Upload
dinhquynh
View
219
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA268 269STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
JawaPADEGLANG
SUKABUMI
INDRAMAYU
CIAMIS PANGANDARAN
BREBES
TEGAL
PEKALONGAN
BATANG
JEPARA
GUNUNG KIDUL
BANTUL
SIDOARJO
SITUBONDO
PASURUAN
SUMENEP
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIAii iiiSTATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIAProfil 113 Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
PENGARAH:Sudirman SaadDirektur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
PENANGGUNGJAWAB:Agus DermawanDirektur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
PENYUSUN:Agus DermawanSyamsul Bahri LubisSuraji
Nilfa Rasyid, Muschan Ashari, Tendy Kuhaja, Ahmad Sofiullah, Muhammad Saefudin, Asri Setianingrum Kenyo Handadari, Ririn Widiastutik, Dyah Retno Wulandari. Tim Subdit Konservasi Kawasan – Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
ISBN: 978-602-7913-22-6
© 2014
DITERBITKAN OLEH:
Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis IkanDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau KecilKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANREPUBLIK INDONESIA
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Gedung Mina Bahari III Lantai 10 Jakarta 10110Telp./Fax. (021) 3522045http://kkji.kp3k.kkp.go.id
Foto Sampul: “Boo Windows in the Misool Area is a photo site which should feature in everyone’s Raja Ampat portfolio. Here I tried to take a different angle and exploit the schooling silversides for an original take on this beautiful scene”, Alex Tattersal, wetpixel.com
Dipersilahkan mengutip sebagian atau keseluruhan isi buku ini dengan menyebutkan sumber sitasi
Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan tidak akan pernah terlepas dari fungsi
konservasinya. Bahkan konservasi telah diyakini sebagai upaya penting yang mampu menyelamatkan potensi sumberdaya tetap tersedia dalam mewujudkan perikehidupan lestari yang menyejahterakan. Konservasi telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada bagi masa depan.
Hingga tahun 2014, Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan telah membukukan luas kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia mencapai 16,45 Juta Hektar (melebihi target 15,5 juta Hektar). Capaian ini merupakan hasil kolaborasi pemerintah dan pemerintah daerah bersama masyarakat dalam upaya konservasi sumberdaya ikan. Konservasi dalam pembangunan kelautan dan perikanan lima tahun kedepan dipastikan menjadi agenda utama dan tetap menjadi prioritas sebagai penyeimbang kebutuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Disamping upaya pengembangan kawasan konservasi menjadi 20 juta hektar, pengelolaan efektif merupakan sasaran utama yang hendak dicapai, diantaranya melalui penguatan kelembagaan pengelolaan efektif yang mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan bersama (co-management). Melalui berbagai upaya ini, konservasi tengah mengukuhkan pilar-pilar perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan yang memberi manfaat keekonomian pendorong kesejahteraan masyarakat.
Evaluasi tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dilakukan dengan alat ukur E-KKP3K, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Nomor Kep.44/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Evaluasi Evektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K). Pedoman E-KKP3K memuat tata-cara atau panduan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan
pengelolaan berkelanjutan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil. Pada tingkat makro, E-KKP3K digunakan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menilai tingkat pengelolaan kawasan konservasi perairan yang ada di Indonesia. Sementara pada tingkat mikro, E-KKP3K dapat pula digunakan swa-evaluasi terhadap kinerja pengelolaan suatu kawasan konservasi perairan sekaligus membuat perencanaan dalam rangka peningkatan kinerja. Pada
pelaksanaannya, metode evaluasi ini disederhanakan menjadi tiga kategori yang terdiri dari Perunggu, Perak dan Emas. Peringkat Emas merupakan kawasan konservasi mandiri yang telah dikelola secara optimum, dimana masyarakat di sekitar kawasan sejahtera dan mempunyai pendanaan berkelanjutan. Pencapaian dan Upaya pengelolaan efektif kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang telah dilakukan dituturkan secara runut dalam buku yang berjudul “Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di Indonesia”, edisi tahun 2014.
Kehadiran buku ini diharapkan mampu memberikan sajian informasi kekayaan sumberdaya hayati dan ulasan yang memadai atas upaya pengelolaan efektif kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang telah dilakukan serta dapat dipetik pembelajaran dalam rangka pengembangan pengelolaan efektif kawasan konservasi dimasa yang akan datang.
Kami mengucapkan puji syukur kepada Allah Subhanallahuwata’ala atas terselesaikannya penyusunan buku ini. Apresiasi dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada para pihak yang telah membantu proses penyusunan, pembahasan hingga terselesaikannya buku ini.
Semoga bermanfaat.
Agus Dermawan
Kata Pengantar
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA268 269STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
JawaPADEGLANG
SUKABUMI
INDRAMAYU
CIAMIS PANGANDARAN
BREBES
TEGAL
PEKALONGAN
BATANG
JEPARA
GUNUNG KIDUL
BANTUL
SIDOARJO
SITUBONDO
PASURUAN
SUMENEP
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA270 271STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten.
Dasar Hukum :
Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Pandeglang dan
laut sekitarnya ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati
Pandeglang Nomor 660/Kep.369-Huk/2007.
Letak Kawasan:
Perairan Labuan, Panimbang, Cigeulis, Sumur & Cibitung.
Potensi Pariwisata :
Potensi pariwisata yang telah dikelola antara lain; (i) sumber
mata air panas Cisolong, (ii) Situ Cikedal di Kecamatan Cikedal,
(iii) Pantai Carita, kolam Renang Alam Cikoromoy, (iv) wisata
Pantai Bama, dan (v) wisata Tanjung Lesung. Kabupaten
Pandeglang juga menjadi pintu masuk menuju Taman
Nasional Ujung Kulon dengan masuk melalui Kecamatan
Panimbang yang merupakan batas timur dari Taman Nasional.
