29
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO Pembiayaan Proyek Infrastruktur Melalui Penerbitan SBSN/ Sukuk Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI. Bali, 10 Oktober 2018

3. Sukuk Negara SBN/3. Creative and...PMK No.220/PMK.08/2015 PMK No.25/PMK.05/2016 PMK No. 120/PMK.08/2016 Memuat ketentuan: § Kewenangan, cakupan danpersyaratan proyek. § Prosedurperencanaan,

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KEMENTERIAN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO

Pembiayaan Proyek InfrastrukturMelalui Penerbitan SBSN/ Sukuk Negara

Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan RisikoKementerian Keuangan RI.

Bali, 10 Oktober 2018

1. SBSN Sebagai Sumber Pendanaan APBN2. Mekanisme Pembiayaan Proyek SBSN3. Perkembangan Pembiayaan Proyek SBSN4. Kendala dan Inisiatif Pengembangan

Pelaksanaan Proyek. 5. Lain-lain

Agenda

2

1. SBSN Sebagai Sumber Pendanaan APBN

3

4

SBSN

SBSN

4

Statistik Singkat Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

Rp 944,03 Triliun

Total akumulasi penerbitan SBSN

2008 s.d 9 Oktober 2018

Rp 650,16 Triliun

Porsi SBSN terhadap total outstanding SBN18%

Outstanding SBSN per tanggal 9 Oktober 2018

Indonesia menjadi negara penerbit international Sovereign Sukuk (USD denominated) terbesar di dunia

#1

Rp 62,4 Triliun

Total Project FinancingSukuk (Earmarked)

2013 s.d 2018

Telah dikembangkan 4 jenis struktur akad SBSN:Ijarah Sale and Lease Back, SBSN Ijarah Al Khadamat, SBSN Ijarah Asset to be Leased, SBSN Wakalah

4Terdapat 7 jenis instrumen SBSN, ditujukan untuk investor institusi dan individu, di pasardomestik dan internasional(PBS, Sukuk Ritel, SNI, SDHI, dsb)

5

ProjectFinancingSukuk

Project Financing Sukuk adalah SuratBerharga Syariah Negara (SBSN)/SukukNegara yang diterbitkan untuk secaralangsung membiayai kegiatan/proyekPemerintah tertentu yang telah dialokasikandalam APBN (earmarked).

Manfaat:

1. Meningkatkan kemandirian dalam pembiayaanpembangunan nasional;

2. Mendukung percepatan pembangunan proyek infrastrukturdan proyek strategis lainnya;

3. Mengoptimalkan pemanfaatan dana pembiayaan untukbelanja modal/investasi;

4. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untukberpartisipasi dalam membiayai pembangunan proyekpemerintah.

Proyektidakditujukanuntukmenghasilkanpendapatan,sehingga pembayaranpokokdanimbalantidakberasal dari pendapatan proyektersebut, namun berasal dari penerimaanumum Pemerintah dandialokasikantiaptahunpadaAPBN.

6

PenggunaanDanaHasilPenerbitan SBSN

PROJECTFINANCING

GENERALFINANCING

7

SUKUK NEGARA UNTUK PEMBIAYAAN PROYEK s.d 2018

❖Sejak tahun 2013 dikembangkan SBSN untuk pembiayaan proyek infrastruktur secara earmarked, yaitu Project Financing Sukuk.

