11
Pendekatan-pendekatan Makro dalam Studi PSP (Kelembagaan dan Behavioral) Kuliah 3 Team Teaching PSP

3-Kelembagaan Dan Behavioral

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 3-Kelembagaan Dan Behavioral

Pendekatan-pendekatan Makro dalam Studi PSP

(Kelembagaan dan Behavioral)

Kuliah 3

Team Teaching PSP

Page 2: 3-Kelembagaan Dan Behavioral

Pengantar

Berbagai pendekatan dalam studi PSP berasal dari pendekatan-pendekatan yang berkembang dalam Ilmu Politik

Pendekatan (approach) diartikan secara sederhana sebagai suatu cara pandang untuk menjelaskan fenomena tertentu (a way of looking at and then explaining a particular phenomenon)

Pendekatan juga didefinisikan sebagai sistem analitik untuk mengkaji suatu fenomena atau gejala (Apter, 1996)

Sebagai suatu sistem analitik, pendekatan memberikan suatu kerangka konseptual dan teoretik dalam memandang dan menjelaskan suatu gejala sekaligus juga memiliki metode tersendiri dalam melakukan analisis gejala tersebut. Karena itu, pendekatan juga mencakup segala hal yang berkaitan dengan pengumpulan dan seleksi bukti-bukti yang diikuti dengan penyelidikan dan analisis terhadap hipotesis tertentu untuk kepentingan akademis

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan merupakan suatu cara pandang untuk menjelaskan fenomena tertentu yang di dalamnya mencakup kerangka konseptual dan metode analisis data

Page 3: 3-Kelembagaan Dan Behavioral

Pendekatan Kelembagaan/Institusional/ Tradisional (1920-1930)

Dalam pendekatan ini negara menjadi fokus utama, dengan menonjolkan segi konstitusional dan yuridis.

Bahasan tradisional menyangkut misalnya: sifat Undang-undang Dasar serta masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan lembaga-lembaga kenegaraan formal seperti parlemen, badan eksekutif, badan yudikatif dan sebagainya.

Pendekatan ini sering juga disebut sebagai pendekatan institusional atau pendekatan legal-institusional karena seolah-olah hukum dan politik adalah satu dan berjalan seiring

Pendekatan ini memiliki sifat yang sangat formal dan deskriptif karena menggambarkan berbagai lembaga-lembaga pemerintah dan saluran-saluran demokrasi yang telah ada

Page 4: 3-Kelembagaan Dan Behavioral

Karakteristik Pendekatan Kelembagaan

Sangat menekankan pada pentingnya nilai (bersifat normatif) dan moral (seperti halnya pada kajian filsafat politik).

Metode yang digunakan bersifat deduktif, deskriptif, historis-komparatif, dan preskriptif.

Teori-teori yang lahir dari pendekatan ini bersifat abstrak, hipotetikal, spekulatif, dan metafisik.

Page 5: 3-Kelembagaan Dan Behavioral

Kritik terhadapPendekatan Kelembagaan

Kurang menyoroti organisasi-organisasi yang tidak formal, seperti kelompok kepentingan dan media massa.

Bahasan lebih bersifat deskriptif daripada analitis dan banyak memakai ulasan sejarah, sehingga kurang berkontribusi pada pembentukan teori baru

Seringkali pendekatan tradisional bersifat normatif (apakah sesuai dengan ideal atau standar) dengan mengasumsikan norma-norma demokratis Barat.

Page 6: 3-Kelembagaan Dan Behavioral

Pendekatan Behavioral/Tingkah Laku (1950-1960-an)

Pendekatan ini merupakan sebuah reaksi terhadap spekulasi teori yang memberikan uraian penjelasan, kesimpulan dan penilaian berdasarkan norma-norma atau aturan-aturan dan standar-standar kekuasaan maupun etnosentrisme, formalisme dan deskripsi barat yang menjadi karakteristik pendekatan tradisional

Menurut para penganut pendekatan ini, tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena bahasan itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sebaiknya lebih bermanfaat bagi peneliti untuk mempelajari manusia itu sendiri serta tingkah laku politiknya, sebagai gejala-gejala yang benar-benar dapat diamati

Pendekatan ini tidak menyangkal bahwa lembaga-lembaga formal itu penting, akan tetapi lembaga-lembaga itu cenderung dipandang hanya sebagai kerangka bagi berperannya individu

Pendekatan ini tidak hanya menganalisis tingkah laku dan kegiatan-kegiatan manusia (action), melainkan juga orientasi terhadap kegiatan tertentu seperti sikap, motivasi, persepsi, evaluasi, tuntutan, harapan, dan sebagainya. Terlebih lagi dengan anggapan bahwa tingkah laku politik hanya salah satu dari keseluruhan tingkah laku, maka pendekatan ini cenderung bersifat interdisipliner, karena tidak saja mempelajari dampak faktor pribadi tetapi juga dampak dari faktor sosial, ekonomi dan budaya.

