5
16 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-92 Volume 5, No.4, Desember 2019 http://www.untb.ac.id/Desember-2019/ POTENSI KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI TAMAN WISATA ALAM KERANDANGAN UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN WIASATA ALAM Oleh: Maiser Syaputra Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Abstrak: Keberadaan kupu-kupu (Lepidoptera) di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) dapat dipandang sebagai suatu hal yang penting, hal ini berkaitan dengan potensinya sebagai pendukung atraksi wisata dan boindikator kelestarian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kupu- kupu, menganalisa tingkat keanekaragaman jenis, kekayaan, kemerataan serta status konservasi kupu- kupu berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan di Kawasan TWA Kerandangan. Output lain dari penelitan ini adalah memberikan rekomendasai berupa jalur-jalur di TWA Kerandangan yang berpotensi dikembangakan sebagai jalur wisata Tracking pengamatan kupu-kupu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Time search yang merupakan modifikasi dari metode transek garis. Dalam penggunaannya metode Time search tidak menggunakan batasan jarak/luasan tertentu melainkan waktu. Bentang alam lokasi penelitian berupa bukit, lembah, dan aliran sungai menjadi dasar dalam menentukan petak contoh/jalur pengamatan. Jalur pegamatan diambil berdasarkan perwakilan dari bentang alam yang ada di TWA Kerandangan yakni meliputi hutan sekunder, aliran sungai (riparian), jalur forest tracking, air terjun dan taman. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat 187 individu kupu-kupu dari 35 spesies yang berhasil teridentifikasi. Selain itu diketahui juga bahwa jalur pengamatan dengan tingkat keanekaragaman dan kekayaan kupu-kupu tertinggi berada pada jalur forest tracking (H’ = 2,72 dan Dmg = 4,5) dan jalur pengamatan dengan tingkat kemerataan tertinggi berada pada jalur riparian (E = 6,95). Dilihat dari status konservasinya, terdapat satu spesies dilindungi di lokasi penelitian yaitu Toides helena. Berdasarkan kelimpahan jenis dan individu kupu-kupu yang ada, jalur yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai jalur wisata tracking pengamatan kupu-kupu adalah jalur forest tracking dan telusur sungai. Kata kunci: Kupu-kupu, Keanekaragaman, TWA Kerandangan, Time Search, Wisata Alam PENDAHULUAN Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan merupakan salah satu kawasan konservasi di Nusa Tenggara Barat tepatnya berada di Kecamatan Batu layar, Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. kawasan hutan ini memiliki fungsi sebagai tempat pelestarian alam selain itu juga dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi alam. Potensi keanekaragaman hayati yang dimiliki TWA Kerandangan sangat besar dan belum banyak dikaji secara mendalam, salah satunya yaitu potensi keanekaragaman kupu-kupu. Kupu-kupu adalah satwa dari golongan serangga yang memiliki ciri khusus sayap yang terdiri atau tersusun dari sisik. Nama dari ordo kupu-kupu dalam bahasa latin (Lepidoptera) pun diambil dari istilah tersebut yaitu lepis yang berati sayap dan Ptera yang berarti sisik. Selain ciri tersebut, kupu-kupu memiliki ciri umum yang sama dengan serangga-serangga lainnya seperti: tubuh terdiri dari tiga segmen, memiliki tiga pasang kaki, dan sepasang antena. Kelimpahan kupu-kupu di alam dipengaruhi oleh banyak faktor, pendekataan ekologi seringkali digunakan untuk mengetahui hal tersebut. Pendekatan ekologi meliputi hubungan satwa ini dengan faktor abiotik dan biotik penyusun ekosistem serta kondisi-kondisi yang mempengaruhi hidupnya di alam. Secara umum menurut Dephut (2003) faktor lingkungan yang berpengaruh besar terhadap kehidupan kupu-kupu antara lain suhu, cahaya matahari, curah hujan, ketersediaan sumber air, dan vegetasi pakan. Kupu-kupu telah lama diketahui sebagai salah satu satwa yang digemari oleh masyarakat, bentuk dan rupanya yang berwarna-warni mampu memikat hati banyak orang, sehingga mengetahui keberadaan kupu-kupu di kawasan Taman Wisata Alam menjadi penting karena satwa ini dapat menambah objek daya tarik wisata apabila dikemas menjadi sebuah atraksi sebagai contoh trackinng jalur pengamatan kupu-kupu. Selain itu manfaat lain mengetahui keberadaan satwa ini berkaitan dengan fungsinya sebagai boindikator kelestarian lingkungan. Kupu-kupu tidak dapat hidup pada lingkungan tercemar sehingga hilangnnya satwa ini

