3. metodologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metodologi

Citation preview

bab 3

Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Teknis Penyusunan RaperpresUndang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai pelaksanaan Pasal 22 huruf a Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, memberikan landasan yuridis yang mencakup asas, jenis dan hirarki, materi muatan, proses, serta teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan meliputi: (1.) Kerangka peraturan perundang-undangan tingkat daerah, (2.) Hal-hal khusus, dan (3.) Perubahan

PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANGAN -UNDANGANPERATURAN PEUNDANGAN TERKAIT:PEMERINTAH (PUSAT)PEMERINTAH PROVINSIPEMERINTAH KAB/KOTAARAHAN TEKNISBATASAN TEKNISPEDOMAN TEKNISNASKAH AKADEMIKNASKAH RAPERPRESSTUDI/PENELITIAN TERKAIT DENGAN KSN CANDI PRAMBANANNORMAATURANPRINSIPUJI PUBLIKSeminarDiksusiPenjaringan AspiransiPEMBAHASAN DENGAN LEGISLATIFNASKAH PERATURAN PRESIDEN YANG SIAP DIJADIKAN RUJUKAN PEMBANGUNANGambar 3.1 Kerangka Pikir Penyusunan Rancangan Perpres KSN Candi Prambanan

Metode Pendekatan Pelaksanaan PekerjaanProses Pelaksanaan Pekerjaan Proses pelaksanaan pekerjaan RTR KSN Prambanan yang secara lengkap dapat dilihat pada diagram alir pelaksanaan pekerjaan.Pelaksanaan teknis pekerjaan penyusunan RTR KSN Prambanan melalui 13 tahapan atau proses yang berurutan, yaitu 1) pemahaman KAK dan konteks yang akan dibahas, 2) survei awal, 3) penyusunan rencana kerja & gambaran awal, 4) pembahasan laporan pendahuluan, 5) elaborasi/analisis lanjut untuk penetapan zonasi, 6) analisis arahan pengembangan strategis KSN, 7) perumusan sistem tujuan, skenario & konsep, 8) pembahasan laporan antara, 9) Penjabaran TBL pada zona inti, penyangga & pengembangan, 10) Seminar, 11) Perbaikan & penyempurnaan format perpres, 12) Konsinyasi dan 13) Proses BKPRN. Lebih jelasnya lihat diagram proses pelaksanaan kegiatan.

Proses 1: pemahaman KAK dan konteks yang akan dibahasInput: 1) UU ke-tata ruangan2) Kebijakan terkait3) Kajian-kajian terdahulu4) Data teknis5) Kondisi lapangan.Proses:Pemahaman merupakan tahapan awal pelaksanaan penyusunan RTR KSN Prambanan. Pada tahap ini konsultan mempelajari dan memahami pekerjaan sampai dengan penyusunan rencana kerja, sehingga dalam pelaksanaannya dapat sesuai dengan tujuan dan sasaran pekerjaan ini. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini termasuk: pemahaman KAK, kajian pustaka, dan kajian mengenai penelitian-penelitian terdahulu. Pemahaman KAK. Pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja dimaksudkan untuk mengetahui latar belakang, maksud, tujuan, sasaran, dan isu strategis. Selain itu juga untuk memahami ruang lingkup kegiatan, bidang keahlian yang diperlukan beserta bagaimana mobilisasi tenaga ahli. Masalah-masalah teknis pengerjaan tugas dan keluaran yang diharapkan termasuk yang perlu dikonfirmasikan pula kepada pemberi tugas. Kajian pustaka. Proses ini bertujuan mencari informasi dan mempelajari permasalahan yang akan dipecahkan melalui preseden dalam perencanaan tata ruang dan pendekatan yang pernah dilakukan orang lain. Selain itu juga diharapkan dapat mempelajari hal-hal baru, termasuk pemikiran dan konsep yang mutakhir. Output: Pemahaman terhadap KAK sehingga dapat menentukan langkah selanjutnya yaitu survei awal.

Proses 2: survei awalInput: 1) Pemahaman KAK2) Kebijakan terkait3) Kondisi lapangan.Proses:Pada proses survei awal ini yang dilakukan adalah survei lapangan, survei ke lembaga terkait dan wawancara pakar.Survey awal, dilakukan dengan melihat kondisi eksisting, mewawancari pakar dan lembaga yang terkait dapat diketahui delineasi wilayah. Pengumpulan data dilapangan harus memenuhi persyaratan berikut: 1) Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, dimana data primer ini didapatkan langsung dengan observasi atau wawancara langsung dengan pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun kabupaten. 2) Data primer didukung dengan notulensi atau pun berita acara yang di tandatangani oleh instansi yang dikunjungi serta dilengkapi oleh dokumentasi foto atau film. 3) Data sekunder yang didapatkan harus data terbaru dengan kurun waktu 510 tahun sebelumnyaOutput: Pemahaman terhadap gambaran awal kawasan KSN Prambanan, mengetahui potensi dan permasalahan awal kawasan dan dapat dikeluarkan pertimbangan-pertimbangan delineasi kawasan, ketiga hal tesebut dapat digunakan untuk melakukan penyusunan rencana kerja dan gambaran awal wilayah.

Diagram alir 3.2

Proses 3: penyusunan rencana kerja & gambaran awalInput: 1) Pertimbangan delineasi2) Gambaran awal kawasan3) Potensi dan permasalahan awalProses:Penyusunan rencana kerja awal, merupakan tahapan persiapan sebelum melakukan penghimpunan data secara langsung melalui survai fisik lapangan, wawancara pihak-pihak berkompeten, baik secara individual, maupun secara berkelompok (FGD) di daerah. Tahapan ini meliputi: pengorganisasian, penjadwalan pelaksanaan pekerjaan serta penyusunan desain survai untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dengan pekerjaan. Pada tahapan ini dilakukan persiapan teknik dan administratif. Secara teknis meliputi, penentuan wilayah pengamatan, peta dasar, dan pedoman wawancara beserta preparat survai, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam proses ini meliputi: Persiapan dasar Persiapan dasar berupa pengkajian data/informasi dan pustaka yang telah ada, yang berkaitan dengan rencana wilayah yang hasilnya dapat berupa asumsi dan hipotesa kerja mengenai perspektif wilayah yang direncanakan,Penyiapan alat survai Alat survai yang perlu dipersiapkan meliputi peta-peta, pedoman wawancara, dan peralatan lain. Kerangka Acuan Kerja - Menyusun kerangka acuan kerja diskusi pembahasan (FGD) di daerah.Gambaran awal kawasan. Proses gambaran kawasan ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran sekilas tapi menyeluruh wilayah perencanaan, termasuk latar belakang permasalahan. Kajian atas kebijakan-kebijakan pembangunan dan tata ruang yang terkait, vertikal dan horisontal yang bisa didapat dalam dokumen rencana-rencana tata ruang terkait: RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten. Pemahaman atas wilayah menjadi modal yang kuat untuk menentukan delineasi wilayah perencanaan yang lebih pastiOutput: Rencana Kerja, usulan penetapan delineasi, nilai strategis yang telah teridentifikasi, isu strategis telah teridentifikasi serta potensi dan masalah awal.

