16
18 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap kebutuhan kamar hotel yang meningkat pula, khususnya hotel kelas bintang 3 ke atas,sehingga sangat diperlukan pembangunan kamar hotel yang baru. Dengan pembangunan Hotel Bintang Lima di Surabaya yang berorientasikan bisnis, maka titik tolak perancangan berangkat dari bisnis itu sendiri. Adapun hal yang perlu disediakan oleh sebuah hotel yang berbasis bisnis adalah : - Privasi - Prestis - Fasilitas-fasilitas kepentingan bisnis - Kesan ekslusif , megah, mewah - Suasana santai, nyaman, dan dinamis. Maka sasaran Hotel Bintang Lima ini adalah : - menjadi salah satu hotel berbintang lima terbaik di Surabaya, baik dalam kualitas Arsitektur maupun Interior nya serta bentuk yang terjadi mempunyai ciri khas tersendiri terhadap lingkungannya (memimpin lingkungannya), yang mana dalam hal ini bukan berarti mempunyai bentuk yang tidak bersahabat dengan lingkungan yang ada. - dapat menjangkau ‘ Bisnis Traveller ’ secara khuus serta memberikan service, fasilitas serta suasana yang nyaman sehingga dapat memenuhi akan kebutuhan ruang hotel tersebut. Semua hal tersebut diatas dapat diwujudkan dalam desain bangunan yang mempunyai bentuk khas dan daya tarik tersendiri. 3.1.1. Konsep Bentuk Dengan bertitiktolak dari sifat para pebisnis itu sendiri serta dengan mempertimbangkan kondisi site, keadaan lingkungan, orientasi matahari, trafik yang ada, entrance, dan sebagainya, maka massa dibuat berbentuk kotak, serta massa Tower

3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

18

3. PERANCANGAN BANGUNAN

3.1. Konsep Perancangan

Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor

bisnis, hal ini berdampak pula terhadap kebutuhan kamar hotel yang meningkat pula,

khususnya hotel kelas bintang 3 ke atas,sehingga sangat diperlukan pembangunan

kamar hotel yang baru. Dengan pembangunan Hotel Bintang Lima di Surabaya yang

berorientasikan bisnis, maka titik tolak perancangan berangkat dari bisnis itu sendiri.

Adapun hal yang perlu disediakan oleh sebuah hotel yang berbasis bisnis adalah :

- Privasi

- Prestis

- Fasilitas- fasilitas kepentingan bisnis

- Kesan ekslusif, megah, mewah

- Suasana santai, nyaman, dan dinamis.

Maka sasaran Hotel Bintang Lima ini adalah :

- menjadi salah satu hotel berbintang lima terbaik di Surabaya, baik dalam kualitas

Arsitektur maupun Interiornya serta bentuk yang terjadi mempunyai ciri khas

tersendiri terhadap lingkungannya (memimpin lingkungannya), yang mana dalam

hal ini bukan berarti mempunyai bentuk yang tidak bersahabat dengan lingkungan

yang ada.

- dapat menjangkau ‘Bisnis Traveller’ secara khuus serta memberikan service,

fasilitas serta suasana yang nyaman sehingga dapat memenuhi akan kebutuhan

ruang hotel tersebut.

Semua hal tersebut diatas dapat diwujudkan dalam desain bangunan yang mempunyai

bentuk khas dan daya tarik tersendiri.

3.1.1. Konsep Bentuk

Dengan bertitiktolak dari sifat para pebisnis itu sendiri serta dengan

mempertimbangkan kondisi site, keadaan lingkungan, orientasi matahari, trafik yang

ada, entrance, dan sebagainya, maka massa dibuat berbentuk kotak, serta massa Tower

Page 2: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

19

dibuat berbentuk lingkaran karena letaknya pada titik tangkap sehingga memudahkan

orang untuk mengetahui entrance bangunan.Serta bentukan yang berundak untuk

memecah kemonotonan.

Dan juga orientasi yang ingin dicapai adalah orientasi ke dalam, sehingga

interpretasinya adalah :

- Area olahraga dan rekreasi di letakan pada bagian belakang.

- Pembukaan banyak pada dinding menghadap utara – selatan.