16untb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/4_POTENSI-KEANEKA... · 2020-01-10 · dengan faktor abiotik dan biotik penyusun ekosistem serta kondisi-kondisi yang mempengaruhi hidupnya

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 16untb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/4_POTENSI-KEANEKA... · 2020-01-10 · dengan faktor abiotik dan biotik penyusun ekosistem serta kondisi-kondisi yang mempengaruhi hidupnya

16 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-92

Volume 5, No.4, Desember 2019 http://www.untb.ac.id/Desember-2019/

POTENSI KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI TAMAN WISATA ALAMKERANDANGAN UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN WIASATA ALAM

Oleh:

Maiser SyaputraProgram Studi Kehutanan Universitas Mataram

Abstrak: Keberadaan kupu-kupu (Lepidoptera) di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) dapat dipandangsebagai suatu hal yang penting, hal ini berkaitan dengan potensinya sebagai pendukung atraksi wisata danboindikator kelestarian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kupu-kupu, menganalisa tingkat keanekaragaman jenis, kekayaan, kemerataan serta status konservasi kupu-kupu berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan di Kawasan TWA Kerandangan. Output lain daripenelitan ini adalah memberikan rekomendasai berupa jalur-jalur di TWA Kerandangan yang berpotensidikembangakan sebagai jalur wisata Tracking pengamatan kupu-kupu. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode Time search yang merupakan modifikasi dari metode transek garis. Dalampenggunaannya metode Time search tidak menggunakan batasan jarak/luasan tertentu melainkan waktu.Bentang alam lokasi penelitian berupa bukit, lembah, dan aliran sungai menjadi dasar dalam menentukanpetak contoh/jalur pengamatan. Jalur pegamatan diambil berdasarkan perwakilan dari bentang alam yangada di TWA Kerandangan yakni meliputi hutan sekunder, aliran sungai (riparian), jalur forest tracking, airterjun dan taman. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat 187 individu kupu-kupu dari 35 spesies yangberhasil teridentifikasi. Selain itu diketahui juga bahwa jalur pengamatan dengan tingkat keanekaragamandan kekayaan kupu-kupu tertinggi berada pada jalur forest tracking (H’ = 2,72 dan Dmg = 4,5) dan jalurpengamatan dengan tingkat kemerataan tertinggi berada pada jalur riparian (E = 6,95). Dilihat dari statuskonservasinya, terdapat satu spesies dilindungi di lokasi penelitian yaitu Toides helena. Berdasarkankelimpahan jenis dan individu kupu-kupu yang ada, jalur yang memiliki potensi besar untukdikembangkan sebagai jalur wisata tracking pengamatan kupu-kupu adalah jalur forest tracking dantelusur sungai.

Kata kunci: Kupu-kupu, Keanekaragaman, TWA Kerandangan, Time Search, Wisata Alam

PENDAHULUAN

Taman Wisata Alam (TWA) Kerandanganmerupakan salah satu kawasan konservasi di NusaTenggara Barat tepatnya berada di Kecamatan Batulayar, Lombok Barat, Provinsi Nusa TenggaraBarat. kawasan hutan ini memiliki fungsi sebagaitempat pelestarian alam selain itu jugadimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata danrekreasi alam. Potensi keanekaragaman hayati yangdimiliki TWA Kerandangan sangat besar danbelum banyak dikaji secara mendalam, salahsatunya yaitu potensi keanekaragaman kupu-kupu.

Kupu-kupu adalah satwa dari golonganserangga yang memiliki ciri khusus sayap yangterdiri atau tersusun dari sisik. Nama dari ordokupu-kupu dalam bahasa latin (Lepidoptera) pundiambil dari istilah tersebut yaitu lepis yang beratisayap dan Ptera yang berarti sisik. Selain ciritersebut, kupu-kupu memiliki ciri umum yangsama dengan serangga-serangga lainnya seperti:tubuh terdiri dari tiga segmen, memiliki tiga pasangkaki, dan sepasang antena.

Kelimpahan kupu-kupu di alam dipengaruhioleh banyak faktor, pendekataan ekologi seringkali

digunakan untuk mengetahui hal tersebut.Pendekatan ekologi meliputi hubungan satwa inidengan faktor abiotik dan biotik penyusunekosistem serta kondisi-kondisi yangmempengaruhi hidupnya di alam. Secara umummenurut Dephut (2003) faktor lingkungan yangberpengaruh besar terhadap kehidupan kupu-kupuantara lain suhu, cahaya matahari, curah hujan,ketersediaan sumber air, dan vegetasi pakan.