Proses 4: pembahasan laporan pendahuluanInput: 1) Rencana kerja2) Usulan penetapan delineasi3) Nilai strategis telah teridentifikasi4) Isu strategis telah teridentifikasi5) Potensi dan permasalahan awal.Proses:Sebelum dilakukan pembahasan laporan pendahuluan, terlebih dahulu dilakukan penyusunan laporan pendahuluan yang memuat mengenai : 1) pemahaman konsultan terhadap substansi pekerjaan berikut tanggapan; 2) Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang tersebut dalam lingkup pelaksanaan kegiatan; 3) Daftar kebutuhan data dan informasi; 4) Rencana kerja rinci dan rencana mobilisasi tenaga ahli yang dilengkapi dengan rincian tugas dan keluaran yang dihasilkan oleh masing-masing tenaga ahli. Output: 1) Telaah jakstra tata ruang pada berbagai tingkatan dan peraturan/undang-undang2) Telaah MP Borobudur-Prambanan dan Kepres 19923) Elaborasi/analisis lanjut untuk penetapan zonasi (UU Cagar budaya)4) Elaborasi/analisis lanjutan untuk isu strategis5) Fakta dan analisis : rona fisik dan sumberdaya alam; lingkungan binaan dan prasarana; kependudukan; perekonomian; sosial budaya; kelembagaan dan pemanfaatan lahan

Proses 5: elaborasi/analisis lanjut untuk penetapan zonasiInput:Laporan Pendahuluan apabila disetujui dapat masuk ke langkah selanjutnya yaitu masuk ke dalam laporan antara, namun apabila belum disetujui mengulangi dari tahap penyusunan rencana kerjaProses:Telaah Jakstra TR berbagai tingkat dan peraturan/UU sebagai pedoman dalam menyusun tata ruang daerah tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan atau melanggar aturan yang telah diatur dalam UU.Telaah MP Borobudur Prambanan dan Kepres 1992sebagaipedoman dalam menyusun tata ruang daerah tersebut. Hal ini dilakukan tidak melakukan yang diatur oleh Kepres 1992.Elaborasi/analisis lanjut untuk penetapan zonasisebagai pedoman untuk mebuat zonasi ruang berdasarkan dari studi-studi yang telah ada.Fakta dan AnalisisA. Metode Pengumpulan DataKegiatan pengumpulan data dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Materi Teknis Rancangan Perpres KSN Candi Prambanan, pada prinsipnya merupakan kegiatan un-tuk mendapatkan suatu gambaran dan informasi mengenai kondisi eksisting wilayah perencanaan, serta potensi dan permasalahan dalam pembangunan dan penataan kota. Proses pengumpulan data akan meliputi pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer didapat dari survey lapangan dan pengamatan langsung ke lapangan guna menemukenali potensi maupun permasalahan pada wilayah peren-canaan secara menyeluruh. Pengumpulan data sekunder didapat melalui survey instansional untuk memperoleh datadata sekunder, baik datadata numerik maupun datadata (dokumen) kebijakan dan peraturan-peraturan yang terkait dengan proses pengendalian pemanfaatan ruang.Pengamatan lapangan dilakukan terutama untuk pengecekan ulang data sekunder dengan faktafakta yang terjadi. Kegiatan terutama difokuskan untuk mengetahui fenomena perubahan penggunaan lahan dan pemanfaatan ruang.Sebelum melakukan kegiatan survey perlu adanya persiapan-persiapan sebagai berikut, yaitu :1) Penyusunan daftar kebutuhan data yang diperlukan, yang ditujukan baik ke-pada instansi maupun lembaga maupun narasumber lain.2) Penyiapan tenaga ahli dan surveyor yang akan diterjunkan di lapangan.3) Inventarisasi data yang sudah ada, berupa data sekunder, dokumen-dokumen pendukung, kebijakan terkait maupun literatur. Inventarisasi data ini sangat perlu untuk menyusun strategi pengumpulan data yang dapat di-gunakan pada proses analisis.4) Pembuatan kerangka dasar, yang dipergunakan untuk berbagai kegiatan survey, analisis dan rencana.B. Kebutuhan DataDalam Penyusunan Materi Teknis Rancangan Perpres KSN Candi Prambanan, kegi-atan yang akan dilakukan adalah identifikasi kondisi wilayah perencanaan mencakup karakteristik fisik, lingkungan/ekologi sumber daya alam, sumber daya buatan, kegiatan sosial ekonomi, kependudukan dan unsur atau komponen pernbentuk ruang wilayah lainnya serta kinerja dan potensi yang masih dapat dikembangkan.Pada tahap ini, disamping data/informasi yang terakhir (tahun penyusunan) juga dikumpulkan data/informasi runtun waktu (time series). Data/informasi terakhir diper-lukan untuk melakukan kajiankajian yang berkaitan dengan peranan dan kedudukan wilayah perencanaan didalam konstelasi pembangunan wilayah KSN Candi Pram-banan, status atau tingkat perkembangan wilayah perencanaan, potensi sumber daya alam, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia yang dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan/sasaran pembangunan, tingkat pelayanan dan jangkauan pelayanan sarana prasarana sosial ekonomi yang ada serta beberapa isu/ permasalahan dalam pengembangan wilayah perencanaan. Beberapa data/ informasi yang dibutuhkan dalam Penyusunan Materi Teknis Rancangan Perpres KSN Candi Prambanan adalah sebagai berikut.1) Skala Wilayah (Makro)Data pokok dengan skala wilayah yang dibutuhkan mencakup tentang:a. Aspek kebijaksanaan regional yang diduga berpengaruh pada perkembangan kota yang direncanakan antara lain: Kebijaksanaan sektoral; Rencana pem-bangunan jangka panjang dan menengah daerah; dan Investasi pembangunan baik yang sudah, sedang maupun yang akan dilaksanakan.b. Aspek kependudukan antara lain : Jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, aga-ma, lapangan kerja, pendapatan, dalamhal jumlah, persebaran dan komposisi; dan Adat istiadat, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan lain-lain.c. Aspek perkonomian antara lain : Produksi tiap sektor kegiatan ekonomi dan pe-nyebarannya; Perkembangan tiap sektor ekonomi dan penyebarannya; dan Pola aliran barang dan jasa dalam proses koleksi dan distribusi.d. Aspek sumberdaya alam, antara lain : Keadaan tanah, air dan iklim; Keadaan tumbuh-tumbuhan; Sumberdaya alam yang belum diolah; dan Keadaan dan kondisi pengelolaan tanah.e. Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana : Jenis fasilitas yang ada, prasarana dan penyebarannya, baik fasilitas untuk menunjang kegiatan sosial maupun ekonomi; dan Kemudahan hubungan.2) Skala Kota (Mikro)Adapun data yang dibutuhkan mencakup tentang:a. Aspek kependudukan, sosial dan kebudayaan, antara lain :Jumlah dan penye-baran penduduk; Komposisi penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin; Tingkat pendidikan, agama, lapangan kerja, pendapatan dan lain-lain; Perkem-bangan penduduk dalam hal jumlah, persebaran dan komposisi; dan Adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan lain-lain.b. Aspek perekonomian antara lain :Keadaan besarnya sektor-sektor kegiatan perekonomian dan penyebarannya di kota kabupaten atau kecamatan yang ber-sangkutan; Sistim hubungan antar sektor kegiatan; dan Perkembangan keadaan perekonomian dalam hal besarnya produksi dan tingkat pertumbuhannya.c. Aspek fisik dasar, antara lain : Keadaan iklim; Keadaan topografi; Keadaan geo-logi dan struktural tanah; dan Keadaan hidrologi.d. Aspek tata guna tanah yang secara umum dirinci menurut jenis-jenis peng-gunaan perumahan, pemerintahan dan bangunan umum, perdaganganan, jasa, pelayanan sosial, jalur hijau atau ruang terbuka hijau, transportasi, penggunaan khusus seperti pariwisata, industri atau pergudangan dan sebagainya.e. Aspek fasilitas pelayanan : Jenis-jenis fasilitas-fasilitas, jumlah dan penyebaran-nya di wilayah kota baik untuk melayani kegiatan sosial maupun kegiatan ekon-omi; Jenis-jenis prasarana dan sarana perhubungan dan prasarana lingkungan seperti jalan, listrik, drainase, air minum baik dalam kualitas maupun kuantitas; dan Perkembangan mengani keadaan fasilitas dan prasarana/sarana, baik da-lam hal kualitas, kuantitas, maupun sumber dana yang digunakan bagi pembiayaan pembangunannya.f. Aspek administrasi/ pengelolaan pembangunan, terutama kecamatan dan kota, antara lain :Keadaan struktur organisasi kecamatan, tata kerja, khususnya yang menggambarkan mekanisme dan tata kerja unit pelaksana teknis yang ber-fungsi dalam pengendalian pelaksanaan rencana kota; Keadaan keuangan kecamatan, menganai volume pajak dan retribusi ditinjau menurut sumber be-serta perkembangannya; Keadaan status pemilik tanah secara umum; Keadaan tanah dan bangunan secara umum; dan Peraturan-peraturan daerah ataukebi-jaksanaan pemerintah daerah/kabupaten tentang pelaksanaan pembangunan.Selain data kuantitatif (angka-angka) kompilasi data juga akan dilakukan secara kualitatif, mengenai kondisi eksisting (sekarang), baik potensi maupun masalah yang dihadapi.C. Kebutuhan Data Penyusunan Materi Teknis Rancangan Perpres KSN Candi PrambananBerikut ini adalah data-data yang dibutuhkan guna mendukung analisis yang akan dilakukan:Tabel 3.1Kebutuhan Data Penyusunan Materi Teknis Rancangan Perpres KSN Candi PrambananNoJENIS DATAINSTANSITEKNIK SURVEI