Aksesibilitas :
Kabupaten Pandeglang berjarak 111 KM dari Jakarta dengan
waktu tempuh sekitar dua setengah jama hingga tiga jam
dari Jakarta. Untuk menjangkau Kabupaten Pandeglang
dapat ditempuh dengan jalan darat dengan menggunakan
kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Akses darat
ke Pandeglang menggunakan kendaraan umum bisa melalui
Kota Serang via Terminal Pakupatan.
Status Pengelolaan :
Kawasan ini dicadangkan oleh Bupati pada Tahun 2007.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Pandeglang
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA272 273STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Sukabumi
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA274 275STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Sukabumi (Taman Pesisir Penyu Pantai Pangumbahan)
Dasar Hukum :
Kawasan Konservasi Pesisir Pantai Pangumbahan dicadangkan dengan status Taman Pesisirmelalui pencadangan SK Bupati Sukabumi Nomor 523/Kep.639-Dislutkan/2008 yang dikeluarkan pada tanggal 31 Desember 2008.
Surat Edaran Bupati Sukabumi No. 523/851.A/Dislutkan-08 tanggal 30 April 2008 perihal Pengelolaan Penyu Pantai Pangumbahan.
Surat Edaran Bupati Sukabumi No. 523/932.A/Dislutkan-09 tanggal 16 April 2009 perihal Pengelolaan Konservasi Penyu di Pantai Pangumbahan.
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 1.771 Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan Konservasi Pesisir Pantai Pangumbahan merupakan bagian dari Kecamatan Ciracap dan terletak pada posisi geografis 106019’37”-106020’07”LS-07019’08”- 07020’52”BT. Secara administratif, Desa Pangumbahan berbatasan dengan Cagar Alam (BKSDA Cikepuh) dan Desa Gunung Batu di sebelah Utara, sebelah Timur dengan Desa Gunung Batu, sebelah Timur dengan Desa Gunung Batu dan Desa Ujung Genteng, dan sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia.
Keanekaragaman Hayati :
Penyu Belimbing (Dermochelys coriecea), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Tempayan (caretta caretta), Penyu Pipih (Narator depressus), Penyu Hijau (Chelonia mydas)
Potensi Pariwisata :
Taman Pesisir Penyu Pantai Pangumbahan dapat dijadikan tempat wisata minat khusus yakni turtle watching (melihat penyu bertelur), pelepasan tukik dan wisata kolam sentuh. Di kawasan ini juga telah dibangun pusat informasi yang bisa dijadikan sebagai tempat wisata pendidikan dalam rangka memperkenalkan konservasi penyu kepada para pelajar-mahasiswa.
Aksesibilitas :
Kawasan Konservasi Pesisir Pantai Pangumbahan dapat diakses melalui berbagai rute, yaitu:
1. Rute dari Bogor menggunakan jalan darat menuju Palabuhanratu dengan waktu tempuh 2-3 jam.
2. Rute dari Lebak melalui jalur Selatan menggunakan jalan darat menuju Palabuhanratu.
3. Rute dari Cianjur menggunakan jalan darat menuju Palabuhanratu dengan waktu tempuh 1-2 jam.
4. Untuk mencapai wilayah Kawasan Konservasi Pesisir Pantai Pangumbahan dapat diakses dengan jalan darat dari Palabuhanratu.
Status Pengelolaan :
Taman Pesisir Pangumbahan saat ini telah memiliki rencana pengelolaan dan zonasi serta UPTD pengelola kawasan yang sudah operasional. Sejumlah sarana dan prasarana juga telah diadakan untuk mendukung pengelolaan seperti Pusat informasi, Pos Jaga, Gerbang kawasan, aula dsb. Sejumlah Program Corporate Social Responsibility (CSR) juga telah berpartisipasi aktif dalam pengelolaan kawasan seperti dari PT Bio Farma dan Pt Astra Daihatsu Motor.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA276 277STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Indramayu
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA278 279STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Indramayu (Pulau Biawak)
Dasar Hukum :
Dasar hukum Penetapan Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi dan Wisata Laut adalah SK Bupati Indramayu No. 556/Kep.528 Diskanla/2004 yang dikeluarkan pada tanggal 7 April 2004
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 720 Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Pulau Biawak dan sekitarnya terdiri dari tiga pulau kecil, yaitu Pulau Biawak atau yang dikenal juga dengan Pulau Rakit, Pulau Gosong, dan Pulau Candikian (Pulau Rakit Utara). Secara
Potensi Pariwisata :
Pulau Biawak dan sekitarnya memiliki sejumlah obyek wisata menarik, antara lain: Situs Makam Belanda, Situs Makam Syarif Hasan, Menara Mercu Suar. Selain itu, kawasan ini juga sering dijadikan tempat wisata ‘menonton Biawak’ yang merupakan satwa langka di Indonesia.
Aksesibilitas :
Pulau Biawak dan sekitarnya yang terletak di sebelah Utara Indramayu, yaitu sekitar 26 mil (± 50 km) dari daratan Indramayu ini dapat dijangkau dengan menggunakan kapal nelayan dengan lama perjalanan 4-6 jam. Akses menuju pulau ini berasal dari beberapa daerah sekitarnya, misalnya Brondong dan Karangsong. Untuk menuju pulau tersebut harus memakai perahu yang disewa dari nelayan karena tidak ada angkutan khusus yang berangkat setiap hari.
geografis, Kawasan Konservasi ini terletak pada koordinat sbb:
P. Biawak 06°56’022’’ LS dan 108°22’015’’ BT
P. Gosong 5°52’076”LS dan 108°24’337’’ BT
P. Candakian 5°48’089”LS dan 108°24’487’’BT
Keanekaragaman Hayati :
Pulau Biawak merupakan pulau hutan yang banyak ditumbuhi berbagai jenis bakau sebagai ciri khas eksosistem mangrove. Kondisi ekosistem mangrove masih baik dengan tumbuhnya berbagai ragam
jenis mangrove yang sudah langka sebagaimana jarang dijumpai di pantai Utara Jawa. Jenis-jenis bakau yang tumbuh diantaranya adalahSonneratia sp, Avicennia sp, Bruguiera sp, Rhizophora sp, Ceriops sp, Acanthus sp, Lummitterae, Xylocarpus, Aigicera, Nipa sp dan sebagainya.
