9
2.1 AUDIT LINGKUNGAN Audit lingkungan merupakan instrumen berharga untuk memverifikasi dan membantu penyempurnaan kinerja lingkungan Audit perlu dilakukan secara berkala, untuk menentukan apakah sistem yang dilaksanakan sudah sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan telah dijalankan dan dipelihara secara benar, yang pelaksanaannya tergantung dari pentingnya masalah lingkungan bagi kegiatan perusahaan dan hasil audit sebelumnya. Adapun definisi dari audit lingkungan adalah : Menurut US EPA: “Audit lingkungan merupakan suatu pemeriksaan yang sistematis, terdokumentasi, periodic dan obyektif berdasarkan aturan yang tersedia terhadap fasilitas operasi dan praktek yang berkaitan dengan pentaatan kebutuhan lingkungan”. Menurut KLH: 6

2.1 Audit Lingkungan (1. Dalam Negeri)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2.1 Audit Lingkungan (1. Dalam Negeri)

2.1 AUDIT LINGKUNGAN

Audit lingkungan merupakan instrumen berharga untuk memverifikasi dan

membantu penyempurnaan kinerja lingkungan

Audit perlu dilakukan secara berkala, untuk menentukan apakah sistem

yang dilaksanakan sudah sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan telah

dijalankan dan dipelihara secara benar, yang pelaksanaannya tergantung dari

pentingnya masalah lingkungan bagi kegiatan perusahaan dan hasil audit

sebelumnya.

Adapun definisi dari audit lingkungan adalah :

Menurut US EPA:

“Audit lingkungan merupakan suatu pemeriksaan yang sistematis,

terdokumentasi, periodic dan obyektif berdasarkan aturan yang tersedia

terhadap fasilitas operasi dan praktek yang berkaitan dengan pentaatan

kebutuhan lingkungan”.

Menurut KLH:

“Audit Iingkungan hidup diperlukan sebagai suatu proses evaluasi

yang dilakukan oleh penanggungjawab usaha dan atau kegiatan untuk

menetapkan tingkat ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan di bidang pengelolaan Iingkungan hidup yang terkait

dengan kegiatan tersebut”.

Menurut SML ISO/SNI 14010:

“Suatu proses verifikasi tersistemasi dan terdokumentasi untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif untuk menentukan

6

Page 2: 2.1 Audit Lingkungan (1. Dalam Negeri)

apakah SML dari organisasi sesuai dengan kriteria audit SML yang

dibuat organisasi, dan untuk mengkomunikasikan hasil proses ini kepada

manajemen”.

Tujuan dari audit lingkungan adalah:

1. Untuk menentukan apakah SML sesuai dengan pengaturan

pengelolaan lingkungan yang sudah direncanakan dan apakah sml

sudah diterapkan secara benar dan dipelihara

2. Perolehan jaminan pentaatan

3. Pertanggungjawaban keuangan

4. Perlindungan terhadap pertanggungjawaban pegawai

5. Penemuan fakta dalam hal pendapatan dan pengeluaran

6. Pengawasan dan pelaporan adanya biaya pentaatan

7. Pengiriman informasi diantara beberapa unit operasi

8. Peningkatan kesadaran lingkungan

9. Pengawasan terhadap tanggungjawab manager

Adapun fungsi dari audit lingkungan adalah:

1. Upaya peningkatan pentaatan suatu usaha atau kegiatan terhadap peraturan

perundang-undangan lingkungan, misalnya: standar emisi udara, limbah

cair, penanganan limbah dan standar operasi lainnya.

2. Dokumen suatu usaha atau kegiatan pelaksanaan standar operasi, tata

laksana pengelolaan dan pemantauan lingkungan termasuk rencana

7

Page 3: 2.1 Audit Lingkungan (1. Dalam Negeri)

tanggap darurat, pemantauan dan pelaporan serta rencana perubahan

pada proses dan peraturan.

3. Jaminan untuk menghindari perusakan atau kecenderungan perusakan

lingkungan.

4. Bukti keabsahan prakiraan dampak dan penerapan rekomendasi yang

tercantum dalam dokumen AMDAL, yang berguna dalam

penyempurnaan proses AMDAL.

5. Upaya perbaikan penggunaan sumber daya melalui penghematan

penggunaan bahan, minimisasi limbah dan identifikasi kemungkinan

proses daur ulang.

6. Upaya untuk meningkatkan tindakan yang telah dilaksanakan oleh

suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi kepentingan lingkungan,

misalnya pembangunan yang berlanjut, proses daur ulang dan efisiensi

penggunaan sumber daya.

1) Didalam Negeri

Sesuai dengan GBHN 1993, sistem yang dianut dalam pelaksanaan

pembangunan nasional adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan.

“Pembangunan yang dilakukan untuk mengolah sumber daya alam, tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan.”

