30
Edisi Desember 2011 Mengelola Risiko Bisnis Pembiayaan Sepeda Motor INTERVIEW KHAZANAH Peran Investor Mendorong Terciptanya Tata Kelola Perusahaan yang Baik Ir. Enny Dyah Ratnawati, MM: “Kami Selalu Menyelipkan Materi Manajemen Risiko” Segenap Dewan Pengurus dan Staf Karyawan Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR), Mengucapkan Selamat Nat al SelamatTahunBaru 25 Desember 2011

25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

Edisi Desember 2011

Mengelola Risiko Bisnis Pembiayaan Sepeda Motor

INTERVIEW

KHAZANAH

Peran Investor Mendorong Terciptanya Tata Kelola Perusahaan yang Baik

Ir. Enny Dyah Ratnawati, MM:“Kami Selalu Menyelipkan Materi Manajemen Risiko”

Segenap Dewan Pengurus dan Staf Karyawan

Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR), Mengucapkan

Selamat NatalSelamat Tahun Baru

25 Desember 2011

Page 2: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

Pendaftaran Perorangan bagi BankirBadan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) membuka pendaftaran perorangan bagi bankir calon peserta Uji Kompetensi Manajemen Risiko (UKMR). Tujuannya, memberi kesempatan kepada para bankir untuk memperoleh sertifikat manajemen risiko tanpa menunggu pendaftaran kolektif melalui bank tempatnya bekerja. Pendaftaran ini berlaku untuk semua tingkat UKMR yang akan diikuti. Formulir dan informasi lebih lengkap dapat dilihat di website BSMR, http://www.bsmr.org

BIAYA KEPESERTAAN UJI KOMPETENSI MANAJEMEN RESIKO (UKMR)TINTINTINTINGKAGKAGKAGKAGKAK TTTTAAAAAAA PESPESPESPESERERERERTTTTA BA BA BA BBARUARUARARARURUUTTTTTTTT PESPESPESPESPESSSSPESPESEEEEEREEEE TTTA MENGE ULANGTTTinTinnTininninnTTT ngkaggkakakkakakagkagkagkgk ttt t t IIIIIIIgg Rp.Rp.RRp.R 2. 2 2 00000000000000000000 0.00000000000000 00000p RRp.RpRpRppRp 1..50050500000000000.00.00.00000000000ppppppTTinTinnnTiTTinTinnTinnnnnngkagkakakagkakakakaggkaggkg ttt t t IIIIIIIIg Rp.RRpRpRp.R 333 3.333.00000000000000000000000 0.0.000000000000p RRp.ppppp 2.2.2..00000000000000000000000 000 0000.00.0 00ppppTTTinTinTinnnnTTTTTT ggkagkgkakakakaggkat tt t t t IIIIIIIIIIII Iggg RRRp.Rp.Rp 4.4 00000000000.000 0p RpRp.Rp.Rp.Rp.pRp.RRR 33.3 3 .3.0000000000000000000000000.0.0.00. 00 00pppTinTTTinTinnnnnTTTiT gkkaaagkkagkagkagkagkgkgkaggkat tt ttt IVIVVVIVVVIVggg Rp.RpppR 5.55 5.5.5.5. 5.555505050055 .0000p Rp.RpRp.pp.RR .p. 4.4.4.4.444 55505000555 .000000p

gggggggggggggTTiTinTinTTinT nTTinnnT kgkagkakkaaagkagkagg ag tt ttt tt V VVV V VVVVggggggggg ppppppppppppppppppRp.RpRpRpR 6. 6. 6.6 500.000 0pppppppppppppppppp pppppppppppppppppppppppppRRp.p.p.Rppp 555.5.55 555550000555 .00000ppppppppppppppppppp

LENSA

LENSA 1 : Pada tanggal 29 - 30 Oktober 2011,

BSMR mengadakan pelatihan Manajemen

Risiko bagi Asesor Kompetensi BSMR yang

bertempat di kantor BSMR.

LENSA 2 : Pada hari Selasa tanggal 1 November

2011, BSMR melakukan pertemuan dengan

BARESKRIM POLRI di MABES POLRI, Jln.

Trunojoyo, Jakarta Selatan. Dalam pertemuan

tersebut membahas wacana pelatihan

Manajemen Risiko bagi para penyidik POLRI,

terutama yang menangani kejahatan perbankan

dan keuangan. Tampak ki-ka : KBP. Agung Setya,

MSi. (KASUBDIT Tindak Pidana Pencucian

Uang); Brigjen. Pol. Drs. Arief Sulistyanto, MSi.,

(Direktur TIPIDEKSUS BARESKRIM POLRI);

Komisaris Jendral (purn) Drs. Ismerda Lebang;

Drs. Sutarman, (KABARESKRIM POLRI); Gandung

Troy Sulistyantoro, (Ketua Harian BSMR); Dian

Kusumowardani, (Manajer Administrasi &

Keuangan BSMR) dan AKBP Sonny Mulfianto,

SIK, (SPRI KABARESKRIM).

LENSA 3: BSMR dan Fiserv mengadakan

Program Pemeliharaan Sertifikat Manajemen

Risiko yang diadakan di Nikko Hotel Jakarta

pada tanggal 16-17 November 2011. Workshop

yang bertema Funds Transfer Pricing (FTP), Risk-

Adjusted Return On Capital (RAROC) & Optimal

Loan And Deposit Pricing” tersebut diikut oleh 29

peserta dari kalangan perbankan di Indonesia.

(Ke-4 dari kiri : Orlando B. Hanselman, Education

Programs Director of Fiserv; paling kanan berdiri

: Clement Ooi, Managing Director of Fiserv Asia

Pacific Operations)

LENSA 4: BSMR dan Fiserv mengadakan

Program Pemeliharaan Sertifikat Manajemen

Risiko yang diadakan di Hotel Discovery Bali

pada tanggal 21-22 November 2011. Workshop

yang berteme Measuring & Managing Liquidity

Risk tersebut diikut oleh 15 peserta dari

kalangan perbankan di Indonesia, Singapura

dan Vietnam. (Tengah duduk berbatik: Gandung

Troy S., Ketua Harian BSMR; tengah duduk berjas

: Orlando B. Hanselman, Education Programs

Director of Fiserv; ke-3 dari kanan atas: Clement

Ooi, Managing Director Fiserv Asia Pacific

Operations).

LENSA 1

LENSA 2

LENSA 3

LENSA 4

Sabtu, 21 Januari 2012 I – V Jakarta 30 Desember 2011I – III Surabaya

Sabtu, 18 Februari 2012I – V Jakarta

27 Januari 2012I – IIISemarang,

Medan

Sabtu, 24 Maret 2012 I – V Jakarta 02 Maret 2012I – III Surabaya

Sabtu, 21 April 2012 I – V Jakarta 30 Maret 2012I – III Makassar

Sabtu, 19 Mei 2012 I – V Jakarta 27 April 2012I – III Surabaya

Sabtu, 23 Juni 2012 I – V Jakarta 01 Juni 2012I – III Medan

Sabtu, 14 Juli 2012I – V Jakarta

22 Juni 2012I – III Semarang, Surabaya

Sabtu, 11 Agustus 2012 I – V Jakarta 20 Juli 2012

Sabtu, 22 September 2012 I – V Jakarta 31 Agustus 2012I – III Surabaya

Sabtu, 20 Oktober 2012I – V Jakarta

28 September 2012I – IIIMakassar,

Medan

Sabtu, 24 November 2012 I – V Jakarta 02 November 2012I – III Surabaya

Sabtu, 15 Desember 2012I – V Jakarta

23 November 2012I – IIISurabaya,

Medan Catatan: Tempat dan tanggal pelaksanaan Uji Kompetensi yang tertera di atas masih dapat berubah sewaktu-waktu di sesuaikan dengan ketersediaan tempat Uji Kompetensi.

JAJAJAAJAAAAJAJJAAJAJJ DWDWDDWWDDWDWDWDWWWDWDWDWD ALALALALALLLALAALAAAAA BB BBBBARARARARARAARRARUU U UUUUUU UJUJU I KOOMPMPMMMPMPPMPETTENENSISI M MANANAJJAJA EMEMEMMEMEMEMENENNNN R R RRRISISISISSISSIKIKIIIKIKKKKIKI O O OOOOOOOO 2022202020202022202020020121212121212121212211HarHarHarH i &i &i && TaTaTaTanggnggnggal alal al UKMUKMUKMUKMUKMUUKMMMRRRRRRR TinTinTingkagkat Ut UKMRKMR KotK ta Ua UKMRKMR BatBatasas PPenP dafafafftartartartaran ananan & P& P& PP& PPememembembem ayayaranra

Page 3: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

DESEMBER 2011 1

TIDAK terasa kita sudah berada penghujung tahun 2011 dan sebentar lagi sudah memasuki tahun yang baru, 2012. Lalu, apakah Anda sudah punya rencana besar di tahun 2012, baik rencana pribadi, keluarga ataupun pekerjaan? Atau mungkin Anda berniat mengambil kredit kendaraan baru lagi di tahun 2012?

Pembaca yang budiman, pertumbuhan kendaraan

bermotor di Indonesia, khususnya kendaraan roda dua alias sepeda motor memang menakjubkan. Bahkan di kota besar seperti Jakarta, sepeda motor merajai jalanan Ibukota.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata, sepanjang paruh pertama tahun ini penjualan motor di tanah air telah menyentuh angka 4,07 juta unit atau naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit.

Penyebabnya, selain kemudahan memperoleh “moda transportasi anti macet” tersebut, peran lembaga pembiayaan (multifinance) yang memberikan fasilitas kredit sepeda motor juga disinyalir menjadi salah satu penyebab naiknya angka penjualan sepeda motor. Lembaga ini sangat berperan dalam menaikkan angka penjualan sepeda motor di Indonesia. Apalagi, kini, 90 persen dari seluruh penjualan sepeda motor melalui kredit.

Penjualan sepeda motor yang difasilitasi oleh kredit pembiayaan dari perusahaan pembiayaan memang berpotensi naiknya angka rasio kredit macet (Non-performing Loan/NPL). Di sisi lain, naiknya NPL di industri pembiayaan berpotensi membuat risiko industri perbankan meningkat juga karena sebagian besar penyalur kredit ke perusahaan pembiayaan adalah bank.

Nah, disinilah manajemen risiko suatu perusahaan diuji. Bagaimana manajemen risiko itu dilakukan perusahaan pembiayaan inilah yang menjadi topik bahasan di Kajian Utama Buletin BSMR edisi kali ini.

Bagi Anda yang suka olahraga pemacu adrenalin sepeda gunung, kami juga menyajikan tulisan tentang kegiatan komunitas penggila olahraga gowes ekstrim ini, lengkap dengan risiko dan cara menghadapinya.

Pembaca yang budiman, kami berharap apa yang kami sajikan ini bisa bermanfaat bagi Anda. Selamat Tahun Baru, semoga sukses selalu hinggap di diri Anda. #

DARI REDAKSI

b2m2p2kAmb

p

SUSUNAN REDAKSIBULETIN BSMR

Penasehat:Gayatri Rawit Angreni

Pelindung:Gandung Troy Sulistyantoro

Penanggung Jawab/ Pemimpin Redaksi:Rahardjo S. Unggul

Redaktur Pelaksana:Julianda

Dewan Redaksi:Naif Ali Dahbul

Sirkulasi:Dian Kusumowardani,Dewi Diah Handayani,Restu Rahayu Dewi,Taufan Iskandar Muda, Mailina, Saeful, Jellysi, Wulan, Agung, Bowo, Hans, Yohanes, Halimah

ALAMAT REDAKSIGandaria Office 8 Lantai 2 Unit DJl. Sultan Iskandar Muda Kebayoran LamaJakarta Selatan 12240Telepon: (021) 2903 6680Faksimili: (021) 2903 6681Email: [email protected]: www.bsmr.org

Redaksi menerima kiriman naskah tulisan, saran pendapat dan foto. Redaksi berhak mengedit naskah tulisan tanpa mengubah maknannya.

