Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
21 Universitas Kristen Petra
3. PERANCANGAN BANGUNAN
3. 1. Konsep Dasar Perancangan
Sesuai dengan judul proyek ini, konsep dasar perancangan yang dipakai
adalah Lingkungan Terapeutik. Lingkungan Teraputik yang dimaksud adalah
lingkungan yang dapat mempercepat proses kesembuhan penyakit kejiwaan
pasien dan tidak memperparah kondisi kejiwaannya. Hal ini dapat di capai
dengan:
• Hubungan dengan alam
Lingkungan yang terapeutik dapat dicapai dengan mendekatkan pasien
dengan alam. Maka dari itu, ruang - ruang dalam yang ada dalam rumah sakit ini
sebisa mungkin bersentuhan dengan ruang luar, mulai dari view,
akses,pencahayaan alami, serta jalur - jalur sirkulasinya juga memiliki hubungan
yang erat dengan alam.
• Ruang Sosial
Pasien dengan tingkat penyakit kejiwaan yang berbeda membutuhkan
ruang interaksi yang bermacam - macam, dan sebagai lingkungan terapeutik,
maka ruang - ruang yang diciptakan harus dapat menggiring mereka untuk dapat
kembali pada kehidupan normal, maka dari itu terdapat ruang tempat di mana
pasien belajar untuk berinteraksi dengan sesama pasien dan orang asing.
• Keluarga
Hubungan dengan keluarga dapat memulihkan kondisi kejiwaan pasien,
maka dari itu diciptakan ruang - ruang yang nyaman bagi keluarga untuk dapat
berinteraksi dengan pasien, baik di ruang luar dan ruang dalam.
Konsep ini yang digunakan sebagai konsep utama untuk memecahkan
masalah desain. Melalui desain lingkungan terapeutik ini diharapkan pasien dapat
segera pulih dari penyakit kejiwaannya dan dapat segera kembali ke masyarakat.
22 Universitas Kristen Petra
3. 2. Program Ruang
3.2.1. Aktivitas
Penguraian aktivitas yang terjadi dalam Rumah Sakit ini, dibagi menurut
jenis pelakunya, yaitu:
• Pasien
Pasien sendiri terbagi ke dalam 3 jenis pasien, yaitu:
o Pasien Psikotik
Pasien Psikotik merupakan pasien yang menderita skizofrenia, dan
mendapat pelayanan kesehatan berupa rawat inap. Sehari – hari aktivitas yang
dilakukan oleh pasien psikotik tidak jauh berbeda dengan aktivitas orang sehat,
seperti makan bersama, istirahat siang, mandi, dan istirahat malam, hanya di
waktu – waktu tertentu mereka mendapat terapi berupa:
- Terapi okupansi
Merupakan terapi saraf motorik, dimana para pasien psikotik
dilatih untuk melakukan pekerjaan – pekerjaan sederhana seperti melukis,
berkebun, menyulam, dan sejenisnya.
- Terapi Musik
Merupakan terapi dengan mendengarkan musik – musik tertentu
untuk menenangkan kondisi psikologis mereka, dilakukan dalam kegiatan
berkelompok.
- Terapi Olah raga
Merupakan terapi untuk melatih fisik mereka, terapi ini dilakukan
dalam bentuk permainan – permainan olah raga ringan.
- Terapi Rekreasi
Merupakan terapi dalam bentuk rekreasi, aktivitas yang dilakukan
dalam terapi seperti menonton televisi bersama, dan sejenisnya.
• Pasien Non Psikotik
23 Universitas Kristen Petra
Pasien Non Psikotik merupakan pasien dengan tingkat sakit jiwa ringan,
dalam rumah sakit ini mereka merupakan pasien yang mendapat pelayanan
kesehatan berupa rawat jalan, sehingga aktivitas yang dilakukan oleh pasien –
pasien non psikotik adalah konsultasi dan rehabilitasi pribadi dengan dokter
spesialis kejiwaan. Selain itu aktivitas yang mereka lakukan adalah pembelian
obat di Apotik Rumah Sakit.
• Pasien Penyalahgunaan NAPZA
Pasien penyalahgunaan NAPZA mendapatkan pelayanan kesehatan
berupa rawat inap, aktivitas yang dilakukan oleh pasien – pasien ini sehari – hari
tidak berbeda dengan aktivitas orang sehat, mereka juga melakukan aktivitas
sehari – hari seperti makan, tidur, rekreasi, olah raga, dan juga menerima terapi.
