Upload
dinhthu
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
23. DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA BARAT
23. DAFRAH TINGKAT I NUSA TENGGARA BARAT
I. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan daerah
Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat terdiri atas 2 buah
pulau Besar, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa serta bebe-
rapa pulau kecil lain di sekitarnya. Luas wilayah Nusa Teng-
gara Barat seluruhnya ialah 20.153,15 km2.
Keadaan iklim pada umumnya kering, namun iklim rata-rata
di pulau Lombok lebih basah dibanding dengan iklim rata-rata
di Pulau Sumbawa. curah hujan rata-rata di Pulau Lombok ada-
lah 2000 - 4000 mm, sedang curah hujan di Pulau Sumbawa ra-
ta-rata 500 - 1000 mm. Keadaan iklim ini mempengaruhi pola
penyebaran kegiatan pertanian dan penyebaran penduduk. Kurang
lebih dua pertiga dari seluruh areal pertanian terdapat di
Pulau Lombok, walaupun luas Pulau Lombok hanya kurang lebih
30% saja dari Pulau Sumbawa.
Secara administratif, Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Ba-
rat terdiri dari 6 Kabupaten Daerah Tingkat II, yaitu Kabupa-
ten Daerah Tingkat II Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Ti-
mur dan Kota Administratif Mataram di Pulau Lombok, serta Ka-
bupaten Daerah Tingkat II Sumbawa, Dompu dan Bima di Pulau
Sumbawa. Jumlah kecamatan seluruhnya adalah sebanyak 56 buah
ditambah 4 perwakilan kecamatan sedangkan jumlah desa/kelu-
rahan adalah sebanyak 565 buah.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980 jumlah penduduk
681
Propinsi Nusa Tenggara Barat tercatat sebanyak 2.724.664 jiwa (Tabel). Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk berdasar- kan sensus penduduk tahun 1971 yaitu sebanyak 2.203.465 jiwa, maka selama jangka waktu 1971 - 1980 daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 2,39% per tahun. Pe-nyebaran penduduk sangat tidak merata sehingga pada tahun 1980 diperkirakan terdapat sekitar 1.957.703 jiwa berdiam di Pulau Lombok dan sekitar 766.961 jiwa di Pulau Sumbawa, yang berarti ± 72% penduduk berdiam di Pulau Lombok. Dengan demi- kian tingkat kepadatan penduduk di Pulau Lombok pada tahun 1980 diperkirakan rata-rata sebanyak 413 jiwa/km2. Di Pulau Lombok bagian Selatan terdapat beberapa kecamatan yang kurang subur tanahnya dengan penduduk yang sangat padat yaitu rata- rata diatas 500 jiwa/km2. Sedangkan tingkat kepadatan rata- rata di Pulau Sumbawa jauh lebih kecil yaitu hanya sebanyak 50 jiwa/km2. Dengan demikian maka tingkat kepadatan pendu- duk rata-rata untuk seluruh Propinsi Nusa Tenggara Barat ada- lah ± 135 jiwa/km2.
Selama Repelita III kegiatan perekonomian di Nusa Teng- gara Barat pada umumnya telah berkembang dengan baik. Laju pertumbuhan pendapatan daerah bruto selama periode tahun 1975-1980 memperlihatkan peningkatan yang cukup baik yaitu rata-rata 7,4% per tahun. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dalam tahun 1980, kurang lebih 51,79% dari seluruh pendapatan daerah bruto berasal dari sektor pertanian 13,35% berasal dari sektor perdagangan, 7,26% berasal dari sektor pengangkutan dan komunikasi, 9,55% dari sektor pemerintahan dan pertahanan, 2,01% berasal dari sektor industri dan 16,04% dari sektor-sektor lainnya. Perkembangan yang meningkat ter-
682
lihat dengan nyata pada beberapa sektor antara lain pertam-
bangan, listrik, gas dan air minum, bangunan, pengangkutan
dan komunikasi, bank dan sektor pemerintahan. Peningkatan ju-
ga terlihat pada sebagian sektor pertanian, terutama tanaman
pangan yang menduduki tempat terpenting dalam pertanian.
Hasil-hasil produksi pertanian yang terpenting dari daerah
ini adalah padi, kacang-kacangan, jagung, bawang merah, ba-
wang putih, kelapa, kopi, kapuk, sapi, kerbau, dan ikan (laut
dan darat). Kemajuan yang telah dicapai di bidang pertanian
ini diperoleh antara lain karena berhasilnya pembangunan be-
berapa sistim irigasi yang meliputi irigasi sedang, kecil dan
irigasi sederhana, perbaikan dan penyempurnaan pada bendung-
an, bangunan air dan saluran-saluran pengairan, rehabilitasi
dan pembangunan embung-embung serta sistem pola tanam baru
dan intensifikasi tanaman pangan. Dengan berhasilnya program-
program tersebut maka kebutuhan pangan pada umumnya dapat di-
penuhi dari hasil produksi dalam daerah sendiri.