❖Total Project Financing Sukuk tahun 2013 - 2018 mencapai Rp62,4 Triliun

Pengembangan & Revitalisasi Asrama Haji di 24 Lokasi

Pembangunan & Rehabilitasi701 Kantor Urusan Agama& Manasik Haji

Pembangunan & Pengembangan32 Madrasah

Pembangunan & PengembanganGedung Perkuliahan di 54 Perguruan Tinggi

Pembangunan3 Taman Nasional(Baluran, Gede Pangrango, Aketajawe-Lolobata/Halmahera)

Pembangunan & Pengembangan3 Laboratorium

Pembangunan Jalan dan Jembatan di 30 Provinsi

PembangunanJalur Kereta Api di Jawa, Sumatera, Sulawesi

Pembangunan328 Proyek Sumber Daya Air (bendungan, irigasi, penyediaan dan pengelolaan air tanah)

8

Alokasi Anggaran ProjectFinancingSukuk

9

2. Mekanisme Pembiayaan Proyek SBSN

10

DasarHukumProjectFinancingSukuk

tentangTataCaraPelaksanaanPembayaranKegiatanYangDibiayaiMelaluiPenerbitanSBSN

tentangTataCaraPembiayaanProyek/KegiatanMelaluiPenerbitanSBSN

tentangTataCaraPemantauan,EvaluasidanPelaporanPembiayaanProyek/KegiatanYangDibiayaiMelaluiPenerbitanSBSN

PMK No.220/PMK.08/2015

PMK No.25/PMK.05/2016

PMK No. 120/PMK.08/2016

Memuat ketentuan:§ Kewenangan,cakupan dan persyaratan proyek.§ Prosedur perencanaan,pelaksanaan,pelaporan,pemantauandan evaluasi proyek.

§ Pengelolaan obyek hasil pembiayaan (proyek).

UU No.19/2008 tentangSurat Berharga Syariah Negara

Pasal 4:SBSNditerbitkan untuk membiayai APBNtermasuk membiayaipembangunan proyek.

PP No.56/2011 tentang Pembiayaan Proyek Melalui Penerbitan SBSN

Revisi anggaran proyek/kegiatan yang dibiayai dengan SBSN mengikuti ketentuan peraturan mengenai revisi anggaranpada tahun anggaran berkenaan.(untuk T.A. 2018: PMK No.11/PMK.02/2018 tentang Tata Cara Revisi Anggaran T.A. 2018). 11

Kriteria&PersyaratanProyekYangDapatDibiayaiSBSN

1. MerupakanproyekPemerintahPusat.2. SesuaiprioritasRPJM.3. Memenuhi kriteria kesiapan dankelayakan untuk dilaksanakan dariBappenas.

4. Telah memperoleh persetujuan dari DPR.5. TelahmendapatkanalokasidalamAPBN.6. Memenuhikriteriadantidakbertentangandenganprinsipsyariah.

