Upload
widicahyaadi
View
833
Download
35
Embed Size (px)
DESCRIPTION
metodologi penelitian
Citation preview
CARA MEREVIEW LITERATUR
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Metode Penelitian Kuantitatif
yang dibina oleh Ibu Dra.Prof Herawati Susilo, M.Sc.,Ph.D
Disusun oleh
Kelompok 4/ Kelas A-A
ATOK MASOFYAN HADI 140341807224
DESY YANUARITA WULANDARI 140341807054
MIA ASNIMULIA 140341807913
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM MAGISTERJURUSAN BIOLOGI
September 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Review literatur yang kurang benar adalah salah satu dari banyak cara untuk
menggagalkan disertasi. Jika review literatur cacat, maka disertasi juga dapat dilihat
sebagai hasil yang cacat karena "seorang peneliti tidak dapat melakukan penelitian
yang signifikan tanpa terlebih dahulu memahami literatur (Boote & Beile, 2005)’.
Dalam suatu ujian disertasi, penguji menemukan bahwa adanya ketidakcukupan
review literatur yang dilakukan oleh peneliti, sehingga penguji akan menelaah lebih
detail pada metodologi, analisis data, dan kesimpulan.
Pada beberapa review literatur dan artikel yang telah dipublikasikan, masih
terdapat beberapa kesalahan yang sering dijumpai. Hal ini dikarenakan belum
banyaknya ulasan mengenai bagaimana cara menulis review literatur. Oleh karena itu,
pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai tentang tujuan review literatur,
menyajikan taksonomi review literatur, dan cara penulisan review literatur yang
bersifat kuantitatif atau kualitatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah tujuan mereview literatur ?
2. Bagaimana taksonomi review literatur?
3. Bagaimana cara mereview literatur kualitatif dan kuantitatif ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tujuan mereview literatur.
2. Mengetahui taksonomi review literatur.
3. Mengetahui cara mereview literatur kualitatif dan kuantitatif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Penulisan Review Literatur
Melakukan review literatur adalah sarana menunjukkan pengetahuan penulis tentang
bidang studi tertentu, termasuk kosa-kata, teori, variabel dan fenomena, serta metode-
metode dan sejarah. Review literatur adalah dokumen ilmiah yang telah teruji
keabsahanya dan terpublikasi. Borg&Gall (1996) berpendapat bahwa beberapa tujuan
penulisan review literatur, yaitu:
pembatasan masalah penelitian,
mencari hubungan baru dalam suatu penyelidikan,
menghindari ketidakberhasilan pendekatan,
memperoleh wawasan metodologis,
mengidentifikasi rekomendasi penelitian lebih lanjut, dan
mencari teori pendukung.
Hart (1998) memberikan alasan tambahan tujuan penulisan review literatur, yaitu:
membedakan apa yang telah dilakukan dengan apa perlu dilakukan,
menemukan variabel yang relevan dengan topik,
mensintesis dan mendapatkan perspektif baru,
mengidentifikasi hubungan antara ide-ide dan praktek,
menetapkan konteks topik atau masalah,
rasionalisasi pentingnya masalah,
meningkatkan dan memperoleh kosakata subjek,
memahami struktur subjek,
mengaitkan ide-ide dan teori untuk aplikasi,
mengidentifikasi metodologi utama dan teknik penelitian yang telah
digunakan, dan
penyediaan kerangka untuk mengaitkan temuan baru dengan temuan
sebelumnya.
B. Taksonomi Review Literatur
Cooper berpendapat bahwa review literatur dapat diklasifikasikan berdasarkan enam
karakteristik yaitu fokus, tujuan, perspektif, cakupan, format, dan peserta.
Karakteristik review literatur dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Taksonomi Cooper tentang tinjaun literatur
3
Karakteristik KategoriFokus hasil penelitian
metode penelitian teori Praktek atau aplikasi
Tujuan integrasi (a) Generalisasi (b) pemecahan masalah (c) penghubung bahasa kritik Identifikasi isu sentral
Perspektif NetralKeikusertaan peneliti
Cakupan Sangat mendalamMendalam dengan beberapa kutipanMewakili
Format HistorisKonseptualMetodologis
Peserta sarjana khusus sarjana umum Praktisi atau pembuat kebijakan masyaratak umum
1. Fokus
Cooper (1988) mengidentifikasi empat kategori dari fokus: hasil penelitian,
metode penelitian, teori, atau praktik atau aplikasi. Review literatur yang berorientasi
pada hasil hasil penelitian dapat membantu mengidentifikasi kekurangan informasi
tentang hasil penelitian tertentu. Review literatur yang berorientasi pada metode
digunakan untuk mengidentifikasi variabel kunci, langkah-langkah, dan metode
analisis. Reviewmetodologis ini juga berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan metodologis dalam penelitian.