Page 4: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

DESEMBER 20112

1 Dari Redaksi

SAJIAN UTAMA3 Mengelola Risiko Bisnis

Pembiayaan Sepeda Motor8 Ini Dia Risiko-Risiko Bisnis

Leasing!10 Berkelit Dari Ancaman Kredit

Macet

LIFESTYE

14 SEPEDA GUNUNG: Kombinasi Tenaga, Nyali & Otak

SWARA18 Fajar Hariadi: “Mendebarkan

Sewaktu Baca Soal Pertama”

DAFTAR ISI

18 Yustan Aziri : “Siap ke Level Berikutnya”

19 Raden Nuralita Pratika (Rara) : “Sangat Terbantu dengan Training di Kantor”

19 Olivia Zoraya: “Meski Sebatas Teori Tapi Tetap Bermanfaat”

INTERVIEW

20 Ir. Enny Dyah Ratnawati, MM: “Kami Selalu Menyelipkan Materi Manajemen Risiko”

KHAZANAH23 Peran Investor Mendorong

Terciptanya Tata Kelola Perusahaan yang Baik

SEPUTAR SERTIFIKASI26 Mengapa Harus Ada

Sertifikasi Manajemen Risiko?

DESEMBER 20112

Page 5: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

DESEMBER 2011 3

Oleh: Didiek Elpe

Bagi warga Jakarta dan kaum urban

yang bekerja di Jakarta, kemacetan

lalu-lintas nampaknya sudah

menjadi “makanan” sehari-hari.

Hampir setiap hari jutaan pengendara

motor dan mobil memadati jalanan di

wilayah Jakarta.

Keadaaan tersebut membuat jalanan

Jakarta terkadang tak mampu menampung

banyaknya kendaraan yang melintas.

Akibatnya, macet pun terjadi di hampir

setiap jalanan ibu kota, khususnya saat jam

berangkat dan pulang kantor.

Berdasarkan catatan Pemprov DKI

Jakarta, setiap hari setidaknya ada 1.100

pertambahan kendaraan di Jakarta.

Pertumbuhan itu didominasi sepeda

motor sebanyak 900 kendaraan. Polda

Metro Jaya memprediksi tahun 2011

jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta

sebanyak 12.062.396 kendaraan.

Sepeda motor memang merajai

jalanan Ibu Kota. Maklum, setiap tahun ada

peningkatan penjualan di moda kendaraan

roda dua ini. Tahun ini diperkirakan

meningkat 10 persen menjadi 8,1 juta dari

tahun lalu yang sebesar 7,2 juta unit.

“Itu angka perkiraan konservatif karena

bisa lebih,”kata Gunadi Sindhuwinata,

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda

Motor Indonesia (AISI).

Sepanjang paruh pertama tahun ini,

lanjut Gunadi, penjualan motor di tanah air

telah menyentuh angka 4,07 juta unit atau

Mengelola Risiko Bisnis Pembiayaan

Sepeda Motor

SAJIAN UTAMA

DESEMBER 2011 3

Di industri pembiayaan, pengelolaan manajemen risikonya belum begitu mapan seperti halnya di perbankan. Bahkan, manajemen risiko bisa dibilang hal baru di industri pembiayaan. Bagaimana perusahaan pembiayaan otomotif, khususnya pembiayaan kendaraan roda dua, mengaplikasikan manajemen risiko?

Page 6: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

DESEMBER 20114

naik 12,8 persen dibanding periode sama

2010. Selama semester pertama tahun lalu,

penjualan mencapai 3,6 juta unit.

Penjualan sepeda motor di Indonesia

masih sangat menjanjikan. Penurunan

suku bunga ditengarai menjadi salah

satu pemicu naiknya penjualan sepeda

motor. Pemicu yang lain adalah gencarnya

pabrikan sepeda motor mengeluarkan

produk dengan teknologi dan desain

baru. Munculnya produk baru biasanya

membuat orang tergoda. Mereka pun

kemudian mengganti sepeda motor yang

lama dengan yang baru.

Mempunyai sepeda motor saat ini

memang terbilang mudah. Hanya dengan

uang muka (Downpayment/DP) ratusan

ribu rupiah saja. Bahkan ada dealer yang

mengiming-imingi konsumen tanpa DP,

motor baru sudah bisa didapat. Prosesnya

pun tak bertele-tele dan lama. Cukup

dengan bukti fotocopy KTP, Kartu Keluarga

(KK), Rekening Listrik, konsumen sudah

bisa membawa pulang sepeda motor yang

diinginkannya.

Hadirnya lembaga pembiayaan

(multifinance) yang memberikan fasilitas

kredit sepeda motor juga disinyalir menjadi

salah satu penyebab naiknya angka

penjualan sepeda motor. Lembaga ini

sangat berperan dalam menaikkan angka

penjualan sepeda motor di Indonesia.

Apalagi, kini, 90 persen dari seluruh

penjualan sepeda motor melalui kredit.

Kue bisnis sepeda motor memang

menggiurkan bagi perusahaan

pembiayaan. Lihat saja PT Wahana

Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance),

bisa menggaet laba bersih sekitar Rp 2

triliun untuk periode Januari-September

2011.

Dari yang dipublikasikan media pada

September 2011 lalu, terlihat bahwa

untuk rentang waktu sembilan bulan

2011, perusahaan pembiayaan itu

mencatat pembiayaan sepeda motor

baru sebanyak 424 ribu unit. Angka itu

setara dengan pembiayaan Rp 5,2 triliun.

Perusahaan pembiayaan sepeda

motor merk Honda, PT Federal

International Finance (FIF) juga sudah

ambil ancang-ancang untuk tahun

2012. FIF sedang giat-giatnya mencari

pinjaman perbankan untuk menutup

kebutuhan dana tahun depan sebanyak

Rp 23 triliun.

Presiden Direktur FIF Suhartono

menyebut, angka tersebut dihitung

berdasarkan proyeksi konservatif

tumbuh 10 – 15 persen di atas kebutuhan

dana tahun ini, yaitu Rp 20 triliun. Per

Agustus, FIF membukukan aset on balance sheet Rp 16,2 triliun. Suhartono berharap

aset bisa terus tumbuh hingga Rp 16,8

triliun sampai akhir tahun.

Direktur Pemasaran FIF Hendry

Christian Wong juga optimistis

pembiayaan sampai akhir tahun bisa

menembus Rp 21 triliun. Angka ini di atas

target yang ditetapkan, yaitu Rp 20 triliun.

Optimisme itu didasarkan pada

penyaluran pembiayaan per Agustus yang

sudah mencapai Rp 13,19 triliun, atau

meningkat 22,2 persen dari periode yang

sama tahun lalu. Sekedar catatan, realisasi

pembiayaan tahun lalu senilai Rp 16,96

triliun.

SAJIAN UTAMA

DESEMBER 20114

Wiwie Kurnia,Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI)

Page 7: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

DESEMBER 2011 5

Ketua Umum Asosiasi

Perusahaan Pembiayaan

Indonesia (APPI) Wiwie

Kurnia menyebutkan

kekuatan daya beli

masyarakat dan laju

pertumbuhan industri

otomotif menjadi mesin

pendorong industri

pembiayaan.

“Penyaluran

pembiayaan naik 20

persen sampai dengan

akhir tahun 2010. Tahun

2011, industri pembiayaan

masih terus tumbuh

20 30 persen. Jika suku

bunga pembiayaan naik,

penurunan penyaluran

dana tidak bisa dihindarkan. Ini yang harus

diantisipasi oleh perusahaan pembiayaan,”

tegas Wiwie. “Di sinilah manajemen risiko

suatu perusahaan diuji.

RISIKO KENAIKAN NPL

Memiliki sepeda motor saat ini

memang sangat mudah. Dengan uang

muka (down payment atau DP) Rp400 ribu

atau Rp500 ribu saja, bahkan ada dealer

yang mengiming-imingi konsumen tanpa

DP, orang sudah bisa membawa pulang

sebuah sepeda motor baru dengan kisaran

harga Rp11 juta-Rp15 juta.

Cicilan bisa dibayarkan dengan jangka

waktu 12-36 bulan dengan besaran

mulai dari Rp350 ribu hingga Rp600 ribu.

Prosesnya pun mudah dan cepat. Cukup

dengan bukti fotocopy KTP, Kartu Keluarga

(KK), Rekening Listrik, konsumen sudah

bisa membawa pulang sepeda motor yang

diinginkannya.

Sebenarnya, mereka yang mengerti

hitung-hitungan kredit sepeda motor

ini, bunga yang diberikan perusahaan

pembiayaan cukup tinggi, terutama untuk

yang berani memasang uang muka rendah.

Maklum, perusahaan pembiayaan harus

menelan risiko tinggi bila terjadi kredit

macet. Kendati demikian, khususnya

kalangan menengah ke bawah, tak begitu

mempermasalahkan bunga yang tinggi itu

asalkan mereka masih mampu membayar

cicilan.

Spread bunga yang didapat

perusahaan pembiayaan dengan

memberikan kredit sepeda motor ini

memang cukup besar. Biasanya, bunga

yang diterima perusahaan pembiayaan dari

bank berkisar 14 – 15 persen. Sedangkan,

bunga yang dibebankan perusahaan

pembiayaan kepada konsumen berkisar 30

– 40 persen. Sungguh bisnis yang sangat

menguntungkan. Tentu bila tak macet.

Wahana Otto Multiartha (WOM),

misalnya, memberikan suku bunga 29 –

31 persen kepada konsumen. Penentuan

bunga berdasarkan kemampuan nasabah

dan nilai sepeda motor. Hal yang sama juga

diungkapkan kubu Bussan Auto Finance

(BAF). Pembiayaan yang satu ini tidak

pernah mau ikut perang DP atau perang

tarif. Kuncinya hanya menerapkan DP

minimal sebesar 25 persen. Itu merupakan

salah satu cara penyeleksian nasabah

untuk mengantisipasi terjadinya kredit

macet.

DESEMBER 2011 5

Gunadi Sindhuwinata,Ketua Umum Asosiasi IndustriSepeda Motor Indonesia (AISI)

Page 8: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

DESEMBER 20116

Masalahnya, beberapa perusahaan

pembiayaan justru banyak yang

mendobrak aturan ini. Perang DP

dilakukan secara jorjoran. Makanya, ketika

terjadi lonjakan permintaan, khususnya

menjelang Lebaran, biasanya diikuti

dengan kenaikan rasio kredit macet atau

non performing loan (NPL) pasca-Lebaran.

Hal itu diakui beberapa pelaku bisnis

pembiayaan sebagai kejadian yang selalu

berulang setiap tahun.

Lalu, apa biasanya yang menyebabkan

terjadinya kredit macet? Salah seorang

nasabah yang mengredit sepeda motor

di salah satu perusahaan pembiayaan

mengakui, dia sering kali terlambat

membayar cicilan saat menjelang Lebaran

dan pasca-Lebaran.

Menurut dia, hal itu terjadi karena

biasanya kebutuhan menjelang Lebaran

selalu menjadi prioritas utama ketimbang

mencicil sepeda motor. Nah, setelah

Lebaran, kocek pun sudah sangat tipis dan

membuat dia menunda membayar cicilan

sepeda motor.

Langkah apa yang diambil perusahaan

pembiayaan ketika nasabah mulai

membandel membayar cicilan? Sistem dan

prosedur yang diterapkan BAF bila terjadi

penunggakan cicilan oleh nasabah adalah

mulai dari melayangkan surat, menelepon,

sampai dengan penarikan sepeda motor.

Penarikan (sepeda) motor dilakukan jika

dua kali berturut-turut nasabah tidak

melakukan pembayaran cicilan.

Ada dua kemungkinan yang akan

dihadapi perusahaan pembiayaan jika

menarik sepeda motor. Kalau uang

mukanya rendah, sementara sepeda

motor baru dicicil dua hingga tiga kali,

perusahaan pembiayaan kemungkinan

bisa rugi. Tapi, bila uang mukanya tinggi

atau sepeda motor sudah dicicil 12 hingga

24 kali, kerugian bisa ditutup. Kalaupun

rugi, tidak terlalu besar.

