125
33 BAB III STRUKTUR KURIKULUM SMK NEGERI 4 MALANG A. Struktur Kurikulum Kerangka dasar kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan merupakan landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan merupakan pengorganisasian kompetensi inti, Mata pelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada setiap Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. 1. Mata Pelajaran Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan. Mata pelajaran wajib mencakup 9 (sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Isi kurikulum (KI dan KD) dan kemasan substansi untuk Mata pelajaran wajib bagi SMA/MA dan SMK/MAK adalah sama. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek

3-BAB 3 STRUKTUR KURIKULUM.docx

Embed Size (px)

Citation preview

110

BAB III

STRUKTUR KURIKULUM SMK NEGERI 4 MALANG

A. Struktur Kurikulum

Kerangka dasar kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan merupakan landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan merupakan pengorganisasian kompetensi inti, Mata pelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada setiap Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

1. Mata Pelajaran

Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan. Mata pelajaran wajib mencakup 9 (sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Isi kurikulum (KI dan KD) dan kemasan substansi untuk Mata pelajaran wajib bagi SMA/MA dan SMK/MAK adalah sama. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya.

Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk SMA/MA serta pilihan akademik dan vokasional untuk SMK/MAK. Mata pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar di SMA/MA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing adalah 42, 44, dan 44 jam pelajaran per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit. Sedangkan beban belajar untuk SMK/MAK adalah 48 jam pelajaran per minggu. Beban belajar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks) yang diatur lebih lanjut dalam aturan tersendiri.

Adapun struktur kurikulum mata pelajaran SMK Bidang Studi Keahlian Seni dan Desain Produk Kriya, Program Studi Keahlian Seni Rupa, Paket Keahlian Animasi sebagaimana terdapat dalam tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Struktur Kurikulum Mata pelajaran SMK Bidang Studi Keahlian Seni dan Desain Produk Kriya, Program Studi Keahlian Seni Rupa, Paket Keahlian Animasi

MATA PELAJARAN

KELAS

X

XI

XII

1

2

1

2

1

2

Kelompok A (Wajib)

1

Pendidikan Agama

3

3

3

3

3

3

2

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2

2

2

2

2

2

3

Bahasa Indonesia

4

4

4

4

4

4

4

Matematika

4

4

4

4

4

4

5

Sejarah Indonesia

2

2

2

2

2

2

6

Bahasa Inggris

2

2

2

2

2

2

Kelompok B (Wajib)

1

Seni Budaya

2

2

2

2

2

2

2

Prakarya dan Kewirausahaan

2

2

2

2

2

2

3

Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan

3

3

3

3

3

3

Kelompok C (Peminatan)

1

Dasar Bidang Keahlian (Wajib)

1.1. Dasar dasar desain

2

2

2

2

1.2. Pengetahuan bahan

2

2

2

2

1.3. Ekonomi Kreatif

2

2

2

2

2

Dasar Program Keahlian

2.1. Wawasan Seni dan Desain

4

4

2.2. Sketsa dan Gambar

13

13

3

Paket Keahlian

3.1. Videography

-

-

5

5

3

3

3.2. Animasi 2 Dimensi 3 Dimensi

-

-

10

10

10

18

3.3. Proses Digital

-

-

5

5

5

3

3.4. Game Edukasi

-

-

-

-

6

-

Jumlah Jam Kelompok C

48

48

48

48

48

48

2. Beban Belajar

a. Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

b. Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 48 jam pembelajaran.

c. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

d. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

e. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

f. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu.

g. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu.

h. Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.

3. Peminatan

Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/paket keahlian mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog.

Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:

a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);

b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);

c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).

Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.

B. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar

1. Kompetensi Inti SMK

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut dibawah ini.

Tabel 2: Kompetensi Inti SMK Negeri 4 Malang

KOMPETENSI INTI KELAS X

KOMPETENSI INTI KELAS XI

KOMPETENSI INTI KELAS XII

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:

b. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;

c. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

d. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan

e. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

Pengelompokkan kompetensi dasar seperti tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Kompetensi Dasar Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Kejuruan Pada Bidang Keahlian Seni Rupa dan Kria Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kompetensi Dasar pada Dasar Bidang Keahlian:

10.1. Dasar-Dasar Desain

KELAS: X

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati mata pelajaran dasar-dasar desain sebagai sarana untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.

2. Menghayatidan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirisebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam mengindentifikasi kebutuhan, pengembangan alternatif dan desain dalam pelajaran dasar-dasar desain

2.2 Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam pengembangan desain secara menyeluruh

2.3 Menghayati pentingnya kolaborasi dan jejaring untuk menemukan solusi dalam pengembangan desain

2.4 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran dasar-dasar desain

3. Memahami, menerapkan dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Memahami pengertian, fungsi, dan lingkup desain

3.2 Memahami aspek-aspek desain produksi

3.3 Memahami elemen desain terkait dengan garis, bidang, ruang, bentuk, warna , tekstur dan pencahayaan

3.4 Memahami regulasi yang terkait dalam pengembangan desain produk

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Mengklasifikasi berbagai jenis desain yang ada di lingkungan kerja

4.2 Menyajikan aplikasi desain produksi secara komprehensif

4.3 Membuat berbagai elemen desain untuk mengembangkan produk karya seni

4.4 Membuat rencana pengembangan desain produksi di lingkungan sekitar

KELAS: XI

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati mata pelajaran dasar-dasar desain sebagai sarana untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam mengindentifikasi kebutuhan, pengembangan alternatif dan desain dalam pelajaran dasar-dasar desain

2.2 Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam pengembangan desain secara menyeluruh

2.3 Menghayati pentingnya kolaborasi dan jejaring untuk menemukan solusi dalam pengembangan desain

2.4 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran dasar-dasar desain

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Memahami teknik ilustrasi

3.2 Memahami fungsi, ciri, jenis dan cara membuat gambar karakter

3.3 Memahami proporsi, anatomi, karakter, jenis dan komposisi tipografi dengan warna

3.4 Memahami cara mengevaluasi produk desain dilihat dari aspek nilai bahan, nilai alat, nilai teknik, nilai pakai, nilai estetik, nilai budaya, nilai ekonomi.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Membuat gambar ilustrasi

4.2 Membuat gambar karakter

4.3 Membuat tipografi dengan warna

4.4 Mengevaluasi produk disain terkait dengan nilai bahan, nilai alat, nilai teknik, nilai pakai, nilai estetik, nilai budaya, nilai ekonomi.

