (2016b) (data diolah)

Kota Bekasi memiliki jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

yang terdiri dari berbagai lapangan usaha. Pada tahun 2016 PDRB Kota Bekasi

mencapai 76.81 trilyun rupiah (Tabel 1).

Tabel 1 Produk domestik regional bruto Kota Bekasi atas dasar harga berlaku

menurut lapangan usaha (juta rupiah) pada tahun 2014-2016

Kategori Lapangan Usaha Tahun

2014 2015* 2016**

A Pertanian, kehutanan,

dan perikanan

413 950.44 440 744.24 464 214.44

B Pertambangan dan

penggalian

- - -

C Industri pengolahan 23 109 545.11 1976 672.39 26 581 449.21

D Pengadaan listrik dan gas 1 976 672.39 1 969 927.58 2 013 628.62

2.500.000

2.600.000

2.700.000

2.800.000

2.900.000

2014 2015 2016

Ju

mla

h J

iwa

3

Tabel 1 Produk domestik regional bruto Kota Bekasi atas dasar harga berlaku

menurut lapangan usaha (juta rupiah) pada tahun 2014-2016 (lanjutan)

Kategori Lapangan Usaha Tahun

2014 2015* 2016**

E Pengadaan air,

pengelolaan sampah,

limbah dan daur ulang

48 518.53 52 218.43 60 499.18

F Konstruksi 6 467 084.55 7 417 084.55 8 240 293.14

G Perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor

14 749 845.86 16 106 326.63 17 359 009.62

H Transportasi dan

pergudangan

5 988 023.43 7 093 746.75 7 638 060.21

I Penyediaan akomodasi

dan makan minum

2 237 969.58 2 530 045.68 2 942 463.35

J Informasi dan komunikasi 1 149 704.65 1 351 503.13 1 549 047.86

K Jasa keuangan dan

asuransi

1 786 058.17 2 011 668.09 2 332 220.21

L Real estate 1 020 483.26 1 118 283.92 1 206 527.85

M,N Jasa Perusahaan 273 186.92 303 675.64 336 515.69

O Administrasi

pemerintahan, pertahanan

dan jaminan sosial wajib

1 330 431.11 1 432 250.99 1 495 984.18

P Jasa pendidikan` 1 280 189.67 1 496 501.90 1 687 339 .69

Q Jasa kesehatan dan

kegiatan sosial

637 613.63 722 929.60 834 006.95

R, S, T,

U

Jasa lainnya 1 639 557.70 1 829 694.62 2 072 433.10

PDRB 64 109 357.90 70 786 216.65 76 813 697.31

Sumber : BPS (2017b)

Keterangan : *Angka sementara, **Angka sangat sementara

Tabel 1 menguraikan salah satu bidang lapangan usaha yang menyumbang PDRB

Kota Bekasi adalah sektor perdagangan besar dan eceran (kategori G), serta terus

mengalami pertumbuhan selama tahun 2014-2016. Kategori tersebut termasuk

toko dan minimarket yang merupakan toko modern (Peraturan Presiden [Perpres]

Republik Indonesia No. 112 Tahun 2007). Minimarket telah menyebar di seluruh

wilayah Kota Bekasi, yang terdiri dari berbagai merk, seperti ditunjukan pada

Gambar 4.

Gambar 4 Persentase minimarket di Kota Bekasi

Sumber : Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kota Bekasi (2018) (data diolah)

42%

45%

5% 2%

6% PT. Indomarco Prismatama (Indomaret)

PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart)

PT. Midi Utama Indonesia (Alfamidi)

Kita Mart

Lainnya

4

Gambar 4 menunjukan perusahaan-perusahaan minimarket yang ada di Kota

Bekasi. Total minimarket di Kota Bekasi 545 unit yang terdiri dari berbagai

macam brand (merek), dimana salah satunya adalah Kita Mart. Kita Mart adalah

minimarket berbasis sharing economy (ekonomi berbagi). Menurut Rhenald

Kasali, Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

sharing economy merupakan sikap partisipasi dalam kegiatan ekonomi yang

menciptakan nilai, kemandirian dan kesejahteraan (Fajrina 2016). Kita Mart dapat

dimiliki oleh masyarakat yang telah terdaftar sebagai anggota Koperasi Syariah

Majelis Ta‟lim Wirausaha, baik atas nama individu maupun secara kolektif. Kita

Mart terbagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe pertama Rp 175 juta, tipe kedua Rp 300

juta, dan tipe ketiga Rp 400 juta. Masyarakat yang ingin memiliki Kita Mart,

dapat menyesuaikan dengan kemampuan yang ada (Kusuma 2017). Jatiasih

merupakan daerah pertama Kita Mart berdiri di Kota Bekasi. Kita Mart telah

memiliki beberapa gerai, salah satunya gerai Jatiasih 1. Gerai Kita Mart Jatiasih 1

termasuk pada tipe ketiga. Kita Mart memiliki kebijakan untuk dapat menyertakan

produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam kegiatan usahanya,

sehingga dapat membantu UMKM dalam memasarkan dan menjual produk

(Kusuma 2017).

UMKM mendominasi aktivitas ekonomi di Kota Bekasi. Berdasarkan data

sensus ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi tahun 2016, usaha

berskala Usaha Mikro Kecil (UMK) memiliki porsi 95.35% atau 193 619 usaha,

sedangkan usaha berskala Usaha Menengah Besar (UMB) memiliki persentase

sebesar 1.65% atau 89 621 usaha atau 44.14% dari seluruh uaha yang ada di Kota

Bekasi (BPS 2017a). Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) yang merupakan

metode pengukuran untuk mengetahui sektor atau kategori unggulan di suatu

daerah, menunjukan bahwa UMK memiliki angka LQ 0.96812 dan UMB 3.08382.

LQ UMK tersebut masih < 1 yang menunjukan bahwa sektor tersebut bukan

sektor unggulan (BPS 2016b), sehingga UMK perlu diberikan bantuan khususnya

mengenai strategi yang tepat agar dapat bertahan dan bersaing.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dilakukan penelitian

Strategi Pengembangan Pemasaran Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi Dalam

Menjual Produk UMKM.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

adalah :

1 Bagaimana perkembangan minimarket dalam konteks tradisional dan

modern?

2 Bagaimana strategi segmenting, targeting dan positioning (STP) dan bauran

pemasaran produk UMKM pada Kita Mart Jatiasih 1?

3 Bagaimana faktor-faktor internal dan eksternal memengaruhi rumusan

strategi pemasaran produk UMKM pada Kita Mart Jatiasih 1?

4 Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi produk UMKM

pada Kita Mart Jatiasih 1?

5

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1 Analisis perkembangan minimarket dalam konteks tradisional dan modern.

2 Mengidentifikasi strategi dan bauran pemasaran produk UMKM pada Kita

Mart Jatiasih 1.

3 Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi

rumusan strategi pemasaran produk UMKM pada Kita Mart Jatiasih 1.

4 Menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi pemasaran yang tepat

bagi produk UMKM pada Kita Mart Jatiasih 1.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada berbagai pihak

yaitu :

1 Kita Mart Jatiasih 1.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi

mengenai strategi pemasaran yang tepat bagi manajemen Kita Mart Jatiasih

1.

2 Institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan akan menambah kekayaan ilmu pengetahuan yang

dapat dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya.

3 Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu, pengalaman, dan dapat

mengimplementasikan ilmu yang didapatkan selama ini, khususnya pada

bidang manajemen strategi dan pemasaran.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian terfokus pada faktor-faktor internal dan eksternal

Kita Mart Jatiasih 1 yang terkait dengan strategi pemasaran. Penelitian ini turut

membahas tentang perkembangan toko kelontong dan minimarket di Kota Bekasi.

Penelitian ini dibatasi dengan menekankan pada produk-produk UMKM yang

dijual pada Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemasaran

Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan,

mengkomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran (offerings)

yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum (American

Marketing Association) dalam (Tjiptono dan Chandra 2012). Filosofi pemasaran

mengalami evolusi dari orientasi internal menuju orientasi eksternal. Orientasi

internal tercermin pada orientasi produksi, orientasi produk dan orientasi

6

penjualan. Orientasi eksternal mencakup orientasi konsumen, dan orientasi social

marketing (Tjiptono dan Diana 2016).

Pemasaran berperan penting bagi organisasi, konsumen, individu dan

masyarakat luas. Peran signifikan pemasaran diwujudkan dalam delapan fungsi,

yaitu buying (pembelian), selling (penjualan), transporting (transportasi), storing

(penyimpanan), standardizing and grading (standarisasi dan penilaian), financing

(pembiayaan), risk taking (pengambilan resiko), dan securing marketing

information (mengamankan informasi pemasaran). Pemasaran berkontribusi pada

proses menciptaakan nilai bagi pelanggan dan meraih nilai dari pelanggan.

Konsep nilai mengacu pada hubungan antara manfaat dan biaya dalam

mendapatkan produk atau jasa spesifik (Tjiptono dan Diana 2016).

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), pengertian UMKM dibagi berdasarkan

skala usaha berikut :

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur

dalam UU ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif berdiri sendiri yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud

dalam UU ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam UU ini, dengan kriteria yang diuraikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Uraian kriteria-kriteria usaha yang tergolong UMKM

No Uraian Kriteria

Aset Omzet

1 Usaha Mikro Maksimal Rp 50 juta Maksimal Rp 300 juta

2 Usaha Kecil > Rp 50 juta - Rp 500

juta

> Rp 300 juta - Rp 2.5

milyar

3 Usaha Menengah > Rp 500 juta - Rp 10

milyar

> Rp 2.5 milyar - Rp 50

milyar Sumber : UU RI Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Catatan : aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

7

UMKM mempunyai peran penting dan strategik dalam pembangunan ekonomi

nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga

kerja, UMKM berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan.

UMKM telah terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis. Ketika krisis menerpa

pada periode tahun 1997–1998, hanya UMKM yang mampu tetap berdiri kokoh.

(BI 2015).

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan rencana menjabarkan ekspetasi perusahaan

akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan

produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Perusahaan bisa

menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara bersamaan, sebab setiap

jenis program (seperti periklanan, promosi penjualan, personal selling (penjualan

langsung bertatap muka), layanan pelanggan, atau pengembangan produk)

memiliki pengaruh berbeda-beda terhadap permintaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan

mekanisme yang dapat mengkoordinasikan program-program pemasaran agar

program-program itu sejalan dan terintegrasi dengan sinergistik. Mekanisme ini

disebut strategi pemasaran. Umumnya peluang pemasaran terbaik diperoleh dari

upaya memperluas permintaan primer, dimana peluang pertumbuhan terbaik

berasal dari upaya memperluas permintaan selektif. Unsur-unsur pokok dalam

strategi pemasaran tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3 Unsur-unsur pokok dalam strategi pemasaran

Unsur Alternatif

Pemilihan pasar sasaran Semua pembeli di pasar relevan

Pembeli di beberapa segmen

Pembeli di satu segmen ceruk pasar

Tipe permintaan yang ingin distimulasi Permintaan primer

Di antara para pemakai baru

Di antara para pemakai saat ini

Permintaan selektif

Dalam served market yang baru

Di antara pelanggan pesaing

Dalam basis pelanggan saat ini

Sumber : Tjiptono dan Chandra (2012)

Perlu juga dipahami bahwa strategi pemasaran merupakan jembatan antara

strategi korporat dan analisis situasi di satu pihak dengan program pemasaran

yang sifatnya action-oriented (berorientasi pada aksi) di lain pihak. Oleh

karenanya, program pemasaran harus konsisten dan didasarkan pada strategi

pemasaran (Tjiptono dan Chandra 2012).

8

Segmentasi, Targeting dan Positioning

Segmentasi pasar didefinisikan sebagai proses membagi sebuah pasar

menjadi kelompok-kelompok konsumen yang mirip kemudian menyeleksi

kelompok-kelompok dan individu yang paling sesuai untuk dilayani suatu

perusahaan. Segmentasi pasar dapat dibagi menjadi lima tugas, yaitu pertama

menganalisis hubungan konsumen-produk, yang kedua menyelidiki dasar-dasar

segmentasi, yang ketiga mengembangkan pemosisian produk, yang keempat

menyeleksi strategi segmentasi dan yang kelima merancang strategi bauran

pemasaran (Peter dan Olson 2014).

Targeting merupakan poses mengevaluasi dan memilih segmen sasaran

terbaik yang ingin dijadikan target untuk dilayani menurut tujuan keseluruhan

yang ditetapkan perusahaan. Biasanya perusahaan tertarik untuk memilih segmen

yang paling menguntungkan (Tjiptono dan Diana 2016).

Positioning adalah cara produk, merek, atau organisasi perusahaan

dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan produk, merk atau organisasi

para pesaing oleh pelanggan saat ini maupun calon pelanggan. Untuk menciptakan

positioning yang tepat suatu produk, pemasar harus mengkomunikasikan dan

memberikan manfaat-manfaat tertentu yang dibutuhkan pasar sasaran (Tjiptono

dan Diana 2016).

Bauran Pemasaran Produk dan Jasa

Bauran pemasaran produk terdiri dari empat unsur, yaitu product, price,

place dan promotion. Product (produk) mencakup kombinasi antara barang dan

jasa atau layanan yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Price (harga)

adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk mendapatkan produk.

Place (lokasi) yang meliputi logistik perusahaan dan aktivitas pemasaran

berkenaan dengan penyediaan dan pendistribusian produk akhir kepada konsumen.

Promotion (promosi) merupakan aktivitas komunikasi dengan pelanggan sasaran

untuk menginformasikan, mengingatkan kembali, dan/atau membujuk mereka

untuk membeli produk. Bauran pemasaran jasa menambah tiga unsur dari bauran

produk, yaitu people, process dan physical evidance. People (orang) adalah staff

yang berinteraksi dengan pelanggan. Process (proses) adalah penyampaian

layanan kepada konsumen melalui kontak tinggi atau rendah. Physical evidence

(bukti fisik) merupakan ciri khas fisik yang bisa dilihat oleh pelanggan (Tjiptono

dan Diana 2016).

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi dalam strategi

pemasaran produk UMKM diambil dari beberapa sumber acuan dan referensi

yang diuraikan pada Tabel 4 :

9

Tabel 4 Penelitian-penelitian terdahulu

No Penulis Judul

Penelitian

Teknik sampling,

jumlah contoh dan

teknik analisis Hasil

1 Rahmawati P

(2016) Comparative

Analysis of

Marketing

Strategy Between

Small and

Medium

Enterprises–A

Study of Food

Package in

Bandung

Purposive

sampling.

9 orang.

Analisis eksplorasi

kualitatif.

Pemasaran terbaik dibagi

menjadi tiga untuk setiap

UKM. Bagi usaha mikro

memperoleh pasar

melalui penjualan produk

dengan harga murah,

untuk usaha kecil

meningkatkan pangsa

pasar melalui penetapan

harga penetrasi dan

untuk usaha menengah

memperluas pasar

melalui harga atas.