Kupu-kupu telah lama diketahui sebagai salahsatu satwa yang digemari oleh masyarakat, bentukdan rupanya yang berwarna-warni mampu memikathati banyak orang, sehingga mengetahuikeberadaan kupu-kupu di kawasan Taman WisataAlam menjadi penting karena satwa ini dapatmenambah objek daya tarik wisata apabila dikemasmenjadi sebuah atraksi sebagai contoh trackinngjalur pengamatan kupu-kupu. Selain itu manfaatlain mengetahui keberadaan satwa ini berkaitandengan fungsinya sebagai boindikator kelestarianlingkungan. Kupu-kupu tidak dapat hidup padalingkungan tercemar sehingga hilangnnya satwa ini

Page 2: 16untb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/4_POTENSI-KEANEKA... · 2020-01-10 · dengan faktor abiotik dan biotik penyusun ekosistem serta kondisi-kondisi yang mempengaruhi hidupnya

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 17

http://www.untb.ac.id/Desember-2019/ Volume 5, No. 4, Desember 2019

dapat menjadi indikasi terjadinya perubahanlingkungan. (Holloway et al. 1987).

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahuikeanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera) yangada di TWA Kerandangan; menganalisa tingkatkeanekaragaman jenis, kekayaan, kemerataan, sertastatus konservasi kupu-kupu (Lepidoptera) darihasil inventarisasi; memberikan rekomendasi jalurwisata tracking pengamatan kupu-kupu.

METODE PENELITIANPengukuran potensi keanekaragaman kupu-

kupu ini berlokasi di TWA Kerandangan yangterletak di Kecamatan Batu layar, Lombok Barat,Provinsi Nusa Tenggara Barat, dilaksanakan padabulan Juli-Agustus 2015.

Alat yang digunakan dalam penelitian iniantara lain jaring serangga, jarum suntikan, pinset,jarum pentul, dan kotak spesimen. Sedangkanbahan yang digunakan antaralain alkohol 70%,kertas minyak, dan kapur barus.

a. Metode Pengambilan Data

Data diperoleh menggunkan metode Timesearch, yaitu modifikasi dari metode transek garis.Metode timesearch merupakan metodeinventarisasi dengan plot yang memiliki batasanwaktu (menit). Waktu yang digunakan ditetapkansecara konsisten, Waktu perhitungan plotpengamatan dimulai ketika individu pertamaditangkap hingga waktu yang ditentukan berakhir,diikuti dengan plot-plot berikutnya hingga plot ke-n.

Pengambilan data dilakukan pada kawasanTWA Kerandangan berdasarkan perwakilan daribentang alam yang ada yakni meliputi hutansekunder, aliran sungai, jalur tracking, air terjun,dan taman. masing-masing jalur berjumlah 10 plot,sehingga keseluruhan plot berjumlah 50.Pengamatan dilakukan pada pagi hari mulai pukul08.00 wita, karena pada jam-jam ini kupu-kupulebih mudah untuk diamati. Kupu-kupu termasuksatwa yang aktif bergerak, (mencari makan dankawin) pada pagi hari (Simanjuntak 2001). Plotpengamatan metode Time search dapt dilihat padaGambar 1.

Gambar 1 Plot pengamatan metode time search

Lebih lanjut prosedur pengambilan datamenggunakan metode Time Search adalah sebagaiberikut:1. Perhitungan plot pengamatan dimulai ketika

kupu-kupu pertama terlihat oleh pengamat,pengamat mencatat seluruh individu yangdapat dikenali di dalam tally sheet

2. Apabila pengamat tidak dapat mengenali/mengedentifikasi spesies yang terlihat, makaindividu tersebut harus ditangkap untukidentifikasi lebih lanjut

3. Individu yang tertangkap disimpan rapi padakertas minyak dengan posisi sayap tertutup dandiberi kode lalu ditempatkan di dalam kotakspesimen untuk mencegah kerusakan.

