3 Matahari Dibawah Langit Jakarta

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j

Citation preview

sony

Ringkasan Cerita

Oleh:

Nama:Adi Putra

Judul Novel:3 Matahari di Bawah Langit JakartaPengarang:Ari KPenerbit:ZettuJumlah halaman :192 halaman

Kata Pengantar

Allah swt, atas segala anugrah yang tak yang tak mampu ditiliskan lewat kata-kata. Keluarga tersayang, atas dukungan, doa serta cinta kasih. Untuk mamah, almarhum bapak, Octaviyanti setiadi dan Maspupah triani setiadi. Kepsek cendol Mayoko aiko, om dutanus a. nugroho, om Agus linduaji, opa putra gara,o merry sofid, ceu nimas aksan, mbak dela bunga venus, momsky divin nahb, semua koordinator progam kelas cendol, grup cendol wilayah c-jack, banceuy, cermat, carano, ceudah, secoteng, daluman, centura, ceban, cendok, craff, chef, capung, bonektim. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat dan persaudaraan yang semoga terus erat. Kcb, keluarga cendol bekasi, uni tris nova, bunda cahya, mak Chi chera, abelqiz, mpok dyani, bang ucup wilyou putra, mbak dheavannea, mamake zya verani, mami emma, mitha juniar, bu dewi lukita, mas ramaditya, arina, yuliana, tia marti, nisa salwa, muti, anandeiva, uda nando, bella, astrid, jhenny, kiki bagas, cha cha Diana, gagak sandoro, yuuki pratiwi, arnies widi dan semua cendolers bekasi yang unyu unyu.

Kino media writer academy, mas novanka raja, mas yayok, mbak riri ansar, kirana kejora, nadia kamal. Penerbit zettu dan segenap tim kreatif untuk kesempatan dan kepercayaan menerbitkan novel saya. Bunda triani retno, kak indah hanaco, mbak reni erina, indah ermine aka zachira, kak monica anggen, mpok mercy sitanggang, mbak winda krisnadeva, pilo poly, jadoel, angry saputra, henki dan grup kobimo, vivie hardika cungkling, ayu jempol, arista devi, bang embart, bang hasudungan rudy, fanny yanuarika, nicky mbem, yoga nugraha, ceko spy, nikko band, aida, widi astuti, cem acem, naminist poppy, tri lego, endah w.sucy, wanda kania, bekti, fuan, nadi d.amada, Jacob Julian, kamal agusta, eva sri rahayu, nurdiana latifah, andhika pocong, farah lucyana, aqeela, cendolers, kawan kino. Grup penchake, para penjaga makam, oke sudrajat, lonyenk rap, aimi mayla, mey amey, serta para penghuni makam dari pintu timur, utara, selatan dan barat. Terima kasih untuk kawan kawan tts, bancil, iwan jawa, uban, kiting, panjul, bibir, daud, iray, bembi, adex dll, yuk naik gunung lagi!

Kawan- kawan alumni sltp negeri 5 tangerang angkatan 2002, vidya, abi Juanita, fitri, mpok titeu, aya, made, ucil, mbah andi gertac, wenda, ocid, caplang, jidat, adi ayam, meiliana, susi dan semuanya. Naskah ini sempat hilang karena computer rusak beserta haddisk-nya, saya tulis ulang di buku tulis. Terima kasih untuk dua sahabat saya-anggi agustiawan dan lim gunawan-yang rela minjemin cpu, keyboard dan mouse untuk saya pindahkan tulisan itu ke word dan akhirnya barang itu sampai rusak di tangan saya. Hehe. Terima kasih untuk keadaan, terima kasih untuk duka dan suka. Untuk para pembaca, terima kasih banyak!

Salam, ari keeling.Daftar IsiJakarta, 10 Februari 2007.9

Rumah Belajar......................................................................................................................35

Hidup di Jalan, Mati di Jalan....47

Memiliki Cita-Cita...61

Orang Tua.............................................................................................................................77

Gadis Manis..91

Tiga Sayap Kecil di Punggungku....109

Menyalahkan Tuhan.121

Seribu Adalah Nyawa...131

Kekecewaan Terhadap Pemerintah di Negeri Tercinta Ini..139

Menemukan Guru Baru di Jalanan149

Mengepakkan Sayap....155

Tergapainya Cita-Cita...181

Cerita Terus Berlanjut..187

3 Matahari Di Bawah Langit Jakarta

Novel ini bercerita tentang 3 orang anak jalanan, Sundari, Roni dan Heri yang mencoba menaklukkan Jakarta. Mereka bekerja sebagai pemulung. Hidup di Jakarta mengajarkan mereka banyak hal bahwa hidup itu butuh perjuangan, hidup itu keras tetapi tidak boleh menyerah. Sebagai pemulung tiap hari tidur di jalanan, kadang makan kadang tidak sudah biasa.

