48
DETERMINAN PRAKTIK THIN CAPITALIZATION LISTED COMPANIES DI INDONESIA 2010-2013 Devi Christiana 1 , Dwi Martani E-mail 1 : [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas tentang determinan dari praktik thin capitalization yang dilakukan oleh perusahaan publik di Indonesia periode 2010-2013. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan data sampel dari 242 perusahaan terbuka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan berkarakter multinationality, memanfaatkan tax haven serta dikenakan tarif pajak efektif yang tinggi memiliki posisi thin capitalization yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki karakteristik tersebut. Sebaliknya, perusahaan yang mengungkapkan ketidakpastian pajak serta memiliki penjualan ekspor yang tinggi memiliki leverage yang lebih rendah. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah dalam menyusun thin capitalization rules yang tepat dan andal untuk Indonesia. Determinants of Thin Capitalization Practices in Indonesian Listed Companies 2010-2013 Abstract This study focus on analyzing determinants of thin capitalization practices in Indonesian listed companies during 2010-2013. This quantitative research use 242 listed companies as sample. Companies with foreign subsidiary, utilizes tax haven, and subject to higher tax rate, has higher thin capitalization position compare to others. In contrast, companies which disclose uncertain tax exposure, and has more extensive foreign exposure has lower thin capitalization. This study can be used as reference for Indonesian government in order to develop suitable and reliable thin capitalizaton rules. Keywords: thin capitalization, leverage, tax avoidance 1 Penulis adalah mahasiswa tingkat akhir pada Program Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Paper ini merupakan ringkasan dari skripsi yang dibimbing oleh Dwi Martani, dosen senior pada Program Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. 1

3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

  • Upload
    phamdat

  • View
    217

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

DETERMINAN PRAKTIK THIN CAPITALIZATION LISTED COMPANIES DI INDONESIA 2010-2013

Devi Christiana1, Dwi Martani

E-mail1: [email protected]

Abstrak

Skripsi ini membahas tentang determinan dari praktik thin capitalization yang dilakukan oleh perusahaan publik di Indonesia periode 2010-2013. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan data sampel dari 242 perusahaan terbuka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan berkarakter multinationality, memanfaatkan tax haven serta dikenakan tarif pajak efektif yang tinggi memiliki posisi thin capitalization yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki karakteristik tersebut. Sebaliknya, perusahaan yang mengungkapkan ketidakpastian pajak serta memiliki penjualan ekspor yang tinggi memiliki leverage yang lebih rendah. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah dalam menyusun thin capitalization rules yang tepat dan andal untuk Indonesia.

Determinants of Thin Capitalization Practices in Indonesian Listed Companies 2010-2013

Abstract

This study focus on analyzing determinants of thin capitalization practices in Indonesian listed companies during 2010-2013. This quantitative research use 242 listed companies as sample. Companies with foreign subsidiary, utilizes tax haven, and subject to higher tax rate, has higher thin capitalization position compare to others. In contrast, companies which disclose uncertain tax exposure, and has more extensive foreign exposure has lower thin capitalization. This study can be used as reference for Indonesian government in order to develop suitable and reliable thin capitalizaton rules.

Keywords: thin capitalization, leverage, tax avoidance

1. PendahuluanIsu penghindaran pajak telah menjadi masalah sejak ketentuan perpajakan disusun dan isu ini

selalu ada dalam setiap jenis masyarakat (Andreoni, Erard dan Feinstein, 1998; Uadiale,

Fagbemi dan Ogunleye, 2010; Annuar, Salihu dan Obid, 2014). Faktanya adalah proporsi beban

pajak terhadap pendapatan sebelum pajak semakin lama semakin besar, sehingga nilai

keuntungan yang dapat didistribusikan kepada pemangku kepentingan terus mengecil (Annuar,

Salihu dan Obid, 2014). Walaupun peraturan mengenai anti penghindaran pajak telah diterapkan

1 Penulis adalah mahasiswa tingkat akhir pada Program Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Paper ini merupakan ringkasan dari skripsi yang dibimbing oleh Dwi Martani, dosen senior pada Program Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

1

Page 2: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

di setiap negara, setiap perusahaan tetap berupaya untuk mempekerjakan akuntan yang paling

handal, dalam rangka menyusun strategi perpajakan yang dapat membuat mereka membayar

pajak dengan nilai yang lebih rendah (Daily Mail, 2010). Hundal (2011) memberi argumen

bahwa penghindaran pajak korporat merupakan salah satu isu yang paling sulit untuk dibenahi di

setiap yurisdiksi perpajakan, karena aktivitas ini terus menimbulkan kerugian penerimaan pajak

bagi pemerintah di negara berkembang.

Berdasarkan teori struktur modal yang disampaikan oleh Miller & Modigliani (1963), utang

dapat digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan, sebab terdapat insentif pajak yang

diterima perusahaan melalui kemampuan beban bunga pinjaman untuk mengurangi penghasilan

kena pajak. Kondisi dimana sebuah perusahaan lebih banyak menggunakan utang dibanding

modal sebagai sumber pendanaannya disebut sebagai praktik thin capitalization (OECD, 2012).

Praktik thin capitalization dapat dijadikan sebagai salah satu strategi penghindaran pajak (Lietz,

2014). Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak terbukti memiliki rasio debt to equity

yang lebih tinggi (Beuselinck, Buysschaert dan Deloof, 2005; Graham dan Tucker, 2006; dan

Dyreng, Hanlon dan Maydew, 2008)

Perusahaan multinasional memiliki insentif untuk mendanai perusahaan dengan utang yang

berasal dari luar negeri, saat tarif pajak yang dikenakan kepada pemberi pinjaman lebih tinggi

dibandingkan tarif pajak domestik tempat perusahaan berada (Dahlby, 2008). Nilai utang yang

dimiliki anak perusahaan juga bergantung dari perbedaan tarif pajak di negara induk dan negara

anak (Chowdry dan Coval, 1998; Dahlby, 2008).

Selanjutnya, perusahaan yang menempatkan anak perusahaannya di negara tax haven dapat

memperoleh keuntungan dari segi legal, finansial dan perlakuan perpajakan (ATO, 2004a;

2

Page 3: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

OECD, 2006). Manfaat ini dapat mempermudah perusahaan untuk melakukan praktik

penghindaran pajak, salah satunya dengan metode thin capitalization.

Saat perusahaan mengungkapkan ketidakpastiannya dalam menghitung beban pajak aktual,

perusahaan tersebut memiliki kemungkinan yang lebih besar telah melakukan aktivitas

penghindaran pajak (Dyreng, Hanlon dan Maydew, 2014), sebab aktivitas ini membawa risiko

legal yang membuat estimasi nilai pajak aktual menjadi lebih sulit (Lietz, 2014).

Perusahaan dengan level eksposur luar negeri yang lebih besar terbukti memiliki tarif pajak

efektif yang lebih rendah (Rego, 2003; Mills dan Newberry, 2004). Hal ini memperlihatkan

bahwa perusahaan dengan karakteristik tersebut memiliki insentif untuk melakukan strategi tax

planning dengan memanfaatkan keuntungan yang diraih berkat adanya perbedaan tarif antar

yurisdiksi perpajakan.

Selain itu hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa nilai tarif pajak efektif yang

dikenakan kepada perusahaan dapat memberi dampak bagi nilai utang yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut (Graham dan Harvey, 2011, Desai, Foley dan Hines, 2004; Desat et al.,

2004; Huizinga, Laeven dan Nicodeme, 2008).

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti determinan dari praktik thin capitalization di

Indonesia. Penelitian ini menggunakan 242 sampel perusahaan dari periode 2010 hingga 2013

(968 firm-years). Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang diperoleh

dari sumber yang dapat diakses secara umum. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model General Least Square dengan modifikasi yang membuat pengujian ini dapat memberikan

model yang efisien walaupun data penelitian mengalami masalah heterokedastisitas dan

autokorelasi.