2 Ongkrorahardjo

EP (2015)

Formulasi Strategi

Usaha Makanan

Ringan

Tradisional Ny.

Gan Di Surabaya

Purposive

sampling.

6 orang.

Analisis kualitatif.

Hasil dari analisis

lingkungan eksternal dan

internal dari usaha NY.

GAN menghasilkan

beberapa alternatif

strategik yang dianalisis

dengan SWOT dan

dirumuskan strategi tepat

guna mengembangkan

usaha NY. GAN.

Alternatif-alternatif

strategi yang dirumuskan

adalah strategi

pengembangan produk,

strategi pengembangan

pasar dan strategi

penghematan.

3 Hasibuan S

(2015) SMEs

Development

Strategy for

Competitive and

Sustainable

Typical Local

Snacks of Banten

Province

Purposive

sampling.

2 orang.

Analisis deskriptif,

Importance

Performance

Aanalysis (IPA) dan

SWOT

Hasil pemetaan matriks

SWOT menempatkan

produk UKM khas

Banten di kuadran II.

Strategi yang

diprioritaskan adalah

strategi pemeliharaan

atribut mutu untuk

produk unggulan,

diversifikasi produk

untuk memperluas

pangsa pasar, daya saing,

dan keberlanjutan produk

UMKM makanan ringan

khas Banten.

10

Tabel 4 Penelitian-penelitian terdahulu (lanjutan)

No Penulis Judul

Penelitian

Teknik

sampling,

jumlah

contoh dan

teknik

analisis

Hasil

4 Bismala L

(2014)

Analisis Strategi

Pemasaran Pada

UMKM Di

Sumatera Utara

Untuk

Meningkatkan

Daya Saing

UMKM

Purposive

sampling.

65 orang.

Analisis

Deskriptif.

Secara umum UMKM belum

mengaplikasikan manajemen

pemasaran, namun hanya

berdasarkan pemahaman dan

pengetahuan yang dimiliki.

Berdasarkan analisis SWOT,

diperoleh 4 strategi, yaitu strategi

S-O seperti memberikan inovasi

produk yang memperkuat posisi

dan membentuk citra merk sendiri

tanpa mendompleng merk lain;

strategi W-O, seperti perkenalan

keluar daerah dengan teknologi

informasi, memperpanjang daur

hidup produk dengan melakukan

diferensiasi dan mencari sistem

pemasaran selain sistem

konsinyasi; strategi S-T seperti

memperkuat atau menonjolkan

ciri khas kedaerahan; strategi W-

T membuat kemasan inovatif

dengan merk khas dan

memperkenalkan wilayah usaha

dengan kluster produk.

5 Saputra M D

(2014)

Strategi

Komunikasi

Pemasaran

Dalam

Memasarkan

Produk Cemilan

Khas Samarinda

Di UKM (Usaha

Kecil

Menengah)

Center

Samarinda

Purposive

dan

Accidental

sampling.

3 orang.

Analisis data

kualitatif

deskriptif.

Strategi Komunikasi Pemasaran

Toko UKM Center dalam mema-

sarkan produk cemilan khas

Samarinda dengan menerapkan

unsur–unsur bauran pemasaran

(4P atau marketing mix) yaitu

harga (price), produk (product),

tempat (place) dan promosi

(promotion) yang dipadukan

dengan unsur – unsur bauran

promosi (promotional mix)

seperti iklan (advertising),

penjualan tatap muka (personal

selling), promosi penjualan (sales

promotion), publisitas (publicity)

dan pemasaran langsung (direct

marketing).

11

Tabel 4 Penelitian-penelitian terdahulu (lanjutan)

No Penulis Judul

Penelitian

Teknik

sampling,

jumlah

contoh dan

teknik

analisis

Hasil

6 Zulkarnaen

HO, Sutopo

(2013)

Analisis Strategi

Pemasaran Pada

Usaha Kecil

Menengah

(UKM)

Makanan

Ringan ( Studi

Penelitian UKM

Snack Barokah

di Solo )

Purposive

sampling.

2 orang.

Analisis

deskriptif.

Alternatif strategi UKM dan

urutan prioritas Snack Barokah adalah :

meningkatkan mutu produk dengan

menggunakan mesin kemasan,

menghasilkan makanan ringan sendiri,

meningkatkan mutu produk untuk

menghadapi persaingan, mencari

modal tambahan untuk memanfaatkan

program pinjaman pemerintah,

menjaga tingkat harga dan

meningkatkan mutu rasa, promosi

produk bisnis yang kuat dengan

memanfaatkan fasilitas media

elektronik, meningkatkan promosi

secara pendekatan langsung untuk

memperluas keseluruhan pasar

konsumen, memberikan dan

memelihara hubungan baik dengan

pemasok.

7 Bohari AM,

Hin CW,

Fuad N.

(2013)

The

competitiveness

of halal food

industry in

Malaysia: A

SWOT -ICT

analysis

Purposive

sampling.

4 orang.

Analisis

SWOT

Industri ini memiliki karakteristik

berupa 16 faktor kekuatan, 18

kelemahan, sembilan peluang dan

sembilan faktor ancaman. Untuk

meningkatkan daya saing saat ini dan

kesiapan untuk tantangan masa depan,

direkomendasikan menggunakan

sebuah strategi berbasis Teknologi,

Informasi dan Komunikasi (TIK).

8 Nataprawira

AB,

Saphiranti

D. (2013)

Marketing

Strategy

Planning for

Mangga Keuken

Production

House

Purposive

sampling.

2 orang.

Analisis

deskriptif.

Solusi bisnis sesuai dengan sumber

daya yang dimiliki perusahaan saat ini

untuk menjalin kerjasama sehingga

memiliki jalur distribusi untuk

memasarkan produknya ke pasar yang

lebih luas, serta mendaftarkan

perusahaan dan produknya ke badan

hukum. Mangga Keuken harus

memiliki kemasan dan tampilan toko

yang menarik bagi konsumen dan

menggunakan media sosial untuk

melakukan promosi.

Sumber : Data diolah (2018)

Berdasarkan uraian Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan

dilakukan memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian-

penelitian terdahulu. Persamaan dan perbedaan tersebut yaitu :

12

1. Penelitian Rachmawati (2016) memiliki kesamaan berupa menganalisis strategi

pemasaran terbaik untuk UMKM; dan perbedaanya pada obyek penelitian dan

pendekatan dengan terfokus pada bauran pemasaran produk.

2. Penelitian Ongkrorahardjo (2015) memiliki kesamaan berupa analisis kondisi

internal dan eksternal, penggunaan SWOT dan teknik sampling berupa

purposive sampling; dan perbedaannya pada obyek penelitian dan pembahasan

tentang penyusunan strategi usaha.

3. Penelitian Hasibuan (2015) memiliki kesamaan yaitu pengumpulan data dan

metode analisis SWOT; dan perbedaannya pada obyek penelitian, penggunaan

metode Importance Performance Analysis (IPA) dan fokus penelitian pada

strategi kompetitif dan berkelanjutan.

4. Penelitian Bismala (2014) memiliki kesamaan berupa tujuan penelitian yaitu

menghasilkan strategi pemasaran pada UMKM dengan analisis SWOT; dan

perbedaannya pada obyek penelitian dan tidak menggunakan matriks Ansoff

dan QSPM untuk merumuskan strategi.

5. Penelitian Saputra (2014) memiliki kesamaan, yaitu teknik pengambilan

contoh dengan teknik purposive sampling dan berfokus pada produk UKM;

dan perbedaannya pada obyek penelitian dan tujuan berfokus pada strategi

komunikasi pemasaran.

6. Penelitian Zulkarnaen dan Sutopo (2013) memiliki kesamaan yaitu fokus pada

strategi pemsaran produk UKM, metode pengambilan contoh dengan purposive

sampling dan menggunakan matriks IFE, EFE dan SWOT serta QSP untuk

merumuskan strategi pemasaran; dan perbedaannya pada obyek penelitian dan

penggunaan matriks Ansoff.

7. Penelitian Bohari, Hin dan Fuad (2013) memiliki kesamaan, yaitu

menggunakan analisis SWOT; dan perbedaannya yaitu pada obyek penelitian

dan mengaitkan SWOT dengan Teknologi, Informasi dan Komuniskasi (TIK).

8. Penelitian Nataprawira dan Saphiranti (2013) memiliki kesamaan, yaitu

menggunakan analisis internal, eksternal, dan SWOT dalam merumuskan

strategi pemasaran yang tepat; dan perbedaannya pada obyek penelitian dan

tidak menggunakan matriks Ansoff dan QSP untuk merumuskan strategi.

Berdasarkan persamaan dan perbedaan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki banyak kesamaan dalam hal tujuan

yaitu untuk merumuskan strategi, teknik pengambilan contoh dengan

menggunakan purposive sampling serta menggunakan alat analisis matriks

SWOT; sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitian dan penggunaan

matriks Anosff dan QSP. Matriks Ansoff digunakan untuk menentukan sasaran

pemasaran yang menyederhanakan situasi bersaing ke dalam dua dimensi yaitu

produk dan pasar (Ulza et al. 2017); sedangkan matriks QSP digunakan untuk

menentukan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak (David 2016).

13

METODE

Kerangka Pemikiran

Kita Mart merupakan minimarket pendatang baru yang menawarkan

produk-produk UMKM kepada konsumen, yang menjadi salah satu nilai tambah.

Kita Mart memiliki potensi untuk bersaing dengan para minimarket yang telah

lebih dikenal oleh konsumen, sehingga diperlukan strategi pemasaran yang tepat.

Penelitian ini ditujukan untuk membantu manajemen Kita Mart Jatiasih 1 dalam

mengidentifikasi faktor–faktor internal dan eksternal, mengevaluasi strategi

pemasaran yang telah dilakukan, serta merekomendasikan strategi pemasaran

yang tepat agar keberlangsungan dan pertumbuhan minimarket ini dapat terus

terjaga dengan baik. Kerangka Pemikiran Penelitian disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Kerangka pemikiran penelitian

Kita Mart Jatiasih 1

Produk-Produk UMKM

Strategi Pemasaran

Analisis Faktor Lingkungan Internal

(Matriks IFE)

Analisis Faktor Lingkungan Eksternal

(Matriks EFE)

Kekuatan dan Kelemahan Peluang dan Ancaman

Analisis Alternatif Strategi

(Matriks Ansoff)

Perhitungan Nilai Alternatif Strategi dan Evaluasi Strategi

(QSPM)

Rekomendasi Strategi

Ananlisis Internal-Eksternal

(Matriks IE)

Analisis SWOT

(Matriks SWOT)

Visi dan Misi

14

Tahap pertama dalam penelitian ini melakukan penggalian informasi visi

dan misi, serta sejarah dari Kita Mart. Tahap kedua, menganalisis strategi

pemasaran yang sudah diterapkan oleh Kita Mart Jatiasih 1 untuk memasarkan

produk-produk UMKM yang terdapat pada gerainya dan akan dibandingkan

dengan keadaan sesungguhnya.

Langkah ketiga menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang

memiliki hubungan langsung maupun tidak langsung dengan minimarket tersebut.

Penyajian dari analisis faktor internal menggunakan matriks IFE (Internal Factor

Evaluation), dan penyajian analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE

(External Factor Evaluation). Analisis internal dan analisis eksternal masing-

masing akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman.

Langkah keempat merumuskan alternatif strategi dengan matriks IE (Internal-

Eksternal) dan matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats).

Langkah kelima menganalisis strategi produk dan pasar dari produk UMKM

dengan kondisi Kita Mart Jatiasih 1 menggunakan matriks Ansoff dan melakukan

perhitungan nilai alternatif strategi serta mengevaluasi strategi dengan

mengunakan QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrix). Kegiatan ini akan

menghasilkan rekomendasi strategi kepada manajemen Kita Mart Jatiasih 1.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Kita Mart Jatiasih 1, yang berlokasi di Jl.

Raya Jatiasih No. 66, Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, dengan waktu

penelitian dari bulan April-Mei 2018.

Pengumpulan Data

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Jenis dan sumber data menurut cara memperolehnya terbagi dua jenis, yaitu data

primer dan sekunder (Sujarweni 2015). Data primer didapatkan dari hasil tanya

jawab kepada responden dan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang

berkaitan langsung dengan Kita Mart Jatiasih 1 dan Pemerintah Kota Bekasi.

Format pertanyaan (Lampiran 1) disusun berdasarkan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Yunova (2017) dan Arrahman (2015). Data sekunder dalam

penelitian ini berasal dari data pendukung Kita Mart Jatiasih 1 dan studi literatur

seperti buku, internet, dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik

penelitian.

Teknik Sampling

Narasumber dalam penelitian ini dipilih berdasarkan non probability

sampling. Metode non probability sampling adalah teknik pengambilan contoh

yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi contoh (Sugiyono 2016). Teknik yang

15

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang merupakan teknik

penentuan contoh dengan pertimbangan atau kriteria yaitu (1) memahami tentang

karakteristik UMKM dan (2) memahami tentang Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi.

Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak tiga orang ahli.

Ahli yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dari Kita Mart

Jatiasih 1. Penelitian ini melibatkan seorang bagian pemasaran Dinas Koperasi

dan UKM Kota Bekasi yang dijadikan narasumber untuk memberikan suatu

arahan dalam mengembangkan usaha. Selain itu, penelitian ini melibatkan seorang

anggota koperasi Kita Mart Jatiasih 1 yang paling loyal dalam berbelanja.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini berupa matriks IFE dan

matriks EFE, yang selanjutnya dicocokan dengan matriks IE dan matriks SWOT

yang merupakan alat untuk menghasilkan alternatif strategi dengan cara

mencocokan faktor-faktor dari matriks IFE dan EFE. Setelah itu langkah

selanjutnya melakukan decision (pengambilan keputusan) dengan menggunakan

matriks Ansoff dan QSP untuk menentukan prioritas alternatif strategi.

Matriks IFE

Matriks IFE merupakan perangkat formulasi strategi yang meringkas serta

mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam fungsi-fungsi perusahaan.

Hal tersebut memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

hubungan di antara fungsi-fungsi ini.

Matriks IFE dapat dikembangkan dalam lima langkah (David 2016) :

1 Buat daftar faktor-faktor internal seperti yang diidentifikasikan dalam proses

audit internal.

2 Tentukan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (semuanya

penting) untuk setiap faktor.

3 Beri peringkat 1 hingga 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan apakah

faktor itu merepresentasikan kelemahan utama (peringkat = 1), kelemahan

kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3), dan kekuatan utama

(peringkat = 4).

4 Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor

tertimbang untuk setiap variabel.

5 Jumlahkan skor tertimbang untuk setiap variabel untuk menentukan total skor

tertimbang organisasi.