10.2. Pengetahuan Bahan

KELAS: X

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Meyakini anugerah Tuhan pada pengetahuan bahan dalam Bidang Studi Keahlian seni Rupa dan desain produk kria sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia.

2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab sebagai hasil dari pembelajaran indentifikasi jenis jenis bahan yang digunakan dalam berkarya seni rupa dan desain produk kria.

2.2 Menghayati pentingnya bahan yang digunakan dalam berkarya seni sebagai hasil pembelajaran tentang pengetahuan bahan.

2.3 Menghayati pentingnya kepedulian dan menjaga lingkungan serta ramah lingkungan sebagai hasil pembelajaran pengetahuan bahan.

2.4 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran pengetahuan bahan.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Mengidentifikasi jenis, sifat dan fungsi bahan alam dari tanaman untuk produk karya seni rupa dan kriya

3.2 Mengidentifikasi jenis, sifat dan fungsi bahan alam dari tanah , semen dan pasir untuk produk karya seni rupa dan kriya

3.3 Mengidentifikasi jenis, sifat dan fungsi bahan alam dari hewan untuk produk karya seni rupa dan kriya

3.4 Mengidentifikasi jenis, sifat dan fungsi bahan alam dari logam

3.5 Mengidentifikasi jenis, sifat dan fungsi bahan alam dari kulit

3.6 Mengidentifikasi jenis, sifat dan fungsi bahan buatan dari plastic

3.7 Mengidentifikasi jenis, sifat dan fungsi bahan buatan dari kain

3.8 Mengidentifikasi jenis, sifat dan fungsi bahan yang berasal dari limbah

3.9 Mengidentifikasi jenis, sifat dan fungsi bahan pewarna

3.10 Memahami cara penanganan bahan yang berasal dari alam untuk produk karya seni rupa dan kriya

3.11 Memahami cara penanganan bahan buatan untuk produk karya seni rupa dan kriya

3.12 Memahami cara penanganan bahan limbah untuk produk karya seni rupa dan kriya

3.13 Memahami pengujian bahan sesuai standar baku

3.14 Menjelaskan keselamatan kerja meliputi kecelakaan kerja, api dan kebakaran dan alat pelindung kerja 3.15 Mendeskripsikan kesehatan kerja meliputi persyaratan ruang kerja dan penyakit akibat kerja

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Memilih bahan alam dari tanaman untuk karya seni rupa dan kriya

4.2 Memilih bahan alam dari tanah, semen, dan pasir untuk karya seni rupa dan kriya

4.3 Memilih bahan alam dari hewan untuk karya seni rupa dan kriya

4.4 Memilih bahan alam dari logam untuk karya seni rupa dan kriya

4.5 Memilih bahan alam dari kulit untuk karya seni rupa dan kriya

4.6 Memilih bahan buatan dari plastic untuk karya seni rupa dan kriya

4.7 Memilih bahan buatan dari kain untuk karya seni rupa dan kriya

4.8 Memilih bahan dari limbah untuk karya seni rupa dan kriya

KELAS: XI

KELAS: XI KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghayatidan mengamalkanajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati mata pelajaran dasar-dasar desain sebagai sarana untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.

2. Menghayatidan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam mengindentifikasi kebutuhan, pengembangan alternatif dan desain dalam pelajaran dasar-dasar desain

2.2 Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam pengembangan desain secara menyeluruh

2.3 Menghayati pentingnya kolaborasi dan jejaring untuk menemukan solusi dalam pengembangan desain

2.4 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran dasar-dasar desain

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Mengidentifikasi jenis, sifat dan fungsi bahan pewarna

3.2 Memahami cara penanganan bahan yang berasal dari alam untuk produk karya seni rupa dan kriya

3.3 Memahami cara penanganan bahan buatan untuk produk karya seni rupa dan kriya

3.4 Memahami cara penanganan bahan limbah untuk produk karya seni rupa dan kriya

3.5 Memahami pengujian bahan sesuai standar baku

3.6 Menjelaskan keselamatan kerja meliputi kecelakaan kerja, api dan kebakaran dan alat pelindung kerja

3.7 Mendeskripsikan kesehatan kerja meliputi persyaratan ruang kerja dan penyakit akibat kerja

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Memilih bahan pewarna untuk karya seni rupa dan kriya

4.2 Melakukan penanganan bahan dari alam yang disiapkan untuk produk karya seni rupa dan kriya

4.3 Melakukan penanganan bahan buatan yang disiapkan untuk produk karya seni rupa dan kriya

4.4 Melakukan penanganan bahan dari limbah yang disiapkan untuk produk karya seni rupa dan kriya

4.5 Melakukan pengujian bahan sesuai standar baku

4.6 Mengoperasikan peralatan keselamatan kerja untuk mencegah kebakaran

4.7 Menilai kesehatan area kerja

10.3. Ekonomi Kreatif

KELAS: X

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1. Meyakini dan mengamalkan anugerah Tuhan atas kemampuan berpikir kreatif melalui pembelajaran Ekonomi Kreatif sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia

2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1. Menunjukkan sikap cermat, teliti, jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai hasil dari pembelajaran identifikasi , pengendali, dan dimensi ekonomi kreatif

2.2. Menghargai karya orang lain sebagai sikap kepedulian terhadap sesama

2.3. Menunjukkan pentingnya kepedulian terhadap pemanfaatan karya kreatif untuk kesejahteraan umat manusia dan upaya pelestarian lingkungan sosial dan alam

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Memahami konsep ekonomi kreatif

3.2 Menelaah pengendali ekonomi kreatif (teknologi, permintaan, dan pariwisata)

3.3 Menelaah dimensi ekonomi kreatif yang meliputi aspek ekonomi, aspek budaya, aspek sosial dan aspek pengembangan berkelanjutan

3.4 Menerapkan metode berpikir kreatif untuk menggali ide-ide kreatif

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Menyajikan data karya kreatif

4.2 Merancang dan mensintesa ide kreatif berdasarkan hasil analisis pengendali ekonomi kreatif

4.3 Merancang dan mensintesa ide kreatif yang memenuhi aspek eknomi, budaya, sosial dan pengembangan berkelanjutan

4.4 Membuat dan mengkomunikasikan karya kreatif yang layak jual dengan menggunakan teknologi tepat guna dan menerapkan desain ramah lingkungan