3.1.2. Konsep Ruang Luar

Bangunan Hotel ini diharapkan menjadi ‘Land Mark’ untuk jalan Mayjend.

Sungkono, dimana Land Mark ini nantinya dapat membantu masyarakat atau

pengunjung hotel untuk mengarahkan diri dan lebih mengenal bangunan hotel tersebut

serta dapat memberikan kesan terhadap masyarakat atau pengunjung bahwa hadirnya

bangunan tersebut benar-benar dapat dipercaya (bonafit, prestis, dinamis) dan dapat

diandalkan (depresentatif).

3.1.3. Konsep Ruang Dalam

Hotel di desain dan dibangun agar para tamu merasa sungguh-sungguh

nyaman, mulai ia menginjakan kaki ke pintu masuk, check in, berjalan ke kamar serta

menghabiskan malam dengan menyenangkan, dan lagi pula setiap para tamu yang

mengunjungi Hotel ini diusahakan untuk menikmati suasana lobi yang menyenangkan.

Maka dalam perencanaan ini ruang dalam yang dibentuk diarahkan pada:

- Pencapaian sirkulasi yang cepat dan luwes.

- Kesan ruang yang luas dan dinamis.

- Pembentukan atrium lobi dengan membuat suasana agar menyenangkan, serta

mempunyai kesan megah.

3.2. Analisa Ruang Tidur dan Koridor

Pada dasarnya penataan ruang-ruang dalam bangunan adalah linier sesuai

dengan konsep awal.

Page 3: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

20

- Kamar Tidur

Hotel bintang lima ini memberikan kamar yang lebih luas dari ketentuan standar

kamar yang sudah ada.

- Kamar Mandi

Ukuran dan desain kamar mandi adalah faktor yang sangat penting untuk tamu serta

merupakan tanda sebuah hotel superior.

- Dressing Area

Sebuah Dressing Area yang terpisah merupakan tanda dari suatu ruang yang

superior. Karena berharap bisa menggunakan kamarnya sebagai tempat pertemuan,

maka Dressing Area akan menghindarkan hal-hal yangsangat pribadi terlihat oleh

tamu. Misalnya : pakaian, barang bawaan dan sebagainya.

Ruang tidur selalu dikaitkan dengan penempatan toilet dan koridor.

- Kenyamanan : Efisiensi dan pencapaian yang jelas serta pemeliharaan yang

mudah.

- Privasi : Tidak mengganggu aktivitas ruang tidur.

- Kedinamisan : Pengaturan komposisi ruang tidur dan koridor yang bervariasi.

Oleh sebab itu koridor sebaiknya terletak ditengah, yaitu antara 2 unit ruang tidur yang

berhadapan. Letak koridor adalah penentu aktivitas, menurut TSS lebar koridor minimal

180 m.