Untuk mengantisipasi kredit macet, ada

perusahaan pembiayaan yang mengaku

menaikkan besaran uang muka menjadi

dua kali lipat. Ada pula yang memperketat

penyeleksian dokumen persyaratan

pengajuan kredit.

PRINSIP KEHATI-HATIAN

Wimboh Santoso, Direktur Bank

Indonesia pernah mewanti-wanti untuk

mewaspadai naiknya NPL pada perusahaan

pembiayaan yang kurang selektif dan

manajemen risikonya kurang baik.

Menurut dia, naiknya NPL perusahaan

pembiayaan mudah terjadi karena

pertumbuhan industri yang sangat cepat

tidak dibarengi dengan pertumbuhan

manajemen risiko masing-masing

perusahaan.

Dia menuturkan naiknya NPL di

industri pembiayaan berpotensi membuat

risiko industri perbankan meningkat

juga karena sebagian besar penyalur

kredit ke perusahaan pembiayaan adalah

bank. Meskipun jumlah pembiayaan

besar, lanjutnya, beberapa perusahaan

pembiayaan mampu menjaga kredit

bermasalahnya (non-performing loan/NPL)

karena adanya mitigasi risiko yang bagus

dan ketat.

Seorang ekonom pernah berujar,

aplikasi manajemen risiko (risk management) oleh perusahaan

pembiayaan (multifinance) masih terbilang

minim. Mestinya, kata dia, multifinance

harus menerapkan sistem manajemen

risiko seperti yang diterapkan bank sebagai

perusahaan induknya.

Ryan Kiryanto, sang ekonom itu

menilai, penerapan risk management

pada multifinance yang merupakan anak

perusahaan bank kurang teraplikasi.

“Sebaiknya diwajibkan penerapan sistem

risiko manajemen yang terafiliasi dengan

bank sebagai induk perusahaan,” ujarnya

waktu itu.

Ryan menambahkan, pemberlakuan

sistem itu sangat penting. Jika suatu

saat muncul masalah pada perusahaan

SAJIAN UTAMA

DESEMBER 20116

Page 9: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

DESEMBER 2011 7DESEMBER 2011 7

pembiayaan itu, dia tidak akan

memberi ekses pada bank sebagai

induk perusahaan. “Akan lebih fair jika

perusahaan pembiayaan yang terafiliasi

dengan bank juga menerapkan prinsip

manajemen risiko dan good corporate government,” katanya.

Menurut Ryan, Bank Indonesia

(BI) selaku pengawas perbankan

harus menerapkan pengawasan yang

holistik. “Bukan hanya bank yang dilihat

(pengawasannya-Red), tetapi juga anak-

anak perusahaan yang terkait. Terutama

jika bank itu memiliki saham dominan,

yang artinya memiliki laporan keuangan

yang terkonsolidasi,” ujarnya.

Dalam beberapa kasus, kondisi

multifinance sebagai anak usaha sangat

memberatkan bank. Sebab multifinance

masih terlambat menerapkan prinsip-

prinsip yang dapat mencegah risiko.

Karena itu, bank sebagai induk

harus mendorong anak usahanya

menjalankan segala prinsip kehati-

hatian. Ryan menegaskan, pengaturan

prinsip kehati-hatian pada anak usaha

juga harus dikoordinasikan dengan

Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga

Keuangan (Bapepam-LK).”Untuk industri

non banking (multifinance-Red) harus

diatur oleh Bapepam-LK, bukan BI. Dia

(Bapepam-LK-Red) harus agresif pada

perusahaan nonperbankan itu agar mereka

mengimplementasikan prinsip kehati-

hatian,” katanya.

Sebenarnya, masih menurut Ryan,

motif bank membentuk anak usaha

multifinance lebih sebagai strategi bisnis.

Kecenderungan ini didorong rencana

penerapan universal banking. Dengan

demikian, bank dapat masuk dalam

industri non banking, seperti perusahaan

pembiayaan, asuransi, atau sekuritas.

“Dengan adanya anak perusahaan

ini, nasabah-nasabah yang tidak bisa

diakomodasi sistem perbankan bisa lewat

sistem nonbank. Anak usaha itu menjadi

compliment atau substitusi,” katanya.

Selain itu, dalam membentuk anak

usaha, bank harus memperhatikan

penempatan orang-orang yang akan

mengawasi kinerja anak usaha itu. “Hal ini

perlu agar manajemen yang dijalankan

anak usaha itu dapat terkontrol sehingga

dapat mencegah atau mengurangi potensi

masalah,” tandas Ryan. #

Page 10: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

DESEMBER 20118

Secara umum, berbagai rIsiko yang

mempengaruhi kinerja perusahaan

pembiayaan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut Risiko Mikro dan Risiko

Makro. Berikut penjelasan risiko-risiko

tersebut.

A. RISIKO EKONOMI MIKRO 1. Risiko Pembiayaan

Risiko pembiayaan muncul ketika

konsumen atau debitur mengalami

kesulitan dalam membayar angsuran tepat

pada waktunya. Risiko ini dapat meningkat

saat jumlah pinjaman semakin bertambah.

Pemantauan intensif terhadap saldo pokok

pinjaman merupakan hal yang kritis dalam

upaya menghindari risiko pembiayaan

Risiko pembiayaan ini akan selalu menjadi

sebuah faktor dalam pertumbuhan bisnis.

Maka mengelola dan meminimalisasi

risiko tetap harus menjadi fokus utama

perusahaan.

2. Risiko Pendanaan

Risiko pendanaan akan muncul saat

perusahaan menemui kesulitan dalam

mendapatkan sumber dana, baik dalam

bentuk pinjaman maupun pendanaan

bersama. Kesulitan eksternal tersebut

akan mempengaruhi perkembangan

Perusahaan, dan membatasi kemampuan

untuk menawarkan fasilitas pembiayaan

kepada konsumen. Risiko dapat juga

berupa ketidaksesuaian atas jangka

waktu sumber dana dengan jangka waktu

pembiayaan maupun tingkat bunga

yang diperoleh dengan tingkat bunga

yang ditetapkan kepada konsumen yang

berakibat pada tidak sesuainya arus kas

hingga mempengaruhi perkembangan

perusahaan.

3. Risiko Persaingan

Setelah krisis ekonomi di Indonesia

yang tak terduga pada tahun 1998,

sejumlah perusahaan pembiayaan

terperangkap dengan lonjakan suku

bunga tetap. Ini sangat bermasalah untuk

mereka yang memfokuskan pada factoring

& leasing serta produsen alat-alat berat.

Sejak itu, perusahaan pembiayaan mulai

beralih, menyusun strategi untuk sektor

pembiayaan konsumen.

Akhirnya, pada tahun 2001,

pembiayaan konsumen adalah satu-

satunya sektor yang terus berkembang

dalam bidang pembiayaan -bermula dari

pembiayaan sepeda motor dan mobil.

Bisnis tersebut terus berkembang hingga

sekarang, dan telah manjadi bagian

penting dari perkembangan bidang

pembiayaan di Indonesia. Aspek yang

lain dari kegiatan ekspansi pembiayaan

konsumen adalah setiap perusahaan

pembiayaan di Indonesia menghadapi

persaingan yang semakin tajam.

SAJIAN UTAMA

DESEMBER 20118

Ini Dia Risiko-Risiko Bisnis Leasing!

Page 11: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

DESEMBER 2011 9

4. Risiko Operasional

Risiko operasional berhubungan

dengan kontrol dan prosedur. Jika

ditambah dengan kerusakan sistem

komputer atau kesalahan prosedur

di tempat kerja, akan mengakibatkan

efek negatif pada mutu layanan dan

pengontrolan operasional. Jika kesalahan

tersebut tidak terdeteksi atau tidak

diperbaiki dalam jangka waktu yang lama,

quality control dan layanan bagi konsumen

akan menderita -begitu juga dengan

keuntungan dan reputasi Perusahaan.

B. RISIKO MAKRO EKONOMI 1. Risiko Perekonomian

Berbagai risiko ekonomi mempunyai

hubungan erat dengan kondisi umum

perekonomian nasional, perubahan

tak terduga seperti penurunan tingkat

pertumbuhan ekonomi, lonjakan

inflasi, tingkat suku bunga

yang sangat tinggi, fluktuasi

mata uang atau bahkan harga

energi yang tinggi. Semua faktor

yang seperti tidak mempunyai

hubungan satu sama lain ini

dapat memberi efek negatif bagi

kinerja Perusahaan.

2. Risiko Sosial dan Keamanan

Perkembangan sosial yang

negatif di Indonesia (seperti

huru-hara dan kerusuhan sosial

yang lain) mempunyai pengaruh

negatif untuk bisnis. Untuk itu,

perkembangan bisnis strategis

atau peningkatan jumlah cabang

harus dipelajari dengan teliti,

sambil mengawasi keadaan

sosial dan keamanan.

3. Risiko Kebijaksanaan Moneter dan Fiskal

Kebijaksanaan moneter dan fiskal

dapat mempengaruhi operasional

Perusahaan Dalam era keuangan

yang ketat, Perusahaan harus dapat

mengimbangi efek kebijaksanaan tersebut

dengan mencari sumber dana alternatif,

seperti pasar modal atau sumber dana

luar negeri. Sumber dana yang lancar akan

memberi pengaruh jangka panjang yang

baik untuk sebuah pemimpin pasar. Dalam

waktu yang sama, seluruh peningkatan

suku bunga harus bisa diimbangi dengan

strategi pendanaan yang terpadu; pendek

kata, Perusahaan harus terus menerus

mencari strategi pendanaan yang kreatif

dan menghasilkan. #

(Diolah dari berbagai sumber)

DESEMBER 2011 9

Page 12: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

10 DESEMBER 2011

Oleh: Didiek Elpe

Sebuah X-Banner

yang lumayan besar,

kira-kira setinggi

1.5 meter yang terdapat

di ruang tunggu antrian

pembayaran Adira

Multifinance menarik

perhatian Andi ketika

mengantarkan seorang

teman membayar cicilan

sepeda motor miliknya.

Isinya adalah sebuah

informasi program

pemberian hadiah kepada

customer Adira yang

berkaitan dengan kredit

sepeda motor.

Program tersebut berisi ajakan

kepada customer Adira untuk melakukan

pembayaran angsuran tiap bulan

secara rapelan. Maksudnya adalah jika

pembayaran angsuran normal sebulan satu

kali, maka di program tersebut customer

diajak untuk membayar angsuran sebulan

lebih dari satu bulan cicilan.

Di banner tersebut terdapat informasi

jika cicilan dua bulan dirapel dalam satu

bulan, maka customer akan mendapatkan

satu lembar kupon undian, jika cicilan 3

bulan dirapel dalam 1 bulan maka kupon

yang diperoleh adalah 2 lembar. Namun,

tidak ada keterangan jika rapelan lebih dari

empat bulan, mungkin saja ada semacam

kelipatan.

Selain hadiah yang ditawarkan

lumayan oke, yaitu sepeda motor keluaran

baru sebagai hadiah utamanya, yang

membuat program tersebut menarik

adalah tujuan lain di belakangnya. Bagi

customer, program ini semacam apresiasi

penghargaan oleh pihak leasing kepada

mereka karena menjadi customer-nya,

walaupun sebenarnya lebih karena pilihan

dealer-nya saja. Tapi sah-sah saja, apalagi

untuk ukuran di daerah, hadiah berupa

sepeda motor sudah tentu akan sangat

menarik perhatian.

Berkelit dari Ancaman Kredit Macet

SAJIAN UTAMA

DESEMBER 201110

Kredit macet menjadi ancaman yang paling menakutkan bagi bisnis pembiayaan sepeda motor. Namun lewat penerapan manajemen risiko bisa sukses jika pihak yang terlibat di dalamnya serius menerapkannya.

Page 13: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

11DESEMBER 2011

Bagi Adira sendiri tujuan diadakan

program tersebut nampanya lebih dari

sekedar apresiasi kepada customer, namun

sebenarnya adalah salah satu cara untuk

mengurangi terjadinya kredit macet.