3

Page 4: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi perusahaan Indonesia dengan karakter

multinationality, memanfaatkan tax haven, dan dikenakan tarif pajak efektif yang tinggi

memiliki posisi thin capitalization yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain; sedangkan

perusahaan yang mengungkapkan ketidakpastian pajak serta memiliki level eksposur luar negeri

yang tinggi memiliki posisi thin capitalization yang lebih rendah.

Penelitian yang menguji determinan dari strategi thin capitalization yang dilakukan

perusahaan belum banyak dilakukan dalam lingkup global, sehingga penelitian ini dapat

memberikan kontribusi kepada beberapa pihak; yaitu bagi pengembangan ilmu pengetahuan,

pemerintah dan investor. Yang pertama, penelitian-penelitian yang sebelumnya dilakukan lebih

terfokus kepada menganalisis determinan dari praktik penghindaran pajak secara umum; belum

ada yang fokus dalam menganalisis determinan dari strategi thin capitalization, sehingga hasil

penelitian ini dapat digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk menyusun peraturan terkait thin

capitalization yang lebih andal dan sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh perusahaan

Indonesia saat ini. Selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan untuk membantu investor dalam

mengambil keputusan investasi yang lebih tepat. Investor menjadi lebih jeli dalam membaca

intensi yang dimiliki perusahaan Indonesia saat melaksanakan strategi thin capitalization.

Struktur penulisan dari penelitian ini terbagi ke dalam beberapa bagian. Bagian 1 membahas

tentang gambaran umum penelitian. Bagian 2 memberi pemaparan mengenai teori dan literatur

yang digunakan sebagai pendukung penelitian ini serta pengembangan hipotesis untuk setiap

variabel penelitian. Bagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta

teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari

hasil penelitian. Bagian terakhir (Bagian 5) membahas tentang kesimpulan yang dihasilkan atas

penelitian, serta saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

4

Page 5: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

2. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Kerangka Teoritis

Modigliani dan Miller (1963) menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak hanya bergantung

pada struktur modal yang dimilikinya, sebab terdapat keuntungan lain yang diperoleh perusahaan

melalui kemampuan bunga pinjaman sebagai pengurang pajak. Nilai perusahaan dapat

meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan utang. Alasannya adalah pembayaran bunga

dapat dikurangkan dari laba kena pajak perusahaan, saat dividen dan laba ditahan tidak memiliki

kemampuan yang sama.

Teori trade-off digunakan untuk menentukan struktur modal optimal perusahaan dengan

menyederhanakan asumsi pasar sempurna; seperti pajak, financial distress, dan biaya agensi.

Setiap perusahaan dianggap memiliki target nilai debt to equity yang ingin dicapai, dan mereka

akan berusaha untuk mencapainya. Teori ini menyarankan agar perusahaan terus meningkatkan

nilai utang sebagai sumber pendanaan, hingga biaya utang cukup besar untuk melenyapkan

keuntungan dari penggunaan utang tersebut.

Tidak ada definisi yang seragam mengenai istilah tax avoidance (Hanlon dan Heitzman,

2010; Dumbar, Higgins, Phillips dan Plesko, 2010; Lietz, 2014). Penghindaran pajak adalah

segala aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi pajak eksplisit yang dikenakan

kepada mereka (Lietz, 2014). Yang dimaksud dengan pajak eksplisit adalah beban pajak yang

secara langsung dapat mempengaruhi nilai laba setelah pajak perusahaan (Lietz, 2014).

Secara umum, aktivitas penghindaran pajak dapat dibagi ke dalam 3 kategori; agresivitas

pajak, tax sheltering, dan penggelapan pajak (Lietz, 2014). Salah satu cara untuk melakukan

5

Page 6: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

penghindaran pajak adalah dengan menggunakan beban bunga sebagai pengurang pajak. Nilai

beban bunga dapat ditingkatkan apabila perusahaan memiliki interest-bearing liabilities yang

semakin tinggi. Praktik yang dilakukan perusahaan untuk mendanai perusahaan dengan utang

dibanding dengan ekuitas disebut juga dengan praktik thin capitalization.

Pengertian thin capitalization menurut OECD (2012) merujuk kepada sebuah situasi dimana

perusahaan dibiayai oleh level utang yang lebih tinggi dibandingkan dengan modal. Pengertian

ini juga sejalan dengan pengertian thin capitalization yang terdapat dalam tulisan Taylor dan

Richardson (2013) dan Taylor, Tower dan Van der Zahn (2010). Perusahaan yang menerapkan

praktik ini disebut juga dengan “highly-leveraged” atau “highly-geared”. Strategi perusahaan

dalam memperoleh modal memiliki dampak yang signifikan terhadap level keuntungan yang

dilaporkannya untuk keperluan perpajakan. Peraturan perpajakan memperbolehkan beban bunga

yang sudah dibayar atau yang masih berbentuk utang bunga, sebagai beban yang dapat

dikurangkan, saat pengukuran laba fiskal dilakukan. Semakin tinggi level utang dalam

perusahaan, semakin tinggi pula beban bunga yang harus dibayarkan. Hal ini mengakibatkan

laba fiskal menjadi semakin rendah (OECD, 2012).

Perusahaan multinasional sering melakukan restrukturisasi atas kebijakan pendanaan mereka

untuk memaksimalkan keuntungan ini. Mereka tidak hanya dapat menyusun kombinasi utang

dan modal yang menghasilkan efisiensi pajak di negara sumber pinjaman, mereka juga dapat

mempengaruhi perlakukan perpajakan yang dilaksanakan oleh pemberi pinjaman. Sebagai

contoh, perusahaan dapat mengatur situasi agar pemberi pinjaman dapat memperoleh pendapatan

bunga di yurisdiksi pajak yang tidak mengenakan pajak atas pendapatan bunga, atau hanya

mengenakan pajak dengan tarif yang rendah (OECD, 2012).

6

Page 7: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Untuk alasan ini, bagian administrasi pajak di tingkat negara menyusun peraturan untuk

membatasi nilai beban bunga yang dapat dikurangkan untuk kepentingan penghitungan laba

fiskal. Peraturan ini disusun untuk menghalangi terjadinya cross-border shifting dari laba

perusahaan melalui level utang yang berlebihan, sehingga basis perpajakan di negara dapat

dilindungi. Dari perspektif pajak, kegagalan untuk menangani pembayaran bunga yang

berlebihan akan memberi keuntungan bagi perusahaan multinasional, karena perusahaan

domestik tidak dapat memanfaatkan hal ini (OECD,2012)

Peraturan mengenai thin capitalization dapat dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan (OECD,

2012):

1. Menentukan nilai maksimum dari utang yang beban bunganya dapat dikurangkan

2. Menentukan nilai maksimum dari beban bunga yang dapat dikurangkan, dengan referensi

rasio dari bunga yang dibayarkan atas variabel yang lain

Untuk menentukan nilai maksimum utang, OECD (2012) memberikan 2 (dua) pendekatan;

pendekatan “arm’s length” atau pendekatan rasio. Dalam pendekatan arm’s length, nilai

maksimum dari utang yang beban bunganya dapat dikurangkan adalah sebesar nilai pinjaman

yang dapat diberikan oleh pemberi pinjaman independen kepada perusahaan. Di dalam

pendekatan rasio, nilai maksimum utang yang beban bunganya dapat dikurangkan telah

ditentukan berdasarkan rasio yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan peraturan

perpajakan, seperti rasio utang atas modal.

Untuk menentukan nilai maksimum dari beban bunga yang dapat dikurangkan, OECD (2012)

menyarankan pendekatan “earnings stripping”; dimana pendekatan ini fokus kepada jumlah

utang bunga atau beban bunga yang telah dibayarkan dibandingkan dengan jumlah pendapatan

darimana beban bunga tersebut akan dibayarkan. Sebagai contoh, pemerintah dapat

7

Page 8: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

menggunakan rasio beban bunga terhadap laba sebelum beban bunga, pajak dan depresiasi

(EBITDA).

