Upload
devina-andayanii
View
184
Download
17
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ppt takshew 1
Citation preview
Tata nama hewan berpegang pada aturan The International Code of Zoological
Nomenclature merupakan satu kumpulan aturan-aturan
dalam zoologi yang mempunyai satu tujuan dasar yaitu
menyediakan aturan tatanama hewan yang berlaku universal dan digunakan sepanjang
masa dalam penamaan semua hewan menurut pertimbangan taksonomi
(taxonomic judgement).
1. ICZN
Kode berarti
memberikan pedoman hanya pada tatanama hewan.
Kode yang digunakan adalah
kode yang baru bukan yang lama.
Nama takson baru yang tidak mengikuti kode tidak akan dicantumkan dalam lingkup
ilmu pengetahuan.
Aturan-aturan dalam Kode itu menentukan
apakah suatu nama benar-benar sah
The International Commission on Zoological Nomenclature (ICZN)
melakukan kegiatan yang mengatasnamakan semua ahli zoologi
dan
menanggapi semua usulan yang berkaitan dengan nama takson hewan.
Istilah Tatanama
atau
Nomenclature
berasal dari Latin :
Nomen (nama) dan calare ( memanggil/ menyebut). Nomenklatur: memanggil sesuatu dengan nama
Nomenklatur penting sebagai alat komunikasi di antara Biologist (ahli biologi)
Nomenklatur merupakan properti paling penting pada nama taksa (jamak, takson: tunggal) memiliki sifat:
a. Unik: harus unik karena merupakan kunci pembeda antar satu spesies dengan spe-cies lainnya atau dengan kategori takson yang lebih tinggi
b. Universal: nama itu harus bisa diterima dan berlaku secara umum di manapun di seluruh dunia (satu bahasa)
Lanjutan:
c. Stabil, artinya nama itu berlaku sepanjang masa, tidak berubah menurut ruang dan waktu, kecuali yang disepakati
d. Prior: Menggunakan nama pertama (yang lebih dulu) diberikan oleh penemu atau pemberi nama pertama kali.
a. Nama organisme atau kelompok yang dipublikasikan pertama kali menjadi
prioritas.
Nama-nama organisme atau kelompok setelah nama pertama
disebut junior synonyms dan dinyatakan tidak sah .
John Edward Gray mempublikasikan pronghorn dengan
nama Antilocapra anteflexa pada tahun 1855
Nama species pronghorn: Antilocarpa americana dipublikasikan oleh George Ord pada tahun 1815.
(junior synonym)
Hewan: PRONGHORN
Nama Antilocarpa americana , diprioritaskan
Johann Jakob Kaup (1856) mempublikasikan nama Leptocephalus brevirostris untuk species sidat
Ternyata, merupakan bentuk juvenil belut Eropa: Muraena anguilla , yang telah dipublikasikanoleh Carolus Linnaeus (1758)
Genus Muraena diganti dengan genus Anguilla oleh Franz Paula von Schrank (1798)
Anguilla angguilla sekarang merupakan nama sah, Leptocephalus brevirostris ditetapkan sebagai junior synonym.
b. Penggunaan nama yang dipublikasikan pertama menjadi prioritas
George Cuvier (1797) mengajukan genus Echidna untuk spiny anteater
Johann Reinhold Forster (1777) telah mempublikasikan nama Echidna untuk genus sidat moray
Nama pemberian Forster: prioritas, nama pemberian Cuvier: junior homonym.
Johann Karl Wilhelm Illiger (1811) mempublikasikan nama Tachyglossus
Tachyglossus sebagai nama pengganti yang sah, atau nomen novum
Short-nosed Echidna (Tachyglossus aculeatus)
c. Deskripsi suatu species yang dipublikasikan pertama memastikan epithetum species
Chimpanzee diberi nama Simia troglodytes oleh Johann Friedrich Blumenbach (1799)
Lorenz Oken (1816) mengganti Simia dengan genus baru Pan Nama yang sah sekarang adalah Pan troglodytes.
d.Dengan pemantapan tatanama, aturan prioritas
dapat diubah jika penggunaan junior name telah sangat luas dan dalam periode yang
lama.Carolus Linnaeus (1758) memberi nama kucing jinak, Felis catus .
