Upload
kadek-widhiana-utami
View
237
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
n
Citation preview
Pengertian
• Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur (Sarwono, 2010).
• Premature rupture of membranes (PROM) keadaan dimana umur kehamilan > 37 minggu dan ditandai dengan pecahnya selaput ketuban sebelum awal persalinan.
• Bila terjadi pada kehamilan < 37 minggu disebut Preterm premature rupture of membranes (PPROM)
(emedicine.medscape.com/article/261137-overview)
Fungsi Selaput Ketuban
1. Sebagai medium sehingga janin dapat bergerak bebas
2. Sebagai bantalan untuk meredam dan mencegah dari benturan.
3. Selain itu air ketuban juga berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh janin dan bekerja hidrostatik pada saat persalinan untuk memperluas ruang saluran serviks.
Etiologi
• Idiopatik• Vaginal/Cervical Infection
– Gonorrhea, Chlamydia,S. Aureus
• Polihidramnion• Cervical Incompeten• Gemelli • Peningkatan tekanan intrauterin• amniosintesis• Trauma• Merokok
Patofisiologi
Infeksi
kontraksi uterus dan peregangan
berulang
Pembesaran uterus
gerakan janin
MMP tidak seimbang
ascending infectionFAKTOR LAIN
infeksi intraamnion
infeksi sistemik
aktifitas iL-1 dan prostaglandin
kolagenase jaringan
depolimerasi kolagen pada
selaput korion/ amnion,
ketuban tipis,Lemah(rapuh)mudah pecah spontan.
• Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.
• Degradasi kolagen dimediasi oleh Matriks Metaloproteinase (MMP) yang di hambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease.
• Mendekati persalinan keseimbangan antara MMP dan TIMP-1 mengarah pada degradasi proteolitik.
• Aktivasi degradasi proteolitik meningkat menjelang persalinan.
• Faktor lain yang menyebabkan Ketuban Pecah Dini :– Pada kehamilan prematur disebabkan oleh faktor
eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina.
– Pada trimester ketiga ,melemahnya selaput ketuban , berhubungan dengan pembesaran uterus , kontraksi rahim, dan gerakan janin.
Anamnesa “keluar air-air” (jumlah, warna, bau) Air ketuban merembes
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Spekulum
MinimalisiarVaginal Toucher Keluar cairan amnion dari osteum uteri eksternum Mengetahui warna, bau Mengetahui pembukaan
DIAGNOSIS
Test Nitrazine test/lakmus
Lakmus merah biru Lakmus biru biru (pH > 7.1)
Fern test (+) : gambaran spt daun (-)
DIAGNOSIS
False positive Nitrazine test Alkaline urine Semen (recent coitus) Cervical mucus Blood contamination Vaginitis (e.g. Trichomonas)
False-Negative Nitrazine test Tidak ada sisa ketuban di vagina Air ketuban merembes sedikit
• USG : untuk menentukan indeks cairan amnion, usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak plasenta, gradasi plasenta serta jumlah air ketuban.
• Kardiotokografi : untuk menentukan ada tidaknya kegawatan janin. Jika ada infeksi intrauterin atau peningkatan suhu, bunyi jantung janin akan meningkat
• Bila kehamilan belum cukup bulan, penentuan rasio lesitin-sfingomielin dan fosfatidilgliserol membantu dalam evaluasi kematangan paru janin (fetal lung maturity)
Penatalaksanaan • Pastikan diagnosis• Tentukan umur kehamilan• Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal maupun
infeksi janin• Apakah dalam keadaan inpartu• Kegawatan janin
Tatalaksana • Konservatif :
– Beri antibiotik ( ampisilin 4x500 mg atau eritromisin dan metronidazol 2x500 mg selama 7 hari)
– Usia kehamilan 32 – 34 minggu : rawat selama air ketuban masih keluar atau sampai tidak keluar lagi.
– Usia kehamilan 32 – 37 minggu belum inpartu , tidak infeksi, : beri deksametason, observasi tanda infeksi , terminasi pada usia kehamilan 37 minggu
– Usia kehamilan 32 – 37 minggu sudah inpartu tidak ada infeksi : beri tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam.
– Usia kehamilan 32 – 37 minggu ada infeksi : beri antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda infeksi ( suhu, leukosit, tanda infeksi intrauterin)
– Usia kehamilan 32 – 37 minggu beri steroid untuk memicu pematangan paru janin. Betametason 12mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
• Aktif :– Usia kehamilan >37 minggu : induksi dengan
oksitosin , jika gagal -> Seksio sesarea, atau berikan misoprostol 25 mg – 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
– Bila ada tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
• Jika skor pelvik <5, lakukan pematangan servik kemudian induksi jika gagal lakukan seksio sesarea.
• Jika skor pelvik >5, induksi persalinan.
ZATUCHNI – ANDROS SCORE0 1 2
Paritas Primi Multi
Umur kehamilan ≥ 39 minggu 38 minggu ≤ 37 minggu
Taksiran Berat Janin
> 3630 gr 3630 – 3176 gr < 3176 gr
Pernah letak sungsan >2500gr
Tidak pernah 1 kali 2 kali atau lebih
Pembukaan serviks ≤ 2 cm 3 cm ≥ 4 cm
Stasion - 3 atau lebih tinggi - 2 - 1 atau lebih rendah
≤ 3 : Persalinan perabdominal Skor yang lebih tinggi dapat dilahirkan pervaginam, namun tidak merupakan suatu jaminan bahwa persalinan pervaginam pasti berhasil
KOMPLIKASI
• Infeksi intrapartum (korioamnitis) asenden dari vagina ke intrauterin.
• Persalinan prematur : setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan.
• Infeksi : resiko infeksi pada ibu dan bayi akan meningkat jika bayi tidak lahir dalam waktu 24-36. Janin mungkin sudah terkena infeksi. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Selain itu dapat dijumpai infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis, dan septikemia.
• Hipoksia dan asfiksia : dengan pecahnya ketuban, terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
• Sindrom deformitas janin : ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonar.