Upload
hakamamrulloh
View
36
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 1/60
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem merupakan sekumpulan komponen-komponen operasional
yang tersusun sedemikian rupa sehingga saling berkaitan dan saling
melengkapi satu dengan lainnya dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mathiassen et al. (2000,p9),
“System is a collection of components that implement modeling
requirement, function, and interface”, yang berarti sistem adalah
kumpulan dari komponen yang mengimplementasikan persyaratan model,
fungsi dan interface. Pendapat Hall yang diterjemahkan oleh Jusuf (2001,
p5), “adalah sekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling
berkaitan (interrelated ) atau sub-sub yang bersatu untuk mencapai tujuan
yang sama (common purpose)”. Romney (2003, p2), “System is a set of
two or more interrelated component that interact to achieve a goal”, yang
berarti adalah suatu set dari dua atau lebih komponen yang saling
berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.
O’Brien (2001,p8), “System is a group of interrelated components
working together toward a command goal by accepting inputs and
producing output in an organized transformation process”, yang berarti
adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan yang bekerja
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 2/60
7
bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan melalui
penerimaan input dan menghasilkan output dalam sebuah proses
transformasi yang terorganisasi.
Dari pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan sistem
adalah kumpulan unsur-unsur yang berhubungan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan perusahaan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi bentuk yang
bermakna dan bermanfaat bagi pemakai. Pendapat Gondodiyoto (2003,
p96), “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
sesuai dengan keinginan si penerima”. McLeod (1996, p25) yang
diterjemahkan oleh Teguh, “Informasi adalah salah satu dari lima jenis
sumber daya yang dapat dipakai oleh manajer”. Romney (2003, p9),
“Information is data that have been organized and processed to provide
meaning”, yang berarti informasi adalah data yang telah diorganisasi dan
diproses serta memiliki arti.
Pendapat Hall yang telah diterjemahkan oleh Teguh (2001, p14),
“Informasi bukan sekedar fakta yang diproses dalam suatu laporan
formal. Informasi memungkinkan para pemakainya melakukan tindakan
yang menyelesaikan konflik, mengurangi ketidakpastian, dan melakukan
keputusan”. Ada tiga jenis syarat yang harus dipenuhi agar suatu
informasi dapat dikatakan mempunyai kualitas yang tinggi, yaitu:
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 3/60
8
a) Akurat
Artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus
jelas mencerminkan maksudnya sehingga menimbulkan banyak
gangguan yang dapat merubah dan merusak informasi.
b) Tepat waktu
Artinya informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
Sebab informasi yang terlambat menjadi tidak bernilai lagi karena
informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
c) Relevan
Artinya informasi tersebut harus mempunyai manfaat bagi para
pemakai.
Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah data yang telah diorganisasi dan diproses sehingga memiliki arti
yang memungkinkan pemakainya melakukan suatu tindakan tertentu.
Muchtar (1999, p3) berpendapat bahwa, “Sistem informasi dapat
diartikan sebagai suatu pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan,
menginput, memproses, menyimpan, mengatur, mengontrol, dan
melaporkan informasi untuk pencapaian tujuan perusahaan”. Hall (2001,
p7) yang diterjemahkan oleh Jusuf, “Sistem informasi adalah sebuah
rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi
informasi dan didistribusikan kepada para pemakai”. Whitten et al (2001,
p8), “Information sistem is an arrangement of people, data, processes,
information presentation and information technology that interact to
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 4/60
9
support the problem-solving and decision-making needs of management
and user”, yang berarti informasi adalah penataan dari orang-orang,
data, proses, persentase informasi, dan teknologi informasi yang
berinteraksi untuk mendukung pemecahan masalah dan kebutuhan
pengambilan keputusan dari manajemen dan pemakai.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem
Informasi adalah sekumpulan data yang telah diproses menjadi informasi
yang didistribusikan kepada pemakai untuk mencapai tujuan.
2.1.2 Siklus Proses Transaksi Akuntansi
Pemrosesan transaksi merupakan aktivitas dalam perusahaan yang
perlu dilaksanakan dalam mendukung kegiatan operasinya sehari-hari.
Bodnar dan William S.Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A.
(1996, p.136) bahwa arus transaksi operasional dapat dikelompokkan
sesuai dengan siklus aktivitas bisnis:
a) Siklus pendapatan. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan
pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan. Siklus
pendapatan perusahaan umumnya mencakup sistem aplikasi entri
pesanan pelanggan, penagihan, piutang dagang dan pelaporan
penjualan.
b) Siklus pengeluaran. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
perolehan barang dan jasa dari entitas lain dan pelunasan kewajiban-
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 5/60
10
kewajiban yang berkaitan. Siklus pengeluaran umumnya mencakup
sistem aplikasi yang meliputi pemilihan dan permohonan pemasok,
pembelian, hutang dagang dan penggajian.
c) Siklus produksi. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
pengubahan sumberdaya menjadi barang dan jasa. Siklus produksi
mencakup sistem-sistem aplikasi yang meliputi pengendalian
produksi, akuntansi biaya produksi, pengendalian persediaan, dan
akuntansi kekayaan.
d) Siklus keuangan. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan
dan manajemen dana-dana modal termasuk kas. Siklus keuangan
perusahaan mencakup sistem aplikasi yang berkaitan dengan
pengendalian dan manajemen kas, manajemen hutang, dan
administrasi pensiun karyawan.
Gondodiyoto (2003, p.34) menyatakan bahwa pada hakekatnya
tipe transaksi yang dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis siklus
transaksi (transaction cycle type), yaitu (1) yang berkaitan dengan
penjualan dan piutang dagang, (2) yang berkaitan dengan pembelian dan
utang usaha, (3) dan yang berkaitan dengan kegiatan produksi. Hall
(2001, p.12) yang diterjemahkan oleh Jusuf, agar perusahaan dapat secara
efisien menangani volume transaksi sebesar itu, transaksi yang sejenis
dikelompokkan dalam siklus proses transaksi ( accounting transaction
cycles), yaitu dalam siklus pendapatan (revenue cycle), siklus
pengeluaran (expenditure cycle), siklus gaji dan upah ( personnel cycle)
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 6/60
11
dan siklus konversi (conversion cycle) yang mencakup penggunaan mesin
sebagai komponen harga pokok penjualan barang yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan.
Pemahaman mengenai siklus transaksi sangat penting bagi para
akuntan didalam menjalankan tugasnya sebagai evaluator sistem atau
sebagai auditor. Konsep siklus-siklus pemrosesan transaksi sebagai
subsistem-subsistem dari sistem informasi akuntansi akan dapat lebih
memudahkan pembagian tugas dalam kelompok kerja di antara para
anggota tim.
2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
Sistem informasi penjualan merupakan sekumpulan data
penjualan yang telah diproses menjadi informasi penjualan yang berguna
dan didistribusikan kepada para pemakainya untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah
terpenuhi dengan pengiriman barang atau jasa, untuk jangka waktu
tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya.
Standar akuntansi keuangan (1999) mendefinisikan, “Penjualan
barang meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan
barang yang dibeli untuk dijual kembali seperti barang dagang yang
dibeli pengecer atau tanah properti lain yang dibeli untuk dijual kembali”.
Hal ini sesuai dengan pendapat Swastha (1999, h8), “Penjualan
merupakan suatu ilmu atau seni untuk mempengaruhi pribadi, yang
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 7/60
12
dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli
barang atau jasa yang ditawarkan”.
Larson et al. (2002, p223), “In sales transaction, each sales
transaction for a seller of merchandise involves two part. One part is the
revenue received in the form of an aset from a customer. The second part
is the recognition of the cost of merchandise sold to a customer. More
over, sells transaction of merchandiser ussualy include both sells for cash
and sells on creadit”. Yang berarti dalam transaksi penjualan, setiap
transaksi penjualan untuk penjualan barang yang melibatkan dua bagian.
Bagian pertama adalah pendapatan yang diterima dalam bentuk aset dari
pelanggan. Bagian kedua adalah pengakuan dari biaya barang dagangan
yang terjual ke pelanggan. Lebih lanjut, transaksi penjualan dari penjual
biasanya meliputi baik penjualan tunai maupun penjualan kredit. Dalam
transaksi penjualan, tidak semua penjualan berhasil mendatangkan
pendapat bagi perusahaan. Adakalanya pembeli mengembalikan dan
membatalkan barang yang sudah dibeli atau dipesan karena barang tidak
sesuai dengan pesanan atau dalam keadaan rusak.
