Upload
shayana-junita
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
essay pengelolaan sumberdaya air
Citation preview
ESSAY
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR
(Pengelolaan SDA di DAS Citarum)
Oleh :
Nama : Shayana Junita
Npm : 240110120093
DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai peranan
penting dalam sejarah peradaban manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia
dan makhluk hidup lainnya memerlukan air baik untuk tiap tahapan proses seperti
proses fisika atau kimia untuk aktifitas hidup. Walaupun air merupakan salah satu
sumber daya alam yang dapat diperbaharui tetapi kualitas dari sumber daya air
tersebut dipengaruhi oleh peranan manusia dalam pengelolaannya. Pengelolaan
untuk sumberdaya air yang dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat
dimana wewenang dipercayakan kepada pemerintah. Sumberdaya air merupakan
salah satu sumber daya alam yang sudah menjadi masalah utama di dunia
berdasarkan segi kualitas serta kuantitas. Salah satu contoh dari sumber daya air
adalah sungai. Sungai citarum merupakan sungai terbesar dan terpanjang yang ada
di propinsi Jawa Barat. Oleh karena itu sungai Citarum merupakan salah satu
pengaruh yang utama bagi kehidupan masyarakat di sekitar propinsi Jawa Barat.
Pertambahan penduduk yang semakin banyak membuat kebutuhan manusia
semakin meningkat dalam hal sumber daya air. Namun tidak dapat dipungkiri
kegiatan eksploitasi pada DAS yang tidak bertanggung jawab yang menimbulkan
wilayah DAS di sungai Citarum menjadi rusak. Pengelolaan DAS Citarum
berpengaruh pada kebutuhan masyarakat yang berkelanjutan dengan memerlukan
keterlibatan dari stakeholder dalam suatu perencanaan.
Sungai Citarum mempunyai luas daerah aliran sungai (DAS) sebesar 6080
km2 dengan panjang sebesar 269 km. Untuk curah hujan rata-rata di sekitar DAS
Citarum sebanyak 2300 mm/tahun, curah hujan tersebut merupakan curah hujan
yang termasuk banyak untuk daerah tropis yang mempunyai debit rata-rata
maksimal sebesar 2500 mm/tahun. Pada saat ini DAS Citarum sebesar 5,7 milyar/
m3/th. Jumlah penduduk yang ada di wilayah DAS Citarum sebesar 8,5 juta orang
pada data sensus kependudukan tahun 1999. Potensi sumberdaya air yang dimiliki
DAS Citarum secara geografis melalui dua cekungan air tanah (CAT) yaitu CAT
Bandung-Soreang pada DAS Citarum bagian hulu dan CAT Karawang-Bekasi
pada DAS Citarum bagian tengah dan hilir. Potensi air tanah yang dimiliki DAS
Citarum terbagi atas kelompok akuifer dangkal, kelompok akuifer tengah dan
kelompok akuifer dalam. Keberadaan Sungai Citarum sebagai penyedia airbaku
ibukora mempunyai beberapa dampak tertentu diantaranya adalah dampak
ekonomi secara regional. Hal tersebut menjadikan Sungai Citarum sebagai
wilayah sungai strategis nasional sehingga kewenangan pengelolaan berada pada
Pemerintah Pusat.
Pemanfaatan pada wilayah DAS Citarum terbagi atas beberapa sektor.
Sektor-sektor tersebut diantaranya adalah pada sektor pertanian dan sektor
perikanan. Untuk sektor pertanian pada wilayah DAS Citarum sebagai sumber air
irigasi pertanian dengan luasan 300.000 ha. Irigasi pertanian tersebut untuk jenis
tanaman diantaranya meliputi tanaman pangan seperti tanaman palawija,
holtikultura (tanaman rempah, sayuran, buah-buahan,obat) dan tanaman
perkebunan. Pada sektor pertanian ini merupakan pengguna air terbesar yang
berkisar 89 % dari seluruh jumlah air yang dikeluarkan pada Waduk Jatiluhur.
Selain itu pada sektor perikanan sebagai sumber air perikanan dalam
pembudidayaan ikan. Pembudidayaan ikan tersebut diantaranya adalah tambak,
kolam, jaring apung dan lainnya. Selain pada kedua sektor tersebut DAS Citarum
juga sebagai sumber air baku air minum untuk kawasan daerah DKI Jakarta,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Bandung, dan Kota Bandung. DAS Citarum juga merupakan salah satu sumber
pembangkit listrik tenaga air dari ketiga waduk di sepanjang Sungai Citarum yaitu
Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur.