Sumber Daya Alam

1Kondisi Fisik Alami KabupatenPotensi fisik Alami secara keseluruhan termasuk sumber daya mineral di wilayah yang bersangkutanBAPPEDA Kabupaten Klaten dan Sleman

Sekunder (RDTR)Wawancara

2List Jenis wisata alam yang terdapat di wilayah Kabupaten, baik yang sudah berkembang maupun belum dikembangkanDepartemen Pariwisata-

3Luasan sumber daya pertanian dan Peta guna lahan pertanianJenis tanaman apa yang layak dikembangkan di daerah yang bersangkutanBPN / Dep. PertanianDep. Pertanian-

4Sumber - sumber air baku untuk air minum dan petaSumber - sumber air baku untuk irigasi dan petaPDAMPU.Pengairan-

5Luasan sumber daya Hutan dan Peta sumber daya hutanDepartemen Kehutanan-

Kependudukan

1Jumlah dan Struktur Penduduk menurut :a. Umur b. Jenis Kelaminc. Agamad. Mata Pencaharian e. Tingkat Pendapatan Angkatan Kerja Penduduk menurut kesejahteraan :Penduduk miskin (prasejahtera, sejahtera, dll)Tingkat PengangguranData Monografi (Kabupaten dalam Angka) 3 - 5 tahun terakhirBKKBN Depnaker Survei Sekunder untuk Struktur Penduduk

2Aktivitas Penduduk di Sektor (Ekonomi, Sosial, Budaya)

Survei Primer berupa kuisioner mengenai aktivitas penduduk .Survei sekunder

3Faktor Pendorong dan Penarik terhadap Arus Keluar/ Masuk Penduduk dari WilayahSurvei Primer berupa kuisioner mengenai faktor pendorong dan penarik.

Perekonomian

1( Provinsi / Kabupaten/Kota ) dalam angka - Jumlah Tenaga kerja per sektor Provinsi/II tahun terakhir & Time Series.APBD Kabupaten/Kota dan PropinsiDippendaBPSInstansional

2( Provinsi / Kabupaten/Kota ) dalam angka - Jumlah PendudukPDRB Provinsi/ Kabupaten/KotaPendapatan / kapitaTabel Indeks GiniDippendaBPS Provinsi/IIInstansional

3Tabel transaksi antar sektor Provinsi/ Kabupaten/KotaTngkat Investasi ProvinsiKemampuan ekspor-impor Provinsi/ Kabupaten/KotaTingkat Konsumsi Provinsi/ Kabupaten/KotaTingkat produksi/sektor Provinsi/ Kabupaten/KotaAPBD Kabupaten/Kota dan PropinsiBPS Jateng/DIYBKPM Jateng & DIYDipenda/Pemda/Bappeda KabupatenInstansional

4Kebijaksanaan-kebijaksanaan (RTRWN,RTRWP,RUTRK, dll)Potensi, kendala, peluang, dan hambatan dari tiap-tiap Provinsi/ Kabupaten/KotaBappeda Tk Id an Tk IIInstansional

Sarana dan Prasarana

1Panjang jalan berdasarkan kelasnyaPanjang jalan berdasarkan jenis permukaan jalanPanjang jalan berdasarkan kondisi jalanJumlah dan kondisi terminal angkutan barang dan orangKelas Pelabuhan Laut, Terminal kontainerJumlah angkutan barang dan orangKelas Pelabuhan UdaraJumlah angkutan barang dan orangBPSPU Binamarga Tk IBappeda Tk ISurvei instansional

2Sumber air bersihJumlah dan lokasi IPAKapasitas penyediaan air bersihKebutuhan air bersihJaringan distribusi air bersih (Peta dan Data)Jumlah pemakai air bersihBPSPU PengairanBappeda PropinsiPDAM ProvinsiPDAM KabupatenSurvei instansional

Kebutuhan energi listrikDaya yang dihasilkanDaya yang terpasangKebutuhan menurut aktifitasPLN ProvinsiPLN KabupatenBappeda PropinsiBPSSurvei instansional

Banyaknya STOBanyaknya SSTBanyaknya pelangganKebutuhan menurut aktifitasPemakaian pulsaJumlah utilitas teleponJaringan telepon ( Data dan Peta)TELKOMSurvei instansional

Jenis dan panjang jaringan drainase (Data dan Peta) Banyaknya GenanganJaringan air limbah ( Data dan Peta)Produksi air limbahDaya tampung jaringanPengelolaan Limbah Jumlah TPA/TPSSistem PengolohanProduksi Sampah menurut aktifitasJumlah dan kondisi tamanJenis PenghijauanBappeda PropinsiPU PengairanDKPBPS

Survei instansional

Keuangan dan Pengelolaan

1Poldas & Repelita Provinsi Hasil Rakorbang & RakonregRencana pembangunan / program kerja sektoral ProvinsiBappeda