Sistem penjualan menurut Sidharta (1996,h.46), Adalah struktur
interaksi antara manusia, peralatan, metode-metode, dan kontrol-kontrol
yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dalam menyediakan aliran
informasi yang mendukung:
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 8/60
13
a) Rutinitas kerja dalam bagian order penjualan, bagian kredit, dan
bagian pengiriman (yaitu dengan menangkap dan mencatat data yang
berhubungan dengan penjualan).
b) Pembuatan keputusan untuk personil-personil yang mengatur fungsi
penjualan dan fungsi pemasaran.
Dalam sistem akuntansi penjualan Kredit informasi yang diperlukan oleh
manajemen harus dipertimbangkan, karena dengan informasi yang
dihasilkan dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam mengambil
keputusan dan perencanaan selanjutnya.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
penjualan merupakan pemindahan resiko dan manfaat kepemilikan
barang atau jasa dari pihak yang memiliki barang atau jasa (penjual)
kepada pihak yang membutuhkan barang atau jasa tersebut (pembeli).
Kegiatan ini merupakan salah satu sumber penghasilan utama bagi setiap
perusahaan.
Piutang adalah klaim moneter apa saja untuk debitur. Kredit
dapat diakui dalam dua bentuk: perkiraan terbuka atau dibuktikan dengan
suatu alat resmi. Ketika alat resmi kredit berupa surat promes, kreditur
mempunyai klaim hukum yang lebih kuat dan dapat mengesahkannya
kepada pihak ketiga. Pihak yang menjanjikan pembayaran dikenal
sebagai pembuat, dan pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran
adalah pihak yang dibayar. Niswonger, Warren, Reeve dan Fess yang
diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait (1999, h. 241), “Piutang meliputi
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 9/60
14
semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk
individu, perusahaan, atau organisasi lainnya”.
Horngren, Harrison, Robinson dan Secokusumo yang
diterjemahkan oleh Salemba Empat (1997, h. 402), “Piutang merupakan
klaim uang pada perusahaan maupun individu. Klaim tersebut biasanya
didapatkan dari penjualan barang atau jasa ataupun peminjaman uang”.
Bodnar dan William S. Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf (2000,
h.272), “Piutang dagang adalah uang yang terhutang oleh pelanggan atas
barang yang telah kita jual atau jasa yang kita berikan kepadanya’.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
piutang merupakan semua klaim atau tagihan dalam bentuk uang, barang,
jasa terhadap perorangan, organisasi, organisasi lainnya yang timbul dari
penjualan barang atau jasa secara kredit.
2.1.3.1 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya,
seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data
menjadi informasi. Informasi ini digunakan untuk beragam
pengambilan keputusan.
Bodnar dan William S. Hopwood yang diterjemahkan oleh
Jusuf (2000, h264), Pada dasarnya tujuan sistem informasi
akuntansi penjualan kredit adalah untuk mengolah data-data
masukan yang ada menjadi informasi yang berguna dalam
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 10/60
15
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penjualan
kredit, seperti informasi mengenai jumlah total penjualan yang
dilakukan dalam periode transaksi tertentu, piutang tak tertagih,
dan lain sebagainya.
2.1.3.2 Unit/Fungsi Yang Terkait Penjualan Kredit
Bodnar dan William S. Hopwood yang diterjemahkan oleh
Jusuf (2000, h265), Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan
kredit adalah
a) Fungsi Order Penjualan
Fungsi order penjualan mengawali pemrosesan order
pelanggan dengan menyiapkan order penjualan.
b) Fungsi Kredit
Kredit pelanggan harus diverifikasi sebelum dilakukan
pengiriman barang untuk pelanggan tetap, cek kredit memuat
penetapan jumlah kredit yang diberikan yang sudah mendapat
otorisasi umum atau khusus manajemen.
c) Fungsi Produk Jadi
Fungsi produk jadi menerima order seperti yang terdapat pada
rangkapan persediaan dari order penjualan.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 11/60
16
d) Fungsi Pengiriman
Fungsi pengiriman menerima order untuk pengiriman setelah
mencocokkan rangkapan slip pengepakan dengan rangkapan
persediaan dari formulir order penjualan.
e) Fungsi Penagihan
Fungsi pengiriman menyerahkan dokumen pengiriman ke
fungsi penagihan.
2.1.3.3 Dokumen/Form Yang Lazim Digunakan
Formulir merupakan media perekam data transaksi yang
pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Dalam
sistem akuntansi secara manual, media yang digunakan untuk
merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah formulir
yang dibuat dari kertas (paper form). Dalam sistem akuntansi
berbasis komputer, formulir yang digunakan disebut formulir
elektronik (electronic form) yang merupakan ruang yang
ditayangkan dalam layar komputer yang digunakan untuk
menangkap data yang akan diolah dalam pengolahan data
elektronik.
Mulyadi (2001, h214), Dokumen yang digunakan dalam
sistem penjualan kredit adalah
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 12/60
17
a) Surat Order Pengiriman dan Tembusannya
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order
pengiriman yang memberi otorisasi kepada fungsi pengiriman
untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan
spesifikasi seperti yang tertera dalam dokumen tersebut.
Tembusan dokumen ini berupa :
1. Tembusan Kredit (Credit Copy)
Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status kredit
pelanggan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit
dari fungsi kredit.
2. Surat Pengakuan (Acknowledgement Copy)
Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada
pelanggan untuk memberitahu bahwa ordernya telah
diterima dan dalam proses pengiriman.
3. Surat Muat (Bill of Lading)
Dokumen ini digunakan sebagai bukti penyerahan barang
dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum.
4. Slip Pembungkus (Packing Slip)
Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk
memudahkan fungsi penerimaan di perusahaan pelanggan
dalam mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 13/60
18
5. Tembusan Gudang (Warehouse Copy)
Dokumen ini merupakan tembusan surat order pengiriman
yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis
barang dengan spesifikasi sesuai yang tercantum
didalamnya, agar menyerahkan barang tersebut ke fungsi
pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual dalam
kartu gudang.
6. Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-up
Copy)
Dokumen ini merupakan tembusan surat order pengiriman
yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut tanggal
pengiriman yang dijanjikan. Jika fungsi penjualan telah
menerima tembusan surat order pengiriman dari fungsi
pengiriman yang merupakan bukti telah dilaksanakan
pengiriman barang, arsip pengendalian pengiriman ini
kemudian diambil dan dipindahkan ke arsip order
pengiriman yang telah dipenuhi. Arsip pengendalian
pengiriman ini merupakan sumber informasi untuk
membuat laporan mengenai pesanan pelanggan yang
belum dipenuhi.
7. Arsip Index Silang (Cross-index File Copy)
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang
diarsipkan secara alfabetik menurut nama pelanggan untuk
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 14/60
19
memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
pelanggan mengenai status pesanannya.
b) Faktur dan tembusannya
Faktur penjualan merupakan dokumen yang digunakan
sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. Faktur
penjualan merupakan lembar pertama yang dikirim oleh
fungsi penagihan kepada pelanggan. Tembusan dokumen ini
berupa :
1. Tembusan Piutang (Account Receivable Copy)
Dokumen ini merupakan tembusan faktur penjualan yang
dikirimkan oleh oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi
sebagai dasar untuk mencatat piutang dalam kartu piutang.
2. Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy)
Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirimkan oleh
fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar
mencatat transaksi penjualan dalam jurnal penjualan.
