Upload
takul-sudah-bisha
View
709
Download
50
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM 3
TRANSISTOR BIPOLAR
Oleh :
Kelompok 6
NAMA MAHASISWA NIM
1. Lukman Prayudi 081910201016
2. M. Miftachul Arif 101910201024
3. Risca Dwi Novianti 101910201036
4. Nurdin Zuhri Aminullah 101910201042
5. Bryan Hidayat S 101910201046
6. Yudha Bagus Priyoko 101910201103
LABORATORIUM DASAR DAN OPTIK
PROGRAM STUDI S1
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komponen Elektronika biasanya sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian
pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya.
Mulai dari yang menempel langsung pada papan rangkaian baik berupa PCB, CCB,
Protoboard maupun Veroboard dengan cara disolder atau tidak menempel langsung pada
papan rangkaian (dengan alat penghubung lain, misalnya kabel).
Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang terdiri dari
satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, dipanaskan, ditempelkan dan
sebagainya akan menghasilkan suatu efek yang dapat menghasilkan suhu atau panas,
menangkap atau menggetarkan materi, merubah arus, tegangan, daya listrik dan lainnya.
Produk komponen elektronika merupakan basis industri pendukung yang harus
dimiliki sebuah negara apabila negara tersebut ingin mengembangkan industri
elektronikanya. Tanpa dukungan supporting industries elektronika yang kuat jangan
harap industri elektronika di negara tersebut menjadi kuat. Filosofi tersebut telah
dibuktikan oleh banyak negara yang kini telah menjadi negara industri elektronika yang
kuat seperti Jepang dan Korea Selatan.
Praktikum dasar elektronika mengenai karakteristik Common Base Transistor ini
ditujukan untuk mengetahui karakteristik input dan karakteristik output, serta untuk
memahami faktor penguatnya.
1.2. Tujuan
Setelah melakukan percobaan maka mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami faktor penguatan common base transistor bipolar.
2. Mengetahui karakteristik common base transistor bipolar.
3. Mengetahui rangkaian transistor bipolar dalam rangkaian.
4. Mengetahui pemanfaatan Transistor bipolar dalam kehidupan sehari hari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Transistor adalah suatu komponen aktif semikonduktor yang bekerjanya
menggunakan pengolahan aliran arus elektron. Transistor terdiri dari tiga elemen yaitu
basis (B), kolektor (C) dan emitor (E).
Transistor mempunyai dua junction, pertama batas pertemuan antara emitor-basis
dan yang kedua pertemuan antara basis-kolektor.
Transistor ada 2 jenis :
1. Jenis NPN 2. Jenis PNP
Transistor NPN emitornya di-doping sangat banyak, kerjanya adalah
menginjeksikan elektron ke dalam basis. Basis di-dop sangat sedikit, ia melakukan
sebagian besar elektron yang diinjeksikan emitor kedalamnya menuuju kolektor.
Sedangkan banyaknya doping pada kolektor adalah diantara banyaknya doping pada
emitor dan basis. Kolektor merupakan yang terbesar dari ketiga daerah tersebut, ia harus
menghamburkan lebih banyak panas dari emitor atau basis.
Hampir pada semua transistor, dari elektron yang diinjeksikan ke dalam basis,
kurang dari 5%-nya berkombinasi dengan hole basis untuk menghasilkan IB. Oleh karena
itu βdc (disebut juga penguatan arus dc) hampir semuanya selalu lebih besar dari 20 dan
biasanya berkisar antara 50 sampai 200. Tepatnya βdc dapat dicari dari rumus :
Ragam atau mode kerja transistor tergantung pada terminal umum antara rangkaian
masukan dan keluaran dari transistor, transistor dapatbekerja menurut salah satu dari tiga
ragam berikut ini :
1. Ragam basis umum (common basis CB) : Dalam hal ini terminal emitor umum baik ke
rangkaian masukan ataupun keluaran. Ragam ini juga dinamakan konfigurasi basis
dikebumikan.