7. Tidakakandipindahtangankan/dihapuskanselamamenjadiAsetSBSN.

PPNo.56Tahun2011

Pembangunan infrastruktur

Peningkatan pelayanan publik

Pemberdayaan industridalam negeri

Program Pemerintah lainnyayang bersifat strategis

12

TAHAPANPEMBIAYAANPROYEKSBSN

No Tahapan Kegiatan Penganggung Jawab

1. Penyiapan dan Pengusulan Proyek K/L

2. Persetujuan atas kesiapan dan kelayakan

Proyek

Bappenas

3. Pengalokasian Anggaran Kemenkeu

4. Pelaksanaan:

§ Konstruksi atau Pengadaan

§ Penerbitan SBSN

§ Pembayaran

§K/L

§Kemenkeu

§Kemenkeu

5. Pemantauan dan Evaluasi:

§ Progress Fisik

§ Penyerapan Dana

§K/L & Bappenas

§Kemenkeu

6. Pengelolaan Paska Konstruksi K/L & Kemenkeu

13

Mekanisme Pembiayaan Proyek Melalui SBSNBerdasarkanPPNo.56/2011

Kemenkeu Bappenas K/L

Penilaian Kelayakan

dan Kesiapan

Proyek/Kegiatan

Pengalokasian

dalam APBN/P

Pelaksanaan

Penerbitan SBSN

Pelaksanaan

Proyek /

Pengelolaan

Paska Konstruksi

Pertimbangan terkait

aspek fiskal sesuai BMP

1

Penyiapan rencana

Proyek/Kegiatan dan

Studi Kelayakannya

2

34

5

6

7

8

DIPA

Penolakan

Persetujuan

Tolak/

Setuju

Pengajuan

Usulan

Proyek/Kegiatan

Daftar Kegiatan

Prioritas

14

Kebijakan Pembiayaan Proyek SBSN

1. Total alokasi pembiayaan proyek SBSN untuk setiap tahun ditetapkan maksimalsebesar nilai BMP SBSN.

2. Project Financing Sukuk hanya dapat digunakan untuk membiayai proyek K/Lyang memenuhi readiness criteria dari Bappenas terutama lahan harus clean andclear (tidak ada isu terkait lahan, baik dari sisi legal formal maupun fisiknya).

3. Kegiatan yang dibiayai diutamakan untuk proyek yang masuk kategori proyekprioritas pemerintah.

4. Untuk K/L yang pernah menerima pembiayaan proyek SBSN, kinerja proyektahun sebelumnya akan dijadikan salah satu pertimbangan dalam pemberianpembiayaan.

5. Untuk usulan kegiatan baru, komitmen pembiayaan mempertimbangkan pularoadmap jangka panjang yang disiapkan oleh K/L untuk kegiatan yangbersangkutan.

15

ProsesPenganggaranProyekSBSN

BMP SBSN(dari Menkeu

kepada Kepala Bappenas)

PAGU INDIKATIF(Perpres)

DPP SBSN(dari Kepala

Bappenas kepada Menkeu)

PAGU ANGGARAN

(RAPBN)

PAGU DEFINITIF(APBN)

DIPA

SPKPP• Rincian Proyek• RPD

(dari Pemrakarsa (K/L) kepada DJPPR)

Keterangan:BMP : Batas Maksimal PenerbitanDPP : Daftar Prioritas ProyekSPKPP : Surat Pernyataan Kesiapan

Pelaksanaan ProyekRPD : Rencana Penarikan Dana

* Seluruh tahapan dan jadwal waktupelaksanaan kegiatan mengikuti prosespenyusunan APBN

1 2 3 4 65 7

v Trilateral Meeting 1:• Kemenkeu (DJPPR, DJA)• Bappenas• Pemrakarsa (K/L)

v Bappenas menyampaikan indikasi proyek kepada DJPPR

v DJPPR menyampaikan indikasi proyek kepada DJA

v Trilateral Meeting 2:• Kemenkeu (DJPPR, DJA)• Bappenas• Pemrakarsa (K/L)

v Konfirmasi kelayakan dan kesiapan proyek (berdasarkan BMP, DPP, aspek legal dan syariah)

vPenerbitan Nomor Register:• berdasarkan DPP dari Bappenas • disampaikan oleh DJPPR kepada DJA

Jan- Maret April- Juni Juli- September Oktober- Desember

16

3. Perkembangan PembiayaanProyek SBSN

17

ProgramPembiayaanProyekSBSNT.A. 2018

Tahun Unit Penerima Pembiayaan SBSN – Project Based

2013 Kemenhub2014 Kemenhub, Kemenag2015 Kemenhub, Kemenag, Kemenpupera2016 Kemenhub, Kemenag, Kemenpupera2017 Kemenhub, Kemenag, Kemenpupera2018 Kemenag, Kemenhub, Kemenpupera, Kemenristekdikti, LIPI,

Kemen LHK, dan Badan Standardisasi Nasional2019 Kemenag, Kemenhub, Kemenpupera, Kemenristekdikti, LIPI,

Kemen LHK, dan Badan Standardisasi Nasional

(Jumlah proyek ratusan, tersebar di 34 provinsi)Jumlah proyek semakin besar dan merata.

(Infrastruktur perkeretaapian Trans Sulawesi & double track selatan Jawa)Membiayai proyek strategis nasional

(Pengerjaan Tunnel KA yang pertama sejak zaman Belanda)Penggunaan rekayasa teknologi domestik terkemuka.