Kegiatan lainnya, seperti perdagangan dan jasa juga me-
nunjukkan perkembangan sejalan dengan peningkatan yang terja-
di pada sektor pertanian, karena produksi pertanian yang me-
liputi bahan pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan me-
rupakan komoditi perdagangan yang utama.
Sebagai pintu gerbang ke luar-masuknya arus penumpang,
barang dan jasa lewat laut, Propinsi Nusa Tenggara Barat me-
miliki sebuah pelabuhan utama yang cukup besar yaitu Pela-
buhan Lembar yang terletak di bagian barat Pulau Lombok dan
masih merupakan pelabuhan kelas III. Pelabuhan ini dapat me-
layani baik kapal-kapal pelayaran samudera, nusantara dan lo-
kal serta memiliki dermaga dan terminal penyeberangan untuk hubungan secara teratur ke Pulau Bali. Selain Lembar terdapat
683
pula beberapa pelabuhan kelas IV di Pulau Sumbawa yaitu pela-
buhan Bima di bagian Timur dan Pelabuhan Badas di bagian
Barat serta pelabuhan perintis Kempo di Kabupaten Dompu.
Pelabuhan lainnya adalah pelabuhan kelas V yang juga berfung-
si sebagai pelabuhan penyeberangan yang menghubungkan Pulau
Lombok dengan Pulau Sumbawa yaitu Labuhan Lombok dan Labuhan
Haji di pantai Timur Pulau Lombok serta Labuhan Alas, dan
Labuhan Lalar di pantai Barat Pulau Sumbawa.
Hampir seluruh ibukota-ibukota kecamatan baik di Pulau
Lombok, maupun di Pulau Sumbawa dapat dihubungi dengan jalan
darat baik yang berupa jalan negara, jalan propinsi, maupun
jalan kabupaten. Seluruh panjang jalan yang ada meliputi ku-
rang lebih 2.700 km, dimana 485,5 km diantaranya adalah jalan
negara, 429,5 km jalan propinsi dan sisanya adalah jalan-ja-
lan kabupaten. Sejalan dengan makin membaiknya kondisi jalan
tersebut terutama jalan negara dan propinsi serta mulai lan-
carnya lintas angkutan penyeberangan, maka hubungan antar
kota semakin meningkat baik di Lombok dan di Sumbawa maupun
antar propinsi ke Bali dan Jawa Timur. Walaupun demikian se-
bagian besar dari jalan-jalan ini masih memerlukan peningkat-
an, perbaikan maupun penunjangan.
Untuk angkutan udara, Pelabuhan Udara Selaparang di
Mataram merupakan pelabuhan udara utama bagi Nusa Tenggara
Barat dan telah dapat didarati oleh pesawat F-28 walaupun ka-
pasitasnya masih terbatas. Pelabuhan udara lainnya adalah Pe-
labuhan Udara Brangbiji di Sumbawa Besar dan Pelabuhan Udara
Salahuddin di Bima, yang masing-masing dapat didarati oleh
Pesawat F-27 dan sejenisnya dengan kapasitas terbatas.
Pelayanan jasa pos dan giro dapat menjangkau ± 90% desa-
684
desa di Pulau Lombok dan kurang lebih 60% desa-desa di Pulau
Sumbawa melalui kantor pos pembantu maupun rumah pos serta
fasilitas pos keliling desa. Sedangkan fasilitas telepon yang
ada berupa sentral telepon otomat di kota Mataram dan Sumbawa
Besar, sentral telepon Manual Central Battery di Bima serta
Lokal Battery di 8 kota kabupaten dan kecamatan.
Peningkatan dalam produksi perindustrian dan pertambangan
juga memperlihatkan kemajuan, walaupun dilihat dari seluruh
pendapatan daerah secara keseluruhan masih merupakan bagian
yang kecil. Hasil produksi perindustrian terutama berasal da-
ri industri yang berkaitan dengan pertanian dan bahan-bahan
bangunan, sedangkan hasil produksi pertambangan terutama ber-
asal dari penggaraman rakyat dan hasil galian.
Produksi tenaga listrik dan pembangunan jaringan-jaringan
transmisi telah dapat memenuhi kebutuhan kota-kota dan men-
jangkau sebagian desa-desa terutama di Pulau Lombok, demikian
pula halnya pengadaan air bersih untuk kota propinsi, kabupa-
ten dan kota pelabuhan telah semakin meningkat.
Keadaan prasarana dan sarana perhubungan yang semakin
baik, telah menunjang perekonomian kearah yang semakin ber-
kembang. Sejalan dengan itu kegiatan pembangunan di bidang
sosial budaya dan agama telah berkembang dan menunjukkan ke-
majuan yang cukup menggembirakan pula. Sektor pendidikan te-
lah menunjukkan peningkatan yang positif, namun masih perlu
lebih ditingkatkan. Pelayanan kesehatan pada masyarakat telah
makin meluas sampai ke desa-desa karena makin bertambahnya
prasarana dan sarana kesehatan seperti Puskesmas yang terda-
pat di semua kecamatan-kecamatan.
