1

31 Juli 2018, Kontan|Hal,18 ANTARA/Mohamad …bigcms.bisnis.com/file-data/1/4074/d49a21b1_Jun18-Island...Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia Tony Tanduk tidak menampik

Embed Size (px)

Citation preview

18 INDUSTRIKontan Selasa, 31 Juli 2018

nAGRIBISNIS nPANGAN

garamn

Kemarau, Produksi Garam Naik

Kinerja Mentereng Perusahaan BerasKenaikan permintaan beras di pasar melesatkan kinerja semester I PT Buyung Poetra Sembada Tbk dan PT Food Station Tjipinang

JAKARTA. Kinerja perusaha-an yang berbisnis beras pada sementer satu 2018 ini seper-tinya pulen. Meski, bisnis me-reka dihantui kebijakan Ke-menterian Perdagangan ten-tang penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras.

Salah satu perusahaan yang kinerjanya mendaki adalah PT Buyung Poetra Sembada Tbk. Emiten dengan kode sa-ham HOKI ini mencatat per-tumbuhan pendapatan sebe-sar Rp 769 miliar, naik 9% di-banding periode sama 2017 yang sebesar Rp 700 miliar.

Peningkatan pendapatan ini

diikuti dengan kenaikan laba bersih sebesar 11% menjadi Rp 50,4 miliar dari sebelum-nya Rp 45,2 miliar. Moncer-nya kinerja perusahaan beras ini tak terlepas dari pening-katkan permintaan beras di pasar yang terus bertambah.

Investor Relations PT Bu-yung Poetra Sembada Tbk, Dion Surijata mengatakan, peningkatan konsumsi beras selama paruh pertama 2018 menjadi pendongkrak kinerja perusahaan. "Pertumbuhan konsumsi membuat penda-patan perusahan naik, meski-pun ada penerapan kebijakan HET, tapi tidak menghalangi peningkatkan pendapatan perusahaan,"ujarnya kepada

KONTAN, Senin (30/7).Dion menambahkan, salah

satu strategi yang diterapkan untuk menaikkan pendapatan adalah efisiensi. Baik dari bia-ya logistik maupun dari pe-ngeluaran yang tidak perlu. Berkat efisiensi, laba perusa-haan naik lebih tinggi dari pendapatan usaha.

Hanya Dion berharap, ke depan, tidak ada perubahan kebijakan pemerintah dalam mengatur harga beras. Pasal-nya, sebelumnya sempat men-cuat isu kalau Kemdag bakal menurunkan HET. "Tapi, pada prinsipnya kami patuh apapun kebijakan pemerintah," ujar dia.

Dengan torehan kinerja po-

sitif pada semester I 2018, Buyung Poetra optimistis, pendapatan perusahaan ini sampai akhir tahun bisa tum-buh 10%-15% dari tahun 2017.

Bila target tersebut terpenuhi, tahun ini, Buyung Poetra ba-kal akan mengantongi penda-patan sebesar Rp 1,32 triliun

hingga Rp 1,39 triliun. Pasal-mya, sepanjang 2017, perusa-haan ini mencatat pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun.

Adapun untuk memastikan pasokan beras terjaga, hingga saat ini, Buyung Poetra masih mengandalkan pasokan gabah dan beras dari sentra produk-si beras di wilayah Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan sebagian dari wilayah Jawa. "Kami membeli harga beras yang masuk dalam hitungan kami," ujar Dion.

Tembus Rp 1 triliun

Selain Buyung, PT Food Station Tjipinang Jaya juga mencatat kinerja mentereng.

Semeseter I ini, BUMD DKI ini mencatat pendapatan hampir Rp 1 triliun. Kinerja ini naik 105,7% bila dibandingkan pe-riode sama 2017 yang sebesar Rp 486 miliar. "Pendapatan tembus Rp 1 triliun itu, fixed sales per 19 Juli 2018,"ujar Direktur Utama Food Satiton Arief Prasetyo Adi senang.