Survey Instansional:Survey SekunderSurvey Primer : wawancara

2Struktur Organisasi LembagaProgram Kerja LembagaBappedaDipendaDepsosBKPMDBakortasDipartaDeperindagBiro Lingkungan HidupDep. PertanianDep. PerhubunganDep. Pertambangan & EnergiDllSurvey Instansional:Survey SekunderSurvey Primer: wawancara

3Struktur Organisasi LembagaProgram Kerja LembagaBappedaDipendaSurvey InstansionalSurvey Sekunder

Survey Primer : wawancara

4Jutlak Program Kerja Wilayah BappedaSurvey InstansionalSurvey SekunderSurvey Primer : wawancara

5 Target Perencanaan Sektoral Hasil analisis tiap sektorSurvei sekunder

6 Poldas, Repelitada, Peraturan Daerah, GBHN,RTRWN,RTRWP.Bappeda, BPSSurvei sekunder

7 Hasil Rencana Instansi Vertikal di daerahDPU, Depdagri, Depsos, Depdikbud, PLN, Perum Perumnas, Telkom,Survei sekunder

8Pendapatan dan pengeluaran daerah, baik dari APBN, APBD I, APBD II , Inpres, Bantuan Luar Negeri, Kerjasama SwastaBappedaSurvei sekunder

a. Perkembangan Sosial kependudukanDimaksudkan untuk melihat gambaran kegiatan sosial kependudukan, baik tingkat pertumbuhan penduduk, ukuran keluarga, budaya atau aktifitas sosial penduduk termasuk tradisi serta pergerakan penduduk (migrasi) yang mencerminkan daya tarik kawasan.b. Prospek pertumbuhan ekonomiDimaksudkan untuk melihat gambaran sektor sektor pendorong perkembangan ekonomi dan tingkat perkembangan yang dapar dilihat dari faktor ketenagakerjaan, PDRB, kegiatan usaha dan perkembangan penggunaan tanah dan produktivitasnya.c. Daya dukung fisik dan lingkunganDimaksudkan untuk melihat kemampuan fisik dan lingkungan perkotaan dalam mendorong pengembangan yang akan terjadi maupun yang ada saat ini. Termasuk diantaranya adalah untuk mengidentifikasikan lahan lahan potensial bagi pengembangan selanjutnya. Informasi yang dibutuhkan bagi keperluan tersebut antara lain : Kondisi tata guna tanah ( penggunaan tanah); Kondisi bentang alam kawasan; Letak geografis; Sumber daya air; Kondisi lingkungan yang tergambarkan dari kondisi topografis dan pola drainase; Sensitivitas kawasan terhadap lingkungan, bencana alam dan gempa; Status dan nilai tanah dan Ijin lokasi.d. Daya dukung prasarana dan fasilitas perkotaanDimaksudkan untuk melihat kondisi tingkat pelayanan prasarana dan sarana perkotaan bagi kebutuhan aktivitas penduduk perkotaan dalam menunjang fungsi dan peran kawasan di wilayah perkotaan. Informasi yang dibutuhkan antara lain : Jenis infrastruktur perkotaan; Jangkauan pelayanan; Jumlah penduduk yang terlayani dan Kapasitas pelayanan.Dengan informasi tersebut diharapkan dapat diformulasikan kondisi kawasan terutama yang menyangkut keserasian dan keterpaduan pengembangan kawasan perkotaan, antara pengembangan kota inti dan pusat pusat aktivitas maupun wilayah pengaruhnya. Formulasi kondisi kawasan tersebut mencakup permasalahan, potensi, peluang serta tantangan yang adamaupun kecenderungan yang akan datang.Output: Untuk bagian telaah kebijakan tata ruang dari berbagai tingkatan dan telaah MP Borobudur dan Prambanan dan kepres 1992 menghasilkan kesesuaian Jak TR UU MP. Dan bila telah ditambah dengan Elaborasi/analisis lanjut untuk penetapan zonasi dan elaborasi isu strategis menghasilkan output zonasi KSN prambanan dan kesesuaian pemanfaatan ruang. Untuk fakta dan analisis menghasilkan kesesuaian pemanfaatan lahan dan tren pertumbuhan dan perubahan.

Proses 6: analisis arahan pengembangan strategis KSNInput:1. Kesesuaian Jak TR UU MP.2. Zonasi KSN Prambanan3. Kesesuaian Pemanfaatan Lahan4. Tren Pertumbuhan dan PerubahanProses:Perumusan Masalah Potensi Dan Isu Strategi Ksnsebagai tolok ukur untuk mengetahui masalah dan isu dan bisa lebih mengerucut.Mengukuhkan deliniasisebagai batasan wilayah yang akan disusun sebagai KSN berdasarkan dari analisis yang sudah ada.Fokus penanganan sebagai dasar agar dapat melakukan penanganan masalah dan focus dalam penanganan masalah tersebut.Analisis daya tampung kawasan ini digunakan sebagai tolok ukur penentuan kawasan terbangun nantinya.Analisis arahan pengembangan strategis KSN sebagai tolok ukur untuk mengembangkan kawasan strategis nasional nantinya..

Output: Harus dapat menjelaskan mengenai masalah dan potensi kawasan tersebut. Selain itu juga didapatkan visi dari pengembangan yang akan dilakukan. Setelah itu juga pokok pengembangan, daya dukung dan tampung dari kawasan tersebut. Tak lupa juga adanya butir-butir penyesuaian.

Proses 7: perumusan sistem tujuan, skenario & konsepInput:1) Masalah dan potensi2) Visi pengembangan3) Pokok pengembangan4) Daya dukung dan tampung 5) Butir butir penyesuaianProses:Perumusan sitem tujuandigunakan untuk merumuskan tujan dari perencanaan KSN Prambanan.Skenario dan konsepbertujuan untuk menentukan langkah dan konsep yang digunakan dalam perencanaanArahan desain kawasan sebagai patokan dalam mendesain kawasan strategis nasional prambananArahan strategi struktur dan polasebagaimenentukan struktur dan pola yang digunakanArahan untuk tata bangunan dan lingkungan kawasansebagai acuan untuk menentukan dan menata bangunan dan lingkungan sekitar kawasan.Output: Dengan melakukan proses tadi harus didapatkan sistem tujuan, skenario dan konsep, arahan desain KSN dan arahan strategi dan pola. Serta mendapatkan juga arahan pemanfaatan dan pengendalian ruang.

Proses 8: pembahasan laporan antaraInput:1. Sistem Tujuan2. Konsep dan Skenario3. Arahan Desain KSN4. Arahan Struktur dan Pola5. Arahan Pemanfaatan dan Pengendalian RuangProses:Malakukan pembahasan laporan antara. Apabila disetujui maka dapat masuk ke laporan akhir namun apabila tidak diterima kembali ke proses 6.Output: Langakah awal memasuki laporan akhir yaitu penjabaran tata bangunan dan lingkungan pada zona, penyusunan rencana struktur dan pola, penyusunan rencana pemanfaatan, penyesuaian TB dan RTH seperti amplop, arsitektur, BTS dan lain-lain, penyusunan rencana pengendalian, menyusun kelembagaan, penyusunan indikasi program.