Terapi yang diterima oleh pasien penyalahgunaan NAPZA ini berupa :
o Terapi Detoksifikasi
Terapi detoksifikasi merupakan terapi pembersihan tubuh pasien
dari racun – racun NAPZA, proses terapi ini dilayani oleh tenaga medis di suatu
ruangan khusus.
o Terapi Rehabilitasi
Proses rehabilitasi atau pemulihan kembali pasien penyalahgunaan
NAPZA berupa kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam kelompok – kelompok
kecil.
• Pasien Umum
Rumah Sakit ini juga melayani pasien umum.Pelayanan kesehatan
umum diberikan melalui poliklinik umum, aktivitas yang dilakukan adalah
menunggu antrian, konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter, kemudian pembelian
obat di apotik Rumah Sakit.
24 Universitas Kristen Petra
• Tenaga Medis
Tenaga medis meliputi dokter, perawat dan penjaga pasien. Aktivitas
yang mereka lakukan berhubungan erat dengan pasien. Tenaga medis yang
melayani pasien rawat inap dan instalasi gawat darurat bertugas selama 24 jam di
rumah sakit dengan pergantian shift. Aktivitas yang tenaga medis ini lakukan
antara lain:
- Pemberian terapi kepada pasien
- Pemantauan terhadap pasien
- Penanganan kondisi – kondisi darurat yang berkemungkinan di alami pasien
• Pengunjung
- Menjenguk pasien
- Mengikuti penyuluhan
- Mengantar pasien
• Petugas Administratif
- Melakukan pekerjaan meja
- Melakukan kegiatan administratif Rumah Sakit
3.2.2. Fasilitas
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit, fasilitas yang wajib
disediakan dalam Rumah Sakit Jiwa Kelas C adalah :
• Bangunan Utama:
o Ruang Administrasi:
- Ruang Direktur
- Ruang Wakil Direktur
- Ruang Sekretaris
- Ruang Bagian Sekretariat:
25 Universitas Kristen Petra
♦ Ruang Kepala Sekretariat
♦ Ruang Sub. Bag. PPL
♦ Ruang Staff PPL
♦ Ruang Sub. Bag. TU
♦ Ruang Sub. Bag. RT dan KP dan staff
♦ Ruang Sub. Bag. Keuangan dan staff
♦ Ruang Sub. Bag. CM dan staff
♦ Ruang Operator
♦ Ruang Tamu
♦ Perpustakaan
♦ Gudang
♦ Lavatory
- Ruang Bidang Penunjang Medis
- Ruang Bidang Pelayanan Medis
- Ruang Bidang Perawatan
o Ruang Rawat Jalan:
- Klinik tumbuh kembang anak dan remaja
- Klinik Jiwa Dewasa
- Klinik ketergantungan obat/NAPZA
- Klinik konseling
o Ruang Rekam Medik
o Instalasi Gawat Darurat
o Ruang Rawat Inap:
- Ruang Tidur
- Ruang Makan
- Kamar Mandi/W. C.
