Upload
darrusalam-uchiha
View
236
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
model molekul
Citation preview
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
MODEL MOLEKUL
Disusun Oleh :
Kelompok II
Firman Dwi Arjuliandika : 08041381320003
Habibatur Rahmi : 08041181320027
Innocenthya Tygra Patriot :
08041381320009
Nurlela : 08041181320015
Oksa Vionita : 08041181320029
JURUSAN BIOLOGI
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
I . Nomor Percobaan : I
II . Nama Percobaan : Model Molekul
III. Tujuan Percobaan :
1. Mengambarkan bentuk ruang molekul senyawa-
senyawa hidrokarbon alifatik dan aromatik
2. Menggambarkan bentuk isomer optik molekul-
molekul senyawa organik.
3. Menggambarkan bentuk-bentuk gugus fungsi.
4. Menggambarkan bentuk molekul heterosiklik.
IV. Dasar Teori
Bentuk molekul merupakan konsep dasar dalam kimia
organik. Molekul ini berbentuk tiga dimensi dan interaksi
ruang dari suatu bagian molekul dengan bagian molekul
lainnya sangat penting dalam menentukan sifat fisik dan
kimia dari molekul-molekul tersebut. Bentuk geometri
tertentu yang dimiliki molekul suatu senyawa kovalen
atau ion poliatom merupakan akibat dari pembenntukan
ikatan kovalen melalui timpang tindih dua orbotal atom
yang mempunyai arah tertentu di dalam ruang.
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi jika ada
pemasangan elektron secara bersama-sama oleh atom-
atom yang berikatan. Adapun sifat-sifat atom yang
membentuk ikatan kovalen adalah sebagai berikut :
terbentuk diantara dua atom yang sama-sama
menangkap elektron, setelah berikatan tiap atom harus
dikelilingi oleh dua atau delapan elektron.
Ikatan kovalen terbagi atas ikatan kovalen koordinasi
yakni ikatan kovalen dengan pasangan elektron yang
digunakan secara bersama-sama yang hanya berasal dari
salah satu atom, ikatan kovalen berdasarkan
kepolarannya yakni ikatan polar yakni ikatan yang terjadi
jika pasangan elektron yang dipakai bersama dan tertarik
lebih kuat pada salah satu atom yang berikatan,
kemudian ikatan non polaryang terjadi jika pasangan
elektron yang dipakai bersama yang sama kuat kesemua
atom yang berikatan. Ikatan kovalen pun terbagi menjadi
ikatan tunggal dan ikatan rangkap. Dimana ikatan
rangkap terbagi lagi menjadi ikatan rangkap dua dan
rangkap tiga.
Ikatan pada molekul selalu berbeda-beda untuk setiap
senyawa. Baik itu pada senyawa alkana, alkena, alkuna,
aromatik, siklik, dan alifatik. Selain ikatan, perbedaan pun
akan terlihat pada rumus molekul, rumus bangun, sifat
fisik dan sifat kimia pada masing-masing senyawa. Bentuk
molekul atau ion poliatom menyatakan bagaimana atom-
atom pembentuk molekul tersusun dalam ruang yang
nantinya dapat mempengaruhi sifat fisika senyawa atau
ion poliatom tersebut. Sedangkan untuk sifat kimia
senyawanya ditentukan oleh ikatan antar atom dalam
molekul senyawa bersangkutan. Polaritas molekul yang
mempengaruhi sifat fisika senyawanya, antara lain seperti
titik didih dan titik leleh karena ternyata titik didih dan
titik leleh ini sangat mempengaruhi bentuk molekul yang
bersangkutan.