Untuk mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Lombok
dan
685
menyerasikan jumlah penduduk dengan potensi sumber alam yang
tersedia, di samping usaha keluarga berencana telah dilakukan
usaha-usaha antara lain transmigrasi dan resettlement dengan
membuka daerah-daerah yang potensial dapat dikembangkan, te-
rutama di Sumbawa dan Lombok Utara.
2. Masalah-masalah yang dihadapi
Hasil-hasil yang telah dicapai selama Repelita III, di-
berbagai bidang, baik ekonomi maupun sosial-budaya telah mem-
bawa perubahan-perubahan kearah perbaikan perekonomian Nusa
Tenggara Barat pada umumnya, namun demikian masih dirasakan
adanya berbagai hambatan dan masalah yang perlu mendapat per-
hatian dalam Repelita IV.
Masalah utama yang dihadapi adalah masih rendahnya penda-
patan perkapita yang antara lain disebabkan karena struktur
perekonomian yang tidak seimbang serta sempitnya pemilikan
tanah yaitu rata-rata 0,36% ha/KK sedangkan petani pemilik
tanah diperkirakan hanya 49%, sisanya adalah buruh tani dan
petani penggarap. Dengan adanya kondisi seperti ini diperki-
rakan 31,04%, penduduk pedesaan berpenghasilan sangat rendah.
Masalah lainnya adalah tingkat pertumbuhan penduduk yang
masih tinggi, menyebabkan jumlah angkatan kerja meningkat,
sedangkan tingkat pendidikan dan keterampilan relatif masih
rendah dan masih terbatasnya lapangan kerja.
Kepadatan penduduk di Pulau Lombok dihadapkan dengan sum-
ber penghidupan yang sangat tergantung kepada tanah pertanian
telah mengakibatkan semakin sempitnya lapangan usaha pendu-
duk, sehingga usaha ekstensifikasi pertanian dilakukan dengan
686
cara penebangan hutan. Penebangan hutan secara liar telah
mengakibatkan tanah menjadi kritis, seperti halnya yang ter-
jadi di daerah Lombok Selatan. Keadaan demikian sangat mempe-
ngaruhi persediaan air baik bagi keperluan pengairan maupun
untuk keperluan air minum bagi penduduk.
Di sektor perhubungan masalah utama yang dihadapi adalah
terbatasnya fasilitas pelabuhan, keselamatan pelayaran dan
fasilitas lainnya terutama pada pintu gerbang utama di pelabuhan
Lembar sehingga dengan kapasitas bongkar muat 307.629
ton pada tahun 1982, pembebanan terhadap fasilitas pelabuhan
telah melampaui batas kemampuannya. Sedangkan di bidang per-
hubungan darat, masalah yang masih dihadapi adalah keadaan
prasarana jalan dan jembatan, terutama pada ruas-ruas jalan
di Pulau Sumbawa, masih belum memenuhi persyaratan beban mak-
simum tekanan gandar kendaraan.
Masalah lainnya adalah keadaan fasilitas pelabuhan udara
serta pos dan telekomunikasi dirasakan masih perlu ditingkat-
kan. Masalah perbaikan perhubungan ini erat kaitannya dengan
usaha-usaha yang akan dilakukan untuk peningkatan kegiatan
produksi pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan, in-
dustri, dan pariwisata.
Di bidang pendidikan, jumlah murid yang perlu ditampung
baik tingkat sekolah dasar maupun tingkat SMTP terns bertam-
bah, sementara itu jumlah gedung sekolah dan tenaga guru ma-
sih terbatas. Demikian pula fasilitas kesehatan untuk masya-
rakat, terutama fasilitas pada rumah-rumah sakit propinsi dan
kabupaten masih sangat terbatas.
687
II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan nasional.
Dengan memperhatikan keadaan dan potensi daerah serta
masalah-masalahnya yang dihadapi dalam Repelita IV, maka arah dan kebijaksanaan pembangunan yang ditempuh selama Repelita
III akan terus ditingkatkan dan disempurnakan guna meningkat-
kan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh masya-
rakat Nusa Tenggara Barat.
Sejalan dengan arah kebijaksanaan pembangunan nasional
maka pembangunan di Nusa Tenggara Barat terutama diarahkan
kepada usaha menyeimbangkan daya dukung alam dengan jumlah
penduduk, melalui transmigrasi dan keluarga berencana. Di
samping itu akan diusahakan adanya keseimbangan struktur per-
ekonomian melalui upaya penciptaan lapangan kerja di luar
sektor pertanian. Dalam pada itu akan ditempuh berbagai upaya
guna dapat mengurangi tekanan penduduk yang dikaitkan dengan
kelestarian lingkungan hidup melalui pembukaan daerah-daerah
potensial untuk pertanian, peternakan dan perkebunan baik di
Lombok Utara maupun di Pulau Sumbawa.
Untuk memperlancar arus barang dan jasa akan ditempuh me-
lalui usaha memperbaiki dan meningkatkan prasarana dan sarana
perhubungan. Perhatian akan diberikan juga pada bidang sosial
budaya terutama sekali sektor pendidikan dan kesehatan.