Sudah menjadi rahasia bersama, bahwa

masalah utama leasing adalah banyak

sekali kredit macet yang mengakibatkan

banyak motor yang akhirnya ditarik (atau

dirampas?). Jadi, dengan rangsangan

berupa hadiah (namun syaratnya adalah

membayar lebih banyak cicilan dalam

sebulan) bisa menjadi win-win solution

bagi kedua belah pihak. Customer dapat

kesempatan memperoleh motor gratis

dan hadiah lainnya, Adira sendiri dapat

mengurangi resiko kredit macet.

MENAIKKAN DOWN PAYMENT

Belakangan ini, Bank Indonesia

(BI) memang sedang berwacana agar

perusahaan pembiayaan untuk menaikkan

angka Down Payment (DP) semua

kendaraan yang ditawarkan ke masyarakat.

BI akan mengkaji kenaikan uang muka

untuk mencegah gelembung ekonomi

(economic buble).

Untuk itu, bank sentral rencananya

akan menerapkan kebijakan loan to value ratio (LVR) dengan menaikkan

uang muka menjadi 30 persen. Artinya

bank atau perusahaan pembiayaan akan

mengucurkan kredit maksimal 70 persen.

Kebijakan ini bertujuan untuk menekan

rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL).

Perusahaan pembiayaan sendiri

tampaknya tidak mengkhawatirkan isu

bubble, meski pertumbuhan pembiayaan

saat ini sudah melesat tinggi. Asosiasi

Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI)

juga mengaku keberatan bila regulator

mengatur down payment alias uang muka

pembiayaan.

Ketua APPI Wiwie Kurnia bilang,

pertumbuhan yang terjadi di industri

pembiayaan masih sesuai dengan koridor

pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Apa

salahnya kalau ekonomi tumbuh, yang beli

mobil dan sepeda motor juga tumbuh,”

kata Wiwie beberapa waktu lalu.

Wiwie juga berpendapat bubble tidak

ada kaitannya dengan uang muka. “Bubble atau tidak, uang muka pasti kita atur,”

ujarnya. Wiwie menambahkan, hal paling

penting bukan soal besaran uang muka,

tapi siapa si debitur multifinance tersebut.

Karena itu, Wiwie berharap pemerintah

sebagai regulator tidak mengeluarkan

aturan mengenai uang muka pembiayaan

dan menyerahkannya pada masing-masing

perusahaan. Ia memperkirakan, jika uang

muka harus minimal 30 persen, bisnis

pembiayaan bisa stop. “Penjualan mobil,

misalnya, bisa turun sampai 50 persen,”

ujar Wiwie.

Imbauan BI untuk menaikkan

uang muka (down payment/DP) pada

kredit kendaraan bermotor ditengah

kekhawatiran bubble industri automotif

rupanya juga tidak terlalu dipusingkan oleh

PT Federal Internasional Finance (FIF).

Perusahaan pembiayaan sepeda motor

khusus Honda ini mengaku sudah memiliki

sejumlah perhitungan yang matang ketika

akan menyalurkan kredit kepemilikan

sepeda motor untuk nasabahnya.

“Itu kan masih wacana. Tapi intinya

pembiayaan sepeda motor, mempunyai

perhitungan risiko masing-masing. Kami

yakin pada pengalaman 22 tahun

multifinance kita punya banyak skali data,

analisa, menerapkan strategi dan risiko, “

ujar Division Head Finance, Treasury and

Funding FIF Djap Tet Fa.

Dia pun memaparkan bahwa

pemberian DP rendah tidak diberlakukan

pada semua segmen nasabah FIF. Hanya

sebagian saja nasabah FIF yang bisa

mengakses DP di bawah lima persen. “Kita

punya segmen per wilayah, per tipe motor,

dan per pekerjaan. Kita menawarkan

DP yang bervarfiasi. DP rendah enggak

keseluruhan tapi kita pilih segmen

DESEMBER 2011 11

Page 14: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

12 DESEMBER 2011

tertentu,” tambahnya.

Hingga saat ini jumlah DP kepemilikan

sepeda motor FIF masih berada dikisaran

11 persen secara keseluruhan. Sementara

itu untuk angka non performing loan (NPL)

juga mengalami penurunan yaitu 1,45

persen.

APLIKASI RISK MANAGEMENT

Ketua APPI Wiwie Kurnia, yakin bahwa

ketakutan akan terjadinya kredit macet

di multifinance yang sangat besar tidak

akan terjadi. “Kekhawatiran adanya kredit

macet yang terjadi secara besar-besaran

sangat kecil kemungkinannya, karena

kami (multifinance--Red) sudah tumbuh

sejak lama sekali, sehingga sangat teruji

kondisinya,” ujarnya.

Dia menambahkan, setiap multifinance

telah menerapkan risk management

secara internal, sehingga terjadinya kredit

macet secara besar-besaran sangat kecil

kemungkinannya.

Fenomena masyarakat yang membeli

sepeda motor secara kredit hanya

untuk keperluan sesaat kemudian tidak

membayar cicilannya, nampaknya juga

telah diantisipasi pihak leasing. Adira

Finance misalnya, sudah menerapkan

sistem risk-management atau manajemen

risiko untuk mengurangi tingkat

kemacetan kredit.

Bahkan, kini lembaga leasing lebih ketat

lagi dalam melakukan seleksi penyaluran

kredit kendaraan bermotor. “Sebelum

calon nasabah disetujui menjadi debitur,

kami melakukan sejumlah pengecekan,

termasuk proteksi administrasi yang ketat.

Langkah ini untuk memperkecil risiko

kredit macet dan jumlah konsumen yang

tidak mampu membayar kredit sepeda

motor,” ujar Taofik Abdurracman, manager

Adira Finance Jawa Barat.

Meski demikian, sejatinya penerapan

manajemen risiko bisa sukses jika pihak

APPI, ATMP/Dealer dan Asosiasi Industri

Sepeda Motor Indonesia (AISI), Konsumen/

Kreditur dan Pemerintah sebagai regulator

serius dalam menerapkannya.

Di sisi perusahaan atau lembaga

pembiayaan, misalnya, harus tegas

dan tidak mentolerir pengajuan kredit

kreditur yang pernah wanprestasi di

suatu lembaga pembiayaan lainnya (dan

belum ada clearance atas hutangnya).

Kalau perlu dengan mendaftarhitamkan

(Black List Customer) kreditur wanprestasi

pada APPI. Dengan demikian APPI

dapat membagi kepada semua lembaga

pembiayaan di bawah asosiasinya. Ini

tentu dapat memberikan efek jera pada

kreditur-kreditur “nakal” hingga tidak bisa

mengajukan kredit motor lagi.

Sayangnya, pada kenyataan yang

terjadi saat ini, banyak masyarakat yang

mengalami kredit macet/wanprestasi

tetap dapat menggadaikan objek kredit di

satu lembaga pembiayaan, bahkan masih

bisa mengajukan kredit lagi di lembaga

pembiayaan lainnya.

Hal ini yang menyebabkan mengapa

pengajuan kredit sepeda motor dengan

uang muka rendah atau bahkan tanpa

uang muka sangat beresiko tinggi, padahal

harapan dari lembaga pembiayaan adalah

agar bisa membantu calon kreditur kelas

bawah bisa memiliki sepeda motor baru/

bekas dan meraih keuntungan.

SAJIAN UTAMA

DESEMBER 201112

Page 15: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

13DESEMBER 2011

Dengan kata lain proses pembelajaran

pada masyarakat/kreditur tidak akan

pernah berhasil jika lembaga-lembaga

pembiayaan dan asosiasinya, ATPM dan

asosiasinya menutup sebelah mata dalam

mengatasi hal ini.

Memang dalam memfasilitasi

agar lembaga-lembaga pembiayaan

bersedia memberikan daftar kreditur

wanprestasinya (Black List Customer) harus

ada peranan dari pemerintah, dalam hal

ini BI dan Bapepam-LK. Sebab tidak semua

lembaga pembiayaan mau membuka

database black list customernya, yang kata

mereka merupakan rahasia perusahaan.

Disinilah peranan pemerintah, agar

mengharuskan dengan nyata bukan hanya

dalam kata dalam undang-undang saja,

perlu audit/pemeriksaan yang detail, agar

lembaga-lembaga pembiayaan wajib

mematuhinya.

Jika hal ini dapat terlaksana maka

setidaknya banyak hal yang terbantu untuk

menekan kerugian, maka menejemen

resiko yang sebenarnya dapat berjalan

baik, bukan sekedar suatu divisi kosmetik

yang wajib ada hanya karena desakan dari

BI. **

DESEMBER 2011 13

PESAN BAGI KONSUMEN

Membeli dangan cara kredit sudah merupakan hal yang sangat biasa di

masyarakat, khususnya kredit sepeda motor. Setiap orang dapat mengajukan

kredit kepemilikan sepeda motor dengan sangat mudah dan murah. Ditunjang

lagi semakin banyaknya perusahaan pembiayaan.

Pada saat ini justru terjadi kondisi surplus/over supply, di mana perusahaan

pembiayaan mengalami kelebihan dana untuk dibelanjakan, maka yang terjadi

perusahaan pembiayaan berlomba-lomba untuk mendapatkan konsumen dengan

berbagai cara.

Salah satunya dengan program uang muka yang sangat murah ataupun angsuran

yang bersaing, dengan harapan dapat menambah volume penjualan, dalam hal ini

bertambahnya jumlah konsumen yang mengajukan kredit sepeda motor.

Dengan keadaan yang seperti ini mengakibatkan masyarakat cenderung

untuk memiliki sepeda motor dengan cara kredit yang terkadang tidak lagi

mempertimbangkan kemampuan keuangan mereka.

Dampaknya juga akan sangat terasakan oleh pihak pembiayaan. Sebab bila semakin

banyak konsumen mereka yang tidak sanggup untuk membayar cicilan atau angsuran

perbulannya, untung yang diharapkan bisa tidak tercapai malah justru kerugian yang

akan mereka (perusahaan pembiayaan) peroleh. Karena sebenarnya semakin tinggi

tingkat konsumen yang diberikan kredit, maka semakin tinggi pula risiko yang harus

ditanggung oleh perusahaan leasing.

Namun begitu, bagaimanapun, jika motor sampai tertarik oleh perusahaan

pembiayaan karena konsumen tidak mampu membayar lagi angsuran (kredit macet),

konsumen juga yang paling menderita kerugian.

Maka dari itu, sebaiknya sebelum Anda memutuskan untuk mengajukan kredit

kendaraan (khususnya motor) harus dipertimbangkan tingkat kemampuan keuangan

Anda dengan baik, walaupun Anda tidak pernah tahu keadaan atau kemampuan

keuangan Anda dikemudian hari, paling tidak resiko motor ditarik bisa diperkecil. **

Page 16: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

14 DESEMBER 2011

Oleh Amrih H. Aminanto

Kulit wajah Hanny terlihat hitam

berkilat memantulkan cahaya

petromaks yang menyinari keringat

di wajahnya. Bau tanah basah

setelah hujan bersama turunnya malam

menemani Hanny menyeruput teh manis

di Mpok Cafe, sebuah warung di belokan

Jalan Bumi Serpong Damai, Jombang,

Banten.

Gadis berusia dua puluh tahun itu

duduk santai di balai-balai warung. Asyik

bercanda bersama Jajang, Wahyu, dan

Ari. Cerita pun mengalir. Mulai dari salah

seorang kawan yang apel ke rumah

pacarnya di Malang, Jawa Timur, dengan

naik sepeda dari Jakarta, hingga rencana

mereka bersepeda gunung di malam hari.

Tidak terlihat kalau beberapa menit lalu

otot-otot mereka mengeras di atas sepeda,

seiring turunan dan tanjakan sejauh 6,3 km

di sekitar Desa Lengkong Gudang Timur,

Jombang, yang

kini masuk Provinsi Banten.

“Adrenalin,” kata Hanny singkat

tentang alasannya bersepeda di alam.

