8
57 TAX PLANNING (TAX AVOIDANCE DAN TAX EVASION) DILIHAT DARI TEORI ETIKA (Sri Hutami) Abstraksi Perencanaan pajak sedang menjadi perhatian khusus dari para pelaku bisnis, dua kegiatan yang bisa dilakukan yaitu tax avoidance dan tax evasion, keduanya merupakan upaya penghematan jumlah pajak yang dibayar, perbedaannya tax avidance melanggar hukum dan tax evasion tidak melanggar hukum. Namun, bagaimana jika dilihat dari teori etika? Hampir semua teori etika menyatakan bahwa tax avoidance adalah melanggar etika, tetapi untuk tax evasion teori egoism menyatakan bahwa hal tersebut bukan pelanggaran etika. Kata kunci : Tax Planning, tax avoidance, tax evasion, teori etika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin terbukanya perekonomian suatu negara tentu akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnis mereka dengan cara menciptakan berbagai inovasi produk dan jasa. Sebagai perusahaan yang berorientasi laba sudah tentu suatu perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya melalui berbagai macam efisiensi biaya termasuk efisiensi biaya pajak. Terkait dengan hal diatas, yaitu semakin canggihnya skema- skema transaksi keuangan yang ada dalam dunia bisnis tentu juga akan menciptakan peluang bagi perusahaan untuk merencanakan pajaknya. Perencanaan pajak dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Ada dua hal yang sering dilakukan untuk menghemat jumlah pajak yang dilakukan perusahaan yaitu; tax avoiden (penghindaran pajak) dan tax evasion (penggelapan pajak). Jika dipandang dari segi hukum, jelas bahwa tax avoiden adalah sah sepanjang tidak ditemukan unsure kejahatan pada saat pemeriksaan, tetapi untuk tax evasion jelas merupakan pelanggaran hukum.(Darussalam,2009) Penulis tertarik untuk membahas hal ini dikarenakan adanya beberapa peristiwa yang terjadi di Indonesia,, yaitu antara lain; (1) dalam harian Kompas hari Minggu tanggal 16 Desember 2007 tentang penghindaran pajak oleh Perusahaan Modal Asing yang mencapai 750 PMA adalah hal yang

25-92-1-PB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perpajakan

Citation preview

Page 1: 25-92-1-PB

57

TAX PLANNING (TAX AVOIDANCE DAN TAX EVASION)

DILIHAT DARI TEORI ETIKA (Sri Hutami)

Abstraksi

Perencanaan pajak sedang menjadi perhatian khusus dari para pelaku bisnis, dua

kegiatan yang bisa dilakukan yaitu tax avoidance dan tax evasion, keduanya

merupakan upaya penghematan jumlah pajak yang dibayar, perbedaannya tax

avidance melanggar hukum dan tax evasion tidak melanggar hukum. Namun,

bagaimana jika dilihat dari teori etika? Hampir semua teori etika menyatakan

bahwa tax avoidance adalah melanggar etika, tetapi untuk tax evasion teori

egoism menyatakan bahwa hal tersebut bukan pelanggaran etika.

Kata kunci : Tax Planning, tax avoidance, tax evasion, teori etika

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Meningkatnya

perkembangan teknologi informasi

dan semakin terbukanya

perekonomian suatu negara tentu

akan memberikan peluang bagi

perusahaan untuk mengembangkan

bisnis mereka dengan cara

menciptakan berbagai inovasi

produk dan jasa. Sebagai

perusahaan yang berorientasi laba

sudah tentu suatu perusahaan akan

berusaha untuk mendapatkan

keuntungan sebanyak-banyaknya

melalui berbagai macam efisiensi

biaya termasuk efisiensi biaya

pajak.

Terkait dengan hal diatas,

yaitu semakin canggihnya skema-

skema transaksi keuangan yang ada

dalam dunia bisnis tentu juga akan

menciptakan peluang bagi

perusahaan untuk merencanakan

pajaknya. Perencanaan pajak dapat

dilakukan untuk mengurangi jumlah

pajak yang harus dibayarkan oleh

perusahaan. Ada dua hal yang sering

dilakukan untuk menghemat jumlah

pajak yang dilakukan perusahaan

yaitu; tax avoiden (penghindaran

pajak) dan tax evasion (penggelapan

pajak). Jika dipandang dari segi

hukum, jelas bahwa tax avoiden

adalah sah sepanjang tidak

ditemukan unsure kejahatan pada

saat pemeriksaan, tetapi untuk tax

evasion jelas merupakan

pelanggaran

hukum.(Darussalam,2009)

Penulis tertarik untuk

membahas hal ini dikarenakan

adanya beberapa peristiwa yang

terjadi di Indonesia,, yaitu antara

lain; (1) dalam harian Kompas hari

Minggu tanggal 16 Desember 2007

tentang penghindaran pajak oleh

Perusahaan Modal Asing yang

mencapai 750 PMA adalah hal yang

Page 2: 25-92-1-PB

58

luar biasa. Penghindaran pajak yang

dilakukan perusahaan PMA tersebut

adalah berturut turut rugi sehingga

memperoleh pembebasan pajak.