Sebuah reviewteoritis bertujuan untuk menunjang teori baru. Dalam hal alasan
penelitian, review teoritis dapat membantu membangun kurangnya teori atau
mengungkapkan bahwa teori-teori saat ini tidak cukup, membantu untuk
membenarkan bahwa teori baru harus diajukan. Kategori keempat digunakan untuk
membantu menyusun kebutuhan praktis saat ini
2. Tujuan
Tujuan dari reviewadalah untuk mengintegrasikan dan generalisasi temuan di seluruh
unit, perlakuan, dan hasil, untuk menyelesaikan perdebatan dalam sebuah bidang atau
untuk menjembatani bahasa yang digunakan di seluruh bidang. Jika Penulis disertasi
4
menggunakan review literatur untuk membenarkan penyelidikan selanjutnya, tujuan
akan lebih menekankan pada menganalisis kritis literatur, mungkin untuk
mengidentifikasi kelemahan dan mengusulkan untuk memperbaiki kelemahan.
3. Perspektif
Dalam penelitian kualitatif, penulis sering meninjau untuk mengungkapkan
penyimpangan menurut mereka sendiri dan mendiskusikan bagaimana penyimpangan
tersebut dapat mempengaruhi ulasan. Dalam penelitian kuantitatif, penulis dapat
mencoba untuk mengambil perspektif netral dan meninjau temuan sebagai fakta
4. Cakupan
Pada kategori cakupan ulasan, terdapa 3 kategori. Pertama yaitu kajian mendalam.
Dalam kajian mendalam, penulis mencari dan mempertimbangkan setiap bagian
tersedia dari penelitian pada topik tertentu, diterbitkan atau tidak diterbitkan. Kedua
yaitu ulasan dengan beberapa kutipan. Ulasan dengan selektif kutipan. Misalnya,
penulis hanya untuk melihat artikel yang dipublikasikan dalam jurnal. Pendekatan
ketiga adalah cakupan untuk mempertimbangkan perwakilan dari artikel dan
membuat kesimpulan tentang seluruh yang populasi artikel dari sampel itu.
5. Format
Beberapa format yang telah umum digunakan adalah historis, konseptual, dan
metodologis.
6. Peserta
Dalam menulis tinjaun literatur, penulis harus memperhatikan untuk siapa literatur
terebut ditulis. Apakah untuk akademisi atau masyarakat umum. Hal ini berkaitan
dengan penggunaan bahasa yang digunakan.
C. Penulisan Review Literatur
Dalam penulisan review literatur, beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu:
1. Merumuskan masalah
2. Pengumpulan data
3. Evaluasi data
4. Analisis dan pembacaan data
5. Presentasi publik
Tabel 2 menyajikan 4 langkah untuk membantu mereview sebuah penelitian
atau kajian literature. Disisi sebelah kiri merupakan table identitas dari karakter yang
umum dalam suatu penelitian. Yaitu pertanyaan yang muncul, fungsi penelitian,
5
perbedaan prosedural yang membuat berbeda terhadap kesimpulan dan potensi yang
menyebabkan sumber tidak valid pada bagian kesimpulan. Dan pada deret kanan
merupakan komponen kunci dari menulis sebuah review. Yaitu rumusan masalah,
pengumpulan data, evaluasi data, analisis dan pembacaan data, dan presentasi publik.
Tabel 2. Petunjuk Untuk Mereview Sebuah Penelitian
Research stageKarakteristi
kRumusan masalah
Pengumpulan data
Evaluasi data Analisis dan pembacaan
data
Presentasi publik
Pertanyaan yang
muncul
Apa saja bukti yang dimasukkan ke dalam review?
Apakah prosedur yang digunakan relevan terhadap bukti?
Data apa saja yang perlu dimasukkan dalam review
Apakah prosedur yang digunakan untuk membuat kesimpulan ditulis secara lengkap?