Potensi dankinerja Sukuk

Proyek yang semakin baik (realisasi per tahun rata-rata 80%, diluar efisiensi kontraktual

dan lanjutan 90 hari kerja)

Kinerja Disbursement yang semakin baik

Jumlah dan Cakupan Proyek

619 proyek14 Sektor

587 proyek9 Sektor

(Perkeretaapian; jalan & jembatan; infrastruktur sumber daya air;

asrama haji; gedung perguruan tinggi negeri; balai nikah dan manasik

haji; madrasah; infrastruktru lingkungan hidup & kehutanan; dan

laboratorium)

Nilai Pembiayaan, Jumlah K/L, danCakupan ProyekSemakinBesar

18

PerkembanganPembiayaanProyekSBSNT.A. 2013 – 2019

Keterangan :*) Pembiayaan Proyek SBSN TA 2019 berdasarkan surat Menteri PPN/ Kepala Bappenas nomorB.412/M.PPN/D.8/PP.05.04/07/2018 tanggal 24 Juli 2018 19

PROJECT FINANCING SUKUK – PER SEKTOR2013 - 2018

§ Jumlah sektor Proyek yang dibiayai melalui SBSN semakin bertambah dari tahun ke tahun.

§ Perkeretaapian, Bina Marga, dan Sumber Daya Air merupakan sektor paling banyak dibiayai melalui SBSN.

20

Project Financing Sukuk, 2013-2018:Sebaran Berdasarkan Propinsi

21

Sebaran Proyek SBSN Per Provinsi(Tahun 2018)

2013 2014 2015 2016 2017

Keterangan :Total Pembiayaan Proyek SBSN TA 2018 adalah sebesar Rp22.526.588.353.000,00

DKI JAKARTA 1 SULAWESI TENGAH 18JAWA BARAT 2 SULAWESI SELATAN 19

JAWA TENGAH 3 SULAWESI TENGGARA 20DI YOGYAKARTA 4 MALUKU 21

JAWA TIMUR 5 BALI 22ACEH 6 NUSA TENGGARA BARAT 23

SUMATERA UTARA 7 NUSA TENGGARA TIMUR 24SUMATERA BARAT 8 PAPUA 25

RIAU 9 BENGKULU 26JAMBI 10 MALUKU UTARA 28

SUMATERA SELATAN 11 BANTEN 29LAMPUNG 12 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 30

KALIMANTAN BARAT 13 GORONTALO 31KALIMANTAN TENGAH 14 KEPULAUAN RIAU 32KALIMANTAN SELATAN 15 PAPUA BARAT 33

KALIMANTAN TIMUR 16 SULAWESI BARAT 34SULAWESI UTARA 17 KALIMANTAN UTARA 35

22

Jalur Kereta Api (Double Track) Cirebon – Kroya2013

• Double Track Cirebon – Kroya; Double-Double Track Manggarai –Bekasi • Asrama Haji di beberapa ProvinsiRp800 Miliar

2013Rp1,57 Triliun

2014

Rp7,13 Triliun

2015

• Double Track Cirebon – Kroya; Double-Double Track Manggarai – Bekasi; Double Track Martapura – Baturaja;Elevated Track Medan – Kualanamu

• Jalan (Flyover, Underpass, Bypass, Ring Road, Tol) & Jembatan di beberapa Provinsi.

• Sarana dan Prasarana Pendidikan Tinggi, Kantor Urusan Agama, dan Asrama Haji di beberapa Provinsi.

Project Financing Sukuk 2013-2017

23

Rp16,76 Triliun

2017

Rp13,67 Triliun

2016

• Double Track, Double-Double Track & Elevated Track(Jabotabek, Jateng, Jatim, Sumut & Sumsel).• Jalan (Flyover, Underpass, Bypass, Ring Road, Tol) &

Jembatan di Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT,Kalimantan, Sulawesi, Maluku & Papua).• Sarana dan Prasarana Pendidikan Tinggi, Kantor Urusan

Agama, dan Asrama Haji di beberapa Provinsi.