Status Pengelolaan
Tahun 2006
Kantor Pengelola KKLD di Komplek Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
Kapal Wisata KKLD, kapasitas 25 Orang, Kecepatan 10 knot/jam, dilengkpai Life Jacket sebanyak 25 pcs (Jaket Pelampung), Life Bouy (5pcs), Radio SSB (single side band), GPS (geographic position system), HT (handy talky), dan Pemandu Wisata (guide/interpreter).
Radar dan Fish Finder
Pusat Informasi dan Pos Jaga di Pulau Biawak
Dermaga Pelabuhan / Jetty di Pulau Biawak.
Tempat Penangkaran Biota Laut Langka dan Ikan Hias.
Peralatan Selam (diving) sebanyak 3 Unit dan Kompresor
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA280 281STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Mouring Bouy (tempat tampat perahu di laut)
Papan informasi penunjuk arah potensi wisata.
Sarana kebersihan, Tempat duduk dan shelter.
Tahun 2007
Kantor Pengelola KKLD di Komplek Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
Kapal Wisata KKLD, kapasitas 25 Orang, Kecepatan 10 knot/jam, dilengkpai Life Jacket sebanyak 25 pcs (Jaket Pelampung), Life Bouy (5pcs), Radio SSB (single side band), GPS (geographic position system), HT (handy talky), dan Pemandu Wisata (guide/interpreter).
Pelampung), Life Bouy (5pcs), Radio SSB (single side band), GPS (geographic position system), HT (handy talky), dan Pemandu Wisata (guide/interpreter).
Radar dan Fish Finder
Pusat Informasi dan Pos Jaga di Pulau Biawak
Dermaga Pelabuhan / Jetty di Pulau Biawak.
Tempat Penangkaran Biota Laut Langka dan Ikan Hias.
Peralatan Selam (diving) sebanyak 3 Unit dan Kompresor
Mouring Bouy (tempat tampat perahu di laut)
Papan informasi penunjuk arah potensi wisata.
Sarana kebersihan, Tempat duduk dan shelter.
Tahun 2009
Pembangunan grassblok Bangunan KKLD
Rehab dan Peninggian Jembatan
Pembangunan Tempat Tambat Perahu
Radar dan Fish Finder
Pusat Informasi dan Pos Jaga di Pulau Biawak
Dermaga Pelabuhan / Jetty di Pulau Biawak.
Tempat Penangkaran Biota Laut Langka dan Ikan Hias.
Peralatan Selam (diving) sebanyak 3 Unit dan Kompresor
Mouring Bouy (tempat tampat perahu di laut)
Papan informasi penunjuk arah potensi wisata.
Sarana kebersihan, Tempat duduk dan shelter.
Tahun 2008
Kantor Pengelola KKLD di Komplek Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
Kapal Wisata KKLD, kapasitas 25 Orang, Kecepatan 10 knot/jam, dilengkpai Life Jacket sebanyak 25 pcs (Jaket
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA282 283STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Ciamis
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA284 285STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Ciamis
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan Konservasi Perairan
Kabupaten Ciamis adalah Peraturan Bupati Ciamis Nomor : 15
Tahun 2008.
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 29.823,99 Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan Konservasi Kabupaten Ciamis terletak pada posisi
geografis 07041’01”– 07049’11” LS dan 108026’58” – 108046’56”
BT. Sementara secara administratif, Kabupaten Ciamis
berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten
Kuningan di sebelah Utara, Kabupaten Tasikmalaya di sebelah
Barat, Provinsi Jawa Tengah di sebelah Timur, dan Samudera
Indonesia di sebelah Selatan.
Keanekaragaman Hayati :
Di wilayah pesisir Kabupaten Ciamis ditemukan 18 jenis
mangrove yang didominasi oleh jenis Rhizophora apiculata,
Scyphiphora hydrophyllaceae, Acantus ilicifolius, Nypa
fruticans dan Acrosticum aureum dan 9 jenis mangrove
ikutan yang didominasi oleh jenis Pongmia pinnata dan
Terminalia cattapa, Pandanus tektorius, Hibscus sp, dan
Cerbera manghas. Namun demikian, Rhizophora apiculata
adalah jenis mangrove yang paling dominan di wilayah
pesisir Kabupaten Ciamis. Ekosistem lamun di pesisir Ciamis
didominasi oleh Thallasia hemprichii dan Enhalus acoroides,
sementara biota laut yang berasosiasi dengan lamun yaitu
jenis-jenis ikan tertentu, crustacea, molusca (Pinna, Lambis,
dan Strombus), echinodermata (Holothuria dan Aste roidea),
bulu babi (Diadema sitosum) dan cacing laut (polychaeta).
Terumbu karang Pangandaran didominasi oleh karang-karang
massif, yang merupakan karang-karang berbentuk padat dan
keras. Hasil pengamatan bawah air ditemukan berbagai jenis
karang diantaranya Goniastrea retiformis, G. favulus, G. aspera,
G. pectinata, Platygyra pini, P. lamellina, Montastrea curta, M.
annuligera, M. magnistellata,Leptastrea transversa, Cyphastrea
serailia, C. Chaldium, Echinopora lamellose, E. gemmacea,
E. hirsutissima. Berkembangnya karang padat dan keras
disebabkan oleh faktor kedalaman air dan kerasnya hempasan
gelombang Samudera Hindia.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA286 287STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Potensi Pariwisata :
Kabupaten Ciamis memiliki banyak lokasi yang potensial
untuk dikembangkan sebagai obyek wisata, diantaranya
adalah Cagar Alam Pangandaran, Karang Tirta, Batu Hiu dan
Batu Karas
Aksesibilitas :
Kawasan Konservasi Perairan Ciamis mempunyai jarak
yang cukup dekat, baik dengan ibu kota provinsi maupun
kabupaten. Lokasinya dapat dicapai melalui jalur Utara
dan Selatan. Untuk transportasi darat bisa menggunakan
angkutan umum atau menyewa mobil. Kendaraan umum
berupa bus antar kota bisa ditempuh dengan rute Jakarta-
Ciamis-Pangandaran dan Bandung-Ciamis-Pangandaran.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA288 289STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Brebes
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA290 291STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Sementara itu, Waduk Malahayu terletak di Desa Malahayu,
Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes,Jawa Tengah; ± 6
km dari Banjarharjo atau 17 km dari Tanjung. Luas kawasan
ini sekitar 944 hektare dan dibangun pada tahun 1930 oleh
Kolonial Belanda. Fungsi waduk ini disamping sebagai sarana
irigasi lahan pertanian wilayah Kecamatan Banjarharjo,
Kersana, Ketanggungan, Losari, Tanjung dan Bulalakamba
juga sebagai pengontrol banjir serta dimanfaatkan untuk
rekreasi. Di obyek wisata ini dapat ditemukan panorama alam
pegunungan yang indah, dikelilingi hutan jati yang luas dan
telah dijadikan bumi perkemahan dan wana wisata. Berbagai
fasilitas tersedia di kompleks wisata ini antara lain kolam
renang anak, mainan anak, becak air, perahu pesiar, perahu
dayung, panggung terbuka serta disediakan tempat parkir
yang cukup luas (Wikipedia).
Nama Kawasan :
Suaka Perikanan Waduk Malahayu dan Waduk Penjalin
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan Konservasi Perairan
Kabupaten Brebes adalah Keputusan Bupati Brebes Nomor :
523/177 Tahun 2007 Tentang penetapan daerah perlindungan
sumberdaya ikan (suaka perikanan) sebagai zona penyangga
penebaran benih ikan di perairan umum waduk mahalayu
kecamatan Banjarharjo dan Waduk Penjalin Kecamatan
Paguyangan Kabupaten Brebes
Sekilas tentang kawasan
Waduk Penjalin memiliki luas 1,25 km2 dan isi 9,5 juta
m3, terletak di tengah-tengah Desa Winduaji , 2,4 km arah
selatan ibu kota Kecamatan Paguyangan . Dari ibu kota
kecamatan ke arah selatan jurusan Purwokerto , kemudian
sampai Desa Winduaji belok kanan ke lokasi waduk. Dari
kota Paguyangan jaraknya 6 km, dari kota Bumiayu 12 km.
Sedangkan dari Purwokerto 30 km. Waduk Penjalin terletak
perbatasan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Brebes.
Waduk ini dibangun tahun 1930 oleh pemerintah kolonial
Belanda bersamaan dengan Waduk Malahayu. Air waduk ini
dipersiapkan untuk menyuplai irigasi Sungai Pemali bawah
dan areal persawahan. Penjalin dalam Bahasa Jawa berati
rotan. Di bagian muka waduk ini terdapat tanggul dengan
ketinggian 16 m, lebar 4 m, dan panjang 850 m. Keliling
waduk dikitari pedukuhan Mungguhan, Keser Kulon, Kali
Garung, Kedung Agung, Soka, Karangsempu, Pecikalan, dan
Karangnangka. Sedangkan di sebelah timur yang merupakan
tanggul dan pintu gerbang waduk adalah dukuh Keser
Tengah.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA292 293STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Tegal
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA294 295STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan KonservasiPerairan Karang Jeruk
Dasar Hukum :
Keputusan Bupati Tegal Nomor: 523/448/2010
Luas Kawasan
Kawasan Suaka Perikanan Karang Jeruk memiliki luas sekitar 53 Hektar dengan rincian sebagai berikut :
Zona Inti (10,365 hektar) antara 109°11’57,068” – 109°12’16,249” BT dan 06°48’34,689” – 06°48’45,240” LS
Zona Penyangga (42,825 hektar) antara 109°11’50,560” – 109°12’22,766” BT dan 06°48’28,174” – 06°48’51,741” LS
Zona Pemanfaatan : Di luar Zona inti (Karang jeruk dan zona pemanfaatan
Potensi Pariwisata :
1. Wisata Pantai Purwahamba
Pantai Purwahamba Indah atau biasa disebut Purin. Ada pula yang menyebutnya Pantai Sosro. Salah satu wisata pantai alternatif yang patut dicoba. Dengan lokasi yang strategis, yaitu di Jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah, membuat tempat wisata ini mudah diakses dari mana saja
2. Wisata Pantai Alam Indah (PAI)
Setelah penat beraktifitas, yuk kita berwisata di Pantai Alam Indah (PAI) Tegal. Tempat wisata ini dekat dengan pusat Kota Tegal. Jadi masih bisa dijangkau dengan kendaraan. Lokasinya pun cukup strategis, karena melalui Jalan Pantura.
Lokasi :
Karang Jeruk dalam wilayah administratif Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal
Rencana Pengelolaan Zonasi
Kawasan Konservasi ini telah memiliki zonasi dengan lokasi, koordinat dan rincian sbb :
Zona Inti : 10,635 ha
109°11’57,068” – 109°12’16,249” BT
06°48’34,689” – 06°48’45,240” LS
Mutlak dilindungi dan tidak boleh terjadi perubahan apapun didalamnya oleh aktivitas manusia. Kegiatan yang diperbolehkan hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, inventarisasi, pemantauan perlindungan dan pengamanan.
Zona Penyangga : 42,825 ha
109°11’50,560” – 109°12’22,766” BT
06°48’28,174” – 06°48’51,741” LS
Zona yang diperuntukan bagi pengamanan zona inti sebagai upaya konservasi. Boleh dilakukan kegiatan penangkapan yang tidak merusak (ramah lingkungan). Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang dapat memberikan dampak negatif terhadap zona inti.