Laporan apa saja yang dimasukkan dalam review
Fungsi penelitian utama dalam review
membentuk perbedaan kajian yang relevan dari kajian yang tidak relevan
Menentukan sumber mana yang potensial digunakan dan relevan
Menentukan criteria data yang valid dan
tidak valid
Mensintesis kajian literature
yang valid
Menentukan bagian yang
penting dan tidak penting untuk
penelitian
Perbedaan Prosedural yang membuat hasil berbeda terhadap kesimpulan
1. Perbedaan dalam memasukkan definisi operasioanl
2. Perbedaan dalam langkah” secara detail
Perbedaan dalam isi sumber penelitian
1. Membedakan criteria dan
kualitas2. Menentukan
criteria yang tidak memiki
pengaruh
Berbeda dalam menarik
kesimpulan
Berbeda dalam menentukan
petunjuk editorial
potensi yang menyebabkan sumber tidak valid pada bagian kesimpulan
1. Berisi konsep penting dan kurang kuat
2. Operasional masih sangat dangkal sehingga antar variabel tidak jelas interaksinya
1. Kajian kualitatif yang digunakan berbeda dari target dalam populasi
2. Orang dalam sampel berbeda dengan target dari populasi
Sumber yang tidak focus menjadikan bahan yang dikaji tidak benar
Aturan untuk membedakan berbagai sumber belum dibentuk dengan tepat
Kekurangan dalam menemukan review dan kajian prosedur dapat membuat kesimpulan kurang berkembang, tidak berguna
1. Merumuskan Masalah
Dalam hal ini hal yang penting adalah mampu membedakan perbedaan
pertanyaan untuk literature review (yaitu pertanyaan yang dapat dijawab dengan
6
mereview penelitian kedua) dan pertanyaan penelitian empiris (yaitu pertanyaan yang
hanya dapat dijawab dengan penelitian utama. Permasalahan dimulai dengan
menentukan pertanyaan yang dapat memandu untuk mereview literature. Pertanyaan
tersebut berpengaruh signifikan terhadap tujuan dan fokus terhadap review.
Sebagai contohnya adalah sebagai berikut:
a. Jika tujuannya untuk mengetahui makna sebuah penelitian maka pertanyaan yang
muncul: apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan X terhadap Y dan
Z?
b. Jika tujuannya menganalisis kemampuan berpikir kritis dengan menerapkan sebuah
metode. maka pertanyaan yang muncul: apakah metode yang digunakan dapat
menyelidiki fenomena X? dan apa kekurangan dari metode yang digunakan?
c. Jika digunakan untuk menelaah teori dan mengidentifikasi persoalan tertentu, maka
pertanyaan yang muncul: apakah teori yang digunakan untuk menerangkan fenomena X?
Langkah kedua dalam merumuskan masalah adalah menentukan inclusion dan
exsclusion (artikel mana yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan penelitian/review). Di
bawah ini merupakan kriteria dari inclusion dan exsclusion yang digunakan untuk
mereview sebuah penelitian. Kajian yang termasuk ke dalam sintesis kuantitatif jika
memenuhi criteria dibawah ini:
1. Kajian yang dilaporkan memiliki makna/ bermakna
2. Menggunakan write-on response cards.
3. Kesadaran siswa dalam keaktifan diperlukan untuk kondisi pengontrolan.
4. Kajian yang digunakan melaporkan paling sedikit satu variabel terikat
5. Melaporkan dalam bahasa inggris
6. Data yang digunakan tidak tumpang tindih dari data penelitian yang lain.
7. Menggunakan repeated- measures-type methodologis
8. Untuk memisahkan data yang sama (dari desertasi atau artikel jurnal) hanya kajian yang
komprehensip yang dimasukkan.
Criteria inclusion dan exclusion seharusnya cukup komprehensif sehingga artikel yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan hanya berdasarkan criteria tersebut.
2. Pengumpulan data
Tujuan dari pengumpulan data adalah mengelompokkan data secara lengkap ,
representative, dan data yang penting dari sebuah artikel. Seperti dalam penelitian utama,
7
peneliti dari data sekunder tidak hanya harus menyusun rencana sistematis untuk
pengumpulan data, ia harus secara akurat mendokumentasikan bagaimana data
dikumpulkan. Proses pengumpulan data sering dimulai dengan pencarian data akademik.