Penopang pendapatan, jelas Arief tidak hanya berasal dari penjualan beras yang volume-nya naik, tapi juga berasal dari perdagangan produk lain-nya.

Misalnya, minyak goreng, telur, tepung, gula serta se-jumlah produk kebutuhan pokok lainnya. "Salah satu penjualan terbesar dari paket-

paket lebaran kemarin yang mencapai 100.000 paket, mes-ki paket tersebut ada yang kami jual dengan hargaRp 75.000 per paket,"imbuhnya.

Lebih lanjut Arief menjelas-kan perincian kenaikan pen-dapatan Food Station. Yakni dari sektor perdagangan seki-tar 90% dan sisanya dari pe-nyewaan properti sebesar 10%. Kondisi ini berbeda dari sebelumnya yakni 90% penda-patan berasal dari penyewaan properti dan sisanya dari per-dagangan.

Alhasil, Arief optimis sam-pai akhir tahun pendapatan Food Station bisa lebih tinggi lagi. Sayang, Arief enggan menyebut target laba. n

Lidya Yuniartha Panjaitan, Noverius Laoli

pertaniann

Gantikan Gandum, Singkong DiungkitJAKARTA. Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Mi-numan (Gapmmi) tengah menjaling kerjasama dengan Masyarakat Singkong Indone-sia (MSI) untuk meningkatkan kualitas dan penyerapan sing-kong dalam negeri. Targetnya singkong akan diolah menjadi substitusi tepung terigu.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan mere-ka siap bermitra dengan peta-ni singkong untuk mengem-bangkan produk modified cassava flour alias mocaf. "Kami siap menjadi offtaker dan membantu proses pe-ngembangan lebih lanjut, ka-rena kebutuhan terus mening-kat dan mocaf bisa dicampur ke biskuit dan mi,"ujarnya pada KONTAN, Senin (30/7).

Menurutnya, kebutuhan te-pung tapioka alias tepung sagu dan tepung singkong te-rus naik. Saat ini saja, impor tepung tapioka mencapai 300.000 ton per tahun. Volume tersebut diprediksi terus naik karena kebutuhan yang terus meningkat.

Adhi menjelaskan, dalam kerjasama ini, Gapmmi lebih fokus pada manufaktur mela-lui pendampingan teknologi dan pengawasan mutu agar sesuai kebutuhan industri. "Kalau dari sisi pengembang-an, kami serahkan ke petani, kami tidak masuk hulu dulu," ucapnya.

Lebih lanjut, Gapmmi masih menunggu hasil kajian potensi produksi singkong dan olahan

tepung mocaf dari MSI. Sete-lah itu, Gapmmi baru akan merealisasikan investasi di sektor hilir untuk pengolahan singkong menjadi mocaf.

Ketua MSI Suharyo Husein menyambut positif kerjasama tersebut. Ia bilang, untuk me-ningkatkan produktivitas pe-tani singkong, perlu pengem-bangan sistem tanam klaster. Namun realisasinya ini masih terkendala investasi. Untuk itu ia berharap, Gapmmi juga mau masuk ke situ. Bila prog-ram sistem ini berjalan, maka panen singkong dapat terjadi sepanjang tahun dan dapat menekan impor gandum.

"Masalah industri sekarang mereka kekurangan bahan baku. Padahal kalau kita me-makai sistem kluster untuk menanam singkong, kami bisa mengisi kebutuhan itu," kata Suharyo.

Ia optimis kalau industri mau berinvestasi pada sistem klaster ini, maka kebutuhan tepung tapioka dapat terpe-nuhi. Pasalnya, total kebutuh-an konsumsi tepung tapioka saat ini mencapai sebesar 4 juta ton per tahun.

Sebagai perbandingan, luas lahan singkong mencapai 1,8 juta hektare (ha). Apabila rata-rata produksi ditingkat-kan menjadi 6 ton per ha, po-tensi produksi singkong men-capai 10,8 juta ton per tahun. "Produksi ini lebih tinggi dari kebutuhan," ujarnya.