4. Selama waktu yang ditentukan (15 menit),pengamat melakukan observasi di sekitarlokasi searah dengan jalur pengamatan, tidakada batasan jarak selama kegiatan berlangsung

5. Perhitungan plot berakhir setelah melewatibatas waktu yang ditentukan,

6. Perhitungan plot selanjutnya dimulai kembalipada saat individu pertama (pada plot yangbaru) terlihat atau tertangkap oleh pengamat

b. Analisis Data

1. Keanekaragaman jenisKeanekaragaman jenis dinilai menggunakan

indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener denganrumus:

H’ = -∑ Pi ln PiKeterangan:H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

2. Kemerataan jenisUntuk mengetahui kemerataan setiap jenis

dalam setiap komunitas digunakan IndeksKemerataan Evenness (E), dengan rumus:

E = H’ / ln SKeterangan:E = indeks kemerataanH’ = keanekaragaman jenis seranggaLn = logaritma naturalS = jumlah jenis

3. Kekayaan jenisKekayaan jenis dinilai menggunakan indeks

kekayaan Margalef, dengan rumus:

Dmg : (S-1)/ ln NKeterangan:Dmg = indeks kekayaan jenisS = jumlah spesiesLn = logaritma natural

Page 3: 16untb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/4_POTENSI-KEANEKA... · 2020-01-10 · dengan faktor abiotik dan biotik penyusun ekosistem serta kondisi-kondisi yang mempengaruhi hidupnya

18 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-92

Volume 5, No.4, Desember 2019 http://www.untb.ac.id/Desember-2019/

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Keanekaragaman jenis kupu-kupu

Hasil kegiatan inventarisasi potensikeanekaragaman kupu-kupu di TWA Kerandanganmenunjukkan terdapat 187 individu kupu-kupu dari35 jenis yang berhasil diamati selama kegiatanpengamatan berlangsung. Keseluruhan jenistersebut masuk dalam empat famili yaknipapilionidae, pieridae, nymphalidae, danlycaenidae.

Famili nymphalidae merupakan famili denganjumlah temuan terbanyak yakni sebesar 18 jenis,diikuti famil pieridae sebanyak 10 jenis,papilionidae sebanyak 6 jenis, dan 1 jenis darifamili lycaenidae. Melimpahnya temuan familinymphalidae dilokasi penelitian dikarenakan familiini merupakan famili kupu-kupu dengan jumlahjenis terbesar diantara famili lainnya, selain itufamili nymphalidae juga menyebar dengan sangatluas mulai dari daerah terbuka, perkebunan, dandaerah-daerah berbau busuk (Corbert danPendleburry, 1956). Data sebaran kupu-kupuberdasarkan famili dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Sebaran kupu-kupu berdasarkan famili

Jalur dengan kelimpahan kupu-kupu tertinggiberdasarkan hasil pengamatan adalah foresttracking dan jalur riparian dengan temuan jenissebanyak 18, diikuti hutan sekunder dan tamandengan jumlah jenis 15 dan 13, sedang jalur dengantemuan jenis paling sedikit adalah jalurpengamatan air terjun dengan jumlah temuan 7jenis.

Untuk membandingkan tingkatkeanekaragaman kupu-kupu yang ada pada setiaplokasi dilkukan perhitungan menggunakan indekskeanekaragaman Shannon-Wienner. IndexShannon-Wienner merupakan gambaran tingkatanskor seberapa besar ketidaktentuan (uncertainty)spesies-spesies yang ada dalam suatu lokasi.Sehingga semakin besar indeks maka semakinbanyak spesies yang mungkin dapat ditemukan,sebaliknya nilai nol (0) mengindikasikan bahwaspesies yang akan ditemukan sudah dapatdipastikan, dengan kata lain hanya akan ada 1spesies pada lokasi tersebut.

Hasil perhitungan menunjukkan jalur foresttracking merupakan jalur dengan indekskeanekaragaman tertinggi yakni H’ = 2,72 diikutijalur riparian sebesar H’ = 2,63. Jalur hutansekunder dan taman masing-masing memilikiindeks H’ = 2,46 dan 2,44, sedang nilaikeanekaragaman terendah berada pada jalur airterjun dengan nilai 1,88. Nilai keanekaragamankupu-kupu pada tiap jalur pengamatan dapat dilihatpada Gambar 3.