Zona Pemanfaatan
Lokasi menyebar diluar zona inti (Karang Jeruk dan zona pemanfaatan )
Zona pemanfaatan perikanan dengan menggunakan peralatan atau sarana prasarana pemanfaatan ramah lingkungan. Penangkapan diperkenankan tanpa batasan waktu dan spesies.
Sekilas tentang Kawasan
Kabupaten Tegal, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Slawi, sekitar 14 km sebelah selatan Kota Tegal. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Tegal dan Laut Jawa di utara, Kabupaten Pemalang di timur, Kabupaten Banyumas di selatan, serta Kabupaten Brebes di selatan dan barat. Bagian utara wilayah Kabupaten Tegal merupakan dataran rendah. Di sebelah selatan merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Slamet (3.428 meter), gunung tertinggi di Jawa Tengah. Di perbatasan dengan Kabupaten Pemalang, terdapat rangkaian perbukitan yang tidak terlalu terjal. Di antara sungai besar yang mengalir adalah Kali Gung dan Kali Erang, keduanya bermata air di hulu Gunung Slamet. Kabupaten Tegal terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Slawi. Slawi dulunya merupakan kota kecamatan, yang kemudian dikembangkan menjadi ibukota kabupaten yang sebelumnya berada di Kota Tegal.
Secara geografis disebelah utara kabupaten tegal merupakan daerah pesisir yang terumbu karangnya rusak karena adanya penambangan liar, penangkapan menggunakan bahan peledak, pencemaran, sedimentasi, eksploitasi berlebih, pembuangan jangkar kapal di daerah terumbu karang, bencana alam pemangsaan oleh Achantaster plancii maka pemerintah daerah , masyarakat pesisir , dan stakeholder tekait menginisiasi perlu adanya konservasi kawasan perairan untuk melindungi ekosistem terumbu karang. Kerentanan ekosistem terumbu karang dan berbagai ulah manusia terus memaksa terdegradasinya terumbu karang. Kawasan Konservai Perairan diatur dengan sistem zonasi. pembagian zonasi yang dapat dikembangkan di dalam kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil, yaitu zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan dan zona lainnya. Dengan konservasi, masyarakat telah memperoleh manfaat hasil tangkapan lebih baik, sebagai dampak limpahan ikan yang dilindungi pada zona larang ambil. selain itu, berbagai alternatif mata pencaharian juga berkembang dengan meningkatnya pengelolaan kawasan konservasi, seperti pemanfaatan wisata bahari serta berbagai kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA296 297STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Konservasi Kawasan Mangrove pada Pusat Informasi Mangrove dan Sekitarnya Kabupaten Pekalongan.
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Walikota Pekalongan Nomor 523/02.A tahun 2012 tentang Konservasi Kawasan Mangrove pada Pusat Informasi Mangrove dan Sekitarnya Kabupaten Pekalongan;
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 66,4 Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan Konservasi ini terletak di Kecamatan Pekalongan Utara diantaranya terdapat di tiga Kelurahan yaitu:
Kelurahan Kandang Panjang seluas 10,7 Ha dan 3,2 Ha
Kelurahan Bandengan seluas 49,5 Ha
Kelurahan Degayu seluas 3 Ha.
Keanekaragaman Hayati :
Pencadangan kawasan konservasi dilakukan oleh pemerintah Kota Pekalongan mengingat tingginya abrasi yang terjadi di wilayah pesisir. Mangrove di pesisir Kota Pekalongan diharapkan dapat mengurangi abrasi dan mengembalikan habitat penting bagi biota ekonomis penting yang berasosiasi dengan mangrove. Mangrove mempunyai fungsi penting dalam melindungi daerah pantai dari gelombang besar dan abrasi pantai. Penggunaan tumbuhan mangrove sangat berguna karena sabuk hijau mangrove tidak saja akan mencegah terjadinya abrasi tetapi, secara ekologis juga akan membantu mengembalikan serta meningkatkan produksi perikanan di perairan disekitarnya mengingat bahwa hutan
mangrove merupakan tempat hidup dan tempat memijah dari banyak jenis organisme laut baik yang secara ekonomis penting maupun tidak. Selain itu mangrove mempunyai fungsi ekologis sebagai tempat berlindung dan nursery ground bagi beberapa jenis hewan seperti ikan, udang, ular, dan burung.
Potensi Pariwisata :
Pesisir kota Pekalongan mempunyai beberapa potensi wisata yang dapat dikembangkan. Salah satunya adalah Pusat Informasi Mangrove yang menjadi Kawasan Konservasi. Pada Kawasan ini sudah dibangun infrastruktur yang mendukung kegiatan wisata baik edukasi, wisata alam maupun wisata kuliner..
Aksesibilitas :
Pusat Informasi Mangrove dapat diakses dari Jakarta dengan transportasi darat baik itu kereta maupun kendaraan umum dan pribadi. setelah itu menuju lokasi yang berada di Kecamatan Pekalongan Utara.
Status Pengelolaan :
Di samping upaya-upaya pokok pengelolaan seperti pengadaan sarana prasarana, sosialisasi, dan monitoring, penyusunan Rencana Pengelolaan dan zonasi kawasan ini telah dilaksanakan, begitu pula dengan penunjukan unit organisasi pengelola.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Pekalongan
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA298 299STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Batang
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA300 301STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Pesisir Kabupaten Batang (Taman Pesisir
Ujungnegoro-Roban)
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Batang
Nomor 523/194/2012 tentang Pencadangan Kawasan Taman
Pesisir Batang;
Dasar hukum penetapan kawasan yakni SK Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor Kep.29/MEN/2012
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 4.015,2 Ha.
setempat cukup mengenal komunitas karang-karang tesebut.
