45
KOMANDO DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA ZENI BESTEK PEMBANGUNAN YONIF 643/WNS ANJUNGAN TA. 2015 BAB I SYARAT – SYARAT UMUM Pasal 1 PEMBERI TUGAS Pemberi tugas adalah Kodam XII/Tpr yang dalam hal ini diwakili oleh Kazidam selaku Kalakgiat. Pasal 2 DIREKSI 1. Direksi adalah tim yang dipimpin oleh Perwira Zeni yang berdasarkan surat perintah Kazidam, bertugas menjamin dan menjaga agar kegiatan pembangunan proyek senantiasa sesuai rencana, mutu dan sasaran yang telah ditetapkan. 2. Direksi dapat menunjuk satu orang atau lebih untuk diberi tugas pengawasan sehari-hari pada seluruh pelaksanaan pekerjaan atau sebagian dan Penyedia jasa akan diberitahukan secara tertulis. 3. Peraturan dan petunjuk oleh pengawas lapangan, akan dianggap sebagai yang dikeluarkan oleh direksi itu sendiri, sejauh peraturan / petunjuk itu tidak menyimpang dari syarat-syarat pekerjaan. 4. Dalam perselisihan dengan petugas pengawas lapangan, Penyedia jasa dapat meminta keputusan Kalakgiat. Pasal 3 KEWENANGAN Pemberi tugas dapat mengambil alih secara sepihak pekerjaan tersebut dengan hanya memberitahukan secara tertulis kepada Penyedia jasa dan biaya penyelesaian pekerjaan selanjutnya akan dibebankan kepada Penyedia jasa apabila : 1. Dalam jangka waktu 14 hari sejak penanda tanganan kontrak (Perjanjian Penyedia jasa), Penyedia jasa belum memulai pekerjaan tersebut. 2. Dalam jangka waktu 14 hari berturut-turut tidak melakukan pekerjaan pembangunan atau melalaikan perintah/ tegoran (yang sesuai bestek) dari Pengawas. 3. Secara langsung atau tidak langsung, dengan sengaja memperlambat penyelesaian pekerjaan tersebut. 4. Memberi keterangan tidak benar yang bisa dan dapat merugikan pemberi tugas.

3. Bestek Pemb 643

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bestek

Citation preview

  • KOMANDO DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURAZENI

    BESTEKPEMBANGUNAN YONIF 643/WNS

    ANJUNGANTA. 2015

    BAB ISYARAT SYARAT UMUM

    Pasal 1PEMBERI TUGAS

    Pemberi tugas adalah Kodam XII/Tpr yang dalam hal ini diwakili oleh Kazidamselaku Kalakgiat.

    Pasal 2DIREKSI

    1. Direksi adalah tim yang dipimpin oleh Perwira Zeni yang berdasarkan suratperintah Kazidam, bertugas menjamin dan menjaga agar kegiatan pembangunan proyeksenantiasa sesuai rencana, mutu dan sasaran yang telah ditetapkan.

    2. Direksi dapat menunjuk satu orang atau lebih untuk diberi tugas pengawasansehari-hari pada seluruh pelaksanaan pekerjaan atau sebagian dan Penyedia jasa akandiberitahukan secara tertulis.

    3. Peraturan dan petunjuk oleh pengawas lapangan, akan dianggap sebagai yangdikeluarkan oleh direksi itu sendiri, sejauh peraturan / petunjuk itu tidak menyimpangdari syarat-syarat pekerjaan.

    4. Dalam perselisihan dengan petugas pengawas lapangan, Penyedia jasa dapatmeminta keputusan Kalakgiat.

    Pasal 3KEWENANGAN

    Pemberi tugas dapat mengambil alih secara sepihak pekerjaan tersebut denganhanya memberitahukan secara tertulis kepada Penyedia jasa dan biaya penyelesaianpekerjaan selanjutnya akan dibebankan kepada Penyedia jasa apabila :

    1. Dalam jangka waktu 14 hari sejak penanda tanganan kontrak (Perjanjian Penyediajasa), Penyedia jasa belum memulai pekerjaan tersebut.

    2. Dalam jangka waktu 14 hari berturut-turut tidak melakukan pekerjaanpembangunan atau melalaikan perintah/ tegoran (yang sesuai bestek) dari Pengawas.

    3. Secara langsung atau tidak langsung, dengan sengaja memperlambatpenyelesaian pekerjaan tersebut.4. Memberi keterangan tidak benar yang bisa dan dapat merugikan pemberi tugas.

  • 25. Melanggar/menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar,Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan (RKS).

    6. Pekerjaan terlambat dan tidak sesuai dengan rencana waktu pelaksanaan (TimeSchedule) yang telah disetujui direksi, yang mana jika diperhitungkan dendaketerlambatan tersebut tidak melebihi 5 % dari harga pemborongan.

    Pasal 4PENYEDIA JASA

    1. Penyedia jasa adalah suatu badan usaha atau perusahaan yang memenangkanlelang dan akan bertanggung jawab dalam pekerjaan Rehab Pagar Makodam XII/TprKabupaten Kubu Raya TA. 2014.

    2. Untuk melaksanakan pekerjaan maka pihak Penyedia jasa dapat menunjukpelaksana/ sub Penyedia jasa yang dikuasakan untuk melaksanakan pekerjaan denganmemberitahukan secara resmi kepada Kalakgiat, beserta seluruh perjanjian yangdibuatnya. Namun penunjukan tersebut tidak melepaskan tanggung jawab pelaksanaanoleh Penyedia jasa.

    3. Apabila terjadi penyimpangan, kekeliruan, kekurang cermatan dan lain hal yangmenyebabkan menurunnya mutu nilai pekerjaan pembangunan program tersebut tetapmenjadi tanggung jawab pihak Penyedia jasa.

    Pasal 5KEWAJIBAN PENYEDIA JASA

    1. Penyedia jasa harus menyelesaikan pekerjaan secara lengkap seluruhnya sesuaidokumen pada perjanjian Penyedia jasa.

    2. Apabila ternyata di dalam gambar terdapat perbedaan atau penyimpangan denganapa yang telah tercantum didalam Surat Perjanjian penyedia jasa sehingga akanmenimbulkan keraguan dalam pelaksanaan, Penyedia jasa harus memberitahukan hal inikepada direksi lapangan/pengawas untuk diadakan penyelesaian.

    3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar dengan ketentuan di dalam RencanaKerja dan Syarat-syarat pelaksanaan (RKS) ini, maka keputusan yang mengikat adalahperintah direksi lapangan yang sudah disetujui oleh Kalakgiat.

    4. Yang dimaksud dengan gambar adalah gambar pelaksanaan, gambar kerja,gambar detail dan gambar lainnya yang dibuat untuk pekerjaan ini sebelum atau padasaat pekerjaan pelaksanaan berlangsung. Apabila terdapat perbedaan antara gambartersebut, maka gambar yang berskala besarlah yang mengikat.

    5. Apabila pada waktu pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubahan dalampenggunaan jenis bahan, peralatan mesin, ukuran-ukuran serta konstruksi, Penyedia jasadiwajibkan menyerahkan 2 (dua) set gambar perubahan yang dikerjakan diatas cetakangambar asli dengan perubahan dikerjakan dengan tinta hijau.

  • 36. Penyedia jasa harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) set gambar pelaksanaan danRKS ditempat pekerjaan dalam keadaan yang tetap rapi dan bersih dan dapat dilihatsetiap saat oleh pemberi tugas, direksi ataupun petugas-petugas lain.

    7. Atas perintah direksi lapangan kepada penyedia jasa dapat dimintakan gambarpenjelasan dan perincian atas bagian-bagian pekerjaan khusus (Shop Drawing),semuanya atas beban penyedia jasa, gambar tersebut yang telah dibubuhi tanda-tandapersetujuan dari direksi lapangan/pengawas selanjutnya dianggap sebagai gambarpelengkap dari perencanaan.

    8. Penyedia jasa wajib mempelajari dan memahami semua Undang-undang,peraturan-peraturan, persyaratan-persyaratan umum maupun suplemennya, persyaratanstandar internasional, dan persyaratan lainnya serta segala petunjuk-petunjuk tertulislainnya yang dikeluarkan oleh panitia lelang.

    9. Penyedia jasa dapat meminta penjelasan kepada direksi lapangan/pengawas,perencanaan atau pihak lain yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya ada bagian-bagian dari dokumen pelelangan, gambar atau hal-hal lain yang kurang jelas.

    Pasal 6PEMAKAIAN UKURAN

    1. Penyedia jasa tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yangtercantum dalam RKS dan gambar.

    2. Penyedia jasa wajib memeriksa kebenaran-kebenaran ukuran-ukuran dankapasitas dari peralatan, mesin ataupun bahan, baik secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan segera memberitahukan kepada pengawas tentang setiap perbedaanyang ditemukan didalam RKS dan gambar maupun dalam hal pelaksanaan. penyediajasa baru diijinkan membetulkan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuandari pengawas.

    3. Pengambilan ukuran-ukuran atau kapasitas yang keliru dalam pelaksanaan, dalamhal apapun menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

    4. Sebelum memulai pekerjaan penyedia jasa diwajibkan mengadakan pemeriksaanmenyeluruh (Cross Cheking) terhadap semua gambar yang ada (Arsitektur, Konstruksi,Elektrikal dan Mekanikal).

    Pasal 7INSTRUKSI PERENCANAAN

    1. Penyedia jasa harus mematuhi dan menempati segala instruksi yang diberikanoleh perencana dan direksi lapangan/pengawas. Apabila dalam 7 (tujuh) hari, sesudahmenerima instruksi tertulis dari perencana/pengawas tidak dilaksanakan, maka pekerjaanakan dialihkan dan ditangani oleh orang lain dengan biaya dibebankan kepada penyediajasa.

    2. Setiap instruksi dari perencana/pengawas dikeluarkan secara tertulis. Semuainstruksi lisan dalam waktu 7 (tujuh) hari, harus disertai dengan instruksi tertulis, yangberlaku sejak tanggal dikeluarkannya instruksi tersebut.

  • 4Pasal 8TUGAS PENYEDIA JASA DALAM PELAKSANAAN

    1. Selambat-lambatnya 14 hari setelah SPMK diterima penyedia jasa telah mulaimelaksanakan dengan pekerjaan pembangunan fisik. Untuk itu syarat yang diwajibkanagar dapat memulainya pekerjaan, harus segera dipenuhi.

    2. Penyedia jasa harus mempunyai perlengkapan dan peralatan, pengalaman dankeahlian serta dan kemampuan yang riil seperti yang di lampirkan pada surat penawaran,untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas yang diberikan oleh pemberi tugas.

    3. Penyedia jasa harus mematuhi semua segala peraturan dan ketentuan hukumyang berlaku, serta instruksi tertulis yang dikeluarkan oleh pemerintah/penguasasetempat.

    4. Penyedia jasa wajib mempelajari dan memeriksa pelaksanaan pekerjaan subPenyedia jasa di bawahnya yang ikut serta mengerjakan proyek ini (dalam hal iniPenyedia jasa beserta sub Penyedia jasa), demi kelancaran pekerjaan.

    5. Penyedia jasa wajib berkonsultasi dengan pihak lainnya agar supaya sejauhmungkin dipergunakan peralatan yang seragam dan merk sama untuk bangunan proyekini agar memudahkan pemeliharaan.

    6. Penyedia jasa berkonsultasi dengan pihak lainnya untuk kelancaran pelaksanaanpekerjaan proyek terutama berkoordinasi dengan pihak sub Penyedia jasanya.

    Pasal 9PERIJINAN

    Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas penggunaan alat peralatan yang adadilokasi pekerjaan, apabila terjadi kerusakan akibat kelalaian kerja.