Gambar 3 Nilai indeks keanekaragaman perlokasi

Jalur riparian termasuk habitat yang disenangioleh kupu-kupu karena terdapat banyak air danmineral. Menurut Sihombing (1999) selainmenghisap nektar, kupu-kupu juga mencarimineral-mineral yang dibutuhkan untuk prosesreproduksi. Aktiftas mencari mineral ini lebihterlihat pada individu jantan, sehingga keberadaansungai juga mempengaruhi kehidupan satwa ini.Jalur forest tracking yang datar dan sedikit terbukaserta mendapat banyak sinar matahari merupakanfaktor yang menyebabkan tingginya kelimpahankupu-kupu pada lokasi ini. Menurut Novak (1999)kehidupan kupu-kupu dipengaruhi oleh temperatulingkungannya. Sinar matahari pagi diperlukankupu kupu untuk mengeringkan sayapnya yanglembab sehingga sayap dapat digunakan untukterbang. Faktor yang menyebabkan rendahnyakelimpahan kupu-kupu di jalur pengamatan airterjun dikarenakan lokasi ini terutup rapat olehlereng perbukitan, sehingga sedikit mendapat sinarmatahari.

Gambar 4 Jumlah kupu-kupu dominan

Terdapat enam jenis kupu-kupu dominan, tigadiantaranya menyebar luas dan dapat ditemukan diempat jalur pengamatan yaitu Pachlioptaaristolochiae, Papilio demolion, dan Papilio

Page 4: 16untb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/4_POTENSI-KEANEKA... · 2020-01-10 · dengan faktor abiotik dan biotik penyusun ekosistem serta kondisi-kondisi yang mempengaruhi hidupnya

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 19

http://www.untb.ac.id/Desember-2019/ Volume 5, No. 4, Desember 2019

memnon. Sedangkan jenis kupu-kupu yangtergolong tidak dominan berjumlah 17 jenis, 14diataranya memiliki penyebaran sempit dan hanyadapat ditemukan di satu lokasi saja, beberapadiantaranya adalah Appias albina, Bassarona recta,Catopsilia pamona, Cepora nadina, dan Danausgenutia. Bila dilihat dari jumlah temuan, jeniskupu-kupu terbanyak yang berhasil ditemukanadalah jenis Pachliopta aristolochiae, sedangkanjenis paling sedikit diantaranya Yoma sabina,Saletara liberia, dan Pareronia anais. Datapenyebaran jenis kupu-kupu dominan dilihat padaGambar 4.

b. Kemerataan jenis kupu-kupu

Untuk mengetahui bagaimana polakemerataan setiap jenis kupu-kupu di setiap jalurpengamatan di TWA Kerandangan dilakukanperhitungan menggunakan indeks kemerataanEvenness. Indeks ini memiliki kisaran nilaitertentu, indeks Evenness dengan nilai minimal nol(0) memiliki arti bahwa setiap jenis yangditemukan pada lokasi tersebut memiliki jumlahindividu yang berbeda banyaknya (tidak pernahsama jumlahnya), sedangkan nilai lebih dari nol (0)mengindikasikan bahwa setiap jenis yangditemukan pada lokasi tersebut memiliki jumlahindividu yang sama banyaknya.

Tingkat kemerataan juga mempengaruhikestabilan suatu jenis di alam, hal ini berkaitandengan kemampuan suatu spesies bertahan dariancaman kepunahan. Mawazin dan Subiakto(2013) menyatakan bahwa suatu jenis yangmemiliki tingkat kestabilan yang tinggi mempunyaipeluang yang lebih besar untuk mempertahankankelestarian jenisnya. Hasil perhitungan indekskemerataan jenis menunjukkan bahwa lokasidengan nilai kekemerataan tertinggi berada padajalur riparian dengan nilai 6,95, sedangkan lokasidengan nilai kemerataan terendah adalah jalurhutan sekunder dan air terjun dengan nilai 0.90.Nilai kemerataan jenis kupu-kupu pada setiaplokasi dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Nilai kemerataan jenis kupu-kupu padasetiap lokasi

c. Kekayaan jenis kupu-kupu

Kekayaan merupakan nilai yang ukurannyadipengaruhi oleh banyaknya jenis dan jumlahindividu pada suatu lokasi pengamatan. Semakinbanyak jumlah jenis dan individu pada suatu lokasimaka nilai indeks kekayaan semakin tinggi.Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwalokasi dengan nilai indeks kekayaan jenis tertinggiberada pada Lereng Barat dengan nilai 5.75sedangkan nilai kekayaan jenis terendah beradapada lokasi Lereng Timur dengan nilai 3.19. Nilaikemerataan pada setiap lokasi pengamatan dapatdilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Nilai kekayaan jenis kupu-kupu padasetiap lokasi

d. Status konservasi

Hasil identifikasi pada setiap jenis kupu-kupuyang ditemukan di TWA Kerandangan terkaitstatus perundang-undangan yang berlakumenunjukkan bahwa terdapat satu jenis kupu-kupudi lokasi penelitian masuk dalam kategori satwadilindungi menurut PP No. 7 Tahun 1999 danappendix 2 CITES yaitu Troides helena. Selain ituterdapat Beberapa diantara kupu-kupu yangditemukan tersebut termasuk pada jenis kupu-kupukomersil yang diperjualbelikan antara lainPachliopta aristolochiae, Papilio memnon, Papiliopolytes dan Papilio demolion. Jenis-jenis tersebutumum dibudidayakan masyarakat sebagai objekwisata maupun kerajinan tangan.