Ada juga yang melakukan transfer

pricing dengan induk yang berada di

negara lain, dengan

penggelembungan biaya produksi

maka laba yang didapat kecil atau

bahkan rugi, akibatnya pajak yang

dibayar sedikit atau bahkan nol. (2)

adanya penggelapan pajak yang

dilakukan perusahaan yang

melibatkan oknum pegawai pajak

bernilai milyaran rupiah, yang

selanjutnya dikenal dengan

peristiwa Gayus Tambunan.

Penggelapan pajak yang dilakukan

perusahaan besar untuk

memperkecil jumlah pajak yang

dibayar dengan cara memberikan fee

bagi petugas yang memeriksa.

Dengan bukti peristiwa

tersebut, biasanya penggelapan

pajak hanya dilihat dari segi hukum

saja, maka penulis tertarik untuk

mengetahuinya secara etika.

B. Permasalahan

Dalam makalah ini

permasalahan yang ingin

dibahas adalah

1. Apa yang dimaksud

dengan tax planning

(perencanaan pajak),

tax avoidance

(penghindaran pajak),

dan tax evasion

(penggelapan pajak)

2. apakah perusahaan

yang melakukan

penggelapan pajak

adalah perusahaan

yang tidak beretika

dilihat dari teori etika.

II. PEMBAHASAN

A. Tax Planning, Tax

avoidance, dan tax evasion

Pajak bagi perusahaan memang

merupakan biaya, sama seperti

biaya yang lain maka akan ditekan

sekecil mungkin pembayarannya.

Tapi, karena merupakan kewajiban

bagi perusahaan untuk membayar

pajak maka harus tetap dibayarkan.

Sudah sewajarnya perusahaan akan

berusaha untuk membuat tax

planning baik dengan cara tax

avoidance maupun tax evasion

sehingga pajak yang dibayarkan

menjadi kecil.

Menurut Denny Darussalam (2009)

yang dimaksud dengan:

a. Tax planning adalah upaya wajib pajak untuk

meminimalkan pajak yang terhutang

melalui skema yang memang sudah

jelas diatur dalam peraturan Undang

– Undang Perpajakan dan tidak

menimbulkan dispute antara Wajib

Pajak dan Otoritas Pajak.

b. Tax Avoidance adalah suatu skema transaksi yang

ditujukan untuk meminimalkan

beban pajak dengan memanfaatkan

kelemahan-kelemahan (loophole)

ketentuan perpajakan suatu negara

sehingga ahli pajak menyatakan

legal karena tidak melanggar

peraturan perpajakan.

c. Tax evasion

Page 3: 25-92-1-PB

59

adalah suatu skema memperkecil

pajak yang terhutang dengan cara

melanggar ketentuan perpajakan

(illegal).

Tax avoidance dan tax evasion

merupakan kegiatan pengurang

pajak, namun jika dilihat dari segi

hukum tax avoidance bukan

merupakan pelanggaran karena

menggunakan celah-celah hukum

yang bisa digunakan untuk

mengurangi pajak. Tax evasion

merupakan kegiatan yang

melanggar hukum, khususnya

undang – undang pajak dan undang

– undang pidana serta perdata.

Dalam konteks internasional, tax

avoidance dilakukan perusahaan

dengan cara ; transfer pricing, thin

capitalization, controlled foreign

corporatioan.

Tax evasion biasa dilakukan

perusahaan dengan cara membuat

faktur palsu, tidak mencatat

sebagian penjualan, atau laporan

keuangan yang dibuat adalah palsu.