βdc = IcIb
2. Ragam emitor umum (common emitor CE) : Dalam hal ini terminal emitor umum baik ke
dalam rangkaian masukan ataupun keluaran, ragam ini juga dinamakan ragam umum,
common emitor atau konfigurasi emitor dikebumikan dari transistor.
3. Ragam kolektor umum (common kolektor CC) : kalau terminal kolektor dari transistor
dibuat umum baik ke dalam rangkaian masukan ataupun keluaran, ragam ini juga
dinamakan ragam kolektor umum atau konfigurasi kolektor dikebumikan.
Berbagai komponen arus yang dialirkan kalau hubungan emitor bias atau JEB dicatu
maju dan hubungan kolektor basis atau JCB dicatu balik.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Gambar Rangkaian
a. Karakteristik Input :
b. Karakteristik Output
3.2. Alat dan Bahan
1. Multimeter
2. Power supply
3. Project board
4. Transistor
5. Resistor 330 ῼ
6. Jumper
3.3. Prosedur Percobaan
a. Karakteristik Input
1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar.
2. Mengatur Vcc sehingga Vcb = 0 V.
3. Mengubah IE dengan mengatur VEE sesuai tabel dan catat hasil pada tabel.
4. Mengubah VCB = 1 V, ulang ukur VBE untuk perbedaan harga dari IE. Ulangi ukur
harga VCB sesuai tabel. Catat harga-harga VBE pada tabel dengan perubahan IE.
b. Karakteristik Output
1. Rangkailah seperti pada gambar.
2. Mengatur IE dengan mengubah VEE. Mengubah VBC sesuai dengan tabel di
bawah. Mengukur IC untuk tiap-tiap harga VCB dan catat hasilnya pada tabel.
3. Mengulangi pengukuran untuk harga IE yang lain sesuai dengan tabel yang ada
dan merubah harga VCB (saat IE konstan) catat harga IC pada tabel.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Data
a. Karakteristik Input
IE (mA) 0,2 0,6 1 2 3 4 5 6
VCB(V) VBE
0 0,565 0,596 0,608 0,636 0,692 0,715 0,729 0,739
1 0,564 0,592 0,606 0,626 0,638 0,648 0,687 0,712
2 0,560 0,590 0,604 0,624 0,636 0,645 0,625 0,759
3 0,559 0,589 0,603 0,622 0,633 0,643 0,645 0,659
4 0,558 0,588 0,601 0,620 0,631 0,638 0,643 0,651
5 0,557 0,586 0,600 0,617 0,628 0,634 0,639 0,648
6 0,556 0,584 0,597 0,614 0,623 0,629 0,633 0,644
7 0,555 0,582 0,594 0,608 0,614 0,613 0,596 0,577
b. Karakteristik Output
VCB(V) 0 1 2 3 4 5 6 7
IE (mA) IC
0,2 0,20 0,21 0,21 0,21 0,21 0,22 0,23 0,24
0,6 0,59 0,59 0,60 0,60 0,61 0,62 0,64 0,66
1 0,98 0,98 0,99 1,00 1,00 1,02 1,05 1,09
2 1,88 1,98 1,99 2,00 2,01 2,04 2,09 2,17
3 2,11 3,06 3,07 3,08 3,10 3,14 3,22 3,36
4 2,18 4,06 4,07 4,09 4,11 4,16 4,16 4,48
5 2,22 5,04 5,06 5,07 5,10 5,17 5,31 5,63
6 2,24 6,02 6,03 6,05 6,08 6,16 6,32 6,70
Grafik
a. Karakteristik Input