Dalam Repelita IV daerah Nusa Tenggara Barat diperkirakan
dapat berkembang dengan laju pertumbuhan rata-rata 6% setahun.
688
2. Kebijaksanaan pembangunan daerah.
Dalam Repelita IV kebijaksanaan pembangunan akan diarah-
kan kepada beberapa sektor yang menonjol, yang mempunyai pe-
ngaruh yang positif terhadap perkembangan daerah. Sehubungan
dengan itu prioritas pembangunan daerah akan dititik beratkan
pada sektor pertanian dengan ditunjang oleh prasarana peng-
airan dan perhubungan. Kegiatan pembangunan akan diarahkan
menurut 3 wilayah pembangunan:
- Wilayah pembangunan Pulau Lombok dengan pusat pemba-
ngunannya di Mataram dan sub-pusatnya di Praya dan Se-
long lebih dititikberatkan pada usaha mengurangi kepa-
datan penduduk melalui program transmigrasi dan keluar-
ga berencana, intensifikasi pertanian pangan, perkebun-
an dan perikanan serta perbaikan prasarana pengairan
dan perhubungan, di samping sebagai pusat pemerintahan
pendidikan dan kesehatan serta pengembangan industri
dan pertambangan.
- Wilayah pembangunan Pulau Sumbawa bagian barat, dengan
pusat pembangunannya di Sumbawa Besar dan sub pusatnya
di Alas dan Empang, lebih dititikberatkan kepada pe-
ningkatan produksi' perkebunan, pertanian pangan, peter-
nakan dan perikanan.
- Wilayah pembangunan Pulau Sumbawa bagian timur dengan
pusat pembangunannya di Raba Bima dan sub pusatnya di
Dompu dan Sape lebih dititikberatkan pada intensifikasi
dan peningkatan produksi peternakan, perikanan, perta-
nian pangan dan perkebunan.
Berbagai-bagai program pembangunan diarahkan untuk dapat
menciptakan kesempatan kerja yang semakin luas serta perbaik-
689
an syarat-syarat kerja, perlindungan tenaga kerja dan per-baikan sistem pengupahan.
Dalam usaha memenuhi kebutuhan bahan pangan maka di bi-dang pertanian akan diarahkan kepada usaha peningkatan pro-duksi padi, palawija dan hortikultura melalui intensifikasi dan diversifikasi serta perluasan areal di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok di bagian Utara. Usaha tersebut akan ditunjang dengan pembangunan irigasi baru, perbaikan, penyempurnaan dan perluasan jaringan irigasi.
Di bidang perkebunan akan diusahakan peremajaan dan per-luasan tanaman kelapa, kopi dan pemakaian bibit baru serta penyebaran tanaman bare. Usaha pengembangan dan peningkatan produksi dan mutu peternakan akan terus dilanjutkan melalui bimbingan dan penyuluhan bagi para peternak. Peningkatan pro-duksi perikanan terutama perikanan laut terus dilanjutkan dan ditingkatkan.
Sejalan dengan usaha peningkatan di bidang pertanian un-tuk menjamin kelangsungan pembangunan dan kelestarian ling-kungan alam maka usaha-usaha reboisasi dan penghijauan dilan-jutkan dan ditingkatkan, demikian pula usaha perbaikan dan peningkatan di bidang perhubungan akan dilanjutkan sehingga arus perdagangan semakin lancar dan mendorong penduduk untuk melakukan kegiatan ekonomi lainnya.
Fasilitas pelabuhan laut dan udara, keselamatan pelayaran dan penerbangan angkutan darat dan penyeberangan jaringan pos dan telekomunikasi akan ditingkatkan. Sejalan dengan itu usa- ha peningkatan dan pengembangan industri terutama yang meng-olah hasil-hasil pertanian, industri kerajinan, bahan bangun- an dan industri kecil lainnya diarahkan untuk menyebar menu-
690
rut potensinya, selain itu akan diusahakan pula pengembangan
industri pariwisata.
Pembinaan golongan ekonomi lemah terutama diusahakan me-
lalui koperasi dengan meningkatkan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan bagi berhasilnya usaha.
Di samping itu kegiatan pendidikan dan kesehatan masyara-
kat serta kesejahteraan sosial akan memperoleh perhatian yang
utama.
Usaha untuk menanggulangi daerah kritis di Lombok Selatan
akan dilanjutkan dan dituntaskan antara lain akan ditempuh
melalui kegiatan pengembangan wilayah/daerah kritis.
III. KEGIATAN-KEGIATAN PE4BANGUNAN SELAMA REPELITA IV.
Pembangunan di bidang pertanian, terutama peningkatan
produksi tanaman pangan yang meliputi padi, palawija dan hor-
tikultura akan dilanjutkan melalui intensifikasi, rehabilita-
si, ekstensifikasi dan diversifikasi. Intensifikasi akan di-
lanjutkan melalui usaha kegiatan penyuluhan, perbenihan dan
perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit. Ekstensifi-
kasi akan dilaksanakan antara lain melalui usaha pencetakan
sawah baru dan pemanfaatan tanah-tanah kering dan padang
alang-alang. Sedang diversifikasi akan dilanjutkan dengan
usaha pemanfaatan pekarangan untuk tanaman bernilai tinggi.