    Pasal 10PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN (FIELD & LABORATORIUM TEST)

    Semua material bangunan yang akan digunakan harus sesuai dengan ketentuan didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan (RKS). Untuk jenis materialbangunan tertentu harus disertai pengetesan, dan atau surat pernyataan(sertifikasi/klasifikasi) dari instansi yang ditunjuk oleh perencana/pengawas untukkebutuhan tersebut. Pengawas berhak menginstruksikan kepada Penyedia jasa untuksegera mengeluarkan material-material yang ternyata tidak sesuai dengan Rencana danSyarat-syarat pelaksanaan (RKS). Semua biaya yang diperlukan baik untuk field testataupun lab test menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

    Pasal 11PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA

    1. Penyedia jasa harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaberpendidikan minimal Sarjana atau yang setara (disesuaikan pekerjaan yangdilaksanakan) yaitu sarjana Teknik Sipil sebagai Site Manager, dan harus selalu beradadilapangan. Penanggung jawab pelaksana bertindak sebagai wakil Penyedia jasadilapangan dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan-keputusan teknisdan bertanggung jawab penuh dilapangan. Semua langkah dan tindakan yang diambiloleh pemberi tugas atau direksi lapangan dianggap sebagai langkah dan tindakanPenyedia jasa.

  • 52. Penyedia jasa diwajibkan pada setiap saat menjalankan disiplin dan tata tertib yangtepat terhadap semua buruh pegawai termasuk pengurusan bahan yang berada dibawahnya. Siapapun diantara mereka tidak berwenang melanggar terhadap peraturan,mengganggu atau merusak ketertiban, berlaku tidak senonoh, melakukan perbuatan yangmerugikan pelaksanaan pembangunan harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaanatas perintah direksi lapangan/pengawas.

    Pasal 12PERUBAHAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

    1. Perencana/pengawas berhak mengadakan suatu perubahan atas rencana yangtelah ada dengan memberikan instruksi tertulis kepada Penyedia jasa.

    2. Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan (alternatif ataumodifikasi) desain, kualitas maupun kuantitas dari pekerjaan yang seperti tercantum didalam gambar kerja (kontrak).

    3. Perubahan tersebut termasuk penambahan pembatalan atau penggantian darisuatu pekerjaan, perubahan jenis bahan, peralatan atau mesin yang dipergunakandidalam pekerjaan, hal ini akan dituangkan secara menyeluruh dalam addendum kontrak.

    4. Penyesuaian Biaya :

    a. Biaya dalam kontrak menentukan penilaian pekerjaan yang dilaksanakansesuai dengan kondisi yang sama ketika biaya ditetapkan untuk pekerjaantersebut.

    b. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan kondisi yangsama, atau yang sulit penilaiannya didalam pelaksanaan, maka biaya tersebutakan tetap menjadi dasar sejauh penilaian tersebut masih dapat diterima.

    c. Penilaian pekerjaan terpaksa dibatalkan apabila tidak sesuai denganketentuan didalam kontrak.

    Pasal 13TANGGUNG JAWAB ATAS PEKERJAAN YANG CACAT

    (DEFECTS LIABILITY PERIOD)

    Semua cacat-cacat/kegagalan atau kesalahan lain yang timbul selama jangkawaktu pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab dari Penyedia jasa, yangdisebabkan oleh penggunaan bahan peralatan atau mesin yang tidak sesuai dengansyarat yang ditentukan didalam RKS menjadi tanggung jawab penuh dari Penyedia jasauntuk mengadakan perbaikan atau penggantian sampai dianggap cukup olehpengawas/direksi atas biaya Penyedia jasa.

    Pasal 14LAPORAN-LAPORAN

    1. Penyedia jasa diwajibkan membuat catatan-catatan berupa Laporan Harian yangmemberikan gambaran dan catatan yang singkat dan jelas mengenai :

  • 6a. Taraf berlangsungnya pekerjaan.b. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh sub Penyedia jasa (jika diijinkan).c. Catatan perintah direksi lapangan pengawas tertulis maupun lisan.d. Pesanan barang-barang baik didalam maupun diluar negerie. Hal ikhwal mengenai buruh/pekerja.f. Keadaan cuaca.g. Lain-lain termasuk pekerjaan tambah/kurang.

    2. Setiap laporan harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujuikebenarannya oleh petugas pengawas/direksi lapangan.

    3. Berdasarkan laporan harian tersebut maka setiap minggu dibuat laporanmingguan yang disampaikan langsung kepada pengawas/direksi lapangan.

    4. Petunjuk dan perintah direksi lapangan/pengawas baru dianggap berlaku danmengikat apabila telah dimuat dalam laporan harian dan telah diperiksa serta disetujuioleh pengawas.

    5. Salah satu tembusan laporan mingguan harus selalu berada ditempat pekerjaanagar dapat diteliti kembali oleh direksi lapangan/pengawas setiap saat.

    Pasal 15RAPAT RUTIN YANG BERSIFAT TEKNIS

    Rapat rutin diadakan setiap minggu dan setiap bulan dipimpin oleh direksilapangan/pengawas dan dihadiri oleh tenaga ahli perencana, wakil dari pemberi tugas.Site Manager dari Penyedia jasa yang tidak menghadiri rapat-rapat teknis ini dianggaplalai dan dapat dikenakan sangsi-sangsi.

    Pasal 16BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN LAIN-LAIN

    1. Satu minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, Penyedia jasa harusmenyiapkan :

    a. Bagan skema kemajuan pekerjaan (Time schedule) sesuai dengan bataswaktu maksimal yang telah ditetapkan dalam waktu penyelesaian pekerjaan. Timeschedule tersebut harus sesuai dengan bagan yang disusun dan dilengkapi :

    1) Volume masing-masing pekerjaan.2) Man days (tenaga kerja) yang diperlukan.3) Grafik S4) Gambaran mengenai nilai dan harga pekerjaan sesuai dengan jadwalyang dibuat Penyedia jasa.5) Struktur dan Susunan Organisasi Proyek.

    b. Penyedia jasa harus menyusun Bagan Pengerahan Tenaga danpengerahan alat berat/alat pendukung.

    c. Penyedia jasa harus menyusun Bagan Penyediaan Bahan yangdiperlukan.

  • 72. Bagan-bagan tersebut harus diperlihatkan kepada direksi (pengawas) untukmendapatkan persetujuannya.

    3. Kelalaian dalam memasukkan bagan dapat menyebabkan ditundanya waktumemulai pekerjaan dan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa seluruhnya.

    4. Penyedia jasa wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan patokanwaktu yang telah disetujui bersama di dalam menyusun bagan kemajuan pekerjaan(disesuaikan dengan kontrak). Demikian juga dengan pengerahan buruh dan bahan harussesuai dengan personalia dan bahan yang ada.

    5. Penyedia jasa diwajibkan membuat skema organisasi personel proyek berikutnama-nama dan jabatannya, sesuai yang dilampirkan pada surat penawaran, untukkemudian diserahkan kepada direksi/pengawas.

    Pasal 17RESIKO UPAH DAN HARGA

    Didalam pelaksanaan pekerjaan ini fluktuasi besarnya upah/harga bahan yangterjadi selama masa pembangunan menjadi resiko Penyedia jasa sendiri. Kecuali jikaterjadi hal-hal luar biasa yang berakibat langsung atau upah/harga bahan bangunandengan perubahan yang abnormal, yang diakibatkan oleh dikeluarkannya suatu peraturandalam bidang penetapan harga dan moneter oleh Pemerintah. Jika terjadi demikian makapenilaian kembali dihitung berdasarkan bagan kemajuan pekerjaan pada saat terjadinyaperubahan upah/bahan tersebut.

    Pasal 18PEKERJAAN ATAU PROYEK YANG MENGGUNAKAN

    PIHAK KETIGA ATAU MENGGUNAKAN SUB PENYEDIA JASA

    1. Apabila didalam melaksanakan suatu proyek bangunan sehubungan dengankekhususan pekerjaannya (misalnya pekerjaan AC, listrik, plumbing, jendela-jendelaalmunium, partisi dan lain-lainnya), terpaksa harus menggunakan sub Penyedia jasamaka Penyedia jasa harus mengajukan terlebih dahulu calon sub Penyedia jasa tersebutkepada Direksi sekurangnya 2 (dua) calon, tiap jenis pekerjaan untukdisetujui/ditentukan oleh Kalakgiat.

    2. Apabila didalam melaksanakan pekerjaan pemborongan, Penyedia jasamenggunakan sub Penyedia jasa, maka setiap kali Penyedia jasa mengajukan tagihanpembayaran angsuran supaya dilengkapi dengan perincian besarnya tagihan yangmenjadi hak dari masing-masing Penyedia jasa yang telah disetujui (dilegalisasi) olehsub Penyedia jasa yang bersangkutan.

    3. Pada setiap angsuran pembayaran yang diterima oleh Penyedia jasa, harusmembayarkan angsuran kepada sub Penyedia jasa sebesar angsuran yang menjadihaknya. Data pembayaran dilaporkan kepada perwira pengawas/direksi.

    4. Penyedia jasa tidak dibenarkan untuk meninggalkan atau menyerahkan kontrak inisebagian atau seluruhnya kepada pihak (sub Penyedia jasa), tanpa terlebih dahulumemberitahukan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari pemberi tugas.

    5. Penyedia jasa tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil pekerjaan subPenyedia jasanya.

  • 8Pasal 19AREAL PEKERJAAN DAN PENGGUNAANNYA

    Pengaturan dan penggunaan areal kerja ditentukan oleh direksi/pengawas.Penyedia jasa dapat memberikan usulan dengan memberikan peta penetapan gudang,los-los kerja tempat menimbun bahan tersebut.

    Pasal 20PENJAGAAN

    1. Penyedia jasa wajib mengadakan penjagaan yang baik dan terus menerus atasbahan, peralatan, mesin dan alat kerja yang disimpan ditempat pekerjaan selamaberlangsungnya pekerjaan.

    2. Selama berlangsungnya pekerjaan, semua bahan, mesin dan peralatan harus tetapdirawat dengan baik.

    3. Kehilangan dan kerusakan bahan, mesin dan peralatan karena kelalaianpenjaga/pemeliharaan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

    Pasal 21PENERANGAN DAN SUMBER DAYA

    Kantor, gudang dan los kerja dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan harusdiberi penerangan yang cukup. Daya listrik baik untuk penerangan, sumberdaya kerjamaupun untuk keperluan sistem pengetesan instalasi dan atau percobaan berbeban darisistem instalasi harus diusahakan oleh Penyedia jasa atas beban dan biaya Penyediajasa.

    Pasal 22KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

    1. Kebersihan dan ketertiban kantor, tempat kerja dan bagian dalam bangunan yangdikerjakan harus tetap terpelihara dengan baik, bebas dari bahan bekas dan lain-lain.Kelalaian dalam kebersihan dan ketertiban yang dapat mengakibatkan terhambatnyapembangunan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

    2. Penimbunan bahan yang ada di dalam maupun diluar gudang diatur agar tidakmengganggu kelancaran dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan bahan olehdireksi maupun pengawas.

    3. Peraturan lain mengenai penertiban akan dikeluarkan oleh direksilapangan/pengawas pada waktu pelaksanaan setelah koordinasi dengan aparatur daerahsetempat.

    Pasal 23KEAMANAN, KESELAMATAN MANUSIA/BARANG DAN ASURANSI

    1. Penyedia jasa diharuskan untuk mengasuransikan segala kemungkinan adanyahal-hal sebagai berikut :

  • 9a. Kecelakaan yang mengakibatkan seseorang sakit atau meninggal duniaatau kerugian lainnya yang disebabkan oleh adanya kelalaian.

    b. Kerusakan dan kehilangan akibat pencurian, kebakaran dan lain-lain yangakan mengakibatkan adanya tuntutan rugi (claim) atas nama pemilik (bouwheer).

    2. Penyedia jasa bertanggung jawab atas biaya, kerugian ataupun tuntutan ganti rugi(claim) yang diakibatkan oleh adanya peristiwa yang mengakibatkan lukanya ataumeninggalnya seseorang dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, bilamana hal itudisebabkan oleh karena kelalaian Penyedia jasa.

    3. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebutmaka Penyedia jasa diwajibkan mengambil segala tindakan guna kepentingan diri korbantersebut.

    4. Penyedia jasa harus memenuhi peraturan hukum mengenai perawatan dantunjangan dari pihak korban.

    5. Perlengkapan PPPK guna keperluan pertolongan pertama pada kecelakaan harusselalu lengkap berada ditempat pekerjaan.

    Pasal 24PENGAWASAN

    1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh direksi danpengawas lapangan.