3.3. Program Ruang

Fasilitas Kamar Hotel

No Nama Ruang Total Keterangan Aplikasi Alasan

Asumsi dalam desain

1 standart rooms 32m² Sesuai 32m²

2 suite rooms 64m² Sesuai 64m²

3 president rooms 96m² tidak sesuai 576m² fasilitas kamar yang membengkak

Area Administrasi dan Staf

No Nama Ruang Total keterangan Aplikasi Alasan

Asumsi dalam desain

1 Front Desk Dept 28m² Sesuai 28m²

2 Pos keamanan 16m² Sesuai 16m²

3 Operator 24m² tidak sesuai 0 digabungkan dengan ruang comp

4 Computer Controller 16m² Sesuai 32m² ditambah dengan ruang operator

Page 4: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

21

Sambungan

5 R. informasi 4m² Sesuai 4m²

6 R. manajer Umum 24m² tidak sesuai 128m² ditambah dengan ruang rapat dan

toilet

7 asisten GM 16m² Sesuai 16m²

8 sekretaris 10m² tidak sesuai 0 tidak diperlukan

9 Dept. Keuangan 24m² tidak sesuai 16m² penyusutan kebutuhan

10 R.Sales&Marketing 24m² Sesuai 24m²

11 R. Humas 18m² tidak sesuai 24m² penambahan kebutuhan

12 R.Supervisor 144m² tidak sesuai 24m² diganti dengan ruang pengurus

13 R.Staff 168m² tidak sesuai 24m² diganti dengan ruang TU

14 R.Arsip 32m² Sesuai 32m²

15 R.Rapat 80m² tidak sesuai 32m² digabungkan dengan r. training

16 R.Tamu 8m² tidak sesuai 16m² penambahan kebutuhan

17 Pantry 12m² Sesuai 12m²

18 Gudang Alat 10m² Sesuai 8m²

19 toilet 31m² Sesuai 32m²

20 R.Istirahat 16m² tidak sesuai 0 tidak diperlukan

21 R.Tunggu 7m² tidak sesuai 0 tidak diperlukan

Area Servis

No Nama Ruang Total keterangan Aplikasi Alasan

Asumsi dalam desain

1 Time Keeper 8m² tidak sesuai 2m² hanya berupa alat,bukan ruangan

2 R. HRD Dept. 18m² tidak sesuai 32m² terjadi penggabungan ruangan

3 training 60m² tidak sesuai 32m² penyusutan kebutuhan ruang

4 House Keep&Ldy. 16m² Sesuai 16m²

5 Lost&Found Room 12m² Sesuai 10m²

6 Toilet&Loker Kary. 80m² tidak sesuai 140m² adanya penggabungan fungsi

7 Room Boy St. 16m² tidak sesuai 0 digabungkan dengan r. servis

8 Tempat ibadah 40m² Seuai 50m²

9 Kantin 40m² tidak sesuai 80m² adanya penambahan ruang

10 F&B Off. 20m² tidak sesuai 32m² penggabungan ruangan

11 Chief Room 8m² tidak sesuai 0 digabung dengan F&B Off

12 Room Service 8m² Sesuai 8m²

13 F&B Controller 12m² Sesuai 16m²

14 Main Kitchen 112m² tidak sesuai 320m² penggabungan beberapa dapur

15 Bakery&Pantry 24m² tidak sesuai 0 termasuk dalam main kitchen

16 Purch.Dept.Off 18m² tidak sesuai 32m² penambahan kebutuhan ruang

17 Purch&Recv.Area 16m² tidak sesuai 32m² penambahan kebutuhan ruang

18 Loading Dock 40m² tidak sesuai 64m² penambahan kebutuhan ruang

19 General Storage 32m² Sesuai 32m²

20 Fuel Storage 32m² tidak sesuai 45m² penambahan kapasitas jenset

21 F&B Storage 32m² Sesuai 42m²

22 Cook.&Eqpt Strg 32m² Sesuai 32m² 23 Trash&Bottle Strg 16m² Sesuai 16m²

24 Furniture Storage 32m² Sesuai 40m²

Page 5: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

22

Sambungan

25 Laundry Off. 12m² tidak sesuai 0 adanya penggabungan fungsi

26 Ldy,soiled,vallet 120m² tidak sesuai 480 adanya penggabungan fungsi

27 Linen&Sew Area 80m² tidak sesuai 0 adanya penggabungan fungsi

28 Workshop 36m² tidak sesuai 64m² menyesuaikan modul

29 M.E.Dept Off 20m² Sesuai 16m²

30 M.E. Room 180m² tidak sesuai 32m² disesuaikan keperluan ruangan

31 Engineering Strg 32m² Sesuai 0

32 R. Sampah 12m² Sesuai 12m²

Area Publik

No Nama Ruang Total keterangan Aplikasi Alasan

Asumsi dalam desain

1 Sitting Lobby 100m² tidak sesuai 360m² adanya penambahan luas ruang

2 Main Lobby 200m² tidak sesuai 600m² adanya penambahan luas ruang

3 Front Desk 30m² Sesuai 20m²

4 Rental Space 400m² tidak sesuai 560m² penambahan unit rental space

5 Telpepon Umum 28m² tidak sesuai 32m² ditambah dengan ruang ATM

6 Toilet Umum 30m² Sesuai 32m²

7 Pusat Bisnis 42m² tidak sesuai 384m² adanya penambahan luas ruang