Matriks EFE

Matriks EFE adalah matriks yang memungkinkan para penyusun strategi

meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi,

lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFE

dapat dikembangkan dalam lima langkah (David 2016), yaitu :

1. Buatlah daftar faktor-faktor eksternal kunci sebagaimana yang diidentifikasi

dalam proses audit eksternal.

2. Berilah bobot untuk setiap faktor, dengan kisaran dari 0,0 (tidak penting)

hingga 1,0 (sangat penting).

16

3. Berilah peringkat antara 1 hingga 4 bagi setiap faktor eksternal kunci untuk

mengindikasikan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini merespons

terhadap faktor itu, dimana 4 = responsnya sangat bagus, 3 = responsnya di

atas rata-rata, 2 = responsnya rata-rata, dan 1 = responsnya buruk.

4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor

tertimbang.

5. Jumlahkan skor tertimbang untuk setiap variabel guna menentukan skor total

tertimbang bagi organisasi itu.

Matriks Internal-Eksternal

Matiks Internal-Eksternal (IE) memosisikan berbagai divisi diorganisasi

dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar

dengan implikasi strategi berbeda. Pertama, strategi grow and built (tumbuh dan

dibangun) yang berada di sel I, II, atau IV. Kedua, strategi hold and maintain

(ditahan dan dijaga) yang berada di sel III, V, atau VII. Ketiga, strategi harvest

and divestiture (panen dan divestasi) yang berada di sel VI, VIII, atau IX (David

2016). Matriks IE disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6 Matriks internal-eksternal Sumber : David (2016)

Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman

Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT) adalah alat

pencocokan penting yang membantu manajer mengembangkan empat jenis

strategi (David 2016), yaitu strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO

(kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan-ancaman), dan strategi WT

(kelemahan-ancaman) dijabarkan sebagai berikut :

1. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mengambil

keuntungan dari kesempatan eksternal.

2. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

mengambil keuntungan pada peluang eksternal.

3. Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau

mengurangi dampak ancaman eksternal.

4. Strategi WT adalah taktik defensif yang dilakukan untuk mengurangi

kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

I

Grow and Build

II

Grow and Build

III

Hold and Maintain

IV

Grow and Build

V

Hold and Maintain

VI

Harvest and

Divestiture

VII

Hold and Maintain

VIII

Harvest and

Divestiture

IX

Harvest and

Divestiture

4.0

3.0

2.0

1.0

Kuat Rata-rata Lemah

Tinggi

Sedang

Rendah

4.0 3.0 2.0 1.0

Total IFE

To

tal

EF

E

17

Matriks Ansoff

Matriks ini merupakan teknik analisis bisnis yang memberikan kerangka

kerja yang memungkinkan peluang pertumbuhan dapat diidentifikasi. Matriks ini

dapat membantu mempertimbangkan implikasi dari usaha yang berkembang

melalui produk yang ada atau produk baru dan di pasar yang ada atau yang baru.

Masing-masing pilihan pertumbuhan ini mengacu pada pengaruh internal dan

eksternal, investigasi dan analisis yang digabungkan menjadi alternatif strategi.

Sebelum menggunakan matriks Ansoff harus terlebih dahulu dilakukan analisis

SWOT. Matriks Ansoff, yang dibuat oleh seorang ahli perencanaan dari Amerika,

Igor Ansoff merupakan alat perencanaan strategik yang menghubungkan strategi

pemasaran organisasi dengan arahan strategik umumnya. Menyajikan empat

strategi pertumbuhan alternatif dalam bentuk tabel 2x2 atau matriks. Satu dimensi

matriks mempertimbangkan 'produk' (yang sudah ada dan baru) dimensi lain

mempertimbangkan 'pasar' (yang sudah ada dan baru) (FME 2013). Matriks

Ansoff ditunjukan pada Gambar 7.

Produk yang sudah ada Produk baru

Pasar yang sudah ada

Pasar baru

Gambar 7 Matiks Ansoff

Sumber : Chahal dan Khanna (2016)

Matriks yang dihasilkan menawarkan cara terstruktur untuk menilai strategi

pertumbuhan potensial, dengan mempertimbangkan kemungkinan kemajuan

teknologi yang dapat memengaruhi produk saat ini dan masa depan, serta pasar

potensial baru. Urutan strategi ini (FME 2013) adalah :

1. Penetrasi pasar

Fokus pada penjualan produk yang ada ke pasar untuk menghasilkan

pertumbuhan pangsa pasar.

2. Pengembangan pasar

Fokus pada pengembangan pasar atau segmentasi pasar yang baru untuk

produk yang sudah ada

3. Pengembangan produk

Fokus pada pengembangan produk baru untuk pasar yang sudah ada

4. Diversifikasi

Fokus pada pengembangan produk baru untuk menjual ke pasar yang baru.

QSPM

Teknik ini secara obyektif mengindikasikan strategi alternatif terbaik.

QSPM menggunakan input dari Tahap 1 (matriks EFE dan IFE) dan mencocokan

hasil dari analisis Tahap 2 (Matriks SWOT dan IE) untuk memutuskan secara

obyektif di antara berbagai strategi alternatif. QSPM adalah alat yang

memungkinkan penyusunan strategi untuk mengevaluasi faktor kunci internal.

Format QSPM digambarkan pada Tabel 5.

Penetrasi Pasar Pengembangan Produk

Pengembangan Pasar Diversifikasi

18

Tabel 5 Matriks perencanaan strategi kuantitatif

Faktor Kunci Bobot (a)

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi n

AS (b)

TAS (a x b)

AS (c)

TAS (a x c)

AS (n)

TAS (a x n)

Faktor kunci

eksternal

Faktor kunci

internal

Sumber : David (2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Minimarket Dalam Konteks Tradisional dan Modern

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 Tahun 2007 tentang

Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern,

toko diartikan sebagai bangunan gedung dengan fungsi usaha yang digunakan

untuk menjual barang dan terdiri dari hanya satu penjual. Toko terbagi menjadi

dua jenis, yaitu toko tradisional dan toko modern. Toko tradisional adalah toko

yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat

atau koperasi dengan skala usaha dan jumlah modal kecil. Salah satu contoh dari

toko tradisional adalah toko kelontong.

Toko kelontong adalah toko yang menjual kebutuhan sehari-hari, mulai dari

sembako (sembilan bahan pokok), minuman, sarana perawatan tubuh, sarana

kebersihan rumah tangga, aneka makanan ringan, obat-obatan, bumbu masak dan

lain-lain yang setiap hari digunakan (Rini 2010). Toko kelontong selalu ada pada

perumahan, perkampungan dan di tepi jalan (Primastera 2010). Toko kelontong

merupakan toko tradisional karena pembeli tidak melayani dirinya sendiri.

Pemerintah Kota Bekasi sampai saat ini belum memiliki data yang pasti mengenai

jumlah toko kelontong yang ada di Kota Bekasi, karena tidak semua pemilik

warung kelontong memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang

didasarkan pada Peraturan Walikota Bekasi No. 99 Tahun 2016 tentang Izin

Usaha Mikro dan Kecil dan Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) yang dapat

diajukan izinnya pada masing-masing kecamatan, hal ini berdasarkan Instruksi

Walikota Bekasi No. 503/219/DPMPTSP.PPJU tentang Simplifikasi Pelayanan

dalam Penerbitan Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) di Lingkungan

Pemerintah Kota Bekasi. Pihak kecamatan telah melakukan sosialisasi mengenai

instruksi tersebut kepada para RW dan RT, salah satunya Kecamatan Bekasi Utara

dengan mengadakan forum grup diskusi (FGD) seperti yang ditunjukan pada

Gambar 8. Namun hingga saat ini hanya sedikit yang mendaftarkan usahanya

pada kecamatan. Hal ini masih diberikan toleransi oleh pihak kecamatan, karena

warung kelontong hanya sebagai re-seller yang tidak menimbulkan dampak

lingkungan berupa limbah yang membahayakan lingkungan sekitar.

19

Gambar 8 Forum grup diskusi di Kecamatan Bekasi Utara

Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) ( 2017)

Toko modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual

berbagai jenis barang secara eceran. Salah satu toko modern adalah minimarket.

Dasar hukum yang mengatur mengenai minimarket di Kota Bekasi yaitu Peraturan

Daerah (Perda) Kota Bekasi No. 07 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembinaan

Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Pendirian minimarket wajib memenuhi

syarat pada pasal 4, yaitu :

1. Memerhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan pasar

tradisional, usaha kecil dan usaha menengah yang ada di wilayah yang

bersangkutan;

2. Bermitra dengan produsen yang berkemampuan usaha kecil menengah dalam

produk makanan dan minuman, serta barang kebutuhan rumah tangga;

3. Memerhatikan kepadatan penduduk, perkembangan pemukiman baru,

aksesibilitas (infrastruktur jalan), mobilitas (hambatan lalu lintas), kemitraan

dengan UMKM lokal, penyerapan tenaga kerja lokal, dampak lingkungan

(aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan hidup) yang diakibatkan oleh

jarak antara pusat perbelanjaan dan toko modern di wilayah sekitar yang telah

ada sebelumnya;

4. Tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility).

Selain itu pendirian minimarket juga perlu memerhatikan jarak dengan pasar yang

lain yaitu berjarak minimal 500 m dari pasar tradisional dan minimarket lainnya

termasuk usaha sejenis lainnya. Pada kenyataannya beberapa minimarket tidak

memenuhi persyaratan tersebut, seperti yang ditunjukan pada Gambar 9.

Gambar 9 Minimarket di Jalan Swantantra Kota Bekasi yang berjarak kurang dari

500 meter

Menurut keterangan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bekasi,

pada rancangan peraturan daerah yang baru tidak akan mengatur jarak antar

20

minimarket, sebab Pemkot tidak dapat menghalangi para pelaku usaha untuk

bersaing. Hal tersebut sesuai dengan keterangan dari Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian, Darmian Nasution dalam (Ardian 2017) yang mengatakan bahwa

saat ini Pemerintah masih melakukan penyusunan Peraturan Presiden (Perpres)

mengenai minimarket. Dalam Perpres itu akan diatur beberapa hal, salah satu

fokusnya adalah pembatasan porsi produk yang dibuat sendiri oleh perusahaan

minimarket untuk dijual di gerai-gerainya. Dengan begitu, para pelaku UMKM

dapat memiliki ruang untuk menjual produknya di minimarket.

Meskipun belum ada data mengenai jumlah toko kelontong di Kota Bekasi,

keberadaan toko kelontong di pasar semakin terancam. Hal ini ditunjukan dari

menurunnya jumlah persentase kontribusi pasar tradisional terhadap saluran

pemasaran di Indonesia, yang ditunjukan pada Gambar 10.

Gambar 10 Pergeseran persentase saluran perdagangan di Indonesia

Sumber : Susilo (2017) (data diolah)

Gambar 10 menunjukan bahwa persentase kontribusi pasar tradisional di

Indonesia memiliki kecenderungan mengalami penuruan dari tahun sebelumnya,

karena persentase kontribusi minimarket terus mengalami pertumbuhan.

Gambaran Umum Kita Mart Jatiasih 1

Kita Mart Jatiasih 1 merupakan salah satu minimarket yang didirikan oleh

Majelis Ta‟lim Wirausaha. Kita Mart merupakan bentuk usaha menyedikan pasar

berlandaskan sharing economy, yang memungkinkan setiap anggotanya

berpartisipasi dan memperoleh manfaat dari kegiatan ekonomi yang dilakukan.

Kita Mart Jatiasih1 didirikan pada tanggal 29 Maret 2017.

Kita Mart memiliki kebijakan menyertakan produk-produk UMKM pada

gerainya, termasuk pada gerai Kita Mart Jatiasih 1. Kita Mart Jatiasih 1

memberikan ruang sebesar 40% untuk menjual produk-produk UMKM yang

berasal dari usaha para anggota koperasinya, hal tersebut diuraikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Porsi produk yang dijual pada Kita Mart Jatiasih 1

No Produk Jumlah Persentase (%)

1 Distribution Center 309 60

2 UMKM 206 40

Total 515 100 Sumber : Data diolah (2018)

77%

76.7%

76.8%

75.1%

10.4%

10.4%

8.1%

8%

12.6%

12.9%

15.1%

16.9%

2010

2011

2012

2013

Pasar tradisional Supermarket Minimarket

21

Tabel 6 menunjukan bahwa terdapat 2 jenis asal produk yaitu produk dari

Distribution Center (DC) dan anggota koperasi. DC memasok produk-produk

perusahaan nasional sedangkan produk UMKM berasal dari wirausahawan yang

telah terdaftar sebagai anggota koperasi Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi, yaitu

sebanyak 80 anggota UMKM. Produk-produk UMKM tersebut akan dicek

terlebih dahulu oleh manajer serta petugas bagian UMKM. Untuk produk

makanan dan minuman diharuskan minimal mencantumkan label halal sendiri

sebagai bentuk pertanggung jawaban moral kepada Kita Mart dan para konsumen.

Kita Mart memiliki visi menjadi salah satu usaha ritel minimarket Fast

Moving Consumer Goods (FMCG) pilihan masyarakat Indonesia. Misi Kita Mart

mengoptimalkan segenap potensi umat, baik secara daya beli, produksi, distribusi,

pemupukan modal serta investasi dalam sektor-sektor produktif pilihan yang

dijalankan secara berjamaah, profesional dan amanah yang mampu mendatangkan

kesejahteraan pada tataran individu atau keluarga serta mewujudkan kemuliaan

pada tataran keumatan.

Struktur Organisasi Kita Mart Jatiasih 1

Struktur organisasi merupakan pola tentang hubungan antara berbagai

komponen dan bagian organisasi (Munandar et al 2014). Kita Mart Jatiasih 1

memiliki struktur organisasi yang terdiri dari seorang manajer yang bertugas

untuk mengelola Kita Mart Jatiasih 1. Seorang Kepala Bidang UMKM yang

bertugas untuk mengorganisir anggota UMKM Kita Mart Jatiasih 1, yang akan

didukung oleh bendahara yang bertugas untuk mengelola keuangan dari kegiatan

konsinyasi UMKM, sekertaris yang bertugas untuk melakukan kegiatan

administrasi, tiga orang humas untuk menjadi penyambung informasi antara

pihak manajemen dengan para naggota UMKM. Petugas UMKM dibagi menjadi

dua yaitu untuk kasir sebanyak 4 orang dan satu orang untuk bagian UMKM.

Selain itu Kita Mart memiliki seorang kepala bidang non-UMKM yang bertugas

untuk berkoordinasi dengan Distribution Center (DC) untuk melakukan

pengorganisasian produk non-UMKM. Gambar struktur organisasi Kita Mart

Jatiasih 1 dijabarkan pada Lampiran 2.