    2. Pengawas berhak pada setiap waktu bila dianggap perlu tanpa memberitahukansebelumnya, untuk mengadakan inspeksi/pemeriksaan kepada Penyedia jasa atau subPenyedia jasa terhadap :

    a. Jenis pekerjaan yang dipersiapkan didalam atau diluar site.b. Gudang-gudang penyimpanan.c. Pengelolaan maupun sumber-sumbernya termasuk mutu bahan yang akandigunakan.

    3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatanpengawas, adalah menjadi tanggung jawab Penyedia jasa, pekerjaan tersebut jikadiperlukan harus segera disempurnakan sebagian atau seluruhnya untuk disesuaikandengan Bestek yang sudah ditentukan.

    4. Jika diperlukan pengawasan oleh pengawas diluar jam-jam kerja maka segalabiaya untuk itu menjadi beban Penyedia jasa.

    5. Ditempat pekerjaan direksi/pengawas menempatkan petugas-petugas bagianpengawasan, jam kerja pengawas adalah dari jam 08.00 s/d 16.00 WIB.

  • 10

    Pasal 25KETENTUAN-KETENTUAN/KEWAJIBAN DARI PENYEDIA JASA

    1. Penyedia jasa diwajibkan melihat, meneliti keadaan setempat ditempat pekerjaanyang akan dilaksanakan sehingga sudah diperhitungkan semua konsekuensinyasehubungan dengan pekerjaan pemborongan ini.

    2. Penyedia jasa diwajibkan menyelesaikan pekerjaannya dalam keadaan baik danselesai 100% dalam waktu yang ditentukan dalam perjanjian pemborongan terhitungsejak penandatanganan kontrak (perjanjian pemborongan).

    Pasal 26KETENTUAN DAN HAK DARI PENYEDIA JASA

    1. Penyedia jasa mempunyai hak menggugat sebagai berikut :

    a. Apabila pemberi tugas tidak membayar sejumlah pekerjaan yang telahdiselesaikan dengan ketentuan didalam kontrak ini.

    b. Apabila pemberi tugas mengabaikan atau dengan sengaja menghambatsejumlah pembayaran atas pekerjaan sesuai dengan kontrak ini.

    2. Untuk mencegah kemungkinan adanya hal-hal yang tidak diinginkan seperti/kerusakan dan atau kerugian lainnya, maka sesuai dengan tahapan pekerjaan yangsudah diselesaikan, Penyedia jasa atau sub Penyedia jasanya dapat memindahkansemua peralatan, seperti bangunan darurat keluar dari site.

    Pasal 27JANGKA WAKTU PELAKSANAAN/PENYERAHAN PEKERJAAN

    1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam suratperjanjian. Penyerahan pertama harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggalyang telah ditetapkan dalam surat perjanjian pemborongan sesuai dengan penjelasantentang waktu penyelesaian yang ditetapkan.

    2. Perpanjangan waktu penyerahan hanya dapat diterima jika alasan-alasannya tepatsesuai dengan alasan-alasan yang diperkenankan dan tertulis dalam RKS.

    3. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada pengawas,selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum tanggal yang dimaksud, dimanadireksi/pengawas akan mengadakan pemeriksaan seksama atas hasil keseluruhan. Hasilpemeriksaan ini akan disampaikan kepada Penyedia jasa sebelum penyerahan pertama,pemeriksaan maupun penyerahan tersebut dituangkan dalam Berita Acara.

    4. Keadaan yang dapat digunakan sebagai alasan dalam mengajukan permohonanperpanjangan waktu penyelesaian atau pengunduran waktu penyerahan adalah keadaan-keadaan force majeure.

    5. Keadaan force majeure yang dimaksud adalah :

    a. Banjirb. Hujan terus menerus dari hari keharic. Kebakaran.

  • 11

    d. Demonstrasi dan pemogokan yang langsung mempengaruhi jalannyapekerjaan.e. Bencana alam yang bersifat nasional.f. Dan lain-lain menurut pertimbangan direksi dapat diterima.

    Pasal 28KELAMBATAN DAN PERPANJANGAN WAKTU

    1. Kelalaian Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan tambahan danmemperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan Penyedia jasa, tidak diluluskandalam claim perpanjangan waktu.

    2. Untuk kelambatan akibat tindakan pemberi tugas/pemilik atau pengawas, keadaanforce majeure dan sebagainya, dapat diadakan perpanjangan waktu setelah dinilaidengan seksama oleh pengawas, atau permintaan tertulis dari Penyedia jasa.

    3. Permohonan perpanjangan waktu tersebut diajukan secara tertulis oleh Penyediajasa selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah terjadinya peristiwa tersebut.

    4. Pada peristiwa dihentikannya suatu bagian/keseluruhan pekerjaan oleh direksi danPengawas akibat kelalaian kontraktor tidak diadakan perpanjangan waktu.

    Pasal 29DENDA - DENDA

    1. Denda kelambatan. Bilamana jangka waktu penyerahan pertama dilampaui, makakepada Penyedia jasa akan dikenakan denda yang besarnya 1/1000 (satu permil) darijumlah harga biaya bangunan keseluruhan.

    2. Denda lain. Untuk setiap kelalaian dalam menepati peraturan dalam RKS inidimana teguran dan perintah yang terjadi karenanya, setelah kepada Penyedia jasadiberikan peringatan tertulis maupun lisan untuk kedua kalinya tidak dipatuhi makakepadanya diberikan peringatan ketiga dan seterusnya, yang diikuti dengan denda yangbesarnya ditentukan kemudian untuk setiap laporan. Kejadian ini akan dicatat dalamlaporan harian dan mingguan.

    Pasal 30PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

    1. Pelaksanaan pekerjan tambah dan kurang baru dapat dilaksanakan oleh Penyediajasa setelah diberi ijin tertulis dari Kalakgiat.

    2. Sebagai syarat untuk mendapatkan ijin tertulis dari pengawas, Penyedia jasadiwajibkan untuk segera memberitahukan biaya yang dimintanya untuk melaksanakanpekerjaan tambah yang diperintahkan kepadanya. Perhitungan pekerjaan tambah ataukurang didasarkan atas daftar harga satuan, daftar upah dan bahan yang dilampirkandalam syarat penawaran. Tidak ada perhitungan kembali atas jumlah satuan yangdihitung Penyedia jasa dengan demikian perhitungan pekerjaan tambah/kurang ialahbagian pekerjaan atau suatu pekerjaan yang lain dari yang dimaksud didalam RKS dangambar. Perhitungan pembayarannya dilakukan angsuran berikutnya.

  • 12

    Pasal 31PENUNDAAN PEMBAYARAN

    Pembayaran angsuran kepada Penyedia jasa /sub Penyedia jasa akanditangguhkan bilamana :

    1. Kesalahan pelaksanaan, hasil yang kurang memuaskan, kerusakan yang tidakataupun belum diperbaiki, kelalaian dan pelanggaran atas ketentuan yang diberikan.

    2. Keraguan direksi/pengawas atas tidak seimbangnya antara pembayaran-pembayaran sisa dengan dasar pekerjaan yang masih dikerjakan.

    3. Belum memenuhi ketentuan administratif.

    4. Belum adanya penyesuaian dalam perhitungan claim kenaikan harga yang terjadipada angsuran tersebut. Bila hal tersebut tidak ada atau sudah diselesaikan makapembayaran angsuran dapat dilakukan.

    Pasal 32JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN

    1. Yang dimaksud dengan jangka waktu pemeliharaan adalah seperti apa yangtercantum dalam Bab I pasal 13 (defect liability peroid), selama 3 (tiga) bulan terhitungmulai tanggal penyerahan pertama.

    2. Bilamana Penyedia jasa dalam jangka waktu tersebut, setelah menerima teguran-teguran tertulis dari pengawas ternyata tidak mengindahkannya, maka pemberi tugas/pengawas berhak menyerahkan pekerjaan tersebut pada pihak lain atas biaya Penyediajasa.

    Pasal 33TEMPAT PERADILAN

    Apabila terjadi perselisihan mengenai hal pembangunan, diselesaikan dengancara musyawarah. Bilamana dengan cara musyawarah belum juga diperoleh katasepakat, maka persoalan tersebut akan diselesaikan oleh Panitia Arbitrase yang lazimnyaberlaku dalam dunia pembangunan. Jika hal inipun tidak mendapat hasil, makapenyelesaian akhir terletak pada keputusan Peradilan Negeri di Pontianak.

    Pasal 34BERITA ACARA UNTUK PEMBAYARAN

    1. Berita acara yang menyatakan besarnya prestasi pekerjaan di lapangan yangharus dibayarkan kepada Penyedia jasa akan dikeluarkan oleh tim komisi. Untukkebutuhan itu sebelumnya Penyedia jasa diwajibkan mengajukan perhitungan jumlahprestasi pekerjaan di lapangan sesuai dengan laporan kemajuan pekerjaan untuk ditelitikebenarannya.

    2. Jumlah barang-barang dan materiil yang telah berada di lokasi pekerjaanbagaimana pun besarnya tidak diperhitungkan sebagai nilai prestasi, kecuali barang telahterpasang.

  • 13

    BAB IIRENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

    (SPESIFIKASI)

    Pasal 1KUASA PELAKSANA DILAPANGAN

    1. Dilapangan, Pelaksana wajib menunjuk kuasa Pelaksana atau biasa disebutPelaksana lapangan yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan-pekerjaandilapangan dan mendapat kuasa penuh dari Pelaksana. Penunjukan atau penugasantenaga ahli yang bertugas dilapangan ditujukan kepada Pemberi Tugas dan PengelolaTeknis serta Direksi/Pengawas sebagai tembusannya.

    2. Dengan adanya pelaksana lapangan, tidak berarti bahwa Pelaksana lepastanggung jawab sebagian maupun keseluruhan kewajibannya.

    3. Pelaksana wajib memberi tahu secara tertulis kepada Direksi/ Pengawas, namadan jabatan pelaksana untuk mendapat persetujuan.

    4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pengelola Proyek dan Direksi/ Pengawasternyata pelaksana kurang mampu atau kurang cakap memimpin pekerjaan, maka akandiberitahukan kepada Pelaksana secara tertulis untuk mengganti pelaksana lapangantersebut.

    5. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan,Pelaksana harus sudah menunjuk pelaksana baru atau Pelaksana sendiri (Penanggungjawab/ Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

    Pasal 2TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) PELAKSANA

    1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja (lembur) apabilaterjadi hal-hal yang mendesak, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis kepadaDireksi/ Pengawas.

    2. Alamat Pelaksana diharapkan tidak berpindah-pindah selama pekerjaan. Bilaterjadi perubahan alamat, Pelaksana wajib segera memberitahukan secara tertulis palinglambat dalam waktu 1 x 24 (dua puluh empat) jam kepada Direksi/ Pengawas.

    Pasal 3PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

    1. Pelaksana wajib menjaga keamanan dilapangan terhadap barang-barang milikproyek, Direksi/ Pengawas dan milik pihak ketiga dilapangan.

    2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau belummenjadi tanggungjawab Pelaksana dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaantambahan.

  • 14

    3. Apabila terjadi kebakaran yang disebabkan oleh kelalaian Pelaksana, Pelaksanabertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-barang maupun keselamatanjiwa. Untuk itu Pelaksana harus menyediakan alat pemadam kebakaran yang siap dipakaiyang ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau.

    Pasal 4JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

    1. Pelaksana diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syaratpertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siapdigunakan dilapangan untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semuapetugas dan pekerja dilapangan.

    2. Pelaksana wajib menyediakan air minum yang cukup bersih yang memenuhisyarat-syarat kesehatan dan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semuapetugas dan pekerja yang ada dilapangan. Membuat penginapan dilokasi lapanganpekerjaan untuk penjaga keamanan.

    3. Segala sesuatu yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerjawajib diberikan oleh Pelaksana sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    Pasal 5SITUASI DAN UKURAN

    1. Situasi

    a. Pelaksana wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan,sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi hargapenawaran.

    b. Kesalahan atau kekurang telitian Pelaksana dalam hal ini tidak dapatdijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

    2. Ukuran

    a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam m, cm,kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm.

    b. Pedoman titik duga lantai + 0,00 sesuai dengan gambar rencana.