0,739 0,712 0,759 0,659 0,651 0,648 0,644 0,5770,729 0,687 0,625 0,645 0,643 0,639 0,633 0,5960,715 0,648 0,645 0,643 0,638 0,634 0,629 0,6130,692 0,638 0,636 0,633 0,631 0,628 0,623 0,6140,636 0,626 0,624 0,622 0,62 0,617 0,614 0,6080,608 0,606 0,604 0,603 0,601 0,6 0,597 0,5940,596 0,592 0,59 0,589 0,588 0,586 0,584 0,5820,565 0,564 0,56 0,559 0,558 0,557 0,556 0,555
0 0 0 0 0 0 0 0
0
1
2
3
4
5
6
7
0.20.600000000000001
1
2
3
4
5
6
Hubungan antara IE dan VBE
VBE (V)
IE (mA)
b. Karakteristik Output
0 1 2 3 4 5 6 70
1
2
3
4
5
6
7
8
Hubungan antara IC dan IE
Vcb 0v
Vcb 1v
Vcb 2v
Vcb 3v
Vcb 4v
Vcb 5v
Vcb 6v
Vcb 7v
IE (mA)
Ic (mA)
0 1 2 3 4 5 6 70
1
2
3
4
5
6
7
8
Hubungan antara IC dan VCB
Ie=0,2 mAIe=0,6 mAIe=1 mAIe=2 mAIe=3 mAIe=4 mAIe=5 mAIe=6 mA
VCB (V)
IC (mA)
4.2. Analisa Pembahasan
Transistor adalah suatu komponen aktif semikonduktor yang bekerja menggunakan
pengolahan aliran arus elektron. Transistor berasal dari kata transfer dan resistor yang
berarti menghantar arus dan menghambat arus. Transistor memiliki 2 jenis yaitu
transistor bipolar dan transistor unipolar. Pada percobaan elektronika kali ini kita akan
membahas tentang transistor bipolar. Transistor yang dipakai adalah tipe 2N222 dengan
jenis NPN yang berfungsi sebagai penguat arus (current amplifier). Transistor bipolar
adalah transistor yang dibentuk berdasarkan dua tipe muatan yakni elektron bebas dan
hole yang masing-masing bisa berfungsi sebagai pembawa mayoritas dan pembawa
minoritas. Transistor mempunyai 3 elemen yaitu basis, kolektor, dan emitor. Gambar
transistor NPN dapat dilihat di bawah ini
Dari gambar diatas dapat dilihat arah elektronnya,. Disini emitor berfungsi sebagai
sumber elektronnya. Sehingga elektron dari emitor masuk ke daerah basis kemudian
sebagian kecil keluar lewat terminal basis dan sebagian besar keluar menuju kolektor.
Sehingga secara matematis dapat ditulis persamaan:
IE = IB + IC
Karena elektron yang keluar lewat terminal basis sanagt kecil sehingga arusnya
juga sangat kecil. Sebagai perbandingan, arus basis seringkali hanya 1% dari arus
kolektor. Maka dari itu arus kolektor kira-kira sama dengan arus emiter.
Ie ≈ Ic
Percobaan ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu untuk mencari karakteristik input yaitu
mengukur nilai dari tegangan basis-emitor (Vbe) dan mencari karakteristik output yaitu
mengukur nilai dari kuat arus pada kolektor (Ic). Kedua karakteristik tersebut
menggunakan parameter Ie dan Vcb serta rangkaiannya dibuat dengan basis sebagai
commonnya.