Strategi dan Bauran Pemasaran Produk UMKM pada Kita Mart Jatiasih1

Segmentasi, Target dan Positioning

Kita Mart Jatiasih 1 menetapkan segmentasi konsumen berdasarkan

geografi, demografi, psikografi dan perilaku. Segmentasi geografi Kita Mart

Jatiasih 1 ditetapkan berdasarkan kota. Segmentasi demografi dari Kita Mart

Jatiasih 1 ditetapkan berdasarkan usia. Untuk segmentasi psikografi, Kita Mart

Jatiasih 1 menetapkan berdasarkan kelas sosial dan untuk segmentasi perilaku,

Kita Mart Jatiasih 1 menilai berdasarkan aspek loyalitas. Target pasar minimarket

ini adalah masyarakat Kota Bekasi, khususnya pada Kecamatan Jatiasih untuk

segala kalangan usia dengan tingkat ekonomi menengah ke atas dan memiliki

loyalitas khususnya dari anggota koperasi. Kita Mart menargetkan masyarakat

kalangan ekonomi menengah ke atas sebagai target konsumen karena Kita Mart

22

menjadikan para anggotanya sebagai target utama. Para Anggota koperasi

merupakan individu-indvidu yang telah melakukan investasi minimal sebesar Rp.

1 000 000 per-orang, dimana pengeluaran sebesar itu hanya dapat dilakukan oleh

kalangan ekonomi menenggah ke atas. Tingkat ekonomi menengah ke atas yang

dimaksud adalah masyarakat dengan pengeluaran berkisar antara Rp. 500 000-Rp.

2 000 000 per-hari (Chandra 2017). Kita Mart Jatiasih1 memosisikan sebagai

minimarket bernuansa islami dan berbasis koperasi.

Bauran pemasaran

1. Produk

Produk UMKM yang dijual pada Kita Mart Jatiasih 1 terdiri makanan ringan,

minuman ringan, buah kemasan, obat herbal, bumbu masak, peralatan makan,

mainan, tas, perlengkapan telepon genggam, kosmetik, makanan beku, pakaian

dan jasa pencucian sepatu. Daftar nama-nama produk dijabarkan pada

Lampiran 6.

2. Price

Harga produk-produk UMKM pada Kita Mart Jatiasih 1 didasarkan pada

jumlah margin keuntungan yang sudah disepakati antara pemilik UMKM

dengan Kita Mart Jatiasih 1. Produk-produk dalam kategori yang sama

memiliki tingkat harga berbeda. Daftar harga produk-produk UMKM pada Kita

Mart Jatiasih 1 diuraikan pada Lampiran 6.

3. Place

Tempat penjajakan produk-produk UMKM pada Kita Mart Jatiasih 1 terletak

pada bagian belakang dari minimarket. Hal tersebut merupakan kewajiban yang

telah ditetapkan oleh pengurus koperasi pusat, karena produk-produk UMKM

hanya dijadikan sebagai tambahan.

4. Promotion

Promosi yang dilakukan Kita Mart Jatiasih 1 untuk produk UMKM yang

dijajakan saat ini menggunakan media sosial berupa Whats App, Telegram dan

Instagram. Sementara untuk promosi secara langsung dilakukan dengan cara

mengikuti bazar.

5. People

Karyawan yang ada pada Kita Mart Jatiasih 1 terdapat lima orang, yang

meliputi empat orang kasir dan satu orang petugas khusus bidang UMKM.

Petugas khusus UMKM bertugas untuk melayani para UMKM untuk

menitipkan dan atau mengambil produknya, menghitung persediaan produk-

produk UMKM dan untuk memberikan informasi kepada pelanggan mengenai

produk UMKM yang ditawarkan.

6. Proses

Proses kegiatan jual beli pada Kita Mart Jatiasih 1 dimulai pada pukul 07.00-

22.00 WIB. Proses menitipkan produk UMKM dapat dilakukan dari hari

Selasa-Minggu dari pukul 09.00-17.00 WIB. Kita Mart memiliki kebijakan

untuk menutup gerainya selama dua puluh menit sejak waktu solat tiba. Kita

Mart Jatiasih 1 memiliki layanan antar barang kepada konsumen yang dibagi

menjadi dua termin, yaitu pukul 11.00 WIB dan pukul 16.00 WIB.

23

7. Physical evidence

Kita Mart memiliki identitas fisik berupa minimarket dengan suasana islami

yaitu melalui pelantunan lagu agamis dan ayat suci Al-Quran. Selain itu Kita

Mart melalui empat warna yang menjadi ciri khasnya yaitu warna putih,

merah, kuning, dan hitam dan memiliki tingkat pencahayaan tinggi. Karyawan

pada minimarket ini menggunakan seragam kaos berkerah warna merah dengan

celana atau rok berwarna hitam. Para Karyawan senantiasa mengucapkan

salam saat ada pembeli yang datang.

Analisis Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Produk UMKM Kita Mart

Jatiasih 1

Faktor internal

Faktor internal yang dimiliki oleh Kita Mart Jatiasih 1 terdiri dari :

Kekuatan.

1. Memiliki banyak anggota koperasi.

Kita Mart merupakan minimarket berbasiskan koperasi. Saat ini Kita Mart

Jatiasih 1 memiliki 500 orang anggota koperasi. Hal ini dapat dijadikan sebagai

pangsa pasar bagi Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi khususnya untuk produk-produk

UMKM.

2. Memiliki produk-produk UMKM yang bervariasi.

Produk-produk UMKM yang dijajakan pada Kita Mart Jatiasih 1 memiliki

variasi beragam, dari produk makanan dan minuman hingga jasa pencucian

sepatu dengan berbagai macam merk.

3. Konsep minimarket yang dikemas dengan unik dan menyenangkan.

Kita Mart memiliki konsep unik dan menyenangkan. Keunikan dari Kita Mart

Jatiasih 1 memiliki tempat khusus untuk menjajakan produk-produk UMKM

dan pelayanan diberikan dengan sopan dan ramah.

4. Memiliki layanan delivery order (DO).

Layanan DO diterapkan Kita Mart sejak akhir bulan Maret 2017. Layanan ini

memungkinkan para anggota untuk melakukan pemesanan barang melalui

media sosial WhatssApp. Barang yang dipesan akan diantarkan oleh pegawai

Kita Mart Jatiasih 1. Pemesanan dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan

menghubungi manajer atau bagian kasir melalui Whats App. Setiap pengiriman

akan dikenakan biaya yang terjangkau yaitu sebesar Rp. 5 000 per kilometer.

Layanan ini dapat menjangkau masyarakat yang berjarak 2-3 kilometer dari

lokasi minimarket.

5. Lokasi minimarket strategik.

Kita Mart Jatiasih 1 terletak pada Jl. Raya Jatiasih No. 66, Jatirasa, Jatiasih,

Kota Bekasi, yang merupakan jalan utama pada Kecamatan Jatiasih.

Kelemahan.

1. Belum memiliki karyawan khusus bagian pemasaran.

Kita Mart Jatiasih 1 saat ini masih membutuhkan karyawan pemasaran yang

dapat mempromosikan Kita Mart Jatiasih 1 dan produk-produk UMKM yang

dijual. Selain itu juga diperlukan untuk fokus dalam menyusun program-

program kegiatan promosi serta melakukan kerjasama dengan organisasi atau

24

lembaga lain, khususnya yang berada di sekitar minimarket seperti sekolah dan

bimbingan belajar dalam rangka memperkenalkan Kita Mart Jatiasih 1 dan

produk-produk UMKM yang dijajakan.

2. Brand produk UMKM yang belum banyak dikenal.

Produk-produk UMKM yang ditawarkan pada Kita Mart Jatiasih 1 merupakan

produk UMKM para anggotanya yang mayoritas berada pada Kecamatan

Jatiasih. Brand produk-produk tersebut belum dikenal oleh masyarakat secara

luas.

3. Penggunaan media promosi iklan yang kurang.

Media promosi yang digunakan oleh Kita Mart Jatiasih 1 saat ini adalah

Instagram, WhatsApp dan Telegram. Media yang aktf digunakan adalah

WhatsApp dan Telegram, karena media ini digunakan untuk menjalin

komunikasi dengan para anggota koperasi. Promosi untuk masyarakat eksternal

masih kurang karena penggunaan media lainnya masih kurang intens. Produk

UMKM juga belum memiliki katalog yang dapat memudahkan konsumen

mengetahui produk-produk UMKM beserta harganya.

4. Layanan delivery order (DO) masih terbatas.

Layanan DO hanya dilakukan sebanyak dua kali pengiriman, yaitu pukul 11.00

WIB dan 16.00 WIB. Hal ini dikarenakan belum adanya karyawan khusus

yang bertugas untuk melakukan pengiriman barang, sehingga belum dapat

melakukan pelayanan secara maksimal.

5. Anggaran promosi tidak terspesialisasi.

Kegiatan promosi pada Kita Mart Jatiasih 1 belum meiliki pos anggaran yang

khusus, sehingga kesulitan dalam menentukan target serta jumlah dana untuk

kegiatan pemasaran.

Faktor eksternal

Faktor eksternal yang dimiliki oleh Kita Mart Jatiasih 1 terdiri dari:

Peluang:

1. Pergeseran pola konsumsi masyarakat terhadap produk Fast Moving Consumer

Goods (FMCG) ke minimarket.

Masyarakat saat ini mengalami perubahan gaya hidup, khususnya gaya hidup

dalam berbelanja produk FMCG. Minimarket mengalami pertumbuhan yang

lebih menjanjikan dibandingkan dengan jenis toko ritel yang lain (Nielsen

2016).

2. Terdapat banyak pusat bisnis non-ritel di sekitar minimarket.

Kita Mart terletak pada Jalan Raya Jatiasih, dimana terdapat banyak pusat

bisnis non-ritel seperti bimbingan belajar, galeri marketing perumahan dan

ruko-ruko. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai peluang menambah potensi

adanya konsumen baru.

3. Terdapat banyak fasilitas umum di sekitar minimarket.

Terdapat fasilitas publik seperti Kantor Pos, Polsek Jatiasih, Kantor Kecamatan

Jatiasih dan sekolah yang letaknya dekat dengan lokasi Kita Mart Jatiasih 1.

Hal tersebut dapat dijadikan sebagai peluang untuk menambah potensi adanya

konsumen baru.

25

4. Tren pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Bekasi, khususnya pada

Kecamatan Jatiasih.

Kota Bekasi memiliki tren pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, salah

satu wilayah dari Kota Bekasi yaitu Kecamatan Jatiasih. Tren pertumbuhan

jumlah penduduk Kecamatan Jatiasih ditunjukan pada Gambar 10.

Gambar 10 Jumlah penduduk di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi

Sumber : BPS (2016a) (data diolah)

Selain itu, berdasarkan pengamatan di lapang ditemui beberapa kompleks

perumahan di sekitar lokasi dari Kita Mart Jatiasih 1. Hal tersebut merupakan

peluang, karena produk-produk UMKM yang dijual pada Kita Mart Jatiasih 1

dapat memenuhi berbaga kalangan usia.

5. Potensi promosi produk secara online.

Berdasarkan survey Nielsen Cross-Platform pada tahun 2017, lebih dari 60%

konsumen seringkali melakukan pembelian secara online. Sebagian konsumen

mengakui setelah melihat iklan video online biasanya akan melakukan

kunjungan ke toko secara langsung, sehingga peluang terjadinya pembelian

saat melakukan kunjungan ke toko 28% pada kelompok usia 30-39 tahun

(Lubis 2017).

Ancaman :

1. Persaingan antar minimarket yang ketat.

Lokasi Kita Mart Jatiasih 1 yang strategik menjadikan terdapat banyak

minimarket lain yang berada pada jalan sama. Dalam hal ini terdapat tujuh

minimarket pesaing yang sudah lebih lama muncul.

2. Persaingan produk UMKM dengan produk perusahaan yang besar

Produk-produk UMKM yang dijajakan bersaing dengan produk-produk

perusahaan besar yang sudah memiliki brand image yang baik, serta harga

yang lebih murah, karena sudah diproduksi secara masal.

3. Keraguan konsumen dengan standar produk-produk UMKM.

Produk-produk UMKM khususnya produk makanan dan minuman yang

ditawarkan pada Kita Mart Jatiasih 1 mayoritas belum memiliki standarisasi

yang baik, karena mayoritas produk belum tersertifikasi halal oleh Majelis

Ulama Indonesia (MUI) dan masih banyak produk makanan dan minuman

yang belum menyertakan tanggal kadaluarsa produk, sehingga konsumen ragu

untuk melakukan pembelian.

220000225000230000235000240000245000250000

2014 2015 2016

Jum

lah

Jiw

a

Tahun

26

4. Keluhan konsumen mengenai kontinuitas produk UMKM.

Konsumen yang telah melakukan pembelian produk UMKM dan ingin

melakukan pembelian selanjutnya seringkali mengeluhkan ketersediaan produk

yang ditawarkan. Hal ini karena kontinuitas produk UMKM di Kita Mart

Jatiasih 1 belum baik, sehingga memperhambat konsumen untuk bersikap loyal

terhadap produk UMKM yang ditawarkan.

5. Menurunnya daya beli masyarakat.

Berdasarkan data lembaga survey Nielsen, menunjukan penjualan barang

konsumsi atau kebutuhan konsumen (Fast Moving Consumer Goods atau

FMCG) selama periode Januari-September 2017 hanya tumbuh 2,7%. Angka

tersebut mengalami penurunan dari tahun 2015 dan 2016, yaitu masing-masing

11,5% dan 7,7%. Hal tersebut ditunjukan pada Gambar 11.

Gambar 11 Persentase pertumbuhan barang konsumsi tahun 2015-2017

Sumber : Nielsen dalam Yulia dan Wijaya ( 2017)

(data diolah)

Nielsen menyimpulkan, perlambatan penjualan barang konsumsi tersebut tidak

dipengaruhi oleh tren belanja secara online, karena penjualan FMCG melalui e-

commerce tahun lalu Rp 1,5 triliun atau 0,3% dari total nilai penjualan barang

konsumsi. Nilai tersebut tidak sebanding dengan penurunan penjualan FMCG

yang mencapai Rp 37 triliun, berdasarkan selisih antara rataan pertumbuhan

tahunan penjualan FMCG 11% atau senilai Rp 49 triliun sedangkan realisasi

selama Januari-September 2017 hanya tumbuh 2,7% atau senilai Rp 12 triliun.

Hal tersebut semakin mempertegas indikasi melemahnya daya beli masyarakat

(Yuliawati dan Wijaya 2017).

Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal

Evaluasi faktor internal

Evaluasi faktor internal Kita Mart Jatiasih 1diuraikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Perhitungan evaluasi faktor internal

No Key Internal Factors Bobot

(a)

Peringkat

(b)

Skor

(a x b)

Kekuatan

1 Memiliki banyak anggota koperasi. 0.138 4 0.55

2 Memiliki produk-produk UMKM yang

bervariasi. 0.117 3.667 0.43

0

10

20

2015 2016 2017

Per

sen

tase

Tahun

27

Tabel 7 Perhitungan evaluasi faktor internal (lanjutan)

No Key Internal Factors Bobot

(a)

Peringkat

(b)

Skor

(a x b)

Kekuatan

3 Konsep minimarket yang dikemas dengan

unik dan menyenangkan. 0.081 3.333 0.27

4 Memiliki layanan delivery order untuk

produk UMKM. 0.060 3 0.18

5 Lokasi minimarket strategik. 0.110 3.667 0.40

Kelemahan

6 Belum memiliki karyawan khusus bagian

pemasaran. 0.098 3 0.30

7 Brand produk UMKM yang belum banyak

dikenal. 0.107 3 0.32

8 Penggunaan media promosi iklan yang

kurang intens. 0.122 3 0.37

9 Layanan delivery order produk UMKM

masih terbatas. 0.072 2.667 0.19

10 Anggaran promosi tidak terspesialisasi. 0.089 2.667 0.24

Total 1 3.241

Sumber : Data diolah (2018).

Tabel 7 menunjukan total skor matriks IFE 3.241. Hal tersebut menunjukan Kita

Mart Jatiasih 1 memiliki posisi internal kuat, karena skor yang diperoleh di atas

dari rataan (2.5). Kekuatan utama yang dimiliki oleh Kita Mart Jatiasih 1 adalah

memiliki banyak anggota koperasi dengan skor 0.55 dan memiliki kelemahan

utama, yaitu penggunaan media promosi iklan yang kurang intens dengan skor

0.37.

Evaluasi faktor eksternal

Evaluasi faktor eksternal Kita Mart Jatiasih 1 diuraikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Perhitungan evaluasi faktor eksternal

No Key External Factors Bobot

(a)

Peringkat

(b)

Skor

(a x b)

Peluang

1 Pergeseran pola konsumsi masyarakat

terhadap produk Fast Moving Consumer

Goods ke minimarket. 0.12 3.33 0.4

2 Terdapat banyak pusat bisnis non-ritel di

sekitar minimarket. 0.092 3.333 0.306

3 Terdapat banyak fasilitas umum di sekitar

minimarket. 0.087 3.67 0.318

4 Tren pertumbuhan jumlah penduduk di

Kota Bekasi, khususnya Kecamatan

Jatiasih 0.096 3.333 0.321

28

Tabel 8 Perhitungan evaluasi faktor eksternal (lanjutan)

No Key External Factors Bobot

(a)

Peringkat

(b)

Skor

(a x b)

Peluang

5 Potensi pemasaran produk secara online. 0.123 3.333 0.411

Ancaman

6 Persaingan antar minimarket yang ketat. 0.147 4 0.6

7 Persaingan poduk UMKM dengan produk

perusahaan besar. 0.102 3 0.305

8 Keraguan konsumen dengan standar

produk-produk UMKM. 0.09 3 0.27

9 Keluhan konsumen mengenai kontinuitas

produk UMKM. 0.087 2.667 0.231

10 Menurunnya daya beli masyarakat 0.077 3 0.23

Total 1 3.379

Sumber : Data diolah (2018).

Tabel 8 menunjukan bahwa peluang paling tinggi yang dimiliki oleh Kita Mart

Jatiasih 1 yaitu potensi pemasaran produk secara online dengan skor 0.411.

Ancaman paling besar adalah persaingan antar minimarket yang ketat dengan skor

0.6. Selanjutnya dilakukan analisis internal-eksternal untuk mengetahui jenis

strategi yang tepat.

Analisis Internal-Eksternal

Analisis internal-eksternal dilakukan berdasarkan hasil perhitungan

matriks IFE dan EFE. Analisis ini menggunakan matriks IE (Internal-Eksternal)

yang disusun berdasarkan total skor tertimbang dari matriks IFE dan EFE.

Gambar 12 menguraikan analisis tersebut.

Gambar 12 Hasil matriks internal-eksternal

Sumber : Data diolah (2018).

I

Grow and Build

II

Grow and Build

III

Hold and Maintain

IV

Grow and Build

V

Hold and Maintain

VI

Harvest and

Divestiture

VII

Hold and Maintain

VIII

Harvest and

Divestiture

IX

Harvest and

Divestiture

4.0 1.0

Tota

l S

kor

EF

E

Total Skor IFE

3.0 2.0

4.0

3.0

2.0

1.0

3.241

3.379

29

Matriks IE menunjukan Kita Mart Jatiasih 1 berada pada sel ke-1, yaitu kategori

grow and build. Strategi yang dapat dikembangkan, yaitu strategi penetrasi pasar,

pengembangan pasar dan pengembangan produk.

Strategi penetrasi pasar dilakukan dengan meningkatkan usaha-usaha

pemasaran secara intensif. Strategi pengembangan pasar merupakan strategi

perusahaan dengan memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke pasar-pasar yang

baru. Strategi pengembangan produk adalah strategi yang dilakukan dengan cara

meningkatkan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau

mengembangkan produk atau jasa baru (Hubeis dan Najib 2014).

Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan untuk merumuskan strategi dengan cara

mencocokan faktor-faktor dari kekuatan-kelemahan (strength-weakness) pada

matriks IFE dan peluang-ancaman (opportunities-threats) pada matriks EFE.

Analisis SWOT akan dijelaskan pada Tabel 9.

Tabel 9 Hasil matriks SWOT

Internal

Eksternal

Strength-S

1. Memiliki banyak anggota

koperasi.

2. Memiliki produk-produk

UMKM yang bervariasi

3. Konsep minimarket yang

dikemas dengan unik dan

menyenangkan

4. Memiliki layanan delivery

order untuk produk

UMKM.

5. Lokasi minimarket

strategis

Weakness-W

1. Belum memiliki

karyawan khusus

bagian pemasaran

2. Brand produk

UMKM yang belum

banyak dikenal

3. Penggunaan media

promosi iklan kurang

intens

4. Layanan delivery

order produk UMKM

masih terbatas

5. Anggaran promosi

tidak terspesialisasi

Opportunities-O

1. Pergeseran pola konsumsi

masyarakat terhadap

produk Fast Moving

Consumer Goods ke

minimarket.

2. Terdapat banyak pusat

bisnis non-ritel di sekitar

minimarket.

3. Terdapat banyak fasilitas

umum di sekitar

minimarket.

4. Tren pertumbuhan jumlah

penduduk di Kota Bekasi,

khususnya Kecamatan

Jatiasih

5. Potensi pemasaran produk

secara online.

Strategi S-O :

1. Mengadakan bazar secara

rutin pada minggu pertama

di setiap bulan pada area

minimarket untuk menarik

calon pelanggan (S3-S5-

O1-O2-O3-O4).

2. Membuat web untuk

mempermudah pengenalan

dan pemesanan produk

secara online (S1-S4-O5).

3. Melakukan pemasangan

sebuah banner berukuran

besar untuk menarik

perhatian calon pelanggan

(S5-O3-O4).

Strategi W-O :

1 Melakukan kerjasama

dengan perusahaan

jasa layanan

pengiriman barang

seperti Go-Jek, Grab,

J&T dan JNE (W4-

O1-O2-O4-O5).

2 Melakukan

pendekatan kepada

seluruh anggota

koperasi untuk aktif

dalam kegiatan

promosi (W1-W2-

W3-O4).

3 Melakukan promosi

secara intens melalui

media sosial

Instagram dan Whats

App (W3-O1-O5).

30

Tabel 9 Hasil matriks SWOT (lanjutan)

Internal

Eksternal

Strength-S

1. Memiliki banyak anggota

koperasi.

2. Memiliki produk-produk

UMKM yang bervariasi

3. Konsep minimarket yang

dikemas dengan unik dan

menyenangkan

4. Memiliki layanan delivery

order untuk produk

UMKM.

5. Lokasi minimarket

strategis

Weakness-W

1. Belum memiliki

karyawan khusus

bagian pemasaran

2. Brand produk UMKM

yang belum banyak

dikenal

3. Penggunaan media

promosi iklan kurang

intens

4. Layanan delivery

order produk UMKM

masih terbatas

5. Anggaran promosi

tidak terspesialisasi

Threats-T

1. Persaingan antar

minimarket yang ketat

2. Persaingan poduk UMKM

dengan produk perusahaan

besar

3. Keraguan konsumen

dengan standar produk-

produk UMKM

4. Keluhan konsumen

mengenai kontinuitas

produk UMKM

5. Menurunnya daya beli

masyarakat

Strategi S-T :

1. Membuat paket produk-

produk UMKM dengan

harga yang lebih murah

(T2-T4-T5- S1-S2-S4).

2. Mengadakan tabungan

untuk melakukan

sertifikasi bagi produk

UMKM yang belum

memiliki sertifikasi (T3-

S1-S2).

3. Membuat katalog produk-

produk UMKM sebagai

tambahan media promosi

(T1-T4-S2).

4. Melakukan penyeleksian

UMKM berdasarkan

kontinuitas produk (S1-

T3-T4).

Strategi W-T :

1. Mengalokasikan

anggaran khusus

untuk kegiatan

pemasaran (W5-T1-

T2).

Sumber : Data diolah (2018).

Tabel 9 menunjukan strategi yang dihasilkan sebanyak 11 strategi yang terdiri dari

3 strategi Strength-Opportunities (S-O), 3 strategi Weakness-Opportunities (W-O),

4 strategi Strength-Threats (S-T) dan 1 strategi Weakness-Threats (W-T).

Rumusan-rumusan strategi tersebut terdiri dari lima aspek, yaitu (1)

pemasaran, (2) Sumber Daya Manusia (SDM), (3) anggaran, (4) kemitraan dan (5)

produksi. Aspek pemasaran meliputi strategi S-O1, S-O2, S-O3, S-T1, S-T3 dan

W-O3. Aspek SDM berupa strategi W-O2. Aspek anggaran berupa strategi W-T,

aspek kemitraan berupa strategi W-O1 dan aspek produksi berupa strategi S-T2

dan S-T4. Masing-masing strategi akan di lakukan analisis menggunakan matriks

Ansoff untuk menentukan sasaran pasar yang tepat.

Analisis Ansoff

Analisis Ansoff dilakukan untuk mempertimbangkan implikasi dari usaha

yang sedang berkembang. Dengan analisis ini, strategi dibagi antara strategi

penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan diversifikasi.

31

Berdasarkan hasil analisis dari matriks IE dan SWOT yang telah dilakukan

sebelumnya, maka hasil dari matriks Ansoff dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil matriks Ansoff

Penetrasi pasar . 1. Mengadakan bazar secara rutin pada

minggu pertama di setiap bulan pada

area minimarket untuk menarik

calon pelanggan. 2. Melakukan promosi secara intens

melalui media sosial Instagram dan

Whats App. 3. Melakukan pendekatan kepada

seluruh anggota koperasi untuk aktif

dalam kegiatan promosi. 4. Membuat katalog produk-produk

UMKM sebagai tambahan media

promosi. 5. Mengalokasikan anggaran khusus

untuk kegiatan pemasaran. 6. Melakukan pemasangan sebuah

banner berukuran besar untuk

menarik perhatian calon pelanggan.

Pengembangan produk

1. Membuat paket produk-produk

UMKM dengan harga yang lebih

murah. 2. Mengadakan tabungan untuk

melakukan sertifikasi bagi produk

UMKM yang belum memiliki

sertifikasi. 3. Melakukan penyeleksian UMKM

berdasarkan kontinuitas produk.

Pengembangan pasar

1. Membuat web untuk mempermudah

pengenalan dan pemesanan produk

secara online. 2. Melakukan kerjasama dengan

perusahaan jasa layanan pengiriman

barang seperti Go-Jek, Grab, J&T

dan JNE.

Diversifikasi

(Tidak ada)

Sumber : Data diolah (2018).

Tabel 10 menunjukan mayoritas usulan strategi berdada pada kategor penetrasi

pasar yaitu sebanyak 6 usulan strategi, kategori pengembangan produk sebanyak 3

strategi dan kategori pengembangan pasar sebanyak dua usulan strategi. Faktor

utama yang diperlukan oleh Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi dalam menjalankan

usulan-usulan strategi tersebut adalah aspek SDM yang didukung oleh aspek

anggaran, produksi dan pemasaran. Faktor kemitraan menjadi penunjang untuk

mengimplementasikan usulan-usulan strategi tersebut. Untuk menentukan usulan

strategi yang diprioritaskan, dilakukan analisis dengan menggunakan matriks QSP.

Analisis QSPM

Matriks QSP merupakan matriks untuk menentukan daya tarik relatif dari

tindakan alternatif yang layak. Input yang digunakan untuk analisis ini adalah

hasil dari matriks IFE, EFE, yang selanjutnya dicocokan dengan matriks IE dan

Pas

ar b

aru

Produk yang sudah ada Produk baru

Pas

ar y

ang s

udah

ada

32

SWOT untuk mengetahui strategi alternatif terbaik. Berdasarkan hasil matriks

SWOT terdapat sebelas alternatif strategi, yang dikerucutkan menjadi enam

alternatif strategi untuk menjadi input matriks QSP. Keenam alternatif tersebut

adalah :

1. Mengadakan bazar secara rutin pada minggu pertama di setiap bulan pada area

minimarket untuk menarik calon pelanggan.

2. Melakukan pendekatan kepada seluruh anggota koperasi untuk aktif dalam

kegiatan promosi.

3. Membuat paket produk-produk UMKM dengan harga yang lebih murah.

4. Membuat web untuk mempermudah pengenalan dan pemesanan produk secara

online.

5. Melakukan kerjasama dengan perusahaan jasa layanan pengiriman barang

seperti Go-Jek, Grab, J&T dan JNE.

6. Mengalokasikan anggaran khusus untuk kegiatan pemasaran.

Berdasarkan hasil perhitungan total skor daya tarik (Total Attractive Score

[TAS]) diperoleh urutan strategi seperti dimuat pada Tabel 11 :

Tabel 11 Urutan prioritas rekomendasi strategi

No Strategi Total maksimal daya

tarik

Prioritas

1 Mengadakan bazar secara rutin pada

minggu pertama di setiap bulan pada

area minimarket untuk menarik

calon pelanggan.

2.972

1

2 Melakukan pendekatan kepada

seluruh anggota koperasi untuk aktif

dalam kegiatan promosi.

1.160

2

3 Membuat paket produk-produk

UMKM dengan harga yang lebih

murah.

0.525

2

4 Membuat web untuk mempermudah

pengenalan dan pemesanan produk

secara online.

0.232

3

5 Melakukan kerjasama dengan

perusahaan jasa layanan pengiriman

barang seperti Go-Jek, Grab, J&T

dan JNE.