    3. Memasang papan pengawas (Bouwplank)

    a. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan setelahperataan tanah dan pembersihan lokasi selesai dilaksanakan.

    b. Yang termasuk pekerjaan pengukuran ini adalah : Pengukuran site Penentuan dan penarikan as-as jalan Pengukuran dan pengecekan elevasi Pemasangan patok-patok

  • 15

    c. Pembuatan dan pemasangan bouwplank termasuk pekerjaan Pelaksanadimana ketepatan letak bangunan diukur dibawah pengawasan KonsultanPengawas dengan titik patok dan papan duga yang dipancang kuat dan tidakmudah berubah oleh cuaca, dari bahan kayu Klas III dengan ketebalan 2 cm.

    d. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank ini dilakukan olehtenaga yang ahli dan mengerti cara-cara mengukur dengan theodolite danwaterpass, maupun pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah.

    Pasal 6SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

    1. Yang dimaksud bahan bangunan adalah semua bahan yang dipergunakan dalampelaksanaan sebagaimana tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat sertagambar.

    2. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yangtelah ditentukan. Penyebutan suatu merk dagang pada bestek ini adalah untukkeseragaman mutu dan melindungi pemberi tugas dari suatu merk lain yang belumterkenal dan teruji kualitasnya. Apabila terdapat perselisihan tentang merk/pemeriksaanbahan, maka pengawas lapangan berhak mengirimkan contoh bahan ke balai penelitianbahan bangunan dan segala biaya yang berhubungan dengan hal tersebut menjaditanggung jawab Penyedia jasa.

    3. Pelaksana wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan. Contoh-contoh itu wajib mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas.

    4. Bahan yang datang sebelum diturunkan dari kendaraan pengangkut harusdiperiksa terlebih dahulu oleh direksi (terutama bahan yang bervolume besar) untukdisetujui atau ditolak / dikembalikan. Pengawas berhak menanyakan asal bahan danPelaksana wajib memberitahukannya.

    5. Dalam jangka waktu 2 x 24 jam, semua bahan yang dinyatakan ditolak olehpengawas lapangan supaya segera dikeluarkan dari proyek. Apabila bahan tersebutmasih tetap dipergunakan pelaksana, maka pengawas lapangan berhak memerintahkanmembongkar dengan biaya Pelaksana.

    6. Segala kerugian yang diakibatkannya menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

    Pasal 7PEMERIKSAAN PEKERJAAN

    1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah selesai,akan tetapi belum diperiksa oleh Pengawas, Pelaksana wajib meminta persetujuankepada Pengawas dan apabila disetujui oleh Pengawas maka pekerjaan dapatdilanjutkan.

    2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (terhitung sejakditerimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak dihitung hari raya/ libur) tidak dipenuhioleh Pengawas, Pelaksana dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yangseharusnya diperiksa dianggap telah setuju Pengawas.

  • 16

    3. Bila Pelaksana melanggar ayat satu pasal ini, Pengawas berhak menyuruhmembongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biayapembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungjawab Pelaksana.

    Pasal 8FASILITAS LAPANGAN

    Penyedia jasa diwajibkan menyediakan sendiri :

    1. Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.2. Air untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada diproyek.3. Alat pemadam kebakaran.4. Alat PPPK.5. Kamar mandi dan WC untuk para pekerja lapangan.

    Pasal 9BARANG CONTOH (SAMPLE)

    1. Penyedia jasa diwajibkan menyerahkan barang contoh (sample) dari material yangakan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan direksi lapangan.

    2. Barang contoh (sample) tertentu harus dilengkapi dengan tanda bukti/sertifikatpengujian dan spesifikasi teknis dari barang/material tersebut.

    3. Untuk barang dan material yang akan didatangkan ke lokasi (melalui pemesanan),maka Penyedia jasa diwajibkan menyerahkan brosur seperti :

    a. Katalog.b. Gambar atau penjelasan teknis.c. Jaminan mutu barang/ material.

    Pasal 10GAMBAR AS BUILT DRAWING DAN SHOP DRAWING

    1. Dalam hal tertentu maka untuk kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan sesuatupekerjaan yang membutuhkan penjelasan, dimana hal tersebut tidak terdapat didalamgambar kerja, maka Penyedia jasa diwajibkan membuat gambar shop drawing dan harusmendapatkan persetujuan dari direksi lapangan/pengawas.

    2. Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat gambar hasil pelaksanaan (As BuiltDrawing) sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan,untuk kebutuhan pemeriksaan dan maintenance dikemudian hari. Gambar tersebutdiserahkan kepada pemberi tugas, setelah disetujui oleh pengawas (dibuat rangkap tiga).

  • 17

    Pasal 11PEKERJAAN TAMBAH KURANG

    1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan secara tertulis olehPengawas serta persetujuan Pemberi Tugas.

    2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintahtertulis dari Pengawas atau atas persetujuan Pemberi Tugas.

    3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar Harga Satuanpekerjaan, yang dimasukan oleh Pelaksana yang pembayarannya diperhitungkanbersama dengan pembayaran terakhir.

    4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam hargasatuan yang dimasukan dalam penawaran harga satuannya akan ditentukan lebih lanjutoleh Pengawas bersama-sama Pelaksana dengan persetujuan pemberi tugas.

    5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan penyebab keterlambatanpenyerahan pekerjaan, tetapi Pengawas/ Bimbingan Teknik Pembangunan (BPT) dapatmempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.

    Pasal 12MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN PEKERJAAN

    1. Masa pemeliharaan untuk pekerjaan konstruksi fisik dan finishing adalah 3 (tiga)bulan, dihitung dari tanggal penyerahan pertama.

    2. Jaminan pekerjaan dan pemasangan instalasi alat elektrikal dan mekanikal adalah6 bulan tmt penyerahan bangunan pertama untuk pekerjaan :

    a. Instalasi listrik dan mekanika.b. Mesin.

    Pasal 13FOTO-FOTO DOKUMENTASI PROYEK

    Penyedia jasa diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek meliputi :

    1. Foto-foto tahapan pekerjaan yang penting antara lain pembesian, bekisting,pekerjaan sebelum dan sesudah pengecoran. Begitu pula pekerjaan jalan daripenghamparan s/d pemadatan.

    2. Yang dimaksud bahan bangunan adalah semua bahan yang dipergunakan dalampelaksanaan sebagaimana tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat sertagambar.

    3. Kondisi proyek pada progress pekerjaan mencapai 0 %, 20 % dan seterusnyasampai dengan 100 % (setiap peningkatan progress 20 %) dan kondisi pada waktupemeliharaan. Foto-foto dicetak dalam ukuran post card (dicetak berwarna), dicetak 3 set.

  • 18

    BAB IIIPERSYARATAN TEKHNIS

    Pasal 1SASARAN PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN

    Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Yonif 643/Wns Anjungan TA.2015 dengan rincian sebagai berikut :

    1. Pekerjaan Konstruksi

    a. Pekerjaan persiapanb. Pekerjaan atapc. Pekerjaan kayud. Pekerjaan lantai/pasangane. Pekerjaan instalasi listrikf. Pekerjaan alat gantungg. Pekerjaan sanitasi airh. Pekerjaan finising/pengecatan

    Pasal 2PEKERJAAN PERSIAPAN

    1. Pekerjaan pembersihan lapangan adalah semua pekerjaan yang berhubungandengan pembersihan awal proyek dari puing-puing bekas bongkaran dan kotoran-kotoranlain seperti : akar akar, rumput rumput dan tanaman yang tidak diperlukan lagi.

    2. Untuk pembersihan tanaman yang besar, Penyedia jasa diwajibkan minta ijindahulu kepada Direksi.

    3. Pembersihan dari puing puing bekas bongkaran. Bahan bahan bekas bongkarantidak boleh dipergunakan kembali untuk pelaksanaan pembangunan ini kecuali adaketentuan lain.

    4. Pemasangan bouwplank , bahan yang digunakan papan 2/20, kaso 5/7 kayu klas.II, permukaan papan bagian atas diketam rata-rata air.

    Pasal 3PEKERJAAN TANAH

    Pekerjaan tanah terdiri dari perataan tanah untuk bangunan sendiri, penggalianlobang-lobang pondasi saluran dan septictank.

    1. Lokasi bangunan dibersihkan dari jenis kotoran/sampah kemudian ditimbun/uruglapis demi lapis tanah dipadatkan tinggi urugan menyesuaikan dengan peil / ketinggianlantai.

    2. Tanah urugan harus berasal dari sumber tanah kondisi setempat yang telahdisetujui oleh Pengawas Lapangan. Pemadatan dilakukan pada ketebalan yang telahdisetujui Pengawas Lapangan (untuk tanah merah ) ketebalan maksimum adalah 250mm.

  • 19

    3. Material urugan harus disebar dan diratakan sedemikian hingga mencapaiketinggian yang diinginkan untuk siap dipadatkan.

    4. Galian pondasi harus digali secukupnya, sehingga tidak menyusahkan pekerjaanpondasi. Pengurugan kembali lobang pondasi dapat dilakukan dari tanah galian yangsudah dibersihkan dari kotoran dan akar-akaran. Urugan ini dilakukan secara berlapis-lapis setebal 20 cm dan disiram air secukupnya sehingga padat.

    5. Tanah sisanya harus dipergunakan untuk meratakan halaman menurut petunjukdireksi atau harus diangkut ketempat lain diluar halaman.

    6. Tanah urugan tidak boleh diambil dari sekitar tanah halaman pembangunan kecualiseijin direksi.

    Pasal 4PEKERJAAN PASANGAN / BETON

    1. Termasuk didalamnya adalah pekerjaan pembetonan struktur bangunan yangmenggunakan beton bertulang dengan spesifikasi sesuai dengan gambar kerja yaitupondasi, sloof, balok dan kolom2. Pekerjaan pondasi. Galian tanah pondasi lebar 60 cm tinggi 70 cm ukuran pondasilebar atas 30 cm bawah 60 cm tinggi 60 cm menggunakan campuran 1 : 4, celah-celahpondasi diplester atau diberap sehingga tidak kelihatan lobang

    3. Kolom praktis uk. 10/10 tulangan 4 10 mm, sloof 15/20 tulangan 4 10 mm,ring balok 10/20 tulangan 4 10 mm. Beugel cincin menggunakan besi 8 mm jarakbeugel 20 cm diikat menggunakan kawat bendrat, ujung besi dibengkokkan campuranmenggunakan 1 : 2 : 3 Kwalitas beton yang digunakan harus memenuhi beton K-225.

    4. Persyaratan bahan

    a. Beton. Beton yang digunakan dalam pekerjaan struktur ini adalah betondengan kuat tekan karakteristik 225 kg/cm2. (22,5 Mpa) atau K 225.

    b. Tulangan. Tulangan yang digunakan untuk struktur bangunan adalah U24dengan diameter tulangan ;

    Tulangan 10 ; tulangan polos ; tulangan balok dan kolomTulangan 10 ; tulangan polos ; tulangan sloofTulangan 8,6 ; tulangan polos ; tulangan geser

    c. Syarat-syarat Pelaksanaan.

    1) Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi daribahan dan campuran yang digunakan sesuai dengan petunjuk daripengawas / direksi.

    2) Pekerjaan pembetonan dapat dilaksanakan bilamana bidang yangakan dikerjakan telah disetujui oleh pengawas/direksi. Dan dalammelaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti pula semua petunjuk dalam

  • 20

    gambar, terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenaiukuran tebal/tinggi peil dan bentuk profilnya.

    3) Pengecoran kolom menerus antara lantai harus ukur dengan alatagar pengecoran kolom dapat tegak lurus bidang lantai dan letak as kolomantara lantai sama.

    4) Pengecoran lantai harus dikontrol dengan menggunakan alatsehingga bidang lantai rata tidak bergelombang.

    5) Penyedia jasa bersama Konsultan Pengawas memeriksa dengan telitisemua sisi cor beton, bagian yang tidak rata harus diisi dengan baik agardiperoleh permukaan yang licin,seragam dan merata.