Page 7: 3-Kelembagaan Dan Behavioral

Karakteristik Pendekatan Behavioral

Perilaku politik menampilkan keteraturan (regularitas). Keteraturan ini harus dirumuskan dalam generalisasi.

Generalisasi-generalisasi ini pada dasarnya harus dapat dubuktikan keabsahan atau kebenarannya (verification).

Teknik-teknik penelitian yang cermat harus digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data.

Pengukuran dan kualifikasi (antara lain melalui statistik dan matematika) harus digunakan untuk mencapai kecermatan dalam penelitian.

Harus ada usaha untuk membedakan secara jelas antara norma (ideal atau standar yang harus menjadi pedoman untuk tingkah laku) dan fakta (sesuatu yang dapat dibuktikan berdasarkan pengamatan atau pengalaman). Dalam membuat analisis, nilai-nilai pribadi si peneliti sedapat mungkin tidak main peranan (Value free) sebab benar/tidaknya nilai-nilai (seperti demokrasi, persamaan, kebebasan dan sebagainya) tidak dapat ditentukan secara ilmiah.

Page 8: 3-Kelembagaan Dan Behavioral

Lanjutan

Penelitian harus bersifat sistematis dan berkaitan erat dengan pembinaan teori.

Ilmu politik harus bersifat murni (pure science) dalam arti bahwa usaha untuk memahami dan menjelaskan perilaku politik harus mendahului usaha untuk menerapkan pengetahuan itu bagi penyelesaian masalah-masalah sosial.

Dalam mengadakan penelitian politik diperlukan sikap terbuka serta integrasi dengan konsep-konsep dan teori-teori dalam ilmu lainnya. Dalam proses interaksi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya telah muncul istilah-istilah baru seperti yang telah berkembang pada sosiologi dan antropologi, misalnya sistem politik, fungsi, peranan, struktur, budaya politik, dan sosialisasi politik, di samping istilah lama seperti negara, kekuasaan, jabatan, lembaga, pendapat umum, dan pendidikan kewarganearaan (citizenship training).

Page 9: 3-Kelembagaan Dan Behavioral

Kritik terhadap Pendekatan Behavioral

Pendekatan perilaku telah membawa efek yang kurang menguntungkan, yakni mendorong para sarjana menekuni masalah-masalah yang kurang penting, dan mengabaikan konflik-konflik dan pertentangan yang menggoncangkan masyarakat pada waktu itu

Dalam usaha untuk mempelajari ”sistem” dan bagaimana agar sistem itu bisa mempertahankan diri melalui usaha untuk mencapai keseimbangan antara unsur-unsur dalam masyarakat, para penganut pendekatan perilaku kurang memberi perhatian pada masalah perubahan dalam masyarakat

Page 10: 3-Kelembagaan Dan Behavioral

Perbandingan antara 2 Pendekatan

Pendekatan Tradisional Pendekatan Behavioural•Saling mengaitkan fakta dan nilai•Perspektif dan normatif

•Kualitatif•Berkaitan dengan ketidakteraturan dan keteraturan

•Konfiguratif dan non komparatif, berfokus pada negara-negara individual

•Etnosentris, secara khusus berfokus pada ’demokrasi-demokrasi’ Eropa Barat

•Deskriptif; sempit dan statis

•Berfokus pada struktur-struktur formal (institusi dan pemerintah)

• Memisahkan fakta dari nilai

• Nonperspektif, objektif dan empiris• Kuantitatif• Berkaitan dengan keseragaman dan

keteraturan• Komparatif; berfokus pada beberapa

negara

• Etnosentris; secara khusus berkaitan dengan model Anglo-Amerika

• Abstrak; berideologi konservatif dan statis• Berfokus pada struktur-struktur dan

fungsi-fungsi (kelompok) formal dan informal

Sumber: Ronald H. Chilcote, Teori Perbandingan Politik, Penelusuran Paradigma, 2003

Page 11: 3-Kelembagaan Dan Behavioral

Referensi Lanjut

Almond, Gabriel A.dan G. Bingham Powell, Jr. 1996. Comparative Politics Today: A World View. New York:Harper Collins College Publishers.

Blondel, J. 1995. Comparative Government: An Introduction. London:Prentice Hall.

Curtis, Michael. Introduction to Comparative Government. New York:Addison-Wesley Educational Publishers Inc.

Johari, J.C. 1982. Comparative Politics, New Delhi : Sterling Publishers PVT LTD.

Mahler, Gregory dan Donald MacInnis. 2002. Comparative Politics: An Institutional and Cross-National Approach. Toronto:Prentice Hall.

Wang, James C.F. 1994. Comparative Asian Politics: Power, Policy, and Change. New Jersey: Prentice Hall International Editions.