KELAS: XI

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1. Meyakini dan mengamalkan anugerah Tuhan atas kemampuan berpikir kreatif melalui pembelajaran Ekonomi Kreatif sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1. Menunjukkan sikap cermat, teliti, jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai hasil dari pembelajaran identifikasi , pengendali, dan dimensi ekonomi kreatif

2.2. Menghargai karya orang lain sebagai sikap kepedulian terhadap sesama

2.3. Menunjukkan pentingnya kepedulian terhadap pemanfaatan karya kreatif untuk kesejahteraan umat manusia dan upaya pelestarian lingkungan sosial dan alam

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Mengembangkan konsep kreatif yang berkaitan dengan 14 pilar ekonomi kreatif

3.2 Merancang sebuah event kreatif yang menggabungkan aspek-aspek didalam ekonomi kreatif

3.3 Menerapkan metode berpikir kreatif untuk menggali ide-ide kreatif

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Membuat kegiatan kreatif yang berkaitan dengan 14 pilar ekonomi kreatif dalam bentuk sebuah mini project dengan memperhatikan faktor pelestarian lingkungan hidup

4.2 Membuat dan mengkomunikasikan karya kreatif yang layak jual dengan menggunakan teknologi tepat guna dan menerapkan desain ramah lingkungan

Kompetensi Dasar pada Dasar Program Keahlian:

11.1. Wawasan Seni dan Desain

KELAS: X

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati mata pelajaran wawasan seni sebagai sarana untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.

2. Menghayatidan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirisebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam mengindentifikasi seni dan desain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari

2.2 Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam pengembangan seni dan desain secara menyeluruh

2.4 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran wawasan seni dan desain

3. Memahami, menerapkan dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Memahami pengertian, fungsi, dan lingkup seni dan desain

3.2 Memahami aspek-aspek seni dan desain

3.3 Memahami elemen dasar seni dan desain

3.4 Memahami pentingnya seni dan desain dalam kaitannya dengan pengembangan animasi

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Mengklasifikasi seni dan desain dalam fungsi dan lingkupnya masing-masing

4.2 Menyajikan aplikasi seni dan desain dalam kaitannya dengan animasi

4.4 Membuat project animasi dengan desain dari pengembangan lingkungan sekitar

11.2. Sketsa dan Gambar

KELAS: X

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

KI-1

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.2. Meyakini dan mengamalkan anugerah Tuhan atas kemampuan berpikir kreatif melalui pembelajaran sketsa dan gambar teknik sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia

KI-2

Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.4. Menunjukkan sikap cermat, teliti, jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai hasil dari pembelajaran sketsa dan gambar

2.5. Menghargai karya sketsa dan gambar sebagai sikap kepedulian terhadap sesama

2.6. Menunjukkan pentingnya kepedulian terhadap pemanfaatan karya kreatif sketsa dan gambar untuk kesejahteraan umat manusia dan upaya pelestarian lingkungan sosial dan alam

KI-3

Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Memahami sketsa sebagai sarana ekspresi

3.2 Memahami teknik gambar alam benda, gambar dengan teknik kering

3.3 Memahami konsep gambar flora/fauna, dengan teknik kering

3.4 Memahami metode gambar teknik

3.5 Memahami teknik membuat sketsa sebagai rancangan kerja kreatif

3.6 Memahami teknik gambar manusia dengan media cat air/cat minyak

3.7 Memahami gambar ilustrai sesuai dengan teknik dan tema

3.8 Memahami gambar ornamen

KI-4

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Membuat sketsa sebagai sarana ekspresi

4.2 Membuat gambar alam benda, gambar, dengan teknik kering

4.3 Membuat gambar gambar flora/fauna, dengan teknik kering

4.4 Membuat gambar teknik

4.5 Membuat karya sketsa sebagai rancangan kerja kreatif

4.6 Membuat karya gambar manusia dengan teknik basah

4.7 Membuat karya gambar gambar ilustrasi dengan teknik basah

4.8 Membuat gambar ornamen

Kompetensi Dasar pada Paket Keahlian:

12.1. Videografi

KELAS: XI

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati mata pelajaran pengetahuan bahan sebagai sarana untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.

2. Menghayatidan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam mengindentifikasi kebutuhan, pengembangan videografi

2.2 Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam pengembangan videografi secara menyeluruh

2.3 Menghayati pentingnya kolaborasi dan jejaring untuk menemukan solusi dalam pengembangan videografi

2.4 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran videografi

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Mengidentifkasi konsep dan metode videografi

3.2 Mengidentifikasikan bahan dan alat

3.3 Mendiskripsikan kegunaan videografi untuk animasi

3.4 Memahami dan mempelajari naskah,storyboard,gerak kamera dan shooting

3.5 Memahami dan mempelajari proses gerak kamera,bloking kamera

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

1.1 Membuat naskah film

1.2 Membuat storyboard sesuai dengan naskah film

1.3 Mengoprasikan gerak kamera

1.4 Melaksanakan proses shoting

1.5 Melaksanakan sound recording

1.6 Mengerjakan proses pembuatan film

KELAS: XII

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

5. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya

1.2 Menghayati mata pelajaran pengetahuan bahan sebagai sarana untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.

6. Menghayatidan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.5 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam mengindentifikasi kebutuhan, pengembangan videografi

2.6 Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam pengembangan videografi secara menyeluruh

2.7 Menghayati pentingnya kolaborasi dan jejaring untuk menemukan solusi dalam pengembangan videografi

2.8 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran videografi

7. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Mengidentifkasi konsep dan metode videografi

3.2 Mengidentifikasikan bahan dan alat

3.3 Memahami dan mempelajari proses gerak kamera,bloking kamera

8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Membuat naskah film

4.2 Membuat storyboard sesuai dengan naskah film

4.3 Melaksanakan sound recording

4.6 Mengerjakan proses pembuatan film,

12.2. Animasi 2D dan 3D

KELAS: XI

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

9. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.3 Menghayati mata pelajaran pengetahuan bahan sebagai sarana untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.

10. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.9 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam mengindentifikasi kebutuhan, pengembangan animasi 2 dimensi dan 3 dimensi

2.10 Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam pengembangan animasi 2 dimensi dan 3 dimensi secara menyeluruh

2.11 Menghayati pentingnya kolaborasi dan jejaring untuk menemukan solusi dalam pengembangan animasi 2 dimensi dan 3 dimensi

2.12 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran animasi 2 dimensi dan 3 dimensi

11. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.6 Mengidentifkasi konsep dan metode prinsip-prinsip animasi

3.7 Memahami cara pembuatan desain karakter

3.8 Memahami cara pembuatan key-pose dan inbetween satu karakter, beraksi tanpa property

3.9 Memahami cara membuat key-pose dan inbetween dengan dua karakter, beraksi, dengan property

3.10 Memahami cara membuat key-pose dan inbetween dengan lebih dari dua karakter beraksi dengan property

3.11 Memahami cara membuat membuat key-pose dan inbetween dengan lebih dari dua karakter, beraksi, interaktif dengan property dan dialog ,sound effect

3.12 Memahami cara pembuatan 3d modelling satu karakter, tanpa property

3.13 Memahami cara membuat 3d modelling satu karakter dengan property

3.14 Memahami cara membuat 3d modelling dua karakter beraksi, interaktif dengan property

3.15 Memahami cara membuat 3d modelling lebih dari dua karakter beraksi, interaktif dengan property, dialog, serta sound effect

12. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Menerapkan metode prinsip-prinsip animasi

4.2 Pembuatan desain karakter

4.3 Membuatan key-pose dan inbetween key-pose dan inbetween satu karakter, beraksi tanpa property

4.4 Membuat key-pose dan inbetween dengan dengan dua karakter, beraksi dengan property

4.5 Membuat key-pose dan inbetween dengan lebih dari dua karakter, beraksi dengan property

4.6 Membuat key-pose dan inbetween dengan lebih dari dua karakter, beraksi, interaktif dengan property dan dialog, sound effect

4.7 Membuatan 3d modelling satu karakter tanpa property

4.8 Membuatan 3d modelling satu karakter dengan property

4.9 Membuatan 3d modelling dua karakter beraksi, interaktif dengan property

4.10 Membuatan 3d modelling lebih dari dua karakter beraksi, interaktif dengan property, dialog, serta sound effect

KELAS: XII

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

13. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.4 Menghayati mata pelajaran pengetahuan bahan sebagai sarana untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.

14. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.13 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam mengindentifikasi kebutuhan, pengembangan animasi 2 dimensi dan 3 dimensi

2.14 Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam pengembangan animasi 2 dimensi dan 3 dimensi secara menyeluruh

2.15 Menghayati pentingnya kolaborasi dan jejaring untuk menemukan solusi dalam pengembangan animasi 2 dimensi dan 3 dimensi

2.16 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran animasi 2 dimensi dan 3 dimensi

15. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Memahami cara membuat key-pose dan inbetween dengan lebih dari dua karakter beraksi dengan property

3.2 Memahami cara membuat membuat key-pose dan inbetween dengan lebih dari dua karakter, beraksi , interaktif dengan property dan dialog ,sound effect

3.3 Memahami cara membuat 3d modelling lebih dari dua karakter beraksi,interaktif dengan property,dialog,serta sound effect

16. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Membuat key-pose dan inbetween dengan lebih dari dua karakter, beraksi dengan property

4.2 Membuat key-pose dan inbetween dengan lebih dari dua karakter, beraksi , interaktif dengan property dan dialog ,sound effect

4.3 Membuat 3d modelling lebih dari dua karakter beraksi,interaktif dengan property,dialog,serta sound effect

12.3. Proses Digital

KELAS: XI

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

17. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya

1.5 Menghayati mata pelajaran pengetahuan bahan sebagai sarana untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.

18. Menghayatidan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.17 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam mengindentifikasi kebutuhan, pengembangan proses digital

2.18 Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam pengembangan proses digital secara menyeluruh

2.19 Menghayati pentingnya kolaborasi dan jejaring untuk menemukan solusi dalam pengembangan proses digital

2.20 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran proses digital

19. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.16 Mengidentifkasi Konsep dan metode proses digital

3.17 Mengidentifikasikan alat dan bahan

3.18 Memahami cara penggunaan scanner

3.19 Memahami proses coloring

3.20 Memahami proses melakukan composs

20. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

1.7 Clean-up

1.8 Melakukan proses scanning

4.11 Melakukan proses coloring

4.12 Melakukan proses compossing

KELAS: XII

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

21. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya

1.6 Menghayati mata pelajaran pengetahuan bahan sebagai sarana untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.

22. Menghayatidan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.21 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam mengindentifikasi kebutuhan, pengembangan proses digital

2.22 Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam pengembangan proses digital secara menyeluruh

2.23 Menghayati pentingnya kolaborasi dan jejaring untuk menemukan solusi dalam pengembangan proses digital

2.24 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran proses digital

23. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Mengidentifkasi Konsep dan metode proses digital

3.2 Mengidentifikasikan alat dan bahan

3.3 Memahami proses melakukan editing

3.4 Memahami cara melakukan proses mastering

24. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Melaksanakan proses editing

4.2 Melaksanakan proses matering

12.4. Game Edukasi

KELAS: XII

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

25. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.7 Menghayati mata pelajaran pengetahuan bahan sebagai sarana untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.

26. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.25 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam mengindentifikasi kebutuhan, pengembangan game edukasi

2.26 Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam pengembangan game edukasi secara menyeluruh

2.27 Menghayati pentingnya kolaborasi dan jejaring untuk menemukan solusi dalam pengembangan game edukasi

2.28 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran game edukasi

27. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1 Mengidentifkasi konsep dan metode pembuatan game edukasi karakter jagoan dan musuh dengan system collision detection dan NPC (Non-Playable Character)

3.2 Memahami aspek-aspek pembuatan Game edukasi karakter jagoan dan musuh dengan score Collision detection dan NPC (Non-Playable Character)

3.3 Memahami Konsep pembuatan Game edukasi karakter jagoan dan musuh dengan score Collision detection dan NPC (Non-Playable Character)

3.4 Memahami pengaturan yang terkait dalam pengembangan pembuatan Game edukasi karakter jagoan dan musuh dengan score, collision detection dan NPC (Non-Playable Character)

3.5 Menganalisis, dan mengevaluasi Game edukasi karakter jagoan dan musuh dengan score collision detection dan NPC (Non-Playable Character) yang dibuat

28. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

1.9 Menggunakan metode pembuatan game edukasi berdasar pendekatan keilmuan karakter jagoan dan musuh dengan score, collision detection dan NPC (Non-Playable Character)

1.10 Menyajikan aplikasi pembuatan game edukasi karakter jagoan dan musuh dengan score, collision detection dan NPC (Non-Playable Character) secara komprehensif

1.11 Menerapkan kaidah-kaidah pembuatan game edukasi karakter jagoan dan musuh dengan score, collision detection dan NPC (Non-Playable Character)

1.12 Menerapkan game edukasi karakter jagoan dan musuh dengan score, collision detection dan NPC (Non-Playable Character) dalam mengembangkan produk karya seni

1.13 Melaporkan hasil proses pengembangan karakter jagoan dan musuh dengan score, collision detection dan NPC (Non-Playable Character) di lingkungan

C. Muatan Lokal

a. Pendahuluan

Muatan lokal, sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Atas Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan bahan kajian yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.