0.103

4

6 Mengalokasikan anggaran khusus

untuk kegiatan pemasaran

0.046

5

Sumber : Data diolah (2018)

Tabel 11 menunjukan bahwa usulan strategi yang dijadikan sebagai prioritas

adalah strategi mengadakan bazar secara rutin pada minggu pertama di setiap

bulan pada area minimarket untuk menarik calon pelanggan dan strategi

melakukan pendekatan kepada seluruh anggota koperasi untuk aktif dalam

kegiatan promosi, karena kedua ususlan strategitersebut memiliki total skor daya

tarik sebesar ≥ 1.

33

Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dihasilkan rekomendasi

strategi berupa melakukan bazar secara rutin pada minggu pertama di setiap bulan

pada area minimarket untuk menarik calon pelanggan dan strategi melakukan

pendekatan kepada seluruh anggota koperasi untuk aktif dalam kegiatan promosi.

Bazar dilakukan untuk menarik calon pembeli dan membuat orang lain khususnya

masyarakat Kecamatan Jatiasih aware terhadap keberadaan minimarket, sehingga

menghasilkan pengenalan dan memperbesar peluang terjadinya pembelian

produk-produk UMKM oleh konsumen. Bazar dapat dipublikasikan melalui

anggota koperasi dan melakukan pemberitahuan melalui media sosial yang telah

dimiliki seperti instagram serta melakukan penyebaran brosur di sekitar area

minimarket.

Melakukan pendekatan kepada seluruh anggota koperasi untuk aktif dalam

kegiatan promosi ditujukan agar para anggota membantu mempromosikan Kita

Mart Jatiasih 1 beserta produk-produk yang dijual, khususnya produk-produk

UMKM. Hal ini sesuai dengan tagline dari Kita Mart, yaitu ”Milik Kita, Lebih

Hemat” yang menunjukan bahwa proses berjalannya usaha ini dilakukan secara

bersama-sama oleh seluruh anggota koperasi. Promosi dapat dilakukan melalui

media sosial masing-masing para anggota dan secara word of mouth kepada

keluarga dan lingkungan sekitar masing-masing anggota, sehingga mempercepat

proses pengenalan Kita Mart Jatiasih 1 kepada masyarakat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Perkembangan pasar modern, khususnya minimarket terus mengalami

pertumbuhan. Strategi segmentasi ditetapkan Kita Mart Jatiasih 1 berdasarkan

geografi, demografi, psikografi dan perilaku. Target konsumen dari Kita Mart

Jatiasih 1 adalah masyarakat Kota Bekasi, khususnya Kecamatan Jatiasih untuk

segala kalangan usia dengan tingkat ekonomi menengah ke atas yang memiliki

loyalitas, khususnya anggota koperasi. Kita Mart Jatiasih1 memiliki positioning

sebagai minimarket yang bernuansa islami dan berbasis koperasi. Bauran

pemasaran yang dimiliki oleh Kita Mart Jatiasih 1 terdiri dari produk, price

(harga), place (tempat), promotion (promosi), people (orang), proses dan physical

evidance (bukti fisik).

Kita Mart Jatiasih 1 memiliki sepuluh faktor internal meliputi lima kekuatan

dan lima kelemahan,serta memiliki sepuluh faktor eksternal yang terdiri dari lima

peluang dan lima ancaman. Alternatif strategi yang direkomendasikan untuk

dilakukan yaitu melakukan bazar secara rutin pada minggu pertama di setiap

bulan pada area minimarket untuk menarik calon pelanggan dan melakukan

pendekatan kepada seluruh anggota koperasi untuk aktif dalam kegiatan promosi.

34

Saran

Berdasarkan hal yang telah dilakukan, disarankan untuk

mengimlementasikan rekomendasi strategi mengadakan bazar dengan rutin dan

melakukan pendekatan kepada seluruh anggota koperasi untuk aktif dalam

kegiatan promosi. Strategi tersebut dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan

kesadaran (awareness) masyarakat terhadap Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi. Selain

itu disarankan kepada Pemerintah Kota Bekasi, khususnya Dinas Perdagangan

dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan UMKM serta kecamatan-kecamatan di

Kota Bekasi untuk bersinergi dalam memperbaiki data mengenai UMKM

khususya pemilik toko kelontong.

35

DAFTAR PUSTAKA

Ardian M. 2017 Mei 05. Dukung UMKM, Perpres pengendalian minimarket

segera terbit. Katadata. Berita Perdagangan: 1(kol 1).

Arianty N. 2013. Analisis perbedaan pasar modern dan pasar tradisional ditinjau

dari strategi tata letak (lay out) dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan

posisi tawar pasar tradisional. J MB.13(1):18-29.

Arrahman F. 2016. Analisis strategi promosi agrowisata D‟Kandang Amazing

Farm pada CV Sawangan Dairy Farm [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

[BI] Bank Indonesia. 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM). Jakarta (ID): BI.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut

Keberadaan Sarana Perdagangan dan Akomodasi.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016a. Produk Domestik Regional Bruto menurut

Lapangan Usaha Kota Bekasi 2012-2016. Bekasi (ID): BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016b. Sensus Ekonomi 2016 Analisis Hasil Listing.

Bekasi (ID): BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017a. Berita Resmi Statistik Hasil Pendaftaran

(Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Di Kota Bekasi. Bekasi

(ID): BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017b. Kota Bekasi Dalam Angka 2017. Bekasi

(ID): BPS.

Bismala L. 2014. Analisis strategi pemasaran pada UMKM di Sumatera Utara

untuk meningkatkan daya saing UMKM. J Pemb Perkot. 2(2): 126-134.

Bohari AM, Hin CW, Fuad N. 2013. The competitiveness of halal food in

Malysia: a SWOT–ICT analysis. J Soc Spac. 9(1):1-9

Chahal B, Khanna R. 2016. Marketing strategies during financial crunch. J BM.

4(4):440-444.

Chandra AA. 2017 Des 04. Sri Mulyani berbicara soal kelas menengah dan

efeknya ke ekonomi RI. detikfinance. Berita Ekonomi Bisnis: 1(kol 1).

David FR, David FR. 2016. Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan

Bersaing-Konsep, Ed ke-15. Puspasari N, Puspitasari LN, penerjemah;

Halim D A, editor. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari Strategic

Managemen: a Competitive Adventage Approach, Concept and Cases, 15 th

ed.

[Disdagperin]. Dinas Perdagangan dan Perindustrian. 2018. Data minimarket Kota

Bekasi. Bekasi (ID): Disdagperin.

[DPMPTSP] Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. 2017

Jul 22. Forum grup diskusi simplikasi pelayanan dalam penerbitan surat

keterangan domisili usaha. Program dan Kegiatan [Internet]. [diunduh 2018

Mei 23]; 1(kol 1). Tersedia pada: http://dpmptsp.bekasikota.go.id/index.php/

berita/index-berita/217-forum-grup-diskusi-simplikasi-pelayanan-dalam-

penerbitan-surat-keterangan-domisili-usaha.

Fajrina NH. 2016 Mar 29. Sharing economy, berbagi aset dan keuntungan. CNN.

Teknologi Informasi: 1(kol 1).

36

[FME] Free Management E-books. 2013. Ansoff matrix strategy skills [Internet];

diunduh [2018-03-17]. Tersedia pada: http://www.free-management-

ebooks.com/dldebk-pdf/fme-ansoff-matrix.pdf.

Hasibuan S. 2015. SMEs development strategy for competitive and sustainable

typical local snacks of Banten Province. J Eng. 5(6):410-414.

Hubeis M, Najib M. 2014. Manajemen Strategik dalam Pengembanggan Daya

Saing Organisasi. Jakarta (ID): PT Elex media Komputindo Kelompok

Gramedia.

[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2014. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bogor

(ID): IPB Press.

Kusuma DR. 2017 Mar 29. Perbedaan Kita Mart milik Koperasi 212 dengan

minimaket lainnya. Kumparan. Ekonomi Keuangan: 1(kol 1).

Lubis M. 2017. Tren baru dikalangan pengguna internet di Indonesia. Nielsen.

Press Room: 1(kol 1).

Martinus H. 2011. Analisis industri retail nasional. J MC. 2(2):1309-1321.

Munandar et al. 2014. Pengantar Manajemen Panduan Komprehensif

Pengelolaan Organisasi. Bogor (ID): IPB Press.

Nataprawira A B , Saphiranti D. 2013. Marketing strategy planning for Mangga

Keuken production house. J Busi Adm. 2(1): 1-5.

Nielsen. 2016. Dinamika FCMG: Bagaimana Promosi Membentuk Perilaku

Konsumen Dalam Berbelanja. [Internet]. Tersedia pada

(http://www.nielsen.com/id/en/insights/news/2017/BAGAIMANA-

PROMOSI-MEMBENTUK-PERILAKU-KONSUMEN-DALAM-

BERBELANJA.html).

Ongkrorahardjo EP. 2015. Formulasi strategi usaha makanan ringan tradisional

Ny. Gan di Surabaya. Agora. 3(2): 665-674.

[PD] Peraturan Daerah. 2012. Peratran Daerah Kota Bekasi Nomor 07 Tahun

2012 tentang Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko

Modern.Bekasi (ID): Pemkot Bekasi

Peter JP, Olson JC. 2014. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Ed ke-9-

Buku 2. Dwiandani D T, penerjemah. Jakarta (ID): Salemba Empat.

[Perpres] Peraturan Presiden. 2007. Peraturan Presiden Republik Indonesia No

112 Tahn 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat

Perbelanjaan dan Toko Modern. Jakarta (ID): RI.

Primastera A. 2010. Peluang Usaha Untuk Ibu rumah Tangga Modal 1 juta.

Yogyakarta (ID): Pustaka Grahatama.

Rahmawati P. 2016. Comparative analysis of marketing strategy between Small

and Medium Enterprises–a study of food package in Bandung. ICEEBF.

ISSN |online| 2540-7481: (341-348).

Rini A. 2010. Sukses Buka Warung Kelontong Modal 2,5 Juta. Yogyakarta (ID):

MedPress.

Saputra MD. 2014. Strategi komunikasi pemasaran dalam memasarkan produk

cemilan khas Samarinda di UKM (Usaha Kecil Menengah) Center

Samarinda. eJ Ilm Kom. 2(1):1-15.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Bandung (ID): Alfabeta.

Sujarweni VW. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta (ID):

Pustakabarupress.

Susilo Y. 2017. Retail Trend & Marketing Strategy 2017. Jakarta (ID): Nielsen.

37

Tjiptono F, Chandra G. 2012. Pemasaran Strategik, Ed ke-2. Yogyakarta (ID):

C.V Andi Offset.

Tjiptono F, Diana A. 2016. Pemasaran esensi & aplikasi. Yogyakarta (ID): C.V

Andi Offset.

Ulza E, Tatyana S, Wijiharjono N, Zulpahmi Z, Zamzany FR. 2017.

Synchromarketing strategies and Ansoff matrix in increasing the company‟s

revenue. C Man Behav Studies.1(1): 305-315.

[UU] Undang-Undang. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta (ID):RI.

Yuliawati dan Wijaya. 2017. Penjualan turun akibat daya beli lemah, bukan tren

online. Katadata. Berita Bisnis: 1 (kol 1).

Yunova FD. 2017. Strategi peningkatan penjualan pada usaha Serambi Botani

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Zulkarnaen HO, Sutopo. 2013. Analisis strategi pemasaran pada Usaha Kecil

Menengah (UKM) makanan ringan (studi penelitian UKM Snack Barokah

di Solo). JM. 2(3): 1-13.

38

LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar pertanyaan penelitian analisis strategi pengembangan

pemasaran Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi dalam menjual produk

UMKM

KUESIONER PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN

KITA MART JATIASIH 1 BEKASI DALAM

MENJUAL PRODUK UMKM

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu, Saudara/Saudari menjadi salah satu

responden yang secara sukarela mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan

salah satu instrumen penelitian yang dilakukan oleh:

Nama Peneliti : Galih Sujatmiko

NIM : H24164012

Departemen : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Manajemen

Kuesioner ini dilakukan untuk memenuhi tugas penyelesaian Skripsi

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Atas

bantuannya diucapkan terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :

2. Jenis Kelamin : Perempuan/Laki-laki

3. Usia : tahun

4. Jabatan :

5. Nomor Telepon / E-mail : /

6. Alamat Rumah :

7. Status : Menikah/Belum Menikah

8. Pendidikan Terakhir :

9. Tanda Tangan :

39

Lanjutan Lampiran 1

Daftar Isian untuk Menentukan Weight dari Matriks IFE dan EFE 1. Tentukan bobot atau tingkat kepentingan dari masing-masing faktor Internal

(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) berikut

ini dengan tanda (X) pada pilihan Bapak/Ibu, Saudara/Saudari.

2. Pilihan bobot atau tingkat kepentingan faktor Internal dan Eksternal pada daftar

isian berikut :

15% : tinggi atau kuat

12,5% : sedikit kuat

10% : di atas rataan

7,5% : rataan

5% : di bawah rataan

2,5% : sedikit berpengaruh

0% : tidak berpengaruh

3. Jumlah bobot seluruh faktor internal yang ada di matriks IFE harus sama

dengan 100%.

4. Jumlah bobot seluruh faktor eksternal yang ada di matriks EFE harus sama

dengan 100%.

40

Lanjutan Lampiran 1

Kekuatan (Strenghts)

No Key Internal Factors 15% 12.5% 10% 7.5% 5% 2.5% 0%

1 Memiliki banyak

anggota koperasi.

2 Memilikiproduk-produk

UMKM yang bervariasi.

3 Konsep minimarket

dikemas dengan unik dan

menyenangkan.

4 Memiliki layanan

delivery order untuk

produk UMKM.

5 Lokasi minimarket

strategik.

Kelemahan (Weakness)

No Key Internal Factors 15% 12.5% 10% 7.5% 5% 2.5% 0%

1 Belum memiliki

karyawan khusus bagian

pemasaran.

2 Brand produk UMKM

yang belum banyak

dikenal.

3 Penggunaan media

promosi iklan yang

kurang.

4 Layanan delivery order

produk UMKM masih

terbatas.

5 Anggaran promosi tidak

terspesialisasi.

41

Lanjutan Lampiran 1

Peluang (Opportunity)

No Key Internal Factors 15% 12.5% 10% 7.5% 5% 2.5% 0%

1 Pergeseran pola konsumsi

masyarakat terhadap

produk Fast Moving

Consumer Goods ke

minimarket.

2 Terdapat banyak pusat

bisnis non-ritel di sekitar

minimarket.

3 Terdapat banyak fasilitas

umum di sekitar

minimarket.

4 Tren pertumbuhan jumlah

penduduk di kota Bekasi,

khususnya Kecamatan

Jatiasih

5 Potensi pemasaran produk

secara online.

Ancaman (Threat)

No Key Internal Factors 15% 12.5% 10% 7.5% 5% 2.5% 0%

1 Persaingan antar

minimarket yang ketat.

2 Persaingan poduk UMKM

dengan perusahaan besar.

3 Keraguan konsumen

dengan standar produk-

produk UMKM.