Peraturan Perpajakan di Indonesia Indonesia belum memiliki peraturan khusus terkait thin

capitalization. Akan tetapi telah ada ketentuan perpajakan yang menyinggung permasalahan ini.

Ketentuan tersebut tercakup dalam Pasal 18 Ayat (3) UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan.

“Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya.”

Berdasarkan Country Tax Profile yang dikeluarkan KPMG (2014), sebagian besar negara

ASEAN belum menetapkan peraturan khusus terkait thin capitalization dalam perpajakan; hanya

Malaysia dan Thailand yang sudah memiliki ketentuan khusus terkait hal ini. Negara Asia

Pasifik yang memiliki peraturan thin capitalization menggunakan pendekatan arm’s length (rasio

debt to equity) untuk menetapkan batas maksimal dari kewajaran posisi thin capitalization.

Negara tersebut antara lain Jepang, Korea, China, Australia dan New Zealand. Rasio maksimal

debt to equity yang ditetapkan oleh negara Asia Pasifik yang memiliki thin capitalization rules

adalah 3:1, kecuali untuk negara China (2:1).

Secara spesifik, perusahaan multinasional memiliki insentif untuk membiayai penanaman

modal asing mereka dengan utang apabila tarif pajak perusahaan negara sumber lebih tinggi

daripada tarif pajak penghasilan badan di negara domisili, sebab pembayaran bunga tersebut

dapat dikurangkan dengan tarif pajak yang lebih tinggi apabila pinjaman tersebut dilasanakan

oleh anak perusahaan, dibandingkan apabila pinjaman tersebut dilakukan oleh induk perusahaan

8

Page 9: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

(Dahlby, 2008). Penelitian dari Dahlby (2008) menunjukkan bahwa utang internal dan utang

eksternal dari anak perusahaan asing berhubungan langsung dengan perbedaan tarif pajak.

Penelitian yang dilakukan oleh Slemrod (2001) dan Rego (2003) menunjukkan bahwa

perusahaan yang highly-leveraged di Amerika Serikat memiliki tarif pajak efektif yang lebih

rendah, sebab penggunaan utang sebagai sumber pembiayaan dapat meningkatkan beban bunga,

yang mengurangi penghasilan kena pajak perusahaan tersebut. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Beuselinck, Buysschaert dan Deloof (2005), Graham dan Tucker (2006), dan Dyreng,

Hanlon dan Maydew (2008) juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang berhasil

melaksanakan praktik penghindaran pajak di Amerika Serikat memiliki proporsi utang yang jauh

lebih tinggi dalam struktur modalnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Richardson (2013) menunjukkan bahwa

determinan dari praktik thin capitalization meliputi karakter multinationality, pemanfaatan tax

haven, keberadaan pajak withholding, dan ketidakpastian pajak. Keempat faktor di atas

signifikan secara statistik dalam menjelaskan praktik thin capitalization yang dilakukan oleh

perusahaan terbuka di Australia.

2.2 Pengembangan Hipotesis

2.2.1 Multinationality

Dengan asumsi bahwa perusahaan multinasional mengaplikasikan perencanaan pajak yang

efisien diantara entitas grupnya, dapat diekspektasikan bahwa perusahaan yang memiliki anak

perusahaan yang memperoleh pendapatan dari luar negeri, memiliki kemungkinan lebih besar

untuk terlibat dalam praktik penghindaran pajak. Faktanya, Rego (2003) menemukan bahwa

perusahaan multinasional asal Amerika Serikat lebih sukses dalam melakukan praktik

9

Page 10: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

penghindaran pajak dibandingkan dengan perusahaan yang murni beroperasi di Amerika Serikat.

Terlebih lagi, Hanlon, Mills dan Slemrod (2005) melaporkan bahwa foreign control subsidiaries

Amerika Serikat terbukti melakukan praktik ketidakpatuhan pajak dua kali lipat lebih banyak

dibandingkan dengan perusahaan yang dikontrol oleh domestik. Dyreng et al. (2008) juga

memberi argumen bahwa perusahaan asal Amerika Serikat dengan eksposur internasional yang

lebih luas cenderung memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk melaksanakan strategi

penghindaran pajak.

H1: Perusahaan dengan karakter multinationality memiliki thin capitalization yang lebih

tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki karakteristik tersebut.

2.2.2 Tax Haven

Penghindaran pajak juga dapat dilakukan apabila anggota dari grup perusahaan adalah wajib

pajak dalam negeri di negara yang berstatus tax haven yang menawarkan keuntungan dari segi

finansial, legal, dan perlakuan perpajakan (ATO, 2004; OECD, 2006). Negara yang berstatus tax

haven tidak mengenakan pajak atau hanya mengenakan pajak badan dengan nominal yang sangat

kecil; memiliki hukum atau praktik administrasi yang dapat mencegah adanya pertukaran

informasi yang efektif dan mengurangi transparansi yang berkenaan dengan penyusunan strategi

finansial dan perpajakan (seperti akses ke dokumen finansial). Tax haven juga dapat membantu

pelaksanaan praktik penghindaran pajak dengan memperbolehkan perusahaan untuk

mengalokasikan kembali penghasilan kena pajak dari yurisdiksi dengan tarif pajak yang tinggi ke

yurisdiksi dengan tarif pajak domestik yang dikenakan atas penghasilan dari luar negeri (Hanlon

dan Slemrod, 2009; OECD, 2006).

10

Page 11: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

H2: Perusahaan dengan karakter tax haven memiliki thin capitalization yang lebih tinggi

dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki karakteristik tax haven.

2.2.3 Ketidakpastian Pajak

Ketidakpastian pajak dapat digunakan manajemen perusahaan sebagai alat untuk menutupi

aktivitas penghindaran pajak (Desai dan Dharmapala, 2006), termasuk penerapan thin

capitalization untuk mengurangi total nilai utang pajak perusahaan, Keuntungan pajak yang

diraih perusahaan dari berbagai praktik penghindaran pajak membutuhkan kompleksitas dan

kamuflase untuk menghindari adanya deteksi, sehingga praktik tersebut dapat mempertahankan

kesempatan yang dimiliki manajemen dalam melaksanakan praktik penghindaran pajak.

Kamuflase dapat dilaksanakan dengan penyembunyian obligasi, manipulasi pendapatan,

diversifikasi transaksi, praktik rahasia, serta melalui penciptaan lingkungan yang tidak pasti bagi

estimasi ajak (Desai dan Dharmapala, 2007). Selain itu, saat sebuah perusahaan memasuki suatu

“area abu-abu” dimana batas antara pelaksanaan tax planning dan tax avoidance menjadi tidak

jelas, terdapat ketidakpastian pajak yang menyertainya. Otoritas perpajakan dapat menantang

argumen perusahaan dalam melakukan hal ini, dan dapat mengakibatkan perusahaan mengalami

kerugian akibat denda yang dikenakan otoritas kepada perusahaan tersebut (Dyreng, Hanlon dan

Maydew; 2014).

H3 : Perusahaan yang mengungkapkan ketidakpastiannya dalam menghitung beban

pajak aktual memiliki thin capitalization yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan

yang tidak mengungkapkan hal tersebut.

11

Page 12: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

2.2.4 Foreign exposure

Perusahaan yang tidak hanya beroperasi di pasar domestik memiliki ruang yang lebih luas

untuk memiliki nilai utang yang lebih tinggi dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan

(Miller dan Modigliani, 1963), sebab mereka dapat memanfaatkan perbedaan dalam yurisdiksi

perpajakan untuk memaksimalkan nilai keuntungan yang dapat diraih dari pengurangan beban

bunga. Semakin ekstensif kegiatan operasi yang diakukan perusahaan di luar negeri, semakin

besar kemungkinannya untuk melakukan penghindaran pajak (Dyreng et al., 2008; Rego, 2003),

sebab perusahaan yang beroperasi di pasar asing memiliki kesempatan yang tidak dimiliki oleh

perusahaan yang hanya beroperasi di pasar domestik, untuk melakukan penghindaran pajak.