Kemudian mulai mengkonduksi, secara teliti, dan mendokumentasikan setiap data
penelitian, kata kunci dan kata kombinasi yang digunakn serta rekaman hasil dari setiap
penelitian.
Pengumpulan data dapat dihentikan ketika point yang dibutuhkan sudah tercapai,
dan pe review telah memiliki banyak bukti yang cukup untuk mengidentifikasi semua
artikel yang relevan. Ketika semua artikel yang relevant telah complete maka bisa
dilakukan evaluasi data.
3. Evaluasi data
Dalam evaluasi data pe review data mulai dengan memilah dan mengevaluasi
informasi yang memenuhi kriteria/ untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Untuk memulai
review merencanakan sebuah cara untuk system memilah data dari berbagai artikel,
Pertama, reviewer merencakana untuk memilah data dari artikel. Tipe pemilihan data ini
menentukan hasil akhir dari review. Misalnya, jika hasil penelitian saling berhubungan
maka seorang pereview di sarankan untuk mendokumentasikan data. Karena ini
memerlukan perhatian yang intensif document ini dapat ditulis dalam bagian terpisah
sebagai appendix atau dapat langsung ditulis didalam artikel literature review kalian
dengan menggunakan kode.
Review Literature umumnya menguji tentang kualitas suatu penelitian. Namun kita
akan menemukan permasalahan jika kualitas penelitian memiliki kualitas yang rendah.
Seperti Cooper menyarankan hanya memilih artikel yang memiliki kualitas tinggi, namun
beberapa peneliti lain menyarankan untuk menggabungkan dari keduanya.
4. Analisi data dan pembacaan data
Pada tahap ini pe review mencoba untuk membuat pilahan data. Jika hasil literature
review berhubungan maka reviewer memadukan data. Selanjutnya dilakukan sintesis
terhadap data telah diekstrak secara kuantitatif, kualitatif, atau campuran.
5. Mempublikasikan Literature Review
Pada tahap ini pereview menentukan informasi mana yang penting untuk
dipublikasikan dan mana yang tidak penting. Seorang reviewer bebas menentukan
informasi yang ingin dipublikasikan, namun pada umumnya sebuah literature reviewe
menampilkan histoircally, conceptually, methodology. Pendengar utama hasil dari
8
literature review adalah supervisors dan berbagai pereview. Sedangkan pendengar yang
kedua adalah teman-teman sejawat (mahasiswa).
Formulasi dan pembenaran/ penguatan berdasarkan pertanyaan empiris.
Literature review yang dikombinasikan dengan masalah seharusnya membentuk
suatu penelitian empiris. Meskipun cooper tidak memasukkan dalam taxonomy dari
literature review, ini merupakan bagian penting dari disertasi. Bagian ini penulis
menerangkan bukti dari review bagaimana disertasi dibuat dengan penuh makna dan
berkontribusi dalam dunia pengetahuan.
1. Jika kajian berkontribusi dalam sebuah teori dan penelitian empiris, maka dapat
memperjelas kontribusi apa dan bagaimana kontribusinya untuk memperkaya teori
perspektif.
2. Jika kajian berniat untuk menetapkan sebuah teori baru maka seharusnya jelas apa teori
baru tersebut, bagaimana hubungan antara teori yang sudah ada dan bukti, mengapa
teori baru diperlukan, dan seberapa besar diaplikasikan.
3. Jika kajian tentang motivasi karena kekurangan informasi tentang suatu masalah atau
issue, maka rumusan masalah yang muncul seharusnya dapat menjawab informasi yang
diperlukan, mengapa itu penting, dan bagaimana cara mengatasinya
D. Literature Review Kuantitatif.
Dua tipe umum dari kuantitatif review adalah narrative revie dan meta analytic
review. Sebelum ada meta-analisis review nama yang umum digunakan dalam kuantitatif
adalah narrative review. Menurut Gall (1996) narativ review menegeaskan pada kajian
yang lebih baik, dan organisasi hasil mereka dalam bentuk gabungan dari gambar dan
pengetahuan dari masalah yang di review. Jumlah hasil statistik yang signifikan
dibandingkan dengan hasil yang tidak signifikan, memungkinkan untuk dicatat. Setiap
kajian memunkinkan dideskripsikan secara terpisah sedikit kalimat atau paragrap.