Pemantapan penggunaan F. silvestris untuk kucing liar ini disebut nomen protectum
Felis catus Felis silvestris
Johann Christian Daniel von Schreber (1775) memberikan nama kucing liar, Felis silvestris
Keduanya sangat mirip
PEDOMAN SINGKAT•Sering menulis nama ilmiah suatu hewan pada lecture notes atau teks. •Menerapkan dan memahami aturan-aturan yang digunakan dengan contoh-contohnya.
•Belajar menggunakan aturan-aturan tatanama itu secara tepat dan benar dari diri Kita sendiri.
•Membetulkan catatan-catatan tentang tatanama hewan yang Kita tulis dengan salah itu menjadi lebih benar dan tepat.
Ada sembilan aturan umum yang digunakan dalam penamaan ilmiah hewan, yaitu:
1. Nama dalam Zoologi dan Botani harus berbeda2. Dalam kerajaan hewan tidak boleh ada dua
genera atau species yang mempunyai nama sama
3. Tidak ada suatu nama yang dianggap mendapat prioritas, termasuk nama-nama yang tercantum dalam buku SYSTEMA NATURAE
Ada sembilan aturan umum yang digunakan dalam penamaan ilmiah hewan, yaitu:
1. Nama dalam Zoologi dan Botani harus berbeda
2. Dalam regnum hewan tidak boleh ada dua genera atau species yang mempunyai nama sama
3. Tidak ada suatu nama yang dianggap mendapat prioritas, termasuk nama-nama yang tercantum dalam
buku SYSTEMA NATURAE
Lanjutan:
6. Nama penunjuk species harus kata tunggal dengan awal huruf kecil (biasanya kata sifat yang
menerangkan genus), kecuali yang berasal dari nama orang
4. Nama ilmiah harus bahasa Latin atau yang dilatinkan
5. Nama genus harus nama tunggal (kata benda) dan dimulai dengan awal huruf besar
7. Pencipta nama hewan adalah orang pertama yang menerbitkan dalam suatu penerbitan berkala dengan memberikan deskripsi tentang hewan itu
8. Jika suatu genus baru diusulkan, tipe speciesnya harus ditunjukkan
9. Nama familia dibentuk dengan penambahan akhiran-idea dan subfamilia dengan
penambahan akhiran –inae.
Adopsi sistem tatanama binomial berasal dari
ahli botani dan fisika bangsa Swedia Carolus Linnaeus (1797-1778)
yang menetapkan setiap species (mineral, tumbuhan dan hewan)
dengan dua bagian nama
Tatanama binomial merupakan
sistem resmi penamaan species organisme.
Tatanama binary (khusus pada lingkup botani),
atau sistem klassifikasi binomial.
Sistem ini disebut:
Tatanama binominal (khususnya dalam lingkup zoologi),
lanjutan
Esensi dari tatanama binomial ini bahwa
setiap nama species adalah dalam bahasa Latin (ilmiah modern) dan mempuyai dua bagian,
sehingga secara populer diketahui sebagai nama Latin
dari species
Aturan-aturan dalam tata nama binomial
Nama hewan terdiri atas dua kata, yaitu:
Kata pertama merupakan nama genus (juga disebut generic name = nama genus), umumnya berupa kata
bendaKata kedua mengidentifikasi species dalam genus dengan
istilah-istilah teknik yang dapat bervariasi, disebut specific descriptor
Pada zoologi, kata yang mengidentifikasi species disebut specific name
Pada botani, kata yang mengidentifikasi species, disebut specific epithet
Hal lain yang perlu dipahami:
1. Nama species umumnya diketik italik (cetak miring)
Sebagai contoh; Homo sapiens
Bila ditulis dengan tangan, nama genus dan species diberi garisbawah sendiri-sendiri.
Contoh:Homo sapiens , pada masing-masing kata digarisbawahi sendiri-sendiri
3. Nama species tidak pernah ditulis dengan awal huruf kapital: sapiens
2. Nama genus selalu ditulis dengan huruf awal kapital
Homo
4. Ada beberapa istilah untuk nama species dua bagian ini, yaitu binomen (jamak: binomina), binomial, nama binomial, binominal, atau nama binominal.
5. Semua taksa pada hirarkhi/urutan/ ranks di atas species mempunyai nama yang disusun hanya oleh satu kata, yaitu nama uninominal.