Pencetakan sawah sebagai ialah satu usaha perluasan
areal pertanian akan dilaksanakan pada lahan irigasi sederha-
na, di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur,
Sumbawa, Dompu, Bima dan irigasi sedang kecil di Kabupaten
Sumbawa, Dompu dan Bima.
691
Pembangunan peternakan dilaksanakan melalui usaha pokok intensifikasi dan diversifikasi peternakan sapi, kerbau, kam-bing dan unggas. Usaha ini akan didorong melalui pengamanan ternak, pembinaan makanan ternak, penyediaan bibit unggul dan penyuluhan. Di samping itu akan diusahakan pengembangan aneka ternak dibeberapa kabupaten. Dalam hubungan ini akan dikem-bangkan pusat pembibitan ternak sapi dan pengembangan hijauan makanan ternak di Serading.
Di bidang perikanan akan dilanjutkan pengembangan usaha perikanan laut, perikanan tambak maupun perikanan air tawar. Penyuluhan, latihan keterampilan dan pembinaan akan diting-katkan di samping pengadaan prasarana perikanan dan pengem-bangan teknik produksi. Demikian pula akan dikembangkan pembangunan balai benih ikan di Batukumbang Lombok Barat, penyempurnaan pelabuhan perikanan di Labuhan Lombok serta perluasan saluran tambak dan pengadaan kolam-kolam percon-tohan.
Di bidang kehutanan terutama akan dilanjutkan kegiatan-kegiatan pengawasan pengusahaan hutan, inventarisasi dan pengukuhan hutan, rehabilitasi kawasan hutan dan intensifika- si pengelolaan hutan.
Dalam rangka peningkatan produksi perkebunan, akan di-laksanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tanaman kelapa, cengkeh, tebu, kapas dan jambu mete yang akan mencakup areal 40-350 ha, serta intensifikasi dan rehabilita- si tanaman kelapa, tembakau dan kapas seluas 36.600 ha. Usaha peningkatan produksi akan diikuti dengan peningkatan mutu serta perbaikan tata niaga dengan mengikut sertakan PNP/PTP, perkebunan besar, lembaga swasta lainnya dan koperasi. Pelak-sanaannya akan dilakukan secara parsial dengan pola UPP dan
692
pola PIR. Di samping itu akan diusahakan pengembangan tanaman yang potensial non tradisional seperti linun, abaca, stevia,
kenaf, melinjo, jarak, tanaman obat-obatan dan lain-lain.
Untuk menunjang peningkatan produksi pertanian terutama
tanaman pangan akan dilanjutkan pembangunan dan rehabilitasi irigasi antara lain irigasi Lombok-Sumbawa, embung-embung/-waduk lapangan dan irigasi kecil dan sedang yang tersebar, serta pengembangan air tanah di daerah-daerah pertanian rawan air. Juga akan dilanjutkan perbaikan dan pengamanan sungai
dalam rangka mencegah bencana banjir.
Di bidang perindustrian akan dilanjutkan pembangunan dan
pengembangan industri untuk pemenuhan kebutuhan pokok rakyat,
industri yang memanfaatkan sumber alam dan energi dan indus-
tri kecil dan kerajinan rakyat. Pembinaan dan pembangunan in-
dustri secara keseluruhan akan dilaksanakan dengan memperha-
tikan prioritas dan ciri-ciri tiap kelompok industri yang se-
cara keseluruhan dapat diwujudkan dalam suatu pola industri
yang terpadu dan serasi. Pembangunan aneka industri terutama
akan diarahkan kepada industri pengolah hasil sektor pertain-
an, yang meliputi industri pengalengan daging. Selain itu di-
rencanakan akan dibangun industri garam konsumsi. Demikian
pula bimbingan dan penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan
kepada kemampuan berproduksi, pemasaran dan manajemen.
Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan
usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai
bahan baku untuk industri. Sehubungan dengan itu secara ber-
tahap akan dilaksanakan pengembangan beberapa jenis tambang.
Di samping itu akan dilanjutkan bimbingan dan pembinaan peng-
usaha bahan-bahan galian industri/golongan C yang produksinya
693
dapat dipasarkan di dalam negeri. Demikian pula penyelidikan
umum dan eksplorasi mineral yang telah dilaksanakan akan di-
lanjutkan.
Pembangunan di bidang energi akan dilakukan peningkatan
dan perluasan eksplorasi dan produksi sumber energi seperti
panas bumi dan tenaga air serta melanjutkan usaha konservasi
energi secara luas di segala bidang. Di bidang kelistrikan
direncanakan peningkatan sarana pusat pembangkit tenaga lis-
trik PLTM di Batujae dan Waelega. Di samping itu akan diba-
ngun pusat listrik tenaga diesel (PLTD) yang terbesar loka-
sinya antara lain di Ampenan, Sumbawa, Bima dan Raha. Demi-
kian pula akan dibangun jaringan distribusinya baik untuk
daerah perkotaan maupun pedesaan.