Tane Hadiyantono

Kenaikan

permintaan beras

di pasar sokong

pendapatan

perusahan.

Pertumbuhan konsumsi beras dan efisiensi

jadi penyokong pendapatan perusahaan.

Dion Surijata, Investor Relation PT Buyung Poetra Sembada Tbk

Harga Daging Ayam Bertahan Tinggi

KONTAN/Baihaki

Pekerja memotong dan menimbang ayam di sebuah Rumah Pemotongan Ayam di Kawasan Jakarta Selatan, Senin (30/7). Meski pemerintah telah melakukan operasi pasar beberapa waktu lalu, tapi harga ayam potong masih tinggi dengan harga rata-rata Rp 35.000 per kilogram (kg), atau di atas harga patokan pemerintah sebesar Rp 31.000 per kg.

JAKARTA. Musim kemarau nan pajang membawa berkah bagi PT Garam Persero dan petani garam. Hingga akhir Juli 2018 ini, PT Garam meng-aku sudah memproduksi 70.000 ton garam. Angka ini naik 133,3% dibandingkan pe-riode sama 2017 yang sebesar 30.000 ton garam.

Direktur Utama PT Garam, Budi Sasongko memproyeksi-kan, hingga beberapa bulan ke depan, produksi garam perusahaan ini bakal mening-kat pesat. "Cuaca saat ini lebih banyak kering, walau masih ada sedikit hujan tapi mudah-mudahan lebih maju dari se-belumnya,"ujarnya kepada KONTAN, Senin (30/7).

Makanya, Budi optimistis mampu meraih target produk-si garam sebesar 250.000 ton hingga Agustus mendatang. Pasalnya, masa puncak panen garam terjadi di bulan Agustus hingga Oktober.

Bila target tersebut terca-pai, maka target produksi ga-ram hingga akhir 2018 sebesar 350.000 ton akan tercapai mu-

dah. Makanya ia berharap, ti-dak terjadi perubahan cuaca drastis dari musim kemarau menjadi musim hujan.

Ketua Asosiasi Petani Ga-ram Rakyat Indonesia Jakfar Sodikin menambahkan, hing-ga akhir Juli in, produksi ga-ram secara nasional sudah mencapai 400.000 ton.

Pulau Madura masih menja-di sentra utama yang mem-produksi garam paling tinggi yakni 120.000 ton. Itu belum termasuk produksi milik PT Garam. "Namun kalau musim kemarau ini berlangsung hing-ga bulan November perte-ngahan, kami perkirakan pro-duksi garam bisa tembus 2 juta ton lebih," beber Jakfar.

Namun di tengah tingginya volume produksi garam lokal ini, Jakfar menyayangkan tingginya volume impor garam industri yang tembus 3,3 juta ton. Angka ini beda tipis de-ngan kebutuhan garam indus-tri tahun ini yang sebesar 3,7 juta ton. "Kondisi ini justru menjau alasan kenapa penye-rapan garam lokal oleh indus-

tri saat ini rendah, karena mereka lebih memilih garam impor,"ujarnya mengeluh.

Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia Tony Tanduk tidak menampik tudingan tersebut. Namun ia berjanji bahwa untuk periode Agustus dan Oktober, industri bakal menyerap produksi ga-ram lokal. "Untuk impor ga-ram lagi, kami akan pertim-bangkan produksi lokal du-lu,"janjinya.

Kebutuhan garam tahun ini mencapai sebesar 4,5 juta ton. Jumlah itu terdiri 3,7 juta ton untuk industri dan 800.000 ton untuk konsumsi.

Tane Hadiyantono

ANTARA/Mohamad Hamzah

Akhir Juli, produksi garam nasional mencapai 400.000 ton.

langgeng
Rectangle
langgeng
Typewriter
31 Juli 2018, Kontan|Hal,18