    6) Perbaikan baru boleh dikerjakan setelah adanya pemeriksaan danperintah tertulis dari konsultan pengawas dan pekerjaan tersebut harusbenar-benar mengikuti petunjuk dari konsultan pengawas.

    7) Beton yang menunjukan rongga, lubang, keropos atau cacat sejenisyang lain harus dibongkar dan diganti. Semua perbaikan dan penggantiansebagaimana diuraikan disini harus dilaksanakan secepatnya oleh Penyediajasa dengan biaya sendiri.

    8) Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupasehingga pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan ketentuan dan tidakmengganggu pengikatan, pengurangan kekuatan, penurunan atauperetakan.

    5. Semen yang digunakan adalah semen yang memenuhi syarat SNIS 1798-1989-F,dengan type I.

    6. Agregat harus memenuhi SNIS 1798-1989-F

    7. Split harus memenuhi syarat-syarat pada SNSI 1734-1989-F, atau daftar berikut ini:

    Air harus bersih dan bebas dari bahan organic, alkali, garam dan kotoran laindalam jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.

    Split PasirAyakan % Lewat

    Ayakan(Berat Kering)

    Ayakan % Lewat Ayakan(Berat Kering)

    30 mm 100 10 mm 10025 mm 90 100 5 mm 90 10015 mm 25 60 2,5 mm 80 1005 mm 0 10 1,2 mm 50 90

    2,5 mm 0 5 0,6 mm 25 600,3 mm 10 30

    0,15 mm 10

  • 21

    8. Pekerjaan Penulangan Baja

    a. Besi baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 menurutpersyaratan PBI 1971 atau Japanese Standart Class SR-24 ataupun BritishStandart, NI 785-1938.

    b. Ukuran besi beton sesuai yang tersebut dalam gambar, bila terjadipenggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulisdari Konsultan Perencana.

    c. Besi beton yang digunakan harus babas dari kotoran, karat, minyak, catserpihan, kulit giling serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat terhadapbeton.

    d. Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameterminimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng,tidak kaku maupun getas.

    e. Besi beton harus disimpan dengan tidak mnyentuh tanah dan tidak bolehdisimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang lama.

    f. Penulangan harus disetel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikatdengan kawat atau jepitan yang sesuai dengan persilangan dan harus ditunjangdengan penumpu beton atau logam dan penggantung logam. Jepitan ataupenunggu logam tidak boleh ditekan menempel pada bekisting. Kawat harusdibengkokan kearah dalam bekisting, sehingga diperoleh beton tahu yang telahditentukan.

    g. Penulangan harus dipasang dengan celah untuk beton tahu sebagai berikut:

    1) Beton yang dicor pada tanah 8 cm2) Semua bidang yang terkena air tanah 5 cm3) Plat lantai, balok, kolom yang terkena tanah atau air 4 cm

    9. Pekerjaan Bekisting, Bekisting berupa suatu konstruksi yang didalamnya betonakan dicor. Bekisting harus dibuat dari kayu atau bahan lain yang digunakan untukmencetak beton sehingga sesudah beton itu mengeras, beton akan sesuai denganukuran-ukuran dan posisi seperti yang ditunjukan pada Gambar Rencana.

    10. Bekisting untuk permukaan beton tanpa dirawat harus terdiri dari hal-hal sebagaiberikut :

    a. Kayu bermutu baik, siap sesuai dengan keadaan untuk pelaksanaan danpenyimpanan seperti yang disebutkan dalam PPKI, sehubungan dilaksanakandengan lidah dan lubang dan diselesaikan halus permukaan dalam.

    b. Baja, dengan sambungan paku keling atau baut dibuat dengan kepalatenggelam, halus rata dan kedap air.

    c. Kayu kasar dapat digunakan untuk permukaan yang tidak akan di exposepada konstruksi yang selesai.

  • 22

    11. Pelaksanaan pemasangan bekisting:

    a. Semua bekisting harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi-instruksi yangdiberikan oleh Direksi. Gambar Rencana yang terinci yang menunjukan bentukbekisting harus disetujui oleh Direksi.

    b. Bekisting harus direncanakan untuk menjamin bahwa pembongkaranbekisting Beton tidak akan merusak beton atau perancah. Bekisting beton haruscukup kuat untuk menahan getaran yang disebabkan oleh alat getar. Penurunanantar dua peletakan tidak boleh melebihi satu perseratus (1 / 100) bentang, ataubagaimanapun juga penurunan tidak boleh lebih dari 3 mm.

    c. Pemukaan bagian dalam bekisting harus diberi lapis minyak atau bahan lainyang disetujui oleh Direksi sedemikian sehingga permukaan Bekisting dapatdilepaskan dengan mudah apabila beton telah mengeras. Material harus dari satutipe yang tidak mempengaruhi mutu beton dan tidak menyebabkan noda warnapada permukaan beton dikemudian hari.

    d. Minyak bekisting harus dilapisi sebelum pemasangan tulangan untukmenjamin agar minyak tersebut tidak melekat pada permukaan baja tulangan danmengurangi ikatan antara baja dan beton. Penggunaan kawat pengikat besi ataubaja yang akan tinggal tertanam pada beton harus disetujui oleh Direksi.

    e. Bekisting untuk dinding vertikal / bagian konstruksi yang tipis yang selamaoperasi pengecoran akan menyebabkan adukan tersebut jatuh lebih tinggi dari satusetengah meter harus dilaksanakan sesuai dengan salah satu dari metode-metodeberikut:

    o Salah satu dari sisi bekisting harus dibuka dari bawah keatas yangakan ditutup berturut-turut mengikuti kemajuan pengecoran dengan carasedemikian sehingga tinggi adukan beton yang jatuh selama pengecorantidak boleh melebihi dari 1,50 m

    o Bekisting harus terdiri dari bagian-bagian yang dapat dibuka,ukurannya tidak lebih tinggi dari 1,50 m dan tidak lebih dari 2 m

    o Semua bekisting harus tertutup rapat dan beton dituang melaluisebuah pipa/corong, dengan ujung dipegang dekat dengan permukaanbeton segar yang dituang. Pipa/corong tersebut harus selalu dijaga agarpenuh dengan beton selama bekerja

    f. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, bekisting harus dibersihkan darisemua kotoran/material lepas, serbuk gergaji, debu dan lain-lain harus diperbaikisegera. Apabila selama pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada perubahanbentuk bekisting, beton pada tempat yang bersangkutan harus dibuang dulu danbekisting diperkuat sesuai dengan instruksi Direksi.

    12. Pembongkaran Bekisting, Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpagoncangan, getaran atau kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapatdilakukan setelah umur beton telah mencapai umur yang disyaratkan sesuai dengan mutubeton rencana (dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu) dan denganpersetujuan lonsultan Pengawas secara tertulis, atau dengan pedoman sebagai berikut :

  • 23

    Bagian Waktu PengerasanNormal

    Kolom,dindingdan sisi balok

    28 hari

    Plat 28 hari

    Balok 28 hari

    13. Syarat Pengadukan Beton : Semua beton harus memenuhi persyaratan-persyaratan umum untuk perencanaan campuran seperti yang diberikan dalam tabeldibawah ini.

    KelasTotal

    semenKg/m3

    Ukuran maximumAgregat (mm)

    Jumlah Air

    Kelas A KelasB

    BeratKg/m3

    PerbandinganFaktor air

    SemenK 350K 275K 225K 175K 125

    425400350300250

    25.0025.0037.0037.0050.00

    19.0019.0025.0025.0025.00

    180170160150130

    0.420.420.460.500.52

    BetonDalam

    air

    400 37.50 25.00atau19.00

    210 0.525

    Catatan :

    Untuk beton mutu rendah (beton kurus) digunakan untuk pekerjaan tidak struktural,setiap campuran yang dapat diterima digunakan persetujuan Direksi disediakanbahwa perbandingan volume agregat campuran (halus dan kasar) dengan sementidak melebihi 6 : 1

    14. Komposisi Adukan. Komposisi adukan beton dibuat berdasarakan perbandinganvolume dengan macam campuran dan penggunaan seperti tersebut dibawah ini :

    No. Perbandingan Penggunaan Keterangan1 2 3 4

    1.

    2.

    1 pc : 2 ps : 3 kr(1 zak Pc : 0,064m3 ps :0,96 m3 kr )

    1 pc : 3 ps : 5 kr(1 zak Pc : 0,096m3 ps :0,160 m3 kr )

    a. Kolomb. Balok Sloofc. Ring Balok

    a. Lantai kerjab. Lantai

    Disesuaikandengangambar

    Disesuaikandengangambar

  • 24

    Campuran PercobaanPenyedia jasa harus menegaskan perbandingan campuran dan material yangdiusulkannya dengan membuat dan melakukan pengujian campuran percobaan,dengan disaksikan oleh Direksi menggunakan tipe alat dan peralatan yang samaseperti yang akan digunakan untuk pekerjaan. Percobaan campuran dianggapdapat diterima asalkan hasil test memuaskan dan memenuhi semua persyaratan-parsyaratan proporsi campuran yang ditetapkan.

    15. Pengadukan Beton

    a. Pencampuran adukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (betonmolen). Penyedia jasa harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yangmempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi dari masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan carapengerjaannya harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan.

    b. Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton tersebut benar-benar homogen hingga menghasilkan adukan susunan kekentalan dan warna yangmerata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dariadukan ke adukan. Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang membutuhkanpenambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki, tidakdibenarkan.

    c. Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan gerobak dorong atau alatbantu lainnya ketempat pengecoran harus diatur sedemikian rupa, sehingga waktupengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat sehingga waktu antarapengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi perbedaanwaktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dengan yangakan dicor.

    16. Pengendalian Mutu Beton

    Semua beton yang digunakan pada pekerjaan harus memenuhi persyaratankekuatan tekanan dan persyaratan Slump (pengujian turun abrams) yangditetapkan sebagai berikut :a. Pengujian Slump Beton. Metode persiapan dan pelaksanaan pengujianSlump (slump test) harus sesuai dengan spesifikasi PBI 1971 dan Bina Marga PC0101-76, beton yang tidak memenuhi persyaratan slump tidak boleh digunakandalam pekerjaan, kecuali Direksi dalam beberapa hal menyetujui pemakaiannyasecara terbatas beton semacam itu dalam jumlah yang kecil pada bagian-bagiandengan tegangan rendah pekerjaan-pekerjaan tertentu. Kemampuan untuk dapatdikerjakan dan susunan campuran tersebut harus sedemikian sehingga dapatdicorkan pada tempat pekerjaan tanpa ada formasi ruang atau celah-celah yangkosong/berongga atau kosong udara atau gelembung air, dan sedemikiansehingga pada pembongkaran acuan dihasilkan suatu permukaan yang halus,seragam, dan padat.

  • 25

    b. Kuat Tekan Beton.Apabila hasil pengujian pada umur 7 hari kekuatannya dibawah angka-angka yangditentukan pada diatas, maka Penyedia jasa tidak boleh mengecor beton lebih jauhsampai penyebab hasil kekuatan yang lebih rendah tersebut telah ditemukan dania telah mengambil langkah yang akan menjamin produksi beton yang sesuaidengan spesifikasi sampai Direksi merasa puas. Beton yang tidak memenuhikekuatan tekan umur 28 hari yang telah ditetapkan akan dianggap tidakmemuaskan dan pekerjaan harus dibetulkan seperti yang ditetapkan berikut inikekuatan beton akan dianggap memuaskan apabila :

    Tidak melebihi dari satu hasil percobaan diantara 20 hasilpemeriksaan benda uji kubus berturut-turut, dengan nilai kurang darikekuatan karakteristik yang diberikan pada tabel diatas.

    Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda ujiberturut-turut, terjadi dengan nilai kurang dari (bk + 0.82 Sr), bk adalahkekuatan karakteristik dan Sr adalah deviasi standard.

    Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasilpemeriksaan benda uji berturut-turut, ialah lebih kecil dari 4.3 Sr adalahdeviasi standard. Deviasi standard akan ditentukan oleh Direksi Teknikberdasarkan data pekerjaan beton sebelumnya yang dilaksanakan olehPenyedia jasa.