Dari pemanfaatan DAS Citarum terdapat beberapa masalah yang mulai
terjadi seperti pencemaran air. Pencemaran air tersebut berpengaruh pada kualitas
air itu sendiri yang ada pada DAS Citarum. Pencemaran air tersebut dikarenakan
tidak terkendalinya limbah cair yang terbuang di DAS Citarum. Kurang efektifnya
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pencemaran air mengenai izin
pembuangan limbah membuat para pelaku industri tidak merasa terikat dengan
sangsi hokum yang berlaku. Selain itu juga dapat disebabkan karena
penggundulan lahan. Permasalahan lainnya diakibatkan pertumbuhan penduduk
yang semakin banyak dan meningkatnya eksploitasi ruang serta sumberdaya air.
Tingginya jumlah penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan pada lahan
kritis yang mengakibatkan tata guna lahan. Permasalahan-permasalahan tersebut
akan berdampak terhadap terjadinya bencana kekeringan, banjur dan menurunnya
tingkat kualitas DAS Citarum. Jika dibandingkan dengan permasalahan sumber
daya air daerah Jawa Barat DAS Citarum memiliki potensi yang sangat kritis
berdasarkan parameter konflik air, polusi air permukaan, sedimentasi, konservasi
tanah, kerusakan basin dan lainnya. Permasalahan utama lainnya pada DAS
Citarum meliputi degradasi fungsi konservasi sumber daya air pada lahan kritis
dan pengambilan air tanah yang tidak terintegrasi. Pengambilan air yang tidak
terkendali dari jumlah yang telah ditentukan mengakibatkan penurunan air muka
tanah dan kerusakan struktur pada bangunan gedung. Kejadian tersebut akan
memperbesar potensi daerah rawan banjir. Selain itu belum terintergrasinya
perencanaan penanganan pengendalian pencemaran dan juga kerusakan
lingkungan dengan Dinas Instansi terkait lainnya. Pelanggaran yang terus terjadi
akibat kurangnya penegakan hukum terhadap pencemaran lingkungan.
Pelanggaran tersebut juga melibatkan penyimpangan terhadap penataan ruang
yang sudah disepakati. Pengelolaan DAS antar propinsi dan antar kabupaten atau
kota juga belum optimal yang mengakibatkan seringnya tejadi kesalah pahaman
atau tidak terjalinnya kerja sama yang baik mengangkut segi pengelolaan DAS
Citarum.
Pada dasarnya solusi penanganan DAS Citarum dapat dilakukan dengan
melalui pendekatan-pendekatan seperti memulai sinergi multi sektor bersama
masyarakat secara terpadu dalam lingkup koordinasi pengelolalan DAS Citarum.
Metode pendekatan tersebut diantaranya meliputi penataan ruang, pengendalian
erosi dan alih fungsi lahan, pemberdayaan masyarakat kawasan DAS Citarum
seperti memberitahukan sistem peringatan dini ancaman serta evakuasi banjir.
Selain itu meningkatkan partisipasi masyarakat untuk penanggulangan banjir,
pengendalian penggunaan air tanah dan pengelolaan perbaikan kualitas air sungai.
Pengelolaan DAS Citarun lainnya seperti pengembangan sistem penyediaan air
atau prasarana air baku untuk masyarakat sekitar, rehabilitasi jaringan irigasi serta
pengembangan lanjutan untuk pembangkitan listrik tenaga air. Pengaturan
terhadap pembangunan di pinggir sungai dari sumber air sudah dijelaskan pada
Perda No. 12 tahun 1997 mengenai sumber daya lingkungan perairan yang sudah
ditetapkan di Jawa Barat. Masalah umum yang utama dalam pengelolaan DAS
Citarum adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sumber daya
air. Para pelaku industri masih tidak melakukan pengelolaan limbah walaupun
sudah mempunyai instalasi pengolahan air limbah. Peran sungai citarum sebagai
sungai utama pada DAS Citarum memiliki peran yang sangat penting pada saat
ini. Pemanfaatan kepentingan tersebut tidak hanya bagi kepentingan masyarakat
namun juga untuk kepentingan nasional. Oleh karena itu penanganan dalam
pengelolaan secara berkelanjutan harus melibatkan semua stake holders yang
ditindak lanjuti dengan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaannya.
Komunikasi antara pemerintah, pelaku industri serta masyarakat perlu dijalani
dengan baik diiringi dengan penegakan hukum yang perlu ditingkatkan serta
pelaksanaan yang dilakukan secara konsisten.