8 Lift/tangga 90m² tidak sesuai 112m² penambahan jumlah lift

9 Bar&Lounge 130m² tidak sesuai 192m² adanya penambahan luas ruang

10 Coffee Shop 126m² tidak sesuai 192m² adanya penambahan luas ruang

11 Restauran 288m² tidak sesuai 450m² disesuaikan dengan kapasitas

12 Banquet Hall 2338m² tidak sesuai 2752m² ruangan yang lebih kompleks

Area Rekreasi dan Olahraga

No Nama Ruang Total keterangan Aplikasi Alasan

Asumsi dalam desain

1 Fitnes dan aerobik 343m² tidak sesuai 450m² penambahan luasan ruang

2 Sauna dan Massage 84m² sesuai 75m²

3 Bilyard dan permainan 110m² sesuai 100m²

4 Kafetaria 55m² tidak sesuai 350m² jarak meja yang berjauhan

5 Kolam renang 782m² tidak sesuai 4000m² penataan lansekap

6 Bar Kolam 40m² tidak sesuai 0 digabung di kafetaria

7 Lapangan Tenis 613m² tidak sesuai 1400m² ditambah satu lapangan lagi

8 Taman bermaik anak 26m² tidak sesuai 0 tidak cocok dengan konsep

Page 6: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

23

Rekapitulasi Luas Ruangan secara Keseluruhan :

1. Fasilitas Kamar Tamu Hotel = 9664 m²

2. Area Administrasi dan Staf = 525 m²

3. Area Servis = 1849 m²

4. Area Publik = 5686 m²

5. Area Rekreasi dan Olah Raga = 6375 m² +

Total Luasan Ruang = 24099 m²

3.4. Pola Penataan Massa

Pola penataan massa bangunan berdasarkan dari analisa bangunan terhadap

lingkungan sekelilingnya. Bentuk bangunan dibuat memanjang sesuai dengan

karakteristik dari tapak yang juga memanjang utara-selatan. Pada bagian yang

memanjang ini diletakan kamar-kamar tidur tamu, sehingga dipilih bentuk yang paling

efisien yaitu persegi panjang. Sedangkan pada daerah ‘titik tangkap’ diberi bentukan

yang berbeda yaitu berbentuk tabung, serta lebih tinggi dari ‘lengan- lengan’-nya.

Gedung pertemuan yang membutuhkan bentang lebar diletakan pada bagian belakang.

3.5. Bentuk dan Penampilan Bangunan

Gambar 3.1. Prespektif Bangunan Hotel

Pada dasarnya bentukan dari Hotel Bintang Lima ini berdasarkan dari modul

yang ada. Dari modul-modul tersebut diambil modul yang terpenting yaitu modul dari

kamar tidur tamu hotel. Bentukan yang memanjang ke arah utara – selatan disesuaikan

Page 7: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

24

dengan bentuk tapak yang memanjang ke arah utara-selatan juga. Untuk mengurangi

beban panas, maka arah pembukaan dari kamar-kamar tidur hotel adalah utara-

selatan.Untuk memperjelas bahwa bangunan hotel ini menggunakan sistem struktur

rangka maka kolom-kolom bangunan juga diperlihatkan dengan cara memasukan

dinding kamar tidur sedalam 2 meter. Bentukan berundak pada salah satu lengan

bangunan, sengaja dibentuk untuk memecah kemonotonan dari bangunan yang terkesan

kaku. Pengulangan bentuk berundak pada sisi lain terlihat pada tampak bangunan,

dimana letak dinding kamar tidur dibuat sejajar dengan kolom. Bentukan silinder pada

bagian tower dihadirkan untuk membentuk sesuatu yang lain dari bangunan tersebut,

sehingga memudahkan orang untuk mengetahui letak dari entrance bangunan.

Pemakaian elemen kaca pada dinding tower ini difungsikan untuk memasukan cahaya

sehingga memberikan kesan megah dan mewah pada void. Pemilihan bentuk atap

dengan struktur rangka baja di atasnya sedemikian rupa dipilih untuk menghadirkan

sesuatu yang menarik. Pemilihan warna yang kontras antara atap dan bangunan

dimaksudkan untuk memperkuat posisi dari vocal point itu sendiri.

3.6. Penataan Ruang

3.6.1. Zoning Horisontal

Gambar 3.2. Zoning Horisontal

Page 8: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

25

3.6.2. Zoning Vertikal

Gambar 3.3. Zoning Vertikal

3.7. Pola Struktur dan Pemilihan Bahan Bangunan yang Digunakan

3.7.1. Analisa Struktur dan Bahan

Tabel 3.1. Pemilihan Sistem Struktur Pendukung Bagian Atas.