Tetapi praktek penggelapan pajak

seperti diatas sering ketahuan, maka

modus penggelapan pajak sekarang

berubah. Perusahaan biasanya

melaporkan pajaknya relative kecil,

sehingga akan ada pemeriksaan oleh

aparat pajak. Di Indonesia prestasi

pegawai pajak ditentukan

keberhasilannya dalam

mengumpulkan tagihan yang

berhasil dikumpulkan, semua

pegawai berlomba-lomba untuk

dapat mengumpulkan setoran

sebanyak-banyaknya. Hasil

pemeriksaan biasanya kurang bayar

yang sangat besar, perusahaan akan

berusaha menyuap pegawai

pajaknya agar kurang bayarnya

menjadi kecil, hal ini dianggap

menguntungkan kedua belah pihak.

Jika moral pegawai tidak baik maka

kejadian seperti ini akan banyak

dijumpai.

Tax evasion akan membawa akibat,

menurut McGee (1994) dana pajak

yang seharusnya diterima negara

untuk membangun fasilitas umum,

membiayai kegiatan pemerintahan

tidak sampai pada negara, sehingga

akan menghambat pembangunan,

hak rakyat miskin untuk

memperoleh subsidi dari negara

tidak bisa wujudkan. Banyak hal

yang terhambat karena dana dari

pembayaran pajak tidak masuk

keuangan negara.

B. Teori Etika Menurut Sukrisno (2009) ada

banyak teori etika yang

berkembang, sehingga harus dibuat

pembedaannya secara garis besar.

Sukrisno membedakan teori etika

sebagai berikut;

1. Teori egoisme

Teori ini menjelaskan bahwa

tindakan manusia dimotivasi oleh

kepentingan diri sendiri (self –

interest). Hal ini bertentangan

dengan teori altruism, yaitu tindakan

yang peduli pada orang lain atau

lebih mengutamakan kepentingan

orang lain dengan mengorbankan

kepentingan diri sendiri.

2. Teori utilitarianisme

Page 4: 25-92-1-PB

60

Menurut Velasquez (2006)

utilitarianisme “A general term for

any view that holds that actions and

policies should be evaluated on the

basis of the benefits and costs the

will impose on society”. Dipelopori

oleh David Hume. Teori ini

memandang bahwa suatu tindakan

dikatakan baik jika memberi

manfaat bagi sebanyak mungkin

anggota masyarakat.

Jadi ukuran baik buruknya tindakan

dilihat dari akibat, konsekuensi, dan

tujuan dari tindakan tersebut,

apakah memberikan manfaat atau

tidak.

3. Teori deontology (teori

Kewajiban)

Dipelopori oleh Emmanuel Kant

(1724 – 1804),kewajiban moral

harus dilaksanakan demi kewajiban

itu sendiri, bukan karena ingin

memperoleh tujuan kebahagiaan,

bukan juga karena perintah agama.

Moralitas adalah otonom dan harus

berpusat pada pengertian manusia

berdasarkan akal sehat yang dimiliki

manusia itu sendiri.

4. Teori hak

Teori ini berhubungan dengan teori

kewajiban. Ada hak ada kewajiban.

Dipelopori oleh Emmanuel Kant.

Suatu tindakan atau perbuatan

dianggap baik bila perbuatan atau

tindakan tersebut sesuai dengan hak

asasi manusia.

5. Teori Keutamaan Teori ini berangkat dari sifat – sifat

atau karakter yang dimiliki oleh

seseorang agar bisa disebut sebagai

sifat manusia utama.

6. Teori etika teonom.

Teori ini mengatakan bahwa

karakter moral manusia ditentukan

secara hakiki oleh kesesuaian

hubungannya dengan kehendak

Allah.

C. Penggelapan pajak

dipandang dari etika

Penggelapan pajak yang akan kita

bahas dalam artikel ini adalah

penggelapan pajak seperti yang baru

terjadi di Indonesia. Yaitu adanya

penyuapan oleh wajib pajak

terhadap aparat pajak dalam

kaitannya untuk memperkecil

jumlah pajak yang masih harus

dibayar, atau dalam penyelesaian

keberatan pajak. Perusahaan

memberikan fee kepada pegawai

pajak untuk meringankan kewajiban

pajaknya. Motif ini yang paling

banyak terjadi di Indonesia namun

belum bisa diungkap untuk

menjamin transparansi.. Motif

penerbitan faktur palsu, tidak

mencatat sebagian penjualan atau

memanipulasi laporan keuangan

sudah tidak bisa dilakukan wajib

pajak karena pemerintah sudah

mampu mengantisipasi hal tersebut

dengan perbaikan dalam Undang –

undang perpajakan maupun

peraturan Kementerian Keuangan.