Sundari, Heri, dan Roni tidak memiliki orang tua, tetapi mereka memiliki pak Diman dan bu Darsih yang sudah seperti orang tua mereka sendiri begitu juga sebaliknya, dari merekalah Sundari, Heri, dan Roni merasakan sedikit kasih sayang.

Setiap hari Sundari, Heri, dan Roni memulung sampah-sampah yang bisa di daur ulang kemudian menjualnya, begitulah cara mereka bertahan hidup. Mereka sebenarnya tidak ingin selamanya jadi pemulung oleh karena itu mereka ikut belajar disebuah tempat yang bernama ''RUMAH BELAJAR'' disana mereka bertemu dengan bang Doni, bang Irfan, dan kak santi. Di rumah belajar, mereka diajarkan banyak hal mulai dari membaca, berhitung, berbagai keterampilan lainnya. Berharap dengan belajar dirumah belajar mereka bisa merubah nasib.

Hidup di jalan, mati di jalan. Itulah resiko menjadi anak jalanan. Secara tiba-tiba heri meninggal. Heri menjadi korban tabrak lari. Sundari dan Roni sangat sedih kehilangan Heri, tetapi mereka tentu harus tetap melanjutkan hidup dan dan menggapai cita-cita.

Di rumah belajar Roni dan Sundari akhirnya menemukan cita-cita mereka. Sundari ingin menjadi penulis dan Roni ingin menjadi musisi. Meskipun rumah belajar mereka pada akhirnya terbakar tetapi mereka tidak kenal menyerah. Roni mencoba mengikuti audisi penyanyi dan Sundari mulai berani mengikuti lomba cerpen. Hasilnya mereka berdua gagal tetapi lagi-lagi mereka tidak menyerah. Di bantu kak Santi Sundari mencoba mengirim naskah, novelnya yang berjudul ''ANAK MATAHARI'' ke penerbit. Dan tidak disangka novel karya Sundari diterima dan menjadi BEST SELLER.

Dua bulan kemudian, novel ''ANAK MATAHARI'' dirangkai ke layar perfilman. Kesuksesan Sundari juga diiringi kesuksesan Roni. Roni sudah mahir menciptakan banyak lagu yang kemudian lagu-lagu dijadikan sound track film ''ANAK MATAHARI'' Sundari dan Roni pada akhirnya menjadi orang yang sukses dan dikenal banyak orang.

Cita-cita yang mereka gantungkan di langit, kini sudah berhasil di gapai, bahkan indah dari yang dibayangkan. Diakhir cerita Sundari berkata.

''Dulu aku melihat dunia, sekarang dunia yang melihatku. Kini aku mengerti, dulu aku salah, tenyata tuhan selalu memberiku cobaan untuk dijadikan inspirasi menggapai kesuksesan. Terima kasih tuhan''.

Jangan hanya menggantungkan cita-citamu dilangit, tapi juga harus berusaha dan berdoa untuk terbang menggapainya. Bab 13Tergapainya cita-cita

Dua bulan setelah novelku di sebarkan ke toko-toko buku yang ada di Indonesia, ada seorang laki-laki yang mengaku produser film menghubungiku, bahwa novel ku akan di angkat kelayar perfilman dengan judul yang sama, yaitu ANAK MATAHARI.Seminggu kemudian, aku, kak Santi, dan Roni sepakat berjanji bertemu dengan pak Yadi untuk membicarakan novelku, setelah itu aku dan kak Santi mengusulkan film lebih bagus jika ada SOUNDTRACK filmnya, itu diisi dengan kesepuluh lagu yang diciptakan oleh Roni.

Setelah sebulan film ANAK MATAHARI selesai, film ini tayang di seluruh bioskop di Indonesia, sundari menangis dan terharu mendengar kabar itu.