3. Tembusan Analisis (Analysis Copy)
Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirimkan oleh
fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk
menghitung harga pokok penjualan yang dicatat dalam
kartu persediaan, untuk analisis penjualan, dan untuk
perhitungan komisi wiraniaga.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 15/60
20
4. Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy)
Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penagihan kepada
wiraniaga untuk memberitahu bahwa order dari pelanggan
yang lewat di tangannya telah dipenuhi sehingga
memungkinkannya untuk menghitung komisi penjualan
yang menjadi haknya.
c) Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen
pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga
pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
Data yang dicantumkan dalam dokumen ini berasal dari kartu
persediaan. Secara periodik harga pokok produk yang dijual
selama jangka waktu tertentu dihitung dalam rekapitulasi
harga pokok penjualan dan kemudian dibuatkan dokumen
sumber berupa bukti memorial untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
d) Bukti memorial
Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar
pencatatan kedalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan
kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk
mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode
akuntansi tertentu.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 16/60
21
2.1.3.4 Prosedur Sistem Informasi Penjualan Kredit
Bodnar dan William S. Hopwood yang diterjemahkan oleh
Jusuf (2000, h265), Prosedur sistem informasi penjualan kredit
diawali dengan pemrosesan order pelanggan dengan menyiapkan
order penjualan. Order penjualan memuat deskripsi mengenai
produk yang dipesan, harga produk, dan keterangan mengenai
pelanggan seperti nama, alamat pengiriman dan jika perlu alamat
penagihan. Pada titik ini jumlah aktual yang dikirimkan dan biaya
pengiriman (jika ada) belum diketahui. Faktur dibuat setelah
barang dikirimkan dengan memberitahukan kegiatan ini kedalam
departemen penagihan.
Kredit pelanggan harus diverifikasi sebelum dilakukan
pengiriman barang. Untuk pelanggan tetap, cek kredit memuat
penetapan jumlah kredit yang diberikan yang sudah mendapat
otorisasi manajemen. Untuk pelanggan baru, cek kredit diperlukan
untuk menetapkan syarat penjualan kepada pelanggan. Setelah
kredit disahkan, fungsi order penjualan mendistribusikan
kumpulan order penjualan dan membuat beberapa rangkap order
penjualan tersebut untuk didistribusikan ke fungsi terkait lainnya.
Satu rangkapan dari setiap order penjualan dikirimkan ke
penagihan. Rangkapan itu diarsip sebagai order yang masih
terbuka, guna memungkinkan fungsi penagihan untuk
mengantisipasi penerimaan nota pengiriman yang cocok dari
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 17/60
22
fungsi pengiriman. Rangkapan order penjualan yang lain
diberikan ke fungsi pengiriman yang sekaligus mengotorisasi
pengiriman untuk menerima barang dari fungsi produk jadi untuk
dikirimkan. Rangkapan lainnya diberikan ke fungsi produk jadi.
Rangkapan ini mengesahkan departemen produk jadi untuk
mengeluarkan barang dari gudangnya untuk dikirimkan kepada
pelanggan. Fungsi pengiriman menerima order untuk pengiriman
barang setelah mencocokkan rangkapan slip pengepakan dengan
rangkapan persediaan dari formulir order penjualan.
Dalam beberapa kasus, order pelanggan mensyaratkan
bahwa order produksi harus diterbitkan untuk memproduksi
barang, karena barang tidak ada dalam persediaan. Situasi seperti
itu timbul jika order dilakukan untuk barang-barang yang sangat
khusus yang tidak terdapat dalam persediaan. Jika rentang waktu
antara penerimaan order dan pengiriman order yang bersangkutan
cukup signifikan rangkapan pemberitahuan dari order penjualan
dikirimkan ke pelanggan untuk memberitahukan bahwa order
telah diterima dan sedang dalam pemrosesan. Setelah barang
dikirimkan, fungsi pengiriman menyerahkan dokumen pengiriman
ke fungsi penagihan. Dokumentasi ini disebut nota pengiriman
dan biasanya mencakup rangkapan persediaan dari formulir order
penjualan dan rangkapan bukti pengiriman barang. Fungsi
penagihan menerima dokumen-dokumen order terbuka yang
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 18/60
23
berkaitan, memverifikasi order, dan kemudian membuat faktur
dengan mencatat biaya sesuai kuantitas aktual yang dikirimkan,
biaya pengiriman jika ada, pajak jika ada. Faktur-faktur
dikirimkan kepada pelanggan. Faktur-faktur dicatat dalam jurnal
penjualan, dan rangkapan pemindahbukuan dikirimkan ke fungsi
piutang dagang. Secara berkala voucher jurnal disajikan dan
dikirimkan ke fungsi buku besar untuk posting ke buku besar.
Keterangan mengenai data flow diagram dapat dilihat
dalam lampiran (lampiran L43).
2.1.3.5 Manajemen Data Sistem Informasi Penjualan Kredit
Wilkinson (2004, p489), Data-data dalam suatu
perusahaan penting adanya dalam mendukung pengambilan
keputusan termasuk kegiatan pemrosesan transaksi. Data-data
tersebut dikelompokkan menurut fungsi. Dibawah setiap fungsi,
file-file dikategorikan sebagai file induk, file transaksi, file riwayat
dan file referensi.
Dalam database penjualan, file-file yang biasa digunakan adalah:
1. File induk pelanggan, berisi keterangan mengenai pelanggan
seperti nama, alamat, No ID, batas kredit, juga termasuk
riwayat pembayaran kredit pelanggan.
2. File induk barang, berisi keterangan selengkapnya mengenai
barang seperti nama barang, No Barang, kuantitas barang.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 19/60
24
3. File transaksi persediaan, menunjukkan perubahan pada
persediaan akibat transaksi penjualan yang terjadi.
4. File transaksi retur barang, menunjukkan jumlah barang yang
diretur pelanggan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. File transaksi piutang dagang, menunjukkan jumlah piutang
dagang yang timbul akibat transaksi penjualan yang terjadi.
6. File transaksi penjualan, menunjukkan besarnya jumlah
penjualan yang terjadi dalam suatu periode. Pada akhir
periode, dari file transaksi penjualan ini dibuat laporan
penjualan.
Gambar 2.1 Diagram struktur data yang menjalin jenis-jenis record
di dalam database penjualan
Sumber: Joseph W. Wilkinson (2004, p489)
Record
pelanggan
Record
jenis
transaksi
Record
penjualan
Record piutang
dagang
Record retur
barang
Record barang
Record
persediaan
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 20/60
25
2.1.3.6 Resiko dan Pengendalian Sistem Informasi Penjualan Kredit
Didalam Sistem Informasi Penjualan terdapat resiko-
resiko yang harus dihadapi serta pengendalian-pengendaliannya.
Ancaman Kerugian Pengendalian Internal
Penjualan Retail Piutang tidak terbayar Komunikasi prosedur
penjualan yang jelas antara
customer dan vendor ,
pemisahan tugas antara
departemen penjualan dan
pembelian.
Pengiriman stock antar
cabang
Pendapatan yang tidak
lengkap disembunyikan
Pengambilan stock yang
simultan (serempak).
Customer Kesulitan mendapatkan
informasi yang detail
mengenai customer .
Kontrol yang cukup terhadap
master file customer .
Customer credit limit Penjualan invalid yang
menyebabkan kerugian.
Prosedur untuk mencetak
customer credit limit .
Kesalahan pengiriman
barang
Keluhan customer , timbul
kerugian.
Daftar pengepakan barang
yang baik, pemisahan tugas
antara departemen gudang dan
logistik, prosedur menerima
keluhan customer yang cukup
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 21/60
26
(customer service), rekonsiliasi
order penjualan, surat jalan dan
faktur.
Faktur dari vendor
tidak sesuai dengan
penerimaan barang.
Harga jual yang tinggi. Pengecekan kualitas dan
kuantitas barang saat
penerimaan barang, pemisahan
tugas antara departemen
gudang dan fungsi piutang,
rekonsiliasi faktur dari vendor
dan laporan penerimaan
barang.
Tabel 2.1 Resiko dan Pengendalian Sistem Informasi Penjualan
Sumber: Eddy Vaassen (2002, p67)
2.1.3.7 Laporan Yang Dihasilkan
Laporan merupakan hasil akhir proses akuntansi. Laporan
berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi.
Mulyadi (2001,h232), Laporan yang digunakan dalam penjualan
kredit adalah laporan order penjualan, laporan pengiriman barang,
laporan pencatatan piutang, laporan penagihan dan laporan
pencatatan penjualan.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 22/60
27
2.2 Sistem Pengendalian Internal
2.2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal adalah aturan, prosedur, praktek dan
struktur organisasional, dirancang untuk menyediakan jaminan yang
layak dimana objektivitas bisnis dapat diterima dan kejadian-kejadian
yang tidak diinginkan akan dicegah, atau dideteksi dan dikoreksi.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Weber (1999, p35), “A
control is a system that prevents, detects, or corrects unlawful events”.