• Double Track, Double-Double Track & Elevated Track (Jabotabek, Jateng, Jatim, Sumut & Sumsel), Jalur KA Trans Sumatera dan Trans Sulawesi

• Jalan (Flyover, Underpass, Bypass, Ring Road, Tol) & Jembatan di Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku & Papua).

• Pengendalian Banjir, Lahar, Pengelolaan Drainase Utama Perkotaan, dan Pengamanan Pantai; Pengelolaan Bendungan, Embung, dan Bangunan Penampung Air Lainnya; Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku di beberapa Provinsi.

• Sarana dan Prasarana Pendidikan Tinggi, Kantor Urusan Agama, dan Asrama Haji di beberapa Provinsi.

Project Financing Sukuk 2013-2017

24

4. Kendala dan Inisiatif Pengembangan Pelaksanaan Proyek.

25

§ Proses lelang konstruksi terlambat dilaksanakan oleh K/L.

§ Adanya kontraktor bermasalah, kinerja tidak baik.

§ Lahan belum sepenuhnya siap.

§ Adanya komitment pihak ke-tiga tidak terpenuhi.

§ Adanya aset yang hilang/musnah, yaitu akibat bencana.§ Rencana Penarikan Dana oleh K/L tidak tepat yang dapat mengakibatkan

penghentian pembayaran.

§ Proyek tidak selesai sampai akhir masa kontrak.

§ Administrasi anggaran terlambat diproses, misal ijin kontrak multiyears.

CatatanKendala/PermasalahanPelaksanaanProyekSBSN

26

BeberapaInisiatifUntukPeningkatanKualitasPelaksanaanProyek SBSN

1. Penggunaan desain berulang, yaitu untuk proyek dengan jumlah banyak dengan tipe konstruksi yang sejenis.

2. Kombinasi sumber pendanaan untuk tender Pra-DIPA, sebagai misal kontrak perencanaan dengan sumber dana lain di tahun anggaran sebelumnya.

3. Perumusan dokumen tender secara tepat untuk menghindari aksi contract engineering, serta pendampingan LKPP untuk mendapatkan kontraktor yang berkualitas.

4. Pemanfaatan teknologi untuk percepatan Proyek.5. Peningkatan jaminan kualitas hasil konstruksi dengan pemanfaatan audit

kualitas proyek dan peran serta BUMN Karya sebagai peserta tender Proyek.6. Pengembangan kombinasi sumber Pembiayaan (blended financing), melalui

koordinasi pemanfaatan sumber dana lain misal dengan Pinjaman / KPBU.

27

TerimaKasih

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan RisikoKementerian Keuangan RI

Gedung Frans Seda Lantai 2,Jl. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat – Kode pos: 10710

Phone: (021) 3500843, Fax: (021) 3502195Site: www.djppr.kemenkeu.go.id

Struktur SBSNIjarah AssettobeLeased

1. Pemesanan obyek ijarah

3. Penerbitan SBSN

4. Proceeds

Pembangunan Proyek

5. Proceeds

8. P

em

ba

yara

n

Imb

ala

n S

BS

N

10. Pembelian Aset SBSN pada

saat jatuh tempo (akad bai’)

12. Pelunasan

SBSN

9. BAST Proyek

7. Pembayaran uang sewa (ujrah)

SPV

A. Penerbit

B. Wali amanat

C. Pemberi Kuasa

D. Pemberi Sewa

INVESTOR

6. Akad Ijarah Asset to be Leased

11. Pembayaran Aset SBSN

: Akad/perjanjian

: Cash flow

GoI- Penyewa

- Pembeli

GoIWakil/

Penerima Kuasa

2a. Pemberian kuasa (Akad Wakalah)

pembangunan Proyek

2b. Akad Bai’ atas Barang Milik

Negara (jika diperlukan)