Nama-nama komunitas karang menurut masyarakat lokal,
berturut-turut mulai dari arah Barat ke Timur di sepanjang
pantai KKLD antara lain Karang Maeso, Karang Pancer Darat,
Karang Pancer, Karang Angrik, Karang Wuluhan, Karang
Jojogan, Karang Guo, Karang Kepuh, Karang Kembar, Karang
Ipik, dan Karang Kretek. Berdasarkan hasil survey, persentase
tutupan karang keras sebesar 6%, seperti Porites Lobata
dengan bentuk pertumbuhan masive dan submasive. Selain
itu, juga terdapat sedikit karang dari familia Faviidae yaitu
Favites sp dijumpai dalam bentuk pertumbuhan masive. Jenis
ikan karang yang terdapat di lokasi berasal dari 3 famili yaitu
Pomacentridae dengan kelimpahan relatif sebesar 78,78%,
Labridae sebesar 3,02% dan Siganidae 18,18 %. Spesies ikan
karang yang paling melimpah ialah jenis Neopomacentrus
yaitu Neopomacentrus Cyanomos dan N. azysron. Famili
Labridae yang ditemukan adalah ikan pembersih (cleanerfish)
Labroides dimidiatus. Ikan karang ekonomis penting yang
dijumpai di lokasi adalah ikan beronang jenis Siganus javus.
Potensi Pariwisata :
Obyek wisata yang berkembang di Kabupaten Batang adalah
wisata pantai yaitu Pantai Ujungnegoro. Selain itu, ada pula
lokasi Makam Syech Maulana Maghribi yang sering dijadikan
tempat wisata sejarah/religi.
Aksesibilitas :
Pantai Ujungnegoro-Roban dapat diakses dari arah
Pekalongan, Banjarnegara, dan Kendal menuju Batang, setelah
itu menuju lokasi yang berada di Kecamatan Kandeman,
Kecamatan Tulis dan Kecamatan Subah.
Status Pengelolaan :
Di samping upaya-upaya pokok [engelolaan seperta
pengadaan sarana prasarana, sosialisasi, dan monitoring,
penyusunan Rencana Pengelolaan dan zonasi kawasan ini
telah dilaksanakan, begitu pula dengan penunjukan unit
organisasi pengelola.
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan ini terletak di pesisir Ujungnegoro hingga Roban
yang terbentang sepanjang Pantai Utara wilayah administrasi
Kabupaten Batang.
Keanekaragaman Hayati :
Ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Laut Daerah
terdapat di Desa Sengon (Kecamatan Subah). Mang rove
jenis Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Avicennia
marina dan Bruguiera cylindrica termasuk golongan mangrove
komponen mayor. Golongan mang rove ini paling banyak
ditemui dibanding mangrove komponen minor seperti
Excoecaria agallocha serta mangrove komponen asosiasi
seperti waru, ketapang, dan cemara laut. Hasil interpretasi
citra satelit menunjukkan penurunan luasan mangrove yang
terjadi antara tahun 2003-2006 di wilayah pesisir Kabupaten
Batang pada umumnya,yaitu dari 363,842 ha pada tahun 2003
menjadi 159,847 ha. Terumbu karang yang ditemukan terdiri
atas karang mati dan karang yang masih tumbuh. Masyarakat
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA302 303STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Taman Pulau Kecil Pulau Panjang Kabupaten Jepara
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Jepara Nomor 522.52/728 tahun 2013 tentang Pencadangan Kawasan Taman Pulau Kecil Pulau Panjang Kabupaten Jepara;
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 180,13 Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan ini terletak di pesisir Kabupaten Jepara tepatnya di Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Jepara dengan luas zona inti 6,09 Ha, zona pemanfaatan seluas 19,68 Ha dan zona Perikanan Berkelanjutan seluas 154,36 Ha. Pulau panjang berada di koordinat 05°40’-05°57’ LS dan 110°04’-110°40’ BT. Dengan luas wilayah teritorial seluas 30 Ha.
Keanekaragaman Hayati :
Secara umum, pulau Panjang merupakan sebuah pulau yang didominasi oleh vegetasi pohon yang cukup tinggi. Diantaranya adalah; pohon randu, pohon duri, ketapang, petet, waru, kelor, setigi, cemara dan asam jawa. Secara umum kondisi terumbu karang di Pulau Panjang termasuk dalam kategori sedang mencapai 57% dari keseluruhan area pengamatan. Selanjutnya kondisi terumbu karang dengan kategori buruk mencapai 29% dan hanya 7% dalam kategori baik dan buruk sekali. Karakteristik perairan di Pulau Panjang adalah pantai batu berpasir. Lereng terumbu dalam kategori landai hingga agak curam, dengan kemiringan
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Jepara
lereng terumbu berkisar antara 10 - 20°. Kecerahan perarian tergolong rendah yaitu 6 meter. Persebaran mangrove tidak cukup tinggi, dengan hanya ditemukan tiga jenis mangrove, yaitu: jenis rhizopora, avicenia dan lumnitzera.
Potensi Pariwisata :
Obyek wisata yang berkembang di Kabupaten Jepara adalah wisata pantai yaitu Pantai Kartini. Selain itu juga banyak wisatawan menyeberang menuju Taman Nasional Karimunjawa untuk berwisata. Untuk Pulau Panjang sendiri merupakan destinasi wisata bagi para wisatawan untuk menikmati keindahan pantainya dan ekosistemnya. Di sisi lain, keberadaan mercu suar dan makam juga menjadi daya tarik tersendiri
Aksesibilitas :
Menuju Kawasan Konservasi Pulau Panjang dapat diakses dari pantai Kartini di Kabupaten Jepara menggunakan perahu/boat wisata, Pantai Kartini di Kabupaten Jepara berjarak 3 km dari pusat kota Jepara. Pusat kota Jepara berjarak 85 km dari Semarang ibukota Propinsi Jawa Tengah..
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA304 305STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Suaka Alam Perairan Kabupaten Gunungkidul
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Gunung Kidul Nomor 271/KPTS/2013 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan di Kabupaten Gunung Kidul;
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 3.195,67 Ha. Dengan luas kawasan daratan sebesar 192,79 Ha dan Kawasan Perairan seluas 3.195,67 Ha. Luas Zona Inti 420,105 Ha atau 12,39% dari total luas kawasan konservasi perairan
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan ini terletak di pesisir Kabupaten Gunung Kidul
tepatnya di sekitar Wediombo. Kawasan Pantai Wediombo terletak di Desa Balong dan Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo..