H4: Perusahaan yang memiliki foreign exposure memiliki thin capitalization lebih tinggi

dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki foreign exposure.

2.2.5 Effective tax rate

Berdasarkan trade-off theory, salah satu keuntungan dari penggunaan utang sebagai sumber

pendanaan adalah kemampuan beban bunga dari utang tersebut untuk mengurangi beban pajak

yang harus dibayarkan; sehingga menurut Miller dan Modigliani (1963), semakin besar nilai

utang yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi nilai pasar dari perusahaan tersebut. Jika

penerima pinjaman berada di yurisdiksi perpajakan yang mengenakan tarif pajak yang tinggi,

12

Page 13: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

maka keuntungan dari beban bunga tersebut dapat dimaksimalkan. Level utang yang dimiliki

oleh debitur ternyata sangat dipengaruhi oleh perbedaan tarif di dalam yurisdiksi perpajakan

dimana kreditur dan debitur berada (Dahlby, 2008; Huizinga, Laeven dan Nicodeme, 2008).

H5: Tarif pajak efektif berpengaruh positif terhadap thin capitalization.

2.2.6 Variabel Kontrol

Penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan, intensitas modal, return on assets,

market to book ratio, rasio lancar dan intensitas persediaan sebagai variabel kontrol. Ukuran

perusahaan dan intensitas modal diperkirakan akan memiliki korelasi positif dengan thin

capitalization yang dimiliki perusahaan (Rego, 2003; Hanlon et al., 2005; Stickney dan McGee,

1982); sedangkan variabel intensitas persediaan diperkirakan akan memiliki korelasi negatif

(Stickney dan McGee, 1982). Variabel market to book ratio dan return on assets tidak dapat

diperkirakan arah korelasinya, sebab terdapat ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya.

3. Metode Penelitian

3.1 Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dan dimodifikasi dari model penelitian

yang dikembangkan oleh Taylor dan Richardson (2013) untuk mengukur hubungan antara thin

capitalization dengan determinannya. Ada beberapa modifikasi model yang dilakukan. Pertama,

proksi pengukuran variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini diganti. Dalam

penelitian ini variabel THINCAP diukur dengan menggunakan rasio utang terhadap modal yang

dimiliki perusahaan. Modifikasi kedua adalah peneliti mengeluarkan variabel withholding tax

(WTAX) dari model penelitian, sebab pengukuran variabel ini tidak dapat disetarakan dengan

pengukuran yang terdapat di Indonesia. Modifikasi ketiga adalah peneliti menambahkan variabel

13

Page 14: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

effective tax rate (ETR) sebagai variabel independen, variabel rasio lancar (CR) sebagai variabel

kontrol, dan mengubah status variabel foreign exposure, dari variabel kontrol menjadi variabel

independen. Model tersebut adalah:

THINCAPi ,t=a0+ β1 MULTI i ,t+β2 TAXHAV i , t+ β3 UNCERT i ,t+ β4 FOR i ,t+β5 ETRi ,t+β6 ¿¿ i , t+ β7 CINT i ,t + β8 ROA i ,t+β9 MKTBK i , t+β10CRi , t+β11 INVINT i ,t+ei ,t ¿

dimana:

THINCAPi ,t = Nilai Debt to equity untuk perusahaan i di tahun t.

MULTIIT = Dummy variable; “1” untuk perusahaan yang setidaknya memiliki 1 anak

perusahaan yang berkedudukan di luar Indonesia, dan “0” untuk perusahaan

Indonesia yang tidak memiliki anak perusahaan yang berkedudukan di luar

negeri

TAXHAVit = Dummy variable; “1” untuk perusahaan yang setidaknya memiliki 1 anak

perusahaan yang berkedudukan di negara tax haven, dan “0” untuk perusahaan

yang tidak memiliki anak perusahaan di negara tax haven.

UNCERTit = Dummy variable; “1” untuk perusahaan yang mengeluarkan pernyataan

mengenai “Eksposur Ketidakpastian Pajak” dalam catatan atas laporan

keuangannya, dan “0” untuk perusahaan yang tidak mengeluarkan pernyataan

tersebut.

FORit = Penjualan ekspor dibagi dengan total penjualan perusahaan selama satu periode

tertentu.

ETRit = Nilai beban pajak aktual dengan nilai laba usaha sebelum pajak perusahaan di

periode tertentu

SIZEit = Logaritma natural dari total aset emiten dalam satu periode tertentu.

14

Page 15: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

CINTit = Nilai bersih dari property, plant dan equipment dibagi nilai total aset di periode

sebelumnya (TotalAssett-1)

ROAit = Laba usaha sebelum pajak dibagi dengan total aset pada periode tertentu

MKTBKit = Nilai pasar per lembar saham perusahaan dibagi nilai buku per lembar saham

perusahaan, di akhir tahun buku yang berlaku

CRit = Aset lancar dibagi liabilitas lancar pada periode tertentu

INVINTit = Total persediaan dibagi nilai total aset di periode sebelumnya (TotalAssett-1)

Penelitian ini menggunakan 242 sampel perusahaan yang memenuhi beberapa kriteria yaitu

terdaftar di BEI sejak sebelum 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2013; menerbitkan

laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selama kurun waktu 2010 sampai 2013; serta

memiliki data-data mengenai variabel-variabel yang akan diteliti dengan lengkap dalam laporan

keuangan perusahaan dari tahun 2010 sampai dengan 2013. Penelitian ini mengecualikan data

dari Industri Keuangan, Properti & Real Estat.

3.2 Metode Pengolahan Data

Saat peneliti mengolah data penelitian ini dengan menggunakan teknik ordinary least square,

peneliti menemukan bahwa model ini memiliki masalah heterokedastisitas dan masalah

autokorelasi. Apabila teknik OLS tetap digunakan untuk mengolah data penelitian ini, model

yang dihasilkan bisa menjadi tidak efisien dan memberikan informasi yang salah. Oleh sebab itu

peneliti menggunakan model GLS (General Least Square) untuk mengatasi masalah tersebut.

Model general least square adalah model yang mampu membuat suatu estimasi yang efisien

walaupun terdapat masalah autokorelasi dan heterokedastisitas dalam data penelitian.

15

Page 16: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

4. Hasil Penelitian

4.1 Analisis Deskriptif

Terdapat beberapa perusahaan yang tidak memiliki utang dalam struktur modalnya. Selain

itu, dari hasil statistik deskriptif di atas dapat dilihat bahwa 28% dari sampel penelitian

menempatkan anak perusahaannya di luar negeri. Akan tetapi hanya 25% dari perusahaan

tersebut yang menempatkannya di negara tax haven (Mean: 7.3%). Perusahaan Indonesia juga

terlihat masih fokus dalam kegiatan operasinya di dalam negeri, karena rata-rata proporsi

penjualan ekspor perusahaan dibanding total penjualan keseluruhan masih cukup rendah, hanya

11,7%. Rata-rata tarif pajak efektif yang dikenakan atas sampel perusahaan di penelitian ini tidak

berbeda jauh dengan tarif pajak perusahaan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan di Indonesia

yaitu 25% (lihat Lampiran 1).

Berdasarkan sampel penelitian yang diperoleh peneliti, nilai rata-rata debt to equity secara

keseluruhan selama kurun waktu 4 (empat) tahun adalah 0,784. Tren nilai debt to equity milik

perusahaan Indonesia fluktuatif, hingga mencapai level tertinggi di tahun 2013.