Sistem pengendalian adalah suatu sistem untuk mencegah, mendeteksi,
dan mengoreksi kejadian yang timbul saat transaksi dari serangkaian
pemrosesan. Committee On Sponsoring Organization (COSO),
Pengendalian Internal adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh
sejumlah jajaran pimpinan, manajemen dan personel lainnya, dirancang
untuk menyediakan jaminan yang layak dalam hal pencapaian
objektivitas dalam:
a) Keefektifitasan dan efisiensi operasi
b) Kepercayaan pada laporan keuangan
c) Pemenuhan hukum dan regulasi yang dapat dipakai
Mukhtar (1999,p41-42), “Pengendalian internal merupakan
perencanaan organisasi guna mengkoordinasikan metode atau cara
kontrol dalam suatu perusahaan untuk menjaga aset perusahaan guna
meningkatkan tingkat kepercayaan dan akurasi data, serta menjalankan
operasional perusahaan secara efisien”. Michael P.Cangemi dan Tommie
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 23/60
28
Singleton (2002, p.66), Pengendalian internal adalah aturan, praktek,
prosedur, dan peralatan yang dirancang untuk:
a) Keamanan aset yang berhubungan dengan badan hukum
b) Menyakinkan akurasi dan kepercayaan perolehan data dan informasi
produk
c) Mendapatkan efisiensi
d) Mengukur pemenuhan dengan aturan yang berhubungan dengan
badan hukum
e) Mengukur pemenuhan dengan regulasi-regulasi
f) Mengatur kejadian-kejadian negatif dan pengaruh dari penyuapan,
kejahatan, dan aktivitas pengrusakan.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
sistem pengendalian internal meliputi metode dan kebijakan yang
terkoordinasi didalam perusahaan untuk mengamankan kekayaan
perusahaan, menguji ketepatan. Ketelitian dan keandalan catatan/data
akuntansi serta untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.
2.2.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Tujuan dari sistem pengendalian internal adalah untuk
mengurangi resiko atau mengurangi pengaruh yang sifatnya merugikan
akibat suatu kejadian (penyebab). Berdasarkan pengertian diatas maka
pengendalian dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 24/60
29
a) Preventive Control
Pengendalian ini digunakan untuk mencegah masalah sebelum
masalah tersebut muncul.
b) Detective Control
Pengendalian ini digunakan untuk menemukan masalah yang
berhubungan dengan pengendalian segera setelah masalah tersebut
muncul.
c) Corrective Control
Pengendalian ini digunakan untuk memperbaiki masalah yang
ditemukan pada Detective Control. Pengendalian ini mencakup
prosedur untuk menentukan penyebab masalah yang timbul,
memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang timbul, memodifikasi
sistem proses. Dengan demikian bisa mencegah kejadian yang sama
dimasa mendatang.
Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf (1997, h.218),
Tujuan sistem pengendalian intern terdiri dari:
a) Menyajikan data yang dapat dipercaya
Pimpinan hendaklah memiliki informasi yang tepat dalam rangka
melaksanakan kegiatannya. Mengingat bahwa berbagai jenis
informasi dipergunakan untuk bahan mengambil keputusan sangat
penting artinya, karena itu suatu mekanisme atau sistem yang dapat
mendukung penyajian informasi yang akurat sangat diperlukan oleh
pimpinan organisasi/perusahaan.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 25/60
30
b) Mengamankan aktiva dan pembukuan
Pengamanan atas berbagai harta benda dan catatan pembukuan
menjadi semakin penting dengan adanya komputer. Data/informasi
yang begitu banyaknya disimpan di dalam media komputer seperti
magnetic tape dapat dirusak apabila tidak diperhatikan
pengamanannya.
c) Meningkatkan efesiensi operasional
Pengawasan dalam suatu organisasi merupakan alat untuk mencegah
penghamburan usaha, menghindarkan pemborosan dalam setiap segi
dunia usaha dan mengurangi setiap jenis penggunaan sumber-sumber
yang ada secara tidak efisien.
d) Mendorong pelaksanaan kebijakan yang ada
Pimpinan menyusun tata cara dan ketentuan yang dapat dipergunakan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian intern berarti
memberikan jaminan yang layak bahwa kesemuanya itu telah
dilaksanakan oleh karyawan perusahaan.
Tujuan pengendalian intern harus dipandang dalam kaitannya
dengan individu yang menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem
harus dirancang sedemikian rupa sehingga para pegawai merasakannya
sendiri dan yakin bahwa pengendalian bertujuan mengurangi kesulitan-
kesulitan dalam operasi, melindungi organisasi, merupakan persyaratan
tercapainya tujuan, dan dengan demikian mendorong terpenuhinya
kebijakan manajemen yang telah digariskan.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 26/60
31
2.2.3 Model Sistem Pengendalian Internal
Model sistem pengendalian internal banyak membuktikan bahwa
auditor internal dapat mengembangkan dan memelihara sistem
pengendalian internal yang berlaku.
COSO CobiT eSAC SYSTRUST
Penyelenggara Manajemen Manajemen,
pengguna,
proses,
pemilik,
auditor
Auditor
Internal
Auditor
Eksternal
Internal Controls
dipandang sebagai
Proses Proses-
proses
termasuk
kebijakan,
prosedur,
praktek, dan
stuktur
organisasi
Proses-
proses,
subsistem,
dan
manusia
Tidak
dijelaskan:
dipandang
sebagai
Tujuan-tujuan
organisasi Internal
Controls
Operasi
efektif dan
efisien,
laporan
Operasi
efektif dan
efisien,
kerahasiaan,
Operasi
efektif dan
efisien,
laporan
Efektifitas
tujuan bisnis
dan
manajemen,
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 27/60
32
keuangan
yang
handal,
sesuai
dengan
hukum dan
peraturan
integritas,
dan
ketersediaan
informasi,
laporan
keuangan
yang
handal,
sesuai
dengan
hukum dan
peraturan
keuangan
yang
handal,
sesuai
dengan
hukum dan
peraturan
laporan
keuangan
yang handal
Komponen-
komponen/ruang
lingkup
Kontrol
lingkungan,
manajemen
resiko,
aktivitas
control,
komunikasi
dan
informasi,
pengawasan
Perencanaan
dan
organisasi,
akuisisi dan
penerapan,
pengiriman
dan
bantuan,
pengawasan
Kontrol
lingkungan,
sistem
manual dan
otomatis,
prosedur
kontrol
Ketersediaan,
keamanan,
integritas,
perawatan
Fokus Entitas TI dan TI SI
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 28/60
33
keseluruhan entitas
keseluruhan
Efektifitas Internal
Controls
Sesuai
waktu
Jangka
waktu
tertentu
Jangka
waktu
tertentu
Sesuai waktu
Tanggung jawab
sistem Internal
Controls
Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen
Ukuran 353
halaman
dalam 4
volume
664
halaman
dalam 5
volume
1.193
halaman
dari 12
modul
Beberapa
halaman
online
Tabel 2.2 Perbandingan Model Pengendalian Internal
Sumber: Michael P.Cangemi dan Tommie Singleton (2002, p85)
2.2.4 Unsur- Unsur Pengendalian Internal
Pendapat Weber (1999, p49), pengendalian internal terdiri dari
lima unsur/komponen yang saling berintegrasi, antara lain:
a) Control Environment
Komponen ini diwujudkan dengan cara pengoperasian, cara
pembagian wewenang dan tanggung jawab yang harus dilakukan,
cara komite audit berfungsi, dan metode-metode yang digunakan
untuk merencanakan dan memonitor kinerja.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 29/60
34
b) Risk Assessment
Komponen untuk mengidentifikasi dan menganalisa resiko yang
dihadapi oleh perusahaan dan cara-cara untuk menghadapi resiko
tersebut.
c) Control Activities
Komponen yang dioperasikan untuk memastikan transaksi telah
terotorisasi, adanya pembagian tugas, pemeliharaan terhadap
dokumen dan record , perlindungan aset dan record , pengecekan
kinerja dan penilaian dari jumlah record yang terjadi.
d) Information and Communication
Komponen dimana informasi digunakan untuk mengidentifikasi,
mendapatkan, dan menukarkan data yang dibutuhkan untuk
mengendalikan dan mengatur operasi perusahaan.
e) Monitoring
Komponen yang memastikan pengendalian internal beroperasi secara
dinamis.
Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf (1996, h.270-271),
sistem pengendalian internal dibagi menjadi lima komponen yaitu :
a) Lingkungan pengendalian
Tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap
manajemen puncak yang harmonis, sikap manajemen dan pemilik
satu entitas mengenai arti pentingnya suatu pengendalian intern.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 30/60
35
b) Penetapan resiko oleh manajemen
Identifikasi/analisis oleh manajemen atas resiko yang relevan
terhadap penyiapan laporan keuangan agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku secara umum.
c) Sistem komunikasi dan informasi akuntansi
Metode yang dipakai mengidentifikasi, menggabungkan, menyusun
klasifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi satu entitas untuk
menjamin akuntabilitas aktiva yang terkait.
d) Aktivitas pengendalian
Merupakan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan manajemen untuk
memenuhi tujuannya di dalam pelaporan keuangan. Aktifitas
pengendalian yang umumnya ditetapkan di dalam sistem manual
dikategorikan menjadi:
1. Otorisasi yang memadai atas transaksi dan kegiatan.
2. Adanya pemisahan tugas yang memadai.
3. Adanya dokumentasi dan pencatatan yang memadai.
4. Adanya pengendalian yang memadai atas akses dan penggunaan
aktiva perusahaan dan catatan.
5. Adanya pengecekan atas kinerja yang dilakukan secara
independen (oleh unit/orang terpisah), sering disebut dengan
istilah verifikasi independen.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 31/60
36
e) Pemantauan
Penilaian efektifitas rancangan operasi struktur pengendalian intern
secara periodik dan terus menerus oleh manajemen untuk melihat
apakah manajemen telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah
diperbaiki sesuai dengan keadaan.
Menurut Gondodiyoto (2003, h. 81), Sistem pengendalian internal terdiri
dari:
a) Lingkungan pengendalian
1. Nilai integritas dan etika.
2. Komitmen terhadap kompetensi.
3. Dewan Komisaris dan Komite audit
4. Filosofi dan gaya operasi manajemen
5. Struktur Organisasi yang memadai.
6. Pembagian tugas dan delegasi wewenang
7. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia.
b) Informasi, Komunikasi dan Resiko
1. Sistem dan prosedur (dalam hal ini khususnya sistem akuntansi)
efektif dan memberikan keyakinan yang memadai dalam
penyajian informasi.
2. Segala sesuatu telah dikomunikasikan kepada berbagai pihak:
manajemen, personil, dan lain-lain.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 32/60
37
3. Adanya resiko yang mungkin timbul bila: ada bidang baru,
perubahan sistem, teknologi baru, perkembangan pesat entitas,
hukum dan sebagainya.
c) Aktivitas Pengendalian
1. Pemisahan tugas dan fungsi.
2. Otorisasi yang memadai.
3. Adanya dokumentasi yang layak.
4. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan akuntansi.
5. Verifikasi independen atau review atas kegiatan/kinerja.
Unsur-unsur sistem pengendalian intern sangat penting karena
sistem mempunyai beberapa unsur dan sifat-sifat tertentu yang dapat
meningkatkan kemungkinan dapat dipercayainya data-data akuntansi
serta tindakan pengamanan terhadap aktiva dan catatan perusahaan.
2.2.5 Jenis Pengendalian Internal Komputer
Pendapat Weber (1999, p67), ruang lingkup kontrol dibedakan
atas dua jenis, yaitu pengendalian umum dan pengendalian khusus.
a) Pengendalian Umum
Pengendalian umum artinya ketentuan-ketentuan yang berlaku
dalam pengendalian tersebut, berlaku untuk seluruh kegiatan
komputerisasi di perusahaan tersebut. Apabila tidak dilakukan
pengendalian ini ataupun pengendaliannya lemah maka dapat
berakibat negatif terhadap aplikasi.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 33/60
38
Pengendalian umum berupa:
1. Top Management Control
Mengontrol peranan manajemen dalam perencanaan
kepemimpinan dan pengawasan fungsi .
2. System Development Management Control
Mengontrol alternatif dari model proses pengembangan sistem
informasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar perkumpulan
dan pengevaluasian bukti.
3. Control Programming Management
Mengontrol tahapan utama dari siklus program dan
pelaksanaan dari tiap tahap.
4. Data Resource Management Control
Mengontrol peranan dan fungsi dari data administrator atau
database administrator.
5. Operation Management Control
Mengontrol fungsi utama yang harus dilakukan oleh quality
assurance management untuk meyakinkan bahwa pengembangan,
pelaksanaan, pengoperasian, pemeliharaan dari sistem informasi
sesuai dengan standar kualitas.
6. Security Management Control
Mengontrol fungsi utama dari security administrator dalam
mengidentifikasi ancaman utama terhadap fungsi sistem informasi
dan perancangan, pelaksanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 34/60
39
terhadap pengontrolan yang dapat mengurangi kemungkinan
kehilangan dari ancaman ini sampai pada tingkat yang dapat
diterima. Secara garis besar pengendalian terhadap manajemen
keamanan bertanggung jawab dalam menjamin aset sistem
informasi tetap aman.
Ancaman utama terhadap keamanan aset sistem informasi :
a) Ancaman kebakaran
Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk ancaman
kebakaran :
1. Memiliki alarm kebakaran otomatis yang diletakkan pada
tempat dimana aset-aset sistem informasi berada.
2. Memiliki tabung kebakaran yang diletakkan pada lokasi
yang mudah diambil.
3. Gedung tempat penyimpanan aset sistem informasi
dibangun dari bahan tahan api.
4. Memiliki pintu/tangga darurat yang diberi tanda dengan
jelas sehingga karyawan dapat dengan mudah
menggunakannya.
5. Ketika alarm berbunyi, sinyal langsung dikirimkan ke
stasiun pengendalian yang selalu dijaga oleh staf.
6. Prosedur pemeliharaan gedung yang baik menjamin
tingkat polusi rendah disekitar aset sistem informasi yang
bernilai tinggi. Contoh: ruang komputer dibersihkan secara
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 35/60
40
teratur dan kertas untuk printer diletakkan diruang
terpisah. Untuk mengantisipasi ancaman kebakaran
diperlukan pengawasan rutin dan pengujian terhadap
sistem perlindungan kebakaran untuk dapat memastikan
bahwa segala sesuatunya telah dirawat dengan baik.
b) Ancaman banjir
Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk ancaman banjir:
1. Usahakan bahan untuk atap, dinding, dan lantai yang tahan
air.
2. Menyediakan alarm pada titik strategis dimana material
aset sistem informasi diletakkan.
3. Semua material aset sistem informasi diletakkan ditempat
yang tinggi.
4. Menutup peralatan hardware dengan bahan yang tahan air
sewaktu tidak digunakan.
c) Perubahan tegangan sumber energi
Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi perubahan
tegangan sumber energi listrik, misalnya menggunakan
stabilizer ataupun uninteruptable power supply (UPS)
memadai yang mampu mengcover tegangan listrik jika tiba-
tiba turun.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 36/60
41
d) Kerusakan struktural
Pelaksanaan struktural terhadap aset sistem informasi
dapat terjadi karena adanya gempa, angin, dan salju. Beberapa
pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi kerusakan
struktural misalnya adalah memilih lokasi perusahaan yang
jarang terjadi gempa dan angin ribut.
e) Polusi
Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk mengatasi
polusi, misalnya situasi kantor yang bebas debu dan tidak
memperbolehkan membawa binatang peliharaan. Atau dengan
melarang karyawan membawa/meletakkan minuman didekat
peralatan komputer.
f) Penyusup
Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi penyusup
dapat dilakukan dengan penempatan staf penjaga dan
penggunaan alarm.
g) Virus
Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi virus
meliputi tindakan:
1. Preventive, seperti menginstall anti virus dan mengupdate
secara rutin, melakukan scan file yang akan digunakan
2. Detective, sepeti melakukan scan secara rutin.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 37/60
42
3. Corrective, seperti memastikan backup data bebas virus,
pemakaian antivirus terhadap file yang terinfeksi.
h) Hacking
Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi
hacking:
1. Penggunaan kontrol logika seperti penggunaan password
yang sulit untuk ditebak.