Dalam Pasal 77 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional dinyatakan bahwa: (1) Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; (2) Muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.

Selanjutnya, dalam Pasal 77P antara lain dinyatakan bahwa : (1) Pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah; (2) Pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar; (3) Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, dan evaluasi terhadap dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru; dan (4) Dalam hal seluruh kabupaten/kota pada 1 (satu) provinsi sepakat menetapkan 1

(satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi.

Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:

1) mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya;

2) memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan

3) memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

b. Tujuan pedoman

Pedoman muatan lokal merupakan acuan bagi satuan pendidikan (guru, kepala sekolah, dan komite sekolah) dalam pengembangan muatan lokal oleh masing- masing satuan pendidikan.

Pedoman muatan lokal ini juga menjadi acuan bagi : (1) Pemerintah daerah provinsi dalam melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah, dan (2) Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar.

c. Pengguna pedoman

Pedoman muatan lokal digunakan bagi:

1) Satuan pendidikan (guru, kepala sekolah, komite sekolah/ madrasah) dalam mengembangkan materi/substansi/program muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi di sekitarnya.

2) Pemerintah provinsi (dinas pendidikan provinsi, kanwil kementerian agama) dalam melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah (SMA/MA dan SMK/MAK).

3) Pemerintah daerah kabupaten/kota (dinas pendidikan kabupaten/ kota, kantor kementerian agama kabupaten/kota) dalam melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs).

d. Definisi operasional

Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut:

1. Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.

2. Pemerintah provinsi adalah gubernur dan berbagai perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah provinsi.

3. Pemerintah kabupaten/kota adalah bupati/walikota dan berbagai perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota.

e. Komponen muatan lokal

1) Ruang Lingkup

Ruang lingkup muatan lokal adalah sebagai berikut.

1. Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah.

Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya.

Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti kebutuhan untuk:

a. melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;

b. meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai dengan keadaan perekonomian daerah;

c. meningkatkan penguasaan Bahasa Inggris untuk keperluan peserta didik dan untuk mendukung pengembangan potensi daerah, seperti potensi pariwisata; dan

d. meningkatkan kemampuan berwirausaha.

2. Lingkup isi/jenis muatan lokal.

Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi daerah yang bersangkutan.

2) Prinsip Pengembangan

Pengembangan muatan lokal untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK perlu memperhatikan beberapa prinsip pengembangan sebagai berikut.

Utuh

Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan pendidikan berbasis kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.

Kontekstual

Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan budaya, potensi, dan masalah daerah.

Terpadu

Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuan pendidikan, termasuk terpadu dengan dunia usaha dan industri.

Apresiatif

Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk pertunjukkan, lomba-lomba, pemberian penghargaan) di level satuan pendidikan dan daerah.

Fleksibel

Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.

Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan muatan lokal tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, tetapi juga mengupayakan peserta didik untuk belajar secara terus- menerus.

7. Manfaat

Pendidikan muatan lokal berorientasi pada upaya melestarikan dan mengembangkan budaya lokal dalam menghadapi tantangan global.

f. Strategi Pengembangan Muatan Lokal

Terdapat dua strategi dalam pengembangan muatan lokal, yaitu:

1. Dari bawah ke atas (bottom up)

Penyelenggaraan pendidikan muatan lokal dapat dibangun secara bertahap tumbuh di dan dari satuan-satuan pendidikan. Hal ini berarti bahwa satuan pendidikan diberi kewenangan untuk menentukan jenis muatan lokal sesuai dengan hasil analisis konteks. Penentuan jenis muatan lokal kemudian diikuti dengan penyusunan kurikulum yang sesuai dengan identifikasi kebutuhan dan/atau ketersediaan sumber daya pendukung. Jenis muatan lokal yang sudah diselenggarakan satuan pendidikan kemudian dianalisis untuk mencari dan menentukan bahan kajian umum/ besarannya.

2. Dari atas ke bawah (top down)

Pada tahap ini pemerintah daerah) sudah memiliki bahan kajian muatan lokal yang diidentifikasi dari jenis muatan lokal yang diselenggarakan satuan pendidikan di daerahnya. Tim pengembang muatan lokal dapat menganalisis core and content dari jenis muatan lokal secara keseluruhan. Setelah core and content umum ditemukan, maka tim pengembang kurikulum daerah dapat merumuskan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk membuat kebijakan tentang jenis muatan lokal yang akan diselenggarakan di daerahnya.

g. Mekanisme pengembangan dan pelaksanaan

A. Tahapan Pengembangan Muatan Lokal

Muatan Lokal dikembangkan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi dan analisis konteks kurikulum.

Identifikasi konteks kurikulum meliputi analisis ciri khas, potensi, keunggulan, kearifan lokal, dan kebutuhan/tuntutan daerah. Metode identifikasi dan analisis disesuaikan dengan kemampuan tim.

2. Menentukan jenis muatan lokal yang akan dikembangkan.

Jenis muatan lokal meliputi empat rumpun muatan lokal yang merupakan persinggungan antara budaya lokal (dimensi sosio-budaya-politik), kewirausahaan, pra-vokasional (dimensi ekonomi), pendidikan lingkungan, dan kekhususan lokal lainnya (dimensi fisik).

a. Budaya lokal mencakup pandangan-pandangan yang mendasar, nilai-nilai sosial, dan artifak-artifak (material dan perilaku) yang luhur yang bersifat lokal.

b. Kewirausahaan dan pra-vokasional adalah muatan lokal yang mencakup pendidikan yang tertuju pada pengembangan potensi jiwa usaha dan kecakapannya.

c. Pendidikan lingkungan & kekhususan lokal lainnya adalah mata pelajaran muatan lokal yang bertujuan untuk mengenal lingkungan lebih baik, mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan, dan mengembangkan potensi lingkungan.

d. Perpaduan antara budaya lokal, kewirausahaan, pra-vokasional, lingkungan hidup, dan kekhususan lokal lainnya yang dapat menumbuhkan suatu kecakapan hidup.