Pada setiap molekul bentuk geometri dasar, tolakan
antar pasangan elektron adalah minimum. Misalnya, bila
pada atom pusat suatu molekul terdapat dua pasang
elektron yang mengadakan ikatan, maka tolakan
minimum akan tercapai, sehingga semua atom yang
berikatan terletak pada garis lurus. Jadi sudut ikatannya
adalah 180° dan molekulnya berbentuk linier. Demikian
pula bila pada atom pusat terdapat tiga pasang elektron
ikatan, maka tolakan antar ketiga pasangan elektron
tersebut menjadi minimum, sehingga bila ketiganya saling
bertemu maka akan membentuk sudut 120°. Begitu halnya
juga dapat berlaku bagi atom pusat yang memiliki empat,
lima, dan enam pasangan elektron ikatan.
Adalah merupakan suatu hal yang tidak mudah apabila
kita harus menentukan bentuk molekul setiap senyawa
kovalen. Sebagaimana yang pernah dilakukan untuk
menentukan bentuk molekulCH 4. Dengan mengetahui
struktur lewis suatu molekul atau ion poliatom, dimana
ion poliatom atau bentuk molekul yang bersangkutan
dapat diramalkan melalui teori Tolakan Pasangan Elektron
Kulit Valensi atau lebih dikenal dengan teori VSEPR
( Valence Shell Electron Pair Repulsion).
Menurut teori ini, untuk memperoleh molekul atau ion
poliatom yang stabil pasangan-pasangan elektron pada
kulit valensi atom pusat harus tersusun sedemikian rupa
sehingga terpisah sejauh mungkin antara atom yang satu
dengan atom yang lain agar tolakkan yang didapat yakni
tolakan yang minimum (Nuraini )
Unntuk molekul datar dapat digambar menggunakan
sudut 180° sedangkan untuk molekul datar segitiga
menggunakan sudut 120°. Saat memandang bentuk
molekul dapat diperoleh pandangan lain yang
menunjukkan bagaimana semua atom berada pada satu
bidang datar. Struktur dasat molekul dapat berupa
tetrahedron dengan sudut109,5°. Sedangkan untuk biramida
trigonal atau molekul dwilimas segitiga mempunyai sudut
siku-siku atau 90°, begitu juga dengan molekul oktahedral.
Jika kita terapkan teori diatas pada molekul BeCl2, maka
yang berperan sebagai atom pusat yakni Be karena Be
dapat mengikat dua pasang elektron yang ada. Tolak-
menolak yang terjadi antara kedua pasang elektron
tersebut mencapai minimum apabila keduanya berada
dalam arah yang berlawanan. Pada molekul BeCl2 terdapat
dua atom Cl yang masing-masing berikatan dengan atom
Be melalui kedua pasangan elektron terssebut. Ini berarti,
bahwa molekul BeCl2 hana merupakan linier, yang memang
sesuai dengan temuan melalui eksperimen (sama dengan
cara menemukan bentuk molekul CH 4).
Untuk contoh linier yang lain, dapat diambil contoh
molekul CO2 yang rumus molekulnya mirip dengan BeCl2..
Kedua pasang elektron pada ikatan rangkap harus
terdapat dalam daerah kulit valensi atom pusat. Sehingga
ikatan rangkap pun berprilaku sangat mirip dengan ikatan
tunggal. Kedua ikatan rangkap pada CO2 akan
menempatkan diri pada sisi yang berlawanan, semua ini
terjadi agar tolak-menolaknya menjadi minimum. Hal ini
dikarenakan kedua atom O terikat pada atom C melalui
kedua ikatan rangkap tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa molekul CO2 merupakan salah satu molekul linier.
Bila teori VSEPR ini diterapkan pada molekul yang
atom pusatnya memiliki dua, tiga, empat, lima, bahkan
enam pasang elektron pada kulit valensinya, maka
diperoleh bentuk-bentuk molekul linier, segitiga datar,
tetrahidral, serta molekul dwilimas segitiga.
Bagaimana dengan bentuk molekul SO2?
Pada atom pusat S terdapat tiga kelompok elektron
yaitu dua kelompok yang masing-masing terdiri dari satu
pasang elektron dan satu kelompok lagi terdiri dari dua
pasang elektron atau mempunnyai ikatan rangkap.