Proses 9: Penjabaran TBL pada zona inti, penyangga & pengembanganInput: Pembahasan laporan antaraProses:Pada pembahasan laporan antara apabila disetujui dapat masuk ke langkah selanjutnya yaitu masuk ke dalam laporan akhir, namun apabila belum disetujui mengulangi dari tahap perumusan masalah, potensi, pengukuhan delineasi, analisis daya tampung kawasan dan analisis arahan perkembangan KSN.1. Tahap Penyusunan Peraturan ZonasiStandar aturan yang perlu disiapkan : (1.) Kegiatan yang diperbolehkan; Kegiatan yangdilarang; (2.) Aturan khusus untuk kegiatan; (3.) Kegiatan tambahan dan aturan-nya; (4.) Kegiatan bersyarat dan aturannya; (5.) Pengecualian khusus; (6.) Ketentuan luas persil (minimum/maksimum); (7.) Ketentuan luas pekarangan (sempadan depan, samping, belakang); (8.) KDB maksimum; (9.) Luas minimum lantai bangunan; (10.) Batas tinggi bangunan; (11.) dan Variansi.Sedangkan Tahapan Penyusunan Peraturan Zonasi adalah sebagai berikut : (1) Penyusunan klasifikasi zonasi; (2) Penyusunan daftar kegiatan; (3) Penetapan/ delineasi blok peruntukan; (4) penyusunan aturan teknis zonasi (Kegiatan dan penggunaan lahan; Intensitas pemanfaatan ruang; Tata massa bangunan; Pra-sarana; Lain-lain/tambahan; dan Aturan khusus); (5) Penyusunan standar teknis; (6) Pemilihan teknik pengaturan zonasi; (7) Penyusunan peta zonasi; (8) Penyusunan aturanpelaksanaan; (9) Penyusunan perhitungan dampak; (10) Peran serta masya-rakat; (11) Penyusunan aturan administrasi zonasi1) Penyusunan klasifikasi zonasi;Klasifikasi zona merupakan jenis dan hirarki zona yang disusun berdasarkan kajian teoritis, kajian perbandingan, maupun kajian empirik untuk digunakan di daerah yang disusun Peraturan Zonasinya. Klasifikasi zona sekaligus merupakan generalisasi dari kegiatan atau penggunaan lahan yang mempunyai karakter dan/ atau dampak yang sejenis atau yang relatif sama. Tujuannya adalah menetapkan zonasi yang akan dikembangkan pada suatu wilayah perkotaan, serta menyusun hirarki zonasi berdasarkan tingkat gangguannya.Hirarki yang dianjurkan adalah Peruntukan Zona Hirarki 5, menunjukkan pe-nggunaan yang lebih detail/rinci untuk setiap peruntukan hirarki 4, mencakup blok peruntukan dan tata cara/aturan pemanfaatannya.Kode Zonasi:a. Setiap zonasi diberi kode yang mencerminkan fungsi zonasi yang di-maksud. b. Nama kode zonasi dapat disesuaikan dengan RTRW yang berlaku di daerah masing-masing.c. Nama kode zonasi diupayakan bersifat universal seperti yang banyak di-gunakan di luar negeri.Contoh:A-1 Agriculturaldistrict (pertanian)R-1 One and twofamily residentialdistrict (perumahan)R-2 Multifamily residentialdistrict (perumahan)R-3 Mobile home residentialdistrict (perumahan)R-4Planned unit development district (perumahan)C-1Commercialdistrict (low density) (komersial)C-2Commercialdistrict (medium density) (komersial)M-1Light industrial (manufactur)district (industri)M-2Heavy industrial (manufactur) district(industri)FC-1Floodplain or conservation district2) Penyusunan daftar kegiatan;Daftar berisi rincian kegiatan yang ada, mungkin ada atau prospektif dikembang-kan pada suatu zona yang ditetapkan.

Contoh Daftar Kegiatan:

Gambar 3.1 Tahapan Penyusunan Peraturan Zonasi1. Penyusunan Klasifikasi Zona3. Penetapan Delineasi Blok Peruntukan4. Penyusunan Aturan Teknis Zonasi4.b.Intensitas Pemanfaatan Ruang4.c.Tata Massa Bangunan4.d.Prasarana4e.Aturan Lain4.f.Aturan KhususJenis Aturan:PreskriptifKinerjaPendekatan Issue of Concerns Scope of Isues11. Penyusunan Aturan Administrasi Zonasi8. Penyusunan Aturan Pelaksanaan6. Pilihan Teknik Pengaturan Zonasi7. Penyusunan Peta Zonasi9. Penyusunan Aturan Dampak 5. Penyusunan Standar2. Penyusunan Daftar Kegiatan4.a.Kegiatan dan Penggunaan Lahan10. Peran Serta Masyarakat

3) Penetapan/deliniasi blok peruntukan;Blok peruntukan merupakan sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang nyata (seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, SUTET, pantai, dan lain-lain), maupun yang belum nyata (rencana). Setiap blok peruntukan diberikan penomoran. Nomor blok peruntukan dapat didasarkan pada kode pos berdasarkan desa/kelurahan, diikuti dengan 3 digit nomor blok. Nomor blok dapat dipecah menjadi beberapa subblok.

Contoh Penentuan Blok Peruntukan

Nomor blok = [kode pos]-[3 digit angka].[huruf]Contoh = Blok 40132-001

4) Penyusunan aturan teknis zonasi:Aturan teknis zonasi merupakan aturan pada suatu zonasi yang berisi ketentuan pemanfaatan ruang, ketentuan tata massa bangunan, ketentuan prasarana mini-mum yang harus disediakan, aturan lain yang dianggap penting, dan aturan khusus untuk kegiatan tertentu.Jenis aturan teknis:a. Panduan preskriptif (prescriptive guidelines)Peraturan yang memberikan ketentuan-ketentuan yang dibuat sangat ketat, rinci dan terukur. Contoh: luas minimum, tinggi maksimum, KDB maksimum.b. Panduan kinerja (performance guidlines)Peraturan yang menyediakan berbagai ukuran serta kriteria kinerja dalam memberikan panduannya, yang tidak ketat. Contoh: kegiatan baru tidak boleh menurunkan rasio volume lalu-lintas dan kapasitas jalan (V/C ratio) di bawah D.Pertimbangan penyusunan aturan:1) Aspek yang diperhatikan (issues of concern)Pokok perhatian atau kriteria yang menjadi dasar penyusunan aturan (misal: keselamatan, keamanan)2) Komponen yang diatur (scope of issues)Komponen yang diatur berdasarkan pokok perhatian yang terkait. Contoh: KDB, KLB, kepadatan bangunan, dll.