3. Menentukan bahan kajian muatan lokal

Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan satuan pendidikan. Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:

a. kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;

b. kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan;

c. tersedianya sarana dan prasarana;

d. tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa;

e. tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan;

f. kelayakan yang berkaitan dengan pelaksanaan di satuan pendidikan;

g. karakteristik yang sesuai dengan kondisi dan situasi daerah;

h. komponen analisis kebutuhan muatan lokal (ciri khas, potensi, keunggulan, dan kebutuhan/tuntutan);

i. mengembangkan kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti;

j. menyusun silabus muatan lokal.

B. Rambu-Rambu Pengembangan Muatan Lokal

Berikut ini rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam pengembangan muatan lokal:

1. Satuan pendidikan yang mampu mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata pelajaran muatan lokal. Apabila satuan pendidikan belum mampu mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar beserta silabusnya, maka satuan pendidikan dapat melaksanakan muatan lokal berdasarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh satuan pendidikan, atau dapat meminta bantuan kepada satuan pendidikan terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Beberapa satuan pendidikan dalam satu daerah yang belum mampu mengembangkannya dapat meminta bantuan tim pengembang kurikulum daerah atau

meminta bantuan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

(LPMP) di propinsinya.

2. Bahan kajian disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial peserta didik. Pembelajaran diatur agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan kurikulum nasional. Oleh karena itu, pelaksanaan muatan lokal dihindarkan dari penugasan pekerjaan rumah (PR).

3. Program pengajaran dikembangkan dengan melihat kedekatannya dengan peserta didik yang meliputi kedekatan secara fisik dan secara psikis. Dekat secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan usia peserta didik. Untuk itu, bahan pengajaran perlu disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu: (1) bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak; (2) dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui; (3) dari pengalaman lama ke pengalaman baru; (4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit. Selain itu, bahan kajian/pelajaran diharapkan bermakna bagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

4. Bahan kajian/pelajaran diharapkan dapat memberikan keluwesan bagi guru dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar seperti buku dan nara sumber. Dalam kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan dapat mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan memanfaatkan potensi di lingkungan satuan pendidikan, misalnya dengan memanfaatkan tanah/kebun satuan pendidikan, meminta bantuan dari instansi terkait atau dunia usaha/industri (lapangan kerja) atau tokoh-tokoh masyarakat.

Selain itu, guru diharapkan dapat memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam proses belajar mengajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial.

5. Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta didik. Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI, atau dari kelas VII sampai dengan kelas IX, atau dari kelas X sampai dengan kelas XII. Bahan kajian muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester, atau satu tahun ajaran.

6. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu memperhatikan jumlah hari/minggu dan minggu efektif untuk mata pelajaran muatan lokal pada setiap semester.

C. Langkah Pelaksanaan Muatan Lokal

Berikut adalah rambu-rambu pelaksanaan pendidikan muatan lokal di satuan pendidikan:

1. Muatan lokal diajarkan pada setiap jenjang kelas mulai dari tingkatpra satuan pendidikan hingga satuan pendidikan

menengah. Khusus pada jenjang pra satuan pendidikan, muatan lokal tidak berbentuk sebagai mata pelajaran.

2. Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan/atau bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan/atau pengembangan diri.

3. Alokasi waktu adalah 2 jam/minggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran khusus muatan lokal.

4. Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester atau satu tahun atau bahkan selama tiga tahun.

5. Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif, psikomotor, dan action).

6. Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan portofolio.

7. Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis bahan kajian mata pelajaran muatan lokal.

8. Penyelenggaraan muatan lokal disesuaikan dengan potensi dan karakteristik satuan pendidikan.

9. Satuan pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk muatan lokal dapat bekerja sama atau menggunakan tenaga dengan pihak lain.

D. Daya Dukung Pelaksanaan Muatan Lokal

Daya dukung pelaksanaan muatan lokal meliputi segala hal yang dianggap perlu dan penting untuk mendukung keterlaksanaan muatan lokal di satuan pendidikan. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah kebijakan mengenai muatan lokal, guru, sarana dan prasarana, dan manajemen sekolah.

1. Kebijakan Muatan Lokal

Pelaksanaan muatan lokal harus didukung kebijakan, baik pada level pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.

Kebijakan diperlukan dalam hal:

a. kerja sama dengan lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta;

b. pemenuhan kebutuhan sumber daya (ahli, peralatan, dana, sarana dan lain-lain); dan

c. penentuan jenis muatan lokal pada level kabupaten/kota/provinsi sebagai muatan lokal wajib pada daerah tertentu. Yang dimaksud daerah tertentu adalah daerah yang memiliki kondisi khusus seperti: rawan konflik, rawan sosial, rawan bencana, dan lain-lain.

2. Guru

Guru yang ditugaskan sebagai pengampu muatan lokal adalah yang memiliki:

a. kemampuan atau keahlian dan/atau lulusan pada bidang yang relevan;

b. pengalaman melakukan bidang yang diampu; dan

c. minat tinggi terhadap bidang yang diampu.

Guru muatan lokal dapat berasal dari luar satuan pendidikan, seperti: satuan pendidikan terdekat, tokoh masyarakat, pelaku sosial-budaya, dan lain-lain.

3. Sarana dan Prasarana Sekolah

Kebutuhan sarana dan prasarana muatan lokal harus dipenuhi oleh satuan pendidikan. Jika satuan pendidikan belum mampu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, maka pemenuhannya dapat dibantu melalui kerja sama dengan pihak tertentu atau bantuan dari pihak lain.

4. Manajemen Sekolah

Untuk memfasilitasi implementasi muatan lokal, kepala sekolah:

a. menugaskan guru, menjadwalkan, dan menyediakan sumber daya secara khusus untuk muatan local;

b. menjaga konsistensi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran umum dan muatan lokal khususnya; dan

c. mencantumkan kegiatan pameran atau sejenisnya dalam kalender akademik satuan pendidikan.

h. Pihak yang terlibat

Pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan dan pengelolaan muatan lokal, antara lain :

1. Satuan pendidikan

Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah/madrasah secara bersama-sama mengembangkan materi/ substansi/program muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi di sekitarnya.