SISTEM STRUKTUR KEUNTUNGAN KERUGIAN V Struktur Rangka - Fleksibilitas ruang tinggi - Refleksi yang besar akibat E - Pengembangan mudah angin dan gempa R T Dinding Geser - Tidak memerlukan kolom - Fleksibilitas ruang kurang I - Pengerjaan cepat K - Biaya lebih murah untuk jumlah A besar L Struktur Rangka - Fleksibilitas ruang tinggi - Biaya lebih tinggi dan Dinding Geser - Kekuatan tinggi H Plat Datar - Praktis dalam penyelesaiannya - Plat cukup tebal (15 -22.5cm) O - Bentang 7.4 - 10 m R - Tinggi tiap lantai relatif rendah I S Balok Induk dan - Ketebalan plat min. 7.5 - 10 cm - Ada ketinggian balok, ber- O Balok Anak - Bentang max. 18.6 m dasarkan 1/10-1/20 bentang N T A L

Page 9: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

26

Tabel 3.2. Pemilihan Sistem Struktur Pendukung Bagian Bawah.

SISTEM STRUKTUR KEUNTUNGAN KERUGIAN Tiang Pancang - Cocok untuk tegangan tanah - Suara yang cukup meng- rendah ganggu - Pengerjaan cepat - Butuh tempat yang luas - Mampu menahan gaya horisontal untuk peralatan - Kedalaman tanah keras 15-20/20-40 - Tidak memerlukan tenaga ahli Plat - Cocok untuk tegangan tanah yang - Kurang kaku untuk bentang agak tinggi yang lebar - Tidak memerlukan tenaga ahli - Biaya lebih mudah

Tabel 3.3. Pemilihan Jenis Bahan Konstruksi.

JENIS KONSTRUKSI KEUNTUNGAN KERUGIAN

Konstruksi Baja - Beban matinya kecil - Perhitungan konstruksinya - Waktu pelaksanaannya agak rumit - Cocok untuk segala jenis bangunan - Lemah terhadap bahaya ke- - Cocok untuk konstruksi bangunan bakaran tahan gempa - Sulit digunakan untuk kon- struksi yang bersisi lingkaran Konstruksi Beton - Biaya konstruksinya relatif rendah - Proses pengerasannya mem- Bertulang - Pelaksanaannya sangat mudah butuhkan waktu yang cukup - Fleksibilitas aplikasi terhadap bentuk lama (2-4 minggu) bangunan sangat tinggi - Beban matinya besar - Tahan kebakaran - Tidak cocok untuk bangunan - Aplikasi perhitungan konstruksinya long-span mudah Konstruksi Beton - Fleksibilitas aplikasi terhadap bentuk - Tidak ekonomis, biaya kon- Bertulang Komposit bangunan sangat tinggi struksinya tinggi Baja - Tahan kebakaran - Proses pengerasannya mem- - Cocok untuk konstruksi bangunan butuhkan waktu yang cukup bangunan tahan gempa lama (2-4 minggu) - Cocok untuk segala jenis bangunan - Beban matinya besar - Aplikasi perhitungan kon - struksinya cukup rumit

Untuk pemiilihan sistem struktur dan bahan perlu dipertimbangkan hal-hal

sebagai berikut :

Page 10: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

27

- Pembangunan disini tidak bertahap.

- Kemungkinan penggunaannya untuk bangunan bertingkat banyak.

- Dapat dipakai untuk bentangan yang lebar.

- Mudah di dalam pemeliharaannya.

- Cukup aman, kuat, kaku dan stabil.

- Biaya pembangunan relatif ekonomis.

Pendekatan :

- Kemungkinan sistem pelaksanaan yang cepat dan praktis agar pada saat

pengembangan tidak terlalu mengganggu lingkungan sekitarnya.

- Diusahakan ruang bebas kolom serta ketinggian peil lantai seefektif mungkin.

Kesimpulan :

Sistem Struktur dan Bahan

- Sistem struktur yang dipakai adalah sistem struktur rangka.