- Ruang Tengah
o Ruang Tindakan
o Ruang Rawat Jiwa Intensif (ICU)
o Ruang Kesehatan Jiwa Masyarakat
o Ruang Farmasi
o Ruang Laboratorium
26 Universitas Kristen Petra
o Ruang komite medik dan SPI
o Ruang Penyuluhan PKMRS
o Ruang Pemulasaraan Jenazah
o Ruang Dapur/Gizi
• Bangunan Penunjang
o Ruang Generator Set
o IPAL
o Tempat Pembuangan Sampah Sementara
o Gudang Farmasi
o Gudang Barang
o Laundry
o Bengkel
o Ruang Perpustakaan
o Ruang Pertemuan
o Tempat Ibadah
• Ruang Penunjang Lain (tidak diwajibkan):
o Lobby
o Cafetaria untuk pengunjung
o Ruang Pertemuan
o Ruang Rekreasi untuk Pasien:
- Ruang Rekreasi Indoor
- Ruang Rekreasi Outdoor
o Ruang Terapi Kerja untuk Pasien:
- Ruang Melukis dan menyulam
- Ruang Musik
o Ruang Servis:
- Ruang Trafo
- Ruang PBAX
- Ruang Panel Utama
- Ruang Tandon
- Ruang Pompa
- Ruang STP
27 Universitas Kristen Petra
- Pos Satpam
- Kantin Karyawan
• Fasilitas Sirkulasi (kendaraan roda 4 dan roda 2):
o Tamu
o Karyawan
o Servis
o Medis
3.2.3. Konsep Program Ruang berdasarkan pendekatan
• Zoning
Gambar 3.1 Skema Zoning
Konsep yang diterapkan dalam zoning rumah sakit ini adalah seriap
kelompok kegiatan terselesaikan di satu zona. Dengan konsep ini diharapkan jarak
yang ditempuh menjadi efektif, serta orang dengan kepentingan tertentu tidak
perlu berputar - putar untuk melakukan satu jenis kegiatan. Zona – zona tersebut
antara lain:
28 Universitas Kristen Petra
- Zona Pasien Umum
Zona Pasien umum diletakkan paling dekat dengan main entrance,
dengan harapan orang dengan keperluan umum tidak perlu masuk hingga ke
bagian dalam rumah sakit ini. Pada zona ini terdapat klinik - klinik umum, ruang
tunggu, dan toilet. Pasien umum akan mengambil tiket pada resepsionis,
kemudian menunggu di ruang tunggu yang ditempatkan berdekatan dengan klinik.
Fasilitas seperti farmasi juga diletakkan dekat dengan zona ini.
- Zona Petugas Administrasi
Segala keperluan administrasi rumah sakit diletakkan di area ini,
kegiatan perkantoran akan terselesaikan di area ini, mulai dari ruang kerja,
cafetaria, perpustakaan, dan ruang rapat. Area kantor ini dapat diakses melalui 2
jalur, yaitu melalui main entrance dan side entrance, sehingga orang yang hanya
berkepentingan ke kantor tidak perlu memutar melalui main entrance.
- Zona Pasien Rawat Jalan
Zona ini memiliki sifat yang lebih khusus dibandingkan zona
pasien umum, maka dari itu zona ini diletakkan pada posisi yang lebih dalam.
Klinik tumbuh kembang anak diletakkan di lantai 1 agar mudah dicapai, dan jarak
yang ditempuh oleh pasien anak tidak terlalu jauh. Sedangkan klinik jiwa dewasa,
geriatri(lansia), dan NAPZA diletakkan dilantai 2. Keperluan - keperluan pasien
rawat jalan diselesaikan di zona ini.
- Zona Pasien Rawat Inap
Zona ini merupakan zona paling khusus, maka diletakkan pada
area yang paling dalam dan paling tenang. Ruang - ruang yang dibutuhkan oleh
pasien rawat inap ada pada zona ini, sehingga pasien rawat inap tidak berkeliaran
di zona - zona yang tidak seharusnya.
- Zona Emergency dan Ruang Jenazah
Memiliki akses tersendiri yang dibedakan dengan main entrance.
Ruang - ruang yang melayani kegiatan darurat diletakkan dibagian ini. Ruang
jenazah memiliki kaitan yang erat dengan ruang emergency, maka dari itu
letaknya diatur berdekatan. Ruang Jenazah ini juga memiliki akses tersendiri
sehingga kegiatan seperti upacara, dan penjemputan jenazah tidak mengganggu
kegiatan rumah sakit yang lain.
29 Universitas Kristen Petra
- Zona Utilitas dan Servis
Diletakkan dekat dengan area yang terakses oleh loading dock.
Ruang - ruangnya meliputi dapur, linen, bengkel, IPAL, genset, dan tempat
pembuangan sampah sementara. Letak zona ini berdekatan dengan ruang jenazah
karena ke duanya memiliki sifat yang tidak saling mengganggu.
• Sirkulasi dalam Bangunan
Jenis sistem sirkulasi yang digunakan adalah sistem sirkulasi linier.
Sistem sirkulasi jenis ini memudahkan pengontrolan dan pembatasan orang –
orang yang bersirkulasi di dalam bangunan. Berikut akan dijelaskan dengan
skema.