2. Pemerintah provinsi

Gubernur dan dinas pendidikan provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah (SMA dan SMK).

3. Kantor Wilayah Kementerian Agama

melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah (MA dan MAK).

4. Pemerintah Kabupaten/Kota

Bupati/walikota dan dinas pendidikan kabupaten/kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar (SD dan SMP).

5. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar (MI dan MTs).

i. Penutup

Pengembangan dan pelaksanaan muatan lokal di setiap satuan pendidikan harus tetap sinergi dengan pengembangan dan pelaksanaan kurikulum setiap satuan pendidik. Dalam pengembangan muatan lokal perlu keterlibatan berbagai unsur, terutama di tingkat satuan pendidikan seperti: guru, kepala sekolah, serta komite sekolah/madrasah. Di sisi lain, pemerintah daerah beserta perangkat daerah yang melaksanakan pemerintahan daerah di bidang pendidikan perlu mendukung dalam bentuk supervisi serta koordinasi sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pada kekhususan jenis muatan lokal, seperti untuk SMK/MAK, berbagai unsur masyarakat baik dari dunia industri maupun asosiasi profesi dapat dilibatkan.

D. Bimbingan Konseling

1. ARAH DAN BIDANG PELAYANAN BK

a. Arah Pelayanan

Secara keseluruhan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) terselenggara dalam lima arah pelayanannya, yaitu (1) pelayanan dasar, (2) pelayanan pengembangan, (3) pelayan-an peminatan studi, (4) pelayanan teraputik, dan (5) pelayanan diperluas.

1) Pelayanan Dasar

Yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan peserta didik yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang dekat (significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan dasar peserta didik. Dalam hal ini, Guru BK atau Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant persons berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer peserta didik.

2) Pelayanan Pengembangan

Yaitu pelayanan untukmengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik peserta didik akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan pelayanan pengembangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pengembangan terhadap peserta didik. Dalam hal ini, pelayanan BK yang dilaksanakan oleh guru BK atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan peserta didik.

Jenis-jenis kompetensi kemandirian dan kemampuan pengendalian diri yang selaras dengan tahapan perkembangan peserta didik dapat dilihat dalam lampiran 1 dan 2 tentang Standar Kompetensi Kemandirian dan Pengendalian diri Peserta didik.

Catatan:

Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengembangkan standar kompetensi kemandirian dan pengendalian diri peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 3.Untuk mengembangkan Satlan atau Rencana Pelaksanaan Pelayanan (RPL) yang mendorong dinamika pembelajaran transformatif bernuansa BMB3 dapat dilihat pada Lampiran 4.

3) Pelayanan Arah Peminatan Studi Peserta didik

Yaitu pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pelayanan peminatan peserta didik ini terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.

Catatan:

Bahasan mengenai proses pelayanan peminatan dibahas pada modul tersendiri.

4) Pelayanan Teraputik

Yaitu pelayananuntuk menangani pemasalahan yang diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan peminatan. Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani permasalahan peserta didik, Guru BK atau Konselor memiliki peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK atau Konselor dapat menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, dan pelayanan peminatan.

Catatan:

Model latihan keterampilan dasar yang dapat dilakukan oleh konselor untuk melaksanakan layanan teraputik/konseling

5) Pelayanan Diperluas

Yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri peserta didik pada satuan pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas.

b. Bidang Pelayanan

Dengan arah pelayanan sebagaimana tersebut di atas, bidang pelayanan BK pada satuan-satuan pendidikan pada khususnya adalah:

1) Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik/ sasaran layanan dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi kehidupan yang berkarakter-cerdas dan beragama[footnoteRef:2]) sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik. [2: ]

2) Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik/sasaran layanan dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat, efektif dan berkarakter-cerdas dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

3) Pengembangankemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar sesuai program studi dan arah peminatannya, berdisiplin, ulet dan optimal dalam rangka mengikuti pendidikan pada jenjang/jenis satuan pendidikannya, serta belajar secara mandiri.

4) Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik dalam menerima, memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan arah karir secara jelas, objektif dan bijak.

Keempat bidang pelayanan BK memperkembangkan pribadi peserta didik secara simultan dan menyeluruh.

Dengan diselenggarakannya ke empat bidang pelayanan BK tersebut oleh konselor, dalam integrasinya secara menyeluruh dengan pelayanan pembelajaran oleh guru mata pelajaran, peserta didik diarahkan untuk menjadi pribadi yang utuh, berkembang secara optimal, tangguh, mandiri dan berkemampuan mengendalikan diri.

Lebih jauh, terkait kelima arah pelayanan BK yang dikemukakan terlebih dahulu, gambar menyeluruh bidang dan arah pelayanan yang dikenakan kepada peserta didik.

Bidang Arah Pelayanan BK

Bidang Pelayanan BK

1. Pelayanan Pengembangan Pribadi

2. Pelayanan Pengembangan Sosial

3. Pelayanan Pengembangan Belajar

4. Pelayanan Minat karir/jabatan

Arah Pelayanan BK

A. Pelayanan Dasar

B. Pelayanan Pengembangan

C. Pelayanan Terapeutik

D. Pelayanan Peminatan

E. Pelayanan Diperluas

2. FUNGSI, PRINSIP DAN ASAS BK

a. Fungsi BK

Pelayanan BK diselenggarakan dalam rangka memenuhi lima fungsi sebagai berikut.

1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik memahami diri, tuntutan studi, peminatan dan lingkungannya.

2) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya secara optimal sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

3) Fungsi pencegahan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan diri pada umumnya, dan kesuksesan studi serta peminatan pada khususnya.

4) Fungsi pengentasan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik mengentaskan (mengatasi) masalah yang dialaminya.

5) Fungsi advokasi, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan/atau kepentingannya, baik berkenaan dengan hak-hak kehidupan pada umumnya, maupun khususnya berkenaan dengan hak kependidikannya, yang kurang atau tidak mendapat perhatian.

b. Prinsip dan Asas BK

Prinsip dan asas dasar pelayanan Bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :

1. Prinsip-prinsip pelayanan BK berkenaan dengan kondisi diri peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan, mengacu pada pelayanan yang efektif dan efisien, untuk berkehidupan yang cerdas dan berkarakter[footnoteRef:3]). [3: )Dalam hal ini strategi pembelajaran transformatif-BMB3 dengan pendekatan eklektik adalah pendekatan yang selayaknya digunakan.]