Menurut Bosco dan Mittone (1997)

yang meneliti bahwa penggelapan

pajak oleh perusahaan dianggap

Page 5: 25-92-1-PB

61

tidak beretika lebih didasarkan

karena moral bukan karena budaya.

Moral lebih mandasari manusia

merasa berdosa jika tidak membayar

pajak sesuai dengan yang

seharusnya. Bosco menyoroti

pandangan etika dari dua teori yaitu

Kant dan Altruistic Approach.

Penggelapan pajak dipandang dari

teori etika dibawah ini;

1. Teori Egoisme Jika dilihat dari teori egoism,

tindakan penggelapan pajak ini tidak

bisa dikategorikan melanggar.

Karena tindakan mementingkan diri

sendiri bukan merupakan

pelanggaran etika. Jadi perusahaan

dan pegawai pajak dikategorikan

tindakan mementingkan diri sendiri.

2. Teori Etika Hak dan

Kewajiban (Emanuel

Kant) Teori etika yang dikemukakan oleh

Kant adalah teori hak dan

kewajiban. Tepat sekali kalau

masalah penggelapan pajak ini

dikaitkan dengan teori hak dan

kewajiban. Membayar pajak

merupakan kewajiban perusahaam

kepada negara, dan kewajiban

negara untuk mempergunakan dana

pajak dalam menyediakan fasilitas

umum yang akan digunakan semua

orang. Hak perusahaan untuk

menikmati fasilitas umum yang

disediakan oleh negara dan hak

n,egara menerima pendapatan pajak

untuk membiayai pembangunan.

Penggelapan pajak berarti

perusahaan tidak melakukan

kewajibannya dengan baik, karena

jumlah pajak yang dibayarkan tidak

sesuai dengan yang seharusnya. Dia

menikmati fasilitas sama dengan

perusahaan yang lain tetapi

membayar pajaknya lebih kecil dari

perusahaan lain. Jika pajak yang

digelapkan digunakan untuk

menyuap aparat pajak maka akan

ada pelanggaran lagi Uang suap

tersebut diterima oleh petugas

sebetulnya bukan haknya, tetapi hak

negara yang seharusnya digunakan

untuk masyarakat banyak tetapi

karena dikorupsi petugas maka akan

menjadi milik pribadi. Ada

pelanggaran terhadap hak warga

masyarakat yang lain.

3. Teori Etika Altruistic Altruistic approach (Bosco, 1997)

adalah suatu tindakan yang peduli

pada orang lain atau mengutamakan

kepentingan orang lain dengan

mengorbankan kepentingan dirinya.

Perusahaan membayar pajak agar

bisa digunakan untuk

mensejahterakan rakyatnya oleh

negara. Kepentingan perusahaan

dengan kepentingan negara secara

umum lebih luas kepentingan

negara, lebih banyak orang yang

memanfaatkan dana tersebut

dibandingkan jika tetap ada

diperusahaan. Jika terjadi

penggelapan pajak maka dana yang

seharusnya bisa dimanfaatkan untuk

kepentingan orang banyak, hanya

dimanfaatkan oleh oknum-oknum

tertentu. Memperkaya diri sendiri,

Page 6: 25-92-1-PB

62

jika ada kesepakatan antara petugas

dengan perusahaan untuk

menggelapkan pajak. Petugas dan

perusahaan melanggar etika karena

mementingkan diri sendiri

dibanding kepentingan banyak

orang.

4. Teori Utilitarianisme

Dalam teori utilitarianisme

mengorbankan prinsip keadilan dan

hak individu demi kemanfaatan bagi

orang banyak adalah diperbolehkan.

Pemerintah berhak menekan

perusahaan untuk membayar pajak,

karena dana yang terkumpul

digunakan untuk kesejahteraan

orang yang lebih banyak.

Jika dikaitkan dengan penggelapan

pajak maka dana pajak yang

seharusnya diterima oleh negara dan

digunakan sebesar-besarnya untuk

kemakmuran rakyat tidak bisa

terwujud. APBN yang sebagian

besar dananya berasal dari pajak,

karena adanya perusahaan yang

melakukan tax avoiden dan tax

evasion dana yang terkumpul tidak

mencukupi. Berarti ada pelanggaran

terhadap hak orang lain. Orang

miskin dan anak-anak terlantar tidak

bisa dibiayai oleh negara karena

dananya digelapkan.

5. Teori Tindakan Utama Sifat utama dalam bisnis adalah

kejujuran, kewajaran, kepercayaan,

dan keuletan. Penggelapan pajak

adalah merupakan tindakan yang

tidak jujur, melanggar kepercayaan,

dan bukan perbuatan wajar, baik

yang dilakukan oleh wajib pajak

maupun aparat pajaknya. Sehingga

ketidaksesuaian ini bisa

dikategorikan sebagai pelanggaran

etika.