Risiko tercebur sungai atau nyungsep

ke sawah dianggap biasa. Sebanding

dengan kenikmatan pacuan adrenalin,

misalnya, saat melihat longsoran tanah

yang membentuk turunan curam

berbelok. Apalagi ketika perjalanan

dikelilingi hijaunya alang-alang, sawah

yang membentang, udara segar, dan

suara sungai mengalir di bawah jembatan

bambu yang dilewati sepeda, lengkaplah

sudah alasan Hanny untuk jatuh cinta pada

sepeda gunung.

Hanny hanya salah satu dari

penggemar sepeda gunung yang

semakin hari

semakin marak

ini. Ia sering

berkumpul dengan

komunitas Jalur

Pipa Gas yang

DESEMBER 201114

LIFESTYLE

SEPEDA GUNUNG: Kombinasi Tenaga, Nyali & Otak

Bila Anda berpikir bahwa sepeda gunung adalah olah raga dengan risikoterlalu tinggi, Anda tidak seluruhnya benar. Dengan kecermatan dan perhitungan

matang, sepeda gunung adalah olah raga yang berbalut kesenangan,rekreasi, sekaligus seni.

Page 17: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

15DESEMBER 2011DESEMBER 2011 15

bermarkas di Mpok Cafe. Setiap Minggu,

ada sekitar 200 penggemar sepeda yang

mangkal di sana.

“Enggak cuma di sini saja, di Jakarta,

tuh, kira-kira ada 50 klub sepeda, mulai dari

di kompleks-kompleks sampai di kawasan

perkantoran seperti di Sudirman,” kata

Kesawadjati, Ketua Komunitas Jalur Pipa

Gas (JPG).

Acap bertemu di pinggiran kota,

berbagai kelompok ini setiap Minggu

bertemu untuk bersepeda. Sebut saja

Chepot Cycling Club di kawasan Sasak

Panjang, Bogor; kelompok Fuzzy Riders

di Perumahan Villa Nusa Indah; kelompok

Goestrust MTB Cycling Club di Pamulang;

hingga KDS Andrenaline di Papua; dan

berbagai kelompok lain penggemar

kejutan adrenalin.

Umumnya mereka tidak ada lelahnya

mencari tantangan baru dengan mencari

jalan-jalan off road untuk ditaklukkan.

Wei Min dan 16 temannya dari Boloo2

Racing Team, misalnya, belum lama

mencoba trek Cidahu-Kawah Ratu-Cidahu.

“Naiknya, kami hanya butuh waktu 4 jam.

Pukul 5 sore kami turun lagi untuk pulang

ke base camp di Cidahu. Di tengah jalan

turun hujan deras, hingga sulit bagi kami

membedakan yang mana sungai kecil

dan yang mana jalur pendakian. Semua

tertutup air,” cerita Wei Min.

Risiko paling menakutkan saat itu

adalah terpeleset ke jurang. Akhirnya,

karena tanpa bekal makanan

dan perlindungan diri

yang cukup,

mereka

yang notabene sudah berpengalaman

menyusuri lintasan di malam hari itu,

terpaksa meninggalkan sepeda mereka,

yang satu unitnya men capai puluhan juta,

di hutan. Pukul 01.00 dinihari, mereka baru

tiba di base camp.

Cerita Wei Min hanya secuil

penderitaan, selebihnya kesenangan.

Kesenangan saat melakukan manuver di

antara akar-akar pohon, menggilas batu-

batu besar, merayap di sisi bukit, bahkan

meloncati tebing terjal bagai seekor

harimau. Bila sesekali harus memanggul

sepeda saat melintasi sungai deras, itu

wajar. Ketika tiba di tempat tujuan, Anda

boleh menengadah ke langit dengan

tersenyum, merasakan betapa hebatnya

kemampuan Anda.

“Sepeda gunung mewakili tiga hal

paling penting dalam hidup Anda: tenaga,

nyali, dan otak,” begitu rumus Wei Min,

koordinator Semeru Bike, organisasi

pecinta sepeda gunung yang tersebar di

kota Bogor, Jakarta, Bekasi, Karawang, dan

Bandung.

“Anda tak boleh membiarkan satu

dari ketiga hal ini lebih dominan. Tenaga-

tenaga Anda takkan sanggup menggenjot

pedal, tanpa nyali Anda tak akan pernah

sampai garis finis, dan tanpa otak Anda

bisa-bisa pulang digotong tandu!”

lanjutnya.

Menantang sekali? Ya, dan agar Anda

bisa menikmati petualangan besar ini, lalu

tersenyum bangga lantaran berhasil keluar

sebagai pemenang.

RISIKO CEDERAMenjamurnya klub-klub sepeda

belakangan ini mendorong semakin

banyak kaum urban yang

bersepeda menembus

medan-

Page 18: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

16 DESEMBER 201116 DESSSEMBER 2011

medan offroad di kala akhir pekan. Bahkan

popularitas sepeda, terutama sepeda

gunung (MTB), kini tak hanya merambah

perkotaan tapi sudah juga menyasar

kalangan yang tinggal di pinggiran kota.

Aktivitas bersepeda kini tak hanya

dilakukan untuk transportasi ke tempat

kerja, tapi juga sebagai alat untuk kegiatan

olahraga yang tingkat risikonya setara

dengan sepak bola, menyelam dan

pemandu sorak.

Berdasarkan sebuah penelitian terbaru,

bersepeda menerobos medan-medan di

kawasan hutan atau lereng bukit akan

mengundang cedera tulang belakang.

Satu dari enam kasus cedera yang diteliti

termasuk cukup parah yang dapat

mengakibatkan kelumpuhan total.

“Orang perlu tahu bahwa kegiatan

yang mereka pilih itu unik dan

mengundang risiko spesifik,” kata Dr

Marcel Dvorak, dari University of British

Columbia di Kanada. “Helm tidak akan

melindungi Anda dari cedera, juga tidak

akan mengenakan baju ala Ninja Turtle

untuk melindungi tubuh.”

Penelitian sebelumnya telah

menggambarkan mengenai cedera yang

diderita pengendara sepeda gunung dan

cedera tulang belakang dalam berbagai

kegiatan olahraga. Tapi tak satu pun studi

yang mengevaluasi risiko spesifik dari

cedera tulang punggung pada pengendara

sepeda gunung.

Dvorak dan koleganya mengidentifikasi

102 laki-laki dan 5 wanita yang menjalani

perawatan di pusat perawatan tulang

belakang British Columbia antara 1995

dan 2007 setelah mereka mengalami

kecelakaan saat bersepeda gunung.

Pasien itu rata-rata berusia 33

tahun dan semuanya kecuali dua orang

adalah pengendara sepeda gunung

untuk rekreasi, kata tim peneliti seperti

dilaporkan dalam The American Journal of

Sports Medicine.

Tim peneliti tidak dapat menghitung

risiko cedera tulang punggung pada peng-

gemar sepeda gunung itu, tetapi selama

masa studi 13 tahun, angka risi ko tahunan

adalah satu dari 500.000 penduduk British

Columbia. Para pengen dara sepeda

gunung menyumbang 4 per sen dari

seluruh kasus trauma tulang belakang yang

dirawat di pusat perawatan itu.

Bedah diperlukan bagi sekitar

duapertiga pengendara sepeda gunung

yang cedera. Tapi cedera paling buruk

tercatat 40 persen yang mengenai sumsum

tulang belakang. Dari jumlah tersebut,

lebih dari 40 persen menyebabkan

kelumpuhan total.

Patah tulang pergelangan tangan dan

retak pada tulang wajah adalah cedera

yang umum dialami Sebagian besar

penggila offroad dengan sepeda gunung

mengalami cedera akibat terpelanting

melewati setang atau jatuh dari ketinggian.

Dalam kedua skenario itu, akibatnya

paling sering adalah benturan keras pada

kepala yang kemudian memicu trauma

ke leher dan tulang punggung. “Semakin

tinggi melompat atau jatuh, semakin tinggi

risikonya.”

Yang mengejutkan, para peneliti

tidak menemukan hubungan antara

mengenakan helm dan tingkat keparahan

cedera secara keseluruhan pada

pengendara sepeda gunung. “Helm yang

baik dapat mencegah cedera pada kepala,

tetapi helm ini jelas tidak dapat melindungi

leher Anda,” kata Dvorak.

Untuk itu, bagi para penyuka kegiatan

offroad dengan sepeda gunung, terutama

bagi pemula, sebaiknya melakukan survei

medan lebih dulu ketimbang terjun

langsung. Hal ini berguna untuk mengukur

tingkat kesulitan medan yang harus dilalui

nanti. Selain itu, segala perlengkapan

keamanan jangan pernah ditinggalkan.

Bila Anda berpikir bahwa sepeda

gunung adalah olahraga dengan risiko

terlalu tinggi, Anda tidak seluruhnya benar.

“Dengan kecermatan dan perhitungan

matang, sepeda gunung adalah

kesenangan, rekreasi, dan seni,” Wei Min

yang juga mantan atlit cross country ini

meyakinkan. #

LIFESTYLE

DESEMBER 201116

Page 19: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

17DESEMBER 2011DESEMBER 2011 17

Sebelum ikut touring untuk kali pertamanya, Anda harus berlatih sendiri minimal tiga

bulan, dua atau tiga kali seminggu menempuh jarak sekitar 20 km. Setelah itu Anda bisa mempelajari teknik-teknik mengendarai sepeda gunung di klub. Sebenarnya ini bukan cuma berlaku bagi pemula, mereka yang sudah biasa touring pun tetap harus berlatih agar kemampuan dan daya tahannya tidak turun.

Buat rencana yang matang dan teliti hingga Anda tahu yang Anda atau sepeda Anda butuhkan. Jangan merepotkan teman gara-gara ketidaksiapan Anda. Anda harus mampu membetulkan sepeda sendiri dan siap dengan peralatannya. Periksa beberapa menit sebelum Anda mengendarai sepeda. Naiki dan berkelilinglah sebentar sebelum Anda benar-benar mengendarainya.

Atur sadel dengan ketinggian yang cukup. Patokannya, waktu mengayuh dan telapak kaki tepat berada di pedal terendah, lutut Anda sedikit tertekuk. Tempatkan hanya kedua jari (jari telunjuk dan tengah) pada tuas rem. Jika seluruh jari Anda telanjur mencengkram tuas rem maka akan sulit mengendalikan Stang terutama bisa di saat sama harus melakukan manuver.

Jangan bergantung pada rem belakang. Rem depan sangat penting khususnya dalam lintasan menurun tak beraspal. Gunakan pengereman secara bersamaan: depan dan belakang.

Jika mendadak Anda ragu-ragu pada lintasan menurun yang curam jangan mencondongkan tubuh ke depan sembari mengerem. Percayalah, Anda akan terjun bebas! Cara yang benar: lepaskan sebelah kaki dari pedal dan mundurkan posisi tubuh ke sadel bagian belakang. Ini cara memindahkan berat

badan ke belakang. jangan lupa, kedua tangan Anda tetap pada stang! Tak perlu mencondongkan tubuh ke depan saat tanjakan sebab Anda harus memperhatikan jalur sepeda. Ingot, Anda harus membagi beban pada roda belakang. Posisi yang tepat adalah tetap duduk dengan posisi tegak.

Jika yakin kecelakaan pasti akan terjadi, lupakan atau `buang’ sepeda Anda dan carilah tempat aman untuk mendarat. Di jalan off road, kecepatan sepeda gunung bisa sampai 50-60 km/jam. Jarak yang terlalu dekat dengan rekan di depan atau di belakang, bisa mengundang risiko fatal.) Jaga jarak dengan rekan Anda, minimal dua meter. Jarak ini memberi kesempatan kepada Anda untuk melakukan refleks mendadak.

Idealnya tiap 15 menit sekali Anda harus minum. Itu jika Anda tak ingin dehidrasi.