Meskipun narativ review sering digunakan, naratif review sering dibuat seolah-olah agar
memiliki pengaruh yang signifikan oleh pereview. Penelitian yang kesimpulannya
menggunakan narativ review dapat berbeda dengan pe-review yang lain, sekalipun dari
artikel yang sama.
Saat ini, meta analisis review menempati urutan terdepan, di dalam meta analisis
review, pe-review a). Mengumpulkan artikel yang diperlukan dan sifatnya komprehensif
b) menandai artikel berdasarkan aspek yang diteliti c) menentukan standart ukur yang
hasilnya digunakan untuk synthesis d) memeriksa bagaimana karakteristik kovarian
terhadap hasil
9
Gambar 1 dibawah ini menunjukkan contoh dari sebuah grafik yang sering
digunakan dalam meta analisis. Bagian hutan yang digambarkan merupakan informasi
dari hasil panen yang dilakukan meta analisis. Segitiga tersebut menggambarkan efek dan
garis menunjukkan tingkat kepercayaan 95 % dari efek. Standart ukur yang digunakan
untuk plot hutan adalah standart mean dan perbedaan ukuran efek yang disebut kohen’s.
pada dasarnya gambar dibawah adalah berat rata-rata dari efek. Sebagaimana Gambar 1,
meta analisis digunakan untuk mensisntesis dan menganalisis penelitian kuantitatif.
Namun masih ada banyak yang mengkritik meta analisis karena masih bias. Slavin (1986)
memberikan saran agar mengkombinasikan meta analisis dan narrative. Untuk contohnya
satu mungkin mensintesis kajian kuatitatif, tetapi juga dapat menggunakan narasi
deskripsi.
Gambar 1. Grafik Meta Analisis
E. REVIEW LITERATUR KUALITATIF/ TINJAUAN LITERATUR
KUALITATIF
Ketika struktur dari literatur terutama kualitatif, atau berisi campuran hasil
kuantitatif dan kualitatif, mungkin perlu untuk melakukan review kualitatif/ tinjauan
kualitatif, baik tersendiri atau sebagai pelengkap dari review kuantitatif/ tinjauan
kuantitatif. Pada bagian ini akan disajikan dua metode untuk melakukan tinjauan literatur
kualitatif. Metode pertama ini pertama kali diajukan oleh Ogawa dan Malen (1991).
Metode kedua, yang diajukan untuk seterusnya, meminjam metode penelitian
fenomenologis dan menggunakannya untuk melakukan tinjauan literatur. Sumber daya
10
lain yang berguna untuk melakukan tinjauan literatur kualitatif, tidak dijelaskan di sini,
yaitu metode Noblit and Hare (1988).
1. Metode Ogawa dan Malen
Metode sebelumnya, yaitu metode dari Borg, Gall, dan Borg (1996) telah
dirobohkan oleh metode Ogawa dan Malen (1991) ke dalam delapan langkah yang
dibahas di bawah. Perhatikan bahwa langkah-langkah tersebut. Langkah-langkah tersebut
paralel dengan langkah-langkah dasar dalam penelitian kualitatif.
Langkah 1: Buat jejak audit. Dalam langkah ini, Pe-review/ orang yang membuat review
haruslah hati-hati dalam mendokumentasikan semua langkah-langkah yang diambil. Jejak
audit berfungsi sebagai dokumentasi untuk membuat jelas bukti yang mendukung setiap
temuan, di mana bukti-bukti yang dapat ditemukan, dan bagaimana bukti yang ditafsirkan.
Langkah 2 : Tentukan fokus dari tinjauan/fokus dari review. Tahap pembentukan masalah
disebutkan sebelumnya mirip dengan langkah ini. Dalam tahap ini konstruksi dari review
didefinisikan dan, dengan demikian, pada langkah ini ditentukan apa yang harus
dimasukkan dalam review dan apa yang tidak.
Langkah 3: Cari literatur yang relevan. Langkah ini mirip dengan tahap pengumpulan
data yang disebutkan sebelumnya. Menurut Ogawa dan Malen (1991), di samping laporan
penelitian kualitatif, laporan yang bukan hasil penelitian / non penelitian seperti memo,
artikel surat kabar, atau menit pertemuan juga harus disertakan dalam review/tinjauan dan
belum tentu dianggap memiliki nilai kurang dari laporan penelitian kualitatif.