- Untuk mendukung lantai kamar tamu dipakai struktur kami meja, hal ini

dimaksudkan guna mendapatkan jarak bentang yang besar pada podium.

Bahan yang digunakan :

- Kolom menggunakan beton.

- Balok menggunakan beton, kecuali balok pada void yang menggunakan balok

presstress.

- Atap menggunakan dak beton, dan baja castlelated beam pada restoran dan banquet

hall.

3.7.2. Penentuan Modul

Modul perencanaan ditentukan berdasarkan modul bahan dan modul gerak.

Modul dasar = 20 cm

Berdasarkan desain besaran ruang kamar-kamar tidur, maka ditentukan sebagai modul

untuk jarak antar kolom yaitu 8 meter.

Modul horisontal = 8 m

Modul vertikal = 4 m

Page 11: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

28

KEBAKARAN

TANDON AIR POMPA KOLAM RENANG

DIBUANG UNTUK PENGURASAN

PEMBERIAN OBAT

FILTER

POMPA

3.8. Perlengkapan Pelayanan dan Utilitas Bangunan

3.8.1. Sistem Distribusi Air

Ada 2 macam sistem Distribusi Air, yaitu :

- sistem distribusi air ke atas.

- sistem distribusi air ke bawah.

Untuk suplai air bersih menggunakan sistem distribusi air ke bawah, dengan

pertimbangan bahwa :

- penggunaan pompa tidak terus menerus.

- dalam hal maintenance lebih hemat.

Untuk suplai air kebakaran menggunakan sistem distribusi air ke atas, dengan

pertimbangan bahwa :

- persediaan air untuk kebakaran besar, sehingga bila di taruh di atap akan

membebani atap cukup besar.

- Pompa kebakaran dan jenset siap setiap waktu.

Pada lantai satu ada beberapa tempat yang menggunakan sistem distribusi air ke atas,

antara lain adalah kolam renang.

PAM

Gambar 3.4. Diagram sirkulasi air kolam renang

Page 12: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

29

3.8.2. Sistem Pembuangan

Gambar 3.5. Diagram Pembuangan Air Kotor/Kotoran

Gambar 3.6. Diagram Pembuangan Air Hujan.

Sampah

Gambar 3.7. Diagram Pembuangan Sampah

KM/WC SALURAN VERTIKAL

SALURAN HORISONTAL

STP

SALURAN KOTA

ATAP TALANG BAK KONTROL

SELOKAN

SALURAN KOTA

SAMPAH TIAP LANTAI

SHAFT SAMPAH

DIANGKUT

BAK SAMPAH DIBUANG

Page 13: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

30

3.8.3. Sistem Penghawaan Aktif

Merupakan suatu sistem pengkondisian udara dengan mengatur temperatur,

kelembaban, sirkulasi udara, dan kebersihan.

Kriteria penentu :

- penghawaan merata

- udara bersih tidak berdebu

- ada sirkulasi udara

- perlu pengaturan suhu serta kelembaban udara.

Berdasarkan kriteria di atas, dipakai sistem penghawaan buatan AC.

Ada 2 sistem AC, yaitu :

- Central Unit ( Chilled Water System )

- Room Unit ( Window & Package Unit)

Kriteria pemilihan :

- Luas tempat yang dilayani

- Waktu pemakaian

- Ekonomis

- Sirkulasi udara

Dengan pertimbangan kriteria di atas, maka dipakai sistem AC Sentral Unit (Chilled

Water System) dengan AHU pada tiap lantai dan Fan Coil untuk tiap lantai yang

dikondisikan.

Skema sistem penghawaan :

POMPA

POMPA

Gambar 3.8 Diagram Penghawaan Aktif

Exhaust Fan diletakan pada ruang-ruang :

- dapur dan pantry.

R. TIDUR

RUANG LAIN

AHU EVAPORATOR

COMPRESOR

CONDENSOR

COOLING TOWER

Page 14: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

31

- toilet umum + kamar mandi tamu.

- tangga darurat dengan memberikan tekanan udara agar asap yang timbul karena

kebakaran tidak masuk ke ruang tangga.

3.8.4. Sistem Pencegahan Kebakaran

Agar terlindung dari bahaya kebakaran, maka disediakan sistem pencegahan

kebakaran, yaitu :

- Penyediaan tangga darurat dengan jarak maksimum satu dengan yang lainnya 30 m

dengan lebar minimum 120 cm.