Mata adalah perpanjangan sistem otak. Saat berada di lintasan biasanya mata Anda akan terpaku pada halangan berupa bukit terjal, akar pohon, batu, di satu jalur saja. Inilah yang membuat otak secara refleks mengisyaratkan untuk melibas atau menghindarinya. Cobalah untuk melihat sisi lain sebagai alternatif. Mungkin, lebih aman!

Genjotlah sepeda dengan tempo konstan. Biasanya para pemula akan menggenjot dengan semangat di awal perjalanan, kemudian langsung loyo. #

LANGKAH AWALBERSEPEDA GUNUNG

Page 20: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

18 DESEMBER 2011

SWARA

Fajar HariadiSupervisor Consumer BPD Kaltim Cabang Bontang“Mendebarkan Sewaktu Baca Soal Pertama”

Terus terang, waktu membaca soal pertama, begitu mendebarkan buat saya. Padahal, sudah satu minggu persiapan ikut Uji Kompetensi yang diadakan BSMR ini saya lakukan sejak saya di Bontang, Kalimantan Timur. Lalu setelah tiba di Jakarta, ada pelatihan lagi selama dua hari. Tapi, tetap saja ada rasa deg-degan ketika membuka lembaran soal yang diujikan. Ya, mudah-mudahan saya bisa lulus Uji Kompetensi level 2 ini seperti yang pernah saya lakukan di level 1.

Memang sih ada beberapa perbedaan di materi ujian level 1 dan 2 yang saya ikuti kali ini. Kalau di level 1 lebih banyak pemahaman, semacam pengetahuan, di level 2 langsung ke detil bisnis, seperti delapan lini bisnis, ada gamma, ada beta dan sebagainya, termasuk juga ada hitung-hitungannya juga statistik seperti modus, media, ring dan sebagainya.

Apakah materinya ujiannya sesuai dengan pekerjaan saya sekarang? Kalau untuk statistik, karena saya pelaksana di lapangan, sepertinya belum sampai ke arah sana, mungkin untuk top manajemen lebih berguna.

Pelaksanaan Uji Kompetensi dari BSMR ini sudah cukup bagus, terutama tempatnya yang berpendingin udara, beda dengan level 1 yang saya ikuti sebelumnya di PRJ tanpa ada AC. Tapi secara overall, sudah baguslah penyelenggaraan Uji Kompetensi dari BSMR ini. Apalagi kita bisa menjalin networking. #

Pada 19 November 2011 lalu, BSMR untuk kesekian kalinya menyelenggarakan Uji Kompe¬ten¬si tersebut di lantai 9 Mall Glodok Kemayoran, Jakarta untuk level 1,2,3,4, dan 5. Beragam ko¬mentar pun muncul dari para peserta yang datang dari berbagai bank tersebut. Berikut be-berapa komentar yang berhasil direkam Buletin BSMR.

Yustan AziriPemimpin Departemen BPD Kaltim“Siap ke Level Berikutnya”

Ini merupa-kan Uji Kompe-tensi ketiga kalinya yang saya ikuti. Sebelumnya saya sudah mengikuti Uji Kompetensi level 1 dan 2, juga di Jakarta. Menurut saya, di level 3 kali ini materi-materi soalnya sepertinya bukan lagi mengarah ke pengertian atau perhitungan seperti level sebelumnya, tapi di mana kita menangkap apa yang menjadi dunia riil kita saat ini bekerja. Di level 3, tingkatan kita sudah memahami, sementara di level 1 dan 2 lebih banyak pengertian lalu bagaimana perhitungannya.

Apakah materi Uji Kompetensi yang diadakan BSMR ini sesuai dengan pekerjaan saya? Lebih banyak iya bila dibandingkan dengan level sebelumnya.

Untuk mengikuti Uji Kompetensi level 3 ini, saya tak punya persiapan khusus karena waktunya sangat pendek, cuma 2 hari, langsung terbang dari Balikpapan ke Jakarta bersama lima orang dari BPD Kaltim. Walau begitu, saya tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang diujikan. Saya berharap bisa lulus seperti ujian di level sebelumnya.

Menurut saya, penyelenggaraan Uji Kom-petensi yang diselenggarakan BSMR ini sudah bagus. Cuma ke depan supaya lebih baik lagi, terutama dalam pembuatan soal, artinya benar-benar fokus ke riil pekerjaan kami.

Insya Allah saya siap untuk ikut uji kompe-tensi level berikutnya bila jabatan saya sudah memungkinkan di Uji Kompetensi level 4. #

Page 21: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

19DESEMBER 2011

Raden Nuralita Pratika (Rara)Divisi Marketing Citibank, Jakarta“Sangat Terbantu dengan Training di Kantor”

Sebelum ikut Uji Kompetensi level 1 ini, saya mendengar rumor kalau ujian ini image-nya “menakutkan” karena soal-soalnya. Beruntung, sebelum ikut Uji Kompetensi ini, saya dan beberapa teman yang diikutsertakan dalam ujian ini, mendapat pelatihan dari internal training di kantor kami.

Jadi, begitu saya membaca soal-soalnya, dalam hati saya bilang: oh ini sih nggak jauh beda dengan materi internal training di kantor. Deg-degan pun hilang, Alhamdulillah saya bisa mengerjakan soal dengan tenang, tentu sambil mengingat-ingat pelatihan yang diberikan sebelumnya.

Untuk level 1 seperti saya memang banyak soal hapalan teori, karena merupakan dasar, terutama ditujukan untuk memberikan pemahaman dasar kepada peserta, seperti saya ini.

Sebagai karyawan bank yang bekerja di divisi marketing, materi Uji Kompetensi ini memang belum terlalu banyak diaplikasikan, artinya belum menjadi fokus utama. Meski begitu, Uji Kompetensi yang saya lakukan hari ini bukan berarti tidak penting. Tetap penting karena bagaimanapun juga risiko tetap ada di semua pekerjaan, apalagi di perbankan. Paling tidak, dengan mengikuti Uji Kompetensi yang pertama ini menambah pengalaman saya dan menambah pengetahuan tentang manajemen risiko.

Tentu saya berharap Uji Kompetensi ini saya bisa lulus. Selanjutnya, untuk mengikuti level berikutnya, saya menunggu perintah dari kantor. #

Olivia ZorayaDivisi Marketing Citibank Jakarta“Meski Sebatas Teori Tapi Tetap Bermanfaat”

Bagi saya pribadi, Uji Kompetensi level 1 kali ini, saya merasa relatif bisa mengerjakan semua materi soal-soalnya. Maklumlah, sebelum mengikutinya, saya dan beberapa teman yang lain ikut internal training Uji Kompetensi yang diadakan Citibank, tempat kami bekerja sekarang. Tapi tetap saja ada rasa deg-degan ketika mengikuti ujian ini, sama seperti ketika saya mengikuti ujian sekolah dulu.

Meski ini pengalaman pertama saya ikut Uji Kompetensi, materi ujiannya menurut saya memang lebih banyak teori, soal pemahaman. Namun demikian, karena teori tersebut dikembangkan dari best practices, tentunya ilmu tersebut akan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam praktek sehari-hari di dunia perbankan.

Memang agak klise, tapi menurut saya Uji Kompetensi ini tujuannya tak lain untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan memiliki kompetensi di bidang manajemen risiko dan standar profesi yang baik untuk meningkatkan SDM dan manajemen risiko di Indonesia.

Untuk tes level berikutnya sih kami mengikuti apa yang dimaui kantor. Karena di Citibank sendiri Uji Kompetensi diikuti sesuai corporate level-nya. Jadi, kalau untuk corporate level seperti saya ini baru level satu saja, kalau misalnya naik jabatan, akan diikutsertakan di level selanjutnya. Semoga. #

Page 22: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

20 DESEMBER 2011

Baru-baru ini IRPA (Indonesian Risk Professional Association), asosiasi para

profesional manajemen risiko, yang

membidani pendirian Badan Sertifikasi

Manajemen Risiko/BSMR- mengadakan

workshop selama dua hari, 12-13 Oktober

2011, yang berjudul ”Rekstrukturisasi dan Penyelamatan Kredit yang Efektif Guna Meningkatkan Kinerja Bank“,

diselenggarakan di Hotel Ibis,

Arcadia, Jakarta Pusat.

Pesertanya yang

datang dari praktisi

perbankan tersebut

terlibat dalam diskusi dan

sharing pengalaman dalam

upaya agar

dapat mengelola rasio kredit macet (non performing loan/NPL) pada tingkat yang

tidak membahayakan bagi kelanjutan

bank.

Dalam kesempatan tersebut, Buletin

BSMR sempat berbincang-bincang dengan

Ibu Enny Dyah Ratnawati, salah seorang

instruktur di dalam workshop tersebut.

Berikut percakapan lengkapnya:

IRPA sudah sering mengadakan workshop dan seminar tentang

perbankan. Sebenarnya apa tujuan dan harapan IRPA mengadakan itu semua?

Kami ingin mendidikan bankir-

bankir supaya mereka lebih handal dalam

mengelola bank tempat mereka bekerja.

Ini tak lepas dari latar belakang para

pengurus IRPA yang merupakan

bankir-bankir handal. Jadi, kami

punya berkomitmen untuk

menyisihkan

waktu buat

mengajar,

berbagi ilmu

“Kami Selalu Menyelipkan Materi Manajemen Risiko”

Ir. Enny Dyah Ratnawati, MMProject Manager Indonesian Risk Professional Association (IRPA) & Instruktur

di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)

INTERVIEW

DESEMBER 201120

Page 23: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

21DESEMBER 2011

dan pengalaman kepada bankir lainnya.

Kami biasanya pakai workshop-workshop pendek, dua harian. Workshop

ini semacam refreshment. Tapi sebenarnya,

mereka (perserta workshop-red) sudah

menguasai bidangnya. Cuma di sini seperti

diingatkan kembali.

Hanya saja mengingat target bank

tempat mereka bekerja beda-beda

kondisinya, materi pelatihannya pun beda-

beda. Kadang-kadang malah tidak ada

pelatihan rutin. Memang ada juga bank

yang mengadakan pelatihan rutin. Meski

begitu, mereka tetap perlu pelatihan

publik. Kenapa? Pertama, supaya mereka

bisa sharing dengan teman-teman training

lainnya. Kedua, menambah wawasan,

terutama kalau di antara peserta itu ada

dari bank-bank lain.

Yang seperti (workshop) sekarang ini,

sharing dari bank lain sangat menarik,

bahkan di antara bank itu sendiri. Orang

yang ditempatkan di bank di daerah tentu

punya pengalaman berbeda dengan orang

yang ditempatkan di Jakarta. Nah, mereka

sharing.

Pengalaman mereka masing-masing

berbeda dengan pengalaman di lapangan.

Teori bisa sama, tapi implementasi bisa

beda. Teori pemberian kredit misalnya, bisa

sama, tapi implementasi waktu dengan

klien bisa berbeda. Jadi bisa di-sharing di

sini. Inilah misinya dari IRPA, meningkatkan

kualitas SDM perbankan.

Mengapa targetnya praktisi perbankan?

Karena memang selama ini kita (IRPA)

kompetensinya memang di perbankan.

Walaupun tidak terlepas dari sektor lain,

seperti pegadaian atau asuransi. Kebetulan

yang minta pelatihan itu bankir terus.

Jadi, selain workshop-workshop umum

seperti yang kami adakan sekarang, kami

juga mengadakan pelatihan-pelatihan ke

beberapa daerah di Indonesia, seperti ke

Jayapura di Papua, ke Kalimantan Timur

dan sebagainya.

Target kami memang tidak melihat

jumlah peserta, satu peserta pun bisa jalan.

Tapi kenyataannya kan tidak cuma satu

peserta, bisa lebih dari 10 orang. Seperti

workshop kali ini, jumlahnya 25 orang yang

datang dari berbagai bank. Ini jumlah yang

pas, karena kalau kebanyakan juga tidak

nyaman buat peserta.

Mengapa memilih tema “Restrukturisasi & Penyelamatan Kredit yang Efeketif Guna Meningkatkan Kinerja Bank” dalam workshop kali ini?

Begini, pada awal tahun bank kan

targetnya mengembangkan bisnis.