Keanekaragaman Hayati :
Potensi Pariwisata :
Pantai Wediombo merupakan teluk bertebing terjal, berpasir putih, tersusun oleh pasir vulkanis dan pasir organis yang selama ini telah menjadi salah satu destinasi wisata di Kab. Gunung Kidul. Wisatawan dapat menikmati sunset dan aktifitas memancing di lokasi wisata tersebut.
Aksesibilitas :
Wediombo yang merupakan lokasi Kawasan Konservasi terletak di Kecamatan Girisubo yang berjarak 28 km dari Kota Wonosari ke arah tenggara. Sedangkan Wonosari berjarak sekitar 39 km dari kota Yogyakarta.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Gunung Kidul
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA306 307STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Bantul
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA308 309STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Taman Pesisir Kabupaten Bantul
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Bantul
Nomor 284 tahun 2014 tentang Pencadangan Kawasan
Konservasi Taman Pesisir Kabupaten Bantul;
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 182 Ha. Terdiri dari
Kawasan Konservasi Penyu, seluas 50 Ha dan Kawasan
Keanekaragaman Hayati :
Wilayah Pesisir Kabupaten Bantul memiliki potensi sumberdaya alam berupa satwa penyu, vegetasi mangrove, dan gumuk pasir yang mempunyai daya tarik sumberdaya hayati, formasi geologi, dan/atau gejala alam yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pemanfaatan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumberdaya alam hayati, wisata bahari, dan rekreasi.
Konservasi Mangrove, seluas 132 Ha. Untuk Kawasan
Konservasi Penyu, Zona inti seluas 19 Ha, zona lainnya seluas
9 Ha dan zona pemanfaatan terbatas seluas 22 Ha. Sedangkan
Kawasan Konservasi Mangrove, Zona inti seluas 10 Ha, zona
lainnya seluas 94 Ha dan zona pemanfaatan terbatas seluas 28
Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan ini terletak di pesisir Kabupaten Bantul tepatnya di
Kecamatan Kretek, yang ada di dua lokasi kawasan konservasi,
yaitu: konservasi penyu (penangkaran tukik) di Pantai Patehan
(Desa Gadingsari) dan Pantai Pandansimo (Desa Poncosari).
Kemudian konservasi mangrove di Baros (DesaTirtohargo)
Potensi Pariwisata :
Obyek wisata yang berkembang di Kabupaten Bantul adalah wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan/minat khusus. Namun khususnya di Kawasan Konservasi yang dapat dinikmati wisatawan adalah wisata pantai. Sebagian dari wilayah Kawasan Konservasi memang bersinggungan dengan objek wisata pantai yang sudah berkembang. Sehingga pengelolaan kawasan konservasi dapat dipadukan dengan konsep wisata.
Aksesibilitas :
Menuju Kawasan Konservasi Kabupaten Bantul dapat diakses
dari Kota Bantul menggunakan transportasi darat dengan
jarak kurang lebih 10 km, Sedangkan kota Bantul berjarak
sekitar 16 km dari Jogya ibukota Propinsi Yogyakarta...
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA310 311STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Pulau-pulau Kecil Kabupaten Sidoarjo
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Sidoarjo
Nomor 188/859/404.1.3.2/2012 tentang Pencadangan
Kawasan Konservasi Pulau-pulau Kecil Kabupaten Sidoarjo
tanggal 24 Oktober 2012;
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 3005 Ha, terdiri dari
Area Pulau Kedung seluas 1330 Ha dengan wilayah laut seluas
250 Ha dan wilayah darat seluas 1080 Ha
Area Pulau Watu seluas 825 Ha dengan wilayah laut seluas 200
Ha dan wilayah darat seluas 625 Ha
Area Pulau Pandansari seluas 850 Ha, dengan wilayah laut
seluas 600 Ha dan wilayah darat seluas 250 Ha
Letak Geografis dan Administratif :
Pulau Kedung berlokasi di Kecamatan Jabon dengan letak
geografisnya adalah 7 33’50” LS dan 112 51’47” BT
Pulau Watu berlokasi di Kecamatan Jabon dengan letak
geografisnya adalah 7 33’51” LS dan 112 51’38” BT.
Pulau Pandansari berlokasi di Kecamatan Jabon dengan letak
geografisnya adalah 7 33’45” LS dan 112 51’40” BT
Keanekaragaman Hayati :
Pulau Kedung merupakan pulau yang sebagian besar
wilayahnya merupakan tambak. Pulau Watu merupakan pulau
yang tidak berpenghuni. Pulau Pandansari merupakan hasil
endapan sungai porong
Aksesibilitas :
Menuju Kawasan Konservasi Kabupaten Sidoarjo dapat
diakses dari Kota Sidoarjo menggunakan transportasi darat
dengan jarak kurang lebih 30 km, Sedangkan kota Sidoarjo
berjarak sekitar 20 km dari Surabaya ibukota Propinsi Jawa
Timur.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Sidoarjo
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA312 313STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Taman Wisata Pasir Putih Kabupaten Situbondo
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati Situbondo Nomor No. 19 Tahun 2012 tentang Pencadangan Kawasan Terumbu Karang Pasir Putih sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Situbondo
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 195,2 Ha, terdiri dari:
Area I (daratan), seluas 580 m2 (lima ratus delapan puluh meter persegi) yang terletak pada koordinat 7º41’18,18” LS dan 113º49’52,45” BT.
Area II (laut), seluas 195,2 Ha (seratus sembilan puluh lima koma dua hektar) dengan panjang / keliling kawasan sebesar 8458,2 m (delapan ribu empat ratus lima puluh delapan koma dua meter).