Jika nilai rata-rata debt to equity dilihat dari segi sektor industri, maka sektor yang memiliki

posisi thin capitalization tertinggi adalah sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi,

sedangkan industri yang memiliki posisi thin capitalization terendah adalah sektor Barang

Konsumsi. Hal ini dapat terjadi sebab karakteristik dari sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi adalah perusahaan ini membangun dan menawarkan proyek bernilai tinggi, akan

tetapi mereka tidak dapat memperoleh pendapatan atas proyek tersebut dalam waktu cepat.

16

Page 17: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Berbeda dengan karakteristik industri barang konsumsi. Mereka menawarkan produk atau jasa

yang dipakai oleh masyarakat sehari-hari dan dapat memperoleh pendapatan seketika itu juga

saat transaksi dilaksanakan. Hal ini membuat sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi perlu

mendanai pembangunan proyek mereka melalui utang, agar kegiatan operasional dapat terus

berjalan.

Secara umum, jika dilihat dari nilai rata-rata THINCAP semata, perusahaan-perusahaan

terbuka di Indonesia belum memiliki intensi untuk melakukan thin capitalization, karena nilai

rata-rata THINCAP ini lebih rendah daripada batas maksimum yang ditentukan oleh peraturan

thin capitalization di negara lain, yaitu nilai rasio THINCAP sebesar 3:1. Nilai utang yang

dimiliki perusahaan di Indonesia masih lebih rendah daripada nilai ekuitasnya. Berarti,

perusahaan di Indonesia masih mengandalkan ekuitas untuk memperoleh pendanaan. Walaupun

Indonesia memiliki tingkat suku bunga rata-rata pinjaman yang cukup tinggi; yang membuat

nilai beban bunga yang dapat dikurangkan menjadi semakin besar, tidak semua beban bunga

boleh dikurangkan, hanya sebesar nilai beban bunga atas selisih nilai pinjaman dengan nilai

deposito atau tabungan yang dimiliki perusahaan.

Jika dilihat berdasarkan karakteristik tertentu yang dimiliki perusahaan, posisi thin

capitalization dari perusahaan yang memiliki karakteristik Multinationality, Tax Haven dan Tax

Uncertainty lebih tinggi dibandingkan thin capitalization perusahaan yang tidak memiliki

karakteristik tersebut. Akan tetapi, perusahaan Indonesia yang hanya beroperasi di pasar lokal

memiliki ternyata nilai rata-rata debt to equity yang lebih tinggi daripada perusahaan yang

beroperasi di pasar internasional; juga perusahaan yang dikenakan tarif pajak perusahaan diatas

tarif normal yaitu 25%. Gambaran lebih detil dapat dilihat di Lampiran 2.

17

Page 18: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Berdasarkan hasil uji beda antara nilai debt to equity yang dimiliki perusahaan dengan

karakteristik tertentu, dengan perusahaan yang tidak memiliki karakteristik tersebut, perbedaan

nilai rata-rata dalam variabel multinationality, tax uncertainty dan foreign exposure signifikan di

level 10% atau lebih baik. Contoh perusahaan yang memiliki karakter multinationality antara

lain Adaro Energy, Aneka Tambang, dan Astra International. Perusahaan Indonesia yang

menempatkan anak perusahaannya di negara tax haven antara lain Berau Coal Energy, Indofood

Sukses Makmur serta Indah Kiat Pulp and Paper. Perusahaan yang pernah mengeluarkan

pernyataan uncertain tax exposure antara lain Adaro Energy, Aneka Tambang dan Berau Coal

Energy.

Variabel THINCAP memiliki korelasi yang signifikan dengan variabel TAXHAV,

UNCERT, CR (p < 0,01); MULTI dan ROA (p < 0,05). Variabel yang memiliki korelasi positif

dengan variabel THINCAP adalah MULTI, TAXHAV, UNCERT, ETR dan INVINT.

Sedangkan variabel yang memiliki korelasi negatif dengan variabel THINCAP adalah FOR,

SIZE, CINT, ROA, dan CR (lihat Lampiran 3).

4.2 Analisis Statistik

Model penelitian secara umum signifikan dalam menjelaskan variabel dependen THINCAP,

hal ini diperlihatkan oleh nilai Prob > chi2 dibawah 0,05. Variabel independen yang signifikan

dalam menjelaskan variabel dependen adalah variabel MULTI, TAXHAV, FOR, ETR (P>|z| <

0,01), UNCERT (P>|z| < 0,10). Selain itu, seluruh variabel kontrol signifikan secara individu

dalam mempengaruhi variabel THINCAP di level 1%; kecuali untuk variabel INVINT (P>|z| <

0,05) dan ROA (P>|z| < 0,10) (lihat Lampiran 4).

18

Page 19: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Variabel independen yang memiliki korelasi positif dengan variabel THINCAP adalah

MULTI, TAXHAV, ETR, dan MKTBK, sedangkan variabel yang memiliki korelasi negatif

dengan variabel dependen adalah UNCERT, FOR, SIZE, CINT, ROA, CR, dan INVINT.

Korelasi positif yang ditunjukkan oleh hasil regresi atas variabel MULTI selaras dengan hasil

penelitian yang diperoleh Taylor, Richardson (2013). Hasil ini juga sesuai dengan literatur

pendukung yang disusun oleh Chowdry dan Coval (1998), Rego (2003), Dyreng et al. (2008),

Dahlby (2008), Desai et al. (2004) (lihat Lampiran 4).

Perusahaan Indonesia yang memiliki karakter multinationality memiliki nilai debt to equity

yang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak memiliki karakter tersebut. Hal ini dapat terjadi

sebab karakter multinationality memungkinkan mereka untuk meraih keuntungan yang lebih

besar dari nilai beban bunga yang dapat dikurangkan, dengan memanfaatkan perbedaan tarif

pajak antar yurisdiksi perpajakan. Perusahaan Indonesia dapat meraih keuntungan saat menerima

pinjaman dari kreditur yang bertempat di lokasi yang mengenakan tarif pajak badan yang lebih

rendah dari Indonesia. Hasil ini selaras dengan hasil penelitian yang diperoleh Taylor,

Richardson (2013), Rego (2003) dan Dyreng et al. (2008)

Selanjutnya, perusahaan Indonesia yang memiliki anak perusahaan di negara tax haven

memiliki nilai rata-rata rasio utang yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak

menempatkan anak perusahaannya di negara tax haven. Saat perusahaan Indonesia memperoleh

pinjaman dari anak perusahaannya yang berada di negara tax haven, maka keuntungan dari

penggunaan bunga pinjaman untuk meminimalkan beban pajak grup menjadi maksimal.

Perusahaan Indonesia dapat mengurangkan beban bunga tersebut dengan nilai yang tinggi, dan

pendapatan bunga yang diterima oleh anak perusahaan tidak akan dikenakan pajak tinggi di

19

Page 20: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

negara tax haven. Hasil ini selaras dengan hasil penelitian yang diperoleh Taylor, Richardson

(2013), Rego (2003) dan Dyreng et al. (2008) (lihat Lampiran 4).

Tanda negatif yang terdapat pada nilai korelasi antara variabel UNCERT dan THINCAP

tidak selaras dengan hasil penelitian yang diperoleh Taylor, Richardson (2013), Desai dan

Dharmapala (2006) dan Slemrod, 2004.

Argumen yang bisa menjelaskan mengapa arah korelasi variabel UNCERT negatif dalam

penelitian ini adalah adanya kemungkinan bahwa sampel perusahaan yang dipakai dalam

penelitian sebelumnya melakukan praktik penghindaran pajak selain thin capitalization, saat

mereka mengungkapkan ketidakpastiannya dalam mengestimasi nilai pajak penghasilan badan.

Selain itu, Austin dan Wilson (2015) memberikan argumen bahwa perusahaan yang memiliki

risiko tinggi untuk mengalami kerusakan reputasi akan menghindari tindakan penghindaran

pajak. Saat perusahaan Indonesia mengungkapkan ketidakpastiannya dalam menentukan nilai

pajak akibat berada dalam proses hukum dengan otoritas perpajakan, secara tidak langsung hal

tersebut memberi dampak negatif terhadap reputasi mereka. Risiko tersebut membuat perusahaan

Indonesia menjadi menjauhi praktik penghindaran pajak yang dapat memperburuk reputasi

mereka di hadapan publik.