Account Officer (AO) digenjot untuk

mengembangkan bisnis. Karena bank itu

mendapatkan dana dari masyarakat, maka

harus disalurkan ke masyarakat pula. Tentu

pada bisnis-bisnis yang layak dibiayai,

artinya secara banking itu bagus.

Bagaimana sih bisnis yang layak

dibiayai? Di bisnis apa saja yang masih

pantas dibiayai? Apa dan mengapa?, Jadi,

kami mengadakan (workshop) di portfolio

bisnisnya. Kalau kita (bank) mau membiayai

DESEMBER 2011 21

Page 24: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

22 DESEMBER 2011

usaha sepatu, bisnisnya seperti apa, risiko

bisnisya seperti apa dan sebagainya.

Sehingga AO nya bisa memberikan dari

sisi-sisi mana. Terus untuk sektor pertanian,

seperti apa bisnisya?

Jadi kita (IRPA) mengadakan (workshop)

sampai profil bisnis masing-masing usaha

tersebut. Bagaimana sesudahnya, cara

membiayainya, kita mengadakan sampai

hitungannya. Sehingga diharapkan seluruh

peserta ini sudah bisa mengaplikasikannya

di lapangan.

Kalau masih bingung, mereka bisa

kontak kita lewat telepon atau e-mail. Semuanya free dan dibolehkan. Malah ada

peserta yang ikut pelatihan bidang lain,

ikut lagi pelatihan-pelatihan seperti ini.

Banyak yang seperti itu.

Apa pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan peserta?

Kebanyakan soal bank. Pertanyaan

biasanya soal bagaimana menyikapi antara

kebijakan dan implementasi di lapangan,

bagaimana memecahkan masalah yang

mereka temui di lapangan. Karena kami

sendiri kan mengajarkan mulai dari teori,

filosofi, kebijakan dan implementasinya.

Jadi sudah komplit.

Bagaimana komentar dari para peserta sendiri?

Umumnya baik, karena kebanyakan

yang sudah ikut training ikut lagi di

training berikutnya. Bahkan ada yang kasih

masukan ke kami. Ada juga bank-bank

yang minta in-house training, seperti Bank

Jabar yang go public, ingin go international, maka mereka minta in-house international management.

Apa target workshop dan seminar IRPA di 2012?

Kami tetap membuat workshop

dua bulan sekali, juga in-house training.

Memang lebih baik bila workshop jumlah

pesertanya banyak karena bisa sharing.

Tapi dengan in-house training, bisa lebih

spesifik, karena kami bisa lebih kenal

dengan para pesertanya, bisa melihat

kemampuannya, pengalamannya,

sehingga lebih fun, terutama untuk bank-

bank pembangunan daerah. Kami akan

datangi mereka, sehingga bisa memberi

pelatihan dari pagi sampai sore.

Mengapa dari workshop IRPA selalu diselipkan materi manajemen risiko?

Yang jelas IRPA seperti memberikan

sosialisasi. Tiap ada pelatihan, baik

workshop maupun in-house, kami selalu

menyelipkan manajemen risiko. Jadi

seperti tema pembahasan restrukturisasi

kredit, disitu kami juga membahas apa

itu manajemen risiko di restrukturisasi

kredit. Apa yang akan terjadi dengan risiko

tersebut dan seperti apa risiko kredit, risiko

operasional, risiko market atau pasar?

Jadi, di tiap pelatihan selalu ada materi

manajemen risiko, karena hidup juga selalu

ada risiko. #

INTERVIEW

DESEMBER 201122

Page 25: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

23DESEMBER 2011

Penerapan

tata kelola

perusahaan

yang baik atau good corporate governance (GCG) memang

sangat dipengaruhi

oleh para pimpinan

perusahaan yang

diberikan amanah

untuk mengelola

perusahaan, yaitu Direksi dan Dewan

Komisaris, yang kemudian meneruskan

itikad tersebut kepada seluruh jajaran

perusahaan.

Namun, seperti tertulis dalam

Pedoman Umum GCG Indonesia yang

telah dirilis oleh Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG), untuk memastikan

penerapan GCG benar terjadi, butuh peran

serta Pemerintah sebagai regulator, dan

juga stakeholders lainnya.

Dalam konteks ini, jika kita bicara

mengenai pengaruh, dapat dikatakan

secara jujur bahwa stakeholders lain

yang dapat memberikan tekanan khusus

saat ini masih terbatas pada investor

yang kemudian menjadi pemegang

saham. Sementara stakeholders lain

seperti karyawan, masyarakat sekitar

perusahaan beroperasi masih kurang dapat

memberikan tekanan kepada perusahaan

untuk menerapkan GCG.

Mengapa demikian? Karena

perusahaan membutuhkan dana untuk

operasi dan ekspansi melalui proses

penawaran umum saham atau initial

public offering (IPO) atau Right Issue, bagi

perusahaan tercatat.

Selain itu, juga perlu untuk memastikan

agar harga saham perusahaan tidak anjlok

dan justru malah meningkat dan hal ini

juga sangat terpengaruh oleh kondisi

perdagangan saham perusahaan di bursa,

yang terefleksikan dari animo investor

untuk melakukan pembelian saham

perusahaan. Oleh karena itu, investor dapat

berperan cukup besar, dalam mendorong

perusahaan-perusahaan menerapkan GCG.

Apa benar seorang investor dapat

membantu mendorong penerapan GCG?

Jawabannya memang tidak jika investor

adalah investor individual atau perorangan

yang melakukan pembelian saham secara

langsung yang umumnya melakukan

pembelian saham dalam jumlah kecil.

Investor yang memiliki peranan

disini adalah investor institusional yang

memiliki sumber dana cukup besar

karena sumbernya berasal dari kumpulan

investor individual atau institusi yang

melakukan pengelolaan dana masyarakat

(asset management), seperti antara lain

dana pensiun, sekuritas, perusahaan yang

menjual produk unitlink, serta reksadana.

Karena modal yang dimiliki cukup besar,

maka perdagangan saham yang dilakukan

oleh institusi seperti ini dapat memiliki

pengaruh yang cukup signifikan terhadap

harga saham di pasar.

Cara investor institusional untuk

berperan serta dalam mendorong

penerapan GCG adalah dengan melakukan

investasi yang bertanggung jawab.

Yang dimaksud dengan investasi yang

bertanggung jawab adalah dengan

Peran Investor Mendorong TerciptanyaTata Kelola Perusahaan yang Baik

MAS ACHMAD DANIRI* & ANGELA INDIRAWATI SIMATUPANG***Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance **Anggota Tim Penyusun Pedoman Umum GCG

Mas Achmad Daniri

KOLOM

DESEMBER 2011 23

Page 26: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

24 DESEMBER 2011

membuat kebijakan hanya akan melakukan

penempatan investasi pada perusahaan-

perusahaan yang menerapkan GCG,

dan tentu secara konsisten menerapkan

kebijakan tersebut dalam melakukan

investasi.

Dengan cara tersebut, institusi tersebut

bertanggung jawab terhadap masyarakat

yang dana-nya mereka kelola, karena

dana tersebut hanya di investasikan pada

perusahaan-perusahaan yang memang

dapat dipercaya, sehingga risiko hilangnya

dana masyarakat karena penempatan yang

salah menjadi lebih kecil.

Dan di lain pihak, perusahaan yang

sahamnya diperdagangkan di bursa

juga menjadi lebih memberi perhatian

terhadap penerapan GCG karena dengan

menerapkan GCG secara konsisten, saham

mereka menjadi lirikan investor dan masuk

dalam daftar saham yang “desirable” atau

ingin dimiliki oleh investor, lebih jauh

hal ini akan menaikan nilai saham yang

secara tidak langsung juga menaikan nilai

perusahaan.

Tentu untuk bisa menerapkan investasi

yang bertanggung jawab dibutuhkan

usaha tambahan oleh investor institusional,

karena harus ada fungsi di dalam

institusi tersebut yang bertanggung

jawab melakukan analisis secara

berkesinambungan terhadap penerapan

GCG perusahaan-perusahaan target

dengan menggunakan acuan yang benar

sebagai dasar penerapan GCG.

STRATEGI CalPERS

Strategi seperti yang dikemukakan

di atas bukan sesuatu yang mustahil

jika memang sudah menjadi sebuah

itikad dalam melakukan investasi yang

bertanggung jawab, dalam mengelola

dana masyarakat. Sebagai contoh, CalPERS

(California Public Employees’

Retirement System) adalah

suatu organisasi pengelola

dana pensiun yang dibentuk

pada tahun 1932 di Amerika

untuk mengelola manfaat

pensiun dan kesehatan bagi

pegawai negeri di negara

bagian California.

Jika melihat fungsinya,

kurang lebih, CalPERS bisa

kita sejajarkan dengan

Taspen atau Jamsostek

di Indonesia. Dan saat ini

CalPERS memiliki lebih dari

1,3 juta anggota dengan

total dana kelolaan senilai

218 miliar dollar AS per Oktober 2010.

CalPERS percaya bahwa penerapan

GCG akan memberikan kinerja investasi

yang lebih baik, dan dalam upaya

melindungi investornya (nasabah yang

dikelola dananya oleh CalPERS), maka

institusi tersebut hanya mau melakukan

penempatan investasi pada perusahaan

yang telah “lulus seleksi” penerapan GCG.

CalPERS melakukan review terhadap kinerja

perusahaan tersebut, melihat indikator

pengembalian (investment return) untuk

periode 1, 3 dan 5 tahun terakhir dan

melakukan pembandingan dengan indeks

umum dan spesifik untuk industri terkait.

KOLOM

DESEMBER 201124

Page 27: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

25DESEMBER 2011

Kemudian CalPERS juga melakukan

review terhadap indikator governance

seperti antara lain independensi dewan,

mekanisme pengangkatan anggota

dewan, kompensasi eksekutif, keragaman

kemampuan anggota dewan, pelaksanaan

manajemen risiko, serta isu terkait

tanggung jawab sosial dan lingkungan

pada perusahaan. Perusahaan yang gagal

memenuhi standar penilaian, tidak akan

dijadikan target investasi.

Bukan hanya itu, CalPERS juga

mengumumkan dalam websitenya

nama-nama perusahaan yang masuk

dalam daftar yang lolos sensor penerapan

GCG dan nama-nama perusahaan yang

dikeluarkan dari daftar tersebut karena

dianggap sudah tidak lagi menerapkan

GCG. Daftar ini pun

diperbaharui secara berkala.

Sehingga, hasil analisis

mereka bisa dilihat oleh

publik, dan dapat memiliki

dampak antara lain,

menunjukkan pemenuhan

tanggung jawab fidusia

mereka kepada para investor/nasabah

yang dananya dikelola.

Selanjutnya daftar tersebut dapat

digunakan sebagai acuan oleh investor lain

dalam memilih perusahaan target investasi.

Jika daftar tersebut digunakan sebagai

acuan oleh pihak lain, tentunya perusahaan

yang masuk daftar akan senang, tapi tidak

demikian dengan perusahaan yang tidak

masuk daftar atau bahkan dikeluarkan

dari daftar, karena berarti publik dapat

menilai ada sesuatu yang tidak baik dalam

pengelolaan perusahaan tersebut, serta

bisa mengakibatkan menurunnya harga

saham di pasar.

Kendala dalam meniru aktivitas

CalPERS adalah kebijakan tersebut tentu

akan menambah biaya operasional,

yang mungkin menjadi kurang menarik

bagi sebagian institusi, sehingga butuh

kesadaran tinggi bagi investor institusional

dalam menerapkan investasi yang

bertanggung jawab.

ALTERNATIF LAIN

Pilihan lain adalah dengan

menggunakan data hasil analisis pihak

ketiga yang dapat dipercaya mengenai

tingkat penerapan GCG perusahaan-

perusahaan target. Pilihan ini pun bukan

tidak memiliki kendala, karena saat ini

belum ada penilaian secara menyeluruh

terhadap penerapan GCG di perusahan-

perusahaan yang sahamnya terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dilakukan

secara berkala, konsisten, dan tersedia

datanya di publik.