6. Jika suatu species memiliki subspecies, maka nama species diberi nama dengan tiga kata, yaitu:
Dua kata pertama membentuk nama species
Satu kata ketiga adalah nama subspecies, yang mengidentifikasi subspecies dalam species
Tata nama yang memberi nama species dengan tiga kata disebut tatanama Trinomial
Penulisan trinomial pada zoologi dan botani berbeda
Dua subspecies dari Pipit berpunggung olive: Anthus hodgsoni berezovskii
dan Anthus hodgsoni hodgsoni
Contoh:
Harimau Bengal: Panthera tigris tigris dan
Harimau Siberia: Panthera tigris altaica
7. Dalam bahan ajar kuliah, penulisan untuk binomial biasanya diikuti oleh nama keluarga yang disingkat (padada botani) dan penuh (pada zologi)
dari ahli yang pertama kali mempublika-sikan nama species tersebut
Jika nama species digunakan dalam deskripsi genus berbeda, yang ditetapkan pada masa sekarang, maka singkatan nama atau nama
pendeskripsi dan waktu deskripsi diletakkan dalam tanda kurung.
Lanjutan:
• Sebagai contoh: Botani: Amaranthus retroflexus L. atau Zoologi: Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – Nama species: domesticus dideskripsikan pertama kali untuk genus Fringilla, sebab itu nama Linneus dan waktu pendiskripsian ditulis dalam tanda kurung.
Lanjutan:
8. Jika penamaan hewan yang digunakan adalah suatu nama umum, maka nama ilmiahnya biasanya mengikuti dalam tanda kurung.
Contoh: Burung gereja (Passer domesticus), yang berkembang biak di lingkungan Gereja.
9. Nama ilmiah umumnya harus ditulis
penuh • Sebagai contoh:
Dalam suatu tulisan, misalnya anggota genus Puntius, bila telah ditulis dalam daftar sebelumnya dengan Puntius javanicus, maka untuk tulisan selanjutnya dapat ditulis P.javanicus. Namun, dalam kasus yang jarang, bentuk singkat-annya dapat langsung ditulis karena secara umum telah diketahui,walaupun nama genus ditulis tidak lengkap. Sebagai sontoh: bakteri Escherichia coli sering ditulis hanya dengan E. coli dan Tyrannosaurus rex mungkin bahkan dikenal lebih baik secara sederhana sebagai T.rex.
Lanjutan:
10. Singkatan ”sp” digunakan bila nama species sebenarnya belum tepat atau tidak perlu dispesifikasikan. Singkatan ”spp” (jamak) menunjukkan ”beberapa species”. Keduanya tidak dicetak miring (atau digaris bawahi).
11. Singkatan ”ssp” (zoologi) atau ”subsp” (botani) menunjukkan suatu subspecies yang belum terspecifikasi, dan ”sspp” atau ”subspp” menunjukkan sejumlah subspecies.
Lanjutan:
12. Singkatan ”cf” (the Latin word confer, meaning "compare" or "consult") digunakan bila identifikasi belum kuat. perlu ada pembandingan yang akurat atau nama yang diperkirakan masih perlu dikonsultasikan kepada ahli..
13. Mikologi menggunakan sistem yang sama dengan botani.
===
• Hewan: International Code of Zoological Nomen-clature (ICZN)/ http://www.iczn.org/iczn/index.jsp
• Tumbuhan: International Code of Botanical No-menclature (ICBN)/ http://www.bgbm.org/iapt/nomenclature/code/SaintLouis/0000St.Luistitle.htm
• Bakteri: International Code of Nomenclature of Bacteria (ICNB)/ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?indexed=google&rid=icnb.TOC
CATATAN TENTANG PENGGUNAAN NAMA
• Nama fosil dan hewan hidup Jika species yang masih hidup mula-mula diberi
nama berdasarkan nama material fosil, maka nama itu juga untuk nama species hidup.
Jika suatu nama sama diajukan untuk species hidup dan hewan fossil, maka nama itu homonim.
Awal mula tatanama zoologi
Nama hewan baru tersedia setelah dipublikasikannya Systema Nature edisi 10 pada 1 Januari 1758.
Sebelum itu, tidak tersedia nama hewan.
LANJUTAN:
• The Binomial Nomenclature of Linnaeus
Nama tiap species harus tersusun atas nama genus dan nama species.