Langkah 4: Klasifikasikan dokumen. Dalam langkah ini pe-review/peninjau
mengklasifikasikan dokumen sesuai dengan jenis data yang diwakilinya. Sebagai contoh,
beberapa dokumen mungkin laporan tangan pertama dari penelitian kualitatif, lain
mungkin pernyataan kebijakan tentang masalah tersebut, dan masih jenis data mungkin
menjelaskan proyek-proyek di sekitar masalah ini.
Langkah 5: Buat database ringkasan. Langkah ini mirip dengan tahap evaluasi data.
Dalam tahap ini pe-review/peninjau mengembangkan skema pengkodean dan upaya untuk
mengurangi informasi dalam dokumen yang relevan. Pada titik ini, Borg, Gall, dan Borg
(1996) menulis,
“Anda tidak bisa hanya membaca semua dokumen-dokumen ini, membuat
catatan kasual, dan kemudian menulis tinjauan literatur. Sebaliknya, Anda akan
perlu mengembangkan ringkasan narasi dan skema pengkodean yang
memperhitungkan semua informasi terkait dalam dokumen. Proses ini berulang-
ulang, yang berarti, misalnya, bahwa Anda mungkin perlu untuk
11
mengembangkan skema coding, menerapkannya pada dokumen, merevisinya
berdasarkan pengalaman ini, dan mendaftar ulang itu. (p. 159)”
Langkah 6: Mengidentifikasi konstruksi dan hipotesis hubungan kausal. Setelah database
ringkasan telah dibuat, tugas ini adalah untuk mengidentifikasi tema penting dari dokumen
dan membuat hipotesis tentang hubungan antara tema. Tujuannya di sini, tidak seperti
meta-analisis, adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang fenomena yang diteliti,
tidak untuk mengintegrasikan hasil dan mengidentifikasi faktor-faktor yang covary dengan
hasil.
Langkah 7: Carilah temuan yang bertentangan dan interpretasi saingan. Dalam tradisi
penelitian kualitatif primer, maka perlu aktif mencari temuan bertentangan dan interpretasi
saingan. Orang mungkin, misalnya, membaca kembali dokumen pada saat ini untuk
mencari bukti sebaliknya.
Langkah 8: Gunakan rekan atau informan untuk menegaskan temuan-temuan. Langkah
terakhir dalam metode Ogawa dan Malen (1991), memperkuat temuan-temuan, juga
sejajar dengan penelitian kualitatif primer. Dalam langkah ini, salah satu saham draft
laporan dengan rekan-rekan dan informan, seperti penulis dokumen yang masuk dalam
review, meminta mereka kritis menganalisis review. Dengan cara ini, berdasarkan tingkat
kesepakatan di antara para informan, resensi dapat mengkonfirmasi sejauh mana
kesimpulan review adalah suara.
2. Metode Fenomenologis Untuk Melakukan Review Literatur Kualitatif/ Kajian
Literatur Kualitatif
Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah untuk sampai pada esensi dari
pengalaman hidup dari fenomena (Moustakas, 1994). Diterapkan sebagai teknik review,
tujuannya adalah untuk sampai pada esensi peneliti pengalaman empiris dengan fenomena.
Dalam fenomenologi tangan pertama, individu-individu yang mengalami fenomena
tertentu diwawancarai. Dalam menggunakan fenomenologi sebagai teknik review, unit
analisis adalah laporan penelitian daripada individu yang mengalami fenomena tersebut.
Bila menggunakan fenomenologi sebagai teknik review, data berasal dari laporan
penelitian empiris daripada data wawancara. Tidak mengherankan, langkah-langkah dari
tinjauan fenomenologis mencerminkan langkah-langkah penelitian fenomenologis.
Langkah tersebut dijelaskan secara singkat berikut:
Langkah 1: Menggolongkan. Dalam penelitian fenomenologis, langkah pertama adalah
untuk mengidentifikasi fenomena yang akan diteliti. Peneliti kemudian "kurung" nya
12
pengalaman dengan fenomena dengan menjelaskan pengalamannya sendiri dengan dan
posisi di fenomena tersebut.
Langkah 2: Mengumpulkan data. Langkah berikutnya adalah untuk mengumpulkan data
tentang fenomena tersebut. Dalam penelitian fenomenologis primer, peneliti akan
mewawancarai sekelompok orang yang pernah mengalami fenomena tersebut. Dalam
menggunakan metode fenomenologis sebagai ulasan alat, resensi akan membaca laporan
dari para ilmuwan yang telah melakukan penelitian tentang fenomena tersebut. Seperti
dalam ulasan kuantitatif, resensi masih harus memutuskan kriteria inklusi dan menentukan
strategi penelitian.