e. Rekomendasi jalur wisata

Keberadaan kupu-kupu di TWA Kerandanganmerupakan sebuah potensi wisata alam yang dapatdikembangkan oleh pengelola. Kupu-kupumerupakan satwa yang indah, memperhatikansatwa ini di alam mampu memberikan efekketenangan dan relaksasi. Kupu-kupu juga objekyang menarik untuk dipelajari, hidupnya yangterdiri atas beberapa fase metamorfosis dapatmemberikan nilai edukasi kepada masyarakat. Saatini menemukan kupu-kupu di kota menjadi sulitkarena penyebarannya yang sedikit, sehinggamasyarakat cendrung berkunjung ke kawasan hutan

Page 5: 16untb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/4_POTENSI-KEANEKA... · 2020-01-10 · dengan faktor abiotik dan biotik penyusun ekosistem serta kondisi-kondisi yang mempengaruhi hidupnya

20 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-92

Volume 5, No.4, Desember 2019 http://www.untb.ac.id/Desember-2019/

untuk menemukan satwa ini tak tterkecuali keTWA.

Dari hasil kegiatan inventarisasi ini dapatdiketahui bahwa lokasi yang memiliki potensi baikuntuk wisata tracking pengamatan kupu-kupuadalah jalur forest tracking dan jalur telusur sungai,selain keanekaragaman jenis kupu-kupunya tinggidikedua jalur ini terdapat jenis kupu-kupudilindungi yaitu Troides helena yang menarikuntuk diamati.

PENUTUP

Kesimpulan dari kajian potensikeanekaragaman kupu-kupu di TWA Kerandanganini antara lain:1. Kupu-kupu (Lepidoptera) yang berhasil diamati

dalam kegiatan ini berjumlah berjumlah 187individu yang terdiri dari 35 spesies.

2. Jalur pengamatan dengan tingkatkeanekaragaman dan kekayaan tertinggi beradapada jalur forest tracking (H’ = 2,72 dan Dmg =4,5) sedangkan jalur dengan kemerataan jenistertingi berada pada jalur riparian (E = 6,95),dan dilihat dari status konservasinya,ditemukan adanya spesies kupu-kupudilindungi pada penelitian ini yaitu Troideshelena.

3. Berdasarkan kelimpahan jenis dan individukupu-kupu yang ada, jalur yang memilikipotensi besar untuk dikembangkan sebagai jalurwisata tracking pengamatan kupu-kupu adalahjalur forest tracking dan telusur sungai.

DAFTAR PUSTAKA

Corbert AS, Pendlebury HM. 1992. The Butterflyof The Malay Peninsula. Kuala Lumpur:United Selangor Press.

Departemen Kehutanan. 2003. Potensi Kupu-kupudi Wilayah Kerja Balai KSDA SulawesiSelatan I. Makassar. DepartemenKehutanan, Direktorat JendralPerlindungan Hutan dan KonservasiAlam.

Holloway JD, JD Bradley, dan DJ Carter. 1987.Lepidoptera. Di dalam: betts CR, editor.Guide to Insects of Importance to Man.London: CAB International Institute ofEntomology.

Mawazin, Subiakto A. 2013. Keanekaragaman DanKomposisi Jenis Permudaan Alam HutanRawa Gambut Bekas Tebangan Di Riau.J Forest Rehabilitation 1(1): 59–73.

Novak I. 1999. A Fieldguide In Colour toButterflies and Moths. Czech Republic:Aventium Publishing House.

Sihombing DTH. 1999. Satwa Harapan I:Pengantar Ilmu dan Tehnologi Budidaya.Bogor. Pustaka Wirausaha Muda.

Simanjuntak, OFM. 2001. Kajian produksi dantingkah laku beberapa jenis kupu-kupuyang terdapat di beberapa daerah dikabupaten bogor. [Tesis]. Bogor. InstitutPertanian Bogor.