Cakupan aturan:a. Aturan kegiatan penggunaan lahan: aturan yang berisi kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan bersyarat, diperbolehkan terbatas atau dilarang pada suatu zona.b. Aturan intensitas pemanfaatan ruang: besaran pembangunan yang diperbolehkan berdasarkan batasan KDB, KLB, KDH atau kepadatan penduduk.c. Aturan tata massa bangunan: bentuk, besaran, peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu persil/tapak yang dikuasai.d. Aturan prasarana minimum ruang: kelengkapan dasar fisik bangunan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagai-mana mestinya.e. Aturan khusus: aturan lain yang dapat ditambahkan pada setiap zonasi. 5) Penyusunan standar teknisTerdapat 2 jenis standar teknis:a. Standar Preskriptif : Standar yang memberikan panduan yang sangat ketat, rinci, terukur serta seringkali dilengkapi rancangan desain. Mem-berikan kemudahan dalam pelaksanaan/ penggunaannya, tetapi mem-batasi perancangan/ arsitek dalam menuangkan kreasinya (Brough1985).b. Standar Kuantitatif: Standarkuantitatif menetapkan secara pasti ukuran maksimum atau minimum yang diperlukan, biasanya mengacu pada kebutuhan minimum. Contoh standar kuantitatif: KDBmaksimum 60%, KLB maksimum 3,0; Tinggi bangunanmaksimum3lantai,atau 16m.c. Standar Desain : merupakan kelanjutanataukelengkapandari standar kuantitatif. Contoh standardesain: desain parkir, tikungan jalan.d. Standar Kinerja : menghasilkansolusirancanganyang tidak mengatur langkahpenyelesaiansecaraspesifik(Listokin 1995).e. StandarSubyektif : Standaryangmenggunakanukuran subyektif/ deskriptif sebagaiukurankinerjanya. Contoh standar subyektif: pe-nambahan bangunan tidak boleh mengurangi keindahan, kenyamanan, kemudahan, keselamatan.f. Standar Kualitatif: standar yang menetapkan ukuran kinerja dari suatu kegiatan dengan menggunakan ukuran maksimum atau minimum.g. Standar Nasional Indonesia (SNI)

6) Penyusunan peta zonasiPetayangberisi kodezonasidi atasblokdansubblok yang telah didelineasikan sebelumnya. Subblok peruntukan merupakan pembagian peruntukan dalam satu blok peruntukan berdasarkan perbedaan fungsi yang akan dikenakan. Bila suatu blok peruntukan akan ditetapkan menjadi beberapa kode zonasi,maka blok peruntukan tersebut dapat dipecah menjadi beberapa subblok peruntukan.Penentuan blok peruntukan didasarkan pada:a. Kesamaan karakter blok peruntukanb. Kesesuaian dengan ketentuan khusus yang sudah ada (KKOP, pelabuhan, terminal, dll)c. Karakteristik lingkungan (batasan fisik) dan administrasiPembagian zona dengan pertimbangan batasan fisik jalan (termasuk 1 blok dengan batas jalan), gang, brand gang, batas kapling dan orientasi bangunan, lapis bangunan.

Pembagian zona dengan pertimbangan batasan fisik sungai, lapis bangunan, rencana jalan, jalan, gang, batas kapling dan orientasi bangunan.

7) Penyusunan aturan pelaksanaana. Aturan variansi pemanfaatan ruangVariansi pemanfaatan ruang adalah kelonggaran/keluwesan yang diberikan untuk tidak mengikuti aturan zonasi yang ditetapkan pada suatu persil tanpa perubahan berarti (signifikan) dari peraturan zonasi yang ditetapkan.b. Aturan insentif dan disinsentifInsentif : mendorong/merangsang pembangunan yang sesuai dengan RTR, mendorong pembangunan yang memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat, mendorong partisipasi masyarakat dan pengembang dalam pelaksanaan pembangunan.Contoh : kemudahan izin, penghargaan, keringanan pajak, kompensasi, imbalan, pola pengelolaan, subsidi prasarana, bonus/ insentif, pengalihan hak membangun, ketentuan teknis lainnya.Disinsentif : menghambat/membatasi pembangunan yang tidak sesuai de-ngan rencana tata ruang, menimbulkan dampak yang cukup besar bagi masyarakat di sekitarnya.Contoh: perpanjangan prosedur, perketat/tambah syarat, pajak tinggi, retri-busi tinggi, denda/charge, pembatasan prasarana, dll.Pertimbangan aturan ini adalah pergeseran tata ruang tidak menyebabkan dampak yang merugikan bagi pembangunan kota; pada hakekatnya tidak boleh mengurangi hak masyarakat sebagai warga negara; tetap mem-perhatikan partisipasi masyarakat di dalam proses pemanfaatan ruang untuk pembangunan oleh masyarakat.c. Aturan perubahan pemanfaatan lahanPerubahan pemanfaatan lahan adalah pemanfaatan lahan yang berbeda dari penggunaan lahan dan peraturannya yang ditetapkan dalam Peraturan Zonasi dan Peta Zonasi. Tujuannya adalah membuka peluang yang lebih besar bagi pihak swasta dalam berpartisipasi dalam pembangunan secara seimbang.Kriteria perubahan antara lain: terdapat kesalahan petadan/atau informasi; rencana yang disusun menyebabkan kerugian bagi masyarakat atau kelompok masyarakat, rencana yang disusun menghambat pertumbuhan perekonomian kota; permohonan/usulan penggunaan lahan baru menjanjikan manfaat yang besar bagi lingkungan.d. Aturan dampak pemanfaatan ruangTingkat gangguan akibat dampak perubahan pemanfaatan ruang antara lain terdiri dari intensitas gangguan tinggi, sedang, rendah dan tidak ada gangguan (gangguan diabaikan).8) Penyusunan Aturan PelaksanaanAturan Variansi Pemanfaatan Ruang :Variansi pemanfaatan ruang adalah kelonggaran / keluwesan yang diberikan untuk tidak mengikuti aturan zonasi yang ditetapkan pada suatu persil tanpa perubahan berarti (signifikan) dari peraturan zonasi yang ditetapkan.Aturan Insentif Dan Disinsentif:a. Insentif : (1) Mendorong/ merangsang pembangunan yang sesuai dengan RTR; (2) Mendorong pembangunan yang memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat; (3) Mendorong partisipasi masyarakat dan pengembang dalam pelaksanaan pembangunan;b. Disinsentif : (1) Menghambat/ membatasi pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang; (2) Menimbulkan dampak yang cukup besar bagi masyarakat di sekitarnya.Aturan Perubahan Pemanfaatan Lahan : pemanfaatan lahan yang berbeda dari penggunaan lahan dan peraturannya yang ditetapkan dalam Peraturan Zonasi dan Peta Zonasi.Gambar 3.2 Tahapan Aturan perubahan Pemanfaatan Lahan

Kategori Perubahan :Berdasarkan Ketentuan/Aturan PerubahanPerubahan bersyarat , dengan pertimbangan-pertimbangan khusus dan 9) Aturan Dampak Pemanfaatan RuangKategori Gangguan : intensitas gangguan tinggi; Intensitas gangguan sedang; Intensitas gangguan rendah; tidak ada gangguan (gangguan diabaikan)Kategori Perubahan Tingkat Gangguan :a. Menurunkan tingkat gangguan : penurunan tinggi; penurunan sedang; penurunan rendahb. Tingkat gangguan tetapc. Meningkatkan gangguan : peningkatan rendah, peningkatan sedang, peningkatan tinggiJenis Dampak : Dampak Ekonomi; Dampak Sosial; Dampak Lingkungan; dan Dampak LaluLintas10) Peran serta Masyarakata. Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan wilayah kabupaten/ kota;b. Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan, baik itu pelaksanaan maupun pengendaliannya;c. Bantuan untuk merumuskan klasifikasi penggunaan lahan yang akan atau telah dikembangkan di wilayah kabupaten/ kota yang bersangkutan;d. Bantuan untuk merumuskan zonasi pembagian wilayah kabupaten/ kota, misalnya mengusulkan pembatasan lingkungan peruntukan;e. Bantuan untuk merumuskan pengaturan tambahan, yang berhubungan dengan pemanfaatan terbatas dan pemanfaatan bersyarat;f. Pengajuan keberatan terhadap peraturan-peraturan yang akan dirumuskan (rancangan);g. Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan dan atau bantuan tenaga ahli;h. Ketentuan lain yang sesuai dengan kebijakan pemerintah kabupaten/ kota

Output: Output dari Penjabaran TBL pada zona inti, penyangga dan pengembangan adalah desain kawasan; rencana perlindungan; rencana struktur dan pola ruang; rencana tata bangunan dan ruang terbuka hijau; arahan peraturan zonasi dan arahan perijinan yang semua output dari proses tersebut di seminar kan.