2. Petugas keamanan secara teratur memonitor sistem yang
digunakan.
Apabila ancaman keamanan benar-benar telah terjadi,
pengendalian akhir yang dapat dilaksanakan antara lain adalah:
a) Rencana Pemulihan Bencana
Rencana pemulihan menjadi keadaan normal setelah
terjadinya bencana dilakukan kegiatan-kegiatan yang pada
hakekatnya terdiri dari 4 bagian yaitu:
1. Rencana Darurat ( Emergancy Plan)
Yaitu jika terjadi sesuatu, tindakan apa yang segera harus
dilakukan, siapa melakukan apa, dan bagaimana
melakukannya.
2. Rencana Backup ( Backup Plan)
Back-up plan dilakukan misalnya membuat persetujuan
dengan unit komputer/instalasi lain, yaitu bila terjadi
masalah dapat menggunakan komputer di tempat tersebut.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 38/60
43
Sudah barang tertentu perjanjian tersebut dilakukan
dengan instalasi yang setara, baik jenis mesinnya maupun
kapasitasnya.
3. Rencana Pemulihan ( Recovery Plan)
Prosedur apa yang harus dilakukan untuk dapat kembali
beroperasi dengan starting point pada saat kerusakan
terjadi (tidak mengulang lagi proses yang sudah dikerjakan
dari start-up sampai mesin down atau listrik mati) atau
tidak “melompat” ke proses berikutnya dengan
mengabaikan data yang tersisa belum selesai diolah dalam
proses terhenti.
4. Rencana Pengujian (Test Plan)
Seluruh program kerja yang direncanakan perlu diuji-caba
lebih dahulu untuk test atau uji kesahihannya.
b) Asuransi
Perlu dipertimbangkan cost/benefit -nya untuk memiliki
asuransi untuk peralatan, fasilitas, media penyimpanan,
gangguan bisnis, dokumen dan kertas yang berharga yang
ada di instalasi. Jika perlu dalam suatu proyek komputerisasi
yang besar perlu dibuat asuransi mengenai kemungkinan
biaya tambahan proyek bila terjadi overrun cost and
schedule.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 39/60
44
b) Pengendalian Khusus
Pengendalian khusus dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
apakah pengendalian sistem informasi dari sistem yang
terkomputerisasi pada aplikasi komputer tertentu sudah memadai
untuk memberikan jaminan bahwa data dicatat, diolah, dan
dilaporkan secara akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan kebutuhan
manajemen.
Pengendalian khusus berupa :
1. Boundary Control
Mengontrol sifat dan fungsi kontrol akses, penggunaan
pengkodean dalam kontrol akses, PIN, digital signatures, dan
plastic cards.
Menurut Weber (1999, p.368), pengendalian boundary adalah
suatu pengendalian yang memiliki tiga tujuan utama yaitu:
a. Mengatur identitas dan otentifikasi dari calon user .
b. Mengatur identitas dan otentifikasi dari sumber daya
komputer yang diminta oleh user .
c. Membatasi tindakan yang dilakukan oleh user yang
menggunakan sumber daya komputer dari serangkaian hak
yang diberikan kepadanya.
Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan password , seperti:
a. Untuk mengingat password , user sering menuliskannya di
dekat terminal yang digunakan oleh user sendiri.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 40/60
45
b. User memilih password yang mudah ditebak oleh orang lain,
misalnya nama anggota keluarga, bulan lahir, dan lainnya.
c. User tidak mengubah password setelah waktu yang ditentukan
untuk pengubahan password terlewati.
d. User tidak memahami dan menghargai pentingnya password .
e. User menjelaskan password nya kepada teman atau
keluarganya.
f. Beberapa mekanisme pengendalian akses mengharuskan user
untuk mengingat beberapa password .
g. Mekanisme pengendalian akses menyimpan data-data
password dalam bentuk yang tidak dienkripsi.
h. Password tidak dihapus ketika user keluar dari organisasi.
i. Password ditransmisikan melalui jalur komunikasi dalam
bentuk cleartext .
2. Input Control
Merupakan hal yang kritis didasarkan tiga alasan, yaitu jumlah
pengendalian yang paling besar pada sistem informasi terhadap
kehandalan subsitem input , aktivitas pada sub yang bersifat rutin
dalam jumlah besar dan campur tangan manusia dapat mengalami
kebosanan sehingga cenderung mengalami error , sub input sering
menjadi target kecurangan. Banyak ketidakberesan yang
ditemukan dengan cara penambahan, penghapusan atau
pengubahan transaksi di input .
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 41/60
46
Pengendalian input sangat penting dilakukan karena:
a. Dalam sistem informasi, pengendalian terbesar ada dalam
subsistem input , jadi auditor akan menghabiskan banyak
waktu untuk menilai apakah pengendalian input dapat
dipercaya.
b. Aktivitas subsistem input terkadang melibatkan besarnya
rutinitas, campur tangan manusia yang monoton, sehingga
mudah terjadi kesalahan.
c. Subsistem input sering menjadi sasaran tindak kejahatan,
banyak keanehan telah ditemukan yang melibatkan
penambahan, pengurangan, atau perubahan input transaksi.
3. Process Control
Mencakup pengendalian terhadap kemungkinan kehilangan data
atau tidak diprosesnya data, perhitungan aritmatik dengan
keakuratan pemrograman.
4. Output Control
Digunakan untuk memastikan bahwa data yang diproses tidak
mengalami perubahan yang tidak sah oleh operator komputer dan
memastikan hanya orang yang berwenang saja yang menerima
output. Pengendalian output berupa:
a. Mencocokkan data output (khususnya total pengendalian)
dengan total pengendalian yang sebelumnya telah ditetapkan
yang diperoleh dalam tahap input dari siklus pemrosesan.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 42/60
47
b. Mereview data output untuk melihat format yang tepat yang
terdiri dari judul laporan, tanggal dan waktu pencetakan,
banyaknya copy laporan untuk masing-masing pihak yang
berwenang, periode laporan, nama program (termasuk
versinya yang menghasilkan laporan), nama personil yang
bertanggung jawab atas dikeluarkannya laporan tersebut, masa
berlaku laporan, nomor halaman, tanda akhir halaman.
c. Mengendalikan data input yang ditolak oleh komputer selam
pemrosesan dan mendistribusikan data yang ditolak itu ke
personil yang tepat.
d. Mendistribusikan laporan-laporan output ke departemen
pemakai tepat pada waktunya.
5. Database Control
Digunakan untuk menjaga integritas data dalam suatu database.
Pengendalian yang dilakukan untuk menjaga integritas data
tersebut mencakup pengendalian terhadap pelaporan kemacetan,
kamus data, kamus data yang terintegrasi, tanggung jawab unsur
data, pengendalian data bersama, dan pemecahan hambatan.
6. Application Communication Control
Digunakan untuk mengendalikan pendistribusian, pembukaan
komunikasi sub, komponen fisik, kesalahan jalur komunikasi,
aliran dan hubungan, pengendalian topologi, pengendalian akses
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 43/60
48
hubungan, pengendalian atas ancaman subversif, pengendalian
internet working, dan pengendalian arsitektur komunikasi.
2.3 Audit
2.3.1 Pengertian Audit
The America Accounting Association Committee on Basic
Auditing Concepts mendefinisikan auding sebagai, “A systematic process
of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions
about economic actions and events to ascertain the degree of
correspondence between those assertions and established criteria and
communicating the result to interested user , (sesuatu proses sistematis,
secara objektif memperoleh dan menilai bukti-bukti yang berkaitan
dengan asersi tentang tindakan ekonomi dan kejadian-kejadian untuk
menyakinkan tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria
yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil kepada pemakai atau yang
berkepentingan).
Hall (2001,p.42) dalam terjemahan Jusuf mengatakan, “ Auditing
adalah salah satu bentuk pengujian independen yang dilakukan oleh
seorang ahli auditor yang menunjukkan pendapatnya tentang kejujuran
sebuah laporan keuangan”. Arens and loebbecke (1997, p1) dalam
terjemahan Jusuf mengatakan, “ Auditing adalah proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur
mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 44/60
49
kompeten dan indenpenden untuk menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian auditing adalah kegiatan memeriksa dengan mengumpulkan
bukti atau data dan mengevaluasinya berdasarkan standar atau kinerja
yang ditetapkan, kemudian akan menghasilkan laporan dari auditor
mengenai kesesuaian kegiatan atau kejadian yang diperiksa tersebut.