Di sini sebenarnya kesempatan

Pemerintah untuk dapat turut serta

mendorong penerapan GCG, selain

melalui penerbitan peraturan. Dengan

melakukan penilaian terhadap penerapan

GCG di perusahan yang sahamnya

terdaftar di BEI minimal setiap tahun

dan mempublikasikannya, akan sangat

membantu percepatan dan konsistensi

penerapan GCG di Indonesia, melindungi

investor, serta dapat memberikan dampak

positif dalam menjaga kestabilan dan

keamanan pasar modal di Indonesia.

Jadi ini saatnya bagi investor untuk

melakukan investasi yang bertanggung

jawab, bukan saja hal ini merupakan

refleksi dari penerapan GCG, namun juga

mendorong penerapan GCG perusahan-

perusahaan di Indonesia. #

* Ketua KNKG, ** Anggota Tim Penyusun Pedoman-Pedoman Governance KNKG

DESEMBER 2011 25

Kini saatnya bagi investor untuk melakukan investasi yang bertanggung jawab, bukan saja hal

ini merupakan refleksi dari penerapan GCG,namun juga mendorong penerapan GCG

perusahan-perusahaan di Indonesia.

Page 28: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

26 DESEMBER 2011

SEKITAR SERTIFIKASI

Oleh: Amrih H. Aminanto

Senyum mengembang di bibir Raden

Nuralita Pratika. Bersama beberapa

teman satu kantornya di Citibank,

Jakarta, gadis manis berkerudung yang

biasa disapa Rara baru saja usai mengikuti

Uji Kompetensi yang diadakan Badan

Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR), medio

November 2010 lalu. Wajah sumringahnya

seakan pertanda bahwa dirinya bisa

mengerjakan semua materi ujian hari itu.

“Begitu saya membaca soal-soalnya,

dalam hati saya bilang, ‘oh ini sih nggak

jauh beda dengan materi internal training

di kantor’. Deg-degan pun hilang,

Alhamdulillah saya bisa mengerjakan

soal dengan tenang, tentu sambil

mengingat-ingat pelatihan yang diberikan

sebelumnya. Untuk level 1 seperti saya

memang banyak soal hapalan teori, karena

merupakan dasar, terutama ditujukan

untuk memberikan pemahaman dasar

kepada peserta, seperti saya ini,” ujar Rara

yang mengikuti Uji Kompetensi level I ini.

Menurutnya, Uji Kompetensi tetap

penting karena bagaimanapun juga

risiko tetap ada di semua pekerjaan,

apalagi di perbankan. “Paling tidak,

dengan mengikuti Uji Kompetensi yang

pertama ini menambah pengalaman saya

dan menambah pengetahuan tentang

manajemen risiko,” papar Rara yang

berharap dalam Uji Kompetensi tersebut

dirinya bisa lulus dengan nilai terbaik.

Dunia perbankan dapat dikatakan

sebagai salah satu sektor yang terdepan

dalam menerapkan manajemen risiko.

Bank Indonesia (BI) sebagai regulator

yang mengawasi industri ini memang

mewajibkan setiap pengurus dan pejabat

bank umum untuk memiliki sertifikat

Manajemen Risiko.

Sekedar informasi, BI telah

mengeluarkan peraturan Bank Indonesia

(PBI) tentang Sertifikat Manajemen Risiko

tahun 2005. Sampai saat ini peraturan

Mengapa Harus AdaSertifikasi Manajemen Risiko?

DESEMBER 201126

Dunia perbankan dapat dikatakan sebagai salah satu sektor yang terdepan dalam menerapkan manajemen risiko. Salah satu alat ukur seorang bankir memahami manajemen risiko adalah telah mengikuti sertifikasi manajemen risiko.

Page 29: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

27DESEMBER 2011

tersebut telah mengalami perubahan

sebanyak dua kali. PBI pertama dengan

Nomor: 7/25/PBI/2005 tentang Sertfikasi

Manajemen Risiko bagi Pengurus dan

Pejabat Bank Umum. Kemudian muncul PBI

Nomor 8/9/2006 tentang Perubahan Atas

Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/25/

PBI/2005 tentang Sertifikasi Manajemen

Risiko bagi Pengurus dan Pejabat Bank

Umum. Adapun yang terakhir PBI Nomor

11/19/PBI/2009 tentang Sertifikasi

Manajemen Risiko bagi Pengurus dan

Pejabat Bank Umum.

Inti dalam beleid tersebut, BI

mewajibkan pengelola bank umum—lokal

maupun asing—memiliki sertifikat

kompetensi manajemen risiko. Untuk

mendapatkan sertifikat tersebut, para

bankir harus melalui berbagai ujian, yang

salah satunya diselenggarakan oleh BSMR.

Program Sertifikasi BSMR

Salah satu alat ukur seorang bankir

memahami manajemen risiko adalah

telah mengikuti sertifikasi manajemen

risiko. Sertifikasi ini mulai dilaksanakan

di Indonesia sejak 17 Desember 2005

oleh BSMR, lembaga sertifikasi profesi

yang pertama kali menyelenggarakan uji

kompetensi manajemen risiko bagi para

bankir. Program sertifikasi manajemen

risiko perbankan ini terdiri atas lima

tingkat, yang didasarkan pada jenjang

jabatan dan struktur organisasi bank.

Setiap bankir, pengurus dan pejabat bank

yang bekerja pada seluruh bank umum di

Indonesia, wajib mengikuti ujian sertifikasi

ini. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

kualitas manajemen risiko perbankan dan

corporate governance bank.

Menurut Gayatri Rawit Angreni,

Ketua Umum Indonesian Risk Professional Association (IRPA) seluruh pengelola

bank—mulai dari komisaris, direktur,

hingga para pejabat yang terkait dengan

manajemen risiko, seperti unit kepatuhan,

auditor internal, supporting risk taking unit,

core risk taking unit, dan risk management unit—harus sudah memiliki sertifikat yang

dimaksud.

Sertifikat itu harus sesuai dengan aset

bank yang bersangkutan, apakah bank

beraset di bawah Rp1 triliun hingga lebih

dari Rp10 triliun. Sebab, semakin besar

banknya, maka tingkat kompleksitasnya

semakin tinggi.

“Tentu saja level yang dipersyaratkan

juga akan semakin tinggi. Misalnya, kepala

divisi di Bank BRI, dia harus memiliki

sertifikat manajemen risiko tingkat empat.

Tapi, kalau kepala divisi manajemen risiko

di sebuah BPD yang asetnya di bawah Rp

10 triliun, tidak harus sampai level empat,

cukup sampai tingkat dua saja,” sambung

Gayatri yang juga Ketua Dewan Penasehat

BSMR.

BSMR sendiri saat ini menyelenggara-

kan beberapa program sertifikasi

manajemen risiko, yakni program

reguler, program eksekutif dan program

penyegaran.

Sertifikasi Manajemen Risiko Program Reguler diselenggarakan secara

berjenjang dari Tingkat I sampai dengan

Tingkat V di mana penilaian dilaksanakan

dalam bentuk tes tertulis. Tingkatan

dikategorikan berdasar jenjang jabatan

dan struktur organisasi bank.

Adapun pelaksanaan sertifikasi

secara umum mencakup unit kompetensi

diantaranya; kemampuan mengidentifikasi,

mengukur, memantau, mengendalikan,

dan memantau berbagai resiko yang

dihadapi sektor perbankan, seperti; risiko

pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko

likuiditas, dan risiko lainnya.

Materi uji kompetensi disusun

berdasarkan silabus program standar

profesi manajemen risiko dan kode etik

yang telah mendapat pengakuan baik

nasional maupun internasional.

Adapun Sertifikasi Manajemen Risiko Program Eksekutif diselenggarakan

guna menyikapi kondisi riil bahwa proses

DESEMBER 2011 27

Page 30: 25 Desember 2011 Selamat Tahun Baru - Badan … DESEMBER 2011 naik 12,8 persen dibanding periode sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit. Penjualan

28 DESEMBER 2011

sertifikasi manajemen risiko yang dilakukan

secara berjenjang memerlukan waktu

sehingga kebutuhan meningkatkan

kemampuan operasional bank umum

dalam pengelolaan risiko tidak dapat

dilakukan dalam waktu singkat.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan

sumberdaya yang memiliki kompetensi

dan keahlian dalam bidang manajemen

risiko maka diselenggarakan Sertifikasi

Manajemen Risiko Program Eksekutif

bagi pengurus bank umum yang bersifat

pembekalan pengetahuan dan ketrampilan

secara komprehensif di bidang manajemen

risiko.

Program ini bersifat fast track yang

diperuntukkan bagi Komisaris dan Direksi

Bank Umum. Sertifikat yang diperoleh

hanya berlaku sementara, dan tidak

dimaksudkan untuk menggantikan

Program Sertifikasi Manajemen Risiko yang

diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

Nomor 11/19/PBI/2009 tanggal 4 Juni

2009 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko

bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum.

Program ini berbentuk pelatihan lanjutan

di bidang manajemen risiko berupa kursus,

seminar, lokakarya, atau bentuk lain yang

dapat dipersamakan dengan itu.

Pemegang sertifikat Program Eksekutif

wajib melakukan konversi ke Sertifikat

Program Regular sesuai dengan aturan

mengenai ukuran dan kompleksitas usaha

bank. Proses konversi dilakukan selambat-

lambatnya sampai dengan tanggal 3

Agustus 2010. Selain itu persyaratan

wajib lainnya bagi para pemilik sertifikat

eksekutif bagi direksi dan komisaris adalah

mengikuti Penyegaran Program setidaknya

satu kali dalam dua tahun sesuai dengan

Amandemen PBI No 8/9/PBI/2006.

Pelaksanaan mengenai Penyegaran

Program Eksekutif diatur lebih lanjut dalam

Peraturan Badan Sertifikasi Manajemen

Risiko Nomor 2/2/PBSMR/2008 Tentang

Penyelenggaraan Penyegaran Program

Eksekutif.

Sedangkan Penyegaran Program Sertifikat Manajemen Risiko adalah

suatu program pelatihan lanjutan di

bidang manajemen risiko berupa kursus,

seminar, lokakarya, atau bentuk lain

yang dapat dipersamakan dengan itu,

yang dianggap dapat meng-update

pengetahuan pemegang sertifikat

terhadap perkembangan terkini dalam

manajemen risiko.

Pelaksanaan Penyegaran Program

Sertifikat Manajemen Risiko dapat

diselenggarakan oleh Penyelenggara

Pendidikan sebagai organisasi atau institusi

yang memiliki kemampuan dan memenuhi

criteria untuk menyelenggarakan

Penyegaran Program Sertifikasi Manajemen

Risiko.

Di luar ketiga program tadi, BSMR

juga menyelenggarakan Program Training on Trainer bagi training provider.

Training Provider adalah sebuah lembaga

atau instansi yang menyelenggarakan

pendidikan atau pelatihan di bidang

manajemen risiko. Lembaga ini dapat

berasal dari training centre perbankan

maupun instansi pendidikan biasa lainnya.

Training Provider diharuskan

menjunjung tinggi loyalitas profesi di

bidang manajemen risiko perbankan serta

bekerja sesuai dengan kewenangan dan

sesuai dengan aturan yang diberikan oleh

BSMR.

Lantas apa benefit bagi bankir

mengikuti ujian sertifikasi seperti sudah

disebutkan di atas? “Yang pasti, jenjang

karirnya akan meningkat. Sebab, sertifikat

itu bisa menjadi bargaining power bagi

bankir untuk naik ke jenjang yang lebih

tinggi. Apalagi, jika dia lulus dengan nilai

bagus. Jadi, sertifikat ini sama seperti

ijazah. Namun, tentu saja perjalanan karir

itu juga tergantung dari banyak faktor, di

antaranya pengalaman dan integritas sang

bankir. Meski pintar, kalau motivasinya

rendah, tentu performance-nya tidak akan

meningkat,” pungkas Gayatri. #

SEKITAR SERTIFIKASI

DESEMBER 201128