6. Teori Etika teonom Penggelapan pajak merupakan

tindakan melanggar agama, karena

dalam agama dianjurkan untuk

memberikan yang kita punya untuk

membantu sesama. McGee (!997)

menjelaskan bahwa dalam berbagai

agama (Islam, Kristen, Katolik)

pembayaran pajak diperbolehkan

dan dianjurkan. Berarti jika tidak

melakukan pembayaran pajak sesuai

dengan yang seharusnya adalah

tindakan tidak beretika,

bertentangan dengan agama.

III PENUTUP

A. Kesimpulan

Perusahaan merencanakan pajak

untuk membuat agar pajak yang

dibayarkan menjadi lebih kecil. Ada

berbagai cara untuk merencanakan

pajak baik dengan tax avoidance

(penghindaran pajak), memperkecil

pajak yang dibayar dengan

melakukan rekayasa transaksi tetapi

tidak melanggar aturan dan tax

evasion (penggelapan pajak)

rekayasa untuk memperkecil

pembayaran pajak dengan tindakan

yang melanggar peraturan.

Perusahaan membayar pajak lebih

kecil dari yang seharusnya, tindakan

yang tidak dapat dibenarkan,

dipandang dari segi agama, hukum,

dan moral (etika).

Page 7: 25-92-1-PB

63

Penggelapan pajak dipandang dari

teori etika hak dan kewajiban, teori

ulitarianisme, teori altruism, teori

sifat utama, dan teori etika teonom

adalah melanggar. Sedangkan jika

dilihat dari teori etika egoism bukan

merupakan pelanggaran.

Karena sebagian besar teori

menganggap ini merupakan

pelanggaran etika maka bisa

disimpulkan bahwa penggelapan

pajak adalah pelanggaran etika.

B. Saran 1. Bagi perusahaan sebaiknya

tidak melakukan tindakan

penggelapan pajak karena

selain melanggar hukum,

banyak pihak yang

dirugikan karena negara

tidak bisa mewujudkan

tujuannya untuk

mensejahterakan rakyatnya.

2. Aparat pajak seharusnya

mempunyai moral yang

baik, sehingga tidak

melakukan tindakan

penggelapan pajak dengan

berkonspirasi, kerjasama

dengan perusahaan.

3. Negara harus memperkuat

peraturan perundangan agar

bisa mengantisipasi adanya

praktik – praktik

penggelapan pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Bosco, Monte. 1997. Tax Evasion

and Moral Constraints,

Kyklos vol 50 hal 297 – 325.

Italy

Darussalam, 2009. Tax Planning,

Tax Avoidance, dan Tax

Evasion. www. Ortax.org.

Kompas minggu 16 Desember 2007,

Menkeu serahkan 750 PMA kepada DPR.

McGee, Robert. 1994. Is tax

Evasion Unethical, Kansas

Law Review Vol 42 No. 2 hal 411 – 435. USA

______________, 1997. The Ethics

of Tax Evasion and Trade

Protectionism From an

Islamic Perspective.

Commentaries on Law &

Public Polecy I hal 250 –

262, Miami USA

______________, 2005 The Ethics

of Tax Evasion : A Survey of

International Business

Accademics. Presented ad

the 60th

International

Atlantic Economic Conference, New York.

______________, 2005. Tree Views

on The Ethics of Tax

Evasion. Andreas School of

Business Working Paper Series. Barry University,

Miami

Page 8: 25-92-1-PB

64

______________, 2006. Ethics and

Tax Evasion in Asia. AIB

Southeast Asia Regional,

Bankok

_______________, 2006 Ethics and

Tax Evasion : A Comparative

study af Accounting and

Business Student opinion in

Utah. Andreas School of

Business Working Paper Barry University, Miami

_______________, 2007. An

Empirical Study of Tax

Evasion Ethics in China.

Andreas School of Business

Working Paper Barry University, Miami

Prebble, 2010. The Morality of Tax

Avoidance. Creighton Law

Review vol 43 hal 693 – 745.

Melbeurn.

Sukrisno Agus & I cenik Ardana.

2009. Etika Bisnis dan

Profesi. Salemba Empat,

Jakarta.

Velasquez, M.G. 2006. Business

Ethics Concepts and Cases. Sixth edition. Pearson

Education International.