- Pemilihan dan pemakaian bahan struktur yang tahan api.

- Mengisolir daerah yang menjadi kemungkinan sumber api ataupun bahan yang

mudah terbakar.

- Mengadakan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat listrik.

- Pemakaian sistem deteksi :

Ada 2 macam, yaitu : panas dan asap.

Alat ini dihubungkan dengan panel kontrol untuk mengetahui lokasi sumber

kebakaran sehingga dengan cepat dapat diberikan pertolongan. Alat ini bekerja

kalau ada kenaikan suhu hingga 70ºC, dan setiap Detektor Api melayani radius

70m².

Alat pemadam kebakaran yang digunakan, yaitu :

- Portable Fire Protection atau Fire Extinguisher ; diletakan pada ruang-ruang

service ( dapur, mekanikal, pantry, laundry, dan lain- lain), dengan penempatan

setiap 200 m²/1 Fire Extinguisher.

- Automatic Sprinkler :

Dipasang pada ruang-ruang tidur dan area publik. Sistem bekerjanya

otomatis,karena pengaruh temperatur udara (135-160ºF), dan penempatan titik

sprinkler berdasarkar radius pelayanan 25 m² (MEE).

- Stand Pipe :

Disediakan di dalam tapak, sebagai sumber air bila terjadi kebakaran. Diletakan

pada setiap lantai, terutama koridor dan ruang-ruang umum, dengan jangkauan

(MEE).

Page 15: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

32

Alat ini mendapat air melalui pipa-pipa ke tempat-tempat tertentu (box), kemudian

dari sini disemprotkan ke arah sumber api, dimana terjadi kebakaran.

- Hidran Halaman

Alat ini digunakan untuk membantu pemadaman api dari luar bangunan. Peletakan

hidran halaman ini di sekeliling bangunan (halaman) dengan jarak maksimal antar

hidran halaman 60m.

- Ciamis

Fungsi dari ciamis adalah untuk mendapatkan suplai air tambahan dari mobil PMK,

sehingga peletakannya di luar gedung (halaman).

3.8.5. Sistem Penangkal Petir

Sistem yang digunakan adalah Sangkar Faraday, dimana terdiri dari tiang-

tiang tembaga dengan ketinggian kurang lebih 30 cm yang masing-masing dihubungkan

satu sama lainnya dengan kawat tembaga, kemudian kawat-kawat tembaga tersebut

turun menuju arde membentuk suatu sangkar.

3.8.6. Sistem Komunikasi dan Suara

Dipakai sistem telepon terdiri dari:

- PABX (Private Automatic Branch Exchange)

Dipakai untuk setiap kamar hotel.

- PMBX (Private manual Branch Exchange)

- Intercom : digunakan bagi keperluan hotel,misalnya : ruang-ruang kerja pada kantor.

- Paging : digunakan untuk panggiulan keluar bangunan, misalnya : memanggil sopir.

- Telex.

Adalah alat komunikasi jarak jauh, yang cara penyampaiannya adalah berupa berita

tertulis, dikirim dengan memutar kode-kode yang diinginkan. Dapat dalam negeri

maupun luar negeri.

- Televisi, Tape, Radio.

Pada setiap kamar disediakan TV, radio, tape yang diprogram dari pusat.

Page 16: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...3.1. Konsep Perancangan Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor bisnis, hal ini berdampak pula terhadap

33

Gambar 3.9. Skema sistem televisi

Gambar 3.10. Skema sistem suara

3.8.7. Sistem Transportasi Vertikal

Sistem transportasi vertikal pada dalam bangunan menggunakan lift, escalator

dan tangga.

3.8.8. Sistem Tenaga Listrik

Sumber listrik diperoleh dari PLN dan cadangan listrik didapat dari Genset,

bila PLN padam untuk menggantikannya.

ANTENA

VIDEO,TAPE

BOOSTER AMPLIFIER

TV

TV

TV

AM/FM TURNER

RECORD CHANGER

TAPE DECK

MICROPHONE

PROGRAM SELECTOR MIXER

AM- PLI- FIER

SPEAKER

SPEAKER

SPEAKER