2.3.2 Jenis-jenis Audit
Arens and loebbecke (1997, p1) dalam terjemahan Jusuf
mengatakan, ada tiga jenis audit yaitu
a) Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan bertujuan menetukan apakah laporan
keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang
akan diverifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria
tertentu.
b) Audit Operasional
Audit operasional merupakan penelaahaan atas bagian manapun dari
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi
dan efektifitasnya.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 45/60
50
c) Audit Ketaatan
Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah audit (klien)
telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan
pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.
Selain yang disebutkan diatas ada juga jenis audit yang lainnya yaitu:
a) Audit Forensik (Forensic Audit )
Audit forensik adalah audit yang dilaksanakan dalam kaitannya
sebagai dukungan dalam proses litigasi dan investigasi.
b) Audit terhadap Kecurangan (Fraud Audit )
Audit terhadap kecurangan ( fraud audit):
1. Merupakan proses audit yang memfokuskan pada
keanehan/keganjilan objek yang perlu dilakukan audit.
2. Mencegah terjadinya kecurangan, mendeteksi maupun
pemeriksaan kecurangan.
c) Audit Keuangan yang lebih rinci, bukan hanya audit terhadap laporan
keuangan seperti yang disebutkan diatas, melainkan yang sudah
bersifat lebih mendalam (special assisgnment misalnya
audit/pemeriksaan tuntas, due diligent ) atau pemeriksaan bersifat
investigasi (investigative audit ).
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 46/60
51
2.3.3 Audit Sistem Informasi
2.3.3.1 Pengertian Audit Sistem Informasi
Audit Sistem Informasi didefinisikan sebagai proses
pengumpulan dan evaluasi fakta/evidence untuk menentukkan
apakah suatu sistem informasi telah melindungi aset, menjaga
integritas data, dan memungkinkan tujuan organisasi tercapai
secara efektif dengan menggunakan sumber daya secara efisisen.
Weber (1999, p10), “Information System Auditing is the
process of collecting and evaluating evidence to determine
whether a computer sistem safeguards asets, maintains data
integrity, allows organizational goals to be achieved effectively,
and uses resources efficiently”. Yang berarti audit sistem
informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti
untuk menentukan apakah komputer dapat melindungi aset atau
kekayaan, memelihara integritas data, memungkinkan tujuan
organisasi untuk dicapai secara efektif dan menggunakan sumber
daya secara efisien.
Gondodiyoto (2003, h.151) menyatakan bahwa, “Audit
Sistem Informasi merupakan suatu pengevaluasian untuk
mengetahui bagaimana tingkat kesesuaian antara aplikasi sistem
informasi dengan prosedur yang telah ditetapkan dan mengetahui
apakah suatu sistem informasi telah didesain dan
diimplementasikan secara efektif, efisien, dan ekonomis memiliki
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 47/60
52
mekanisme pengamanan aset yang memadai, serta menjamin
integritas data yang memadai.”
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Audit Sistem Informasi merupakan serangkaian kegiatan
untuk menentukan apakah sistem komputer telah menerapkan
sistem pengendalian yang memadai agar tidak disalahgunkan dan
dapat menyajikan informasi yang akurat.
2.3.3.2 Tujuan Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi bertujuan untuk menjaga harta
kekayaan, menjaga integritas data, membuat sistem menjadi
efektif dan efisien.
Hal ini sesuai dengan pendapat Muchtar (1999, h 125),
”Tujuan audit sistem informasi adalah untuk mereview dan
mengevaluasi pengawasan internal yang digunakan untuk
menjaga keamanan dan memeriksa tingkat kepercayaan sistem
informasi serta mereview operasional aplikasi.” Apabila audit
sistem informasi akan dilaksanakan secara lengkap maka auditor
harus berusaha untuk memenuhi setiap tujuan berikut ini :
a) Untuk menemukan bahwa sistem keamanan yang ada
berfungsi dengan baik untuk memperoleh peralatan, program,
file data dari pemakaian dan perubahan oleh yang tidak
berhak.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 48/60
53
b) Untuk menemukan bahwa desain dan implementasi program
aplikasi sesuai dengan spesifikasi dan otorisasi manajemen.
c) Untuk menemukan bahwa semua modifikasi program aplikasi
memiliki otorisasi dan persetujuan manajemen.
d) Untuk menemukan akurasi dan integrasi dari proses transaksi,
file, laporan, dan record-record lainnya.
e) Untuk menemukan sumber data dari program aplikasi yang
tidak akurat dan mengidentifikasikan serta mencocokkannya
dengan kebijaksanaan manajemen.
f) Untuk menemukan apakah ada usaha untuk memenuhi syarat
akurasi proses data, kelengkapan data, serta tingkat
kerahasiaan file data.
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber (1999,
p.11-13) dapat disimpulkan secara garis besar terbagi menjadi
empat tahapan, yaitu:
a) Meningkatkan keamanan aset-aset perusahaan
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), sumber daya
manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian
intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset
perusahaan. Dengan demikian sistem pengaman aset
merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi
oleh perusahaan.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 49/60
54
b) Meningkatkan integritas data
Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem
informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti:
kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. Jika integritas data
tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi
memiliki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan
dapat menderita kerugian.
c) Meningkatkan efektifitas sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan
penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem
informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi
tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user .
d) Meningkatkan efisiensi sistem
Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu
komputer tidak lagi memiliki kapasitas yang memadai. Jika
cara kerja dari sistem aplikasi komputer menurun maka pihak
manajemen harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih
memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu
sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat
memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi
yang minimal.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 50/60
55
2.3.3.3 Standar Auditing
Pada tahun 1972 untuk pertama kalinya Ikatan Akuntasi
Indonesia berhasil menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntansi.
Pada kongges Ke IV IAI tanggal 25-26 Oktober 1982, Komisi
Norma Pemeriksaan Akuntan mengusulkan agar dilakukan
penyempurnaan terhadap norma pemeriksaan akuntan tersebut.
Baru pada kongges IAI ke VII pada tahun 1994 disahkan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang secara garis besar
memuat uraian mengenai standar profesional akuntan publik,
berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan,
berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan
serta pernyataan jasa akuntansi dan review.
Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam
menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar-standar ini
meliputi pertimbangan mengenai kualitas profesional mereka,
seperti keahlian dan independensi, persyaratan pelaporan dan
bahan bukti. Pedoman utama adalah sepeluh standar auditing atau
10 generally auditing standar-GAAS.
Kesepuluh standar tersebut adalah:
a) Standar Umum:
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai
auditor
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 51/60
56
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
secara cermat dan seksama.
b) Standar Pekerjaan Lapangan:
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian
intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang harus
dilakukan.
3. Bukti audit yang kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan
konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c) Standar Lapangan:
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
2. Laporan audit harus menunjukkan keberadaan yang di
dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 52/60
57
ditetapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi
yang ditetapkan dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam
laporan audit.
4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,
maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang
mana auditor dihubungkan dengan laporan keuangan,
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat
tanggung jawab yang dipikulnya.
2.3.3.4 Pendekatan-pendekatan Audit Sistem Informasi
Pendapat Weber (1999, p55-57), metode audit meliputi :
a) Auditing around the computer
Merupakan suatu pendekatan audit dengan
memperlakukan komputer sebagai black box, maksudnya
metode ini tidak menguji langkah-langkah proses secara
langsung, tetapi hanya berfokus pada input dan output dari
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 53/60
58
sistem komputer. Diasumsikan bahwa jika input benar akan
diwujudkan pada output , sehingga pemrosesan juga benar dan
tidak melakukan pengecekan terhadap pemrosesan komputer
secara langsung.
Pendekatan itu mengandung berbagai kelemahan antara lain :
1. Umumnya database mencakup jumlah data yang banyak
dan sukar untuk ditelusuri secara manual.
2. Tidak menciptakan sarana bagi auditor untuk menghayati
dan mendalami lebih mantap liku-liku komputer.
3. Cara ini mengabaikan pengendalian sistem dalam
pengolahan komputer itu sendiri, sehingga rawan terhadap
adanya kelemahan dan kesalahan yang potensial didalam .