4 Keluhan konsumen

mengenai kontinuitas

produk UMKM.

5 Menurunnya daya beli

masyarakat

42

Lanjutan Lampiran 1

Daftar Isian untuk Menentukan Rating dari Matriks IFE dan EFE

Tentukan rating dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan

kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) berikut dengan tanda

(X) pada pilihan Bapak/Ibu, Saudara/Saudari.

Pilihan rating pada isian berikut terdiri dari:

Rating 4 : sangat kuat (major strengths)

Rating 3 : kuat (minor strengths)

Rating 2 : lemah (minor weakness)

Rating 1 : sangat lemah (major weakness)

Kekuatan (Strenghts)

No Key Internal Factors Alternatif pilih

4 3 2 1

1 Memiliki banyak anggota koperasi.

2 Memiliki produk-produk UMKM

bervariasi.

3 Konsep minimarket dikemas dengan unik,

dan menyenangkan.

4 Memiliki layanan delivery order produk

UMKM.

5 Lokasi minimarket strategik.

Kelemahan (Weakness)

No Key Internal Factors Alternatif pilih

4 3 2 1

1 Belum memiliki karyawan khusus bagian

pemasaran.

2 Brand produk-produk UMKM yang

belum banyak dikenal.

3 Penggunaan media promosi iklan yang

kurang.

4 Layanan delivery order produk UMKM

masih terbatas.

5 Anggaran promosi tidak terspesialisasi.

43

Lanjutan Lampiran 1

Peluang (Opportunity)

No Key Internal Factors Alternatif pilih

4 3 2 1

1 Pergeseran pola konsumsi masyarakat

terhadap produk Fast Moving Consumer

Goods ke minimarket.

2 Terdapat banyak pusat bisnis non-ritel di

sekitar minimarket.

3 Terdapat banyak fasilitas umum di sekitar

minimarket.

4 Tren pertumbuhan jumlah penduduk di kota

Bekasi, khususnya Kecamatan Jatiasih

5 Potensi pemasaran produk secara online.

Ancaman (Threat)

No Key Internal Factors Alternatif pilih

4 3 2 1

1 Persaingan antar minimarket yang ketat. 2 Persaingan poduk UMKM dengan

perusahaan besar.

3 Keraguan konsumen dengan standar produk-

produk UMKM.

4 Keluhan konsumen mengenai kontinuitas

produk UMKM.

5 Menurunnya daya beli masyarakat

44

Lampiran 2 Struktur organisasi Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi

Sumber : Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi (data diolah)

Manager

Ketua Bidang

UMKM

Ketua Bidang

Non-UMKM

Bendahara

Sekertaris

Petugas

UMKM

Anggota

UMKM

Humas

Kasir

45

Lampiran 3 Pembobotan faktor internal dan eksternal

No Key internal

factors

Responden

1

Responden

2

Responden

3

Rataan

Faktor internal

Kekuatan

1 Memiliki

banyak anggota

koperasi.

0.15 0.135 0.128 0.1377

2 Memiliki

produk-produk

UMKM

bervariasi.

0.1 0.14 0.11 0.117

3 Konsep

minimarket

dikemas

dengan unik

dan

menyenangkan.

0.045 0.07 0.127 0.081

4 Memiliki

layanan

delivery order

untuk produk

UMKM.

0.075 0.08 0.025 0.060

5 Lokasi

minimarket

strategik.

0.1 0.105 0.125 0.110

Kelemahan

6 Belum

memiliki

karyawan

khusus bagian

pemasaran.

0.075 0.09 0.13 0.098

7 Brand produk

UMKM belum

banyak dikenal.

0.1 0.11 0.11 0.107

8 Penggunaan

media promosi

iklan kurang

intens.

0.15 0.11 0.107 0.122

9 Layanan

delivery order

produk UMKM

masih terbatas.

0.1 0.06 0.055 0.072

10 Anggaran

promosi tidak

terspesialisasi.

0.09 0.10 0.077 0.089

46

Lanjutan Lampiran 3

No Key external

factors

Responden

1

Responden

2

Responden

3

Rataan

Faktor eksternal

Peluang

1 Pergeseran pola

konsumsi

masyarakat

terhadap produk

Fast Moving

Consumer Goods

ke minimarket.

0.1 0.11 0.15 0.120

2 Terdapat banyak

pusat bisnis non-

ritel di sekitar

minimarket.

0.05 0.11 0.115 0.092

3 Terdapat banyak

fasilitas umum di

sekitar minimarket.

0.1 0.075 0.05 0.075

4 Tren pertumbuhan

jumlah penduduk

di Kota Bekasi,

khususnya

Kecamatan Jatiasih

0.07 0.127 0.089 0.095

5 Potensi pemasaran

produk secara

online.

0.125 0.128 0.115 0.123

Ancaman

6 Persaingan antar

minimarket yang

ketat.

0.075 0.09 0.13 0.098

7 Persaingan poduk

UMKM dengan

produk perusahaan

besar.

0.1 0.11 0.11 0.107

8 Keraguan

konsumen dengan

standar produk-

produk UMKM.

0.15 0.11 0.107 0.122

9 Keluhan konsumen

mengenai

kontinuitas produk

UMKM.

0.1 0.06 0.055 0.072

10 Menurunnya daya

beli masyarakat 0.09 0.10 0.077 0.089

47

Lampiran 4 Perhitungan rataan skor daya tarik

Faktor Internal

Strategi

1 2 3

A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS

Kekuatan

Memiliki banyak anggota

koperasi. 4 3 4 3.667 1 3 3 2.333 3 3 4 3.333

Memiliki produk-produk

UMKM bervariasi. 4 4 3 3.667 1 4 1 2 2 4 2 2.667

Konsep minimarket

dikemas dengan unik dan

menyenangkan.

2 3 3 2.667 1 4 1 2 2 4 1 2.333

Memiliki layanan delivery

order untuk produk

UMKM.

0 4 1 1.667 0 3 1 1.333 0 4 1 1.667

Lokasi minimarket

strategik. 4 3 4 3.667 1 3 1 1.667 2 3 1 2

Kelemahan

Belum memiliki karyawan

khusus bagian pemasaran.

0

3 1 1.333 0 3 1 1.333 0 3 1 1.333

Brand produk UMKM

yang belum banyak

dikenal.

3 3 2 2.667 1 4 1 2 3 3 1 2.333

Penggunaan media promosi

iklan kurang intens. 4 4 3 3.667 1 4 2 2.333 3 4 1 2.667

Layanan delivery order

produk UMKM masih

terbatas.

4 3 2 3 1 4 1 2 3 4 1 2.667

Anggaran promosi tidak

terspesialisasi. 0 4 2 2 0 3 2 1.667 0 4 3 2.333

48

Lanjutan Lampiran 4

Faktor Internal

Strategi

4 5 6

A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS

Kekuatan

Memiliki banyak anggota

koperasi. 3 4 2 3 3 3 4 3.333 1 3 3 2.333

Memiliki produk-produk

UMKM yang bervariasi. 3 4 2 3 4 4 3 3.667 1 4 1 2

Konsep minimarket

dikemas dengan unik dan

menyenangkan.

2 4 1 2.333 2 3 3 2.667 1 3 1 1.667

Memiliki layanan

delivery order untuk

produk UMKM.

0 3 1 1.333 0 4 3 2.333 0 4 1 1.667

Lokasi minimarket

strategik. 2 3 1 2 2 3 3 2.667 1 3 1 1.667

Kelemahan

Belum memiliki

karyawan khusus bagian

pemasaran.

0 4 1 1.667 0 3 3 2 0 3 1 1.333

Brand produk UMKM

yang belum banyak

dikenal.

2 4 1 2.333 2 3 3 2.667 1 4 1 2

Penggunaan media

promosi iklan kurang

intens.

2 4 1 2.333 2 4 3 3 1 4 1 2

Layanan delivery order

produk UMKM masih

terbatas.

2 3 1 2 2 4 3 3 2 3 1 2

Anggaran promosi tidak

terspesialisasi. 0 3 3 2 0 4 3 2.333 0 3 2 1.667

49

Lanjutan Lampiran 4

Faktor Eksternal

Strategi

1 2 3

A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS

Peluang

Pergeseran pola konsumsi

masyarakat terhadap

produk Fast Moving

Consumer Goods ke

minimarket.

4 4 3 3.667 1 4 1 2 2 3 2 2.333

Terdapat banyak pusat

bisnis non-ritel di sekitar

minimarket.

4 3 4 3.667 1 3 1 1.667 3 3 3 3

Terdapat banyak fasilitas

umum di sekitar

minimarket.

4 4 3 3.667 1 4 2 2.333 3 4 3 3.333

Tren pertumbuhan jumlah

penduduk di Kota Bekasi,

khususnya Kecamatan

Jatiasih

4 4 4 4 1 4 2 2.333 3 4 3 3.333

Potensi pemasaran produk

secara online. 3 4 3 3.333 1 4 2 2.333 3 4 3 3.333

Ancaman

Belum memiliki karyawan

khusus bagian pemasaran. 4 4 4 4 1 4 2 2.333 3 4 3 3.333

Brand produk UMKM

belum banyak dikenal. 4 4 3 3.667 1 4 2 2.333 3 4 3 3.333

Penggunaan media promosi

iklan kurang intens. 4 3 3 3.333 1 3 2 2 4 3 2 3

Layanan delivery order

produk UMKM masih

terbatas.

4 3 2 3 1 3 1 1.667 4 3 2 3

Anggaran promosi tidak

terspesialisasi. 4 3 4 3.667 1 3 1 1.667 4 3 4 3.667

50

Lanjutan Lampiran 4

Faktor Eksternal

Strategi

4 5 6

A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS A

S

1

A

S

2

A

S

3

AS

Peluang

Pergeseran pola konsumsi

masyarakat terhadap

produk Fast Moving

Consumer Goods ke

minimarket.

2 4 1 2.333 2 4 3 3 1 3 2 2

Terdapat banyak pusat

bisnis non-ritel di sekitar

minimarket.

2 3 3 2.667 2 3 3 2.667 1 3 2 2

Terdapat banyak fasilitas

umum di sekitar

minimarket.

2 3 3 2.667 2 4 3 3 1 3 2 2

Tren pertumbuhan jumlah

penduduk di Kota Bekasi,

khususnya Kecamatan

Jatiasih

3 4 3 3.333 3 4 3 3.333 1 4 2 2.333

Potensi pemasaran produk

secara online. 3 4 4 3.667 3 4 3 3.333 1 4 1 2

Ancaman

Belum memiliki karyawan

khusus bagian pemasaran. 3 4 2 3 3 4 3 3.333 1 4 3 2.667

Brand produk UMKM

belum banyak dikenal. 3 4 2 3 3 3 3 3 1 4 2 2.333

Penggunaan media promosi

iklan kurang intens. 3 3 2 2.667 3 4 3 3.333 1 3 1 1.667

Layanan delivery order

produk UMKM masih

terbatas.

3 4 2 3 3 4 3 3.333 1 3 1 1.667

Anggaran promosi tidak

terspesialisasi. 3 3 3 3 3 4 3 3.333 1 3 2 2

51

Lampiran 5 Perhitungan total skor atraktif

No Key factors Bobot (a)

Strategi

1 2 3

AS (b)

TAS (a x b)

AS (c)

TAS(a x c)

AS (d)

TAS (a x d)

Faktor Internal

Kekuatan

1 Memiliki banyak

anggota koperasi. 0.138 0.569 0.079 0.262 0.036 0.125 0.017

2 Memilikiproduk-

produk UMKM

yang bervariasi.

0.117 1.059 0.124 0.433 0.051 0.203 0.024

3 Konsep minimarket

dikemas dengan

unik dan

menyenangkan.

0.081 1.541 0.125 0.582 0.047 0.251 0.020

4 Memiliki layanan

delivery order

untuk produk

UMKM.

0.060 2.030 0.122 0.737 0.044 0.301 0.018

5 Lokasi minimarket

strategik. 0.110 2.555 0.281 0.982 0.108 0.457 0.050

Kelemahan

1 Belum memiliki

karyawan khusus

bagian pemasaran.

0.098 0.549 0.054 0.234 0.023 0.103 0.010

2 Brand produk

UMKM belum

banyak dikenal.

0.107 1.054 0.113 0.424 0.045 0.194 0.021

3 Penggunaan media

promosi iklan

kurang intens.

0.122 1.561 0.190 0.624 0.076 0.297 0.036

4 Layanan delivery

order produk

UMKM masih

terbatas.

0.072 2.036 0.147 0.752 0.054 0.317 0.023

5 Anggaran promosi

tidak terspesialisa-

si.

0.089 2.545 0.226 0.953 0.085 0.422 0.038

Faktor Eksternal

Peluang

1 Pergeseran pola

konsumsi

masyarakat

terhadap produk

Fast Moving

Consumer Goods

ke minimarket.

0.12 0.560 0.067 0.249 0.030 0.115 0.014

52

Lanjutan Lampiran 5

No Key factors Bobot (a)

Strategi

1 2 3

AS (e)

TAS (a x e)

AS (f)

TAS (a x f)

AS (g)

TAS (a x g)

Faktor Eksternal

Peluang

2 Terdapat banyak

pusat bisnis non-

ritel di sekitar

minimarket.

0.092 1.046 0.096 0.411 0.038 0.182 0.017

3 Terdapat banyak

fasilitas umum di

sekitar minimarket.

0.087 1.544 0.134 0.588 0.051 0.258 0.022

4 Tren pertumbuhan

jumlah penduduk di

Kota Bekasi,

khususnya

Kecamatan Jatiasih

0.096 2.048 0.197 0.780 0.075 0.351 0.034

5 Potensi pemasaran

produk secara

online.

0.123 2.562 0.315 1.000 0.123 0.479 0.059

Ancaman

1 Persaingan antar

minimarket yang

ketat.

0.147 0.573 0.084 0.268 0.039 0.130 0.019

2 Persaingan poduk

UMKM dengan

produk perusahaan

besar.

0.102 1.051 0.107 0.420 0.043 0.190 0.019

3 Keraguan

konsumen dengan

standar produk-

produk UMKM.

0.090 1.545 0.139 0.591 0.053 0.261 0.024

4 Keluhan konsumen

mengenai

kontinuitas produk

UMKM.

0.087 2.043 0.177 0.769 0.067 0.338 0.029

5 Menurunnya daya

beli masyarakat 0.077 2.539 0.195 0.937 0.072 0.402 0.031

Jumlah 2.972 1.160 0.525 2.972

53

Lanjutan Lampiran 5

No Key factors Bobot (a)

Strategi

4 5 6

AS (h)

TAS (a x h)

AS

(i)

TAS (a x i)

AS (j)

TAS (a x j)

Faktor Internal

Kekuatan

1 Memiliki banyak

anggota koperasi. 0.138 0.060 0.008 0.028 0.004 0.014 0.002

2 Memilikiproduk-

produk UMKM

yang bervariasi.