Jenis audit lingkungan berdasarkan Peraturan Nasional, yaitu:

1. Audit Lingkungan Wajib

8

Page 4: 2.1 Audit Lingkungan (1. Dalam Negeri)

Audit lingkungan adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh

penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berdasarkan perintah

Menteri Lingkungan Hidup dan ketidakpatuhan penganggungjawab

usaha dan atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan di

bidang pengelolaan lingkungan hidup yang terkait dengan kegiatan

tersebut.(KEP-30/MENLH/2001).

2. Audit Lingkungan Sukarela

Audit lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi

evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif

tentang bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan

peralatan dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap

pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian

pentaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-

undangan tentang pengelolaan lingkungan hidup.

(KEP-42/MENLH/111994).

Dasar hukum pelaksanaan audit lingkungan di Indonesia adalah UU RI

Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan KEPMEN LH

Nomor KEP-42 MENLH/11/1994 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit

Lingkungan.

ISO 14001 adalah standar lingkungan terhadap organisasi yang dinilai. Ini

menentukan persyaratan untuk EMS, yang menyediakan kerangka kerja bagi

9

Page 5: 2.1 Audit Lingkungan (1. Dalam Negeri)

suatu organisasi untuk mengendalikan dampak lingkungan dari kegiatan, produk

dan jasa. Standar lain untuk isu-isu lingkungan hidup adalah ISO 1OOO.

Ketika melihat audit lingkungan, kadang terpikir ini adalah sebuah ruang

untuk menjaga tetap berkualitasnya kondisi lingkungan hidup. Dalam

pembelajaran, terlihat jelas bahwa audit lingkungan hanya merupakan sebuah

kesukarelaan. Bahkan yang dibelajarkan adalah audit lingkungan dalam ISO

14000, bukan pada audit lingkungan yang termaktub dalam perundang-undangan

negeri ini.  Kementerian Lingkungan Hidup sendiri telah mengeluarkan turunan

UU mengenai audit lingkungan, yaitu KepMenLH No 30/2001 juga sebelumnya

pada KepMenLH No 42/1994. Gaung Audit Lingkungan mulai menggema ketika

WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) berpendapat bahwa sistem

AMDAL yang ada sepatutnya dilengkapi dengan audit lingkungan. Namun

kenyataannya masih sangat sulit melihat terjadinya proses audit lingkungan

terhadap pelaku usaha. Hal ini juga lebih dikarenakan tidak ada kewajiban pelaku

usaha untuk melakukan audit lingkungan, yang ada hanyalah kesukarelaan. 

Dalam Standar Nasional Indonesia, pedoman audit lingkungan telah diabolisi

(tidak dipergunakan lagi). Diantaranya adalah SNI 19-14010-1997 tentang

Pedoman audit lingkungan – Prinsip umum, SNI 19-14011-1997 tentang Pedoman

untuk pengauditan lingkungan – Prosedur audit – Pengauditan sistem manajemen

lingkungan dan SNI 19-14012-1997 tentang Pedoman audit untuk lingkungan

Kriteria kualifikasi untuk auditor lingkungan. Melihat tidak pentingnya audit

lingkungan dalam tataran kebijakan, maka tidak salah bila telah terjadi

10

Page 6: 2.1 Audit Lingkungan (1. Dalam Negeri)

pengarahan negeri bencana ini ke arah ecosida, yang bisa jadi terjadi tidak lebih

dari 7 tahun lagi.

Audit lingkungan adalah proses jalan panjang yang harus dimulai dan

dikampayekan oleh semua pihak demi keselamatan umat manusia. Banyak

perusahaan di Indonesia yang telah melaksanakan aktivitas CSR (corporate social

responsibility/ pertanggungjawaban sosial perusahaan) di lapangan. Akan tetapi

belum banyak yang mengungkapkan aktivitas tersebut dalam sebuah laporan.

Hanya beberapa perusahaan yang telah mengungkapkan informasi lingkungan dan

tanggungjawab sosial di dalam laporan tahunan perusahaan. Beberapa di

antaranya membuat laporan CSR tersendiri, terpisah dari laporan tahunan.

Dibandingkan dengan negara lain, harus diakui bahwa perkembangan praktik

laporan keberlanjutan di Indonesia berjalan lambat. Jika penyusunan laporan

keuangan diwajibkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas, sedangkan untuk

laporan keberlanjutan belum ada ketentuan perundang-undangan yang

mewajibkan pembuatan laporan tersebut. Khusus untuk mewajibkan penyusunan

laporan keberlanjutan di Indonesia nampaknya masih perlu waktu, terutama

kesiapan dalam sistem pendukung seperti adanya standar pelaporan yang bisa

diterima secara umum dan ketersediaan tenaga yang berkompeten untuk

menyusun laporan tersebut, termasuk tenaga yang melakukan fungsi assurance.

11