Proses 10: SeminarInput: 1) Desain kawasan2) Rencana perlindungan3) Rencana struktur dan pola4) Rencana tata bangunan dan ruang terbuka hijau5) Peraturan zonasi6) Arahan perijinan.Proses:Pada proses seminar ini yang dilakukan adalah pematangan dari hasil rencana yang kemudian hasilnya akan menjadi format raperpresOutput: Perbaikan/penyempurnaan dan format raperpres.

Proses 11: Perbaikan & penyempurnaan format perpresInput: SeminarProses:Pada proses ini dilakukan perbaikan dan penyempurnaan format raperpres untuk kemudian dilakukan konsinyasi.Output: RTR KSN, AP Zonasi dan Naskah akademik untuk kemudian dilakukan konsinyasi.

Proses 12: KonsinyasiInput: Perbaikan & penyempurnaan format perpresProses:Pada proses ini dilakukan konsinyasi yang hasilnya akan menjadi raperpres.Output: Naskah Raperpres.

Proses 13: Proses BKPRNInput: Naskah Raperpres Proses:Pada proses ini dilakukan Pembahasan di forum Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN), merupakan langkah yang harus ditempuh untuk mendapatkan persetujuan substansi Rancangan Peraturan presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional dari Menteri Pekerjaan Umum (PU). Selain itu, maksud dari dilaksanakannya forum BKPRN ini adalah untuk mensinkronisasikan RTR KSN dengan RTRW Nasional dan peraturan perundang-undangan lainnya untuk menjadi raperpres.Output: Raperpres.

Jadwal Penugasan Tenaga Ahli Tugas dan kewajiban Tim Konsultan akan mencakup sebagaimana diatur dalam Kerangka Acuan Kerja pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan. Konsultan harus mempertimbangkan segala hal dan kemungkinan sesuai dengan kondisi lapangan yang ada sehingga tercapai evaluasi sampai tingkat optimal dari investasi yang akan dikeluarkan dan pentahapan pelaksanaan pekerjaan serta sesuai persyaratan teknis yang ditentukan. Konsutan akan menyediakan jasanya semaksimal mungkin sehingga dapat terwujud hasil evaluasi dan rekomendasi yang mencakup segala persyaratan yang ditetapkan dan dipertanggung jawabkan, dengan mengusahakan sedikit mungkin adanya perubahan-perubahan atau evaluasi tambahan lainnya di kemudian hari.Dalam melaksanakan pekerjaan penyedia jasa akan menugaskan beberapa tenaga ahli dalam menyelesaikan pekerjaan. Dibawah ini jadwal penugasan tenaga ahli :

KSN Prambanan 13 26

Tabel 3.2Jadwal Penugasan Tenaga AhliNoPosisiNama PersonilBulan KeJmlh MMKet

IIIIIIIVVVIVII

1Ahli Perkotaan Ir. Widya Wijayanti, MURP, MPH7

2Ahli Perencanaan KotaHaryanto Joko Santoso, ST7

3Ahli LingkunganAlex Luqman Setiowibowo, ST7

4Ahli Pariwisata Andi Murgan Istiyadi, SE7

5Ahli ArkeologiDra. Dyah Wijaya Dewi, M.Hum7

6Ahli GIS/PemetaanIr. Gatot Suritno7

7Ahli HukumSafik Fauzi, SH, Mhum7

8Ahli GeologiIr. Purnomo Ari Wibowo, MM7

9Ahli Sosial BudayaDrs. Suharto, MSi3

10Ahli Kebijakan PublikDra. Siti Nuranda Rusmini7

11Asisten ArkeologiAri Kristian, S.S7

12Asisten GIS/Pemetaan Ir. Franciskus Tri Dwi Budiriyanto7

KSN Prambanan 13 27

Komposisi Dan Penugasan KomposisI tim dalam melaksanakan kegiatan sesuai yang disyaratkan pada kerangka acuan kerja yaitu :1. Ahli Perkotaan (Team Leader)2. Ahli Perencanaan Kota3. Ahli Lingkungan4. Ahli Pariwisata5. Ahli Arkeologi6. Ahli GIS/Pemetaan7. Ahli Hukum8. Ahli Geologi9. Ahli Sosial Budaya10. Ahli Kebijakan Publik11. Asisten Arkeologi12. Asisten GIS/Pemetaan Tim konsultan memberikan usulan mengenai tenaga ahli yang ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Penyusunan Materi Teknis dan Rancangan Perpres RTR KSN Candi Prambanan. Komposisi Tim Penyedia jasa dapat dilihat pada tabel dibawah iniTabel 3.3Komposisi Tim dan PenugasanNoNama PersonilBidang KeahlianPosisi DiusulkanUraian PekerjaanJumlah Orang Bulan

TENAGA AHLI

1Ir. Widya Wijayanti, MURP, MPHAhli Perkotaan Ketua Tim Merumuskan sasaran, menyiapkan program dan kerangka kerja serta merumuskan batasan dan potensi pengembangan. Berkewajiban untuk memberikan petunjuk dan pengarahan pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut metode dan prosedur. Menyelenggarakan pertemuan/forum koordinasi dan diskusi dengan pihak terkait dalam rangka mengidentifikasi potensi kawasan perencanaan dan permasalahan yang dihadapi. Melaksanakan dalam mengoordinasikan dan melaporkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.7

2Haryanto Joko Santoso, STAhli Perencanaan KotaAnggota Meninjau dan menganalisis aspek prasarana wilayah dalam kegiatan pemanfaatan ruang, Menganalisis potensi dan masalah prasarana wilayah di wilayah perencanaan, Menganalisis dan memunculkan konsep penanganan masalah prasarana wilayah7

3Alex Luqman Setiowibowo, STAhli LingkunganAnggota Meninjau dan menganalisis aspek lingkungan dalam kegiatan pemanfaatan ruang Menganalisa potensi dan masalah lingkungan di kawasan perencanaan Menganalisa dan memunculkan konsep penanganan masalah lingkungan.7

4Andi Murgan Istiyadi, SEAhli Pariwisata Anggota Meninjau dan menganalisis aspek pariwisata dalam kegiatan pemanfaatan ruang. Menganalisa potensi dan masalah pariwisata di kawasan perencanaan. Menganalisa dan memunculkan konsep penanganan masalah pariwisata7

5Dra. Dyah Wijaya Dewi, M.HumAhli ArkeologiAnggota Menganalisis, meneliti dan mengamati sisa-sisa peninggalan kuno. Menganalisis karakteristik candi-candi di wilayah studi dan hubungannya dengan kawasan sekitar mempelajari aspek budaya, perilaku dan teknologi manusia hidup dalam peradaban lama dan masa kini.7