Gambar 3.2. Skema Sirkulasi dan Kontrol Lantai 1
30 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.3. Skema Sirkulasi dan Kontrol Lantai 2
Gambar 3.4. Keterangan skema
31 Universitas Kristen Petra
Sirkulasi utama yang mengitari center courtyard, kemudian bercabang
ke area yang berbeda - beda. Jenis sirkulasi ini dipilih karena memudahkan
pengontrolan dengan pemberian pintu. Dengan sirkulasi linier dan bantuan pintu -
pintu maka pergerakan berbagai jenis pasien dapat dikontrol dan diatur sesuai
kebutuhan.
Sesuai dengan konsep Lingkungan Terapeutik, maka selama orang -
orang didalam rumah sakit ini bersirkulasi, sebisa mungkin mereka dapat
bersentuhan dengan alam, maka dari itu di sepanjang jalur sirkulasi orang - orang
yang bersikulasi dapat melihat view alam, dan mengakses ruang terbuka hijau
tersebut.
Gambar 3.5. Sirkulasi Utama yang Mengitari Courtyard
32 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.6. Skema Sirkulasi Linier Lantai 2
3. 3. Bentuk dan Tata Letak Massa
Bentukan dasar massa merupakan bentukan linier , hal ini di tujukan
untuk memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan pasif. Dengan bentukan
memanjang seperti ini, tiap – tiap ruang akan mendapat aliran udara dan cahaya
yang merata. Bentukan massa yang memanjang dan linier ini kemudian
dibelokkan hingga membentuk courtyard di bagian tengahnya.
Gambar 3.7. Potongan
33 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.8. Konfigurasi Massa dan Ruang Luar yang tercipta
Gambar 3.9. Tampak Atas - Mata Burung
34 Universitas Kristen Petra
3. 4. Tampilan Massa
Sesuai dengan konsep terapeutik, maka tampilan Rumah Sakit Jiwa ini
dibuat menyerupai rumah, dengan tujuan menghilangkan kesan menakutkan yang
selama ini ada dalam benak masyarakat. Penggunaan batu – batu hias juga
ditujukan untuk membuat tampilan bangunan ini semakin alami, selain itu
penggunaan tone – tone warna coklat kekuningan, abu – abu, dan putih juga
ditujukan untuk memberikan kesan hangat.
Bagian depan bangunan memiliki kesan yang lebih terbuka dengan
tujuan untuk mengundang orang yang akan berkunjung dan memperjelas
entrance. Sedangkan dibagian belakang dibuat lebih tertutup untuk menaungi
kegiatan pasien rawat inap. Di bagian belakang bangunan dibuat lebih rimbun
dengan banyak pohon dan permainan kontur untuk menutupi bagian rawat inap,
selain itu keberadaan kontur dan tanaman ini menjadi view tersendiri bagi hunian
di bagian selatan site.
Gambar 3.10. Tampak Depan (Utara)
Gambar 3.11. Tampak Belakang (selatan)
Gambar 3.12. Tampak Timur
Gambar 3.13. Tampak Barat
35 Universitas Kristen Petra
3. 5. Sistem Struktur Bangunan
Gambar 3.14. Sistem Struktur
Menggunakan sistem struktur rangka beton dengan modul 6.00 x 6.00 m.
Modul ini bertujuan untung mendapatkan ruang – ruang yang cukup luas untuk
melakukan kegiatan bersama. Struktur atap yang digunakan adalah struktur atap
rangka baja IWF 250 dengan gording CNP 100, penggunaan atap ini membuat
ruang dibawahnya menjadi bebas kolom, dan membuat penggunaan ruang lebih
fleksibel. Jika diuraikan, maka bangunan ini merupakan massa yang cukup
panjang, maka dari itu diberikan dilatasi di beberapa titik, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
3. 6. Pendalaman
Sesuai dengan konsep yaitu lingkungan terapeutik, maka pendalaman
yang dipilih adalah karakter ruang. Karakter ruang yang didalami meliputi ruang
dalam dan ruang luar, dengan titik berat pada ruang luarnya karena, di ruang luar
inilah para pasien dapat berinteraksi secara langsung dengan alam. Di ruang luar
ini jugalah pasien akan belajar untuk berinteraksi dengan sesama pasien, petugas
medis, keluarga, dan orang asing.