Nama genus itu merupakan bantuan untuk mengingat (memory) dan nama species itu untuk menyatakan perbedaan dan keunikan (uniqueness)
Beberapa nama Author yang sering digunakan dalam penamaan hewan Gmel. Gmelin Ads. Adams Desh. Deshayes L., Linn. Linnaeus Blkr. Blaker Perubahan nama hewan juga sering terjadi, sebagai
contoh, pada :Fasciolaris giganteca Pleuroploca giganteca Ostrea virginica Crasssotrea virginica Serangga : Tendipes sp. Chironomus sp. Pisces : Mystus nemurus Hemibagrus nemurus
Persetujuan dan penilaian terhadap penamaan species hewan dan perubahannya berada pada “The International Commission for Zoological Nomenclature”
Beberapa contoh yang menjadi dasar penamaan hewan adalah :
1. Nama penemu (Macrobrachium rossenbergii) pertama kali ditemukan oleh Rossenberg)
2. Daerah penyebaran (Puntius javanicus) ikan tawes yang penyebarannya di P. Jawa
3. Habitat/tempat hidupnya (Fasciola hepatica), cacing parasit yang hidupnya di hati hospesnya
4. Warna tubuh dewasa (Euglena viridis) berwarna hijau
5. Morfologi (Paramecium caudatum) berbentuk seperti sandal
Macam Nama
• Homonym (Homonim): nama takson yang lafalnya identik dengan nama yang dimiliki takson lainnya.
• Synonyms (Sinonim): Nama ilmiah yang
berbeda untuk takson tunggal. • Nomen nudum: Nama yang tidak tepat
berkaitan dengan kenyataan specimen. • Nomen dubium: Nama yang digunakan tanpa
informasi yang cukup sehingga author selanjutnya tak dapat menentukan apa taksonnya.
– Nomen oblitum: Nama prioritas untuk takson, tetapi jarang digunakan walaupun nama itu digunakan dan diterima. Nomen oblitum digunakan hanya untuk menyatakan status nama sinonim.
– Nomen novum: Suatu nama baru yang digunakan untuk menempatkan nama asli takson yang sah pada peristiwa homonim. Nomen novum digunakan untuk menyatakan status nama yang sah, temporer atau sinonim.
– Nomen protectum: Nama yang tetap dipertahankan, tanpa memperhatikan senior sinonim atau senior homonim yang telah menjadi nomen oblitum. Nomen protectum hanya untuk meyatakan status nama yang sah atau sinonim.
Nama Genus
• Nama takson di atas kategori species terdiri hanya atas satu nama (Uninomial)
• Tidak boleh ada dua nama genus yang sama• Jika suatu genus baru diusulkan, tipe
speciesnya harus ditunjukkan• Jika nama species berupa kata sifat, gendernya
harus disesuaikan dengan nama genusnya. • Kata benda latin berakhiran – us adalah
maskulin• Domus adalah feminin, pectus adalah netral• Latin suffix –cola adalah maskulin
Nama Familia
• Nama familia harus dalam bentuk jamak (plural) demikian juga nama di atas kategori familia
• Author yang mengajukan nama familia baru memiliki kebebasan dalam memilih tipe genusnya
• Stabilitas sangat penting untuk nama familia
• Nama taraf familia dibentuk dari nama tipe genusnya.
• Jika nama genus ditolak sebagai sinonim junior, maka nama familia tidak diubah dan berlanjut sebagai nama yang sah.
- Nama kelompok familia dibentuk sebagai berikut:
Superfamilia: -oidea Familia: -idea Subfamilia: -inae Tribus: -ini Subtribus: -ina
Homonim
• Homonim: nama identik untuk dua atau lebih taksa yang berbeda.
• Nama yang duluan muncul adalah senior homonym
• Nama yang kemudian adalah junior homonym
• Junior homonymdalam kelompok genus selalau tidak sah.
Macam Type Species
• Type genus, the "name bearer" for family-group taxa (taxa with a rank higher than genus up to superfamily)
• Type species, the "name bearer" for genus-group taxa (genus or subgenus)
• Type specimen – Primary types, the "name bearers" for
species names
•Holotype, the single specimen designated as holotype when the species was first described
•Syntypes (also known as cotypes), multiple specimens identified by the author when the species was first described without designating a specific holotype
Lanjutan:
•Lectotype, the specimen designated by a subsequent author and selected from the syntypes
•Neotype, a specimen designated by a subsequent author as the name bearer when the original primary type (s) have been lost or destroyed