6Ir. Gatot SuritnoAhli GIS/PemetaanAnggota Meninjau dan menganalisis aspek geografis pemetaan dalam kegiatan pemanfaatan ruang. Menganalisa potensi dan masalah Sistem informasi geografis di kawasan perencanaan. Menganalisa dan memunculkan konsep penanganan masalah sistem informasi geografis.7

7Safik Fauzi, SH, MhumAhli HukumAnggota Meninjau dan menganalisis aspek hukum dalam kegiatan pemanfaatan ruang Menganalisa potensi dan masalah hukum di kawasan perencanaan Menganalisa dan memunculkan konsep penanganan masalah hukum.7

8Ir. Purnomo Ari Wibowo, MMAhli GeologiAnggota Meninjau dan menganalisis aspek geologi dalam kegiatan pemanfaatan ruang. Menganalisa potensi dan masalah geologi di kawasan perencanaan. Menganalisa dan memunculkan konsep penanganan masalah geologi.7

9Drs. Suharto, MSiAhli Sosial BudayaAnggota Meninjau dan menganalisis aspek sosial budaya dalam kegiatan pemanfaatan ruang. Menganalisa potensi dan masalah sosial serta budaya di kawasan perencanaan. Menganalisa dan memunculkan konsep penanganan masalah sosial budaya.3

10Dra. Siti Nuranda RusminiAhli Kebijakan PublikAnggota Meninjau dan menganalisis aspek hukum dan kebijakan publik dalam kegiatan pemanfaatan ruang. Menganalisa potensi dan masalah yang berhubungan dengan kebijakan publik di kawasan perencanaan. Menganalisa dan memunculkan konsep penanganan masalah hukum dan kebijakan publik.7

11Ari Kristian, S.SAsisten ArkeologiAsisten Membantu tenaga ahli menganalisis, meneliti dan mengamati sisa-sisa peninggalan kuno. Membantu tenaga ahli menganalisis karakteristik candi-candi di wilayah studi dan hubungannya dengan kawasan sekitar mempelajari aspek budaya, perilaku dan teknologi manusia hidup dalam peradaban lama dan masa kini.7

12Ir. Franciskus Tri Dwi BudiriyantoAsisten GIS/Pemetaan Asisten Membantu tenaga ahli untuk menganalisis aspek geografis pemetaan dalam kegiatan pemanfaatan ruang. Membantu tenaga ahli untuk Menganalisa potensi dan masalah Sistem informasi geografis di kawasan perencanaan. Membantu tenaga ahli untuk Menganalisa dan memunculkan konsep penanganan masalah sistem informasi geografis.7

3.5 JADWAL PEKERJAAN Pekerjaan Penyusunan Penyusunan Materi Teknis dan Rancangan Peraturan Presiden Rencana Tata Ruang KSN Candi Prambanan ini dibatasi oleh: Jangka waktu pelaksanaan sebagaimana ditentukan dalam kerangka acuan kerja adalah selama 7 (tujuh) bulan Tahapan kegiatan yaitu seluruh rangkaian kegiatan yang diperlukan berkaitan dengan keluaran yang harus dihasilkan dan lingkup substansi yang harus dihasilkan akan berpengaruh pada tahapan dan jadwal pelaksanaan Kedua hal tersebut menjadi input untuk merumuskan rencana kerja dengan batasan waktu yang telah ditetapkan.Perincian kegiatan dengan alokasi waktu dapat dilihat pada tabel berikut:

KSN Prambanan 13 30

Contoh Pengisian Form Survei

KSN Prambanan 13 31

Tabel 3.3Contoh Daftar KegiatanPerumahanKomersialIndustriPertambanganFasilitas PelayananPemerintahan dan Pertahanan KeamananPertanianTransportasiHutanRTHCampuran

1. Berdasarkan jenis bangunan : Rumah Tunggal Rumah Kopel Rumah Deret Townhouse Rumah Susun rendah (< 5 lantai) Rumah Susun Sedang (5 s.d. 8 lantai) Rumah Susun Tinggi (> 8 lantai) Perdagangan1. Jenis Tempat Warung Toko Pertokoan Pasar tradisional Pasar lingkungan Penyaluran grosir Pusat perbelanjaan Supermarket Mall Plaza Shopping Center

1. Berdasarkan besaran modal dan/ atau tenaga kerja : industri besar industri sedang industri kecilPP 27 tahun 1980 (penggolongan bahan2 galian)

Pertambangan strategis (a) Pertambangan vital (b) Pertambangan lainnya (c)Pendidikan TK SD/MI SLTP/MTS SMU/MA/SMAK Akademi/ Perguruan Tinggi Kantor pemerintah Pusat/Nasional Kantor Provinsi Kantor Kota/ Kabupaten Kantor kecamatan Kantor Kelurahan

Pertanian Sawah Ladang Kebun Hortikultur dan Rumah kaca Pembibitan Pengolahan hasil pertanian Pergudangan hasil panen Penjualan tanaman/ bunga yang dikembangbiakkan Terminal Tipe A Terminal Tipe B Terminal Tipe C Stasiun Pelabuhan Bandar udara umum Bandar udara khusus Lapangan Parkir Umum

Hutan rakyat Hutan produksi terbatas Hutan produksi tetap Hutan yang dapat dikonservasi Hutan kota Jalur hijau dan pulau jalan Taman kota TPU (Taman Pemakaman Umum) Pekarangan Sempadan/penyangga

Rumah toko (Ruko) Rumah Kantor (Rukan) Kondotel (Kondominium hotel)

2. Berdasarkan fungsi: Asrama Kost-kostan Panti jompo Panti asuhan yatim piatu Guest House Paviliun Rumah dinas

2. Jenis Barang yang Diperdagangkan Bahan bangunan dan perkakas Makanan dan Minuman Peralatan Rumah Tangga Hewan peliharaan dan kebutuhannya Barang kelontong dan kebutuhan sehari-hari Alat-alat dan bahan farmasi Pakaian dan aksesoris Peralatan dan pasokan pertanian Tanaman Kendaraan bermotor dan perlengkapannya

2. Berdasarkan dampak yang ditimbulkan : Dengan limbah Tanpa limbah Mengganggu transportasi lingkungan Tidak mengganggu transportasi lingkunganBerdasarkan jenis bahan galian : minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam bitumen padat, aspal antrasit, batubara, batubara muda uranium, radium, thorium, dll nikel, kobalt timah besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan bauksit, tembaga, timbal, seng emas, platina, perak, air raksa, intan arsin, antimon, bismut

Kesehatan Rumah Sakit tipe A Rumah Sakit tipe B Rumah Sakit tipe C Rumah Sakit tipe D Rumah Sakit gawat darurat Rumah Sakit bersalin Laboratorium Kesehatan Puskesmas Puskesmas pembantu Balai pengobatan Pos kesehatan Posyandu Dokter umum Dokter spesialis Bidan Klinik/poliklinik Klinik dan/ atau Rumah Sakit HewanKepolisian Mabes Polri Polda Polwil Polres/ Polresta Polsek/ PolsektaPerikanan Tambak Kolam Tempat Pelelangan Ikan

3. Berdasarkan Kepadatan: Kepadatan Tinggi (> 40 rumah/ha) Kepadatan Sedang (20 s.d. 40 rumah/ha) Kepadatan Rendah (