Hasil korelasi FOR yang ditunjukkan pada Tabel 4.12 di atas bertentangan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Taylor, Richardson (2013), dan juga bertentangan dengan

literatur pendukung yang ditulis oleh Rego (2003), Beuselinck et al. (2005), dan Mills dan

Newberry (2004). Argumen yang dapat diberikan atas inkonsistensi hasil yang diperoleh

penelitian ini adalah perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian sebelumnya

melakukan praktik penghindaran pajak selain strategi thin capitalization. Korelasi negatif yang

ditunjukkan oleh hasil regresi di atas juga menunjukkan bahwa penjualan ekspor yang dilakukan

20

Page 21: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

oleh perusahaan Indonesia sebagian besar masih berupa transaksi dengan pihak ketiga.

Perusahaan tidak bisa melakukan pengalihan penjualan kepada pihak ketiga tersebut, dalam

rangka menurunkan beban pajak secara grup (lihat Lampiran 4).

Perusahaan Indonesia yang dikenakan tarif pajak efektif yang lebih tinggi cenderung

memiliki rata-rata debt to equity yang lebih besar, yang memberikan indikasi bahwa perusahaan

Indonesia menggunakan kesempatan untuk dapat mengurangi beban bunga dengan nilai yang

lebih tinggi saat mereka menerima pinjaman dari kreditur yang berada di yurisdiksi perpajakan

dengan tarif pajak yang lebih rendah (lihat Lampiran 4).

Korelasi dari variabel kontrol SIZE, CINT, ROA, CR dan INVINT negatif terhadap posisi

thin capitalization yang dimiliki perusahaan, sedangkan proksi pertumbuhan perusahaan,

MKTBK, memiliki korelasi positif dengan nilai rasio utang terhadap modal perusahaan

Indonesia. Seluruh variabel ini signifikan secara individu dalam mempengaruhi variabel thin

capitalization dengan signifikansi 10% atau lebih baik (lihat Lampiran 4).

4.3 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk menguji konsistensi hasil yang diperoleh dari analisis

regresi yang memasukkan seluruh variabel independen dan kontrol. Analisis sensitivitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan regresi terpisah atas setiap variabel independen,

sehingga diperoleh hubungan murni dari setiap variabel independen dengan variabel dependen

penelitian yaitu thin capitalization. Seluruh analisis sensitivitas menggunakan teknik general

least square, sebab apabila data penelitian diolah dengan menggunakan ordinary least square,

terdapat masalah heterokedastisitas dan autokorelasi yang membuat model hasil regresi menjadi

tidak efisien.

21

Page 22: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Hasil dari analisis sensitivitas atas variabel multinationality menunjukkan bahwa perusahaan

yang memiliki anak perusahaan di luar negeri memiliki posisi thin capitalization yang lebih

tinggi, dan signifikan di level 1%. Hal ini menunjukkan konsistensi dengan hasil regresi secara

umum (lihat Lampiran 5).

Selanjutnya, perusahaan yang memanfaatkan tax haven juga memiliki nilai debt to equity

yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan hal tersebut. Hasil ini

signifikan di level 1%, dan konsisten dengan hasil regresi keseluruhan (lihat Lampiran 6).

Perusahaan yang mengungkapkan risiko uncertain tax exposure memiliki posisi thin

capitalization yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang tidak mengungkapkan hal ini.

Hasil ini sejalan dengan hasil yang diperoleh dari regresi dengan menggunakan seluruh variabel

independen. Saat variabel ketidakpastian pajak diolah terpisah, variabel ini lebih signifikan

dalam mempengaruhi variabel thin capitalization. Signifikansi variabel ini meningkat dari 10%

menjadi 5% (lihat Lampiran 7).

Yang keempat, hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa variabel foreign exposure

memiliki korelasi negatif dengan posisi thin capitalization yang dimiliki perusahaan, dengan

signifikansi 1%. Hasil ini konsisten dengan hasil regresi secara umum (lihat Lampiran 8).

Yang terakhir, variabel effective tax rate memiliki korelasi positif dengan nilai debt to equity

yang dimiliki perusahaan, dengan signifikansi di level 1%. Hasil dari analisis sensitivitas selaras

dengan hasil regresi keseluruhan (lihat Lampiran 9).

5. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai analisis determinan dari

praktik thin capitalization yang dilaksanakan oleh perusahaan Indonesia. Secara umum,

22

Page 23: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

perusahaan Indonesia belum menerapkan praktik penghindaran pajak melalui strategi thin

capitalization, yang dilakukan dengan cara meningkatkan nilai rasio utang terhadap ekuitas yang

dimilikinya. Strategi ini akan membuat nilai rasio debt to equity yang dimiliki oleh perusahaan

menjadi lebih dari 1 (satu). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa nilai rata-rata debt to equity

yang dimiliki oleh sampel penelitian ini tidak mencapai angka 1; yang berarti penerapan praktik

thin capitalization diantara perusahaan Indonesia masih rendah. Hanya sampel perusahaan di

sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang memiliki nilai rata-rata debt to equity diatas

1. Perusahaan Indonesia yang memiliki karakteristik multinationality, tax haven dan tax

uncertainty, terbukti memiliki nilai rasio utang terhadap modal yang lebih tinggi daripada

perusahaan yang tidak memiliki karakteristik tersebut. Akan tetapi, perusahaan Indonesia yang

beroperasi di luar negeri, dan dikenakan tarif pajak efektif yang lebih tinggi dari tarif pajak

badan umum yaitu 20%, ternyata memiliki rata-rata debt to equity yang lebih rendah

dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki kedua karakteristik di atas.

Perusahaan yang memiliki karakter multinationality, memanfaatkan tax haven serta yang

dikenakan pajak dengan tarif tinggi memiliki nilai rasio utang terhadap modal lebih tinggi

dibandingkan perusahaan lain. Hal ini menunjukkan bahwa karakter multinationality dan tax

haven memberi insentif bagi perusahaan untuk melaksanakan praktik thin capitalization, dengan

memanfaatkan perbedaan tarif diantara yurisdiksi perpajakan untuk memperoleh keuntungan

pengurangan pajak maksimal dalam grup perusahaan. Perusahaan yang mengungkapkan risiko

uncertain tax exposure serta memiliki level eksposur luar negeri yang tinggi memiliki posisi thin

capitalization yang lebih rendah.

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk pemerintah dalam

menyusun peraturan terkait thin capitalization rules yang tepat dan andal. Selain itu penelitian

23

Page 24: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

ini juga dapat digunakan oleh investor untuk mengerti insentif perusahaan dalam melakukan

praktik thin capitalization sehingga dapat membuat keputusan investasi yang lebih andal di masa

depan. Yang terakhir, penelitian ini berguna untuk meningkatkan awareness perusahaan

mengenai risiko legal yang dihadapi perusahaan saat melaksanakan praktik thin capitalization

yang berlebihan.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang diharapkan dapat disempurnakan di

penelitian selanjutnya. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain sampel penelitian ini masih

menggunakan data sekunder yang diungkapkan oleh perusahaan publik di Indonesia. Data

perusahaan privat masih dikecualikan dari penelitian ini. Selanjutnya, model penelitian ini masih

memiliki masalah multikolinearitas dan autokorelasi jika dianalisis dengan regresi Ordinal Least

Square. Oleh sebab itu terdapat beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian

selanjutnya, antara lain memakai sampel penelitian dari perusahaan privat agar hasilnya dapat

dibandingkan dengan penelitian yang memakai sampel perusahaan publik, dan melakukan

analisis determinan praktik thin capitalization dengan menggunakan sampel dari negara ASEAN

lainnya.