    17. Pengecoran

    a. Pelaksanaan pengecoran menggunakan beton mixer yang diaduk denganmolen.

    b. Pengecoran beton harus dengan ijin Konsultan Pengawas dan dilaksanakanpada waktu konsultan Pengawas ada ditempat.

    c. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat dengan spesifikasi yang telahditetapkan harus ditolak dan segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan denganbiaya kontraktor.

    d. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk

    e. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau kedalampapan bekisting yang tinggi / dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnyakerikil/split dari adukan beton

    Kelas BetonKuat tekan (kg/cm2) t1 bkContoh kubus berisi 15 cm

    7 Hari 28 HariK 350K 275K 225K 175K 125

    23018014811582

    350275225175125

    Untuk tes kuat tekan yang menggunakan contohsilinder, syarat kekuatan tekan dikurangi 17 %

  • 26

    f. Tinggi adukan beton tidak boleh melampaui 1.5 m dibawah ujung corongsaluran mm

    g. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak

    18. Pemadatan dan Penggetaran

    a. Setiap lapisan harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum sehinggababas dari kantong atau sarang kerikil dan menutup rapat pada semua permukaandari cetakan dan material yang melekat.

    b. Menggunakan alat penggetar (vibrator).

    c. Melakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisipada bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.

    d. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjukdari Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun pembesian

    19. Perawatan Beton

    a. Beton yang sudah dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selamasekurang-kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air,karung goni basah atau cara-cara lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas

    b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar mataharilangsung paling sedikit 3 hari setelah pengecoran

    c. Beton yang mempunyai keadaan seperti dibawah ini :

    - Rusak- Sejak semula cacat- Cacat sebelum penyerahan pertama- Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah ditetapkan- Tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)Harus diganti dengan beton baru dan semua biaya di tanggung olehkontraktor.

    PORTLAND CEMENT

    1. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus berkualitas baik, memenuhipersyaratan yang ditentukan dalam NI-8 (Normalisasi Indonesia 8) dan untuk seluruhkonstruksi hanya diperbolehkan memakai satu macam semen (satu pabrik).

    2. Dalam pengangkutannya, semen harus terlindung dari hujan, harus dalamzak/kantong yang asli pabrik, dalam keadaan tertutup rapat, tidak kena air dan diletakkanpada tempat yang telah ditinggikan paling rendah 30 cm dari lantai/tanah.

    3. Semen yang telah disimpan lebih dari empat bulan, harus dites kembali sebelumdipakai atau dibawa ke laboratorium pemeriksaan bahan bangunan dan hasilnya segeradilaporkan kepada pengawas lapangan untuk mendapatkan persetujuan, untuk ini segalapembiayaannya ditanggung Penyedia jasa. Untuk pekerjaan perkantoran bertingkat

  • 27

    menggunakan mutu beton K. 225 sedangkan untuk perumahan dan perkantoran yangtidak bertingkat menggunakan mutu beton K. 175.

    P A S I R

    Pasir yang dipergunakan untuk adukan harus pasir yang berkualitas baik dan harusmemenuhi persyaratan yang tercantum dalam P.B.I. 1971.

    1. Pasir beton.

    a. Pasir beton adalah butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulatdan ukuran butirannya sebagian besar terletak antara 0,75 5 mm, kadar lumpurtidak boleh lebih dari 5 %.

    b. Pasir beton harus bersih tidak boleh mengandung zat organik yang dapatmengurangi mutu beton, sedang untuk beton dengan keawetan yang tinggi reaksipasir terhadap alkasit harus negatif.

    2. Pasir pasang. Adukan pasir yang dipergunakan untuk adukan pasangan danplesteran dengan syarat antara lain :

    a. Butirannya harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jaritangan serta kadar lumpurnya tidak boleh lebih tinggi dari 5 %.

    b. Untuk adukan plesteran dan adukan pasangan, butirannya harus lolosayakan yang berlubang persegi 3 mm.

    3. Pasir urug. Pasir urug atau pasir pengisi dapat dipergunakan pasir biasa yang tidakmengandung bahan organik (sisa-sisa kayu, biji-bijian, akar-akar tanaman, daun-daun,garam dan lain-lain) serta tidak mengandung lumpur.

    SIRTU

    1. Digunakan Koral yang bersih, bermutu baik serta tidak berpori dan mempunyaigradasi kekerasan sesuai dengan syarat PBI 1971.

    2. Penyimpanan / penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan yanglain hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yangtepat.

    KERIKIL UNTUK BETON

    1. Kerikil yang dapat dipergunakan adalah yang bersih, bermutu baik serta tidakberpori dan mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat PBI 1971.

    2. Ukuran kerikil / split digunakan 2/3 cm.

    3. Penyimpanan / penimbunan Kerikil harus dipisahkan satu dengan yang lain hinggakedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.

  • 28

    BESI BETON

    1. Digunakan mutu BJPT 39 untuk diameter 16, dan BJTD 24 untuk diameterkurang dari diameter 16 mm.

    2. Jenis besi dibawah ukuran diameter 12 mm adalah polos dan diatas diameter 12digunakan jenis besi ulir.

    3. Besi harus bebas minyak / lemak dan bebas cacat seperti serpih serpih.Penampang besi harus bulat dan memenuhi persyaratan NI 2 ( PBI 1972 ). Biladipandang perlu, Penyedia jasa diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton kelaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia jasa.

    MUTU BETON

    Mutu beton yang disyaratkan adalah Mutu Beton K-250 untuk beton struktur danK-175 untuk beton yang tidak bersifat struktur / beton praktis.

    PEKERJAAN DINDING BATACO

    1. Diatas sloof tinggi 20 cm dipasang transram / kedap air, dinding km/wc tinggi 1,5dipasang trasram / kedap air dengan campuran 1 : 2 , dinding bataco lainnyamenggunakan campuran 1 : 4.

    2. Pasangan dinding batako maupun batako beton/batako harus lurus, tegak, ratadalam lapisan sejajar dan water pas. Tidak satupun batako yang dipakai berukurankurang dari 7 cm, kecuali dikehendaki ukuran yang lebih banyak.

    3. Sebelum dipasang, batu batako harus dicelup air hingga jenuh terutama jikapengerjaannya dimusim kemarau, dengan maksud agar pengeringan pasangan tidakterlalu cepat sehingga dapat terjadi ikatan yang sempurna antara batako dengan adukan.Siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm, sehingga terdapat alur yang rapi sebelumpekerjaan plesteran dimulai.

    4. Dalam satu hari pengerjaan pasangan dinding tidak boleh melebihi ketinggiansatu meter. Pekerjaan baru boleh diteruskan setelah pasangan sudah mengeras.

    5. Untuk setiap bidang dinding batako/batako yang luasnya lebih dari 12 m harusdiberi rangka penguat dari beton tulangan praktis dan tempat dimana angker-angkerkusen berada harus dicor 1 PC : 2 PS : 3 Kr sebagai ikatan.

    6. Pasangan dinding batako/batako yang menempel pada beton harus diangker padabeton tersebut dan dalam proses pengeringannya, pasangan harus selalu dibasahi.

    7. Semua keperluan pekerjaan listrik dan pemipaan, yang berkaitan denganpekerjaan pasangan batako harus dipersiapkan sesuai dengan gambar dan semuadinding batako harus difinishing dengan plesteran, kecuali disebutkan lain dalam gambar.

    PEKERJAAN PLESTERAN

    1. Untuk pondasi yang lebih tinggi dari tanah/halaman harus diplester dengan perekatcampuran 1 PC : 3 PS dan diaci.

  • 29

    2. Plesteran dengan perekat campuran 1 PC : 4 PS, dipergunakan untuk pasanganbatu batako yang menggunakan campuran 1 PC : 4 PS dan 1 PC : 2 PS.Sebelum dimulaipekerjaan plesteran, pasangan dinding tembok harus disiram/dibasahi dengan air terlebihdahulu sampai basah selanjutnya diplester sampai rata dan tegak lurus.

    3. Setelah plesteran cukup kering, baru diaci dengan air dan PC sampai rata dan biladicampur dengan pasir pasang maka pasir harus disaring dengan kawat ayakan 3 6mm. Tebal plesteran minimal 2,5 cm. Tebal plesteran antara 1,5 cm 2 cm.

    PEKERJAAN LANTAI DAN PLINT

    1. Sebelum pekerjaan dimulai perlu mempertimbangkan hal hal yang berhubungandengan pekerjaan ini, seperti : instalasi pipa, saluran air, saluran listrik termasuk peil peildibawah lantai.

    2. Sebelum pemasangan lantai keramik harus dilaksanakan urugan pasir tebal 20 cmdan di cor ( lantai kerja ) camp. 1 : 3 : 5 tebal 5 cm sesuai dengan petunjuk gambar dandikerjakan oleh tenaga yang benar benar ahli.

    a. Untuk lantai bangunan perumahan/perkantoran menggunakan keramikuk.40x40 kwalitas I setara mulia warna putih.

    b. Untuk ruang Km /WC dipakai keramik kwalitas I setara mulia, denganukuran :

    1) Lantai Km/Wc : Ukuran 20 x 20 cm warna hijau tua.2) Dinding Km/Wc : Ukuran 20 x 25 cm warna hijau muda

    c. Permukaan lantai keramik yang telah selesai dikerjakan harus dilindungi darisegala gangguan kerusakan yang mungkin terjadi. Apabila terjadi kerusakan makaKontraktor wajib memperbaiki sehingga dapat diterima oleh Direksi Lapangan

    d. Pengecoran beton lantai rabat dengan adukan 1 PC : 3 PS : 5 Krikil dan diplester licin (khusus selasar depan di keramik )

    e. Sebelum lantai dipasang tanahnya dipadatkan dahulu dengan baik dandipasang cerucuk kemudian ditimbris dengan ketebalan minimum 20 cm. Untukpasir urug harus yang bersih dan dipadatkan dengan baik menggunakan stamperportable.

    KERAMIK

    1. Lantai keramik yang dipakai harus memenuhi syarat uji keramik menurut SII 0583-81, Produksi nomor 1 proses single firing sekualitas mulia untuk keramik lantai dan bahankaramik dinding setara dengan Mulia keramik, Dengan spesifikasi sebagai berikut :

    a. Ukuran : 40 X 40 warna putih untuk keramik lantai: 20 x 20 warna hijau tua untuk keramik lantai kamar mandiperumahan.20 x 25 warna hijau muda untuk keramik diding kamar mandi.

    b. Motif : Ditentukan kemudian

  • 30

    c. Bahan dasar : Kaolin dengan kualitas baik.

    d. Warna tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa yang umum dipakai,tahan terhadap cuaca dan perubahan suhu yang mendadak.

    Pasal 5PEKERJAAN KAYU

    1. Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja yangterampil sesuai dengan jenis pekerjaan, penyediaan bahan yang cukup, peralatan tukangbaik masinal maupun yang manual guna kelancaran pekerjaan ini. Macam pekerjaan kayuyang akan dilaksanakan dalam pembangunan gedung ini, terdiri atas (disesuaikandengan gambar) :

    a) Pekerjaan balok keepb) Pekerjaan rangka badanc) Pekerjaan rangka kuda-kuda, gording dan rangka atapd) Pekerjaan flaponde) Pekerjaan pintu, jendela dan ventilasif) Pekerjaan listplank, papan bumbungan dan papan juraig) Pekerjaan pelengkap dan penunjang

    2. Persyaratan Bahan

    a) Kayu yang dipakai harus sesuai dengan PPKI 1961 (NI-5) lampiran 1, kayuyang berkualitas baik, kering, tua dan tidak cacat, pecah-pecah dan tidak terdapatkayu mudanya (spint) sesuai dengan pasal III PKKI 1961 mutu A.

    b) Selama pelaksanaan mutu dan kekeringan kayu harus dijaga denganmenyimpannya ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas terutama kosen-kosen dan rangka pintu yang telah selesai.

    c) Semua pekerjaan kayu yang akan difinish harus diketam rata dan halusdengan menggunakan ketam mesin, tidak ada lubang ataupun mata kayu, kecualibila ditentukan lain.

    d) Semua ukuran yang tertera dalam gambar maupun yang tersebut dalampasal ini adalah ukuran jadi, yaitu ukuran setelah kayu selesai dikerjakan /dipasang dengan toleransi rata-rata maksimum 3 mm untuk setiap permukaan kayuyang sudah dikerjakan.