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Situbondo
Keanekaragaman Hayati :
Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah didasarkan pada prinsip-prinsip pencegahan pengrusakan terumbu karang, pencegahan aktivitas pariwisata yang destruktif, pencegahan tangkap lebih (overfishing), pengaturan penggunaan alat penangkapan ikan, cara penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan yang ramah lingkungan, pengelolaan berbasis masyarakat, pertimbangan kearifan lokal dan pertimbangan bukti ilmiah.
Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Daerah diprioritaskan untuk melindungi potensi sumberdaya kelautan dan perikanan khususnya terumbu karang dari eksploitasi yang tidak ramah lingkungan dan untuk menjamin ketersediaan sumber daya ikan secara berkelanjutan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengembangan budidaya perikanan, pengembangan pariwisata bahari yang memberi manfaat secara langsung kepada masyarakat serta konservasi terumbu karang beserta ekosistemnya yang potensinya semakin terancam.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA314 315STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pasuruan
Dasar Hukum :
Dasar hukum pencadangan Kawasan yakni SK Bupati
Pasuruan Nomor No. 523/513/HK/424.013/201
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Pasuruan
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA316 317STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Sekilas tentang Kawasan
Meski baru dicadangkan pada Tahun 2010 melalui SK Bupati, kawasan ini telah malalui proses yang panjang dalam kaitannya dengan kegiatan konservasi. Misalnya, pada Tahun 1996/1997 dilakukan study kelayakan oleh BAPPEDA Prov. Jatim yang menghasilkan rekomendasi pembentukan daerah sepanjang dan sekitarnya sebagai taman laut nasional. Surat Gubernur Jatim tgl. 05 Desember 1997 Nomor : 050/2583/201.3/1997 serta rekomendasi Bupati Sumenep tgl. 17 Desember 1997 Nomor : 050/403/444.201/1997 perihal Rekomendasi Taman Nasional Laut di Kepulauan Sepanjang dan sekitarnya, telah diusulkan menjadi Taman Laut Nasional di Jawa Timur.
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur.
Dasar Hukum :
Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Sumenep melalui Surat Keputusan Bupati No. 8 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 3 Mei 2010.
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Sumenep dan sekitarnya memiliki luas sekitar 118.406,2 Ha.
Lokasi Kawasan:
Kawasan konservasi ini masuk dalam areal Pulau Sepanjang dimana secara administratif merupakan wilayah Kecamatan Sepekan Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, wilayah perairan Kepulauan Sepanjang dan sekitarnya terletak pada koordinat 060 48’ - 070 8’ LS dan 1150 48’ - 1150 53’ BT.
Keanekaragaman Hayati :
Pulau Sepanjang didominasi oleh vegetasi mangrove. Keanekaragaman ikan yang dijumpai di perairan Sepajang sangat bervariasi antara ikan hias dan ikan ekonomis terumbu karang. Jumlah jenis ikan yang dijumpai 64 spesies. Wilayah yang dikelilingi terumbu karang ini merupakan spawning ground dan nursery ground dengan inidkasi banyaknya juvenil ikan di sekitar perairan. Terdapat 6 jenis ikan dijumpai dalam kelimpahan besar (> 80 ekor) dari jenis Dascyllus reticulatus,
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten SumenepDascyllus trimaculatus, Pomacentrus auriventris, Acanthurus nigrofuscus, Labroides dimidiatus, dan Pomacentrus moluccensis
Aksesibilitas :
Untuk menjangkau Pulau Sepanjang dapat ditempuh melalui pelabuhan penyeberangan Kalianget di Sumenep. Waktu tempuh sekitar 8 jam dengan menggunakan moda transportasi laut berupa kapal penumpang milik Pemerintah Kabupaten Sumenep (Dharma Sumekar), dengan jadwal pelayaran setiap hari satu kali kecuali hari Selasa dan Kamis. Jam keberangkatan yaitu jam 21.00 WIB turun di Pelabuhan Bilis-Bilis Kangean Kec. Arjasa. Selain dengan kapal penumpang ada juga pelayaran lainnya yaitu yaitu Kapal Perintis dengan rute Banyuwangi – Kalianget – Batu Guluk (Arjasa) – Sapeken pulang pergi. Jadwal pelayaran adalah dalam 1 minggu 2 kali yaitu setiap hari Sabtu dan Rabu. Dari Bilis-bilis bisa dianjutkan dengan kapal kayu nelayan atau kapal tradisional menuju Sapeken, yang dilanjutkan ke Pulau Sepanjang yang ditempuh sekitar 6-8 jam. Adapun alternatif lain jalur darat menuju ke ujung Pulau Kangean yaitu Kayu Waru yang ditempuh sekitar 1 jam selanjutnya dengan kapal tradisional / kapal nelayan ke Sapeken - Sepanjang dengan waktu tempuh 3 jam perjalanan.
Potensi Pariwisata :
Perairan sebelah utara Pulau Sepanjang mempunyai daya tarik alam berupa panorama tumbuhan, satwa beserta ekosistemnya yang masih asli serta formasi geologinya yang indah, unik dan nyaman. Untuk menjangkau wilayah ini relatif mudah karena akses dekat dengan pemukiman penduduk. Kondisi tersebut secara tidak langsung memberikan peluang Kawasan ini menjadi tempat Parawista.
Status Pengelolaan :
Dicadangkan melalui SK Bupati dengan rencana aksi sbb :
Review rencana zonasi Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Pembentukan kelembagaan pusat Tradisi Maritim Sepanjang oleh para Kades di Kec. Sapeken
Kunjungan lapangan dan finalisasi program aksi 2013 sampai dengan 2017 bersama mitra Prancis (Best Metropole)
Instalasi batas-batas fisik kawasan konservasi
Pengusulan penetapan KKPD kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA342 343STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
KementerIan Kelautan Dan PerIKanan
Gedung mina Bahari III lantai 10Jalan medan merdeka timur no 16 Jakarta Pusat 10110
telp/Fax: (021) 3522045, Surel: [email protected] resmi: http://kkji.kp3k.kkp.go.id
2014