Dimana ikatan rangggkap mempunyai prilaku yang sama
dengan ikatan tunggal. Tolak-menolak antar pasangan
elektron akan mencapai minimum apabila kelompok
elektron berada pada titik-titik sudut segitiga datar
dengan S sebagai pusatnya.
Seperti pada bentuk molekul BeCl2, kedua atom O
terikat pada atom S melalui sebuah ikatan rangkap dan
sebuah ikatan tunggal. Karena bentuk molekul
menyatakan bagaimana atom-atom tersusun dalam
ruang, maka bentuk molekul SO2 bukan merupakan bentuk
molekul segitiga datar , tetepi juga bukan bentuk linier
atau biasanya disebut dengan bentuk V dengan bentuk
sudut lebih kecil 180.
Bila ketiga pasang elektron pada atom pusat tersebut
digunakan untuk berikatan dengan atom yang lain, maka
akan diperoleh molekul dengan rumus Mx3 yang bentuk
molekulnya adalah segitiga sama sisi.
Rumus Lewis sangat berguna untuk mengikuti elektron
ikatan. Sedangkan rumus empirik dapat digunakan untuk
menggambar jenis atom dan perbandingan numerik
dalam suatu molekul. Lain halnya untuk rumus molekul,
rumus molekul digunakan untuk menggambar jumlah
atom yang nyata dalam molekul dan bukan hanya sebagai
perbandingan saja. Rumus struktur dapat menunjukkan
struktur dari molekul yaitu muatan dari kaitan atom-
atomnya. (Fessenden & Fessenden. Kimia Organik. Hal :
13)
Hibridisasi merupakan pembastaran atau peleburan
orbital-orbital atom dari tingkat energi yang berbeda
menjadi orbital-orbital yang setingkat. Hibridisasi sangat
mengacu pada penggabungan orbital-orbital atom yang
sangat sederhana untuk menghasilkan orbital-orbiatal
atau hibrida yang baru. Orbital hibrida sp adalah satu dari
dua orbital identik yang dihasilkan dari hibridisasi satu
orbital s dan satu orbital p. Dan kedua orbital ini akan
membentuk sudut 180. Orbital hibridisasi sp2 adalah satu
dari tiga orbital identik yang dihasilkan dari hibridisasi
satu orbital identik yang di hasilkan Orbital hibridisasi sp2
adalah satu dari tiga orbital identik yang dihasilkan dari
hibridisasi satu orbital s dan dua orbital p. Sudut yang
dibentuk oleh dua orbital jenis ini adalah 120.
Orbital hibridisasi sp3 adalah satu dari empat sisi orbital
identik yang dihasilkan dari hibridisasi satu orbital s dan
tiga orbital p. Sedangkan sudut yang dibentuk yakni sudut
tetrahidral yaitu 109,5. Orbital hibridisasisp3d adalah satu
dari lima orbital identik yang dihasilkan dari hibridisasi
satu orbital s, tiga orbital p, dan satu orbital d. Kelima
orbital tersebut mengarah kesudut biramida trigonal.
Serta orbital hibridisasi sp3d2 adalah satu dari enam
orbital yang dihasilkan dari hibridisasi satu orbital s, tiga
orbital p, serta dua orbital d. Keenam orbital ini mengarah
ke sudut-sudut oktahedron beraturan. (Ralph Petrucci.
Kimia Dasar.)
Orbital molekul ikatan mempunyai energi yang lebih
rendah dibandingkan dengan energi dari orbital atom
yang terpisah, sedangkan orbital molekul anti ikatan
mempunyai energi yang lebih tinggi.
Gagasan dasar yang menyangkut orbital molekul dapat
dilakukan dengan menggunakan teori orbital molekul
dalam ikatan kimia yang terdiri atas beberapa aturan.