Pembangunan di bidang jalan akan dilanjutkan dan pelak-
sanaannya akan diprioritaskan pada peningkatan jalan, penun-
jangan jalan dan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jem-
batan. Peningkatan jalan akan dilaksanakan sekitar 390 km,
antara lain Ampenan Junction, Mataram - Cakranegara - Praya -
Kruak - Pancar, Dasan Cermin - Labuhan Lembar, Ampenan – Rem-
biga - Tanjung, Sumbawa - Batu Dulang, Pal Empat – Lenang-
guar, Talabiu - Parado, dan Bima - Wera. Penunjangan jalan
akan dilaksanakan sekitar 3.320 km, sedang rehabilitasi dan
pemeliharaan jalan akan terus dilanjutkan.
Di bidang perhubungan darat terutama akan dilanjutkan
pengembangan fasilitas dan pengawasan lalu-lintas jalan de-
ngan menambah jumlah lampu lalu-lintas dan rambu-rambu jalan
sebanyak 1.900 buah. Dalam rangka meningkatkan pelayanan ang-
kutan sungai dan penyeberangan akan dilanjutkan pembangunan
dermaga penyeberangan di Labuhan Lombok dan Lembar.
694
Agar dapat menampung arus orang dan barang lewat laut,
akan dilaksanakan peningkatan fasilitasi pelabuhan yang men-
cakup pembangunan dermaga pelabuhan, gudang pelabuhan dan la-
pangan penumpukan untuk pelabuhan antara lain Lembar, Bima
dan beberapa pelabuhan perintis. Demikian pula penyediaan fa-
silitas keselamatan pelayaran akan terus ditingkatkan.
Di bidang perhubungan udara, fasilitas pelabuhan udara
Ampenan akan ditingkatkan agar mampu menampung pesawat F-28,
sedang pelabuhan udara Bima akan ditingkatkan agar mampu di-
darati pesawat jenis F-27. Demikian pula fasilitas keselamat-
an penerbangan akan ditingkatkan penanganannya.
Untuk menampung permintaan masyarakat terhadap fasilitas
telekomunikasi, akan diperluas melalui penambahan jaringan
sambungan telepon sebanyak 2.000 ss. Di bidang pos dan giro
akan dibangun 10 buah gedung kantor pos pembantu dan kantor
pos tambahan dan pendirian 35 buah bis surat.
Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan
organisasi tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya
peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi pri-
mer, khususnya koperasi unit desa (KUD) yang melaksanakan usaha
dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, per-
ikanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri
kecil, pengkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa
angkutan pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang
diproduksi masyarakat pedesaan Nusa Tenggara Barat. Lain da-
ripada itu mutu dan intensitas pelayanan koperasi anggotanya
juga akan ditingkatkan. Untuk itu akan diusahakan adanya pe-
nyempurnaan dalam metoda, materi dan penyelenggaraan pendi-
dikan, penataran dan latihan ketrampilan pengurus, badan pe-
695
meriksa, manajer, dan karyawan koperasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang terdidik/terla-tih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan iklim yang mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat, penerangan dan penyuluhan per-koperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.
Dalam rangka peningkatan kegiatan perdagangan akan di-laksanakan melalui penyempurnaan sistem administrasi termasuk penyempurnaan perundang-undangan dan peraturannya, penyeder-hanaan sistem perizinan serta usaha-usaha penyempurnaan lem-baga perdagangan dan pemasaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyaluran sarana produksi serta pemasaran hasil-hasil produksi. Demikian pula akan dilanjutkan usaha-usaha perluasan pasaran barang-barang produksi dalam negeri melalui penyebarluasan informasi pasar, perlindungan konsumen serta peningkatan dan pengembangan peranan pedagang golongan ekonomi lemah melalui penataran, penyuluhan dan konsultasi. Usaha-usaha untuk meningkatkan ekspor non migas melalui peng-garapan komoditi potensial, peningkatan koordinasi yang lebih terpadu antar instansi dan penyuluhan eksportir serta pengen-dalian impor terus dilanjutkan dalam rangka pengembangan per-dagangan luar negeri.
Di bidang tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan ketrampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dan kesempatan kerja daerah/setempat. Selain itu akan ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyeluruh, terkoordinasi dan terpadu mencakup sektor pembangunan peme-rintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di Daerah
696
Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja muda ter-
didik ke daerah pedesaan sebagai Tenaga Kerja Pelopor Pemba-
haruan dan Pembangunan terUs dilanjutkan dan disempurnakan.
Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk
mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di
kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah
yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang
menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan
dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.
Pelaksanaan transmigrasi dalam rangka penyebaran pendu-
duk dan pembukaan areal pertanian baru akan dilanjutkan. Di-
perkirakan akan dilaksanakan penyiapan lahan di pulau Sumbawa
seluas + 14.130 ha yang dapat menampung sekitar ± 9.420 kepala
keluarga yang terdiri dari transmigran umum, transmigran
swakarsa dan pemukiman kembali.