36 Universitas Kristen Petra
3.6.1. Ruang Luar Pasien Gaduh Gelisah
Ruang Luar ini didesain dengan ukuran yang cukup luas, dengan
kapasitas 3 – 6 orang. Pasien gaduh gelisah memiliki kecenderungan sulit bergaul
dengan orang lain, merasa tidak aman, tidak nyaman dengan keberadaan orang
asing. Oleh karena itu di ruang luar ini disediakan tempat yang bersifat privat bagi
mereka, tempat ini berupa cerukan – cerukan di dalam kontur dengan kapasitas
masing – masing untuk satu orang. Walau bersifat privat, cerukan – cerukan ini
didesain terbuka, sehingga memudahkan petugas medis untuk memantau keadaan
dan aktivitas mereka. Di bagian pusat ruang luar ini terdapat gazebo sebagai
tempat bagi mereka untuk melakukan kegiatan bersama. Setiap cerukan
terorientasi ke gazebo ini, dengan tujuan mengundang mereka untuk berinteraksi
dengan sesama pasien. Jadi di ruang luar ini, para pasien gaduh gelisah disediakan
tempat untuk memiliki dunianya sendiri, sembari diajak untuk mulai berinteraksi
dan sadar akan keberadaan orang lain.
Gambar 3.15. Skema Ruang Luar Gaduh Gelisah
: kontur dan vegetasi
: Ruang privat pasien
: Gazebo : tempat duduk penjaga
37 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.16. Perspektif mata burung Ruang Luar Pasien Gaduh Gelisah
Gambar 3.17. Potongan Ruang Luar Gaduh Gelisah
Gambar 3.18. Perspektif Ruang Privat Pasien
Gambar 3.19. Potongan Ruang Privat Pasien
38 Universitas Kristen Petra
Vegetasi yang digunakan untuk ruang luar ini difungsikan sebagai
peneduh, yaitu pohon salam. Sedangkan pohon glodokan tiang digunakan untuk
menetralisir polusi udara dan suara dari bangunan servis. Vegetasi berupa semak –
semak digunakan sebagai penguat enclosure ruang privat. Selain itu, semak –
semak ini juga dapat berfungsi sebagai pemberi aroma harum pada ruang luar
3.6.2. Ruang Luar Pasien Tenang
Berbeda dengan ruang luar pasien psikotik gaduh gelisah, ruang luar
untuk pasien tenang didesain dengan tujuan memperbanyak interaksi sosial.
Perbedaan paling signifikan adalah jumlah orang yang menggunakan
ruang ini. Jika ruang luar pasien gaduh gelisah digunakan oleh 3 - 6 orang, ruang
untuk pasien tenang bisa digunakan hingga 18 orang.
Sekalipun ditujukan untuk memperbanyak interaksi sosial, namun tetap
disediakan bagi mereka yang belum nyaman untuk berbaur. Maka dari itu di ruang
luar ini tetap ditemukan ruang - ruang personal.
Gambar 3.20. Skema Ruang Luar Pasien Tenang
: lapangan dan gardening area
: kontur dan vegetasi
: tempat pengawas
: gazebo: Ruang privat pasien
39 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.21. Perspektif Mata Burung
Gambar 3.22. Skema Potongan
Gambar 3.23. Perspektif Suasana Malam Hari
40 Universitas Kristen Petra
3.6.3. Ruang Luar Courtyard
Gambar 3.24. Skema Potongan Ruang Luar Courtyard
Gambar 3.25. Skema Denah Ruang Luar Courtyard
Courtyard memegang peranan penting dalam desain ruang luar rumah
sakit ini. Karena di sinilah terjadi banyak interaksi. Secara prinsip, ruang luar di
tengah bangunan ini terbagi menjadi 2 bagian besar. Dalam skema, area yang
berwarna orange merupakan area yang dapat digunakan oleh pengunjung umum.
Sedangkan area berwarna pink, merupakan area yang dikhususkan untuk pasien
rawat inap beserta keluarga.
41 Universitas Kristen Petra
Ruang luar berwarna merah muda ini berfungsi sebagai ruang keluarga
yang besar. Dapat juga digunakan sebagai ruang untuk melakukan kegiatan
bersama ketika ada event - event tertentu. Dengan demikian penjagaan dan
pengontrolan pasien lebih mudah karena ruang ini sendiri terjaga.