Aturan-aturan ini menyangkut orbital molekul tertentu
yang terjadi jika orbital atom bergabung dengan cara
pelambangan elektron dalam orbital tersebut. Caranya
antara lain : jumlah orbital molekul yang dihasilkan sama
dengan orbital atom yang bergabung, dari dua orbital
atom molekul yang terjadi apabila dua orbital atom
menjadi satu yakni molekul yang energinya rendah dan
molekul energinya tinggi (orbital anti ikatan), umumnya
mencari orbital molekul yang energinya rendah, jumlah
elektron maksimum yang dapat mengisi orbital molekul
tertentu adalah dua (prinsip eksklusi Pauli), serta elektron
memasuki orbital molekul yang energinya setara atau
satu demi satu sebelum berpasangan (aturan Hund).
Metode ikatan valensi memandang ikatan kovalen
sebagi hasil tumpang tindih orbital dari atom-atom yang
terikat. Ikatan kovalen memberikan peluang elektron
tertinggi (rapatan muatan elektron) di daerah
pertumpangtindihan. Beberapa molekul sederhana seperti
H 2 ,H 2S ,HCl ,dapat dijelaskan melalui pertumpang tindihan
orbital-orbital s atau orbital p. Tetapi dalam kebanyakkan
kasus orbital-orbital atom harus di hibridisasi yaitu orbital-
orbital atom harus diganti dengan seperangkat orbital
hibrida yang sifatnya bergantung pada jumlah dan jenis
orbital atom yang sederhana pembentuknya. Bentuk
geometris molekul ditentukan oleh sebaran ruang dari
orbital-orbital yang terlibat dalm pembentukan ikatan
atau secara garis besar berkenaan dengan sebaran
pasangan elektron dalam teori VSEPR.
Dua jenis pertumpang tindihan orbital dikemukakan
dalam metode ikatan valensi. Salah satu jenis (σ)
melibatkan pertumpang tindihan orbital ujung-ujung
disepanjang garis penghubung inti-inti atom yang
berikatan. Jenis lain (π) terjadi karena pertumpangtindihan
menyamping dari dua orbital p. Ikatan kovalen tunggal
terdiri dari satu ikatan σ . Ikatan rangkap dua terdiri atas
satu ikatan σ dan satu ikatan π. Sedangkan ikatan rangkap
tiga mempunyai satu ikatan σ dan dua ikatan π.
Gugus fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia
dalam molekul. Ikatan phi atau suatu atom elektronegatif
atau bisa juga atom elektropositif dalam molekul organik
dapat menuju kesuatu reaksi kimia yang salah satu dari
ini dianggap sebagai gugus fungsi atau bagian dari gugus
fungsi. Senyawa dengan gugus fumgsi yang sama
cenderung mengalami reaksi kimia yang sama. Sebagai
contoh masing-masing senyawa dalam deret berikut ini
mengandung gugus hidroksil (-OH). Semua senyawa ini
termasuk dalam golongan senyawa yang disebut alkohol
dan semuanya mengalami reaksi yang sama.
Mx4 mempunyai bentuk molekul tetrahidral, dimana
keempat pasang elektron masing-masing membentuk
ikatan dengan atom lain, contohnya CH 4 .Mx 3E mempunyai
bentuk piramidal segitiga jika terdapat elektron sunyi,
contohnya NH 3 yang atom N terdapat pada puncak
piramidal dan ketiga atom H pada titik-titik alas segitiga.
Mx2 E mempunyai sepasang elektron sunyi dengan struktur
membentuk V. Mx2 E3 mempunyai tiga pasang elektron
sunyi dan dua pasang berikatan dengan atom lain
membentuk molekul linier. Mx5 membentuk bipiramidal
trigonal jika kelima pasang elektron berikatan dengan
atom lain, dan Mx6 membentuk oktahidral jika keenam
elektron berikatan dengan atom lain. (Nuraini Syariffudin.