    3. Klasifikasi Bahan dan Macam Pekerjaan. Klasifikasi bahan berdasarkan PPKI danmacam pekerjaan untuk jenis pekerjaan kayu kasar dan pekerjaan halus dapat dilihatdibawah ini :

    a) Pekerjaan Kayu Kasar

    Klas KuatKayu

    Jenis Kayu Penggunaan Keterangan

    1 2 3 4Klas I Belian a. Balok Keep

  • 31

    Klas II Mabang /Sejenisnya

    a. Rangka Kuda-kudab. Gording kasau dan rengc. Rangka Flafond

    Sisi diserut rata untukbagian overstek Sisi Bawah pelekatanplafond harus diserut rata.

    Klas III Durian /Sejenisnya

    a. Papan bouplank.

    b) Pekerjaan Kayu Halus

    KlasKuatKayu

    Jenis Kayu Penggunaan Keterangan

    1 2 3 4Klas I Belian a. Rangka badan pada

    pojok/sudut bangunan,tiang selasar, km/wc

    Semua sisi pekerjaan kayuHalus harus diketam rata danlurus.

    Dikerjakan oleh tenagayang terampil, denganmenggunakan ketam mesin.

    Masang /Bengkirai /Sejenisnya

    a. Rangka badan Tiang dan sengkang

    Rangka badan selainyang disebut diatas

    Balok tutupb. Konsulc. Pintu, daun jendela, dan

    ventilasi.

    Klas II Mabang /Sejenisnya

    a. Pekerjaan plafond

    Triplek a. Ukuran 3 mm : Plafond

    4. Syarat dan pedoman pelaksanaan

    a) Pekerjaan rangka kuda-kuda dan atap.

    1) Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka kuda-kuda, gording danpenutup atap dari bahan atap genteng metal.

    2) Rangka kuda-kuda dan rangka penutup atap semuanya dikerjakandengan menggunkan kayu klas II sejenis mabang dan dikerjakan olehtenaga yang berpengalaman.

    3) Sebelum rangka kuda-kuda dipasang terlebih dahulu harus distelditempat dan semua hubungan sambungan terutama pen dan lubang haruspas tidak boleh longgar dan semua plat beugel, baut-baut mur dan ring-ringnya harus dengan ulir yang baik. Besar baut dan lubang bor pada kayuharus sama diameternya.

    4) Balok gording dipasang setelah rangka kuda-kuda terpasang denganposisi / pada tempat sesuai gambar. Pemasangan balok gording harus rata

  • 32

    air pada bidang atasnya agar kedudukan kasau dan reng atap benar-benarrata dan rapi.

    5) Pemasangan penutup atap dilakukan setelah kedudukan rangka atapsudah disetujui.

    6) Cara pemasangan atap dimulai dari bawah, dan pertemuanpemasangan terletak pada nok atap dan cara pemasangan harus sesuaidengan brosur yang dikeluarkan oleh pabrik. Penutup atap menggunakangenteng metal berwarna dengan tebal 0.25 mm atau atap seng gelombangdengan jenis dan ukuran sesuai dengan gambar kerja

    7) Pemasangan perabung atap dengan menggunakan bahan papankayu klas I yang dilapis seng rata BJLS 025 dan harus dilaksanakan dengantukang yang terampil sehingga hasil pemasangan rapih, dan tidak terdapatkebocoran maupun ada bagian celah.

    b) Pekerjaan plafond

    1) Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka dan penutup plafondtriplek serta plafond renglat dan pemasangan list.

    2) Sebelum memasang lembaran-lembaran plafond, kedudukan strukturkerangka harus kuat dimana hubungannya ditahan dengan baik oleh strukturkuda-kuda dan letak pola dan ukuran-ukurannya sudah sesuaigambar.Kayu-kayu kerangka harus diserut rata pada sisi-sisi yang akanditempeli plafond. Kerangka kayu harus datar pada semua arah dan tidakmelengkung.

    3) Lembaran plafond harus diserut rata ke empat sisinya serta padabagian pinggir pertemuan dinding diberi list sesuai dengan gambar kerja.

    4) Pelaksana harus bertanggung jawab atas kerapian dankesempurnaan pekerjaan ini, apabila ada pekerjaan yang tidak sesuaidengan gambar kerja,maka Pelaksana harus memperbaikinya atas beban biaya Pelaksana kecualibila ada ketentuan lain.

    c) Pekerjaan Lisplank

    1) Listplank ini dibuat dengan bentuk sesuai dengan gambar rencana.2) Untuk ukuran dan tebal papan sesuai dengan gambar rencana.3) Pekerjaan Listplank menggunakan kayu klas I.4) Semua pekerjaan ini harus diketam dengan rata pada keempatsisinya dan dipasang dengan bentuk sesuai dengan gambar rencana.

    d) Pekerjaan lain-lain yang belum diuraikan disesuaikan dengan bentuk danukuran seperti pada gambar rencana dan sesuai petunjuk.

  • 33

    PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU / JENDELA

    1. Persiapan.

    a. Sebelum dimulai pekerjaan ini, Penyedia jasa wajib meneliti kembali bentuk,letak ukuran dari masing masing pintu serta yang akan dikerjakan.Pemasangannya agar dilaksanakan dengan baik dan rapi sehingga menghasilkanpekerjaan yang tegak lurus menurut lod dan mendatar menurut water pass.

    b. Semua pintu luar menggunakan pintu panel kayu klas. I ( Bangkirai atausejenis) uk. 83 x 200 tebal 3 cm yang diketam halus dan kering untuk menghindarilengkung, pintu ruang dalam menggunakan pintu double lapis triplek dan pintuKM/WC menggunakan pintu panil lapis alumunium uk. 75cmx200cm tebal 3 cm.

    c. Jendela panil kaca kayu Bangkirai atau sejenis uk. Jendela 100 cm x 65 cmdipasang dengan baik / waterpass penempatan sesuai gambar.

    2. Pekerjaan Kusen. Kusen yang digunakan adalah kayu Kelas I (Bangkirai) yangsudah diawetkan dengan ukuran 5 x 10 cm (ukuran jadi) dan sebelum dipasang harusdimeni terlebih dahulu. Setiap kusen pintu dipasang di atas naat dengan angkur dook besidiameter 10 mm tinggi 13 cm dari lantai dan pada dinding tembok pasangan kusendipasang angkur besi diameter 10 12 mm sebanyak 3 (tiga) buah setiap sisi, kusenjendela dipasang 2 (dua) buah setiap sisi dan untuk bouvenlight cukup dipasang 1 (satu)buah setiap sisinya, pemasangan kuzen harus rata, siku dan waterpass.

    P A K U

    Paku dibuat dengan kepala benam berbentuk bulat yang permukaan diatasnyaberpetak-petak dan bagian bawahnya miring, pada bagian luar diberi gurat-gurat sedangbagian ujung yang runcing berbentuk tetrahedral yang konis.

    PASAL 6ALAT PENGGANTUNG

    Alat-alat penggantung dan pengunci adalah segala peralatan yang merupakankelengkapan dari suatu bangunan, misalnya pintu, jendela, lubang udara dan lain-lainyang digunakan untuk tujuan penggantungan dan penutup, dengan syarat antara lain :

    1. Kualitas kunci tanam yang dipergunakan adalah kualitas baik dan kuat, penguncidua kali.

    2. Alat-alat penggantung lainnya, misalnya grendel, engsel dan sebagainyamenggunakan kualitas yang baik dan kuat, serta barang-barang tersebut sebelumdipasang Penyedia jasa harus menunjukkan contoh-contohnya kepada pengawaslapangan / direksi.

  • 34

    Pasal 7PEKERJAAN ATAP

    1. Pekerjaan Atap.

    a. Atap bangunan menggunakan genteng metal uk. 0,88x0,88x0,35 atausetara sesuai gambar dan RAB, warna sesuai Standarisasi warna cat bangunanTNI-AD (terlampir).

    b. Bubungan atap menggunakan nok genteng metal atau setara dan dibawahbubungan dipasang papan balok meranti uk. 2,5/12 sesuai gambar dan RAB warnasesuai Standarisasi warna cat bangunan TNI-AD (terlampir).

    c. Rangka atap diperiksa kerataannya, sehingga setelah dipasang atap dannok tidak terdapat kebocoran kebocoran. Untuk ukuran ukurannya agarberpedoman pada gambar detail.

    2. Konstruksi atap menggunakan rangka kuda-kuda baja ringan sesuai gambar yangada.

    3. Listplank adalah kayu meranti dengan kualitas terbaik. Ukuran disesuiakan dengangambar kerja.

    4. Pemasangan sambungan-sambungan konstruksi atap harus cukup kuat sehinggatahan terhadap beban-beban yang ada.

    5. Penyedia jasa wajib menjaga kualitas genteng, sehingga permukaan genteng tidakrusak akibat terinjak pekerja, ataupun rusak akibat pekerjaan ketika pemakuan genteng.

    6. Pekerjaan kuda-kuda. Jika hasil pengerjaan rangka atap setelah dipasangpenutup atap ternyata bergelombang/tidak rata dan terjadi kebocoran pada saat hujanmaka kontraktor harus memperbaiki rangka atap tersebut dan dibongkar kembali,biayanya ditanggung Penyedia jasa.

    7. Selambat-lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum pekerjaan atap ini, Kontraktordiwajibkan mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapanganmenentukan warna pilihannya.

    8. Pekerjaan Langit langit.

    a. Langit langit pada bagian lantai atas menggunakan bahan triplek/GRCkualitas baik tebal 4 mm dengan list plafond dari bahan kayu Tekam atau sejenisberprofil dengan uk lebar 3 cm dengan dicat warna sesuai Standarisasi warna catbangunan TNI-AD (terlampir).

    b. Ukuran ukuran pada butir 1) tersebut diatas disesuaikan denganruangannya dan akan ditentukan kemudian oleh Direksi lapangan serta bahanbahan yang akan dipasang harus diajukan contoh contohnya kepada Direksilapangan.

  • 35

    Pasal 7PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

    1. Persyaratan Bahan :

    a. Saklar dan stop kontak menggunakan Breker atau sejenis.

    b. Kabel instalasi menggunakan kabel setara supreme dengan menggunakanukuran kabel sesuai dengan standard PLN.

    c. MCB standard PLN.

    d. Lampu-lampu penerangan menggunakan setara Nasional Philip.

    2. Peralatan/bahan yang akan dipasang harus memenuhi persyaratan pengujian daripabrik dan pengujian pada instalasi yang bersangkutan ( Lembaga Masalah KetenagaanPLN ).

    3. Setelah pemasangan sistem selesai Penyedia jasa wajib mengadakanpengetahuan/percobaan untuk menunjukkan bahwa sistem dipasang dengan benar,memenuhi persyaratan dan bekerja dengan baik, untuk mendapatkan rekomendasi dariPLN.

    4. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan listrik yang baik dan memuaskan, makapersyaratan/pemasangan dan pengetesan instalasi listrik harus sesuai dengan PUIL danstandar PLN ( SPLN ).

    5. Penyedia jasa wajib mengadakan setting pada Circuit Breaker sehingga sistemakan bekerja dengan baik.

    6. Lingkup pekerjaan instalasi meliputi seluruh instalasi penerangan dan stop kontak :

    a. Dalam bangunan.b. Seluruh instalasi pertanahan/grounding.c. Instalasi listrik luar.

    7. Peraturan umum

    1. Persyaratan kontraktor listrik.

    a. Harus mempunyai SIKPLN golongan C yang masih berlaku.b. Harus dapat disetujui oleh pemberi tugas/ Direksi/ Pengawas.c. Semua pipa dari bahan metal yang dipasang dalam tanah harusdiberi pelindung anti karat.

    8. Semua pipa instalasi diluar cor coran plat beton dan yang tidak tertanam dalamtanah harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujungujung pipa atau kabel pada pipa atau kabel setiap jarak 10 meter.

    9. Sistem tegangan listrik 380 volt 3 fase 50 hz atau tegangan listrik 220 volt 1fase 50 hz.

  • 36

    10. Persyaratan umum bahan dan peralatan.

    a. Syarat-syarat.