Pada saat mencari karakteristik input, nilai Vcb diset pada nilai 0 sampai 7 volt
berurutan dan nilai kuat arus emitor diset di nilai 0,2; 0,6; 1 sampai 6 berurutan. Dalam
pengukuran mencari Vbe, kita akan mendapatkan hubungan Vcb dengan Vbe dan
hubungan Ie dengan Vbe. Pertama, kita mencari hubungan antara Vcb dan Vbe dengan
cara mengambil sampel yaitu saat Ie diset tetap pada nilai 0,2 mA dan Vcb di rubah dari
0; 1; 2; 3; 4; 5; 6 dan 7 volt maka diperoleh Vbe berturut-turut adalah 0,565; 0,564;
0,560; 0,559; 0,558; 0,557; 0,556; dan 0,555 volt. Dari sampel data tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai Vbe bernilai relatif konstan saat Vcb dinaikkan karena hanya
turun seperseribu volt saja. Hal ini karena sebenarnya keduanya merupakan hubungan
antara Ic dan Ie dimana seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa Ie hampir sama
dengan Ic. Kedua, kita mencari hubungan antara Ie dan Vbe dengan cara mengambil
sampel yaitu saat Vcb diset pada nilai tetap 3 volt dan Ie di rubah dari 0,2; 0,6; 1; 2; 3; 4;
5; dan 6 mA maka diperoleh Vbe berturut-turut adalah 0,559; 0,589; 0,603; 0,622; 0,633;
0,643; 0,645 dan 0,651 volt. Dari sampel data tersebut dapat dilihat nilai Vbe semakin
besar saat nilai Ie dinaikkan. Hal ini dikarenakan jika Vbe lebih besar daripada potensial
barrier (0,6 sampai 0,7 volt untuk silikon) maka banyak elektron-elektron emiter masuk
ke dalam daerah basis atau dengan kata lain arus emitornya semakin besar.
Sedangkan pada karakteristik output, nilai kuat arus pada kolektor setelah
melakukan percobaan ternyata nilainya tetap meskipun nilai tegangan common- basis
Vcb diperbesar. Hal ini dapat dibuktikan misal saat Ie dengan nilai twtap yaitu 0,2 mA
dan Vcb dinaikkan mulai 0; 1; 2; 3; 4; 5; 6; dan 7 volt maka didapatkan Ic berturut-turut
yakni 0,2; 0,21; 0,21;0,21; 0,21; 0,22; 0,23 dan 0,24 mA. Namun, nilai Ic semakin
bertambah saat nilai arus pada emitor (Ie) semakin besar. Hal ini dapat dibuktikan misal
saat nilai Vcb tetap yaitu 3 V dan Ie dinaikkan mulai 0,2; 0,6; 1; 2; 3; 4; 5; dan 6 mA
maka didapatkan Ic berturut-turut yakni 0,21; 0,6; 1,00; 2,00; 3,08; 4,09; 5,07 dan 6,05
mA. Dari hasil pengukuran tersebut, dapat dilihat bahwa nilai kuat arus pada Ic nilainya
relatif sama seperti nilai kuat arus Ie. Hal ini dikarenakan bahwa arus pada karakteristik
output mengikuti hukum kirchoff yaitu arus pada emitor sama dengan arus pada basis
ditambah arus pada kolektor. Namun karena arus basis sangat kecil, maka arus basis
dapat diabaikan sehingga nilai arus collector (Ic) bernilai sama dengan arus emitor (Ie).
Jadi, nilai arus emitor (Ie) berbanding lurus dengan nilai arus kolektor (Ic).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum tersebut dapat kita simpulkan :
1. Pada karakteristik input, nilai tegangan Vbe bernilai konstan meski tegangan Vcb
dinaikkan.
2. Nilai Vbe semakin besar saat kuat arus emitor Ie diperbesar, sehingga semakin besar
nilai Ie, maka semakin besar pula tegangan Vbe.
3. Pada karakteristik output, nilai kuat arus pada emitor mempengaruhi nilai arus pada
collector. Semakin besar nilai Ie, maka semakin besar nilai Ic
4. Nilai kuat arus pada kolektor bernilai sama dengan arus pada emitor.
5. IE berbanding lurus dengan VBE.
6. Pemasangan transistor NPN pada rangkaian adalah kolektor dibias mundur dan emitor
dibias maju.
7. Daerah aktif adalah bagian horizontal dari kurva output dimana arus kolektor (IC)
konstan pada daerah ini.
8. Kurva karakteristik input transistor terlihat sama seperti dioda forward bias.
LAMPIRAN