Ikatan Molekul. Hal : 5.10)
V. ALAT DAN BAHAN
Satu set model molekul Allya dan Bacon yang terdiri dari:
Bola berwarna Lambang Atom
Hitam Karbon (C)
Putih Hidrogen (H)
Merah Oksigen (O)
Biru Nitrogen (N)
Kuning Belerang (S)
Abu-abu Brom (Br)
Pengikat Berwarna Lambang Ikatan
Putih Ikatan tunggal (ikatan
model pengisi ruang)
Abu-abu pendek Ikatan tunggal (ikatan
antar atom karbon)
Abu-abu panjang Ikatan ganda
VIII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa hidrokarbon
aromatic dan hidrokarbon alifatik?
Jawab :
Hidrokarbon aromatik,merupakan hidrokarbon yang
rantainya mengandung cincin atom karbon yang sangat
stabil. Sedangkan
Hidrokarbon alifatik merupakan hidrokarbon yang
memiliki rantai lurus, rantai bercabang atau rantai
melingkar.
2.Apa yang dimaksud dengan isomer optic,isomer molekul
dan isomer geometri?
Jawab :
Isomer optic ialah SOMER OPTIK Ciri suatu senyawa yang
mempunyai isomer optik yaitu mempunyai atom C
asimetris/ atom C kiral yaitu atom C yang mengikat empat
gugus yang berbeda. C kiral
Isomer struktur ialah isomer yang diseba bkan perbedaan
ikatan antar unsur-unsur penyusunnya sehingga
mempunyai bentuk yang berbeda.
Isomer geometri ialah sebuah
bentuk stereoisomerisme yang menjelaskan
orientasi gugus-gugus fungsi dalam sebuah molekul.
Secara umum, isomer seperti ini mempunyai ikatan
rangkap yang tidak dapat berputar. Selain itu, isomer ini
juga muncul dikarenakan struktur cincin molekul yang
menyebabkan perputaran ikatan sangat terbatas.
3.Jelaskan mengenai teori hibridisasi!
Jawab:
Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-
orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang
sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom.
Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah
berguna dalam menjelaskan bentuk orbital molekul dari
sebuah molekul. Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan
dari teori ikatan valensi.
VII. SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Akana
Sifat Fisika : merupaka senyawa non polar, semakin
banyak jumlah atom C, maka
titik didih semakin tinggi.
Siaft Kimia : dapat mengalami reaksi substitusi, dapat
menglami reaksi eliminasi.
Alkena
Sifat Fisika : merupakan senyawa non polar, semakin
banyak jumlah atom C, maka
titik didih semakin tinggi, ikatan rangkap
menurunkan titik lelehnya.
Sifat Kimia : dapat mengalami reaksi adisi dan
polimerisasi.
Alkuna
Sifat Fisika : merupakan senyawa non polar, semakin
banyak jumlah atom C, maka
titik didih semakin tinggi, ikatan rangkap
menurunkan titik lelehnya.
Sifat Kimia : kurang reaktif dibandingkan alkana pada
suhu yang sama, dapat
mengalami reaksi adisi.
X. PEMBAHASAN
Ikatan yang terdapat di dalam kimia antara lain
ikatan kovalen dan ikatan ionik. Pada ikatan ionik
terjadinya ikatan karena adanya serah terima anion dan
kation. Sedangkan pada ikatan kovalen terjadinya ikatan
disebabkan oleh adanya pemakaian elektron secara
bersama-sama.
Berdasarkan ikatannya ikatan kovalen terdiri dari
ikatan tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, dan ikatan
rangkap tiga. Pada ikatan rangkap dua terdapat dua buah
ikatan, yaitu ikatan sigma dan ikatnan phi. Sedangkan
pada ikatan tunggal, hanya memiliki satu ikatan saja yang
merupakan ikatan yang lebih lemah dan lebih panjang
dari pada ikatan rangkap.
Alkana merupakan kelompok senyawa yang hanya
memiliki ikatan tunggal. Alkena merupakan kelompok
senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua. Sedangkan
alkuna merupakan kelompok senyawa yang memiliki
ikatan rangkap tiga. Alkana merupakan senyawa yang
lebih mudah mendidih dibandingkan dengan senyawa
alkena dan alkuna. Hal ini disebabkan karena alkana
memiliki ikatan tunggal yang lebih mudah putus.