0.117 0.092 0.011 0.042 0.005 0.019 0.002

3 Konsep minimarket

dikemas dengan

unik dan

menyenangkan.

0.081 0.106 0.009 0.045 0.004 0.019 0.002

4 Memiliki layanan

delivery order

untuk produk

UMKM.

0.060 0.121 0.007 0.049 0.003 0.020 0.001

5 Lokasi minimarket

strategik. 0.110 0.205 0.023 0.093 0.010 0.042 0.005

Kelemahan

1 Belum memiliki

karyawan khusus

bagian pemasaran.

0.098 0.045 0.004 0.020 0.002 0.009 0.001

2 Brand produk

UMKM belum

banyak dikenal.

0.107 0.087 0.009 0.039 0.004 0.017 0.002

3 Penggunaan media

promosi iklan

kurang intens.

0.122 0.136 0.017 0.063 0.008 0.029 0.004

4 Layanan delivery

order produk

UMKM masih

terbatas.

0.072 0.131 0.009 0.055 0.004 0.023 0.002

5 Anggaran promosi

tidak terspesialisa-

si.

0.089 0.181 0.016 0.078 0.007 0.034 0.003

Faktor Eksternal

Peluang

1 Pergeseran pola

konsumsi masyara-

kat terhadap produk

Fast Moving

Consumer Goods

ke minimarket.

0.12 0.053 0.006 0.024 0.003 0.011 0.001

54

Lanjutan Lampiran 5

No Key factors Bobot (a)

Strategi

4 5 6

AS (k)

TAS (ax k)

AS (l)

TAS (a x l)

AS (m)

TAS (a x m)

Faktor Eksternal

Peluang

2 Terdapat banyak

pusat bisnis non-

ritel di sekitar

minimarket.

0.092 0.079 0.007 0.034 0.003 0.015 0.001

3 Terdapat banyak

fasilitas umum di

sekitar minimarket.

0.087 0.111 0.010 0.048 0.004 0.020 0.002

4 Tren pertumbuhan

jumlah penduduk di

Kota Bekasi,

khususnya

Kecamatan Jatiasih

0.096 0.153 0.015 0.067 0.006 0.029 0.003

5 Potensi pemasaran

produk secara

online.

0.123 0.220 0.027 0.102 0.013 0.047 0.006

Ancaman

1 Persaingan antar

minimarket yang

ketat.

0.147 0.063 0.009 0.030 0.004 0.015 0.002

2 Persaingan poduk

UMKM dengan

produk perusahaan

besar.

0.102 0.084 0.009 0.037 0.004 0.017 0.002

3 Keraguan

konsumen dengan

standar produk-

produk UMKM.

0.090 0.113 0.010 0.049 0.004 0.021 0.002

4 Keluhan konsumen

mengenai kontinui-

tas produk UMKM.

0.087 0.145 0.013 0.062 0.005 0.027 0.002

5 Menurunnya daya

beli masyarakat 0.077 0.168 0.013 0.071 0.005 0.030 0.002

Jumlah 0.232 0.103 0.046

55

Lampiran 6 Daftar nama dan harga produk UMKM pada Kita Mart Jatiasih 1

No Nama produk Harga (Rp) Jumlah (unit)

1 Cuka Salade150 CC 1 700 12

2 Tepung Crispy 3 700 10

3 Kacang Mede Ibu Yatin 150 gram 33 000 19

4 Fusili Goreng 19 000 6

5 Soft Ride Cup 400 12

6 Soft Ride 600 3500 6

7 Cistik Edam 29 000 12

8 Hotwheels 25 000 1

9 Avengers set 59 000 1

10 Sari Apel Brosem 2 000 12

11 Roti Tawar Kulit 12 000 44

12 Roti Tawar Kupas 13 000 4

13 Krupuk Kulit 10 000 25

14 Kerupuk Sangru 11 500 6

15 Pop Corn 13 000 10

16 Es Yoghurt “My Healthy” (pack) 20 000 10

17 Coklat Karakter 60 000 5

18 Tobot Titan 145 000 1

19 Tobot Mini 75 000 2

20 Robocar Poli 55 000 1

21 Pempek Cindo Nian (isi 17 buah) 67 000 4

22 Air Ajib 14 0000 40

23 Kerupuk Kulit Mo Kriuk 12 000 11

24 Keripik Ceker Mo Kriuk 17 000 10

25 Segertea 15 000 12

26 Topi Kita Mart 40 000 10

27 Kaos 65 000 5

28 Terigu Lencana merah 1 Kg 3 000 4

29 Jeniper Botol 15 000 10

30 Kacang Telor Medan 10 000 6

31 Sirup Lymus 7 500 4

32 Kerupuk Bangka 10 000 12

33 Jelljuice 13 000 8

34 Bagelen bandung Raya 15 000 7

35 Kerupuk Ikan Tenggiri 13 500 20

36 Keripik Mbonte 17 000 15

37 Teh Hijau Gelas Bandulan 1 500 72

38 Madu Langsing LS 59 000 5

39 Madu Gairah 95 000 5

40 Madu Manjakani 49 000 5

41 Madu Asmurakho 65 000 5

42 Asoxtan Herbal 85 000 3

56

Lanjutan Lampiran 6

No Nama produk Harga (Rp) Jumlah (unit)

43 Vertigrain 59 000 4

44 Madu Mago 55 000 5

45 Risol Mayo 30 000 2

46 Hello Panda 250 gram 30 000 4

47 Madu Hitam Kalimantan

Gholiban

37 000 5

48 Makorat 130 gr 69 000 5

Madu Hitam BET 60 000 5

49 Madu Shifa Kids FluBa 42 500 5

50 Madu Top Pol 150 gram 25 000 5

51 Madu Mahasui Aldeey 85 000 3

52 Bawang Dayak 60 kapsul 59 000 5

53 Bwang Dayak 30 kapsul 35 000 5

54 Susu Cimory Full cream 17 500 4

55 TNC Original 13 000 6

56 Karbol Sereh Super Moom 30 000 3

57 Beras Merah Munjul 34 000 4

58 Kurma Madinah 50 gram 5

59 Kacang Asin 27 000 15

60 Dodol Garut 250 gram 19 500 3

61 Dodol Garut 500 gram 31 000 3

62 Zanana Creamy Milk 25 000 3

63 Zanana Chocolat 25 000 3

64 Springlee (rasa Segiured, BBQ

Chicke, Chesee)

20 500 14

65 Lidi Geli (cheeese, spicy) 14 500 9

66 Chocolate Choco 12 500 6

67 Cokelat (Whole Hazelnut,

Almond, Fruit & Nut)

32 500 7

68 Cokelat (Dark, Milk Luscious) 28 500 10

69 Miss Cipoy 11 900 13

70 Minyak Tawon 38 000 12

71 Buah Potong 45 000 1

72 Kacang Mede Al Fatih 51 750 4

73 Camilan Al faith 13 000 25

74 Kacang Mede Ibu Yatin (250

gram)

55 000 5

75 Kacang Tanah Ibu Yatin 25 000 10

76 Daging Ikan Dori (Ibu wiwin) 61 250 9

77 Cumi Bangka Telur 50 000 9

78 Tuna Stick 37 500 10

79 Cumi Ring 56 250 4

80 Bandeng Cabut Duri 15 000 8

57

Lanjutan Lampiran 6

No Nama produk Harga (Rp) Jumlah (unit)

81 Kepala Kakap 41 250 2

82 Gindara 37 500 4

83 Cikua Long Cedea 71 250 4

Otak-otak Salju Cedea 68 750 3

84 Bakso Sapi 42 500 2

85 Stick Kentang 30 000 5

86 Telur Puyuh (Bapak Kusnandar) 11 000 11

87 Kacang Bawang (Bapak

Kusnandar)

8 000 11

88 Gula Merah (Bapak Awaludin) 4 000 5

89 Biscato 50 000 2

90 Stik Keju Sukaini 17 500 20

91 Sabun Cuci Piring F.A. 10 000 5

92 Ketumbar (Ibu Yatin) 3 600 10

93 Jahe Instan 22 000 5

94 Biji Ketapang (Ibu Rafida) 19 000 2

95 Akar Kelapa (Ibu Rafida) 19 000 1

96 Keripik Balado Mimi 13 000 11

97 Msi Silver Ion 125 000 4

98 Jamur Kuping (Bapak Subhan) 12 500 3

99 Jamur Tiram (Bapak Subhan) 12 500 3

100 Kipad (Ibu Ria) 20 000 12

101 Milagros 35 000 6

102 Sabun Gove 45 000 5

103 Lampu LED 35 000 5

104 Jahe Instan 22 000 6

105 Mangkok 7 000 18

106 Mangkok BSM 6 000 12

107 Piring BSM 5000 12

108 Garpu Roman 5 000 24

109 Keripik Tempe (Bapak Nur Ali) 11 000 10

110 Bumbu Pecel (Bapak Nur Ali) 18 000 6

111 Stik bawang Putih (Bapak Nur

Ali)

25 000 7

112 Kacang Umpet (Bapak Nur Ali) 20 000 3

113 Stik Keju (Bapak Nur Ali) 25 000 7

114 Susu Unta Zafira 120 000 12

115 Sabun Sere Sando 10 000 12

116 Durian Kupas (Bapak Juanda) 80 000 4

117 Akar kelapa (Ibu Herlina) 20 000 14

118 Keripik Bawang 15 000 10

58

Lanjutan Lampiran 6

No Nama produk Harga (Rp) Jumlah (unit)

119 Makaroni Kita Mart 10 000 4

120 Cheestik 10 000 17

121 Kurma Baraka 59 500 14

122 Sirup Wedang Jahe 25 900 12

123 Opak 16 000 10

124 Rengginang 20 000 6

125 Celana Sarung 100 000 1

126 Rok Celana 100 000 3

127 Celana sirual 100 000 5

128 Madu Organik 90 000 2

129 Extra Virgin Dive All 70 000 2

130 Keripik Kentang Kriuk 13 500 9

131 Power Bank 160 000 1

132 Headphones JBL 115 000 1

133 Headset Stereo Vivo 115 000 1

134 Minuman Ringan Barrock 15 000 20

135 Keripik Singkong 13 000 10

136 Keripik Jagng 8 00 10

137 Susu Kambing 15 000 2

138 Sarung Tenun Arash 60 000 6

139 Bakso Cuanki 15 000 4

140 Bangnana Chips 20 000 15

141 Kecap Korma 275 ml 16 850 15

142 Bir Pletok 15 000 10

143 Mie Sehat 5 500 7

144 Bumbu Kaldu Jamur Merang „30‟ 14 500 3

145 Bumbu Kaldu Jamur Merang „10‟ 5 000 2

146 Abon Sapi Gajah Injil 41 000 5

147 Abon Ayam gaja Injil 41 000 7

148 Popcorn Haris 10 000 12

149 Ganepo renyati 15 000 20

150 Keripik Kentang 23 000 10

151 Laveza kebab 36500 10

152 Kurma Date Crown 38 000 6

153 Jas Hujan 9 000 6

154 Kerupuk Ikan Pastin 18 000 8

155 Selimut Karakter 120 000 1

156 Tas Lusi 130 000 1

157 Gamis Lusi 125 000 2

158 Tunik Lusi 115 000 2

159 Kerupuk (Bapak Dadang) 13 500 36

160 Brondong (Jagung/Beras) Bapak

Dadang

13 500 12

161 Kripik Ubi 16 000 9

59

Lanjutan Lampiran 6

No Nama produk Harga (Rp) Jumlah (unit)

162 Bedak TWC 48 500 12

163 Creamy 48 500 12

164 Lipstik (01, 03 dan 06) 28 223 30

165 Hand Body Lotion 29163 12

166 Mascara 53 690 12

167 Lulur (greentea, strawbery) 28 263 24

168 Sabun Sirih (powder/flower) 18 963 24

169 Day Cream 43 200 12

170 Night Cream 43 200 12

171 Sabun Transparan Green Tea 17 963 12

172 Al-Quran Tebal 7 x 10 Cm 39 000 36

173 Al-Quran Kulit 7x 10 Cm 39 000 20

174 Al Shifa (1 Kg) 195 000 2

175 Al Shifa (0.5 gram) 110 000 3 176 Al Shifa 250 gram 55 000 3

177 Al Shifa 125 gram 30 000 3

178 Ath Thoifah Randu 0.5 Kg 65 000 3

179 Alwadey Super 0.5 80 000 3

180 Alwadey Liar 75 000 3

181 Jahe Zanjabil 200 gram 18 000 4

182 Temu Putih Instan 250 gram 30 000 4

183 Madu Pahit Karisma 50 000 4

184 Madu Gemuk Dewasa AB 50 000 2

185 Madu Turun Panas 30 000 2

186 Jadid Kid 22 000 3

187 Madu Anak Pintar 18 000 3

188 Madu Bima 99 65 000 3

189 Madu SP 42 000 3

190 Ratu Lebah Junior 20 000 2

191 Kapas Bidara 35 000 3

192 Teh Jati Cina Celup 18 000 2

193 Teh Binahong Ceup 20 000 4

195 Vermintisi 12‟S 23 000 5

196 Vermint Forte 30‟S 87 000 5

197 Virjint Cair 33 000 5

198 Gamat SAR 30‟S 55000 5

199 G-Bumin 30 Kapsul 74 000 5

200 Kacang Koro Jaipong 9 900 6

201 Ayam Broiler Herbal (1 Kg) 45 000 5

202 Bebek Herbal (5 Ons) 55 000 6

203 Lele Herbal (1 Kg) 42000 6

204 Bandeng Asap 40 000 5

205 Bandeng Otak-Otak 28 000 5

206 Bakso Ikan Cedea 35 000 4

60

Lampiran 7 Surat undangan forum grup diskusi di Kecamatan Bekasi Utara

61

Lampiran 8 Dokumentasi

62

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bekasi pada tanggal 25 Januari 1995 sebagai

anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Nugroho Setyanto dan Indah

Kencanasari. Penulis telah menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas

(SMA) pada SMA Negeri 9 Bekasi, dan lulus pada tahun 2013. Selanjutnya

penulis meneruskan ke jenjang pendidikan tingkat Perguruan Tinggi di Program

Keahlian Akuntansi Program Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai wakil ketua Divisi

Kemahasiswaan Tax Center Diploma IPB pada tahun 2014 dan menjadi ketua

Divisi Kemahasiswaan Tax Center Diploma IPB pada tahun 2015. Penulis juga

pernah aktif sebagai ketua pelaksana kunjungan lapang (field trip) Program

Keahlian Akuntansi Program Diploma IPB pada tahun 2015. Tahun 2016 penulis

lulus dari jenjang pendidikan Diploma dan meneruskan ke jenjang pendidikan

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB. Pada Bulan April 2018 penulis

melakukan penelitian di Kita Mart Jatiasih 1 Bekasi.