    1) Semua bahan/peralatan harus baru, bukan barang bekas atauperbaikan.2) Material atau peralatan mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.3) Harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan.4) Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalahminimum. Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yangdiminta dengan syarat :

    a) Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.b) Tidak menyebabkan pertambahan bahan.c) Tidak meminta pertambahan uang.d) Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.e) Tidak menurunkan mutu.

    b. Syarat-syarat fisik.

    1) Bahan atau peralatan dari kualifikasi atau type yang sama, dimintamerk atau terbuat oleh pabrik yang sama.

    2) Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku dari peralatan yangjumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiapkali peralatan tersebut diperlukan, sehingga merupakan unit yang lengkap.

    3) Bila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik atau merknya, halini dimaksudkan untuk mengikat mutu, type perencanaan dan karakteristik.

    c. Spesifikasi teknik bahan dan peralatan.

    1) Pipa dan Fitting.

    2) Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkatdiatas pipa instalasi.

    3) Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakanpipa flexible jenis PVC setara Wavin.

    4) Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan,pengetahuan dan sebagainya harus menggunakan fitting yang sesuai yaitu :socket, elbow, T-doos, cross doos, terminal 3 puntir, isolasi ban, klem besidan lain lain.

    d. Saklar dan stop kontak.

    1) Dengan rating 10 Alkali tanah 250 Volt dengan warna dasar putih.Jenis pasangan recessmounted/surfacemounted. Dalam supply saklar harusdilengkapi dengan box tempat duduknya dari bahan metal.

  • 37

    2) Stop kontak rating 10 Alkali tanah 250 Volt, 2 kutub ditambah untukpertanahan.

    3) Stop kontak harus lengkap dengan box tempat duduknya dari bahanmetal jenis pasangan recessmounted atau surfacemounted.

    4) Ketinggian pemasangan saklar dan stop kontak adalah :

    a) Saklar 1,5 m dari lantai.b) Stop kontak 50 cm dari lantai.

    a. Fixture lampu TL.

    1) Bahan kotak lampu dari sheet steel setebal 0,7 mm.2) Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar warna broken white.3) Ballast 40 watt 220 Volt 50 HZ dengn losses tidak boleh lebihbesar dari 4,0 watt atau low-lost ballast.4) Capacitor sehingga diperoleh faktor kerja minimal 0,85.5) Tabung TL 20 watt Philips, diameter 25 mm.6) Terminal grounding pada badan.7) Baut expose dengan kepala khusus.8) Wiring dalam kontak jenis flexible 1 mm.9) Tiap tube dengan trafo ballast dan kapacitor masing-masing.10) Starter 40 watt.

    b. Kabel. Kabel yang digunakan adalah dari jenis NYA/NYM denganpenampang 1,5 sqmm dan 2,5 sqmm yang penggunaannya adalah sebagaiberikut :

    1) Kabel NYA 1,5 sqmm digunakan untuk pembalikan arus dari saklar ketitik lampu, jika jarak penarikan lebih dari 10 m harus menggunakan kabelNYA 2,5 sqmm.

    2) Kabel NYA 2,5 sqmm digunakan untuk rel plafond hubungan saklardengan stop kontak.

    3) Kabel NYA 2,5 sqmm warna kuning untuk arde yang tertanammenggunakan kawat BC 6 sqmm yang dimasukkan kedalam tanahmenggunakan pipa GIP Medium .

    c. Syarat-syarat pelaksanaan instalasi.

    1) Instalasi kabel/wiring.

    a) Pemasangan di permukaan.

    (1) Semua kabel harus dipasang pada kabel tray ataudipasang dipermukaan dengan klam dan pendukungpendukung yang sesuai dengan koduit. Kabel tray harusberlubang dan digalvanisir setelah dilubangi dan dipasangdipermukaan dengan pendukung khusus yang dicat dengananti karat.

  • 38

    (2) Semua kabel harus lurus atau sejajar dengan jari-jarilengkungnya tidak boleh kurang dari syarat syarat pabrik.

    b) Penyambungan kabel.

    (1) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalamkotak-kotak penyambungan.

    (2) Kabel kabel harus disambung sesuai dengan warnawarni atau nama masing masing dan harus diadakanpengetesan pengetesan tahan isolasi dimana penyambungandilakukan.

    (3) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakanpenyambung penyambung dengan ukuran yang sesuai.

    (4) Penyambungan pada kabel yang berisolasi karet atauPVC harus diisolasi dengan pipa karet atau PVC.

    (5) Semua penyambungan kabel tegangan tinggi harusdiawasi oleh ahli dari PLN atau jawatan lain yang sederajatdengan biaya dari kontraktor.

    c) Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harusmemenuhi persyaratan SII dan SPLN. Semua kabel/kawat harusdalam keadaan baru dan harus jelas mengenai ukuran, jenis kabel,nomor dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6mm 2 keatas harus terbuat secara dipilih (standed).

    d) Splice/Pencabangan, Tidak diperkenankan adanya spliceataupun sambungan sambungan, baik dalam feeder maupun cabang-cabang kecuali pada outlet atau kontak kontak penghubung yangdapat dicapai (acessible). Sambungan pada kabel circuit cabangharus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara elektrik dengancara cara solderless conector: Dalam membuat splice conectorharus dihubungkan pada sambungan, tidak ada kabel kabel telanjangyang kelihatan.

    e) Saluran penghantar dalam bangunan.(1) Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakanpipa coduit minimum 5/8 diameternya. Setiap pencabanganataupun pengambilan keluar harus menggunakan junction boxyang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harusmenggunakan terminal strip demikian di dalam junction boxkualitas baik.

    (2) Ujung pipa kabel yang masuk kedalam panel danjunction harus dilengkapi dengan socket/locket, sehingga pipatidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain,maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai

  • 39

    sampai dengan dua meter, harus dimasukkan dalam pipalogam dan pipa diklem kesehatan bangunan pada setiap jarak50 cm

    2) Instalasi saklar.

    a) Saklar-saklar dari jenis locker mekanis dengan rating 10A/13A,250 V, pada umumnya dipasang inbouw kecuali disebutkan lain padagambar. Jika tidak ditentukan lain, saklar saklar tersebut bingkainyaharus dipasang rata pada tembok dengan ketingian 150 cm diataslantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Saklar-saklar tersebut harus dipasang dalam kotak kotak dan ring stelannyayang standar dilengkapi dengan tutup persegi. Sambungansambungan hanya diperbolehkan antara kotak kotak yang bersekata.

    b) Stop kontak. Stop kontak adalah dengan type yang memakaiearthing contact dengan rating sesuai dengan gambar dan besaranalat yang dilayani. Semua pasangan stop kontak harus diberi salurankesehatan tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang ratadengan permukaan dinding dengan ketinggian 50 cm dari atas lantaiyang sudah selesai, atau sesuai petunjuk Direksi.

    3) Instalasi hubungan pentanahan.

    a) Cara penyelenggaraan instalasi hubungan pentanahan harusdisesuaikan dengan peraturan PLN yang ada dan disesuaikan jugadengan spesifikasi dan gambar kerja.

    b) Bagian bagian yang wajib dihubungkan ke tanah harus disesuaikan sebagai berikut :

    (1) Semua badan atau rangka instalasi listrik yang didalamkeadaan kerja normal tidak bertegangan.

    (2) Semua motor motor, stop kontak, panel listrik dansebagainya.

    (3) Semua peralatan elekronik.(4) Konstruksi bangunan yang terbuat dari bahan logam.

    (5) Kawat grounding yang dipergunakan adalah hantaranberisolasi.

    (6) Besarnya kawat grounding yang digunakan minimalberpenampang sama dengan penampang kabel masuk(incomoling feedeer).

    (7) Nilai tahanan grounding sistem untuk panel harus lebihkecil dari 1 ohm, diukur setelah tidak terjadi hujan selama 3hari.

  • 40

    (8) Elektroda pentanahan 0,5 m. Elektroda pentanahanyang dipantek dalam tanah minimal mencapai air tanah.

    (9) Tahanan dari hubungan pentanahan harus diukur danharus sesuai dengan peraturan PLN yang ada.

    (10) Pentanahan untuk masing-masing peralatan sepertidisebutkan diatas terpisah satu sama lain dan memenuhi PUIL1977 / Peraturan dari Pihak PLN.

    4) Testing sistem instalasi listrik

    a) Pada waktu instalasi telah selesai, sistem listrik yang dipasangharus di test dan mendapat pengesahan dari PLN.

    b) Instalasi listrik penerangan maupun tenaga siap terpasang.

    c) Pengukuran untuk instalasi penerangan.

    (1) Hubungan kesehatan armature diputuskan denganmematikan saklar yang berhubungan kesehatan lampu lampumaupun kesehatan alat.

    (2) MCB dipanel dalam posisi off.

    (3) Pengukuran dilakukan setiap group maupun fase sertaarde.

    (4) Untuk pengukuran setiap instalasi penerangan tahanankawat dibuatkan daftar.

    (5) Setiap menunjukkan hasil pengukuran tahanan kawatdibuatkan daftar.

    (6) Diwaktu pengukuran dilaksanakan, sumber daya dariPLN maupun genset tidak boleh dimasukkan.

    d) Pengukuran arde induk.

    (1) Pemantekan pipa arde selesai dikerjakan serta kabelarde sudah ditanam.

    (2) Setiap alat ukur khusus untuk mengukur tahanan kawatdari arde.

    (3) Hasil pengukuran dari pada tahanan kawat dan padaarde harus sesuai dengan PUIL 1977.

    5) Masa pemeliharaan dan serah terima pekerjaan pekerjaan listrik.

  • 41

    a) Peralatan instalasi ini harus digaransi 1 (satu) bulan terhitungsejak saat penyerahan pertama.

    b) Penyedia jasa harus melatih petugas petugas yang ditunjukoleh pemberi tugas sehingga dapat mengenali sistem instalasi dandapat melaksanakan pemeliharaan lebih lanjut.

    c) Serah terima pertama instalasi ini harus dapat dilaksanakansetelah ada bukti pemeriksaan/testing dengan hasil yang baik ditandatangani bersama oleh Penyedia jasa dengan Direksi, serta dilampiripula dengan gambar pelaksanaan (As Built Drawing) brosurperalatan, instruction manual dan lain lain.

    PEKERJAAN INSTALASI AIR`1. Lingkup Pekerjaan Instalasi Air meliputi :

    a. Instalasi Air Bersih. Penyediaan air bersih diambil dari sumur pantek tiaptiap rumah/kantor.

    b. Instalasi Air Kotor dan Air Bekas. Sistem pembuangan air kotor dari kamarmandi/ WC dengan pipa PVC 4 setara merk Wavin yang kemudian disalurkan keseptictank. Sedangkan air bekas dengan pipa PVC 3 setara merk Wavin dibuangke saluran buis beton diameter 20 cm

    c. Pemasangan instalasi ditanam dalam tembok/ tidak diekspos.

    2. Persyaratan pemasangan.

    a. Umum.

    1) Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjaminkebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecilbanyaknya penyilangan.

    2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidakkurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.

    3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan telitisebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-bendatajam/runcing serta penghalang lainnya.

    4) Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katupyang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dansebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan di gambar.

    5) Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harusseperti berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.

    a) Dibagian dalam bangunan, garis tengah 150 mm atau lebihkecil 1 %.

  • 42

    b) Dibagian luar bangunan.

    (1) Garis tengah 150 mm atau lebih kecil 1 %.(2) Garis tengah 200 mm atau lebih besar 1 %.

    6) Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearahtitik buangan. Drains dan Vents harus disediakan guna mempermudahpengisian maupun pengurasan.

    7) Katup (valves) dan saringan (stainers) harus mudah dicapai untukpemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak bolehmenukik.

    8) Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupadan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah teganganpada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearahmemanjang.

    9) Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil urus tepatkearah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagianpenyempitan. Katup-katup dan fitting pada pemipaan demikian harus ukuranjalur penuh.

    10) Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa danpengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian sertaperenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan danpersyaratan pabrik.

    b. Sambungan lem.

    1) Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lemyang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.

    2) Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harusdipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harusmenggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegaklurus terhadap ba