Sedangkan pada senyawa alkena dan senyawa alkuna
memiliki ikatan phi yang akan lebih dulu terputus
kemudian ikatan sigmanya yang terputus.
Diantara senyawa alkana,alkena, dan alkuna, titik
didih alkuna merupakan senyawa yang paling tinggi baru
kemudian alkena dan alkana. Hal ini disebabkan karena
senyawa alkuna memiliki ikatan rangkap tiga, yang
semakin banyak rangkap maka ikatannya akan semakin
kuat. Oleh sebab itu dibutuhkan energi yang besar pula
untuk memutuskan ikatannya, sehingga titik didihnya
akan semakin tinggi. Namun, sebaliknya jika pada alkana
ikatannya merupakan ikatan tunggal yang ikatannya
lemah sehingga tidak diperlukan energi yang besar untuk
memutuskan ikatannya. Maka titik didihnya akan semakin
rendah.
Benzene merupakan senyawa yang memiliki unsur
molekul C6H6. Benzeze juga merupakan senyawa yang
memiliki tiga ikatan tunggal dan tiga ikatan rangkap dua
yang terletak berselang-seling dan ikatan rangkap
tersebut dapat berpindah-pindah dan tetap stabil.
Senyawa ini merupakan senyawa yang stabil sehingga
sukar bereaksi dengan zat lainnya sehingga tidak begitu
reaktif. Meskipun termasuk zat yang ridak begitu reaktif,
namun benzene mudah terbakar. Benzene berupa zat cair
yang tidak berwarna serta merupakan senyawa non polar.
Namun benzene dapat larut dalam pelarut yang kurang
polar atau non polar.
Senyawa aromatik merupakan senyawa yang
distabilkan oleh delokalisasi ikatan phi. Semua senyawa
aromatik berantai siklik atau berantai tertutup. Namun,
tidak semua senyawa siklik merupakan senyawa
aromatik. Terdapat beberapa kriteria yang menjadi syarat
untuk aromatisitas. Syarat tersebut meliputi: senyawa
harus siklik, senyawa harus datar, tiap atom cincin (cincin-
cincin) harus memiliki orbital p tegak lurus pada bidang
cincin, serta senyawa tersebut harus memenuhi aturan
Hickel. Jika tidak memenuhi kriteria tersebut, suatu
senyawa tidaklah merupakan senyawa aromatik karena
tidak memungkinkan terjadi delokalisasi.
Faktor lain yang menyebabkan benzene tetap stabil
dikarenakan adanya resonansi dalam struktur benzene.
Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi elektron-
elektron dari ikatan rangkap menuju ikatan tunggal.
Delokakilsasi elektron yang terjadi pada struktur
resonansi merupakan ikatan rangkap yang menjadi ikatan
tunggal dan sebaliknya ikatan tunggal menjadi ikatan
rangkap.
XI. KESIMPULAN
1. Ikatan kovalen terdiri dai ikatan tunggal, ikatan
rangkap dua, dan ikatan rangkap tiga.
2. Rantai terpanjang dimiliki oleh alkana kemudian
alkena, dan kemudian alkuna.
3. Ikatan rangkap terdiri dari ikatan sigma dan ikatan phi.
4. Ikatan phi lebih mudah putus dibandingkan dengan
ikatan sigma.
5. Resonansi pada struktur benzene menyebabkan
senyawa ini stabil.
IX. PERTANYAAN PASCAPRAKTEK
1. Bagaimana perbedaan panjang ikatan tunggal
dengan ikatan ganda dua?
Jawab:
ikatan tunggal dengan hanya satu pasang elektron
yang terbagi di antara dua atom. Ia biasanya terdiri
dari satuikatan sigma sedangkan
Ikatan yang berbagi dua pasangan elektron
dinamakan ikatan rangkap dua
2. Jelaskan perbedaan model molekul benzene dengan
ikatan sikloheksana!