Ruang keluarga dibentuk dengan memberi cerukan - cerukan. Cerukan
inilah yang menjadi ruang personal keluarga dan pasien. Dari ruang ini pasien
rawat inap dapat melihat kegiatan umum rumah sakit. Diharapkan dengan
demikian, pasien akan terbiasa dengan kehidupan normal dan keberadaan orang
asing.
Bagian hijau merupakan perpaduan hardscape dan softscape yang
digunakan sebagai barrier pemisah antara ruang luar umum dan ruang luar bagi
pasien rawat inap. Terdapat penanda di bagian tengah ruang luar ini, penanda ini
dapat membuat ruang terkesan menyatu walau sebenarnya terpisah oleh bagian
hijau. Keberadaan penanda dibagian tengah ini juga semakin memberikan
orientasi kepada orang yang bersikulasi dijalur biru, sehingga tidak kehilangan
arah.
Vegetasi yang digunakan di courtyard B bertujuan sebagai peneduh,
seperti pohon salam dengan tajuk yang besar dan padat, tidak banyak digunakan
semak atau tanaman hias pada courtyard ini karena memang ditujukan untuk
dapat digunakan pada event - event rumah sakit.
Gambar 3.26. Courtyard bagi pengunjung umum
42 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.27. Courtyard bagi Pengunjung Umum
Gambar 3.28. Courtyard bagi pasien rawat inap dan keluarga
Gambar 3.29. Perspektif Mata Burung
43 Universitas Kristen Petra
3.6.4. Ruang Dalam – Rawat Inap
Karakter ruang yang ingin dibentuk dalam tiap unit rawat inap adalah
ruang yang terkesan hommy, karena ruang yang terlalu asing dapat menyebabkan
tekanan psikis tersendiri bagi pasien.
Penggunaan satu ruang besar untuk beberapa tempat tidur memberikan
kemudahan bagi paramedis untuk memantau keadaan pasien. Tetapi sebagai
konsekuensinya, ruang personal dan privasi pasien menjadi berkurang. Oleh
karena itu, pola lantai dan plafon didesain untuk membentuk teritori tiap - tiap
pasien di dalam ruang rawat inap ini. Penataan perabot juga memiliki peranan
dalam pembentukan ruang personal ini.
Untuk membentuk suasana yang hangat digunakan warna - warna dari
kuning hingga coklat, penggunaan material kayu dipilih juga untuk membangun
kesan hangat. Penggunaan soft dan indirect lighting dipilih karena mampu
memberi kesan relaks bag pasien. Daylight juga dimanfaatkan untuk penerangan
pada siang hari.
Gambar 3.30. Suasana Ruang Rawat Inap
Gambar 3.31. Indirect Lighting
44 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.32. Suasana Ruang Rawat Inap
3. 7. Sistem Utilitas
Gambar 3.33. Skema Utilitas Air kotor, kotoran dan air hujan
45 Universitas Kristen Petra
• Air kotor dan kotoran ditampung dengan saptic tank yang diletakkan
menyebar di seluruh area site. Pelatakan saptic tank ini dekat dengan
jalan dengan tujuan memudahkan pemeliharaan.
Limbah – limbah medis yang berasal dari Ruang Gawat Darurat, Ruang
Jenazah dan CSSD harus diolah terlebih dahulu di Insatalasi Pengolahan
Air dan Limbah sebelum dibuang ke saluran kota.
• Zonasi suplai air bersih ditentukan dengan banyaknya penggunaan air
bersih di rumah sakit ini. Area Rawat inap merupakan pengguna air
bersih terbanyak sehingga, di area ini diberikan tandon pusat, diletakkan
di lantai atap yang merupakan titik paling tinggi, karena sistem yang
digunakan adalah sistem down feet, yaitu memanfaatkan daya tekan air
tanpa menggunakan pompa.
Sebelum naik ke tandon, air dari PDAM ditampung terlebih dahulu di
tendon bawah. Tandon bawah ini juga disebar sesuai dengan kebutuhan.
Penyebaran tandon bawah ini dimungkinkan karena karakter site yang
terbuka empat sisi, sehingga bisa mendapat suplai air bersih dari ke
empat sisi tersebut.
• Untuk kebutuhan listrik darurat disediakan genset. Genset ini berfungsi
menyuplai energi listrik ketika listrik padam, terutama di area emergency
dan rawat inap.