Dalam rangka peningkatan daya tampung di bidang pendi-
dikan untuk tingkat sekolah dasar akan dibangun tambahan se-
kitar 4.520 ruang kelas baru, perbaikan sekitar 2.180 gedung
sekolah. Pada tingkat SMTP, untuk SMP akan dibangun sekitar
70 unit sekolah baru, penambahan sekitar 381 ruang kelas ba-
ru, rehabilitasi 31 sekolah, serta pengembangan sejumlah SMTP
kejuruan dan teknologi. Pada tingkat SMTA, akan dibangun se-
kitar 16 unit SMA baru, 2 STM dan 1 SMT Pertanian, 1 SMEA,
penambahan 182 ruang kelas baru untuk SMA dan pengembangan 4
SPG, serta rehabilitasi 6 gedung SMA, sekolah kejuruan dan
teknologi negeri, 2 SGO serta 2 sekolah kejuruan dan teknolo-
gi swasta. Untuk pelaksanaan dan pemantapan wajib belajar
akan dibangun kantor pengelolaan pembinaan pendidikan dasar
697
pada 14 kecamatan. Di samping itu akan diadakan penataran gu-
ru, kepala sekolah, dan Pembina. Khusus pada tingkat SMTP dan
SMTA akan dibangun 59 ruang laboratorium ilmu-ilmu alam untuk
SMP, dan 10 ruang untuk SMA, 67 ruang keterampilan untuk SMP
dan 6 ruang untuk SMA.
Dalam rangka peningkatan pendidikan tinggi, Universitas
Mataram akan ditingkatkan dan dikembangkan khususnya untuk
bidang pertanian dan peternakan, sedangkan pembinaan terhadap
perguruan tinggi swasta akan terus dilanjutkan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga ahli dalam pembangunan.
Di bidang kebudayaan antara lain dalam bidang kepurbaka-
laan, kesejarahan, dan permuseuman akan dilakukan pemugaran
Taman Narmada serta pemugaran dan pemeliharaan berbagai situs
kepurbakalaan, pengembangan kesenian serta pengembangan dan
pembinaan bahasa daerah.
Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan ma-
syarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 10
Puskesmas dan 135 Puskesmas Pembantu terutama di daerah pemu-
kiman baru termasuk transmigrasi lokal, daerah terpencil dan
daerah padat penduduk, serta mengadakan 1 Puskesmas rawat
tinggal. Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujukan,
akan diusahakan peningkatan dan pemindahan lokasi dengan
sekaligus peningkatan RSU Mataram dari kelas C ke kelas B,
dilakukan peningkatan 3 buah RS kelas D menjadi RS kelas C, 1
buah RS kelas D menjadi RS kelas D+ dan peningkatan rumah
sakit umum lainnya yang ada, menyelesaikan pembangunan RS
Jiwa terutama melalui pelayanan perawatan jalan dan pening-
katan laboratorium kesehatan. Untuk menjamin dapat terca-
painya sistem pengadaan dan distribusi obat akan dibangun 3
698
buah sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan.
Peningkatan usaha kesehatan lainnya adalah pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, pengadaan dan pengawasan
obat, alat kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu juga di-
lakukan peningkatan perbaikan gizi melalui usaha perbaikan
gizi keluarga (UPGK). Di samping itu pula akan ditingkatkan
usaha kesehatan lingkungan bagi seluruh penduduk dan akan di-
tambah sarana air bersih sehingga masyarakat memperoleh kemu-
dahan untuk mendapatkan air bersih. Dalam rangka meningkatkan
pembangunan sarana air bersih, terutama untuk penduduk di
daerah pedesaan, maka akan dibangun 20 buah penampungan mata
air dengan perpipaan, 5 buah sumur artesis, 27 buah perlin-
dungan mata air, 200 buah penampungan air hujan, 4.948 buah
sumur pompa tangan dangkal dan dalam serta sejumlah sarana
air bersih jenis lainnya. Untuk memenuhi kekurangan tenaga
kesehatan, khususnya paramedik akan dilakukan usaha peningka-
tan jumlah lulusan dengan melipat gandakan jumlah penerimaan
siswa melalui kelas paralel dan pendidikan pekarya kesehatan.
Sejalan dengan itu sarana pendidikan sekolah yang ada diting-
katkan dan akan dibangun berbagai sekolah kesehatan sesuai
keperluannya.
Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan kegiatan
antara lain memberikan bimbingan, latihan dan fasilitas untuk
menunjang usaha pemugaran perumahan dan lingkungan desa di-
antaranya Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah,
meningkatkan pembinaan organisasi dan yayasan-yayasan yang
bergerak di bidang sosial, pembinaan generasi muda, pembinaan
karang taruna, menambah jumlah karang taruna baru, meningkat-
kan perananan dan fungsi wanita dalam berbagai kegiatan so-
sial, penyantunan dan pengentasan lanjut usia, anak terlan-
tar, para penderita cacat, fakir miskin, korban bencana alam,
699
dan tuna susila. Untuk menjangkau sasaran pelayanan dan pem-bangunan bidang kesejahteraan sosial di daerah pedesaan akan dikembangkan dan dibina tenaga-tenaga Pembimbing Sosial Ma-syarakat.
Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan mening-katkan kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga be-rencana dilanjutkan diharapkan dapat dicapai sejumlah ± 776.000 peserta baru dan sekitar 280.000 peserta lestari. Disamping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga kelangsung- an peserta program keluarga berencana yang masih ada.
Dalam rangka pembangunan di bidang agama akan dilanjut- kan berbagai kegiatan antara lain akan disediakan kitab suci berbagai agama, diberikan bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan/rehabilitasi 525 tempat ibadah berbagai agama dan pembangunan 25 balai nikah dan penasehat perkawinan, serta perluasan sejumlah balai sidang pengadilan agama dan kantor-kantor urusan agama tingkat kecamatan, kabupaten/kotamadya dan wilayah. Sebagai usaha peningkatan mutu perguruan agama, akan ditingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarana pen-didikan pada madrasah ibtidaiyah negeri madrasah tsanawiyah negeri dan madrasah aliyah negeri serta pendidikan guru agama negeri. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi rehabilitasi (termasuk madrasah ibtidaiyah swasta)/penambahan ruang kelas, penyediaan antara lain alat peraga, buku pelajaran dan buku perpustakaan serta penataran guru berbagai bidang studi.
Selanjutnya IAIN cabang Mataram akan terus ditingkatkan sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Sementara itu pene-rangan dan bimbingan hidup beragama akan terus ditingkatkan terutama bagi masyarakat-masyarakat khusus.
700
Pembangunan di bidang hukum akan dilanjutkan, antara
lain perluasan/rehabilitasi sejumlah pengadilan negeri, pem-
bangunan sejumlah tempat sidang di kota-kota kecil, pem-
bangunan 1 rumah tahanan negara di Mataram, pembangunan 1
lembaga pemasyarakatan serta sebuah pembangunan balai harta
peninggalan. Sementara itu akan dilaksanakan rehabilitasi se-
jumlah kantor kejaksaan negeri. Dalam rangka pengembangan
yurisprudensi termasuk kasus-kasus hukum adat akan dilanjut-
kan kerja sama dengan Universitas Mataram. Dalam rangka me-
ningkatkan kesadaran hukum masyarakat, kegiatan penyuluhan
hukum akan lebih ditingkatkan, dan dalam rangka memberikan
kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, pe-
nyelenggaraan pemberian bantuan dan konsultasi hukum akan le-
bih dimantapkan. Pelaksanaan operasi yustisi dalam rangka pe-
negakan hukum akan terus ditingkatkan.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas pene-
rangan operasional antara lain melalui berbagai jenis sara-
sehan dengan memanfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan
informasi, pameran, kegiatan sosio drama dan pertunjukan tra-
disional yang komunikatif. Untuk meningkatkan penyebaran arus
informasi ke pedesaan, kegiatan koran masuk desa akan dilan-
jutkan dengan mengikutsertakan secara aktif peranan pers daerah
setempat.
Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup
serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama da-
lam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan ke-
giatan penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diuta-
makan pada daerah-daerah kritis terutama pada DAS di Pulau
Lombok, Sumbawa. Demikian pula pencegahan pencemaran ling-
701
kungan, baik di desa maupun di perkotaan, pembinaan suaka
alam dan hutan-hutan lindung akan dilanjutkan.
Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa-
naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral da-
lam berbagai program, baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun yang dilakukan masyarakat, penyusunan rencana
tata ruang kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana
kota dan rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan
hingga dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai landas-
an pelaksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan
tertib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan
diberikan kepada kota-kota pusat pengembangan dan wilayah-
wilayah yang berkembang dengan cepat.
Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan
di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan
program-program bantuan kepada daerah. Program-program dimak-
sud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Dae-
rah Tingkat II, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, Bantuan
Pembangunan Sekolah Dasar, Bantuan Pembangunan Sarana Kese-
hatan, Bantuan Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan, Bantuan
Penunjangan Jalan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pembangunan/
Pemugaran Pasar.
702
TABEL
WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA BARAT,TAHUN 1980
No. Kabupaten/Kotamadya
Luas Wilayah (km2)
Jumlah JumlahKeca- Desamatan
Jumlah Penduduk
1980
Kepadatan Pen-duduk per km2 (1980)
1. Kab. Lombok Barat 1.705,50 9 83 655.257 384
2. Kab. Lombok Tengah 1.427,65 9 85 577.007 404
3. Kab. Lombok Timur 1.605,55 10 96 725.439 452
4. Kab. Sumbawa 8.493,00 14 120 304.394 36
5. Kab. Dompu 2.324,55 4 38 95.827 41
6. Kab. Bima 4.596,90 10 143 366.740 80
DAERAH TINGKAT I : 20.153.15 56 565 2.724.664 135
703
705