Jawab:
molekul sikloheksana dengan menggunakan
pengikat-abu-abu pendek. Selanjutnya membuat
berbagai konformasi pada model tersebut.
Konformasi yang ekstrem stabil, yaitu konformasi
kurai, dengan menyusun agar C-1 berada pada
bidang diatas cincin sedangkan C-4 berada dibawah
bidang cincin. Untuk menyempurnakan konformasi
ini, kedudukan ke-12 atom hidrogennya. Keempat
atom H yang terletak pada dua atom C yang ber
sebelahan tidak boleh menghasilkan konformasi
tindih.
3. Jelaskan betnuk molekul tetrahedral dan octahedral!
Tetrahedral: Tetra-menandakan empat, dan-hedral b
erhubungan dengan permukaan,
sehingga tetrahedral hampir secara harfiah berarti
"empat permukaan." Ini terjadi ketika ada empat
ikatan semua pada satu atom pusat, tanpa
tambahan unshared elektron pasangan. Sesuai
dengan VSEPR (tolakan pasangan elektron valensi
teori-shell), sudut ikatan antara obligasi elektron
yangarccos (-1 / 3) = 109,47 °. Contoh
dari tetrahedral molekul adalah metana (CH 4).
Oktahedral: Octa-menandakan delapan, dan-hedral b
erhubungan dengan permukaan, sehingga
oktahedral hampir secara harfiah berarti "delapan
permukaan." Sudut obligasi adalah 90 derajat.Contoh
dari oktahedral molekul adalah heksafluorida
sulfur (SF6)
4. Jelaskan sudut sudut ikatan?
Jenis ikatan dapat dijelaskan dalam hal hibridisasi
orbital . Dalam kasus asetilena setiap atom karbon
memiliki dua sp orbital s dan dua p-orbital s. Dua
orbital sp yang linear dengan sudut 180Â ° dan
menempati x-axis ( sistem koordinat kartesian ). P-
orbital tegak lurus pada sumbu y dan sumbu-
z. Ketika atom karbon pendekatan saling tumpang
tindih orbital sp untuk membentuk sp-sp ikatan
sigma . Pada saat yang sama p z-orbital pendekatan dan
bersama-sama mereka membentuk pi-
ikatan . Demikian juga, pasangan lainnya bentuk
orbital p ikatan Hasilnya adalah pembentukan satu
ikatan sigma dan dua ikatan pi.Dalam teori ikatan
membungkuk ikatan tiga juga dapat dibentuk oleh
tumpang tindih tiga sp 3 lobus tanpa perlu memohon
sebuah pi-ikatan.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jakarta :
Erlangga.
Petrucci, Ralph. 1982. Kimia Dasar dan Terapan. Jakarta :
Erlangga.
Syaffrudin, Nuraini. 2000. Ikatan Molekul. Bandung :
Universitas Terbuka.
1 Meta
na
CH4
2 But
ana
C4H10
3 Metil
Siklo
prop
ana
C4H8
4 Siklo
prop
ana
C3H6
5 2-
Metil
-3-
Etil-
1-
Pent
ena
C8H16
6 2-
metil
-
buta
dien
a
C5H9
7 eten
a
C2H4
8 siklo
pent
ena
C5H8
9 etun
a
C2H2
10 prop
una
C3H4
11 Benz
ena
C6H6
12 Asa
m
salisil
at
C
6OHCO
OH
13 Meta
-
dime
til-
benz
ena
C8H10
14 Orto-
dime
til-
benz
ena
C8H10
15 Para-
dime
til-
benz
ena
C8H10
16 Tolue
na
C7H8
17 Asa
m
aseta
t
C
H3COO
H
18 Etil-
metil
-
keto
n
CH 3 C
(O) CH
2 CH 3.
19 Fenil
alani
n
C
9H11NO
2
20 n-
butil-
brom
ida
C4H9Br