Langkah 3: Mengidentifikasi pernyataan yang bermakna. Langkah ketiga adalah untuk
mengidentifikasi pernyataan yang berarti. Peneliti mungkin melakukan hal ini dengan
menyoroti klaim empiris dibuat tentang fenomena bunga dan mengumpulkan klaim
tersebut, kata demi kata, dalam beberapa jenis spreadsheet atau perangkat lunak kualitatif
untuk membuat data dikelola.
Langkah 4: Memberi makna. Setelah mengidentifikasi pernyataan bermakna, langkah
berikutnya adalah memberikan makna atas laporan tersebut. Artinya, pe-review/ peninjau
mungkin menempatkan laporan yang berarti ke dalam kategori dan kemudian menafsirkan
dan parafrase mereka sebagai kelompok.
Langkah 5: Kaya akan deskripsi. Langkah terakhir adalah untuk menciptakan deskripsi
kaya akan esensi dari pengalaman peneliti utama dengan fenomena tersebut. Tujuannya
adalah untuk menggambarkan esensi dari fenomena seperti yang terlihat melalui mata para
peneliti yang menyelidiki fenomena itu.
F. KESALAHAN UMUM YANG DIBUAT SAAT ME-REVIEW LITERATUR
PENELITIAN
Untuk membantu pe-review/ peninjau menghindari kesalahan dalam melakukan kajian
literatur, beberapa kesalahan yang paling umum tercantum di bawah ini. Gall, Borg, dan
Gall (1996) menyatakan bahwa kesalahan yang paling sering dilakukan dalam mengkaji
literatur ini adalah bahwa peneliti:
1. tidak jelas menghubungkan antara temuan review literatur/ tinjauan literatur dengan
tinjauan penelitian peneliti sendiri/review penelitian peneliti sendiri;
2. tidak mengambil waktu yang cukup untuk menentukan deskripsi terbaik dan
mengidentifikasi sumber-sumber terbaik untuk digunakan dalam literatur yang
berkaitan dengan topik seseorang;
13
3. mengandalkan sumber-sumber sekunder bukan pada sumber-sumber primer dalam
mengkaji literatur;
4. kritis menerima temuan peneliti lain dan interpretasi yang valid, daripada memeriksa
secara kritis semua aspek desain penelitian dan analisis;
5. tidak melaporkan prosedur pencarian yang digunakan dalam tinjauan literatur;
6. laporan terisolasi hasil statistik daripada sintesis mereka dengan metode chi-square
atau meta-analisis; dan
7. tidak mempertimbangkan temuan bertentangan dan interpretasi alternatif dalam
sintesis literatur kuantitatif.
G. MENGEVALUASI REVIEW LITERATUR
Bootes dan Beile (2005) telah membuat lima kategori rubrik untuk mengevaluasi kajian
literatur. Kategori adalah cakupan, sintesis, metodologi, signifikansi, dan retorika. Rubrik
yang disajikan dalam Tabel 3, di bawah ini. Boote dan Beile menggunakan rubrik
penilaian ini untuk menilai sampel acak dari 30 disertasi akademis yang berhubungan
dengan pendidikan.