4. Kemampuan komputer sebagai fasilitas penunjang
pelaksanaan audit menjadi sia-sia.
5. Tidak dapat mencakup keseluruhan maksud dan tujuan
penyelenggaraan audit.
b) Auditing through the computer
Merupakan suatu pendekatan audit yang berorientasi pada
komputer dengan membuka black box, dan secara langsung
berfokus pada operasi pemrosesan dalam sistem komputer.
Dengan asumsi bahwa apabila pemrosesan mempunyai
pengendalian yang memadai, maka kesalahan dan
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 54/60
59
penyalahgunaan tidak akan terlewat untuk dideteksi, sebagai
akibat dari keluaran dapat diterima.
Keuntungan utama dari pendekatan ini adalah dapat
meningkatkan kekuatan terhadap pengujian sistem aplikasi
secara efektif, dimana ruang lingkup dan kemampuan dari
pengujian yang dilakukan dapat diperluas sehingga tingkat
kepercayaan terhadap keandalan dari pengumpulan dan
pengevaluasian bukti dapat ditingkatkan. Selain itu dengan
memeriksa secara langsung logika pemrosesan dari sistem
aplikasi, dapat diperkirakan kemampuan sistem dalam
menangani perubahan dan kemungkinan kehilangan yang
terjadi pada masa yang akan datang.
Kelemahannya sebagai berikut:
1. Biaya yang dibutuhkan relatih tinggi yang disebabkan
jumlah jam kerja yang banyak untuk dapat lebih
memahami stuktur kontrol internal dari pelaksanaan
sistem aplikasi
2. Butuh banyak keahlian teknis yang lebih mendalam untuk
memahami cara kerja.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 55/60
60
2.3.3.5 Prosedur Audit
Prosedur auditing adalah petunjuk terperinci tentang
pengumpulan jenis-jenis bukti auditing tertentu, yang harus
didapatkan pada sesuatu waktu di dalam pelaksanaan auditing.
Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf (1996,
p.153-158), Dalam menentukan prosedur audit digunakan tujuh
kategori bahan bukti yang dapat digunakan oleh auditor yaitu :
a) Pemeriksanaan Fisik
Pemeriksanaan fisik sebagai alat yang langsung digunakan
untuk memverifikasi apakah suatu aktiva secara aktual ada,
dianggap sebagai salah satu bahan bukti yang paling handal
dan berguna.
b) Konfirmasi
Konfirmasi digambarkan sebagai penerimaan jawaban tertulis
maupun lisan dari pihak ketiga yang independen dalam
memverifikasi akurasi informasi yang telah diminta oleh
auditor.
c) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bentuk bahan bukti yang digunakan
secara luas dalam setiap audit karena biasanya sudah tersedia
bagi auditor dengan biaya yang relatif rendah. Seringkali
hanya bahan bukti jenis ini yang tersedia.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 56/60
61
d) Pengamatan
Pengamatan adalah penggunaan perasaan untuk menetapkan
aktifitas tertentu. Dalam keseluruhan audit akan ada banyak
kesempatan untuk melihat, mendengar, menyentuh, dan
mencium untuk mengevaluasi bermacam benda.
e) Tanya Jawab dengan klien
Tanya jawab adalah mendapatkan informasi tertulis atau lisan
dari klien dengan menjawab pertanyaan dari auditor.
Meskipun sebagai bahan bukti yang diperhitungkan dapat
memperoleh dari klien melalui tanya jawab, biasanya tanya
jawab tidak dapat diperlakukan sebagai kemampuan
memberikan kesimpulan, karena didapat dari sumber yang
tidak independen dan mungkin memihak kepentingan klien.
Dengan demikian, apabila auditor memperoleh bahan bukti
tanya jawab, biasanya perlu untuk mendapatkan bahan bukti
lain yang menguatkan melalui prosedur yang lain.
f) Pelaksanaan Ulang
Mencakup pengecekan ulang suatu sampel perhitungan dan
perpindahan informasi yang dilakukan klien selama periode
yang diaudit.
g) Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah menggunakan perbandingan dan
hubungan untuk menentukan apakah saldo akun tersaji secara
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 57/60
62
layak. Prosedur analitis sangat penting sehingga harus
dilakukan selama tahap perencanaan dan penyelesaian di
setiap audit.
Pendapat Weren (1999,p.60) ketika eksternal auditor
mengumpulkan bukti-bukti untuk melihat apakah telah terjadi
kesalahan yang meterial atau informasi keuangan telah salah
dicatat (misstated ) material, mereka menggunakan lima
prosedur yaitu:
a) Prosedur to obtain an understanding of controls.
Penyelidikan, inspeksi dan observasi dapat digunakan
untuk memperoleh pengertian apakah kontrol ada,
seberapa bagus didesain dan apakah digunakan.
b) Tests of controls. Dengan cara diatas dapat diketahui
apakah operasional efektif.
c) Substantive tests of details of transaction. Test ini
digunakan untuk mengetahui apakah transaksi telah
dibukukan dengan benar.
d) Substantive tests of details of account balance. Test ini
fokus pada saldo akhir ledger pada neraca dan rugi laba.
e) Analytical review procedures. Test ini fokus pada
hubungan antara data dengan tujuan audit.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 58/60
63
2.3.3.6 Teknik Penilaian Resiko dan Sistem Pengendalian Internal
Gede Karya (Integral., Vol 9 No.1, Maret 2004), Standar
penilaian kondisi sistem mutu ISO 9001-2000 mempunyai 4 skala
yaitu P (Poor ), W (Weak ), F (Fair ), S (Strong). Ceklist
pengendalian intern mewakili kondisi setiap pengendalian dalam
suatu organisasi. Isi ceklist secara keseluruhan meliputi sistem
pembobotan yang menggunakan skala nilai 0=tidak berpengaruh;
1=rendah; 2=sedang; 3=tinggi.
Dengan demikian, pernyataan atau pertanyaan dalam
ceklist yang tidak berpengaruh terhadap suatu hasil audit diberi
bobot 0 terhadap hasil tersebut. Skala penilaian diadopsi dari
standar penilaian ISO 9001-2000 yaitu 0=weak ; 5=medium;
10=strong. Indeks hasil untuk masing-masing tujuan audit,
dihitung dengan rumus:
Indeks = ∑ (nilai x bobot)
∑ (bobot)
Pendapat Michael P.Cangemi dan Tommie Singleton
(2002, p.71), hal yang paling penting di dalam pengendalian
internal adalah penggunaan dari Analisa Keuangan Biaya di
dalam suatu pengendalian. Kontrol aktivitas adalah sebuah subjek
yang sama untuk dapat menganalisa keuangan biaya dari aktivitas
manajemen lainya. Peluang resiko dari 2x2 dan menyediakan
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 59/60
64
biaya bimbingan tambahan didalam sebuah keputusan untuk
keamanan dan kontrol. Sebagai contoh, resiko tersebut
mempunyai sebuah kemungkinan dan biaya yang rendah yang
secara sederhana dapat diabaikan.
Tetapi dengan tingkat kemungkinan dan biaya yang tinggi,
kebutuhan aktivitas pengendalian diimplementasikan untuk
mencegah suatu resiko yang terjadi. Sebagai contoh suatu
ancaman mungkin mempunyai kemungkinan yang rendah tetapi
mempunyai biaya yang tinggi. Oleh karena itu, manajemen
memerlukan jaminan pegawai dan atau rencana cadangan sama
seperti aktivitas pengendalian yang tepat. Model ini
membutuhkan manajemen untuk mengidentifikasi apa yang
dilindungi, apa resiko untuk aset dan tingkat dari dampak suatu
biaya untuk beberapa resiko. Masukkan dari auditor internal dan
ahli SI lebih sering dibutuhkan untuk menampilkan tahap yang
tepat.
7/15/2019 26850378 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 4,New
http://slidepdf.com/reader/full/26850378-bab-2-contoh-skripsi-akutansi-4new 60/60
65
Gambar 2.2 Control Decision Making Overview
Sumber: Michael P.Cangemi dan Tommie Singleton (2002, p71).
Insurance
or Backup
Plan
Ignore
Prevent Contain
and
Control
High Probability
Low Probability
Low Impact
(cost)
High Impact
(cost)