24

Page 25: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

DAFTAR REFERENSI

Andreoni. J., Erard. B., & Feinstein. J. (1998). Tax Compliance. Journal of Economic Literature, 36, 818-860Annuar. H. A., S. I. (2014). Corporate Ownership, Governance, and Tax Avoidance: An Interactive Effects.

Procedia - Social and Behavioral Sciences 164, 150-160.Beuselinck, C., Buysschaert, A., & Deloof, M. (2005). Business groups, taxes and earnings management. Paper

prepared for the European Accounting AssociationChowdry, B., & Coval, J. (1998). Internal Financing of Multinational Subsidiaries: Debt vs Equity. Journal of

Corporate Finance, 87-105.Dahlby, B. (2008). Taxation of Inbound direct investment: Economic principles and tax policy considerations.

Research report prepared for the Advisory Panel on Canada’s System of International Taxation.Daily Mail (2010). The Greatest Tax Heist. 17 December.Deesomsak, R. (2015, June 7). Corporate Financing Decisions: Evidence from the Asia Pacific Region. Retrieved

from Durham E-Theses Online: http:e-theses.dur.ac.uk/2667Desai, & Dharmapala, D. (2006). Corporate tax avoidance and high-powered incentives. Journal of Financial

Economics, 79(1), 145–179.Desai, & Dharmapala, D. (2007). Taxation and corporate governance: An economic approach. In Taxation and

Corporate Governance Conference, Munich, 2007Desai, M. A., Foley, C. F., & Hines, J. R. (2004). A multinational perspective on capital structure choice and

internal capital markets. Journal of Finance, 59, 2451–2487.Desai, M., Foley, C. F., & Hines, J. R. (2006). The demand for tax haven operations. Journal of Public Economics,

90, 513–531.Dharmapala, D., & Riedel, N. (2011). Earnings shocks and tax-motivated income-shifting: Evidence from European

multinationals. Working Paper 1101, Oxford University, Centre of Business Taxation.Dumbar, Amy., Higgins, Danielle., Phillips, John., Plesko, George. (2010). What do measures of tax aggresiveness

measure?. Proceedings of the National Tax Association Annual Conference on Taxation, 18-26.Dyreng, S., Hanlon, M., & Maydew, E. (2008). Long-run corporate tax avoidance. The Accounting Review, 83(1),

61–82.Dyreng, S., & Lindsey, B. P. (2009). Using financial accounting data to examine the effect of foreign operations

located in tax havens and other countries on U.S. multinational firms’ tax rates. Journal of Accounting Research, 47(5), 1283–1316.

Dyreng. S., H. M. (2014). Rolling the Dice: When Does Tax Avoidance Results in Tax Uncertainty?Graham, J. R., & Harvey, C. R. (2001). The theory and practice of corporate finance: Evidence from the field.

Journal of Financial Economics, 60(2), 187–243.Graham, J. R., & Tucker, A. (2006). Tax shelters and corporate debt policy. Journal of Financial Economics, 81,

563–594.Hanlon, M., Mills, L., & Slemrod, J. (2005). An empirical examination of corporate tax noncompliance. Working

Paper 1025, University of Michigan, University of Texas.Hanlon, M., & Slemrod, J. (2009). What does tax aggressiveness signal? Evidence from stock price reactions to

news about tax shelter involvement. Journal of Public Economics, 93(1/2), 126–141.Hanlon, Michelles., & Heitzman, Shane. (2010). A review of tax research. Journal of Accounting and Economics,

50 (203), 127-178.Huizinga, H., Laeven, L., & Nicodeme, G. (2008). Capital structure and international debt shifting. Journal of

Financial Economics, 88, 80–118.Hundal. S (2011). Why tax avoidance is among the biggest issues of our generation. Liberal Conspiracy. Retrieved

from http://www.liberalconspiracy.orgLietz, G. (2014). Determinants and Consequences of Corporate Tax Avoidance. University of Munster: Institute of

Accounting and Taxation.Mills, L. F., & Newberry, K. J. (2004). Do foreign multinationals’ tax incentives influence their U.S. income

reporting and debt policy? National Tax Journal, 57(1), 89–107.Mintz, J., & Weichenrieder, A. (2005). Taxation and the financial structure of German outbound FDI. CESIFO

Working Paper no. 1612.Modigliani, F., & Miller, M. (1963). Corporate Income Taxes and the Cost of Capital: A Correction. American

Economic Review, 53, 443-443.OECD. (2012). Thin Capitalisation Legislation: A Background Paper of Country Tax Administrations. 3-8.

25

Page 26: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Rego, S. O. (2003). Tax-avoidance activities of U.S. multinational firms. Contemporary Accounting Research, 20(4), 805–833.

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Direktorat Jenderal Pajak. Jakarta.

Taylor, G., Richardson. G. (2013). The determinants of thinly capitalizaed tax avoidance structures: Evidence from Australian Firms. Journal of International Accounting, Auditing and Taxation, 22, 12-25.

Taylor, G., Tower, G., & Van der Zahn, M. (2010). The influence of international taxation structures on corporate financial disclosure patterns. Accounting Forum, 35, 32-46.

Uadiale, O.M., Fagbemi. T. O., & Ogunleye. J. O. (2010). An empirical study of the relationship between culture and personal income tax evasion in Nigeria. European Journal of Economics, Finance and Administrative Services, 20, 116-126

Wahab, S. N. (2014). The Determinants of Capital Structure: An Empirical Investigation of Malaysian Listed Government Linked Companies. International Journal of Economics and Financial Issues Vol. 4 No. 4, 930-945

26

Page 27: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Lampiran 1

Analisis Deskriptif

Variable N Mean Std. Dev Minimum MaximumTHINCAP 968 0.783 1.038 0 12.257MULTI 968 0.281 0.450 0 1TAXHAV 968 0.073 0.261 0 1UNCERT 968 0.107 0.310 0 1FOR 968 0.117 0.250 0 1ETR 968 0.246 0.515 -7.917 8.268SIZE 968 21.270 1.693 14.509 26.089CINT 968 0.488 0.471 0.0001 7.552MKTBK 968 2.621 3.025 0 22.06ROA 968 0.100 0.520 -9.138 9.209CR 968 2.078 2.116 0.153 29.016INVINT 968 0.180 0.186 0 1.351

27

Page 28: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Lampiran 2

Perbandingan Posisi Thin Capitalization Perusahaan Indonesia dengan Karakteristik Tertentu

MULTI TAXHAV UNCERT FOR ETR0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

Dummy Var 1 Dummy Var 0

Definisi variabel: THINCAP = rasio antara total interest-bearing liabilities dibandingkan dengan total ekuitas; MULTI = dummy variable, angka “1” untuk perusahaan yang setidaknya memiliki 1 anak perusahaan yang berkedudukan di luar Indonesia, dan “0” untuk perusahaan Indonesia yang tidak memiliki anak perusahaan di luar negeri; TAXHAV = dummy variable, angka “1” untuk perusahaan yang setidaknya memiliki 1 anak perusahaan yang berkedudukan di negara berstatus tax haven, dan “0” untuk perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan di negara tax haven; UNCERT = dummy variable; angka “1” untuk perusahaan yang mengeluarkan pernyataan mengenai kesulitan yang dihadapinya dalam mengestimasi kewajiban pajak, dan “0” untuk perusahaan yang tidak mengeluarkan pernyataan tersebut; FOR = dummy variable; angka “1” untuk perusahaan yang memiliki penjualan ekspor, dan “0” untuk perusahaan Indonesia yang hanya memiliki penjualan lokal; ETR = dummy variable; angka “1” untuk perusahaan yang memiliki nilai effective tax rate diatas 20%, dan “0” untuk perusahaan Indonesia yang memiliki nilai effective tax rate dibawah 20%.