TabeL 3. Boote dan Beile Literatur Scoring Rubrik
Kategori Kriteria 1 2 3
1. Kriteria Cakupan A. Dibenarkan untuk inklusi dan eksklusi dari ulasan
Tidak membahas kriteria inklusi atau pengecualian
Dibahas literatur dimasukkan dan dikeluarkan inklusi
Tidak Tepat dan diluar literatur
2. Sintesis B. Membedakan antara apa yang telah dilakukan di lapangan dan apa yang perlu dilakukan
Tidak membedakan apa yang telah dan belum pernah dilakukan sebelumnya
Dibahas apa yang telah dan belum dilakukan
Kritis memeriksa keadaan lapangan
C. Ditempatkan topik atau masalah di dalam literatur ilmiah yang lebih luas
Topik literatur tidak ditempatkan dalam literatur ilmiah yang lebih luas
Beberapa pembahasan yang lebih luas ilmiah
Topic sastra jelas terletak di literatur ilmiah yang lebih luas
D. Ditempatkan penelitian dalam konteks sejarah
Sejarah bidang topik tidak dibahas
Beberapa menyebutkan sejarah topik
Kritis diperiksa sejarah topik
E. Yang diperoleh dan meningkatkan kosakata subjek
Kata-kata kunci tidak dibahas
Kata-kata kunci dibahas
Dibahas dan diselesaikan ambiguitas dalamdefinisi
14
F. Melafalkan variabel penting dan fenomena yang relevan dengan variabel kunci topik dan fenomena
Tidak dibahas hubungan antar variabel pada kunci dan fenomena
Dibahas hubungan antar variabel pada kunci dan fenomena
Tercatat ambiguitas dalam literatur dan mengusulkan hubungan baru
G. disintesis dan memperoleh perspektif baru tentang literatur
Diterima pada nilai nominal
Beberapa kritik sastra
Ditawarkan perspektif baru
3. Metodologi H. Mengidentifikasi metodologi utama dan teknik penelitian yang telah digunakan di lapangan, dan keuntungan dan kerugian metode mereka
Metodologi Penelitian tidak dibahas
Beberapa diskusi metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan klaim
Metode penelitian dikritik
I. Terkait ide-ide dan teori-teori di lapangan untuk penelitian metodologi
Metode penelitian tidak dibahas
Beberapa pembahasan kesesuaian metode penelitian untuk menjamin klaim
dikritik kesesuaian metode penelitian untuk menjamin klaim
4. Signifikansi J. merasionalisasi makna praktis dari masalah penelitian signifikansi
Praktis penelitian tidak dibahas
signifikansi praktis dibahas
Dikritik kesesuaian metode penelitian untuk menjamin klaim
K. merasionalisasi makna ilmiah dari masalah
Signifikansi ilmiah penelitian tidak dibahas
signifikansi ilmiah dibahas
dikritik signifikansi ilmiah penelitian
5. Retorika L. Ditulis dengan koheren, struktur yang jelas yang mendukung review
buruk dikonsep, serampangan
Beberapa struktur koheren
Yah dikembangkan, koheren
6.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Beberapa tujuan penulisan review literatur yaitu pembatasan masalah penelitian,
mencari hubungan baru dalam suatu penyelidikan, menghindari ketidakberhasilan
pendekatan, memperoleh wawasan metodologis, mengidentifikasi rekomendasi
penelitian lebih lanjut, dan mencari teori pendukung.
2. Cooper berpendapat bahwa review literatur dapat diklasifikasikan berdasarkan
enam karakteristik yaitu fokus, tujuan, perspektif, cakupan, format, dan peserta.
3. Kuantitatif review dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu narativ
review dan meta analisis. Langkah-langkah melakukan kuantitativ review adalah
mengumpulkan artikel yang diperlukan, menenadai setiap artikel berdasarkan
aspek yang akan diteliti, menentukan standart ukur untuk sintesis, menentukan
karakteristik kovarian
4. Kajian Literatur kualitatif merupakan kajian literatur dengan struktur utama kajian
berupa kajian kualitatif, atau campuran dari kajian kuantitatif dan kualitatif yang
diperlukan untuk melakukan review kualitatif/ tinjauan kualitatif, baik tersendiri
atau sebagai pelengkap dari review kuantitatif/ tinjauan kuantitatif. Dua metode
yang digunakan dalam kajian literatur kualitatif adalah metode Ogan dan Malen
(1991) dan Metode Penelitian Fenomenologis.
5. Untuk membantu pe-review/ peninjau menghindari kesalahan dalam melakukan
kajian literatur, perlu bagi pe-review/peninjau untuk mengetahui beberapa
kesalahan yang paling umum dalam mengkaji literatur.
6. Dalam hal mengevaluasi review literatur, Bootes dan Beile (2005) telah membuat
lima kategori rubrik untuk mengevaluasi kajian literatur. Kategori tersebut yaitu
berupa cakupan, sintesis, metodologi, signifikansi, dan retorika.
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah yang merujuk pada sumber asing harus banyak berlatih
membaca wacana bahasa inggris untuk mempermudah menulis.
16
DAFTAR RUJUKAN
Randolph. 2009. A Guide to Writing the Dissertation Literature Review. Practical
Assessment Research & Evaluation, 14 (3).
17