2. Asas-asas pelayanan BK meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wurihandayani.

3. JENIS LAYANAN, KEGIATAN PENDUKUNG, DAN FORMAT LAYANAN BK

Ada sepuluh jenis layanan dalam pelayanan BK, meliputi :

a. Jenis Layanan

1) Layanan Orientasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi peserta didik baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.

2) Layanan Informasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.

3) Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/ program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler secara terarah, objektif dan bijak.

4) Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.

5) Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur perorangan.

6) LayananBimbingan Kelompok, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.

7) LayananKonseling Kelompok, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok.

8) Layanan Konsultasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

9) Layanan Mediasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

10) Layanan Advokasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

b. Kegiatan Pendukung

Enam kegiatan pendukung dilaksanakan dalam pelayanan BK dalam rangka menunjang keberhasilan jenis-jenis layanannya, yaitu:

1) Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

2) Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

3) Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan, yang bersifat terbatas dan tertutup.

4) Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi teren-taskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau anggota keluarganya.

5) Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyedia-kan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/ jabatan.

6) Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang dimaksud.

c. Format Layanan

Layanan BK diselenggarakan melalui berbagai format layanan, yaitu sebagai berikut :

1) Individual, yaitu format kegiatan BK yang melayani peserta didik secara perorangan.

2) Kelompok, yaitu format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.

3) Klasikal, yaitu format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.

4) Lapangan, yaitu format kegiatan BK yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau di lapangan.

5) Pendekatan Khusus/Kolaboratif, yaitu format kegiatan BK yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.

6) Jarak Jauh, yaitu format kegiatan BK yang melayani kepentingan peserta didik melalui media dan/ atau saluran jarak jauh, seperti surat dan sarana elektronik.

4. PROGRAM PELAYANAN BK

a. Program Sepanjang Tahun Ajaran

Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada lima jenis program yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan BK, yaitu sebagai berikut :

1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas (rombongan belajar) pada satuan pendidikan.

2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.

3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.

4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.

5) ProgramHarian, yaituprogram pelayanan BK yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk Satuan Layanan (SATLAN) atau Rencana Program Layanan (RPL) dan/atau Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG) atau Rencana Kegiatan Pendukung (RKP) pelayananBK.

b. Program Peminatan Studi Peserta didik

Untuk satuan pendidikan menengah (SMA, MA, SMK dan MAK), dalam kaitannya dengan penyelenggaraan kurikulum yang di dalamnya termuat arah peminatan peserta didik, pelayanan Bimbingan dan Konseling menyelenggarakan kegiatan yang secara khusus disebut Pelayanan Peminatan Peserta Didik untuk mengarahkan minat studi peserta didik seba-gaimana dimungkinkan oleh konstruk dan isi kurikulum yang berlaku. Program pelayanan arah peminatan studi ini mengacu kepada optimalisasi pengembangan potensi peserta didik dan kondisi penunjang yang ada terkait dengan diri pribadi peserta didik, keluarganya, kondisi satuan pendi-dikan, lingkungan, dan prospek kelanjutan studi serta karir ke depan.

Pelayanan peminatan sebagaimana dikemukakan di atas secara keseluruhan memuat aspek-aspek yang ada di bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Dalam kaitan ini Guru BK atau Konselor dituntut berkinerja secara komprehensif melakukan pelayanan peminatan dengan menggerakkan berbagai jenis layan-an dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling yang relevan.

5. VOLUME, WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

a. Volume

Volume kegiatan pelayanan BK dalam satu minggu adalah sebagai berikut.

1) Volume kegiatan mingguan Guru BK atau Konselor disusun dengan memperhatikan :

(a) Siswa yang diasuh seorang Guru BK atau Konselor, yaitu minimal 150 orang, dengan catatan :

(b) Semua kegiatan Guru BK atau Konselor dalam pengasuhan siswa tiap minggu secara langsung ditujukan kepada siswa asuhnya yang berjumlah minimal 150 orang itu. Dengan kata lain semua siswa asuh itu setiap waktu sepanjang tahun memiliki hak dan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan dari Guru BK atau Konselor sebagai pengasuhnya sesuai dengan kebutuhan/masalah yang dirasakan dan/atau dianggap perlu mendapatkan pelayanan.

(c) Masing-masing Guru BK atau Konselor mendapat kesempatan mengasuh peserta didik yang ada pada satuan pendidikan dengan cara bergilir, yaitu mengasuh siswa yang berbeda (secara bergilir) setiap pergantian tahun ajaran, atau berkelanjutan, yaitu mengasuh peserta didik terus menerus mulai dari ketika mereka masuk awal satuan pendidikan sampai menamatkannya.

2) Jumlah jam pembelajaran wajib, sesuai peraturan yang berlaku, yaitu 18-24 jam pembelajaran per minggu.

3) Satu kali kegiatan layanan atau pendukung BK ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran. Dalam hal ini kegiatan Guru BK atau Konselor tiap minggu adalah menyelenggarakan minimal berupa 9 (sembilan) kali kegiatan layanan dan/atau pendukung.

4) Kegiatan pelayanan BK, baik berupa layanan/maupun pendukungnya, yang diselenggarakan di dalam mau-pun di luar jam pembelajaran dalam satu minggu dihitung ekuivalensinya dengan jam pembelajaran mingguan.

b. Waktu dan Tempat

1) Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/ atau pendukung BK) diselenggarakan di dalam kelas(sewaktu jam pembelajaran berlangsung) dan/atau di luar kelas(di luar jam pembelajaran)

(a) Di dalam jam pembelajaran:

Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar siswa dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.

Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar) per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.

Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

(b) Di luar jam pembelajaran:

Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.

Satu kali kegiatan layanan/pendukung BK di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.

Kegiatan pelayanan BK di luar jam pembelajaran satuan pendidikan maksimum 50% dariseluruh kegiatan pelayanan BK, dike-tahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan pendidikan.

2) Program pelayanan BK pada masing-masing satuan pendidikan dikelola oleh guru BK atau Konselor dengan memperhatikan keseimbangan dan kesi-nambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan BK dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler dengan mengefektifkan dan mengefi-sienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.

6. PELAKSANA PELAYANAN PADA SATUAN PENDIDIKAN

Pelaksana pelayanan BK pada dasarnya adalah Guru BK atau Konselor, sebagai pelaksana utama. Pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB pada umumnya belum bertugas Guru BK atau Konselor; dengan demikian penyelenggara pelayana