28

Page 29: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Lampiran 3

Hasil Korelasi PearsonTHINCAP MULTI TAXHAV UNCERT FOR ETR SIZE CINT MKTBK ROA CR INVINT

THINCAP 1MULTI 0.076** 1TAXHAV 0.091*** 0.432*** 1UNCERT 0.104*** 0.102*** 0.146*** 1FOR -0.002 0.080** 0.103*** 0.026 1ETR 0.014 -0.084*** -0.037 0.012 -0.001 1SIZE -0.04 0.392*** 0.342*** 0.116*** 0.068** 0.041 1CINT -0.014 0.026 0.014 -0.026 0.062* 0.095** 0.077** 1MKTBK 0.087*** 0.037 0.029 0.114*** -0.098***-0.035 0.084*** 0.11*** 1ROA -0.084** 0.056* -0.006 0.003 0.007 -0.007 0.039 -0.058* 0.060* 1CR -0.233*** -0.085*** -0.04 -0.06* 0.028 -0.032 -0.072** -0.155*** -0.023 0.06* 1INVINT 0.013 -0.189*** -0.147*** -0.019 0.072** 0.005** -0.123*** -0.209*** -0.013 0.013 0.018 1

Definisi Variabel: Lihat Model PenelitianN = 968 untuk seluruh variabel.Nilai P>|t| menggunakan metode one-tailed untuk hipotesis yang memiliki arah, dan two-tailed untuk hipotesis lainnya.*Signifikan di level 10%**Signifikan di level 5%***Signifikan di level 1%

29

Page 30: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Lampiran 4

Hasil Regresi General Least Sqare dengan Modifikasi

Variable Predicted Sign THINCAP Z P>|z|Intercept ? 3.429 4.18 0.000***MULTI + 0.103 3.65 0.000***TAXHAV + 0.347 -1.36 0.000***UNCERT + -0.042 -3.04 0.087*FOR + -0.195 5.04 0.001***ETR + 0.099 -12.81 0.000***SIZE + -0.123 -14.79 0.000***CINT + -0.364 19.43 0.000***MKTBK ? 0.068 -1.94 0.000***ROA ? -0.077 -6.68 0.053*CR - -0.041 -2.26 0.000***INVINT - -0.129 17.35 0.012**

Prob > chi2 0.0000

N 968

30

Page 31: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Lampiran 5

Hasil Analisis Sensitivitas – Multinationality

31

Page 32: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

_cons 2.48685 .2112224 11.77 0.000 2.072862 2.900839 invint .0121421 .0446051 0.27 0.785 -.0752823 .0995665 cr -.0497361 .0068179 -7.29 0.000 -.0630989 -.0363733 roa -.0859995 .0358784 -2.40 0.017 -.1563198 -.0156791 mktbk .0617424 .0041834 14.76 0.000 .0535431 .0699416 cint -.3409213 .0264552 -12.89 0.000 -.3927724 -.2890701 size -.0793155 .0097975 -8.10 0.000 -.0985182 -.0601129 multi .0977014 .0265995 3.67 0.000 .0455673 .1498355 thincap Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

Prob > chi2 = 0.0000 Wald chi2(7) = 550.74Estimated coefficients = 8 Time periods = 4Estimated autocorrelations = 1 Number of groups = 242Estimated covariances = 242 Number of obs = 968

Correlation: common AR(1) coefficient for all panels (0.7367)Panels: heteroskedasticCoefficients: generalized least squares

Cross-sectional time-series FGLS regression

Lampiran 6

Hasil Analisis Sensitivitas - Tax Haven

32

Page 33: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

_cons 3.514405 .1560911 22.52 0.000 3.208472 3.820338 invint -.0967498 .0493329 -1.96 0.050 -.1934405 -.0000591 cr -.0435298 .0056965 -7.64 0.000 -.0546949 -.0323648 roa -.0644795 .0327604 -1.97 0.049 -.1286887 -.0002703 mktbk .0753736 .0021972 34.30 0.000 .0710671 .0796801 cint -.3679216 .0196649 -18.71 0.000 -.406464 -.3293792 size -.1255456 .0073027 -17.19 0.000 -.1398587 -.1112326 taxhav .3687003 .0910643 4.05 0.000 .1902175 .5471831 thincap Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

Prob > chi2 = 0.0000 Wald chi2(7) = 11434.64Estimated coefficients = 8 Time periods = 4Estimated autocorrelations = 1 Number of groups = 242Estimated covariances = 242 Number of obs = 968

Correlation: common AR(1) coefficient for all panels (0.7979)Panels: heteroskedasticCoefficients: generalized least squares

Cross-sectional time-series FGLS regression

Lampiran 7

Hasil Analisis Sensitivitas - Tax Uncertainty

_cons 2.798853 .1769656 15.82 0.000 2.452007 3.145699 invint -.1862692 .0565677 -3.29 0.001 -.2971399 -.0753985 cr -.0464452 .0060965 -7.62 0.000 -.0583941 -.0344963 roa -.0688891 .033699 -2.04 0.041 -.1349379 -.0028402 mktbk .0688853 .0032465 21.22 0.000 .0625224 .0752483 cint -.3599687 .0243387 -14.79 0.000 -.4076718 -.3122656 size -.0892473 .0085707 -10.41 0.000 -.1060455 -.072449 uncert -.0634415 .0281599 -2.25 0.024 -.118634 -.0082491 thincap Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

Prob > chi2 = 0.0000 Wald chi2(7) = 1363.67Estimated coefficients = 8 Time periods = 4Estimated autocorrelations = 1 Number of groups = 242Estimated covariances = 242 Number of obs = 968

Correlation: common AR(1) coefficient for all panels (0.7669)Panels: heteroskedasticCoefficients: generalized least squares

Cross-sectional time-series FGLS regression

33

Page 34: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Lampiran 8

Hasil Analisis Sensitivitas – Foreign Exposure

_cons 1.950391 .21773 8.96 0.000 1.523648 2.377134 invint -.0691256 .0686749 -1.01 0.314 -.2037259 .0654747 cr -.0482809 .0064323 -7.51 0.000 -.060888 -.0356739 roa -.0709349 .0336519 -2.11 0.035 -.1368913 -.0049784 mktbk .0626337 .0039157 16.00 0.000 .054959 .0703084 cint -.2818195 .028591 -9.86 0.000 -.3378568 -.2257822 size -.053686 .0101331 -5.30 0.000 -.0735466 -.0338254 for -.1687264 .0611589 -2.76 0.006 -.2885957 -.0488572 thincap Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

Prob > chi2 = 0.0000 Wald chi2(7) = 459.03Estimated coefficients = 8 Time periods = 4Estimated autocorrelations = 1 Number of groups = 242Estimated covariances = 242 Number of obs = 968

Correlation: common AR(1) coefficient for all panels (0.7959)Panels: heteroskedasticCoefficients: generalized least squares

34

Page 35: 3.2 · Web viewBagian 3 membahas lebih detil mengenai metode pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian. Bagian 4 menjabarkan analisis dari hasil

Lampiran 9

Hasil Analisis Sensitivitas – Effective Tax Rate

_cons 2.651752 .196841 13.47 0.000 2.265951 3.037553 invint -.1234413 .0585765 -2.11 0.035 -.2382492 -.0086334 cr -.04589 .0066011 -6.95 0.000 -.058828 -.0329521 roa -.0835813 .0382937 -2.18 0.029 -.1586357 -.008527 mktbk .0693327 .0034083 20.34 0.000 .0626524 .0760129 cint -.3333251 .0283251 -11.77 0.000 -.3888414 -.2778089 size -.0861581 .0093333 -9.23 0.000 -.1044511 -.0678651 etr .0878671 .0178863 4.91 0.000 .0528106 .1229236 thincap Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

Prob > chi2 = 0.0000 Wald chi2(7) = 789.26Estimated coefficients = 8 Time periods = 4Estimated autocorrelations = 1 Number of groups = 242Estimated covariances = 242 Number of obs = 968

Correlation: common AR(1) coefficient for all panels (0.7770)Panels: heteroskedasticCoefficients: generalized least squares

35